Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1, No.

6, Desember 2017: 356 - 360


ISSN 1410 – 5675

SOSIALISASI TEKNIK BUDIDAYA KELAPA SAWIT BERBASIS


PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN

Mira Ariyanti, M. Arief Soleh dan Intan Ratna Dewi

Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran.


Jl. Raya Bandung- Sumedang km.21, Jatinangor, Jawa Barat, Indonesia

ABSTRAK. Perkebunan kelapa sawit yang dikelola masyarakat Desa Wargaluyu,


Kecamatan Tanjung Medar, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat merupakan potensi
daerah yang perlu disoroti untuk dikembangkan. Kelapa sawit merupakan komoditi
perkebunan yang cukup menjanjikan, mengingat bahwa komoditi ini akan
menghasilkan peningkatan pendapatan petani apabila dikelola dengan baik sesuai
dengan teknik budidaya yang benar. Hal ini didukung dengan adanya sebagian
masyarakat desa Desa Wargaluyu yang memanfaatkan lahan miliknya dengan
menanam kelapa sawit. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan petani
dalam teknik budidaya yang tepat untuk usaha pertanaman kelapa sawit, peningkatan
pendapatan petani dengan melakukan kegiatan pengusahaan tanaman kelapa sawit
sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupan petani secara keseluruhan dan
berkesinambungan, terwujudnya perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dengan
penerapan teknik budidaya yang berwawasan lingkungan. Secara umum metode
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan meliputi : penyuluhan, pendampingan, dempot
dan pelatihan. Komponen yang diukur adalah peningkatan pengetahuan petani kelapa
sawit mengenai teknik budidaya kelapa sawit secara berkelanjutan, parameter
pertumbuhan tanaman kelapa sawit di demplot yang telah ditentukan. Hasil yang
diperoleh adalah peningkatan pengetahuan petani kelapa sawit melalui penyuluhan
yang diadakan. Pertumbuhan tanaman kelapa sawit sampai dengan 8 MSP pada
demplot belum menunjukkan perbedaan nyata antara tanaman yang
2
Sosialisasi Teknik Budidaya Kelapa Sawit Berbasis Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan
dipupuk dengan pupuk organik (kompos dan urin kambing) dengan yang dipupuk
dengan pupuk anorganik (pupuk majemuk NPK). Aplikasi pupuk organik perlu terus
diupayakan keberlanjutannya untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik
sebagai langkah awal dalam mewujudkan perkebunan kelapa sawit yang
berkelanjutan.

Kata kunci: teknik budidaya, perkebunan kelapa sawit, berkelanjutan

ABSTRACT. Oil palm plantation managed by the village community Wargaluyu


, Tanjung Medar , Sumedang district , West Java is a potential areas which need
to be highlighted to be developed. Oil palm plantation company that has a
promising is a commodity , given that this sector will produces increased the
income of farmers if well managed in accordance with the technique of
cultivation that right. This is supported by the presence of some community
members village Wargaluyu who use their own land with oil palm. The purpose
of the program were to improve knowledge farmer’s in agronomic practices to
venture oil palm plantations, the increase in income producers and commercial
operation by a business activities in defiance of oil palm so can increase living
standard of farmers as a whole and sustainable, the formation of a oil palm
plantation sustained by the application of the agronomic practises that
environmentally sound. In general method activities conducted include:
counseling, assistance, demonstration plots and training. Components measured
is increased knowledge farmers palm oil on agronomic practice of oil palm
sustainably, parameter the growth of oil palm in demonstration plots
appointed.The results is increased knowledge farmers oil palm on extension that
held. The growth of oil palm up to 8 WAT (week after treatment) in
demonstration plot has not shown a real difference between plant fertilized with
organic fertilizers (compost and urine goats) with who fostered with fertilizers
inorganic (fertilizer compound). Application organic fertilizers need to
continuously tries to reduce its use of fertilizer inorganic as a first step to
achieve oil palm plantation sustainable.
3
Sosialisasi Teknik Budidaya Kelapa Sawit Berbasis Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan

PENDAHULUAN

Kelapa sawit (Elaeis


satu komoditas tanaman perkebunan
guineensis Jacq.) merupakan salah
andalan Indonesia. Kelapa sawit
4
Sosialisasi Teknik Budidaya Kelapa Sawit Berbasis Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan

mampu menyumbang devisa terbesar sehingga minyak kelapa sawit ini


bagi Indonesia. Produksi kelapa sawit banyak dijadikan sebagai bahan baku
Indonesia saat ini juga menempati utama olahan minyak nabati
urutan pertama yaitu sebesar (Balitbangtan, 2008). Bagian dari
29.278.200 ton dan diikuti oleh kelapa sawit yang dimanfaatkan
Malaysia sebesar 19.667.016 ton sebagai bahan baku berbagai produk
pada tahun 2014 (FAO, 2016). turunan berasal dari CPO (crude
Peningkatan produksi kelapa sawit di palm oil) atau minyak sawit mentah
Indonesia ini dipengaruhi oleh yang terdapat pada buah kelapa sawit.
pertambahan luas lahan kelapa sawit Minyak sawit yang dihasilkan di
yang dari tahun ke tahun terus Indonesia pada umumnya dalam
mengalami peningkatan (Nasution bentuk minyak sawit mentah atau
dkk., 2014). Pada tahun 2010 luas CPO (crude palm oil) dan minyak inti
lahan perkebunan kelapa sawit di sawit atau PKO (palm kernel oil).
Indonesia 8.385.394 ha dengan Nilai CPO saat ini mencapai 712.50
produksi 21.958.120 ton, mengalami US$/ ton, sedangkan PKO mencapai
peningkatan pada tahun 2014 menjadi 1290 US$/ton (Badan Pengelola
10.754.801 ha dengan produksinya Dana Perkebunan Kelapa Sawit,
29.278.189 ton, yang mana luasan 2015). Kelapa sawit merupakan
tersebut terdiri dari komoditi perkebunan yang
4.422.365 ha perkebunan rakyat, menjanjikan untuk dikembangkan,
5.603.414 ha perkebunan swasta dan mengingat bahwa komoditi ini
menghasilkan peningkatan
729.022 ha perkebunan milik negara
pendapatan petani apabila dikelola
(Dirjenbun, 2015). Kelapa sawit
dengan baik sesuai dengan teknik
merupakan tanaman yang memiliki
budidaya yang benar. Hal ini terlihat
kandungan minyak nabati yang tinggi
dengan adanya sebagian masyarakat
persatuan luasnya yang melebihi
desa Desa
tanaman penghasil minyak lainnya,
5
Sosialisasi Teknik Budidaya Kelapa Sawit Berbasis Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan

Wargaluyu yang memanfaatkan lahan dan air di kebun kelapa sawit


miliknya dengan menanam kelapa menghasilkan. Kelompok tani kelapa
sawit. Kenyataan di lapangan lahan- sawit akan dipandu dengan
lahan yang ditanami kelapa sawit penyuluhan secara simultan dengan
tidak dikelola dengan baik sehingga menjelaskan konsep-konsep penting
dapat dipastikan nilai manfaat kelapa dalam pertanaman kelapa sawit
sawit tidak dapat dirasakan oleh dilengkapi dengan dengan konsep
masyarakat setempat khususnya perkebunan kelapa sawit
petani kelapa sawit yang berkelanjutan. Penyuluhan dibarengi
mengusahakannya. Hal ini dengan kegiatan demplot pertanaman
disebabkan kurangnya pengetahuan kelapa sawit TBM (tanaman belum
teknik budidaya kelapa sawit yang menghasilkan) yang diperlakukan
baik dalam mengusahakan pemberian pupuk organik berupa
pertanaman kelapa sawit sehingga kompos dan pupuk yang berasal dari
program yang akan dilaksanakan urin ternak kambing. Tanaman
diharapkan menjadi serapan ilmu kelapa sawit berumur 7 bulan, 10
khususnya bagi petani kelapa sawit bulan dan
dalam menindaklanjuti pertanaman 16 bulan. Panduan teknik budidaya
kelapa sawit yang telah dilakukan. kelapa sawit diberikan pada
Selain itu petani kelapa sawit akan kelompok tani berupa buku saku
dibekali dengan pandangan baru sehingga dapat menjadi
yaitu bagaimana melakukan pegangan dalam
pertanaman kelapa sawit secara membudidayakan kelapa sawit secara
berkelanjutan dengan memperhatikan mandiri.
aspek lingkungan salah satunya METODE
adalah dengan menanam tanaman
Metode pelaksanaan kegiatan
penutup tanah sebagai usaha
meliputi: penjajagan dan survey
konservasi tanah
wilayah dengan melakukan dialog
dengan kepala desa untuk
mengetahui
6
Sosialisasi Teknik Budidaya Kelapa Sawit Berbasis Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan

persoalan yang umum dihadapi oleh tanaman yang diperoleh dianalisis


petani kelapa sawit di Desa secara statistika dengan uji F.
Wargaluyu pada khususnya, Informasi mengenai peningkatan
penyuluhan yang dilakukan dengan pengetahuan petani kelapa sawit
jalan memaparkan dan membagikan diperoleh dengan menyebarkan
paket materi (pedoman pelatihan) kusioner dan dianalisis secara
dalam bentuk buku saku, praktek deskriptif.
lapangan, dengan pembuatan sebuah HASIL DAN PEMBAHASAN
demplot untuk membuat model
Perkembangan program pengabdian
pertanaman tanaman kelapa sawit
kepada masyarakat oleh dosen
(tanaman belum menghasilkan) yang
(PPMD) yang telah dilakukan
selanjutnya akan dijadikan contoh
sementara ini sampai pada tahap
untuk aplikasi skala lahan lebih luas,
pemberian informasiinformasi
menerapkan teknik pertanaman
penting terkait pertanaman kelapa
kelapa sawit berkelanjutan dengan
sawit berkelanjutan dengan
mengaplikasikan pupuk organik
memanfaatkan bahan-bahan alami
berupa kompos dan urin ternak
terutama untuk pemupukan.
kambing khususnya di areal tanaman
Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan
belum menghasilkan (TBM),
menanam bibit kelapa sawit berumur
pengamatan tingkat keberhasilan
7 bulan, 10 bulan dan 16 bulan di
kegiatan : hasil kegiatan ini didata
lahan perkebunan kelapa sawit milik
setiap 2 minggu sekali dengan
petani, selanjutnya diterapkan
melakukan monitoring di lahan
pembuatan demplot tanaman. Pada
demplot dengan pengamatan
tahap penjajagan dan survey lokasi
terhadap komponen pertumbuhan
didapat informasi bahwa perkebunan
tanaman kelapa sawit meliputi tinggi
kelapa sawit yang diusahakan telah
tanaman dan jumlah daun. Data
berumur 8 tahun (tahun tanam 2009)
pertumbuhan
7
Sosialisasi Teknik Budidaya Kelapa Sawit Berbasis Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan

dan sudah beberapa kali panen kuat untuk berhasilnya suatu


dimana hasil panennya berupa TBS program. Hal ini menjadi tantangan
sudah beberapa kali terjual dan tersendiri untuk lebih memberikan
didistribusikan ke perusahaan input-input positif dan peluang-
perkebunan kelapa sawit. Tingkat peluang yang dapat meningkatkan
produktivitas tanaman tampaknya motivasi individual petani.
belum diperhitungkan secara detail Diperlukan usaha untuk lebih
sehingga belum didapat informasi menggiatkan transfer hasil riset dari
terkait produktivitas yang telah perguruan tinggi khususnya yang
dicapai di daerah tersebut. terkait dengan teknik budidaya
Berdasarkan data hasil kuesioner tanaman kelapa sawit. Sebagian besar
masyakat setempat, produksi TBS mata pencaharian masyarakat petani
sebesar 25 kg/pohon, apabila Wargaluyu adalah sebagai petani
diperhitungkan dalam luasan hektar dengan komoditas unggulan berupa
(ha) maka produksi TBS desa padi dan palawija. Mereka menanam
Wargaluyu mencapai 3,6 ton/ha tanaman kelapa sawit untuk
dengan asumsi jarak tanam yang meningkatkan pendapatan mengingat
digunakan 9 m x 9 m dan jumlah bahwa kelapa sawit merupakan
populasi kelapa sawit adalah 143 tanaman tahunan yang baru dapat
tanaman/ha. Tingkat produksi ini menghasilkan setelah tanaman
masih jauh dibawah angka produksi berumur 36 bulan sehingga tidak
kelapa sawit optimal yaitu sekitar 25- dapat diharapkan sebagai sumber
30 ton/ha/tahun. Pengusahaan pendapatan utama. Pengusahaan
pertanaman kelapa sawit di desa tanaman kelapa sawit akan
Wargaluyu masih secara individual, menjanjikan apabila aspek budidaya
belum tampak adanya motivasi yang dan aspek sosial pemasarannya
kuat yang seharusnya menjadi modal berjalan baik yang pada akhirnya
dapat dijadikan sumber pendapatan.
8
Sosialisasi Teknik Budidaya Kelapa Sawit Berbasis Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan

Disamping itu petani setempat tinggi bagi petani kelapa sawit


tertarik untuk membudidayakan setempat. Petak demplot yang
kelapa sawit karena tanaman ini dilaksanakan pada kegiatan ini oleh
dapat diusahakan pada lahan-lahan petani akan dipertahankan sebagai
dengan kondisi tanah yang beragam. petak contoh bagi kelompok tani
Misalnya tanah yang kurang subur, lainnya. Pada demplot ini ditanam
lahan marginal, lahan bekas tanaman kelapa sawit berumur 7 bulan, 10
lain dan jenis lahan lainnya. Adanya bulan dan 16 bulan. Kelapa sawit
kegiatan pengabdian pada ditanam dengan jarak tanam yang
masyarakat yang dilakukan untuk dianjurkan yaitu 9 m x 9 m,
mengkaji mengenai teknik budidaya mengingat selama ini jarak tanam
kelapa sawit merupakan kegiatan yang diterapkan belum tepat yaitu 4
yang sangat diperlukan oleh mx6
masyarakat setempat. Hal ini m. Perlakuan berupa pemupukan
terlihatnya adanya antusiasme dengan pupuk anorganik dan pupuk
masyarakat yang menghadarapkan organik (urin kambing, kompos).
adanya kegiatan serupa yang Pada demplot ini akan dilihat
dilakukan setiap 4 bulan sekali. bagaimana pertumbuhan tanaman
Kegiatan pelaksanaan teknik kelapa sawit yang diberi pupuk
budidaya tanaman yang baik bagi anorganik dan pupuk organik dengan
tanaman kelapa sawit dan penerapan tujuan untuk melihat sejauh mana
teknik pertanaman berbasis penerapan pupuk organik sehingga
perkebunan kelapa sawit dampaknya akan sama atau lebih
berkelanjutan akan terus dilakukan dibandingkan penggunaan pupuk
oleh petani sehingga diharapkan anorganik. Harapan jangka panjang
terwujudnya perkebunan kelapa sawit adalah penerapan pupuk organik
rakyat yang berkelanjutan yang dapat tetap dilakukan untuk
menciptakan nilai jual produk yang menunjang terwujudnya pertanaman
9
Sosialisasi Teknik Budidaya Kelapa Sawit Berbasis Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan

