Anda di halaman 1dari 673

Kata Pengantar

Ketua LPPM Universitas Jambi

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
sehingga Buku
Luaran Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas
Jambi tahun
2019 ini dapat diselesaikan. Buku luaran hasil penelitian dan PPM Universitas
Jambi ini merupakan kumpulan dari luaran hasil penelitian dan pengabdian
masyarakat yang dibuat oleh para dosen di lingkungan Universitas Jambi.
Buku ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca
sekaligus menjadi artefak sejarah penelitian dan pengabdian masyarakat yang
sudah dilakukan para dosen dilingkungan Universitas Jambi. Sekaligus menjadi
sumber referensi bagi ilmu pengetahuan, baik bagi Universitas Jambi sendiri
maupun peneliti lainnya di Indonesia dan dunia.
Terimakasih kami sampaikan kepada Rektor Universitas Jambi,
Direktur Pascasarjana, Dekan, para dosen, atas support dan partisipasnya
sehingga buku ini dapat diterbitkan. Terimakasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam penerbitan buku ini.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam buku ini,
untuk itu, kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat
diharapkan. Semoga buku ini dapat memberi maanfaat bagi bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Jambi, November 2020


Ketua,

Dr. Ade Octavia, SE., MM

iv
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Advokasi Percepatan Peremajaan Kelapa Sawit Di Kecamatan


Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Dompak Napitupulu, Elwamendri, Gina Fauzia


Fakultas Pertanian, Universitas Jambi
Email: dompakn@unja.ac.id

Abstrak
Tanaman kelapa sawit masih berperan penting dalam struktur perekonomian
baik daerah Provinsi Jambi maupun nasional. Tanaman kelapa sawit
yangsudah dikenalkan ke Provinsi Jambi untuk diusahakan secara komersil
pada awal tahun 1980’an telah banyak yang terkategori tua, rusak dan tidak
produktif lagi sehingga perlu segera diremajakan. Tujuan dari kajian ini
adalah mengidentifikasi kendala yang dihadapi petani rakyat dalam
melakukan peremajaan tanaman kelapa sawit tua atau rusak (TT/R) di
Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Metode yang
dilakukan adalah dengan melakukan peniruan melalui kunjungan dan
wawancara kepada petani rakyat yang telah berhasil melakukan peremajaan
kelapa sawit baik secara swadaya murni ataupun dengan memanfaatkan
fasilitas pemerintah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kendala yang
dihadapi petani kelapa sawit dalam meremajakan kelapa sawit tua, rusak dan
tidak produktif dapat diatasi dengan memanfaatkan dana peremajaan yang
telah disediakan oleh BPDPKS, mengantisipasi kehilangan pendapatan petani
selama proses peremajaan dengan melakukan pola tumpangsari yakni dengan
memanfaatkan lahan sawit yang diremajakan dengan menanam tanaman
pangan seperti padi gogo, jagung, atau tanaman hortikultura seperti
semangka, mengusahakan tanaman serei wangi yang disertai dengan proses
penyulingan dan atau mengusahakan ternak berupa ternak unggas atau
ruminansia kecil.

Kata Kunci: Advokasi, peremajaan, kelapa sawit, tumpang sari,

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Komoditas kelapa sawit masih merupakan alah satu komoditas penting dalam
menunjang perekonomian baik regional Provinsi Jambi maupun nasional
Indonesia. Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh
pemerintah Belanda pada tahun 1848, saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit
yang dibawa dari Mamitius dan kemudian ditanam di kebun Raya Bogor

1
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
(Surip, 2006). Diperkirakan karena kesesuaian iklim yang ditandai dengan
pertumbuhan yang baik di Kebun Raya Bogor serta permintaan akan minyak
sayur yang mulai membaik menyebabkan sejak tahun 1911 tanaman kelapa
sawit mulai dibudidayakan secara komersial. Pada tahun 1919, Indonesia
mengekspor minyak sawit sebesar 576 ton dan terus mengalami peningkatan
hingga empat tahun kemudian yakni pada tahun 1923 Indonesia mengekspor
minyak sawit sebesar 850 ton. Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan
kelapa sawit maju pesat sehingga bisa menggeser dominasi ekspor Negara
Afrika waktu itu.
Penanaman kelapa sawit pertama kali di Provinsi Jambi diperkirakan
tahun 1980. Tahun 1983/1984 mulai diusahakan oleh perusahaan negara
dengan melakukan penanaman di Sei Bahar, Bunut, Tanjung Lebar melalui
program transmigrasi. Prospek ekonomi kelapa sawit yang semakin membaik
menyebabkan tanaman ini semakin berkembang dan diusahakan bukan saja
lagi oleh perkebunan negara tetapi juga oleh swasta besar dan rakyat secara
swadaya hingga pada Tahun 2017, luas areal tanaman kelapa sawit telah
mencapai 1.039.921 Ha termasuk didalamnya yang diusahakan oleh sejumlah
210.684 keluarga petani swadaya yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten
di Provinsi Jambi.

Gambar 1. Luas Areal Perkebunan kelapa Sawit Provinsi Jambi Tahun 2017

Pola managerial usaha yang dilakukan oleh umumnya petani kelapa sawit
rakyat yang masih cenderung bersifat subsisten menyebabkan penumpukan
modal yang mereka lakukan menjadi sangat lemah yang bermuara pada
lambatnya dilakukan proses peremajaan tanaman kelapa sawit khususnya
oleh petani rakyat baik swadaya murni maupun eks-plasma di Provinsi Jambi.

2
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tujuan dan Manfaat


Penelitian aksi ini ditujukan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi
petani rakyat dalam melakukan peremajaan tanaman tua kelapa sawit yang
dimiliki serta melakukan kegiatan Pembinaan dan Penyuluhan kepada petani
sawit dalam mempercepat replanting tanaman tua atau rusak (TT/R) di
Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Hasil kegiatan ini
diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada
masyarakat khususnya petani sawit dalam pemahaman dan pengetahuan
mengantisipasi kendala selama masa peremajaan kelapa sawit dilakukan.

METODE PELAKSANAAN
Ruang Lingkup
Kegiatan advokasi dilakukan yang diawali dengan melakukan identifikasi
dan kunjungan lapangan ke sejumlah daerah yang teridentifikasi telah
melakukan peremajaan kelapa sawit di Provinsi Jambi. Hasil kunjungan akan
di sosialisasikan kepada kelompok tani yang akan melakukan peremajaan.
Pada tahun pertama, sosialisasi akan difokuskan pada kelompok tani kelapa
sawit di Desa Lampisi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Lokasi ini dipilih
dengan sengaja (purposive sampling) karena tanaman kelapa sawit yang
dilakukan secara swadaya murni di daerah ini umumnya sudah tidak
produktif lagi dan sudah harus segera diremajakan untuk menjaga
keberkanjutan usahatani perkebunan kelapa sawit di daerah tersebut.
Kegiatan advokasi ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juni sampai tanggal 30
November 2019.

Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam kegiatan advokasi meliputi data primer
dan data sekunder. Menurut Husein Umar (2008), data primer pada kegiatan
advokasi merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama. Sumber data
primer dalam kajian ini adalah petani atau kelompok tani yang telah
melakukan peremajaan kelapa sawit dengan pola diversifikasi usahatani
dengan tanaman pangan dan hortikultura di Sungai Bahar Kabupaten Muaro
Jambi, Sungai Sahut di Kabupaten Merangin dan Dataran Kempas di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Data diperoleh dengan menggunakan
metode pengamatan dan wawancara. Data berupa informasi dan materi
edukasi yang diterima dari responden selanjutnya dibawa dan
diinformasikan untuk dapat diterapkan ke petani kelapa sawit di Kecamatan
Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat melalui Focuss Group Discussion.

3
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sedangkan data sekunder merupakan data primer yang diolah lebih lanjut
dan disajikan baik dari pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.

Output Kegiatan
Kegiatan advokasi ini menghasilkan output berupa tecnical review yang di
dapat dari hasil pengamatan, wawancara dan penerapan secara langsung
pada objek yang telah ditetapkan. Selain itu dihasilkan data berupa tabel,
diagram dan video hasil pengamatan dan penerapan pengetahuan yang
peroleh tim peneliti.

Kerangka Advokasi
Adapun kerangka advokasi sebagai berikut:
TIM

Focuss Group Discussion Petani dan KUD di


Tanjabbar

Kunjungan Edukasi
Pengamatan, Interview
Individu, Kelompok atau Koperasi

Alternatif Usahatani
Saat Replanting

Analisis Usahatani Analisis Usahatani Analisi Usaha Pengolahan


Tanman Pangan Tan.Hortikultura Minyak Serai Wangi

Gambar 2. Kerangka pelaksanaan

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI


Gambaran Umum Daerah Kegiatan Advokasi
Kecamatan Sungai Bahar yang merupakan salah satu lokasi sumber informasi
strategi percepatan peremajaan kelapa sawit yang dipilih, secara administratif
berada di Kabupaten Muaro Jambi. Secara astronomis wilayah kabupaten ini
berada pada 1015’ – 2020’ Lintang Selatan dan diantara 103010’ sampai dengan
104020’ Bujur Timur dengan luas wilayah 5.246 Km2. Sedangkan secara
geografis, Kabupaten Muaro Jambi memiliki batas sebelah Utara dengan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebelah Selatan dengan Provini Sumatera
Selatan, sebelah Barat dengan Kabupaten Batanghari dan Tanjung Jabung

4
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

barat, sebelah timur dengan kabupaten Tanjung jabung Timur. Muaro Jambi
memiliki 11 kecamatan, 150 desa dan 5 kelurahan dengan jumlah penduduk
421.179 jiwa.
Mata pencaharian utama masyarakat Kecamatan Sungai Bahar adalah
berusahatani kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di wilayah
Kabupaten Sungai Bahar adalah keberlanjutan tanaman kelapa sawit yang
ditanam pada saat penempatan peserta Program Transmigrasi Pada Tahun
1983. Sejumlah areal perkebunan kelapa sawit yang ditanam pada Tahun 1983
tersebut sudah diremajakan baik secara swadaya maupun atasbantuan
pemerintah melalui dana APBD atau BPDPKS.
Terdapat dua pola umum peremajaan kelapa sawit yang dilakukan
oleh petani rakyat di wilayah Kabupaten Sungai Bahar yakni Pola Tumbang
Serempak dan Underplanting yakni dengan melakukan penyisipan tanaman
muda di sela sela tanaman tua yang hendak diremajakan. Dalam pola
Tumbang Serempak, petani melakukan dengan sistem tanaman monokultur
atau tumpang sari dengan tanaman hortikultura atau berbagai jenis tanaman
pangan lainnya. Pemilihan kombinasi usaha ini umunya dipengaruhi oleh
kebiasaan, keterampilan dan sumberdaya yang dimilki oleh petani.
Kombinasi jenis usaha dapat dilihat pada table berikut

Tabel 1. Kombinasi sumber mata pencaharian Juni 2018 – Mei 2019

Pola Usaha Jenis Usahatani


I Kelapa Sawit
II KelapaSawit + Jagung
III Kelapa Sawit + Semangka
IV Kelapa Sawit + Ternak
V Kelapa Sawit + Warung
VI Kelapa Sawit + Buruh Panen
VII Kelapa Sawit + Jasa Angkutan
VIII Kelapa Sawit + Perangkat Desa

Pola usahatani tumpangsari umumnya hanya dapat dilakukan pada masa


peremajaan. Pola ini menjadi sangat strategis karena dengan melakukan
usahatani tumpang sari, dampak kehilangan pendapatan dari tanaman kelapa
sawit selama proses peremajaan dapat dikompensasi oleh tanaman pangan.
Salah satu kendala yang ditakutkan oleh petani disamping keterbatasan
modal dalam melakukan peremajaan tanaman kelapa sawit adalah hilangnya
sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari -

5
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

selama tanaman peremajaan dapat menghasilkan kembali. Kekhawatiran


tersebut dengan demikian dapat diantisipasi dengan mengusahakan tanaman
musiman bernilai ekonomis dalam pola tumpang sari di lahan kelapa sawit
yang diremajakan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat
sejumlah petani kelapa sawit di Kecamatan Sungai Bahar yang melakukan
peremajaan dengan pola tumpang sari yakni: 9 (sembilan) petani melakukan
diversifikasi dengan menanan jagung serta 7 (tujuh) petani melakujkan
peremajaan dengan pola tumpangsari dengan tganaman semangka. Selain itu
juga diperoleh informasi bahwa sejumlah petani kelapa sawit lainnya
melakukan peremajaan dengan pola diversivikasi yakni memanfaatkan lahan
peremajaan untuk memelihara ternak unggas dan ruminansia.
Wilayah referensi kedua yang dijadikan sebagai sumber informasi
strategi percepatan peremajaan kelapa sawit di Provinsi Jambi adalah di
Kecamatan Tabir Selatan. Kecamatan Tabir selatan terletak di kabupaten
Merangin Provinsi Jambi dengan luas wilayah 124,66 Km2, dilihat dari
keadaan topografinya Kecamatan Tabir selatan merupakan dataran rendah
dengan ketinggian 60 m di atas permukaan laut dan memiliki intensitas curah
hujan 3.565 mm/tahun dengan batasan wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tabir Ilir, Margo Tabir
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten
Tebo
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pamenang Barat dan
Pamenang
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Margo Tabir
Kecamatan Tabir Selatan merupakan salah satu daerah dari 24
kecamatan yang ada di Kabupaten Merangin dan memiliki 8 (delapan) desa,
37 Dusun dan 215 RT. Salah satu desa di Kecamatan Tabir Selatan yang
teridentifikasi telah melakukan peremajaan tanaman kelapa sawit adalah
Desa Sungai Sahut. Petani kelapa sawit di Desa Sungai Sahut telah melakukan
peremajaan strategis yakni dengan memanfaatkan lahan peremajaan sebagai
alternatif sumber pendapatanbagi petani yang dikoordinir dan diinisiasi oleh
Koperasi Unit Desa (KUD) Sarana Makmur.
Kegiatan peremajaan di Sungai Sahut merupakan salah satu
peremajaan yang menggunakan dana BPDPKS yang pelaksanaannya
dikoordinir oleh Koperasi Sarana Makmur. Proses peremajaan kelapa sawit
di daerah ini telah mencapai 240 ha yang terbagi dalam dua tahap. Dana yang
diterima petani langsung masuk pada rekening masing masing petani namun
pada proses pencairan dana, petani harus melampirkan kegiatan-kegiatan
peremajaan yang sudah dilaksnaakan yang dibuat oleh pihak koperasi.

6
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Karena koordinir secara kolektif oleh koperasi maka biaya peremajaan per
hektar sama untuk setiap petani. Dalam pelaksanaan nya koperasi bekerjsama
dengan pihak kontraktor dan CV. Anugrah Alam Lestari mulai dari pekerjaan
tumbang, chipping, angkat bongol, bajak hingga membuat lubang tanam
dilakukan oleh pihak kontraktor.

Alternatif Usahatani Tanaman Pangan


Hasil pengamatan di wilayah referensi menunjukkan bahwa telah terdapat 9
(sembilan) petani yang melakukan peremajaaan dengan pola tumpangsari
dengan tanaman jagung. Pada awalnya, pengusahaan penanaman jagung
tidak memberikan hasil yang memuaskan karena petani memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang masih sangat terbatas. Sebagaimana
diketahui bahwa petani di wilayah referensi telah cukup lama mengusahakan
tanaman perkebunan monokultur kelapa sawit sehingga mereka memiliki
pengalaman yang sangat terbatas dalam menggunakan teknologi usahatani
tanaman pangan termasuk jagung. Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki
menyebabkan umumnya petani kelapa sawit yang menanam tanaman jagung
menggunakan pupuk maupun obat-obatan seadanya, pengetahuan petani
akan hama penyakit tanaman jagung juga belum mumpuni. Hal ini juga
terjadi karena dukungan lembaga pembangunan pertanian seperti penyuluh
pertanian berikut rekomendasi penggunaan teknologi tanaman pangan
dilokasi referensi tidak memadai. Namun demikian, pada periode tanam
kedua sejumlah petani sudah dapat memperoleh hasil meskipun belum
optimal. Hasil wawancara dan penghimpunan data menunjukkan bahwa
pada musim tanam ke dua petani setelah memperbaiki proses teknologi
budidaya yang dilakukan telah mampu menghasilkan pendapatan dari
usahatani tanaman jagung pipil sebesar Rp 1.680.522/Ha/musim tanam

Alternatif Usahatani Tanaman Hortikultura


Alternatif tanaman tumpangsari yang menjadi pilihan petani untuk
diusahakan selama masa waktu peremajaan kelapa sawit adalah tanaman
semangka. Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada Tahun 2019,
terdapat 7 (tujuh) petani kelapa sawit yang melakukan peremajaam dengan
pola tumpangsari tanaman sawit dengan tanaman Semangka. Hasil
wawancara menunjukkan bahwa rata rata pendapatan petani dsri usaha tani
semangka di lahan peremajaan adalah sebesar Rp 52.453.571,-/Ha/MT, dengan
rata rata kebutuhan biaya produksi sebesar Rp 24.434.286/Ha/MT.

7
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Alternatif Usahatani dan Pengolahan Tanaman Serai Wangi


Berbeda dengan pola peremajaan yang dilakukan oleh petani kelapa sawit
rakyat di wilayah Kabupaten Muaro Jambi, peremajaan kelapa sawit di
Kabupaten Merangin khususnya oleh petani di Desa Sungai Sahut dilakukan
dengan pola tumpangsari dengan tanaman serei wangi. Serei wangi
merupakan salah satu jenis tanaman minyak atsiri yang tergolong sudah
berkembang (Direktorat Jen- deral Perkebunan, 2006) . Tanaman Serei wangi
berfungsi sebagai tanaman konservasi yang mampu menekan erosi dan
sebagai pionir di lahan kritis, selain itu serei wangi dapat bertahan terhadap
perubahan cuaca serta budidayanya yang mudah dan menguntungkan.
Peranan komoditas ini sangat besar bagi devisa dan pendapatan petani.
Dilihat dari peluang pasar, kebutuhan minyak serei wangi dunia mencapai 2
ribu hingga 2.500 ton/tahun.dan Indonesia hanya mampu meproduksi 200-250
ton/tahun sehingga masih kekurangan akan minyak serei wangi. Kebutuhan
pasat setiap tahunya meningkat 3-5%.
Peremajaan kelapa sawit dengan pola tumpangsari dengan tanaman
serei wangi di Desa Sungai Sahut diprakarsai oleh Koperasi Sarana Makmur.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa prospek penyulingan minyak serei
wangi memberikan nilai positif dimana setiap 1 (satu) ton daun serei wangi
dapat menghasilkan 7 – 8 liter minyak serei wangi atau setara dengan Rp
10.500.000,-. Dengan biaya pengolahan dan penyulingan sebesar Rp
4.700.000,- maka pendapatan yang diperoleh dapat mencapai Rp 5.630.000,-
/Ha/musim panen.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil kunjungan dan wawancara dengan sejumlah petani di
Kabupaten Muaro Jambi dan Merangin maka percepatan peremajaan
tanaman kelapa sawit tua, rusak dan tidak produktif dapat dilakukan dengan:
1. Memanfaatkan dana peremajaan yang telah disediakan oleh BPDPKS
2. Kehilangan pendapatan petani selama proses peremajaan dapat
diantisipasi dengan melakukan peremajaan dengan pola tumpangsari.
3. Peremajaan dengan pola tumpang sari dapat dilakukan oleh petani
dengan memanfaatkan lahan sawit yang diremajakan dengan menanam
tanaman pangan seperti padi gogo, jagung, atau tanaman hortikultura
seperti semangka, mengusahakan tanaman serei wangi yang disertai
dengan proses penyulingan dan atau mengusahakan ternak berupa ternak
unggas atau ruminansia kecil,

8
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Saran
1. Petani yang memiliki tanaman kelapa sawit yang sudah tua, rusak dan
atau tidak produktif lagi dianjurkan untuk melakukan peremajaan
tanaman kelapa sawit dengan pola tumpang sari.
2. Percepatan peremajaan dapat dilakukan dengan berkelompok dibawah
koordinasi kelompok tani atau koperasi unit desa yang masih aktif di
lokasi perkebunan kelapa sawit yang hendak diremajakan.
3. Diperlukan dukungan dari berbagai pihak seperti stakeholder terkait,
perangkat desa lembaga perguruan tinggi dalam mensosialisasikan
strategi percepatan peremajaan serta antisipasi kehilangan pendapatan
selama masa peremajaan kelapa sawit.

DAFTAR PUSTAKA
Amelia. 2016. Strategi Pemenuhan Kebutuhan Hidup Petani Sawit Saat Harga
Murah (Studi Kasus Jorong Katiagan Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman
Barat). Skripsi: Program Studi Pendidikan Sosiologi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Stkip PGRI Sumatera Barat
Padang.
Anggreany, S., Muljono, P, Sadono, D. 2016. Partisipasi Petani dalam Replanting
Kelapa Sawit di Provinsi Jambi. Jurnal Penyuluhan, Maret 2016 Vol. 12
No. 1.
A. Soeharjo. 1976. Pola Usahatani di Indonesia. Direktorat Bina Sarana Usaha
Tanaman Pangan, Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan,
Jakarta.
Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2017. Statistik Perkebunan Tahun 2017.
Dinas Perkebunan.Jambi.
Ginanjar, T. 2014. Analisis Struktur danStrategi mata pencaharian Rumahtangga
Petani di Kawasan Hutan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat. Skripsi Sarjana Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian
Bogor.
Hermanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usahatani. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lumintang, F. M. (2013). Analisis Pendapatan Petani Padi di Desa Teep Kecamatan
Langowan Timur. Jurnal EMBA 991 Vol.1 No.3 September.
Mawardati, (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha
Tani Pinang Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara Jurnal Agrisep Vol
(16) No. 1.

9
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Rahmawati, D. 2015. Upaya Petani Kelapa Sawit dalam Memenuhi Kebutuhan


Hidup pada Masa Replanting Ditinjau Menurut Perspektif Ekonomi Islam
(Studi Kasus di Desakeranji Guguh Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak
Sri Indrapura). Skripsi. Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pecan Baru.
Sanjaya, S. 2017 Strategi mata pencaharian Ganda pada Masyarakat Petani dalam
Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga Muslim di Desa Panaragan
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.
Fakultas Dakwah dan Ilmu Teknologi Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
Saputri, E. 2018. Kesiapan Petani Kelapa Sawit dalam Menghadapi Peremajaan
Kebun (Replanting) di Kampung Delima Jaya Kecamatan Kerinci Kanan
Kabupaten Sia. Jurnal FISIP Vol. 5 No. 1 – April.
S.Damanik. 2016. Analisis Ekonomi Ushatani Serai Wangi (Studi Kasus Kecamatan
Gunung Halu, Kabupaten Bandung Selatan). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta:
Bandung.
Tumoka, N. (2013). Analisis Pendapatan Usaha Tani Tomat di Kecamatan
Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa. Jurnal EMBA Vol.1 No.3
September 2013
Umar, 2011. Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Wibowo W H. 2017. Peremajaan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq. ) di Seruyan
Estate, Minamas Plantation Group, Seruyan, Kalimantan Tengah. Agrohorti
5 (1) : 107 – 116 (2017)

10
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pertumbuhan Ekonomi Kota Dan Pengaruhnya Terhadap


Kesempatan Kerja Di Kota Jambi

Parmadi; Purwaka Hari Prihanto


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi
Email: purwakahp@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, 1) Pertumbuhan ekonomi kota
dan kesempatan kerja di kota Jambi; 2) Pengaruh pertumbuhan ekonomi
kota terhadap kesempatan kerja kerja di kota Jambi. Data yang digunakan
adalah data time series dari tahun 2010-2018, berasal dari data mikro Survei
Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Provinsi Jambi dan publikasi PDRB.
Hasil penelitian menunjukkan; 1) Rata-rata pertumbuhan ekonomi kota
Jambi dalam periode tahun 2010 - 2018 sebesar 5,7 persen, sedangkan
kesempatan kerja mengalami pertumbuhan rata-rata 3,2 persen. 2). Hasil
estimasi dengan regresi sederhana menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara pertumbuhan PDRB terhadap kesempatan kerja di kota
Jambi.

Kata kunci : Pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja.

PENDAHULUAN
Dalam satu dasawarsa terakhir ini kota-kota di Indonesia mengalami
pertumbuhan yang cukup pesat. Bila di tahun 1990 penduduk Indonesia
yang tinggal di daerah perkotaan berjumlah 30,9 persen, maka pada tahun
2010 proporsinya meningkat menjadi 49,8 persen. BPS (2019) memperkirakan
pada tahun 2020 jumlah penduduk perkotaan akan meningkat lagi menjadi
56,7 persen dan pada tahun 2035 jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di
daerah perkotaan menjadi 66,6 persen. Menurut Mardiansjah, Handayani, &
Setyono (2018) pertumbuhan penduduk kota tersebut tidak lepas dari
pertumbuhan pusat pusat kegiatan ekonomi baik di wilayah metropolitan
besar seperti Metropolitan Jakarta dan Metropolitan Bandung, tetapi juga
pada kota kota sedang dan kota kecil.
Perumbuhan kota tidak lepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang tumbuh rata rata sebesar 5,1 persen dalam periode tahun 2016 - 2018
(Kememterian PPN/Bappenas, 2018). Pertumbuhan ekonomi yang
meningkatkan kapasitas produksi nasional telah mendorong terjadinya
transformasi struktural. Transformasi struktural didefinisikan sebagai
perubahan struktur ekonomi dari sektor tradisonal yang memiliki

11
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

produktivitas rendah menuju sektor ekonomi dengan produktivitas tinggi


(Todaro dan Smith, 2006).
Dalam hal ini, transformasi struktural akan ditandai meningkatnya
kontribusi sektor industri dan jasa namun terjadi penurunan kontribusi
sektor pertanian pada PDB total. Kenaikan peran sektor industri dan jasa
sering dikenal dengan istilah tahap industrialisasi, dan pertumbuhan sektor
industri ini yang akan menyerap kelebihan tenaga kerja dari sektor
pertanian. Mereka biasanya tidak lagi bekerja di sektor pertanian dan
dipekerjakan di sektor industri dan jasa yang memiliki produktivitas dan
tingkat upah lebih tinggi. Industrialisasi dan pergerakan tenaga kerja serta
ekspansi sektor non-pertanian menjadi faktor penting pertumbuhan kota di
banyak negara berkembang (Hakim, 2017).
Pertumbuhan ekonomi kota akibat transformasi srtuktural di negara
berkembang seharusnya diikuti transformasi ketenagakerjaan, yaitu
pergeseran struktur kesempatan kerja yang ditunjukkan dengan
meningkatnya proporsi kesempatan kerja dari lapangan usaha yang
memiliki produktivitas rendah ke lapangan usaha dengan produktivitas
lebih tinggi (Todaro dan Smith, 2014) . Nanum transformasi ketenagakerjaan
di Indonesia masih tertinggal, salah satu penyebabnya adalah akibat
tingginya penawaran tenagakerja. Penduduk Indonesia yang tumbuh rata-
rata 1,38 persen per tahun dalam periode tahun 2010 – 2015, menyebabkan
meningkatnya jumlah tenaga kerja menjadi tidak seimbang dengan
pertumbuhan kesempatan kerja. Laporan BPS (2017) menyebutkan bahwa
angka pengangguran terbuka di Indonesia tahun 2017 mencapai 5,33 persen
atau berjumlah 7,01 juta angkatan kerja. Tingginya angka pengangguran
terbuka di Indonesia ini, menurut Bank Dunia (2014) secara umum akibat
ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan tenaga kerja.
Kota Jambi sebagai ibukota provinsi Jambi merupakan pusat
pemerintahan, perdagangan dan pelayanan jasa utama di Provinsi Jambi.
Sebagai pusat kegiatan ekonomi, penduduk kota Jambi mengalami
pertumbuhan cukup tinggi yaitu rata rata 2,98 persen. Bila pada tahun 2012
jumlah penduduk kota Jambi berjumlah 557.215 jiwa, maka pada tahun 2018
meningkat menjadi 591.134 jiwa (BPS, 2019a). Perkembangan penduduk kota
Jambi yang cukup besar merupakan potensi pasar dan diproyeksikan akan
tumbuh sebagai kota bisnis. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan
perekonomian Kota Jambi yang berdasarkan Badan Pusat Statistik dalam
beberapa tahun ini cukup baik, dimana laju pertumbuhan ekonomi terus
mengalami peningkatan. Dalam periode tahun 2014 – 2017 pertumbuhan
ekonomi kota Jambi meningkat rata-rata 6,38 persen per tahun.
Pertumbuhan ekonomi kota Jambi yang cukup signifikan ini terutama di
sumbangkan oleh sektor Transportasi dan Pergudangan serta sektor industri

12
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

pengolahan, masing masing 12,7 persen dan 10,8 persen pada tahun 2018
(BPS, 2018).
Sebagai ibukota Provinsi, kota Jambi menjadi sentra bisnis bagi
potensi ekonomi unggulan yang ada di provinsi Jambi diantaranya minyak
bumi, gas bumi, batu bara, dan beberapa komoditas perkebunan. Komoditas
perkebunan yang dominan di Provinsi Jambi adalah Karet dan Kelapa Sawit.
Dengan lokasi yang strategis berada dijalur Lintas Timur Sumatera, Kota
Jambi juga memberikan peluang kepada para investor untuk menanamkan
modal di Kota Jambi, khususnya di sektor perdagangan dan perhotelan.
Sehingga berdampak pada meningkatnya investasi di kota Jambi yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi
pada masa yang akan datang.
Dengan perkembangan kota Jambi yang pesat, maka permasalahan
ketenagakerjaan di kota Jambi adalah bagaimana menciptakan kesempatan
kerja untuk menurunkan tingkat pengangguran yang berjumlah 5,5 persen
pada tahun 2018. Sehingga pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja tidak
lagi menjadi beban pembangunan, tetapi sebaliknya menjadi modal
pembangunan. Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini ingin
memberikan kontribusi terhadap fenomena pertumbuhan ekonomi kota dan
pengaruhnya terhadap kesempatan kerja di kota Jambi.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis 1. Untuk menganalisis Pertumbuhan ekonomi kota dan
kesempatan kerja di kota Jambi. 2. Untuk menganalisis Pertumbuhan
ekonomi kota terhadap kesempatan kerja kerja di kota Jambi

METODE PENELITIAN
Data yang digunakan adalah data sekunder runtut waktu dari tahun 2010 –
2018, yang terdiri dari data PDRB kota Jambi menurut lapangan usaha dan
berdasarkan harga konstan tahun 2010, dan data kesempatan kerja kota
Jambi berdasarkan lapangan usaha hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
(SAKERNAS) Kota Jambi. Analisis dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Untuk mendapatkan profil perekonomian dan struktur
ketenagakerjaan di kota Jambi digunakan analisis tabulasi. Untuk
menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, terhadap kesempatan kerja
di kota Jambi digunakan regresi log linear.

𝑙𝑛𝐾𝐾𝑖 = 𝑎 + 𝑏1 𝑙𝑛𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖 + 𝜀
Keterangan:
KK : variabel kesempatan kerja
a : konstanta
b1 : koefisien regresi dari variabel independen
i : lapangan usaha
13
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

𝑃𝐷𝑅𝐵 : variabel PDRB sektoral

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pertumbuhan Ekonomi Kota Jambi.
Kota Jambi merupakan salah satu kota yang menjadi ibukota Provinsi Jambi.
Meskipun memiliki laju pertumbuhan yang stabil dan moderat, Kota Jambi
masih belum mampu menaikkan tingkat pertumbuhan perekonomian lebih
tinggi dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi. Dalam periode tahun 2010
sampai dengan 2018 pertumbuhan ekonomi kota Jambi rata-rata 5,7 persen.
Hal ini menyamai pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang dalam
periode yang sama tumbuh rata-rata 5,7 persen (Bank Indonesia, 2019).
Namun bila dilihat dari peranannya dalam perekonomian provinsi Jambi,
maka kota Jambi memiliki peran yang cukup strategis. Kontribusi PDRB kota
Jambi terhadap PDRB provinsi Jambi pada periode yang sama menunjukkan
angka 16,4 persen, atau tertinggi diantara 11 kabupaten kota yang ada di
provinsi Jambi (BPS Jambi, 2018).
Kontribusi yang cukup besar perekonomian kota Jambi terhadap
perekonomian provinsi Jambi, terutama didukung dengan peran sektor
perdagangan yang sangat dominan dalam perekonomian kota Jambi, yaitu
dengan kontribusi sebesar rata-rata 25,6 persen dan dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata 8,1 persen. Hal ini sesuai dengan analisis Klassen,
tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi kota/kabupaten di suatu
kawasan, maka Fungsi utama dari Kota Jambi adalah perdagangan dengan
peran sebagai Pusat kegiatan ekonomi regional (Wahyudi, 2017). Sedangkan
fungsi utama dari Kota dan Kabupaten lain di provinsi Jambi adalah sebagai
sub-pusat kegiatan ekonomi regional, dengan sektor ekonomi unggulan di
masing masing Kota dan Kabupaten dengan fungsi pendukung kota Jambi
sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan.

Tabel 1. Pertumbuhan ekonomi Kota Jambi, tahun 2010 – 2018 (persen)

Pertumbuhan
No. Lapangan Usaha 2010 2014 2018
Rata-Rata
1 Pertanian 1,4 1,2 1,3 2,5
2 Pertambangan 6,5 5,2 5,8 -8,4
Industri
3 Pengolahan 12,8 12,6 12,6 4,9
Listrik, Gas, Dan
4 Air 0,2 0,2 0,2 6,8
5 Bangunan 9,5 10,2 9,9 6,1
6 Perdagangan 24,5 26,6 25,6 8,1
7 Pengangkutan 17,3 17,4 17,2 6,8

14
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

8 Jasa Keuangan 11,1 11,7 11,7 6,1


9 Jasa – Jasa Lain 16,9 15,0 15,8 4,5
PDRB Kota Jambi 100 100 100
(Juta Rupiah) 11301692,2 14829480,1 18684015,7 5,7
Sumber : BPS berbagai terbitan, diolah

Kesempatan Kerja Kota Jambi


Sebagai ibukota provinsi, Kota Jambi mempunyai jumlah angkatan kerja
yang paling besar diantara 11 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jambi.
Banyaknya angkatan kerja Kota Jambi mencapai 297.290 orang pada tahun
2018 atau 16,6 persen dari keseluruhan angkatan kerja yang ada di Provinsi
Jambi (BPS Jambi, 2019). Hal ini disebabkan sebagai Pusat kegiatan ekonomi
regional (Wahyudi, 2017), Kota Jambi dengan potensi ekonomi yang dimiliki
telah menjadi harapan bagi masyarakat Kota Jambi dan wilayah lain untuk
dapat menyediakan lapangan kerja. Namun demikian dengan jumlah
angkatan kerja besar, maka tingkat pengangguran terbuka juga tinggi, yaitu
sebesar 7,4 persen (BPS Jambi, 2019). Kondisi ini menjadi tantangan bagi
Pemerintah Kota Jambi untuk menggali potensi ekonomi kota, sehingga
dapat membuka kesempatan kerja lebih luas lagi.
Besarnya jumlah angkatan kerja yang bekerja di Kota Jambi dapat
menjadi gambaran kesempatan kerja yang telah terbuka oleh setiap sektor-
sektor ekonomi atau lapangan usaha yang ada. Dari hasil penelitian,
terungkap bahwa kesempatan kerja menurut lapangan usaha yang dominan
menyerap tenaga kerja adalah perdagangan, termasuk dalam sektor ini
adalah sub sektor perdagangan besar, hotel dan restoran (BPS Jambi, 2018).
Sektor Perdagangan di Kota Jambi telah menyediakan kesempatan kerja rata-
rata sebesar 34,6 persen dalam periode tahun 2010 sampai 2018 dari seluruh
kesempatan kerja yang tersedia. Sementara sektor kedua terbesar yang
menyerap angkatan kerja adalah sektor Jasa-Jasa. Sektor ini terdiri dari sub
sektor Jasa Pemerintah dan Jasa Swasta (BPS Jambi, 2018). Dalam periode
yang sama Sektor Jasa menyediakan kesempatan kerja rata-rata sebesar 32,2
persen dari seluruh kesempatan kerja di kota Jambi. Sektor Jasa masih akan
menjadi basis kesempatan kerja di kota Jambi mengingat angka
pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 3,2 persen. Keadaan ini
menegaskan bahwa kota Jambi mempunyai fungsi utama sebagai pusat
perdagangan baik perdagangan besar maupun eceran guna mendukung
distribusi barang dan jasa antar wilayah serta pusat jasa pelayanan
pemerintahan, pelayanan pendidikan dan pelayanan kesehatan di Provinsi
Jambi (Wahyudi, 2017). Hal ini sejalan dengan penelitian Mahilli (2008),
bahwa perekonomian kota merupakan ujung tombak terjadinya transformasi
struktur kesempatan kerja, yaitu dari angkatan kerja yang bekerja di sektor

15
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

pertanian beralih ke industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel,


restoran, serta jasa-jasa lainnya.

Tabel 2. Angkatan kerja yang bekerja menurut lapangan pekerjaan Kota Jambi,
tahun 2010 – 2018 (persen)
No Lapangan Usaha 2010 2014 2018 Perkembangan
1 Pertanian 3,8 3,8 3,7 2,4
2 Pertambangan 1,5 1,0 0,6 -6,9
3 Industri Pengolahan 6,6 5,3 8,5 5,6
4 Listrik, Gas, Dan Air 0,1 0,9 0,4 13,2
5 Bangunan 8,6 10,2 8,3 2,2
6 Perdagangan 34,5 37,0 32,4 1,9
7 Pengangkutan 8,6 8,3 6,6 -0,4
8 Jasa Keuangan 2,6 6,0 4,0 7,6
9 Jasa – Jasa Lain 33,6 27,5 35,6 3,2
100 100 100
Angkatan Kerja
Bekerja 218.401 235.722 275.387 3,2
Sumber : BPS berbagai terbitan, diolah

Dari sisi status pekerjaan, angkatan kerja di kota Jambi lebih banyak yang
bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap dan sebagai
buruh/pegawai/karyawan, atau mereka yang bekerja di sektor formal (BPS
Jambi, 2019). Angkatan kerja yang bekerja di sektor formal kota Jambi dalam
periode tahun 2010 sampai dengan 2018 rata-rata berjumlah 65,3 persen dari
keseluruhan pekerja. Sedangkan sisanya sebanyak 34,7 persen bekerja
dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja
bebas dan pekerja keluarga, mereka ini pada umumnya dikelompokkan
sebagai pekerja sektor informal. Tingginya pekerja dengan status pekerjaan
utama sebagai pekerja sektor formal, disebabkan Kota Jambi merupakan
kota yang tumbuh sebagai pusat perekonomian di Provinsi Jambi dan pusat
pelayanan jasa pemerintahan. Dengan status pusat kegiatan ekonomi
Provinsi Jambi, Investasi di Kota Jambi sangat beragam, baik perusahaan
Perdagangan, Keuangan, dan Jasa. Keadaan ini mendorong berkembangnya
pusat perbelanjaan dan bisnis ritel di Kota Jambi, baik skala besar ataupun
sedang yang menyerap banyak pekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai.
Sebagai ibukota provinsi, Kota Jambi juga menjadi pusat pelayanan
pemerintahan, pendidikan dan kesehatan, keadaan ini juga menyebabkan
pekerja formal memberikan share yang paling besar dalam struktur
kesempatan kerja di kota Jambi. Hasil penelitian ini berbeda dengan
penelitian Prihanto dan Bhakti (2017) yang menemukan bahwa kesempatan
kerja di provinsi Jambi di dominasi oleh pekerjaan sektor informal.

16
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 3. Kontribusi sektor formal dan sektor informal dalam menyerap angkatan
kerja di kota jambi, tahun 2010 – 2018
Angkatan
Sektor
Kerja
Formal Informal
(Orang)
Tahun (%) (%)

2010 63.5 36.5 218401


2012 69.9 30.1 226607
2014 57.5 42.5 235722
2016 66.1 33.9 261308
2018 67.0 33.0 275387

Rata- Rata (%) 65.3 34.7


Perkembangan Rata- Rata (%) 3,2 1,5 2,6
Sumber : BPS berbagai terbitan, diolah

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Kota Terhadap Kesempatan Kerja.


Pertumbuhan ekonomi merupakan dinamo pengerak kegiatan ekonomi
daerah karena akan mendorong tumbuhnya produksi barang dan jasa dan
memberikan kesempatan kerja bagi penduduk (Todaro dan Smith, 2014).
Untuk mengkaitkan pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan
kerja di kota Jambi, maka model yang digunakan, yakni kita mengasumsikan
bahwa Kesempatan Kerja (KK) merupakan fungsi dari Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Landasnya adalah teori bahwa pertumbuhan output
mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kesempatan kerja melalui
hubungan antara pasar barang dengan pasar tenaga kerja, di mana melalui
mekanisme pasar terjadi pertemuan antara permintaan dan penawaran
(Tambunan, 2003).
Kesempatan Kerja (KK) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
secara umum terbagi dalam 3 utama sektor ekonomi atau lapangan usaha,
yaitu: 1). Sektor primer (Pertanian), yaitu lapangan usaha pertanian,
peternakan, kehutanan, perikanan, tambangan dan penggalian; 2). Sektor
sekunder (Industri), yaitu lapangan kerja industri pengolahan, listrik, gas
dan air, serta bangunan; 3). Sektor tersier (Jasa), yaitu lapangan usaha
perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan, komunikasi, keuangan, sewa,
dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa termasuk pemerintah (Tambunan, 2003).
Mengkaji keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesempatan
kerja sektoral di kota Jambi diharapkan dapat memberi penegasan sektor
ekonomi mana yang harus dikembangkan guna menyerap tenaga kerja lebih
besar lagi, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.

17
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pengaruh pertumbuhan PDRB sektor pertanian terhadap kesempatan kerja


sektor pertanian, berdasarkan tabel 4. menunjukkan pengaruh yang tidak
signifikan, pada tingkat keyakinan 95 persen. Tidak pengaruhnya sektor
pertanian kota Jambi dalam memberikan kesempatan kerja disebabkan
sektor pertanian mempunyai peran yang sangat kecil baik dalam struktur
pembentukan PDRB yang rata-rata hanya 1,3 persen pada periode tahun
2010 – 2018. Demikian juga dalam menyerap tenaga kerja, sektor pertanian
di kota Jambi rata-rata menyerap tenaga kerja 3,8 persen. Sedangkan angka
elastisitas kesempatan kerja di sektor pertanian sebesar -0,381. Angka
elastisitas kesempatan kerja menunjukkan besarnya daya serap tenaga kerja
akibat pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (Chodijah,
2010). Dengan pendekatan ini akan didapat pola kesempatan kerja sekarang
maupun masa lalu, serta akan diketahui juga kondisi kesempatan kerja
dimasa yang akan datang. Nilai negatif pada elastisitas kesempatan kerja
atau inelastis menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB sektor pertanian,
justru akan menurunkan kesempatan kerja di sektor pertanian (Lestari, dan
Marhaeni, 2016). Menurut Wahyudi (2017), keadaan ini menunjukkan sektor
pertanian bukan sektor unggulan di wilayah perkotaan, khususnya kota
Jambi yang tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan. Di pihak
lain pertumbuhan yang tinggi sektor industri dan perdagangan di perkotaan
selain menimbulkan tekanan tehadap lahan pertanian, juga mengakibatkan
import makanan dan minuman serta hasil hasil pertanian lainnya menjadi
murah (misalnya yang ada di toko retail besar maupun pedagang kaki lima).
Keadaan ini berakibat usaha sektor pertanian di kota mengalami
kemunduran terutama sisi penyerapan tenaga kerja.

Tabel 4. Hasil Estimasi Pengaruh Pertumbuhan Sektor Pertanian


Terhadap Kesempatan Kerja Sektor Pertanian Di Kota Jambi.
No Variabel Coef. Std.Error t–statistik Prob.
1 Constant 14,531 3,181 4,568 0,003
2 Ln PDRBPertanian -0,381 0,235 -1,624 0,148

R 0,523
R Square 0,274
Adjusted R Square 0,170
F – statistik 2,639
Prob (F – statistik) 0,148a
Sumber: Hasil Olah data.
Keterangan : ln PDRBPertanian : PDRB sektor pertanian,

Estimasi regresi pengaruh PDRB sektor industri terhadap kesempatan kerja


di kota Jambi menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada tingkat

18
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

keyakinan di atas 95 persen. Hal ini juga diperkuat dengan besarnya


elastisitas PDRB sektor industri terhadap kesempatan kerja, yang besarnya
0,679 atau elastis. Dengan tingkat elastisitas sebesar itu, maka jika terjadi
kenaikan PDRB sektor industri sebesar 1 persen akan meningkatkan
kesempatan kerja sebesar 0,678 persen. Walaupun masih dalam kategori
inelastis, namun koefisien elastisitas kesempatan kerja pada sektor industri
ini cukup tinggi dibandingkan sektor yang lain, baik pertanian maupun
sektor jasa. Keadaan ini tidak lepas dari perkembangan pembangunan di
kota Jambi yang memberi prioritas terhadap sektor industri, terutama
industri menengah dan industri kecil yang mengolah bahan makanan dan
industri yang menghasilkan barang konsumsi lainnya (BPS, 2018). Adanya
prioritas yang besar terhadap sektor industri ini merupakan strategi
pembangunan kota, sebab Sektor industri ini merupakan sektor yang paling
cepat dalam menghasilkan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja yang
relatif cukup besar (Tambunan, 2003). Oleh karena itu pemerintah kota
pada umumnya memberikan berbagai kemudahan perijinan untuk investasi
di sektor industri diperkotaan, sehingga berdampak pada perkembangan
sektor industri banyak mengambil lokasi di kota Jambi.
Masih inelastisnya koefisien elastisitas kesempatan kerja pada sektor
industri ini menurut Arthur Lewis (dalam Todaro dan Smith, 2014),
disebabkan penyerapan tenaga kerja pada sektor industri membutuhan
persyaratan yang tertentu yang relatif tinggi, terutama yang terkait dengan
tingkat pendidikan dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh tenaga kerja.
Akibatnya banyak angkatan kerja yang berasal dari penduduk kota dan para
pendatang di kota yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, sulit untuk
dapat diterima bekerja di sektor industri. Mereka yang tidak diterima pada
sektor indistri ini pada umumnya masuk ke sektor jasa-jasa yang tidak
membutuhkan persyaratan yang tinggi, seperti pada sektor informal,
pedangan kakilima, buruh gali tanah, buruh kasar, membuka warung dan
sebagainya (Prihanto dan Bhakti, 2017.

Tabel 5. Hasil Estimasi Pengaruh Pertumbuhan Sektor Industri Terhadap


Kesempatan Kerja Sektor Industri Di Kota Jambi.
No Variabel Coef. Std.Error t–statistik Prob.
1 Constant 0,447 1,959 0,228 0,826
2 Ln PDRBIndustri 0,679 0,131 5,203 0,001

R 0,891
R Square 0,795
Adjusted R Square 0,765
F – statistik 27,070
Prob (F – statistik) 0,001a
Sumber: Hasil Olah data.

19
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sedangkan hasil persamaan regresi pengaruh PDRB sektor jasa terhadap


kesempatan kerja di kota Jambi menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan pada tingkat keyakinan di atas 95 persen. Hal ini juga diperkuat
dengan besarnya elastisitas PDRB sektor jasa terhadap kesempatan kerja,
yang besarnya 0,340. Besarnya tingkat elastisitas antara PDRB sektor jasa
terhadap kesempatan kerja menunjukkan, bahwa jika terjadi kenaikan PDRB
sektor jasa sebesar 1 persen akan meningkatkan kesempatan kerja sebesar
0,340 persen. Tidak elastisnya koefisien elastisitas kesempatan kerja pada
sektor jasa ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahalli (2008),
yang menemukan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restauran serta
sektor transportasi dan telekomunikasi di kota Medan juga memiliki
koefisien elastisitas kesempatan kerja yang inelastis. Dalam penjelasannya
Mahilli mengungkapkan bahwa inelastisnya koefisien kesempatan kerja
sektor jasa ini disebabkan pertumbuhan nilai tambah sektor ini masih
tergantung dan digerakkan oleh sektor ekonomi lainnya. Disamping itu ada
kecenderungan sektor jasa utama yang berkembang di kota adalah sektor
jasa yang berbasiskan padat modal dan padat tehnologi, seperti jasa
keuangan, transportasi dan telekomusikasi.

Tabel 6. Hasil estimasi pengaruh pertmbuhan sektor jasa terhadap


kesempatan kerja sektor jasa di Kota Jambi
No Variabel Coef. Std.Error t–statistik Prob.
1 Constant 6,667 1,081 6,168 0,000
2 Ln PDRBJasa 0,340 0,067 5,083 0,001

R 0,887
R Square 0,787
Adjusted R Square 0,756
F – statistik 25,840
Prob (F – statistik) 0,001a
Sumber: Hasil Olah data.
Keterangan : ln PDRBJasa : PDRB sektor jasa,

Secara keseluruhan hasil persamaan regresi pengaruh PDRB terhadap


kesempatan kerja di kota Jambi menunjukkan adanya pengaruh yang sangat
signifikan pada tingkat keyakinan di atas 95 persen. Hal ini juga diperkuat
dengan besarnya elastisitas PDRB kota Jambi terhadap kesempatan kerja,
yang besarnya 0,430. Besarnya tingkat elastisitas PDRB total kota Jambi
terhadap kesempatan kerja menunjukkan, bahwa jika terjadi pertumbuhan
ekonomi kota Jambi sebesar 1 persen akan meningkatkan kesempatan kerja
sebesar 0,430 persen. Walaupun secara keseluruhan koefisien kesempatan
kerja untuk kota Jambi masih menunjukkan angka yang inelastis, artinya

20
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dengan pertumbuhan ekonomi 1 persen hanya mampu memberikan


tambahan kesempatan kerja kurang dari 1 persen (Chodijah, 2010). Kondisi
ini harus segera diatasi, terutama dengan merevisi strategi pembanguan
kota dengan memperhatikan pengembangan sektor industri dan jasa yang
lebih besifat padat karya, sehingga dapat meningkatkan kesempatan kerja
di kota, sehingga dapat mengeliminir berbagai dampak negatif perkotaan,
seperti konflik sosial, kriminalitas dan berbagai masalah sosial, budaya,
ekonomi dan politik lainnya.

Tabel 7. Hasil estimasi pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap


kesempatan kerja di Kota Jambi.
No Variabel Coef. Std.Error t–statistik Prob.
1 Constant 5,307 1,074 4,942 0,002
2 Ln PDRB 0,430 0,065 6,611 0,000

R 0,928
R Square 0,862
Adjusted R Square 0,842
F – statistik 43,708
Prob (F – statistik) 0,000
Sumber: Hasil Olah data.
Keterangan : ln PDRB : PDRB kota Jambi,

KESIMPULAN
Rata-rata pertumbuhan ekonomi kota Jambi dalam periode tahun 2010
sampai dengan 2018 sebesar 5,7 persen. Walaupun pertumbuhan ekonomi
kota Jambi tidak lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi,
namun kota Jambi memiliki peran yang cukup strategis dalam
perekonomian provinsi Jambi, dimana PDRB kota Jambi mempunyai
kontribusi 16,4 persen terhadap PDRB provinsi Jambi, atau tertinggi diantara
11 kabupaten kota yang ada di provinsi Jambi. Sementara dalam periode
yang sama kesempatan kerja di kota Jambi mengalami pertumbuhan rata-
rata 3,2 persen per tahun. Dua sektor ekonomi utama yang memberikan
kesempatan kerja di kota Jambi yaitu Sektor Perdagangan dan Sektor Jasa
yang masing-masing menyediakan kesempatan kerja rata-rata sebesar 34,6
persen dan 32,2 persen dari seluruh kesempatan kerja yang tersedia. Hasil
estimasi dengan regresi sederhana menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara pertumbuhan PDRB terhadap kesempatan kerja di kota
Jambi. Demikian juga untuk estimasi masing-masing sektor, pada sektor
Industri dan sektor Jasa, hasil estimasi menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara pertumbuhan PDRB terhadap kesempatan kerja baik sektor
Industri maupun sektor Jasa.

21
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

ACKNOWLEDGEMENT

Penelitian ini didanai oleh DIPA PNPB LPPM pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Jambi tahun 2019 dengan Surat Perjanjian Kontrak
Penelitian No. B/521/UN21.18/PT.01.03/2019 Tanggal 07 Mei 2019. Oleh
karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rektor
Universitas Jambi, Bapak Dekan FEB dan Ibu Ketua LPPM Universitas
Jambi.

Daftar Pustaka
Bank Indonesia. 2019. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi
Jambi, Februari 2019. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Jambi, Jambi.
Badan Pusat Statistik. 2018. Tinjauan Ekonomi Kabupaten/Kota SeProvinsi
Jambi 2013-2017. Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Jambi.
Badan Pusat Statistik. 2019. Analisis Situasi Ketenagakerjaan Provinsi Jambi
2018. Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Jambi.
Badan Pusat Statistik. 2019a. Jambi Dalam Angka 2018. Kantor Badan Pusat
Statistik Kota Jambi, Jambi.
Chodijah, Rosmiyati, 2010. Elastisitas Kesempatan Kerja Berdasarkan
Produktivitas Sektor Perekonomian Di Sumatera Selatan, Jurnal
Ekonomi Pembangunan Volume 8, No. 1, Juni 2010, 40 – 48.
http://ejournal2.unsri.ac.id › index.php › jep › article › download.
Cuevas, Sining; Christian Mina; Marissa Barcenas; and Aleli Rosario, 2009.
Informal Employment in Indonesia.ADB Economics Working Paper
Series No. 156. Asian Development Bank, Metro Manila, Philippines
Ehrenberg, Ronald G. ; Robert S Smith. 2004. “Modern Labor Economics;
Theory and Public Policy”. Scott, Foresman and Company; Boston.
Hakim, Arif Rahman, Dkk. 2017. Perubahan Struktur Ekonomi Dan Kesempatan
Kerja Di Indonesia (Analisa Input Output). Makalah dalam “Konferensi
Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya II (KNPMP II)
58 Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 18 Maret 2017
Harahap, Fitri Ramdhani, 2013. Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan
Kota Di Indonesia. Jurnal Society, Vol. I, No.1, Juni 2013. 36 – 45.
https://www.researchgate.net › publication › fulltext
Mahalli, Kasyful. 2008. Kesempatan Kerja Dan Pertumbuhan Ekonomi Kota
Medan. Wahana Hijau, Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah,
Vol.3, No.3, April 2008, 127 – 135. https://repository.usu.ac.id ›
bitstream ›,

22
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Mardiansjah, F. H., Handayani, W., & Setyono, J. S. 2018. Pertumbuhan


Penduduk Perkotaan dan Perkembangan Pola Distribusinya pada
Kawasan Metropolitan Surakarta. Jurnal Wilayah dan Lingkungan,
6(3), 215-233. http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jwl.
Lestari, Ni Wayan Yuni; A.A.I.N. Marhaeni. 2016. Elastisitas Kesempatan
Kerja Sektoral di Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. E-Jurnal EP Unud,
5 [12]: 1513-1538.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eep/article/view/24582.
Organisasi Perburuhan Internasional, 2017. Laporan Ketenagakerjaan Indonesia
2017: Memanfaatkan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Penciptaan
Lapangan Kerja. Organisasi Perburuhan Internasional, Kantor Jakarta;
ILO.
Pitoyo, AJ, 2007. Dinamika Sektor Informal Di Indonesia, Prospek,
Perkembangannya dan Kedudukannya dalam Sistem Ekonomi Makro,
Jurnal Populasi 18 (2) 2007, 129 – 146.
https://jurnal.ugm.ac.id/populasi/article/view/12081.
Prihanto, Purwaka Hari; Adi Bhakti, 2017. Profile of informal sector workers
and factors affecting informal sector employment in Jambi Province.
Journal of Perspectives on Financing and Regional Development Vol 5 No 2
(2017). 63 – 70. https://online-journal.unja.ac.id/JES/article/view/4417.
Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perekonomian Indonesia: beberapa isu penting.
Penerbit: Ghalia Indonesia, Jakarta.
Todaro, Michael P dan Smith, Stephen C. 2014.Pembangunan Ekonomi,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Trianto, Anton. 2017. Elastisitas Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi
Sumatera Selatan. Jurnal Akuisisi-Vol 13 No. 1, April 2017, 15 - 38.
https://fe. ummetro.ac.id/ ejournal/index.php/JA/article/view/132/99.
Wahyudi, Ade. 2017. Kajian Fungsi Dan Peran Kota Dan Kabupaten Di
Bidang Ekonomi Dalam Penyelenggaraan Metropolitan Cirebon
Raya. Jurnal Plano Madani Volume 6 Nomor 1, April 2017, 36 – 45.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/ index.php/planomadani,.

23
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Studi Eksperimental Kuat Lentur Beton Menggunakan Abu


Terbang (Fly Ash) Sebagai Pengganti Sebagian Semen

Fetty Febriasti Bahar, Aulia Sanova, Miftahul Huda, Betari Karlinda


Fakultas Teknik, Universitas Jambi, Indonesia
Email: betarikarlinda.027@gmail.com

Abstrak
Fly ash atau abu terbang merupakan limbah yang berasal dari pembakaran
batubara. Dalam dunia konstruksi, fly ash dapat dimanfaatkan sebagai bahan
campuran beton. Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini dilakukan untuk
memanfaatkan limbah batubara fly ash sebagai bahan campuran beton dan
sebagai inovasi dalam mengurangi penggunaan semen pada beton. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, yaitu
dengan membuat benda uji dengan variasi persentase campuran fly ash
terhadap berat semen sebesar 0%, 10%, 15%, dan 20%. Benda uji dibuat
dalam bentuk balok dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 15 cm dan tinggi 15
cm. Jumlah total benda uji sebanyak 12, dengan masing-masing variasi fly ash
sebanyak 3 benda uji. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah
pengujian karakteristik agregat kasar dan agregat halus yang dapat
digunakan untuk campuran beton. Kemudian pengujian pada benda uji
beton adalah uji kelecekan beton segar (workability) dan kuat lentur pada
beton yang sudah berumur 28 hari. Pada pengujian beton segar, nilai slump
beton naik pada penggunaan 10% fly ash terhadap berat semen, sehingga
meningkatkan workability beton. Hasil pengujian menunjukkan kuat lentur
pada beton normal adalah 75 kg/cm2, kemudian mengalami peningkatan
kuat lentur menjadi 76 kg/cm2 atau kondisi optimum pada beton dengan
variasi fly ash 10%. Pada persentae 15% fly ash dan persentase 20% fly ash kuat
lentur beton mengalami penurunan.

Kata Kunci: Beton, fly ash, workability, kuat lentur

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berkembangnya ilmu dan teknologi, pemanfaatan limbah sering dijadikan
acuan dasar untuk memberikan inovasi dan solusi untuk pemberdayaan
alam. Salah satu limbah industri yaitu abu terbang (fly ash) yang merupakan
limbah yang dihasilkan dari pembakaran batubara. Pada perkembangan
teknologi rekayasa material, limbah fly ash dapat digunakan sebagai

24
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

campuran pembuatan beton. Beton sendiri merupakan komponen struktur


yang dapat memikul beban pada bangunan. Oleh karena itu beton sering
digunakan dalam pembuatan bangunan seperti gedung, jembatan, jalan dan
infrastruktur lainya. Komponen penyusun beton adalah campuran agregat
kasar dan agregat halus yang diikat secara kimiawi oleh air dan semen.
Semen termasuk komponen yang paling menentukan mutu beton, namun
dalam proses produksinya semen juga memiliki dampak negatif pada
lingkungan. Beberapa polutan utama dari industri semen adalah
debu/particulate matter (PM), sulfur dioksida (SO2), dan oksida nitrat (NO).
Partikel debu memiliki tingkat toksisitas yang paling tinggi dibanding
polutan udara lainnya sehingga merupakan polutan yang paling berbahaya
bagi kesehatan (Syauqie, dkk. 2017).
Inilah yang mendorong banyak ilmuan melakukan penelitian untuk
mencari alternatif penggunaan semen, salah satunya adalah dengan
mencampurkan fly ash pada beton untuk mengurangi proporsi semen.
Berdasarkan SNI 2460 tentang spesifikasi abu terbang batubara dan pozolan
alam mentah atau yang telah dikalsinasi untuk digunakan dalam beton,
tahun 2014 bahwa fly ash memenuhi persyaratan dan dianggap efektif dalam
mengontrol reaksi alkali silika seperti digunakan dalam semen.
Penelitian yang dilakukan Ananda, tahun 2017 mendapat hasil yang
signifikan yaitu dalam pencampuran beton 1 hari dengan bahan tambah fly
ash dapat meningkatkan workability dan menguragi bleeding dibandingkan
beton normal, atau beton dapat lebih mudah diaduk dan lebih rapat air.
Hasil yang baik juga berhasil dilakukan oleh Setiawati, tahun 2018 dalam
penelitiannya berhasil meningkatkan mutu beton dan membuktikan bahwa
penggunaan fly ash dapat mempengaruhi kekuatan beton. Selain di
Indonesia, penelitian tentang pemanfaatan fly ash juga dikembangkan di luar
negeri. Berdasarkan Joseph, dkk. tahun 2016 dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa penggunaan fly ash sebagai campuran beton mampu
meningkatkan kuat tekan dan kuat lentur.
Di Indonesia kuat lentur dan kuat tekan digunakan sebagai acuan
dasar dalam merencanakan jalan dengan perkerasan kaku atau (rigid
pavement). Pada beton untuk keperluan perkerasan kaku memiliki modulus
elastisitas tinggi yang akan mendistribusikan beban terhadap area tanah yang
cukup luas, sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan
diperoleh dari slab beton itu sendiri. Penelitian tentang kuat tekan dan kuat
lentur beton dengan bahan tambah fly ash sebagai bahan perkeraan kaku
(rigid pavement) pernah dilakukan oleh Alve Yunus pada tahun 2010, dengan
penambahan fly ash sebesar 25% pada umur 54 hari mampu menghasilkan
kuat lentur maksimum kuat lentur beton sebesar 9.17 MPa.

25
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Dari pemaparan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang inovasi


penggunaan limbah fly ash untuk penggurangan semen sebagai bahan
campuran pada pembuatan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain
beton dengan penambahan fly ash dengan kombinasi tertentu agar
menghasilkan kuat lentur optimum dari beton normal yang direncanakan
sehingga bisa meningkatkan efiensi mutu dan biaya pada beton, karena fly
ash merupakan limbah yang sangat murah.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
fly ash terhadap kuat lentur beton dan mengidentifikasi penggunaan fly ash
pada campuran beton terhadap kelecekan (workability) beton segar.

TINJAUAN PUSTAKA
Abu Terbang (Fly Ash)
Abu terbang (fly ash) merupakan bagian dari sisa pembakaran batubara yang
berbentuk partikel halus. Fly ash tersebut merupakan bahan anorganik yang
terbentuk dari perubahan bahan mineral (mineral matter) karena proses
pembakaran. Berdasarkan SK SNI 2460 tahun 2014, fly ash dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu kelas C, kelas F dan Kelas N. Fly ash kelas F biasanya
dihasilkan dari pembakaran antrasit atau batubara bituminous, tetapi dapat
juga dihasilkan dari batubara subbituminous, dan lignite. Fly ash kelas C
mengandung kadar kalsium total yang dinyatakan sebagai kalsium oksida
(CaO) lebih tinggi dari 10% yang dihasilkan dari pembakaran lignite atau
sub-bitumen batubara (batubara muda). Fly ash kelas N yaitu pozzolan alam
mentah misalnya beberapa tanah diatomae (hasil lapukan), batu rijang opalan
dan serpih, tufa dan abu vulkanik atau batu apung yang melalui proses
pembakaran atau tidak.

Beton
Beton merupakan campuran antara semen portland atau semen hidrolis,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambahan
yang membentuk massa yang padat, kuat, dan stabil (SNI 7656:2012). Beton
normal biasanya memiliki berat isi antara 2200 kg/m3 sampai dengan 2500
kg/m3, sedangkan beton berat memiliki berat isi lebih dari 2500 kg/m3. Beton
dalam konstruksi teknik sipil digunakan untuk bangunan struktur misalnya
pondasi, kolom, balok, pelat ataupun pelat cangkang, dalam bidang air
digunakan untuk bangunan air seperti bendung, bendungan, saluran,
ataupun pada perencanaan drainase perkotaan.

26
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Semen Portland
Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat
yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan
berupa satu atau lebih kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah
dengan bahan tambahan lain (SNI 15-2049-2004). Semen juga memiliki sifat
adhesif (adhesive) dan kohesif (kohesive) yang mampu membuat fragmen-
fragmen mineral melekat menjadi suatu masa yang padat.
Berdasarkan SNI 15-2049-2004 tentang semen portland, terdapat 5 jenis
semen yang dilihat berdasarkan kegunaannya, yaitu:
1. Semen tipe I, yaitu jenis semen portland yang dalam penggunaannya tidak
memerlukan persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan
pada jenis-jenis lain.
2. Semen tipe II, yaitu jenis semen portland yang dalam penggunaannya
memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
3. Semen tipe III, yaitu jenis semen portland yang dalam penggunaannya
memerlukan kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan
terjadi.
4. Semen tipe IV, yaitu tipe semen portland yang dalam penggunaannya
memerlukan kalor hidrasi rendah.
5. Semen tipe V, yaitu tipe semen portland yang dalam penggunaanya
memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat.

Agregat Kasar
Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran tertahan saringan 4,75 mm atau No.4 (SNI 1969:2008).
Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 5.3 dan ASTM C-33, agregat kasar harus
memenuhi persyaratan:
1. Kadar lumpur < 1%.
2. Modulus kehalusan berkisar antara 5-8 (SII 0052-80)
3. Abrasi Los Angeles < 40%.
4. Peresapan (absorpsi) < 5%.

Agregat Halus
Menurut SNI 1969 tahun 2008 agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil
disintegrasi alami batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah
batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75 mm (No.4). Pasir dibedakan
menjadi 3, yaitu: pasir galian yang diperoleh dari permukaan tanah, pasir
sungai yang diambil dari sungai, dan pasir laut yang diperoleh dari pantai.

27
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Ukuran agregat halus juga mampu mempengaruhi penyelesaian akhir,


susut, sifat tembus (permeability) dan (bleending).
Agregat halus yang digunakan dalam pembuatan beton harus
memenuhi persyaratan SNI 03-2847-2002 Pasal 5.3 dan ASTM C-33 yaitu
sebagai berikut:
1. Modulus kehalusan berkisar antara 1,5-3,8 (SII 0052-80)
2. Kotoran organik ≤ no. 3.
3. Kadar lumpur < 5%.
4. Peresapan (absorpsi) < 5%.

Air
Dalam pembuatan beton, Air yang digunakan harus air tawar yang bersih
dan tidak mengandung minyak, asam, alkali, dan bahan-bahan organik atau
bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan (SNI 03-2847-
2002). Air yang digunakan untuk campuran beton bisa berasal dari sumber
seperti, air sumur, air danau atau air sungai dengan syarat air tidak berasa
tidak berbau dan tidak berwarna. Selain digunakan sebagai campuran beton
air juga digunakan untuk perawatan beton atau pemeliharaan beton yang
sudah mengeras.

Kuat Lentur Beton


Uji lentur didasarkan pada perilaku momen benda uji. Apabila sebuah benda
menderita momen, maka akan terjadi deformasi lentur dimana sebagian
serat tertarik, dan sebagian tertekan. Tegangan tarik yang terjadi dapat
dihitung dengan mekanika sederhana sebagai fungsi dari beban yang bekerja
(Lie, 2017). Jadi kuat lentur merupakan kemampuan suatu balok untuk
melawan kegagalan patah, yang mana secara spesifik diuji dengan
pembebanan terhadap suatu benda uji berbentuk balok dengan perletakan
beban menggunakan jarak sepertiga dari panjang (1/3L) benda uji. Secara
normal pengujian kuat lentur dugunakan sebagai acuan untuk menentukan
perkerasan beton dan hasilnya dinyatakan dalam modulus of rupture.
Berdasarkan SNI 4431 pengujian kuat lentur menggunakan balok
yang diberi beban terpusat sebanyak dua buah. Pada gambar 1 dan gambar
2 dapat dilihat prosedur pengujian kuat lentur dengan menggunakan dua
titik pembebanan.

28
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 1. Benda Uji, perletakan dan pembebanan (sumber: SNI 4431:2011)

Keterangan gambar 1:
A-A = sumbu memanjang
B = titik-titik perletakan
C = titik-titik pembebanan

Gambar 2. Garis-garis Perletakan dan Pembebanan (sumber: SNI 4431:2011)

Keterangan gambar 2:
L = bentang jarak antara dua garis perletakan
b = lebar tampak lintang benda uji (cm)
h = tinggi tampak lintang benda uji (cm)
p = beban tertinggi mesin uji (N)

Berdasarkan SNI 03-2847-2002, dijelaskan bahwa untuk beton dengan


beban normal yang tidak menggunakan tulangan, nilai modulus keruntuhan
dapat diperoleh dengan persamaan 1 di bawah ini.
Fr = (0,7√𝑓𝑐) …………………………………………………..…………….(1)
dimana:
fr = Modulus keruntuhan/kuat lentur batas (MPa)
fc = Kuat tekan beton/beton (MPa)

29
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

METODE
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, yaitu dengan cara
melakukan pengujian di laboratorium dengan membuat benda uji berupa
beton untuk mengetahui kekuatan lentur akibat penggunaan fly ash sebagai
pengganti sebagian semen. Pengujian benda uji akan dilakukan di
laboratorium UPTD Balai Pengujian Pekerjaan Umum Provinsi Jambi
tepatnya di Jl. R.B. Siagian No. 1, Pasirputih, Pasir Putih, Kec. Jambi Selatan,
Kota Jambi, Jambi 36135.

Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari Variabel bebas atau independent variables, yaitu
variabel yang nilainya mempengaruhi nilai variabel terikat, contohnya
persentase fly ash dari berat semen pada campuran beton. Variabel terikat
atau dependent variabel, merupakan variabel yang nilainya tergantung dari
nilai vaiabel sebelumnya atau berdasarkan variabel bebas, contohnya adalah
nilai kuat lentur beton dan angka slump beton atau kelecekan (workability).
Variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Variabel penelitian


Variasi Jumlah Benda Uji
Keterangan Penggunaan Uji Kuat Lentur Uji Slump
Fly Ash (%) 28 Hari
Beton Normal 0 3 3
Beton Variasi 10% 10 3 3
Beton Variasi 15% 15 3 3
Beton Variasi 20% 20 3 3
Jumlah Benda Uji 12 12

Tahapan Penelitian
Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari lima tahapan, yaitu rumusan
masalah, studi literatur, eksperimental, analisis data, dan kesimpulan. Bagan
alir tahapan eksperimetal untuk pengujian material dan benda uji dapat
dilihat pada gambar 3 di bawah ini.

30
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 3. Bagan alir eksperimental

NALISIS DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengujian Agregat Halus
Pengujian agregat halus dalam penelitian ini meliputi pengujian berat jenis,
analisis saringan, berat isi, zat organik, kadar air dan kadar lumpur. Untuk
hasil pengujian agregat halus dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

31
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 2. Hasil Pengujian Agregat Halus


No Jenis Pengujian Hasil Syarat
pengujian
1 Berat Jenis 2,569 2,2 – 2,7
2 Modulus Kehalusan 2,0 1,5 – 3,8
3 Berat Isi 1,42 kg/lt 1,2 – 1,5 kg/lt
4 Kadar Lumpur 1,78% Maksimal. 5%
5 Zat Organik No. 3 No 1 – no. 3
6 Absorbsi 2,36% Maksimal 5%
7 Kadar Air 4,11% -

Dari hasil pengujian agregat halus pada tabel 2 di atas, dapat disimpulkan
bahwa agregat halus termasuk agregat normal dan bisa digunakan sebagai
bahan campuran beton karena sudah sesuai dengan standar yang ada.

Hasil Pengujian Agregat Kasar


Pengujian-pengujian yang dilakukan pada agregat kasar adalah pengujian
berat jenis, analisis saringan, abrasi dengan mesin Los Angeles, berat isi,
pengujian kadar lumpur dan pengujian kadar air. Untuk hasil pengujian
agregat halus dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

Tebel 3. Hasil Pengujian Agregat Kasar


No Jenis Pengujian Hasil pengujian Syarat
1 Berat Jenis 2,63 2,2 – 2,7
2 Modulus Kehalusan 7,64 5–8
3 Berat Isi 1,433 kg/lt 1,2 – 1,5 kg/lt
4 Kadar Lumpur 0,91% Maksimal. 5%
5 Abrasi 22,08% Maksimal 40%
6 Absorbsi 1,74% Maksimal 5%
7 Kadar Air 0,8% -

Hasil Mix Design


Perhitungan campuran beton menggunakan SNI 7656-2012 tentang tata cara
pencampuran beton normal, beton berat dan beton massa. Pada penelitian
ini beton yang direncanakan adalah beton dengan mutu K300 atau fc 24,9
MPa. Hasil perhitungan rancangan campuran beton normal (mix design)
untuk kebutuhan per m3 dapat dilihat pada tabel 4.

32
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 4. Hasil Perhitungan Mix Design Beton Normal


Keterangan Jumlah Satuan
Jumlah air 190 kg/m3
Jumlah semen 341 kg/m3
Jumlah agregat kasar 1065 kg/m3
Jumlah agregat halus 722 kg/m3

Benda uji yang akan dibuat adalah balok dengan ukuran panjang 50 cm,
lebar 15 cm, dan tinggi 15 cm atau balok dengan kapasitas volume 0,01125
m3. Pada penelitian ini digunakan fly ash sebagai pengganti sebagian semen
yaitu dengan variasi 0%, 10%, 15% dan 20%. Untuk kebutuhan tiap adukan
dan kebutuhan bahan material yang digunakan dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Kebutuhan Campuran Beton 1 Benda Uji Balok.


Variasi Variasi Variasi Variasi
Keterangan
0% 10% 15% 20%
Jumlah air (kg) 2,139 2,139 2,139 2,139
Jumlah semen (kg) 3,840 3,456 3,264 3,072
Jumlah agregat kasar (kg) 11,980 11,980 11,980 11,980
Jumlah agregat halus (kg) 8,128 8,128 8,128 8,128
Fly ash (kg) 0 0,384 0,576 0,768

Pada tabel 5 merupakan kebutuhan bahan material yang digunakan untuk


membuat 1 benda uji balok dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 15 cm dan
tinggi 15 cm atau dengan kapasitas volume sebesar 0,01125 m3.

Tabel 6. Kebutuhan Material 1 Kali Adukan Balok 15x15x50


Variasi 0% Variasi Variasi Variasi
Keterangan
10% 15% 20%
Jumlah air (kg) 2,460 2,460 2,460 2,460
Jumlah semen (kg) 4,416 3,974 3,753 3,532
Jumlah agregat kasar 13,777 13,777 13,777 13,777
(kg)
Jumlah agregat halus 9,347 9,347 9,347 9,347
(kg)
Fly ash (kg) 0 0,442 0,662 0,883

Pada tabel 6 di atas merupakan kebutuhan material dalam satu kali


pencetakan, yang merupakan hasil penambahan 15% dari kebutuhan satu
benda uji. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekurangan campuran
beton pada saat melakukan pencetakan.

33
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Hasil Pengujian Slump


Pengujian slump pada penelitian ini dilakukan setiap pengadukan beton,
untuk hasil rata-rata pengujian slump beton dapat dilihat pada tabel 7 di
bawah ini.

Tabel 7. Hasil Pengujian Slump


Kode Benda Tinggi Slump (mm) Slump Rata-
Uji A B C Rata (mm)
V0 75 80 110 88
V10 80 100 120 100
V15 40 90 90 73
V20 40 40 60 47

Dari hasil pengujian didapat nilai rata-rata slump dengan variasi fly ash 0%,
variasi fly ash 10%, variasi fly ash 15% dan variasi fly ash 20% adalah sebesar
88 mm, 100 mm, 73 mm dan 47 mm. Untuk perbandingan pengaruh fly ash
terhadap tingkat kelecekan beton (workability) dapat dilihat pada gambar 4
dibawah ini.

Nilai Rata-rata Pengujian Slump


150
Tiggi Slump (mm)

100
88
100 73
47
50

0
V0 V10 V15 V20
Variasi Benda Uji

Gambar 4. Diagram Nilai Rata-rata Pengujian Slump

Pada pengujian slump ini, beton normal dan beton dengan variasi fly ash 10%
masuk kedalam slump rencana, sedangkan untuk beton variasi fly ash 15%
dan beton variasi fly ash 20% nilai slump tidak masuk ke dalam perencanaan.
Ini menunjukkan bahwa dengan penambahan fly ash sebesar 15% dan 20%
dari berat semen justru menurunkan tingkat kelecekan beton (workability),
sehingga dalam pekerjaan pencetakan beton akan sedikit susah.

Hasil Pengujian Kuat Lentur


Pengujian kuat lentur dilakukan ketika beton berumur 28 hari. Untuk hasil
pengujian kuat lentur pada masing-masing benda uji dapat dilihat pada
tabel 8.

34
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 8. Rata-Rata Kuat Lentur


No Kode Kuat Lentur Kuat Lentur
Benda UJi (MPa) (kg/cm2)
1 V0 6.25 75
2 V10 6.28 76
3 V15 5.02 61
4 V20 4.80 58

Berdasarkan hasil rata-rata perhitungan kuat lentur beton pada tabel di atas,
didapat nilai tertinggi kuat lentur beton pada variasi fly ash 10%.
Penambahan fly ash dengan persentase 10% dari berat semen mampu
menaikkan rata-rata kuat lentur beton 0,99% menjadi 76 kg/cm2 atau 6,28
Mpa. Untuk perbandingan pengaruh fly ash terhadap kuat lentur yang dapat
dilihat pada gambar 5 di bawah ini

Gambar 5. Diagram Perbandingan Kuat Lentur Beton

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa kuat lentur beton menggunakan


bahan tambahan fly ash 15% dan 20% masih lebih rendah dari beton normal.
Hal ini berkaitan dengan direduksinya jumlah semen seiring meningkatnya
persentase fly ash, maka kemampuan mengikat dari material menjadi
berkurang, sehingga menurunkan kekuatan lentur pada beton. Bahan
tambahan fly ash sebagai pengganti sebagian semen pada campuran beton
memiliki kadar optimum untuk dapat menaikkan kekuatan beton, bukan
berarti semakin banyak bahan tambahan akan meningkatkan mutu beton.
Pada penelitian ini nilai optimum kuat lentur beton tercapai pada persentase
fly ash sebesar 10% dari berat semen.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang sudah dilakukan, dapat
ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian ini, antara lain:

35
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

1. Pada penggunaan fly ash dengan persetase 10% dari berat semen, mampu
memberikan pengaruh kelecekan (workability) pada beton segar. Namun
pada penggunaan fly ash sebesar 15% dan 20% dari berat semen justru
menurunkan tingkat kelecekan atau workability.
2. Pada penelitian ini kekuatan beton normal melebihi kekuatan yang
direncanakan. Untuk beton normal memperoleh kuat lentur (fs) sebesar
75 kg/cm2 sedangkan kuat lentur yang direncanakan adalah (fs) 42
kg/cm2.
3. Kekuatan lentur beton memakai persentase campuran fly ash 15% dan
20% masih lebih rendah daripada beton normal tanpa fly ash. Nilai kuat
lentur pada penggunaan fly ash sebesar 15% dari berat semen adalah
sebesar 61 kg/cm2 kemudian pada penggunaan fly ash dengan persentase
20% diperoleh kuat lentur beton sebesar 58 kg/cm2.
4. Nilai optimum kuat lentur beton diperoleh pada saat penambahan 10%
fly ash, dengan nilai kuat lentur (fs) sebesar 76 kg/cm2.

Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, hal yang dapat
disarankan pada penelitian selanjutnya adalah:
1. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan perapatan persentase fly ash
terhadap berat semen pada kisaran 5% - 15%, agar bisa mendapatkan
nilai optimum kuat lentur beton akibat penambahan fly ash sebagai
campuran pembuatan beton.
2. Pada saat pengadukan campuran beton perlu dilakukan ketelitian dalam
menimbang kebutuhan material, kemudian pada saat proses
pencampuran beton penambahan air secara bertahap harus benar-benar
presisi agar menghasilkan beton dengan kelecekan (workability) bagus
atau bisa mendapatkan nilai slump sesuai yang direncanakan.

ACKNOWLEDGEMENTS

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Fakultas Teknik Universitas Jambi


yang telah mendanai penelitian ini dengan dana PNBP Fakultas Teknik.
Selain itu, ucapan terima kasih kepada UPTD Balai Pengujian Pekerjaan
Umum Provinsi Jambi sebagai tempat pengujian laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Y. F. (2017). Pengaruh Waktu Campur dan Faktor Air Semen Terhadap
Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton 1 Hari dengan Bahan Tambah Fly
Ash Abu Limbah Batubara. Laporan Tugas Akhir Teknik Sipil
Muhammadiyah Surakarta.

36
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Arivalagan. S. “Flexural Behaviour of Reinforced Fly Ash Concrete Beams.”


Joseph, G.D. dkk. 2016. “Flexural Strength Characteristics of Fly Ash Blended
OPC Reinforced Sorrel Fibre Concrete.” International Journal of Research in
Civil Engineering, Architecture & Design.
Lie, Han Ay. 2015. Bahan Kuliah Teknologi Beton. Universitas Diponegoro.
Semarang
Setiawati, Mira. 2018. Fly Ash Sebagai Naham Pengganti Semen Pada Beton.
Jurnal Teknik Sipil Unversitas Muhammadiyah Palembang.
SNI 03-1968-1990. Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus
dan Kasar. Yayasan LPMB. Bandung
SNI 03-2461-1991. Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Struktural. Badan
Standarisasi Nasional. Bandung.
SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
SNI 03-3449-2002. Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan
Dengan Agregat Ringan. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
SNI 15-2049-2004. Semen Portland. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
SNI 2460:2014. Spesifikasi Abu Terbang Batubara Dan Pozolan Alam Mentah Atau
Yang Telah Dikalsinasi Untuk Digunakan Dalam Beton. Badan
Standarisasi Nasional. Bandung.
SNI 2493:2011. Tatacara Pengujian Dan Perawatan Benda Uji Beton Di
Laboratorium. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
SNI 2816:2014. Metode Uji Bahan Organik Dalam Agregat Halus Untuk Beton.
Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
SNI 4154:2014. Metode Uji Kekuatan Lentur Beton (Menggunakan Balok
Sederhana dengan Beban Terpusat di tengah Bentang). Badan Standarisasi
Nasional. Bandung.
SNI 4431:2011. Cara Uji Kuat Lentur Beton Normal dengan Dua Titik
Pembebanan. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
SNI 7656:2012. Tata Cara Pemilihan Campuran Untuk Beton Normal, Beton Berat
Dan Beton Massa. Badan Standarisasi Nasional. Bandung.
Syauqie, Muhammad dkk. 2017. Pengaruh Emisi Debu Semen Terhadap Status
Tear Film Masyarakat Di Sekitar Pabrik Pt. Semen Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas.

37
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Dampak Transformasi Struktural Terhadap Peluang Kerja


Sektor Informal Di Indonesia

Purwaka Hari Prihanto; Parmadi; Rts. Ratnawati


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi, Indonesia
Email: purwakahp@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, 1) proses transformasi
struktural dan perkembangan peluang kerja sektor informal di Indonesia. 2.
pengaruh transformasi struktural terhadap peluang kerja sektor informal di
Indonesia. Data yang digunakan adalah Survei Angkatan Kerja Nasional
(SAKERNAS) dan data PDB Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan; 1)
perubahan struktur produksi dalam PDB Indonesia selama periode tahun
2000-2018 mengalami pergeseran dari pola I-J-P menjadi pola J-I-P.
Sementara transformasi ketenagakerjaan, terjadi dengan Pola P-J-I, menjadi
Pola J-P-I. 2). Hasil estimasi regresi berganda menunjukkan, bahwa secara
bersama sama melalui uji F-statistik, PDB sektor Pertanian, PDB sektor
Industri, PDB sektor Jasa; Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Pertanian;
Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Industri; Angkatan Kerja yang bekerja
di sektor Jasa; Penduduk perkotaan; Upah rata-rata di sektor Pertanian;
Upah rata-rata sektor Industri, berpengaruh signifikan terhadap Peluang
Kerja Sektor Informal.

Kata Kunci : Peluang kerja, sektor informal, transformasi struktural

PENDAHULUAN
Perekonomian Indonesia pada triwulan I tahun 2018 tumbuh sebesar 5,1
persen rata rata per tahun, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2017
yang tumbuh sebesar 5,2 persen rata rata per tahun (Kememterian
PPN/Bappenas, 2018). Meskipun tren pertumbuhan ekonomi Indonesia
turun, namun jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi rata rata
dunia, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih tinggi. Pada
tahun 2017, pertumbuhan ekonomi dunia hanya 3,8 persen rata rata
pertahun dan meningkat menjadi 3,8 persen pertahun pada tahun 2018.
Pertumbuhan ekonomi meningkatkan kapasitas produksi nasional juga
mendorong terjadinya transformasi structural.Transformasi struktural
didefinisikan sebagai perubahan struktur ekonomi dari sektor tradisonal
yang memiliki produktivitas rendah menuju sektor ekonomi dengan
produktivitas tinggi (Romli, Hutagaol, Priyarsono, 2016).

38
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sebagai dampak dari perubahan struktural pada awalnya terjadi


ketidakseimbangan yang dapat mengakibatkan kesenjangan penyesuaian
jangka panjang. Hal ini selaras hipotesis U terbalik Kuznets, dimana pada
tahap awal pertumbuhan ekonomi distribusi pendapatan cenderung
memburuk, namun pada tahap selanjutnya distribusi pendapatan akan
membaik (Todaro dan Smith, 2006). Selain itu, ciri utama dari transformasi
struktural adalah meningkatnya kontribusi industri dan jasa dengan
penurunan kontribusi pertanian pada PDB total. Ketika negara mulai
mengalami industrialisasi, tenaga kerja “tambahan” dari sektor pertanian
biasanya tidak bekerja di sektor itu dan dipekerjakan di sektor industri dan
jasa. Pergerakan tenaga kerja dan ekspansi sektor non-pertanian menjadi
landasan bagi pembangunan ekonomi (Hakim, 2017).
Namun demikian, di banyak negara berkembang seperti Indonesia
Transformasi srtuktural tidak sejalan dengan transformasi ketenagakerjaan.
Ketertinggalan berjalannya transformasi ketenagakerjaan di Indonesia, salah
satu penyebabnya adalah akibat tingginya supply tenagakerja. Penduduk
Indonesia yang tumbuh rata-rata 1,38 persen per tahun dalam periode tahun
2010 – 2015, menyebabkan meningkatnya jumlah tenaga kerja menjadi tidak
seimbang dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Laporan BPS (2017)
menyebutkan bahwa angka pengangguran terbuka di Indonesia tahun 2017
mencapai 5,33 persen atau berjumlah 7,01 juta angkatan kerja. Tingginya
angka pengangguran terbuka di Indonesia ini, menurut Bank Dunia (2014)
secara umum akibat ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan
tenaga kerja. Pertama, tidak cukupnya lulusan pendidikan khusus yang
dipersyaratkan sejumlah sektor ekonomi (contoh, dalam industri tekstil).
Kedua, kurangnya keterampilan lulusan yang ada untuk mendukung
industri yang berkembang (sebagai contoh, dalam bidang karetdan plastik).
Kebutuhan keterampilan tenaga kerja yang sesuai dengan perkembangan
industri ini tidak terpenuhi, karena sebagian besar lembaga pelatihan tenaga
kerja justru terkonsentrasi pada bidang-bidang dengan nilai tambah rendah
(seperti keterampilan salon kecantikan dan spa, dan keterampilan dasar
komputer, dsb). Laporan Bank Dunia ini menegaskan, bahwa kualitas
penawaran tenaga kerja Indonesia yang sebagian besar terdiri dari tenaga
kerja kurang terampil dan berpendidikan rendah ini menyebabkan sulitnya
mengisi kesempatan kerja yang berkembang, terutama akibat pertumbuhan
sektor industri dan jasa modern.
Dengan ketersediaan tenaga kerja yang kebanyakan unskill labor, maka
permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia adalah bagaimana
mendayagunakan mereka agar tidak menjadi beban pembangunan, tetapi
sebaliknya menjadi modal pembangunan. Dalam menjembatani proses
peralihan dalam transformasi ketenagakerjaan, maka keberadaan sektor

39
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

informal dalam perekonomian negara berkembang menjadi penting,


terutama dalam kontribusinya menyediakan kesempatan kerja alternatif
dengan tidak menuntut keterampilan dan tingkat pendidikan yang tinggi.
Kondisi inilah yang memaksa lebih dari 50 persen pekerja di Indonesia
bertahan bekerja pada sektor informal yang berkembang menjadi lapangan
kerja alternatif di banyak negara berkembang (Sethuraman, 1976; Prihanto,
(2007). Sektor Informal ini telah berperan menjadi katup pengaman dalam
proses transformasi ketenagakerjaan dengan menampung banyak tenaga
kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan rendah, serta lulusan
berbagai jenjang pendidikan yang tidak dapat bersaing mendapatkan
pekerjaan di sektor formal.
Tumbuhnya peluang kerja sektor informal dalam pasar kerja di
Indonesia, selain akibat terbatasnya penciptaan dan perluasan kesempatan
kerja pada sektor formal, juga karena adanya faktor utama yang menjadi
karakteristik sektor informal dalam menarik para pencari kerja untuk
memanfaatkan peluang kerja dan peluang berusaha di sektor informal.
Menurut Noeraini, (2015); dan Prihanto (2007) berkembangnya kesempatan kerja
sektor informal, karena kemudahan untuk memasukinya seperti tidak membutuhkan
persyaratan pendidikan dan keterampilan bagi pekerjanya, sehingga mereka yang
berpendidikan rendah dan tidak mampu untuk memasuki pasar kerja
formal, akan bertahan bekerja pada sektor informal. Hal ini juga ditegashan
oleh Sethuraman (1976) dan Pitoyo (2007), yang menyatakan, bahwa sektor
informal ini berkembang karena adanya strategi kebutuhan bertahan hidup
dari masyarakat kecil, atau mereka yang miskin, korban penggusuran, atau
kelompok masyarakat lain yang tidak mempunyai akses luas kepada sumber
daya ekonomi.
Menilik latar belakang di atas penelitian ini ingin memberikan
kontribusi terhadap fenomena transformasi struktural di Indonesia, dengan
cara memberikan gambaran lebih realistis dampak transformasi struktural
terhadap peluang kerja sektor informal dalam perekonomian di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis 1. Proses transformasi struktural dan perkembangan peluang
kerja sektor informal di Indonesia. 2. Dampak transformasi struktural
terhadap peluang kerja sektor informal di Indonesia

METODE
Data yang digunakan adalah data sekunder runtut waktu dari tahun 2000-
2018. Sumber data dari BPS berupa data PDB Indonesia menurut lapangan
usaha dan berdasarkan harga konstan tahun 2010 dan Data kesempatan kerja
menurut provinsi berdasarkan lapangan usaha dan status pekerjaan hasil
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Indonesia.

40
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Untuk mendapatkan gambaran proses transformasi struktural di Indonesia


digunakan analisis tabulasi. Sedangkan untuk menganalisis pengaruh
transformasi struktural terhadap kesempatan kerja sektor informal di
Indonesia digunakan regresi linear berganda. Persamaan regresi linier
berganda tersebut diatas selanjutnya ditransformasikan secara operasional
dalam bentuk model berikut :
PKINFORMAL = 𝑎 + 𝑏1 SEKPERT + 𝑏2 SEKINDUS + 𝑏3 SEKJASA + 𝑏4 PEKPERT
+ 𝑏5 PEKINDUS + 𝑏6 PEKJASA + 𝑏7 PDDKOTA + 𝑏8 UPAHPERT
+ 𝑏9 UPAHINDUS + 𝜀
Keterangan:
PKINFORMAL : variabel peluang kerja kerja sektor informal
a : konstanta
b1,..........b11 : koefisien regresi dari variabel independen
SEKPERT : variabel PDB sektor Pertanian
SEKINDUS : variabel PDB sektor Industri
SEKJASA : variabel PDB sektor Jasa
PEKPERT : variabel Angkatan Kerja yang bekerja di sektor
Pertanian
PEKINDUS : variabel Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Industri
PEKJASA : variabel Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Jasa
PDDKOTA : variabel Penduduk perkotaan
UPAHPERT : variabel rata-rata upah di sektor Pertanian
UPAHINDUS : variabel rata-rata upah di sektor Industri

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Proses Transformasi Struktural di Indonesia
Dalam laporan OECD (2018) pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat
yang disebabkan lemahnya kondisi ekonomi global dan turunnya harga
ekspor komonditas. Pada periode tahun 2000-2018 pertumbuhan ekonomi
Indonesia rata-rata meningkat 4,9 persen pertahun. Angka ini masih lebih
baik dari pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan hanya tumbuh
mencapai 3,9 persen (Kementrian PPN/Bappenas, 2018). Walaupun
mengalami perlambatan, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia
diproyeksikan masih solid di kisaran 5 persen per tahun. Menurut laporan
OECD (2018) pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sehat karena adanya
dorongan sisi konsumsi masyarakat akibat peningkatan pendapatan, dan
belakangan ini juga didorong oleh investasi infrastruktur yang masif dan
memang sangat dibutuhkan, serta semakin pulihnya perdagangan global
yang telah mendorong sisi ekspor.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode tahun 2000-2018, salah
satunya ditopang oleh sektor industri pengolahan yang mempunyai

41
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

kontribusi terhadap PDB sebesar 21,9 persen pada tahun 2018. Berdasarkan
laporan Kementrian PPN/Bappenas (2018), basis sektor industri bertumpu
pada subsektor tekstil dan pakaian jadi, pengolahan tembakau, dan furnitur
yang masih mampu tumbuh dengan angka pertumbuhan tertinggi, yaitu
masing-masing 18,98 persen, 16,10 persen, dan 12,89 persen.
Selain Industri, sektor perdagangan juga mempunyai kontribusi
terbesar kedua terhadap PDB, yaitu dengan angka 16,9 persen pada tahun
2018. Dengan tingkat pertumbuhan rata-rata yang lebih tinggi atau 5,5
persen dibandingkan sektor industri, sektor perdagangan mempunyai
potensi yang cukup besar untuk masa mendatang. Dalam laporan OECD
(2018), faktor utama penunjang tumbuhnya sektor perdagangan adalah
adanya investasi infrastruktur yang cukup masif, baik di pulau Jawa
maupun di luar pulau Jawa. Disamping itu pertumbuhan sektor
perdagangan terdorong akibat pertumbuhan sub sektor pariwisata di
Indonesia. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia
meningkat hampir tiga kali lipat dalam sepuluh tahun ini, dengan laju yang
makin cepat rata-rata pertumbuhannya mencapai hampir 14 persen per
tahun.

Tabel 1. Kontribusi Dan Perkembangan Sektor Ekonomi Indonesia berdasarkan


harga konstan 2010, tahun 2000 – 2018 (Persen)
Pertumbuhan
No. Lapangan Usaha 2000 2018 Rata-rata

1 Pertanian 17,1 13,1 3,4


2 Pertambangan 16,7 8,0 0,9
3 Industri Pengolahan 24,3 21,9 4,3
4 Listrik 0,9 1,1 6,1
5 Bangunan 8,2 10,6 6,3
6 Perdagangan 15,3 16,9 5,5
7 Pengangkutan 3,7 9,7 10,5
8 Jasa Keuangan 7,1 9,0 6,2
9 Jasa – Jasa Lain 9,4 9,7 5,1

100 100
PDB (Milyar Rp) 4011950,5 10004201,7 4,9
Sumber : BPS berbagai terbitan, diolah

Selain menciptakan pertumbuhan ekonomi, tujuan pembangunan ekonomi


dalam periode jangka panjang, juga mendorong terjadinya perubahan yang
mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dimana sektor

42
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

pertanian sebagai sektor utama akan mengarah ke ekonomi modern yang di


dominasi oleh sektor-sektor non primer (Tambunan, 2003). Struktur ekonomi
itu sendiri dapat tergambar dari besarnya peranan masing-masing sektor
ekonomi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) secara
nasional. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah akan mengakibatkan
terjadinya perubahan-perubahan peranan setiap sektor ekonomi yang
berakibat pada perubahan struktur ekonomi wilayah tersebut. Struktur
perekonomian yang terjadi umumnya bergerak dari sektor pertanian menuju
sektor industri selanjutnya ke sektor jasa. Menurut Todaro dan Smith, (2006)
proses terjadinya perubahan struktur ekonomi ditandai dengan mulai
menurunnya kontribusi sektor primer (pertanian), selanjutnya diikuti
dengan meningkatnya kontribusi sektor sekunder (industri), dan sektor
tersier (jasa) dalam struktur pembentukan PDB.
Hasil penelitian yang menggunakan harga konstan 2010,
menunjukkan bahwa pada tahun 2000 peran sektor pertanian, industri dan
jasa tidak berbeda jauh. Sektor Industri sedikit lebih tinggi perannya dalam
struktur PDB yaitu 33,7 persen dibandingkan sektor yang lain, dibandingkan
sektor jasa (33,5 persen) dan sektor pertanian (32,7 persen). Dengan demikian
pola struktur produksi dalam PDB Indonesia pada tahun 2000 adalah
Industri – Jasa– Pertanian (I-J-P). Peran sektor industri yang tinggi pada
tahun 2000 ini antara lain karena kebijakan industrialisasi yang diterapkan
sejak tahun 1982 dengan melaksanakan program Revitalisasi, Konsolidasi
dan Restrukturisasi industri, disamping struktur industri Indonesia pada
tahun tersebut didominasi oleh industri kecil dan industri padat tenaga kerja
dengan jumlah mencapai 99,2 persen (Departemen Perindustrian. 2008).
Pola struktur produksi dalam PDB Indonesia selanjutnya berubah
selama periode tahun 2005-2018, dimana peran sektor industri mulai
menurun dan digantikan peran sektor jasa. Struktur produksi dalam PDB
Indonesia selanjutnya mengalami perubahan yaitu Jasa - Industri –
Pertanian (J-I-P). Rata-rata kontribusi sektor jasa, industri dan pertanian
masing-masing 39,7 persen; 34,0 persen; dan 26,3 persen. Meningkatnya
peran sektor Jasa dalam perode tahun 2005-2018, disebabkan adanya
pertumbuhan rata-rata yang cukup tinggi dari sektor Penganggkutan dan
sektor Jasa keuangan yang tumbuh dengan angka 10,5 persen dan 6,2
persen. Sesuai dengan teori Lewis, maka dapat dikatakan bahwa
perekonomian Indonesia telah terjadi perubahan struktur produksi (PDB),
sehingga terlihat kontribusi sektor industri telah digeser dan digantikan
kontribusi sektor Jasa yang semakin dominan dalam PDB Indonesia (Todaro
dan Smith, 2006).

43
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 2. Perkembangan Kontribusi Sektor Ekonomi Indonesia berdasarkan harga


konstan 2010, tahun 2000 – 2018 (Persen)
Sektor
Pola
Tahun Pertanian (P) Industri (I) Jasa (J)

2000 32,7 33,7 33,5 I-J-P


2005 28,6 34,9 36,5 J-I-P
2010 25,7 33,6 40,7 J-I-P
2015 22,3 33,5 44,2 J-I-P
2018 22,2 34,3 43,4 J-I-P

Rata-Rata 26,3 34,0 39,7 J-I-P


Perkembangan Rata-Rata -2,0 0,1 1,4
Sumber : BPS berbagai terbitan, diolah

Proses Transformasi Ketenagakerjaan di Indonesia


Kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDB Indonesia antara
tahun 2000 dan 2018, mengalami penurunan dari 17,1 persen menjadi 13,1
persen. Penurunan kontribusi sektor pertanian pada perekonomian
menjadikan sektor pertanian tidak lagi dominan dalam struktur
perekonomian Indonesia. Namun demikian dari sisi ketenagakerjaan,
keberadaan sektor pertanian walaupun mengalami penurunan peranannya
dalam menyerap angkatan kerja, masih merupakan peluang kerja utama
bagi angkatan kerja Indonesia. Dalam periode tahun 2000 dan 2018,
kontribusi sektor pertanian dalam memberikan peluang kerja menurun dari
45,3 persen menjadi 29,7 persen, dengan angka penurunan rata-rata -0,4
persen per tahun. Sedangkan sektor Perdagangan dan sektor Jasa Jasa Lain
menjadi peluang kerja yang kedua dan ketiga dalam menyerap angkatan
kerja pada tahun 2018, yaitu masing masing 23,3 persen dan 16,9 persen.
Keberadaan sektor pertanian yang masih menjadi peluang kerja
utama di Indonesia, menurut dalam Ikhsan (2011) menunjukkan
kecenderungan bahwa proses transformasi ketenagakerjaan di Indonesia
tidak berjalan dengan perubahan sisi produksi dan cenderung lebih lambat
dibandingkan dengan (pola normal) yang terjadi di negara lain.
Terhambatnya proses transformasi ketenagakerjaan ini disebabkan pada
waktu krisis keuangan yang lalu sektor pertanian harus menampung
kembali kelebihan angkatan kerja baru dan pekerja di sektor industri yang
kehilangan pekerjaannya akibat pemutusan hubungan kerja (ILO, 2017).
Disamping itu laporan OECD (2018), masih rendahnya pendidikan dan
keterampilan angkatan kerja di Indonesia ini menjadi hambatan angkatan
kerja Indonesia masuk dalam pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan

44
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

keterampilan tinggi dan penguasaan tehnologi canggih dalam era digitalisasi


ini.

Tabel 3. Perkembangan Angkatan Kerja Yang Bekerja Menurut Lapangan


Pekerjaan, tahun 2000 – 2018 (Persen)
Perkembangan
No. Lapangan Usaha 2000 2018 Rata-rata

1 Pertanian 45,3 29,7 -0,4


2 Pertambangan 0,5 1,1 6,4
3 Industri Pengolahan 13,0 14,1 2,3
4 Listrik 0,1 0,3 9,7
5 Bangunan 3,9 6,7 4,8
6 Perdagangan 20,6 23,3 2,5
7 Pengangkutan 5,1 4,8 1,5
8 Jasa Keuangan 1,0 3,1 8,2
9 Jasa – Jasa Lain 10,7 16,9 4,4

100 100
Angkatan Kerja Yang Bekerja 89837730 127067835 1,8
Sumber : BPS berbagai terbitan, diolah

Di lihat dari sisi peluang kerja terlihat, bahwa dalam periode 2000-2010
sektor pertanian di Indonesia menampung lebih dari 40 persen jumlah
angkatan kerja yang bekerja, diikuti dengan sektor Jasa dan sektor Industri
(Pola P-J-I). Keadaan selanjutnya mengalami perubahan dalam periode 2010-
2018, dimana peran sektor Pertanian dalam menyerap angkatan kerja
berkutang dan digantikan oleh sektor Jasa, bahkan pada tahun 2018 peran
sektor jasa dalam menyerap angkatan kerja meningkat menjadi hampir 50
persen (Pola J-P-I). Hasil penelitian ini menjadi menarik, sebab perubahan
penyerapan angkatan kerja terjadi dari sektor Pertanian ke sektor Jasa,
sedangkan sektor Industri belum banyak berperan dalam menyerap
angkatan kerja. Menurut laporan OECD (2018), kondisi kegagalan
transformasi ketenagakerjaan seperti ini banyak terjadi di negara
berkembang, dimana perubahan pada permintaan tenaga kerja tidak sejalan
dengan perubahan yang terjadi pada komposisi produksi dan teknologi yang
digunakan.

45
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 4. Perkembangan Kontribusi Sektor Ekonomi Indonesia Dalam Menyerap


Angkatan Kerja, tahun 2000 – 2018 (Persen)
Sektor
Industri Pola
Pertanian (P) Jasa (J)
Tahun (I)

2000 45,8 16,9 37,3 P-J-I


2005 44,9 17,1 38,05 P-J-I
2010 41,0 16,96 42,2 J-P-I
2015 34,4 20,2 45,4 J-P-I
2018 30,8 21,1 48,1 J-P-I

Rata-Rata 39,4 18,4 42,2 J-P-I


Perkembangan Rata-Rata -2,1 1,2 1,3
Sumber : BPS berbagai terbitan, diolah

Peluang Kerja Sektor Informal di Indonesia


Hasil penelitian selama periode tahun 2000-2018, menunjukkan bahwa rata-
rata sebagian besar angkatan kerja di Indonesia bekerja di sektor informal
(63,9 persen), dan hanya 36,1 persen angkatan kerja bekerja di sektor Formal.
Walaupun mempunyai kecenderungan yang terus menurun (rata-rata -0,6
persen per tahun), namun sektor informal masih sanggup memberikan
pendapatan bagi sebagian besar angkatan kerja di Indonesia. Tingginya
angkatan kerja yang bekerja di sektor informal membuktikan peran sektor
ini sebagai katup pengaman ketenagakerjaan di banyak negara berkembang
(Nazara, 2010). Namun di sisi yang lain, maraknya pekerjaan di sektor
informal justru akan menimbulkan hambatan bagi negara berkembang
untuk mengatasi kemiskinan, sebab pekerjaan informal umumnya
merupakan pekerjaan dengan mutu rendah, produktivitas rendah, sehingga
memberikan upah lebih rendah, kesempatan pelatihan lebih sedikit, dan
kondisi/syarat kerja lebih buruk (OECD, 2018).
Dari analisis pasar tenaga kerja, pertumbuhan sektor informal
diakibatkan terbatasnya peluang kerja sektor formal dalam menyediakan
pekerjaan di Indonesia. Sektor formal menjadi terbatas dalam menyerap
angkatan kerja, disebabkan adanya dampak krisis ekonomi dunia dan
terjadinya de-industrialisasi di Indonesia (ILO, 2017). Pada sisi lain,
tingginya migrasi tenaga kerja dari desa ke kota akibat kebijakan
pembangunan yang lebih menitik beratkan pada pembangunan kota atau
urban-bias, yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan keahlian
angkatan kerja yang memadai (Ikhsan (2011). Sektor informal yang tidak
terlalu mensyaratkan pendidikan dan keahlian tertentu pada pekerjanya

46
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

merupakan alternatif utama bagi angkatan kerja baru maupaun migran dari
desa, baik sebagai pekerjaan tetap maupun sebagai transit sebelum
mendapatkan pekerjaan di sektor formal (Pitoyo, 2007; Prihanto, 2007).

Tabel 5. Kontribusi Sektor Formal dan Sektor Informal Dalam Menyerap Angkatan
Kerja Indonesia, tahun 2000 – 2018
Sektor Angkatan Kerja
Tahun Formal (%) Informal (%) (Orang)

2000 35,1 64,9 89.837.730


2005 30,2 69,8 94.948.118
2010 31,4 68,6 107.405.572
2015 42,1 57,9 120.846.821
2018 41,8 58,2 127.067.835

Rata-Rata (%) 36,1 63,9


Perkembangan Rata-Rata (%) 0,9 -0,6 1,8
Sumber : BPS berbagai terbitan, diolah

Pengaruh Transformasi Struktural Terhadap Peluang Kerja Sektor Informal


Di Indonesia
Estimasi Model Regresi Linier Berganda
Model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh transformasi
struktural terhadap peluang kerja sektor informal di Indonesia, adalah
model regresi linier berganda. Transformasi struktural atau pergeseran
struktur ekonomi sebagai variabel bebas, diwakili oleh serangkaian variabel
: PDB sektor Pertanian (SEKPERT), PDB sektor Industri (SEKINDUS), PDB
sektor Jasa (SEKJASA); Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Pertanian
(PEKPERT); Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Industri (PEKINDUS);
Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Jasa (PEKJASA); ; Penduduk
perkotaan (PDDKOTA); Upah rata-rata di sektor Pertanian (UPAHPERT);
Upah rata-rata sektor Industri (UPAHINDUS): terhadap Peluang Kerja
Sektor Informal (PKINFORMAL).
Perhitungan regresi linier berganda diperoleh angka estimasi
koefisien determinasi (R-squared) sebesar 0,987, artinya 98,7 persen
perubahan Peluang Kerja Sektor Informal dapat dijelaskan oleh variabel
bebas PDB sektor Pertanian, PDB sektor Industri, PDB sektor Jasa; Angkatan
Kerja yang bekerja di sektor Pertanian ; Angkatan Kerja yang bekerja di
sektor Industri; Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Jasa; Penduduk
perkotaan; Upah rata-rata di sektor Pertanian; Upah rata-rata sektor Industri,

47
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

sedangkan sisanya sebesar 1,7 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
masuk dalam model penelitian.
Uji hipotesis secara keseluruhan menggunakan uji F-statistik, pada
tingkat signifikansi 95 persen dapat disimpulkan bahwa variabel bebas PDB
sektor Pertanian, PDB sektor Industri, PDB sektor Jasa; Angkatan Kerja yang
bekerja di sektor Pertanian ; Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Industri;
Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Jasa; Penduduk perkotaan; Upah rata-
rata di sektor Pertanian; Upah rata-rata sektor Industri, secara signifikan
berpengaruh terhadap Peluang Kerja Sektor Informal
Namun dari uji t-statistik tingkat keyakinan 95 persen, diperoleh
hasil, bahwa variabel bebas PDB sektor Pertanian, PDB sektor Industri, PDB
sektor Jasa; Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Industri; Angkatan Kerja
yang bekerja di sektor Jasa; Penduduk perkotaan; dan Upah rata-rata di
sektor Pertanian; secara signifikan berpengaruh terhadap Peluang Kerja
Sektor Informal. Sedangkan variabel Angkatan Kerja yang bekerja di sektor
Pertanian dan Upah rata-rata sektor Industri, tidak berpengaruh signifikan
terhadap Peluang kerja sektor informal.

Tabel 6. Hasil Estimasi Pengaruh Transformasi Struktural Terhadap Peluang


Kerja Sektor Informal Di Indonesia..
No Variabel Coef. Std.Error t–statistik Prob.
1 (Constant) -1398,001 415,659 -3,363 0,008
2 SEKPERT 15,508 3,990 3,886 0,004
3 SEKINDUS 15,823 4,320 3,662 0,005
4 SEKJASA 13,909 3,936 3,534 0,006
5 PEKPERT -0,471 0,474 -0,993 0,347
6 PEKINDUS -2,089 0,664 -3,146 0,012
7 PEKJASA -0,798 0,337 -2,368 0,042
8 PDDKOTA 0,976 0,394 2,479 0,035
9 UPAHPERT 0,000 0,000 2,394 0,040
10 UPAHINDUS -0,002 0,002 -0,854 0,415
R 0, 994 a

R Square 0,987
Adjusted R Square 0,974
F – statistik 77,061
Prob (F – statistik) 0,000a
Durbin – Watson 2,659
Sumber: Hasil Olah data.

Keterangan :
SEKPERT : PDB sektor Pertanian, SEKINDUS : PDB sektor Industri;

48
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

SEKJASA : PDB sektor Jasa; PEKPERT : Angkatan Kerja yang bekerja di


sektor Pertanian; PEKINDUS : Angkatan Kerja yang bekerja di sektor
Industri; PEKJASA ; Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Jasa;
PDDKOTA : Penduduk perkotaan; UPAHPERT : Upah rata-rata di sektor
Pertanian; UPAHINDUS : Upah rata-rata sektor Industri.

Pembahasan Hasil Estimasi Pengaruh Transformasi Struktural terhadap


Peluang Kerja Sektor Informal.
1. Kontanta
Besarnya nilai kontanta regresi adalah -1398,001; yang mempunyai makna
apabila variabel bebas PDB sektor Pertanian, PDB sektor Industri, PDB
sektor Jasa; Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Pertanian ; Angkatan
Kerja yang bekerja di sektor Industri; Angkatan Kerja yang bekerja di sektor
Jasa; Penduduk perkotaan; Upah rata-rata di sektor Pertanian; Upah rata-
rata sektor Industri bernilai konstan, maka Peluang kerja sektor informal
berkurang 1398,001 persen.

2. PDB sektor Pertanian


Variabel PDB sektor Pertanian mempunyai koefisien nilai sebesar 15,508
dengan tingkat probabilitas adalah sebesar 0,004; sehingga dapat dikatakan
signifikan pada α = 0,05. Hasil ini menunjukkan hubungan antara variabel
PDB sektor Pertanian terhadap Peluang kerja sektor informal adalah positif
dan signifikan. Hasil ini memberikan informasi, jika terjadi kenaikan PDB
sektor Pertanian sebebar 1 persen, dengan asumsi variabel lainnya konstan,
maka Peluang kerja sektor informal akan naik 15,508 persen.

3. PDB sektor Industri


Nilai koefisien variabel PDB sektor Industri sebesar 15,823 dan tingkat
probabilitasnya sebesar 0,005 dimana nilainya < 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan antara variabel variabel PDB sektor Industri terhadap
Peluang kerja sektor informal adalah positif dan signifikan. Situasi ini
mengindikasikan, bahwa jika ada PDB sektor Industri sebanyak 1 persen,
dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan, maka Peluang kerja sektor
informal akan naik sebesar 15,823 persen.

4. PDB sektor Jasa


Variabel PDB sektor Jasa mempunyai koefisien nilai sebesar 13,909 dengan
tingkat probabilitas adalah sebesar 0,006; sehingga dapat dikatakan
signifikan pada α = 0,05. Hasil ini menunjukkan hubungan antara variabel
PDB sektor Jasa terhadap Peluang kerja sektor informal adalah positif dan
signifikan. Hasil ini memberikan informasi, jika terjadi PDB sektor Jasa

49
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

sebesar 1 persen, dengan asumsi variabel lainnya konstan, maka Peluang


kerja sektor informal akan naik 13,909 persen.

5. Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Industri


Variabel Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Industri mempunyai
koefisien nilai sebesar -2,089 dengan tingkat probabilitas adalah sebesar
0,012; sehingga dapat dikatakan signifikan pada α = 0,05. Hasil ini
menunjukkan hubungan antara variabel Angkatan Kerja yang bekerja di
sektor Industri terhadap Peluang kerja sektor informal adalah negatif dan
signifikan. Hasil ini memberikan informasi, jika terjadi kenaikan Angkatan
Kerja yang bekerja di sektor Industri sebesar 1 persen, dengan asumsi
variabel lainnya konstan, maka Peluang kerja sektor informal akan turun
sebesar 2,089 persen.

6. Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Jasa


Variabel Angkatan Kerja yang bekerja di sektor jasa mempunyai koefisien
nilai sebesar -0,798 dengan tingkat probabilitas adalah sebesar 0,042;
sehingga dapat dikatakan signifikan pada α = 0,05. Hasil ini menunjukkan
hubungan antara variabel Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Jasa
terhadap Peluang kerja sektor informal adalah negatif dan signifikan. Hasil
ini memberikan informasi, jika terjadi kenaikan Angkatan Kerja yang bekerja
di sektor Jasa sebesar 1 persen, dengan asumsi variabel lainnya konstan,
maka Peluang kerja sektor informal akan turun sebesar 0,798 persen.

7. Penduduk perkotaan
Variabel Penduduk perkotaan mempunyai koefisien nilai sebesar 0,976
dengan tingkat probabilitas adalah sebesar 0,035; sehingga dapat dikatakan
signifikan pada α = 0,05. Hasil ini menunjukkan hubungan antara variabel
Penduduk perkotaan terhadap Peluang kerja sektor informal adalah positif
dan signifikan. Hasil ini memberikan informasi, jika terjadi kenaikan
Penduduk perkotaan sebesar 1 persen, dengan asumsi variabel lainnya
konstan, maka Peluang kerja sektor informal akan naik sebesar 0,976 persen.

8. Upah rata-rata di sektor Pertanian


Variabel Upah rata-rata di sektor Pertanian mempunyai koefisien nilai
sebesar 0,000 dengan tingkat probabilitas adalah sebesar 0,040; sehingga
dapat dikatakan signifikan pada α = 0,05. Hasil ini menunjukkan hubungan
antara variabel Upah rata-rata di sektor Pertanian terhadap Peluang kerja
sektor informal adalah positif dan signifikan. Hasil ini memberikan
informasi, jika terjadi kenaikan Upah rata-rata di sektor Pertanian sebesar 1

50
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

persen, dengan asumsi variabel lainnya konstan, maka Peluang kerja sektor
informal tidak akan berubah.

KESIMPULAN
Trasformasi struktur produksi dalam PDB Indonesia terjadi selama periode
tahun 2000-2018. Pada tahun 2000 peran sektor industri lebih besar
dibandingkan sektor jasa dan dan sektor pertanian (pola I-J-P), namun pada
periode 2005-2018, peran sektor jasa meningkat sehingga terjadi pergeseran
pola struktur produksi menjadi J-I-P. Di bidang ketenagakerjaan, justru
terjadi sebaliknya, dimana pada periode 2000-2010 sektor pertanian di
Indonesia paling dominan menampung jumlah angkatan kerja untuk
bekerja, diikuti dengan sektor Jasa dan sektor Industri (Pola P-J-I).
Selanjutnya pola penyerapan angkatan kerja ini mengalami perubahan
dalam periode 2010-2018, dimana peran sektor Pertanian dalam menyerap
angkatan kerja berkurang dan digantikan oleh sektor Jasa (Pola J-P-I).
Dalam periode 2010-2018 sektor informal masih domonan dalam
memberikan peluang kerja, yaitu sebesar 63,9 persen. Hasil estimasi regresi
menunjukkan secara bersama sama PDB sektor Pertanian, PDB sektor
Industri, PDB sektor Jasa; Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Pertanian;
Angkatan Kerja yang bekerja di sektor Industri; Angkatan Kerja yang bekerja
di sektor Jasa; Penduduk perkotaan; Upah rata-rata di sektor Pertanian;
Upah rata-rata sektor Industri, secara signifikan berpengaruh terhadap
Peluang Kerja Sektor Informal

ACKNOWLEDGEMENT

Penelitian ini didanai oleh DIPA PNPB LPPM pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Jambi tahun 2019 dengan Surat Perjanjian Kontrak
Penelitian No. B/524/UN21.18/PT.01.03/2019 Tanggal 07 Mei 2019. Oleh
karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rektor
Universitas Jambi, Bapak Dekan FEB dan Ibu Ketua LPPM Universitas
Jambi.

DAFTAR PUSTAKA
Allen, Emma R.; 2016. Analysis Of Trends And Challenges In The Indonesian
Labor Market. ADB Paper On Indonesia No. 16. Asian Development
Bank, Metro Manila, Philippines
Asian Development Bank and BPS-Statistics Indonesia.2011.The informal
sector and informal employment in Indonesia. Country report 2010.
Asian Development Bank, Metro Manila, Philippines

51
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Borjas, George J ; (1999). “Labor Economics”. Irwin McGraw-Hill. 2nd Edition.


Cuevas, Sining; Christian Mina; Marissa Barcenas; and Aleli Rosario, 2009.
Informal Employment in Indonesia.ADB Economics Working Paper
Series No. 156. Asian Development Bank, Metro Manila, Philippines
Departemen Perindustrian.2008. Laporan Pengembangan Sektor Industri
Tahun 2008. Departemen Perindustrian, Jakarta.
Ehrenberg, Ronald G. ; Robert S Smith. 2004. “Modern Labor Economics;
Theory and Public Policy”. Scott, Foresman and Company; Boston.
Hakim, Arif Rahman, Dkk. 2017. Perubahan Struktur Ekonomi Dan
Kesempatan Kerja Di Indonesia (Analisa Input Output). Makalah
dalam “Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan
Pembelajarannya II (KNPMP II) 58Universitas Muhammadiyah,
Surakarta, 18 Maret 2017
Ikhsan, Mohamad, 2011. Transformasi Ketenagakerjaan dan Keluar dari
Perangkap Kemiskinan, Makalah dalam seminar nasional FEUI,
Indonesia Tanpa Kemiskinan: Pemberantasan Kemiskinan dan
Peningkatan Kesejahteraan, 31 Mei 2011. Depok.
Kementrian PPN/Bappenas.2018.Perkembangan Ekonomi Dunia Dan
Indonesia, triwulan I tahun 2018. Edisi Vol 2, No 1, Mei 2018.
Bappenas, Jakarta.
Kementrian PPN/Bappenas.2019.Perkembangan Ekonomi Dunia Dan
Indonesia, triwulan I tahun 2019. Edisi Vol 3, No 1, Mei 2019.
Bappenas, Jakarta.
Kuncoco, Mudrajad. 2012. Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah, dan
Kebijakan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi
Manajemen PerusahahaanYKPN.
Nazara, Suahasil, 2010. Ekonomi Informal di Indonesia: Ukuran, Komposisi
dan Evolusi. Kantor Perburuhan Internasional,Jakarta.
Noeraini, AA, 2015. Ekonomi Informal Di Indonesia, Suatu Tinjauan Pustaka.
Journal & Proceding FEB UNSOED Vol 5, No 1 (2015). Error!
Hyperlink reference not valid.
Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD). 2016,
OECD Economic Surveys: Indonesia 2016, OECD Publishing, Paris,
http://dx.doi.org/10.1787/eco_surveys-idn-2016-en.
Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD). 2018,
OECD Economic Surveys: Indonesia 2018, OECD Publishing, Paris,
http://dx.doi.org/10.1787/eco_surveys-idn-2018-en.
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), 2017. Laporan Ketenagakerjaan
Indonesia 2017: Memanfaatkan Teknologi untuk Pertumbuhan dan
Penciptaan Lapangan Kerja. Organisasi Perburuhan Internasional,
Kantor Jakarta; ILO.

52
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pitoyo, AJ, 2007. Dinamika Sektor Informal Di Indonesia, Prospek,


Perkembangannya dan Kedudukannya dalam Sistem Ekonomi
Makro, Jurnal Populasi 18 (2) 2007, 129 – 146.
https://jurnal.ugm.ac.id/populasi/article/view/12081.
Prihanto, Purwaka Hari; Adi Bhakti, 2017. Profile of informal sector workers
and factors affecting informal sector employment in Jambi Province.
Journal of Perspectives on Financing and Regional Development Vol 5 No 2
(2017). 63 – 70. https://online-journal.unja.ac.id/JES/article/view/4417.
Romli, MS: Hutagaol, M P; Priyarsono, D S, 2016. Transformasi Struktural:
Faktor-Faktor dan Pengaruhnya Terhadap Disparitas Pendapatan di
Madura. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, Vol 5 No 1 Edisi
Juli 2016. 25-44.
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jekp/article/view/22309.
Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perekonomian Indonesia: beberapa isu penting.
Penerbit: Ghalia Indonesia, Jakarta.
Todaro, Michael P dan Smith, Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Yunisvita, 2011. Transformasi Struktur Ketenagakerjaan Dan Pertumbuhan
Ekonomi Sumatera Selatan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 9,
No. 2. 90-99.
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jep/article/view/5004

53
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pengembangan Lapangan Migas Tua Di Provinsi Jambi


Dengan Menggunakan Metode Fluid Replacement Model

Juventa, Nasri M. Z. , Ira Kusuma Dewi


Teknik Geofisika, Universitas Jambi, Indonesia
Email: juventa@unja.ac.id

Abstrak
Bahan bakar fosil masih tetap menjadi sumber energi primer bagi
masyarakat global walaupun upaya untuk beralih pada sumber energi
terbarukan seperti panas bumi mulai dilakukan. Keterbatasan bahan
bakar fosil akan menjadikan upaya eksplorasi menjadi sangat
berpengaruh pada ketersediaan bahan bakar fosil. Salah satu bahan
bakar fosil adalah minyak bumi yang terakumulasi di bawah permukaan
bumi pada suatu batuan yang disebut batuan reservoir. Provinsi Jambi
mempunyai Sub-Cekungan Jambi yang mempunyai lapisan batuan yang
bervariasi. Beberapa jenis batuan reservoir yang telah terbukti
memproduksi minyak bumi sejak lama sehingga lapangan hidrokarbon
yang ada di Jambi adalah lapangan Migas tua. Salah satu metode
pengembangan lapangan migas tua adalah dengan menggunakan
metode Fluid Replacement Model dengan menggabungkan data log
sumur dan data seismik untuk mengkarakterisasi batuan reservoir dan
memprediksi keberadaan hidrokarbon. Salah satu formasi yang menjadi
reservoir hidrokarbon di Provinsi Jambi (Sub-cekungan Jambi) adalah
formasi Gumai yang tersusun dari batu pasir, batu lanau dan sisipan
batubara. Nilai log sumur menunjukkan bahwa potensi pengembangan
lapangan hidrokarbon dengan target formasi Gumai masih sangat baik
karena menunjukkan adanya nilai porositas 25%-35% dan nilai
resistivitas yang tinggi menunjukkan adanya keberadaan hidrokarbon.

Kata Kunci: Bahan bakar fosil, fluid replacement model, formasi gumai,
nilai log sumur

PENDAHULUAN
Lapangan migas yang berada di Provinsi Jambi adalah lapangan migas
tua yang sudah mulai diproduksi dari jaman kolonialisasi Belanda.
Sumur tertua yang ada di jambi adalah sumur yang berada di lapangan
Bajubang dengan kode sumur BJG-001 yang mulai diproduksi sejak 1
Oktober 1922 dan masih berproduksi sampai sekarang (data PT.
Pertamina EP Asset 1 Field Jambi).

54
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Lapangan lain seperti Tempino dan Setiti juga merupakan lapangan


migas yang telah diproduksi sejak era kolonialisasi Belanda. Secara
alami, lapangan migas tua akan menurun produksinya seiring dengan
perjalanan waktu. Namun lapangan migas tua ini mempunyai potensi
untuk dikembangkan karena secara geologi minyak bumi sudah terbukti
sebagai lapangan yang produktif. Salah satu cara formasi produktif
penghasil minyak dan gas di Provinsi Jambi adalah formasi Gumai yang
merupakan perselingan antara batu pasir dan batu lempung. Salah satu
bukti formasi Gumai ditunjakkan oleh nilai log Gamma Ray.

Geologi Regional Jambi


Susunan batuan di wilayah Jambi sangat bervariasi, terdiri dari endapan
permukaan, batuan sedimen, batuan malihan, batuan gunungapi dan
batuan terobosan (esdm.jambiprov.go.id/, 2018). Endapan Permukaan
dikelompokkan dalam satuan Endapan Alluvium, Endapan Rawa dan
Endapan Undak. Endapan ini terdiri dari komponen batuan lepas
berupa bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lanau, lumpur dan lempung
yang mengandung sisa tumbuhan, berumur Kuarter, Resen. Batuan
Sedimen berumur Permo – Karbon hingga Pliosen (Gambar 2). Formasi
batuan dari umur tua ke muda Formasi Mentulu (Permo-Karbon),
Formasi Mengkarang (Perem), Formasi Peneta, Asai, Tabir, Rawas
(Jura), Formasi Talangakar (Oligo Miosen), Formasi Seblat,
Papanbetupang, Hulu Tumpang (Oligo Miosen), Formasi Kumun,
Lanau, Airbenakat, Gumai, Kasiro (Oligo Miosen), Formasi Muaraenim,
Lakitan (Mio-Pliosen), Formasi Bintunan, Pengasih (Pliosen), Formasi ini
terdiri dari batupasir, batulempung, dengan sisipan batubara,
batulanau, serpih, tuf, tuf pasiran, batupasir tufan, batupasir gampingan,
batugamping, konglomerat polemik dan breksi.
Batuan malihan, terbagi atas Formasi Pengabuhan, Mentulu,
Anggota Condong, Formasi Mentulu, dan Formasi Gangsal, berumur
Permo-Karbon; terdiri tuf meta, sabak, sabak berbintik, batutanduk, filit,
sekis, dan batupasir meta. Batuan Gunungapiberumur Perem hingga
Kuarter. Satuan batuan ini terdiri dari tuf litik, lava bersusunan
andesitik-basaltik, breksi gunungapi, tuf, lava bersusunan riolit, dasit
dan andesit, tuf andesit dan tuf kristal. Batuan Terobosan, yang
berlangsung dalam empat periode, pada Jura, Paleo Miosen, Miosen dan
Pliosen. Batuan ini terdiri dari batuan granodiorit, andesit, basal, diorit,
dasir, riolit, granit biotit, granit horenblenda dan sienit. Sejarah struktur
daerah Provinsi Jambi meliputi kegiatan tektonik sejak Paleozoikum
Akhir sampai Resen.

55
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Unsur struktur utama dari batuan di daerah ini adalah pelipatan dan
pensesaran. Struktur regional yang terdapat di Jambi merupakan bagian
dari Sesar Besar Sumatera berarah barat laut-tenggara. Disamping itu
juga terdapat sesar sekunder yang memotong sesar utama tersebut.
Struktur lipatan dan kekar pun banyak dijumpai (Gambar 1).

Gambar 1. Peta Geologi Daerah JambiGedung SPI UNJA Mendalo


Sumber: www.esdm.jambiprov.go.id, 2018 unja.ac.id, 2020

METODE
Metode yang digunakan dalaam penelitian ini menggunakan persamaan
Biot-Gassman sebagai dasar untuk mensimulasikan penggantian fluida
pengisi porositas batuan untuk melihat variasi respon dari kecepatan
gelombang seismic yang akan melewati batuan tersebut. Persamaan
Biot-Gassman dinyatakan dengan :

Persamaan 1. Persamaan Biot-Gassman

56
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Persamaan 1 diatas kemudian dikembangkan untuk mengetahui efek


dari penggantian fluida pengisi porositas batuan yang dituliskan dengan
:

Persamaan 2. Persamaan untuk batuan tersaturasi

Pada persamaan Biot-Gassman, batuan diasumsikan sebagai batuan


homogen dan isotropis, porositas batuan yang saling terkoneksi serta
tidak ada interaksi kimia antara batuan dan fluida.
Sebelum mensimulasikan efek penggantian fluida, terlebih
dahulu harus dibuat sebuah crossplot untuk menentukan kedalaman
target batuan reservoir. Beberapa parameter yang akan dimasukkan di
crossplot ini adalah kecepatan gelombang P, nilai resistivitas, nilai
densitas, dan nilai Gamma Ray. Hasil crossplot diharapkan mampu
menggambarkan fluida pengisi porositas reservoir. Setelah
mendapatkan hasil crossplot kemudian disimulasikan efek penggantian
fluida dan dapat digunakan pada data selanjutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Crossplot data sumur
Crossplot data sumur yang diperlukan untuk menentukan kedalaman
reservoir dari formasi Gumai yang berupa perselingan batu pasir dan
dan batu lempung seperti pada gambar 2 dibawah.

Gambar 2. Kurva Log Sumur yang menunjukkan Perselingan batu pasir


dan batu lempung pada formasi Gumai
Sumber: dokumentasi penulis, 2019

57
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Setelah melihat jenis batuan yang menyusun formasi Gumai, maka


langkah selanjutnya adalah membuat crossplot antara beberapa
parameter yang ada di data sumur yaitu data Gamma Ray, Resisitivitas,
dan P-Wave yang bisa dilihat di gambar 3. Indeks yang ditunjukkan oleh
nilai Gamma Ray memperlihatkan bahwa adanya pola perselingan
batuan pembentuk formasi Gumai yaitu batu Pasir dan batu lempung.
Sedangkan untuk mengetahui fluida pengisi porositas batuan, maka
yang penting dilihat adalah nilai resistivitas, karena nilai resrisitivitas
akan berasosiasi langsung dengan kandungan fluida. Apabila nilai
resistivitasnya besar maka bisa diindikasikan sebagai keberadaan
hidrokarbon, sedangkan bila nilai resistivitasnya kecil diasosiakan
dengan keberadangan air. Penggantian nilai saturasi air dibuat secara
bertahap mulai dari tersaturasi air 100 %, 50% dan 0 %. Hasil simulasi
menunjukkan bahwa nilai impedansi akan berubah setiap perubahan
nilai saturasi air sesuai dengan konsep fisika batuan yang menyatakan
apabila suatu batuan tersaturasi oleh hidrokarbon terutama oleh gas,
maka nilai kecepatan gelombang seismic yang melewati batuan tersebut
akan turun sesuai dengan jumlah saturasi hidrokarbon. Hal inilah yang
akan dimanfaatkan dalam simulasi penggantian fluida pengisi porositas
batuan. Hasil dari simulasi penggantian nilai saturasi fluida bisa dilihat
pada gambar 4.

Gambar 3. Kurva Log Sumur yang menunjukkan Perselingan batu pasir


dan batu lempung pada formasi Gumai
Sumber: dokumentasi penulis, 2019

58
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 4. Respon Nilai Log Terhadap Simulasi Saturasi Hidrokarbon


Sumber : dokumentasi penulis,2019

Karena formasi Gumai terdiri dari adanya perselingan


batuan,interpretasi harus dilakukan dengan sangat berhati-hati, karena
diperkirakan bahwa perselingan antara batu pasir dan batu lempung ini
mempunyai ketebalan yang tidak terlalu tebal, maka pada saat
mengintegrasikan dengan data seismik harus dipastikan bahwa data
seismik yang ada memang bisa membedakan antara lapisan batuan pasir
dengan batuan lempung. Setelah mendapatkan zona target reservoir,
maka data 1 sumur awal tadi akan diintegrasikan dengan 10 data sumur
lainnya sehingga akan total sumur yang digunakan adalah 11 sumur
yang di berada di lapangan Bajubang. Dari 11 data sumur tersebut maka
akan ditarik suatu batas bawah dan batas atas dari sebaran lapisan
batuan yang dianggap potensial menjadi reservoir migas pada gambar
5 dan 6.

59
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 5. Batas Atas Lapisan Reservoir (atas 2D, Bawah 3D)


Sumber : dokumentasi penulis,2019

Pada gambar diatas dapat dilihat dari batas atas lapisan reservoir,
cebakan migas yang berkembang adalah cebakan struktur sesuai dengan
tektonik yang berkembang di sub-cekungan Jambi.

60
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 11. Batas Bawah Lapisan Reservoir (atas 2D, Bawah 3D)
Sumber : dokumentasi penulis,2019

KESIMPULAN
Sub-cekungan Jambi terutama lapisan formasi Gumai masih memiliki
potensi menjadi reservoir migas, namun diperlukan teknik eksplorasi
yang baru karena rata-rata lapangan yang berada di reservoir adalah
sumur tua yang telah menurun produksinya. Reservoir yang berada di
formasi Air Benakat adalah perselingan batu pasir dan lempung
sehingga menjadi tantangan untuk dapat memisahkan antara keduanya.
Potensi pengembangan lapangan migas pada sub-cekungan jambi masih
besar karena adanya beberapa lapisan batuan pada beberapa formasi
yang potensial menjadi reservoir hidrokarbon.

61
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

ACKNOWLEDGEMENT

Ucapan terima kasih kepada PT. Pertamina EP Asset 1 Field Jambi dan
Ditjen Migas RI yang telah memberikan izin penggunaan data pada
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Asquith G. dan Krygowski D. (2004): Basic Well Log Analysis. The
American Association of Petroleum Geologist.
Campbell, Taylor. 2014. Seismic stratigraphy and attribute analysis of the
Mesozoic and Cenozoic of the Penobscot Area, offshore Nova Scotia.
Clack, W.J.F & J.D.T Crane. 1992. Geological Evaluation and Oil Reserves
Estimates for Nova Scotia Resources.
Johnson, David.h & Michael R. Cooper. Methodes and Application in
Reservoir Geophysics.
Mosquera, Jian C. & Alfredo Ghisays . AVO Analysis with Partial Stacking
to Detect Gas Anomalies in the GUEPAJE-3D Project.
Schlumberger (1972): Log Interpretation, Vol I Principle, Schlumberger.
Simm, Rob & Mike Bacon. Seismic Amplitude : An Interpreter's Handbook
.
Sukmono, Sigit. 2016. Modul Praktikum : Analisis dan AVO Inversi.
Wei, Xiucheng & Xiudi Jiang.The inversion of seismic velocity using a partial-
offset stack with well-log constraints.Published 7 March 2006
(Nanjing Institute of Geophysical Prospecting).
www.aapg.org
www.schulmberger.com
www.tulane.edu

62
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kajian Efisiensi Teknis, Sumber Inefisiensi Dan Preferensi


Risiko Petani Serta Implikasinya Pada Upaya Peningkatan
Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit Di Provinsi Jambi

Saidin Nainggolan, Dompak MT Napitupulu, Saad Murdy


Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Email: dompakn@unja.ac.id

Abstrak
Adapun tujuan penelitian ini (1) Untuk mengetahui efisiensi teknis
penggunaan input perkebunan kelapa sawit rakyat. (2) Untuk mengetahui
faktor-faktor penyebab terjadi inefisiensi teknis perkebunan kelapa sawit
rakyat. (3)Untuk menganalisis perilaku risiko produktivitas petani kelapa
sawit di Provinsi Jambi (4) Membuat model (rekonstruksi) peningkatan
produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat.Penelitian ini dilaksanakan di
Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari, Sarolangun dan Kabupaten Tebo.
Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive. Ukuran sampel sebanyak 280
rumah tangga petani. Metode estimasi menggunakan model Fungsi Produksi
Kumbhakar dengan pendekatan stochastic frontier. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan input produksi baik secara simultan
maupun secara parsial berpengaruh nyata terhadap produksi TBS. Semuat
penggunaan input produksi tergolong faktor determinan terhadap produksi.
Penggunaan input produksi belum efisien secara teknis (ET < 0,63), (peluang
peningkatan produksi sebesar 37 %). Peningkatan produktivitas yang
mempertimbangkan fungsi produksi, fungsi risiko, dan fungsi keuntungan
haruslah mempergunakan sebanyak mungkin penggunaan input optimal
sehingga diperoleh peningkatan produktivitas sebesar 28 – 49 %.

Kata kunci: Efisiensi teknis, inefisiensi teknis, risiko petani, stochastic frontier
analysis

PENDAHULUAN
Peran subsektor perkebunan dalam pembangunan ekonomi nasional dan
regional masih sangat terasa hingga masa depan. Daerah Jambi. Subsektor
perkebunan memiliki kontribusi terhadap pemanfaatan sumberdaya alam
(lahan), penyediaan lapangan kerja, penyediaan bahan baku industri dan
perolehan nilai tambah, peningkatan devisa Negara melalui ekspor komoditas
perkebunan dan peningkatan pendapatan rumah tangga petani.

63
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pada masa mendatang kontribusi subsektror perkebunan akan semakin


menentukan struktur perekonomian. Subsektor perkebunan merupakan salah
satu bagian dalam pengertian pertanian dalam arti luas.
Bagi daerah Jambi sektor pertanian menyerap tenaga kerja sangat
penting karena mayoritas penduduk berada di daerah pedesaan dan hingga
saat ini masih mengandalkan kegiatan pada perkebunan rakyat. Luas lahan
perkebunan kelapa sawit rakyat tahun 2016 seluas 785.085 hektar. Luas
tersebut menghasilkan volume ekspor dan nilai ekspor sangat besar bagi
Daerah Jambi. Hal ini menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit rakyat
berpotensi terhadap perekonomian Daerah Jambi. Perkebunan kelapa sawit
Provinsi Jambi mengalami perkembangan luas sebesar 4,2 % per tahun dan
produksi 4,8 % per tahun selama periode tahun 2005-2015. Penelitian tentang
kelapa sawit menyebutkan bahwa rata-rata produktivitas perkebunan kelapa
sawit dapat mencapai 24-40 ton/ha/tahun. Akan tetapi produktivitas kelapa
sawit di Provinsi Jambi hanya berkisar 10-15 ton/ha/tahun, berarti sangat
rendah dari efisiensi teknis tertinggi. Perkebunan kelapa sawit rakyat sangat
menguntungkan bagi ekonmi petani tetapi pencapaian pendapatan petani
tergolong sangat rendah. Angka produktivitas yang rendah terjadi karena
usaha komoditas kelapa sawit selalu terkendala pada situasi risiko dan
ketidakpastian faktor sosial ekonomi petani yang pada akhirnya berpengaruh
terhadap efisiensi teknis. Penggunaan suatu faktor produksi dikatakan efisien
secara teknis apabila faktor produksi yang digunakan menghasilkan produksi
maksimum (Tasman, A 2008).
Produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat yang rendah diduga
bersumber dari adanya risiko produksi dan rendahnya efesiensi penggunaan
input-input produksi. Besarnya risiko produksi yang dialami petani akan
menghasilkan respon petani berupa preferensi terhadap risiko. Preferensi
petani dalam menghadapi risiko berbeda-beda, ada petani yang takut atau
menghindari risiko (risk averse), berani menghadapi risiko (risk taker), dan
netral terhadap risiko (risk neutral). Petani yang cenderung berani terhadap
risiko akan meningkatkan alokasi penggunaan input produksinya yang pada
akhirnya berdampak pada peningkatan produktivitas. Sebaliknya, respon
petani berupa menghindari risiko akan mengurangi alokasi penggunaan
input. Alokasi penggunaan input produksi dalam perkebunan berpengaruh
terhadap efisiensi dan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat.
Preferensi risiko petani dipengaruhi oleh risiko produksi yang berupa musim,
lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk, dan juga peptisida. Hal ini akan
mempengaruhi keputusan petani dalam mengalokasikan penggunaan input
sesuai dengan risiko yang dihadapi, penggunaan input produksi akan
mempengaruhi produktivitas perkebunankelapa sawitrakyat yang mengarah
kepada efisiensi teknis.

64
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup daerah penelitian adalah Provinsi Jambi dengan sampel daerah 4
kabupaten; Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari, Sarolangun dan Tebo.
Lokasi penelitian ini dipilih secara purposive dengan pertimbangan bahwa
kabupaten tersebut merupakan sentra perkebunan kelapa sawit rakyat.
Metode pengumpulan data primer yaitu metode survei, observasi, dan
wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner (tertulis) kepada petani
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
Dari setiap daerah kabupaten sampel yang dipilih secara purposive
diambil dua desa sampel sehingga jumlah desa sampel ada sebanyak delapan
desa. Sebelum penarikan sampel petani, terlebih dahulu membuat kerangka
sampling. Dari kerangka sampling yang dibuat, diketahui bahwa jumlah
petani kelapa sawit rakyat pada lokasi penelitian sebanyak 3.346 petani untuk
delapan desa sampel. Golongan sampel yang akan ditarik sebagai responden
adalah petani yang memiliki umur tanaman 6-10 tahun, 11-15 tahun, 16-20
tahun, 21-25 tahun. Penentuan jumlah sampel digunakan rumus Sugiarto
(2003) sebagai berikut :
NZ 2 S 2
n=
ND2 + Z 2 S 2
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah anggota dalam populasi (3.346)
Z = tingkat kepercayaan (95% = 1,96)
S2 = varian sampel (5% = 0,05)
D = derajat penyimpangan (5%)

Ukuran sampel sebanyak 280 petani, dari setiap desa sampel


ditentukan dengan alokasi yang sama sebanyak 35 petani. Metode penarikan
sampel dilakukan denga Simple Random Sampling Methode dan
menggunakan table acak.

Analisis Data untuk Permasalahan Efisiensi dan Perilaku Petani Terhadap


Risiko
Untuk menganalisis tingkat efisiensi teknis dan perilaku risiko
produktivitas petani kelapa sawit dengan menggunakan model yang
dikembangkan oleh Kumbhakar (2002). Adapun bentuk fungsionalnya :
Yi = αο∏7𝑗−𝑖 𝑋1∞ +βο∏7𝑗−𝑖 𝑋1𝑛 .𝑒 𝑣𝑖 -𝛾𝜊 ∏7𝑗−𝑖 𝑋1𝑛 .𝑒 𝑣𝑖
Dimana :
αο∏7𝑗−𝑖 𝑋1∞ : Fungsi produksi rata-rata
7 𝑛 𝑣𝑖
βο∏𝑗−𝑖 𝑋1 .𝑒 : Fungsi risiko produksi

65
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

𝛾𝜊 ∏7𝑗−𝑖 𝑋1𝑛 .𝑒 𝑣𝑖 : Fungsi inefisiensi teknis


Yi : Jumlah produktivitas kelapa sawit (kg/ha)
X1 : Jumlah pohon kelapa sawit yang digunakan (pohon/ha)
X2 : Jumlah tenaga kerja yang digunakan pada perkebunan kelapa
sawit rakyat (HKSP/ha)
X3 : Jumlah pupuk urea yang digunakan pada perkebunan kelapa
sawit rakyat (kg/ha)
X4 : Jumlah pupuk TSP yang digunakan pada perkebunan kelapa
sawit rakyat (kg/ha)
X5 : Jumlah pupuk MOP yang digunakan pada perkebunan kelapa
sawit rakyat (kg/ha)
X6 : Jumlah dolomit yang digunakan pada perkebunan kelapa
sawit rakyat (kg/ha)
X7 : Jumlah kiserit yang digunakan pada perkebunan kelapa sawit
rakyat (kg/ha)
vi : error term yang menunjukkan ketidakpastian produksi yang
diasumsikan i.i.d (0,σu)2
ui : Inefisiensi teknis dengan asumsi i.i.d (0,σu)2 dan u>0, ui
independen terhadap vi.

Tanda yang diharapkan untuk masing-masing parameter adalah α1-α7>0; β1 –


β7> 0; dan γ1- γ7> 0. Estimasi model dilakukan dengan menggunakan metode
maximum likelihood estimation (MLE).
Analisis preperensi risiko menggunakan model absolute risk aversion
(AR), yang dihubungkan dengan fungsi utilitas yang dimiliki seseorang
utilitas petani (U(π)). Adapun π dirumuskan π = p.y – r.x - C
Keterangan:
π = keuntungan usaha tani
r = harga input
x = jumlah input yang digunakan
p = harga output
y = output
C = biaya tetap

Output usahatani (y) dirumuskan y = f(x) + g(x) dengan mensubstitusikan


persamaan output usahatani (y) kedalam persamaan utilitas petani maka
diperoleh:

U(π) = p.f(x) + p.g(x) – r.x – C

66
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Fungsi utilitas [U(π)] adalah:

U(π) = p.f(x1,.....,x5) + p.g(x1,.....,x5) – ri (x1,.....,x5) – C

Keterangan:
U(π) = utilitas petani
f(x) = fungsi produksi
g(x) = fungsi risiko
p = harga output (rupiah)
ri = harga input ke-i (rupiah)
xi = jumlah input ke-i
C = biaya tetap

Untuk mengalisis nilai preferensi risiko petani dengan mengadopsi Arrow-


Pratt absolute risk aversion (AR). Adapun AR dirumuskan AR = (U”( π)) / (U’
(π)). Pengambil keputusan dikatakan bersifat risk averse apabila nilai AR (y) >
0, risk neutral apabila AR (y) = 0, dan risk taker apabila AR (y) < 0 (Kumbhakar,
2002).

Analisis data untuk permasalahan inefisiensi teknis


Analisis inefisiensi teknis menggunakan model efek inefisiensi teknis yang
dikembangkan Battese dan Coelli (1995) dalam Coelli et al (1998).
TI = ς0 + S1Z1 +S2Z2 + S3Z3 + S4Z4 + S5Z5 + S6Z6 + S7Z7 + S8Z8 + Wi
................(3.1)
Dimana:
TI : Nilai inefisiensi teknis

Z1 : Luas Lahan (ha)


Z2 : Pendapatan total (Rp)
Z3 : Umur (tahun)
Z4 : Pendidikan (tahun)
Z5 : Pengalaman usahatani ( tahun)
Z6 : Jumlah anggota keluarga (orang)
Z7 : Jarak lahan-rumah (m)
Z8 : Kelompok tani
Wi : Random error term yang diasumsikan bebas dan distribusinya
terpotong normal dengan N (0.o²).
S : Efek variabel terhadap inefisiensi teknik

Tanda yang diharapkan untuk masing-masing parameter efek inefisiensi Si


sampai S4 adalah negative sedangkan S5 diharapkan positif.

67
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Untuk penggunaan input optimal yang dapat memberikan produksi optimal


digunakan Shephard-Lemma dalam Tasman, A (2008) dan Lifianthi (2012),
sebagai berikut :
− Luas Lahan : 1* = (-FX1)/*
1∗
Sehingga : X1 = - 𝐹𝑥1*...............................................................(3.1)
− Benih : 2* = (-FX2)/*
2∗
Sehingga : X2 = - 𝐹𝑥2*...............................................................(3.2)
− Urea : 3* = (-FuX3)/*
3∗
Sehingga : X3 = - 𝐹𝑢𝑥3*.............................................................(3.3)
− SP36 : 4* = (-Fsp36X4)/*
4∗
Sehingga : X4 = - 𝐹𝑠𝑝36𝑥4*.........................................................(3.4)
MOP : 5* = (-FkclX5)/*
5∗
Sehingga : X5 = - 𝐹𝑘𝑐𝑙𝑥5*...........................................................(3.5)
− Tenaga Kerja : 6* = (-WX6)/*
6∗
Sehingga : X6 = - 𝐹𝑊𝑥6*.............................................................(3.6)
− Dolomit : 7* = (-pX7)/*
7∗
Sehingga : X7 = - 𝐹𝑝𝑥3*..............................................................(3.7)
− Kiserit : 8* = (-pX8)/*
8∗
Sehingga : X8 = - 𝐹𝑝𝑥8*............................................................(3.8)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penggunaan Input Produksi Usahatani Kelapa Sawit
Penggunaan input belum optimal merefleksikan bahwa peluang peningkatan
produktivitas cukup besar karena senjang antara tingkat produktivitas
aktual dengan tingkat produktivitas maksimum yang dapat dicapai dengan
sistem pengelolaan terbaik {the best practiced} cukup besar Rata-rata
penggunaan input dan produksi antara golongan petani dapat dilihat Tabel
1. Tabel 1 menunjukkan bahwa semua penggunaan input produksi berada
dibawah dosis optimal, pupuk urea yang optimal sekitar 275-300 kg/ha,
pupuk SP36 sebanyak 85-100 kg/ha, pupuk MOP sebanyak 60 kg/ha, dolomit
yaitu sebesar 960 kg/ha. Rata-rata penggunaan tenaga kerja di daerah
penelitian sebesar 46,75 HOK/ha. Rata-rata penggunaan lahan di daerah
penelitian seluas 4,50 ha. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan sawit yang
diusahakan petani relatif luas.

68
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 1. Penggunaan Input Produksi Usahatani Kelapa Sawit di Daerah Penelitian,


Tahun 2019
Muaro
No Faktor Produksi Batanghari Sarolangun Tebo Jambi
Jambi
1 Jumlah pohon 126 125 120 122 123,33
(btg/ha)
2 Pupuk urea (kg/ha) 140,20 118,30 100,35 95,15 113,25
3 Pupuk SP36 (kg/ha) 85,28 75,34 60,56 60,45 70,53
4 Pupuk MOP (kg/ha) 60,55 60,64 50,33 50,62 55,62
5 Dolomit (kg/ha) 1100 800 700 650 812,5
6 Kiserit (kg/ha) 70,50 65,62 60,44 60,72 63,75
7 Tenaga Kerja 58,40 62,50 52,62 55,56 46,75
(HOK/ha)
8 Luas Lahan (ha) 5,20 4,60 3,80 4,30 4,50

Pendugaan Fungsi Produktivitas Usahatani Kelapa sawit


Fungsi produktivitas frontier diduga dengan model stochastic frontier
dengan metode pendugaan Maximum Likeliood Estimation (MLE) yang
dilakukan melalui proses dua tahap. Tahap pertama metode OLS dan tahap
kedua menggunakan metode MLE. Hasil estimasi fungsi produktivitas dapat
dilihat Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pendugaan Fungsi Produktivitas Usahatani Kelapa Sawit di


Penelitian dengan Metode MLE, Tahun 2019
Coefficient
Muaro
Batanghari Sarolangun Tebo Jambi
Variable Jambi
Jumlah pohon 0.413381 0.404041 0.357215 0.367742 0.385594
(X1) (0.0101) (0.0190) (0.0101) (0.0190) (0.0145)
0.379565 0.25655 0.415672 0.334562 0.446587
Urea (X2)
(0.0042) (0.0088) (0.0042) (0.0088) (0.0065)
0.011562 0.013633 0.035671 0.024351 0.21325
SP 36 (X3)
(0.0011) (0.0004) (0.0011) (0.0004) (0.0007)
0.202597 0.224968 0.250342 0.093527 0.292858
MOP (X4)
(0.1246) (0.1116) (0.1246) (0.1116) (0.1181)
0.230733 0.300926 0.353560 0.423567 0.327196
Dolomit (X5)
(0.0004) (0.0361) (0.0004) (0.0361) (0.0182)
0.264985 0.279952 0.193675 0.098776 0.209347
Kiserit (X6)
(0.0052) (0.0464) (0.0052) (0.0464) (0.0258)
0.171024
TK (X7) 0.143263 0.149134 0.188355 0.203345 (0.6418)
(0.4117) (0.8719) (0.4117) (0.8719)

69
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

5.405453 5.527277 9.533678 10.033452 7.624965


C (0.0000) (0.0000) (0.0000) (0.0000) (0.0000)
Adj.R 2 0.94752 0.894777 0.89856 0.88672 0.911894
F Hitung 68,6764 66,6678 65,6745 64,3567 67,4782
Prob.Fstat 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Keterangan : () → menunjukan Sig

Tabel 2 menunjukkan nilai Adj. R2 = 0,911894, hal ini berarti 91,19 % variasi
produksi (output) mampu dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel input
produksi (jumlah pohon, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk MOP, dolomit,
kiserit dan tenaga kerja sedangkan sisanya 8,81 % dipengaruhi oleh faktor
lainnya di luar model. Nilai elastisitas produktivitas dari variabel jumlah
pohon, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk MOP, dolomit, kiserit dan tenaga kerja
berturut-turut sebesar 0,3856; 0,4466; 0,2132; 0,2929; 0,3272; 0,2093; 0,1710;. Jika
variabel jumlah pohon, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk MOP, dolomit, kiserit,
dan tenaga kerja ditambah sebesar 10 % dengan asumsi ceteris paribus maka
dapat meningkatkan produktivitas masing masing sebesar 3,86 % ; 4,47 %; 2,13
%; 2,93 %; 3,27 %; 2,09 %; dan 1,71%.
Nilai ∑ βi = 1,845 > 1; berada pada daerah II kurva produksi, atau
daerah Increasing Return to Scale. Hal ini berarti setiap penambahan input
produksi dalam proporsi yang sama sebanyak 10 persen akan menghasilkan
penambahan output yang semakin bertambah (IRTS) sebesar 10 persen.
Variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksitivitas pada
taraf ∝ = 0,01 adalah jumlah pohon, pupuk urea, pupuk SP36, Dolomit dan
kiserit Sedangkan pupuk MOP dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap
produktivitas pada taraf ∝ (0,05)

Efisiensi Teknis Perkebunan


Efisiensi teknis merupakan refleksi dari kemampuan petani u ntuk mendapat
output maksimum dari satu set input yang tersedia. Didefinisikan sebagai
rasio dari produksi aktual dari petani pada tingkat teknis kemungkinan
produksi maksimum (frontier). Hasil analisis efisiensi teknis pada usahatani
kelapa sawit di Provinsi Jambi dapat dilihat Tabel 3.

Tabel 3. Efisiensi Teknis pada Usahatani Kelapa Sawit di Daerah Penelitian, Tahun
2019
Efisiensi Teknis Daerah Jambi
Jumlah Petani (%)
0,50-<0,55 30 5,71
0,55-<0,60 80 18,57
0,60-<0,65 122 61,43

70
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

0,65-<0,70 34 8,57
0,70-<0,75 14 5,71
Total 280 100,00
ET. Terendah 0,5023
ET. Tertinggi 0,7452
ET. Rata-rata 0,6271

Tabel 3, menunjukkan bahwa rata-rata tingkat efisiensi teknis pada usahatani


kelapa sawit Daerah Jambi adalah 0,6271. Hal ini menunjukkan bahwa rata-
rata produktivitas yang dicapai petani kelapa sawit sekitar 62,71 % dari
produksi batas (frontier). Potensi peningkatan produksi masih dapat
ditingkatkan sebesar 0,3729 atau sebesar 37,29 %. Hasil analisis efisiensi teknis
juga menunjukkan bahwa tingkat efisiensi teknis terendah pada petani kelapa
sawit adalah 0,5023 dan tertinggi adalah 0,7452. Hal ini merefleksikan bahwa
peluang peningkatan produktivitas cukup besar karena senjang antara tingkat
produktivitas aktual yang telah dicapai petani dengan potensi produksi
frontier yaitu sebesar 0,2548 -.0,4977 %.

Risiko Produksi Usahatani


Indikasi adanya risiko produksi dapat dilihat dari besarnya koefisien variasi
(kovarian). Nilai koefisien variasi produksi yang kecil menunjukkan
variabilitas nilai rata-rata produksi yang rendah. Hal ini menggambarkan
risiko produksi yang dihadapi untuk mendapatkan produksi di atas rata-rata
kecil, demikian sebaliknya. Adapun perbandingan risiko produksi usahatani
kelapa sawit antar daerah dalam Provinsi Jambi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Produktivitas dan Risiko Usahatani Kelapa Sawit Berdasarkan Daerah


Penelitian, Tahun 2019
Muaro Batang Sarola
No Faktor Produksi Tebo Jambi
Jambi hari ngun
1 Produktivitas
15.200 10.350 9.855 8.780 11.046
(Kg/Ha/Th)
2 Std. Deviasi 3.855 2.975 2.150 1.985 2.741
3 Kovarian (%) 0,2536 0,2874 0,2181 0,2260 0,2462

Tabel 4 menunjukan bahwa besarnya koefisien variasi (KV) Daerah Muaro


Jambi adalah KV = 25,36 % Daerah Batanghari dengan KV = 28,74 %,
Sarolangun dengan KV sebesar 21,81 % dan Daerah Tebo dengan KV sebesar
22,60 %. Koefisien variasi ini mengindikasikan besarnya risiko produksi.
Apabila besarnya KV semakin besar mengindikasikan adanya risiko produksi
yang semakin besar. Risiko produksi kelapa sawit Daerah Jambi tergolong
besar.

71
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Besarnya rata-rata KV = 24,62 %, hal ini berarti bahwa besarnya variasi


produksi sebesar 24,62 % dari rata-rata produktivitas dan mengakibatkan
risiko jika 24,62 % di bawah produktivitas rata-rata.

Pengaruh Input Produksi Terhadap Risiko Produksi Usahatani Kelapa Sawit


Pengukuran fungsi risiko produksi pada penelitian ini menggunakan metode
Just and Pope. Persamaan model fungsi risiko produksi Just and Pope terdiri atas
fungsi produksi dan fungsi variance produksi. Formula fungsi risiko produksi
yang paling umum digunakan dalam kerangka model risiko produksi Just and
Pope adalah fungsi Cobb-Douglas dalam bentuk logaritma natural. Untuk
mengetahui risiko produksi kelapa sawit pada penggunaan input produksi
kelapa sawit dapat dianalisis menggunakan model fungsi risiko produksi Just
and Pope. Hasil pendugaan fungsi risiko produksi dapat dilihat Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pendugaan Fungsi Risiko Produksi Usahatani Kelapa Sawit dengan
Dummy di Daerah Penelitian, Tahun 2019
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X1_JUMLAH POHON -0,208362 0.076421 -2.108387 0.0254


X2_UREA -0.165673 0.058435 -2.223884 0.0243
X3_SP36 -0.138445 0.052436 -2.432155 0.0115
X4_MOP 0.057646 0.063542 0.346149 0.0932
X5_DOLOMIT -0.096892 0.026785 -1.289595 0.0864
X6_KISERIT -0.197643 0.046383 -4.166071 0.0004
X7_TENAGA KERJA 0.062454 0.035644 0.287166 0.0953
X8_LUAS LAHAN 2.745633 0.106478 27.10045 0.0000
DUMMY 0.225674 0.043543 6.879039 0.0000
C 18.87453 0.048667 43.45849 0.0000
R-squard 0.953175
Adjusted R-Squared 0.964667
F Hitung 67,8562
Prob.Fstat 0.0000

Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil pendugaan model fungsi risiko produksi


memberikan nilai koefisien determinasi (Adj-R2) sebesar 0,964667. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sebesar 96,47 % keragaman risiko produksi
kelapa sawit dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh input produksi
jumlah pohon, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk MOP, dolomit, kiserit, tenaga
kerja dan luas lahan. Sedangkan sisanya sebesar 3,53 % dijelaskan oleh faktor
lain diluar model.

72
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Inefisiensi Teknis Usahatani


Kelapa sawit
Hasil analisis efisiensi teknis yang belum tercapai menunjukkan bahwa dalam
penggunaan input masih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model.
Faktor yang dapat membatasi pencapaian hasil yang maksimum disebut
penyimpangan dalam usahatani. Penyimpangan dari Isoquant frontier disebut
inefisiensi teknis. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya
efisiensi teknis dalam proses produksi salah satunya adalah faktor sosial
ekonomi. Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa variabel yang
berpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknis pada usahatani kelapa sawit
pada taraf α = 5 % adalah umur, pengalaman berusahatani kelapa sawit, jarak
antara rumah ke lahan dan luas lahan. Sedangkan variabel yang tidak
berpengaruh nyata dalam menjelaskan sumber sumber inefisiensi teknis pada
usahatani adalah pendidikan, jumlah anggota keluarga dan keaktifan dalam
kelompok tani. Sumber-sumber inefisiensi teknis dapat dilihat Tabel
6berikut.

Tabel 6. Hasil Estimasi Sumber-Sumber Inefisiensi Teknis Usahatani Kelapa Sawit


di Daerah Penelitian, Tahun 2019
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

Z1 – UMUR 0.049153 0.010060 4.885860 0.0000


Z2 – PENDIDIKAN -0.002073 0.002406 -0.861731 0.3917
Z3 – PENGALAMAN -0.019006 0.007263 -2.616692 0.0108
Z4 – JAK -0.007897 0.006898 -1.144836 0.2561
DZ5-KDKT -0.001110 0.004904 -0.226328 0.8216
Z6 - JLRT 0.006147 0.002158 2.847952 0.0057
Z7 - L LAHAN 0.021228 0.006025 3.523532 0.0007
C 0.259444 0.045878 5.655035 0.0000
Adj. R2 0,7478
F Hitung 47,667
Prob. FStat 0.0000

Preferensi Risiko Produksi Petani Kelapa sawit


Hasil analisis fungsi produktivitas frontier, risiko produksi digunakan untuk
menganalisis preferensi risiko petani kelapa sawit. Berdasarkan hasil analisis
preferensi risiko petani kelapa sawit di Provinsi Jambi pada keseluruhan input
produksi yaitu jumlah pohon, pupuk urea, pupuk SP36, pupuk MOP, Dolomit,
kiserit, dan tenaga kerja diperoleh rata-rata nilai θ petani adalah -0,016 dan
rata-rata nilai λ adalah 1,995 pada usahatani kelapa sawit Daerah Muaro
Jambi, sedangkan pada usahatani kelapa sawit Daerah Batanghari rata-rata

73
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

nilai θ petani adalah -0,204 dan rata-rata nilai λ adalah 2,641. Hasil ini
menunjukkan bahwa rata-rata perilaku risiko produktivitas petani kelapa
sawit terhadap input-input produksi adalah menghindari risiko (risk averter),
hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Natasa Apriana (2015) yang
menunjukkan bahwa rata-rata preferensi risiko petani adalah risk taker.
Keputusan petani yang bersifat risk averse (menolak risiko) berimbas
terhadap alokasi input yang digunakan. Petani yang bersifat risk averse akan
mengalokasikan input produksinya lebih kecil jika dibandingkan dengan
petani yang risk taker sehingga produksinya pun rendah. Hasil analisis
preferensi risiko petani kelapa sawit di Provinsi Jambi dengan menggunakan
model analisis preferensi risiko (Kumbhakar, 2002) menghasilkan besaran
nilai θ dan λ yang dapat dilihat Tabel 7.

Tabel 7. Preferensi Risiko Produktivitas Petani Kelapa sawit di Daerah


Penelitian, Tahun 2019
Input Produksi Rata-rata Nilai θ Rata-rata Nilai λ Preferensi Risiko
Kabupaten Muaro Jambi
Jumlah pohon 2,356 1,795 Risk Taker
Urea -0,854 2,837 Risk Averter
SP36 0,796 4,386 Risk Taker
MOP -0,878 3,016 Risk Averter
Dolomit -1,154 1,153 Risk Averter
Kiserit 0,223 2,852 Risk Averter

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Usahatani Kelapa sawit


Keuntungan maksimum yang sulit dicapai petani dapat disebabkan beberapa
hal; (1) petani tidak atau belum memahami prinsip hubungan input output.
menyebabkan produksi actual rendah. (2) petani sering dihadapkan pada
risiko yang tinggi (3) petani sering dihadapkan pada faktor ketidakpastian
harga dimasa mendatang . (4) keterbatasan petani dalam menyediakan pupuk
karena keterbatasan modal dan keterampilan petani .Faktor harga input dan
output usahatani akan mempengaruhi besarnya keuntungan petani. Hasil
pendugaan fungsi keuntungan Unit Output Price (UOP) dapat dilihat tabel 8.
Tabel 8. Hasil Estimasi Fungsi Keuntungan Usahatani Kelapa Sawit, Tahun 2019
Variabel Koefisien Regresi Sig.
Sewa lahan 0,5456 0,0022
Harga Bibit -0,2752 0,0256
Harga pupuk urea 0,8556 0,0001
Harga pupuk SP 36 0,3562 0,0164
Harga tenaga kerja -2,5778 0,0000
Harga pupuk MOP -3,8645 0,0000
Harga Dolomit -0,6742 0,0018

74
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Harga kiserit 1,6772 0,0766


Dummy masa bulan Jan-
Jun 27,4563 0,0000
Dummy masa bulan Jul-Des -25,4113 0,0000
Intercept 0,6135 0,0000
Adj. R2 0,8240
F Hitung 36.422
Prob. Fstat 0,0000

Tabel 8 menunjukkan bahwa F stat = 36,422 dengan Prob F stat = 0,0000. Hal
ini berarti bahwa model pendugaan fungsi keuntungan dapat menjelaskan
secara sangat nyata pengaruh input produksi terhadap keuntungan. Nilai
Adj.R2 sebesar 0,8240, artinya 82,40 % variasi besarnya keuntungan dapat
dijelaskan secara simultan oleh input produksi yang dimasukkan dalam
model. . Besarnya intersep (b0=0,622), nilai ini menunjukkan besarnya efisiensi
teknis dan berada pada kategori cukup rendah karena ET = 0,62 < 0,7. Tidak
semua koefisien dari variabel tidak tetap adalah negatif dan variabel tetap
adalah positif. Besaran yang negative merupakan indikasi adanya hubungan
yang negative antara harga input dengan permintaan input Artinya, makin
tinggi harga dari input makin sedikit input yang digunakan sehingga
produksi berkurang dan akhirnya mengurangi jumlah keuntungan yang
diterima. Sebaliknya untuk fixed variable (luas lahan) bernilai positif yang
berarti bahwa luas lahan mempunyai hubungan yang positif dengan
keuntungan.

Sekenario Input Optimal Peningkatan Produktivitas Usahatani Kelapa


Sawit
Jika dikaitkan dengan fungsi produktivitas, fungsi risiko dan fungsi
keuntungan dengan hasil estimasi fungsi produktivitas frontier, maka dapat
ditentukan alokasi penggunaan input optimal.
Dari model fungsi produktivitas
LnY = 7,62 +0,39 LnX1 + 0,35 LnX2 + 0,02 LnX3 + 0,19 LnX4 + 0,33 LnX5
+ 0,21 LnX6 + 0,17 LnX7
Dengan model fungsi risiko
Ln Y(Risiko) = 21,16 - 0,19 LnX1 – 0,15 LnX2 – 0,14 LnX3 + 0,02 LnX4 – 0,06 LnX5
– 0,19 LnX6 – 0,02 LnX7 + 2,82 Ln X8 – 0,21 Dummy
Dan model fungsi keuntungan
Ln 𝝅 = 0,6135 + 0,55 X1 - 0,28 X2 + 0,86 X3 + 0,36 X4 -2,58 X5 -3,86 X6 –
0,68 X7 + 1,68 X8 + 27,46 Dja – 25,4 Dju
Dengan menggunakan metode pendekatan Hotteling’s –Lemma berikut :
𝛽 ∗ 𝑃𝑦 ∗ 𝑦 ∗
X* = 𝑃𝑋

75
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Dan menggunakan interval kepercayaan :


𝑆 𝑆
P(X*−t(∝= 5% 𝑑𝑏 = 𝑛 − 1) <𝜇 < 𝑋 ∗ + 𝑡 (∝= 5 % 𝑑𝑏 = 𝑛 − 1) = 1−∝),
√𝑛−1 √𝑛−1
maka diperoleh hasil pendugaan penggunaan input produksi optimal seperti
tabel 9.

Tabel 9. Perbandingan Penggunaan Input Aktual dan Optimal Pada Usahatani


Kelapa Sawit di Provinsi Jambi

Penggunaan Input
Jenis Input XAktual XOptimal

Luas Lahan (ha) 4,50 7,80


Jumlah pohon (btg) 122,33 133-156
Urea (kg) 113,25 150-225
SP36 (kg) 70,53 120-180
MOP (kg) 55,62 65-110
Tenaga Kerja (HOK) 46,75 50-62
Dolomit (kg) 8,00 - 12,50 900-1200
Kiserit (kg) 63,75 80-140
Produksi (ton) 9,42 14,26 < Y opt < 26,73

Tabel 9 menunjukkan bahwa penggunaan input aktual jumlahnya berada


dibawah penggunaan input optimal, karena itu untuk mencapai produksi
optimal maka petani perlu mengalokasikan penggunaan input sebanyak
dengan Xi optimal. Produksi aktual yang diperoleh adalah 9,42 ton/ha dan
produksi optimal sebesar 14,26 < Y opt < 26,73 ton/ha apabila petani ingin
memperoleh keuntungan yang maksimal maka petani haruslah
mengalokasikan input produksi dengan kombinasi jumlah optimal dan waktu
pemupukan yang tepat sehingga diperoleh produksi mendekati produksi
frontier.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN


Fungsi produktivitas usahatani kelapa sawit menghasilkan efisiensi teknis
tergolong rendah yang berarti masih tersedia peluang peningkatan produksi
yang cukup besar, efisiensi teknis sangat respon terhadap semua input
produksi terutama pada luas lahan, jumlah pohon, dan pupuk urea. Perilaku
risiko produktivitas petani terhadap input produksi secara rata-rata adalah
menghindari risiko (rizk averse). Hal ini berarti apabila terjadi kenaikan harga
input produksi maka petani sebagai pengambil keputusan akan
mengimbanginya dengan menurunkan keuntungan yang diharapkan atau
mengurangi jumlah penggunaan input produksi. Kebijakan yang perlu
dipertimbangkan dalam rangka peningkatan produksi kelapa sawit yaitu:

76
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

peningkatan produktivitas melalui penerapan teknologi tepat guna dalam


budidaya yang memperhatikan aspek agronomis dan klimatologis, perluasan
areal perkebunan kelapa sawit , menekan kehilangan panen dan ,
meningkatkan stabilitas hasil dengan penerapan pengelolaan tanaman
terpadu, menekan senjang hasil antara produktivitas di tingkat petani dengan
produktivitas hasil penelitian melalui penerapan proses alih teknologi
spesifikasi lokasi dan dukugan permodalan usahatani. Keberhasilan
peningkatan produktivitas perlu didukung dengan kebijakan subsidi yang
tepat dan disertai dengan memperbanyak kios-kios saprodi bagi petani karena
kondisi petani tergolong kurang mempunyai akses atau jaringan kemitraan,
dan memiliki keterbatasan modal kerja usahatani. Subsidi yang dimaksud
adalah berupa subsidi harga pupuk dan subsidi bunga modal berupa kredit
usahatani dengan bunga rendah dan prosedur yang lebih mudah bagi petani,
sehingga akan mengurangi risiko produksi yang bersumbsr dari penggunaan
input produksi dan akhirnya akan meningkatkan efisiensi teknis yang
menguntungkan petani.

DAFTAR PUSTAKA
Antle, J.M. 1987. Econometric Estimation of Producer’s Risk Attitude. American
Journal of Agricultural Economics, 69(3) : 509-522.
Badan Pusat Statistik. 2015. Jambi Dalam Angka 2015. Badan Pusat Statistik
Provinsi Jambi. Jambi
BALITBANG. 2015. Prospek dan arah pengembangan agribisnis kelapa sawit.
http:www.litbang.pertanian.go.id/special/komoditas/files/0104-
KELAPA SAWIT.pdf. (Diakses 10 November 2016)
Daryanto, H.K.S. 2000. Analisys Of Thecnical Efisiensy Of Rice Production In West
Java Province, Indonesia : A Stochastic Frontiner Production Function
Approach. Phd Disertation. School Economics, Umiversity New
England, Armidale.
Kumbhakar, C.S. 2002. Spesification and Estimation of Production Risk, Risk
Preference and Tehnical Efficiency. American Journal of Agricultural
Economics, 84(1) : 8-22.
Nurhapsa. 2013. Analisis Efisiensi Teknis Dan Perilaku Risiko Petani Serta
Pengaruhnya Terhadap Penerapan Varietas Unggul Pada Usahatani
Kentang Di Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Tesis
(Dipublikasikan). Ilmu Ekonomi Pertanian. Program Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Diunduh dari :
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/66823/1/2013nur.p
df . (Diakses pada tanggal 12 November 2016)

77
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Qomaria, Nurul. 2011. Analisis Preferensi Risiko dan Efisiensi Teknis


Usahatani Talas Di Kota Bogor. Tesis (Dipublikasikan). Ilmu Ekonomi
Pertanian. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Diunduh dari :
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/46745/2011nqo.
pdf. (Diakses pada tanggal 12 November 2016)
Robinson, L.J. and P.J Barry. 1987. The Competitive Firm’s Respone to Risk.
Macmilan Publisher, London
Soekartawi. 2000. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cobb-Douglass. Rajawali Pers, Jakarta.
Suratiyah. 2011. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
Tasman, A. 2008. Analisis Efiseinsi dan Produktivitas. Penerbit Chandra
Pratama, Jakarta.
Weesink, A., A. Godah., and C.G. Turvey. 1990. Decomposition Measures of
Tehnical Efficiency for Dairy Farms. Canadian Journal of Agricultural
Economics, 38(3) : 439-456.

78
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Electoral Volatility of Political Parties of Jambi Province: An


Analysis of Political Party Relations With Constituents

Hatta Abdi Muhammad1, Nopyandri2


Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Jambi, Indonesia
Faculty of Law, Universitas Jambi, Indonesia
Email: hattaabdimuhammad@gmail.com

Abstract
According to Mainwaring, the system of political parties in the third wave of
democracy is significantly less institutionalized than those in long-established
democracies. A more institutionalized system is a system where political
parties have strong roots in society. The purpose of this study is to determine
the high volatility of Political Parties in Jambi Province. By using qualitative
descriptive research methods the results of this study indicate that the
existence of Political Parties in Jambi Province since the beginning of the
reform era shows a high level of volatility. The general elections that have
taken place on the one hand produce successive winning political parties and
on the other hand show the deterioration in the voice of existing political
parties. The fundamental problem that arises is the high level of primordial
phenomena within political parties, the weakness of the institutional system
of political parties, not entrenching the relations of political parties with
constituents and unconsolidated relations well.

Keywords: Political Party of Jambi Province, Electoral Volatility, Constituent


Loyalty

PENDAHULUAN
Pasang surutnya suara partai politik dalam setiap agenda pemilihan umum
yang dilangsungkan menunjukkan tingkat instabilitas suara partai politik
relatif tinggi, baik partai politik yang menggunakan ideologi dan berplatform
agama (religius) maupun nasionalis (sekuler). Padahal jika dilihat keragaman
masyarakat Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
menunjukkan karakteristik heterogen yang sangat kental sehingga
seharusnya pemetaan suara konstituen loyal, stabil dan telah mengakar lama
menjadi hal yang sudah disiapkan jauh-jauh hari. Namun dalam praktik
pertarungan pemilu yang telah berlangsung, sepertinya terdapat paradoks
electoral antara dukungan pemilih dengan ideologi yang diusung partai
politik. Secara sepintas tampak bahwa pemilih cenderung tidak lagi tertarik

79
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

untuk mendukung partai politik dengan indikator ideologi tersebut 1. Hal ini
terjadi lantaran pemilih mengharapkan bukti konkrit jangka pendek atas
dasar program kerja yang mampu dirasakan langsung bukan hanya simbol-
simbol ideologi, platform dan garis perjuangan partai semata. Disisi lain,
partai politik juga terjebak dalam situasi politik yang cenderung transaksional
dan pragmatis dan menjadikan partai politik berada di posisi “tengah“ atau
terkesan moderat dan berebut ceruk yang sama dengan partai-partai lain
(catch all)2.
Kajian ini ingin menjawab beberapa pertanyaan pokok penelitian
berkaitan dengan naik - turunnya suara partai politik, terutama partai politik
di Provinsi Jambi dimana masih belum terdapat penelitian terkait hal tersebut
sebelumnya dan dibuktikan dengan data dukungan yang menunjukkan partai
politik di Provinsi Jambi memiliki suara electoral yang fluktuatif setiap
pemilihan umum legislatif dilangsungkan, yaitu : Pertama, Faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi volatilitas electoral partai-partai tersebut dari
pemilu ke pemilu di era reformasi terus terjadi ? Kedua, Bagaimana hubungan
partai politik di Provinsi Jambi dengan konstituennya ?

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik
purpossive sampling yakni dengan mewawancarai tokoh partai politik yang
mengetahui proses electoral yang dilalui oleh partai politik Provinsi Jambi di
era reformasi serta studi terhadap data-data sekunder yang berasal dari
berbagai referensi, serta penelusuran situs-situs yang memuat hasil riset yang
menjadi objek kajian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Partai Politik Dan Volatilitas Pemilihan
Partai Politik adalah organisasi yang memiliki ideologi, tujuan serta dapat
menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi sosial dengan lembaga-
lembaga pemerintahan3 dengan cara memenangi pemilihan jabatan-jabatan
publik untuk mendapatkan kontrol atas hal tersebut dengan cara ikut serta
dalam kontestasi pemilihan umum4. Partai politik juga dianggap sebagai
sebuah organisasi yang memiliki hubungan dengan pemilih. Dalam konteks
tersebut posisi partai politik merupakan agen perwakilan yang berinteraksi
secara langsung dengan masyarakat, menuntut dukungan mereka,

1
Faishal Aminuddin dkk, “ Match-All Party : Pragmatisme Politik dan Munculnya Spesies Baru Partai Politik di Indonesia
Pasca Pemilu 2009“ Jurnal Politik UI Vol. 1 No. 1, Desember 2015.
2
Saiful Mujani dkk, “ Kaum Demokrat Kritis : Analisa Perilaku Pemilih Indonesia Sejak Demokratisasi” (Jakarta : KPG, 2019),
hlm. 40
3
Richard S. Katz dan William Crotty, Handbook Partai Politik, (Bandung : Nusa Media, 2014) Hlm. 5
4
Ibid, Hlm. 5

80
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

yang dipengaruhi secara langsung oleh perubahan suara dalam suatu proses
pemilihan umum5.
Dalam arti fungsi yang lebih komprehensif, partai politik merupakan
alat utama dari representasi penduduk yang berkompetisi dalam pemilu dan
dipilih oleh pemilih berdasarkan sikap, tindakan dan keputusan politik yang
mereka tawarkan6. Lebih jauh, partai politik diangggap sebagai aktor rasional
yang bereaksi dan beradaptasi terhadap desakan dan kesempatan yang ada di
pasar politik7. Organisasi, ideologi, dan keanggotaan serta kebijakan partai
politik dipengaruhi oleh beberapa aspek yang melingkupinya, diantaranya
yaitu tipe pemerintahan, sistem pemilu, pengalaman demokrasi8 dan aturan
pemilu9 yang dipraktikkan oleh suatu negara. Sebagai sebuah organisasi,
partai politik bersifat dinamis dan tidak statis, mengalami perubahan pada
tingkat struktural dan institutional secara terus-menerus sebagai dampak dari
perubahan lingkungan politik.
Dalam studi tentang pemilu, electoral volatility menjadi salah satu alat
yang dapat digunakan untuk mengukur pasang surut (instabilitas) perolehan
suara partai politik politik dari periode pemilu ke pemilu lainnya minumum
2 tahapan pemilu secara berturut-turut. Penggunaan pendekatan kualitatif
dapat menggambarkan masa depan partai, dilihat dari stabilitas perolehan
suara dari pemilu ke pemilu dan stabilitas suara partai pada sistem kepartaian
serta sistem pemilu berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Untuk mengukur tingkat volatilitas partai secara tunggal dapat menggunakan
model volatilitas yang dikembangkan oleh Mainwairing, di mana volatilitas
pemilihan partai dihitung dengan menambahkan perubahan persentase
(bertambah atau berkurang) dari setiap pemilu, kemudian dibagi menjadi
dua10. Konsep ini dapat digunakan untuk menjelaskan eksistensi partai pada
sistem kepartaian dan pemilu berdasarkan perolehan suara partai tersebut,
apakah tergolong sebagai partai papan atas, menengah, atau bawah.
Menurut Shergiue Ghergina, electoral pemilihan dipengaruhi oleh
sejumlah faktor yang memiliki tingkat dominan yang berbeda-beda. Sejumlah
faktor tersebut berkaitan dengan bekerjanya faktor internal dan eksternal
partai sebagaimana tampak pada tabel di bawah. Dalam konteks Indonesia,
perlu ada modifikasi dan penambahan, sebab teori yang dibangun oleh

5
Sergiu Gherghina, Party Organization and Electoral Volatility in Central and Europe Enhancing Voter Loyalty, (Oxon :
Routledge, 2015), hlm. 21
6
Ibid hlm. 21
7
O. Kirchheimer, “The Transformation of the Western European Party System” Dalam J. Lapalombara and M. Weiner, eds.,
Political Parties and Political Development, (Princeton NJ : Princeton University Press, 1966), Hlm. 177-200
8
D.W. Rae, The Political Consequences of Electoral Laws, (New Haven, CT: Yale University Press, 1971). Lihat juga, R. Harmel
dan K. Janda, Parties and Their Environments: Limits to Reform, (New York: Longman, 1982).
9
G. Sartori, Parties and Party Systems: A Framework for Analysis, (Cambridge: Cambridge University Press, 1976). G. Sartori,
Comparative Constitutional Engineering: An Inquiry into Structures, Incentives and Outcomes, 2nd ed., (Basingstoke, UK:
Macmillan, 1997).
10
Scott Mainwaring, “Rethingking Party System Theory In The Third Wave of Democratization : The Importance of Party System
Institutionalization, Working Paper #260 – October 1998, Kellogg Institute, hlm 9

81
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Ghergina lebih digunakan dalam melihat perkembangan electoral partai-partai


politik di Eropa Barat dan Tengah.

Tabel 3. Modifikasi Faktor-faktor yang mempengaruhi Elektoral Pemilihan Partai


Politik11
Faktor Variabel Indikator
Internal Organisasi 1. Loyalitas
Partai Partai 2. Akar Sosial
3. Perpecahan atau Kohesi
4. Kinerja Elektoral Partai (Jaringan social,
Interaksi antara partai dengan pemilih,
kedekatan/ jarak actor/ kader partai
dengan pemilih
Eksternal Volatilitas 1. Sistem Pemilu
Partai Sistem 2. Format partai politik
Kepartaian 3. Polarisasi Ideologi

Secara umum, electoral volatility partai dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal sebenarnya berkaitan dengan
organisasi partai politik dan faktor eksternal berkaitan dengan volatilitas
sistem kepartaian. Ghergina menyebutkan bahwa organisasi partai dapat
mengurangi atau menambah volatilitas partai pada pemilu. Studi yang
dilakukan oleh Barelson et all 1954; Easton 1957 membahas sejauh mana partai
politik dapat menyederhanakan pilihan-pilihannya sehingga menghasilkan
simbol identitas dan loyalitas.
Sementara, Neumann 1956; Key 1964; Borre dan Katz 1973;
Rosenstone dan Hansen 1993; Dalton dan Wattenberg 2000a) menyebut ada
kesinambungan partai politik dalam pemilu apabila partai-partai dapat
menciptakan sebuah rantai komunikasi dengan warga. Dalam konteks itu,
stabilitas organisasi partai politik akan memelihara preferensi pemilihan.
Partai yang memiliki stabilitas organisasi akan hadir secara terus menerus
pada arena politik dan mereka secara jangka panjang dapat memperkenalkan
perspektif preferensinya kepada pemilih melalui pengenalan label organisasi
dan kandidat-kandidat yang disiapkan12.
Simbol identitas dan loyalitas berkaitan dengan apa yang akan dijual
oleh partai-partai politik kepada pemilih. Banyak faktor yang berkaitan
dengan hal itu, antara lain bagaimana faktor pembelahan sosial dalam
kaitannya dengan preferensi pemilih dalam konteks sosial-politik pada suatu
negara. Teori pembelahan sosial dari Lipset menyebut bahwa dalam sistem

11
Gherghina, “Party Organization and Electoral Volatility…”, hlm 16-33
12
Ibid hlm 6

82
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

kepartaian, pemilih mengidentifikasi kepentingan mereka atas dasar posisi


sosiologi masyarakat atas dasar kelas, agama, etnik, kebangsaan, dan
kota/desa. Pembentukan partai politik juga didasari oleh preferensi mereka
atas posisi sosial tersebut (kelas, agama, etnik atau kembangsaan dan sector
kota/pedesaan)13.
Perbedaan ideologi antara satu partai dengan partai lainnya menurut
hasil kajian Kuskridho Ambardi dipengaruhi oleh sistem kepartaian. Sistem
kepartaian di Indonesia dalam pandangan Ambardi dicirikan oleh beberapa
hal14. Pertama, ideologi tidak menjadi faktor penting yang menentukan
perilaku partai. Kedua, dalam pembentukan koalisi, tidak ada rambu-rambu
yang memandu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh; semua serba
boleh (promicious). Ketiga, kecenderungan untuk merangkul semua partai ke
dalam koalisi (koalisi turah) membuat keberadaan oposisi sulit diidentifikasi.
Keempat, perilaku partai tidak ditentukan oleh hasil menang-kalah dalam
pemilu (inkonsekuensial). Kelima, terlepas dari perbedaan identitas normatif
yang “dijual” dalam kampanye pemilu, partai-partai cenderung bertindak
sebagai satu kelompok.
Kekaburan identitas antar-partai dan “kekaburan” ideologi,
menyebabkan tidak adanya polarisasi ideologi yang tajam antara satu partai
dengan partai lainnya. Perbedaan di antara partai-partai Islam dengan partai
nasionalis (sekuler) misalnya, turut menentukan preferensi politik pemilih
kepada partai yang bersangkutan. Hal ini juga didorong oleh adanya suatu
kenyataan bahwa dalam perkembangan politik di Indonesia, partai-partai
sengaja mengaburkan ideologi mereka, karena mereka meyakini bahwa
proporsi pemilih dalam garis pembelahan ideologi/budaya lebih berdiam di
posisi tengah (bukan ekstrem kiri maupun kanan). Pada titik inilah, mobilisasi
finansial untuk memenangkan persaingan electoral melalui iklan dan money
politic lebih ditempuh partai-partai ketimbang mengedepankan tawaran
ideologi dan program untuk mendekati pemilih (catch all party)15.
Kecenderungan seperti itu sudah pernah diprediksi oleh Pedersen (1979)
bahwa volitilitas pemilu setelah 1960 lebih berakar pada jarak sosial partai
dengan pemilihnya. Artinya, perubahan preferensi pemilihan telah
mengubah secara longitudinal dan menyebabkan transformasi pada nilai-nilai
struktur sosial16.

13
Scott Mainwaring and Mariano Torcal, “Party System Institutionalization and Party System Theory After the Third Wave of
Democratization“ dalam Working Paper #319 – April 2005, Kellogg Institute (The Helen Kellog Institute for International
Studies), hlm 12
14
Peter Mair, Party System Change, Aprroaches and Interpretations, (New York : Oxford University Press, 2002) hlm 28-29
15
Burhanuddin Muhtadi, Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Pengajar FISIP UIN Jakarta “Pro-kontra Penyederhanaan
Sistem Kepartaian”, dalam www.lampungpost.com
16
Op.cit hlm 15

83
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Dalam kaitan itu, kinerja electoral partai politik menjadi penting. Kinerja
electoral mencakup sejumlah langkah atau cara yang digunakan oleh partai-
partai politik untuk memaksimalkan jaringan yang dimiliki, membuat
branding bagi partai politiknya, dan bagaimana partai politik melakukan
interaksi dengan para pemilihnya. Seperti telah disinggung oleh Gherghina di
atas bahwa stabilitas partai—kohesi internal partai—di mana partai tidak
mengalami perpecahan (cleavage) yang memungkinkan partai memiliki
kinerja elektoral yang lebih terfokus pada pemilu dan agenda pemenangan
pemilu.
Dalam kaitan itu, studi yang dilakukan oleh Tilly dalam mengkaji
pertumbuhan partai-partai politik di Amerika Latin menyebut bahwa eksis
atau tidaknya partai politik dipengaruhi oleh tiga indikator utama17. Ketiga
indikator itu adalah tingkat institusionalisasi (institutionalization), volatilitas
pemilihan (electoral volatility), dan pilihan ideologi (ideological voting). Studi itu
menyebut bahwa sistem kepartaian di negara-negara yang belum
berkembang menunjukkan polarisasi pelembagaan yang disebut tidak stabil,
tidak memiliki akar rumput yang kuat, dan legitimasi yang disesuaikan oleh
aktor-aktor politik partai18. Pada konteks pilihan ideologi (ideological voting),
berbagai literatur perilaku memilih menggambarkan bahwa kompetisi antar
partai lebih didominasi oleh dua asumsi yakni berbasis program
(programmatic) atau ideologi/keyakinan pemilih (ideological voters). Pada
negara-negara yang belum maju demokrasinya, umumnya faktor
personalisasi begitu besar dan menonjol. Perilaku pemilih lebih didasari pada
pengaruh personal atau figur dalam menentukan pilihan pilihannya19.
Sementara partai yang mengarah modern, pengaruh figur atau orang
makin mengecil dan institusi partai (kelembagaan dan pelembagaan partai)
menjadi lebih kuat. Dalam konteks pelembagaan partai, pengaruh
kepemimpinan pada organisasi partai juga turut menentukan. Apakah partai
mengembangkan kepemimpinan yang sifatnya personal dengan ciri loyalitas
yang bersandar pada orang ataukah kepemimpinan partai lebih didasarkan
pada prinsip-prinsip organisasi yang modern, di mana seorang pemimpin
adalah manajer yang akan membawa roda organisasi sesuai dengan AD/ART.
Sumber daya untuk mengisi kepemimpinan partai juga tersedia dari pusat
hingga daerah. Dalam hal itu, seorang pemimpin perannya memang penting,
tetapi tidak membayangi partai dan loyalitas lebih didasarkan pada institusi
dan bukan personal.

17
Scott Mainwaring dan Timoty R.Scully, Building Democratic Institutions : Party Systems in Latin America, (Stanford,
California : Stanford University Press, 1995), hlm 5
18
Mainwaring, “ Party ystem Institutionalization …”, hlm 4-14
19
Ibid hlm 18-19

84
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Selain sejumlah faktor yang telah disebut di atas, khususnya faktor internal
dan eksternal, faktor lain yang juga memiliki pengaruh pada masa
depan suatu partai politik adalah system pemilu dan demokratisasi. Michael
Gallagher dan Paul Mitchell menyebut bahwa sistem pemilu membuat
perbedaan yang besar atas bentuk sistem kepartaian, bentuk pemerintahan
(apakah koalisi atau partai tunggal)20. Disamping itu, berbagai macam pilihan
dalam menghadapi pemilih dalam pemilu, kemampuan pemilih untuk
pertahankan akuntabilitas keterwakilan personal mereka, perilaku anggota
parlemen, seberapa banyak parlemen berisi orang-orang yang cakap, seberapa
jauh demokrasi dan kohesi di dalam partai politik, kualitas pemerintahan dan
tentu saja kualitas hidup masyarakat yang diatur oleh pemerintahan
tersebut21. Pengaruh sistem pemilu pada demokratisasi dan kohesi di dalam
partai politik salah satunya ditentukan apakah sistem kepartaian dan pemilu
dapat mendorong proses-proses yang demokratis dalam mengatur pelbagai
kepentingan dalam proses pencalonan, penempatan, dan rekrutmen kader-
kader partai pada pemilu. Andrew Reynold22 menyebut bahwa sistem pemilu
akan mendorong partai politik bekerja lebih baik. Sistem pemilu yang baik
akan mendorong partai politik untuk memperbaiki organisasi internalnya,
lebih memperhatikan isu-isu masyarakat, dan bekerja untuk para pemilihnya.

Dinamika Electoral Partai Politik di Provinsi Jambi


Partai politik pada riset ini adalah Partai Politik di Provinsi Jambi baik yang
berideologi islam atau partai politik yang tidak mencantumkan islam sebagai
ideologi namun tidak dapat dipisahkan dari simbol-simbol islam : Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai
Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan
Bintang (PBB) serta partai politik dengan menggunakan ideologi nasionalis
(sekuler) : Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan (PDI-P),
Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Hanura, Partai NasDem yang mengikuti
pemilu legislatif pada tahun 2004, 2009, 2014, 2019. Dalam 4 (empat) tahapan
pemilu yang telah berlangsung tersebut, terlihat bahwa partai politik yang ada
memiliki angka electoral yang fluktuatif (lihat tabel 1). Dinamika electoral
volatility tersebut terkesan menunjukkan bahwa kedekatan antara partai
politik dengan konstituen memunculkan tingkatan yang lemah, tidak stabil
dan tidak mengakar baik.

20
Muhammad Asfar (ed.), Model-model Sistem Pemilihan di Indonesia, Surabaya: Pusat Studi Demokrasi dan HAM bekerja
sama dengan Partnership for Governance Reform in Indonesia, 2002, hlm. 4.
21
Muhammad Asfar (ed.), “Model-model Sistem Pemilihan...,” hlm. 4.
22
Andrew Reynolds, “Merancang Sistem Pemilihan Umum” dalam Juan J. Linz, et.al., Menjauhi Demokrasi Kaum Penjahat:
Belajar dari Kekeliruan Negara-negara Lain, Bandung: Mizan, 2001, hlm. 102.

85
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 1. Besaran angka perolehan partai politik di Provinsi Jambi


PDI-
Demokrat Gerindra Golkar NasDem Hanura PKB PAN PPP PBB PKS
P
2004 5,18 - 11,02 24,97 - - 6,1 16,14 5,82 3,74 4,88
2009 14,46 4,34 9,65 12,24 - 6,19 3,95 13,72 4,2 3,19 5,11
2014 16,46 11,42 14,06 13 5,75 7,01 7,2 9,75 5,27 3,46 4,72
2019 8 13,86 11,98 16,03 8,84 1,7 5,89 7,79 4 2,14 7
Sumber : Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jambi

GRAFIK SUARA PARTAI POLITIK DI PROVINSI JAMBI


30
DEMOKRAT
25 GERINDRA
PRESENTASE SUARA

PDIP
20
GOLKAR
15 NASDEM
10 HANURA
PKB
5 PAN
0 PPP
2000 2005 2010 2015 2020 PBB
-5
TAHUN PKS

Pemilu dengan sistem proporsional terbuka yang diterapkan di Indonesia


pada dasarnya memberikan kesempatan pada calon maupun partai politik
untuk memaksimalkan kemampuan dirinya untuk tampil baik pada
kontestasi pemilu serta mempertahankan preferensi pilihan politik
masyarakat. Namun dalam konteks Provinsi Jambi, partai politik pemenang
cenderung berganti dan hampir sebagian besar partai politik yang berada
pada blok islam maupun blok nasionalis (sekuler) pasca dibukanya pemilu
langsung menunjukkan tingkat electoral volatility yang beragam yakni berada
pada posisi stagnan, stabil, dan mengalami fluktuasi yang tinggi23.
Partai politik dengan ideologi dan asas terbuka namun melekat
penggunaan simbol-simbol islam, partai PAN dan PKB memiliki kemiripan
electoral. Sejak dimulainya pemilu pasca reformasi, kedua partai ini
mengalami pasang surut perolehan suara. Di Provinsi Jambi, PAN bertumpu
pada simbol ketokohan yang kuat dan mengakar di masyarakat dengan Trah
mantan Gubernur Provinsi Jambi, Zulkifli Nurdin.

23
Lihat grafik suara partai politik di Provinsi Jambi pada tahapan pemilu 2004 – 2019. Dalam sebaran suara tersebut,
menunjukkan instabilitas perolehan suara yang terjadi pada partai politik di Provinsi Jambi. Partai Pemenang pemilu silih
berganti, sebagian besar partai politik mengalami kemerosotan electoral serta mayoritas partai politik berada di posisi tengah
dengan sebaran suara electoral yang merata.

86
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kedekatan ideologi antara Muhammadiyah dengan PAN secara electoral tidak


berpengaruh signfikan dalam mendulang suara. Proses kemantaban
pelembagaan partai politik secara modern cenderung lemah. Hal ini bisa
terlihat dengan suara PAN yang terus merosot setiap periodesasi pemilu
pasca ditinggal trah Zulkifli Nurdin. Sedangkan PKB di Provinsi Jambi, secara
kerja electoral memunculkan besaran suara yang fluktuatif dengan berada
diantara partai tengah ke bawah. PKB mengandalkan pola vote getter, dimana
memanfaatkan jejaring tokoh-tokoh nahdliyin yang tidak terlalu besar di
Provinsi Jambi yang bergaung pada daerah-daerah Kabupaten yang
tradisional. Hubungan secara kultural dirajut sebagai proses mendulang
suara pada proses electoral yang berlangsung. Sedangkan untuk masyarakat
yang lebih luas, hubungan antara PKB dengan konstituen cenderung lemah
dan tidak mengakar baik.
Pada partai politik dengan penggunaan ideologi islam, PPP, PBB
secara garis besar justru tidak memiliki akar, segmentasi, positioning yang
jelas. PBB dalam pemilu 2019 justru tidak mampu menembus parliamentary
treashold dan secara otomatis hilang dalam dinamika politik mendatang.
Dalam konteks ini hubungan antara partai dengan konstituen memiliki
tingkat konsolidasi yang lemah. Hal ini selaras dengan posisi partai yang
tergolong berada di posisi bawah. PPP yang terkesan partai lama tidak bisa
keluar dari bayang-bayang PKB secara kultural maupun struktural dalam
memanfaatkan segmentasi nahdliyin. Sedangkan PKS justru mampu
menjadikan partai stabil di posisi tengah. Ketidakhadiran figur lokal yang
mampu “dijual” dalam mengerek suara electoral digantikan dengan posisi PKS
yang bergaung di simpul-simpul islam perkotaan dengan memanfaatkan
jejaring islam tarbiyah yang tumbuh di kampus maupun di sekolah-sekolah.
Akselerasi hubungan antara kader-pengurus PKS dengan masyarakat islam
perkotaan serta cot-tail effect sebagai salah satu partai pengusung Prabowo
Subianto di Pilpres 2019 dimanfaatkan dengan baik untuk memberikan suara
electoral yang meningkat di pemilu 2019.
Pada Partai Politik yang menggunakan ideologi nasionalis (sekuler) :
Golkar, PDI-P, Gerindra, NasDem, Hanura, dan Demokrat pada dasarnya
tidak memberikan perbedaan yang signifikan. Partai politik tersebut berada
pada posisi tengah (catch all) sebagai “partai sapu jagat” dengan karakteristik
yang sama yakni ideologi dan platform politik pada tingkat organisasi tidak
mengakar baik serta sebagian dari dirinya tetap memanfaatkan simbol-simbol
figur kharismatik dalam memperoleh suara di setiap pemilu. Secara sistem
pelembagaan, hubungan partai politik dengan konstituen cenderung lemah.
Dalam kontestasi ini, terdapat figur penentu untuk menciptakan angka
electoral terhadap partai politik.

87
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Partai Hanura yang selama ini berada di posisi bawah dengan tidak memiliki
akar, segmentasi, positioning yang jelas, pada pemilu 2019 tidak berhasil lolos
dari ambang batas parlemen (parliamentary treashold).
Partai Demokrat sebagai partai pemenang di pemilu 2009 dan 2014
berimplikasi terhadap kehadiran mantan gubernur Provinsi Jambi, Hasan
Basri Agus (HBA) sebagai tokoh sentral yang memiliki positioning dan
loyalitas di masyarakat yang mengakar. Di pemilu 2019, pindahnya Hasan
Basri Agus (HBA) di partai golkar berdampak signifikan terhadap merosotnya
suara partai Demokrat dan menjadikan partai Golkar menjadi partai
pemenang pemilu setelah sebelumnya memunculkan angka electoral yang
terus merosot pasca menjadi partai pemenang di pemilu 2004. Pada titik ini,
elecotral personality memiliki pengaruh yang besar daripada sistem
pelembagaan partai politik dalam menciptakan angka electoral. Sedangkan
pada partai PDI-P cenderung memiliki angka electoral yang stabil dengan
berada di posisi atas. Hal ini didasarkan karena PDI-P bukan bertumpu pada
sosok figur dalam menciptakan positioning partai. Namun secara segmentasi
partai masih terjaga baik dengan mengandalkan basis pemilih yang berada
pada lingkungan tradisional-nasionalis dan masyarakat ekonomi menengah
ke bawah. Sedangkan keberhasilan NasDem dan Gerindra dalam
meningkatkan suara electoral berimplikasi terhadap cot-tail effect kehadiran
Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang dijadikan figur yang diusung
sebagai calon presiden.