kelapa sawit berkelanjutan. lingkungan mempengaruhi terhadap


Dilakukan monitoring berkala untuk proses fotosintesis pada daun sebagai
melihat pertumbuhan kelapa sawit organ penghasil fotosintat. Barker
yang ditanam dengan jarak tanam dan Pilbeam (2007) menyatakan
yang tepat ditambah dengan kegiatan bahwa pembentukkan fotosintat
pemeliharaan tanaman yang telah didukung oleh berbagai faktor seperti
disampaikan pada kegiatan klorofil, cahaya, dan CO2.
penyuluhan awal. Komponen Ketersediaan fotosintat akan memacu
pertumbuhan yang diamati dan pertumbuhan vegetatif tanaman (akar,
diukur yaitu tinggi tanaman dan batang, daun), meningkatkan jumlah
jumlah daun yang dilaku kan setiap 2 dan ukuran organ tanaman serta
minggu sekali. Laju pertumbuhan sebagai sumber energi bagi tanaman.
tanaman yang maksimal dapat Pemupukan dengan pupuk organik
diperoleh apabila terdapat cukup dirasa akan memberikan pengaruh
banyak daun dalam tajuk untuk yang sama baiknya dengan
menyerap sebagian besar radiasi pemupukan dengan pupuk anorganik
matahari yang jatuh ke atas tajuk sehingga dalam hal ini pemakaian
tanaman (Gardner et al. 1991). pupuk organik sangat dianjurkan
Semakin banyak jumlah daun maka untuk mengimbangi atau
akan meningkatkan menggantikan pupuk anorganik.
kemampuan daun untuk Penting untuk ditindaklanjuti dalam
berfotosintesis. Kelapa sawit yang penerapannya pada kegiatan
ditanam memperlihatkan pemupukan yang dilakukan petani
pertumbuhan jumlah daun sebanyak kelapa sawit di Desa Wargaluyu
1 helai daun setiap bulannya. terutama kelompok tani Sawargi
Menurut Verheye (2011), daun dalam rangka mewujudkan
kelapa sawit setiap bulan muncul satu pertanaman kelapa sawit
daun sampai bibit berusia 6 bulan.
Keadaan
10
Sosialisasi Teknik Budidaya Kelapa Sawit Berbasis Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan

berkelanjutan dan berwawasan meningkatkan kandungan hara tanah


lingkungan. Pemberian kompos dan merupakan perekat yang dapat
meningkatkan kandungan C-organik, memperbaiki struktur tanah (Wigati
N-total tanah, Ca, Mg, K, Cu dan Zn dan Syukur, 2006). Perencanaan
tanah secara signifikan (Calvino et al, jangka panjang yaitu dapat
2009), sehingga sumber hara untuk terfasilitasinya keberlanjutan
tanaman meningkat, dan dapat program sampai dengan
meningkatkan pertumbuhan tanaman tanaman menghasilkan
(Departemen Pertanian, 2006). Hal sehinggan indikator keberhasilan
ini berpengaruh baik terhadap dapat ditinjau dari aspek produksi
keadaan tanah di lokasi setempat kelapa sawit yang ditunjang dengan
dengan dibiasakannya pemupukan penanganan pasca panen kelapa sawit
dengan pupuk organik. Hasil yang tepat dan bernilai guna bagi
penelitian Morgan et al (2005) masyarakat setempat. Keterlibatan
menyatakan bahwa pemberian dosis kegiatan KKNM (kuliah kerja nyata
pupuk kimia yang tinggi atau mahasiswa) dalam kegiatan ini akan
melebihi dosis anjuran dapat memberikan nilai tambah bagi
menurunkan populasi keragaman pendampingan indikator keberhasilan
mikroba. Unsur hara menjadi sangat program ini dimana mahasiswa akan
tersedia bagi tanaman pada diminta berperan aktif dalam
pemberian pupuk dosis tinggi penyampaian ilmu kepada
sehingga kondisi ini akan masyarakat petani secara langsung.
menghambat aktivitas dan kehidupan Selanjutnya mahasiswa mampu
mikroba, sehingga mikroba yang membaur dalam kegiatan pertanian
berperan dalam mineralisasi senyawa lain, mampu membuat inovasi
organik akan berkurang populasinya lainnya khususnya dalam teknik
(Morgan et al., 2005). Pupuk organik budidaya kelapa sawit sehingga
yang diberikan pada tanah dapat mampu menumbuhkan motivasi yang
tinggi
11
Sosialisasi Teknik Budidaya Kelapa Sawit Berbasis Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan

pada petani mengingat bahwa mahasiswa yang tercakup dalam


tanaman kelapa sawit cukup diminati kegiatan KKNM.
di daerah ini tapi petani setempat 3. Pertumbuhan tanaman kelapa sawit
belum banyak mengetahui lebih jauh sampai dengan 8 MSP belum
lagi manfaat dilakukannya teknik menunjukkan perbedaan nyata antara
budidaya kelapa sawit secara tanaman yang dipupuk dengan pupuk
berkelanjutan. Diperlukan setidaknya organik (kompos dan urin kambing)
2 orang mahasiswa yang memiliki dengan yang dipupuk dengan pupuk
dedikasi cukup untuk anorganik (pupuk majemuk NPK).
mengembangkan pertanaman kelapa Aplikasi pupuk organik perlu terus
sawit secara berkelanjutan. diupayakan keberlanjutannya sebagai
KESIMPULAN langkah untuk mengurangi
1. Masyarakat petani desa penggunaan pupuk anorganik sebagai
Wargaluyu khususnya kelompok tani langkah awal dalam mewujudkan
Sawargi sangat memerlukan perkebunan kelapa sawit yang
informasi dan keberlanjutan dari berkelanjutan.
program ini terkait dengan UCAPAN TERIMA KASIH
perwujudan pertanaman kelapa sawit
Penulis mengucapkan terima kasih
secara berkelanjutan.
kepada Universitas Padjadjaran yang
2. Diperlukan program
telah mendanai kegiatan Pengabdian
pendampingan agar indikator
Kepada Masyarakat ini melalui
keberhasilan program ini dapat
program PPMD Mono Tahun 2017
diketahui dengan memperhatikan
dan kepada masyarakat pertain kelapa
aspek ekologi dan sosial yang
sawit Desa Wargaluyu, Kecamatan
berkembang di kehidupan masyarakat
Tanjung Medar, Kabupaten
petani setempat, salah satunya dengan
Sumedang, Jawa Barat.
adanya keterlibatan
12
Sosialisasi Teknik Budidaya Kelapa Sawit Berbasis Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan

DAFTARPUSTAKA Interseption. Agron. J .94 : 975-980.


Aryadika, P., A. Kusumastuti, and
MSame. 2015. Pengaruh Pemberian
Serat Kelapa Sawit dan Urine Sapi Departemen Pertanian. 2006.
pada Pertumbuhan Bibit Kakao Peraturan Menteri Pertanian No 2.
(Theobroma cacao L .). AIP 3(2): Tahun 2006 tentang Pupuk Organik
135–144. dan Pembenah Tanah. Departemen
Pertanian. Jakarta.
Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit. 2015. Dirjenbun. 2015. Statistik
Panduan teknis tata cara pengajuan Perkebunan Indonesia 2014- 2016.
proposal lomba riset sawit. Jakarta: Direktorat Jendral
Online : Perkebunan. FAO. 2016.
http://fkm.unej.ac.id/ wp- FAOSTAT_data_6-1-2017.
content/uploads/2016/04/Panduan-
Available at
TeknisProposal-Riset-Sawit-
Mahasiswa-r.pdf (diakses pada http://www.fao.org/faostat/en/#data/
September 2017) QC. Dikases pada tanggal 1 Juni
2017.
Balitbangtan. 2008.
Teknologi Budidaya Kelapa Gardner, F. P., R. Brent Pearce,
Sawit. Roger L. Mitchell. 1991. Fisiologi
BUN/11/200. Bandar Lampung: Tanaman Budidaya. Diterjemahkan
Balai Besar Pengkajian dan oleh : Herawati Susilo. Penerbit
Pengembangan Teknologi Universitas Indonesia. Jakarta.
Pertanian. Calvino, A.
Cirilio, Andrade, Barbieri. 2009. Morgan, J. A. W., G. D. Bending &
Yield Respons to Narrow Rows P. J. White (2005). Biological costs
Depend on Increased Radiation and benefits to plant-microbe
13
Sosialisasi Teknik Budidaya Kelapa Sawit Berbasis Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan

interactions in the rhizosphere. J.


Exp. Bot., 56 (417), 1729-1739.

Nasution, S.H., C. Hanum, and J.


Ginting. 2014. Pertumbuhan Bibit
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) Pada Berbagai Perbandingan
Media Tanam Solid Decanter dan
Tandan Kosong Kelapa Sawit Pada
Sistem Single Stage. Online
Agroteknologi 2(2337): 691–701

Anda mungkin juga menyukai