KESIMPULAN
Pemilu yang telah berlangsung 4 (empat) kali pada era reformasi di Provinsi
Jambi menghasilkan sebagian besar partai politik berada di posisi tengah dan
menjadi partai sapu jagat (catch-all) dengan menunjukkan electoral volatility
yang beragam yaitu berada pada posisi stagnan, stabil, dan mengalami
fluktuasi yang tinggi. Fakta tersebut memunculkan fenomena bahwa partai
politik yang ada mengalami kemunduran orientasi dan lemahnya hubungan
terhadap konstituen. Persoalan tersebut akibat partai Politik yang berada pada
blok islam maupun blok nasionalis (sekuler) terdapat ketiadaan atau
minimnya modal sosial yang dibangun baik penguatan ideologi maupun
platform politik yang berimplikasi terhadap program kerja dan positioning
partai. Partai politik masih bertumpu pada simbol ketokohan (electoral
personality) dan tidak mengakar hubungan pelembagaan partai politik dengan
konstituen serta lemahnya stabilitas konsolidasi dalam memelihara preferensi
pemilih. Dengan demikian proses politik yang terjadi masih sangat tradisional
bahwa dimungkinkan partai pemenang pemilu akan terus silih berganti serta
hilangnya partai politik tertentu dalam kontestasi sejalan dengan -

88
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

ketidakmampuan partai politik menciptakan positioning yang mengakar dan


terkonsolidasi baik di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. Faishal. Dkk. Match-All Party : Pragmatisme Politik dan
Munculnya Spesies Baru Partai Politik di Indonesia Pasca Pemilu 2009. dalam
Jurnal Politik UI Vol. 1, No. 1, Desember 2015.
Asfar, Muhammad. Model-model Sistem Pemilihan di Indonesia. Surabaya : Pusat
Studi Demokrasi dan HAM. 2002
Gherghina, Sergiu. Party Organization and Electoral Volatility in Central and
Eastern Europe Enhancing Voter Loyalty. Oxon : Routledge. 2015
Harmel, R dan Janda. K. Parties and Their Environments : Limits To Reforms. New
York : Longman. 1982
Lapalombara. J, dan Weiner. M, dkk. Political Parties and Political Development.
Princeton NJ : Princeton University Press. 1966
Mainwaring, Scott dan Torcal, Mariano. Party System Institutionalization
and Party System Theory After the Third Wave of Democratization.
Dalam Working Paper #319: Kellogg Institute International Studies, April
2005.
Mainwaring, Scott, dan R. Scully, Timoty. Building Democratic Institutions :
Party Systems in Latin America. Stanford California : Stanford University
Press. 1995
Mainwaring, Scott. Rethingking Party System Theory In The Third Wave of
Democratizaition : The Importance of Party System Institutionalization. dalam
Working Paper #260 : Kellogg Institute, Oktober 1998.
Mair, Peter. Party System Change : Approaches and Interpretations. New York
: Oxford University Press. 2002
Muhtadi, Burhanuddin. Pro-Kontra Penyederhanaan Sistem Kepartaian.
dalam http:// www.lampungpost.com/opini/20730-pro-kontra-
penyederhanaan-sistem-kepartaian. Januari 2012
Mujani, Saiful, dkk. Kaum Demokrat Kritis : Analisa Perilaku Pemilih Indonesia
Sejak Demokratisasi. Jakarta : KPG. 2019
Rae, D. W. The Political Consequences of Electoral Laws. New Haven CT : Yale
University Press. 1971
Reynolds, Andrew. Merancang Sistem Pemilihan Umum. Bandung : Mizan. 2001
S. Katz Richard, dan Crotty, William. Handbook Partai Politik. Bandung : Nusa
Media. 2014

89
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sartori, G. Comparative Constitutional Engineering : An Inquiry into


Structures, Incentives and Outcome. Basingstoke UK : Macmillan. 1997
Sartori, G. Parties and Party Systems : A Framework for Analysis. Cambridge :
Cambridge University Press. 1976

90
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Uji Aktivitas Antioksidan Produk Probiotik Berbasis Sari Buah


Jambu Biji (Psidium Guajava)

Fitrianingsih, Diah Tri Utami, Indri Maharini


Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi, Indonesia
Email: fitrianingsih@unja.ac.id

ABSTRAK
Buah jambu biji (Psidium guajava) merupakan salah satu buah yang kaya
akan kandungan vitamin C dan berperan sebagai sumber antioksidan alami.
Salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas antioksidan dari sari buah
jambu biji yaitu melalui pembuatan minuman fungsional dalam bentuk
probiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi Bakteri
Asam Laktat (BAL) dalam menghasilkan produk minuman fungsional dan
menguji aktivitas penangkal radikal bebas produk sari buah jambu biji (P.
guajava) merah dan putih. Pembuatan sari buah jambu biji probiotik
dilakukan dengan metode Back-Slopping menggunakan kultur tunggal BAL
jenis Lactobacillus plantarum. dengan berbagai variasi konsentrasi BAL (0%,
2%, 4%, 6% dan 8%). Sari buah jambu biji probiotik yang dihasilkan
selanjutnya dianalisis biologi dan kimiawinya meliputi TPC, derajat
keasaman (pH), total asam laktat, dan kadar gula reduksi pada jam ke-0, jam
ke-24 & jam ke-48. Formulasi terbaik dari variasi sari buah jambu biji (merah
dan putih) probiotik yang dihasilkan di uji aktivitas antioksidannya dengan
berbagai variasi konsentrasi untuk menghasilkan nilai IC50 dengan kontrol
positif asam askorbat (AA) dan dilakukan menggunakan metode DPPH.
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa komposisi buah
jambu biji yang digunakan sebagai basis pembuatan produk sari buah jambu
biji probiotik yaitu dengan perbandingan 4:1 (4 air : 1 buah jambu biji)
dengan penambahan gula sebanyak 6% untuk jambu biji putih dan 7% untuk
jambu biji merah. Starter yang digunakan untuk membuat probiotik sari
buah jambu biji probiotik dengan konsentrasi Lactobacillus plantarum
sebanyak 5%. Probiotik sari buah jambu biji RLpC4 dan WLpC4 yang
dihasilkan memiliki karakteristik sesuai dengan persyaratan produk
probiotik berdasarkan parameter kimia dan biologi yang teramati. Aktivitas
antioksidan dari formula probiotik yang diuji terdapat dari konsentrasi
2,99%

Kata Kunci: Psidium guajava,antioksidan, probiotik, BAL.

91
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Radikal bebas merupakan suatu molekul yang memiliki elektron tidak
berpasangan dalam orbital terluarnya sehingga sangat reaktif. Radikal ini
cenderung mengadakan reaksi berantai yang apabila terjadi di dalam tubuh
akan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan yang berlanjut dan terus
menerus. Tubuh manusia memiliki sistem pertahanan endogen terhadap
serangan radikal bebas terutama terjadi melalui peristiwa metabolisme sel
normal dan peradangan. Jumlah radikal bebas dapat mengalami
peningkatan yang diakibatkan faktor stress, radiasi, asap rokok dan polusi
lingkungan menyebabkan sistem pertahanan tubuh yang ada tidak
memadai, sehingga tubuh memerlukan tambahan antioksidan dari luar yang
dapat melindungi dari serangan radikal bebas. Antioksidan digunakan juga
dalam makanan untuk mengontrol oksidasi lipid. Senyawa t-butil hidroksi
anisol (BHA) dan 2,6-Di-tert-butyl-4-methylphenol (BHT) digunakan sebagai
antioksidan pangan, tetapi adanya kemungkinan efek samping yang
merugikan maka tidak digunakan untuk bahan terapi. Pengembangan
antioksidan alamiah mendapat perhatian besar beberapa tahun terakhir. Hal
ini dimaksudkan untuk tujuan pengobatan preventif dan untuk industri
makanan. Antioksidan alami selain dapat melindungi tubuh dari serangan
radikal bebas juga mampu memperlambat terjadinya penyakit kronik yang
disebabkan penurunan spesies oksigen reaktif (ROS) terutama radikal
hidroksil dan radikal superoksida. Oleh karena itu, salah satu upaya dalam
menangkal radikal bebas dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi
pangan fungsional yang kaya akan senyawa antioksidan. Salah satu bahan
pangan fungsional yang kaya akan sumber antioksidan yaitu buah jambu
biji. Buah jambu biji merupakan salah satu buah yang kaya akan kandungan
vitamin C dan berperan sebagai sumber antioksidan alami. Salah satu cara
untuk meningkatkan aktivitas antioksidan dari sari buah jambu biji yaitu
melalui pembuatan minuman fungsional dalam bentuk probiotik.
Probiotik merupakan organisme hidup yang mampu memberikan
efek yang menguntungkan kesehatan hostnya apabila dikonsumsi dalam
jumlah yang cukup. Berbagai penelitian membuktikan probiotik sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Manfaat dari probiotik yang utama yaitu
menjaga kesehatan usus, antara lain kemampuannya untuk menghambat
patogen dalam saluran pencernaan dengan membentuk kolonisasi probiotik
dan menghasilkan berbagai komponen anti bakteri (asam organik, hidrogen
peroksida, dan bakteriosin yang mampu menekan pertumbuhan patogen).
Selain itu, probiotik juga dapat membantu penyerapan makanan, produksi
vitamin, dan mencegah pertumbuhan bakteri patogen, meningkatkan fungsi

92
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

sistem kekebalan tubuh, metabolisme kolesterol, karsinogenesis, mengurangi


resiko kanker usus, meningkatkan fungsi gastrointestinal dan menghambat
penuaan. Jenis bakteri asam laktat yang biasa digunakan sebagai probiotik
yaitu spesies dari Lactobacillus diantaranya L. acidophilus, L. plantarum, L. casei,
dan Streptococcus lactis (Camilleri dan Murray, 2015).
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian
mengenai probiotikasi sari buah jambu biji (Psidium guajava) sebagai inovasi
produk minuman fungsional serta uji aktivitas penangkal radikal bebasnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan konsentrasi BAL dalam
menghasilkan produk minuman fungsional dan menguji aktivitas penangkal
radikal bebas produk sari buah jambu biji (P. guajava) probiotik.

METODE PENELITIAN
Materi
Buah jambu biji merah dan putih, serta BAL (Lactobacillus sp.). Agen oksidan :
1,1 diphenyl-2- pikrilhidrazil (DPPH), mikropipet (Pipetman R neo Gilson,
France®), kamera digital (Canon Power Shot, A4000 IS HD®), neraca digital
(Mettler Toledo, AG204 Delta Range®), Mixer (Maxi Mix II, Thermolyne type
37600 mixer, lowa, USA®) dan Inkubator (Memmert®). Peralatan disposables
meliputi Tissue Culture Dhisk (Iwaki), conical tube 15 mL (Iwaki®), yellow dan
blue tip (Brand®), eppendorf steril (Biologix®), tabung reaksi (Iwaki®) dan
kuvet.

Metode
Pembuatan Sari Buah Jambu Biji Probiotik
Sebelum Starter dibuat, terlebih dahulu siapkan inokulum. Inokulum dibuat
dengan cara ambil BAL (Lactobacillus plantarum) menggunakan ose,
kemudian masukkan pada media MRSB sebanyak 50 ml, selanjutnya
diinkubasi pada suhu 30oC dan dihitung jumlah sel yang terdapat pada
inokulum dengan standard McFarland. Perhitungan juga dilakukan dengan
metode lempeng total cawan (plate count) yang ditumbuhkan secara PP (pour
plate) pada media MRSA dengan pengenceran 10-6 (duplo).
Starter dibuat sebanyak 200 ml dengan cara sari buah jambu biji yang
diperoleh dari perbandingan jambu biji:air sebanyak 1:4 bagian dan
ditambahkan gula 6% untuk sari buah jambu biji putih dan 7% gula untuk
sari buah jambu biji merah. Selanjutnya diinokulasikan dengan inokulum
sebanyak 5% dari volume total. Starter kemudian diinkubasi pada suhu 37°C
dan diamati parameter pH, total asam laktat, gula reduksi dan dihitung
jumlah sel BAL yang tumbuh dalam Starter tersebut (minimal 106) pada jam
ke 0, 24 dan 48.

93
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pembuatan sari buah jambu biji


Sari buah jambu biji yang digunakan sebagai media pertumbuhan BAL
dibuat dengan perbandingan 4:1 (4 air dan 1 buah jambu biji). Buah jambu
biji (P. guajava) dicuci, kupas kulitnya dan dikecilkan ukurannya, kemudian
diblender dan disaring. Sari buah jambu biji yang dihasilkan selanjutnya
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dengan volume seperti pada Tabel 3.
Masing-masing Erlenmeyer tersebut ditambahkan gula sebanyak 6% untuk
sari buah jambu biji putih dan 7% untuk sari buah jambu biji merah.
Selanjutnya sari buah jambu biji dipasteurisasi pada suhu 60°C selama 20
menit.

Inokulasi sari buah jambu biji dengan kultur Starter


Sari buah jambu biji diinokulasi dengan Starter dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel 1. Kelompok Perlakuan Variasi Konsentrasi BAL
Kelompok Perlakuan Volume Sari Buah Jambu Konsentrasi Starter BAL
Biji (%)
(mL)
RC0 100 0
RLpC1 98 2
RLpC2 96 4
RLpC3 94 6
RLpC4 92 8
WC0 100 0
WLpC1 98 2
WLpC2 96 4
WLpC3 94 6
WLpC4 100 8
Keterangan: R = Sari buah jambu biji merah
W = Sari buah jambu biji putih
Lp = Lactobacillus plantarum
C0 = Konsentrasi 0%
C1 = Konsentrasi 2%
C2 = Konsentrasi 4%
C3 = Konsentrasi 6%
C4 = Konsentrasi 8%

Probiotikasi sari buah jambu biji yang telah dibuat selanjutnya dilakukan
analisis derajat keasaman (pH), total asam laktat, gula reduksi & TPC pada
jam ke-0, jam ke-24 & jam ke-48.

94
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Uji Aktivitas Antioksidan


Penentuan aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH menurut (Bondet, et
al. 1997) yang telah dimodifikasi. 0,5 mL sari buah jambu biji probiotik
(hanya formula terbaik yang diuji aktivitas antioksidannya dari masing-
masing sari buah jambu biji merah dan putih berdasarkan hasil analisis)
masing-masing dituangkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 3,5 mL
larutan DPPH 0,1 mM. Larutan blanko dibuat dengan cara larutan DPPH 0,1
mM dipipet sebanyak 3,5 ml kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi
dan ditambahkan dengan metanol 0,5 mL. Absorbansi DPPH diukur dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm, setelah
diinkubasi dalam ruang tanpa cahaya selama 30 menit. Kemampuan
antioksidan diukur sebagai penurunan serapan larutan DPPH akibat adanya
penambahan sampel. Variasi konsentrasi sampel dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Variasi Konsentrasi Sampel Uji pada Uji Aktivitas Antioksidan


Konsentrasi FXM Konsentrasi FXP Konsentrasi AA
(%) (%) (%)
1,56 1,56 1,56
3,13 3,13 3,13
6,25 6,25 6,25
12,5 12,5 12,5
25 25 25
50 50 50
75 75 75
100 100 100
Keterangan: FXM = Formula terbaik sari buah jambu biji merah
probiotik
FXP = Formula terbaik sari buah jambu biji putih probiotik
AA = Asam Askorbat

Persentase peredaman radikal bebas dari formula probiotik dihitung dengan


menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐴𝑏𝑠 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 − 𝐴𝑏𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒


%𝑅𝑆𝐴 = 𝑥 100%
𝐴𝑏𝑠 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙

Dimana, RSA (Radical Scavenging Activity) adalah aktivitas peredaman


radikal bebas; Abs control adalah absorban dari DPPH dan metanol; Abs
sample adalah DPPH dan formula probiotik.

95
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Rancangan penelitian
Penelitian akan dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana sebagai rancangan dasarnya.
Perlakuan yang diujikan dalam penelitian ini terlampir pada Tabel 3 dan
diulang sebanyak tiga kali ulangan, sehingga keseluruhan perlakuan yang
diujikan berjumlah 72 unit percobaan.

Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis ragam kemudian
dilanjutkan dengan Uji BNT dengan tingkat kepercayaan 5%. Sedangkan
data aktivitas antioksidan akan dianalisis probit untuk memperoleh nilai IC 50
nya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Produk sari buah jambu biji probiotik dibuat melalui beberapa tahapan
proses yaitu optimasi pembuatan sari buah jambu biji, penumbuhan bakteri
BAL (Lactobacillus plantarum), optimasi formula Starter yang digunakan dan
dilanjutkan dengan pembuatan produk probiotik sari buah jambu biji
dengan berbagai konsentrasi bakteri L.plantarum yang digunakan.
Karakteristik probiotik sari buah jambu biji yang diperoleh diamati
berdasarkan parameter organoleptis, pH, total asam laktat, gula reduksi dan
jumlah BAL (Tabel 4, 5, 6, 7 dan 8).

Optimasi Pembuatan Sari Buah Jambu Biji


Sari buah jambu biji dibuat dengan berbagai perbandingan antara lain 2:1
(100 mL air : 50 g jambu biji), 3:1 (150 mL air : 50 g jambu biji), dan 4:1 (200
mL air : 50 g jambu biji). Berdasarkan konsistensi kekentalan yang diperoleh,
perbandingan 4:1 (200 mL air : 50 g jambu biji) (Gambar 4) memberikan hasil
terbaik untuk dijadikan basis pembuatan minuman sari buah probiotik. Sari
buah jambu biji merah ditambahkan gula sebanyak 7% sedangkan sari buah
jambu biji putih ditambahkan gula sebanyak 6%.

Penumbuhan BAL (Lactobacillus plantarum)


Sebelum digunakan untuk inokulasi pembuatan produk probiotik, L.
plantarum (Gambar 1) di reculture terlebih dahulu pada medium MRSA dan
selanjutnya ditumbuhkan pada cair MRSB. L. plantarum dapat digunakan
untuk pembuatan produk probiotik apabila jumlah sel telah mencapai
minimum 106. Jika jumlah sel bakteri belum mencapai jumlah tersebut, maka
belum dapat digunakan untuk membuat probiotik karena belum memenuhi
standar persyaratan minimum.

96
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 1. Kultur Bakteri Asam Laktat (Lactobacillus plantarum).

Optimasi Pembuatan Starter


Starter (Gambar 2) yang digunakan dalam pembuatan produk probiotik
yaitu dengan konsentrasi L. plantarum 5%. Karakteristik Starter dapat dilihat
pada Tabel 3.

A B

Gambar 2. Starter. (A) Starter sari buah jambu merah. (B) Starter sari buah jambu
putih.

Tabel 3. Hasil perhitungan jumlah BAL sari buah jambu biji probiotik
Inkubasi
0 24 48
Bakteri Parameter
Rata- Rata- Rata-
R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
Rata Rata Rata
RLp Ph 4 4 4 4 3,5 3,5 3,5 3,5 3 3 3 3

Total Asam
0,04 0,04 0,04 0,04 0,1 0,13 0,09 0,11 0,14 0,14 0,13 0,137
Laktat

Gula
4,83 4,83 4,83 4,83 5,33 5,33 5,33 5,33 5,05 5,05 5,05 5,05
Reduksi
Jumlah
2,7 1,6 4,30 2,87 8,4 7,49 7,49 7,79 1.60 4,3 3,68 3,19
BAL
WLp Ph 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
Total Asam
0,036 0,036 0,036 0,036 0,14 0,12 0,1 0,12 0,13 0,19 0,14 0,15
Laktat

97
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gula 4,96 4,96 4,96 4,96 5,25 5,25 5,25 5,25 4,89 4,89 4,89 4,89
Reduksi
Jumlah
0,61 0,61 0,61 0,61 4,30 4,30 4,30 4,30 7,15 7,15 7,15 7,15
BAL

Karakteristik Probiotik Sari Buah Jambu Biji


Probiotik sari buah jambu biji dibuat dengan metode Black-Slopping yaitu
suatu proses fermentasi mengggunakan sebagian hasil fermentasi produk
sebelumnya yang diinokulasikan ke dalam bahan baku baru. Hasil produk
fermentasi sebelumnya diharapkan mengandung mikroorganisme yang
dapat melakukan fermentasi pada bahan baku baru sehingga menghasilkan
produk sejenis. Sari buah jambu biji yang telah disiapkan selanjutnya
diinokulasikan Starter dengan berbagai variasi konsentrasi diantaranya 0, 2,
4, 6 dan 8% yang selanjutnya diinkubasi pada inkubator dengan suhu 37°C.
Untuk mengetahui karakteristik produk yang dihasilkan maka diamati
parameter kimianya meliputi kadar keasaman (pH), total asam laktat dan
gula reduksi, serta parameter biologi berupa jumlah BAL yang tumbuh pada
probiotik sari buah jambu biji. Masing-masing parameter tersebut diamati
pada jam ke-0, 24 dan 48. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4,
5, 6, 7 dan 8.

Tabel 4. Data Organoleptik probiotik sari buah jambu biji


Organoleptik
Kelompok
Bau Warna Rasa
Perlakuan
0 24 48 0 24 48 1 24 48
RC0 Khas Khas Khas Merah Merah Merah Manis Manis Manis
jambu jambu biji jambu biji muda muda muda sedikit sedikit sedikit
biji asam asam asam
RLpC1 Khas Asam Asam Merah Merah Merah Manis Asam Asam
jambu khas khas muda muda muda sedikit + ++
biji produk produk asam
probiotik probiotik
RLpC2 Khas Asam Asam Merah Merah Merah Manis Asam Asam
jambu khas khas muda muda muda sedikit + ++
biji produk produk asam
probiotik probiotik
RLpC3 Khas Asam Asam Merah Merah Merah Manis Asam Asam
jambu khas khas muda muda muda sedikit + ++
biji produk produk asam
probiotik probiotik
RLpC4 Khas Asam Asam Merah Merah Merah Manis Asam Asam
jambu khas khas muda muda muda sedikit + ++
biji produk produk asam
probiotik probiotik
WC0 Khas Khas Khas Putih Putih Putih Manis Manis Manis
jambu jambu biji jambu biji sedikit sedikit sedikit
biji asam asam asam

98
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

WLpC1 Khas Asam Asam Putih Putih Putih Manis Manis Asam
jambu khas khas sedikit sedikit +
biji produk produk asam asam
probiotik probiotik
WLpC2 Khas Asam Asam Putih Putih Putih Manis Manis Asam
jambu khas khas sedikit sedikit +
biji produk produk asam asam
probiotik probiotik
WLpC3 Khas Asam Asam Putih Putih Putih Manis Manis Asam
jambu khas khas sedikit sedikit +
biji produk produk asam asam
probiotik probiotik
WLpC4 Khas Asam Asam Putih Putih Putih Manis Manis Asam
jambu khas khas sedikit sedikit +
biji produk produk asam asam
probiotik probiotik

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa kadar keasaman (pH) sebelum dan


setelah inkubasi mengalami penurunan. Jambu biji putih pada inkubasi ke 24
menunjukkan adanya penurunan kadar keasaman sedangkan pada jambu
biji merah menunjukkan pH tetap. Sari buah jambu biji merah menunjukkan
penurunan pH setelah inkubasi 48 jam. Hasil analisa statistik menunjukkan
nilai p>0,05 hal ini menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara kelompok perlakuan dimana terdapat korelasi antara
kelompok perlakuan dengan nilai yang negatif pada penyimpanan 24 dan 48
jam.

Tabel 5. Hasil pengukuran kadar keasaman (pH) probiotik sari buah jambu biji
pH
Kelompok 0 24 48
Perlakuan Rata- Rata- Rata-
R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
Rata Rata Rata
RC0 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4 4 4 4
RLpC1 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4 4,5 4,3
RLpC2 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4 4 4 4
RLpC3 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4 4 4 4
RLpC4 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 3,5 3,5 3,5 3,5
WC0 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4 4 4 4
WLpC1 4,5 4,5 4,5 4,5 4 4 4 4 4,5 4,5 4,5 4,5
WLpC2 4,5 4,5 4,5 4,5 4 4 4 4 4 4 4 4
WLpC3 4,5 4,5 4,5 4,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
WLpC4 4,5 4,5 4,5 4,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

99
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa semakin lama waktu inkubasi


maka semakin tinggi kadar asam laktat yang terkandung dalam probiotik
sari buah jambu biji. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kandungan bakteri
L. plantarum pada probiotik sari buah jambu biji sehingga mampu
menghasilkan asam laktat. Hasil analisa statistik menunjukkan nilai p<0,05
hal ini berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara tiap kelompok
perlakuan dimana terdapat korelasi antara kelompok perlakuan dengan
hasil yang positif.

Tabel 6. Hasil pengukuran total asam laktat probiotik sari buah jambu biji
Total Asam Laktat
Kelompok 0 24 48
Perlakuan Rata- Rata- Rata-
R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
Rata Rata Rata
RC0 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
RLpC1 0,2 0,2 0,2 0,2 0,16 0,16 0,16 0,16 0,2 0,2 0,2 0,2
RLpC2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,24 0,24 0,24 0,24
RLpC3 0,2 0,2 0,2 0,2 0,28 0,28 0,28 0,28 0,32 0,32 0,32 0,32
RLpC4 0,2 0,2 0,2 0,2 0,28 0,28 0,28 0,28 0,32 0,32 0,32 0,32
WC0 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
WLpC1 0,2 0,2 0,2 0,2 0,28 0,28 0,28 0,28 0,24 0,24 0,24 0,24
WLpC2 0,24 0,24 0,24 0,24 0,28 0,28 0,28 0,28 0,32 0,32 0,32 0,32
WLpC3 0,24 0,24 0,24 0,24 0,28 0,28 0,28 0,28 0,32 0,32 0,32 0,32
WLpC4 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,28 0,4 0,4 0,4 0,4

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa semakin lama waktu inkubasi


maka kadar gula reduksinya semakin rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya kandungan bakteri L. plantarum pada probiotik sari buah jambu biji
sehingga mampu memanfaatkan/mereduksi kadar gula yang terkandung
pada basis yang digunakan sebagai bahan untuk perkembangbiakannya.
Hasil analisa statistik menunjukkan nilai p>0,05 hal ini berarti tidak terdapat
perbedaan yang bermakna antara tiap kelompok perlakuan.

Tabel 7. Hasil pengukuran gula reduksi probiotik sari buah jambu biji
Gula Reduksi
Kelompok 0 24 48
Perlakuan Rata- Rata- Rata-
R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
Rata Rata Rata
RC0 5,70 5,00 5,00 5,23 5,00 5,00 5,00 5,00 4,50 5,00 4,96 4,82
RLpC1 4,57 5,00 5,22 4,93 5,52 5,00 4,60 5,04 4,96 5,40 5,00 5,12
RLpC2 5,00 5,00 4,85 4,95 5,00 5,22 5,00 5,07 5,00 5,00 5,16 5,05
RLpC3 4,54 4,77 5,00 4,77 5,00 4,68 5,05 4,91 5,10 5,00 4,70 4,93
RLpC4 5,00 5,30 4,72 5,01 4,62 6,00 4,96 5,19 5,00 4,85 5,00 4,95

100
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

WC0 4,68 5,00 5,00 4,89 5,00 5,00 4,96 4,99 5,00 4,57 5,00 4,86
WLpC1 5,00 5,00 4,32 4,77 5,15 4,68 5,00 4,94 5,40 5,00 4,66 5,02
WLpC2 5,00 5,52 5,00 5,17 5,00 5,00 5,30 5,10 5,00 4,80 4,66 4,82
WLpC3 5,00 5,30 5,52 5,27 5,00 5,00 5,05 5,02 5,00 4,70 4,80 4,83
WLpC4 4,92 5,00 5,00 4,97 5,00 5,00 4,85 4,95 5,00 5,00 5,00 5,00

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa keberadaan BAL (L. plantarum)


pada basis sari buah jambu biji putih semakin lama semakin meningkat,
sedangkan pada basis sari buah jambu biji merah jumlah BAL tidak stabil.
Pada jam ke-0 jumlah BAL masih sedikit karena pada jam tersebut BAL
masih dalam fase adaptasi terhadap substrat yang baru.

Tabel 8. Hasil perhitungan jumlah BAL probiotik sari buah jambu biji
Jumlah BAL (108) (CFU/mL)
Kelompok 0 24 48
Perlakuan Rata- Rata- Rata-
R1 R2 R1 R2 R1 R2
Rata Rata Rata
RC0 1,75 1,28 1,52 0,01 1,12 0,57 2,69 0,001 1,35
RLpC1 3,6 3,6 3,60 0,62 0,62 0,62 0,14 0,14 0,14
RLpC2 3,98 3,98 3,98 12,6 12,6 12,60 2,21 2,21 2,21
RLpC3 3,58 3,58 3,58 7,49 7,49 7,49 0,16 0,16 0,16
RLpC4 3,8 3,8 3,80 0,7 0,7 0,70 3,51 3,51 3,51
WC0 0,48 0,48 0,48 4,02 4,02 4,02 2,53 2,53 2,53
WLpC1 0,44 0,44 0,44 4,07 4,07 4,07 5,38 5,38 5,38
WLpC2 0,61 0,61 0,61 4,3 4,3 4,3 7,15 7,15 7,15
WLpC3 0,52 0,52 0,52 1,12 1,12 1,12 5,3 5,3 5,3
WLpC4 0,48 0,48 0,48 4,02 4,02 4,02 2,53 2,53 2,53

Hasil analisa statistik terhadap jumlah BAL probiotik sari buah jambu biji
menunjukkan nilai p>0,05 hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara tiap kelompok perlakuan.

101
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

% Inhibisi vs Konsentrasi
120,000
100,000 y = 10,646x + 18,175
R² = 0,6539
% INHIBISI

80,000
60,000
40,000
20,000
0,000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KONSENTRASI FORMULA (%)

Gambar 3. Persamaan regresi linear dari pengujian aktivitas antioksidan


formula probiotik sari buah jambu biji

Pada penelitian ini, hasil analisa statistik terhadap persentase inhibisi dan
konsentrasi formula probiotik probiotik sari buah jambu biji menunjukkan
nilai p<0,05 hal ini berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara tiap
kelompok perlakuan. Sehingga, bisa diketahui bahwa semakin tinggi
konsentrasi maka nilai IC50 semakin besar. Dimana dari keseluruhan formula
probiotik yang diuji yang menunjukkan persentase inhibisi sebesar 50%
adalah pada konsentrasi 2,99%. Hasil ini selaras dengan penelitian dari
(Gomes et al, 2017) yang menyatakan bahwa peningkatan aktivitas
antioksidan dari enzim yang terdapat pada suplemen probiotik bisa berasal
dari restorasi mikrobiota di saluran pencernaan (Nardone et al, 2010) dan
induksi dari gen-gen yang terlibat dalam biosintesa glutation di mukosa
usus dan sel-sel pancreas (Lutgendorf et al, 2009). Adapun, probiotik mampu
meningkatkan absorbsi dari senyawa makro dan micronutrient termasuk
senyawa antioksidan, atau pada akhirnya menurunkan nilai lipid
postprandial, dan tentu saja hal ini terkait dengan kerusakan oksidatif dan
bahkan sering menjadi faktor resiko dari beberapa sumber makanan yang
terkait patologi penyakit yang disebabkannya (Martarelli et al, 2011).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa: Komposisi buah jambu
biji yang digunakan sebagai basis pembuatan produk sari buah jambu biji
probiotik yaitu dengan perbandingan 4:1 (4 air : 1 buah jambu biji) dengan
penambahan gula sebanyak 6% untuk jambu biji putih dan 7% untuk jambu
biji merah. Starter yang digunakan untuk membuat produk sari buah jambu
biji probiotik dengan konsentrasi Lactobacillus plantarum sebanyak 5%.

102
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Produk sari buah jambu biji probiotik RLpC4 dan WLpC4 yang dihasilkan
memiliki karakteristik yang stabil berdasarkan parameter kimia dan biologi
yang teramati. Selanjutnya, aktivitas peredaman radikal bebas sebesar 50%
terlihat dari formula probiotik sari buah jambu biji dengan konsentrasi
2,99%. Hal ini berarti, formula probiotik sari buah jambu biji berpotensi
sebagai antioksidan yang cukup baik dan dapat dilakukan pengujian lebih
lanjut.

ACKNOWLEDGEMENTS:
Terima kasih kepada Universitas Jambi yang telah mendanai pennelitian ini
melalui pendanaan PNBP Fakultas Sains dan Teknologi Tahun Anggaran
2019.

DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, R. M., K. Tjahjono., dan M. I. Kartasurya. (2017). Jus Buah Jambu
Biji Merah (Psidium guajava L.) Dapat Menurunkan Scor Atherogenic
Index of Plasma. Jurnal Gizi Pangan. 12 (1):17-22.
Bondet, V., W. Brand-Williams and C.Berset. (1997). Kinetics and
Mechanisms of Antioxidant Activity using the DPPH• Free Radical
Method.Lebensm- Wis.u.-Technol 30: 609–615.
Camilleri, M., dan J. A. Murray. (2015). Harrison’s Principles of Internal
Medicine Chapter 55 Diarrhea and Constipation Nineteenth Edition.
Newyork, McGraw Hill Education.
Desai, A. (2008). Strain Identification, Viability and Probiotics Properties of
Lactobacillus casei. School of Biomedical and Health Science Victoria
University, Werribee Campus, Victoria, Australia.
Gomes, Aline Corado; De Sousa, Ravila Graziany Machado; Botelho, Patricia
Borges; Nogueira, Tatyanne Leticia; Prada, Patricia Oliveira; Mota, J. F.
(2017). The Additional Effects of a Probiotic Mix on Abdominal
Adiposity and Antioxidant Status: A Double-Blind, Randomized Trial.
Clinical Trials and Investigations, 225(1), 30–38.
https://doi.org/10.1002/oby.21671.
Kleerebezem. M., and J. Hugenholtz. (2003). Metabolic Pathway Engineering
In Lactic Acid Bacteria. Current Opinion in Biotechnology. 14 (2): 232-237.
Martarelli D, Verdenelli MC, Scuri S, et al. (2011). Effect of a probiotic intake
on oxidant and antioxidant parameters in plasma of athletes during
intense exercise training. Current Microbiol;62:1689-1696.
Muchtadi, D. (2012). Pangan Fungsional dan Senyawa Bioaktif. Penerbit
Alfabeta. Bandung.

103
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Lutgendorff F, Nijmeijer RM, Sandstrom PA, et al. (2009). Probiotics prevent


intestinal barrier dysfunction in acute pancreatitis in rats via induction
of ileal mucosal glutathione biosynthesis. PLoS One;4:e4512. doi:
10.1371/journal.pone.0004512.
Nardone G, Compare D, Liguori E, et al. (2010). Protective effects of
Lactobacillus paracasei F19 in a rat model of oxidative and metabolic
hepatic injury. Am J Physiol Gasterointest Liver Physiol;299:G669-G676.
Parimin, S. P. (2006). Jambu Biji Budidaya dan Ragam Manfaatnya. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Rachmaniar, R., H. Kartamihardja., dan Merry. (2016). Pemanfaatan Sari
Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava Linn.) Sebagai Antioksidan
dalam Bentuk Granul Effervescent. JSTFI. 5 (1): 1-20.
Ray. B., and A. Bhunia. (2008). Fundamental Food Microbiology. 4th ed. CRC
Press, Boca Raton.
Rusdi. P. H. N., F. Oenzil., dan E. Chundrayetti. (2018). Pengaruh Pemberian
Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava L.) Terhadap Kadar Hemoglobin
dan Ferritin Serum Penderita Anemia Remaja Putri. Jurnal Kesehatan
Andalas. 7 (1): 74-79.
Sandhiutami, N.M.D, Ngatidjan, Kristin E. (2010). Uji aktivitas antioksidan
minyak buah merah (Pandanus conoideus Lam.) secara in vitro dan in
vivo pada tikus yang diberi beban aktivitas fisik maksimal. Jurnal Sains
dan Teknologi Farmasi, 15 (1): 18-28.
Sanz. Y., I. Nadal., and E. Sánchez. (2007). Probiotics As Drugs Against
Human Gastrointestinal Infections. Recent Pat Antiinfect Drug Discov.
2(2): 148-56.
Saxelin, M. (1997). Lactobacillus GG –A Human Probiotic Strain with
Thorough Clinical Documentation. Food Rev Int. 13 (2): 293–313.
Seveline. (2005). Pengembangan Produk Probiotik dari Isolat Klinis Bakteri
Asam Laktat dengan Menggunakan Teknik Pengeringan Semprot dan
Pengeringan Beku. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Sunaryanto, R., E. Martinus., dan B. Marwoto. (2014). Uji Kemampuan
Lactobacillus casei Sebagai Agensia Probiotik. J. Bioteknol Biosains Indones.
1 (1): 9-14.
Syahrurahman, A., dan Staf Pengajar Mikrobiologi. (1994). Buku Ajar
Mikrobiologi Kedokteran. Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Watson, R. R., and V. R. Preedy. (2016). Probiotics, Prebiotis and Synbiotics
Bioactive Foods in Health Promotion. Elsevier, United States Of America.
WHO/ FAO. (2002). Guidelines for the Evaluation of Probiotics in Food. Food and
Agriculture Organization of the United Nations and World Health
Organization, Canada.

104
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pengaruh Biourine Dan Fungi Mikoriza Arbuskula Terhadap


Hasil, Protein Kasar Dan Phospor Hijauan Hymenachne
Amplexicaulis (Rudge) Nees. Pada Lahan Bekas Tambang

H. Syafria
Fakultas Peternakan, Universitas Jambi, Indonesia
Email: hardi@unja.ac.id

Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh biourine dan FMA
terhadap hasil, protein kasar dan phosphor hijauan pakan di lahan bekas
tambang batubara. Penelitian dilakukan dilokasi tambang batubara PT. Gea
Lestari Jambi. Percobaan dilakukan dalam Rancangan Acak Kelompok,
dengan enam perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari: (1) biourine
0% + FMA 0 g/rumpun, (2) biourine 0% + FMA 20 g/rumpun, (3) biourine
30% + FMA 0 g/rumpun, (4) biourine 30% + FMA 20 g/rumpun, (5) biourine
45% + FMA 0 g/rumpun, (6) biourine 45% + FMA 20 g/rumpun. Peubah yang
diamati: hasil bahan kering hijauan, protein kasar dan kandunga phospor
hijauan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata
terhadap hasil bahan kering, protein kasar dan phospor hijauan pakan
Kesimpulan perlakuan biourine 45% + FMA 20 g/rumpun adalah terbaik.

Kata Kunci: Biourine, mikoriza, hasil,lahan

PENDAHULUAN
Memperluas penganekaragaman hijauan pakan, maka hijauan lokal perlu
dikembangkan, karena memperlihatkan keunggulan dibanding introduksi,
salah satunya adalah Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Ness. (Syafria, 1998).
Lahan untuk penanaman hijauan semakin sempit, karena digunakan untuk
tanaman pangan, perkebunan dan berbagai non pertanian (Jamarun dan
Mardiati Zain, 2012). Salah satu contoh adalah semakin luasnya lahan bekas
tambang batubara Di Jambi. Karena semakin luasnya aktivitas
penambangan. Ratusan dan bahkan ribuan hektar lahan menjadi rusak dan
menjadi lahan yang tidak produktif, kerusakan strufur fisik dan
terdegradasinya unsur hara tanah, sehingga akan menganggu pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Pemanfaatan biourin dan mikoriza sebagai
bioteknologi untuk memperbaiki produktivitas lahan bekas tambang adalah
salah satu alternatif yang sangat diperlukan. Karena penggunaan pupuk
kimia meskipun meningkatkan hasil dan kualitas, namun penggunaannya
secara berlebihan akan merusak lingkungan.

105
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan, mendapatkan dan membuktikan


bahwa biourin dan fungi mikoriza arbuskula dapat memperbaiki
produktivitas lahan bekas tambang serta berpengaruh terhadap hasil,
protein kasar dan phospor hijauan pakan.

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di lokasi tambang batubara PT. Gea Lestari Jambi.
Analisa tanah di laboratorium tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Analisa protein kasar dan phospor Di BALITNAK - Bogor. Penelitian
dilaksanakan selama lebih kurang 6 bulan.

Bahan dan Peralatan


Hijauan digunakan adalah Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees. Fungi
mikoriza arbuskula dosis 20 g/rumpun (Syafria, 2018). Biourine dari proses
pengolahan urine sapi sistem aerasi air mengalir (Syafria, 2018). Peralatan
yang digunakan: cangkul, pemotong rumput, mistar, alat penyiram,
timbangan, dan peralatan pertanian lainnya. Sebagai pupuk dasar digunakan
TSP (45% P2O5), KCl (60% K2O), Urea (46% N) dan kapur pertanian CaCO3.

Metode Penelitian
Percobaan dilaksanakan dalam rancangan acak kelompok, dengan enam
perlakuan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari: 1. biourine 0 % + FMA 0
g/pot, 2. biourine 0 % + FMA 20 g/pot, 3. biourine 30 % + FMA 0 g/pot, 4.
biourine 30 % + FMA 20 g/pot, 5. biourine 45 % + FMA 0 g/pot, 6. biourine
45 % + FMA 20 g/pot.

Peubah yang Diamati


Peubah yang diamati adalah dari hasil bahan kering hijauan, protein kasar
dan kandungan phosphor hijauan pakan.

Pelaksanaan Penelitian
Tahap pertama perlaksanaan penelitian dilakukan pengukuran luas tanah
yang digunakan, kemudian dicangkul. Selanjutnya pembuatan petak-petak
percobaan, dengan ukuran 1,00 m x 2,00 m, jarak antar blok 1,00 m dan
antar petak 0,50 m. Pemberian pupuk dasar seminggu sebelum tanam.
Pemberian mikoriza bersamaan dengan penanaman. Pemberian biourine
satu minggu setelah rumput ditanam. Pemangkasan tanaman guna
memperoleh pertumbuhan seragam, dan mengurangi pengaruh keragaman
bibit dilakukan setelah tanaman berumur tiga minggu.

106
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pemotongan berikutnya dilakukan sebanyak dua kali dengan interval


pemotongan 45 hari intensitas pemotongan 15 cm dari permukaan tanah.
Pengamatan setiap peubah dilakukan pada tanaman sampel yang berada
ditengah petak percobaan.

Pengolahan Data
Pengolahan data secara statistik dalam rancangan acak kelompok. Analisis
ragam dipergunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap
peubah yang diamati. Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh maka
dilanjutkan dengan Uji jarak berganda Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata
(P<0.05) terhadap hasil bahan kering, protein kasar dan kandungan
phosphor hijauan pakan..Nilai rataan hasil pengmatan setiap peubah di
tampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Bahan Kering (gram/petak), Protein Kasar (%) dan Kandungan
Phospor (%) Hijauan pada Berbagai Perlakuan Biourine dengan
Fungi Mikoriza Arbuskula pada Lahan Bekas Tambang.

Perlakuan Hasil Bahan Protein Kasar Phospor


Kering
Biourine 0 % + FMA 0 330.33 a 10.20 d 0.21 d
g/rumpun
Biourine 0 % + FMA 20 400.25 c 12.02 c 0.70 c
g/rumpun
Biourine 30 % + FMA 0 365.50 b 11.50 c 0.45 b
g/rumpun
Biourine 30 % + FMA 20 430.20 d 14.23 a 1.08 a
g/rrumpun
Biourine 45 % + FMA 0 370.50 b 11.75 c 0.50 b
g/rumpun
Biourine 45 % + FMA 20 450.72 e 14.55 a 1.12 a
g/rrumpun
Ket: Angka-angka pada lajur yang sama diikuti huruf kecil berbeda, adalah
berbeda nyata pada Uji jarak berganda Duncan pada taraf 5 %.

Hasil Bahan Kering


Hasil bahan kering hijauan erat kaitannya dengan pertumbuhan tanaman,
Konsumsi oksigen akar tanaman bermikoriza 2 - 4 kali lebih besar dibanding

107
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

tidak bermikoriza, sehingga tanaman lebih mampu menyerap garam –


garam mineral dan suplai ion hidrogen dapat dipertukarkan, sehingga
menyebabkan akar tanaman bermikoriza memiliki energi kinetik
penyerapan lebih besar. Unsur hara dan air yang terakumulasi di sekitar
perakaran tanaman, akan ditranslokasikan ke hifa internal, kemudian
kejaringan inang melalui arbuskular intraseluler, semakin baik
perkembangan akar maka semakin baik pula translokasi air dan hara dari
tanah ke tanaman, sehingga merangsang pertumbuhan tanaman secara
keseluruhan. Beinroth (2001) mikoriza mampu meningkatkan penyerapan
hara dan air dari dalam tanah, dan memungkinkan tanaman menghasilkan
sel-sel baru dan hormon pertumbuhan, memperbaiki agregat tanah sehingga
proses aliran massa berjalan lebih baik.
Hasil bahan kering hijauan juga merupakan manifestasi dari
berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, diantaranya adalah factor faktor genetis dan lingkungan (Bidwell,
1979). Oleh sebab itu, pada keadaan iklim yang sama, maka kesuburan tanah
lebih memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman (Syafria, 2001; Mardani. 2004). Tanaman bermikoriza lebih mampu
beradaptasi dibanding tanpa mikoriza, karena pengaruh cekaman
kekeringan tidak akan permanen terhadap akar bermikoriza. Husin dkk.
(2012) akar tanaman bermikoriza akan cepat pulih kembali selama periode
kekurangan air, karena hifanya mempunyai kemampuan menyerap air dari
pori-pori tanah pada saat tanaman tidak mampu lagi menyerap air. Hasil
penelitian Syafria (2018) dalam rumah kaca menyimpulkan bahwa
pemberian biourine dan fungi mikoriza arbuskula pada tanah bekas
tambang batubara berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
Hymenachne amplexicaulis..

Protein Kasar
Semakin meningkat konsentrasi biourine, dapat meningkatkan protein kasar
hijauan pakan. Peningkatan ini dikarenakan hifa dari mikoriza yang
berasosiasi dengan akar, membantu tanaman menyerap hara dalam tanah
dan air dari pori-pori tanah lebih banyak. Mikoriza menginfeksi sistem
perakaran dengan membentuk jalinan hifa sehingga mampu meningkatkan
penyerapan hara terutama unsur hara fosfor untuk metabolisme karbohidrat,
memperbaiki struktur tanah yang memungkinkan perakaran tanaman
berkembang dengan baik, dan berpengaruh terhadap kualitas hijauan. Spora
mikoriza mengandung nitrat reduktase sehingga hifa eksternalnya
mempunyai kapasitas penyerapan nitrat (Bago dkk., 1996).

108
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Hifa eksternal juga mampu meningkatkan penyerapan unsur hara N, Ca


dan Mg yang bersifat mobil (Hapsoh, 2008), dan unsur hara mikro seperti
Zn, Cu, dan B (Smith dan Read, 2008).

Fosfor
Kandungan fosfor hijauan dibutuhkan untuk memperoleh estimasi
kemampuan tanaman mengabsorpsi unsur fosfor. yang sering merupakan
salah satu faktor pembatas dalam meningkatkan produktivitas tanaman.
Karena ion posfat anorganik akan bersenyawa dengan koloid tanah atau
terfiksasi dalam bentuk Fe-P dan Al-P yang relatif tidak mobil atau tidak
tersedia bagi tanaman. Meningkatnya kandungan fosfor pada tanaman
bermikoriza, karena hifa dari mikoriza yang berasosiasi dengan akar dapat
membantu tanaman menyerap unsur hara dalam tanah dan air dari pori-pori
tanah. Mikoriza menginfeksi perakaran tanaman dengan membentuk jalinan
hifa secara intensif, sehingga tanaman mampu meningkatkan penyerapan
hara, dan yang lebih utama unsur hara fosfat. Menurut Beinroth (2001)
infeksi mikoriza pada tanaman dapat menghasilkan enzim fosfatase, yang
berfungsi meningkatkan ketersediaan fosfat yang rendah ketersediaannya
pada lahan marginal. Hifa bermikoriza didalam tanah dapat meningkatkan
serapan unsur fosfor hingga 8 cm dari akar, sehingga ketersediaan fosfor
bagi tanaman lebih besar. Mikoriza dapat menggunakan fosfor yang terikat
oleh phytat secara efisien, karena adanya enzim fosfatase yang dihasilkan
hifa (Smith dan Read, 1997). Fosfatase dapat menghidrolisis berbagai
senyawa fosfor organik (Tarafdar dan Claassen, 2001), dan enzim ini
melimpah di rhizosphere saat tanaman kekurangan fosfor (Yun dan
Kaeppler, 2001; Wasaki et al., 2003).

KESIMPULAN
Perlakuan biourine 45% + FMA 20 g/rumpun memperlihatkan hasil bahan
kering hijauan, protein kasar dan kandungan phosphor hijauan lebih baik.

ACKNOWLEDGEMENTS
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Direktorat Riset dan
Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atas
persetujuan dan bantuan dana dalam pelaksanaan penelitian.

109
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

DAFTAR PUSTAKA
Bago, B., H. Vierheilig, Y. Piche, C. Azcon-Aguilar. 1996. Nitrat depletion
and pH changes induced by the extraradica mycelium of the
arbuscular mycorrhizal fungus Glomus Intraradices in Monoxenic
Culture. New Phytol.133:273-280.
Beinroth, F. H. 2001. Land resources for forage production in the tropics In
Sotomayor-Rios A. Pitman Wd (eds) Tropical Forage Plants
Development and Use CRC Press. Pp 3 - 15.
Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Physiology. Ed 2. Macmillan Publishing Co. Inc.
New York.
Hapsoh. 2008. Pemanfaatan FMA pada budidaya kedelai di lahan kering.
USU- Medan.
Husin, E. F., A. Syarif dan Kasli. 2012. Mikoriza sebagai Pendukung
Sistem Pertanian Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan.
Andalas University Press. Padang.
Jamarun, N. dan Mardiati Zain. 2012. Dasar nutrisi ruminansia. Penerbit
Jasa Surya Padang.
Mardani, Y, D. 2004. Pengaruh pupuk organik pada lahan marginal bekas
penambangan pasir terhadap produktivitas kacang tanah. Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Yogyakarta.
Smith, S. E. and D. J. Read. 1997. Mycorrhizal symbiosis. Second edition:
Academic Press. UK. 605p.
Smith, S. E. and D. J. Read. 1997. Mycorrhizal symbiosis. Third edition:
Academic Press. Elsevier Ltd. New York, London, Burlington, San
Diego. 768p.
Syafna. 1996. Pengaruh penggenangan, pemupukan nitrogen dan interval
pemotongan terhadap pertumbuhan dan produksi rumput lokal
kumpai (Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees.). Thesis. Program
Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Syafria, H. 1998. Pengaruh pemupukan nitrogen dan interval pemotongan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan rumput lokal kumpai
(Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees.). Laporan Hasil Penelitian
Kerja Sama Proyek Pengembangan Sebelas Lembaga Pendidikan
Tinggi (ADB Loan). Jambi.
Syafna, H dan Jamarun, N. 2018. Pemanfaatan Biourine dan Fungi Mikoriza
arbuskula sebagai Agen Bioteknologi dalam Meningkatkan
Produktivitas Lahan Kritis bekas tambang Batubara serta
Pengaruhnya terhadap Hasil dan Kualitas Hijauan Hymenachne
amplexicaulis (Rudge) Nees.). Laporan Hasil Penelitian Pasca Doktor,
Universitas Jambi.

110
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tarafdar, J. C. and Claassen. 2001. Comparative efficiency of acid


phosphatase
originated from plant and fungal sources. J. Plant Nut Soi. Sci.l
164:279-282.
Wasaki, J., Yamamura, T. Shinano and M. Osaki. 2003. Secreted acid
phosphatase is expressed in cluster roots of lupin in response to
phosphorus deficiency. Plant Soil 248; 129-136.
Yun, S. J. and S. M. Kaeppler. 2001. Induction of maize acid phosphatase
activities under phosphorus starvation. Plant Soil. 237: 109-115.

111
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Uji Iritasi Dan Efektifitas Kelembaban Kulit Wajah Dari Magic


Fruit Sunscreen Spf 15

Revis Asra, Uce Lestari, Yusnelti


Fakultas Science dan Teknologi, Universitas Jambi, Indonesia
Email: ucelestari@unja.ac.id

Abstrak
Kulit wajah yang mengalami penuaaan dini dapat menyebabkan nilai
kelembaban kulit berkurang sehingga kulit menjadi kering. Berkurangnya
nilai kelembaban kulit dapat diatasi dengan perawatan pada kulit wajah,
salah satunya dengan menggunakan Magic Fruit Sunscreen yang berasal
dari hutan Sumatera yaitu resin Jernang (Daemonorops draco(Willd.) Blume).
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektifitas kelembaban kulit
wajah dan keamanan pengunaan Magic Fruit Sunscreen. Pada penelitian ini
menggunakan resin jernang 3% dengan basis krim tipe m/a. Kemudian
dilakukan uji efektifitas kelembaban kulit wajah dengan menggunakan alat
Skin Analyzer dan uji iritasi pada wajah 8 orang panelist/sukarelawan.
Kontrol pembanding yang digunakan adalah Primaderma Sunscreen SPF 15.
Hasilnya menunjukkan bahwa nilai kelembaban kulit wajah 8 orang panelist
mengalami peningkatan kelembaban kulit setelah penggunaan Magic Fruit
Sunscreen SPF 15 dari 35,2 % menjadi 43,0 % ( dengan kategori dari kulit
kering menjadi lembab) sedangkan Primaderma Sunscreen SPF 15 juga
mengalami peningkatan kelembaban kulit wajah dari 35,2 % menjadi 41,20 %
(dengan kategori dari kulit kering menjadi normal). Uji iritasi kulit wajah
setelah penggunaan Magic Fruit Sunscreen SPF 15 tidak ada satupun yang
mengalami iritasi, kemerahan dan bengkak dikulit wajah dengan demikian
efektifitas Magic Fruit Sunscreen dalam melembabkan kulit wajah lebih baik
dari pada Sunscreen komersil serta aman dalam penggunaannya.

Kata kunci : iritasi, kelembaban, magic fruit sunscreen.

PENDAHULUAN
Kulit wajah yang sering terpapar oleh pengaruh lingkungan seperti
matahari, suhu dan kelembaban udara merupakan faktor penting terjadinya
gangguan keseimbangan air pada kulit sehingga dapat menyebabkan kadar
air pada kulit menurun. Jika kadar air menurun dapat mengakibatkan kulit
menjadi kering (Tricaseario dan Widayanti, 2016). Salah satu produk
kosmetik yang dapat mencegah efek negatif tersebut adalah Magic Fruit
Sunscreen yang mampu menyerap radiasi sinar ultraviolet dan mencegah

112
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

penuaan dini yang dapat menyebabkan nilai kelembaban kulit berkurang


sehingga kulit menjadi kering (Kaur, 2009)
Magic Fruit Sunscreen adalah kosmetika yang digunakan untuk
menyerap secara efektif radiasi sinar matahari terutama didaerah gelombang
ultraviolet sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kerusakan kulit
(Depkes, 1985). Magic Fruit Sunscreen memiliki nilai Sun Protection Factor
(SPF) 15 yaitu mampu melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet selama
7,5 jam. Basis Sunscreen yang digunakan adalah tipe m/a dengan sifat
mudah terserap dan tercuci oleh air serta memiliki kandungan emollient
atau kelembaban yang tinggi.
Magic Fruit Sunscreen berasal dari hutan Sumatera berupa resin
jernang (Daemonorops draco(Willd.) Blume). Resin jernang memiliki
kandungan flavonoid dan polyphenol yang sangat tinggi sehingga dapat
menangkal radikal bebas dan menyerap paparan sinar matahari (Ng Enjelina
et all, 2013) yang dapat menyebabkan terjadinya penuaan dini.

METODE PENELITIAN
Bahan-bahan yang digunakan adalah Resin jernang yang diperoleh langsung
dari desa Sepintun kabupaten Sarolangun yang diambil dari kulit buah
jernang dan diayak dengan bambu, asam stearate, setil alcohol, gliserin,
trietanolamin, metil paraben, propil paraben, minyak mawar dan aquadest.
Alat-alat yang digunakan adalah timbangan digital, mortar, stamfer,
batang pengaduk, spatula, sendok tanduk, beaker glass (pyrex), gelas ukur
(pyrex), pipet tetes, kaca arloji, rak dan tabung reaksi, oven, water bath,
termometer, pipet volum, pH meter, alat uji daya lekat, anak timbangan,
viskometer brokfield, cawan petri, cawan porselen, objek glass dan
refrigerator. Rancangan formula Magic Fruit Sunscreen dapat dilihat pada
table dibawah ini :
Tabel 1. Formula Magic Fruit Sunscreen SPF 15

Bahan Formula Fungsi


Resin Jerenang 3 Zat aktif
Asam stearate 14 Pengental
Setil alcohol 4 Pengental
Gliserin 12 Humektan
Trietanolamin 3 Emulgaor
Metil paraben 0,18 Pengawet
Propil paraben 0,02 Pengawet
Oleum rosae 0,5 Parfum
Aquadest ad 100 Pelarut

113
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pembuatan krim tabir surya dilakukan dengan cara semua bahan yang akan
digunakan ditimbang terlebih dahulu. Fase minyak (asam stearat, setil
alcohol dan propil paraben) dilebur diatas waterbath pada suhu 70 oC. Fase
air (gliserin, trietanolamin, metil paraben dan aquadest) dipanaskan hingga
suhu 70 oC. Sisa trietanolamin setengahnya digunakan untuk melarutkan
resin jernang. Tambahkan fase air sedikit demi sedikit dimasukkan ke dalam
fase minyak pada suhu 70oC. Tambahkan oleum rosae, Kemudian
dihomogenkan dengan kecepatan 2000 rpm selama 15 menit hingga dingin.
Setelah 15 menit masukkan kedalam wadah.
Uji iritasi ini dilakukan untuk memeriksa kepekaan kulit terhadap
suatu bahan yang dilakukan pada 8 orang sukarelawan pada kulit wajah.
Teknik yang digunakan dalam uji iritasi ini adalah Patch Tester. Sediaan
dioleskan pada kulit wajah kemudian ditutupi dengan kertas atau kain kasa
kemudian diberi plaster. Kemudian dilihat gejala yang ditimbulkan seperti
gatal ,iritasi/merah dan bengkak setelah 15 menit penggunaan (Anonim,
1995; Tranggono dan Latifah, 2007).
Uji hedonik pada Sunscreen dilakukan untuk mengetahui tingkat
kesukaan konsumen terhadap penampilan warna, aroma, tekstur, dan
kelembutan (setelah dipakai). Uji ini menggunakan panelis sebanyak 8 orang
dengan skala penilaian dan skala numerik : tida suka (1), agak suka (2), suka
(3) dan sangat suka (4).
Uji Emolien (Kemampuan sediaan meningkatkan kelembaban kulit
wajah) Pengujian ini menggunakan alat yaitu skin analyzer, dengan
membandingkan keadaan kulit sebelum dan sesudah pemakaian dari
sunscreen dengan nilai parameter uji yaitu kadar air (moist) (Hartyana T,
2014) dengan kategori <33% (kulit sangat kering), 34%-37% (kulit kering),
38%-42% (kulit normal), 43%-46% (kulit lembab). Selain itu juga
dibandingkan dengan sunscreen komersil yaitu Primaderma Sunscreen
SPF15

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji iritasi
Pada uji iritasi ini dilakukan pada 8 orang panellist/sukarelawan berumur >
25 tahun, jenis kelamin wanita dengan jenis kulit yang berbeda. Terlebih
dahulu muka dibersihkan kemudian diolesan Magic fruit Sunscreen
langsung pada kulit wajah dan dilihat reaksi yang terjadi setelah 15 menit
penggunaan. Hasil uji iritasi dapat dilihat pada tabel berikut.

114
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 2. Hasil uji iritasi


Kategori Sukarelawan
1 2 3 4 5 6 7 8
Iritasi/merah ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬

Gatal ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬

Bengkak ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬

Keterangan : ▬ = negatif
Pada hasil yang telah didapatkan, tidak terdapat iritasi/merah, gatal dan
bengkak terhadap panellist/sukarelawan, dimana pada uji ini tidak terlihat
adanya efek samping berupa kemerahan pada kulit, gatal-gatal maupun
bengkak pada kulit wajah, dimana Magic Fruit Sunscreen memiliki pH 7,71
yang sesuai dengan pH kulit wajah yang telah ditetapkan oleh SNI yaitu pH
4,5-8 namun pada uji iritasi ini tidak terjadi reaksi atau efek samping yang
ditimbulkan. Hal tersebut dapat dinyatakan Magic Fruit Sunscreen SPF 15
aman untuk digunakan untuk semua jenis kulit.

Uji Hedonik
Hasil uji hedonic dari 8 orang panellist/sukarelawan dengan kategori dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Hasil uji hedonik
Kategori Sukarelawan Total
1 2 3 4 5 6 7 8 Suka
Aroma + ▬ ▬ ▬ + + + + 62.5%
Sensasi + ▬ ▬ + + + + + 75%
dikulit
Warna + + + ▬ ▬ + + + 75%

Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari kategori aroma sebanyak 5 orang


(62,5%) suka aroma Magic Fruit Sunscreen yang lembut berbau sedikit khas
aromatic mawar, sedangkan 3 orang ( 37,5%) tidak suka dikarenakan
aromanya tidak berbau, hal ini tergantung dari indra penciuman dari
panaelist/sukarelawan. Kategori sensasi dikulit wajah sebanyak 6 orang
(75%) menyatakan terasa dingin saat awal penggunaan sehingga terasa
nyaman, sedangkan 2 orang (15%) menyatakan terasa perih dan agak panas
saat awal penggunaan, hal ini tergantung dari sensitifitas kulit dari
panellist/sukarelawan. Kategori warna sebanyak 6 orang (75%) menyatakan

115
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

warna bagus dan lembut sedangkan 2 orang (15%) menyatakan warna tidak
merata/homogen.
Uji Emolien (Kemampuan Sunscreen Meningkatkan Kelembaban Kulit
Wajah)
Hasil yang didapatkan pada uji emolien yang dilakukan pada 8 orang
panelis dengan kategori wanita usia >25 tahun dengan jenis kulit yang
berbeda, hasil dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4. Uji emollient


No Panelist Sebelum Kategori Setelah Kategori
pengolesan kulit pengolesan kulit
Kadar air (%) Kadar air (%)
1 UL 36,0 Kering 41,9 normal
2 NH 31,4 Kering 37,4 normal
3 IF 31,1 Kering 38,7 normal
4 RS 36,0 Kering 40,7 normal
5 AW 32,3 Sangat 38,9 normal
kering
6 KV 44,5 Lembab 62,9 Sangat
lembab
7 AH 37,5 Kering 44,1 lembab
8 NV 32,6 Kering 38,9 normal
Total 35,2% Kering 43,0% lembab

Dari 8 orang panelis hampir 90 % memiliki jenis kulit kering tetapi setelah 15
menit pengolesan Magic Fruit Sunscreen mengalami peningkatan kadar air
sebanyak 50% sehingga kulit menjadi normal dan lembab, selain itu factor
emollient juga dipengaruhi oleh basis krim yang digunakan yaitu asam
stearate yang bersifat sebagai emollient. Semakin tinggi kadar asam sterat
yang digunakan maka semakin emollient sunscreen yang dibuat. Sedangkan
Primaderma Sunscreen SPF 15 juga mengalami peningkatan kelembaban
kulit wajah dari 35,2 % menjadi 41,20 % (dengan kategori dari kulit kering
menjadi normal).

KESIMPULAN
Data yang dihasilkan secara deskriptif menyatakan bahwa Magic Fruit
Sunscreen SPF 15 memiliki kemampuan untuk meningkatkan kelembaban
kulit wajah serta aman dalam penggunaannya. Formula tiga (F III) adalah
formula yang paling baik dari uji sifat fisik dan stabil terhadap penyimpanan
serta memiliki nilai SPF yang paling tinggi dengan proteksi ekstra.

116
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1996. Standar Nasional Indonesia (SNI). Dewan Standarisasi Nasional.
Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1985. Formularium Kosmetika
Indonesia (Cetakan I). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Hartyana, T. S. 2014. Formulasi Sediaan Lipbalm Minyak Bunga Kenanga
(Cananga Oil) Sebagai Emolien. Jurnal Farmasi. 33-39.
Kaur, C. D and S. Saraf. 2009. In Vitro Sun Protection Factor Determination of
Herbal Oils Used in Cosmetics. Pharmacognosy Research; 2: 22-23.
Ng, Engelina. 2013. Optimasi Krim Sarang Burung Walet Putih (Aerodramus
fuciphagus) Tipe M/A dengan variasi Emulgator sebagai Pencerah
Kulit Menggunakan Simplex Lattice Design. Skripsi.Pontianak :
Universitas Tanjung Pura.
Tricaseario, Widayanti 2016. Efektifitas Krim almond Oil terhadap
peningkatan kelembaban kulit, Jurnal kedokteran diponegoro.
Trenggono RI, dan Latifah F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengantar Kosmetik.
Jakarta:PT Gramedia Pustaka Umum.

117
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Rancang Bangun Dan Uji Kinerja Alat Pengering Biji Kopi Tipe
Rak Dan Effeknya Terhadap Kualitas Biji Kopi Yang
Dihasilkan

A. Nizori, E. A. S. Sitepu, Surhaini, D. Anggraini


Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi
Email : addion_nizori@unja.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan menguji kinerja alat pengering
biji kopi tipe rak dengan menggunakan panas kompor gas. Pada penelitian
ini kadar air akhir yang dihasilkan biji kopi adalah 9,17% dengan suhu rata-
rata 50˗60°C serta lama pengeringan yang dibutuhkan adalah 10 jam. Laju
pengeringan rata – rata yang dihasilkan dari pengeringan biji kopi adalah
3,632 gr/menit dan rata-rata beban uap air sebesar 2,179 Kg. Efisiensi alat
pengeringan menggunakan panas kompor gas dengan bahan 2,2 kg
menghasilkan 1.289 kg biji kopi kulit tanduk dengan tingkat efisiensi alat
rata˗rata sebesar 13,87% serta rata – rata biaya yang dikeluarkan untuk setiap
proses pengeringan selama 10 jam adalah 6.163 rupiah.

Kata kunci: Pengeringan, pengering tipe rak, kompor gas, kopi

PENDAHULUAN
Pada pascapanen tanaman kopi yang perlu diperhatikan adalah tahap
pengeringan biji kopi, karena dapat mempengaruhi mutu biji kopi. Tujuan
dari proses pengeringan biji kopi adalah menurunkan kadar air bahan
sehingga menjadi lebih awet, mengecilkan volume bahan sehingga
memudahkan dan menghemat biaya pengangkutan, pengemasan dan
penyimpanan.
Petani umumnya masih melakukan pengeringan secara tradisional
dengan cara menjemur biji kopi di atas lantai, tikar, dan jalan aspal. Metode
pengeringan konvensional yang bergantung pada sinar matahari
(penjemuran) memiliki sejumlah kelemahan, diantaranya adalah dari segi
produktivitas pengeringan membutuhkan waktu lama, yaitu dua hingga tiga
minggu untuk cuaca cerah atau empat minggu untuk cuaca mendung. Selain
itu, pengaruh cuaca, musim, serta pergantian siang dan malam membuat
proses ini semakin terbatas sehingga hal ini berdampak pada kualitas biji
kopi (Agustina, 2016). Dari segi kualitas, ketika cuaca mendung kadar air
yang dihasilkan >12,5%, sedangkan relative humidity (RH) atau kadar air
menurut SNI 01-2907-2008 tentang biji kopi adalah 12,5%.

118
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Biaya pengeringan secara alami dengan menggunakan sinar matahari secara


langsung lebih murah, tapi kendala pada musim hujan dan higienis bahan
yang di keringkan tidak terjamin karena debu, krikil dan lain-lain (Sary R,
2016). Pengeringan dengan cara tradisional dapat dikatakan kurang efektif
karena pengeringan dipengaruhi oleh faktor cuaca. Penundaan pengeringan
biji kopi dapat terjadi jika cuaca mendung atau hujan, kondisi ini akan
mempercepat kerusakan biji kopi akibat aktivitas mikroorganisme sehingga
mutu biji kopi menjadi rendah (Agustina, 2016).
Penelitian rancang bangun pengering tipe rak untuk bahan-bahan
pertanian telah dilakukan sebelumnya diantaranya oleh Hardanto dan
Sulistyo (2010) untuk mengeringkan klanting dengan sumber bahan bakar
kompor. Uji kinerja menggunakan beban menunjukkan kapasitas rak
pengering total 15 kg dengan kapasitas rata-rata 1,501 kg, temperatur
terendah 37-47°C, jumlah energy 2,52 kWh. Dengan Kadar air awal 56,15
persen dan kadar air akhir 28,21 persen. Liberty dan Dzivana (2013)
mengkontruksi pengering irisan singkong berbahan bakar kayu dengan
kapasitas 6 kg per batch. Rancang bangun mixed-mode solar dryer dengan
kapasitas 100 kg telah dilakukan oleh Lawrence, dkk. (2013) dan
memperlihatkan temperatur rata-rata pengeringan 40,9°C, dengan
kehilangan berat 1,56 Kg.
Pengering tipe rak memiliki beberapa kelebihan diantaranya proses
pembuatan yang ekonomis, mudah pemeliharaannya, dan sangat luwes
dalam penggunaan. Umumnya pengering ini digunakan untuk penelitian-
penelitian dehidrasi sayuran dan buah-buahan di dalam laboratorium, dan
dalam skala kecil dan digunakan secara komersil yang bersifat musiman
(Desrosier, 2012).
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat alat pengering tipe rak
dan menguji kinerja alat pengering tersebut dengan biji kopi. Hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan masukan teknologi pengeringan
biji kopi dalam meningkatkan nilai jual biji kopi dan efisiensi tenaga kerja
dalam penanganan pascapanen biji kopi.

METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2019 di
di Bengkel dan Lab Pengolahan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Jambi.

Bahan dan Alat


Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah Kopi Arabika
(Coffea Arabica) Kerinci berwarna merah 100% sebanyak 2,2 kg setiap

119
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
pengulangan yang telah dilakukan pengupasan kulit buah dan dilakukan
proses sortasi serta fermentasi selama 30 jam dan gas LPG 3 kg.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat pengering tipe
rak, oven listrik, stopwatch, baskom, kalkulator, kamera, thermohygrometer,
cawan, desikator, tang penjepit, timbangan analitik, timbangan gantung,
thermometer, dan alat tulis.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian evaluasi yaitu melakukan
pengukuran meliputi analisis konsumsi energi, efisiensi pengeringan, suhu
pengeringan, lama pengeringan, laju pengeringan, penurunan kadar air,
serta biaya pengeringan.

Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Bahan dan Alat
Persiapan bahan yang dilakukan yaitu mempersiapkan bahan baku yaitu
buah Kopi Arabika (Coffea Arabica) Kerinci yang baru dipanen kemudian
dilakukan proses sortasi dan pengupasan kulit buah dengan warna 100%
merah untuk selanjutnya dilakukan proses fermentasi selama 30 jam.
Persiapan alat meliputi mempersiapkan semua alat yang digunakan seperti
alat pengering tipe rak, oven listrik, stopwatch, baskom, kalkulator, kamera,
thermohygrometer, cawan, desikator, tang penjepit, timbangan digital,
thermometer, dan alat tulis.

Proses Sortasi dan Fermentasi


Kegiatan sortasi basah dilakukan pada kopi berwarna merah diseluruh kulit
buah dan direndam dalam air untuk memisahkan buah kopi superior,
inferior dan kotoran kemudian dilakukan pengupasan kulit buah dan daging
buah sehingga tinggal biji kopi yang diselimuti kulit tanduk dan kulit ari
yang disebut kopi HS basah, biji kopi hasil pengupasan masih terdapat
lendir yang belum terkupas sehingga perlu dilakukan fermentasi basah
dengan cara biji kopi berlendir direndam dalam air dan air diganti untuk
setiap waktu tertentu untuk menjaga ph kopi tersebut sehingga
menghilangkan lendir dan kemudian dilakukan pencucian dan pengeringan.

Proses Pengeringan
Biji kopi yang telah difermentasi selanjutnya dilakukan proses penimbangan
bahan sebelum dilakukan proses pengeringan dengan suhu 60˚C. Proses
pengeringan dilakukan menggunakan alat pengering tipe rak menggunakan
panas kompor gas LPG. Biji kopi dikeringkan hingga mencapai kadar air
maksimum 12,5%. Setiap 2 jam dilakukan pengambilan sampel sebanyak

120
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

2 gram untuk dilakukan uji kadar air bahan dan pengambilan data suhu
serta RH dengan menggunakan thermohygrometer.

Parameter Pengamatan
Suhu Pengeringan
Pada penelitian ini suhu yang digunakan adalah 50˗60˚C, selama proses
pengeringan suhu diamati setiap 120 menit.

Lama Pengeringan
Lama pengeringan menggunakan pengering tipe rak dengan panas dari
kompor gas hingga kadar air biji kopi maksimum mencapai 12,5%.

Kadar Air
Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air persatuan bahan
dan biasanya dinyatakan dalam satuan persen. Pengukuran kadar air biji
kopi dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 2 gram setiap 120
menit sekali dan dilakukan pengukuran kadar air . Kadar air ditentukan
dengan menggunakan Persamaan 2 dan Persamaan 3 sebagai berikut:
𝑀𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑀𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
M1 = × 100%.................................(2)
𝑀𝑎𝑤𝑎𝑙

Mawal−Makhir
M2 = × 100% ..................................(3)
Makhir

Keterangan:
M1 = kadar air basis basah (%)
M2 = kadar air basis kering (%)
Mawal = massa bahan sebelum pengeringan (g)
Makhir = massa bahan sesudah pengeringan (g)

Lama Pengeringan
Lama waktu pengeringan adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengeringkan cabai merah dimulai saat oven dihidupkan hingga bahan
kering dengan kadar air sampel mencapai 9-10%. Data yang dihasilkan
dalam bentuk tabel.

Konsumsi Energi
a) Beban Uap Air
Beban uap air biji kopi adalah jumlah air yang harus diuapkan hingga
mencapai kadar air yang diinginkan. Untuk menghitung beban uap air
dihitung berdasarkan Persamaan 3 sebagai berikut:

121
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

(m1 − m2 )100 ...................................(3)


E=  Wd
(100 − m1)(100 − m2)
Keterangan:
E = Beban uap air (KgH2O)
m1 = Kadar air awal (%)
m2 = Kadar air akhir (%)
Wd = Massa bahan awal (kg)

b) Laju Pengeringan
Laju pengeringan dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 4
sebagai berikut:
W= E ......................................................................... (4)
t
Keterangan:
W = Laju perpindahan massa air (gr/menit)
t = Waktu pengeringan (menit)
E = Beban uap air (gr)

c) Energi Gas (Qin)


Energi gas yang termanfaatkan dihitung dengan persamaan :
Qb= N × mg .........................................................(5)
Keterangan :
Qb = energi bahan bakar (kJ)
N = kalor yang dihasilkan dari pembakaran 1kg gas LPG.
mg = massa gas LPG yang terpakai (kg)

d) Energi yang digunakan (Qout)


Jumlah energi yang dibutuhkan selama pengeringan dapat dihitung
dengan persamaan (Taib dkk, 1988 dalam Nursanti, 2010):

Q = Q1 + Q2 .............................................. (6)

Keterangan :
Q = jumlah panas yang digunakan untuk memanaskan dan menguapkan
air bahan (kJ)
Q1 = jumlah panas yang digunakan untuk menguapkan air bahan (kJ)
Q2 = jumlah panas yang digunakan untuk memanaskan bahan (kJ)

Q1 = E × Hfg .......................................................(7)

122
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Keterangan:
Q1 = energi untuk menguapkan air (kJ)
E = beban uap air (kg H2O)
Hlb = panas laten (kJ/kg)

Q2 = m × c × (T2-T1) ..........................................(8)

Keterangan :
Q2 = jumlah panas yang digunakan untuk
memanaskan bahan (kJ)
M = massa benda (kg)
c = Kalor jenis (kJ/kg ºC)
T1 = suhu awal (ºC)
T2 = suhu akhir (ºC)

e) Efisiensi Energi
Efisiensi pengeringan dihitung berdasarkan perbandingan antara
jumlah energi untuk menguapkan air bahan dengan energi yang
dihasilkan dari LPG, dengan menggunakan persamaan :

𝑄𝑖𝑛
Eff = 𝑄𝑜𝑢𝑡 x 100% .....................................(9)

Keterangan :
Eff = efisiensi Energi
Qin = jumlah energi yang dibutuhkan selama pengeringan (kJ)
Qout = jumlah energi yang diberikan selama pengeringan (kJ)

f) Biaya Pengeringan
Biaya pengeringan dihitung berdasarkan berat bersih gas yang
digunakan per harga gas dalam kilogram dengan menggunakan
persamaan :

M2−M1
B= .............................................(10)
P

dimana :
B = biaya pengeringan (rupiah)
M1 = berat awal gas (kg)
M2 = berat akhir gas (kg)
P = harga LPG/kg (rupiah)

123
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Rancang bangun alat pengering
Komponen alat pengering tipe rak ini terdiri dari drum pengering, rak 1 dan
2 pipa cerobong dan kompor gas (LPG) sebagai penghasil panas Desain
rancang bangun alat pengering biji kopi tipe rak menggunakan panas dari
kompor gas ini terbuat dari bahan material drum besi dengan spesifikasi
diameter lebar = 55 cm dan tinggi = 88 cm yang dimanfaatkan serta
dimodifikasi menjadi alat pengering biji kopi dengan tipe rak yang terdapat
2 rak di dalamnya, dapat dilihat pada Gambar 1.

124
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

6
1

2 5
2 6

2 5 4
7

3
8
7
3
4

7
1
5

Gambar 1. Komponen alat pengering tipe rak

Keterangan :
1. Lubang pemanas/lubang aliran masuk api, diameter 5 cm
2. Alat pengukur suhu/panas (Termometer)
3. Plat penghantar panas/boiler
4. Rak 1, ukuran L = 52 cm P = 85 cm
5. Rak 2, ukuran L = 52 cm P = 85 cm
6. Pipa buangan panas, ukuran 1 ½ inchi
7. Kaki-kaki/peyangga kedudukan, ukuran 2 inchi

125
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Alur Proses alat pengering :

Menyalakan Memastikan Memasukan bahan


kompor gas panas/suhu sesuai pada rak 1 dan 2
perlakuan

Pengulangan sampel Melakukan pengamatan


dan pengecekan suhu 4 jam pertama dan / 1
dan kadar air sampel jam setelah nya

Lama Pengeringan
Lama pengeringan diukur pada saat kompor mulai dihidupkan sampai
sampel bahan mencapai kadar air yang diinginkan, yaitu maksimal 12,5%.
Hubungan lama pengeringan terhadap kadar air dapat dilihat pada Gambar
2.

Gambar 2. Hubungan lama pengeringan terhadap kadar air

Gambar 1 menunjukkan bahwa lama pengeringan biji kopi memerlukan


waktu 10 jam untuk mencapai kadai air maksimal 12,5% dengan suhu
50˗60˚C

Kadar Air
Kadar air adalah presentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat
kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum
teoritis sebesar 100% , sedangkan kadar air berdasarkan berat kering besar
dari 100 % (Yefrican, 2012). Kadar air biji kopi yang dicapai pada penelitian

126
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

ini yaitu berkisar antara 7-11%, hal ini sesuai dengan SNI 01-2907:2008 syarat
mutu biji kopi yang telah ditentukan yaitu maksimal 12,5%. Penurunan
kadar air biji kopi terhadap suhu pengeringan 50˗60°C dapat dilihat pada
Gambar 3.

Gambar 3. Penurunan Kadar Air

Gambar 3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar air biji kopi pada
pengeringan suhu 50˗60 °C yaitu 53% menjadi 9,17. Berdasarkan hal
tersebut, dapat diketahui bahwa kadar air biji kopi pada masing-masing
sampel sesuai dengan standar biji kopi yaitu maksimal 12,5%.

Analisis Energi
Beban Uap Air
Beban uap air atau air yang terkandung pada biji kopi berbeda untuk setiap
jenisnya. Pada penelitian ini rata-rata beban uap air yang terkandung pada
biji kopi yaitu sebesar 2178,73 gram. Nilai parameter analisis energi pada
pengeringan biji kopi tipe rak menggunakan panas kompor gas dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Analisis Energi Pengeringan

Parameter P1* P2 P3 Rata-Rata

Beban Uap Air (gr) 2217,74 2031,70 2286,74 2178,73


Laju Pengeringan
3,70 3,39 3,81 3,63
(gr/menit)
Efisiensi Energi (%) 14,24 13,04 14,34 13,87
Biaya Pengeringan
6166,67 6183,33 6141,67 6163,89
(rupiah)
P
1,2,3 * adalah Perlakuan sampel biji kopi.

127
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Nilai beban uap air dipengaruhi oleh kadar air awal dan kadar air akhir
suatu bahan. Pada setiap sampel tidak terjadi perbedaan kadar air yang
begitu jauh. Rata-rata kadar air awal pada bahan sebesar 53% sedangkan
rata-rata kadar air akhir pada bahan sebesar 9,167%. Suhu yang tidak stabil
dari gas menyebabkan semakin tinggi suhu semakin banyak air dalam bahan
yang teruapkan sehingga kadar air dalam bahan semakin cepat menurun
dan sebaliknya.

Laju Pengeringan
Pengamatan laju pengeringan dilakukan setiap 120 menit. Laju pengeringan
yang kecil membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai kadar air
optimal. Perubahan laju pengeringan terlihat fluktuatif selama pengeringan
namun cenderung terus mengalami penurunan. Penurunan kadar air yang
fluktuatif menjelaskan bahwa air dalam bahan masih berpotensi untuk
mengalami penguapan selama periode akhir pengeringan. Hal ini sesuai
dengan Fellows (2000), ketika kadar air bahan pangan turun hingga dibawah
kadar air kritis, kecepatan pengeringan secara perlahan akan turun hingga
mendekati nol pada kadar air kesetimbang
Berdasarkan Tabel 1 laju pengeringan biji kopi pada masing-masing
sampel berbeda. Laju pengeringan yang paling rendah terdapat pada P2 dan
laju pengeringan yang paling tinggi terdapat pada P3, hal ini dipengaruhi
oleh beban uap air dan lama pengeringan. Semakin banyak kandungan air
yang terdapat pada bahan maka waktu pengeringan akan semakin lama
sehingga laju pengeringan akan semakin kecil.

Energi yang dihasilkan (Qin)


Pada penelitian ini energi yang dihasilkan yaitu energi gas LPG yang diukur
dengan menggunakan timbangan gantung digital. Berdasarkan perhitungan,
energi yang dihasilkan pada pengeringan P1 adalah sebesar 37647,589 kJ,
pada pengeringan P2 adalah sebesar 37749,339 kJ dan pada pengeringan P3
sebesar 37494,963 k, sehingga rata-rata energi yang dihasilkan pada proses
pengeringan biji kopi tersebut adalah 37630,630 kJ.

Energi yang digunakan (Qout)


Panas yang digunakan pada pengeringan menggunakan gas LPG adalah
sebesar 5360,674 kJ pada sampel P1, 4921,884 kJ pada sampel P2, dan
5376,313 kJ pada sampel P3 sehingga rata-rata energi yang digunakan pada
proses pengeringan adalah 2507,701. Energi yang digunakan pada proses
pengeringan dipengaruhi oleh massa, kadar air awal dan kadar air akhir.

128
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Efisiensi Pengeringan
Efisiensi pengeringan merupakan jumlah energi yang dibutuhkan untuk
menguapkan air dari bahan dibagi dengan energi yang dihasilkan selama
proses pengeringan dilakukan. Nilai efisiensi dihasilkan dari perbandingan
total input energi pada sistem pengeringan oven dengan output energi yang
terpakai oleh bahan yang akan dikeringkan. Input energi yang digunakan
berupa konsumsi energi panas dari energi pembakaran gas LPG, sedangkan
output berupa jumlah energi yang digunakan untuk menaikkan suhu bahan
dan menguapkan air pada bahan.
Perhitungan efisiensi sangat berguna ketika menaksir performance
mesin pengering, melakukan pengembangan proses, dan dalam membuat
perbandingan diantara beberapa kelas mesin pengering yang mungkin dapat
menjadi alternatif untuk operasi pengeringan tertentu.
Dari hasil perhitungan efisiensi pengeringan menggunakan oven
pengering tipe rak untuk mengeringkan biji kopi sampai dengan kadar air
maksimal 12,5% selama 10 jam, didapatkan rata-rata efisiensi pengeringan
sebesar 13,87 %.
Panas yang hilang selama proses pengeringan rata˗rata berjumlah
32411 kJ. Banyaknya panas yang hilang selama proses pengeringan
menyebabkan rendahnya nilai efisiensi pengeringan yang dihasilkan.
Perbedaan jumlah panas yang hilang selama proses pengeringan
dipengaruhi oleh massa bahan yang dikeringkan, perbedaan suhu, lama
pengeringan dan energi yang dihasilkan oleh gas LPG.

Biaya Pengeringan
Biaya yang digunakan selama proses pengeringan merupakan salah satu
indikator awal bagi masyarakat maupun industri dalam membandingkan
penggunaan dengan alat maupun dengan energi matahari. Biaya
pengeringan yang kecil, akan menjadi pendorong bagi masyarakat maupun
pihak industri untuk menerapkan sistem pengeringan dengan menggunakan
oven.
Analisis biaya pengeringan penggunaan oven dengan menggunakan
gas LPG 3 kg selama proses pengeringan biji kopi untuk pengeringan P1
adalah sebesar 6.166 rupiah, untuk P2 adalah sebesar 6.183 rupiah, dan
untuk P3 adalah sebesar 6.141 rupiah, yang berarti rata-rata untuk setiap kali
proses pengeringan biaya yang dikeluarkan adalah sebesar 6163 rupiah.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Pengeringan biji kopi menggunakan alat pengering tipe rak dengan suhu
awal yang dirancang sebesar 60°C memiliki tingkat efisiensi yang yang

129
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

belum optimal, yaitu rata – rata sebesar 13,8%. Rata-rata panas yang hilang
selama proses pengeringan sebesar 32411 kJ yang menyebabkan turunnya
nilai efisiensi alat pengering tipe rak ini, sedangkan rata - rata biaya yang
dikeluarkan setiap melakukan proses pengeringan dengan suhu 60°C adalah
sebesar 6.163 rupiah dan waktu yang dibutuhkan alat pengering untuk
mencapai kadar air biji kopi maksimal 12,5% adalah selama 10 jam.

Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan sensor pada rak
pengering untuk mengontrol panas secara otomatis untuk menghentikan
laju kehilangan panas sehingga dapat menghasilkan biji kopi kering yang
bermutu tinggi

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Raida dan Hendry Syah. 2016. Karakteristik Pengeringan Biji Kopi
dengan Pengering Tipe Bak dengan Sumber Panas Tungku Sekam
Kopi dan Kolektor Surya. Universitas Syiah Kuala.
Desrosier, N. W. 2012. Teknologi Pengawetan Pangan. PT Penerbit IPB Press.
Bogor.
Fellows, P. J. 2000. Food Processing Technology Principles and Practice. 2 nd
Ed. Cambridge, England: Woodhead Publishing Ltd.
Hardanto dan Sulistyo. 2010. Rancang Bangun Alat Pengering Klanting Tipe
Rak dengan Sumber Panas Kompor Listrik. Jurnal keteknikan
Pertanian. Vol. 24 No.1 : 25-32
Lawrence, D., Folayan, C. O., Pam, G. Y. 2013. Design, Construction and
Performance Evaluation of A Mixed- Mode Solar Dryer. The
International Journal Of Engineering And Science (IJES) Vol. 2 : 08-
16.
Liberty, J.T, A.U Dzivana. 2013. Design, Construction and Performance
Evaluation of Cassava Chips Dryer Using Fuel Wood. International
Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT) Vol. 2 :
187-191
Sary, Ratna. 2016. Kaji Eksperimental Pengeringan Biji Kopi Dengan
Menggunakan Sistem Konveksi Paksa. Universitas Syiah Kuala.
Yefrican. 2012. Kadar Air Basis Basah dan Kadar Air Basis Kering. Tersedia
di: http://yefrcan.wordpress.com/2010/08/04/kadar-air-basis-basah-
dan-kadar-air-basis-kering. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2019.

130
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pembuatan Piring Dari Pelepah Pohon Pinang


(Areca Catechu)

Yernisa, Fera Oktaria


Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi, Indonesia
Email: yernisa@gmail.com

Abstrak
Pelepah daun pinang mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin
sebagai bahan utama penyusunnya. Karena kandungan kimia tersebut,
pelepah daun pinang sering digunakan sebagai kemasan makanan. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh suhu pada pencetakan
pelepah pinang menjadi piring dan pengujian kualitas piring yang
dihasilkan. Dari hasil penelitian didapatkan suhu pencetakan berpengaruh
nyata terhadap ketebalan dan kadar air wadah pelepah pinang yang
dihasilkan tapi tidak berpengaruh nyata terhadap ketahanan terhadap
minyak dan lipatan wadah pelepah pinang. Karakterisitik wadah pelepah
pinang yang dihasilkan pada penelitian ini ketebalan rata-rata 1, 6375 cm,
kadar air rata-rata 8,656%, tahan terhadap minyak selama lebih dari 30
menit dan tahan 2-3 kali lipatan.

Kata kunci : pelepah pinang, piring, suhu pencetakan

PENDAHULUAN
Pinang merupakan salah satu komoditi unggulan provinsi Jambi (Disbun,
2016). Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) dan Tanjung Jabung Timur
(Tanjabtim) merupakan dua kabupaten yang memiliki luas perkebunan
dan produksi pinang terbesar di Provinsi Jambi. Luas perkebunan
pinang di Tanjabbar adalah 8.714 Ha dengan produksi 9.483 ton dan
luas perkebunan pinang di Tanjabtim adalah 8.846 Ha dengan produksi
6.149 ton (BPS, 2016).
Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya. Biji pinang
digunakan untuk obat- obatan, kosmetik dan makanan. Daun pinang
dimanfaatkan sebagai obat penambah nafsu makan dan untuk sakit
pinggang. Pelepah daunnya digunakan secara tradisional untuk
membungkus makanan, kantong tempat ikan, alat mainan anak- anak dan
sebagai bahan baku pembuat mangkuk dan piring.
Pelepah daun pinang mengandung selulosa, hemiselulosa dan
lignin sebagai bahan utama penyusunnya. Karena kandungan kimia
tersebut, pelepah daun pinang sering digunakan sebagai kemasan makanan

131
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis dan Pengolahan Hasil
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi. Sampel pelepah
pohon pinang diperoleh dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Bahan-
bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelepah pohon pinang
(Areca catechu L) kering, pasir, terpentin, kertas indikator warna putih,.
Alat-alat yang digunakan adalah alat laboratorium untuk analisis
Penelitian ini dilakukan dengan metode research di
laboratorium. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu
pencetakan terhadap piring dari pelepah pinang yang dihasilkan .
Kegiatan penelitian meliputi pembuatan pelepah pohon pinang menjadi
piring dan pengujian kualitas wadah dari pelepah pinang. Parameter yang
diamati adalah kadar air, ketebalan, ketahanan wadah terhadap minyak,
ketahanan wadah terhadap lipatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Persiapan pelepah pohon pinang (Baral dan William, 2018 yang
dimodifikasi)
Pelepah pohon pinang dipotong untuk memisahkan bagian daun dan
tangkainya. Selanjutnya, pelepah dibersihkan pelepah dari kotoran dan
pasir dengan menggunakan sikat dan dicuci menggunakan air. Pelepah
ditiriskan dan dilap untuk mengurangi sisa air yang menempel pada
permukaan pelepah kemudian pelepah dikeringkan pelepah dengan sinar
matahari. Renggangkan pelepah dengan cara menariknya untuk membuka
pelepah yang terlipat. Cetak pelepah menjadi piring menggunakan alat
cetak wadah Pelepah dikeluarkan dari cetakan dan dilakukan pengujian
terhadap wadah.

Kadar air
Tabel 1. Kadar Air Piring Pelepah Pinang
Suhu pencetakan (oC) Kadar Air (%)
170 9,52 a
175 8,83 a b c
180 7,85 c
185 9,00 b
190 8,08 a b c
Rata-rata 8,656

Angka-angka yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji lanjut DNMRT pada taraf nyata 5%.

132
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kadar air piring pelepah pinang dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan
Tabel 1, kadar air piring pelepah pinang berkisar antara 7,85-9,52% dengan
rata-rata 8,656 %. Data menunjukkan bahwa pelepah pinang yang
digunakan sebagai bahan baku memiliki kadar air yang sama karena hasil
menunjukkan tidak berbeda nyata. Berdasarkan hasil sidik ragam,
perlakuan suhu pencetakan berpengaruh nyata terhadap kadar air wadah
pelepah pinang yang dihasilkan. Kadar air piring dari pelepah pinang
merupakan parameter yang berperan dalam pemberian bentuk dan kualitas
piring yang dihasilkan. Jika kadar air piring lebih dari 30%, maka piring
yang dibentuk cenderung lembab dan dibutuhkan waktu pengkondisian
yang lebih lama. Selain itu, kadar air yang tinggi akan menyebabkan bentuk
piring cepat berubah karena air yang ada diserat pelepah akan membuat
pelepah yang berbentuk piring kembali menjadi datar. Namun kadar air
yang kurang dari 5% akan membuat piring mudah patah. Selain itu,
menurut Kumar dan Babu (2017), kadar air yang tinggi dapat memicu
perkembangan jamur pada permukaan bahan baku yang dapat merusak
kualitas bahan baku dan produknya.

Ketebalan Piring
Ketebalan piring dari pelepah pinang berdasarkan penelitian bisa dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Ketebalan Piring Pelepah Pinang
Suhu pencetakan (oC) Ketebalan (cm)
170 1,89 a
175 1,60 a b
180 1,46 a b
185 1,60 a b
190 1,83 a b
Rata-rata 1, 6375

Angka-angka yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji lanjut DNMRT pada taraf nyata 5%
Berdasarkan hasil sidik ragam, perlakuan suhu pencetakan
berpengaruh nyata terhadap ketebalan wadah pelepah pinang. Tabel 2
menunjukkan bahwa ketebalan wadah pelepah pinang pada penelitian ini
berkisar 1,46 – 1,89 cm dengan rata-rata adalah 1,6375 cm.
Ketebalan piring dari pelepah pinang tergantung dari ketebalan
pelepah yang digunakan dan kondisi pencetakan piring. Semakin tebal
pelepah pinang yang digunakan maka akan menghasilkan piring yang tebal
pula. Demikian juga dengan kondisi pencetakan, semakin kecil kadar air

133
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

bahan dan semakin besar tekanan dan suhu yang diberikan kepada pelepah
saat pencetakan maka semakin kecil ketebalan piring yang dihasilkan.

Ketahanan terhadap minyak

Tabel 3. Ketahanan Piring dari Pelepah Pinang Terhadap Minyak


Suhu pencetakan (oC) Keahanan Terhadap Minyak (menit)
170 > 30
175 > 30
180 > 30
185 > 30
190 > 30

Pengujian ketahanan terhadap minyak dilakukan untuk mengetahui daya


tahan piring dari pelepah pinang terhadap minyak. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan minyak terpentin dan mengukur waktu yang
dibutuhkan untuk minyak menembus bagian dari piring. Hasil pengujian
ketahanan terhadap minyak dapat dilihat pada Tabel 3.
Uji ketahanan minyak penting dilakukan untuk pengemasan
produk yang mengandung minyak atau lemak (Aldana, et al, 2014).
Berdasarkan TAPPI (2010), apabila hasil pengamatan mencapai 1800 detik
(30 menit) menunjukkan bahwa kemasan memiliki ketahanan yang tinggi
terhadap penetrasi minyak dan lemak. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh bahwa wadah pelepah pinang memiliki ketahanan yang tinggi
terhadap penetrasi minyak dan lemak karena pada semua perlakuan
menghasilkan waktu lebih dari 30 menit. Oleh karena itu, wadah pelepah
pinang dapat digunakan untuk kemasan produk yang mengandung lemak
atau minyak.

Ketahanan terhadap lipatan


Uji ketahanan terhadap lipatan dilakukan untuk melihat ketahanan piring
pelepah pinang terhadap perlakuan lipatan yang dilakukan dengan cara
melipat piring berlawanan arah serat dan menghitung jumlah lipatan yang
dibutuhkan sampai piring patah sempurna. Ketahanan piring dari pelepah
pinang terhadap lipatan bisa dilihat pada Tabel 4.

134
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 4. Ketahanan Piring Pelepah Pinang Terhadap Lipatan


Ketahanan Terhadap Lipatan
Suhu pencetakan (oC)
(jumlah lipatan)
170 3
175 2
180 2
185 3
190 3

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa piring pelepah pinang tahan terhadap


2-3 kali lipatan. Ketahanan terhadap lipatan dilakukan untuk melihat
ketahanan serat dari piring pelepah pinang terhadap tekanan atau lipatan
yang diberikan. Ketahanan terhadap lipatan dipengaruhi oleh kadar air
piring. Semakin tinggi kadar air maka semakin banyak lipatan yang
dibutuhkan untuk piring patah sempurna, semakin kecil kadar air piring
maka akan semakin sedikit lipatan yang dibutuhkan. Hal ini terjadi karena
serat dengan kadar air yang kecil akan menyebabkan komponen-
komponen plastisitas kayu menjadi amorf, struktur fibriler asli menjadi
rusak dan selulosa membentuk sistem fibriler yang baru (Fengel dan
Wegener, 1995).

KESIMPULAN
Suhu pencetakan berpengaruh nyata terhadap ketebalan dan kadar air
wadah pelepah pinang yang dihasilkan tapi tidak berpengaruh nyata
terhadap ketahanan terhadap minyak dan lipatan wadah pelepah pinang.
Karakterisitik wadah pelepah pinang yang dihasilkan pada penelitian ini
ketebalan rata-rata 1,6375 cm, kadar air rata-rata 8,656%, tahan terhadap
minyak selama lebih dari 30 menit dan tahan 2-3 kali lipatan.

ACKNOWLEDGEMENTS
Ucapan terima kasih disampaikan kepada LPPM UNJA atas bantuan dana
penelitian dalam Program Penelitian Dosen Pemula dengan sumber
pendanaan DIPA PNBP Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jambi.

DAFTAR PUSTAKA
Aguilar K, Gosset C.2004. A Study Into the Disposible Product Stream in
Smith College. Smith College.Massachusetts
Aldana SA, ED Villa, MDD Hernandez, GG Sanchez, QR Cruz, SF
Gallardo, HP Castillo and LB Casarrubias. 2014. Barrier Properties
of Polylactic Acid in Cellulose Based Packages Using
Montmorillonite as Filler. Polymers 6: 2386-2403.

135
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Aulin C, M Gallstedt, dan T Lindstrom. 2010. Oxygen and oil barrier


properties of microfibrillated cellulose films and coatings. Cellulose
17(3): 559–574.
Baral B, J Anthony William. 2008. Design Resource Areca Leaf, The Craft
of Making Leaf Plates. NID. Bengaluru.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Provinsi Jambi dalam Angka 2016.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi.
[Disbun] Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2016. Komoditi Unggulan
Perkebunan [internet]. [diacu 2018 Februari 25].
Tersedia dari: http://kios-
k.jambiprov.go.id/disbun/index.php?page=unggulan
Fengel, D, G. Wegener. 1995. Kayu, Kimia, Ultrastruktur dan Reaksi-Reaksi.
Gadjah Mada University Press. Yogyakerta.
Kalita P, US Dixit, P Mahanta dan UK Saha. 2006. Effect of Moisture and
Temperature on Arecanut Leaf Sheath Products, in Proc 3rd BSME-
ASME Int Conf on Thermal Engineering (Dhaka, Bangladesh) 20-22
December 2006.
Kalita P, US Sixit, P Mahanta and UK Saha. 2008. A Novel Energy Efficient
Machine For Plate Manufacturing From Areca Palm Leaf
Sheath.Journal of Scientific & Industrial Research. 67.pp.807-811.
Klimchuk, Marianne dan Sandra A Krasovec.2006. Desain Kemasan. Jakarta.
Erlangga.
Yernisa, Gumbira-Said E dan Syamsu K. 2015. Effect of Maturation Degree
of Areca Nut and Binder Treatment to The Physicochemical
Properties and Citotoxicity of Spray-dried Areca Nut (Areca catechu
L) Extracted Powder. IJASEIT 5(3):96-100

136
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kebijakan Pengelolaan dan Komersialisasi Kekayaan Intelektual


Perguruan Tinggi di Era Industri 4.0

Dwi Suryahartati, Suhermi, Windarto


Fakultas Hukum, Universitas Jambi, Indonesia
Email: dwisurya@unja.ac.id

Abstrak
Perguruan Tinggi adalah wadah dinamis penghasil berbagai ide, karya,
inovasi, seni dan teknologi. Kegiatan dilakukan dengan penelitian dan
pengembangan. Hasilnya menjadi suatu kekayaan intelektual baik yang
bersifat individual maupun kelompok. Hasil penelitian harus mampu
menjawab tantangan global dan dapat dikelola serta dimanfaatkan dengan
baik dan benar. Pemanfaatan hasil penelitian salah satunya adalah dengan
komersialiasasi. Komersialisasi adalah suatu moment bahwa teknologi dapat
diaplikasikan ke dalam suatu produksi ataupun konsumsi yang
menghasilkan keuntungan baik bagi inventor ataupun pemegang haknya.
Perlindungan karya intelektual mutlak diperlukan. Persoalannya adalah
bagaimana sistem KI di Indonesia berfungsi mengoptimalkan
pendapatan/royalty atas hasil penelitian di Perguruan tinggi, bagaimana
sistem KI melindungi hasil riset perguruan tinggi. Studi terhadap peraturan
perundang-undangan serta metode wawancara dilakukan untuk penelitian
ini. Data dapat bersifat kuantitatif dan kulaitatif. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa sistem KI di Indonesia belum signifikan mendukung
dan mendongkrak pendapatan dan royalty. Hal tersebut dikarenakan
terdapat perbedaan paradigma penelitian di perguruan tinggi dengan
industri. Sistem KI di Indonesia relatif baik, namun pengelolaannya belum
ramah pada peneliti. Diperlukan kebijakan terkait kelembagaan dan
pengelolaan hasil riset di Perguruan Tinggi.

Kata Kunci: Hak Kekayaan Intelektual, Hasil Penelitian Perguruan Tinggi,


Komersialisasi

PENDAHULUAN
Inovasi menjadi hal yang lebih penting daripada hanya sekedar produksi
massal. New economic era mengharuskan manusia bekerja dengan lebih
banyak menggunakan otak, bukan tenaga semata. Sekarang, semua orang
mampu meningkatkan kreatifitasnya dengan cepat melalui informasi
teknologi. Kecepatan informasi didukung oleh ilmu pengetahuan yang kian
berkembang. Perguruan Tinggi tidak hanya melulu berfokus pada

137
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

pengajaran. Saat ini aktivitas risetlah yang menjadi “wajah” sebuah


Perguruan Tinggi. Kinerja Penelitianpun menghasilkan pemeringkatan
Perguruan Tinggi. Berbagai kerjasama dilakukan untuk meningkatkan
kinerja riset, baik skala Nasional maupun Internasional.
Riset atau penelitian adalah kegiatan intelektual. Merupakan bagian
dari dinamisasi peradaban manusia. Penelitian memerlukan perencanaan
yang sejalan dengan tujuan Negara. Penelitian menjadi penggerak
pertumbuhan segala aspek kehidupan. Perguruan Tinggi adalah salah satu
lembaga yang menjadi pusat riset di seluruh dunia. Penelitian memerlukan
dukungan baik dari segi materil maupun non materil seperti kebijakan dan
system. Penelitian di Perguruan Tinggi sebaik-baiknya adalah bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Sebagai bukti kontribusi keilmuan peneliti, maka
riset harus mampu dimanfaatakan dan dikomersialisasi. Proses menuju
komersialisasi hasil penelitian memerlukan system dan skema yang
terintegrasi. Untuk dapat dikomersialisasi tentu industri adalah satu cara
yang tepat. Industri membutuhkan inovasi, yang tentunya terlahir dari
sebuah penelitian dan pengembangan. Hasil penelitian harus sudah
terlindungi haknya secara hukum. Menurut John Kirkland kegiatan
penelitian di tiap Negara berbeda-beda. Bahkan di Negara maju sekalipun
system dan prosedur dapat dikembangkan dengan waktu tidak kurang dari
20 tahun. Sejauh itupun prosensya masih belum lengkap.1
Hasil penelitian dapat ditransfer teknologinya melalui mekanisme
hukum. Ada beberapa cara dalam menguraikan teknologi baik itu tentang
transfer teknologinya ataupun akuisisi teknologi tersebut seperti penyerahan
dengan penjualan (assignment, lisensi, dan kontrak know-how. Menurut
Suyud Margono dengan adanya ikatan kontrak (by contractual), secara
almiah ini berarti bahwa pemilik hak transfer (transferor) dari teknologi
empunyai niat baik untuk mengalihkan hak tersebut (consent to transfer) dan
penerima hak transferee mempunyai niat untk memperoleh hak izin.2
Perguruan Tinggi harus mampu membuat system pengelolaan dan
pemanfaatan hasil penelitian. Menurut Yuan-Chieh dkk, pekerjaan
penelitian banyak melibatkan pihak-pihak dan staf terlibat untuk bekerja di
atasnya, kerangka kerja keuangan dasar menempatkan dan hasilnya ditulis.
Namun secara historis, sebagian besar dari ini telah didelegasikan kepada
Peneliti perorangan, dengan asumsi bahwa peran lembaga terbatas pada

1
John Kirkland , University research management: an emerging profession in the developing world ,
Technology Analysis & Strategic Management Vol. 20, No. 6, November 2008, 717–726 University
research management: an emerging profession in the developing world John Kirkland∗Technology
Analysis & Strategic Management Vol. 20, No. 6, November 2008, 717–726 , p. 718
2
Suyud Margono, Aspek Hukum Komersialisasi Aset Intelektual, Bandung: Nuansa Aulia, cet.1,
2010, hal.86

138
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

keterlibatan staf berkualitas tinggi, dan menyediakan kerangka kerja dasar di


mana mereka dapat melakukan yang terbaik dari mereka kemampuan.3
Kampus yang mampu membuat system pengelolaan dan
pemanfaatan hasil peelitiannya akan mampu berdiri tegak dalam
menghadapai berbagai tantangan. Namun kesemuanya itu tidak dapat
terlepas dari bagaimana kebijakan pengaturan Hak Kekayaan Intelektual di
sebuah Negara.
Banyak sekali aspek yang berhubungan dengan pengelolaan dan
komersialiasai terhadap hasil riset. Ini ada hubungannya dengan budaya
penelitian yang terjadi di luar kampus yaitu pada budaya riset Industri yang
cukup cepat pergerakannya. Budaya penelitian di Perguruan Tinggi berbeda
dengan budaya penelitian di Industri. Penelitian-penelitian kebanyakan
tidak mendapatkan manfaat pada bagi industri. Hal ini seolah menjadi
percuma walau berapapaun pemerintah mengalokasikan dana untuk riset
dan pengembangan. Saat sekarang pada umumnya penelti di lembaga
pendidikan memanfaatkan risetnya dalam penerbitan artikel pada jurnal,
atau sekedar prototype.
Dalam dunia industri Persyaratan Utama adalah Hak Kekayaan
Intelektual (KI). Di sinilah kebijakan riset perguruan tigggi yang sifatnya
Nasional hingga local perlu sinergi. Dunia Industri tidak akan mengambil
resiko terhadap hasil penelitian yang tidak aman. Seperti Jepang misalnya
industrinya sangat maju, ternyata Jepang memang membukukan paten
produknya dengan pertumbuhan yang kuat pada 2017. Dari data WIPO,
Jepang memiliki daftar terbanyak dalam Paten menurut WIPO. Menurut
berita Tempo, perusahaan dalam negeri, hanya 15 % mendominasi dalam
daftar Paten dari sekitar 14 ribu pengajuan.4 Artinya ide-ide yang diperoleh
dari penelitian semakin lama menunjukkan bahwa para inventor memilih
mempublis dan melindungi ide orisinalnya melalui system Kekayaan
Intelektual. Di Cina, innovator melihat potensi dari luar negeri, dan ide
orisinilnya disebarkan ke pasar baru ketika ekonomi Cina bertransformasi
dengan cepat.5 Perusahaan Cina dan Jepang mendominasi 243.500 aplikasi
Paten dari WIPO. Sepuluh perusahaan yang paling banyak mendaftarakan
Paten pada Tahun 2017 adalah Huawei techmologi Co, Ltd sebantak 4.024,
ZTE Corporation sebanyak 2.965, Intel Corporation sebanyak 2.637,
Mitsubishi electric sebanyak 2.521, Qualcomm Incorporated sebanyak 2.163,

3
Yuan-Chieh Chang, Ming-Huei Chen, Mingshu Hua & Phil Y. Yang (2005) Industrializing
Academic Knowledge In Taiwan, Research-Technology Management, 48:4, 45-50 To link to this
article: http://dx.doi.org/10.1080/08956308.2005.11657324, p. 719
4
https://bisnis.tempo.co/read/1127898/perusahaan-asing-paling-banyak-ciptakan-hak-paten-di-
indonesia
5
https://kabar24.bisnis.com/read/20180403/20/779523/10-negara-pemasok-paten-global-terbanyak-
china-geser-posisi-jepang

139
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

LG Electronic INc sebanyak 1.945. Boe Technology Group Co.Ltd sebanyak


1.818, Samsung electronic Co sebanyak 1,757, Sony Corporation sebanyak
1.735, Tekefonaktiebolag ET LM Ericsson sebanyak 1.564. Perusahaan-
perusahaan tersebut menggunakan hasil riset untuk inovasi atas produk
yang dijual ke pasar. Bukan tidak mungkin sebagian dari paten yang
didaftarkna adalah paten yang dihasilkan dari riset perguuan Tinggi. Ini
hanya sebagian dari riset yang bersasal dari teknologi. Riset dari bidang
social, Humaniora dan hukum bukan tidak mungkin diperhitungkan dalam
industri. Misalnya riset bidang ekonomi sangat dibutuhkan perusahaan
untuk strategi bisnisnya, demikian juga riset bidang hukum yang hasilnya
dapat digunakan bagi seluruh pihak-pihak untuk menjadi dasar dalam
menyelenggarakan kegiatan bisnisnya ataupun kegiatan lainnya.
Riset di bidang hukum, merupakan riset yang terhubung pada
banyak sector. Seperti riset untuk pengembangan kelembagaan, Riset untuk
pengajaran dan publikasi, riset untuk advokasi, riset untuk kebijakan publik,
riset untuk resolusi konflik, dan riset untuk penegakan hukum.6 Riset
mengenai kebijakan dapat mengenai kebijakan riset itu sendiri dan kebijakan
tentang pengelolaan hasil risetnya termasuk pemanfaatannya dan
perlindungan hukumnya. Dalam hal ini kebijakan menyangkut regulasi
berkenaan dengan Hak Kekayaan intelektual.
Pemerintah Indonesia, memberikan alokasi sebesar 1,395
Triliun untuk Penelitian Melalui Kemeristek Dikti, dan menambah Rp 380,4
miliar untuk PTN Badan Hukum, serta Rp. 150 Milyar untuk Pengabdian
keapda Masyarakat.7 Kementerian keuangan menyatakan bahwa dana riset
untuk Tahun 2019 dialokasikan oleh APBN sebesar 35,7 Triliun yang tersebar
di 45 kementerian yang memang masih kurang dari 20 % anggaran untuk
pendidikan. Dari alokasi tersebut baru sekitar 43,7 % yang benar-benar
digunakan untuk penelitian, sisanya sebesar 56,3 % justru dihabiskan untuk
kegiatan pendukung penelitian seperti belanja operasional, jasa IPTEK,
barang modal, pelatihan dan pendidikan. Bahkan pemanfaatan hasil risetnya
belum terasa oleh masyarakat.8 Menurut dirjen Penguatan Riset dan
Pengembangan kemeristek Dikti RI, saat ini penelitian di Indoensia
mengalami lima masalah yaitu SDM, manajemen penelitian, keorganisasian,
anggaran , dan produktivitas penelitian di Indonesia.9

6
Febrian, Pentingnya Hasil Penelitian Perguruan Tinggi Dalam Pembaharuan Hukum Nasional,
Seminar Nasional Peran Riset Terhubung dalam Pengembangan Hukum Nasional, Jambi 14
September 2019.
7
Budi Agus Riswandi, dalam Pelatihan HKI di UPGRIS, Agustus 2017, Semarang
8
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati saat di Soehana Hall The Energy Building, Jakarta, Rabu
(31/7/2019). (ANTARA/AstridFaidlatulHabibab)
9
Lihat www.berita satu.co, Dirjen penguatan Riset dan Pengembangan , Muhammad Dimyati, 5
Masalah yang bikin riset di Indonesia mandek, diakses 11 september 2019.

140
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pemanfaatan hasil riset tersebut, selain belum dirasa langsung oleh user, juga
belum dirasa manfaat ekonominya oleh inventor sebagai bentuk hilirisasi
hasil penelitian. Perolehan pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual, baik
berupa hak cipta, hak merek dan hak patenpun tidak begitu signifikan jika
dibandingkan jumlah riset-risetnya. Pengelolaan Hasil riset di Indonesia
sangat tergantung dari regulasi dan mekanisme yang mengaturnya. Dari
latar belakang tersebut, maka persoalan yang timbul adalah Bagaimana
sistem KI di Indonesia berfungsi mengoptimalkan pendapatan/royalty atas
hasil penelitian di Perguruan tinggi dan Bagaimana sistem KI melindungi
hasil riset perguruan tinggi di Era Industri 4.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hak Kekayaan Intelektual yang berhubungan dengan Hasil Penelitian di
Perguruan Tinggi
Kekayaan Intelaktual dapat menimbulkan suatu hak karena dari olah pikir,
karsa dan karya manusia untuk menghadirkan suatu karya yang berwujud.
Karya tersebut dapat dinikmati oleh manusia baik itu proses ataupun
produk. Marwah dari Hak kekayan intelaktual adalah hak untuk menikmati
hak kebendaan yang melahirkan hak materil dan immaterial. KI dibagi
dalam dua bagian yaitu copy rights dan kekayaan bidang industri. Hak
Cipta melindungi karya di bidang seni, sastra, dan ilmu pengetahuan.
Kekayaan Industri melindugi desain industri, desain tata letak sirkuit
terpadu, merek dan indikasi geografis, paten rahasia dagang Hak Kekayaan
di Bidang Industri, mencakup perlindungan Paten, Merek, Desain Industri,
Rahasia Dagang dan Desain tata letak sirkuit terpadu.
Kekayaan Intelektual berupa seni, sastra dan ilmu pengetahuan
diberikan hak hukum berupa hak cipta yang dilindungi dengan Undang-
undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak cipta. Untuk KI berupa temuan
bidang teknologi baik itu berupa produk, proses ataupun pengembangan
dan penyempurnaan produk dan proses dilindungi dengan UU Paten.
Untuk logo/symbol atau identitas berupa gambar, tulisan warna dan
kombinasinya dilindungi dengan Undang-undang nomor 20 Tahun 2016
tentang Merek dan Indikasi Geografis. Untuk kreasi berupa bentuk,
konfigurasi dan komposisi dua dimensi atau tiga dimensi yang mempunyai
nilai estetika diberikan hahk hukum dalam Undang-undang Nomor 31
Tahun 2000 tentang Desain Industri. Kekayaan intelaktual berupa informasi
bisnis/tenologi yang mempunyai nilai ekonomi diberikan hak hukum berupa
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Untuk
varietas tanaman dilindungi dengan Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000.

141
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Untuk Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dilindungi dengan Undang-


undang Nomor 32 tahun 2000.
Indonesia memiliki regulasi mengenai Kekayaan Intelektual lengkap
yang didesain dengan merujuk konvensi-konvensi internasional. Di era
Globalisasi ini setiap Negara harus mampu melindungi kekayaannya sendiri
tentu dengan berbagai macam perlindungan. Di dunia internasional
persoalan HKI adalah persoalan yang cukup tinggi tensinya. Banyak Negara
maju tidak kaya akan sumber daya alam, namun memiliki management
yang baik dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk melindungi
kreasi dan inovasinya. Menurut Agus Sardjono, standar ganda dalam
perdagangan di Negara maju menyebabkan ketidakadilan dirasa oleh
Negara-negara berkembang. Hak individual sangat dijunjung oleh Negara
maju, namun hak masyarakat di Negara berkembang tidak diakui.10
Pada dasarnya hak yang dimiliki oleh pencipta, inventor/penemu,
pendesain dan pengkarya tidak diberikan oleh Negara tanpa diminta.
Negara tidak langsung memberikan hak tersebut tanpa diminta. Pentingnya
memintakan hak tersebut kepada Negara adalah berhubungan dengan hak
ekslusifnya. Baik hak ekonomi maupun hak moral. Dalam hal ini lisensi atas
hak tersebut menjadi penentunya sebelum proses komersialisasi. Lisensi
bersisi tentang keepakatan berkenanaan dengan pemanfaatan hak yang
dinyatakan dalam hak dan kewajiban penerima dna pemberi lisensi.
Termasuk dengan keuntungan/royalty, pengembangan dan transfer
teknologinya. Budaya di Universitas sangat mempengaruhinya, dan tiap
universitas memiliki budaya yang berbeda. Demikian pula, Lissoni, Llerena,
McKelvey, dan Sanditov mempelajari paten akademik di Eropa, yaitu di
Australia Perancis, Italia dan Swedia, dan menemukan bahwa
mempertimbangkan total populasi akademisi, hanya 4-5% yang mengajukan
sebuah paten. Dalam kasus AS, Bozeman dan Gaughan menyimpulkan
bahwa hanya 5% akademisi Amerika telah mematenkan penemuan.
Ada dua pandangan dari kalangan masyarakat menganai HKI.
Pandangan pertama menganggap bahwa system HKI adalah system
Kapitalis. Pandangan kedua yaitu bahwa system HKI adalah system
individulaisme, dianggap tidak sejalan dengan kultr dan budaya Indonesia
yang cenderung komunal. Hak social lebih didahulukan ketimbang hak
individu. Sehingga menurut pandangan ini kurang menyatu dan sulit untuk
diterapkan. Sehingga menurut Budi Agus Riswandi muncul image negative,
dan pada akhirnya penguatan system HKI di masyarakat bawah dan

10
Agus Sardjono, Hak Kekayaan Intelaktual, dan Pengetahuan Tradisional, edisi ke-2, Bandung:
Alumni, hal. 6

142
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

kesadaran kesadaran hukum mengenai KI akan semakin sulit.11


Kemungkinan rezim kekayaan Intelektual yang dihasilkan dari Perguruan
Tinggi sangat banyak. Berikut beberapa hak yang dapat diperoleh dari
aktivitas dalam kampus.

Hak Cipta
Merupakan hak yang terlahir secara langsung karena menggunakan prinsip
deklaratif. Hak timbul sejak suatu karya dapat diwujudkan dalam bentuk
nyata dan dapat dinikmati dengan panca indera. Berdasarkan UU hak cipta
karya yang dilindungi adalah smeua karya yang tergolong ilmu
pengetahuan dan seni.12
Karya semacam di atas dapat dihasilkan semua di Perguruan Tinggi
melalui Program Studi-program studi yang ada baik itu dari rumpun ilmu
Sosial Humaniora, Hukum ataupun sains dan teknologi, serta teknik.
Artinya semua karya dan kreasi yang dihasilkan dari proses edukasi melalui
pendidikan dan penlitian serta pengabdian mempunyai hak cipta.
Persoalnnya adalah bila karya diperoleh dengan support anggaran dari
Negara, maka melalui Universitas atau institusi di bawahnya, maka
pemegang hak ciptanya adalah Universitas. Untuk mendongkrak nilai dalam
akreditasi salah satu komponenya adalah perolahan HKI. Lalu, beberapa
Universitas menetapkan kebijakan untuk wajib mencatatkan ciptaannya ke
Dirjen Hak Kekaayaan Intelektual dari hasil-hasil penelitian, baik itu secara
elektronik, maupun non elektronik. Walaupun Undang-undang Hak Cipta
bersifat deklaratif terhadap ciptaan. Ketika telah menerima bukti ciptaan,
maka secara konstitutif karya memperoleh perlndungan hukum.
Perlindungan hukum berkenaan dengan hak moral relative tidak
bermasalah, bagaimana dengan hak ekonominya?. Apakah Universitas
memperhatikan hal-hal demikian. Ini hanya bisa diukur dari kebijakan apa
yang telah dibuat oleh pimpinan Universitas terkait dengan pengelolaan
KI/HKInya di masing-masing Perguruan Tinggi baik Negeri ataupun swasta.

Hak Merek
Merek di Era perdagangan global, terutama era industri 4.0 menjadi sangat
penting terutama dalam menjaga persaingan usaha yang sehat. Di
Perguruan Tinggi perlu diklarifikasi mengenai Merek-merek yang dihasilkan
dari intelektualitas civitas akademika. Mengenai merek bukan tidak
mungkin banyak dihasilkan dari Perguruan Tinggi yang sudah baik tata
kelola HKI dan pengelolaannya. Dunia Industri sangat memperhatikan -

11
Budi Agus Riswandi dan Shabhi Mahmashani, Dinamika Hak Kekayaan Intelaktual Dalam
Masyarakat Kreatif, Yogyakarta : Total Media, Cet. 1, Oktober 2009, hal. 8-9.
12
Lihat Pasal 40 UU No. 28 Tahun 2024

143
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

kualitas mutu dan identitas produk dari Merek. Merek teridentifikasi dari
tampilan grafis baik dua dimensi maupun tiga dimensi yang merupakan
susunan dari huruf, angka, gambar atau kombinasi dari ketiganya. Merek
digunakan untuk mengidentifikasi atau meberikan suatu ciri dari prodk
barang ataupun jasa.

Hak Paten
Untuk hasil invensi dibidang teknologi, Negara memberikan hak eksklusif
10 tahun untuk paten sederhana dan 20 tahun untuk paten. Invensi tersebut
merupakan kegiatan problem solving yang spesifik di bidang teknologi.
Dapat berupa metode/proses atau produk. Kemenristekdikti memberikan
perhatian terhadap perolehan Paten di Perguruan Tinggi. Banyak hibah yang
diberikan untuk perolehan Paten tersebut. Bahkan hasil penelitian di level
kesiapan teknologi tertentu mewajibkan adanya perolehan Paten. Paten
didaftarkan Ke DJHKI dengan mekanisme yang diatur dalam UU Paten dan
PP No. 27 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah
ditetapkan Tanggal 5 Oktober 2004, No. 76 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan
Paten Oleh Pemerintah Terhadap Obat Antiviral dan Antiretroviral,
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 38 Tahun 2018 Tentang
Permohonan Paten, Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 39 Tahun
2018 Tentang Tata Cara Pemberian Lisensi Wajib Paten, Peraturan Menteri
Hukum dan HAM RI No. 15 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Paten oleh
Pemegang Paten.
Kesemua peraturan tersebut tidak terkecuali berlaku bagi paten
yang berasal dari Perguruan Tinggi. Persoalan yang paling utama dalam
Paten di Perguruan Tinggi adalah biaya yang dikeluarkan atas paten dan
pemanfaatan ekonomi dari hak paten tersebut. Semakin banyak paten
yang diperoleh Universitas maka senakin besar biaya pemeliharaan yang
harus disiapkan untuk itu. Apakah Universitas sudah siap dengan
mekanisme ini dan menghasilkan kondisi yang saling menguntungkan
antar semua stake holder, mulai dari inventor, pemegang hak/universitas,
user, tenant dan masyarakat sebagai konsumen hasil teknologi. Persoalan
lain yang muncul adalah ketika peneliti memulai penelitiannya jarang
sekali yang mengunakan penelusuran paten, sehingga pada tahap akhir
penelitiannya maka novelty untuk syarat permohonan hak akan sulit
dideskripsikan.
Sejalan pula apa yang sudah diteliti oleh dari Eddi Herjanto dalam
bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa respondennya telah
mengetahui tentang paten, walau mengenai perlindungan dan kriteria
invensinya belum begitu dipahami.

144
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Responden belum menguasai informasi paten dan public domain.


Sehingga masih memerlukan bimbingan teknis tentang paten. Hampir
semua responden percaya bahwa pemanfaatan informasi paten
memerlukan dukungan pemerintah utamanya berupa penyelenggaraan
pelatihan penelusuran paten.13

Desain Industri
Persoalan yang sama juga terjadi pada desain industri. Desain industri
sangat banyak dihasilkan dari berbagai kreasi berupa bentuk, desain, warna,
garis, konfigurasi, atau campuran ketiganya. Dibuat dalam bentuk tiga
dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan seni dan utility. Dapat
diterapkan dalam suatu barang, komoditas industri atau seni kerajinan
tangna. Pengelolaan atas desain industri yang peneliti amati di beberapa
Universitas di Indoensia masih kurang, belum sebaik dunia industri. Diatur
dalam UU No. 31 Tahun 2000.

Hak Varietas Tanaman


Untuk varietas tanaman Negara memberikan hak terhadap pemulia
dan/atau pemegang hak yang menggunkaan sendiri hasil dari pemuliaannya
atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk
menggunakannya selama waktu tertentu. Hak diperuntukkan pada penemu
dan perekayasa baik beberapa orang dalam kelompok atau sendiri, untuk
melakukan pemuliaan atau perekayasaan terhadap tanaman/beberpa
tanaman sejenis dari satu spesies ataupun dari spesies berbeda. Kegiatan
meliputi penelitian tanaman mengenai pertumbuhan tanaman, daun, bunga,
buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang
dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-
kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak
mengalami perubahan.
Di Perguruan Tinggi berkenaan dengan PVT ini sangat banyak
dilakukan. Sehubungan dengan keanekaragaman hayati di Indonesia yang
cukup tinggi. Seperti di universitas Jambi misalnya terdapat banyak
penemuan atas varietas tanaman dan rekayasa genetic. Padi Ayu1 dan Ayu2
misalnya, sudah menghasilkan dan dapat dikomersialisasikan.

13
Eddi Herjanto, Pemahaman Dan Penerapan Paten Di Balai Litbang Industri
Understanding And Application Of Patent In Industrial R&D Institutions, Jurnal Riset Industri, Vol.
V, No. 1,

145
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Namun pendaftaran atas PVC belum dilakukan. Prosedur untuk


perlindungan tersebut memerlukan koordinasi dari beberapa Kementerian.
Hasil penelitian yang berhubungan dengan Varietas Tanaman sangat
mendukung Negara Indonesia sebagai negara agraris. Sumber daya plasma
nufta sebagai bahan uatama pemuliaan tanaman adalah keunggulan,
disamping keunggulan sumber daya genetic local yang khas. Ketersediaan
ini perlu didukung untuk kelestarian guna mendorong pertumbuhan
industri perbenihan. Universitas Jambi yang memiliki tujuan unggul dalam
agroindustry dan lingkungan memilik potensi yang kuat dalam
menghasilkan hak varietas tanaman ini.

Kebijakan Riset Perguruan Tinggi di Indonesia


Riset di Indonesia, khususya di Perguruan Tinggi memiliki ketrkaitan
dengan berbagai peraturan dari berbagai Lembaga. Kementerian Keuangan
sebagai Lembaga yang megatur tata kelola keuangan memiliki aturan yang
menjadi pengaruh bagi paradigm riset di Indonesia. Peraturan Menteri
Nomor 106/PMK.02/2016 adalah harapan bagi masa keemasan Riset di
Indonesia. Sebelum adanya Peraturan tersebut paradigma riset di Indoensia
berbasis aktivitas penelitian yang berorientasi pada ketertiban administrasi
penelitian. Sehingga penelitian hanya terfokus pada kegiatan pendukung
penelitian kurang berbasis terhadap luaran. Setelah dikeluarkan peraturan
Meteri tersebut paradigma sedikit berubah, bahwa riset berbasis standar
keluaran yang luarannya disesuaikan adalah Hak kekayaan Intelaktual
(yang paling utama adalah Paten), publikasi ilmiah dan seminar seminar
pendukung. Kebijakan ini sedikit lebih baik. Dengan adanya paradigm
tersebut maka peneliti di Universitas melakukan penelitian dengan berbasis
Kekayaan Intelektual yang tentunya bermanfaat dan dapat dikelola oleh
universitas itu sendiri. Pemanfaatan hasil penelitian menjadi urusan bersama
tentunya bila ingin masuk ke dunia industri.
Pada 1980-an, UU Bayh-Dole mendorong perubahan paradigma di
akademisi Amerika Serikat (AS). Perubahan dalam kepemilikan paten telah
memungkinkan universitas untuk memiliki paten yang dihasilkan dari hibah
penelitian federal, menghilangkan banyak pembatasan untuk lisensi paten.
Sebagai konsekuensinya, universitas-universitas AS telah
mengimplementasikan kebijakan untuk mendorong jumlah aplikasi paten14
14
Ana Dias Daniel & Liliana Alves, University-industry technology transfer: the
commercialization of university’s patents, Knowledge Management Research &
Practice, https://doi.org/10.1080/14778238.2019.1638741, p.1

146
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Banyak instrument hukum yang seharusnya mendukung sinergitas antara


Perguruan Tinggi, dan Kementerian Hukum dan HM cq DJHKI berkenaan
pengelolaan KI di Universitas. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002
tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi , Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi , Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Paten , Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi
Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan,
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi , Peraturan Presiden
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kemenristekdikti, Permenristekdikti Nomor
15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan. Dari banyaknya peraturan perundang-undangan
tersebut, sebagian terjadi konflik ataupun kabur jika diimplementasikan.
Selalu ada persolan jika dihubungan dengan tujuan komersialisasi hasil
penelitian ke dalam Industri yang sebenarnya. Padahal, semua regulasi itu
diperuntukkan bagi kenaikan peringkat Universitas di Indonesia di kancah
Internasional.
Untuk masuk ke dunia industri persolananya adalah budaya riset di
perguruan tingi dengan budaya riset industri sangat berbeda. Budaya riset di
perguruan tinggi memiliki karakter riset untuk mendidik, memecah masalah
dan memberikan pelayanan (terhadap pembangunan ekonomi misalnya,
atau pembangunan masyarakat), kecepatan risetnya lebih lambat. Adapun
misi risetnya disesuaikan puan dengan visi dan misi perguruan tinggi yang
pada umumnya merupakan penelitian dasar dan terapan, serta kegiatan
risetnya diharapkan dapat melaukan transfer teknologi untuk menunjang
misi riset terapan. Sementara itu, budaya riset industri sudah menuju
pengembangan inovasi dan komersialiasasi, kecepatan riset yang cepat,
adapaun misi dari riset industri adalah mengembangkan produk
baru/inovasi dan orientasinya adalah keuntungan. Kegiatan riset di industri
diharapkan berdampak langsung.
Kebijakan-kebijakan yang bersifat Nasional harus didukung dengan
kebijakan internal di Perguruan Tinggi. Kebijakan dapat dilakukan dengan
melakukan audit terhadap Kekayaan Intelektual atau HKI. Fungsi audit ini
petama adalah untuk mengidentifikasi potensi KI/HKI dari laporan hasil
penelitian. Kedua, mengidentifikasi mitra potensial dalam mengembangkan
asset tersebut.

147
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Ketiga, mengidentifikasi risiko, peluang pasar dan komersialisasi masa


depan. Keeempat, mengidentifikasi praktik penelitian dan praktik KI terbaik.
Kelima mengembangkan fortofolio kelembagaan. Kebijakan lain yang
penting adalah kebijakan terhadap kelembagaan KI/HKI. Mislanya dengan
membuat kebijakan pimpinan akan pengelolaan KI/HKi di Universitas.
Dengan kebijakan tersebut , dapat diukur bagaimana institusi berhasil dalam
menerapkan pengelolaan KI/HKI. Budaya riset di Indoensia harus diperbaiki
dengan menempatkan orientasi pada HKI. Dengan itu riset mendorong
kemajuan pembelajaran dan dapat mensejahterakan seluruh civitas dan
pihak terkait serta masyarakat pada umumnya.

Pengelolaan, Pemanfaatan dan Komersialisasi Hasil Penelitian yang


berbasis Kekayaan Intelektual
Untuk Memulai bisnis tanpa memperhitungkan perlindungan terhadap Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) adalah sebuah kesalahan. Sebuah langkah yang
tidak benar bila mengurus permohonan HKI setelah terjadi sengketa
ataupun setelah terlihat keuntungan dan kecurigaan akan keberkanjutan ide
dan karya. Hal tersebut dapat membuat karya para entrepreneur dapat
dicuri dengan mudah. Sejak masa awal memulai bisnisnya, mereka
seharusnya sudah memberikan perlindungan HKI-nya, sebab HKI sejatinya
dapat menjadi aset berharga yang bisa menyelamatkan perusahaan di masa-
masa sulit. HKI sangat penting dalam dunia bisnis karena akan terlihat
keunggulan dan sifat kompetitif yang bertanggung jawab. Bahkan HKI
dapat menjadi dasar untuk melakukan inovasi-inovasi yang
menguntungkan.

Di Indonesia, hilirisasi produk hasil penelitian dan produk IPTEK


memiliki banyak kendala. Lemahnya tingkat kesiapan teknologi adalah
penyebab terhambatnya hilirisasi hasil riset Perguruan Tinggi ke Industri.
Tingkat kesiapan diukur dari seberapa matang teknologi dapat diterapkan
dan diadopsi oleh calon pengguna dan penguna. Persoalannya adalah
apakah hasil riset perguruan tinggi mampu menjawab masalah-masalah
dalam masyarakat, bermanfaat bagi peneliti sendiri atau inventor, atau
malah menimbulkan masalah baru. Sementara untuk mengukur kemajuan
dan daya saing bangsa, dilihat dari tingkat inovasi dan kemajauan teknologi
yang dihasilkan dari riset. Kerja riset adalah kerja intelektual. Artinya kerja
riset merupakan asset. Sebagai suatu asset, tentunya harus memberi manfaat
bagi pemiliknya. Dalam rezim Kekayaan intelektual hasil kerja intelektual
memiliki hak eksklusif baik yang bersifat moral, maupun ekonomi.

148
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Perlu kesamaan paradigma bahwa riset di Perguruan Tinggi harus mampu


menjawab tantangan global. Riset tidak hanya berakhir di ruang arsip untuk
menumpuk angka kredit dosen (peneliti). Ataupun berakhir dengan
pendaftaran kekayaan intelaktualnya saja. Misalnya Paten. Memang hak
Paten diperlukan untuk melegitimasi kebaruan dari ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ditemukan oleh inventor. Negara memberikan hak atas suatu
invensi yang dimohonkan. Ketika Negara telah memberikan hak tersebut,
maka kewajiban Negara menjaganya. Dan inventor berhak menggunakan
dan memanfaatkan invensinya. Negara telah memelihara data kebaruan dan
temuan inventor atas invensinya untuk waktu tertentu. Untuk apa sebuah
invensi dipelihara datanya dan dikeluarkan biaya pemeliharaan data
tersebut jika invensi tidak mempunai nilai manfaat, khususnya ekonomi.
Perlindungan untuk waktu tertentu diberikan oleh Negara dengan harapan
temuan tersebut mampu memberikan manfaat dan menghasilkan nilai
ekonomi berupa royalty dan kemanfaatan bagi kemaslahatan.
Dalam mewujudkan kesiapterapan pada komersialisasi di Perguruan
tinggi terdapat variasi level kesiapterapan teknologi. Ada 9 level
kesipaterapan teknologi. Namun sampai di level 9 pun terkadang masih sulit
untuk dipasarkan. Karena diperlukan kesiapan inovasi dan pabrikan atau
manufaktur. Kemudahan menjangkau pasar, keorganisasian/bentuk usaha,
pengembangan, resikoo dan kesiapan maufaktur adalah factor penting agar
suatu iptek dapat dimanfaatkan oleh industri.
Pembuat kebijakan harus mampu membuat kebijakan yang
terintegrasi dalam suatu kerjasama sinergis sesuai tugas dan fungsinya.
Kebijakan yang dibuat paling tidak harus saling menguntungkan ketiga
pihak yang menandatangani perjanjian tersebut.15 Memang diperlukan
upaya yang serius untuk mensejajarkan riset-riset di perguruan Tinggi
dengan riset di Industri. Seperti di didapat dari sebuh survey dari 122
Universitas di Taiwan bahwa terdapat 63 priduk yang diduga akan dapat
dihilirisasi ke pasar sesunguhnya. Menurut data yang terkumpul hanya 13
saja yang dapat berlaku dengan paten yang dapat dikomersialkan. Survei ini
juga mengungkapkan bahwa transfer pengetahuan dari universitas ke
industri sebagian besar tergantung pada mekanisme jangka pendek, pribadi
dan berbasis kontrak, daripada pada mekanisme pengembangan
kemampuan jangka panjang, organisasi formal, dan bersama.16 Kebijakan
universitas mengenai pemasaran belum mendukung. Padahal kebijakan
universitas mengenai pengelolaan kekayaan intelaktual penting untuk
mempromosikan penemuan-penemuan yang dimiliki oleh Universitas.

15
Agus Puji Prasetyono, Staf Ahli Menteri bidang Relevansi dan Produktivitas
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
16
Loc.Cit, Yuan-Chieh Chang, Ming-Huei Chen, Mingshu Hua, and Phil Y. Yang.

149
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kemudian selanjutnya menemukan pembeli atau user atas teknologi


tersebut.
Di Universitas Jambi misalnya, salah satu Universitas Negeri di
Indonesia, dari data yang di dapat pada Tahun 2019 sebanyak 694 judul
penelitian. Dipilih sebanyak 100 penelitian yang potensial komersial. Dan
dipilih kebali 30 judul penelitian yang dimohonkan hak patennya. Dari 30
judul yang masuk kriteria untuk didaftarkan patennya ada sebanyak 21. Dari
sebanyak 21 judul penelitian yang dikira dalayak untuk komersialiasasi dan
memenuhi prasyarat dengan level 9 TRL hanya 3 saja.17 Sementara produk
yang sudah dipasarkan dan komersial dari kurun waktu 2015 hingga 2018
ada 5 produk Iptek. Namun kendalanya adalah bahwa kelimanya belum
mendaftarkan hak patennya. Kebanyakan inventor menyatakan bahwa pasar
dan komersialisasi dipertimbangkan bukan untuk jangka panjang.
Sedangkan industri harus terus berkesinambungan dan inovatif. Sebagian
lagi mengemukakan bahwa Penelitian hanya untuk memenihi kewajiban
sebagai dosen peneliti, dan pada akhirnya hanya untuk memenuhi
kewajiban peolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat.
OwenSmith dan Powell berpendapat bahwa keputusan peneliti untuk
mengungkapkan invensinya dibentuk oleh persepsi mereka tentang manfaat
perlindungan paten. Juga, latar belakang dan pengalaman peneliti
menjelaskan kecenderungan untuk terlibat dalam kegiatan komersialisasi
yang menyoroti relevansi faktor penentu tingkat individu dalam hasil
perizinan universitas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan perlindungan
paten dan lisensi akademis, adalah penting, memahami pendorong utama
dan motivasi para peneliti untuk terlibat dalam kegiatan perlindungan
kekayaan intelektual dan dalam komersialisasi penemuan. Dan, di sisi lain,
penting untuk mengidentifikasi hambatan dan hambatan utama dalam
proses komersialisasi, untuk mengurangi atau menghilangkan dampaknya.18
Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual di Perguruan Tinggi sangat
penting untuk menuju pada pemanfaatan hasil penelitian yang berdaya
guna dan berhasil guna. Ada banyak manfaat dari Pengelolaan KI dan HKI,
yang pertama mampu memberikan strategi dan kerangka kerja serta kinerja,
yang mana ini juga bagian dari peningatan akreditasi. Kedua, dapat menjadi
trend peningkatan kualitas penelitian dan daya saing. Ketiga menjadi
strategi dalam rangka perolehan HKI yang cepat, seerhana dan efektif.
Karena lembaga pengelola penelitian di Indonesia pada umumnya
menjadikan HKI sebagai luaran utama. Keempat, menjadi strategi dalam
pembangunan system informasi/dokumentasi yang berkaitan dengan

17
Dwi Suryahartati, dkk, penelitian terhadap hasil-hasil riset di Universiats Jambi Tahun 2019.
18
Loc.ct. Ana Dias Daniel & Liliana Alves, p.11

150
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

aktivitas riset dan pengembangan. Kelima, menjadi strategi terhadap


pelayanan promosi dan komersialisasi asset-asset perguruan tinggi dari hasil
kegiatan riset dan pengembangan. Misalnya dengan ekspo hasil penelitian
dan penciptaan entrepreneur-entrepreneur dari dalam kampus. Keenam,
menjadi strategi terhadap peningkatan income generate/fund raising di
perguruan Tinggi, misalnya dengan pembagian royalty. Ketujuh, menjadi
strategi dalam rangka melakukan pelindungan dan advokasi serta mediasi
terhadap dugaan dan pelangaran HKI.
Mengenai pengelolaan KI, Pemerintah banyak mendesain program-
program insentif untuk aktivitas riset. Sejalan dengan itu dilakukan pula
program yang mendukung bagaimana agar hasil dari riset dapat dikelola
dan dimanfaatkan. Pengelolaan dan pemanfaatan hasil riset tidak serta merta
dapat dengan cepat dilakukan. Perlu waktu lama dan pembelajaran serta
pengembangan yang terus menerus untuk dapat masuk ke tahap
komersialisasi. Riset yang telah dipatenkan perlu diinkubasi sehingga bisa
siap digunakan dalam industri. Perlu ada penyiapan teknologi, studi
lapangan, contoh produk dan perencanaan bisnis yang matang. Jika telah
sampai pada tahap tersebut maka, barulah mempertemukan inventor
dengan investor. Artinya dalam melakukan riset, basis yang harus
dipikirkan adalah basis kekayaan intelektual dan basis “pasar”. Dalam hal
ini industri. Industri tentu tidak akan menggunakan hasil riset yang masih
belum siap pakai. Di sector industri, juga mempunyai kegiatan riset yang
arus utamanya adalah pasar. Sangat berbeda dengan budaya riset di
Perguruan Tinggi. Maka itulah perlunya sinergis antara sector indutstri
dengan perguruan tinggi.
Untuk sampai pada tahap komersialisasi diperlukan pemahaman
tentang kekayaan intelektual. Produk barang atau jasa yang telah masuk
pasar, sangat rentan terhadap peniruan, pembajakan, dan pelanggaran lain,
baik itu pelanggaran oleh competitor maupun pihak lain. Asset intelektual
inilah yang perlu mendapat perlindungan hukum. Berdasarkan data yang di
dapat, dari 500 jenis perdagangan barang dan jasa, 80 % adalah asset tak
berwujud, termasuk di dalamnya hasil-hasil riset yang telah mendapatkan
hak paten ataupun paten sederhana.
Salah satu perlindungan atas komersialiasasi hasil riset adalah dengan
lisensi. Lisensi merupakan pertimbangan dalam mengembangkan nilai
ekonomi suatu hasil riset melalui transfer teknologi. Saat ini berbicara
mengenai Hak Kekayaan Intelektial, tidak semata-mata membicarakan
hukum, namun juga membicarakan bisnis. Dengan lisensi, maka terdapat
akibat hukum yang melahirkan kewajiban finansial berupa royalty. Di
Indonesia telah diatur berbagai perundangan mengenai HKI yang mengatur
juga tentang lisensi untuk masing-masing jenis Kekayaan Intelektual seperti

151
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

hak cipta, hak paten, hak merek, rahasia dagang, varietas tanaman, desain
tata letak sirkuit terpada, desain industri. Alih teknologi memungkinkan
pengalihan hak kekayaan intelektual melalui lisensi yang berisi kontrak
perdata antara pemilik dan pemegang KI dengan pihak lain yang seharusnya
memperoleh manfaat ekonomi dari produk hasil riset yang bernilai KI
tersebut. Untuk akselerasi komersialisasi hasil riset, Pemerintah pusat dan
Pemerintah Daerah perlu membuat road map penelitian daerah sesuai
dengan potensi daerahnya masing-masing. Sehingga ada celah dan peluang
bagi hasil riset suatu perguruan tinggi di daerah untuk eksis dalam
memanfaatkan hasil risetnya sesuai dengan keunggulan daerahnya masing-
masing. Perusahaan-perusahaan di daerah perlu memberikan ruang bagi
hasil riset untuk dapat dihilirisasi. Dengan demikian antara industri dan
riset daerah memiliki sinergi dan harmonisasi untuk membangu Negeri.
Dengan itu pula itu, sebaiknya aktifitas riset diperguruan tinggi tidak boleh
menafikkan budaya industri.

KESIMPULAN
System KI dan HKI dalam mengoptimalkan pendapatan/royalty belum
optimal. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sistem KI di Indonesia
belum signifikan mendukung dan mendongkrak pendapatan dan royalty.
Hal tersebut dikarenakan terdapat perbedaan paradigma penelitian di
perguruan tinggi dengan industri. Sistem KI di Indonesia relatif baik, namun
pengelolaannya belum ramah pada peneliti. Khususnya diperguruan Tinggi
masih diperlukan kebijakan yang berorientasi pada pengelolaan hasil
penelitian. Jika peraturan mengenai KI bagi perguruan tinggi masih belum
baik maka tidak akan mungkin peneliti mendapatkan hak ekonomisesuai
dengan karsa dan karyanya. Bahkan ironisnya penelitiun tidak mendapatkan
honor atas aktivitas penelitiannya. Aktivitas penelitian dalam peraturan
perundangan walaupun paradigmanya luaran, namun administrasi
penelitian masih menghambat para penliti untuk berkreatifitas. Universitas
secara mandiri telah mengadakan kerjasama dan kemitraan untuk
mendorong penelitian dan inovasinya. Adapun regulasi dalam KI memiliki
system yang belum sejalan dengan aktivitas riset di Perguruan Tinggi.
Misalnya Paten, kewajiban hukum atas biaya pemeliharaan perlu
dipertimbangkan.
Untuk mengoptimalkan pendapatan/royalty atas hasil penelitian di
Perguruan Tinggi di Era Industri 4.0 diperlukan perlakukan khusus bagi
hasil penelitian dari Perguruan Tinggi untuk dapat bersaing dengan pasar
industri. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan dan pengelolaan hasil
penelitian di Perguruan Tinggi tidak melulu independen. Factor pebiayaan
dan penganggaran menjadi tantangan besar bagi hasil penelitian yang akan -

152
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

masuk ke pasar. System penganggaran, dan pelaporan juga menjadi


tantangan besar bagi para peneliti di Perguruan Tinggi. Saat ini regulasi
yang ada masih bersifat umum. Memang begigtu sulit mengejar budaya riset
industri. Karena factor pendukung riset industri sangat signifikan dan
langsung oreintasinya adalah pasar. Pada penelitian di perguruan tinggi,
pasar dan keuntungan bukanlah orientasi utama dalam riset. Sementara sifat
dari Kekayaan intelaktual adalah salah satunya pemanfaatan hak ekonomi.
Di sisi lain kementerian memberikan kebijakan untuk peningkatan inovasi,
namun di sisi lain masih kurang perhatian terhadap elemen pendukung hasil
penelitian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Puji Prasetyono, 2016 Staf Ahli Menteri bidang Relevansi dan
Produktivitas
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia.
Agus Sardjono, 2010, Hak Kekayaan Intelaktual, dan Pengetahuan
Tradisional, edisi ke-2, Bandung: Alumni
Ana Dias Daniel & Liliana Alves, 2019, University-industry technology transfer:
the commercialization of university’s patents, Knowledge Management
Research & Practice, https://doi.org/10.1080/14778238.2019.1638741
Budi Agus Riswandi dan Shabhi Mahmashani. 2009.Dinamika Hak
Kekayaan Intelaktual Dalam Masyarakat Kreatif, Yogyakarta : Total
Media, Cet. 1, Oktober
Budi Agus Riswandi, 2019 Pengelolaan Dan kelembagaan Sentra Ki dalam
Pelatihan HKI di UPGRIS, Agustus 2019, Semarang
Eddi Herjanto, Pemahaman Dan Penerapan Paten Di Balai Litbang
Industri
Understanding And Application Of Patent In Industrial R&D Institutions, Jurnal
Riset Industri, Vol. V, No. 1,
Febrian. 2019. Pentingnya Hasil Penelitian Perguruan Tinggi Dalam
Pembaharuan Hukum Nasional, Seminar Nasional Peran Riset
Terhubung dalam Pengembangan Hukum Nasional, Jambi 14
September 2019.
John Kirkland , 2008, University research management: an emerging profession in
the developing world , Technology Analysis & Strategic Management Vol.
20, No. 6, November 2008, 717–726 University research management:
an emerging profession in the developing world John
Kirkland∗Technology Analysis & Strategic Management Vol. 20, No.
6, November 2008, 717–726.

153
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Suyud Margono, 2010, Aspek Hukum Komersialisasi Aset Intelektual,


Bandung: Nuansa Aulia, cet.1.
Yuan-Chieh Chang, Ming-Huei Chen, Mingshu Hua & Phil Y. Yang (2005)
Industrializing Academic Knowledge In Taiwan, Research-Technology
Management, 48:4, 45-50 To link to this article:
http://dx.doi.org/10.1080/08956308.2005.11657324.
Sri Mulyani Indarwati saat di Soehana Hall The Energy Building, Jakarta, Rabu
(31/7/2019).
https://bisnis.tempo.co/read/1127898/perusahaan-asing-paling-banyak-
ciptakan-hak-paten-di-indonesia
https://kabar24.bisnis.com/read/20180403/20/779523/10-negara-pemasok-
paten-global- terbanyak-china-geser-posisi-jepang
https://ristekdikti.go.id/kolom-opini/sepak-terjang-hilirisasi-hasil
riset/#4ERj6s6el4HAgs1V.99
Lihat www.berita satu.co, Dirjen penguatan Riset dan Pengembangan ,
Muhammad Dimyati, 5 Masalah yang bikin riset di Indonesia
mandek, diakses 11 september 2019.

154
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Manajemen Maternal Dan Neonatal Pada Kasus Ibu Hamil


Yang Terinfeksi HIV/AIDS Di Kota Jambi

Herlambang, Amelia Dwi Fitri, Erny Kusdiyah


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi, Indonesia
Email: dwifitri.amelia@gmail.com

Abstrak
Penyakit HIV/AIDS masih merupakan salah satu penyakit yang menjadi
masalah kesehatan global dan menjadi salah satu perhatian khusus dalam
program Sustainable Development Goals (SDGs) 2016 poin ke 3. Di Provinsi
Jambi tercatat bahwa Pada tahun 2014 jumlah kumulatif kasus HIV dan
AIDS adalah 145 kasus HIV dan 59 AIDS. Penularan vertikal dapat terjadi
dari ibu yang terinfeksi HIV/AIDS kepada janin nya. Untuk meningkatkan
pengetahuan dari angka - angka epidemiologi terhadap luaran neonatus
yang dilahirkan dari ibu yang menderita HIV/AIDS karena di Indonesia
belum banyak diketahui, di Jambi Informasi ini belum ada. Adapun jenis
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pada penelitian ini
menggunakan 41 sampel. Pengambilan sampel menggunakan teknik total
sampling.Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
proporsi. Hasil penelitian dari 41 sampel didapatkan bahwa sebanyak 35
neonatus (85,4 %) dilahirkan dengan berat bayi lahir 2500 gram atau lebih ,
sebanyak 32 neonatus (100%) lahir dengan nilai APGAR score ( Asfiksia
neonatal ) APGAR 7-9, sebanyak 32 neonatus (78,1%) dilahirkan dengan cara
Seksio sesarea , 40 neonatus (97,6%) dilahirkan pada usia kehamilan diatas 36
minggu , Dan sebanyak 25 neonatus (60,1%) di lahirkan dari ibu yang
terinfeksi HIV/AIDS dengan jumlah sel CD4 lebih dari 350 sel/ml , sebanyak
41 neonatus (100%) dilahirkan tanpa infeksi HIV/AIDS. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa luaran Neonatus dari ibu hamil yang terinfeksi
HIV/AIDS di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi dilahirkan dengan berat
badan lahir normal , APGAR skor 7-9 (baik) , sebagian besar dilahirkan
secara Seksio Sesarea , dengan usia kehamilan 36 minggu atau lebih dari ibu
dengan kadar sel CD4 lebih dari 350 sel/ml dan tidak terinfeksi HIV/AIDS.

Kata Kunci : Luaran Neonatus, HIV/AIDS Pada Kehamilan

155
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia sehingga menyebabkan sistem pertahanan tubuh
manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun akan
menyebabkan tubuh manusia tidak mampu melawan infeksi dan penyakit,

sehingga muncul infeksi oportunistik. Infeksi HIV dapat berlanjut menjadi


AIDS. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala
dan tanda akibat sistem pertahanan tubuh yang menurun dan dapat
mengancam jiwa sehingga sampai saat ini menjadi perhatian yang serius
(WHO,2014).
Sampai saat ini penyakit HIV/AIDS masih merupakan salah satu
penyakit yang menjadi masalah kesehatan global dan menjadi salah satu
perhatian khusus dalam program Sustainable Development Goals (SDGs) 2016
point ke 3 Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi HIV/AIDS, tuberkulosis,
malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis,
penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya. Berdasarkan data
terakhir yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) dan United
Nation on HIV/AIDS (UNAIDS) 2013 jumlah penderita HIV di dunia mencapai
34 juta jiwa (WHO,2016)
Sedangkan di Indonesia, Menurut data yang dikeluarkan setiap tiga
bulan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit (Ditjen PP) dan
Penyehatan Lingkungan (PL) Kementrian Kesehatan RI melaporkan pada
triwulan pertama dan kedua tahun 2014 (Januari sampai Juni) terdapat terdapat
15.534 penderita HIV dan 1.700 penderita AIDS. Pada triwulan ketiga (Juli
sampai September) menambahkan angka yang besar yaitu 7.335 jiwa penderita
HIV dan 176 jiwa penderita AIDS, total dari 1 Januari - 30 September 2014
terdapat 22.869 penderita HIV dan 1.876 penderita AIDS.
Kasus HIV di Indonesia secara kumulatif sejak 1 April 1987 - 30
September 2014 sebanyak 150.296 jiwa, sedangkan untuk kasus AIDS berjumlah
55.799 jiwa, diantaranya adalah perempuan sebanyak 16.149 jiwa.Di Provinsi
Jambi HIV & AIDS menunjukkan trend penurunan setiap tahun. Pada tahun
2014 di Provinsi Jambi jumlah kumulatif kasus HIV dan AIDS adalah 145 kasus
HIV dan 59 AIDS. Kasus HIV dan AIDS terbanyak berada di Kota Jambi dengan
jumlah kasus masing-masing adalah HIV 85 kasus dan AIDS 43. Sedangkan
untuk Kabupaten/ Kota terendah pada tahun 2014 adalah Kabupaten Tebo dan

156
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kabupaten Sarolangun dengan jumlah kasus 1 orang dengan AIDS, serta


Kabupaten Tanjab Timur dengan 1 orang dengan HIV (Kemenkes, 2014).
Risiko penularan HIV dapat terjadi pada tenaga kesehatan saat menolong
persalinannya, risiko kematian ibu dan resiko pada janin yang dikandung dan
dilahirkan. Kelainan yang dapat terjadi pada janin adalah asfiksia neonatal,
berat badan lahir rendah, partus preterm, abortus spontan dan kematian
neonatal (CDC, 2017)
Untuk dapat lebih meningkatkan pengetahuan dari angka - angka
epidemiologi terhadap luaran neonatus yang dilahirkan dari ibu yang
menderita HIV/AIDS karena di Indonesia belum banyak diketahui, di Jambi
Informasi ini belum ada. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang manajemen maternal dan neonatal pada ibu hamil terinfeksi
HIV/AIDS di Kota Jambi.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif, melihat bagaimana manajemen
maternal dan neonatal dari ibu hamil yang terinfeksi HIV/AIDS di Kota Jambi.
Penelitian akan dilaksanakan di kota jambi dengan mengambil sampel di
seluruh Rumah Sakit di Kota Jambi. Penelitian dilaksanakan dari April-Oktober
2018. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan infeksi
HIV/AIDS di Kota Jambi. Semua ibu hamil dengan HIV/AIDS yang harus
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusI. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah Ibu hamil dengan infeksi HIV/AIDS dibuktikan dengan
hasil laboraturium dan melahirkan di Kota Jambi pada periode 2011-2018.
Kriteria Ekslusi Ibu hamil dengan infeksi HIV/AIDS atau janin meninggal
selama penelitian. Besar Sampel ditentukan dengan metode total sampling .
Pengambilan Sampel dilakukan dengan mengumpulkan catatan medik
dari ibu bersalin dengan infeksi HIV di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi
Tahun 2011 – 2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total
sampling . Mencatat register pasien di bagian Obstetri dan Ginekologi, kemudian
menyeleksi di bagian rekam medis. semua rekam medis yang menjadi sampel
dicatat dan pindahkan ke dalam tabel observasi. Kemudian ibu hamil dengan
HIV/AIDS diikuti perkembangannya hingga melahirkan di Kota Jambi

157
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Raden Mattaher dengan menggunakan
data sekunder Berkas Rekam Medik dan data primer Pasien Melahirkan
dengan Infeksi HIV/AIDS. Berdasarkan pengumpulan data pasien melahirkan
dengan infeksi HIV/AIDS yang telah dilakukan di RSUD Raden Mattaher hingga
Oktober 2018, pasien yang melahirkan dengan infeksi HIV/AIDS berjumlah 41
orang pasien diantaranya terdapat 32 pasien yang melahirkan dengan cara
Sectio Caesarea dan 9 pasien melahirkan dengan cara pervaginam.

Gambaran Berat Bayi Lahir pada neonatus yang dihasilkan dari ibu dengan
HIV/AIDS

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berat Bayi Lahir pada neonatus yang dihasilkan dari
ibu dengan HIV/AIDS
No Berat Bayi Lahir Frekuensi (n) Persentase (%)
1 < 2500 gram 6 14,6
2 ≥ 2500 gram 35 85,4
Total 41 100

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat dari hasil penelitian sebanyak 6


pasien (14,6 %) dilahirkan dengan berat bayi lahir kurang dari 2500 gram dan
sebanyak 35 pasien (85,4 %) dilahirkan dengan berat bayi lahir 2500 gram atau
lebih.

Gambaran Asfiksia pada Neonatus yang dihasilkan dari ibu yang


terinfeksi HIV/AIDS

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Asfiksia pada Neonatus yang dihasilkan dari ibu yang
terinfeksi HIV/AIDS
No APGAR Frekuensi (n) Persentase (%)
1. APGAR 0-3 0 0
2. APGAR 4-6 0 0
3. APGAR 7-9 41 100
Total 41 100

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat dari hasil penelitian sebanyak 41


pasien (100%) lahir dengan nilai APGAR score ( Asfiksia neonatal ) APGAR 7-
9.
158
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambaran Cara Persalinan pada neonatus yang dihasilkan dari ibu dengan
HIV/AIDS

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Cara persalinan pada neonates yang dihasilkan


dari ibu hamil yang terinfeksi HIV/AIDS
No Cara Persalinan Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Pervaginam 9 21,9
2. Sectio secarea 32 78,1
Total 41 100

Gambaran Usia Kandungan pada neonatus yang dihasilkan dari ibu dengan
HIV/AIDS

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Usia Kandungan pada neonatus yang dihasilkan


dari ibu dengan HIV/AIDS
No Usia Kehamilan Frekuensi (n) Persentase (%)
1. < 36 minggu 1 2,4
2. > 36 minggu 40 97,6
Total 41 100.0

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat dari hasil penelitian sebanyak 1
pasien (2,4%) dilahirkan pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan 40
pasien (97,6%) dilahirkan pada usia kehamilan diatas 36 minggu.

Gambaran Jumlah Sel CD4 pada ibu dengan HIV/AIDS yang


melahirkan neonatus

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jumlah Sel CD4 pada ibu dengan HIV/AIDS yang
melahirkan neonatus
No. Jumlah Sel CD4 Frekuensi (n) Persentase (%)
1. ≤ 350 sel/ml 7 17,0
2. > 350 sel/ml 25 60,1
3. Data Tidak Ada 9 21,9
Total 41 100

159
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat dari hasil penelitian sebanyak 7


pasien (17%) di lahirkan dari ibu yang terinfeksi HIV/AIDS dengan jumlah sel
CD4 kurang dari 350 sel/ml atau 350 sel/ml darah . Dan
sebanyak 25 pasien (60,1%) di lahirkan dari ibu yang terinfeksi HIV/AIDS
dengan jumlah sel CD4 lebih dari 350 sel/ml darah dan 9 pasien (21,9%)
dengan data jumlah sel CD4 yang tidak ada.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Luaran Neonatus
pada ibu hamil terinfeksi HIV/AIDS di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi
tahun 2018 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Berat Badan Bayi
Lahir dari ibu hamil dengan infeksi HIV/AIDS adalah rata-rata diatas 2500 gram
(normal), Semua bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HIV/AIDS
memiliki APGAR skor 7-9 (baik).
Cara Persalinan pada ibu yang terinfeksi HIV/AIDS di RSUD Raden
Mattaher adalah 78,1 % melahirkan dengan cara Seksio Sesarea, Ibu yang
Terinfeksi HIV/AIDS yang melakukan persalinan di RSUD Raden Mataher
Jambi Mempunyai Kadar CD4 lebih dari 350 sel/ml sebanyak 60,1%%
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada fakultas
kedokteran dan Universitas Jambi serta sebagai sumber informasi untuk bahan
materi yang dapat diajarkan ataupun ditambahkan dalam mata kuliah
HIV/AIDS pada kehamilan dan luaran neonatal Pada ibu hamil yang terinfeksi
HIV/AIDS . dan diperlukan penelitian selanjutnya untuk memantau keadaan
bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV

DAFTAR PUSTAKA
WHO. Human Immunodeficiency Virus HIV/AIDS: WHO, 2014. di unduh
dari: http://www.who.int/features/qa/71/en/
UNAIDS. Epidemiological fact sheet on HIV and AIDS Indonesia:
WHO,2016.
Direktorat Jendral PP dan PL Kementrian Kesehatan RI. Laporan Situasi
Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sampai dengan September 2014.
Jakarta, 2014.
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Profil Kesehatan Provinsi Jambi. Jambi:
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, 2014.

160
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan., Edition 4 ed. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo, 2010.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pencegahan
Penularan HIV dari Ibu ke Anak. Jakarta: KementrianKesehatan RI 2013.
Centers for Disease Control and Prevention. Basic information about
HIV/AIDS. 2017.
Kanabus A, Allen S. Dari Mana HIV berasal. Diambil dari:
http://childrenhivaids.wordpress.com/2010/03/03/darimana-hiv-berasal
Sofro MAU, Anurogi D. Kewaspadaan Universal dalam menangani penderita
HIV/AIDS. In: 5 Menit Memahami 55 Problematika Kesehatan.
Jogjakarta: D- Medika, 2013.
Strategi dan rencana aksi nasional penanggulangan HIV dan AIDS tahun 2010-
2014. Jakarta: Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, 2010.
UNAIDS. Global Report: State of epidemic. The global epidemic at glance.
Geneva, 2013.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2013. Jakarta: Departemen KesehatanRepublik Indonesia Direktorat
Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan., 2014:171.
Djoerban Z. Membidik AIDS Ikhtiar Memahami HIV dan ODHA. Yogyakarta:
Penerbit Galang Press, 2001.
Nursalam, Kurniawati Ninuk D. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi
HIV/AIDS. Jakarta: Penerbit Salemba Medika., 2007.
Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3 ed. Jakarta: Penerbit
Media Aesculapius, 2001.
Elvier. Abbas & Celluler and Moleculer Immunology. Google, 2005.Kusmiran
E. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika, 2013.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jendral. Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Pedoman Nasional Pencegahan
Penularan HIV dari Ibu ke Anak. Jakarta: Kementerian kesehatan RI,
2012.
Hinkoff HL. Maternal-Fetal Medicine Principles and Practice., 5 ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders, 2004.

161
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Nasronudin. HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis dan Sosial
Surabaya: Pusat penerbit dan Percetakan UNAIR,2012.
Merati TP DS. Respons imun infeksi HIV. Jakarta: Division of Allergy &
Clinical Immunology FKUI, 2009.
Gabbe SG, Nielbyl JR, Simpson JL. Maternal and Perinatal Infection.
Philadelphia: Churchill Livingstone, 2002
UNAIDS. Fast Facts About HIV Treatment Geneva (Switzerland), 2009.
Giles Michelle, Woekman C. Clinical Manifestasion and the Natural history of
HIV. Australia: GIV Managemenst in Australia a Guide for Clinical
Care., 2009.
Hinkoff HL. Maternal-Fetal Medicine Principles and Practice., 5 ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders, 2004.
Marino T. HIV in Pregnancy. Emedicine, 2010.
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Situasi HIV dan AIDS di Indonesia.
Jakarta, 2009.
Foster C, Lyall H. Current guidelines for the management of UK infants born
to HIV-1 infectes mothers. UK: Early Human Development, 2005.

162
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Eksistensi Hak Memungut Hasil Hutan Sebagai Hak Atas


Tanah Yang Bersifat Tetap Dalam Sistem Hukum Agraria
Nasional

Latifah Amir, Rustian Mushawirya


Fakultas Hukum, Universitas Jambi, Indonesia
Email: latifah_amir@unja.ac.id

Abstrak
Hak membuka lahan dan memungut hasil hutan merupakan salah satu hak
atas tanah yang diakui keberadaannya oleh UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Agraria (UUPA). Kedua hak ini lahir dari
kelembagaan hukum adat yang diakui merupakan salah satu sumber
meterril hukum agraria nasional. Namun hingga kini kedua hal tersebut
belum memiliki peraturan pelaksana lainnya seperti halnya hak-hak atas
tanah yang lain. Kondisi ini memicu lahirnya konflik-konflik pertanahan
antara masyarakat adat dengan pemilik hak atas tanah lainnya yang
mendasarkan kepemilikannya pada sistem sertifikasi tanah yang
diapandang memiliki kepastian hukum yang lebih kuat. Salah satu
masyarakat adat yang masih bergantung pada keberadaan kedua hak atas
tanah tersebut adalah masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) yang bermukim
di sebagian besar wilayah Kabupaten Sarolangun. Ketidakjelasan kedudukan
hak-hak atas tanah adat tersebut di dalam sistem hukum agaria nasional,
menjadikan keberadaan masyarakat SAD sering dipandang sebagai
perambah hutan dan kependudukan liar atas wilayah hutan negara. Oleh
karena itu, penelitian ini akan membahas permasalahan hukum tentang
bagaimana kedudukan hak memungut hasil hutan dan membuka lahan
tersebut dalam sistem hukum agraria nasional serta bagaimana dampak
keberlakuan hak-hak atas tanah tersebut terhadap kedudukan kesatuan
masyarakat hukum adat. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis
normatif terhadap bahan-bahan hukum yang diperoleh melalui penelitian
pustaka dan penelusuran literatur, dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan hukum dan interpretasi yang disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian. Analisis bahan hukum dilakukan secara induktif untuk nantinya
dinyatakan dalam bentuk kualitatif analitikal.

Kata Kunci : Hak Memungut Hasil Hutan, hak membuka lahan, , agraria

163
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah merupakan salah aset yang sangat vital dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu permasalahan yang menyangkut pertanahan harus
mendapat pengaturan yang demikian jelas agar terhindar dari berbagai
sengketa menyangkut kepemikikan dan penguasaan atas tanah. Hukum
pertanahan nasional, yang secara luas disebut dengan hukum agraria
nasional memiliki karaketristik yang unik karena dibentuk dan dibangun
dari sistem hukum yang pluralis, yakni hukum adat, hukum perdata barat
dan hukum Islam. Hal ini diakui di dalam isi Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Agraria (selanjutnya
disebut dengan UUPA), yang mengatur kelembagaan hukum tanah adat
sekaligus mengatur konversi keberadaan kelembagaan hukum tanah perdata
barat ke dalam hukum agrara nasional. Salah satu kelembagaam tersebut
adalah menyangkut hak atas tanah.
Ketentuan yang mengatur tentang jenis-jenis hak atas tanah adalah
Pasal 16 ayat (1) UUPA yang menyebutkan bahwa hak-hak atas tanah
adalah :
a. Hak milik;
b. Hak guna usaha
c. Hak guna bangunan
d. Hak pakai;
e. Hak sewa;
f.Hak membuka tanah
g. Hak memungut hasil hutan
h. Dan hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut di
atasn yang akan ditetapkan oleh undang-undang serta hak-hak
yang sifatnya sementara
Berdasarkan ketentuan di atas, maka terlihat bahwa hak membuka
tanah /lahan dan hak memngut hasil hutan merupakan bagian dari hak-hak
atas tanah yang bersifat tetap, dalam arti bahwa hak-hak atas tanah tersebut
akan tetap hidup dan diakui keberadaannya sepanjang UUPA masih
berlaku. Namun di dalam faktanya, hak membuka tanah dan hak memungut
hasil hutan hampir tidak memiliki kekuatan hukum apapun kaena tidak
adanya sistem pendaftaran tanah yang mengaturnya secara khusus, karena
pendaftaran tanah adalah salah satu lembaga hukum yang diadopsi oleh
UUPA dari sisten hukum barat, dimana lembaga ini berfungsi untuk
memberikan perlindungan hukum ,melalui adanya kepastian hukum yang
jelas.

164
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sementara hak membuka tanah dan memungut hasil hutan yang berasal dari
hukum tanah adat secara prinsip tidak mengenal sistem pendafatran tanah
(kadaster).
Konflik nilai dan asas yang melahirkan konflik norma di dalam UUPA
terhadap kedudukan hak membuka tanah dan memungut hasil hutan ini
pun kemudian sering berujung pada konflik dan sengketa penguasaan tanah
khususnya yang berkaitan dengan masyarakat adat dan pemerintah yang
dipandang memberikan perlindungan kepada pihak swasta pemilik hak
Guna Usaha di wilayah hutan negara yang selama ini menjadi wilayah
hukum adat kesatuan-kesatauan masyarakat hukum adat tertentu seperi
halnya kesatuan masyarakat hukum adat Suku Anak Dalam.
Masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) adalah salah satu kesatuan
masyarakat adat yang memiliki karaketristik hidup secara nomaden, dimana
mereka tidak memiliki budaya untuk hidup menetap melainkan berpindah-
pindah sesuai dengan musim dan kebutuhan tertentu. Masyarakat ini
menggantungkan hidupnya dari keberadaan hutan-hutan adat yang selama
ini diyakini dan diakui oleh mereka sebagai bagian dari wilayah adat
dimana mereka bertempat tinggal. Namun tidak ada batas dan jarak tertentu
yang menjadi patokan atau tolok ukur terhadap keberadaan luas wilayah
hutan adat yang menjadi wilayah domisili mereka, oleh karena itu,
keberadaan masyarakat SAD sering kali dipandang sebagai masyarakat
perambah hutan dan dikelompokkan sebagai perusak hutan dan
lingkungan.
Di sisi lain, hukum lingkungan dan hukum sumber daya alam,
khususnya yang mengatur tentang hutan melalui UU Nomor 32 Tahun 2009
tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup serta UU Nomor
44 tahun 1999 tentang Kehutanan, memberikan hak-hak atas penguasaan
dan pengelolaan hutan kepada pihak swasta melalui kepemilikan hak guna
usaha maupun hak Pengelolaan Hutan (HPH) dan hak atas Hutan Tanaman
Industri (HTI). Keberadaan hak-hak yang terkait pada pengelolaan dan
pengusaan hutan ini kemudian menjadikan wilayah masyarakat adat SAD
menjadi kian menyempit, dan membatsi gerak masyarakat ini untuk
menjalani pola hidup nomaden yang sekian lama menjadi bagian dari
budayanya. Melalui UU Kehutanan yang memberikan hak penguasaan dan
pengelolaan atas hutan sedemikian kuat pada para pengusaha dalam
wilayah yang jelas, melahirkan konflik-konflik sosial terhadap penguasaan
hutan yang bersangkutan.

165
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Permasalahan
Konflik dan sengketa sosial maupun hukum yang melibatkan masyarakat
SAD dan penduduk lainnya, maupun dengan pihak pengusaha pemegang
HPH dan /atau HTI terhadap penguasaan hutan dan/atau dengan hasil-
hasilnya merupakan latar belakang dan titik anjak penelitian yang akan
dilakukan. Dan untuk membatasi pembahasan penelitian agar menjadi lebih
terarah dan fokus, maka dirumuskanlah beberapa rurmusan penelitian
sebagai berikut:
a. Bagaimanakah kedudukan hak memungut hasil hutan yang dimiliki
masyarakat adat, di dalam sistem hukum agraria nasional ?
b. Apa sajakah kebijakan yang harus dilakukan oleh Pemerintah daerah
sebagai upaya memberikan perlindungan hukum terhadap
masyarakat adat atas hak memungut hasil hutan ?

TINJAUAN PUSTAKA
Kedudukan teori hukum yang berada di antara dogmatika hukum dan
filsafat hukum memberikannya fungsi sebagai jembatan penghubung di
antara keduanya1. Teori hukum ini nantinya akan dipergunakan sebagai
landasan dalam pembuatan maupun dalam penerapan hukum termasuk di
dalam mengevaluasi efektifitas hukum yang berlaku pada masyarakat
tertentu. Penelitian ini akan bersandar pada teori tentang Negara
Kesejahteraan (Welfare state Theory) dan Teori tentang hak asasi manusia dan
teori tentang Otonomi Daerah dan Good Governance.
Bab ini pun akan memberikan gambaran tentang keberadaan SAD
yang berada di wilayah Provinsi Jambi.

Teori Negara Hukum Kesejahteraan


Konsep Negara Kesejahteraan menjadi landasan kedudukan dan
fungsi pemerintah (bestuurfunctie) dalam Negara-negara modern. Negara
kesejahteraan merupakan antithesis dari konsep Negara hukum formal
(klasik) yang didasari pada pemikiran untuk melakukan pengawasan yang
ketat terhadap penyelenggaraan kekuasaan Negara, khususnya eksekutif.
Istilah Negara kesejahteraan (welfare state ) dipersamakan dengan istilah the
caring state oleh van Caenegem.2
The caring state or welfare state does not see its only role in creation of a legal
framework for flourishing laissez-faire, but want to intervene in economic life, create
or at least stimulate prosperity, distribute equally and provide for everyone an
existence that is not only legally but also economically safe. It is, however, clear that

1
Peter Mahmud Marzuki; 2010; Pengantar Ilmu Hukum; Kencana Prenada Media Grup; Jakarta; hlm.
20
2
M. Riawan Tjandra ; 2008; Hukum Administrasi Negara; Raja Grafindo Persada; Jakarta, hlm 7-8

166
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

of the state is supposed to look after everything and everyone, everybody will come to
depend on the state and its political and bureaucracy elite.
Pendapat dari dalam negeri mengenai konsep Negara kesejahteraan ini
dikemukakan oleh Jimly Asshidiqi, yang dikutip oleh Riawan Tjandra, yang
mnyebutkan bahwa dalam sebuah Negara kesejahteraan maka Negara
dituntut untuk lebih memperluas tanggung jawabnya dan melakukan
intervensi terkait masalah sosial ekonomi yang dihadapi rakyat. Intervensi
tersebut meliputi kegiatan-kegiatan yang sebelumnya berada di luar
jangkauan fungsi pemerintah yakni ketentuan-ketentuan di bidang
pelayanan sosial kepada individu maupun keluarga dalam hal-hal khusus,
seperti social security, kesehatan, kesejahteraan sosial, pendidikan dan
pelatihan serta perumahan.
Ciri-ciri pokok dari suatu welfare state3 sebagai berikut:
a. Pemisahan kekuasaan berdasarkan trias politica dipandang
tidak prinsipiil lagi. Pertimbangan efisisensi kerja lebih penting
daripada pertimbangan dari sudut politis, sehingga peranan
organ-organ eksekutif lebih penting daripada organ-organ
legislatif.
b. Peranan Negara lebih meluas dengan aktif berperan dalam
penyelenggaraan kepntingan rakyat di bidang-bidang sosial,
ekonomi dan budaya, sehingga sebuah perencanaan (planning)
merupakan alat yang penting dalam welfare state.
c. Welfare state merupakan Negara hukum materiil yang yang
mementingkan keadailan sosial dan bukan persamaan formil.
d. Sebagai konsekuensinya, hak milik tidak lagi dianggap sebagai
hak yang mutlak tetapi mempunyai fungsi sosial.
e. Adanya kecenderungan bahwa peranan hukum publik
semakin penting dan semakin mendesak peranan hukum
privat yang disebabkan semakin luasnya peranan Negara
dalam kehiudpan sosial, ekonomi dan budaya.
Salah satu karakteristik Negara kesejahteraan adalah kewajiban
pemerintah untuk mengupayakan kesejahteraan umum atau bestuurszorg.
Bagir Manan, dikutip oleh Ridwan, menyebutkan bahwa dimensi sosial
ekonomi dari Negara berdasar hukum adalah berupa kewajiban Negara atau
pemerintah untuk mewujudkan dan menjamin kesejahteraan sosial
(kesejahteraan umum) dalam suasana sebesar-besarnya kemakmuran
menurut azas keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Dimensi inilah yang secara
spesifik melahirkan apa yang dikenal dengan paham Negara Kesejahteraan.
Dan bila melihat rumusan kewajiban Negara/pemerintah dalam Negara

3
M. Riawan Tjandra, ibid, hlm 12

167
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

kesejahteraan tersebut maka dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan


sebuah Negara kesejahteraan karena tugas pemerintah tidaklah semata-mata
hanya di bidang pemerintahan saja, melainkan harus juga melaksanakan
kesejahteraan sosial dalam rangka mencapai tujuan Negara yang kemudian
dijalankan melalui pembangunan nasional.
Teori Welfare state ini akan menjadi landasan teoritis dalam
menganalis tanggung jawab negara terhadap jaminan keberlangsungan
hidup warga negaranya melalui pembentukan dan pengaturan hukum yang
berkeadilan, bermanfaat dan mampu memberikan kepastian hukum.

Teori tentang Hak-Hak Adat dan Kearifan Lokal


Hak-hak yang dimiliki masyarakat adat di dalam wilayah Indonesia pada
prinsipnya merupakan bagian dari suatu hak asasi yang dikelompokkan ke
dalam hak asasi manusia generasi ketiga. Konsep hak asasi generasi ketiga
merupakan suatu gagasan hak asasi yang berkorelasi dengan hak
“solidaritas” atau hak “bersama” dan hak atas pembangunan yang
disuarakan oleh negara-negara dunia ketiga. Atas dasar hak inilah maka
negara-negara dunia ketiga menuntut tatanan ekonomi dan hukum
internasional yang kondusif bagi terjaminnya hak-hak yang kemudian
digolongkan ke dalam hak asasi generasi ketiga yakni:
a. Hak atas pembangunan;
b. Hak atas perdamaian;
c. Hak atas sumber daya alam sendiri;
d. Hak atas lingkungan hidup yang baik; dan
e. Hak atas warisan budaya sendiri4
Hak-hak asasi tersebut pada prinsipnya telah tercantum di dalam
UUD 1945, (Pasal 28 H dan Pasal 32) baik secara implisit maupun secara
explisit. Hak atas sumber daya alam sendiri, yang berkorelasi erat dengan
hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang bagi masyarakat-
masyarakat adat tertentu, seperti masyarakat SAD, merupakan suatu
warisan budaya sendiri yang telah menjadi bagian dari siklus kehidupan
anggota masyarakat adat tersebut. Kewajiban Negara, yang diselenggarakan
oleh Pemerintah, wajib memberikan perlindungan hukum atas pemenuhan
hak-hak asasi tersebut melalui peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan dan melalui berbagai tindakan/perbuatan hukum administrasi
negara lainnya.
Tanah sebagai bagian dari unsur terpenting kehidupan masyarakat
adat, memilki fungsi tidak saja sebagai bagian dari perikehidupan, tetapi

4
Ibid hlm. 16

168
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

juga memiliki nilai magis tertentu. Oleh karena itu kepemilikan tanah
merupakan menjadi hak milik tertingi yang dimiliki masyarakat adat.
Hak aats tanah adat, dipandang sebagai bagian dari persekutuan yang
erat dengan suatu persekutuan hukum yang berada di atas tanah tersebut,
inilah yang disebit dengan religio magis. Tanah, tumbuh-tumbuhan , dan
mahlkuk hidup yang ada di atasnya merupakan satu kesatuan ekosistem
yang tidak dapatdipisahkan keberadannya, Masyarakat adat sebagai wrga
persekutuan hukum di wilayah ulayat kehutanan merupakan subyek
hukumyang mempunyai peranan besar dalam memelihara dan mengelola
wilayah ulayat kehutanan tersebut harus mendapat ijin dari kepala adat
dengan kewajiban membayar uang pemasukan dan tidak merugikan
kepentingan masyarakat adat setempat.
Tanaman, yang tumbuh di atas tanah/hutan adat pada prinsipnya akan
tunduk pada pengaturan di dalam UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan, maka penyelenggaraa kehutan bertujuan untuk sebesar-
besaranya kemakmuran rakyat yang berkeadialn dan berkelanjutan. Ini
berarti berarti penyelenggaraan atau pengelolaan kehutanan harus tetap:
a. Menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan
sebaran yang proporsional;
b. Mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi
konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi untuk mencapai
manfaat lingkungan social, budaya, dan ekonomi yang seimbang
dan lestari
c. Meningkaykan daya dukung daerah aliran sungai;
d. Meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan
keberadaan masyarakat secar partisipatif, berkeadilan, dan
berwawasan lingkungan sehingga mampu menciptakan ketahanan
social dan ekonomi serta ketahanan terhadap akibat perubahan
eksternal; dan
e. Menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan,5

Teori tentang Perlindungan Hukum


Konsep perlindungan hukum diartikan sebagai “legal protection of the
individual in relation to acts of administrative authorities”6
Konsep Perlindungan hukum merupakan gambaran dari bekerjanya
fungsi hukum untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum, yakni keadilan,

5
Bambang Daru Nugroho;2015; Hkum Adat, Hak Menguasai Negara Atas Sumber Daya ALam
Kehutanan & Perlindungan Terhadap MAsyarakat Hukum Adat; Refika Utama; Bandung; hlm.87.
6
Philipus M. Hadjon; 1987; Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia; PT Bina Ilmu; Surabaya;
hlm. 1

169
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

kemanfaatan dan kepastian hukum. Perlindungan hukum adalah suatu


perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum sesuai dengan aturan
hukum, baik itu yang bersifat preventif (pencegahan) maupun dalam bentuk
yang bersifat represif (pemaksaan), baik yang secara tertulis maupun tidak
tertulis dalam rangka menegakkan peraturan hukum.
Menurut Prof. Philipus M. Hadjon , bahwa perlindungan hukum
bagi rakyat atau seseorang meliputi dua hal, yakni “
a. Perlindungan Hukum Preventif, yakni bentuk perlindungan
hukum dimana kepada rakyat atau seseorang diberi kesempatan
untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu
keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif;
b. Perlindungan Hukum Represif, yakni bentuk perlindungan hukum
dimana lebih ditujukan dalam penyelesian sengketa.”7
Berdasarkan dua kategori perlindungan hukum di atas, maka
pengertian perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan
terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat
preventif maupun yang bersifat represif yang bertujuan melindungi hak-hak
masyarakat (rakyat) dari perbuatan pemerintah yang menimbulkan kerugian
pada masyarakat tersebut. Pada perlindungan hukum yang preventif,
kepada rakyat diberikan kesempatan untuk mengajukan keberaan (inspraak)
atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk
yang definitif. Perlindungan hukum preventif bertujuan untuk mencegah
terjadinya sengketa hukum. Sementara perlindungan hukum yang bersifat
represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.
Perlindungan hukum yang bersifat preventif akan memberikan
dorongaan dan motivasi kepada pemerintah untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan suatu tindakan pemerintah khususnya yang dilakukan atas
dasar suatu diskresi.
Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari
fungsi hukum, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu
keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian serta
kebahagian.
Prinsip-prinsip perlindungan hukum di Indonesia harus didasarkan
pada Pancasila sebagai rechtidee sekaligus sebagai statefundamentalsnorm.
Oleh karena itu konsep perlindungan hukum yang diberikan harus
memperhatikan aspek-aspek yang terkandung di dalam Pancasila secara
keseluruhan, yakni perlindungan terhadao harkat dan martabat
kemanusiaan secara holistik.

7
.ibid

170
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Perlindungan hukum yang dimaknai sebagai perlindungan dan pemenuhan


hak-hak asasi manusia, haruslah dipandang dalam konsep HAM Pancasila,
yang juga sarat dengan nilai-nilai persatuan atas keberagaman yang terjadi.

METODE PENELITIAN
Bentuk dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dalam arti bahwa yang
akan menjadi obyek penelitian adalah berbagai peraturan perundang-
undangan terkait perlindungan hukum terhadap hak memungut hasil hutan
oleh masyarakat adat, yang dikorelasikan dengan fakta-fakta
kemasyarakatan yang terkait pada obyek penelitian, yang nantinya akan
didasarkan pada konsep penelitian dengan pendekatan paradigmatik
hermeneutik8. Konsep hermeneutika hukum dalam hal ini ditampilkan
dalam kerangka pemahaman lingkaran spiral hermeneutika (cyrcle
hermeneutics) yaitu berupa proses timbal balik antara kaedah-kaedah dan
fakta-fakta9..

Sumber dan Bahan Penelitian


Penelitian ini membutuhkan bahan-bahan penelitian yang disebut dengan
bahan-bahan hukum yang bersifat normatif-preskriptif yang akan dilengkapi
dengan fakta kemasyarakatan yang bersifat empiris-preskriptif.10
Penelitian ini tetap beranjak dari aspek normatif-preskriptif, dalam hal
ini adalah permasalahan hukum yang berkaitan dengan substansi hukum
positif (ius constitum), sehingga membutuhkan bahan hukum yang dapat
diklasifikasikan sebagai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif
artinya mempunyai otoritas yang terdiri dari perundang-undangan, catatan-
catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan
putusan-putusan hakim. Sementara bahan hukum sekunder berupa semua
publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen resmi11, serta
dibantu dengan bahan hukum tertier, sebagai bahan hukum penunjang 12
yang mencakup bahan-bahan yang memberikan petunjuk terhadap bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder.

8
Soetandyo Wignjosoebroto; 2002; Hukum, Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya; Penerbit
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM); Jakarta, hlm. 104
9
Jazim Hamidi; 2005; Hermeneutika Hukum; UII Press; Yogyakarta; hlm. 49
10
Bernard Arief Sidharta; 2000; Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum; Mandar Maju; Bandung;
hlm. 193
11
Peter Mahmud Marzuki; opcit; hlm 181
12
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji; 2011; Penelitian Hukum Normatif; cetakan ke 13;
RadjaGarfindo Persada; Jakarta; hlm 33

171
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Bahan-bahan hukum yang diperlukan tersebut diperoleh melalui teknik


penelitian pustaka (library research) baik melalui teknik konvensional seperti
mengunjungi perpustakaan atau mendatangi kantor/instansi terkait maupun
dengan tekhnik elektromedia yakni dengan mempergunakan mekanisme
browsing internet.

Pengolahan Bahan-Bahan Hukum


Pengolahan bahan hukum yang bersifat normative-preskriptif dilakukan
dalam tahapan-tahapan pengolahan bahan hukum13, yakni meliputi Tataran
tekhnis , tataran teleogis , dan tataran sistematisasi eksternal yang dilakukan
dengan sistem didentifikasi, klasifikasi dan analisis secara deduktif, dengan
menggunakan pendekatan penelitian hukum berupa pendekatan
konseptual, pendekatan perundang-undangan, dan pendekatan kasus, serta
untuk memdapatkan pemahaman yang menyeluruh dilakukan berbagai
interprestasi hukum yakni interpretasi teleologis, sistematis, dan sosiologis.

Analisis Bahan-Bahan Penelitian


Bahan-bahan hukum yang bersifat normatif-preskriptif akan dianalisis
menggunakan metode normatif/doktrinal yakni suatu metode doktrinal
dengan optik preskriptif dalam menemukan kaedah hukum yang
menentukan apa yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab
Pemerintah Kabupaten Sarolangun berdasarkan kerangka tatanan hukum
yang berlaku dengan selalu mengacu pada positivitas, koherensi, keadilan,
dan martabat manusia, yang dalam implementasinya akan memanfaatkan
metode dan produk penelitian ilmu-ilmu sosial14.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kedudukan Hak Memungut Hasil Hutan yang dimiliki Masyarakat Adat, di
dalam Sistem Hukum Agraria Nasional
Hukum adat dalam Pembangunan Hukum Nasional
Dalam pembangunan hukum tanah nasional hukum adat merupakan
sumber utama dalam membuat konsep- konsep dalam hukum agrarian,
asas-asas dan lembaga hukumnya untuk dirumuskan dalam norma hukum
yang tertulis yang di susun menurut system hukum adat. Konsespsi yang
mendasari hukum Tanah Nasional yang berasal dari hukum adat adalah
yaitu konsepsi komunalistik relegius, yang memungkinkan penguasaan
tanah secara individual dengan hak- hak atas tanah yang bersifat pribadi
sekaligus mengandung unsur kebersamaan.15
13
Periksa Bernard Arief Sidharta ;op cit; hlm. 149-153
14
Bernard Arief Sidharta; op cit; hlm. 218
15
M.Arba, 2016., Hukum Agraria Indonesia, Penerbit Sinar Grafika ,

172
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sifat komunalististik dalam hukum tanah adat mengenal adanya tanah


ulayat yang merupakan hak bersama dari para warga masyrakat hukum
adat yang hanya boleh di kelola dan di nikmati hasilnya tatapi tidak boleh di
perjual belikan kecuali dengan persetujuan masyarakat hukum adatnya.
Konsep dan asas hukum yang dipakai dalam hukum adat ini di
tuangkan dalam hukum tanah nasional sebagaimana yang dituang dalam
Pasal 1 ayat (2) UUPA yang menyatakan bahwa :” seluruh bumi, air dan
ruang angkasa ,termasuk ke kayaan alam yang terkandung di dalam wilayah
Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, adalah bumi, air
dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional.
Dengan konsep yang didasari oleh konsep dan asas dari hukm adat
yang dituangkan dalam Hukum tanah nasional berarti masyarakat Indonseia
boleh menikmati kekayaan Indonesia atas bumi,air ,dan ruamg angkasa
dalam wilayah Indonesia.
Karena hukum Tanah nasional yang bersumber dari Asas Hukum
adat dan asas tersebut tercantum dalam hukum nasional yang merupakan
aturan dalam pengelolaan dan penguasaan tanah baik secara kelompok
maupun perorangan.
Tanah Ulayat dan Hak Ulayat
Tanah
Sampai kini hanya ada satu bumi yang mampu mendukung kehidupan
umat manusia. Walaupun orang sudah sampai ke bulan dan dapat hidup di
ruang angkasa dan bulan, namun belum ditemukan tempat lain yang dapat
mendukung kehidupan secara wajar, kebutuhan mereka masih tetap dipasok
dari tanah yang ada di bumi.
Tanah dalam makna hukum adalah bahagian dari dan melengket
pada permukaan bumi. Untuk kehidupannya manusia sebagai individu
maupun kelompok sampai kini belum dapat melepaskan diri dari tanah
untuk berbagai keperluan, karena tanah merupakan :
1. tempat untuk mencari kebutuhan hidup manusia, seperti tempat
berburu, memungut hasil hutan, areal pertanian, peternakan,
pertambangan, industri, dsb.
2. tempat berdirinya persekutuan hukum adat, kabupaten/kota.
Propinsi dan negara serta merupakan tempat tinggal dan tempat
mencari kehidupan warganya
3. harta kekayaan yang sangat berharga yang bersifat tetap, karena
tanah walau apapun yang terjadi padanya tidak akan mengalami
perubahan
4. salah satu alat pemersatu persekutuan, bangsa dan negara
5. harga diri dari suatu persekutuan, bangsa dan negara serta
warganya

173
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

6. tempat dikebumikannya warga yang telah meninggal


7. tempat bermukimnya roh-roh pelindung persekutuan.

Hak
Hak berasal dari bahasa Arab yang artinya benar atau kebenaran. Dalam
bahasa hukum dewasa ini istilah hak dipadankan dengan istilah recht
(Belanda) dan right (Inggris). Hak adalah kekuasaan yang dilindungi dan
diberikan oleh hukum kepada subyek hukum (manusia dan badan hukum)
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu terhadap obyek hukum
tertentu (benda) atau untuk meminta, termasuk menuntut, subyek hukum
lain melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dengan demikian terdapat
dua macam hak, yaitu hak subyek hukum terhadap obyek hukum (zakelijk
recht), seperti kekuasaan orang terhadap tanah, rumah dan pakaian yang
dimilikinya dan hak subyek hukum terhadap subyek hukum lain (persoonlijk
recht) seperti hak anak terhadap ayah, buruh terhadap majikan, dsb16

Hak Ulayat
Menurut Bachtiar Abna pada awalnya manusia sebagai makhluk sosial
hidup secara nomaden dengan berpindah-pindah dalam suatu kawasan
tertentu secara melingkar. Mereka mengembara secara berkelompok,
tergantung pada ketersediaan bahan makanan. Bila bahan makanan di utara
habis, mereka bergerak ke timur, terus ke selatan dan barat. Bila di utara
telah berbuah lagi mereka kembali ke utara. Pada setiap tempat yang dilalui,
mereka selalu memberi tanda dan mengawasi wilayah itu, sehingga orang
atau kelompok lain tidak diperkenankan lagi memasuki wilayah itu tanpa
izin kelompok mereka.Pada saat mereka masih mengembara itu, baru ada
dan terjalin hubungan yang bersifat religio-magis antara kelompok dengan
tanah-tanah dalam wilayah pengembaraan. Masing-masing anggota
kelompok merasa berhak secara bersama dengan warga kelompoknya yang
lain terhadap semua bidang tanah dalam wilayah itu. Saat itu belum ada hak
perseorangan dari anggota tertentu terhadap bidang tanah tertentu, yang
ada hanya hak kelompok/persekutuan.
Sebagaimana di kemukan oleh Bachtiar Abna bahwa hak kelompok
dan hak persekutuan ini tidak bisa berubah menjadi hak milik yhak yang di
peroleh hanya hak menguasai dan hak pengeloaan. Hak hak seoperti nin lah
yang di konversi oleh UUPA shingga negara bukan sebagai pemilik tetapi
hanya hak menguasai untuk penyelengggaraan kepentingann umum.

16
Bachtiar Abna , Pengelolaan Tanah Negara dan Tanah Ulayat, 2007 Masukan Dalam Lokakarya
regional badan perencanaan Pembangunan nasinal kementerian Negara Perencanaan dan
Pembanguanan.

174
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Menurut Surojo Wignjodipuro, hak persekutuan atas tanah ini disebut hak
pertuanan. Hak ini oleh Van Vollenhoven disebut ‘beschikkingsrecht’. Istilah
ini dalam bahasa Indonesia merupakan suatu pengertain yang baru, satu dan
lain karena dalam bahasa Indonesia (juga dalam bahasa daerah-daerah)
istilah yang dipergunakan semuanya pengertiannya adalah lingkungan
kekuasaan, sedangkan ‘beschickkingsrecht’ itu menggambarkan tentang
hubungan antara persekutuan dan tanah itu sendiri. Kini lazimnya
dipergunakan istilah ‘hak ulayat’ sebagai terjemahannya ‘beschikkingsrecht’.
Istilah-istilah daerah yang berarti lingkungan kekuasaan, wilayah kekuasaan
ataupun tanah yang merupakan wilayah yang dikuasai persekutuan adalah
a.l. ‘patuanan’ (Ambon), ‘panyampeto’ (Kalimantan), ‘wewengkon’ (Jawa),
‘prabumian’ (Bali), ‘pawatasan’ (Kalimantan), ‘totabuan’ (Bolaang
Mangondow), ‘limpo’ (Sulawesi Selatan), ‘nuru’ (Buru), ‘ulayat’
(Minangkabau).17
Contohnya di Minang Kabau Istilah wilayat, awalnya digunakan di
Minangkabau, berasal dari bahasa Arab ‘wilayatun’, artinya suatu areal yang
cukup luas yang dikuasai oleh sekelompok orang yang merupakan
persekutuan, baik genealogis maupun teritorial. Sebelum masuk Islam,
sesuai dengan pepatah adat, ‘tanah nan sabingkah, ilalang nan saalai, capo
nan sabatang pangulu nan punyo’ istilah yang digunakan adalah ‘punyo’
kami, yang berasal dari kata ‘mpu’ artinya pengurus dan ‘nyo’ artinya ‘nya’,
jadi ‘yang mengurusnya’. Sebagai hak dari suatu persekutuan, hak ulayat itu
merupakan hak yang terletak di lapangan hukum publik yang berisi :
1. kekuasaan persekutuan untuk mengurus dan mengatur
peruntukan, persediaan dan pencadangan semua bidang-bidang
tanah dalam wilayah persekutuan (kewenangan menetapkan
masterplan);
2. kekuasaan persekutuan untuk mengurus dan menentukan
hubungan hukum antara warga persekutuan dengan bidang tanah
tertentu dalam wilayah persekutuan (kewenangan pemberian izin /
hak atas tanah)
3. kekuasaan persekutuan untuk mengurus dan mengatur hubungan
hukum antar warga persekutuan atau antara warga persekutuan
dengan orang luar persekutuan berkenaan dengan bidang-bidang
tanah dalam wilayah persekutuan (izin-izin transaksi yang
berhubungan dengan tanah)18

17
ibid
18
Ibid.

175
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tanah Ulayat
Tanah ulayat adalah suatu bidang tanah yang padanya melengket hak ulayat
dari suatu persekutuan hukum adat. Dengan demikian untuk menentukan
apakah suatu bidang tanah tertentu adalah tanah ulayat atau bukan,
pertama-tama kita harus memperhatikan apakah ada persekutuan hukum
adat yang berkuasa atas tanah itu. Persekutuan hukum adat sering pula
disebut orang sebagai masyarakat hukum adat, namun persekutuan hukum
adat bukanlah sekedar sekelompok orang yang berkumpul saja. Persekutuan
hukum adat adalah sekelompok orang ( lelaki, perempuan, besar, kecil, tua,
muda, termasuk yang akan lahir) yang merasa sebagai suatu kesatuan yang
utuh, baik karena faktor genealogis, teritorial maupn kepentingan,
mempunyai struktur organisasi yang jelas, mempunyai pimpinan,
mempunyai harta kekekayaan yang disendirikan, baik berujud maupun
yang tak berujud.
Dengan demikian ada tiga bentuk persekutuan hukum adat, yakni 1.
genealogis, seperti suku dan paruik di Minangkabau, marga di Tanah Batak,
Klebu di Kerinci; 2. teritorial seperti desa di Jawa dan Bali, dusun dan marga
di Sumatera Selatan, dan 3. genealogis teritorial, seperti nagari di
Minangkabau.
Negara Indonesia yang terbentuk dari bersatunya masyarakat hukum
adat (adatrecht gemeenschap) menjadi wilayah hukum adat (adat recht kringen),
dapat dipandang sebagai suatu masyarakat hukum juga, sehingga hak
negara atas seluruh wilayah negara yang sekarang disebut dengan “hak
menguasai negara” dapat disebut sebagai hak ulayat negara dan seluruh
tanah dalam teritorial Indonesia disebut dengan istilah tanah ulayat negara.
Isi dari hak ulayat masyarakat hukum adat seperti telah diuraikan di atas
identik dengan isi hak menguasai negara seperti dimuat dalam Pasal 2 ayat
(2) UUPA.19
Sesuai dengan Pasal 5 UUPA, Hukum agraria yang berlaku atas bumi,
air dan ruang angkasa ialah hukum adat, sepanjang tidak bertentangan
dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas persatuan
bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan-peraturan yang
tercantum dalam Undang-undang ini dan dengan peraturan perundangan
lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan unsur-unsur yang bersandar
pada hukum agama.
Di dalam hukum tanah adat, berlaku sistem hak atas tanah yang
berlapis. Telah dikemukakan di depan bahwa pada waktu masih nomaden,
yang ada baru hak persekutuan terhadap tanah, hak perseorangan baru
muncul setelah masyarakat mulai menetap dengan ditemukannya pertanian

19
ibid

176
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dan pemukiman. Setelah orang mulai menetap, maka setiap warga


persekutuan mempunyai hak terhadap tanah ulayat sebagai berikut :
1. Memungut hasil hutan dan menangkap binatang liar termasuk
ikan, dalam tanah ulayat masyarakat hukum adat mereka;
2. Dengan izin persekutuan, membuka bidang tertentu dari tanah
ulayat persekutuannya untuk diusahakan terus menerus sebagai
tempat tinggal, lahan pertanian, peternakan, perikanan, dsb.
Melalui cara ini anak nagari tententu akan memperoleh hak khusus
atas tanah yang telah dibukanya itu yang disebut dengan ganggam
bauntuak (hak pakai);
3. Dengan izin persekutuan seorang warga persekutuan dapat
membuat perjanjian dengan pihak luar dalam memanfaatkan
ganggam bauntuaknya;
4. Dengan izin persekutuan seorang warga persekutuan dapat
mengalihkan ganggam bauntuaknya kepada warga
persekutuannya yang lain, seperti hibah tanah, sewa tanah, dsb.

Eksistensi Hak Memungut Hasil Hutan Sebagai Hak Atas Tanah Yang
Bersifat Tetap Dalam Sistem Hukum Agraria Nasional.
Pasal 33 UUD 1945, secara konstitusinal sudah mengatur bagaimana
penguasaan hak atas tanah oleh Negara yang digunakan untuk kepentingan
umum. Konsekwensi dari pasal tersebut dalam penguasaan Negara atas
tanah lahirlah UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Pokok Agraria.
Kareana pengertian agrarian itu sangat luas tidak hanaya menyangkut tanah
sesuai dengan amanah Pasal 33 UUD 1945 ,termasuk bumi (tanah ) air dan
ruang angkasa beserta isi yang terkandung dalam bumi air tersebut.
Sebagaimana yang diatur dalam Pasal 16 ayat (1) UUPA
menyebutkan bahwa hak-hak atas tanah adalah : Hak milik,hak guna
usaha, hak guna bangunan, hak pakai,hak sewa,hak membuka tanah,hak
memungut hasil hutan, dan hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-
hak tersebut di atasn yang akan ditetapkan oleh undang-undang serta hak-
hak yang sifatnya sementara.
Berdasarkan ketentuan di atas, maka terlihat bahwa hak membuka
tanah /lahan dan hak memngut hasil hutan merupakan bagian dari hak-hak
atas tanah yang bersifat tetap, dalam arti bahwa hak-hak atas tanah tersebut
akan tetap hidup dan diakui keberadaannya sepanjang UUPA masih
berlaku. Namun di dalam faktanya, hak membuka tanah dan hak memungut
hasil hutan hampir tidak memiliki kekuatan hukum apapun kaena tidak
adanya sistem pendaftaran tanah yang mengaturnya secara khusus, karena
pendaftaran tanah adalah salah satu lembaga hukum yang diadopsi oleh
UUPA dari sisten hukum barat, dimana lembaga ini berfungsi untuk

177
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
memberikan perlindungan hukum ,melalui adanya kepastian hukum yang
jelas. Sementara hak membuka tanah dan memungut hasil hutan yang
berasal dari hukum tanah adat secara prinsip tidak mengenal sistem
pendafatran tanah (kadaster).
Pasal 67 Undang undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
mengatur “
(1) Masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih
ada dan diakui keberadaannya berhak:
a. melakukan pemungutan hasil hutan untuk pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat adat yang
bersangkutan;
b. melakukan kegiatan pengelolaan hutan berdasarkan hukum
adat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan undang-
undang; dan
c. mendapatkan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraannya.
(2) Pengukuhan keberadaan dan hapusnya masyarakat hukum adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
(3) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.”20
Sebagaimana di atur dalam ketentuan Pasal 67 UU Kehutanan bahwa
pengakuan tentang hak pemungutan hasil hutan oleh masyarakat hukum
adat harus berdasarkan peraturan daerah. Salah satu masyarakat adat yang
sudah hidup mulai zaman penjajahan belanda di dalam hutan di Provinsi
Jambi yaitu Suku Anak Dalam. Di Provinsi Jambi sampai saat ini
berdasarkan informasi Usup Suryanata,A.Ks kepala Seksi Pemberdayaan
Adat Terpencil dan Kelembagaan Social Dinas Sosial , Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Provinsi Jambi,bahwa belum ada peraturan daerah yang
khusus mengatur tentang pengakuan hak terhadap masyarakat adat ini,
sampai saat ini peraturan yang mengatur tentang masyarakat adat terpencil
hanya berupa Keputusan Gubernur Nomor 330 /Kep.
Gubsosnakertrans/2014 tentang Penetapan Kelompok kerja komonitas Adat
Terpencil Provinsi Jambi periode 2014-2016. Keputusan Gubernur tersebut
mengatur tentang hak hak masyarakat adat / Suku Anak Dalam tetapi hanya
merupakan kelompok kerja dari Dinsos duk Capil Provinsi Jambi dalam
pelaksanaan program yang dibuat sesuai dengan kewenangan yang di
berikan. Sementara perda yang di amanahkan pasal 67 ayat 1 dan 2 UU
Kehutanan sampai saat ini belum teralisasi.

20
Periksa UU Kehutanan

178
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pasal 12 Undang Undang Nomor 39 Tahu 2014 Tentang Perkebunan


mengatur “
(1) Dalam hal Tanah yang diperlukan untuk Usaha Perkebunan
merupakan Tanah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat, Pelaku
Usaha Perkebunan harus melakukan musyawarah dengan
Masyarakat Hukum Adat pemegang Hak Ulayat untuk
memperoleh persetujuan mengenai penyerahan Tanah dan
imbalannya.
(2) Musyawarah dengan Masyarakat Hukum Adat pemegang Hak
Ulayat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”21
Kedudukan Masyarakat Hukum Adat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (1) ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangandan kedudukan masyarakat hukum adat di perkuat pengaturan
dalam pasal 17 yang berbunyi “
(1) Pejabat yang berwenang dilarang menerbitkan izin Usaha
Perkebunan di atas Tanah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat.
(2) Ketentuan larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikecualikan dalam hal telah dicapai persetujuan antara
Masyarakat Hukum Adat dan Pelaku Usaha Perkebunan
mengenai penyerahan Tanah dan imbalannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1).”22
Apa yang diatur dalam UUPA ataupun dalam peraturan perundang –
undangan tentang sumber daya alam yang bersifat sektoral ada pengakuan
terhadap masyarakat hukum adat berarti dalam implementasinya hak - hak
masyarakat hukum adat dalam memungut hasil hutan juga seharusnya tidak
mengempis. Secara hukum memang ada pengakuan terhadap hak
masyarakat adat dalam memunggut hasil hutan tetapi hak tersebut
semangkin menipis akibat adanya perizinanan perkebunan yang diberikan
kepada investor.

Kebijakan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah sebagai Upaya


Memberikan Perlindungan Hukum terhadap Masyarakat Adat atas Hak
Memungut Hasil Hutan .
Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/2001 TENTANG Pembaharuan Agraria dan
pengelolaan Sumber Daya Alam yang mengkaji ulang perundang undangan
bidang keagrriaan dan sumber daya alam bersifat sektoral, secara hukum
bahwa peraturan perundang undangan tentang agrarian dan sumber daya

21
Periksa Pasal 12 UU Perkebunan
22
Periksa pasal 17 UU Perkebunan

179
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
alam saling timpang tindih dan bertentangan. UUPA yang selama ini
menjadi landasan bagi penguasaan dan penggunaaan sumber daya agria
yang meliputi bumi,air,ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya tidak di dukung oleh undang- undang sektoral yang mengatur
sendiri sendiri. Seperti UU Kehutanan dan UU Sumber Daya Alam dan UU
Perlindunganndan Pegelolaan Lingkungan Hidup.
Antara UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (selanjutnya
disebut UU Kehutanan) dengan UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Undang
Undang Pokok Agraria ( selanjutnya disebut UUPA) terjadi ketidak
konsistenan atau tupang tindih antara kedua undang undang ini terlihat
pada klasisfikasi status tanah.dan masyarakau hukum adat Sebagaimana
yang di atur dalam Pasal 3 UUPA Dengan mengingat ketentuan-ketentuan
dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak ulayat dan hak hak yang serupa itu
dari masyarakat-masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya
masih ada, harus diakui sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
kepentingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa
serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan-
peraturan lain yang lebih tinggi.
Pasal 13 (1) UUPA. Mengatur “
(1) Pemerintah berusaha agar supaya usaha-usaha dalam lapangan
agraria diatur sedemikian rupa, sehingga meninggikan produksi
dan kemakmuran rakyat sebagai yang dimaksud dalam pasal 2
ayat (3) serta menjamin bagi setiap warganegara Indonesia untuk
meningkatkan derajat hidup yang sesuai dengan martabat
manusia, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya.
(2) Pemerintah mencegah adanya usaha-usaha dalam lapangan
agraria dari organisasi organisasi dan perseorangan yang bersifat
monopoli swasta.
(3) Usaha-usaha Pemerintah dalam lapangan agraria yang bersifat
monopoli hanya dapat diselenggarakan dengan Undang-undang.
(4) Pemerintah berusaha untuk memajukan kepastian dan jaminan
sosial termasuk bidang perburuhan, dalam usaha-usaha di
lapangan agraria. “23
Sebagaimana yang diatur dalam pasal 13 ayat (3) UUPA bahwa
pemerintah mencegah terjadinya usaha usaha organisasi dan perseorangan
yang bersifat monopoly swasta. Sementara dalam Pasal 50 UU Kehutanan
:mengatur tentang larangan dan memberikan perizinan kepada pihak
swasta dalam pengelolaan hutan.
Pasal 50 yang mengatur tentang larangan dalam perambahan hutan
yang selama ini di lakukan oleh masyarakat hukum adat pernah dilakukan

23
.Periksa UUPA

180
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Yudisial reviu ke Makamah Konstitusi. Karena dalam pasal 50 UU


Kehutanan berimplementasi terhadap larangan terhadap hak hak
masyarakat hukum madat. . Dari ketentuan pasal 50 UU Kehutanan ini lahir
UU No 18 tahun 2013 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan
Hutan.
Pasal 50 UU Kehutanan mengatur beberapa hal yang pada prinsipnya
mengurangi hak masyarakat hukum adat .”
(1) Setiap orang dilarang merusak prasarana dan sarana perlindungan
hutan.
(2).Setiap orang yang diberikan izin usaha pemanfaatan kawasan, izin
usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil
hutan kayu dan bukan kayu, serta izin pemungutan hasil hutan
kayu dan bukan kayu, dilarang melakukan kegiatan yang
menimbulkan kerusakan hutan.
(3) Setiap orang dilarang:
a. mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki
kawasan hutan secara tidak sah;
b. merambah kawasan hutan;
c. melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan
radius atau jarak tertentu”24
Pasal 50 UU Kehutanan yang mengatur larangan terhadap
penguasaan hutan yang apada prinsipnya tidak berpihak kepada
masyarakat hukum adat , Pasal 50 UU Kehutanan pernah dilakukan
Yudisial revieu ke Makamah Konstitusi. Berdasarkan Putusan Hakim
Makamah Konstitusi Nomor 95/PUU-XII/2014 tanggal 10 Desember 2015
dimana dalam putusan tersebut walaupun tidak semua tuntutan pengugat
di kabulkan tetapi ada beberpa tuntutan pengugat yang di kabulkan hakim
Makamah Konstitusi.
Makamah Konstitusi hanya mengabulkan sebagian gugatan
masyarakat adat dan organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam
Koalisi Anti Mafia Hutan terhadap UU Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan dan UU Kehutanan.
Bahwa Pasal 50 ayat 3 huruf e UU Kehutanan berbunyi setiap orang
dilarang menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan tanpa
izin dari pihak berwenang, kecuali bagi masyarakat yang hidup turun
menurun di hutan dan tidak untuk kepentingan komersial,” Menurut Anwar
Usman ketua Majelis Hakim sidang Yudicial revie pasal 50 UU Kehutanan
Ketua menegaskan, ketentuan ini juga berlaku untuk klausul di huruf i
Pasal sama. Bahwa larangan penggembalaan ternak di dikecualikan bagi

24
Periksa UU Kehutanan

181
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
masyarakat yang hidup turun menurun dan tak untuk kepentingan
komersil. Dengan putusan Makamah Konstitusi ini, otomatis masyarakat
adat tak bisa dipidana karena memungut hasil hutan.
Mahkamah berpendapat, memang seharusnya masyarakat yang
hidup turun temurun di dalam hutan yang membutuhkan sandang, pangan,
dan papan untuk kebutuhan sehari-hari dengan menebang pohon dan dapat
dibuktikan tidak disalahgunakan untuk kepentingan pihak lain atau
komersial. Bagi masyarakat itu tidaklah termasuk dalam larangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) huruf e UU Kehutanan dan
tidak dapat dijatuhkan sanksi pidana terhadapnya.”
Sebab, katanya, paradoks apabila satu sisi pemerintah mengakui
masyarakat yang turun temurun di hutan diancam hukuman. Negara justru
harus hadir memberikan perlindungan terhadap masyarakat ini.
Ketentuan pidana dalam kedua UU sebagai upaya preventif sekaligus
represif dari pemerintah dalam penegakan hukum bidang kehutanan.
Lingkungan hutan Indonesia, katanya, harus dilindungi dan dikelola
berdasarkan asas tanggungjawab, keberlanjutan, dan keadilan. Juga
memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, dan budaya. “Harus berdasarkan
kehati-hatian, demokrasi lingkungan, desentralisasi, serta pengakuan
terhadap kearifan lokal dalam mengelolalingkungan.”
Terkait inkonstitusionalitas Pasal 50 ayat (3) huruf b UU Kehutanan
mengenai pelarangan merambah kawasan hutan, ternyata berhubungan
dengan Pasal 78 ayat (2) UU Kehutanan. Pasal 50 UU Kehutanan itu masih
berlaku, sedang sanksi dicabut Pasal 112 huruf b UU P3H.
Jadi argumentasi pemohon berkenaan pemberian sanksi bagi
pelanggaran Pasal 50 itu menjadi kehilangan relevansi. Jadi permohonan
pemohon sepanjang mengenai Pasal itu tidak beralasan menurut
hukum.”Sedang gugatan masyarakat sipil membatalkan seluruh UU P3H
ditolak.
Andi Muttaqien, advokat Public Lawyers Interest Network juga
pendamping warga mengapresiasi pertimbangan MK Pasal 50 itu.Meskipun
dikabulkan sebagian, ini baik. Pasal 50 menegaskan orang-orang yang turun
menurun hidup di dalam atau sekitar hutan meskipun mengambil kayu atau
menggembala ternak tak boleh dipidana. Pasal-pasal ini sering
mengkriminalkan masyarakat. Bahkan, lewat kawasan hutan saja bisa kena
pidana.”
Senada tanggapan Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria, Iwan
Nurdin. menyatakan, tak mungkin ada pembatasan hidup masyarakat
dalam maupun sekitar hutan., sepanjang masyarakat hidup turun menurun
di hutan dan tidak untuk kepentingan komersil. Tak bisa dibatasi.
Memangnya yang tinggal di dalam hutan tak boleh mengambil keuntungan?
Itu kan hak mereka turun menurun yang belum diakui negara.

182
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Mengapa harus dibatasi sepanjang tidak untuk kepentingan komersil? Arti


komersil itu luas sekali. Ketika berbarterpun bisa dianggap komersil.”25
Sebagaimana yang di amanahkan Ketetapan MPR Nomor
IX/MPR/2001 Tentang Pembaharuan Agraria dan pengelolaan Sumber Daya
Alam yang mengkaji ulang perundang undangan bidang keagrriaan dan
sumber daya alam bersifat sektoral, secara hukum bahwa peraturan
perundang undangan tentang agrarian dan sumber daya alam saling
timpang tindih dan bertentangan. UUPA yang selama ini menjadi landasan
bagi penguasaan dan penggunaaan sumber daya agria yang meliputi
bumi,air,ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
tidak di dukung oleh undang- undang sektoral yang mengatur sendiri
sendiri. Seperti UU Kehutanan dan UU Sumber Daya Alam dan UU
Perlindunganndan Pegelolaan Lingkungan Hidup.
Kebijakann yang harus di ambil oleh pemerintah adalah dengan
mereformasi UUPA dan undang undang yang bersifat sektoral harus
merujuk pada UUPA seperti UU Kehutanan UU Perkebunanan. UU
Pertambangan dan peraturan peraturan lain yang ada hubunggannya dg
Agrararia. Dalam reforma agraria pengakuan terhadap memungut hasil
hutan harus diatur secara tegas dalam UUPA . Peraturan perundang
undangan yang bersifat sektoral yang mengaturbtentang masyarakat adat
dan pengakuan hak memungut hasil hutan harus ada singkronisasi dengan
UUPA karena UUPA adalah sebagai induk dalam peraturan keagrariaan
dalam pengertian secara luas.
Penyebab keminskinan merupakan hal yang komplek salah satunya
adalah adalah kurang atau tiadanya akses akses mereka kepada sumber –
sumber ekonomi. Pemenuhan hak-hak rakyat harus dilaksanakan dalam
konterks welfare state, atau emporing state dimana Negara di tuntut
memperluas tanggungjawabnya pada masalah social ekonomi yang
dihadapi oleh rakyat dengan kata lain Negara berperan aktif dalam rangka
pemenuhan kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan masyarakat
dengan potensi yang ada.
Menurut Spikers, konsep Negara kesejahteraan tidak hanya
mencakup diskripsi mengenai sebauah cara pengorganisasian kesejahteraan
atau pelayanan social melainkan juga sebuah konsep normative dan system
pendekatan yang ideal yang menekan bahwa setiap orang harus
memperoleh pelayanan social sebagai haknya, R.Kranenburg , sebagai
pencetus teori Welfare state, menyatakan bahwa Negara harus secara aktif
mengupayakan kesejahteraan, bertindak adil yang dapat dirasakan seluruh

25
https://www.mongabay.co.id/ situs lingkungan,di akses 18 Juli 2019

183
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

masyarakat secara merata dan seimbang bukan mensejahterakan golongan


tertentu namun seluruh rakyat.26
Jimly Asshiddiqie mengemukan bahwa konsep welfare state yang
menekankan tanggungjawab Negara dalam memberikan bantuan kepada
rakyat,seperti bantuan sossial kesehatan ,pendidikan,kemiskinan dan
sebagainya, bergeser kearah kewajiban dan tanggungjawab rakyat sendiri. 27
Berdasarkan konsep Negara kesejahteraan yang di kemukan oleh para
ahli hukum di atas bahwa seharusnya dalam memepertahankan hak- hak
masyarakat dalam memungut hasil hutan harus dituangkan dalam suatu
norma yang jelas dan tegas sehinggga pengakuan keberadaan mereka
sebagai masyarakat yang punya hak yang sudah di miliki bertahuan –tahun
malahan semenjak nenek moyang mereka tidak mudah tertindas dengan
adanya periziann yang di berikan oleh pemerintah. Dengan membuat
regulasi yang jelas dan tegas hal tersebut sudah menunjukan adanya
tanggung jawab Negara terhadap perlindungan tentang pengakuan hak- hak
masyarakat dalam memungut hasil hutan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Pengaturan tentang pengakuan hak memungut hasil hutan bagi
masyarakat hukum adat yang berada di sekitarnya secara nasional sudah
ada pengaturan dalam hukum agararia nasional baik dalam UUPA
maupun peraturan yang bersifat sektoral, tetapi masih samar-samar, dan
antara UUPA dengan peraturan perundang undangan yang bersifat
sektoral ada yang tidak ada singkronisasi.
2. pengakuan hak memungut hasil hutan oleh masyarakat hukum adat
,sesuai dengan konsep Negara kesejahteraan merupakan tanggungjawab
pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan rakyat terutama dari segi
social dan ekonomi, bagi masyarakat hukum adat yang biasa tingggal
dalam hutan dan mencari kehidupan dari hasil hutan bagi mereka yang
penting kembali hak hak mereka sebagai penopang kehidupan dan
perekonomian mereka.

Saran –Saran
1. Diharapkan kepada lembaga yang terkait dalam membuat regulasi
tentang pengaturan yang terkait dengan agrarian dalam arti luas antar
uu pokok yang mengatur agrarian secara umum harus ada
singkronisasi dengan peraturan agrarian yang bersifat sektoral.

26
Muhammad Ilham Arisaputra,Reforma Agraria Indonesia hal 248, Sinar Grafika 2015
27
Ibid hal 249,

184
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

2. Diharapkan kepada pihak yang berwenang ada keseriusan dalam


memperhatikan dan melindungi hak-hak masyarakat adat yang di
tuangkan dalam peraturan yang bersifat khusus karena masyarakat
hukum adat adalah warganegara Indonesia asli yang mempunyai hak
yang sama dengan warga Negara yang ada di bumi pertiwi ini,

DAFTAR PUSTAKA
“Hutan adalah Rumah dan Sumber Penghidupan Kami”, Kesaksian
Tumenngung Tarib “Orang Rimbo”, Provinsi Jambi, disampaikan pada
Sidang Perkara Nomor 35/PUU-X/2012 Perihal Pengujian UU Noor 41
Tahun 1999 tentang Kehutanan Terhadap UUD RI Tahun 1945 di
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2012
A’an Efendi; Hukum Pengelolaan Lingkungan; Penerbit Indeks; Jakarta; 2018
Abdurrahman; Kedudukan Hukum Adat Dalam Perundangan Undangan
Agraria Indonesia. Akademika Presindo, Jakarta 1994.
Bernard Arief Sidharta; Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum; Mandar
Maju; Bandung; 2000.
Eni Kurnia Sari, “ Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat Di Desa Air Jernih
Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun”; repository.unja.ac.id.
Jazim Hamidi;; Hermeneutika Hukum; UII Press; Yogyakarta; 2005.
M. Riawan Tjandra , Hukum Administrasi Negara; Raja Grafindo Persada;
Jakarta
Muhamad Erwin; Hak Atas Ruang Hidup Masyarakat Adat; Rajawali Pers,
RajaGrafindo Persada; Jakarta; 2018
Peter Mahmud Marzuki; Pengantar Ilmu Hukum; Kencana Prenada Media
Grup; Jakarta; 2010.
Philipus M. Hadjon; Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia; PT
Bina Ilmu; Surabaya; 1987
Rana Rio Andhika, “ Etnobotani Penghasil Getah Oleh Suku Anak Dalam di
Taman Nasional Bukit Duabelas Kabupaten Sarolangun, Jambi; Jurnal
Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI); Arpril 2015, ISSIN 0853-4217 Vo. 20 (1).
Siti Susiarti, “Pengetahuan dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Masyarakat
Lokal di Pulau Seram; Prosiding Seminar Nasional Masyarakat
Biodiversity Indonesia Vol. 1 No. 05, ISSN 2407-8050,
DOI/:10.13057/psnmbi/m010519; Agustus 2015
Soetandyo Wignjosoebroto; Hukum, Paradigma, Metode dan Dinamika
Masalahnya; Penerbit Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat
(ELSAM); Jakarta; 2002.
Undang –undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Agraria
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

185
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 Tentang
Pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 Tentang
Perkebunan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Kehutanan

186
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Uji Iritasi Dan Efektifitas Sabun Padat Arang Aktif Cangkang


Sawit ( Elaeis Guineensis Jacg) Sebagai Pembersih Kotoran Dan
Minyak Pada Wajah

Uce Lestari, Syamsurizal, Faizar Farid


Fakultas Science dan Teknologi, Universitas Jambi, Indonesia
Email: ucelestari@unja.ac.id

Abstrak
Kulit wajah yang sering terpapar oleh debu dan kotoran dapat menyumbat
pori-pori kulit akibatnya kulit menjadi kusam dan berjerawat. Untuk
menghindari terjadinya penyumbatan pori-pori kulit oleh kotoran, minyak dan
bakteri maka perlu dilakukan pembersihan secara rutin menggunakan kosmetik
salah satunya adalah sabun padat berbasis arang aktif cangkang sawit.
Kemampuan arang aktif cangkang sawit mampu menyerap kotoran dua kali
lipat dari arang aktif komersial sehingga dapat membersihkan kulit secara
maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keamanan dan efektifitas
penyerapan kotoran dan minyak secara invitro pada sabun padat arang aktif
cangkang sawit dengan konsentrasi 9%. Uji invitro efektifitas penyerap kotoran
dan minyak dengan menggunakan alat turbidimetri dengan nilai
Nephelometric Turbidity Unit atau angka kekeruhan. Kontrol pembanding
yang digunakan sabun padat Hanasui sebagai kontrol positif dan basis sabun
padat sebagai kontrol negatif. Hasilnya menunjukkan bahwa sabun padat arang
aktif cangkang sawit 9% memberikan nilai NTU kekeruhan sabun padat sebesar
435 sedangkan kekeruhan sabun padat dan mentega sebesar 674. Uji iritasi
dilakukan pada 15 orang panellist atau sukarelawan. Hasilnya menunjukkan
dari 15 orang panellist tidak ada satupun yang mengalami iritasi, merah, gatal
dan bengkak pada wajah. Sabun padat arang aktif cangkang sawit memiliki
daya serap yang paling baik terhadap kotoran dan minyak dari pada sabun
padat komersil dan aman digunakan pada kulit wajah.

Kata Kunci: Sabun padat, arang aktif, cangkang sawit

PENDAHULUAN
Kulit wajah yang sering terpapar oleh debu dan kotoran dapat menyumbat
pori-pori kulit akibatnya kulit menjadi kusam dan berjerawat (Lestari U et all,
2019). Untuk menghindari terjadinya penyumbatan pori-pori kulit oleh kotoran,

187
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

minyak dan bakteri maka perlu dilakukan pembersihan secara rutin


menggunakan kosmetik salah satunya adalah sabun padat yang berbentuk
transparan dengan basis arang aktif cangkang sawit (Rowe, 2009). Kemampuan
arang aktif cangkang sawit mampu menyerap kotoran dua kali lipat dari arang
aktif komersial sehingga dapat membersihkan kulit secara maksimal
(Syamsurizal dkk, 2019).
Sabun padat transparan berbasis arang aktif cangkang sawit (Elaeis
guineensis Jacg) memiliki keunggulan daripada sabun padat komersil dari arang
aktif tempurung kelapa (Lestari et all, 2017). Adapun keunggulan dari arang
aktif cangkang sawit dibandingkan dengan arang aktif lainnya yaitu
mempunyai pori-pori diameter dalam rentang 1,76-1,84 nm dan terbukti
memiliki daya serap 2 kali lebih tinggi daripada arang aktif komersial
(tempurung kelapa) (Rangari et all, 201). Walaupun teksturnya cukup kuno,
sabun ini memiliki warna hitam diharapkan banyak diminati dan dapat
menyehatkan kulit, mampu mengangkat sel kulit mati, mengurangi flek hitam,
mengecilkan pori-pori, mengencangkan kulit, mencerahkan kulit, melembutkan
kulit, menghilangkan jerawat serta mencegah tanda-tanda penuaan dini
(Widiyanti,2009).
Menurut Standar nasional Indonesia (SNI) sabun padat transparan
merupakan salah satu inovasi sabun yang menjadikan sabun menjadi lebih
menarik. Sabun padat transparan juga menjadi salah satu sediaan emulsi yang
dapat digunakan sebagai penghantar zat aktif yang baik, selain itu memiliki
busa yang lebih halus dari pada sabun yang tidak transparan (Qisty,2009).
Factor yang dapat mempengaruhi transparansi sabun adalah komponen
alcohol, gula dan gliserin didalam sabun (Rahadiana dkk, 2014). Berdasarkan
hal tersebut penelitian ini dengan menggunakan basis arang aktif cangkang
sawit yang diolah menjadi sabun padat berbentuk transparan nantinya akan
mampu menyerap kotoran dan minyak berlebih yang dapat mencegah penuaan
dini pada kulit wajah.

METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan pada bulan Maret smapai dengan
Agustus 2019 di Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Agro industri dan
tanaman obat Universitas Jambi. Laboratorium Farmasi Universitas Ahmad
Dahlan.

188
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan adalah cangkang sawit diperoleh dari PT Sumbertama
Nusa Pertiwi yang diolah menjadi arang aktif dengan cara aktivasi secara fisika.
Selain itu digunakan basis asam stearate, minyak sawit murni, natrium
hidroksida, asam sitrat, etanol 96%, gliserin, gula pasir, sodium lauril sulfat,
pewangi dan aquadest.
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan
digital, sudip, kertas, cawan porselen, beaker glass, batang pengaduk, gelas
ukur, penangas air, kaca arloji, dan spatel, turbidimentri, kertas saring, gelas
ukur, erlemeyer, termometer, pipet volume, cetakan sabun silikon, pH meter,
lumpang dan alu

Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini terlebih dahulu melakukan rancangan formula sabun padat
transparan arang aktif cangkang sawit yang terbaik secara sifat fisik dan stabil
pada penyimpanan, kemudian dilanjutkan uji kualitatif dan uji kuantitatif daya
bersih sabun terhadap minyak dan kotoran. Kemudian dilanjutkan uji iritasi
dan uji kesukaan atau hedonic terhadap sabun yang dibuat.

Tabel 1. Formula sabun arang aktif cangkang sawit


No Sabun padat transparan Konsentrasi(%b/b)
1 Arang aktif cangkang sawit 9
2 Asam Stearat 6,4
3 Minyak sawit murni 17,6
4 NaOH 30% 16
5 Asam sitrat 4,6
6 Etanol 96% 31
7 Gliserin 12
8 Gula Pasir 4
9 Sodium Lauril Sulfat (SLS) 2
10 Pewangi green tea 0,1
11 Aquadest 6,3

Pembuatan sabun padat dilakukan dengan hot process. Minyak sawit murni
dipanaskan menggunakan water bath hingga suhu mencapai 70oC, asam stearat
dicampurkan kedalam beaker glass sambil diaduk hingga tercampur semua
pada suhu bahan 70oC, NaOH 30% ditambahkan ke dalam campuran minyak
sawit murni dan asam stearat, kemudian diaduk hingga homogen sekitar 5 -

189
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

menit. Angkat beaker glass dari water bath lalu ditambahkan gliserin, asam
sitrat, gula pasir, SLS yang telah dilarutkan dengan air panas sebelumnya.
Diaduk dengan kecepatan konstan pada sekitar 10 menit hingga bahan
tercampur sempurna dan tambahkan etanol 96% perlahan sampai adonan
terlihat transparan. Adonan didinginkan hingga suhu mencapai 50oC dan
dimasukkan serbuk arang aktif cangkang sawit dan pewangi green tea, aduk
hingga tercampur rata, kemudian dituangkan ke dalam cetakan sabun, busa
yang ikut tertuang dibersihkan secara manual. Adonan didiamkan dan ditutup
plastik wrap, setelah 24 jam plastik wrap penutup dibuka dan dibiarkan selama
3 minggu. Sabun dikeluarkan dari cetakan, kemudian dikemas dan dievaluasi.
Uji Kualitatif daya serap terhadap kotoran menggunakan metilen blue.
Timbang sabun arang aktif cangkang sawit 500 mg, masukkan aquadet kedalam
beaker glass sebanyak 100 ml kemuadian ditetesi dengan 5 tetes metilen blue.
Sabun arang aktif cangkang sawit yang telah ditimbang dimasukan kedalam
beaker glass yang berisi larutan metilen blue. Lihatlah perubahan warna yang
terjadi dari warna biru muda berubah menjadi tidak berwarna, hal ini
menyatakan bahwa sabun arang aktif cangkang sawit mempunyai daya
adsorbens terhadap kotoran (Lestari U, 2017).
Uji kualitatif daya bersih terhadap minyak menggunakan kertas saring.
Metode ini dilakukan dengan cara melarutkan 2 g sampel dalam 100 ml,
aquadest dimasukkan ke dalam gelas beaker. Kemudian kertas saring dipotong
sebanyak sediaan yang akan diuji. Diteteskan minyak pada kertas saring dan
dimasukkan ke dalam larutan sabun sampai terendam. Dikocok kuat selama 1
menit, lalu kertas saring diangkat dan dibilas dengan aquades (Warra et al,
2010). Keefektifan daya pembersih dinilai secara visual berdasarkan minyak
yang tertinggal dikertas saring. Jika noda minyak pada kertas saring memudar,
maka sabun memiliki kemampuan membersihkan minyak begitupula
sebaliknya.
Uji kuantitatif kekeruhan menggunakan alat turbidimeter. Metode ini
dilakukan dengan cara mencelupkan kain yang telah diolesi dengan margarin
sebagai kotoran yang mengandung minyak ke dalam larutan sabun. Diaduk
lalu kain diangkat, tingkat kekeruhan air cucian diasumsikan sebagai kotoran
yang dapat diangkat oleh sabun padat transaparan. Diukur menggunakan alat
pengukur kekeruhan air yaitu turbidimeter dengan skala dinyatakan dalam
NTU (Nephelometric Turbidity Units). Mengacu pada cara kerja SNI No. 06-
6989.25-2005, alat turbidimeter dikalibrasi terlebih dahulu. Tabung nefelometer
dicuci dengan air suling, kocok sampel dan masukkan sampel ke dalam tabung
pada nefelometer (turbidimeter). Pasang tutupnya, biarkan alat menunjukkan -

190
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

nilai pembacaan yang stabil, dan kemudian dicatat. skala yang ditunjukkan.
Dengan perhitungan : Kekeruhan (NTU) = A x fp
Keterangan :
A = kekeruhan dalam NTU sampel yang diencerkan
Fp = Faktor pengenceran

Uji iritasi ini dilakukan untuk memeriksa kepekaan kulit terhadap sabun yang
dibuat. Uji ini dilakukan pada 15 orang sukarelawan/panelist pada kulit wajah.
Teknik yang digunakan dalam uji iritasi ini adalah Patch Tester. Sediaan
dioleskan pada kulit wajah kemudian ditutupi dengan kertas atau kain kasa
kemudian diberi plaster. Kemudian dilihat gejala yang ditimbulkan seperti gatal
,iritasi/merah dan bengkak setelah 15 menit penggunaan dengan penilaian (+)
terjadi iritasi, gatal dan bengkak sedangkan (-) tidak terjadi iritasi, gatal dan
bengkak (Anonim, 1995; Tranggono dan Latifah, 2007).
Uji hedonik pada sabun dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan
konsumen terhadap penampilan warna, aroma, tekstur, dan busa (setelah
dipakai). Uji ini menggunakan panelis sebanyak 15 orang panelist/sukarelawan
dengan skala penilaian tidak suka (-), suka (+)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Cangkang sawit diperoleh dari PT Sumbertama Nusa Pertiwi dengan hasil
rendemen arang aktif cangkang sawit yang diperoleh sebesar 67,469 % (Lestari
U et all, 2017). Berdasarkan hasil uji kualitatif daya bersih dan daya serah
terhadap minyak dan kotoran serta uji kekeruhan dapat dilihat pada table
dibawah ini :

Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Uji Kualitatif dan Uji Kuantitatif

No Perlakuan Uji Hasil Parameter

1 Uji kualitatif daya Awal : warna biru muda Warna biru muda hilang setelah
serap terhadap kotoran Akhir:warna biru muda penambahan sabun arang aktif
menggunakan metilen hilang cangkang sawit (Lestari, 2017)
blue
2 Uji kualitatif daya Awal : noda minyak jelas Semakin memudar/hilang noda
bersih terhadap Akhir : noda minyak minyak dikertas saring maka
minyak dengan memudar/hilang (mampu mampu menyerap minyak

191
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
menggunakan kertas membersihkan minyak) (Warra et al, 2010).
saring
3 Uji kuantitatif NTU kekeruhan sabun 435 Semakin tinggi NTU sabun+
kemampuan NTU kekeruhan sabun + mentega,maka tingkat
membersihkan minyak Mentega 674 kekeruhan semakin tinggi
dengan turbidimetri artinya jika selisih NTU sabun
dengan NTU sabun+mentega
semakin besar maka arang aktif
yang ada didalam sabun
semakin mampu untuk
mengangkat minyak dan
kotoran diwajah. SNI No. 06-
6989.25-2005

Pembahasan
Uji kualitatif daya bersih minyak menggunakan kertas saring bertujuan untuk
mengetahui efektifitas daya pembersih sabun terhadap penyerapan minyak
(Warra et al, 2010). Dari hasil yang didapat bahwa sabun arang aktif cangkang
sawit dapat membersihkan minyak yang tertinggal pada kertas saring, dimana
dilihat secara visual bahwa kertas saring yang telah ditetesi minyak lalu dicuci
atau dibilas dengan sabun terlihat bahwa noda minyak hilang atau memudar.

Gambar 1. Noda minyak yang memudar sesudah pembilasan dengan


sabun arkawa

Uji kualitatif daya serap kotoran terhadap metilen blue. Menghasilkan bahwa
sabun arang aktif cangkang sawit memiliki kemampuan dapat menyerap warna
metilen blue, dimana awalnya berwarna biru muda setelah pemberian sabun
hilang menjadi tidak berwarna (Lestari U, 2017).
Uji kuantitatif menggunakan alat turbidimeter atau alat pengukur
kekeruhan air dengan skala dinyatakan dalam NTU (Nephelometric Turbidity
Units). Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi arang aktif
cangkang sawit kemampuan sabun menyerap minyak berlebih semakin baik -

192
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dengan hasil nilai NTU sabun+mentega sebesar 674, hal ini menyatakan bahwa
sabun arang aktif memiliki kemampuan dan aktifitas untuk membersihkan dan
menyerap minyak/lemak (SNI, 2005)
Pada uji iritasi ini dilakukan pada 15 orang panellist/sukarelawan
berumur > 25 tahun, jenis kelamin wanita dan laki-laki dengan jenis kulit yang
berbeda. Terlebih dahulu muka dibersihkan kemudian kulit wajah dicuci
dengan sabun arang aktif cangkang sawit dan dilihat reaksi yang terjadi setelah
15 menit penggunaan. Hasil uji iritasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Hasil uji iritasi


Kategori Sukarelawan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Iritasi/merah ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬

Gatal ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬

Bengkak ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬ ▬

Keterangan : ▬ = negatif

Pada hasil yang telah didapatkan, tidak terdapat iritasi/merah, gatal dan
bengkak terhadap panellist/sukarelawan, dimana pada uji ini tidak terlihat
adanya efek samping berupa kemerahan pada kulit, gatal-gatal maupun
bengkak pada kulit wajah, dimana sabun padat arang aktif cangkang sawit
memiliki pH 9,50 yang sesuai dengan pH sabun yang telah ditetapkan oleh SNI
3532-2016 yaitu pH 9-11 namun pada uji iritasi ini tidak terjadi reaksi atau efek
samping yang ditimbulkan. Hal tersebut dapat dinyatakan bahwa sabut padat
arang aktif cangkang sawit aman untuk digunakan untuk semua jenis kulit dan
tidak menimbulkan kulit terkelupas karena pH tidak terlalu basa.
Hasil uji hedonic/ kesukaan dari 15 orang panellist/sukarelawan dengan
kategori dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Hasil uji hedonic/kesukaan


Sukarelawan
Kategori
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Aroma + - - - + + + + ++ + + + + +
+
Sensasi dikulit + - - + + + + ++ + + + + +

193
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
- + + + + + + + ++ + + + + +
Busa
+
Warna + + + - - + + - - + + + + +

Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari kategori aroma sebanyak 12 orang


(80%) suka aroma sabun yang lembut berbau sedikit khas aromatic green tea,
sedangkan 3 orang ( 20%) tidak suka dikarenakan aromanya kurang enak, hal
ini tergantung dari indra penciuman dari panaelist/sukarelawan. Kategori
sensasi dikulit wajah sebanyak 13 orang (86,67%) menyatakan terasa ada scrub
arang aktif yang keluar selama penggunaan sabun yang dapat membantu
mengangkat kotoran, sedangkan 2 orang (13,33%) menyatakan terasa perih
karena ada scrub arang aktif, hal ini tergantung dari sensitifitas kulit dari
panellist/sukarelawan. Kategori warna sebanyak 11 orang (73,33%) menyatakan
suka karena warna alami yang dihasilkan dari arang aktif cangkang sawit,
sedangkan 4 orang (26,67%) menyatakan tidak suka karena terasa agak kotor.
Busa yang dihasilkan dari sabun padat arang aktif sedikit mengeluarkan
busa ada 14 orang yang suka (93,33%) sedangkan 1 orang (6,67%) tidak suka
karena terasa kurang bersih kalo tidak berbusa.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Sabun padat arang aktif memiliki kemampuan atau efektifitas untuk menyerap
kotoran dan minyak diwajah serta aman digunakan pada wajah tidak
menimbulkan iritasi .

Saran
Saran selanjutnya adalah membandingkan efektifitas penyerapan dan daya
bersih sabun padat transparant aranga aktif cangkang sawit dengan sabun
padat transparant arang aktif nipah.

DAFTAR PUSTAKA
Lestari, U., F. Farid dan P. M. Sari. 2017. Formulasi dan Uji Sifat Fisik Lulur
Body Scrub Arang Aktif Dari Cangkang Sawit (Elaeis guineensis Jacg.)
Sebagai Detoksifikasi. Jurnal Sains Dan Teknologi Farmasi. Vol. 9(1):
s74-s79.

194
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Lestari U, F.Farid, Fudoli A, 2019, “Formulation And Effectivity Test Of


Deodorant From Activated Charcoal Of Palm Shell As Excessive Sweat
Adsorbant On Body”, Asean Journal of Pharmaceutical and Clinical
Recearch (AJPCR) vol 12,issue 10, 2019, 193-196
DOI:http;//dx.doi.org/10.22159/ajpcr.2019.v12i10.33490

Qisti, Rachmiati, 2009, Sifat kimia sabun transparan dengan penambahan


masu pada konsentrasi yang berbeda, Bogor Program Studi hasil
ternak Fakultas peternakan IPB

Rahadiana P, Andayani, 2014 Pabrik sabun transparan beraroma terapi dari


minyak jarak dengan proses saponifikasi trigliserida secara kontinuyu.
Program D3 Tejnik kimia FTI-ITS

Rangari P.J dan P. Chavan. A Review on Preparation of Activated Carbon


from Coconut Shell. 2017. 5(4). DOI : 10.15680/IJIRSET.2017.0604197.

Rowe, R.C., P.J. Sheskey., dan Owen. 2009. Handbook of Pharmaceutical


Excipients,6th Edition, Pharmaceutical Press: London.

Standar Nasional Indonesia. 2005. Air Dan Air Limbah – Bagian 25: Cara Uji
Kekeruhan Dengan Nefelometer, SNI 06-6989.25-2005. Badan
Standarisasi Nasional, Jakarta.

Syamsurizal, Lestari U and Nurhasanah, 2019, Formulation of Toothpaste


Activated Charcoal from Palm Shell (Elaeis guineensis jacg) as Teeth
Whitening for Nicotine Addicts, IJPSRR 58(1), article no 02, pages 9-12

Warra, A. A., L. G. Hasan, S.Y. Gunu, S.A. Jega. 2010. Cold-Process Synthetis
And Properties Of Soaps Prepared From Different Triacylglycerol
Sources. Nigerian Journal Of Basic And Applied Science. ISSN 0794-
5698. Vol. 18(2): 315-321.

195
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Persepsi Mahasiswa Kependidikan Tentang Pembelajaran


Kooperatif

Hary Soedarto Harjono, Muslim


FKIP, Universitas Jambi, Indonesia

Abstrak
Artikel ini bertujuan mengeksplorasi persepsi mahasiswa pascasarjana
dalam pembelajaran kooperatif yang telah dilakukannya pada perkuliahan
di program studi kependidikan. Melalui survey yang melibatkan 30
partisipan yang berasal dari dua program studi kependidikan, peneliti
mengumpulkan data berdasarkan angket untuk mengungkapkan persepsi
mahasiswa secara umum dalam pembelajaran kooperatif, keuntungan-
keuntungan, kerugian-kerugian, dan refleksi secara mendalam mengenai
pembelajaran kooperatif yang pernah dilakukannya. Angket diberikan
setelah parsitipan melakukan proses pembelajaran secara kooperatif dalam
mengembangkan multimedia pembelajaran yang dilakukan secara
berkelompok melibatkan tiga orang mahasiswa dalam satu kelompok.
Dalam setiap kelompok terdapat tiga anggota kelompok yang memiliki
kemampuan heterogen. Dalam setiap kelompok terdapat anggota yang
kompeten dalam keterampilan multimedia, bidang studi, dan
pembelajaran/pedagogi. Hasil-hasil penelitian diinterpretasikan dan dibahas
lebih lanjut.

Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, persepsi tentang pembelajaran


kooperatif, survei

PENDAHULUAN
Penelitian-penelitian tentang pembelajaran kooperatif dalam konteks bidang
studi tertentu telah banyak dilakukan. Beberapa di antaranya, Wachyunni
(2015), Jalilifar (2010), Cheng dan Warren (2000), Veenman et al (2002),
Johnson, Johnson dan Holubec (2004), misalnya menunjukkan adanya
pengaruh yang positif dari pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan
hasil belajar, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun
keterampilan akademik.
Namun, tidak semua hasil penelitian dalam pembelajaran kooperatif
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan
kognitif pembelajar. Penelitian-penelitian Shaaban (2006) dan Bejarano (1987)
setidaknya memperlihatkan bahwa pengaruh pembelajaran kooperatif tidak
berbeda dengan pendekatan konvensional.

196
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Demikian juga temuan Harjono & Wachyunni (2011) yang memperlihatkan


bahwa meskipun pembelajaran kooperatif secara signifikan dapat
meningkatkan kosa kata, tetapi pengaruhnya terhadap peningkatan
kemampuan pemahaman mahasiswa secara signifikan tidak berbeda dengan
pembelajaran individual. Dengan kalimat lain, baik pembelajaran kooperatif,
konvensional, maupun individual kesemuanya memberikan kontribusi yang
positif terhadap peningkatan hasil belajar. Lebih spesifik lagi, penelitian
Stockdale & Williams (2004) dan Wachyunni (2015) menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif lebih menguntungkan pembelajar yang
berkemampuan rendah dan rata-rata. Sementara untuk pembelajar
berkemampuan tinggi cenderung tidak memberikan pengaruh yang
signifikan.
Hasil-hasil penelitian terdahulu di atas memperlihatkan bahwa
sebagian besar focus penelitian tentang pembelajaran kooperatif lebih
menitikberatkan pada kajian pengaruh-pengaruh pembelajaran kooperatif
terhadap pencapaian aspek kognitif dari pembelajar. Dimensi afektif dalam
pembelajaran kooperatif masih belum banyak diteiliti. Oleh karena itu,
penelitian ini difokuskan pada pengungkapan aspek afektif dari pembelajar
sebagai nurturant effect dari pembelajaran kooperatif. Untuk itu, penelitian
difokuskan untuk mengeksplorasi respon pembelajar, dalam konteks ini
berupa persepsi mahasiswa S2 pada program pascasarjana kependidikan
terhadap pembelajaran kooperatif yang telah dilakukannya. Masalah pokok
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah persepsi mahasiswa terhadap
pembelajaran kooperatif yang diaplikasikan dalam perkuliahan pada
program studi pascasarjana kependidikan?

KAJIAN TEORETIS
Pembelajaran Kooperatif
Esensi pembelajaran kooperatif adalah mengerjakan secara bersama untuk
mencapai tujuan kelompok (Johnson, Johnson, & Holubec, 1998). Secara
spesifik, dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil. Dalam kelompok kecil ini semua anggota kelompok
bekerja sama untuk mencapai tujuan, yang sekaligus meningkatkan
kemampuannya (Johnson & Johnson, 2008). Dalam konteks ini Slavin (1982)
menekankan pentingnya komposisi anggota kelompok agar terdiri atas
pembelajar yang memiliki kemampuan heterogen agar dapat terjadi kerja
sama dan saling ketergantungan yang positif antara pembelajar yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
Banyak studi telah dilakukan untuk menguji pengaruh pembelajaran
kooperatif terhadap peningkatan kemampuan dalam membaca pemahaman.
Wachyunni (2015), misalnya melakukan penelitian eksperimen secara -

197
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

longitudinal untuk menguji efek pembelajaran kooperatif dan scaffolding


terhadap peningkatan keterampilan mahasiswa dalam memahami bacaan
dalam bahasa Inggris. Melalui hasil analisis statistik one-way, two-way, dan a
mixed between-within ANOVA dapat diperlihatkan bahwa pembelajaran
kooperatif yang didukung penggunaan scaffolding memberikan pengaruh
transfer dalam peningkatan keterampilan mahasiswa dalam membaca
pemahaman. Demikian juga penelitian Jalilifar (2010) yang memperlihatkan
bahwa pembelajaran kooperatif, khususnya tipe STAD (Student Team
Achievement Divisions) secara signifikan meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam membaca pemahaman.
Selanjutnya, Johnson & Johnson (2004) juga menemukan bahwa
pembelajar dalam situasi pembelajaran kooperatif terlibat secara lebih efektif
bekerja sama dalam kelompok, lebih intensif dalam belajar, dan lebih
bertanggung jawab terhadap perannya secara individual dalam kelompok.
Lebih jauh lagi, mereka lebih memiliki kepekaan terhadap kebutuhan
pembelajar lain, lebih banyak melatih keterampilannya dalam
berkomunikasi, lebih termotivasi untuk mencapai tujuan kelompok, dan
memperoleh hasil belajar yang lebih produktif dibandingkan dengan kelas
pembelajar individual.
Selain itu, pengaruh positif pembelajaran kooperatif di antaranya
adalah meningkatkan interaksi antarpembelajar dan keterampilan sosial
yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan yang ditemukan oleh Johnson,
Johnson, dan Holubec (2004), Veenman, et al (2002; 2005), Sharan (1980) dan
Slavin (1989) bahwa pembelajaran kooperatif secara esensial dapat
diterapkan untuk meningkatkan pencapaian kognitif, dan keterampilan
social, serta memperkuat sikap positif terhadap belajar dan bekerja sama.
Dengan kalimat lain, pembelajaran kooperatif berkontribusi terhadap
pencapaian akademik yang lebih tinggi, baik dalam ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
Lebih lanjut, hasil penelitian yang dilakukan oleh Cheng & Warren
(2000) memperlihatkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
keterampilan berkomunikasi dan keterampilan social, misalnya dalam
presentasi, kepemimpinan, organsisasi, dan pemecahan masalah. Demikian
juga temuan Meng (2010) yang menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif meningkatkan aktivitas dan produktivitas pembelajar serta
memberikan keleluasaan waktu untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasi dan mencapai hasil belajar yang lebih baik. Hal ini
dimungkinan karena pembelajaran dengan bekerja sama dalam kelompok
memberikan lebih banyak kesempatan kepada pembelajar untuk terlibat
dalam interaksi yang bermakna dalam lingkungan belajar yang aktif.

198
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Meskipun sebagian besar penelitian terdahulu tentang pembelajaran


kooperatif memperlihatkan pengaruh yang positif terhadap pencapaian hasil
belajar, namun beberapa penelitian dalam konteks ini menunjukkan hasil
yang tidak berbeda dengan pembelajaran konvensional dan individual.
Shaaban (2006), misalnya tidak menemukan adanya pengaruh pembelajaran
kooperatif erhadap peningkatan kemampuan dalam memahami teks bacaan.
Demikian juga Bejarano (1987) yang menemukan tidak adanya perbedaan
yang signifikan antara pembelajaran kooperatif, khususnya tipe STAD dan
DG (discussion group) dalam memberikan pengaruh terhadap peningkatan
kemampuan memahami bacaan.
Hasil yang berbeda dikemukakan oleh Stockdale dan Williams (2004),
yang memperlihatkan adanya efek yang signifikan dari pembelajaran
kooperatif dalam pembelajaran Psikologi Pendidikan tetapi hanya pada
pembelajar berkemampuan rendah dan kemampuan rata-rata. Temuan ini
tidak mendukung penelitian sebelumnya yang memperlihatkan pengaruh
yang positif terhadap semua level kemampuan pembelajar. Demikianlah,
hasil-hasil penelitian tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap
peningkatan kemampuan kognitif, khususnya membaca pemahaman
memperlihatkan hasil yang positif dan negatif.
Selanjutnya, hasil penelitian tentang pembelajaran kooperatif dari
perspektif afektif memperlihatkan banyaknya keuntungan yang dapat
diambil dari proses pembelajaran yang mengutamakan kolaborasi ini.
Penelitian Othman et al (2012) menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
sangat menguntungkan untuk meningkatkan keterlibatan pembelajar,
dinamika kelompok, serta sikap yang positif terhadap belajar dan kerja
sama. Secara lebih spesifik, penelitian ini mengungkapkan bahwa setelah
mengikuti pembelajaran kooperatif selama dua semester, pembelajar mulai
menunjukkan adanya perubahan sikap dan persepsi terhadap pembelajaran
kooperatif. Pada tahun awal, pembelajar lebih menyukai belajar secara
individual, pada tahun berikutnya cenderung menyukai belajar secara
kooperatif.

METODE
Desain Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian survey. Survey ditujukan
untuk mengungkapkan persepsi mahasiswa kependidikan, calon guru
terhadap pembelajaran kooperatif secara umum, serta pandangannya
tentang keuntungan dan kerugian pembelajaran kooperatif. Instrumen yang
digunakan untuk survey berupa angket skala Likert yang terdiri atas 20 butir
pernyataan yang memerlukan 5 alternatif tanggapan dari partisipan, yakni -

199
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), netral (N), setuju (S), dan sangat
setuju (SS).

Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah 16 mahasiswa program studi Magister
Teknologi Pendidikan dan 14 mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia pada program pascasarjana kependidikan (S2) di
Universitas Jambi. Partisipan telah mengikuti proses pembelajaran
kooperatif dalam perkuliahan yang bertujuan mengembangkan multimedia
untuk pembelajaran yang sesuai dengan topic spesifik masing-masiing
bidang studi.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Dari hasil angket dapat diklasifikasikan dua kecenderungan persepsi
mahasiswa tentang pembelajaran kooperatif, yakni (1) persepsi positif dan
(2) persepsi negatif. Data tentang persepsi positif diklasifikasikan dari
tanggapan “sangat setuju” (SS) dan “setuju” (S) dari partisipan terhadap
pernyataan-pernyataan tentang kelebihan, keuntungan, dan manfaat positif
dari pembelajaran kooperatif. Sebaliknya, tanggapan “tidak setuju”(TS) dan
“sangat tidak setuju” (STS) terhadap pernyataan-pernyataan tentang
kerugian, kelemahan, dan ketidakefisienan pembelajaran kooperatif juga
diklasifikasikan dalam persepsi positif. Selanjutnya, data tentang persepsi
negatif diklasifikasikan dari tanggapan “sangat setuju” (SS) dan “setuju” (S)
dari partisipan terhadap pernyataan-pernyataan tentang kerugian,
kelemahan, dan ketidakefisienan dari pembelajaran kooperatif. Sebaliknya,
tanggapan “tidak setuju”(TS) dan “sangat tidak setuju” (STS) terhadap
pernyataan-pernyataan tentang kelebihan, keuntungan, dan manfaat positif
pembelajaran kooperatif juga diklasifikasikan dalam persepsi negatif. Untuk
tanggapan “netral” (N) tidak diperhitungkan dalam analisis data.
Berdasarkan klasifikasi di atas, kecenderungan persepsi mahasiswa
disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Kecenderungan Persepsi Mahasiswa terhadap Pembelajaran Kooperatif


No. Pernyataan Persepsi
Positif Negatif
1 Saya menyukai belajar secara kooperatif. 98% 2%
2 Belajar secara kooperatif memberikan hasil yang 90% 8%
memuaskan.
3 Saya tidak mendapatkan keuntungan dalam 95% 5%
pembelajaran kooperatif.
4 Belajar secara kooperatif tidak efisien. 72% 28%

200
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

5 Saya terlibat secara aktif dalam aktivitas belajar 83% 17%


kooperatif.
6 Saya menikmati peran saya dalam belajar secara 90% 10%
kooperatif.
7 Belajar secara kooperatif sering memunculkan masalah. 89% 11%
8 Belajar secara kooperatif meringankan pekerjaan. 98% 2%
9 Masalah yang dihadapi indiviidu dapat diatasi dengan 90% 10%
belajar secara kooperatif.
10 Belajar secara kooperatif memberikan manfaat yang besar 95% 5%
pada saya.
11 Belajar secara kooperatif membangun hubungan yang 96% 4%
positif antarindividu dalam kelompok.
12 Belajar kooperatif menjadikan individu bertanggung 92% 8%
jawab atas tugas kelompok.
13 Melalui belajar secara kooperatif saya dapat menghargai 93% 7%
pendapat orang lain.
14 Belajar kooperatif melatih saya mengemukakan pendapat. 90% 10%
15 Belajar secara kooperatif memberikan hasil yang lebih 95% 5%
baik dibandingkan secara individual.
16 Melalui belajar scr kooperatif saya belajar berargumen 90% 10%
untuk meyakinkan oang lain.
17 Belajar secara kooperatif mengajarkan individu untuk 91% 9%
saling membantu dalam kelompok.
18 Belajar kooperatif menjadikan invidu saling menerima 93% 7%
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
19 Masalah yang rumit dapat dipecahkan lebih mudah 80% 10%
melalui belajar secara kooperatif.
20 Belajar kooperatif menjadikan individu lebih menghargai 94% 6%
perbedaan.

Dari table 1 dapat diperlihatkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap


pembelajaran kooperatif sangat positif. Sebagian besar mahasiswa (94%)
mempersepsi secara positif pembelajaran kooperatif yang dilakukan dalam
kelompok kecil. Hanya 6% yang mempersepsi negative terhadap
pembelajaran kooperatif. Hal ini mengisyaratkan bahwa mahasiswa
kependidikan sangat menyukai dan mengambil banyak keuntungan dan
manfaat dari pembelajaran kooperatif.
Hasil penelitian ini mendukung hasil-hasil penelitian terdahulu yang
memperlihatkan persepsi positif terhadap pembelajaran kooperatif dalam
pelbagai konteks penelitian dan pembelajaran, misalnya Hidayati et al
(2018); Chuang, Ta-Tao & Nakatani, Kazuo (2005); Othman et al (2011).
Pada konteks pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing (English as a
Foreign Language/EFL) penelitian Hidayati et al (2018) melakukan studi kasus

201
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

yang berfokus pada persepsi mahasiswa tentang penerapan pembelajaran


kooperatif di kelas EFL. Dengan melibatkan 33 partisipan mahasiswa tahun
terakhir pada program studi pendidikan, temuan penelitian Hidayati et al
(2018) menunjukkan bahwa mahasiswa memberikan tanggapan yang positif
terhadap pembelajaran kooperatif. Selain itu, komunikasi dan relasi social
antarmahasiswa menjadi lebih kohesif melalui pembelajaran kooperatif di
kelas EFL. Singkatnya, dalam konteks EFL, penerapan pembelajaran
kooperatif dipersepsi secara positif oleh mahsiswa karena dianggap
memudahkan pembelajaran dan menjadikan pembelajaran lebih menarik
dan menyenangkan.
Temuan tersebut sejalan dengan hasil penelitian klasik McManus dan
Gettinger (1996) yang secara khusus melakukan penelitian dari perspektif
penilaian pembelajaran kooperatif oleh pengajar dan pembelajar. Dari
perspektif pembelajar, tanggapan terhadap pembelajaran dalam kelompok-
kelompok kecil serta perilaku interaktif verbal menjadi fokus penelitian ini.
Pada konteks ini pembelajar memberikan tanggapan yang poitif terhadap
pembelajaran kooperatif. Demikian juga dengan penelitian Chuang, Ta-Tao
& Nakatani, Kazuo (2005), yang menemukan bahwa penerapan metode
pembelajaran kooperatif dalam perkuliahan Sistem Informasi Manajemen
pada tingkat sarjana tidak saja efektif, melainkan juga menarik minat
mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran secara lebih intens.
Pada konteks implementasi pembelajaran kooperatif (CL) sebagai
teknik alternatif untuk meningkatkan pembelajaran dalam konteks
perkuliahan Matematika Teknik, Othman et al (2011) menemukan bahwa
pembelajaran kooperatif berpotensi meningkatkan dan mengembangkan
keterampilan generik mahasiswa. Selain itu, melalui penerapan
pembelajaran kooperatif pengajar terbantu dalam pemahaman yang lebih
baik terhadap mahasiswa dan pengalaman yang diperolehnya dari proses
pembelajaran kooperatif yang dilakukannya. Meskipun demikian, secara
lebih spesifik dari temuan penelitian ini terungkap bahwa mahasiswa pada
semester awal lebih cenderung belajar secara individual dan kelompok.
Pada semester 2 ke atas mahasiswa cenderung menyukai belajar dalam
kelompok.
Pada perspektif lain, hasil-hasil penelitian di atas tidak sejalan dengan
hasil penelitian Phipps, M., Phipps, C., Kask, S., & Higgins, S. (2001) yang
mengungkapkan kurang signifikannya pembelajaran kooperatif dalam
memotivasi mahasiswa untuk belajar. Kurang dari separuh partisipan (48%)
memberikan persepsi posisif terhadap pengaruh pembelajaran kooperatif
dalam memotivasi mahasiswa dalam belajar.
Demikianlah, temuan-temuan dalam konteks penelitian ini
mendukung hasil-hasil penelitian terdahulu yang memperlihatkan adanya -

202
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

persepsi positif terhadap pembelajaran kooperatif. Meskipun demikian,


persepsi negatif dalam pembelajaran kooperatif, terutama yang mengarah
pada kekurangefektifan dari segi waktu yang menyita banyak waktu
persiapan dan proses pembelajarannya perlu juga dipertimbangkan
solusinya agar pembelajaran kooperatif dapat mencapai hasil pembelajaran
yang maksimal.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI


Simpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap
pembelajaran kooperatif dapat dikelompokkan dalam dua kategori respon,
yakni yang mengarah pada persepsi positif dan negative. Persepsi positif
pembelajaran kooperatif mengarah pada banyaknya manfaat yang dapat
diambil dari pembelajaran kooperatif, di antaranya memberikan hasil belajar
yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran individual. Selain itu,
melalui pembelajaran kooperatif mahasiswa dapat mempererat kerja sama
antarindividu, lebih bertanggung jawab, lebih dapat menerima perbedaan,
dan dapat menerima kekurangan dan kelebihan orang lain.
Meskipun tidak banyak yang memberikan respon negative, dari
perseptif ini dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif dianggap
kurang efisien dari segi waktu. Dalam konteks ini, pembelajaran individual
dipersepsi lebih praktis dan efisien. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut
perlu dilakukan untuk mengungkapkan lebih spesifik dan mendalam
mengenai dampak kognitif dan afektif pembelajaran kooperatif dalam
konteks yang berbeda.

Rekomendasi
Hasil penelitian ini memperlihatkan berbagai keuntungan dan kerugian
dalam pembelajaran kooperatif di lingkungan mahasiswa pascasarjana
kependidikan. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif dapat
direkomendasikan untuk dapat diterapkan sesuai dengan konteks dengan
memperhitungkan pula kerugian-kerugian yang ditemukan berdasarkan
persepsi mahasiswa.
Demikianlah, hasil penelitian ini secara praktis dapat dijadikan
rekomendasi untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
kooperatif yang dapat mengaktifkan keterlibatan mahasiswa secara
maksimal. Dengan memahami persepsi, harapan, keuntungan dan kerugian
dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif dapat dijadikan rekomendasi
untuk peningkatan kualitas pembelajaran yang lebih baik. Pada gilirannya,
mahasiswa dapat ditingkatkan keterampilan kognitif, afektif, dan sosialnya

203
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

sehingga kualitas komunikasi dan interaksi edukatif dapat ditingkatkan


sejalan dengan peningkatan kemampuan akademik.

DAFTAR PUSTAKA
Bejarano, Y. (1987). A Cooperative Small-Group Methodology in the
Language Classroom. TESOL Quarterly, 3(21), 483-504. Retrieved from
http://www.jstor.org/stable/3586499.
Cheng, W., & Warren, M. (2000). Making a Difference: Using Peers to Assess
Individual Students’ Contributions to a Group Project. Teaching in
Higher Education, 5, 243–55.
Chuang, Ta-Tao & Nakatani, Kazuo. (2005). Perceptions of students towards
cooperative learning in undergraduate management information
systems: Exploratory quantitative analyses. International Journal of
Innovation and Learning. 2. 10.1504/IJIL.2005.006296.
Harjono, H.S. & Wachyunni, S. (2011). Is cooperative learning better than
individual learning in reading comprehension workshop? Tekno-
Pedagogi Journal, 1(1), 1-13.
Jalilifar, A. 2009. The effect of cooperative learning techniques on college
students’ reading comprehension. System, 38, 96–108. doi:
0.1016/j.system.2009.12.009.
Johnson, DW & Johnson, RT. (1989). Cooperation and competition: theory and
research. Edina, MN: Interaction Book Company.
Johnson, DW, Johnson, RT, & Holubec, E. (2004). Cooperation in the classroom.
Edina, MN: Interaction Book Company.
Johnson, DW, Johnson, RT, & Holubec, E. (2004). Collaborative Learning.
Virginia: The New Circle of Learning.
Johnson, D.W. & Johnson, R.T., & Smith, K.A. (1998). Cooperative Learning
Returns to College: What Evidence Is There That It Works? Change,
27-35.
Johnson, D.W. & Johnson, R.T. (2003). Student Motivation in Co-operative
Groups: Social Interdependence Theory. Cooperative Learning. In
Gillies, R.M. & Ashman, A.F. (eds). London-New York: Routledge
Falmer.
Othman, H., et al. (2012). “Students’ Perceptions on Benefits Gained from
Cooperative Learning Experiences in Enginering Mathematics
Courses”. Social and Behavioral Sciences, 60 (2012), 500-506.
Phipps, M., Phipps, C., Kask, S., & Higgins, S. (2001). University Students’
Perceptions of Cooperative Learning: Implications for Administrators
and Instructors. Journal of Experiential Education, 24(1), 14–22.
https://doi.org/10.1177/105382590102400105.

204
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Shaaban, K. (2006). An initial study of the effects of cooperative learning on


reading comprehension, vocabulary acquisition, and motivation to
read. Reading Psychology, 27(5), 377- 403.
Shachar, H. & Sharan, S. (1995). Cooperative learning in the heterogeneous
Israeli classroom. International Journal of Educational Research, 23(3),
283-292.

205
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Improving Students' Tenses Mastery by Using Augmented


Reality Media

Yelia, Dony Efriza


FKIP, Universitas Jambi, Indonesia
Email: davizayelia@gmail.com/donyefriza.de@gmail.com

Abstract
The students in the University must be able to use correct general tenses of
English well. This article aims at describing the action research about using
Augmented Reality as a media to improve English tenses of the students.
This research was carried out in two cycles and consisted some steps in
implementing the action, they are: planning, acting, observing, and
reflecting. The subjects of this research were a class of Economic Education
study program students who were taking English subject in academic year
2018/2019. This research was done on 1st Mei - November 2019. The data of
this research were quantitative and qulitative data. This research used test
and non test (interview, field note, and questionnaire) in collecting the data.
The result of data analysis of the mean score in the first cycle was 68.
Meanwhile the mean score had been improved until 90 in the second cycle.
Based on the results of data analysis and discussion, it can be concluded that
Augmented reality can improve students’ tenses ability. However, this
research also found that: 1) augmented reality media created good
atmosphere in teaching learning activity, 2) the tenses explanation, which
given by some cartoons in Augmented Reality, made the students easy to
understand 3) the cartoons, that showed on Augmented Reality media,
made the students be attractive 4) the students felt happy in using
Augmented Reality Media so that they were more enthusiastic and active.

Keywords: Augmented Reality, Media, Tenses

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Walaupun nilai matakuliah bahasa Inggris mahasiswa Jurusan non Bahasa
Inggris relatif baik secara rata-rata, berdasarkan pengamatan banyak
terdengar penyimpangan-penyimpangan tenses yang sangat mendasar bila
mereka berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Dengan peningkatan kualitas
pengajaran dan pembelajaran melalui pendekatan yang lebih komunikatif
dan memberikan latihan lisan dan tulisan di kelas dan tugas rumah yang
terstruktur untuk kelompok mata kuliah Bahasa Inggris, diperkirakan -

206
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

penyimpangan-penyimpangan lisan dan tulisan akan sangat jauh berkurang.


Namun, nyatanya penyimpangan-penyimpangan yang tidak pantas terjadi
lagi masih saja berlanjut. Untuk membangun sebuah kalimat diperlukan
elemen pembangun, yaitu Phrasa (Frasa) dan Klausa.
Frasa adalah satuan gramatikal yang diperlukan untuk menyusun
sebuah klausa. Bisanya berdiri sendiri atau gabungan antara dua atau lebih
kata. Dalam bahasa Inggris terdapat 5 jenis frasa:
1. Verb phrase. Merupakan frasa yang berfungsi sebagai predikat. Contoh:
come, had thougt, was left, will be climbing.
2. Noun phrase. Merupakan frasa yang berfungsi sebagai objek atau kata
benda. Contoh: a good flight, his crew, we. Dalam contoh tersebut, noun
phrase berupa kata benda (noun) dan di dahului determiner atau
adjective. Noun phrase bisa juga berupa pronoun.
3. Adjective phrase. Merupakan frasa yang berfungsi sebagai kata sifat.
Contoh: pleasant, very late. Adjective phrase adalah frase yang berisi kata
sifat dan bisa juga dengan keterangan tingkatan seperti very dan so.
4. Adverb phrase. Merupakan frasa yang berfungsi sebagai keterangan.
Contoh: quickly, almost certainly. Kata keterangan tersebut bisa juga
didahului keterangan tingkatan misal almost.
5. Prepositional phrase. Merupakan frasa yang berfungsi sebagai kata depan.
Contoh: after lunch, on the aircraft.

Klausa merupakan satuan sintaksis yang berada di atas satuan frasa dan di
bawah satuan kalimat, berupa runtunan kata-kata predikatif. Artinya dalam
konstruk itu terdapat komponen berupa kata atau frasa yang berfungsi
sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek dan lain
sebagainya (Abdul Chaer, 2009). Berikut contoh klausa:
She looked up the answer
S P O
We go to school by bicycle
S P O Ket.

Sentence atau kalimat adalah gabungan dua atau lebih kata yang
menghasilakan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Menurut
bentuknya, sentence dibagi menjadi;
a. Simple Sentence
Simple sentence atau kalimat sederhana adalah kalimat yang dibangun
oleh sebuah klausa. Contoh: the little boy laughed.
b. Compound Sentences
Compound sentence atau kalimat gabungan adalah kalimat yang
dibangun dari dua klausa yang disatukan dengan conjunction seperti -

207
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

for, and, nor, but, or, yet dan so. Contoh: Jane put the glass vase on the table
and her mother picked it up.
c. Complex Sentences
Complex Sentence atau kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri
dari klausa utama dan klausa turunan. Contoh: Harry was only of teen
when his mother sent him away to school.
Sentences with relative clause Sentences with relative clause merupakan
kalimat seperti klausa turunan yang menambahkan informasi pada
noun phrase. Contoh: I brought the cookies that are on the plate.
d. Compound complex sentences
Compound complex sentences merupakan kombinasi antara
compound dan complex sentences. Bentuk kalimat ini paling tidak
memiliki dua klausa utama dan satu klausa turunan. Contoh: I’ll leave a
message for the plumber (Main Clause) but I’m not sure (Main Clause) that
he’ll get it (Dep. Clause).
Menurut penggunaan fungsi predikatnya, kalimat dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Kalimat verbal. Adalah kalimat yang predikatnya merupakan kata
kerja. Contoh: She is sleeping.

Kalimat nominal. Arti kalimatNominal Adalah kalimat yang berpredikat


bukan kata kerja, melainkan berjenis kata benda, kata sifat, kata bilangan,
kata ganti, atau kata keterangan. Contoh: I am a Doctor.
Alat bantu sangat diperlukan dalam interaksi antara dosen dan
mahasiswa di dalam kelas sebagai media pembelajaran untuk
menyampaikan materi- materi dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Menurut Arif (2003: 06) media adalah alat perantara atau penyampaian
pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
media pembelajaran adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghantarkan
pesan atau informasi antara pengajar, pembelajar dan bahan ajar. Dengan
kata lain semua mata pelajaran haruslah menggunakan media dalam
kegiatan belajar dan mengajar agar tujuan belajar dan mengajar dapat di
dapatkan semaksimal mungkin.
Sebagai usaha untuk memecahkan masalah, tim peneliti dalam
penelitian ini berupaya menggunakan media teknology yakni Augmented
Reality. Dengan berkembangnya Informasi dan Teknologi sekarang
membuat semuanya menjadi mudah dalam mendapatkan Informasi.
Augmented Reality adalah salah satu cara yang dapat mengirimkan
informasi kepada orang lain secara menarik dengan memanfaatkan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Aumented Reality
(AR) / realitas tertambah adalah teknologi yang menggabungkan benda -

208
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi kedalam sebuah lingkungan
nyata tiga dimensi. Jadi dapat disimpulkan bahwa Aumented Reality (AR)
adalah memunculkan karakter hologram yang menyatu dengan dunia nyata.
Augmented reality adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan bentuk benda nyata yang dihasilkan di dalam komputer.
Sebuah aplikasi augmented reality dapat berisi berbagai fungsi, baik untuk
interaksi atau display. Salah satu contoh augmented reality adalah ketika
berada di sebuah museum yang menggunakan aplikasi yang terdapat pada
museum, kita dapat memindai kode bar di dasar patung dan aplikasi akan
menunjukkan gambar dari patung dengan deskripsi interaktif sepenuhnya.
Ward (2012: 1) menyatakan bahwa augmented reality juga dapat digunakan
untuk menampilkan peta museum yang menunjukkan karya yang berbeda,
hal ini memungkinkan kita untuk mengikuti peta lokasi tersebut.
Augmented reality merupakan sebuah sistem yang menggabungkan
dunia nyata dan komputer grafis. Husni dan Rokhmat (2008: 2) mengatakan
bahwa tujuan dari augmented reality adalah menambahkan pengertian dan
informasi dunia nyata dimana sistem augmented reality mengambil dunia
nyata sebagai dasar dan menggabungkan beberapa teknologi dengan
menambahkan data kontekstual agar pemahaman seseorang menjadi
semakin jelas.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah di kelas dan dilakukan
sesuai dengan langkah-langkah pada penelitian tindakan kelas, sehingga
model penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini diawali
oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis dan hasil kajian
digunakan sebagai dasar dalam mengatasi masalah .Dalam proses
perencanaan yang telah disusun dilakukan observasi dan evaluasi dan
hasilnya difahami sebagaai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang
terjadi pada tahapan perencanaan. Tahapan-tahapan di atas dilakukan
berulang-ulang dan bersinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan
tertentu dapat tercapai, Wibawa (2004:4).
Dalam penelitian ini dosen bekerjasama secara tim dalam melakukan
penelitian. Dengan cara ini diharapkan akan didapatkan data yang seobjetif
mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Penelitian ini dilakukan di FKIP Universitas Jambi, dikarenakan lokasi
ini adalah lokasi dimana peneliti mengajar di Fakultas/ Universitas tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan mulai Mei sampai Desember 2019.
Ada dua tipe data yang diambil dari penelitian ini. Data pertama
berupa hasil pekerjaan mahasiswa dan yang kedua berupa deskripsi situasi,
kondisi, dan proses yang terjadi selama penelitian ini berlangsung.

209
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Data dikumpulkan melalui observasi partisipan, kuesioner, wawancara semi


terstruktur, rekaman audio dan catatan lapangan. Analisis data dilakukan
melalui tahapan sebagai berikut; i) mengumpulkan dan membaca seluruh
data; ii) mengklasifikasikan data sehingga menjadi sistematis. Tahap ini juga
digunakan untuk mereduksi data yang tidak relevan dan tidak diperlukan;
iii) membandingkan data yang sudah diklasifikasikan; iv)
menginterpretasikan data yang telah diklasifikasikan dengan
memperharitkan hasil perbandingan yang telah dilakukan sebelumnya.
Untuk menghindari subjektifitas, peneliti melakukan trianggulasi.
Memperhatikan jenis data yang dikumpulkan, ada dua teknik yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan terhadap hasil tes sedangkan
analisis kualitatif digunakan dalam data kualitatif yang diperoleh dara
hasil pengamatan terhadap dosen, siswa, atau hal- hal lain yang tampak
selama penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil ohservasi dan catatan lapangan selama empat minggu
pelaksanaan tindakan dapat disimpulkan bahwa penggunanan Augmented
Reality dapat memotivasi mahasiswa untuk memusatkan perhatian pada
materi ajar. Hal ini disebabkan oleh karena penggunaan Augmented Reality
dalam pengajaran Bahasa Inggris merupakan hal yang baru. Dengan arti kata,
dengan menggunakan media Augmented Reality perhatian mahasiswa lebih
dapat terfokus sebagai usaha untuk meningkatkan pemahaman mereka
tentang materi perkuliahan, dan melalui latihan juga meningkatkan
kemampnan mereka dalam menggunakan tenses secara baik dan benar.
Meskipun begitu, tim peneliti memutuskan bahwa hasil yang sudah dicapai
betum begitu memuaskan. Oleh sebab itu, perlu diupayakan usaha lebih
lanjut dalam hal penggunaan media. Latihan lisan berbentuk Language Games
sangat berperan dalam memotivasi mahasiswa. Akan tetapi pelaksanaannya
tidak sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam tahap perencanaan.
Pada tahap perencanaan ditetapkan latihan lisan untuk setiap topik
yang diberikan dalam bentuk Language Games. Latihan tulisan terstruktur
sebagai tugas yang dikerjakan di rumah secara online diberikan dalam
bentuk penugasan mahasiswa untuk melengkapi fill in the blank dengan
menggunakan waktu yang ditentukan. Latihan ini juga dapat memotivasi
mahasiswa untuk menggunakan teknologi secara online dalam
mengomunikasikan secara tulisan. Karena itu, ditetapkan pula bahwa pada
Siklus Kedua latihan seperti ini juga diteruskan. Sama dengan Siklus
Pertama, Siklus Kedua juga dilaksanakan selama 4 minggu dan juga melalui
empat tahapan: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

210
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Setelah selesai Putaran Kedua, pada minggu berikutnya Post-Test Bahasa


Inggris tentang tenses untuk melihat perkembangan yang dicapai. Hasil post
-test memperlihatkan skor rata-90. Tim peneliti kembali mendiskusikan
semua tindakan yang diamati pada putaran ini dengan beberapa pihak yang
terkait di lingkungan Program Studi Pendidikan Ekonomi. Dari hasil diskusi
dapat dirumuskan bahwa terjadi peningkatan motivasi mahasiswa dalam
belajar yang berarti juga terjadi peningkatan pemahaman dan kemampuan
menggunakan tenses secara benar baik lisan maupun tulisan secara sangat
signifikan seperti yang ditunjukkan oleh hasil post-test tersebut.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa jawaban pertanyaan
penelitian positif/ya, dan hipotesis tindakan dari penelitian tindakan kelas ini
diterima karena terbukti bahwa penggunaan media Augmented Reality serta
pemberian latihan lisan serta latihan tulisan terstruktur yang di maksud
dapat lebih jauh memotivasi mahasiswa untuk memperhatikan perkuliahan
yang muaranya pada peningkatan pemahaman dan kemampuan mahasiswa
Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Jambi dalam menggunakan tenses
secara benar, baik lisan maupun tulisan.
Berdasarkan hasil pre-test kemampuan mahasiswa sangat tidak
memuaskan. Skor rata-rata pre-test memperlihatkan bahwa kemampuan rata-
rata skor pre-tes adalah 35. Adapun juga yang menjadi fokus dalam
penelitian tindakan kelas ini apakah terdapat peningkatan motivasi untuk
memperhatikan pelajaran, pemahaman, dan kemampuan dalam
menggunakan tenses secara benar, baik lisan maupun tulisan. Ternyata dari
hasil pengamatan terlihat peningkatan motivasi dan pemahaman, dan hal ini
didukung oleh hasil post-test yang mempelihatkan peningkatan kemampuan
yang tajam. Skor rata-rata tes pada siklus pertama adalah 68 dan 90 pada
siklus kedua Skor rata-rata post-test ini memperlihatkan peningkatan sebesar
22 poin, suatu peningkatan yang amat tajam. Adapun data post tes siklus 1
dan 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Rata-rata nilai siswa pada siklus 1 dan siklus 2


Students’
No Test II Test III
Initial
1 S1 60 88
2 S2 76 92
3 S3 68 90
4 S4 65 88
5 S5 72 94
6 S6 81 97
7 S7 60 85

211
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

8 S8 90 99
9 S9 60 84
0 S10 64 88
11 S11 60 87
12 S12 66 90
13 S13 64 88
14 S14 68 90
15 S15 65 90
16 S16 60 87
17 S17 60 88
18 S18 65 91
19 S19 72 90
20 S20 88 97
21 S21 63 88
22 S22 66 90
23 S23 72 90
24 S24 63 89
25 S25 72 90
Total ( x) 1700 2250
Average 68 90

Peningkatan kemampuan mahasiswa dalam meggunakan tenses yang benar


dapat dilihat dari jawaban pre-test. Sebagian besar mahasiswa kurang
menyadari penggunaan kata kerja bentuk ke 2 dalam bentuk past tense. Dari
jawaban post-test, kesalahan ini sudah sangat jauh berkurang dan masih
banyak lagi yang lainnya.
Sehubungan dengan penggunaan media Augmented Reality dan TV
LED/ In- focus, aktivitas ini menjadi sangat menarik. Selain ini juga
menghemat waktu sehingga dosen mempunyai banyak waktu untuk
memperhatikan dan berinteraksi dengan maliasiswa. Dosen bisa mengontrol
kelas lebih baik, memilih transparansi/tayangan, berhenti bila ada yang
bertanya atau melanjutkan penjelasan, mengatur urutan transparansi atau
menayangkan ulang mana yang perlu di antara yang sudah ditayangkan
sebelumnya, dan mengamati reaksi mahasiswa.
Di samping itu, melalui latihan lisan dengan menggunakan Language
Games serta latihan-latihan tulisan terstruktur, latihan-latihan tenses lebih
menekankan pada consciousness-raising ketimbang practice. Tipe kegiatan
kelas seperti ini, menurut penelitian Folos dan Ellis (1990) lebih efektif dalam
meningkatkan kemampuan grammar ,termasuk tenses, mahasiswa dan
penggunaannya ditunjang dengan cara pemerolehan bahasa yang sedang -

212
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dipelajari karena pengajaran grammar dilengkapi dengan tugas-tugas yang


situasional agar pengetahuan grammar tidak hanya menjadi sekedar
pengetahuan (knowledge) saja, tetapi membuat mahasiswa mampu
menggunakannya dengan benar, baik serara lisan maupun tulisan alias
menjadi grammatical skill.

DAFTAR PUSTAKA
Ajipramuditya, T, A. 2013. Analisis Implementasi Perbandingan Performansi
SDK Augmented Reality Vuforia dan IN2AR pada Aplikasi Mobile
Advertising. Institut Teknologi Telkom
Husni, M. Emir dan Rokhmat, Yusuf. 2008. Perancangan Augmented Reality
Volcano untuk Alat Peraga Museum. Jurnal Institut Teknologi Bandung.
Lazuardi, Senja. 2012. Augmented Reality:Masa Depan Interaktivita. Jakarta:
kompas
Martono, Teguh, Kurniawan. 2011. Augmented Reality Sebagai Metafora Baru
dalam Teknologi Interaksi Manusia dan Komputer. Jurnal Sistem Komputer,
Vol. 1, No. 2
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Penerbit Prenada Media
Nugraha, Erwin. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi
Elektronika Dasar Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis Augmented
Reality. Skripsi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan UPI
Perdana, Yuzti, Mukhlis., Fitrisia, Yuli., dan Putra, Eka, Yusapril. 2012.
Aplikasi Augmented Reality Pembelajaran Organ Pernapasan Manusia Pada
Smartphone Android. Jurnal Teknik Informatika, Vol. 1
Phan, Toan, Viet., dkk. 2010. Interior Design in Augmented Reality Environment.
International Journal of Computer Application, Vol. 5, No. 5
Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta
Ruswandi, Uus dan Badrudin. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Insan
Mandiri
Sahertian, A, Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta
Smaldino, E. Sharon., dkk. 2011. Teknologi Pembelajaran dan Media untuk
Belajar. Jakarta: Kencana
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya

213
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Ward, Trevor. 2012. Augmented Reality using Appcelerator Titanium Starter.


Birmingham: Packt Publishing Ltd
Yuen, Chi-yin, Steve., Yaoyuneyong, Gallayanee., dan Jhonson, Erik. 2011.
Augmented Reality: An Overview and Five Directions for AR in Education.
Journal of Educational Technology Development and Exchange, Vol.
4, No. 1

214
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Upaya


Peningkatan Profesionalisme Guru

Nazurty, Afreni Hamidah


Universitas Jambi
Email: nazurtysuhaimi@gmail.com

Abstrak
Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk membantu mengatasi
kesulitan guru dan meningkatakan wawasan guru dalam melakukan
penelitian bidang pendidikan, khususnya penelitian tindakan kelas. Selain
itu, kegiatan dalam bentuk workshop diharapakan dapat melatih guru
dalam merancang, melaksanakan, dan menuliskan laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Khalayak sasaran kegiatan pengabdian pada
masyarakat ini adalah guru-guru sma negeri 3 kerinci. Hasil yang
diharapkan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, yaitu
peningkatan potensi, motivasi, dan profesionalisme guru dalam bidang PTK.
kemampuan melaksanakan penelitian tindakan kelas ini juga dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada
masyarakat ini menggunakan metode lokakarya tentang Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Dari kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk
Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat disimpulkan: 1) para
guru sekolah Dasar sangat antusias mengikuti pelatihan ini, yang tergambar
dari keaktifannya bertanya, berdiskusi, dan membagi pengalaman mereka
dalam proses pembelajaran; 2) para guru Sekolah Dasar mulai memahami
bagaimana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas; 3) para guru Sekolah
Dasar tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas karena dengan
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas guru dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran di kelas dan dapat meningkat kemampuan guru dalam
menggunakan strategi dan metode mengajar yang bervariasi. Berdasarkan
hasil pelatihan seperti diuraikan di atas disarankan kegiatan pelatihan
Penelitian Tindakan Kelas atau Workshop yang sejenis sebaiknya
dilanjutkan agar lebih meningkatkan profesionalisme guru khususnya guru-
guru Sekolah Dasar. Apa yang diperoleh melalui pelatihan Penelitian
Tindakan Kelas ini akan lebih bisa dikembangkan oleh para guru yang
menjadi peserta pelatihan.

Kata Kunci: Profesionalisme Guru, penelitian tindakan kelas

215
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
dinyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik. Definisi tersebut menuntut agar guru memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik.Untuk
menghasilkan kualifikasi akademik yang baik diperlukan sejumlah
kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, social, dan
professional.Kompetensi-kompetensi tersebut diperlukan oleh seorang guru
untuk dapat meraif sertifikat pendidik sebagai bukti keprofesionalannya.
Pengembangan keprofesionalan guru sangat terkait dengan kegiatan
penelitian, khususnya Penelititan Tindakan Kelas (PTK).Suatu bukti
keterkaitannya adalah ketika guru mengusulkan kenaikan pangkat
fungsional dipersyaratkan untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI). Salah
satu bentuk Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Selain itu, pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dan dapat meningkatkan
kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Akhirnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilakukan oleh guru ini dapat meningkatkan profesionalisme guru itu
sendiri.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada hakekatnya merupakan kegaitan
ilmiah yang dapat digunakan sebagai bahan refleksi untuk kegiatan
Pembelajaran di kelas secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal
ini disebabkan oleh Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri berdasarkan permasalahan
yang dialaminya. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diharapkan guru
dapat berkolaborasi dengan sejawat dalam merancang, melaksanakan, dan
merefleksiskan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif. Hal tersebut
menjadi permasalahan bagi guru yang dengan kesibukan kesehariannya
mengajar, guru kurang menyadari bahwa dirinya juga memerlukan
peningkatan keprofesionalannya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat
meningkatkan keprofesinalisme karena penelitian ini dilakukan langsung
pada kegiatan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan pada hal tersebut di atas, maka Prodi Magister Pendidikan
Dasar memandang perlu untuk mengadakan kegiatan pengabdian pada
masyarakat dalam bentuk Pelatihan yang bertema “ Pelatihan Penelitian
Tindakan Kelas dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru ”. Adapun
rumusan masalahnya adalah: Bagaimana pemahaman guru-guru Sekolah -

216
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Dasar dalam merancang, melaksanakan, dan menyusun laporan Penelitian


Tindakan Kelas?
Sebagai tujuan dari workshop peningkatan profesionalisme guru
melalui penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. Peningkatan wawasan pengetahuan guru-guru Sekolah Dasar mengenai
penelitian pendidikan, khususnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
b. Melatih guru-guru Sekolah Dasar dalam merancang sebuah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
c. Membantu guru-guru Sekolah Dasar untuk melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
di sekolahnya
d. Mengarahkan guru-guru Sekolah Dasar dalam menulis karya ilmiah
yang didasarkan pada hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
e. Dengan bimbingan fasilitator diharapkan guru-guru Sekolah Dasar
dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di sekolahnya
masing-masing.
Hasil kegiatan pelatihan ini diharapkan bermanfaat untuk
meningkatkan kompetensi profesional guru melalui Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).Peningkatan kompetensi profesional guru tersebut dicapai
melalui pemahaman guru Sekolah Dasar dalam mengidentifikasi
permasalahan pembelajaran di kelas, merencanakan dan melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), serta melaporkan hasil Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Dari serangkaian kegiatan tersebut diharapkan guru-guru
Sekolah Dasar dapat membuat karya tulis yang dapat dipublikasikan dan
dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah. Khalayak sasaran kegiatan
pengabdian pada masyarakat ini adalah guru-guru Sekolah Dasar yang
tergabung dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Mawar Kecamatan
Jelutung.

Kajian Pustaka
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dikatakan sebagai penelitian
tindakan dalam bentukintervensi praktik dunia nyata yang bertujuan untuk
meningkatkan situasi praktis, (Reason & Bradbury, 2001: 1). Artinya,
penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk
meningkatkan situasi dan kualitas pembelajaran inilah yang disebut dengan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan dalam proses
pembelajaran yang alami di kelas sesuai dengan jadwal. Meskipun
pelaksanan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di dalam kelas
dalam situasi proses pembelajaran sedang berlangsung, namun tidak -

217
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mengganggu proses pembelajaran tersebut. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, terlokalisasi, dan secara
langsung gayut (relevan) dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Siswa
merupakan subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Guru lain yang
mengajar bidang pelajaran yang sama, dapat dilibatkan yang akan berfungsi
sebagai kolaborator. Situasi kelas sangat dinamis dalam konteks kehidupan
sekolah yang dinamis pula, maka peneliti perlu menyesuaikan diri dengan
dinamika yang kelas yang ada.

Tujuan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa Penelitian Tindakan Kelas
ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.
Proses meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan tanggung jawab
guru dan melibatkan murid-muridnya dalam proses pembelajaran tersebut.
Dengan kata lain, guru berupaya meningkatkan praktik pembelajaran,
meningkatkan pemahaman terhadap praktik tersebut, dan mengkondisikan
situasi yang kondusif prses pembelajaran di kelas, (Grundy & Kemmis, 1982:
84). Jadi, tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk
mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku murid- murid di kelas, dan
mengubah kerangka kerja pelaksanaan pembelajaran di kelas. Oleh sebab
itu, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sewajarnya untuk dikembangkan
dalam rangka meningkatkan profesional para guru dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.

Fungsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan
kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas. Menurut, Cohen & Manion,
(1980: 211): Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di ruangan kelas dapat
berfungsi sebagai (a) alat untuk mengatasi masalah-masalah yang
didiagnosis dalam situasi pembelajaran di kelas; (b) alat pelatihan dalam-
jabatan, membekali guru dengan keterampilan dan metode baru dan
mendorong timbulnya kesadaran diri, khususnya melalui pengajaran
sejawat; (c) alat untuk memasukkan ke dalam sistem yang ada (secara alami)
pendekatan tambahan atau inovatif; (d) alat untuk meningkatkan
komunikasi yang biasanya buruk antara guru lain dan guru peneliti; (e) alat
untuk menyediakan alternatif bagi pendekatan yang subjektif terhadap
pemecahan masalah di kelas.
Ada tiga hal penting yang perlu diketahui yang berkaitan dengan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Pertama, hasil Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dipakai sendiri oleh penelitinya. Kedua, penelitiannya terjadi di
dalam situasi nyata yang pemecahan masalahnya segera diperlukan, dan

218
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

hasil-hasilnya langsung diterapkan/dipraktikkan dalam situasi terkait.


Ketiga, peneliti Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melakukan sendiri
pengelolaan, penelitian, dan sekaligus pengembangan.

Kriteria dan Persyaratan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) harus memenuhi kriteria validitas. Akan
tetapi, makna dasar validitas untuk penelitian tindakan ini cendrung ke
makna dasar validitas dalam penelitian kualitatif, yaitu makna langsung dan
lokal dari tindakan sebatas sudut pandang peserta penelitiannya (Elliot,
1982: 35). Jadi, kredibilitas penafsiran peneliti dipandang lebih penting
daripada validitas internal.Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat
transformatif, maka kriteria yang tepat adalah validitas demokratik, validitas
hasil, validitas proses, validitas katalitik, dan validitas dialogis. Kriteria ini
harus dipenuhi dari awal sampai akhir penelitian, yaitu dari refleksi awal
saat kesadaran akan kekurangan muncul sampai pelaporan hasil
penelitiannya.
Menurut, Taba H. &Noes e (1982: 22- 30) agar Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) berhasil harus memenuhi syarat sebagai berikut.Pertama,
peneliti dan kolaborator serta murid-murid harus punya tekad dan
komitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan komitmen itu
terwujud dalam keterlibatan mereka dalam seluruh kegiatan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) secara proporsional. Kedua, peneliti dan kolaborator
menjadi pusat dari penelitian sehingga dituntut untuk bertanggung jawab
atas peningkatan yang akan dicapai. Ketiga, tindakan yangdilakukan
hendaknya didasarkan pada pengetahun, baik pengetahuan konseptual dari
tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuan teknis
prosedural.Pengetahuan teknis prosedural yang diperoleh melalui refleksi
kritis dan dipadukan dengan pengalaman orang lain dari tinjauan pustaka
hasil penelitian tindakan, berdasarkan nilai- nilai yang diyakini
kebenarannya. Refleksi kritis dapat dilakukan dengan baik jika didukung
oleh keterbukaan dan kejujuran terhadap diri sendiri, khususnya kejujuran
mengakui kelemahan/kekurangan diri.Keempat, tindakan tersebut
dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat
diubah ke arah perbaikan.Kelima , penelitian tindakan melibatkan pengajuan
pertanyaan agar dapat melakukan perubahan melalui tindakan yang
disadari dalam konteks yang ada dengan seluruh kerumitannya. Keenam,
peneliti hendaknya mamantau secara sistematik untuk mengetahui dengan
mudah arah dan jenis perbaikan. Hal ini berkenaan dengan pemahaman
yang lebih baik terhadap praktik dan pemahaman tentang bagaimana
perbaikan ini telah terjadi. Ketujuh, peneliti perlu membuat deskripsi otentik
objektif (bukan penjelasan) tentang tindakan yang dilaksanakan dalam -

219
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

riwayat faktual, perekaman video dan audio, riwayat subjektif yang diambil
dari buku harian dan refleksi serta observasi pribadi, dan riwayat fiksional.
Kedelapan, peneliti perlu memberi penjelasan tentang tindakan berdasarkan
deskripsi autentik.Kesembilan, peneliti perlu menyajikan laporan hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam berbagai bentuk. Kesepuluh, peneliti
perlu memvalidasi pernyataan penelit tentang keberhasilan tindakan peneliti
lewat pemeriksaan kritis dengan mencocokkan pernyataan dengan bukti
(data mentah), baik dilakukan sendiri maupun bersama teman (validasi-
diri), meminta teman sejawat untuk memeriksanya dengan masukan
dipakai untuk memperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhir menyajikan
hasil seminar dalam suatu seminar (validasi publik). Perlu dipastikan bahwa
temuan validasi selaras satu sama lain karena semuanya berdasarkan
pemeriksaan terhadap penyataan dan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti
ada sesuatu yang masih harus dicermati kembali.

Proses Dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ada empat aspek yang
harus dilakukanoleh peneliti, yaitu (1) menyusun rencana tindakan bersama-
sama, (2) melakukan tindakan, (3) mengamati secara individual dan
bersama-sama, dan (4) melakukan refleksi bersama-sama pula. Kemudian,
Anda bersama-sama merumuskan kembali rencana berdasarkan informasi
yang lebih lengkap dan lebih kritis (Kemmis dkk, 1982: 45).

Penyusunan Rencana
Rencana Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan tindakan pembelajaran
kelas yang tersusun, dan dari segi definisi harus prospektif atau memandang
ke depan pada tindakan dengan memperhitungkan peristiwa-peristiwa tak
terduga sehngga mengandung sedikit resiko. Maka rencan mesti cukup
fleksibel agar dapat diadaptasikan dengan pengaruh yang tak dapat terduga
dan kendala yang sebelumnya tidak terlihat. Tindakan yang telah
direncanakan harus disampaikan dengan dua pengertian. Pertama, tindakan
kelas mempertimbangkan resiko yang ada dalam perubahan dinamika
kehidupan kelas dan mengakui adanya kendala nyata, baik yang bersifat
material namun bersifat non-meterial dalam kelas peneliti. Kedua, tindakan-
tindakan yang dipilih karena memungkinkan para peneliti untuk bertindak
secara lebih efektif dalam tahapan-tahapan pembelajaran, secara lebih
bijaksana dalam memperlakukan murid, dan cermat dalam mengamati
kebutuhan dan perkembangan belajar murid. Pada prinsipnya, tindakan
yang peneliti rencanakan hendaknya (1) membantu peneliti sendiri dalam (a)
mengatasi kendala pembelajaran kelas, (b) bertindak secara lebih tepat-
guna dalam kelas peneliti, dan (c) meningkatkan keberhasilan pembelajaran

220
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

di kelas; dan (2) membantu peneliti menyadari potensi baru peneliti untuk
melakukan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja. Dalam proses
perencanaan, peneliti harus berkolaborasi dengan sejawat melalui diskusi
untuk mengembangkan bahasa yang akan dipakai dalam menganalisis dan
meningkatkan pemahaman dan tindakan peneliti dalam kelas. Rencana
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) peneliti hendaknya disusun berdasarkan
hasil pengamatan awal refleksif terhadap pembelajaran kelas peneliti.

Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hendaknya
dituntun oleh rencana yang telah dibuat. Tetapi perlu diingat bahwa
tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana, mengingat
dinamika proses pembelajaran di kelas peneliti yang menuntut penyesuaian.
Oleh karena itu, peneliti perlu bersikap fleksibel dan siap mengubah rencana
tindakan sesuai dengan keadaan yang ada.Semua perubahan/penyesuaian
yang terjadi perlu dicatat karena kelak harus dilaporkan. Pelaksanaan
rencana tindakan memiliki karakter perjuangan materiil, sosial, dan politis
ke arah perbaikan. Mungkin negosiasi dan kompromi diperlukan, tetapi
kompromi harus juga dilihat dalam konteks strateginya. Nilai tambah taraf
sedang mungkin cukup untuk sementara waktu, dan nilai tambah ini
kemudian mendasari tindakan berikutnya.
Observasi-observasi tindakan di kelas peneliti berfungsi untuk
mendokumentasikan pengaruh tindakan bersama prosesnya. Observasi itu
berorientasi ke depan, tetapi memberikan dasar bagi refleksi sekarang. Lebih
lagi ketika putaran atau siklus terkait masih berlangsung. Perlu dijaga agar
observasi: (1) direncanakan agar (a) ada dokumen sebagai dasar refleksi
berikutnya dan (b) fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak
terduga; (2) dilakukan secara cermat karena tindakan peneliti di kelas selalu
akan dibatasi oleh kendala realitas kelas yang dinamis, diwarnai dengan hal-
hal tak terduga; (3) bersifat responsif, terbuka pandangan dan pikirannya.
Hal yang diamati dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah (1) proses
tindakannya, (b) pengaruh tindakan (yang disengaja dan tak sengaja), (c)
keadaan dan kendala tindakan, (d) bagaimana keadaan dan kendala tersebut
menghambat atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan
pengaruhnya, dan (e) persoalan lain yang timbul.

Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis
seperti yang telah dicatat dalam observasi. Melalui refleksi peneliti berusaha
(1) memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam
tindakan strategik, dengan mempertimbangkan ragam perspektif yang -

221
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mungkin ada dalam situasi pembelejaran kelas, dan (2) memahami persoalan
pembelajaran dan keadaan kelas di mana pembelajan dilaksanakan. Dalam
melakukan refleksi, peneliti sebaiknya juga berdiskusi dengan sejawat
peneliti, untuk menghasilkan rekonstruksi makna situasi pembelajaran kelas
peneliti dan memberikan dasar perbaikan rencana siklus berikutnya. Refleksi
memiliki aspek evaluatif; dalam melakukan refleksi, peneliti sebaiknya
mempertimbangkan pengalaman menyelenggarakan pembelajaran di kelas.
Tetapi dalam pengertian bahwa refleksi itu deskriptif, peneliti meninjau
ulang, mengembangkan gambaran agar lebih lebih hidup (a) tentang proses
pembelajaran kelas peneliti, (b) tentang kendala yang dihadapi dalam
melakukan tindakan di kelas, (c) tentang apa yang sekarang mungkin
dilakukan untuk para siswa agar mencapai tujuan perbaikan pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan proses dinamis, dengan empat
momen dalam spiral perencanaan, tindakan, observasi , dan refleksi,
(Kemmis dkk. (1982:56). Dalam praktiknya, proses Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dimulai dengan ide umum bahwa peneliti mengharapkan perubahan
atau perbaikan pembelajaran di kelasnya.

HASIL KEGIATAN
Materi kegiatan adalah teori dan contoh penelitan tindakan. Pelatihan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan memberikan wawasan
pengetahuan tentang berbagai penelitian dalam bidang pendidikan,
khususnya penelitian tindakan kelas (PTK), dilanjutkan mencoba secara
langsung menyusun rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam
Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Mawar Kecamatan Jelutung Kota Jambi
. Pembukaan penyampaian materi Pelatihan dimulai dengan menjelaskan
metode penelitian secara umum. Kemudian, menjelaskan berbagai
penelitian dalam bidang pendidikan, khususnya Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
Kegiatan workshop yang dilaksanakan dari pukul 7.00 s/d pukul 13.00
dengan menampilkan dua pemateri. Pemateri pertama yang menyajikan
materi tentang Penelitian secara umum yang mampu membuka dan
meningkatkan wawasan bagi guru mengenai aneka ragam metodologi
penelitian sebagai alternative pilihan untuk menggali dan mengembangkan
pengetahuan penelitian bagi guru-guru Sekolah Dasar, baik yang bersifat
teoritik maupun pengetahuan praktis. Kolaborasi antara pakar dan praktisi
dalam konteks penggalian, pengembangan, dan penyebarluasan
pengetahuan untuk guru Sekolah Dasar diyakini akan berkontribusi pada
peningkatan kualitas pendidikan secara nasional. Dilanjutkan dengan materi
Penelitian Tindakan Kelas telah mampu memberikan pemahaman tentang
bagaimana cara merencanakan, melaksanakan suatu penelitian pembelajaran

222
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

yang pada akhirnya guru dapat menulis karya ilmiah yang merupakan
bentuk dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilakukannya.
Pemateri ke dua menguraikan tentang dengan Peningkatan kualitas
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Menurut pemateri
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan sebuah proses investigasi
terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif, bertujuan untuk
melakukan perbaikan terhadap system, proses, isi dan situasi pembelajaran
di dalam kelas. Daur ulang yang di maksud adalah diawali oleh
perencanaan (planning), penerapan tindakan dan observasi (action) dan
refleksi, perbaikan dan tindak lanjut (reflection). Materi tersebut dilanjutkan
dengan menyampaikan pengalamannya dalam melaksanakan penelitian
tindakan kelas.
Dengan penyajian materi tersebut diharapkan peserta pelatihan telah
memiliki pemahaman yang cukup mengenai Penelitian Tindakan Kelas (
PTK) dan telah siap berdiskusi untuk merancang penelitian tindakan kelas.
Pelatihan dilaksanakan pada 2 kelas yang berbeda dengan dua orang
fasilitator. Hasil yang diperoleh guru sangat antusias mengikuti kegiatan
tiap kelompok dan berdiskusi dengan peserta lain dalam satu kelompok.
Kegiatan akhir pelatihan ini adalah sesi tanya jawab dan diskusi tentang
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terutama rancangan penelitian.
Berdasarkan kegiatan workshop yang dilaksanakan diketahui bahwa:
a. Model pemecahan masalah yang dipilih adalah melakukan kegiatan
pengabdian pada masyarakat dengan cara memberikan wawasan
pengetahuan tentang berbagai penelitian dalam bidang pendidikan,
khususnya penelitian tindakan kelas (PTK), dilanjutkan mencoba secara
langsung menyusun rancangan PTK dalam Kelompok Kerja Guru (KKG)
Gugus Mawar Kecamatan Jelutung Kota Jambi.
b. Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui pemberian
pemahaman guru tentang perancangan, pelaksanaan dan penyusunan
laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan melalui kegiatan
workshop. Workshop diawali oleh peninngkatan wawasan guru dalam
bidang penelitian pendidikan, khususnya Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) oleh pemateri yang dilanjutkan oleh workshop penyusunan
rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

223
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan program kegiatan pada masyarakat
yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kegiatan pengabdian ini dapat menginisiasi dan sekaligus membantu
guru dalam penelitian, khususnya penelitian tindakan kelas, yang
hasilnya dapat menjadi perbaikan dalam pembelajaran baik yang
dilakukan oleh guru tersebut maupun guru-guru lain yang mengajarkan
topik tersebut.
2. Guru merasa senang dengan adanya kegiatan workshop, namun
dirasakan waktu yang disediakan untuk merencanakan proposal
penelitiannya masih kurang.

Setelah melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, maka


dirasakan masih terdapat beberapa hal yang perlu dirasarankan, yaitu:
a. Agar dilaksanakan kegiatan serupa dalam bentuk pelatihan atau
workshop untuk menyusun sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dan penulisan karya tulis ilmiah
b. Pelaksanaan workshop disarankan dengan waktu yang lebih panjang,
agar peserta dapat tuntas dalam menyusun sebuah laporan yang lengkap
c. Pengabdian pada Masyarakat seperti ini masih perlu terus dilanjutkan,
agar dapat meningkatkan kemampuan guru dalam meneliti dan membuat
laporan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Cohen, L & Manion, L. (1980) Research Methode in Education. London &
Canbera: Croom Helm
Elliot,J. (1982) Developing Hypothesis about Classrooms from Teachers
Practical Constructs: an Account of the Work of the Ford Teaching
Project. Dalam The Action Research Reader . Geelong, Victoria: Deakin
University.
Kemis, s & McTaggar, R. (1988) The Action Reseach Planer. Victoria, Australia:
Deakin University.
McTaggar, R. (1991) Action Reseach:A Short Modern History. Geelong,
Victoria:Deakin University.
Taba, H. & Noes, e. (1982) Steps in the Action Reseach Process. DalamThe
Action Reseach Reader. Geelong, Victoria, Australia: Deakin University.

224
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kesesuaian Buku Guru Dan Buku Siswa Kelas IV Sekolah


Dasar Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku 7 Tema
Indah Nya Keragaman Di Negeriku

Nazurty, Afreni Hamidah


Universitas Jambi
Email: nazurtysuhaimi@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah berupaya untuk melihat secara cermat
kesesuaian buku guru dan buku siswa dengan cara mengkaji dan
menganalisis isi kedua buku tersebut. Buku yang diteliti adalah buku
tematik terpadu kurikulum 2013 untuk kelas IV sekolah dasar, yaitu buku 7
dengan tema Indahnya Keragaman di Negeriku. Penelitian ini merupakan
lanjutan dari penelitian sebelumnya, yaitu “Analisis Buku Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar buku 6 dengan Tema Cita-Citaku Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013. Penelitian ini termasuk jenis deskriptif kualitatif dalam
bentuk studi perpustakaan, yaitu menganalisis dokumen berupa buku
tematik terpadu kurikulum 2013. Buku tematik terpadu kurikulum 2013
yang dianalisis adalah buku guru dan buku siswa kelas IV sekolah dasar,
yaitu buku 7 dengan tema Indahnya Keragaman di Negeriku. Metode
penelitian ini adalah metode analisis isi. Data penelitian ini adalah kelayakan
isi buku dan kesesuaian isi buku guru dan buku siswa pada buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, khususnya buku kelas IV Sekolah Dasar, yaitu
buku 7 dengan tema Indahnya Keragaman di Negeriku. Sedangkan sumber
data adalah buku guru dan buku siswa kelas IV Sekolah Dasar, yaitu buku 7
dengan tema Indahnya Keragaman di Negeriku. Penelitian ini melibatkan
dua orang mahasiswa S2 Magister Pendidikan Dasar Pascasarjana
Universitas Jambi semester 2 dalam rangka persiapan penelitian tesis yang
berkaitan dengan objek kajian penelitian ini. Hasil yang ditemukan dalam
penelitian adalah secara keseluruhan, isi buku guru dan buku siswa buku
tematik terpadu kurikulum 2013 tema 7 Indahnya keragaman di negeriku,
sebagian besar ada kesesuaian, hanya sebagian kecil saja yang tidak terdapat
kesesuaian.

Kata Kunci: Buku guru, buku siswa, kurikulum 2013, tematik terpadu

PENDAHULUAN
Setiap kegiatan pembelajaran diperlukan bahan ajar yang berupa buku dan
teks lain seperti lembaran kerja siswa dalam rangka mendukung -

225
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

ketercapaian tujuan pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran sangat


ditentukan oleh bahan ajar yang berkualitas. Maksudnya, untuk mencapai
hasil belajar yang optimal diperlukan bahan ajar yang layak yang sesuai
dengan standar kelulusan. Bahan ajar adalah semua bahan yang digunakan
sebagai informasi, alat, maupun teks yang disusun secara sistematis, yang
ditampilkan secara utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam
proses pembelajaran dan membantu pencapaian tujuan pembelajaran,
(Prastowo, 2012:17). Berdasarkan kurikulum 2013 yang diterapkan di sekolah
dasar terdapat buku tematik terpadu sebagai bahan ajar di kelas. Buku ini
sesuai dengan kurikulum 2013 yang menerapkan pembelajaran tematik
terpadu di sekolah dasar.
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 yang digunakan dalam
pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar terdapat dua jenis buku,
yaitu buku guru dan buku siswa. Buku guru adalah buku panduan guru
dalam proses pembelajaran. Maksudnya, untuk memandu pelaksanaan
kegiatan pembelajaran di kelas. Buku guru digunakan oleh guru untuk
menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermakna, yaitu membangun
sikap dan perilaku yang positif, penguasaan konsep, keterampilan berpikir
saintifik, dan kemampuan menyelesaikan masalah bagi siswa. Sedangkan
buku siswa merupakan buku panduan dan buku aktivitas yang akan
memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Dua fungsi buku
siswa sebagai panduan guru, yaitu sebagai petunjuk penggunaan buku
peserta didik dan sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas. Buku siswa
selain sebagai panduan aktivitas siswa juga merupakan dasar untuk
dikembangkan menjadi bahan ajar yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
Buku tematik terpadu kurikulum 2013, baik buku guru maupun buku
siswa merupakan panduan guru dalam melaksanaan kegiatan pelbelajaran
dan panduan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kedua buku
tersebut merupakan bahan ajar yang berperan penting dalam pengembangan
pembelajaran yang bermakna. Buku ajar sangat mendukung kualitas
pembelajaran karena bahan ajar merupakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan suatu pelaksanaan pembelajaran. Hasil
pembelajaran yang optimal sulit tercapai jika bahan ajar yang digunakan
tidak berkualitas.
Buku guru dan buku siswa buku tematik terpadu merupakan bahan
ajar yang digunakan di kelas berdasarkan kurikulum 2013. Isi kandungan
kedua buku tersebut harus mengacu kepada kompetensi inti dan
kompetensi dasar berdasarkan kurikulum 2013. Buku guru dan buku siswa
merupakan fasilitas belajar yang berperan untuk memudahkan pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Fasilitas pembelajaran berfungsi untuk memudahkan

226
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

proses pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan proses pembelajran,


(Kurniasih dan Sani, 2017:9). Artinya buku guru dan buku siswa sangat
penting sebagai pengembangan materi ajar dan fasilitas belajar di kelas.
Masalah kegunaan buku ajar dalam proses pembelajaran juga diungkapkan
oleh (Sitepu, 2015:2), bahwa semua negara di dunia ini menggunakan buku
dalam proses pembelajaran.
Menurut Prastowo (2012:172) Buku ajar terdiri atas lima komponen,
yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung,
latihan, serta penilaian. Buku ajar yang layak digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas adalah buku ajar yang memiliki lima komponen
tersebut. Jadi, buku tematik terpadu kurikulum 2013, yaitu buku guru dan
buku siswa harus memiliki lima komponen tersebut. Selanjutnya, di bagian
lain juga dikatakan, bahwa buku ajar yang berkualitas merupakan bahan
ajar yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses
pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran (Prastowo , 2012:17).
Bertolak dari uraian di atas buku guru dan buku siswa buku tematik
terpadu kurikulum 2013 mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Hal ini berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran. Buku ajar yang berkualitas tentu akan mewujudkan hasil
belajar yang optimal. Buku guru dan buku siswa yang berkualitas tentu akan
memudahkan guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan kata lain, buku guru dan buku siswa yang berkualitas akan
membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Buku guru pada buku tematik terpadu kurikulum 2013 merupakan
buku panduan guru yang berfungsi sebagai buku pentunjuk penggunaan
buku siswa dan sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas, (Kusumawati,
2016:V). Buku guru menggambarkan pelaksanaan pembelajaran secara rinci
dan jelas, seperti jaringan tema dalam beberapa mata pelajaran. Ruang
lingkup kompetensi inti dan kompetensi dasar. Semua kegiatan yang
dirancang dalam buku guru diarahkan untuk mengembangkan kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa yang bervariasi dan kreatif serta
inovatif.
Buku siswa merupakan buku panduan untuk melaksanakan proses
pembelajaran dan merupakan gambaran aktivitas siswa yang akan menjadi
pedoman bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran, (Kusumawati,
2016: iv). Gambaran aktivitas yang dimaksud dalam pernyataan tersebut
adalah segala aktivitas siswa yang berkaitan dengan pembelajaran baik
dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Hal ini termasuk
keterkaiatannya dengan peran orang tua siswa terhadap kegiatan proses -

227
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

pembelajaran. Buku siswa dirancang untuk memfasilitasi aktivitas


pembelajaran yang bermakna. Aktivitas pembelajaranj yang bermakna akan
tergambar dalam setiap subjudul dalam buku tersebut. Dalam buku siswa ini
selain menggambarkan aktivitas dan interaksi guru dan siswa juga terdapat
gambaran interaksi siswa dan orang tua dalam rangka mendukung proses
belajar di sekolah melalui komunikasi siswa dan orang tua di rumah. Hal ini
tergambar pada kolom interaksi siswa dan orang tua sesuai dengan subjudul
pembelajaran di kelas.
Buku tematik terpadu kurikulum 2013 disusun dengan cermat oleh tim
penyusun dalam upaya mengembangkan potensi siswa dalam ranah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh sesuai dengan tujuan
kurikulum 2013. Upaya pencapaian tujuan kurikulum 2013, dilakukan
dengan cara memadukan ketiga ranah tersebut melalui pendekatan
pembelajaran terpadu (Karitas, dkk, 2016:3). Meskipun, buku tematik
terpadu kurikulum 2013 sudah disusun secara cermat dan teliti oleh tim
penyusun, namun masih perlu diteliti secara cermat dan dibahas secara rinci
peran buku tersebut dalam membantu proses pembelajaran.
Buku tematik terpadu kurikulum 2013 ini juga telah dilakukan dua kali
revisi, yaitu revisi tahun 2014 dan revisi tahun 2016. Namun perlu diketahui
setiap buku yang digunakan dalam proses pembelajaran memiliki kelebihan
dan kekurangan karena proses pembelajaran bersifat dinamis maka buku
yang digunakan dituntut untuk menyesuaikan dengan perkembangan laju
ilmu pengetahuan. Meskipun buku tematik terpadu kurikulum 2013 ditulis
dan disusun oleh tim ahli, belum tentu buku tersebut baik dan benar dari
segi kelayakan struktur dan kelayakan isinya. Selain itu, dalam hal proses
penerbitan, editor penerbit juga belum tentu cermat dalam menyunting buku
tersebut dari aspek isi, bahasa, ilustrasi dan desain dengan sudut pandang
buku ajar sebagai sumber belajar (Sitepu , 2012:3)
Buku ajar yang berkualitas menurut Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) adalah buku ajar yang memenuhi unsur kelayakan isi,
unsur kelayakan penyajian, unsur kelayakan kebahasaan, dan unsur
kelayakan kegrafikaan. Unsur utama dari empat unsur kelayakan tersebut
adalah unsur kelayakan isi, yaitu berkaitan dengan materi yang tersaji
dalam buku ajar tersebut. Menurut Muchlis (2010:290-292) unsur kelayakan
isi sebagai unsur utama dalam menentukan kualitas buku. Oleh sebab itu,
buku tematik terpadu kurikulum 2013, yaitu buku guru dan buku siswa
harus memiliki empat unsur kelayakan tersebut.
Bertolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk menganalisis
dan membahas buku tematik terpadu kurikulum 2013. Objek yang diteliti
adalah kesesuaian buku guru dan buku siswa buku tematik terpadu
kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuain buku

228
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

guru dan buku siswa pada buku tematik terpadu kurikulum 2013, dengan
menggunakan pendekatan analisis isi. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif yang berupaya untuk membahas pesan simbolik dari sebuah
dekumen, yaitu buku guru dan buku siswa Tema 7 Indahnya Keragaman di
Negeriku buku tematik terpadu kurikulum 2013 untuk kelas IV SD. Data
dikumpul menggunkan teknik studi pustaka dan wawancara.
Bertolak dari latar belakang, masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Bagaimana kesesuaian isi buku guru dengan kompetensi inti?
b. Bagaimana kesesuaian isi buku guru dengan kompetensi dasar?
c. Bagaimana kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan kompetensi yang
dikembangkan dalam buku guru?
d. Bagaimana kesesuai isi buku guru dengan isi buku siswa?

Kajian Teori
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 mengacu kepada pendekatan proses bukan pendekatan
hasil. Dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang bermakna, maka kurikulum 2013 didisain untuk
mengembangkan kompetensi siswa secara optimal dalam ranah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam upaya memadukan ketiga
ranah tersebut dalam proses pembelajaran, pendekatan pembelajaran yang
paling efektif dan efisien digunakan adalah pendekatan pembelajaran
tematik terpadu.
Untuk mendukung dan melengkapi pendekatan pembelajaran tematik
terpadu untuk kurikulum 2013, maka dipersiapkan buku tematik terpadu
kurikulum 2013. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 merupakan buku
yang menjabarkan proses pembelajaran dalam upaya membantu siswa untuk
mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Standar Nasional
Pendidikan dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 adalah
perubahan model pendekatan pembelajaran di Sekolah Dasar. Model
pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah dasar adalah
pendekatan tematik terpadu.
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 ini diterbitkan dalam upaya
membantu mengkondisikan pelaksanaan pembelajaran yang kondusif dan
bermakna. Maksudnya, terciptanya proses pembelajaran yang aktif dan
kreatif sehingga dapat melahirkan siswa yang berpikir kritis dan berkarakter.
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 ini, membantu guru dalam upaya
mengembangkan potensi siswa dalam berkreativitas dan menunjang
pengayaan belajar siswa dalam proses pembelajaran yang bermakna. Buku
tematik terpadu kurikulum 2013 ini juga berperan untuk memberi

229
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

kesempatan berinteraksi antara guru, siswa, dan orangtua karena di dalam


buku siswa tersedia kolom kerja sama dengan orangtua. Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 terdiri dari dua buku, yaitu Buku Guru dan Buku
Siswa. Masing-masing buku tersebut akan dijelaskan dalam uraian berikut
ini.

Buku Guru Tematik Terpadu 2013


Guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas memerlukan media sebagai
alat bantu tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu alat bantu
pembelajaran adalah bahan ajar. Buku tematik terpadu 2013 merupakan
salah satu bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru untuk
mengembangkan potensi siswa dalam tiga ranah, yaitu ranah pengetahuan,
ranah keterampilan, dan ranah sikap dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas. Dalam kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar telah ditentukan standar
kelulusannya. Untuk mencapai tujuan kurikulum dan standar kelulusan
tersebut maka diciptakan buku tematik terpadu untuk membantu guru
menjabarkan proses pembelajaran secara jelas dan rinci. Guru berperan
dalam meningkat dan menyesuaikan daya serap siswa untuk
mengembangkan kompetensi siswa dan mendorong siswa untuk berpikir
kritis, kreatif, dan menantang melalui proses pembelajaran yang bermakna,
(Kusumawati, 2016:iii).
Dalam upaya meningkatkan kulitas pembelajaran telah dipersiapkan
Buku Guru Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Buku guru tersebut
digunakan sebagai buku panduan dan sebagai acuan bagi guru dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dalam Buku Guru Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 ini, dipaparkan dengan jelas dan rinci materi pembelajaran
yang dapat mengembangan kompetensi peserta didik melalui aktivitas yang
bervariasi dan kreatif. Buku Guru Tematik Terpadu Kurikulum 2013 berisi
petunjuk penggunaan buku guru, kompetensi inti, kompetensi dasar beserta
pemetaan kompetensi dasar, tema dan sub tema dan matriks subtema.

Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013


Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 adalah buku yang berisi
semua kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang
ditawarkan dalam buku tersebut berupa contoh-contoh kegiatan yang dapat
dipilih guru untuk mengembangkan ide-ide kreatif dalam upaya pencapaian
tujuan pembelajaran yang optimal. Buku siswa berfungsi sebagai buku
panduan dan buku aktivitas yang akan memudahkan para siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013
dirancang untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Oleh sebab itu, buku tematik terpadu ini berbasis aktivitas

230
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

yang dapat mendorong peserta didik untuk berkreasi dan berpikir kritis. Isi
buku siswa terdiri dari tema dan sub tema yang dijabar secara jelas dan rinci.
Masing-masing sub tema terdapat materi ajar dan sekaligus lembaran kerja
siswa. Kemudian, dalam buku siswa juga tersedia kolom intereaksi siswa
dengan orangtua dalam rangka membimbing siswa untuk belajar di rumah.
Kolom interaksi siswa dengan orangtua ini mencerminkan keterlibatan
orangtua dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Buku Siswa Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 ini dilengkapi pula dengan petunjuk penggunaan
buku.

Pembelajaran Tematik Terpadu


Kurikulum pembelajaran selalu berubah dan berkembang dari waktu ke
waktu sesuai dengan perkembangan pendidikan. Proses pembelajaran
bersifat dinamis sesuai mengacu pada perkembangan zaman. Dalam
perkembangan kurikulum bersifat penyempurnaan kurikulum yang berlaku
bukan pergantian kurikulum yang ada dengan kurikulum yang baru.
Kurikulm 2013 merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pelajara (KTSP). Bertolak dari perkembangan
dunia pendidikan yang semakin pesat maka dituntut pula penyempurnaan
kurikulum yang mengacu kepada perkembangan dunia pendidikan.
Penyempurnaan kurikulum tentu dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran dan dapat mengembangkan potensi siswa. Artinya, kurikulum
2013 sebagai penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajara (KTSP)
yang berlaku sebelumnya dengan tujuan untuk meningkat kualitas
pembelajaran. Kurikulum 2013 sebagai penyempurnaan kurikulum yang
berlaku sebelumnya kurikulum tersebut dirancang untuk mengembangkan
potensi siswa dalam tiga ranah, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Untuk mengembangkan ketiga ranah tersebut digunakan pendekatan
pembelajaran tematik terpadu. Pendekatan pembelajaran tematik terpadu,
yaitu memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu tema yang
mencerminkan ketiga ranah tersebut, (Karitas Dkk, 2016: iii).
Pembelajaran tematik terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menghubungkan atau menggabungkan sejumlah konsep dari berbagai
mata pelajaran. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai
pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata
pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka. Model pembelajaran tematik
terpadu yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai integrated thematic
instruction (Forgaty (1991: 61).
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran
kedalam berbagai tema. Pembelajaran tematik adalah salah satu model

231
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

pembelajaran terpadu (integrated learning) pada Sekolah Dasar yang


didasarkan pada tema-tema tertentu yang kontekstual dengan dunia anak.
Pendekatan tematik terpadu merupakan pendekatan multidisiplin.
Kurikulum 2013 terutama untuk kurikulum Sekolah Dasar dan sederajat
dikembangkan pendekatan multidisiplin, (Murfiah, 2017: 8). Pada
pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik terpadu
bertolak dari satu tema dengan beberapa rangkaian mata pelajaran. Mata
pelajaran yang dipadukan adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan
tema yang ditampilkan. Maksudnya, tema tidak hanya menguasai konsep
dalam satu mata pelajaran, melainkan memperhatiakan keterkaitan dengan
konsep mata pelajaran lain, (Prastowo, 2013:122-225).
Berdasarkan dari usul semantik, pembelajaran tematik terpadu dapat
dimaknai dari masing-masing kata sebagai berikut. Kata pembelajaran
bermakna proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Kata tematik merujuk dari kata tema yaitu
gagasan pokok atau inti persoalan dalam suatu
pembahasan. Kata terpadu bermakna memadukan beberapa mata pelajaran
dalam satu kesatuan pembelajaran. Artinya, secara keseluruhan kegiatan
pembelajaran tematik terpadu manyatukan materi dari beberapa mata
pelajaran dalam satu tema. Menurut, Khoiru dan Amri, (2014: 12)
sesungguhnya pembelajaran tematik terpadu merupakan pelaksanaan
pembelajaran dengan cara menyatukan materi dari beberapa mata pelajaran
sekaligus dalam satu tema.
Model Pembelajaran Tematik Terpadu dianggap efektif (highly effective
teaching model) dalam dunia pendidikan sekarang ini. Sebab, Model
pembelajaran tematik terpadu mengacu kepada pendekatan proses yang
akan memberi pengalaman belajar langsung yang bermakna bagi siswa
(peserta didik). Selain itu, dalam memahami berbagai konsep yang
dipelajarinya siswa memperoleh melalui pengalaman langsung, kemudian
baru mengaitkannya dengan konsep lain yang telah dikuasainya. Lebih
lanjut, Trianto (2012: 30) mengatakan bahwa, model pembelajaran tematik
terpadu dapat dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut dapat mewadahi
dan menyentuh ranah-ranah emosi (emotional), fisik (physical), dan
akademik (academic) di dalam kelas atau di lingkungan sekolah, secara
terpadu.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, pembelajaran tematik
terpadu berlandaskan pada filsafat konstruktivisme. Pandangan filsafat
konstruktivisme adalah pengetahuan yang dimiliki peserta didik
merupakan hasil bentukan peserta didik sendiri. Pembentukan pengetahuan
peserta didik bukan hasil perbuatan orang lain, tetapi hasil peerbuatan diri
sendiri melalui interaksi dengan lingkungan.

232
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Proses pembentukan pengetahuan tersebut bukan terjadi sekaligus secara


keseluruhan, namun secara bertahap dan terus-menerus. Pembelajaran
tematik terpadu berlandaskan kepada keterlibatan peserta didik secara aktif
dalam proses pembelajaran. Artinya, peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih dalam menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh
Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran
haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan
peserta didik.
Konsep pembelajaran tematik terpadu mengacu kepada penerapan
konsep learning by doing, yaitu belajar sambil melakukan sesuatu. Dalam
menerapkan konsep pembelajaran tersebut, guru harus mendisain atau
merancang pengalaman belajar yang dapat mempengaruhi kebermaknaan
belajar peserta didik. Pengalaman belajar langsung yang menunjukkan
kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk
skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan.

Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar


Lembaga pendidikan formal di Indonesia terdiri dari beberapa jenjang,
mulai dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah
Menengah Atas. Sekolah Dasar adalah jenjang pendidikan pertama yang
melandasi jenjang pendidikan menengah. Maksudnya, Sekolah Dasar
merupakan dasar atau landasan pijak untuk mengikuti pendidikan
berikutnya atau pendidikan menengah. Hal ini sesuai dengan
(Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006), tujuan pendidikan di Sekolah Dasar
adalah untuk meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri untuk mengikuti
pendidikan lebih lanjut, yaitu jenjang pendidikan menengah. Tujuan
pendidikan di Sekolah dasar ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional,
yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional ini
termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003.
Untuk penerapannya pada Pendidikan Sekolah Dasar maka diterbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Undang-Undang ini menyatakan perubahan model pendekatan -

233
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

pembelajaran yang dilakukan di Sekolah Dasar. Model pendekatan yang


dimaksud adalah model pembelajaran yang memadukan beberapa mata
pelajaran yang terfokus pada satu tema. Model pendekatan pembelajaran
yang disebut pendekatan pembelajaran tematik terpadu dalam bahasa
Inggeris disebut Integrated Teaching and Learning.
Lebih lanjut penerapan pembelajaran tematik terpadu di Sekolah Dasar
dalam kurikulum 2013 ditegaskan oleh Permendikbud Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang
digunakan sebagai landasan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dalam
Permendikbud tersebut dinyatakan, bahwa “Sesuai dengan Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka prinsip pembelajaran yang
digunakan dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pada pelaksanaan Kurikulum 2013 pada
SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu
dari Kelas I sampai Kelas VI.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran
dalam berbagai tema. Pendekatan pembelajaran ini digunakan untuk
seluruh kelas pada sekolah dasar. Pembelajaran dengan pendekatan tematik
ini mencakup mata pelajaran, yaitu: PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Seni
Budaya dan Prakarya kecuali mata pelajaran Pendidikan Matematika,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan.
Pendektan pembelajaran Tematik Terpadu ini sangat tepat untuk
pendekatan pembelajaran di Sekolah Dasar, karena usia siswa pada Sekolah
Dasar masih sulit menghadapi pemilahan dan pemisahan yang artificial
dalam arti siswa pada tingkat ini masih memahami dan menghayati
pengalamannya secara totalitas, (Ngalimun, 2017:2-3). Tujuan Pendekatan
Tematik Terpadu diterapkan di Sekolah Dasar, agar peserta didik tidak
memahami proses pembelajar secara terpisah, tetapi pemahaman yang
terkonsentrasi pada satu tema. Sehingga pemahaman makna pada peserta
didik secara utuh dalam satu pelaksanaan pembelajaran. Dalam
pembelajaran yang menggunakan Pendekatan Tematik Terpadu materi
pembelajaran dirancang berdasarkan berbagai proses integrasi yaitu
integrasi intra-disipliner, inter-disipliner, multi-disipliner, dan trans-
disipliner.
Penerapan pembelajaran tematik terpadu di sekolah dasar akan sangat
membantu peserta didik dalam membentuk pengetahuannya. Konsep
pembelajaran tersebut sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik
yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan.
Pembelajaran tematik terpadu untuk sekolah dasar memiliki beberapa
ciri khusus, antara lain:

234
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

a. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan


dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.
b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
berdasarkan minat dan kebutuhan peserta didik.
c. Kegiatan belajar dipilih yang bermakna dan berkesan bagi peserta didik
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
d. Memberi penekanan pada keterampilan berpikir peserta didik;
e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya.
f. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama,
toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Buku guru dan buku siswa buku tetamatik terpadu kurikulum 2013 untuk
sekolah dasar adalah dua buku yang harus saling keterkaitan dalam proses
pembelajaran. Buku tematik terpadu kurikulum 2013 merupakan buku yang
berperan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu di
sekolah dasar. Buku tematik terpadu ini berbasis aktivitas siswa dalam
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Buku guru merupakan
buku panduan guru yang digunakan petunjuk buku peserta didik dan
sebagai acuan kegiatan pembelajaran. Sedangkan buku siswa merupakan
buku panduan dan buku aktivitas untuk memudahkan para siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran. Antara buku guru dan buku siswa hendak sejalan
dalam pelaksanaan pembelajaran, tapi kenyataan perlu kita cermati kedua
buku tersebut. Oleh sebab itu, berikut ini akan dianalisis kesesuaian isi dari
kedua buku tersebut.

Subtema 1 Keragaman Suku Bangsa di Negeriku


Untuk subtema 1 buku guru sebelum memasuki halaman pertama dan
kegiatan pembelajaran dibuka dengan paparan kompetensi inti untuk kelas
IV Sekolah Dasar. Kemudian, dipaparkan pula petunjuk penggunaan buku
guru sebanyak delapan belas butir. Lalu, dijelaskan pula tentang kerja sama
dengan orang tua yang terdapat dalam buku siswa. Di dalam buku guru
sebelum memasuki lembaran kegiatan pembelajaran dibuat pemetaan
kompetensi dasar pada setiap subtema. Pemetaan kompetensi dasar ini juga
dibuat pada setiap awal kegiatan pembelajaran. Pada setiap subtema juga
perbandingan antara kegiatan pembelajaran dengan kompetensi siswa yang
harus dikembangkan dalam bentuk tabel.
Sedangkan untuk buku siswa sebelum lembaran kegiatan pembelajaran
hanya dimulai penjelasan tentang buku siswa. Tidak ada petunjuk
penggunaan buku, penjelasan tentang tema dan subtema pembelajaran.

235
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pada pengantar buku siswa dijelaskan tentang keanekaragaman agama dan


kepercayaan dengan menggunakan penjelasan kalimat, “Bhinneka Tunggal
Ika” . Dengan menjelaskan pengertian kalimat, “Bhinneka Tunggal Ika” maka
jelaslah tentang tema pembelajaran dalam buku siswa ini, yaitu “Indahnya
Keragaman di Negeriku”. Uraian diatas menunjukkan bahwa setiap kegiatan
pembelajaran dalam buku siswa seharusnya mengacu kepada isi buku guru.
Pada buku guru buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk kelas
IV Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku, subtema 1, yaitu
Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku pada pembelajaran 1
dipaparkan tentang tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan kompetensi
inti dan kompetensi dasar. Hal ini sudah dijelaskan dalam analisis
sebelumnya, yaitu pada analisis hasil penelitian. Di dalam buku guru
terdapat penjelasan tentang media atau alat pembelajaran berupa buku
siswa, buku bacaan tentang suku bangsa di Indonesia, gambar-gambar yang
berhubungan dengan gaya. Sedangkan di dalam buku siswa dijelaskan
bahwa media pembelajaran berupa teks bacaan yang berjudul, “Suku
Bangsa di Indonesia”, disertai gambar –gambar beberapa suku bangsa di
Indonesia. Di dalam buku siswa tersebut juga penjelasan disertai gambar alat
transportasi tradisional di setiap daerah di Indonesia. Gambar – gambar alat
transportasi di dalam buku siswa tersebut sesuai dengan media berupa buku
siswa yang dijelaskan dalam buku guru tentang gaya. Kegiatan
pembelajaran dalam buku siswa berdasarkan petunjuk dari buku guru, yaitu
pertama siswa membaca teks dan mengamati gambar pada buku siswa
sebagai pembuka kegiatan pembelajaran. Kedua, Guru menunjuk beberapa
siswa untuk menjawab pertanyaan pada buku siswa.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa isi buku guru sesuai dengan
isi buku guru dalam beberapa bagian kegiatan pembelajaran pada
pembelajaran 1 subtema 1, yaitu Keragaman Suku Bangsa dan Agama di
Negeriku. Ada juga beberapa bagian yang ada dalam isi buku siswa tetapi
tidak terdapat atau tidak sesuai dengan isi buku guru. Hal ini, bisa dilihat
dalam buku siswa terdapat teks bacaan yang berjudul, “ Seni Gerabah di
Indonesia” dengan beberapa gambar tatacara membuat gerabah dan
beberapa gambar gerabah hasil seniman Indonesia. Bagian ini ada dalam
buku siswa dan menjadi bagian dalam kegiatan pembelajaran, sedang isi
buku guru tidak ada yang menjelaskan tentang hal tersebut. Artinya, bagian
isi buku siswa tentang kegiatan pembelajaran mata pelajaran Seni Budaya
dan Prakarya yang terdapat dalam buku siswa tidak sesuai dengan isi buku
guru, buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar
tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku, subtema 1, yaitu Keragaman
Suku Bangsa dan Agama di Negeriku.

236
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pada pembelajaran 2 subtema 1, yaitu Keragaman Suku Bangsa dan Agama


di Negeriku dalam buku guru buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk
kelas IV Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku, tergambar
tujuan pembelajaran, sebagai berikut. Pertama, setelah menyanyikan lagu
“Apuse” , siswa mampu menemukan naik turunnya nada pada lagu
“Apuse” dengan tepat. Kedua, setelah berlatih, siswa mampu menyanyikan
lagu “Apuse” sesuai dengan naik turunnya nada pada lagu “Apuse” dengan
percaya diri. Tujuan pembelajaran tersebut di atas dilanjutkan dengan
media/alat pembelajaran dalam buku guru, yaitu buku teks, notasi angka,
dan syair lagu “Apuse”.
Sedangkan di dalam buku siswa buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku,
pelaksanaan pembelajaran dipaparkan sebuah gambar anak perempuan
menjelaskan tentang salah satu suku di Indonesia, yaitu suku Papua. Salah
satu lagu daerah Papua adalah lagu “Apuse”, dalam buku siswa tersebut
juga dijelaskan pula tentang makna lagu “Apuse”. Selanjutnya, siswa
berdiskusi tentang naik turunnya nada dan syair lagu “Apuse” yang sudah
dinyanyikannya. Setelah itu, kegiatan pembelajaran dilanjutkan denga
menyanyikan lagu “Apuse” sambil menari dengan gerakan tangan dan kaki
sesuai dengan lagu. Dari gerakan kaki dan tangan waktu menari
tercerminlah gerakan yang melibatkan gaya otot.
Berdasarkan uraian di atas tentang isi buku guru dan buku siswa
dalam proses pembelajaran 2 subtema 1, yaitu Keragaman Suku Bangsa dan
Agama di Negeriku tercermin hubungan yang erat antara isi buku guru dan
isi buku siswa. Dengan kata lain, terdapat kesesuaian antara isi buku guru
dan buku siswa, buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk kelas IV
Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku, subtema 1, yaitu
Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku.
Buku guru buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk kelas IV
Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku, untuk
pembelajaran 3, subtema 1, yaitu Keragaman Suku Bangsa dan Agama di
Negeriku, dipaparkan beberapa tujuan pembelajaran, kegiatan pelaksanaan
pembelajaran, dan hasil yang duharapkan setelah pembelajaran
berlangsung. Ketiga hal tersebut menguraikan tentang keragaman suku
bangsa di Indonesia dan pulau-pulau serta beragam budaya di Indonesia.
Untuk pembelajaran 3 isi buku siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013
untuk kelas IV Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku,
subtema 1, yaitu Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku, dibuka
dengan gambar seorang anak perempuan dengan kutipan pertanyaan
“Mengapa di Indonesia terdapat berbagai suku bangsa?” dan gambar peta
Indonesia.

237
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar peta tersebut, diikuti dengan beberapa pertanyaan dari peta


tersebut yang akan dijawab pada hasil diskusi. Kemudian, dipaparkan pula
faktor penyebab keragaman masyarakat Indonesia. Untuk kegiatan
pembelajaran membaca di dalam buku siswa ditampilkan teks bacaan
dengan judul “ Keragaman Suku Bangsa di Indonesia”. Kemudian,
ditampilkan pula tabel suku bangsa dan daerah tempat tinggalnya dan
gambar peta yang ditempelkan gambar pasangan penganten dengan baju
adat daerah masing-masing.
Bertolak dari uraian di atas tergambar bahwa isi buku guru dalam
semua kegiatan pembelajaran terdapat kesesuaian dengan isi buku siswa.
Di dalam buku guru tema pembelajaran terfokus kepada keragaman suku
bangsa. Sedangkan di dalam kegiatan pembelajaran dalam buku siswa juga
terfokus kepada keragaman suku bangsa di Indonesia. Kesimpulannya,
terjadi kesesuaian antara buku guru dan buku siswa buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman
di Negeriku, subtema 1, yaitu Keragaman Suku Bangsa dan Agama di
Negeriku.
Pada pembelajaran 4 di dalam buku guru buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman
di Negeriku, subtema 1, yaitu Keragaman Suku Bangsa dan Agama di
Negeriku, pada halaman 21 dipaparkan beberapa tujuan pembelajaran,
antara lain adalah sebagai berikut. Pertama,siswa mampu mengidentifikasi
keragaman bahasa daerah di Indonesia dengan benar. Kedua, siswa mampu
menyebutkan ide pokok dan informasi baru dari teks bacaan tersebut
dengan tepat. Ketiga, siswa mampu menyebutkan kegiatan yang dapat
mencegah punahnya bahasa daerah dengan benar.
Sedangkan di dalam buku siswa buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku,
subtema 1, yaitu Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku, untuk
pembelajaran 4 ada kegiatan diskusi kelompok tentang keragaman bahasa
daerah di seluruh wilayah Indonesia. Setelah berdiskusi siswa minta untuk
membuat tabel bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat setempat di
seluruh wilayah Indonesia. Dalam buku siswa terdapat teks bacaan dengan
judul “Bahasa Daerah di Indonesia Terancam Punah”. Setelah membaca teks
ini, siswa diminta untuk menuliskan informasi baru yang didapatkan dari
bacaan tersebut dengan bahasanya sendiri. Gambaran kegiatan pembelajaran
siswa yang dipaparkan dalam buku siswa, merupakan jabaran dari tujuan
pembelajaran yang di dalam guru. Jadi, terdapat kesesuaian antara isi buku
guru dan buku siswa buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk kelas IV
Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku, subtema 1, yaitu -

238
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku, yaitu tujuan pembelajaran


dalam buku guru dengan kegiatan pembelajaran dalam buku siswa.
Subtema 1 keragaman keragaman suku bangsa di negeriku terdapat
kesesuaian sebagian isi buku guru dan isi buku siswa, buku tematik
terpadu kurikulum 2013 tema 7 Indahnya keragaman di negeriku, yaitu
pembelajaran 3, 4, 5, dan 6. Untuk pembelajaran 1 dan pembelajaran 2
sebagian besar tidak terdapat kesesuaian isi guru dan buku siswa. Pada
pembelajaran 1 di dalam buku hanya terdapat pelaksanaan pembelajaran
untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Sedangkan di dalam buku siswa, selain mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terdapat pula
mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), seni membuat gerabah
dan budaya dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Begitu pula untuk
pembelajaran 2 di dalam buku guru terdapat pemetaan kompetensi dasar
dan paparan pelaksanaan pembelajaran untuk mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Sedangkan di dalam buku siswa
hanya terdapat mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).

Subtema 2 Indahnya Keragaman Budaya Negeriku


Pada buku guru buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk kelas IV
Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku, subtema 2, yaitu
indahnya keragaman budaya negeriku pada pembelajaran 1 tergambar
tujuan dan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut. Pertama, siswa
mampu menyebutkan informasi baru tentang “Urang Kanekes, Si Suku
Baduy” dengan tepat. Kedua, siswa membaca teks “Urang Kanekes, Si Suku
Baduy”. Ketiga, siswa menyebutkan kata sulit dan menuliskan gagasan
pokok setiap paragraf dalam teks dengan benar. Keempat, guru mengajak
siswa bertanya jawab berkaitan dengan bacaan yang telah dibaca siswa
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Di dalam buku siswa buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk
kelas IV Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku, subtema 2,
yaitu indahnya keragaman budaya negeriku pada halaman 49 sampai
dengan halaman 52 pembelajaran 1, terpapar sebuah teks bacaan yang
berjudul “Urang Kanekes, Si Suku Baduy”. Kemudian, teks bacaan tersebut
diikuti dengan gambar masyarakat suku Baduy dan rumah tempat tinggal
mereka serta lingkungan hidupnya. Selanjutnya, ditampilkan dua tabel
kosong yang harus diisi oleh siswa. Tabel pertama tentang kata sulit yang
ditemui dalam teks bacaan “Urang Kanekes, Si Suku Baduy”. Tabel kedua,
tentang pokok pikiran dari setiap paragraf dalam teks “Urang Kanekes, Si
Suku Baduy”.

239
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kemudian, kegiatan pembelajaran pada buku siswa ini dijelaskan tentang


perbedaan dan persamaan budaya Suku Baduy dengan budaya suku-suku
yang lain di Indonesia.
Setelah mencermati isi kedua buku ini, yaitu buku guru dan buku
siswa buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar
tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku, subtema 2, yaitu indahnya
keragaman budaya negeriku untuk pembelajaran 1 terdapat kesesuaian.
Kesesuaian tersebut terlihat dari tujuan pembelajaran kegiatan pembelajaran
yang terpandu dalam buku guru dengan pelaksanaan pembelajaran dalam
buku siswa.
Untuk pembelajaran 2 subtema 2, yaitu indahnya keragaman budaya
negeriku pada buku guru buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk
kelas IV Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku
digambarkan tujuan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil
yang diharapkan setelah pembelajaran ini berlangsung.
Hasil yang diharapkan setelah pembelajaran ini berlangsung adalah
sikap percaya diri siswa ketika memperagakan tarian daerah. Di dalam buku
siswa, pembelajaran dibuka dengan memperkenalkan keragaman budaya
berupa tari daerah. Kemudian, ditampilkan pula sebuah teks bacaan yang
berjudul “Pola Lantai Gerak Tari”. Di dalam buku siswa terdapat gambar
tari Tari Legong dan gambar Tari Saman. Kegiatan pembelajaran dalam
buku siswa ditutup dengan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, yaitu
meminta siswa untuk menjelaskan pengertian pola lantai dengan bahasa
sendiri. Tugas selanjutnya adalah siswa diminta untuk menggambarkan pola
lantai tari Legong dan Tari Saman yang terdapat dalam gambar pada buku
siswa.
Bertolak dari gambaran yang terdapat di dalam isi buku guru dan buku
siswa buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar
tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku, subtema 2, yaitu indahnya
keragaman budaya negeriku, terdapat kesesuaian dari kedua buku tersebut.
Kesesuaian terlihat bahwa kegiatan di dalam buku siswa dipandu dari buku
guru.
Pada subtema 2 indahnya keragaman budaya negeriku, terdapat
kesesuaian isi buku guru dan buku siswa, buku tematik terpadu kurikulum
2013 tema 7 Indahnya keragaman di negeriku, yaitu untuk pembelalaran 1 ,
2, 4, dan 6. Untuk pembelajaran 3 tidak terdapat kesesuaian isi buku guru
dan buku siswa. Di dalam buku guru terdapat pemetaan kompetensi dasar
untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn), dan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS).

240
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Di dalam buku siswa hanya terdapat paparan untuk mata pelajaran


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), artinya tidak ada
kesesuaian isi buku guru dan buku siswa pada pembelajaran 3 subtema 2
indahnya keragaman budaya negeriku. Untuk pemebelajaran pembelajaran 5
juga tidak subtema 2 juga tidak ada kesesuaian antara buku guru dan buku
siswa. Hal ini bisa dilihat dari buku guru pembelajaran 5 subtema 2 terdapat
pemetaan kompetensi dasar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), dan mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Sedangkan di dalam buku siswa
pembeajaran 5 subtema 2 hanya dipaparkan materi pembelajaran untuk
mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Bahkan, untuk materi
mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) hanya ditampilkan materi
seni dan budaya saja tanpa materi prakarya. Jadi, untuk pembelajaran 5
subtema 2 antara isi buku guru dan buku siswa buku tematik terpadu
kurikulum 2013 tema 7 Indahnya keragaman di negeriku tidak ada
kesesuaian.

Subtema 3 Indahnya Persatuan dan Kesatuan Negeriku


Pada buku guru buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk kelas IV
Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku, subtema 3, yaitu
indahnya persatuan dan kesatuan negeriku, pada pembelajaran 1
dipaparkan tujuan pembelajaran sebagai berikut. Pertama, siswa mampu
menuliskan kata sulit dan artinya dari teks bacaan dengan cermat. Kedua,
siswa mampu menuliskan pokok pikiran setiap paragraf dalam bacaan
dengan rinci. Ketiga, siswa mampu menjelaskan tentang gaya magnet
dengan tepat. Keempat, siswa mampu menjelaskan tentang gaya gravitasi
dengan tepat.
Isi buku siswa pada pembelajaran 1 subtema 3, yaitu indahnya
persatuan dan kesatuan negeriku, dipaparkan teks bacaan dengan judul
“Supaya Tetap Rukun, Mari Lakukan Sikap Ini”. Teks bacaan ini
menceritakan sikap toleransi beragama, bermasyarakat, dan berbudaya.
Maksudnya, saling menghargai dan saling menghormati perbedaan agama,
perbedaan ras dan suku, dan perbedaan budaya. Teks bacaan dan kegiatan
pembelajaran dalam buku siswa tersebut tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang dipaparkan dalam buku guru. Artinya, tidak kesesuaian
antara isi buku guru dengan isi buku siswa pada bagian ini. Namun, pada
bagian lain, buku siswa terdapat kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
dalam buku guru. Dalam kegiatan pembelajaran dalam buku siswa
dipaparkan tentang mencari pokok pikiran dalam paragraf. Kemudian
dipaparkan pula tentang pembelajaran berbagai bentuk gaya berupa magnet.

241
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Jadi, kegiatan pembelajaran yang dipaparkan dalam buku siswa sesuai


dengan tujuan pembelajaran yang dipaparkan dalam buku guru.
Kesimpulannya, untuk pembelajaran 1 subtema 3, yaitu indahnya persatuan
dan kesatuan negeriku antara isi buku guru dan isi buku siswa buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar tema 7
Indahnya Keragaman di Negeriku sebagian mempunyai kesesuaian dan
sebagian tidak ada kesesuaian.
Pada subtema 3, yaitu indahnya persatuan dan kesatuan negeriku di
dalam buku guru buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk kelas IV
Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku dipaparkan
beberapa tujuan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan hasil
yang diharapkan setelah pembelajaran tersebut berlangsung.
Sedangkan hasil akhir yang diharapkan setelah pembelajaran ini
berlangsung adalah pengetahuan tentang arti penting memahami
keragaman dalam masyrakat Indonesia. Dari isi buku guru yang dibahas
tadi, bisa dilihat kegiatan pembelajaran yang dipaparkan dalam buku siswa.
Pada pembelajaran 3 subtema 3, yaitu indahnya persatuan dan kesatuan
negeriku, dimulai dengan teks bacaan dengan judul “Keragaman Ekonomi
Di Indonesia (1)”. Teks bacaan ini berisi tentang aktivitas ekonomi di bidang
pertanian, aktivitas ekonomi di bidang peternakan, aktivitas ekonomi di
bidang perikanan, dan aktivitas ekonomi di bidang kehutanan. Kemudian,
dipaparkan teks bacaan yang berjudul ” Arti Penting Memahami Keragaman
dalam Masyarakat Indonesia”. Teks bacaan tersebut dilengkapi dengan
gambar beragam suku bangsa dengan pakaian adatnya masing-masing dan
rumah adat serta tarian daerahnya masing-masing. Pada pembelajaran 1, 4,
5, dan 6 subtema 3 indahnya persatuan dan kesatuan negeriku, terdapat
kesesuaian antara isi buku guru dan buku siswa, buku tematik terpadu
kurikulum 2013 tema 7 Indahnya keragaman di negeriku. Namun, untuk
pembelajaran 2 subtema 3 tidak terdapat kesesuaian antara isi buku guru
dan buku siswa karena pemetaan kompetensi dasar dan paparan
pelaksanaan pembelajaran di dilam buku guru ada bagian yang tidak
terdapat pada paparan pelaksanaan pembelajaran di dalam buku siswa.
Pemetaan kompetensi dasar untuk pembelajaran 2 di dalam buku guru
adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), mata pelajaran Bahasa
Indonesia, dan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Sedangkan
paparan pelaksanaan pembelajaran yang dipaparkan di dalam buku siswa
hanya terdapat mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) saja.
Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
(SBdP), itupun tidak kesesluruhan yang dipaparkan dalam buku tersebut.

242
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Maksudnya, untuk pembelajaran mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya


(SBdP) hanya terbatas pada materi prakarya saja, yaitu seni mozaik untuk
dekorasi.
Setelah dicermati isi buku guru dan buku siswa, seperti yang telah
diuraikan di atas maka tercerminlah kedua buku tersebut sebagian besar isi
mempunyai kesesuaian, yaitu isi kedua buku tersebut saling keterkaitan,
tetapi sebagian lagi tidak terdapat kesesuaian. Isi buku guru seyogyanya
merupakan panduan pelaksanaan pembelajaran pada buku siswa. Namun ,
tidak semua isi buku siswa mengacu kepada buku guru. Artinya, buku guru
dan buku siswa buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk kelas IV
Sekolah Dasar tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku, subtema 3, yaitu
indahnya persatuan dan kesatuan negeriku ada saling keterkaitan atau
mempunyai kesesuaian satu sama lain dan ada sebagian yang tidak saling
berkaitan.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran dengan kompetensi siswa yang harus
dikembangkan dalam buku guru sebagaian besar ada kesesuaian. Hanya
sebagian kecil yang tidak sesuai, yaitu pada mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaran (PPKn).
b. Subtema 1 keragaman keragaman suku bangsa di negeriku terdapat
kesesuaian sebagian isi buku guru dan isi buku siswa, buku tematik
terpadu kurikulum 2013 tema 7 Indahnya keragaman di negeriku, yaitu
pembelajaran 3, 4, 5, dan 6. Untuk pembelajaran 1 dan pembelajaran 2
sebagian besar tidak terdapat kesesuaian isi guru dan buku siswa.
c. Pada subtema 2 indahnya keragaman budaya negeriku, terdapat
kesesuaian isi buku guru dan buku siswa, buku tematik terpadu
kurikulum 2013 tema 7 Indahnya keragaman di negeriku, yaitu untuk
pembelalaran 1 , 2, 4, dan 6. Untuk pembelajaran 3 dan pembelajaran tidak
terdapat kesesuaian isi buku guru dan buku siswa.
d. Untuk pembelajaran 1, 4, 5, dan 6 subtema 3 indahnya persatuan dan
kesatuan negeriku, terdapat kesesuaian antara isi buku guru dan buku
siswa, buku tematik terpadu kurikulum 2013 tema 7 Indahnya
keragaman di negeriku. Namun, untuk pembelajaran 2 subtema 3 tidak
terdapat kesesuaian antara isi buku guru dan buku siswa karena
pemetaan kompetensi dasar dan paparan pelaksanaan pembelajaran di
dalam buku guru ada bagian yang tidak terdapat pada paparan
pelaksanaan pembelajaran di dalam buku siswa.

243
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru dan Sofan Amri. 2014. Pengembangan dan Model
Pembelajaran Tematik Integrtif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Daryanto dan Herry Sudjendro. 2014. Wacana bagi Guru SD Siap Menyongsong
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gaya Media.
Hajar,Ibnu. 2013. Panduan Lengkap Kurikulum Tematik Untuk
SD/MI. Jogjakarta: DIVA Press.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013
Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kurniasih dan Sani. 2017. Lebih Memahami Konsep & Proses Pembelajaran
Implementasi & Praktek dalam Kelas. Jakarta: Kata Pena
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Murfiah, Uum. 2017. Pembelajaran Terpadu Teori dan Praktik Terbaik di Sekolah.
Bandung: Refika Aditama.
Muslich, M. .2010. Textbook Writing. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ngalimun. 2017. Pembelajaran Terpadu (Konsep Dasar, Model, dan Penerapan di
Sekolah. Yogyakarta: Parama Ilmu.
Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta: DIVA
Press.
Prastowo,Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 SD/MI. Jakarta: Prenada
Media Group.
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan. 2013. Bahan Ajar Pengelolaan
Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta : Pusat Pengembangan Tenaga
Kependidikan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan
Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Pusat Pengembangan Profesi Pendidik. 2012. Pembelajaran Tematik di Sekolah
Dasar, Bahan Belajar Pendidikan dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Awal
bagi Guru Kelas. Jakarta : PusatPengembangan Profesi Pendidik, Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu, Teoro Praktik dan Penilaian.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2012. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta : Prestasi
Pustaka

244
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Revitalisasi Tradisi Lisan Dalam Upacara Adat Suatu Upaya


Peningkatan Budaya Literasi Dan Transformasi Serta Inovasi
Budaya Daerah

Nazurty, Aripudin
Universitas Jambi
Email: nazurtysuhaimi@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk merevitalisasi tradisi lisan dalam upacara adat
Kerinci melalui upaya pembudayaan literasi, transformasi, dan inovasi
budaya daerah. Penelitian ini juga berupaya untuk mentransfer budaya dari
generasi sebelumnya ke generasi berikutnya dalam bentuk inovasi budaya
baru berbasis budaya lama. Teks budaya suatu daerah memiliki nilai-nilai
luhur yang terkandung di dalamnya yang patut diwarisi ke generasi
berikutnya. Penggunaan bahasa lisan dalam suatu teks budaya dalam waktu
yang lama tanpa diikuti pembudayaan literasai maka akan sulit dipahami
oleh generasi berikutnya. Artinya, pewarisan nilai-nilai budaya tidak
dilakukan hanya dengan tradisi lisan saja tetapi perlu dilakukan dengan
pembudayaan leterasi. Lebih khusus tujuan penelitian ini adalah untuk
merumuskan model revitalisasi, literasi, tranformasi, dan inovasi tradisi
lisan dalam ritual adat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Instrumen yang digunakan
adalah angket, wawancara, dan analisis dokumen. Angket digunakan untuk
mengetahui sejauh mana masyarakat Pulau Tengah Kerinci mengetahui dan
tertarik terhadap tradisi lisan dalam upacara adat yang menjadi sumber data
penelitian ini. Wawancara digunakan untuk berkomunikasi dengan tokoh
adat sebagai pelaku upacara adat dan penutur sastra lisan. Analisis
dokumen digunakan untuk memahami makna ritual adat dan teks lisan
yang digunakan dalam ritual adat. Hasil temuan penelitian ini adalah,
pertama teks lisan pidato adat (Mariwok) telah diubah atau ditulis menjadi
teks tulis. Kedua, teks tulis dalam bahasa Kerinci dialek Pulau Tengah telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ketiga, hasil terjemahan teks
pidato adat (Mariwok) dimaknai dan ditafsirkan serta dianalisis untuk
menjembatani apresiasi pembaca terhadap ide dan imajinasi pencipta.
Penelitian ini melibatkan dua orang mahasiswa semestar 6 Program Studi
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi

Kata Kunci: Revitalisasi, budaya literasi, tradisi lisan, transformasi dan


inovasi budaya

245
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Ungkapan adat pada umumnya merupakan teks lisan yang disampaikan
dalam upacara-upacara adat di suatu daerah.Ungkapan adat dapat berupa
pantun, saloko, pepatah, dan pribahasa. Ungkapan adat termasuk sastra
Melayu lama dalam bentuk puisi yang disebut dengan kata adat atau kata
undang (Karim, 2015:15). Budaya masyarakat Kerinci juga memiliki tradisi
lisan yang diungkapkan dalam upacara adat tertentu, seperti upacara adat
pengangkatan Depati Ninik Mamak. Tradisi lisan adalah suatu kebudayaan
kolektif yang diwariskan secara turun-temurun dalam bentuk lisan. Tradisi
lisan dapat pula disebut foklor atau budaya lisan (Dananjaya, 2002:2).
Tradisi lisan mempunyai dimensi kelisanan, kebahasan, kesastraan, dan
nilai budaya (Sukatman, 2009: 4).
Upacara adat pengangkatan Depati Ninik Mamak dalam budaya
masyarakat desa Pulau Tengah Kerinci adalah pergantian pemimpin adat
secara keseluruhan sesuai dengan peran dan fungsinya dalam struktur adat.
Dalam prosesi upacara adat ini semuanya merupakan tradisi lisan, yaitu
segala sesuatu yang disampaikan, baik penyampaian maksud kenduri
(Parno), pidato adat, maupun pengumuman menggunakan bahasa lisan.
Teks-teks lisan yang disampaikan selalu sama pada setiap preode upacara
ini dari dahulu sampai sekarang. Sedangkan perkembangan bahasa dan
pemakainya begitu pesat sesuai dengan perkembangan budaya
pemakainya. Akibat persoalan ini, teks-teks lisan yang disampaikan pada
upacara adat ini banyak yang tidak dipahami oleh masyarakat yang
mengikuti upacara tersebut. Jika hal ini dibiarkan tanpa usaha untuk
membantu menerjemahkan dan memaknainya maka ungkapan-ungkapan
adat tersebut akan menjadi sebuah naskah yang tidak dapat dipahami oleh
masyarakat pemilik budayanya. Kemudian, naskah teks lisan akan lebih
sulit mewariskan ke generasi berikutnya karena tradisi lisan tidak efektif
mewariskan budaya dalam waktu lebih lama dan tempat yang berjauhan
hanya dengan cara penuturan dari mulut ke mulut.
Salah satu upaya yang dapat membantu persoalan ini adalah upaya
peningkatan budaya literasi melalui penulisan kembali teks lisan menjadi
teks tulis, penerjemahan, dan pemaknaan teks-teks ungkapan adat ini.
Budaya literasi adalah pembiasaan keberaksaraan, yaitu membiasakan diri
dalam memahami suatu makna melalui proses berfikir dengan cara
membaca dan menulis. Teks budaya suatu daerah memiliki nilai-nilai luhur
yang terkandung di dalamnya yang patut diwarisi ke generasi berikutnya.
Penggunaan bahasa lisan dalam suatu teks budaya dalam waktu yang lama
tanpa diikuti pembudayaan literasai maka akan sulit dipahami oleh generasi
berikutnya. Artinya, pewarisan nilai-nilai budaya tidak dilakukan hanya

246
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dengan tradisi lisan saja tetapi perlu dilakukan dengan pembudayaan


leterasi.
Selain itu, bahasa sastra bersifat estetis, konotatif, simbolik, dan
kontemplatif, maka pembaca atau penikmat sastra harus memahami, kode
bahasa, kode sastra, dan kode sosial budaya pendukung karya sastra
tersebut (Priyatni, 2010: 25-26). Untuk memahami teks ungkapan adat
tersebut tidak dapat dilakukan dengan menerjemahkan teks bahasa daerah
Kerinci ke bahasa Indonesia saja, tetapi perlu dilakukan proses analisis dan
pembahasan makna dari teks tersebut. Proses analisis dan pembahasan
makna dalam tulisan ini disebut sebagai pemaknaan teks ungkapan adat
dalam upaya pembudayaan leterasi. Artinya, mendeskripsikan teks lisan ke
teks tulis dan menerjemahkan serta menginterpretasi makna ungkapan adat
melalui analisis dan pembahasan terhadap ungkapat adat tersebut
merupakan suatu upaya menghidupkan kembali budaya lama yang hampir
punah, yaitu proses revitalisasi.
Pulau tengah adalah suatu daerah di Kabupaten Kerinci yang yang
memiliki banyak tradisi lisan yang masih digunakan sampai saat ini. Pulau
tengah berada di tepi Danau Kerinci, yaitu berada di Kecamatan Keliling
Danau. Pulau Tengah bukan satu desa tetapi merupakan satu wilayah adat.
Jika, berbicara tentang upacara adat tradisi lisan tentu berkaitan dengan
wilayah adat, bukan wilayah administrasi pemerintahan. Secara administrasi
pemerintahan Pulau Tengah terdiri dari tujuh desa, yaitu desa Dusun baru,
desa Jembatan Merah, desa Koto Tuo, desa Pulau Tengah, desa Koto Dian,
desa Limok Manaih, dan desa Telago. Pada awalnya Pulau Tengah ini
adalah satu desa yang terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusu Baru, Koto Tuo,
dan Koto Dian. Pada saat sekarang ini karena penduduknya berkembang
menjadi padat maka diadakan pengembangan desa menjadi tujuh desa.
Pada saat Pulau Tengah ini berada pada satu desa dan tiga dusun,
wilayah adatnya satu tetapi dipimpin oleh tiga struktu adat, yaitu
berdasarkan pembagian dusunnya. Maksudnya, struktur adat Dusun baru,
Struktu Adat Koto Tuo, dan Struktur Adat Koto Dian. Sampai sekarang
Struktur adat tetap berada pada tiga wilayah tersebut. Wilayah adat tersebut
merupakan wilayah kembar, yairtu masing-masing mempunyai struktur
pimpinan adat tersendiri. Namun demikian, adat dan tradisi tidak jauh
berbeda dari masing-masing wilayah adat.
Dalam melaksanakan adat dan tradisi Pulau Tengah termasuk memiliki
peranan adat yang kuat atau berpegang teguh kepada adat dan tradisi yang
telah dilalui secara turun temurun. Sampai sekarang Pulau Tengah
mempunyai batas wilayah adat yang jelas yang berbeda dengan batas
wilayah administrasi pemerintahan. Oleh sebab itu, masyarakat Pulau
Tengah di samping tunduk kepada aturan pemerintahan juga harus tunduk

247
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dengan aturan atau norma adat yang berlaku di wilayah adatnya masing-
masing.
Dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Pulau Tengah Kerinci
memiliki beberapa upacara adat dan tradisi yang pada pelaksanaannya
menggunakan tradisi lisan, seperti adat dan tradisi menyambut tamu,
Tradisi Mengagah Harimau, upacara adat menyambut Rabu Safar, dan
tradisi pengobatan luka bakar. Pelaksanaan upacara adat tersebut
menggunakan sastra lisan sebagai alat komunikasi. Tradisi lisan tersebut
dituturkan melalui lagu yang berupa nyanyian rakyat. Nyanyian rakyat
dalam kegiatan tersebut ada yang berasal dari ungkapan adat, dari mantra,
dari pantun, dan syair. Teks lisan mengandung norma-norma adat dan nilai-
nilai luhur yang patut dilestarikan dan diwarisi ke generasi berikutnya.
Namun dalam hal ini, terdapat beberapa persoalan untuk mewariskan nilai-
nilai luhur dan norma-norma adat yang terdapat dalam tradisi lisan tersebut.
Pertama, upacara adat dan tradisi tersebut sudah hampir tidak digunakan
lagi, seperti upacara adat menyambut tamu sudah jarang dilakukan karena
kunjungnan adat secara resmi sudah hampir tidak dilakukan. Jika ada tamu
resmi dari pemerintahan penyambutannya tidak melalui upacara adat.
Kemudian, ritual mengagah harimau juga sudah hampir tidak dilakukan
karena ritual ini adalah mengagah harimau yang mati supaya kawanan
harimau yang lain tidak mengamuk ke perkampungan. Ritual menyambut
Rabu Safar adalah ritual bertolak dari pandangan Islam, yaitu bulan Safar
merupakan bulan yang sering terjadi malapetaka. Jadi, ritual adat
menyambut Rabu Safar adalah sejenis ritual tolak bala yang dilakukan oleh
masyarakat Pulau Tengah Kerinci yang dipimpin eleh pemimpin adat.
Selanjutnya, ritual pengobatan luka bakar, ritual ini juga sudah jarang
dilakukan karena jika ada orang menderita luka bakar langsung di rumah
sakit atau melalui pengobatan medis. Jadi, pengobatan luka bakar melalui
ritual adat hampir tidak lagi dilakukan. Ritual adat yang masih rutin
dilakukan sampai saat ini adalah mariwok, yaitu pidato adat pada upacara
peergantian dan pengangkatan pemimpin adat pada struktur adat di
wilayah adat Pulau Tengah.
Selain masalah pelaksanaan upacara adat yang sudah tidak lagi
digunakan, juga terdapat masalah penggunaan teks lisan dan penutur,
antara lain, pertama, tradisi lisan merupakan teks lisan atau tidak ada
bentuk teks tertulis yang bisa diwariskan kepada generasi muda sebagai
penerus budaya. Kedua, teks lisan tersebut merupakan teks yang
menggunakan bahasa Pulau Tengah yang kuno dan menggunakan bahasa
yang bermakna konotatif, bahkan ada bahasa yang digunakan masih
bahasa simbol yang sulit dipahami maknanya, sehingga teks lisan tersebut
sulit untuk dimengerti.

248
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Ketiga, para penutur dan pelaksana ritual adat tersebut pada umumnya
sudah berusia empat puluh tahun ke atas bahkan ada yang lewat tujuh
puluh tahun. Artinya, tidak ada alih generasi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian tentang
revitalisasi tradisi lisan dalam upacara adat dalam upaya pembudayaan
literasi dan transformasi serta inovasi budaya daerah perlu dilaksanakan.
Penelitian ini berupaya untuk menuliskan kembali teks lisan yang berupa
naskah pidato adat (mariwok) pergantian /pengangkatan pemimpin adat di
wilayat adat Pulau tengah Kerinci.
Bertolak dari latar belakang, masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Bagaimana peningkatan budaya literasi tradisi lisan melalui penulisan teks
lisan menjadi teks tulis ?
b. Bagaimana penerjemahan naskah pidato adat (mariwok) dari bahasa
Kerinci ke Bahasa Indonesia?
c. Bagaimana penafsiran pidato adat (mariwok) dalam upacara adat
pengangkatan Depati Ninik di wilayah adat Pulau Tengah Kereinci?

KAJIAN TEORI
Pengertian dan Fungsi Tradisi Lisan
Kebudayaan kolektif yang diwariskan secara turun-temurun dalam
bentuk lisan disebut tradisi lisan. Tradisi lisan dapat pula disebut foklor
atau budaya lisan (Dananjaya, 2002:2). Tradisi lisan mempunyai dimensi
kelisanan, kebahasan, kesastraan, dan nilai budaya (Sukatman, 2009: 4).
Salah satu bentuk tradisi lisan adalah sastra lisan. Sastra dalam pengertian
hasil ciptaan bahasa yang indah yang dapat menggetarkan sukma yang
menimbulkan keharuan, kemesraan, kebencian, gemas, dan dendam,
(Pradopo, 2007:32). Sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh
dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, sastra
lisan merupakan bagian dari sistem kebudayaan, maka dalam sastra lisan
akan terekam pengalaman hidup masyarakat pemiliknya. Berbagai cara
digunakan untuk menyebarluaskan informasi budaya suatu masyarakat,
misalnya pendidikan formal dan informal. Khususnya bagi mereka yang
masih berpegang teguh pada tradisi lama terdapat cara tersendiri untuk
menyampaikan nilai dan norma-norma yang berlaku, seperti tradisi lisan
yakni sastra lisan. Tradisi lisan dapat dinyatakan sebagai sastra lisan apabila
tradisi lisan tersebut mengandung unsur-unsur estetik (keindahan) (Ratna,
2007). Di dalam sebuah karya sastra terungkap proses karya budaya yang
panjang dan berisi pengalaman yang intens dari pemilik atau pendukung
sastra tersebut.

249
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Oleh karena itu, sastra lisan banyak memberikan manfaat terhadap


masyarakat pendukungnya karena sastra lisan dapat mewariskan nilai-nilai
budaya masa lalu yang sangat bermanfaat untuk masa sekarang (Dananjaya,
2007)).
Sastra lisan adalah salah satu bagian dari tradisi lisan yang
merupakan warisan budaya nasional. Sastra lisan mempunyai nilai-nilai
yang patut dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kehidupan masa kini
dan masa yang akan datang. Sastra lisan juga telah lama berperan sebagai
wahana pemahaman gagasan pewarisan tatanilai yang tumbuh di
masyarakat. Bahkan, sastra lisan telah berabad-abad, berperan sebagai dasar
komunikasi antara pencipta dan masyarakat, dalam arti ciptaan yang
berdasarkan lisan akan lebih mudah digauli karena ada unsur yang dikenal
masyarakat.
Namun demikian, dalam dekade terakhir kedudukan dan fungsi sastra
lisan semakin tergeser akibat kemajuan teknologi informasi, sistem budaya,
sistem sosial, dan sistem politik yang berkembang. Berbagai bentuk
kebudayaan lama termasuk sastra lisan, bukan mustahil akan terabaikan di
tengah-tengah kesibukan pembangunan dan pembaharuan yang makin
meningkat, sehingga dikhawatirkan sastra lisan yang penuh dengan nilai-
nilai, norma-norma, dan adat-istiadat lama-kelamaan akan hilang begitu saja
(Koentjaraningrat, 2000).
Berdasarkan pendapat William R.Bascom pakar tradisi lisan dari
Amerika, secara umum tradisi lisan memilki empat fungsi, yaitu sebagai
berikut.
1. Tradisi lisan berfungsi sebagai sistem cerminan angan-angan suatu
kolektif.
2. Tradisi lisan berfungsi sebagai alat legitimasi pranata-paranata suatu
kebudayaan
3. Tradisi lisan berfungsi sebagai alat pendidikan
4. Tradisi lisan berfungsi sebagai pemaksa atau pengontrol agar norma-
norma masyarakat selalu dipartuhi oleh anggota kolektifnya (Sukatman,
2009:7-8).

Tradisi Lisan di Pulau Tengah


Dalam pelaksanaan ritual adat dan tradisi di Pulau Tengah memiliki
tradisi lisan yang berupa sastra lisan yang sampai saat ini masih berlaku bagi
kehidupan masyrakat. Terutama pada upacara adat yang secara rutin
dilaksanakan, seperti upacara Kenduri Sko sekali tiga tahun. Kenduri Sko
adalah upacara pengangkat Depati Ninik Mamak sebagai pimpinan adat.
Pada upacara ini ada pelaksanaan tradisi lisan Mariwok, yaitu pidato adat
yang disampaikan oleh salah satu tokoh adat.

250
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tokoh adat adalah seorang pemimpin adat di wilayah Pulau Tengah.


Kemudian, upacara adat dan tradisi pelepasan jemaah haji oleh Depati
Ninik Mamak sebagai pimpinan adat terdapat tradisi lisan ungkapan Tale,
yaitu sejenis pantun yang dinyanyikan. Tale pelepasan jemaah haji berisi
nasihat untuk para jemaah dan keluarga yang ditinggalkan, ungkapan rasa
syukur, pertalian silaturrahmi, dan tatacara mengerjakan ibadah haji.
Selanjutnya, kegiatan tradisi mengagah harimau memiliki tradisi lisan,
yaitu sastra lisan mantra.
Sastra lisan Mariwok, Tale, dan mantra ini merupakan tradisi lisan yang
amat penting karena mengandung norma adat dan nilai-nilai luhur yang
harus diikuti dan ditatati baik oleh pemimpin adat maupun oleh masyarakat
sebagai rakyat. Nilai-nilai yang terkandung dalam sastra lisan ini patut
diwarisi dari generasi ke genarasi. Untuk mewarisi nilai-nilai luhur yang
terkandung di dalam sastra lisan tersebut adalah dengan cara membuat teks
lisan menjadi teks tulisan dan menerjemahkannya ke dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar sehingga akan menjadi sebuah dokumen
yang tertulis.

Revitalisasi Tradisi Lisan dan Budaya Literasi/ Keberaksaraan


Budaya masyarakat Kerinci memiliki tradisi lisan yang diungkapkan dalam
upacara adat tertentu, seperti Mariwok atau pidato adat pada upacara adat
pengangkatan Depati Ninik Mamak, Tale dalam upacara adat pelepasan
jemaah haji, dan mantra dalam tradisi ritual pengobatan dan tradisi ritual
mengagah harimau.
Teks-teks lisan yang disampaikan selalu sama pada setiap preode
upacara ini dari dahulu sampai sekarang. Sedangkan perkembangan bahasa
dan pemakainya begitu pesat sesuai dengan perkembangan budaya
pemakainya. Akibat persoalan ini, teks-teks lisan yang disampaikan pada
upacara adat ini banyak yang tidak dipahami oleh masyarakat yang
mengikuti upacara tersebut. Jika hal ini dibiarkan tanpa usaha untuk
membuat teks lisan menjadi teks tulis dan menerjemahkan dari bahasa
daerah ke bahasa Indonesia, maka teks-teks lisan tersebut akan menjadi
sebuah teks yang tidak dapat dipahami oleh masyarakat pemilik budayanya.
Artinya, tradisi lisan ini akan berangsur dilupakan oleh pendukung
budayanya, bahkan akan menghilang dan punah.
Salah satu upaya untuk menyelamatkan tradisi lisan ini dalam budaya
masyarakat Pulau Tengah Kerinci adalah dengan cara menghidupkan
kembali sastra lisan yang digunakan dalam upacara-upacara adat dan tradisi
tersebut. Upaya untuk menghidupkan kembali budaya lisan ini disebut
dengan revitalisasi tradisi lisan dalam budaya masyarakat pendukungnya.

251
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk


menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya, sehingga
revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital.
Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan
sekali untuk kehidupan.
Revitalisasi tradisi lisan dalam budaya masyarakat Kerinci berarti
menghidupkan kembali budaya tradisi lisan dalam upacara-upacara adat
dan tradisi dalam budaya masyarakat Kerinci. Revitalisasi tradisi lisan
berperan sebagai pemertahan bahasa Pulau Tengah Kerinci, jati diri
masyarakat Pulau Tengah Kerinci, dan identitas budaya dalam tradisi lisan
masyarakat Pulau Tengah Kerinci. Tradisi lisan sebagai budaya masyrakat
Pulau Tengah Kerinci merupakan ragam budaya nasional Indonesia. Oleh
sebab itu, Revitalisasi tradisi lisan merupakan tanggung jawab bersama
masyarakat dan pemerintah Indonesia.
Ungkapan adat pada umumnya merupakan teks lisan yang
disampaikan dalam upacara-upacara adat di suatu daerah. Ungkapan adat
dapat berupa pantun, saloko, pepatah, dan pribahasa. Ungkapan adat
termasuk sastra Melayu lama dalam bentuk puisi yang disebut dengan
kata adat atau kata undang (Karim, 2015:15). Dalam prosesi upacara adat
dan tradisi di Pulau Tengah Kerinci, semua kegiatan merupakan tradisi
lisan, yaitu segala sesuatu yang disampaikan, baik pidato adat Mariwok,
nyanyian (Tale), dan mantra menggunakan bahasa lisan. Bahasa lisan yang
digunakan dalam prosesi upacara adat dan tradisi di Pulau Tengah Kerinci
tersebut adalah bahasa Kerinci dialek Pulau Tengah. Berarti, untuk
memahami teks lisan tersebut harus memahami bahasa Kerinci dialek Pulau
Tengah karena untuk memahami teks lisan harus memahami kode bahasa,
kode sastra, dan kode budaya pendukungnya.
Bahasa sastra bersifat estetis, konotatif, simbolik, dan kontemplatif,
maka pembaca atau penikmat sastra harus memahami, kode bahasa, kode
sastra, dan kode sosial budaya pendukung karya sastra tersebut (Priyatni,
2010: 25-26). Oleh sebab itu, teks lisan tersebut sulit dipahami secara
langsung karena pemahaman terhadap bahasa lisan sangat terbatas dengan
waktu, situasi, dan cara pengungkapan bahasa tersebut. Salah satu cara
untuk memudahkan pemahaman teks lisan tersebut dapat dilakukan dengan
cara menuliskan teks lisan menjadi teks tulis.
Upaya untuk mengubah teks lisan menjadikan teks tulis merupakan
upaya peningkatan budaya literasi melalui penulisan, penerjemahan, dan
pemaknaan teks-teks lisan. Budaya literasi adalah pembiasaan
keberaksaraan, yaitu membiasakan diri dalam memahami suatu makna
melalui proses berpikir dengan cara membaca dan menulis.

252
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Teks budaya suatu daerah memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung di


dalamnya yang patut diwarisi ke generasi berikutnya. Penggunaan bahasa
lisan dalam suatu teks budaya dalam waktu yang lama tanpa diikuti
pembudayaan literasai maka akan sulit dipahami oleh generasi berikutnya.
Artinya, pewarisan nilai-nilai budaya tidak dilakukan hanya dengan tradisi
lisan saja tetapi perlu dilakukan dengan pembudayaan leterasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Tradisi Lisan dalam Adat Budaya Masyarakat Pulau Tengah
Tradisi lisan adalah tradisi atau budaya yang menggunakan bahasa lisan
sebagai alat untuk berkomunikasi. Tradisi lisan mempunyai dimensi
kelisanan, kebahasan, kesastraan, dan nilai budaya (Sukatman, 2009: 4).
Sastra lisan merupakan salah satu bentuk tradisi lisan yang sampai sekarang
masih digunakan oleh masyarakat dalam budaya tertentu. Bagi masyarakat
terutama yang masih berpegang teguh pada tradisi lama untuk
menyampaikan nilai dan norma-norma yang berlaku, digunakan tradisi
lisan, yaitu sastra lisan. Sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang
tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat pendukungnya.
Berarti, sastra lisan merupakan bagian dari sistem kebudayaan, maka dalam
sastra lisan akan terekam pengalaman hidup masyarakat pemiliknya.
Masyarakat yang masih banyak memiliki tradisi lisan dan masih
digunakan sampai saat ini adalah masyarakat Pulau Tengah Kerinci.
Masyarakat Pulau Tengah masih berpegang teguh pada tradisi budaya yang
kuat sampai sekarang. Daerah Pulau Tengah terletak di tepi Danau Kerinci,
yaitu berada di Kecamatan Keliling Danau. Pulau Tengah bukan suatu
wilayah administrasi pemerintah yang berupa desa, tetapi merupakan suatu
wilayah adat. Maksudnya, persoalan tradisi lisan yang dipersoalkan dalam
penelitian ini adalah wilayah adat masyarakat Pulau Tengah, bukan wilayah
administrasi pemerintahan. Pulau Tengah jika dilihat secara administrasi
pemerintahan terdiri dari tujuh desa, yaitu desa Dusun baru, desa Jembatan
Merah, desa Koto Tuo, desa Pulau Tengah, desa Koto Dian, desa Limok
Manaih, dan desa Telago.
Masyarakat Pulau Tengah termasuk masyarakat yang berpegang teguh
kepada adat dan tradisi yang telah dilalui secara turun temurun. Pulau
Tengah memiliki batas wilayah adat yang berbeda dengan batas wilayah
administrasi pemerintahan. Berdasarkan pembagian dusun dalam satu desa
Pulau Tengah dahulunya, terdapat tiga struktur adat, yaitu struktur adat
Koto Tuo, struktur Koto Dian, dan struktur adat Dusun Baru.

253
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Masyarakat Pulau Tengah tahu keberadaan dirinya dalam wilayah adat.


Oleh sebab itu, masyarakat Pulau Tengah di samping tunduk kepada aturan
pemerintahan juga harus tunduk dengan aturan atau norma adat yang
berlaku di wilayah adatnya masing-masing.
Masyarakat Pulau Tengah memiliki tradisi lisan dalam upacara adat
dan tradisi yang masih tetap dipakai sampai sekarang ini. Tradisi lisan yang
masih digunakan dalam upacara adat pulau Tengah, antara lain, upacara
adat dan tradisi bertale pelepasan jemaah haji, upacara adat dan tradisi
pengangkatan depati ninik mamak, dan upacara adat menyambut Rabu
Safar. Tradisi lisan yang dimaksud atau yang digunakan sebagai alat
komunikasi dalam pelaksanaan upacara adat tersebut adalah sastra lisan.
Sastra lisan yang digunakan dapat berupa ungkapan rakyat, nyanyian
rakyat, pantun, seloko, mantra, dan syair.
Kemudian, selain upacara adat yang menggunakan sastra lisan seperti
telah dibicarakan di atas, masyarakat Pulau Tengah masih memiliki tradisi
lisan yang sudah jarang digunakan bahkan hampir tidak digunakan lagi.
Selain masalah pelaksanaan upacara adat yang sudah tidak lagi digunakan,
juga terdapat masalah penggunaan teks lisan dan penutur, antara lain,
pertama, tradisi lisan merupakan teks lisan atau tidak ada bentuk teks
tertulis yang bisa diwariskan kepada generasi muda sebagai penerus
budaya. Kedua, teks lisan tersebut merupakan teks yang menggunakan
bahasa Pulau Tengah yang kuno dan menggunakan bahasa yang bermakna
konotatif, bahkan ada bahasa yang digunakan masih bahasa simbol yang
sulit dipahami maknanya, sehingga teks lisan tersebut sulit untuk
dimengerti. Ketiga, para penutur dan pelaksana ritual adat tersebut pada
umumnya sudah berusia empat puluh tahun ke atas bahkan ada yang lewat
tujuh puluh tahun. Artinya, tidak ada alih generasi. Sedangkan teks lisan
hanya bisa diwarisi melalui lisan, yaitu dari mulut ke mulut. Hal ini
menyulitkan untuk dilestarikan dan diwarisi ke generasi berikutnya. Oleh
sebab itu, berikut ini akan deskripsikan pidato adat dalam upacara
pengangkatan Depati Ninik Mamak sebagai pemimpin adat.
Upacara adat pengangkatan Depati Ninik Mamak secara rutin
dilaksanakan sekali tiga tahun. Upacara adat pengangkatan Depati Ninik
Mamak dalam adat budaya masyarakat Pulau Tengah disebut Kenduri Sko.
Dalam pelaksanaan Kenduri Sko ini ada acara pidato adat yang disampaikan
oleh tokoh adat di wilayah Pulau Tengah. Pidato adat ini disebut dengan
Mariwok. Teks lisan pidato adat (Mariwok) dalam budaya masyarakat Pulau
Tengah tidak mempunyai teks tulis. Meskipun teks pidato adat (Mariwok)
tidak berupa teks tulis, namun oratornya hafal yang apa akan dikatakan
karena orang yang ditunjuk sebagai orator adalah tokoh adat yang sangat
mengerti dan paham paham tentang adat tersebut.

254
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Revitalisasi Tradisi Lisan Melalui Penafsiran dan Pemaknaan Teks Lisan


Teks Pidato Adat (Mariwok)
Teks pidato adat (Mariwok) dalam upacara Kenduri Sko merupakan teks
pidato yang disampaikan dalam upacara adat Kenduri Sko, yaitu upacara
pengangkatan atau pergantian pimpinan dan struktur adat dalam tradisi
budaya daerah Pulau Tengah Kerinci. Teks ini merupakan teks lisan dalam
bahasa Kerinci Dialek Pulau Tengah. Untuk menjaga kelestarian dan upaya
revitalisasi teks ini maka dalam penelitian ini dilakukan penulisan teks lisan
menjadi teks tulis dalam bahasa Kerinci Dialek Pulau Tengah dan
menerjemahkan teks ini ke dalam bahasa Indonesia.
Untuk memahami nilai-nilai budaya ungkapan adat yang tercermin
dalam teks pidato adat ini perlu dilakukan pemaknaan dan penafsiran sesuai
dengan konteks bahasa dan budaya daerah pendukungnya. Tanpa usaha
untuk menulis, menerjemahkan, dan memaknai teks-teks budaya lisan
tersebut akan menjadi sebuah naskah yang tidak dapat dipahami oleh
masyarakat pemilik budayanya. Teks pidato adat tersebut merupakan sastra
lisan yang menggunakan bahasa yang bersifat estetis, konotatif, simbolik,
dan kontemplatif. Oleh sebab itu, jika ingin dan menikmati teks sastra
tersebut harus memahami, kode bahasa, kode sastra, dan kode sosial budaya
pendukung karya sastra itu (Priyatni, 2010: 25-26). Artinya, usaha untuk
melestarikan dan merevitalisasi teks pidato adat (Mariwok) tersebut tidak
bisa hanya dengan melakukan penulisan teks dan menerjemahkan teks,
namun perlu dilakukan pemaknaan dan penafsiran terhadap teks tersebut.
Pemaknaan dan penafsiran terhadap teks tersebut akan menggali nilai-nilai
budaya yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, pelestarian dan
revitalisasi budaya dalam teks lisan dapat dilakukan secara optimal.
Berikut ini akan diuraikan pemaknaan dan penafsiran teks pidato adat
dalam upacara Kenduri Sko. Analisis makna ungkapan adat dalam pidato ini
akan dilakukan bait perbait.

Bait Pertama
Oooi ... Dengar-dengar rakyat yang ribu dan ratus !
Yang tinggal di parit/lahan yang bersudut empat
Lawang yang berpintu dua - larik yang berjajar
Halaman yang bersapu - Lurah yang berpenghulu
Alam yang sekata raja – Negeri yang berpagar adat
Tepian yang berpagar bahasa rumah yang berteganai
Bersanak bersaudara berkaum berkeluarga
Berdatuk berpenghulu berdepati berninik mamak
Berlayar bernakhoda berjalan yang bertuan

255
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Ungkapan adat baris pertama dan baris kedua pada bait di atas
menunjukkan makna menyerukan seluruh rakyat dalam satu wilayah/
negeri. Ungkapan , “Oooi ... Dengar-dengar rakyat yang ribu dan ratus !
Yang tinggal di parit/lahan yang bersudut empat” artinya menyerukan
suatu perintah kepada rakyat dalam wilayahnya. Ungkapan , “Lawang yang
berpintu dua - larik yang berjajar, halaman yang bersapu - Lurah yang
berpenghulu”, mempunyai makna, negeri yang mempunyai batas wilayah ,
daerah yang aman dan nyaman serta mempunyai pemimpin. Ungkapan,
“Alam yang sekata raja – Negeri yang berpagar adat. Lurah yang
berpenghulu”, bermakna negeri yang di mana rakyatnya harus tunduk
kepada pemimpinnya dan mempunyai undang-undang yang berupa norma
adat yang harus ditaati. Ungkapan, “Tepian yang berpagar bahasa rumah
yang berteganai. Bersanak bersaudara berkaum berkeluarga”,
menunjukkan makna tatanan kehidupan sosial dalam masyarakat.
Ungkapan, “Berdatuk berpenghulu berdepati berninik mamak. Berlayar
bernakhoda berjalan yang bertuan”, bermakna dalam tatanan kehidupan
sosial bermasyarakat juga harus ada pemimpin yang mengatur dan harus
ditaati. Kesimpulannya, ungkapan pidato adat pada bait di atas
menunjukkan makna suatu negeri yang memiliki batas wilayah yang jelas.
Negeri yang mempunyai norma-norma dan pemimpin yang harus ditaati.
Negeri yang ditata kehidupannya secara adat dan mempunyai tatanan
kehidupan sosial yang aman dan damai.

Bait Kedua
Cupok penuh gantang meleleh
Dahulu kata dicerai kemudian kata ditepati
Ke atas ke embun jantan ke bawah ke pasir bulan
Disentuh kena miyang digoyang kena petaka
Dipindah layu - dicabut mati

Ungkapan pada bait di atas mempunyai makna kekuatan norma adat yang
tidak boleh goyah. Artinya, norma adat tidak dapat berubah dan diubah oleh
siapapun.

Bait Ketiga
Ke hilir serengkuh dayung - ke mudik serentak satang
Tiba di kaki jangan disepak - tiba di kening jangan dielak
Tiba di duri jangan menjinjit - tiba di papan jangan berentak
Tiba di mata jangan dipejam

256
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Ungkapan adat pada bait diatas mengatakan bahwa dalam kehidupan


bermasyarakat antara pemimpin dan rakyat harus kompak seiya-sekata.
Semua rakyat terutama pemimpin bertanggung jawab, yaitu amanah setiap
beban yang diberikan kepadanya. Seperti ungkapan, “Tiba di kaki jangan
disepak - tiba di kening jangan dielak. Tiba di duri jangan menjinjit - tiba di
papan jangan berentak Tiba di mata jangan dipejam”. Maksudnya,
pemimpin yang amanah harus menerima dengan lapang dada setiap baik-
buruk yang dihadapinya.

Bait Keempat
Anak dipangku - kemenakan dibimbing
Menimbang sama berat - mengukur sama panjang
Memakan habis - memenggal putus
Rebung tidak boleh menolak miyang
Jangan ada duri dalam daging
Membunuh tidak boleh dua kali

Ungkapan baris pertama dan kedua, “Anak dipangku - kemenakan


dibimbing. Menimbang sama berat - mengukur sama panjang”,
menunjukkan seorang pemimpin harus adil kepada semua rakyat sesuai
dengan porsi, situasi, dan kondisi. Selanjutnya, ungkapan adat di atas juga
mempunyai makna seorang pemimpin harus tegas sesuai dengan tanggung
jawabnya. Lihat pada ungkapan, “Memakan habis - memenggal putus.
Rebung tidak boleh menolak miyang. Jangan ada duri dalam daging.
Membunuh tidak boleh dua kali. “. Ungkapan ini menunjukkan makna,
seorang pemimpin harus menunjukkan sikap tegas walaupun terkesan
keras. Seorang pemimpin tidak boleh menolak tanggung jawab walaupun
berat.
Bait Kelima
Belum dilihat sudah tahu dengan rupa
Belum dimakan sudah tahu dengan rasa
Berjalan di dalam air berkata di dalam tanah
Berkilat ikan dalam lubuk sudah tahu Jantan dan betina

Ungkapan pada bait di atas menunjukkan makna seorang pemimpin harus


mempunyai sikap arif dan bijak. Pemimpin harus bisa membaca situasi dan
kondisi setiap peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Seperti pada baris
terakhir ditutup dengan ungkapan, “Berkilat ikan dalam lubuk sudah tahu
Jantan dan betina”, menunjukkan makna kejelian dan ketelitian seorang
pemimpin untuk mengetahui setiap maksud melalui gestur atau gerak-gerik
seseorang.

257
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Bait Keenam
Sia-sia menjalankan adat - Sia-sia menjalankan syarak
Ke atas tidak berpucuk - Ke bawah tidak berurat
Ditengah-tengah dilubangi kumbang
Anak dipangku menjadi batu
Padi ditanam tumbuh ilalang
Kunyit ditanam putih isinya
Bagai kerakap di atas batu
Dia kena sumpah
Tidak selamat hidupnya di dunia dan di akhirat

Ungkapan adat pada bait di atas menunjukkan makna sumpah bagi


pemimpin adat. Jika mereka melanggar sumpah tersebut maka dia akan
terkutuk baik di dunia maupun diakhirat.

Bait Ketujuh
Adat bersendi syarak – syarak bersendi Kitabullah
Syarak mengatakan – adat memakai
Selama gagak masih hitam – dia tidak boleh putih
Itulah adat yang kita pakai dari dulu sampai sekarang
Yang tidak lapuk kena hujan – tidak lekang kena panas

Ungkapan, “Adat bersendi syarak – syarak bersendi Kitabullah. Syarak


mengatakan – adat memakai”, mempunyai makna adat yang berlaku dalam
masyarakat Pulau Tengah Kerinci bersumber dari Alquran dan Hadist.
Norma-norma adat berasal dari hukum Islam , yaitu syarak. Selanjutnya,
“Selama gagak masih hitam – dia tidak boleh putih . Itulah adat yang kita
pakai dari dulu sampai sekarang. Yang tidak lapuk kena hujan – tidak
lekang kena panas”, mengungkapkan bahwa adat berlaku sepanjang zaman,
yaitu dari dahulu sampai sekarang.

Bait Kedelapan
Oooi ... dengar – dengar rakyat yang beribu dan beratus!
Pada hari ini!
Kami atas nama Depati yang bertiga;
Depati Citam, Depati Gento Manggalo, dan Depati Suko Berajo
Orang yang berumah gedang – bertikar cabik – berlantai patah
Berperiuk besar – bertungku jarang
Orang yang duduk di atas tikar permadani - di bawah payung yang sekaki –
bersandar di tiang tengah
Menerima surat yang berlipat – surat yang bergulung

258
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Menerima nasi masak – gulai masak


Dari hilir serta dari mudik

Ungkapan adat dalam teks pidato di atas menyatakan pengumuman atas


nama pemimpin adat kepada seluruh rakyat, bahwa pada hari ini akan ada
upacara pergantian pemimpin. Pengumuman itu atas nama Depati Citam,
Depati Gento Manggalea, dan Depati Suko Berajo. Depati yang bertiga ini
merupakan pucuk pimpinan dalam struktur adat Pulau Tengah Kerinci.
Dalam ungkapan di atas juga dipaparkan tentang perilaku kebesaran sebagai
pemimpin, kedudukannya, dan tugas serta fungsinya sebagai pemimpin
adat. Ungkapan, “Orang yang berumah gedang – bertikar cabik – berlantai
patah”, mencerminkan perilaku pemimpin yang bersedia menerima rakyat
datang kepadanya dengan segala keperluan mereka. Kemudian ungkapan , “
Berperiuk besar – bertungku jarang” sebagai pemimpin para Depati siap
menjamu tamunya baik itu rakyat biasa maupun tamu dari luar. Lebih lanjut
ungkapan, “Orang yang duduk di atas tikar permadani - di bawah payung
yang sekaki – bersandar di tiang tengah” menggambarkan kedudukan
penting ketiga Depati tersebut. Ungkapan tiga baris terakhir dalam bait di
atas, yaitu “Menerima surat yang berlipat – surat yang bergulung. Menerima
nasi masak – gulai masak. Dari hilir serta dari mudik”, mencerminkan
tugas beserta fungsi mereka sebagai pemimpin adat.

Bait Kesembilan
Orang yang tahu ranting yang melanting
Orang yang tahu onak yang mengait
Orang yang tahu duri yang menujah
Berkata dulu sepatah - berjalan dulu selangkah
Depati berkata mati
Pancang tidak boleh goyah – cermin tidak boleh kabur
Terbujur lalu – melintang patah

Ungkapan pidato adat pada bait di atas mencerminkan komptensi dan


kemampuan, kehormata, kekuasaan, kekuatan, dan ketegasannya.
Ungkapan, “Orang yang tahu ranting yang melanting. Orang yang tahu
onak yang mengait. Orang yang tahu duri yang menujah”, menggambarkan
kompetensi dan kemampuannya dalam melihat bahaya yang akan dihadapi
oleh rakyatnya. Ungkapan, “ Berkata dulu sepatah - berjalan dulu
selangkah”, merupakan cerminan dari orang yang dihormati. “Depati
berkata mati, Pancang tidak boleh goyah – cermin tidak boleh kabur”,
menggambarkan ketegasan dan keteguhan memegang prinsip yang benar.

259
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Ungkapan, “Terbujur lalu – melintang patah”, mencerminkan kekuasan


seorang pemimpin yang kuat dan berani mengambil keputusan.

Bait Kesepuluh
Beserta dengan Pemangku yang tiga puluh;
Rajo Pati - Parano Manti
Orang yang memangku kata raja bertiga
Berumah gedang - bertikar cabik – berlantai patoh
Berperiuk besar – bertungku jarang
Orang yang melepas pagi - memasuk petang
Orang yang tahu mengukur - tahu memilah – tahu membedah - tahu
mengatur – tahu mengarah dan tahu mendenda.

Ungkapan adat dalam bait di atas mencerminkan tugas dan peran serta
kebesaran Pemangku, yaitu Rajo Pati – Parano Manti. Tugas Rajo Pati –
Parano Manti adalah bertanggung jawab kepada Depati yang bertiga, yaitu
Depati Citam, Depati Gento Menggalo, dan Depati Suko Berajo, seperti yang
diungkapkan, “Orang yang memangku kata raja bertiga”. Kemudian , Rajo
Pati – Parano Manti juga bertugas sebagai orang yang tahu dengan situasi
rakyatnya. Kalau dibaratkan dengan administrasi pemerintahan , yaitu
orang yang tahu jumlah penduduknya dan bertanggung jawab terhadap
keluar masuknya penduduk di wilayahnya. Hal ini diungkapkan, “Orang
yang melepas pagi - memasuk petang”. Selanjutnya ungkapan, “Berumah
gedang - bertikar cabik – berlantai patoh - Berperiuk besar – bertungku
jarang”, mencerminkan perilaku pemimpin yang menunjukkan
kebesarannya. Maksudnya, sebagai pemimpin dia harus bersedia membuka
lebar rumahnya untuk menerima rakyat. Selain itu, dia juga bersedia
memasak lebih banyak untuk menjamu tamu atau rakyatnya.

Bait Kesebelas
Pada hari ini!
Kami telah mengundang kembang dengan rekan
Dari Koto Dian; Depati Sarago, Depato Cayo, dan Depati Mudo
Hulubalang Besar dengan Hulubalang Sutan
Beserta pula dengan Pemangku yang tiga puluh
Telah diundang pula kembang dengan rekan dari Dusun Baru; Depati Gayo,
Depati Mudo, Rio Tino, dan Rio Jenang
Beserta seluruh rakyat yang beribu dan yang beratus
Serentak hilir – serenrak mudik
Yang lumpuh penunggu rumah – yang bisu penyimpan rahasia
Yang pekak penembak bedil – yang buta datang dibimbing
Tidak boleh memecah ke hilir – memecah ke mudik

260
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Ungkapan adat dalam bait di atas menggambarkan bahwa Depati sebagai


pemimpin adat telah mengundang pemimpin adat wilayah tetangga untuk
menghadiri upacara pengangtakan atau pelantikan para pemimpin adat
yang baru. Kemudian, para pemimpin adat juga telah mengundang dan
memerintah seluruh rakyat untuk menghadiri upacara tersebut.

Bait Keduabelas
Pada hari ini!
Kami telah kehilangan depati yang bertiga;
Depati Citam, Depati Gento menggalo, dan Depati Suko Berajo

Pada upacara adat ini ada tiga Depati yang akan diganti, yaitu Depati
Citam, Depati Gento menggalo, dan Depati Suko Berajo. Pada bait berikut ini
digambarkan tugas, peran, kedudukan, dan kebesaran masing-masing
Depati tersebut.

Bait Ketigabelas
Depati Citam
Orang yang duduk di atas tikar permadani
Di bawah payung yang sekaki – bersandar di tiang tengah
Menerima surat berlipat – surat bergulung
Menerima nasi masak - gulai masak
Dari hilir serta dari mudik

Ungkapan, “Orang yang duduk di atas tikar permadani. Di bawah payung


yang sekaki – bersandar di tiang tengah”, menggambarkan bahwa Depati
Citam berkedudukan dan berperan sebagai pusat pimpinan. Selain itu,
Depati Citam juga merupakan pusat administrasi, seperti digambarkan pada
ungkapan, “Menerima surat berlipat – surat bergulung. Menerima nasi
masak - gulai masak” . Artinya, Depati Citam merupakan pimpinan yang
sangat penting dan dihormati oleh rakyatnya.

Bait Keempatbelas
Depati Gento Menggalo
Orang yang arif dan bijaksana
Orang yang tahu orang yang masuk dengan orang yang keluar
Orang yang tahu ranting yang melanting
Tahu pula onak yang mengait dan duri yang menujah

Depati Gento Menggalo orang yang berperilaku arif dan bijaksana. Orang
yang sangat mengerti segala sesuatu tentang rakyatnya. Orang yang cermat

261
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dan teliti terhadap lingkungannya. Itulah gambaran makna ungkapan teks


pidato pada bait di atas.

Bait Kelimabelas
Depati Suko Berajo
Orang yang berkepala dingin – berdada lapang
Tahu menyelesaikan silang selisih
Menjernihkan air yang keruh
Tahu pula mengukur dan menimbang

Depati Suko Berajo orang yang berkepala dingin dan berlapang dada. Sikap
yang dimilikinya ini sesuai dengan tugas dan perannya sebagai orang
menyelesaikan perselisihan dan menjernihkan persoalan. Dia adalah orang
berperilaku adil terhadap persoalan rakyatnya.

Bait Keenambelas
Kami juga telah kehilangan
Pemangku yang tiga puluh
Orang yang memangku kata Raja yang bertiga
Orang yang melepas pagi – memasuk petang

Ungkapan adat dalam bait di atas, menggambarkan bahwa, akan


menggantikan Pemangku adat. Pemangku adat ini adalah orang
bertanggung jawab segala yang tugas yang diberikan oleh Depati yang
bertiga. Pemangku adat juga bertanggung jawab mengurus semua rakyat
yang ada di wilayahnya, seperti diungkapkan, “Orang yang memangku kata
Raja yang bertiga. Orang yang melepas pagi – memasuk petang”.

Bait Ketujuhbelas
Kami juga telah kehilangan Rajo Pati, Parano Menti
Orang yang berumah gedang – bertikar cabik – berlantai patah
Berperiuk besar – bertungku jarang
Orang yang menata rakyat yang beribu dengan beratus
Orang yang terjun siang – terjun malam
Orang yang jauh didatangi – orang yang dekat dilindungi
Orang tahu mengukur - tahu memilah - tahu membedah
Tahu pula mengatur, mengarah, dan mendenda
Orang yang membujur lalu - melintang patah

Ungkapan, “Kami juga telah kehilangan Rajo Pati, Parano Menti. Orang
yang berumah gedang – bertikar cabik – berlantai patah. Berperiuk besar –

262
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

bertungku jarang”, menggambarkan akan terjadi pergantian Rajo Pati,


Parano Manti dengan segala perilaku dan kebesarannya. Rajo Pati, Parano
Manti digambarkan sebagai orang yang ramah dan terbuka serta suka
melayani rakyat. ungkapan adat dalam bait di atas juga menggambarkan
peran dan tugas Rajo Pati, Parano Menti, yaitu “Orang yang menata rakyat
yang beribu dengan beratus. Orang yang terjun siang – terjun malam. Orang
yang jauh didatangi – orang yang dekat dilindungi”. Maksudnya, Rajo Pati,
Parano Manti berperan sebagai penata kehidupan sosial bermasyarakat
rakyat di dalam wilayah adatnya. Apa saja yang terjadi pada rakyatnya Rajo
Pati, Parano Manti selalu turun tangan, baik siang maupun malam, walau
jauh maupun dekat. Rajo Pati, Parano Manti juga orang yang pandai
memilah, mengukur, membedah, mengatur, mengarah, dan mendenda serta
tegas dalam mengambil tindakan. Hal ini digambarkan pada ungkapan,
“Orang tahu mengukur - tahu memilah - tahu membedah. Tahu pula
mengatur, mengarah, dan mendenda. Orang yang membujur lalu - melintang
patah”.

Bait Kedelapanbelas
Kami juga telah kehilangan Orangtuo Cerdik Pandai;
Orang yang arif bijaksana
Orang yang tahu memilih kayu di rimba
Tahu memilih pasir di pantai – tahu memilih batu di pulau
Orang berjalan di dalam air – berkata di dalam tanah
Belum dilihat sudah tahu dengan rupa
Belum dimakan sudah tahu dengan rasa
Berkilat ikan di dalam lubuk sudah tahu jantan dan betinanya

Ungkapan adat pada bait di atas menggambarkan penggantian Orangtuo


Cerdik Pandai dan perilakunya serta kemampuan dan kompetensinya.
Ungkapan, “Orang yang arif bijaksana. Orang yang tahu memilih kayu di
rimba. Tahu memilih pasir di pantai – tahu memilih batu di pulau”,
mencerminkan orang yang cermat dan teliti. Ungkapan, “Orang berjalan di
dalam air – berkata di dalam tanah”, menggambarkan perilaku yang ulet,
orang yang dapat mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu yang sulit dan
rumit. Ungkapan, “Belum dilihat sudah tahu dengan rupa. Belum dimakan
sudah tahu dengan rasa. Berkilat ikan di dalam lubuk sudah tahu jantan
dan betinanya” , mempunyai makna orang yang sangat pintar dan cerdik.
Oleh sebab itu, maka nama jabatannya di dalam struktur adat adalah
Orangtuo Cerdik Pandai.

263
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Bait Kesembilanbelas
Kami telah kehilangan Qadhi dan Qadhidat;
Orang yang tahu membaca dan menafsirkan Kitabullah
Tahu waktu yang lima – hari yang tujuh – bulan yang dua belas
Tahu mana yang sah dan yang batal
Tahu mana yang halal – mana yang haram

Dalam upacara Kenduri Sko ini juga dilantik Qadhi dan Qadhidat. Tugas,
peran, kompetensi, dan kemampuan serta kebesaran Qadhi dan Qadhidat
diungkapkan dalam bait ungkapan pidato adat di atas. Ungkapan, “Kami
telah kehilangan Qadhi dan Qadhidat. Orang yang tahu membaca dan
menafsirkan Kitabullah”, menggambarkan bahwa Qadhi dan Qadhidat ini
berperan sebagai hakim dalam masyarakat. Oleh sebab itu, Qadhi dan
Qadhidat harus mahir dalam membaca dan menafsirkan Alquran dan Hadist
sebagai sumber hukum Islam. Qadhi dan Qadhidat juga digambarkan dalam
ungkapan adat pada bait di atas sebagai orang yang taat menjalankan ibadah
baik yang ibadah wajib maupun yang sunat, seperti Shalat lima waktu sehari
semalam, Shalat Jumat setiap hari Jumat, Shalat sunat Idhul Fitri dan Shalat
sunat Idhul Adha. Hal ini digambarkan dengan ungkapat, “Tahu waktu
yang lima – hari yang tujuh – bulan yang dua belas”. Selanjutnya, Qadhi dan
Qadhida sebagi hakim juga harus tahu mana yang benar dan mana yang
salah. Artinya, sebagai seorang hakim dia harus dan selalu berpihak kepada
kebenaran dalam menetapkan hukum, seperti ungkapan, “Tahu mana yang
sah dan yang batal. Tahu mana yang halal – mana yang haram”.

Bait Keduapuluh
Pada hari ini!
Kami juga kehilangan Pegawai Masjid;
Tuan Imam, Tuan Khatib, Tuan Bilal, dan Tuan Syeh
Orang yang menjaga puncak yang satu
Menerangkan kelam menyudut - kelam menepi
Orang yang menjaga waktu yang lima – hari yang tujuh – bulan yang
dua belas
Orang yang menjalankan syariat dalam negeri
Menyeru ke jalan yang benar – melarang ke jalan yang salah
Suluh bindang dalam negeri

Pada hari ini juga akan dilantik pegawai mesjid, yaitu Tuan Imam, Tuan
Khatib, Tuan Bilal, dan Tuan Syeh. Mereka ini berperan sebagai petugas
dalam Masjid sesuai dengan perannya masing-masing. Masjid di Pulau
Tengah secara tradisi selalu dilaksanakan sembahyang berjemaah lima

264
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

waktu dan mereka yang disebutkan tadi wajib melaksanakan tugasnya


sesuai dengan peran mereka masing – masing. Oleh sebab itu, mereka
diangkat dan dilantik secara resmi dalam pelaksanaan pergantian struktur
adat pada upacara adat Kenduri Sko. Selain, sebagai petugas dalam
pelaksanaan ibadah dalam Masjid mereka penyuluhan Agama. Menyeru ke
jalan yang benar seperti ungkapan, “ Menerangkan kelam menyudut - kelam
menepi. Menyeru ke jalan yang benar – melarang ke jalan yang salah”.

Bait Keduapuluhsatu
Juga kami telah kehilangan bidan
Orang yang terjun siang - terjun malam
Tidak hirau hujan dengan panas – guntur dengan petir
Orang yang mengurus tumpuan dan keluaran
Menjaga bulan yang sembilan
Orang yang berkatup mulut – berorang banyak

Pada hari ini juga dilantik bidan dusun. Bidan dusun yang dimaksud di sini
adalah seorang perempuan yang punya keahlian tentang kehamilan dan
dapat membantu kelahiran bayi. Bidan dusun ini tidak memiliki ijazah atau
sertifikat sekolah bidan tetapi hanya kemampuan tentang kehamilan dan
proses kelahiran bayi. Bidan ini hanya belajar secara otodidak saja. Tugas
dan peran bidan dusun diungkapkan, “Orang yang mengurus tumpuan dan
keluaran. Menjaga bulan yang sembilan”. Maksudnya, bidan bertugas dan
berperan mengurus segala proses persalinan ibu dan bayi sebagai mana
tugas bidan medis dalam dunia kesehatan. Bidan dusun harus tahu umur
kandungan, letak kandungan, dan merawat ibu yang hamil. Seorang bidan
dusun harus cerdas, ringkas, siap melayani semua masyarakat, dan bisa
menjaga rahasia. Artinya, tidak membuka aib keluarga yang dilayaninya,
seperti ungkapan, “Orang yang terjun siang - terjun malam. Tidak hirau
hujan dengan panas – guntur dengan petir. Orang yang berkatup mulut –
berorang banyak“.

Bait Keduapuluhdua
Kami juga telah kehilangan Hulu Balang
Orang yang cepat kaki ringan tangan
Pergi dilepas – balik dinanti
Disuruh cepat pergi – dipanggil cepat datang
Bak elang beranak muda
Belum tampak pungguk belum boleh balek

265
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Ungkapan pidato adat di atas menggambarkan pada hari ini juga akan
dilantik Hulu Balang. Tugasa, peran, dan perilaku Hulu Balang dalam
menjalankan tugasnya digambarkan seperti ungkapan, “Orang yang cepat
kaki ringan tangan “. Artinya, Hulu Balang adalah orang yang bertugas
dan berperan menjalan hubungan Depati dengan rakyat. Hulu Balang
bertugas menyampaikan segala sesuatu perintah Depati untuk rakyat. Hulu
Balang juga bertugas menjemput para Depati Ninik Mamak jika ada kenduri
atau kegiatan yang dilaksanakan oleh rakyat. Untuk menjemput para Depati
Ninik Mamak ini harus jemput terbawa, digambarkan dengan ungkapan,
“Pergi dilepas – balik dinanti. Bak elang beranak muda. Belum tampak
pungguk belum boleh balek”. Maksudnya ungkapan ini tugas Hulu Balang
dianalogikan, seperti seekor elang yang sedang beranak kecil dia terbang
mencari makan sebelum dapat pungguk elang tersebut tidak akan kembali
ke sarang menemui anak-anaknya.

Bait Keduapuluhtiga
Ooooi .... dengar-dengar rakyat yang beribu dan beratus!
Telah dilepas pandang jauh – telah ditukik pandang dekat
Tinggi bukit telah kami daki – lurah dalam telah turuni
Hanyut telah kami turuti – hilang telah kami cari
Telah kami undang para orang tua
Orang yang tahu memilih kayu di rimba
Orang tahu memilih pasir di pantai - batu di pulau
Telah berunding - telah bainok
Bulat air dek pembuluh – bulat kata dek mufakat
Bulat telah dapat kami gulir – pipih telah dapat kami layangkan
Ruas telah bertemu dengan buku

Ungkapan di atas menggambarkan bahwa para pemimpin adat telah


berupaya dan berunding untuk mencari dan memilih pengganti pemimpin
adat sesuai dengan struktur dan perannya. Hal ini disampaikan dengan
ungkapan, “Telah dilepas pandang jauh – telah ditukik pandang dekat.
Tinggi bukit telah kami daki – lurah dalam telah turuni. Hanyut telah kami
turuti – hilang telah kami cari”. Selanjutnya, para pemimpin adat juga telah
mengundang orang tua dan tokoh adat serta alim ulama yang paham
tentang masyarakat, norma- norma adat, dan agama untuk minta pendapat
tentang orang-orang yang akan diangkat untuk menggantikan mereka
sebagai pemimpin adat. Hal ini tercermin dalam ungkapan, “Telah kami
undang para orang tua. Orang yang tahu memilih kayu di rimba. Orang
tahu memilih pasir di pantai - batu di pulau”. Kemudia, mereka berunding
dan mencapai kesepakatan tentang orang yang akan dilantik pada hari ini,

266
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

seperti ungkapan, “Telah berunding - telah bainok. Bulat air dek pembuluh
– bulat kata dek mufakat. Bulat telah dapat kami gulir – pipih telah dapat
kami layangkan. Ruas telah bertemu dengan buku”.

Bait Keduapuluhempat
Ooooi .... dengar – dengar rakyat yang beribu dan beratus
Orang dipilih untuk menjadi pemimpin pada hari ini;
Badannya gemuk – rimbun ekornya – nyarik kukuknya
Orang dipilih untuk menjadi pemimpin pada hari ini;
Sudah gilirannya menjadi pengganti – sudah ditilik dengan teliti
Tersorong baju – Terpasang tanduk – Terlahir Gelar

Ungkapan adat dalam bait pidato adat di atas menggambarkan ciri- ciri
calon pemimpin adat yang terpilih dan akan dilantik pada hari ini, seperti
ungkapan, “Orang dipilih untuk menjadi pemimpin pada hari ini.
Badannya gemuk – rimbun ekornya – nyarik kukuknya”. Artinya, orang
yang terpilih menjadi pemimpin adat adalah orang yang gagah dipandang
dari segi penampilannya, makmur dan sejahtera dipandang dari segi
ekonominya. Kemudian, bagus pembicaraannya dan didengar oleh seluruh
rakyat diumpamakan sebagai orang yang “nyaring kukuknya” . Selain itu,
orang yang terpilih pada hari ini sudah menjadi gilirannya dan sudah ditilik
dan diteliti makanyua dia dilantik, seperti ungkapan, “Orang dipilih untuk
menjadi pemimpin pada hari ini; Sudah gilirannya menjadi pengganti –
sudah ditilik dengan teliti. Tersorong baju – Terpasang tanduk – Terlahir
Gelar”.

Bait Keduapuluhlima
Kalau dia tidak mau dilantik
Dia mengatakan bukan dia yang dipilih – dia mengatakan bukan gilirannya
Dia ingin menyingsing lengan - menghantam paha
Dia mengatakan tulangnya keras – kulitnya liyat
Dia akan didenda seberat-berat denda
Beras seratus, kerbau seekor, mas setail sepaung
Namun dia jadi, tetap jadi juga

Ungkapan adat dalam bait pidato adat di atas menggambarkan tentang tidak
boleh menolak bagi yang terpilih. Kalau dia tidak mau dilantik maka dia
akan didenda, seperti ungkapan, “Dia mengatakan bukan dia yang dipilih –
dia mengatakan bukan gilirannya. Dia akan didenda seberat-berat denda.
Namun dia jadi, tetap jadi juga”.

267
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Bait Keduapuluhenam
Orang yang tidak terpilih hari ini !
Dia akan menyingsing lengan – menghantam paha
Dia yang mengatakan tulangnya keras – kulitnya liyat
Dia didenda dengan seberat-berat denda
Beras seratus – kerbau seekor – mas setail sepaung
Namun kalau dia tidak terpilih tetap tidak terpilih

Sebaliknya, jika dia tidak terpilih tetapi memaksa untuk dilantik , dia juga
akan didenda dan tetap tidak tidak dilantik. Gambaran norma adat ini
dinyatakan dalam ungkapan, “Orang yang tidak terpilih hari ini! Dia akan
menyingsing lengan – menghantam paha. Dia yang mengatakan tulangnya
keras – kulitnya liyat. Dia didenda dengan seberat-berat denda . Namun
kalau dia tidak terpilih tetap tidak terpilih”. Dari ungkapan ini tercermin
bahwa norma dan aturan adat sangat teguh dan kuat serta tidak bisa
dipermainkan.

Bait Keduapuluhtujuh
Ooooi .... dengar-dengar rakyat yang beribu dan beratus
Orang yang terpilih pada hari ini
Terasa besar dia hendak memukul
Terasa panjang dia akan melilit
Terasa rimbun dia hendak berteduh
Dia didenda dengan seberat-berat denda
Beras seratus – kerbau seekor – mas setail sepaung

Ungkapan adat dalam teks di atas mencerminkan bahwa bagi yang terpilih
pada hari ini harus berakhlak baik . Maksudnya, berperilaku rendah hati
atau tidak sombong, seperti pada ungkapan, “Orang yang terpilih pada hari
ini. Terasa besar dia hendak memukul. Terasa panjang dia akan melilit.
Terasa rimbun dia hendak berteduh. Dia didenda dengan seberat-berat
denda”. Ungkapan ini mencerminkan bagi pemimpin adat yang berperilaku
sombong dan tinggi hati maka dia akan didenda.

Bait keduapuluhdelapan
Ooooi ... dengar-dengar rakyat yang beribu dan beratus
Pepatah orang tua – tua mengatakan;
Ayam putih terbang siang
Terang di alam telah nyata kepada orang banyak
Buruk laai jalipuk laai buruk puwoo jalipuk tumbuh
Patah terletak - hilang berganti

268
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Hilang Depati - berganti Depati


Hilang Pemangku – berganti Pemangku
Hilang Orang Tua – berganti Orang Tua
Hilang Cerdik Pandai – berganti Cerdik Pandai
Hilang Hulu Balang – berganti Hulu Balang

Ungkapan, “Patah terletak - hilang berganti. Hilang Depati - berganti


Depati. Hilang Pemangku – berganti Pemangku. Hilang Orang Tua –
berganti Orang Tua. Hilang Cerdik Pandai – berganti Cerdik Pandai. Hilang
Hulu Balang – berganti Hulu Balang”, menggambarkan bahwa dalam adat
Pulau Tengah Kerinci pemimpin adat tidak abadi atau selamanya tanpa
pergantian. Pemimpin adat mempunyai masa jabatan berdasarkan preode,
yaitu selama tiga tahun. Maka setiap tiga tahun diadakan Kenduri Sko dalam
rangka upacara pergantian dan pelantikan pemimpin adat.

Bait Keduapuluhsembilan
Orang yang jadi pada hari ini;
Telah ditilik dengan teliti
Pancang tidak boleh goyah - cermin tidak boleh kabur
Putih kapas boleh dilihat - putih hati dengan keadaan
Inilah keadaannya

Ungkapan adat dalam bait pidato adat di atas menggambarkan bahwa orang
yang terpilih dan dilantik pada upacara adat Kenduri Sko hari ini, sudah
dilihat dengan teliti. Hal ini tercermin pada ungkapan , “Orang yang jadi
pada hari ini. Telah ditilik dengan teliti. Putih kapas boleh dilihat - putih
hati dengan keadaan”.

KESIMPULAN
Bertolak dari hasil penelitian dan pembahasan maka penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Upacara adat Kenduri Sko adalah upacara pergantian dan pelantikan
pemimpin adat dalam tradisi dan budaya Pulau Tengah Kerinci yang
dilaksanakan sekali dalam tiga tahun.
2. Dalam pelaksanaan upacara adat Kenduri Sko pidato adat yang dibacakan
menggunakan teks lisan. Sedangkan, isi pidato adat mengandung nilai-
nilai dan norma adat yang yang berguna buat masa lalu, masa sekarang ,
dan masa yang akan datang. Untuk melestarikan budaya daerah, teks
lisan pidato adat tersebut harus diubah menjadi teks tulis dalam rangka
meningkatkan budaya literasi.

269
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

3. Teks pidato adat (Mariwok) menggunakan bahasa Kerinci Dialek Pulau


Tengah. Meskipun, teks lisan pidato adat (Mariwok) tersebut sudah
dialihkan menjadi teks tulis, namun teks tulis tersebut masih
menggunakan bahasa daerah juga sulit untuk dipertahankan dan
dilestarikan sebagai budaya daerah dan budaya nasional. Oleh sebab itu,
maka dilakukan penerjemahan teks pidato adat tersebut ke bahasa
Indonesia.
4. Teks sastra lisan pada umumnya menggunakan bahasa daerah yang
estetis. Begitu juga teks pidato adat (Mariwok) seperti telah diungkapkan
di atas, menggunakan bahasa Kerinci Dialek Pulau Tengah. Bahasa yang
digunakan dalam teks pidato adat (Mariwok) pada umumnya bermakna
konotatitif, bahkan kebanyakan menggunakan bahasa simbol budaya
daerah Kerinci. Oleh sebab itu, untuk merevitalisasi budaya daerah yang
terkandung dalam pidato adat (Mariwok) tersebut, maka dilakukan
pemaknaan dan penafsiran terhadap isinya yang terkandung di
dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA
Danandjaja, J. 2002. Foklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain.
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra Epstemologi, Model,
Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Center for Academic Publishing Servis
(CAPS).
Karim, Maizar. 2015. Menyelisik Sastra Melayu. Yogyakarta:Histokultura.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Priyatni, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sukardi. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sukatman. 2009. Butir-butir Tradisi Lisan Indonesia Pengantar Teori dan
Pembelajarannya. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

270
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan


Penggunaan Media Audio Visual Di Kelas I SD Negeri 105/IV
Kota Jambi

Nazurty1, Aripudin2
Universitas Jambi
Email: nazurtysuhaimi@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan media
audio visual terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan di kelas
I SD Negeri 105/IV Kota Jambi dan apakah penggunaan Media Audio Visual
dapat meningkatkan pemahaman membaca permulaan kelas I SDN 105/IV
Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom
action research) dengan menggunakan desain model dari Kemmis &
McTaggart. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif yang terdiri dari
dua siklus. Partisipan penelitian ini adalah siswa-siswi kelas I SD Negeri
105/IV Kota Jambi yang berjumlah 13 orang siswa, terdiri dari 03 orang siswa
laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Metode pengumpulan data melalui
data : lembar observasi guru, catatan siswa, observasi dengan audio visual
dan hasil observasi siswa selanjutnya data hasil tindakan direfleksi untuk
menentukan tindakan siklus berikutnya dan kesimpulan akhir penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran membaca permulaan di kelas I SD Negeri 105/IV Kota Jambi
dapat meningkatkan minat dan kemampuan membaca siswa dalam
pelajaran membaca permulaan. Peningkatan minat dan kemampuan
membaca permulaan pada siswa kelas I Sekolah dasar tersebut telihat pada
antusiasnya siswa dalam proses pembelajaran. Siswa tertarik dengan
penggunaan media audio visual dan siswa merasa nyaman selain itu siswa
terlihat fokus pada saat guru menjelaskan pelajaran di kelas. Penggunaan
media audio visual pada pembelajaran membaca permulaan Sekolah dasar
membuat siswa lebih mudah dalam menghafal, memahami, melafalkan
huruf , suku kata dan kalimat pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Data
juga menunjukan dari 13 orang siswa 10 orang siswa telah dapat membaca
dengan intonasi yang tepat dan lancar. Hal tersebut menunjukan bahwa
penerapan media audio visual dapat meningkatkan motivasi dan minat
belajar siswa khususnya pada pelajaran membaca permulaan di sekolah
dasar.
Kata Kunci: Kemampuan membaca permulaan, media audio visual

271
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama. Manusia berinteraksi
melalui bahasa, mereka dapat saling berhubungan satu dengan yang
lainnya, saling berbagi pengalaman, dan saling belajar dengan yang lain.
Setiap Negara tentu menggunakan bahasa nasionalnya seperti bahasa
Indonesia. Seperti halnya bahasa Indonesia digunakan untuk berkomunikasi
dan sebagai bahasa pengantar di setiap pelajaran dan semua jenjang
pendidikan. belajar bahasa merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan khususnya pada tingkat sekolah dasar. Pada
tingkat dasar atau permulaan siswa diajarkan untuk calistung ( baca, tulis
dan berhitung). Salah satu aspek pada calistung yaitu membaca.
Pembelajaran membaca merupakan dasar bagi seseorang untuk mengenyam
pendidikan dan sangat menentukan keberhasilan anak untuk belajar pada
jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan merupakan usaha untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
latihan bagi perannya dimasa mendatang. Berbagai inovasi dalam
pembelajaran terus diupayakan agar hasil belajar dapat meningkat seperti
penemuan berbagai metode dan media pembelajaran yang dulu dilakukan
secara konvensional saat ini diupayakan untuk menggunakan metode dan
media pembelajaran yang sesuai dengan Perkembangan siswa.
Pada tingkat sekolah dasar kemampuan dasar yang harus dimiliki
peserta didik dan menjadi tujuan utama dalam pembelajaran di sekolah
adalah Kemampuan Membaca. Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu
kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata
secara individual akan dapat diketahui. Membaca permulaan merupakan
tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa
belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik
membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu, guru
perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu
menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa
dalam pembelajaran membaca.
Kemampuan membaca merupakan bekal dan kunci keberhasilan
seseorang siswa dalam menjalani proses pendidikan. Sebagian besar
pemerolehan ilmu dilakukan siswa melalui aktivitas membaca, menurut
(Burhan, 2001) membaca adalah Ilmu yang diperoleh siswa tidak hanya
didapat dari proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga melalui kegiatan
membaca dalam kehidupan siswa sehari-hari. Oleh karena itu, kemauan -
272
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

membaca dan kemampuan membaca menjadi prasyarat penting bagi


penguasaan dan peningkatan ilmu` pengetahuan para siswa.
Selama ini metode pembelajaran membaca yang diterapkan guru
masih yang bersifat konvensional dan kurang memanfaatkan media yang
menarik. Guru cenderung mengajarkan siswa membaca langsung dengan
menggunakan buku, walaupun buku yang digunakan juga sesuai tahap
kemampuan siswa, namun belajar membaca langsung dengan buku terkesan
lebih serius, sehingga akan menimbulkan rasa bosan dan biasa pada
bebarapa siswa. Suasana akan terlihat berbeda jika guru menggunakan
media yang menarik dengan metode yang menarik pula sehingga anak
belajar tanpa perasaan tertekan.
Sejalan dengan berkembangnnya teknologi proses penyampaian ilmu
pengetahuan dapat dilakukan dengan mudah. Seperti penggunaan media
pembelajaran yang sesuai. Media pembelajaran merupakan segala bentuk
ransangan dan alat yang digunakan guru untuk mendorong siswa belajar
secara cepat, tepat , mudah , benar dan tidak terjadi verbalisme (Hanafiah &
Suhana 2009:59). Dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan Perkembangan anak, maka proses pembelajaran akan berjalan
secara efektif dan menyenangkan. Kecermatan guru dalam menentukan
media pembelajaran menjadi semakin penting, karena pembelajaran adalah
suatu proses yang kompleks yang di dalamnya melibatkan berbagai unsur
yang dinamis. Salah satu media menarik yang bisa digunakan untuk
pembelajaran membaca permulaan adalah media Audio Visual.
Menurut Arsyad (2014) Media berbasis audio visual merupakan
bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Media
pembelajaran berbasis audio visual merupakan media penyaluran pesan
dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan. Menurut
Djamarah 2002 (dalam Tariani & Sumantri 2018) media audio visual
merupakan sebuah media yang memiliki dua unsur yakni suara dan gambar.
Dengan memanfaatkan dua indra yang dimiliki manusia yaitu indra
pendengaran dan indra penglihatan ini secara maksimal dalam
pembelajaran, maka hasil belajar yang diperoleh akan efektif dan maksimal.
Menurut Edgar Dale dalam Sukiman (2012) media audio visual memiliki
efektivitas yang tinggi ketimbang dengan media audio atau visual. Media
audio visual dapat berupa laptop, Tv, infocus dan lain sebagainya.
Media audio visual yang digunakan pada penelitian ini berupa video
pembelajaran. Kata video secara empiris berasal dari sebuah singkatan yang
dalam bahasa inggris yaitu visual dan audio. Dari pengertian diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa video adalah seperangkat komponen atau media
yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan
(Sukiman 2012). Menurut J.E Kemp (1985) dalam (Sukiman 2012) -
273
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mengatakan bahwa video dapat menyajikan informasi, menggambarkan


suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan, menyingkat dan
mengembangkan waktu, serta dapat mempengaruhi sikap. Media audio
visual dapat merangsang dan menstimulus seseorang untuk menyimak
lebih dalam setiap materi yang disajikan.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar media yang
ditampilkan untuk pembelajaran membaca permulaan berupa video
pembelajaran yang bermuatan konten kartu huruf, kartu kata dan kartu
kalimat serta bunyi pelafalannya. Media ini menarik bagi anak karena
disertai dengan gambar dan suara yang dapat membantu siswa dalam
belajar membaca permulaan. Menurut Piaget, periode operasi kongkrit
berada pada rentang usia 7 (tujuh)- 12 (dua belas ) tahun. Skema
Perkembangan pada periode ini lebih berupa skema kognitif, terutama yang
berkaitan dengan keterampilan berfikir dan pemecahan masalah
(Annurrahman 2014:76-77).
Pada materi pelajaran bahasa Indonesia pada pembelajaran membaca
permulaan khususnya kelas rendah di sekolah dasar, dibutuhkan suatu
media yang menarik perhatian siswa untuk belajar. Beberapa kelebihan dari
media audio visual adalah: 1) Sifatnya kongkret dan lebih realistis dalam
memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal, 2)
Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, keterbatasan pengamatan,
memperjelas masalah bidang apa saja, dan mudah di dapat dan mudah
digunakan, 3) Sebagai salah satu teknik media pembelajaran yang efektif,
karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu
melalui gambar dan suara secara jelas dan menarik.
Dari hasil observasi di lapangan yaitu di SDN. 105/IV Kota Jambi
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya kemampuan membaca
permulaan di kelas 1 (kelas rendah) mengalami beberapa permasalahan.
Misalnya dalam membaca dan menulis kesulitan yang terjadi antara lain, a)
sulit mengenali suku kata menjadi kata, b) belum lancar membaca , terutama
kata-kata yang cukup panjang atau lebih dari lima huruf, c) masih
sedikitnya kosakata yang dimiliki siswa, d) sulit membedakan huruf b dan d
/ sering tertukar e) kurang dapat bimbingan dan perhatian orang tua
sehigga menimbulkan kesulitan bagi siswa dalam membaca dan
menyebabkan kemampuan membaca menjadi rendah. Berdasarkan uraian di
atas maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian.
Bertolak dari latar belakang masalah penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :

274
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

1. Bagaimana penggunaan Media Audio visual dalam Meningkatkan


Kemampuan Membaca Permulaan Kelas I SDN 105/IV Kota Jambi ?
2. Apakah penggunaan Media Audio Visual dapat meningkatkan
pemahaman membaca permulaan kelas I SDN 105/IV Kota Jambi ?

METODE PENELITIAN
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah classroom action
research atau penelitian tindakan kelas dengan menggunakan prosedur atau
desain yang dikemukakan oleh Kemmis Taggart. Dimana penelitian
tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari
yang terdiri dari empat momentum esensial yaitu penusunan rencana,
tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V
SD N 105/IV Kecamatan Jelutung Kota Jambi yang berjumlah 13 orang siswa
yang terdiri dari 4 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 105/IV Kecamatan jelutung
Kota Jambi. Lokasi penelitian berada di Jalan Halmahera Rt 17 Kecamatan
Jelutung Kota jambi. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (Dua)
tahun ajaran 2018/2019. Rentang waktu peneltian dilaksanakan pada tahun
ajaran 2018/2019.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan mendokumentasikan
data-data yang telah dikumpulkan berdasarkan latar belakang penelitian ini.
Untuk mencapai tujuan penelitian tindakan kelas ini, yakni mengetahui
bagaimana penggunaan media audio visual dalam meningkatkan
kemampuan membaca permulaan siswa pada pembelajaran bahasa
Indonesia kelas 1 SD N 105/IV Kota Jambi. Beberapa cara metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

Observasi
Observasi ialah pengamatan yang dilakukan secara langsung ke objek
penelitian. Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan pada objek penelitian. Objek penelitian yang
diamati dengan menggunakan teknik observasi ini secara umum difokuskan
pada aktivitas guru dan minat siswa dalam membaca permulaan pada
pembelajaran bahasa Indonesia kelas 1 di SD N 105/IV Kota jambi. Pada
penelitian ini melibatkan dua observer, yaitu guru (kolaborator) dan peneliti.
Tambahan apabila ada peristiwa atau sesuatu yang dianggap penting maka
peneliti bisa membuat catatan anekdot tanpa harus menuruti aturan tertentu.

Analisis Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa foto dan video
proses pembelajaran. Foto dan video tersebut menjelaskan tentang kegiatan
275
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

pembelajaran yang dilakukan guru di kelas 1 SD N 105/IV Kota Jambi


dengan mengunakan media audio visual. selain foto-foto yang relevan,
dokumentasi yang digunakan adalah hasil tugas kelompok yang telah
dikerjakan dan dikumpul oleh siswa.

Teknik Analisa Data


Miles & Huberman (1994 dikutip dalam Mukminin, 2012) “Qualitative data
…are a source of well-grounded, rich descriptions and explanations of
processes in identiable local contexts…” Dalam menganalisa data penelitian
tindakan kelas, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
Managemen Data, semua data yang terkumpul baik data hasil catatan dan
refleksi guru, observasi dengan audio visual, dan catatan siswa dimasukan
kedalam database computer dalam bentuk file-file untuk dianalisa. Guna
database ini adalah untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa
berbagai data yang sudah dikumpulkan sehingga ketika diperlukan data
yang ada di dalam database mudah di akses dalam proses analisa.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian siklus 1 dan 2 dilihat dari catatan dan refleksi guru,
observasi dengan lembar observasi dan audio visual, catatan siswa serta tes
yang dilakukan, maka peneliti merangkum bahwa penggunaan media audio
visual dalam meningkatkan membaca permulaan siswa kelas 1 SD Negeri
105/IV Kota Jambi membawa perubahan yang lebih baik dalam cara belajar
siswa dari sebelumnya, dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca.
Dimana media visual membawa siswa lebih semangat dan pemahaman
siswa terhadap huruf, suku kata, kata dan kalimat serta bagaimana
membedakannya sudah lebih baik. Beberapa kendala yang di alami peneliti,
terutama menangani siswa dengan berkemampuan yang lebih lambat di
banding yang lain tetap ada. Tingkat perhatian dan kesabaran untuk
menemukan trik yang tepat agar siswa yang masih kurang fokus dan
bermain-main pada siklus ini sudah mendapat penekanan lebih, terutama
dalam pengalokasian waktu yang lebih lama pada kegiatan inti sehingga
dapat menyusul siswa lain dalam kemampuan membaca mereka.
Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan pengetahuan lebih terhadap
ide kreatifitas dalam memilih dan menyesuaikan video pembelajaran sesuai
dengan umur dan kemampuan siswa dalam mengangkap pelajaran. Dengan
demikian dapat disimpulkan di akhir penelitian ini adalah bahwa dengan
penggunaan media audio visual dalam meningkatkan kemampuan
membaca permulaan siswa kelas 1 SD Negeri 105/IV Kota Jambi, telah dapat

276
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 SD dalam pembelajaran


bahasa Indonesia.

Pembahasan
Pembahasan Silkus I
Siklus 1 ini di lakukan dengan 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama
dilakukan hari Rabu tanggal 19 Juni 2019 dan pertemuan kedua hari Jumat
tanggal 21 Juni 2019.
Pada siklus ini standar kompetensi yang hendak dicapai adalah
memahami kalimat pendek, kata dan suku kata dengan menggunakan huruf
vocal dan konsonan. Pertemuan pertama silus I ini lebih banyak kepada
membimbing siswa untuk pemahaman dan pengenalan huruf vocal dan
konsonan, dengan mencoba memahami bahasa siswa dengan sebutan huruf
hidup dan huruf mati. Dari awal pembelajaran siswa di ajak untuk masuk
dalam kondisi siap belajar, karena media yang akan dilakukan dalam
pembelajaran ini baru bagi siswa.
Rencana pembelajaran pada siklus I ini, meliputi II kali pertemuan
yang merupakan tindakan yang dilakukan. Pada siklus I, guru lebih banyak
membimbing siswa dalam mengingat kembali tentang pengetahuan siswa
dalam mengenal huruf atau abjad dengan menampilkan kartu huruf melalui
media audio visual yang berupa huruf vocal dan konsonan, baru selanjutnya
mengenalkan suku kata, kata dan kalimat serta membacanya dengan
tampilan yang terlihat pada media audio visual di depan kelas.
Pada pertemuan pertama guru diajak mengingat kembali abjad dan
jumlahnya. Abjad atau huruf disebutkan ada dua, yaitu huruf vocal atau
huruf hidup dan huruf konsonan atau huruf mati. Penjelasan ini dilakukan
tentunya dengan menggunakan bahasa siswa agar mudah dipahami. Setelah
membaca huruf yang di tampilkan berulang-ulang, barulah siswa di ajak
untuk membuat kata dari huruf-huruf tersebut. Kata tersebut tentunya di
awali dengan menampilkan video pembelajaran yang bermuatan materi
kegiatan membaca permulaan.
Dari pengamatan observasi terlihat siswa masih banyak yang belum
memahami apa itu huruf vocal, konsonan, suku kata, kata dan kalimat dan
masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam mengeja dan
membaca terutama dalam membaca dengan benar dan lancar dengan lafal
dan intonasi yang tepat. Hanya sebagian kecil siswa yang dapat memahami
huruf vocal, konsonan, suku kata, kata dan kalimat serta benar dan lancar
menyebut lafal dan intonasinya.
Pada pertemuan kedua, kembali guru melakukan pembimbingan
terhadap siswa agar lebih termotovasi dan focus mengikuti pembelajaran.
Guru kembali mengingatkan siswa pada pengenalan abjad atau huruf baik
277
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

vocal maupun konsonan, dengan menampilkan tayangan bahan ajar berupa


huruf vocal dan konsonan. Siswa diajak untuk membacanya bersama dan
bertanya jawab tentang huruf vocal dan konsonan beserta jumlahnya
masing-masing kemudian siswa untuk menjawabnya. Barulah kemudian
guru melanjutkan pembelajaran dengan memberikan tes. Siswa diminta
untuk mejawab dan membaca serta guru memberi penilaian.
Dari observasi terlihat siswa sudah mulai banyak yang tertarik tetapi
masih ada pula yang termotivasi kembali lagi tidak focus. Siswa sudah mulai
memahami abjad dan huruf vocal dan konsonan. Namun masih ada
beberapa yang belum memahami huruf vokal dan konsonan.
Dari hasil catatan siswa yang diambil dan di data menunjukkan
hampir sebagian besar siswa di akhir siklus I ini, merasa senang dengan cara
belajar membaca yang diajarkan oleh guru. Artinya siswa termotivasi
dengan penggunaan media audio visual yang dipakai dalam mengajar
membaca. hal ini menjadi catatan bagi guru untuk memperbaiki dan
mengupayakan apa yang menjadi kendala bagi siswa ini pada siklus
berikutnya dapat dikurangi.
Dari pembahasan di atas maka, pada siklus I ini terlihat siswa sudah
mulai menyukai cara belajar membaca dengan media ini, data juga
menyebutkan bahwa siswa masih belum focus menyimak saat guru
menampilkan video pembelajaran yang bermuatan media kartu bergambar
pada pembelajaran membaca, dan masih adanya siswa yang bermain dan
mengobrol baik saat guru menjelaskan maupun saat siswa lain membaca ke
depan. Kemudian untuk menyiasati permasalahan diatas maka pada siklus
berikutnya diupayakan penggunaan media audio visual lebih di
maksimalkan lagi dan pemilihan video pembelajaran di pilih semenarik
mungkin yang dapat menarik minat membaca anak.

Pembahasan Siklus II
Siklus II ini di lakukan dengan 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama
dilakukan hari Senin tanggal 24 Juni 2019 dan pertemuan kedua hari rabu
tanggal 26 Juni 2019. Pada siklus ini standar kompetensi yang hendak
dicapai yaitu memahami kalimat pendek, kata dan suku kata dengan
menggunakan huruf vocal dan konsonan.
Rencana pembelajaran pada siklus II ini, meliputi 2 kali pertemuan
yang merupakan tindakan yang dilakukan. Pada siklus II, guru sedikit
mengulang dan membimbing siswa dalam mengingat kembali tentang
pengetahuan siswa dalam mengenal dan memahami huruf atau abjad
dengan menampilkan video pembelajaran yang berupa, kartu huruf, huruf
vocal dan konsonan, suku kata, kata dan kalimat serta membacanya. Pada
siklus II ini guru menekankan pada pemahaman dan kemampuan membaca

278
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

1-3 kata. Dilanjutkan dengan membuat satu kalimat dengan 2 kata “baju
baru”. Kemudian dilanjutkan pada kalimat kedua “ini bunga mawar”
dengan jumlah kata lebih dari 3 kata untuk satu kalimatnya. Guru mencoba
memotivasi siswa dengan membaca secara bersama dan menuliskan kata
ataupun kalimat di papan tulis secara bergantian sesuai dengan suara dari
video yang di tampilkan.
Dari pengamatan observasi pertemuan pertama dan kedua pada
siklus II terlihat siswa sudah mulai banyak yang memahami apa itu huruf
vocal, konsonan, suku kata, kalimat dan cara membacanya dengan benar
dengan intonasi yang tepat. Dari pengamatan observasi tes membaca terlihat
mulai bertambahnya jumlah siswa yang mampu memahami struktur kalimat
yang terdiri dari kata, suku kata dan huruf. Hal tersebut terlihat dari minat
siswa dalam kegiatan membaca di kelas. Dari hasil pengamatan ini siswa
merasa sudah beradaptasi atau mulai terbiasa dengan metode belajar yang di
ajarkan. Hal ini dikarenakan anak mulai nyaman dan senang dengan
penggunaan media audio visual yang ditampilkan guru di kelas. Menurut
J.E Kemp (1985) dalam (Sukiman,2012) mengatakan bahwa video dapat
menyajikan informasi, menggambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan
keterampilan, menyingkat, dan mengembangkan waktu serta dapat
mempengaruhi sikap. Media audio visual dapat merangsang dan
menstimulus seseorang untuk menyimak lebih dalam setiap materi yang
disajikan. Selain itu menurut Edgar Dale dalam Sukiman (2012) media audio
visual memiliki efektivitas yang tinggi.
Hasil penelitian dari kedua siklus yang dilakukan, yaitu pada siklus II
pertemuan terakhir dan kesimpulan akhir penelitian ini adalah siswa sudah
mulai menyukai cara belajar membaca dengan menggunakan media audio
visual, data juga menyebutkan bahwa siswa sudah focus menyimak saat guru
menjelaskan materi pada pembelajaran membaca permulaan. Siswa sudah
mulai mengerti uraian pembentukan kalimat yang di mulai dari huruf-huruf
dan mulai mengetahui mana huruf, suku kata, kata dan kalimat. Dengan
demikian penggunaan media audio visual dalam meningkatkan kemampuan
membaca permulaan kelas I SD Negeri 105/IV Kota Jambi telah dapat
meningkatkan kemampuan membaca permualaan siswa Kelas 1 SD dalam
kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian yang telah di kemukakan pada penelitian ini, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :

279
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

1. Penerapan media audio visual pada mata pelajaran Bahasa Indonesia


siswa kelas I SD N 105/IV Jelutung Kota Jambi secara keseluruhan dapat
meningkatkan minat dalam membaca permulaan siswa kelas I Sekolah
dasar. Peningkatan minat membaca permulaan pada siswa kelas I
Sekolah dasar tersebut telihat pada antusiasnya siswa dalam proses
pembelajaran dan siswa tertarik dengan penggunaan media audio visual
pada proses pembelajaran, siswa merasa nyaman dan, siswa terlihat
fokus pada saat guru menjelaskan pelajaran di kelas.
2. Dengan dilakukan tindakan melalui penerapan media audio visual pada
pembelajaran membaca permulaan Sekolah Dasar membuat siswa lebih
mudah dalam menghafal, memahami dan melafalkan huruf , suku kata
dan kalimat pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Data juga
menunjukan dari 13 orang siswa 10 orang siswa dapat membaca secara
lancar dan juga ada tiga orang siswa yang masih belum lancar dalam
membaca.

Saran
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini beberapa saran yang dapat peneliti
sampaikan terkait hasil penelitian ini, sebagai berikut :
1. Pemahaman dan penerapan media pembelajaran yang tepat dapat
menunjang dan berpengaruh pada tercapainya tujuan dan proses
pembelajaran yang aktif, guru hendaknya kreatif dalam menentukan
strategi pembelajaran dan model pembelajaran dikelas demi perbaikan
kualitas pembelajaran.
2. Pemilihan dan penerapan model dan media pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan perkembangan anak dapat menciptakan iklim
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa.
3. Upaya perbaikan kualitas pembelajaran menjadi tanggung jawab
bersama, mulai dari pemerintah sampai ke level terbawah. Guru sebagai
ujung tombak penentu kualitas pembelajaran hendaknya melakukan
perubahan dan inovasi dengan diawali niat yang tulus dan kemauan
untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
4. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk penelitian sejenis
selanjutnya demi peningkatkan kualitas pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA
Arief. Sadiman, dkk. 2012. Media Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Annurrahman. (2016). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

280
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Amri, S., & Ahmadi, I. K. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalm
Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustakakarya.
Darmiyati Zuchdi & Budiasih.(2002). Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di
kelas rendah.Yogyakarta.PAS.
Darmiyati, Zuchdi dan Budiasih. 1997. Pembelajaran dengan Alat Peraga pias-
pias Huruf.Jakarta: UI Press.
Fujiyanto, A., Jayadinata, A. K., & Kunia, D. (2016). Penggunaan Media
Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Hubungan Antar Makhluk Hidup. Jurnal Pena Ilmiah, 841-850.
Hanafiah, N., & Suhana, C. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT
Refika Aditama.
Herlinda Fatma (2014). Meningkatkan Kemampuan Membaca Kata Melalui
Media Audio Visual Bagi Anak slow Learner. ejournal.UNP.ac.id, 53-
63
Khanifatul. (2013). Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: AR-Ruzz Media.
kawurya Fajar. (2012). Pengaruh Stimulasi Visual Untuk Meningkatkan
kemampuan Membaca Pada Anak Disleksia. ejournal pitutur 9-20.
Kusnandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
pengembang Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Mubadi, Y., & Syaf, A. H. (2010). Media pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada
Pres.
Riduwan, & Alma, B. (2013). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan
dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Sleman Yogyakarta: PT
Pustaka Insan Madani.
Tarigan. Hendry Guntur (2015). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa.
Bandung.Angkasa.
Tariani, N. K., & Sumantri, M. (2018). Penerapan Pembelajaran Group
Investigation Berbantu Media Audio Visual Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Ips. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru, 104-113.
Uno, H. B., Lamatenggo, N., & Satria. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang
Profesional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

281
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kebijakan, Potensi Dan Pengelolaan Hasil Penelitian


Mengenai Sumber Daya Genetik Lokal Di Universitas Jambi

Dwi Suryahartati, Suhermi, Windarto


Universitas Jambi, Indonesia
Email: dwisurya@unja.ac.id

Abstrak
Salah satu yang penting dari keanekaragaman hayati adalah sumber daya
genetic. Penelitian-penelitian di Perguruan Tinggi diupayakan menghasilkan
kemajuan dan kemanfaatan sumber daya yang dimiliki Indonesia. Tujuan
penelitian ini adalah mengkaji bagaimana Kebijakan pengaturan mengenai
riset berkenaan dengan Sumber Daya Gentik, menganalisis Potensi
Penelitian dan pengelolaan hasil penelitian yang berkenaan dengan Sumber
Daya Genetik di Universitas Jambi. Metode penelitian ini dilakukan dengan
metode kualitatif. Hasil penelitian menujukkan bahwa kebijakan berkaitan
dengan riset mengenai Sumber Daya Genetik Lokal belum mendapat
perhatian yang serius, dibuktikan dengan peraturan ataupun kebijakan
yang mendukungnya. Penelitian yang berhubungan dengan sumber daya
genetic local Jambi di Universitas Jambi belum signifikan.

Kata kunci : Kebijakan riset, Sumber Daya Genetik, pengelolaan hasil penelitian

PENDAHULUAN
Negara Indonesia yang tersusun dari 17.504 dengan luas keseluruhan
wilayah 1.905 million km² didukung dengan Dengan populasi penduduk
Hampir 270.054.853 juta merupakan suatu kekayaan yang cukup untuk
mengembangkan dan meningkatkan inovasi dari segala lini. Negara
khatulistiwa dengan iklim tropis ini memiliki kebragaman sumber daya
genetic yang cukup besar. Kesemuanya itu mampu menopang kondisi dan
kebutuhan manusia Indonesia. Sebagai Negara yang berdaulat sangat
penting untk memelihara dalam artian konservasi akan sumber daya
alamnya. Salah satu yang penting dari keanekaragaman hayati adalah
sumber daya genetic.
Indonesia memiliki Kekayaan sumber daya genetika, pengetahuan
tradisional dan ekspresi budaya yang cukup besar. Semuanya belum
dipetakan dengan baik. Di sisi lain, Pemetaan berdampak pada pemebrian
manfaat seperti yang dimanatkan dalam Protokol Nagoya. Sebagai contoh ”
Di Jambi misalnya dari hasil penelitian hutan sekunder di

282
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Jambi, pada area 1 hektar saja teridentifikasi 300 jenis tumbuhan berdiameter
batang lebih dari 2 sentimeter. Ini berpeluang terhadap pembagian
keuntungan dan pemanfaatannya.1
Propinsi Jambi yang terletak di tengah pulau Sumatera memiliki
karakteristik alam yang spesifik. Berpengaruh pula terhadap
keanekaragaman hayatinya. Berdasarkan hasil pengembangan dan riset-
riset. Sudah banyak ditemukan bahwa terdapat Sumber Daya genetic local
yang potensial. Saeperti Padi saja telah melalui proses pengembangan
hingga menghasilkan beberapa Varietas. Menurut hasil monitoring dan
evaluasi kegiatan Sumber Daya Genetik BPTP Jambi oleh Tim Monev SDG
dari BBP2TP. Pada evaluasi Tim SDG BPTP Jambi menyampaikan hasil
inventarisasi dan karakterisasi yang telah dilakukan di Kabupaten
Sarolangun, Merangin, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Tebo
dan Muaro Jambi. Inventarisasi padi lokal yang telah diperoleh hingga bulan
November tahun 2014 sebanyak 116 asesi dan telah dikarakterisasi sebanyak
66 asesi yang merupakan hasil inventrisasi tahun 2013. Hasil tim Monev
sendiri ternyata menemukan banyak sekali tanaman langka yang terdapat
disini seperti tanaman hias (80 aksesi anggrek alam, 7 asesi anggrek tanah
dan 1 asesi bunga tanjung). Berbagai jenis buah langka juga ditemui disini,
seperti buah buni, matoa, kepel, kecapi, sawo kecik, rukam, enam-enam,
rambe, cincau, mundu, jambu mawar, ketapang, lobi-lobi, cermai cina,
durian selat, sirsak ratu masing-masing 1 asesi, dan duku serta jeruk pamelo
masing-masing 2 aksesi. Tanaman hutan atau jenis kayu-kayuan juga
terdapat disini, antara lain ketapang, kari, kayu putih, bulian, tembesu,
surian, trembesi dan gaharu, masing-masing 1 asesi. Tanaman-tanaman
langka tersebut, sebagian belum dikarakterisasi dan dimanfaatkan, serta
dikembangkan. Ini merupakan tugas BPTP kedepan agar tanaman tersebut
dapat dilestarikan sehingga tidak punah.2 Contoh lain adalah tanaman kopi
misalnya. Kopi Robusta di Desa Sungai Jernih Kota Sungai Penuh Jambi
tumbuh subur sampai saat ini. Ada 4 jenis kopi Robusta yang dikenal oleh
petani kopi di daerah ini yaitu kopi Robusta lama, Manak, Glodok dan Ciari.
Dari keempat jenis kopi tersebut yang paling disukai oleh masyarakat adalah
Robusta Lamo yang telah ditanam secara turun temurun lebih kurang 40
tahun yang lalu.

1
Kekayaan Sumber Daya Genetika Belum Terpetakan", https://sains. kompas. com/read/
2012/12/07/18374871/Kekayaan.Sumber.Daya.Genetika.Belum.Terpetakan.
2
jambi.litbang.pertanian.go.id/eng/index.php/berita/4-info-aktual/326-pengelolaan-sumber-daya-
genetik-spesifik-jambi

283
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Menururt peneliti SDG BPTP Jambi keunggulan Kopi Robusta lamo ini lebih
tahan terhadap penyakit dan memilki cita rasa yang excellent dibandingkan
kopi robusta lainnya.3
Universitas Jambi adalah Perguruan Tinggi yang cukup besar dengan
jumlah Program Studi Tidak Kurang dari 84 Program Studi. Penelitian
adalah salah satu tugas tridharma yang wajib dilakukan. Banyak penelitian
yang dilakukan berkaitan dengan Sumber Daya Genetik. Maka penelitian ini
berguna untuk melakukan pemetaan dan sinkronisasi terhadap hasil
penelitian yang berkaitan dengan Sumber daya genetic local dan
pengelolaan hasil penelitiannya. Riset atau penelitian adalah kegiatan
intelektual. Merupakan bagian dari dinamisasi peradaban manusia.
Penelitian menjadi penggerak pertumbuhan segala aspek kehidupan.
Penelitian memerlukan dukungan baik dari segi materil maupun non materil
seperti kebijakan dan system. Pengelolaan penelitian di suatu perguruan
tinggi sangat penting. Alah satunya dengan komersialiasasi. Proses menuju
komersialisasi hasil penelitian memerlukan system dan skema yang
terintegrasi. Satu bagian dari proses komersialiasasi yang harus dilewati
terlebih dahulu adalah perlindungan hukumnya.
Untuk dapat dikomersialisasi tentu industri adalah satu cara yang
tepat. Industri membutuhkan inovasi, yang tentunya terlahir dari sebuah
penelitian. Hasil penelitian harus sudah terlindungi haknya secara hukum.

The extent to which universities actively manage their research activity varies
substantially from country to country. Even in more advanced systems,
however, there is recognition that robust systems and procedures have only
developed with any force during the last 20 years, and that the process is by
no means complete.4

Hasil penelitian dapat ditransfer teknologinya melalui mekanisme hukum.


Ada beberapa cara dalam menguraikan teknologi baik itu tentang transfer
teknologinya ataupun akuisisi teknologi tersebut seperti penyerahan dengan
penjualan (assignment, lisensi, dan kontrak know-how. Menurut Syud
Margono dengan adanya ikatan kontrak (by contractual), secara almiah ini
berarti bahwa pemilik hak transfer (transferor) dari teknologi empunyai niat

3
https://pilarpertanian.com/kopi-robusta-lamo-sumber-daya-genetik-sdg-lokal-kota-sungai-
penuh-jambi
4
John Kirkland , University research management: an emerging profession in the developing world ,
Technology Analysis & Strategic Management Vol. 20, No. 6, November 2008, 717–726 University
research management: an emerging profession in the developing world John Kirkland∗Technology
Analysis & Strategic Management Vol. 20, No. 6, November 2008, 717–726 , p. 718

284
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

baik untuk mengalihkan hak tersebut (consent to transfer) dan penerima hak
transferee mempunyai niat untk memperoleh hak izin.5
Perguruan Tinggi harus mampu membuat system pengelolaan dan
pemanfaatan hasil penelitian. Menurut Yuan-Chieh dkk, pekerjaan
penelitian banyak melibatkan pihak-pihak dan staf terlibat untuk bekerja di
atasnya, kerangka kerja keuangan dasar menempatkan dan hasilnya ditulis.
Namun secara historis, sebagian besar dari ini telah didelegasikan kepada
Peneliti perorangan, dengan asumsi bahwa peran lembaga terbatas pada
keterlibatan staf berkualitas tinggi, dan menyediakan kerangka kerja dasar di
mana mereka dapat melakukan yang terbaik dari mereka kemampuan. 6
Kampus yang mampu membuat system pengelolaan dan
pemanfaatan hasil peelitiannya akan mampu berdiri tegak dalam
menghadapai berbagai tantangan. Namun kesemuanya itu tidak dapat
terlepas dari bagaimana kebijakan pengaturan Hak Kekayaan Intelektual di
sebuah Negara.
Banyak sekali aspek yang berhubungan dengan pengelolaan dan
komersialiasai terhadap hasil riset. Ini ada hubungannya dengan budaya
penelitian yang terjadi di luar kampus yaitu pada budaya riset Industri yang
cukup cepat pergerakannya. Budaya penelitian di Perguruan Tinggi berbeda
dengan budaya penelitian di Industri. Penelitian-penelitian kebanyakan
tidak mendapatkan manfaat pada bagi industri. Hal ini seolah menjadi
percuma walau berapapun pemerintah mengalokasikan dana untuk riset
dan pengembangan.
Dalam dunia industri Persyaratan Utama adalah Hak Kekayaan
Intelektual. Di sinilah kebijakan riset perguruan tigggi yang sifatnya
Nasional hingga local perlu sinergi. Dunia Industri tidak akan mengambil
resiko terhadap hasil penelitian yang tidak aman. Seperti Jepang misalnya
industrinya sangat maju, ternyata Jepang memang membukukan paten
produknya dengan pertumbuhan yang kuat pada 2017. Di Jepang dalam 3
tahun terakhir sumber pendaftar paten terbesar yang diajukan lewat sistem
Perjanjian Kerjasama Paten WIPO (PCT). PCT adalah sebuah sistem yang
membantu menyebarkan inovasi di seluruh dunia sejak mulai beroperasi 40
tahun yang lalu. Menurut berita Tempo, pendaftar paten untuk
kepentingan industri pada Tahun 2017 dari empat belas ribu, hanya 15 %
saja dari industri lokal.7 Artinya ide-ide yang diperoleh dari penelitian

5
Suyud Margono, Aspek Hukum Komersialisasi Aset Intelektual, Bandung: Nuansa Aulia, cet.1,
2010, hal.86
6
Yuan-Chieh Chang, Ming-Huei Chen, Mingshu Hua & Phil Y. Yang (2005) Industrializing
Academic Knowledge In Taiwan, Research-Technology Management, 48:4, 45-50 To link to this
article: http://dx.doi.org/10.1080/08956308.2005.11657324, p. 719
7
https://bisnis.tempo.co/read/1127898/perusahaan-asing-paling-banyak-ciptakan-hak-paten-di-
indonesia

285
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

semakin lama menunjukkan bahwa para inventor memilih mempublis dan


melindungi ide orisinalnya melalui system Kekayaan Intelektual. Sepuluh
perusahaan yang paling banyak mendaftarakan Paten pada Tahun 2017
adalah Huawei techmologi Co, Ltd sebantak 4.024, ZTE Corporation
sebanyak 2.965, Intel Corporation sebanyak 2.637, Mitsubishi electric
sebanyak 2.521, Qualcomm Incorporated sebanyak 2.163, LG Electronic INc
sebanyak 1.945. Boe Technology Group Co.Ltd sebanyak 1.818, Samsung
electronic Co sebanyak 1,757, Sony Corporation sebanyak 1.735,
Tekefonaktiebolag ET LM Ericsson sebanyak 1.564. Perusahaan-perusahaan
tersebut menggunakan hasil riset untuk inovasi atas produk yang dijual ke
pasar. Bukan tidak mungkin sebagian dari paten yang didaftarkna adalah
paten yang dihasilkan dari riset perguuan Tinggi. Ini hanya sebagian dari
riset yang bersasal dari teknologi. Riset dari bidang social, Humaniora dan
hukum bukan tidak mungkin diperhitungkan dalam industri. Misalnya riset
bidang ekonomi sangat dibutuhkan perusahaan untuk strategi bisnisnya,
demikian juga riset bidang hukum yang hasilnya dapat digunakan bagi
seluruh pihak-pihak untuk menjadi dasar dalam menyelenggarakan
kegiatan bisnisnya ataupun kegiatan lainnya.
Riset di bidang hukum, merupakan riset yang terhubung pada banyak
sector. Seperti riset untuk pengembangan kelembagaan, Riset untuk
pengajaran dan publikasi, riset untuk advokasi, riset untuk kebijakan publik,
riset untuk resolusi konflik, dan riset untuk penegakan hukum.8 Riset
mengenai kebijakan dapat mengenai kebijakan riset itu sendiri dan kebijakan
tentang pengelolaan hasil risetnya termasuk pemanfaatannya dan
perlindungan hukumnya. Dalam hal ini kebijakan menyangkut regulasi
berkenaan dengan Hak Kekayaan intelektual. Di Indonesia, Kemenristek
dikti memberikan alokasi dana untuk penelitian sebesar Rp 1,395 triliun.
Sekitar Rp 380,4 miliar untuk perguruan tinggi badan hukum.9 Kementerian
keuangan menyatakan bahwa dana riset untuk Tahun 2019 dialokasikan oleh
APBN sebesar 35,7 Triliun yang tersebar di 45 kementerian yang memang
masih kurang dari 20 % anggaran untuk pendidikan. Dari alokasi tersebut
baru sekitar 43,7 % yang benar-benar digunakan untuk penelitian, sisanya
sebesar 56,3 % justru dihabiskan untuk kegiatan pendukung penelitian
seperti belanja operasional, jasa IPTEK, barang modal, pelatihan dan
pendidikan. Bahkan pemanfaatan hasil risetnya belum terasa oleh
masyarakat.10 Pemanfaatan hasil riset tersebut, selain belum dirasa langsung
8
Febrian, Pentingnya Hasil Penelitian Perguruan Tinggi Dalam Pembaharuan Hukum Nasional,
Seminar Nasional Peran Riset Terhubung dalam Pengembangan Hukum Nasional, Jambi 14
September 2019.
9
Budi Agus Riswandi, dalam Pelatihan HKI di UPGRIS, Agustus 2017, Semarang
10
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati saat di Soehana Hall The Energy Building, Jakarta, Rabu
(31/7/2019). (ANTARA/AstridFaidlatulHabibab)

286
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

oleh user, juga belum dirasa manfaat ekonominya oleh inventor sebagai
bentuk hilirisasi hasil penelitian. Jumlah riset tidak sejalan juga dengan
pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual. Dari latar belakang di atas,
permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimanakah Kebijakan dan
pengaturan mengenai pengelolaan riset berkenaan dengan Sumber Daya
Gentik local di Universitas Jambi ?, Bagaimana Potensi Penelitian dan
Pengelolaan hasil penelitian berkenaan dengan Sumber Daya Genetik local
di Universitas Jambi?

METODE PENELITIAN
Metode kualitatif digunakan untuk penelitian ini. Lokasi penelitian di
Universitas Jambi, dengan data bersumber pada data sekunder yaitu bahan
hukum primer dan sekunder. Berupa data hasil penelitian dari Tahun 2015
sampai dengan Tahun 2018 yang di dapat dari lembaga penelitian
universitas Jambi. Data hasil penelitian kemudian diklasifikasikan menjadi
dua yaitu penelitian berhubungan dengan sumber daya genetic dan
penelitian tidak mengenai sumber daya genetic. Data yang digunakan
adalah data yang berhubungan dengan penelitian sumber daya genetic
(local). Teknik pengumpulan datanya denga teknik triangulasi. teknik
pengumpulan data participant observation (observasi berperan serta) dan in
depth interview (wawancara mendalam), interview, dan analissi dokumen.
Data disajikan dalam bentuk deskriptif analitis.11

PEMBAHASAN
Sumber daya Genetik dan Kebijakan Riset Perguruan Tinggi
Sumber daya genetik
Sumber Daya Genetik Menurut Palerono adalah kandungan kima bernilai,
enzim atau gen yang potensial yang terdapat dalam mikroba, tanaman,
serangga, hewan mematikan dan organisme laut.12 Putterman
mendefinisikan SUmber Daya genetic adalah sebagai deskripsi tentang
keanekaragaman hayati yang terdiri dari berbagai informasi genetic dan
terbentuk dalam senyawa kimia dalam sepesies secara alamiah. Menurut
undang-undang Nomor 5 Tahun 1994tentang pengesahan Konvensi PBB
mengenai ekanekaragaman hayati pada Pasal 2 menetapkan bahwa Sumber
Daya genetik adalah bahan genetic yang memiliki nilai guna, baik secara
nyata maupun yang masih berpotensi. Bahan genetic dimaksud adalah unit
fungsional hereditas yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau
mikrobiologi.

11
Bahder Johan Nasution, 2008. Metode Penelitian Hukum. Mandar Maju, Bandung, hal. 91
12
Efridani Lubis, Loc. Cit, hal. 44

287
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sehingga SDG merupakan karate tumbuhan atau hewan yang dapat


diwariskan, dapat bermanfaat atau berpotensi untuk dimanfaatkan oleh
manusia, yang mengandung kualitas yang dapat memberikan nilai atas
komponen keanekaragaman hayati, seperti nilai ekologi, genetic, social,
ekonomi, ilmu pengetahuan, pendidikan, bduaya, rekreasi dan estetika
keanekaragaman hayati tersebut dan komponennya. 13 Sumber daya genetic
diatur dan didefinisakan pada Convention on Biological Diversity (CBD)
yang diratifikasi melalui UU Nomor Tahun 1994 tentang pengesahan United
Nations Convention on Biological Diversity . Sumber daya Genetik menurut
konvensi tersebut secara ringkas dapat diartikan sebagai bagian dari materi
biologis yang mengandung nilai informasi genetic dan mempunyai
kemampuan untuk mereproduksi atau direproduksi (fungsi hereditas),
contohnya materi dari tanan, hewan atau asal mikroba seperti tanman obat-
obatan, tanaman pertanian dan hewan ternak. 14
Manfaat atas SDG dapat diketahui baik secara langsung maupun tidak
langsung. Contoh nya SDG Padi dapat dimanfaatkan secara langsung untuk
memproduksi pangan dan untuk merakit varietas baru. Keuntungan nya
dapat dikur dari peningkatan hasil, kualitas dan cekaman lingkungan dan
karakter baik lainnya. Sedangkan pemanfaatan tidak langsung dapat dilihat
dari kontribusinya terhadpa habitat dan ekositem disekitarnya. Menurut
Erningsih Secara umum ada dua jenis konservasi SDG yaitu insitu dan ex
situ. Konservasi SDG secara insitu dilaksanakan pad ahabitat aslinya. Sedang
ek situ dilakukan dengan sifat aktif yaitu dengan cara memindahkan sesuatu
jenis ke suatu lingkungan atau tenpat pemeliharaan berupa kebun lokasi.15
Sebagai anggota Bern Convention for the Protection of literary and
artistic works (konvensi Bern) sejak tahun 1958. Dimana sejak saat itu Pula
Perdana Menteri juanda menyatakan bahwa Negara Indoensia dapat
mengambil keuntugna atas karya karya intelaktual dimaksud tanpa harus
membayar royalty pada Negara-negara asing yang karyanya digunakan di
Indonesia. Pada Tahun 1967 hasil KOnvensi tersebut direvisi yang tercantum
dalam Pasal 15 ayat (4) yaitu bahwa memberikan kewenangan kepada
Negara pihak konvensi untuk melindungi karya-karya yang tidak diketahui
pemiliknya untuk dan atas anama pemiliktersebut. Karya yang tidak
diketahui pemiliknya itu dapat terdiri dari PengetahuanTradisional (PT),
ekspresi Budaya Tradisional( EBT). Dalam pengetahuan tradisional
memasukkan sumber daya genetic (SDG) sebagai sebagai salah satu bagian
dari pengetahaun tradisional masyarakat adat atau komunitas local.

13
Ibid, hal.46
14
Publikasi World International Property Organization (WIPO) 2015.
15
Ening Ariningsih, Optimalisasi Pemanfaatan SDG Padi Melalui Valuasi ekonomi, Forum Penelitian
Agro Ekonomi, Vol. 33 No. 2, Agustus 2016, Hal. 117,

288
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Naskah akademik dam draft Undang-undan tentang Pengetahuan


Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional (sui generis) pernah dilakukan
pembahasan, namun saat ini terhenti. Namun di tingkat internasional
Indonesia menyelenggarakan meetingof like Minded Countries (LMCs) on
Internasional Legal Instrument for the protection of GRTKF pada tanggal 23-
27 Nove,ber 2009. Saat ini Indonsia menjadi Koordinator perunding Negara-
negara Like-minded Countries (LMCs) yang terdiri dari beberapa Negara
berkembang diantaranya Jamica, Peru, India , Nambia, Kolombia, Brazil,
Vietnam, Sri Lanka, Myanmar, dan Afrika Selatan. Dalam dunia
intenasional bersmaa Negara-negara tersebut Indonesia sangat aktif
memperjuangkan isu SDGPTEBT. Isu SDGPTEBT ini sangat erat
hubungannya dengan perjanjian internasional yang diadministrasikan di
bawah Worl Trade Organization (WTO), Perjanjian Trade related aspects on
intellectual Property Rights (TRIPS) dan WIPO, terkait juga dengan Protokol
Nagoya, berhubungan pula dengan isu HAM yang dalam hal ini
berhubungan dengan masyarakat adat (indigeneous people) dan diatur
dalam United Nation Declaration on the Rights of Indigeneous peoples.
Terkait pula dengan badan dunia berkenaan dengan Kesehatan yaitu WHO,
UNESCO, dan Food and agriculture Organization (FAO). Jika membicarakan
tentang SDG di Indonesia maka tidak akan lepas dari membicarakan
Indikasi Geografis dan Kekayaan Intelektual Komunal.
Konvensi PBB menganai Sumber Keanekaragaman hayati yang
diratifikasi Indonesia melalui Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994
menyetujui bahwa tujuan konvensi tersebut adalah konservasi
kenakekaraaman hayati, penggunaan berkelanjutan dari komponennya dan
pembagian keuntungan yanga adil dan merata yang timbul dari
pemanfaatan SDG, termasuk transfer teknologi dengan memperhatikan
semua hak yang timbul atas SDG tersebut. Protocol on Access to Genetic
resosurces and the fair and Equitable Sharing of Benefit Arising from Their
Utilization to the Convention on Biological Diversity yang dikenal dengan
Protokol Nagoya yang diratifikasi melalui Undang-undang Nomor 11 Tahun
2013 menjelaskan mengenai akses terhadap SDG, persyaratan Prior informed
Consent (PIC) yang izinnnya berdasarkan pemeberitahuan awal, pembagian
keuntungan yang adil dan merata termasuk keuntungan yang timbul dari
penggunaan lebih lanjut dan komersialiasi SDG yang hanya diberikan untuk
Negara penyedia berdasarkan kontrak melalui MAT (mutually Agreed Terms).
Akses terhdap sumber daya genetic dan pengetahuan tradisional yang
berkaitan dengan Sumber daya genetic harus diberikan berdasarkan
persetujuan dari penyedia sumber daya genetic dan pengetahuan traisional
yang berkaitan dengan sumber daya genetic. Pemenfaatan sumber daya
genetic dan pengetahuan tradisional yang berkaitan dengan sumber daya -
289
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

genetic haris memberikan keuntungan yang adil dan seimbang kepad


apenyedia sumber daya genetic.
Setidaknya juga secara umum terdapat di Indonesia terdapat
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengeloaan Lingkungan Hidup. Latar belakang Undang-undang ini
menyatakan bagaimana lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan
bagian dari Hak Asasi setiap warga Negara, pembangunan ekonomi
nasional perlu dislenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Bahwa kualitas lingkungan
semakin menurun maka perlu di jaga. Bahwa pemanasan global semakin
meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga memperparah
keadaan. Dengan demikian maka kekayaan keanekaragaman hayati yang
tergolong dapat diperbarui (renewable Resources) perlu dikembangkan
pemanfaatan dan pengelolaannya dengan memperhatikan hak-hak
diatasnya.
Berdasarkan pengaturan-pengaturan menganai SDG di atas, ternya
SDG tidak dapat dipisahkan dari Paten. Undang-undang Nomor 13 Tahun
2016 tentang Paten menyatakan bahwa Paten adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh Negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi untuk jangka awaktu tertentu melaksanakan sendiri invensi
tersebut atau memberikan persetujuan ekpada pihak lain untuk
melaksnakannya. Secara hukum bentuk perlindungan yang diberikan
kepada SDG untuk mengantisipasi, mencegah penyalahgunaan SDG di
tingkat Nasional, regional dan internasional dapat dilakukan beberapa cara
yaitu :
Legal measure (aturan hukum)
1. Positive protection : diatur dalam bebagai peraturan perundang-
undangan yang berhubungan dengan SDG dan dibidang KI seperti
Undnang-undang merek dan indikasi geografis Nomor 20 Tahun 2016,
Undang-undang Paten UU Nomor 13 Tahun 2016.
2. Defensive Protection : meruapakan cara yang dilakukan engan
mengkumpulkan atau merevitalisasi segala sumber daya genatik
Indonesia dengan membuat data base yang disebit Traditionla
Knowledge Digital Library (TKDL). Dengan tujuan mencegah
penyelahgunaan atas SDG. Di Indonesia data base tersebar di beberapa
kementerian dan lembaga yang terkait dengan KI. Bebeapa telah
dimiliki oleh LIPI dengan nama na BIF (Indonesia Biodiversity
Information Facility), kementerian kehutuanan, kemnetrian pendidikan
dan kebudayaan, kemnetrian hukum dan HAM. Berdasarkan Peraturan
Menetri Hukum dan HAM No, 13 Tahun 2017 tentang Data Kekayaan -

290
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Intelaktual Komunal mengatur mengenai inventarisasi KIK diseluruh


wilayah Indonesia.

Practical Measure (tindakan praktis)


1. Protoko Komunitas, dilakukan dengan komunitas memutuskan
membuat protocol untuk pihak ketiga yang mengakses Pengetahuan
tradisionalnya. Komunitas memnentukan aturan hukum sendiri
dengan protocol unic, dinamis dan akan berubah dan berkembang
untuk setiap komunitas. Contoh protocol komunitas Ara Irititja Project
(Australia), komunitas ini mengatir bahw apeneliti harus memenuhi
certai guidelines untuk akses beberapa bahan mencakup
confidentiality.
2. Festival Mempromosikan EBT melalui festival atau pagelaran seni di
luar negeri dengan strategi saling menghormati satu sama lain a respect
strategy, mempersiapkan tanda peringatan serta pengawasan dan
pelanggaran. Tanda akan terlihat di tket masuk, tenpat pertunjukan,
informasi leaflet program dan website. Pilihannya misalnya dilarang
merekam pertunjukan, atau boleh merekam bila melalui persetujuan
custodian. Contoh pertunjukan I la Galigo (pertunjukan kepahlawanan
dari Bugis)
3. Perlindungan tingkat internasional dapat dilakukan melalui
perundingan WIPO intergoveremental Commite (IGC) on IP, GR, TK
dan TCE dengan mandate; melakukan text based negotiation yang
bertujuan untuk menghasilkan perjanjian dalam teks international legal
instruments yang akan menjamin perindungan yang efektif. Indonesia
berperan aktif dalam ‘chair” Like Minded Countries di forum IGC
WIPO GRTKTCE.

Terhadap pengelolaan SDG di dalam riset baik di Perguruan Tinggi, swasta


ataupun lembaga lain, harus menerapkan asas-asas perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Terdapat isu KI yang dikaitkan dengan
riset/penelitian yaitu akses terhadpa pengetahuan dan pencegahan terhadap
pengetahuan dan pengecualian terhadap penelitian dan eksperimen dalam
paten. Pada Tahun 2007 WIP mengadopsi WIPO 45 Development Agenda
Recommendation (WIPO-DAR) tentang KI dan Pembangunan. Khususnya
perkembangan berkelanjutan. Untuk dapat akses terhadap pengetahuan,
WIPO-DAR merekomendasikan:
1. Memeliharan proses public domain dan mendukung penetapan norma
yang mempromosikan suatu public domain yang kuat;

291
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

2. Menginisiasi diskusi mengenai bagaimana memfasilitasi lebih jauh


akses terhdap pengetahuan untuk Negara berembang dan least
developed countries (LDC) untuk mendorong keratifitas dan inovasi;
3. Membentuk forum untuk tukat pengelaman dalam suatu proyek
genome manusia.16

Dalam hal penelitian terdapat pengecualian dalam penelitian dan


eksperimen dalam paten, baik masyarakat dan ilmuawan memiliki
kepentingan yang sah untuk dapat menggunakan pengungkapan paten
untuk mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dna teknologi dan para
inventor harus dapat secara bebas bereksperimen menggunakan penemuan
paten atau proses yang lebih baik. Pengecualian asutau penelitian didasari
pada tujuan komersial aaupun non komersial kurang dapat bekerja dengan
meningkatnya kesulitan dalam membedakan apakah suatu enelitian
bertujuan komersial atau tidak. Untuk memutuskan apakah suatu penelitian
berujuan komersial atau tidak menjadi landasan pengadilan untuk
mempersempit lingkup pengecualian, setidak-tidaknya dalam yuridiksi
common law tertentu bahkan terhadap Negara statutory. Artinya jika
ingin membicarakan kebijakan riset mengenai SDG di Indonesia maka
sudah pasti akan membicarakan bagaimana system KI diIndonesia berjalan.
Perguruan tinggi harus dapat menangkap peluang dan celah yang baik agar
penelitian dan hasilnya dapat disesuaikan dengan kebijakan dan system KI
di Indoensia. Karena potensi ekonomi dai pemanfaatan dan komersialiasasi
SDG biasanya melibatkan pengetahuan tradisional dan mendorong
terjadinya biopiracy dimana oengambilan keuntungan yang tidak adildari
SDG dan pengetahuan tradisional terkait saat ini dilakukan setidaknya
dengan dua cara:17
1) Pencurian, penyelahgunaan dan freerideing SDG dan/atau
pengetahuan tradisional melalui system Paten
2) Pengambilan , pengumpulan tanpa izin untuk tujuan komersial ari
sumber daya genetic dan .atau pengetahuan tradisional.

Di Perguruan Tinggi, peneliti tidak banyak yang memahami rezim


paten ini. SDG dapat masuk ke dalam rezim Paten. Paten merupakan salah
satu jenis Hak dalam HKI yang erat kaitannya dengan SDG, yaitu tentang
produk dan proses, Bahwa mikroorganisme baik yang telah ada di alam atau
hasil rekayasa genetika merupakan subject matter yang patentable. Jika
dilihat dari riset-riset di Indonesia pada umumnya masih mengarah pada -
16
Andriansjah, Ibid
17
Dede Mia Yusanti, perlindungan SDG melalui system HKI, Lokakarya Nasional Pengeloaan dan
pPerlindungan SDG di Indoensia : Manfaat Ekonomi untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, DJHKI.

292
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

HKI konvensional menurut Agus Sradjono dikarenakan Indonesia masih


dalam ketergantungan dengan Negara asing baik secara ekonomis maupun
politis. Mengapa pembangunan Indonesia tidak diarahkan apda pada upaya
melindungai GRTKF sebagai suatu yang jelas lebih bersaing?. Padahal
megaliticum Quantum telah membuktikan betapa khasanah seni tradisional
Indonesia misalnya jika diangkat secara lebih serius dapat menghasilkan
tontonan dengan potensi nilai pendapatan yang sangat baik.

Kebijakan Riset Perguruan Tinggi


Riset di Indonesia, khususya di Perguruan Tinggi memiliki ketrkaitan
dengan berbagai peraturan dari berbagai Lembaga seperti Kementerian
Keuangan dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Kementerian Keuangan sebagai Lembaga yang itur tata kelola keuangan
memiliki aturan yang menjadi pengaruh bagi paradigm riset di Indonesia.
Peraturan Menteri Nomor 106/PMK.02/2016 adalah harapan bagi masa
keemasan Riset di Indonesia. Sebelum adanya Peraturan tersebut paradigma
riset di Indoensia berbasis aktivitas penelitian yang berorientasi pada
ketertiban administrasi penelitian. Sehingga penelitian hanya terfokus pada
kegiatan pendukung penelitian kurang berbasis terhadap luaran. Setelah
dikeluarkan peraturan Meteri tersebut paradigma sedikit berubah, bahwa
riset berbasis standar keluaran yang luarannya disesuaikan adalah Hak
kekayaan Intelaktual (yang paling utama adalah Paten), publikasi ilmiah dan
seminar seminar pendukung. Kebijakan ini sedikit lebih baik. Dengan
adanya paradigm tersebut maka peneliti di Universitas melakukan
penelitian dengan berbasis Kekayaan Intelektual yang tentunya bermanfaat
dan dapat dikelola oleh universitas itu sendiri. Pemanfaatan hasil penelitian
menjadi urusan bersama tentunya bila ingin masuk ke dunia industri.
Pada 1980-an, UU Bayh-Dole mendorong perubahan paradigma di
akademisi Amerika Serikat (AS). Perubahan dalam kepemilikan paten telah
memungkinkan universitas untuk memiliki paten yang dihasilkan dari hibah
penelitian federal, menghilangkan banyak pembatasan untuk lisensi paten.
Sebagai konsekuensinya, universitas-universitas AS telah
mengimplementasikan kebijakan untuk mendorong jumlah aplikasi paten18.

18
Ana Dias Daniel & Liliana Alves, University-industry technology transfer: the
commercialization of university’s patents, Knowledge Management Research &
Practice, https://doi.org/10.1080/14778238.2019.1638741, p.1

293
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Banyak instrument hukum yang seharusnya mendukung sinergitas antara


Perguruan Tinggi, dan Kementerian Hukum dan HM cq DJHKI berkenaan
pengelolaan KI di Universitas. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002
tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi , Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi , Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang
Paten , Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi
Kekayaan Intelektual serta Hasil Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan,
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi , Peraturan Presiden
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi , Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Riset, Teknoloprgi dan Pendidikan. Dari banyaknya peraturan
perundang-undangan tersebut, sebagian terjadi konflik ataupun kabur jika
diimplementasikan. Selalu ada persolan jika dihubungan dengan tujuan
komersialisasi hasil penelitian ke dalam Industri yang sebenarnya. Padahal,
semua regulasi itu diperuntukkan bagi kenaikan peringkat Universitas di
Indonesia di kancah Internasional.
Untuk masuk ke dunia industri persolananya adalah budaya riset di
perguruan tingi dengan budaya riset industri sangat berbeda. Budaya riset di
perguruan tinggi memiliki karakter riset untuk mendidik, memecah masalah
dan memberikan pelayanan (terhadap pembangunan ekonomi misalnya,
atau pembangunan masyarakat), kecepatan risetnya lebih lambat. Adapun
misi risetnya disesuaikan puan dengan visi dan misi perguruan tinggi yang
pada umumnya merupakan penelitian dasar dan terapan, serta kegiatan
risetnya diharapkan dapat melaukan transfer teknologi untuk menunjang
misi riset terapan. Sementara itu, budaya riset industri sudah menuju
pengembangan inovasi dan komersialiasasi, kecepatan riset yang cepat,
adapaun misi dari riset industri adalah mengembangkan produk
baru/inovasi dan orientasinya adalah keuntungan. Kegiatan riset di industri
diharapkan berdampak langsung.
Kebijakan-kebijakan yang bersifat Nasional harus didukung dengan
kebijakan internal di Perguruan Tinggi. Kebijakan dapat dilakukan dengan
melakukan audit terhadap Kekayaan Intelektual atau HKI. Fungsi audit ini
petama adalah untuk mengidentifikasi potensi KI/HKI dari laporan hasil
penelitian. Kedua, mengidentifikasi mitra potensial dalam mengembangkan
asset tersebut. Ketiga, mengidentifikasi risiko, peluang pasar dan
komersialisasi masa depan. Keeempat, mengidentifikasi praktik penelitian
dan praktik KI terbaik. Kelima mengembangkan fortofolio kelembagaan.
294
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Seperti di Taiwan misalnya pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang


penelitian yang mendukung universitas.

The government also enacted the Guidelines for Ownership and Utilization of
S&T Research and Development Results in 2000. The Guidelines stipulate that
universities need to pay only 20 percent of any licensing income to government
funding agencies. Specifically, they call for distributing 40, 40 and 20 percent
respectively of licensing income and royalties to implementing institutions
(e.g., universities), inventors and government funding agencies.19

Kebijakan lain yang penting adalah kebijakan terhadap kelembagaan


KI/HKI. Mislanya dengan membuat kebijakan pimpinan akan pengelolaan
KI/HKi di Universitas. Dengan kebijakan tersebut , dapat diukur bagaimana
institusi berhasil dalam menerapkan pengelolaan KI/HKI. Budaya riset di
Indoensia harus diperbaiki dengan menempatkan orientasi pada HKI.
Dengan itu riset mendorong kemajuan pembelajaran dan dapat
mensejahterakan seluruh civitas dan pihak terkait serta masyarakat pada
umumnya.
Riset di Indonesia, khususya di Perguruan Tinggi memiliki
keterkaitan dengan berbagai peraturan dari berbagai Lembaga seperti
Kementerian Keuangan dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi. Kementerian Keuangan sebagai Lembaga yang megatur tata kelola
keuangan memiliki aturan yang menjadi pengaruh bagi paradigm riset di
Indonesia. Peraturan Menteri Nomor 106/PMK.02/2016 adalah harapan bagi
masa keemasan Riset di Indonesia. Sebelum adanya Peraturan tersebut
paradigma riset di Indoensia berbasis aktivitas penelitian yang berorientasi
pada ketertiban administrasi penelitian. Sehingga penelitian hanya terfokus
pada kegiatan pendukung penelitian kurang berbasis terhadap luaran.
Setelah dikeluarkan peraturan Meteri tersebut paradigma sedikit berubah,
bahwa riset berbasis standar keluaran yang luarannya disesuaikan adalah
Hak kekayaan Intelaktual (yang paling utama adalah Paten), publikasi
ilmiah dan seminar seminar pendukung. Kebijakan ini sedikit lebih baik.
Dengan adanya paradigm tersebut maka peneliti di Universitas melakukan
penelitian dengan berbasis Kekayaan Intelektual yang tentunya bermanfaat
dan dapat dikelola oleh universitas itu sendiri. Pemanfaatan hasil penelitian
menjadi urusan bersama tentunya bila ingin masuk ke dunia industri.
Banyak instrument hukum yang seharusnya mendukung sinergitas
antara Perguruan Tinggi, dan Kementerian Hukum dan HM cq DJHKI
berkenaan pengelolaan KI di Universitas.

19
Loc.cit., Yuan-Chieh Chang etc, p. 45

295
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,


Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi , Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi , Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten , Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga
Penelitian dan Pengembangan, Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan
Tinggi , Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi , Peraturan Menteri Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan. Dari banyaknya
peraturan perundang-undangan tersebut, sebagian terjadi konflik ataupun
kabur jika diimplementasikan. Selalu ada persolan jika dihubungan dengan
tujuan komersialisasi hasil penelitian ke dalam Industri yang sebenarnya.
Padahal, semua regulasi itu diperuntukkan bagi kenaikan peringkat
Universitas di Indonesia di kancah Internasional.
Untuk masuk ke dunia industri persolananya adalah budaya riset di
perguruan tingi dengan budaya riset industri sangat berbeda. Budaya riset di
perguruan tinggi memiliki karakter riset untuk mendidik, memecah masalah
dan memberikan pelayanan (terhadap pembangunan ekonomi misalnya,
atau pembangunan masyarakat), kecepatan risetnya lebih lambat. Adapun
misi risetnya disesuaikan puan dengan visi dan misi perguruan tinggi yang
pada umumnya merupakan penelitian dasar dan terapan, serta kegiatan
risetnya diharapkan dapat melaukan transfer teknologi untuk menunjang
misi riset terapan. Sementara itu, budaya riset industri sudah menuju
pengembangan inovasi dan komersialiasasi, kecepatan riset yang cepat,
adapaun misi dari riset industri adalah mengembangkan produk
baru/inovasi dan orientasinya adalah keuntungan. Kegiatan riset di industri
diharapkan berdampak langsung.
Kebijakan-kebijakan yang bersifat Nasional harus didukung dengan
kebijakan internal di Perguruan Tinggi. Kebijakan dapat dilakukan dengan
melakukan audit terhadap Kekayaan Intelektual atau HKI. Fungsi audit ini
petama adalah untuk mengidentifikasi potensi KI/HKI dari laporan hasil
penelitian. Kedua, mengidentifikasi mitra potensial dalam mengembangkan
asset tersebut. Ketiga, mengidentifikasi risiko, peluang pasar dan
komersialisasi masa depan. Keeempat, mengidentifikasi praktik penelitian
dan praktik KI terbaik. Kelima mengembangkan fortofolio kelembagaan.
Seperti di Taiwan misalnya pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang
penelitian yang mendukung universitas.

296
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

The government also enacted the Guidelines for Ownership and Utilization of
S&T Research and Development Results in 2000. The Guidelines stipulate that
universities need to pay only 20 percent of any licensing income to government
funding agencies. Specifically, they call for distributing 40, 40 and 20 percent
respectively of licensing income and royalties to implementing institutions
(e.g., universities), inventors and government funding agencies.20

Kebijakan lain yang penting adalah kebijakan terhadap kelembagaan


KI/HKI. Mislanya dengan membuat kebijakan pimpinan akan pengelolaan
KI/HKi di Universitas. Dengan kebijakan tersebut , dapat diukur bagaimana
institusi berhasil dalam menerapkan pengelolaan KI/HKI. Budaya riset di
Indoensia harus diperbaiki dengan menempatkan orientasi pada HKI.
Dengan itu riset mendorong kemajuan pembelajaran dan dapat
mensejahterakan seluruh civitas dan pihak terkait serta masyarakat pada
umumnya.
Di Univetrsitas Jambi dengan 14 Fakultas yang rutin melaksanakan
Penelitian sangat potensial melakukan penelitian yang berkaitan dengan
SDG. Berdasarkan data yang dihimpun dari Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Univesitas Jambi dari Tahun 2014 sampai 2019
terdapat hasil penelitian seperti disajikan pada di grafik di bawah ini :21

GRAFIK JUMLAH PENELITIAN BERBASIS SUMBER DAYA


GENETIK 2014-2019 DI UNIVERSITAS JAMBI

800

600
TOTAL
400
SDG
200

0
2014 2015 2016 2017 2018 2019

Dari grafik di atas terlihat bahwa penelitian yang berobjek sumber daya
genetic baik local maupun Nasional tidaklah signifikan dibandingkan
dengan jumlah judul penelitian yang terkumpul dari Tahun 2014-2019. Focus
penelitian tentang sumber daya gnetik dari tahun ke tahun mengalami grafik
yang tidak teratur.jumlah judul penelitian diterima tidak berbaning lurus -

20
Loc.cit., Yuan-Chieh Chang etc, p. 45
21
Sumber LPPM UNiversitas Jambi, data akan diupdate pada laporan akhir.

297
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dengan jumlah penelitian mengenai SDG. Di sisi lain potensi Sumber daya
genetic sangatlah tinggi. Hasilnya pun dapat dimanfaatkan dan dihilirisasi
dengan baik.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat (LPPM)
Universitas Jambi sebagai pusat data riset di Jambi banyak melakukan
kerjasama dengan berbagai lembaga baik swasta maupun pemerintah alam
mengembangkan penelitian di bidang sumber daya genetic. Universitas
Jambi memiliki Kebijakan mutu penelitian, fokus dalam riset telahdibagi ke
dalam beberapa kluster berdasarkan Roadmap penelitian Fakultas dan
Program studi.

Potensi Penelitian dan Pengelolaan Hasil Penelitian Sumber Daya Genetik


Di Universits Jambi
Potensi penelitian sumber daya genetik lokal di Universitas Jambi dan landasan
kepemilikan
Isu internasional berkenaan dengan sumber daya genetic adalah bahwa
secara umum Negara berkembang kaya kan sumber daya genetic (SDG),
relative rendah akan kemampouan teknologi, relative rendah akan sumber
daya finansial, banyak invensi yang dipatenkan oleh perusahaan dari
Negara maju dengan menggunakan SDG dan pengetahuan Tradisional (PT)
dari negara berkembang. SDG telah mengakibatkan missappropiation dan
pemanfaatan yang tidak semestinya.22 Indonesai sebagai megadiversity
country mempunyai potensi cukup besar terhadap kenanekaragaman hayati.
Negara Indonesia yang tersusun dari 17.504 dengan luas keseluruhan
wilayah 1.905 million km² didukung dengan Dengan populasi penduduk
Hampir 270.054.853 juta merupakan suatu kekayaan yang cukup untuk
mengembangkan dan meningkatkan inovasi dari segala lini. Potensi
kekayaan tersebut memberikan peluang bagi peneliti untuk memiliki hak
inetelktualnya.
Locke menjelaskan prinsip kepemilikan yang dikembangkannya dan
dituliskannya dalam buku yang berjudul Second Treatise of Government.
Konsep kepemilikan yang dikembangkannya sesungguhnya bukan dalam
konteks hukum, tetapi dalam upaya mengurangi kekuasaan raja dengan
memberikan hak bagi individu yang dapat dipertahankan dari pemaksaan
dan penekanan kekuasaan pemerintah: hak yang tidak dapat diambil dari
seseorang tanpa seizinnya.23

22
Dede Mia Yusanti, Perlindungan SDG memalui Sistem HKI, Lokakarya Nasional engelolaan dan
Perlindungan SDG : Manfaat Ekonomi untuk meweujudkan Ketahahan nasional. Hal. 54
23
Efridani Lubis, Perlindungan dan pemenfaatan Sumber daya Genetik Berdasarkan Penerapan
KOnsep Sovereign Right dan Hak Kekayaan Intelektual, Bandung : Alumni, 2009, hal. 32.

298
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Dalam konteks ini Lock menjelaskan bahwa segala potensi yang dimiliki
alam pada dasarnya adalah benda bebeasa (common). Namun ketika ada
unsur partisipasi dalam pemanfaatan benda common tersebut maka
seseorang yang terlibat dalam benda itulah yang menjadi pemiliknya.
Selanjutnya diterangkan bahwa ada proses transformasi benda yang dalam
kondisi common menjadi milik pribadai ataupun milik bersama disertai
dengan empat syarat yaitu ;benda tersebut berada di ruang common, benda
tersebut dibutuhkan untukmempertahanan kelangsungan Hidup, ada usaha
pribadi (kelompok. Pen) yang melekat pada benda tersebut sehingga benda
tersebut dapat dimanfaatkan baik secara pribadi ataupun kepentingan
kolektif, da nada pula jaminan bahwa benda tersebut tersedia cukup.
Konsep kepemilikan menurut Locke, setidaknya dapat
diinterpretasikan dari empat perpektif menurut pollac yaitu dari perspektif
pembatasan (limited), prolaterian, akuisisid dan perwilayahan.24 Sementara
teori keadilan milik Rawls dipilih sebagai landasan dalam pemikiran ini
adalah bahwa gagasan utama dari teori keadilan ini adalah bahwa prinsip
keadilan keadilan bagi struktur dasar masyarakat merupakan tujuan dan
kesepakatan. Dimana Rawls menyebutkannya dengan fairness. Dengan dasar
tersebut dapat dilihat bahwa mereka yang terlibat dalam kerjasama social
memilih bersama prinsip prinsip yang akan memberikan hak dan kewajiban
dasar serta menentukan pembagian keuntungan social.25 Kedua teori yaitu
teori hukum alam dan teori keadilan ini sangat relevan bagi pembahsan
mengenai Hak Kekaaan Intelaktual. Karena dalam kekayaan intelaktual hak
milik yang dimaksud dapat berupa hak milik yang berwujud dan hasil dari
hak milik intelektual (royalty).

Pengelolaan Hasil Penelitian sumber aya genetik lokal di Universitas Jambi


Untuk Memulai bisnis tanpa memperhitungkan perlindungan terhadap Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) adalah sebuah kesalahan. Sebuah langkah yang
tidak benar bila mengurus permohonan HKI setelah terjadi sengketa
ataupun setelah terlihat keuntungan dan kecurigaan akan keberkanjutan ide
dan karya. HKI sangat penting dalam dunia bisnis karena akan terlihat
keunggulan dan sifat kompetitif yang bertanggung jawab. Bahkan HKI
dapat menjadi dasar untuk melakukan inovasi-inovasi yang
menguntungkan.
Di Indonesia, hilirisasi produk hkonsepasil penelitian dan produk
IPTEK memiliki banyak kendala. Lemahnya tingkat kesiapan teknologi
adalah penyebab terhambatnya hilirisasi hasil riset Perguruan Tinggi ke -
24
Ibid, hal. 33
25
John Rawls, A Theory Of Justice (terjemahan oleh Uzair fauzan dan Heru Prasetyo), Yogyakarta:
Pustaka Pelajar , hal. 12

299
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Industri. Tingkat kesiapan diukur dari seberapa matang teknologi dapat


diterapkan dan diadopsi oleh calon pengguna dana penguna. Ada 9 level
kesiapan teknologi yang dikenal dega istilah Tecnologi Readiness Level
(TRL). Semakin rendah kesiapannya maka akan semakin sulit masuk ke
dunia industri. Setiap level dimensi serta ciri yang spesifik. Namun demikian
walaupun telah ada di level 9 sebuah teknologi belum tentu juga laku
dipasaran. Karena diperlukan kesiapan inovasi dan pabrikan atau
manufaktur. Unsur kedua yaitu rendahnya kesiapan inovasi (Innovation
Readiness Level-IRL). Ada 4 (empat) faktor penting yang harus diperhatikan
agar suatu produk iptek dapat dianfaatkan oleh Industri dan masyarakat,
yaitu :(a) Kemudahan menjangkau pasar. Suatu produk harus berkualitas
baik, harga sesuai dengan kemampuan pasar, khsusnya Indonesia. Serta
mudah didapatkan dan tersedia terus. (b) Bentuk organisasi yang
digunakan. Dalam hal ini dapat dikatakan adalah badan usaha yang
mengelola suatu hasil riset. Di Perguruan Tinggi juga dikenal dengan istilah
tenant inwall dan tenant outwall. (c) pengembangan kemitraan merupakan
trik mengantar produk hingga ke pasar, (d) memanjeman resiko. Bahwa
segala usaha pasti memberikan resiko dengan tingkat yang berbeda-beda,
baik dalam permodalan, tata-kelola, sumberdaya maupun kelembagaan.
Dalam hal ini pengusaha harus bisa memperhitungkan agar resiko dapat
diminimalisir sehingga berada ditingkat terendah. Factor ketiga adala (3)
Minimnya kesiapan manufaktur (Manufacturing Readiness Level-MRL).
Kesiapan manufaktur ini penting untuk hasil riset maju ke pasar. Perlu
strategi dalam meningkatkan produktivitas hasil riset ke level industri.
Memang diperlukan upaya yang serius untuk mensejajarkan riset-riset
di perguruan Tinggi dengan riset di Industri. Seperti di didapat dari sebuh
survey dari 122 Universitas di Taiwan bahwa terdapat 63 produk yang
diduga akan dapat dihilirisasi ke pasar sesunguhnya. Menurut data yang
terkumpul hanya 13 saja yang dapat berlaku dengan paten yang dapat
dikomersialkan. Survei ini juga mengungkapkan bahwa transfer
pengetahuan dari universitas ke industri sebagian besar tergantung pada
mekanisme jangka pendek, pribadi dan berbasis kontrak, daripada pada
mekanisme pengembangan kemampuan jangka panjang, organisasi formal,
dan bersama.26 Kebijakan universitas mengenai pemasaran belum
mendukung. Padahal kebijakan universitas mengenai pengelolaan kekayaan
intelaktual penting untuk mempromosikan penemuan-penemuan yang
dimiliki oleh Universitas. Kemudian selanjutnya menemukan pembeli atau
user atas teknologi tersebut.

26
Loc.Cit, Yuan-Chieh Chang, Ming-Huei Chen, Mingshu Hua, and Phil Y. Yang.

300
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Collaboration with industry may benefit academics’ research activities by


establishing relationships with knowledge users, which often inspire academics
in the development of scientific knowledge (Rosenberg, 1982). Also, benefits
from industry collaboration include mobilising resources that complement
public research funding, creating the possibility to test the practical application
of one’s own research and theory, gaining insights in the area of one’s own
research, furthering the university’s outreach mission, and looking for business
opportunities (D’Este & Perkmann, 2011; Lee, 2000). The benefits are not
restricted to the research field since collaboration with industry also enables
academics to gain knowledge about practical problems useful in teaching and to
create student internships and job placement opportunities (Carayol, 2003;
Polt, Gassler, Schibany, Rammer, & Schartinger, 2001)27

Di Universitas Jambi misalnya, salah satu Universitas Negeri di Indonesia,


dari data yang di dapat pada Tahun 2019 sebanyak 694 judul penelitian.
Dipilih sebanyak 100 penelitian yang potensial komersial. Dan dipilih kebali
30 judul penelitian yang dimohonkan hak patennya. Dari 30 judul yang
masuk kriteria untuk didaftarkan patennya ada sebanyak 21. Dari sebanyak
21 judul penelitian yang dikira dalayak untuk komersialiasasi dan
memenuhi prasyarat dengan level 9 TRL hanya 3 saja.28 Sementara produk
yang sudah dipasarkan dan komersial dari kurun waktu 2015 hingga 2018
ada 5 produk Iptek. Namun kendalanya adalah bahwa kelimanya belum
mendaftarkan hak patennya. Kebanyakan inventor menyatakan bahwa pasar
dan komersialisasi dipertimbangkan bukan untuk jangka panjang.
Sedangkan industri harus terus berkesinambungan dan inovatif. Sebagian
lagi mengemukakan bahwa Penelitian hanya untuk memenihi kewajiban
sebagai dosen peneliti, dan pada akhirnya hanya untuk memenuhi
kewajiban peolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat.
Owen Smith dan Powell berpendapat bahwa keputusan peneliti
untuk mengungkapkan invensinya dibentuk oleh persepsi mereka tentang
manfaat perlindungan paten. Juga, latar belakang dan pengalaman peneliti
menjelaskan kecenderungan untuk terlibat dalam kegiatan komersialisasi
yang menyoroti relevansi faktor penentu tingkat individu dalam hasil
perizinan universitas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan perlindungan
paten dan lisensi akademis, adalah penting, memahami pendorong utama
dan motivasi para peneliti untuk terlibat dalam kegiatan perlindungan
kekayaan intelektual dan dalam komersialisasi penemuan.

27
Loc.Cit., Ana Dias Daniel & Liliana Alves
28
Dwi Suryahartati, dkk, penelitian terhadap hasil-hasil riset di Universiats Jambi Tahun 2019.

301
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Dan, di sisi lain, penting untuk mengidentifikasi hambatan dan hambatan


utama dalam proses komersialisasi, untuk mengurangi atau menghilangkan
dampaknya.29
Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual di Perguruan Tinggi sangat
penting untuk menuju pada pemanfaatan hasil penelitian yang berdaya
guna dan berhasil guna. Ada banyak manfaat dari Pengelolaan KI dan HKI,
yang pertama dapat menjadi strategi dan kerangka kerja serta kinerja, yang
mana ini juga bagian dari peningatan akreditasi. Kedua, dapat menjadi
strategi dalam peningkatan kualitas riset dan daya saing. Sangat berkaitan
dengan dharma perguruan Tinggi, karena akan dapat dibuktikan dengan
implementasi pada industri. Ketiga, dapat menjadi strategi dalam rangka
perolehan HKI yang cepat, seerhana dan efektif. Karena lembaga pengelola
penelitian di Indonesia pada umumnya menjadikan HKI sebagai luaran
utama. Keempat, dapat menjadi strategi dalam pembangunan system
informasi/dokumentasi yang berkaitan dengan aktivitas riset dan
pengembangan. Kelima, dapat menjadi strategi dalam rangka memberikan
pelayanan promosi dan komersialisasi asset-asset perguruan tinggi dari hasil
kegiatan riset dan pengembangan. Misalnya dengan ekspo hasil penelitian
dan penciptaan entrepreneur-entrepreneur dari dalam kampus. Keenam,
dapat menjadi strategi dalam rangka peningkatan income generate/fund
raising di perguruan Tinggi, misalnya dengan pembagian royalty. Ketujuh,
dapat menjadi strategi dalam rangka melakukan advokasi dan mediasi atas
pelanggaran HKI.
Untuk mengoptimalkan pendapatan/royalty atas hasil penelitian di
Perguruan Tinggi di Era Industri 4.0 diperlukan perlakukan khusus bagi
hasil penelitian dari Perguruan Tinggi untuk dapat bersaing dengan pasar
industri. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan dan pengelolaan hasil
penelitian di Perguruan Tinggi tidak melulu independen. Factor pebiayaan
dan penganggaran menjadi tantangan besar bagi hasil penelitian yang akan
masuk ke pasar. System penganggaran, dan pelaporan juga menjadi
tantangan besar bagi para peneliti di Perguruan Tinggi. Saat ini regulasi
yang ada masih bersifat umum. Memang begigtu sulit mengejar budaya riset
industri. Karena factor pendukung riset industri sangat signifikan dan
langsung oreintasinya adalah pasar. Pada penelitian di perguruan tinggi,
pasar dan keuntungan bukanlah orientasi utama dalam riset. Sementara sifat
dari Kekayaan intelaktual adalah salah satunya pemanfaatan hak ekonomi.
Di sisi lain kementerian memberikan kebijakan untuk peningkatan inovasi,

29
Loc.ct. Ana Dias Daniel & Liliana Alves, p.11

302
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

namun di sisi lain masih kurang perhatian terhadap elemen pendukung hasil
penelitian tersebut.
Untuk mengoptimalkan pendapatan/royalty atas hasil penelitian di
Perguruan Tinggi di Era Industri 4.0 diperlukan perlakukan khusus bagi
hasil penelitian dari Perguruan Tinggi untuk dapat bersaing dengan pasar
industri. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan dan pengelolaan hasil
penelitian di Perguruan Tinggi tidak melulu independen. Factor pebiayaan
dan penganggaran menjadi tantangan besar bagi hasil penelitian yang akan
masuk ke pasar. System penganggaran, dan pelaporan juga menjadi
tantangan besar bagi para peneliti di Perguruan Tinggi. Saat ini regulasi
yang ada masih bersifat umum. Memang begigtu sulit mengejar budaya riset
industri. Karena factor pendukung riset industri sangat signifikan dan
langsung oreintasinya adalah pasar. Pada penelitian di perguruan tinggi,
pasar dan keuntungan bukanlah orientasi utama dalam riset. Sementara sifat
dari Kekayaan intelaktual adalah salah satunya pemanfaatan hak ekonomi.
Di sisi lain kementerian memberikan kebijakan untuk peningkatan inovasi,
namun di sisi lain masih kurang perhatian terhadap elemen pendukung hasil
penelitian tersebut

KESIMPULAN
Pengaturan dan Kebijakan mengenai HKI dan KI sudah baik. Namun masih
hanya terfokus pada KI Konvensional untuk KI Komunal Pemerintah belum
serius membuat kebijakan yang berorientasi pada Sumber daya genetic
Indonesia. Secara kuantitas jumlah judul penelitian di Universitas Jambi
mengalami peningkatan dari tahun ketahun selama 5 tahun terakhir. Secara
tematik, Sumber daya Genetik masih menjadi unggulan, namun belum
sebanding dengan jumlah penelitian. Potensi dan arah Penelitian yang
berkenaan dengan Sumber Daya Genetik lokal di Universitas Jambi cukup
besar. Diperlukan arah dan road map penelitian yang berkarakter dan
mendukung pelestarian Sumber daya genetic. Diperlukan kebijakan yang
tegas dan limitative berkenaan dengan riset mengenai Sumber Daya Genetik
di Indonesia. Tentunya dengan mensinergikan antara system HKI dengan
system Riset di Indonesia. Pimpinan dan pemangku kebijakan di Univesitas
Jambi perlu membuat suatu kebijakan dan Road Map penelitian yang
mendukung penelitian mengenai Sumber daya genetic Lokal. Tentunya
dengan membuat skema penelitian yang berorentasi pada pelestarian dan
pemanfaatan hasil penelitian. Disamping itu juga perlu mempernaiki dan
mengembangkan pengaturan pengaturan mengenai kebijakn riset dan
kebijakan pengelolaan KI di Tingkat Perguruan Tinggi/Universitas Jambi.

303
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Bagi para peneliti dan perekayasa diharapkan mampu menjadi ilmuwan


yang berorientasi pada keberlanjutan dengan memanfaatkan
keanekaragaman Sumber Daya Genetik Lokal Jambi. Peluang tersebut sangat
terbuka lebar dan beroreintasi melestraikan secara global.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Puji Prasetyono, 2016 Staf Ahli Menteri bidang Relevansi dan
Produktivitas, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia.
Agus Sradjono, Upaya perlindungan HKI yang terkait dengan Genetic
Resources, Raditional Knowledge, and Folklore (GRTKF) di Tingkat
Nasional dan InternasionalL Upaya yang belum sebanding., Indonesia
Journal of International Law (IJIL), Volume 3 Nomor 1 Oktober 2015,
hal 80-82, Jakrta, 2005.
Amik Krisnamawati dan M. Sabran, 2014, Pengelolaan SDG Obat Sepesifik
Kalimantan Tengah, Buletin Plasma Nutfah Vol. 12 No. 1, Tahun 2014
Ana Dias Daniel & Liliana Alves, 2019, University-industry technology transfer:
the commercialization of university’s patents, Knowledge Management
Research & Practice, https://doi.org/10.1080/14778238.2019.1638741
Andriansjah, Lokakarya Nasional Pengeloaan dan, Perlindungan SDG di
Indoensia : Manfaat Ekonomi untuk mewujudkan Ketahanan
Nasional, DJHKI.
Aunur Rohim dkk, 2010, HKI, Hukum Islam dan Fatwa MUI, Yogyakarta:
Graha Ilm.
Bahder Johan Nasution, 2008. Metode Penelitian Hukum. Mandar Maju,
Bandung, hal. 91
Budi Agus Riswandi dan Shabhi Mahmashani. 2009.Dinamika Hak
Kekayaan Intelaktual Dalam Masyarakat Kreatif, Yogyakarta : Total
Media, Cet. 1, Oktober
Budi Agus Riswandi, 2019 Pengelolaan Dan kelembagaan Sentra Ki dalam
Pelatihan HKI di UPGRIS, Agustus 2019, Semarang
Dede Mia Yusanti, perlindungan SDG melalui system HKI, Lokakarya
Nasional Pengeloaan dan pPerlindungan SDG di Indoensia : Manfaat
Ekonomi untuk mewujudkan Ketahanan Nasional, DJHKI.
Efridani Lubis, 2009, Perlindungan dan pemenfaatan Sumber daya Genetik
Berdasarkan Penerapan KOnsep Sovereign Right dan Hak Kekayaan
Intelektual, Bandung : Alumni, 2009
Ening Ariningsih, Optimalisasi Pemanfaatan SDG Padi Melalui Valuasi
ekonomi, Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 33 No. 2, Agustus
2016, Hal. 117,

304
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Eddi Herjanto, Pemahaman Dan Penerapan Paten Di Balai Litbang


Industri
Understanding And Application Of Patent In Industrial R&D Institutions, Jurnal
Riset Industri, Vol. V, No. 1,
Febrian. 2019. Pentingnya Hasil Penelitian Perguruan Tinggi Dalam
Pembaharuan Hukum Nasional, Seminar Nasional Peran Riset
Terhubung dalam Pengembangan Hukum Nasional, Jambi 14
September 2019.
John Kirkland , 2008, University research management: an emerging profession in
the developing world , Technology Analysis & Strategic Management Vol.
20, No. 6, November 2008, 717–726 University research management:
an emerging profession in the developing world John
Kirkland∗Technology Analysis & Strategic Management Vol. 20, No.
6, November 2008, 717–726.
John Rawls, A Theory Of Justice (terjemahan oleh Uzair fauzan dan Heru
Prasetyo), Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ika Hayani, 2018, Hubungan (Interface) Perlindungan dan Pemanfaatan HKI
dengan Sumber daya genetic, pengetahuan tradisional, ekspresi
budaya, Media HKI, Vol. XV/edisi IV/2018, DJHKI
Muhammad Djumhana dan R. Djubaidilah, 2003, Hak Milik Intelektual ( Teori,
Sejarah dan Praktiknya)Bandung : Citra Aditya Bakti.
Peter W Jones” Indegenous Peoples and intellectual Property Rights, Waikato
Law Review (Vol 4, No.2 1996), 127
Suyud Margono, 2010, Aspek Hukum Komersialisasi Aset Intelektual,
Bandung: Nuansa Aulia, cet.1.
Tri Rusti Maydrawati, 2016, Tinjauan Hukum Lingkungan danKebijakannya
terhdap Perlindungan dan Pengeloaan Keanekaragamn Hayati,
Perspektif Hukum, Hang Tuah, Surabaya,
Wahyudin Dharma laksana, Jurnal Informasi Riset dan Inovasi Edisi
November-Desember 2017, Nomenklatur Penelitian Unggulan :
Bidang Fokus Sosial-Humaniora, Seni-Budaya dan Pendidikan , hal. 1
Yuan-Chieh Chang, Ming-Huei Chen, Mingshu Hua & Phil Y. Yang (2005)
Industrializing Academic Knowledge In Taiwan, Research-Technology
Management, 48:4, 45-50 To link to this article:
http://dx.doi.org/10.1080/08956308.2005.11657324

305
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

1
Kekayaan Sumber Daya Genetika Belum Terpetakan", https://sains.
kompas. com/read/
2012/12/07/18374871/Kekayaan.Sumber.Daya.Genetika.Belum.Terpetakan.
https://sains. kompas. com/read/
2012/12/07/18374871/Kekayaan.Sumber.Daya.Genetika.Belum.Terpeta
kan.
jambi.litbang.pertanian.go.id/eng/index.php/berita/4-info-aktual/326-
pengelolaan-sumber-daya-genetik-spesifik-jambi
1
https://pilarpertanian.com/kopi-robusta-lamo-sumber-daya-genetik-sdg-
lokal-kota-sungai-penuh-jambi
Publikasi World International Property Organization (WIPO) 2015.
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-penelitian.html
Republika.co.id/berita/koran/teraju/16/02/26/o35fsa4-sumber-daya-genetik-
indonesia-siapa-peduli
Sri Mulyani Indarwati saat di Soehana Hall The Energy Building, Jakarta, Rabu
(31/7/2019).
https://bisnis.tempo.co/read/1127898/perusahaan-asing-paling-banyak-
ciptakan-hak-paten-di-indonesia
https://kabar24.bisnis.com/read/20180403/20/779523/10-negara-pemasok-
paten-global- terbanyak-china-geser-posisi-jepang
https://ristekdikti.go.id/kolom-opini/sepak-terjang-hilirisasi-hasil
riset/#4ERj6s6el4HAgs1V.99
Lihat www.berita satu.co, Dirjen penguatan Riset dan Pengembangan ,
Muhammad Dimyati, 5 Masalah yang bikin riset di Indonesia
mandek, diakses 11 september 2019.

306
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Menuju Pemerintahan Yang Baik?

Elita Rahmi
Fakultas Hukum, Universitas Jambi, Indonesia
Email: elitarahmi72@gmail.com

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ide penulis judul di atas setidak-tidaknya ada 2 (dua) alasan penting dan
mendesak: Pertama alasan subtantif : yakni bermula ketika dalam suatu
kesempatan pada persidangan Pengadilan Tata Usaha Negara (TUN), dimana
penulis berkesempatan menjadi saksi ahli pihak tergugat Intervensi 1 (satu)
(turut terlibat atau masuk sebagai salah satu tergugat). Sebagai guru di
Fakultas Hukum Unja yang mengabdi di Bagian Hukum Administrasi Negara
(HAN), menjadi saksi ahli adalah wujud pengabdian masyarakat yang riil
dan bertanggung jawab dalam menjalankan Dharma (III) ketiga dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi (pengajaran, penelitian, pengabdian). Pada suatu
gugatan prihal Pemilu 2019 khususnya kasus pengangkatan anggota DPRD
Sarolangun. Pertayaan terakhir yang menutup pertayaan penggugat setelah
pertayaan tergugat kepada saksi ahli adalah: apa itu pemerintahan yang baik itu
menurut saksi ahli?. Sungguh suatu pertayaan yang urgen dan menyentuh
untuk membahas secara akademik.
Terima kasih penggugat atas pertayaan genius tersebut, semoga
tulisan ini dapat dikembangkan oleh ,mahasiswa,dosen, advokad, konsultan
hukum, penyelenggara negara dan tata kelola perusahaan serta masyarakat
luas untuk selalu menangkap makna dalam setiap perjalanan kesempatan
baik yang datang pada kita sebagai masyarakat maupun penyelenggaran
Negara dan penyelenggara pemerintahan agar pemerintahan yang baik (
Good Governance) menjadi cara kita untuk mencerdaskan pemerintahan,
membangun suatu peradaban melalui hukum, bukan ikut ikutan membuat
hiruk pikuk dunia media sosial melalui berita hoax dan ujaran kebencian
kepada pemerintahan, kita bersama berkewajiban berkontribusi untuk suatu
solusi agar hubungan pemerintah, swasta dan masyarakat bersinergi dalam
suatu ikatan emosional yang sama yakni mewujudkan suatu masyarakat yang
adil dan makmur sebagai tujuan Negara yang diatur tegas dalam konstitusi
yakni UUD 1945. Pemerintahan yang baik adalah alat plus metoda untuk
pencapaian itu semua.
Kedua Alasan Praktis :dalam era digital, hoax dan ujaran kebencian
kian sulit terbendung, karena ada pihak-pihak yang mendapat keuntungan
besar dari persoalan hoax dan ujaran kebencian tersebut, bahkan tidak jarang

307
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dunia akademik juga berbaur di dalamnya. Ikut menyebar hoax dan ujaran
kebencian, tanpa menyaring kebenaran berita, padahal tugas akademik
memberi solusi terbaik untuk bangsa dan negara, bila merasa ada gangguan
dalam penyelenggaraan pemerintahan , solusi terdekatnya adalah
menjadikan atikel jurnal atau melakukan aksi gugatan kepada pemerintah
baik lewat gugatan class action atau gugatan citiven lawsuite. Generasi sadar
hukum tersebut yang menjadi impian suatu negara hukum.
Berdasarkan dua alasan di atas tulisan ini penting untuk memaknai
pemerintahan yang baik (good Governance ) hanya akan lahir dari suatu
pemerintahan yang bersih ( clean governance) (Setiawan 2017,59).
Pemerintahan yang baik (Good Governance) adalah bangunan
peradaban bangsa dan negara Indonesia sekaligus merupakan alat dan
method bahkan harapan plus norma hukum dalam menjalankan
pemerintahan, karena dalam asas-asas pemerintahan yang baik juga menjadi
ikatan moral bagi penyelenggara pemerintahan di Indonesia dalam
menjalankan pemerintahan berdasarkan Recmatigheid dan doelmatigheid
(keseimbangan antara hukum dengan nilai tujuan hukum) guna
pembangunan Indonesia, karena peradaban hukum tidak boleh terganggu
hanya persoalan semata-mata prosedur sebagai hal yang tehniks, namun hal
penting tujuan negara tidak boleh pula menghalalkan semua cara ( the end may
not justify the means), dengan demikian keseimbangan antara hukum dan
kemanfaatan hukum menjadi penting dalam kajian pemerintahan yang baik
(good government).
Kecenderungan kekuasaan untuk korup harus diimbangi dengan
penerapan pemerintahan yang baik. Kepentingan masyarakat dan pemerintah
yang terus meningkat menuntut partisipasi masyarakat dan keprofesionalan
penyelenggara negara melalui keterbukaan sistem pemerintahan dalam
segala bidang kehidupan.
Hadirnya UU Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Pemerintahan yang Bersih dan Bebas Korupsi dan Nepotisme menginisiasi
bahwa pemerintah dapat dikontrol secara terbuka oleh masyarakat, bahkan
dalam penegakan hukum di Indonesia menunjukkan bentuk- bentuk baru
dalam legal standing melalui gugatan Class Action dan Citizen Lawsuit
(gugatan kelompok, gugatan masyarakat luas) (Ali Abdullah:2017,23) artinya
arah terhadap pemerintahan yang baik menjadi tuntutan sekaligus harapan,
ketika pemerintah selaku eksekutif plus eksekutor pembangunan ketika
menetapkan suatu keputusan maupun kebijakan pembangunan harus
berdasarkan kepada hukum dan pembangunan itu sendiri.
Keputusan yang dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara (TUN)
yang seringkali menimbulkan kerugian bagi orang, selompok atau warga -

308
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

masyarakat Indonesia dan kemudian digugat oleh sekelompok orang,


menunjukkan bahwa pemerintahan yang baik sedang diuji oleh masyarakat ,
karena hukum yang terbentuk dalam suatu keputusan tidak menutup
kemungkinan adanya pelanggaran hukum terhadap kelompok orang atau
kelompok masyarakat tertentu. Untuk itu berhati-hati dalam mengeluarkan
keputusan menjadi prinsip dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Tuntutan demokrasi serta tuntutan terhadap Hak Azasi Manusia
(HAM), serta diberikannya akses terhadap partisipasi masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan adalah kata kunci dalam penerapan
penyelenggaraan pemerintahan berstandar good governance. Artinya
pemerintahan yang baik adalah batu uji terhadap masyarakat yang baik juga,
bukan dengan main hakim sendiri atau menabur hoax dan kebencian yang
dapat menganggu jalannya pemerintahan yang baik.
Kekuasaan cencerung disalahgunakan.Demikian Lord Acton berujar
dengan istilah populernya “power tends to corrupt. Absolute power corrupt
absolutely” (kekuasaan cenderung bersalahguna). Penting adanya pembatasan
dan pendistribusian kekuasaan oleh konstitusi, yang untuk Indonesia disebut
dengan UUD 1945, di dalamnya ditemui kewenangan lembaga-lembaga
Negara yang dibatasi oleh hukum dasar (control of power).

Permasalahan
Permasalahan dalam persoalan pemerintahan yang baik adalah:
1. Bagaimana arti penting makna asas umum pemerintahan yang baik
dalam menjalankan pemerintahan?
2. Bagaimana perkembangan menggunakan asas-asas pemerintahan yang
baik dalam mengawasi pemerintahan di Indonesia?

PEMBAHASAN
Makna Pemerintahan Yang Baik
Pemerintahan yang baik (Good Governance) dimaknai beragam dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan diantaranya adalah mengembangkan dan
menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparasi,
pelayanan prima, demokrasi, efisien, efektifitas, supremasi hukum dan dapat
diterima seluruh masyarakat.
Dari pengertian di atas dapat dimaknai bahwa pemerintahan yang
baik adalah pemaknaan prinsip-prinsip dasar Negara untuk melaksanakan
keadilan bagi masyarakat luas. World Bank memaknai pemerintahann yang
baik adalah penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang solid dan
bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi, pasar yang efisien,

309
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

pencegahan korupsi menjalankan disiplin anggaran dan penciptaan kerangka


hukum dan politik bagi tumbuhnya aktivitas swasta.
Lain halnya dengan United Nation Development Program (UNDP)
memaknai pemerintahan yang baik merupakan sinergis dan kontruktif antara
swasta dan masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pemerintahan yang baik
merupakan cita cita hukum yang dijadikan tolok ukur dalam menjalankan
pemerintahan dan menguji pemerintahan itu sendiri. Keseimbangan
menjalankan hukum dan kekuasaan Negara karena pada akhirnya
pemerintahan yang baik berujung pada tujuan Negara didasari pada asas-asas
hukum yang baik.
Hubungan antara hukum dengan kekuasaan bukan saling superior.
Hukum memerlukan kekuasaan, tanpa adanya kekuasaan dapat dipastikan
hukum tidak dapat bekerja dalam suatu kenyataan. Tanpa kekuasaan hukum
hanya suatu angan-angan.Hukum butuh membutuhkan pihak kepolisian,
Kejaksaan dan kekuasan kehakiman agar hukum dapat ditaati , dipaksakan
dan dihormati oleh setiap orang.
Hubungan hukum dengan kekuasaan bak dua sisi mata uang yang
saling melengkapi, sebagaimana diungkapkan Blaise Pascal bahwa kekuasaan
tanpa hukum adalah kezaliman , sebaliknya hukum tanpa kekuasaan adalah
anagan-angan. Rakyat membutuhkan hukum untuk membatasi kekuasaan
agar tidak disalahgunakan dan hukumpun membutuhkan kekuasaan agar
hukum dapat diwujudkan antara hukum dan kekuasaan hanya dapat
dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan, keduanya harus seirama bak music
Orkestra yakni kelompok music yang dimainkan bersama musisi dengan
sekitar 100 pemain.untuk suatu tujuan yakni moral keadilan
(Imamulhadi:2017,138).
Bahkan Selo Sumardjan berujar, hukum jangan menjadi hekkensluiter
(penutup pintu) melainkan sebagai pembula jalan dalam pembangunan
(Khudzaifah: 2005,04)

Dinamika Asas-Asas Pemerintahan Yang Baik


Dalam berbagai literature dan perundang-undangan di Indonesia Asas-Asas
Umum Pemerintahan yang baik telah mengalami perkembangan yang cukup
pesat dari norma yang tidak tertulis (asas-asas hukum) yang harus ditaati oleh
pemerintah, yang disebut juga dengan istilah asas-asas pemerintahan yang
layak (patut), yang diterapkan pada praktek hukum di Nederland terdapat
Lima (5) asas yakni 1. Asas persamaan, 2.asas kepercayaan, 3.asas kepastian
hukum, 4.asas kecermatan, 5.asas pemberian alasan (motivasi).

310
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Di Indonesia perkembangan selanjutnya oleh Kuntjoro Purbopranoto dalam


bukunya Beberapa catatan Hukum tata pemerintahan dan peradilan
Administrasi, menjadi tiga belas (13) asas yakni (1)Asas kepastian hukum –
principle of legal security (2) asas keseimbangan –principle of proportionality (3)
Asas Kesamaan (dalam pengambilan keputusan pangreh)-principle of
equality(4) Asas bertindak cermat-principle of care carefuleness) (5)Asas Motivasi
untuk setiap keputusan pangreh (principle of motivasion) (6) Asas jangan
mencampuradukkan kewenangan -principle of non misuse of competence (7)
Asas permainan yang layak (principle of fair Play).(8) Asas Keadilan atas
kewajaran -principle of reasonableness or prohibition of arbitrariness (9) Asas
menanggapi pengharapan yang wajar (principle of meeting raised expectation (10)
Asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal -principle of
undoing the consequences of an annulled decision.(11)Asas Perlindungan atas
pandangan hidup (cara hidup) pribadi- principle of protecting the personal way
of (life).(12)Asas Kebijaksanaan -sapientia (13)Asas penyelenggaraan
kepentingan umum-principle of public service.
Dalam perkembangan berdasarkan asas-asas di atas ditemui peraturan
yang dalam kaitannya dengan pemerintahan yang baik diantaranya adalah:
1. UU Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata usaha Negara (UU
PTUN) yang diubah dengan UU Nomor 9 Tahun 2004 tentang perubahan
Atas Uu Nomor 5 Tahun 1986 TentangPTUN( UU PTUN 2004)
2. UU Nomor 28 Tahun 1999 Tentang penyelenggaraan Negara yangbersih
dan bebas dari Korupsi, kolusi dan Nepotisme (UU Anti KKn 1999)
3. UU Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman RI 9UU Ombudsman
2008)
4. UU nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN 2014)
5. UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan public (UU PB 2009)
6. UU Nomor 23 Tahun 20014 tentang pemerintah Daerah (UU Pemda 2014)
7. UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan (UU AP
2014).
Pada perkembangan terkini, yurisprudensi di Indonesia telah banyak
memberikan warna dalam penerapan hukum terhadap asas asas
pemerintahan yang baik diantaranya:
Dalam penerapan asas kepastian hukum materiil. Putusan MA RI No
505 K/TUN/2012 dan Putusan MA RI No 99/PK/2010. Oleh hakim Agung
memberikan makna bahwa kepastian hukum menghendaki agar Badan atau
Pejabat TUN dalam mengeluarkan KTUN wajib mengutamakan landasan
hukum yang didasari oleh kepatutan dan keadilan, dengan demikian sesuai
dengan UUPTUN 2004, UU KKN 2009, UU ASN 2014, UU Pemda 2014, serta
doktrin Kuntjoro Purbooranoto, Philipus M.Hajon dan Jazim Hamidi.

311
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Untuk asas kepastian hukum formil diterapkan dalam Putusan MA RI Nomor


121/G/121/PTUN-BDG, dan putusan No 04/G.TUN/2001 PTUN.YK jo No
10/B/TUN/PT.TUN SBY jo Putusan MA RI No 373K/TUN/2002 dan Putusan
MA RI No 99/PK/2010 .Pada putusan tersebut Majelis Hakim menekankan
pada kepentingan penghormatan hak sesorang yang diperoleh secara benar
menurut UU hal ini bertujuan untuk menjamin suatu harkat dan Martabat ,
dan kedudukan warga Negara yang memiliki HAM, sebagaimana juga yang
diatur dalam UU PTUN 2004 jo UU Anti KKN 2009.
Asas agar tidak menyalahgunakan digunakan pada Putusan MA RI
No 10 K/TUN/1992,Putusan MA RI No 10 K/TUN/1992 Putusan RI No34
K/TUN/1992 dan Putusan MA RI No 150 K/TUN/2001. Hakim Agung
memberikan konsep bahwa Badan atau pejabat pemerintah dalam
menggunakan wewenang (vide Pasal 53 ayat (2) huruf (b) kewenangan yang
diberikan pejabat TUN hanya dipergunakan sesuai dengan maksud
diberikannya kewenangan tersebut jika tidak, tindakan pejabat TUN harus
dipergunakan sesuai dengan maksud diberikannya kewenangan tersebut jika
tidak maka pelanggaran AUPB khususnya asas tidak menyalahgunakan
wewenang.
Asas tidak menyalahgunakan wewenang adalah asas larangan
mencampuradukkan wewenang. Sebagaimana ditemui dalam Putusan No
70/G/1999/PTUN MDN jo. Putusan MA RI No 266 K/TUN/2001 dan Putusan
Nomor 14/G/2015/PTUN-PLG bahwa Pejabat atau Badan TUN harus
melakukan kewenangannya untuk tindakan hukum sesuai dengan yang
sudah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan baik dari segi
wilayah, materi maupun waktu. Kewenagan yang dilakukan sebelum
waktunya merupakan contoh pelanggaran asas ini. KTUN yang dibuat oleh
pejabat yang tidak memiliki kewenangan atau pejabat yang menggunakan
kewenangan melampaui kewenangan yang tidak diberikan merupakan
indikator bagi pelanggaran asas tidak mencampur adukkan wewenang.
Asas tertib menyelenggarakan pemerintahan tercermin pada putusan
MA RI No 385 K/TUN/2012 dan Putusan MA RI No 55/K/TUN/1992. Pada
pertimbangan hukum hakim menyatakan bahwa demi tertibnya
penyelenggaraan pemerintahan, masa jabatan yang secara limitative sudah
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan seperti UU PTUN 2004, UU
Pemda 2014 dimaknai sebagai perwujudan keteraturan, keserasian dan
keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan pemerintahan.
Pada Asas kecermatan dapat dilihat pada Putusan MA RI No 150
K/TUN/1992.Putusan MA RI N0 213/K/TUN/2007,Putusan MA RI No 101
K/TUN/2014 dan Putusan 02/G/2013/PTUN JKTyang memberikan arahan
yang jelas dalam penerapan asas kecermatan adalah Badan atau Pejabat -

312
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Administrasi Negara senantiasa bertindak secara hati-hati, untuk


mempertimbangkan secara cermat pada waktu membuat membuat
keputusan TUN, dengan terlebih dahulu mencari gambaran yang jelas
mengenai semua fakta hukum relevan, serta peraturan perundang-undangan
yang mendasarinya dan memperhatikan kepentingan pihak ketiga, agar tidak
menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
Pada asas Proporsionalitas yakni menerapkan pada Putusan Nomor 81
K/TUN/2006 dan putusan Nomor 31/K/TUN/2014/PTUN mensyaratkan
bahwa KTUN yang diterbitkan oleh pejabat TUN hendaknya memperhatikan
aspek procedural dengan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan. Asas ini dimaknai dengan asas kepastian hukum dan kecermatan.
Asas ini masih sering dirancukan dengan asas persamaan perlakuan
Asas permainan yang layak dalam putusan Nomor 30/G/TUN
1998/PTUN.Smg. Majelis Hakim berpendapat bahwa pejabat TUN melanggar
asas permainan yang layak dengan indikator bahwa tergugat (kepala BPN)
sejak awal tidak melaksanakan prosedur penerbitan sertipikat dengan jeli,
serta tidak memberitahukan info seluas-luasnya kepada masyarakat
khususnya yang keberatan dengan terbitnya sertipikat dimaksud
(keterbukaan).
Putusan 103 K/TUN/2010 adalah penerapan asas keterbukaan .Hakim
Agung dalam hal ini membentuk suatu kaedah bahwa perubahan izin
mendirikan bangunan yang tidak didasari pada izin AMDAL dan apalagi
kalau menolak aspirasi masyarakat setempat ,maka dapat dikatakan
bertentangan dengan asas keterbukaan. Pemerintah atau pejabat TUN wajib
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggunkana haknya
menyampaikan tanggapan atau penilaian. Penerapkan asas keterpbukaan
juga terlihat jelas No 14/G.TUN/2007/PTUN.Dps dimana pejabat TUN ketika
membuat KTUN mengenai mutasi tidak mengkaji dan menggunakan
tahapan-tahapan pendahuluan dalam melakukan evaluasi sehingga
dinyatakan melanggar asas keterbukaan dalam praktik asas keterbukaan ini
sering digunakan bersamaan dengan asas kepastian hukum dan asas
kecermatan.
Asas keseimbangan, dapat dilihat pada Putusan 17P/HUM/2005
tentang Hak Uji Matriilil. Majelis Hakim dalam putusannya telah tepat
menggunakan asas keseimbangan dan telah memberikan penjelasan yang
cukup mengenai apa yang menjadi indicator dari asas tersebut, asas
keseimbangan diartikan bahwa (apabila) Badan/Pejabat TUN menerapkan
sansk- sanski, maka harus menjaga adanya keseimbangan antara sanski yang
diterapkan dengan bobot pelanggaran yang telah dilakukan.

313
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Penggunaan asas-asas umum pemerintahan yang baik oleh majelis hakim


dalam putusannya sebagaimana diatur dalam UU PTUN 2004, banyak Asas-
asas Pemerintahan yang baik telah didalilkan sebagai dasar suatu gugatan dan
umumnya penggugat mendalilkan lebih dari satu asas hanya sering kali juga
ditemui kurang dikrontruksikan secara mendalam dari fakta-faktayang
mendasarinya, sehingga akibatnya kurang cermatnya dalam mendalilkan dan
untuk menghasilakn kesimpulan kesimpulan, sehingga pertimbangan hukum
hakim menjadi kurang lengkap dalam menggambarkan pelanggaran asas asas
terkait.
Unsur Peradilan menurut Sjachran Basah adalah :
1. Adanya hukum(abstrak) yang dapat diterapkan
2. Adanya suatu sengketa hukum yang konkrit
3. Adanya sekurang-kurangnya dua pihak
4. Adanya suatu badan peradilan yang memutus sengketa dan
5. Adanya hukumformal dalam rangka menerapkan hukum in abstracto
untuk menemukan hukum in concreto.
Peradilan tanpa hukum material akan lumpuh karena tidak tahu apa
yang akan dijelmakan, sebaliknya peradilan tanpa hukum acara akan liar
(dapat bertindak semaunya, sebab tidak ada batas-batas yang jelas dalam
melakukan wewenangannya.(Ali Abdurahman , Kedudukan Hukum Acara
Peradilan Administrasi Negara Sebagai hukum Formal, dalam Indra Perwira
:2019,166-167)

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Arti penting pemerintahan yang baik adalah untuk mengukur apakah
aspek hukum dan tujuan hukum telah dijalankan pemerintahan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi dari pemerintahan itu sendiri,
sehingga tujuan pemerintah dan tujuan Negara dapat terwujud yakni
masyarakat adil dan makmur sebagaimana diatur dalam UUd 1945 dan
peraturan-peraturan pemerintah, etika dan moral pembangunan.
2. Asasa-asas pemerintahan yang baik tidak hanya sebagai dasar filosofi
pemerintahan tetapi juga diwarnai dalam berbagai perundang-undangan
yang berlaku serta yurisprudensi dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan penyelenggaraan Negara, karena Hakim dalam memutus perkara
juga telah menerapkan asas-asas pemerintahan yang baik dan seringkali
menkonruksikan beberapa asas yang dipandang sebagai satu kesatuan
yang utuh dalam praktik penegakan hukum di Indonesia dalam menguji
tindakan pemerintah dalam menjalankan pemerintahan

314
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Saran
1. Rekomendasi kepada pemerintah mulai dari Presiden sebagai kepala
Pemerinatahan hingga lurah sebagai perpanjangan tangan Bupati/
Walikota bahkan kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan eksekutif
untuk selalu mendasari setiap putusan atas pertimbangan hukum dan
tujuan hukum.
2. Kepada Majelis Hakim sebagai penemu hukum dalam memutus
perkara khususnya kasus-kasus Tata usaha Negara mampu menggali
secara mendalam tentang asas asas pemerintahan yang baik sebagai
suatu pertimbangan dalam mencari keadilan, kepastian hukum plus
kemanfaatan hukum.
3. Kepada masyarakat, mari kita uji kinerja pemerintahan dengan hukum
yakni melakukan gugatan-gugatan agar epmerintahan semakin arif
dna bijaksana bukan dengan mencemar hoak kesana kemari.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Latif, 2014, Hukum Administrasi Dalam Praktik Tindak Pidana
Korupsi ,prenada Media Group, Jakarta
Ali Abdullah, Teori & Praktik Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara
Pasca-Amandemen (Edisi revisi),2015. Penerbit Kencana Jakarta
Imamulhadi, 2017. Ikhtisar Ilmu Hukum, K-Media Yogyakarta.
Indra Perwira (Editor), 2019, Hukum, Hak Asasi, Dan Demokrasi. Pusat
Studi Kebijakan Negara Fakultas Hukum Unpad (PSKN FH Unpad),
Bandung
Juniarso Ridwan,2010, Hukum Administrasi Negara Dan kebijakan
Pelayanan Publik,Penerbit Nuansa bandung
Khudzaifah, 2005.Teorisasi Hukum (Studi Tentang Perkembangan Pemikiran
Hukum Di Indonesia 1945-1990), Muhammadiyah University Press
Philipus M. Hadjon. 1994. Pengantar Hukum Administrasi Negara,
Yogyakarta
Wiyono, Hukum Acara peradilan Tata Usaha Negara,2007, Hukum Acara
Perdilan Tata Usaha Negara, Sinar Grafika, Jakarta
Yudhi Setiawan,2017. dkk. Hukum Administrasi Pemerintahan (Teori dan
Praktik), Rajawali Pers, Depok

315
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Analisis Penerapan Digitalisasi Berkas Online Di Kantor


Kecamatan Kecamatan Pelayangan, Provinsi Jambi

Mauladi, Reni Aryani, Indra Weni, Yolla Noverina, Zainil Abidin


Fakultas Sains dan Teknologi, Univeristas Jambi, Indonesia

Abstrak
Permasalahan yang terjadi adalah pada setiap instansi pemerintah di daerah-
daerah masih belum mampu memanfaatkan teknologi tersebut. Hal ini
dikarenakan banyak faktor, mulai dari infrastuktur IT yang kurang
mendukung, medium komunikasi (internet) yang tidak memadai, masalah
sumber daya manusia, dan faktor luar seperti masalah pembiayaan, masalah
kebiasaan, dan lain-lain. Tujuan dari pengambdian ini adalah untuk
mengetahui proses dan tantangan yang dihadapi dalam menerapakan
digitalisasi berkas secara online di instansi pemerinta daerah. Metode
penelitian dilakukan dengan kualitatif dengan teknik penarikan data
menggunakan teknik wawancara dan observasi mendalam kepada subjek
penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa teknologi yang dibuat untuk
membantu instanasi pemerintah daerah agar bisa bekerja secara efektif dan
efisien tidak bisa dipenuhi. Hal ini dikarenakan oleh faktor Sumber Daya
Manusia yang masih sangat terbatas di setiap daerah. Permasalahan kedua
adalah sarana dan prasaran yang mendukung untuk menjalankan aplikasi
yang dibuat terbatas dan belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh
pegawai di instanasi pemerintah daerah tersebut.

Kata Kunci: Digitalisasi berkas, IT, kualitatif

PENDAHULUAN
Kegiatan dalam administrasi meliputi kegiatan catat mencatat, surat
menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagianya yang
bersifat teknis ketatausahaan atau disebut dengan crucial work. Jadi, tata
usaha adalah bagian kecil dari kegiatan administrasi dalam arti luas. Dalam
penelitian ini yang akan diungkapkan adalah pada bagian Tata Usaha. Tata
usaha dalam sebuah perusahaan atau organisasi adalah bagian dari unit
pelaksana teknis penyelenggaraan sistem administrasi dan informasi
organisasi (Masry, 2003).
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan kepemerintahan yang
baik (good governance) dan reformasi birokrasi di lingkungan pemerintahan
perlu suatu upaya diantaranya dengan menerapkan sistem yang terintegrasi
dengan memanfaatkan teknologi komputer untuk mendukung -
316
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

penyelenggaraan administrasi guna mempercepat dan mempermudah arus


informasi tata surat menyurat dan proses dokumentasi lainnya. Dengan
semakin meningkatnya volume surat dan dokumen lainnya, maka
penanganannnya perlu didukung dengan sistem administrasi yang
memadai, yaitu dengan mengubah sistem manual ke sistem komputerisasi
sehingga pengelolaan data surat menyurat dapat dilakukan dengan cepat.
Salah satu diantaranya adalah dengan menerapkan Sistem Tata Naskah
Dinas Elektronik (TNDE) di lingkungan kantor pemerintahan pusat maupun
daerah. Teknologi TNDE adalah teknologi perkantoran berbasis jaringan
komputer dan aplikasi web based yang dapat memproses data surat menyurat
dalam program manajemen basis data (Permen PAN & RB No. 6 Tahun
2011).
Berdasarkan Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 38 Tahun
2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Naskah Dinas Elektronik Arsip
Nasional Republik Indonesia menyatakan bahwa dalam rangka mendukung
upaya peningkatan kinerja birokrasi serta perbaikan pelayanan menuju
terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance) diperlukan
pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan administrasi tata
naskah dinas. Teknologi informasi pada saat ini merupakan sebuah
kebutuhan mutlak, terutama untuk menjawab tantangan ke depan yang
sudah tidak ada batasan ruang dan waktu pagi, maka salah satu terobosan
untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik adalah dengan menerapkan
dan mengembangkan kepemerintahan elektronik (e-goverment) melalui Tata
Naskah Dinas Elektronik (TNDE). Permasalahan yang terjadi adalah masih
banyak aplikasi-aplikasi e-goverment yang tidak manfaatkan secara baik
oleh instansi-instansi pemerintah di daerah, seperti di kantor kecamatan.

METODE
Peneliti telah merancang penelitian sebagai studi kasus (Benbasat et al.,
2002). Tujuan adalah untuk menggambarkan dan menganalisis "sudut
pandang penduduk asli" dan untuk mendiskusikan fenomena yang sedang
dipelajari dalam konteks tertentu dalam penggunaan Digitalisasi Berkas. Di
antara konteks yang relevan dengan pemahaman implementasi alat TIK
adalah hubungan kekuasaan, budaya organisasi spesifik dan budaya lokal.
Wawancara
Sampel wawancara. Kami melakukan wawancara dengan 5 karyawan
yang memegang posisi profesional dan manajerial yang berbeda dalam
organisasi. rosedur. Wawancara semi-terstruktur yang mendalam dilakukan
secara individual dengan setiap subjek sampel wawancara (Saunders et al.,
2003).

317
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Semua wawancara dilakukan secara tatap muka. Para penulis mengunjungi


kantor Kecamatan Pelayangan Provinsi Jambi beberapa kali. Selama
kunjungan ini, kami memperoleh pengetahuan tentang topik penting seperti
penggunaan sistem informasi dan proses komunikasi di antara karyawan di
Kecamtan dengan di Provinsi. Kami juga mempelajari budaya organisasi
dalam menggunakan Teknologi IT.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan peluang besar untuk
memperkenalkan perubahan positif yang signifikan dan bertahan lama di
negara-negara berkembang. Penetrasi akses seluler yang cepat khususnya
telah menghasilkan peningkatan yang cukup besar dalam kehidupan
masyarakat baik dalam konteks pedesaan maupun perkotaan. Semua bukti
menunjukkan bahwa tren ini akan terus berlanjut, karena ketersediaan
meningkat dan biaya akses terus menurun. Kecepatan penetrasi dan
penyerapan telepon seluler dan Internet broadband yang menakjubkan
mendukung banyak kemungkinan, produk, dan layanan baru; memberikan
gagasan terobosan dalam pertanian, kesehatan, pendidikan, dan akses ke
keuangan; dan membantu perdagangan lokal dan internasional.
Dengan momentum yang berkembang ini, Teknologi Informasi dan
Komunikasi di instansi pemerintah daeraha secara teori berada pada posisi
yang baik untuk mempengaruhi seberapa efektif dan cepat TIK digunakan
untuk memberi manfaat bagi masyarakat. Namun, potensi dan peluang baru
ini disertai dengan tantangan signifikan dan kemungkinan ancaman dalam
penerapan IT, antara lain:

Keberlanjutan dan skala


Untuk melepaskan potensi TIK sepenuhnya dalam program pembangunan,
diperlukan tingkat kolaborasi baru, baik secara internal maupun dengan
organisasi lain, dan pendekatan baru untuk meningkatkan solusi untuk
mencapai dampak material yang benar-benar diperlukan. Ini akan
memerlukan koordinasi yang signifikan antara perusahaan teknologi,
organisasi sektor swasta, universitas, dan entitas pemerintah (pusat dan
daerah), serta dengan mitra pembangunan tradisional.

Kurang pengetahuan
Banyak aplikasi pemerintah daerah yang dibuat tidak dilengkapi dengan
baik secara internal untuk mendukung dan memelihara eksploitasi TIK yang
efektif untuk memberi manfaat bagi pembangunan. Mereka sama sekali
tidak memiliki pengetahuan, keahlian, atau kapasitas organisasi yang -

318
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dibutuhkan. Penggunaan teknologi informasi sering dianggap sebagai


masalah sulit yang berkaitan dengan sistem back office. Selain itu, TIK sering
memiliki reputasi yang dipertanyakan sebagai hasil dari inisiatif sebelumnya
yang gagal atau mahal.

Kecepatan perubahan
Struktur, kepegawaian, dan cara operasi saat ini memiliki momentum kuat
yang tidak mudah dihentikan atau dialihkan. Relatif mudah untuk
menggunakan TIK untuk mempertahankan dan meningkatkan konstruksi
dan pendekatan organisasi saat ini, membuat kemajuan yang bermanfaat
tetapi secara bertahap. Sangat sulit untuk membayangkan cara-cara baru
untuk bekerja dengan konstruksi organisasi yang secara fundamental
berbeda dan memerlukan perubahan dalam hal strategi, kompetensi,
keterampilan, dan struktur organisasi.

Pendanaan
Ada juga tantangan yang signifikan dalam merencanakan dan membiayai
penggunaan TIK secara memadai dalam program-program pembangunan.
Dengan pendanaan dan tekanan siklus untuk meminimalkan biaya
administrasi dan manajemen, seringkali sulit untuk merencanakan dan
menginvestasikan sumber daya keuangan dan investasi manusia dalam TIK
dengan benar. kapasitas inti untuk program pembangunan.

Budaya Penggunaan IT
Sistem sosial adalah parameter penting dalam proses difusi inovasi (Rogers,
1995). Martinez (1999) menemukan bahwa salah satu tantangan utama yang
dihadapi negara berkembang adalah menjadikan teknologi sebagai bagian
penting dari budaya masyarakat. Menurut Hodas (1993), difusi teknologi
dapat dihambat oleh budaya mikro dari institusi atau organisasi tertentu.
Oleh karena itu, penerimaan teknologi baru dalam masyarakat tergantung
pada seberapa baik inovasi yang diusulkan cocok dengan budaya yang ada.
Karena itu, harus ada kecocokan antara budaya organisasi dan teknologi
baru menjadi sebuah organisasi. Dalam organisasi kantor kecamatan, budaya
merupakan pertimbangan penting dalam hal integrasi TIK (Tearle, 2003).
Budaya di dalam perkantoran dapat didefinisikan sebagai asumsi dasar,
norma dan nilai, dan artefak budaya yang dimiliki oleh anggota karaywan di
kantor tersebut. Makna dan persepsi ini secara tidak langsung
mempengaruhi sikap dan perilaku dalam organisasi (Devos et al., 2007).
Oleh karena itu, jika teknologi tidak diterima dengan baik oleh karaywan, -

319
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

harus ada ketidaksesuaian nilai antara budaya kantor dan teknologi


(Albirini, 2006). Dengan demikian, karyawan yang memiliki persepsi positif
tentang relevansi budaya teknologi komputer akan menerapkan TIK dalam
menjalanakan pemerintahan.

KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa budaya organisasi adalah faktor
penting dalam memahami proses implementasi TIK. Lebih khusus lagi,
dalam kasus kami, memperoleh penerimaan awal tergantung pada tekanan
oleh penggagas yang memiliki kekuatan formal, sumber daya kritis dan
legitimasi untuk memaksa implementasi. Selain itu, aktor dalam siklus
dalam lingkup organisasi, kami menemukan bahwa salah satu aktor utama
dalam proses implementasi adalah pelanggan utama (masyarakat dan
karyawan kantor kecamatan) yang dapat dianggap sebagai bagian dari siklus
eksternal lingkup organisasi. Aktor di posisi yang sama mungkin berdampak
pada implementasi TIK di organisasi lain.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Maskur. 2013. Pengertian Internet dan Sejarah Internet. Kanisius.
Yogyakarta
Machfoedz, Mahmud. 2015. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta:
Cakra Ilmu.
Pratama IPAE. 2014. Sistem Informasi dan Implementasinya. Bandung:
Informatika.
Rogers, E. M. (1995). Diffusion of Innovations (4th Ed.). New York: The Free
Press
O’Brien & Marakas. 2016. Management Information Systems. Sixteenth
Edition. New York: McGraw-Hill.
Mulyanto A. 2015. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

320
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Penguatan Keterampilan Berbicara Dalam Bahasa Inggris


Melalui Digital Storytelling

Sri Wachyunni, Donny Efriza


FKIP, Universitas Jambi, Indonesia

Abstrak
Tujuan dari artikel ini adalah untuk melaporkan dampak instruksional digital
storytelling (DST) terhadap peningkatan keterampilan bertutur dalam bahasa
Inggris sebagai hasil dari proyek pengembangan DST dalam perkuliahan
Speaking. Artikel ini adalah bagian dari penelitian dan pengembangan di
kelas Speaking pada program studi Pendidikan Bahasa Inggris dalam konteks
Bahasa Inggris sebagai Asing di salah satu universitas negeri di Jambi.
Sebanyak 30 mahasiswa berpartisipasi dalam penelitian ini. Dalam
penelitian ini, partisipan di kelas ini diberi tugas oleh dosen untuk membuat
video pendek untuk menceritakan masa kecil mereka, masalah sehari-hari,
pendidikan, dan pengalaman-pengalaman tertentu dalam situasi khusus.
Dalam mengembangkan DST, partisipan sekaligus melatih penggunaan
bahasa Inggris berulang kali untuk mengkomunikasikan kisah mereka
dengan lancar, pengucapan, diksi, dan kelengkapan saat mereka mengedit
video. Temuan penelitian ini menunjukkan ada peningkatan yang signifikan
dalam keterampilan berbahasa Inggris setelah siswa menyelesaikan proyek
DST di kelas Speaking.

Kata kunci: digital storytelling, bahasa Inggris untuk kepentingan akademik,


keterampilan berbicara

PENDAHULUAN
Perkuliahan Speaking pada program studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris di
menitikberatkan pada pencapaian kompetensi oral mahasiswa dalam
menggunakan bahasa Inggris secara produktif untuk kepentingan
komunikasi akademik. Kompetensi oral berbahasa Inggris, beriringan
dengan kompetensi penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)--
merupakan keterampilan dasar abad ke-21 yang sangat diperlukan dalam
komunikasi global.
Namun, kondisi empirik memperlihatkan bahwa kompetensi dalam
menggunakan bahasa Inggris secara produktif untuk berkomunikasi masih
sangat terbatas. Bahkan, kompetensi reseptif pun, yang terindikasikan dari
keterampilan dalam memahami teks berbahasa Inggris masih jauh dari
memuaskan (Harjono & Wachyunni, 2011; Wachyunni, 2015).

321
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa mahasiswa belajar bahasa Inggris
sebagai bahasa asing di lingkungan penutur bahasa Indonesia dan bahasa
daerah, sehingga sangat sedikit input dan kesempatan untuk menggunakan
bahasa Inggris dalam komunikasi.
Selain rendahnya kompetensi berbahasa Inggris, pengamatan
terhadap proses pembelajaran bahasa Inggris dalam konteks penelitian ini
juga memperlihatkan kurangnya penguasaan literasi teknologi digital dalam
pembelajaran (Wachyunni, Harjono, & Alarif, 2017). Sebagian pengajar
masih mengandalkan cara-cara tradisional dalam proses pembelajaran.
Misalnya dengan memberikan ceramah dan tanya jawab.
Kondisi tidak ideal tersebut dapat diatasi dengan aplikasi teknologi
yang sederhana penggunaannya. Untuk itu diperlukan pengembangan
perangkat pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
multimedia yang dapat dijadikan scaffolding untuk mahasiswa dalam
meningkatkan kompetensinya dalam mengemukakan gagasan, perasaan,
dan pemikirannya secara oral dalam bahasa Inggris. Pengembangan DST
dengan melibatkan mahasiswa dalam proses pengembangannya dalam
konteks ini dapat memenuhi tuntutan kebutuhan perlunya perangkat
pembelajaran yang memfasilitasi pembelajar untuk melatih pronunciation,
menggunakan kosa kata tertentu secara tepat, dan kelancaran bertutur
dalam bahasa Inggris akademik. Dalam kaitan itu, artikel ini
mengetengahkan bagian dari hasil penellitian tentang pengembangan DST
dalam pembelajaran Speaking. Secara khusus ditelusuri apakah keterlibatan
mahasiswa dalam pengembangan DST berkontribusi terhadap penguatan
keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris akademik?

Digital Storytelling
DST merupakan tuturan dalam bentuk cerita pendek dengan durasi sekitar 2
sampai 3 menit yang dinarasikan dengan suara sendiri oleh pencerita
(Lambert, 2007). DST bertolak dari konsep yang berfokus pada upaya
berkreasi dan berbagi cerita yang didasarkan pada pengalaman pribadi yang
disuguhkan dalam bentuk digital (Normann, 2011). Merujuk pada Robin
(2006), DST merupakan perpaduan seni bercerita dengan pelbagai tipe
multimedia yang berbentuk gambar, suara, serta gambar bergerak (video).
Singkatnya, DST mengkombinasikan berbagai bentuk multimedia,
umumnya gambar, video, teks, musik, dan narasi yang diproses menjadi
video pendek yang dimanfaatkan untuk menceritakan sesuatu.
Sejalan dengan perkembangan TIK yang pesat, pengembangan DST
menjadi lebih mudah karena didukung oleh ketersedian piranti lunak yang
memudahkan proses perekaman, penyimpanan, dan pengeditan file-file
gambar, suara, dan video, baik secara offline, maupun online. Oleh karena -

322
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

itu, pengembangan DST untuk mendukung pembelajaran Speaking sangat


memungkinkan untuk dilakukan.

Penelitian-penelitian DST dalam Pendidikan


Dalam konteks pembelajaran, pemanfaatan DST telah banyak dikaji dan
dipublikasikan. Merujuk pada temuanYang & Wu (2012) dan Wang & Zhan
(2010), DST memberikan dampak terhadap peningkatan proses belajar dan
mengajar. Lebih lanjut, temuan-temuan terdahulu dari para peneliti dalam
konteks ini menunjukkan DST memberikan dampak yang positif terhadap
proses dan hasil pembelajaran, baik yang mencakup aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
Penelitian Abdelmageed dan El-Naggar (2018) dalam konteks EFL di
salah satu universitas di Mesir memperlihatkan bahwa DST memberikan
dampak positif yang signifikan terhadap kompetensi oral mahasiswa dalam
berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Dalam penelitian eksperimen yang
dilakukannya, Abdelmageed dan El-Naggar (2018) menggunakan
instrument tes profisiensi untuk speaking berdasarkan kriteria penilaian dari
IELTS. Selain itu, digunakan juga data dari hasil wawancara dan refleksi
tertulis. Secara lebih spesifik, temuan-temuan penting yang
diketengahkannya memperlihatkan bahwa selama proses pengembangan
DST, yang meliputi kegiatan membuat storyboard, menyunting, dan merekam
tuturannya berulang-ulang kali para mahasiswa sekaligus melatih dan
mempraktikkan pengucapan (pronunciation) yang tepat, memilih kosa kata
yang sesuai dengan konteks, mempelajari tata bahasa, dan melatih
kecakapannya dalam berkomunikasi oral menggunakan bahasa Inggris.
Temuan ini sejalan dengan Gregori –Signes (2008) dalam konteks
penerapannya untuk pembelajaran keterampilan berbahasa Inggris di kelas
EFL.
Pada konteks berbeda, penelitian Normann (2011) memusatkan
perhatian pada penggunaan DST dalam konteks pembelajaran bahasa kedua.
Temuan Normann memperlihatkan bahwa DST merupakan perangkat
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan penguasaan keterampilan
oral dan reseptif dalam penggunaan bahasa kedua. Selain itu, kepercayaan
diri dan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris mahasiswa dapat
ditingkatkan dan pengorganisasian gagasan lebih baik. Hal ini
dimungkinkan karena dalam pengembangan DST, mahasiswa secara aktif
dan mengkomunikasikan ide-idenya dalam bahasa target melalui proses
yang berulang-ulang sehingga menguatkan kemampuannya dalam
berkomunikasi secara oral.
Selain dampak positif terhadap kompetensi pembelajar seperti yang
telah diketengahkan di atas, DST memberikan dampak afektif yang -

323
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

signifikan terhadap motivasi belajar (Abdelmageed dan El-Naggar, 2018;


Michalski, Hodges, & Banister, 2005). Pada konteks ini DST berdampak
positif terhadap peningkatan antusiasme serta kompetensi pembelajar, baik
secara oral maupun tulis. Pada konteks serupa Aktas & Yurt (2017)
memperlihatkan bahwa DST berdampak positif terhadap peningkatan
motivasi, retensi, dan pencapaian kompetensi akademik pembelajar.
Singkatnya, DST memberikan efek yang positif terhadap peningkatan
kualitas proses dan hasil belajar, baik yang berhubungan dengan pencapaian
kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Selain itu, keterlibatan
mahasiswa dalam pembuatan dan pengembangan DST untuk pembelajaran
Speaking secara langsung memberikan kesempatan kepada mahasiswa
meningkatkan kompetensinya dalam berbahasa Inggris secara oral dan
memiliki literasi teknologi informasi yang sejalan dengan perlunya
pemilikan kompetensi dasar untuk abad ke-21.

METODE
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan dengan
menerapkan desain pengembangan multimedia DDD-E (Decide, Design,
Develop-Evaluation) yang diketengahkan oleh Ivers & Barron (2006). Model
pengembangan ini secara khusus menitikberatkan pada keterlibatan dosen
dan mahasiswa dalam kolaborasi kreatif untuk mengembangkan
multimedia, yang dalam konteks penelitian ini berupa video pendek digital
storytelling dengan durasi sekitar 2 sampai 5 menit.

Prosedur Pengembangan
Pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini akan menghasilkan
produk video DST yang berpotensi menguatkan kompetensi mahasiswa
Pendidikan Bahasa Inggris dalam Speaking untuk kepentingan akademik.
Secara spesifik, DST yang dikembangkan memenuhi karakteristik berikut:
(1) produk yang dihasilkan dari pengembangan multimedia DST disimpan
dalam format file video; (2) durasi penayangan DST antara 2 sampai dengan
5 menit; (3) produk DST yang dikembangkan dapat diaplikasikan pada
platform Windows maupun Android.
Pengembangan DST untuk keperluan pembelajaran Speaking
dilakukan dengan mengikuti prosedur berikut. Pada tahap Decide, dosen
dan mahasiswa dalam perkuliahan Speaking merencanakan produk
pengembangan DST dengan (1) mengidentifikasi standar menentukan
tujuan pembelajaran; (2) menentukan aktivitas/proyek multimedia;
Mahasiswa dapat melakukan ramu pendapat untuk menentukan
multimedia yang akan dikembangkannya (3)menilai dan
mempertimbangkan prasyarat keterampilan yang harus dimiliki oleh -

324
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mahasiswa sebagai pembelajar; dan (4) menentukan teknik penilaian.


Selanjutnya, aktivitas dosen pada tahapan pengorganisasian dapat
dilakukan dengan (1) menilai alternative pengelompokan, (2) membentuk
kelompok kooperatif, dan (3) menyusun jadwal kegiatan untuk bekerja
dengan komputer.
Pada tahap Desain, dosen menyajikan pedoman desain dan pola
(template) serta melakukan penilaian formatif. Aktivitas yang dilakukan
oleh mahasiswa adalah membuat garis besar isi, flowcarts, menspesifikkan
desain layar dan lay out, dan menulis skenario (script) dan storyboards .
Pada tahap pengembangan (Develop), dosen bertindak sebagai
pengelola produksi media, memfasilitasi kegiatan yang berhubungan
dengan multimedia, dan melakukan penilaian formatif. Penilaian formatif
dalam konteks ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
DST yang dikembangkan. Keterlibatan mahasiswa pada tahapan in dapat
berupa membuat/mempersiapkan gambar-gambar yang diperlukan,
membuat/mempersiapkan animasi, merekam/mempersiapkan suara (narasi,
music), dan merekam video. Untuk itu, mahasiswa perlu menguasai
program pengolah multimedia.
Selanjutnya, pada tahap Evaluasi (Evaluation) dosen dan mahasiswa
melacak dan menilai kelemahan program, evaluasi oleh peers, serta swa-
evaluasi.

Partisipan
Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris yang mengikuti
perkuliahan Speaking ditentukan sebagai subjek untuk melakukan
pengujian. Uji coba dilakukan setelah produk DST divalidasi dan melalui
proses revisi dari ahli materi dan ahli media.

Teknik Pengumpulan Data


Data penelitian pengembangan ini diperoleh dari hasil observasi dan
pengujian kompetensi oral dalam Speaking yang dilakukan terhadap
mahasiswa. Observasi difokuskan pada aktivitas yang dilakukan mahasiswa
dalam proses pengembangan DST dan penampilannya dalam bertutur
dalam bahasa Inggris. Pengujian kompetensi oral dilakukan dengan
instrument tes performansi untuk speaking yang diadaptasikan dari IELTS.
Aspek-aspek yang dinilai dalam tes performansi yang ditampilkan dalam
DST ini meliputi fluency, pronunciation, vocabulary, grammar, dan
comprehensibility.

325
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Berdasarkan observasi terhadap kompetensi oral mahasiswa sebelum dan
sesudah proses pengembangan DST dapat diketengahkan hasil-hasil
penelitian berikut. Pertama, dari perspektif kelancaran bertutur dalam
bahasa Inggris terdapat peningkatan yang mencolok dalam mengemukakan
gagasan secara lisan dalam bahasa Inggris. Secara singkat, table berikut
menggambarkan perkembangan peningkatan pada aspek tersebut.

Tabel. Kelancaran bertutur (fluency)


Kelancaran Bertutur

Sebelum Sesudah

• Banyak ditemukan jeda panjang • Jeda panjang dalam bertutur mengalami


dalam tuturan partisipan yang penurunan. Partisipan lebih lancar
menandakan ketidaklancaran bertutur dan memperlihatkan upaya
dalam bertutur dalam bahasa untuk berbicara dalam tuturan bahasa
Inggris. Ketidaklancaran ini Inggris yang lebih panjang.
mungkin disebabkan kurangnya • Meskipun masih terdapat
penguasaan kosakata dan kekurangpaduan dalam tuturan dan
kurangnya frekuensi penggunaan sesekali terjadi pengulangan-pengulangan
bahasa Inggris untuk dalam tuturan, namun partisipan
berkomunikasi. berupaya melakukan koreksi dan
• Partisipan memperlihatkan pembetulan tuturannya sendiri dalam
ketidakmampuan dalam menjalin berbicara.
kalimat-kalimat sederhana menjadi • Meskipun tidak selalu tepat dalam
tuturan yang komunikatif. penggunaannya, partisipan telah lebih
• Tatkala dipancing untuk berbicara berani berupaya menggunakan kata-kata
partisipan menunjukkan respons penghubung dan penanda wacana secara
yang pasif dan seringkali tidak lebih banyak.
dapat mengkomunikasikan apa
yang hendak dikemukakannya.

Peningkatan keterampilan oral dalam berbicara dalam bahasa Inggris juga


terlihat dari pilihan-pilihan kata yang lebih kaya dan bervariasi.

326
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 2. Pilihan kata (diction)


Pilihan Kata

Sebelum Sesudah

• Partisipan menggunakan kosa kata • Kosa kata yang digunakan untuk


sederhana untuk menyampakan bertutur lebih banyak dan
gagasan dalam tuturan yang pendek bervariasi.
dan singkat. • Dalam mendiskusikan topic
• Partisipan tidak memiliki tertentu, partisipan berbicara dalam
perbendaharaan kosa kata yang cukup tuturan yang lebih panjang dan
untuk berkomunikasi. kompleks, meskipun masih dapat
ditemukan ketidaktepatan konteks
penggunaan kosa kata yang
digunakan.

Dari hasil observasi dapat diperlihatkan adanya pertumbuhan kosa kata


yang siginfikan setelah menyelesaikan proyek DST. Pertumbuhan kosa kata
ini dimungkinkan karena dalam proses pembuatan DST, mahasiswa
melakukan proses penelusuran leksikon secara lebih intensif, melatih
penggunaannya dalam kalimat, dan mengulang-ulang tuturan sehingga
diperoleh tuturan yang tepat.
Selain itu, mahasiswa juga menggulang-ulang pengucapan yang tepat
dalam bahasa Inggris sehingga setelah menyelesaikan pengembangan DST
dapat pula diperlihatkan peningkatan dalam pronounciation dan kualitas
tuturan yang lebih mudah dipaham. Hal ini terlihat dari table berikut.

Tabel 3. Peningkatan Ketepatan Pengucapan (Pronounciation) dan


Keterpahaman Tuturan (Comprehensibility)
Ketepatan Pengucapan Keterpahaman

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

• Pengucapan dan • Partisipan • Partisipan • Partisipan sudah


intonasi yang tidak lebih sedikit tidak dapat dapat bertutur
tepat banyak terjadi melakukan menggunakan dengan kalimat
dalam tuturan. kesalahan dalam kalimat bentuk sederhana dan
• Kesalahan- pengucapan. dasar yang kompleks dalam

327
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
kesalahan dalam sederhana mengkomunikasik
bertutur sering sehingga an gagasan secara
terjadi sehingga tututran sulit oral.
menyulitkan untuk • Partisipan sedikit
pendengar untuk dipahami. melakukan
memahami tuturan • Partisipan kesalahan dalam
secara tepat. melakukan bertutur.
banyak
kesalahan
dalam
bertutur.

Tabel di atas memperlihatkan adanya peningkatan dalam ketepatan dan


keterpahaman tuturan dalam bahasa Inggris yang dihasilkan oleh
mahasiswa sebelum dan sesudah proses pengembangan DST. Kondisi ini
mengisyaratkan bahwa aktivitas mahasiswa dalam pengembangan DST
yang dilakukan dalam mata kuliah Speaking berkontribusi terhadap
peningkatan keterampilan oral mahasiswa dalam bertutur menggunakan
bahasa Inggris.

Pembahasan
Hasil analisis dalam penelitian ini mendukung penelitian-penelitian
terdahulu yang menunjukkan bahwa penggunaan dalam pembelajaran DST
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguatan hasil belajar.
Dengan kata lain, pemanfaatan DST untuk pembelajaran memperlihatkan
bahwa DST efektif untuk digunakan dalam peningkatan kompetensi oral
mahasiswa dalam berbicara dalam bahasa Inggris. Hasil observasi dalam
penelitian ini mendukung hasil eksperimen yang memperlihatkan bahwa
kelompok eksperimen yang menerapkan pemahaman materi kuliah
menggunakan DST memperoleh capaian rata-rata skor yang lebih baik
dibandingkan dengan kelompok control. Hal ini mengisyaratkan DST
memberikan dampak instruksional yang positif terhadap pemahaman materi
kuliah.
Demikianlah, hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan
konteks ini mendukung kesimpulan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan DST dapat meningkatkan capaian akademik pembelajar serta
partisipasi aktif dalam proses belajar melalaui pengalaman langsung
(Burmark, 2004; Barret, 2005; Robin, 2006; Jenkins & Lonsdale, 2007; Ohler,
2008; Figg & McCartney, 2010; Yang&Wu, 2012; Hung, Hwang & Huangi
2012; Yoon, 2013; Demirer, 2013). Lebih lanjut, hasil penelitian Burmark
(2004) menunjukkan bahwa DST efektif untuk memperoleh informasi,
memperluas dan memperdalam pemahaman materi kuliah secara lebih baik.

328
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Lebih jauh, Wang & Zhan (2010) menemukan bahwa DST membantu
pembelajar untuk dapat memahami materi perkuliahan secara lebih baik.
DST memberikan dampak instruksional yang signifikan terhadap
peningkatan tidak saja pada capaian pembelajaran, melainkan juga motivasi
dan minat pembelajar dalam mengikuti proses belajar (Yang & Wu, 2012;
Wang & Zhan, 2010; Dogan&Robin, 2008;Wu & Yang, 2008; Hung, Hwang &
Huang 2012).
Pada konteks lain, hasil penelitian Normann (2011), misalnya, yang
berfokus pada aplikasi DST dalam konteks pembelajaran bahasa kedua,
mengisyaratkan bahwa DST dapat digunakan sebagai piranti belajar yang
efektif untuk menguasai berbagai subjek dan keterampilan dalam
menggunakan bahasa kedua, baik secara lisan maupun tulis.
Secara spesifik, penggunaan DST berkaitan juga dengan peningkatan
motivasi belajar dan hasil belajar seperti yang diketengahkan oleh Michalski,
Hodges, dan Banister (2005). Dalam konteks pendidikan bahasa dan seni
dapat diperlihatkan bahwa DST dapat meningkatkan antusiasme dan
aktivitas siswa dalam menulis dan berkomunikasi verbal menggunakan
bahasa. Selain itu, kberkaitan dengan penelitian ini, secara khusus dapat
dikemukakan bahwa pengembangan DST yang dilakukan oleh mahasiswa
memberikan dampak instruksional dalam peningkatan keterampilan
berbicara dalam bahasa Inggris untuk kepentingan akademik.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa aktivitas
mahasiswa yang didukung oleh dosen dalam pengembangan DST
memfasilitasi mahasiswa dalam menguatkan kemampuannya dalam
berbicara dalam bahasa Inggris. Aspek-aspek yang mengalami penguatan
dalam keterampilan berbicara dalam bahasia Inggris antara lain kelancaran,
pilihan kata, pengucapan dan pelafalan yang lebih tepat, serta tuturannya
dalam bahasa Inggris lebih mudah dipahami.
Sehubungan dengan itu, dari hasil penelitian ini dapat disarankan
agar perkuliahan di tingkat sarjana, tidak terbatas pada perkuliahan Bahasa
Inggris— perlu mempertimbangkan pemanfaatan teknologi digital dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, penggunaan DST dapat dijadikan
alternatif untuk pembelajaran berbagai bidang studi.
Dalam konteks penelitian ini, untuk menghasilkan dampak
instruksional yang maksimal dalam pemanfaatan DST, pengajar perlu
mengelola perkuliahannya secara lebih sistematis sehingga semua
mahasiswa ikut terlibat dalam aktivitas belajar untuk mengikuti proses
perkuliahan secara lebih baik dan menyenangkan. Untuk itu pengajar perlu
berperan sebagai fasilitator pembelajaran, misalnya dengan memberi contoh

329
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

yang lebih konkret, mengarahkan, mengajukan pertanyaan, atau


memberikan umpan balik. Dalam konteks ini, pengajar memberikan bantuan
manakala diperlukan oleh pembelajar dan memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada pembelajar untuk sampai pada pemahaman yang
lebih baik terhadap materi yang dipelajarinya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdelmageed, M.A, & El-Naggar, Z.A. (2018). “Digital Storytelling Enhances
Students’ Speaking Skills at Zewail University of Science and Technology”.
Aktas, E. and Yurt, S.E. (2017). “Effects of Digital Story on Academic Achievement,
Learning Motivation, and Retention among University Students”.
International Journal of Higher Education. Vol 6 No.1, 2017.
Fisher, W. (1985). “The narrative paradigm: An Elaboration”. Communication
Monograph, 52,55-58. DOI: 10.1080/03637758509376117.
Gregori-Signes, C. (2008). “Integrating the Old and the New: Digital Storytelling in
the EFL Language Classroom”. GRETA, 16(1), 29-35.
Lambert, J. (2007). Digital Story Telling Cookbook and Traveling Companion. Berkeley:
Digital Dinner Press.
Michalski, P., Hodges, D., & Banister, S. (2005). “Digital Story Telling in the Middle
Childhood Special Education Classroom”. Teaching Exceptional Children
Plus, 1(4), Article 3.
Normann, A. (2011). Digital Story Telling in Second Language Learning. Norwegian
University of Science and Technology. Master Thesis in Didactics for
English and Foreign Language.
Robin, B. (2006). “The Educational Uses of Digital Story Telling.” Technology and
Teacher Education Annual 1, 709.
Robin, B. (2008). DST: A Powerful Technology Tool for the 21st Century Classroom.
Theory into Practice, 47(3), 220-228.
Smeda, N., Dakich, E., dan Sharda, N. (2014). “The Effectiveness of Digital Story
Telling in the Classrooms: A Comprehensive Study”. Smart Learning
Environments, (2014) 1:6, DOI: 10.11.1186/s40561-014-0006-3.
Wachyunni, S., Harjono, H.S. dan Alarif, T.Z. (2017). Dampak Instruksional Digital
Storyelling terhadap Pemahaman Teks. Laporan penelitian LP2M
Universitas Jambi.
Wang, S. dan Zhan, H. (2010).” Enhancing Teaching and Learning with Digital
Storytelling”. International Journal of Informationand
CommunicationTechnology Education, 6(2), 76-77, April-June 2010.
Yang, Y.T. dan Wu, W.C.I. (2012). “Digital Story Telling for Enhancing Student
Academic Achievement, Critical Thinking, and Learning Motivation: A
Year-Long Experimental Study”. Computers & Education, 59 (2012), 339-
352.

330
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Optimalisasi Budaya Melayu Jambi Sebagai Penguatan


Identitas Dalam Menghadapi Globalisasi

Kuswanto, Nelly Indrayani


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi, Indonesia
Email: kuswantomsi14@gmail.com/nellyindrayani01@gmail.com

Abstrak
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa arus cabaran
globalisasi. Hal ini berpengaruh pada keberlangsungan budaya Melayu hari
ini. Sedikit banyaknya akan mengalami pergeseran. Seharusnya budaya itu
dipelihara sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya Melayu Jambi sebagai
identitas jati diri masyarakat Jambi. Bilamana budaya Melayu telah menjadi
pola cerminan sikap dan tingkah laku masyarakat Jambi, maka ini tidak lain
adalah penangkalan terhadap cabaran globalisasi. Dengan demikian budaya
Melayu sebagai aset daerah perlu dijaga agar tidak rusak. Apalagi mulai
melupakan budaya melayu dalam usaha hendak menjadi bangsa yang maju.
Bahwa proses globalisasi pada dasarnya adalah cabaran yang utama, tetapi
cabaran yang lebih serius adalah datang dari masyarakat budaya Melayu itu
sendiri. Oleh karena itu optimalisasi budaya Melayu menjadi penting
dilakukan agar kekuatan identitas daerah dapat terpelihara dengan baik.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis, yaitu mencari,
menemukan, mengumpulkan, sumber-sumber dan mengujinya sehingga
mendapatkan fakta sejarah otentik yang dapat dipercaya. Melalui metode ini
bahwa budaya Malayu Jambi bukan hanya bersifat abstrak, yang terwujud
dalam ide, gagasan, tetapi mampu dituangkan dalam tingkah laku yang
tercermin dari pemeluk budayanya atau masyarakat Jambi. Luaran
penelitian ini dapat dipublikasikan pada jurnal nasional dan atau bereputasi
Internasional, juga dapat dijadikan sebagai pengembangan bahan ajar dalam
matakuliah Sejarah Melayu.

Kata Kunci: Optimalisasi, Budaya Melayu Jambi, Globalisasi

PENDAHULUAN
Salah satu sisi kebhinekaan wilayah Nusantara terlihat memiliki rumpun
suku yang berbeda-beda. Salah satu rumpun itu adalah rumpun Melayu.
Rumpun Melayutersebar di seluruh pelosok Nusantara, dan Melayu Jambi
adalah salah satu dari banyak rumpun Melayu yang ada di Nusantara.

331
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Melayu sebagai suku bangsa di provinsi Jambi tentunya memiliki sejumlah


kebudayaan yang menjadi ciri jati diri wilayah Provinsi Jambi (Fachrudin,
1997). Sejumlah kebudayaan tersebut dihasilkan dari pola aktivitas
masyarakat yang berinteraksi dengan sekelilingnya. Pola hubungan interaksi
tersebut membentuk budaya yakni budaya Melayu. Budaya melayu akan
membentuk pandangan hidup melayu, bahasa Melayu, kesenian Melayu,
sastra Melayu, kuliner Melayu, upacara adat, peralatan, busana Melayu,
artefak Melayu, bangunan Melayu dan hukum adat Melayu (Mahyudi,
2016).
Berdasarkan uraian tersebut khasanah budaya Melayu Jambi kaya
akan budaya fisik dan budaya non fisik. Artinya pembelajaran budaya
Melayu tidak hanya mengangkat budaya fisik tetapi yang terpenting adalah
tumbuhnya nilai kesadaran yang tertanam dalam setiap individu. Sebab
budaya yang dihasilkan mengangkat nilai-nilai filosofis yang terkandung
dalam budaya itu sendiri. Bahwa budaya Melayu memiliki nilai-nilai luhur
yakni, nilai gotong royong, nilai tata pada hukum, nilai keterbukaan, nilai
adil dan benar, nilai musyawarah dan mufakat (Hamdani, 20014). Pada
semua inilah hendaknya budaya Melayu tercermin dalam hidup dan
kehidupan masyarakat Jambi. Menjadi identitas jati diri masyarakat Jambi.
Dalam konteks Jambi kebudayaan Melayu mestilah dikembangakan dan
mencakup semua aspek kehidupan.
Suatu kebanggaan bahwa budaya Melayu merupakan produk
khazanah Nusantara yang menjadi kekayaan budaya Indonesia. Oleh karena
itu kekayaan budaya lokal ini adalah aset bagi kemajuan budaya Nasional
yang perlu dijaga kelestarianya. Berhubung berbagai kemajuan dan
perkembangan zaman yang membawa perubahan kebudayaan, maka sangat
riskan bila meninggalkan aset produk budaya lokal itu sendiri. Hal ini dapat
dilihatdari beberapa Negara yang pada dasarnya adalah melayu, tetapi
sedikit atau banyak identitas dan jati diri sebagai rumpun Melayu telah
mengalami kegerusan (Nadwah Sastera, 1991). Hal ini hendaklah tidak
terjadi pada Provinsi Jambi. Sebab Privinsi Jambi merupakan daerah Melayu
yang begitu kental hilang dari nilai-nilai kebudayaan Melayu.
Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membawa arus cabaran globalisasi. Hal ini berpengaruh terhadap perubahan
dalam segala aspek kehidupan. Dalam hal ini adalah budaya Melayu.
Budaya Melayu Jambi sebagai aset daerah perlu dijaga agar tidak rusak.
Apalagi mulai melupakan budaya Melayu dalam usaha hendak menjadi
bangsa yang maju. Dengan demikian proses globalisasi pada dasarnya
adalah cabaran yang utama, tetapi cabaran yang lebih serius adalah datang
dari bangsa budaya Melayu itu sendiri. Oleh karena itu optimalisasi budaya

332
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

melayu menjadi penting dilakukan agar kekuatan identitas daerah dapat


terpelihara dengan baik.
Pada seminar international yang berlangsung di Jambi dalam
slogannya menyatakan tema “Menyiarkan Jambi Sebagai Pusat Kebudayaan
Melayu Nusantara”, tentu permasalahannya adalah keberlangsungan
budaya melayu hari ini sedikit banyaknya mengalami pergeseran, yang
seharusnya budaya itu dipelihara sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya
melayu sebagai identitas jati diri masyarakat Jambi. Bilamana budaya
melayu telah menjadi pola cerminan sikap dan tinggkah laku masyarakat
Jambi. Sebab memelihara budaya melayu tidak lain adalah penangkalan
terhadap cabaran globalisasi. Oleh karena itu tulisan ini menjadi penting
untuk dikemukakan “Optimalisasi Budaya Melayu Sebagai Kekuatan
Identitas dalam Menghadapi Globalisasi. Dengan demikian proses
globalisasi pada dasarnya adalah cabaran yang utama, tetapi cabaran yang
lebih serius adalah datang dari dalam, yakni dari bangsa budaya melayu itu
sendiri.
Jika kita lihat pembicaraan kebudayaan Melayu pada ranah publik.
Pada dasarnya bila mengatakan kebudayaan Melayu, yang tercermin adalah
Negara Malaysia. Kebudayaan Melayu sebutan untuk sebuah Negara
Malaysia. Sudah menjadi icon umum yang terpatri disetiap pemikiran,
bahwa bicara kebudayaan Melayu adalah Negara Malaysia. Harapannya
adalah begitu juga hendaknya yang tercermin dari wajah provinsi Jambi.
Hendaknya kebudayaan malayu Jambi bukan hanya bersifat abstrak, tetapi
mampu diwujudkan dengan ide, gagasan yang dituangkan dalam tingkah
laku yang tercermin dari pemeluk budayanya. Serta dapat menjadi dasar
tonggak pembangunannnya.
Berdasarkan atas inilah penulis tertarik untuk menguraikan dengan
sub tema “Optimalisasi Budaya Melayu Jambi Sebagai Kekuatan Identitas
dalam Menghadapi Globalisasi.” Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan di atas, maka fokus kajian ini akan dirumuskan dalam beberapa
pertanyaan yakni pertama bagaimana keberlangsungan Budaya Melayu
Jambi saat ini?. Kedua bagaimana upaya pemerintah dan masyarakat dalam
mengoptimalisasikan budaya Melayu Jambi?.
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan keberlangsungan budaya
Melayu Jambidalam masyarakat pendukungnya hari ini. Ketiga,
mendeskriptifkan upaya optimalisasi budaya Melayu Jambi sehingga
menjadi bagian pola tingkah laku pemeluk budaya Melayu. Melalui upaya
meningkatkan budaya Melayu tentu saja dapat memajukan dan
meningkatkan potensi budaya lokal. Kedua melalui penelitian ini warisan
budaya melayu Jambi dapat dilindungi dari kepunahan, kerusakan, dan
kehilangan.

333
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode historis, yaitu mencari, menemukan,
mengumpulkan, sumber-sumber dan mengujinya sehingga mendapatkan
fakta sejarah yang otentik yang dapat dipercaya. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam metode penelitian sejarah meliputi heuristik, kritik,
interpretasi dan penulisan sejarah (Historiografi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam upaya menghadapi tantangan era globalisasi dan memfilter pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Budaya Melayu Jambi,
perlu adanya upaya memperkokoh pndasi nilai-nilai budaya yang telah
dimiliki yang hamper punah. Salah satu bentuk yang dilakukan adalah
melaksanakan pendokumentasian dalam bentuk tertulis yang kemudian
disosialisasikan kepada masyarakat. Bentuk sosialisasi yang dapat dilakukan
adalah penyuluhan, pelatihan, pergelaran, dan workshop.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jambi tentang Pelestarian dan
pengembangan budaya Melayu Jambi berazaskan pertama, Pancasila dan
Undang-Undang dasar 1945, kedua Bhineka Tunggal Ika. Ketiga, Keadilan.
Keempat, Ketertiban dan kepastian hukum. Kelima, Kebersamaan. Keenam,
Kemanfaatan. Ketujuh, Keberlanjutan. Kedelapan, Partisipasi dan,
kesembilan Transparansi dan akuntabilitas. Selain itu upaya pelestarian dan
pengembangan buadaya Melayu Jambi dilakukan agar dapat melindungi
warisan budaya Melayu Jambi dari kerusakan, kehilangan, dan kepunahan.
Kedua meningkatkan harkat dan martabat masyarakat Jambi, Ketiga
memperkuat sistem identitas dan jati diri masyarakat Melayu Jambi, ke
empat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kelima meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk mencintai dan melestarikan budaya Melayu
Jambi, keenam memanfaatkan produk dan nilai budaya Melayu Jambi untuk
kepentingan pembangunan, pendidikan, agama, sosial, ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi, ketujuh mendorong dan memfasilitasi
peningkatan kreativitas perilaku seni budaya serta masyarakat luas untuk
berpartisipasi melestarikan dan mengembangkan budaya Melayu Jambi, dan
kelapan mempromosikan warisan budaya Melayu Jambi kepada masyarakat
internasional. Selain itu juga mewujudkan masyarakat Melayu Jambi yang
unggul, berkarakter kuat dan memiliki jiwa wirausaha
Pelestarian dan pengembangan budaya Melayu Jambi dapat
dilakukan meningkatkan kerja sama pemerintah dengan lembaga
kebudayaan atau periwisata. Pemerintah ikut memberikan partisipasi baik
secara moril ataupun materil dalam optimalisasi budaya Melayu Jambi.
Melalui dinas pariwisata dan kebudayaan budaya melayu Jambi berupa adat
Melayu Jambi, cagar budaya Jambi, kesenian Melayu Jambi, permainan -

334
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

rakyat, cerita rakyat dapat melaksanakan pendokumentasian dalam bentuk


tertulis. Selanjutnya dilakukan sosialisasi untuk mengenalkan kembali
kepada masyarakat, terutama pada generasi penerus (Eri Argawa,
Wawancara 2017).

Adat Melayu Jambi


Dalam rangka melestarikan adat budaya Melayu Jambi, maka uapaya yang
harus dilakukan adalah pertama harus ada tanggapan positif dari
pemerintah. Pemerintah Daerah wajib melestarikan Adat Melayu Jambi.
Tidak hanya dari pemerintah namun seluruh masyarakat juga bertanggung
jawab atas pelestarian budaya melayu Jambi agar tetap terpelihara. Seluruh
masyarakat Jambi wajib menghormati, menghargai, dan melaksanakan adat
Melayu Jambi yang tumbuh dan berkembang menurut eco pakai masing-
masing. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan. Kegiatan ini meliputi penyelamatan,
pengamanan dan pemeliharaan nilai-nilai adat dan sistem tata perilaku dan
kearifan-kearifan yang dimiliki. Kemidian kegiatan pengembangan dapat
dilakukan melalui penelitian, pendidikan, pelatihan, kajian, penguatan
kelembagaan adat, penguatan sumberdaya manusia dan adaptasi adat
Melayu Jambi.

Cagar Budaya dan Percandian Muaro Jambi


Cagar budaya dan percandian adalah salah satu produk budaya melayu
Jamb dalam bentuk benda. Hal ini perlu diperlihara dan dikembangkan agar
tetap terpelihara dari generasi kegenerasi berikutnya. Kemajuan teknologi
yang semakin maju kadang kala peninggagalan budaya Melayu bentuk
lampau ini sering kali tidak mendapat perhatian. Apalagi bila dikaitkan
dengan orientasi finansial dan orientasi nilai guna pada kehidupan hari ini.
Cagar budaya dan percandian sering mendapat perhatian yangkurang
menarik dari masyarakat. Oleh karena itu perlu pengoptimalan produk
budaya melayu tersebut dalam rangka menangkal pengaruh globalisasi, agar
kebudayaan melayu tidak gerus karena perkembangan zaman. Upaya yang
dapat dilkukan adalah
1. Pemerintah daerah berkewajiban melakukan perlindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga cagar
budaya sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Pemerintah daerah berkewajiban membiayai pelaksanaan kajian,
pemugaran, pemetaan, pengamanan, dan pemeliharaan cagar budaya.

335
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

3. Pemerintah daerah atau lembaga yang berwenang berkewajiban


mendorong dan memfasilitasi penelitian, pengkajian sebagai usaha
dalam menemukan, mengumpulkan benda-benda cagar budaya,
kawasan-kawasan penting dalam sejarah dan peradaban Melayu Jambi.
4. Pemerintah daerah atau lembaga yang berwenang berkewajiban
mendorong dan menetapkan kawasan-kawasan cagar budaya untuk
ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya, seperti kawasan Percandian
MuaroJambi.
5. Pemerintah daerah mendorong dan memfasilitasi pengembangan dan
pemanfaatan kawasan cagar budaya untuk kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, pendidikan, kebudayaan, ekonomi dan
pariwisata.
6. Perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kawasan Percandian
Muarojambi harus melibatkan dan memberdayakan masyarakat
setempat.

Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Melayu Jambi


Bentuk budaya melayu lainnya adalah terkait dengan Bahasa, yakni bahasa
Melayu Jambi. Bahasa Melayu jambi mejadi ciri identitas tersendiri bagi
masyarakat penganut budaya Jambi. Tentu saja bila digunakan dalam semua
lapangan aspek kehidupan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat
Melayu Jambi. Akan tetapi generasi hari ini yang dekat dengan
perkembangan kemajuan teknologi, tidak jarang mereka lebih mendominasi
dengan pemakaian bahasa Indonesia. Hal ini tentu saja tidak dapat
dikatakan salah, namun pemeliharaan budaya Melayu Jambi menjadi
penting untuk dilakukan, terutama dalam penggunaan bahasa Melayu
Jambi. Penggunaan bahasa Melayu Jambi tidak lagi hanya dalam batas
kalangan generasi orang tua saja, tetapi generasi muda hendaknya juga
memahami dan mengerti dengan bahasa Melayu Jambi. Apa lagi bahasa
Melayu yang sering disampaikan dalam bentuk petatah petitih atau seloko
adat. Petatah petitih atau seloko adat tentu saja mengandung pesan yang
disampaikan pada generasi muda. Oleh karena itu pelestarian penggunaan
bahasa Melayu Jambi menjadi penting untuk dilakukan, yakni pertama
dukungan dari pemerintah daerah. Pemerintah daerah wajib melindungi
keberadaan bahasa, sastra dan aksara Melayu Jambi. Hal ini ditujukan agar
berdaya guna, berhasil guna melalui kegiatan revitalisasi, penelitian, kajian
dan penyebarluasan informasi. Selain itu pelesatarian bahasa dapat
dilakukan melalyu penyelamatan karya dan naskah sastra lama maupun
baru perlu. Upaya ini dilakukan melalui kegiatan inventarisasi,
dokumentasi, penulisan, dan penerbitan. Oleh karena itu pemerintah daerah
wajib memfasilitasi dan memberikan penghargaan kepada semua pihak -

336
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

yang melestarikan dan mengembangkan bahasa, sastra, dan aksara Melayu


jambi. Ia juga berperan dalam menumbuhkembangkan partisipasi dan
kreativitas masyarakat dalam mengimplementasikan dan
mengaktualisasikan bahasa, sastra, dan aksara Melayu Jambi, termasuk
penulisan naskah cerita rakyat Jambi. Selain itu pemerintah daerah atau
lembaga yang berwenang wajib menggunakan simbol-simbol atau identitas
Melayu Jambi untuk nama-nama lokasi, jalan, komplek-komplek dan
sebagainya. Kemudian dalam bidang pendidikan mesti menjadikan bahasa,
sastra, dan aksara Melayu Jambi sebagai bahan pembelajaran di sekolah
melalui muatan lokal. Upaua ini ditujukan agar pengenalan dan penanaman
budaya Melayu yelah dimulai sejak dini.

KESIMPULAN
Tantangan era globalisasi dan memfilter pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai Budaya Melayu Jambi, perlu adanya upaya
memperkokoh pndasi nilai-nilai budaya yang telah dimiliki yang hamper
punah. Salah satu bentuk yang dilakukan adalah melaksanakan
pendokumentasian dalam bentuk tertulis yang kemudian disosialisasikan
kepada masyarakat. Bentuk sosialisasi yang dapat dilakukan adalah
penyuluhan, pelatihan, pendokumentasian, pergelaran, dan workshop.

DAFTAR PUSTAKA
Eri Argawa, Wawancara, Kasi Tradisi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Jambi, 24 Juli 2017
Fachruddin Saudagar, Jambi di Antara Melayu dan Sriwijaya, yang
disampaikan dalam seminar tanggal 19-20 Semptember 1997.
Mahyudin al-Mudra, Budaya Melayu, Media Melayu Online, Yogyakarta :
Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu,
http://melayuonline.com/ind/culture, Sabtu 22 Oktober 2016
TIM. 2003. Budaya Tradisional Bengkalis. Riau : UNRI Press.
Sastera,Nadwah. 1991. Dinamika Budaya. Singapura : Majelis Pusat
Pertubuhan.
Konferensi International Budaya Melayu Jambi di gedung LPMP Jambi
tanggal 26-27 Oktober

337
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Redesign Website Fakultas Sains Dan Teknologi Sebagai Media


Informasi Dosen, Mahasiswa Dan Publik

Mauladi., Reni Aryan., Indra Weni., Pradita Eko Prasetyo Utomo., Zainil
Abidin
Fakultas Sains dan Teknologi, Univeristas Jambi, Indonesia
Email: mauladi@unja.ac.id

Abstrak

Website Fakultas Sains dan Teknologi dengan domain www.fst,unja.ac.id


merupakan salah satu strategi di dalam memberikan informasi kepada
publik tentang keunggulan yang dimiliki oleh pihak fakultas. Tujuan dari
pengabdian ini adalah untuk mewujudkan website fakultas yang sesuai
dengan visi misi universitas serta memberikan informasi dan promosi
mengenai keunggulan yang dimiliki oleh fakultas sains dan teknologi.
Metode penelitian menggunakan metode studi konten berupa analisis
terhadap website sejenis. Dari hasil analisis diperoleh kebutuhan serta sistem
pengelompokkan data sesuai yang diharapkan oleh website Fakultas Sains
dan teknologi berupa akademik, kehidupan kampus, estetika kampus dan
nilai. Desain yang telah dilakukan menghasilkan sebuah website yang
berfungsi sebagai pusat data dan informasi serta mendukung proses
marketing dan branding dari Fakutas Sains dan Teknologi.

Kata kunci: Website, Desain, informasi.

PENDAHULUAN
Situs web fakultas di perguruan tinggi (universitas) pada dasarnya adalah
pintu gerbang informasi mengenai lembaga pendidikan dan akademisi
kepada publik. Menurut penelitian Ruffalo Noel Levitz tentang perilaku
konsumen (Parush, 2004), situs web memainkan peran penting dalam
memberikan informasi bagi calon siswa (baik yang baru dan yang pindah),
siswa saat ini, orang tua, dan alumni. Selain itu, website pada lembaga
pendidikan memberikan informasi kepada stakholder lainnya untuk
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh lembaga tersebut.
Pihak fakultas dan Universitas haruslah terus berupaya untuk
memaksimalkan utilitas dan kedalaman informasi di situs web sambil
menawarkan estetika yang menyenangkan dan kuat untuk menarik minat
calon mahasiswa dan stakholder lain untuk bekerja sama. Beberapa
universitas memiliki situs web yang luar biasa, yang telah memasukkan gaya

338
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

desain modern yang menampilkan header fotografi besar sambil


meningkatkan akses informasi dengan sistem navigasi yang ramah
pengguna (Hite & Yearwood, 2001). University of Chicago memberikan
contoh yang sangat baik dari sebuah institusi, yang memperhatikan
peningkatan elemen visual (termasuk fotografi resolusi tinggi) dan navigasi
situs yang ramah pengguna untuk fungsi yang optimal.
Permasalahan yang terjadi ditemui kegagalan dalam pemanfaatan
dari website tersebut. Hal ini dapat terjadi jika pihak akademik tidak
memiliki tenaga ahli yang dapat membenahi dan mengelola web tersebut
dengan baik, seperti yang terjadi di Fakultas Sains dan Teknologi. Di
Fakultas tersebut, pemanfaatan website belum dilakukan secara optimal. Hal
ini terlihat dari informasi yang terdapat di dalam web yang belum up to
date, dan kurangnya pengetahuan pihak fakultas untuk menajemen
pengelolaan website. Padahal kenyataan di lapangan membuktikan bahwa
kebutuhan informasi akan seluruh kegiatan akademik yang diselenggarakan
Fakultas Sains dan Teknologi sangatlah diperlukan, baik untuk mahasiswa,
dosen, maupun pengguna lain yang ingin mengetahui informasi mengenai
fakultas tersebut.
Atas dasar itulah dalam kegiatan program pengabdian masyarakat
(PPM) pada kesempatan kali ini dilakukan kegiatan sosialisasi dan
pendampingan pemanfaatan website fakultas dan program studi di
lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi. Kegiatan ini
dilakukan dengan tujuan membenahi website fakultas dan program studi,
serta meningkatkan pemahaman mengenai manajemen pengelolaan website
yang baik, sehingga dapat meningkatkan pelayanan penyebaran informasi
akademik fakultas melalui media online yang up to date.
Metode
Adapun metode yang digunakan untuk memdesign ulang website
Fakultas Sains dan Teknologi adalah dengan menggunakan metode
prototype. Prototype adalah sebuah metode perancangan software yang
banyak digunakan pengembang agar dapat saling berinteraksi dengan
pelangan selama proses pembuatan sistem dan terdiri dari 5 tahap yang
saling terkait atau mempengaruhi yaitu sebagai berikut:

339
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 1. Model Prototype (Pressman: 2010)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Keberhasilan situs web apa pun sepenuhnya tergantung pada bagaimana
desain webnya. Apakah para desainer telah mengambil perawatan terbaik
atau tidak saat mengembangkannya. Situs Fakultas yang dirancang dengan
baik yang mencakup kegunaan dan utilitas menentukan keberhasilan dan
bukan desain visual. Karena situs Fakultas adalah wajah bisnis Fakultas
dan sebagian besar pelanggan potensial akan mengunjungi situs Fakultas
sebelum mereka melihat-lihat di website Fakultas , menjadi tidak terelakkan
untuk membuat situs web Fakultas dirancang dengan hati-hati. Kekurangan
dalam aspek apa pun bisa berakhir menghancurkan kesan dari Fakultas.
Situs web yang bagus memberi pengunjung sesuatu yang pengguna
butuhkan dengan cara yang membuat pengguna kembali lagi. Meskipun
situs web yang bagus mungkin terlihat sederhana dan mudah dibuat,
website tersebut mungkin sedikit lebih kompleks daripada yang disadari
oleh pengguna. Berikut adalah lima karakteristik yang dimiliki oleh website
Fakultas Sains dan Teknologi agar bisa memberikan informasi yang baik
bagi penggunanya.

Navigasi Situs Web

340
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Navigasi adalah kunci untuk situs web yang bagus. Mengunjungi situs web
harus menjadi pengalaman yang sederhana dan menyenangkan sehingga
jika pelanggan atau pengunjun tidak dapat menemukan apa yang pengguna
cari dengan cepat dan efisien, pengguna kemungkinan besar akan pergi dan
menemukannya di tempat lain. Beberapa cara untuk navigasi situs web yang
baik adalah:
• Gunakan ikon, karena penguna menyukai gambar
• Kelompokkan tautan serupa bersama-sama.
• Gunakan navigasi breadcrumb. Ini adalah jejak pergi dari satu
halaman di situs ke yang lain sehingga pengguna dapat dengan
mudah menavigasi berbagai tingkat situs.

Clear Point of Action

Pelajar pemasaran digital yang baik kemungkinan dapat menunjukkan


bahwa setiap situs web membutuhkan tindakan yang jelas. Mengapa
seseorang melihat situs ? Jika situs web untuk bisnis, harus memiliki tombol
yang terlihat besar yang meneriakkan "Beli" di halaman depan. Jika situs
tidak komersial, harus memiliki tombol "berlangganan" atau "kontak". Ini
akan memberi pengunjung perasaan memiliki tujuan di situs sehingga
pengguna tidak merasa tersesat. Beberapa cara untuk membuat titik
tindakan yang jelas adalah:

• Buat sesederhana mungkin. Lebih banyak pekerjaan untuk


pengunjung akan menyebabkan pengguna kehilangan minat.

341
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

• Memiliki tujuan utama yang jelas. Jika memiliki lebih dari satu
halaman, itu bisa membingungkan. Jangan membuat
pengunjung berpikir terlalu lama ketika menggunakan website
fakultas.

Skema warna
Pada kenyataannya tidak semua orang memiliki penglihatan yang bagus
sehingga semakin mudah untuk membaca konten di situs dan semakin
menyenangkan visualnya, semakin besar kemungkinan pengunjung akan
menghabiskan lebih banyak waktu di halaman . Warna memiliki cara yang
menarik untuk menanamkan perasaan dalam diri orang. Biru dan hijau,
misalnya adalah warna-warna dingin dan cenderung menciptakan perasaan
tenang, sedangkan merah adalah warna yang lebih edgy.

Presentasi

342
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Hal ini berkaitan bagaiman fakultas menyampaikan banyak informasi dan


bagaimana mengaturnya menjadi sangat penting harus dibaca oleh
pengguna. Di zaman sekarang ini, tidak ada yang membaca seluruh halaman
... terlalu banyak kata. Beberapa cara yang bisa digunakan untuk
mempresentasikan konten adalah
• Menarik perhatian pada poin-poin penting dengan memberi
huruf tebal atau huruf miring. Perbedaan gaya ini menonjol
dan akan membuat pembaca terhibur.
• Gunakan kotak untuk memisahkan informasi atau kotak

Relevansi
Ini sejalan dengan presentasi. Pastikan tidak membanjiri halaman dengan
berantakan. Terlalu banyak gambar bisa mengganggu dan terlalu banyak
kata membosankan. Jika memiliki paragraf yang agak panjang, pisahkan
dengan gambar yang menggambarkan sesuatu yang ingin sampaikan
daripada membacanya, pengunjung dapat melihat gambar dan membuat
interpretasinya sendiri. Itu akan lebih menyenangkan bagi pengguna juga.
Berikut beberapa cara:
• Hanya cantumkan apa yang mutlak diperlukan.
• Tanyakan pada diri apakah setiap item di situs web memiliki
tujuan
• Atur konten untuk pengunjung sehingga pengguna tidak
perlu melakukannya. Ingat, semakin mudah pengalaman itu
bagi pengguna, semakin menyenangkan, dan semakin besar
kemungkinan pengguna akan kembali.

KESIMPULAN
Temuan dari penelitian ini jelas menunjukkan bahwa situs web Fakultas
Sains dan Teknologi mengkomunikasikan tujuan mobilitas sosial kepada
calon mahasiswa dan stakholder website lainnya. Hasil penelitian
menunjukan bahwa website dibuat guna membantu para pengguna untuk
mencari perguruan tinggi atau universitas yang dapat memberi mereka
pengalaman kredensial dan perguruan tinggi yang akan memiliki nilai tukar
yang signifikan pada penggunannya.

DAFTAR PUSTAKA
Hite, R. E., & Yearwood, A. A. (2001). A content analysis of college and
university viewbooks (brochures). College & University, 76(3), 17–21.
Hossler, D. (1999). Using the Internet in college admissions: Strategic choices.
Journal of College Admissions, 162, 12–19.

343
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Parush, A., & Yuviler-Gavish, N. (2004). Web navigation structures in cellular


phones: The depth/breadth tradeoff issue. International Journal of
Human-Computer Studies, 60(5–6), 753–770
Suyanto, M. (2003). Multimedia; alat untuk meningkatkan keunggulan
bersaing. Yogyakarta: Andi
Strauss, D. J. (1998). The use of the World Wide Web as a source of
information during the search and choice stages of the college
selection process (Doctoral dissertation.) Columbus, OH: The Ohio
State University

344
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Rekonstruksi Geologi Mengkarang Berdasarkan Rekaman


Stratigrafi Formasi Mengkarang Permian Di Sungai
Mengkarang-Bedeng Rejo

Hari Wiki Utama, Yulia Morsa Said, Magdalena Ritonga, Bagus Adhitya,
Eko Kurniantoro, Anggi Deliana Siregar
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi, Indonesia
Email: h.wikiutama@unja.ac.id

Abstrak
Sungai Mengkarang-Bedeng Rejo merupakan lokasi bagian dari Geopark
Merangin. Tersingkapnya Formasi Mengkarang Permian menjadikan daerah
ini sebagai laboratorium alam untuk memahami jejak geologi purba. Secara
posisi geologi daerah ini berada pada batas barat dari Blok Sibumasu terhadap
bagian paling timur Blok Sumatra Barat, sehingga sangat memungkinkan
bercampurnya stratigrafi batuan tua hingga muda secara tidak selaras dengan
kompleksitas struktur geologi. Perekaman data stratigrafi di Sungai
Mengkarang-Bedeng Rejo merupakan suatu metode lapangan yang
digunakan, dengan tujuan untuk memahami batuan penyusun stratigrafi
Formasi Mengkarang Permian. Representatif conto batuan untuk pengamatan
petrografi digunakan untuk mengetahui mineral penyusun batuan, sehingga
dapat memahami genesa batuan penyusun. Pengamatan lapangan
didapatkan batuan penyusun formasi ini dari batas bawah hingga atas
meliputi batulempung, batupasir, sisipan batuabara, konglomerat, metapelit,
dan metapsamit. Analisis petrografi menunjukkan pada batulempung dengan
kehadiran mineral klorit, sehingga membentuk serpih sedangkan pada
batupasir memiliki karakteristik kehadiran matrik lempung >10% ataupun
(mud supported) yaitu berupa batupasir wake dengan dominasi mineral
kuarsa (quartz wacke). Konglomerat disusun oleh fragmen dengan kuarsa
yang berukuran kerikil-kerakal, matrik berupa batupasir. Adanya metapelit
dan metapsamit sebagai petunjuk adanya kontrol strukur dari sesar
Mengkarang dan perlipatan dari antiklin Mengkarang serta sinklin Air
belango dari rezim tektonik Karbon Akhir -Permian Awal (purba).
Berdasarkan rekaman stratigrafi dapat disimpulkan bahwa fasies
pengendapan Formasi Mengkarang berada di fasies rawa ataupun danau.

Kata kunci: Formasi Mengkarang, rekonstruksi geologi, sratigrafi

345
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Tektonik Permian Akhir sebagai suatu indikasi berakhirnya kolisi antara Blok
Sibumasu terhadap Blok Malaya Timur, dan awal dari terjadinya fase sistem
transisional di Pulau Sumatra yang menyertakan Blok Sibumasu dengan Blok
Sumatra Barat, Metcalfe (2011); Hall (2014, 2002, 1997). Hal ini merupakan
cikal bakal dari pembentukan struktur tengah Sumatra dan stratifgrafi batuan
dasar Perbukitan Barisan saat ini, termasuk kondisi geologi Mengkarang
sebagai batas barat dari Blok Sibumasu. Mengkarang purba secara stratigrafi
disusun oleh Formasi Mengkarang dan Formasi Pelepat berumur Permian,
Intrusi Granit Tantan berumur Trias, dan Formasi Kasai berumur Plio-
Plistosen, Suwarna dkk (1992) dan Hamilton (1979). Kompleksitas geologi
Mengkarang ini tentunya memberikan suatu informasi mengenai batuan,
struktur geologi, sumber daya, keunikan, sehingga sangat memungkin untuk
dilestarikan sebagai Cagar Geologi bahkan Geopark. Menyusun ataupun
merokonstruksi Geologi Mengkarang dari rekaman stratigrafi merupakan
salah satu yang harus dilakukan untuk mengetahui urutan stratigrafi
pembentukannya.
Tersingkapnya Formasi Mengkarang Permian dari rekaman stratigrafi
di Sungai Mengkarang-Bedeng Rejo, Kabupaten Merangin, Jambi menjadikan
daerah ini sebagai laboratorium alam untuk memahami jejak geologi purba
(Gambar 1). Kompleksitas struktur geologi yang terbentuk sejak Karbon-
Permian umumnya berupa sesar naik dan sesar mendatar sebagai akibat dari
proses kolisi Blok Sibumasu dan Blok Malaya Timur, Metcalfe (2011).
Pengangkatan tersebut memungkinkan terjadinya deformasi secara fisik pada
stratigrafi penyusun. Deformasi lentur (ductile) pada batuan penyusunnya
umumnya memiliki kompleksitas stratigrafi, dikarenakan karakteristik
deformasi seperti ini, metamorfisme secara keseluruhan atau sebagian
(palimsest).
Sungai Mengkarang-Bedeng Rejo secara geologi dari penyebaran
berada di bagian tenggara Formasi Mengkarang, Suwarna dkk (1992).
Metcalfe (2011 dan 2013) mejelaskan bahwa Blok Sibumasu merupakan
pecahan dari Blok Gondwana yang terjadi pada akhir dari Permian Awal
(Gambar 2). Pecahan dari blok benua tersebut dan umur dari Formasi
Mengkarang Permian (Purba) merupakan suatu hal yang sangat menarik
untuk dikaji susunan dari stratigrafi yang terekam, sehingga dapat
merekonstruksi Geologi Mengkarang dengan runtutan awal dari proses
geologi yang menyertai dalam pembentukannya.

346
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 1. Peta kesampaian lokasi daerah penelitian di Sungai Mengkarang-Bedeng


Rejo, Kabupaten Merangin, Jambi. Secara fisiografi merupakan batas timur dari
Perbukitan Barisan. Sumber Peta Googlemap Data peta @2019

Pemahaman tentang rekaman stratigrafi ini berkaitan dengan fasies


pengendapan dari pembentukan batuan dari stratigrafi, sehingga
mendapatkan suatu pendekatan posisi Mengkarang secara geologi pada masa
lampau/purba. Lokasi ini juga diinterpretasikan sebagai awal ataupun puncak
dari pembentukan Formasi Mengkarang. Kemenerusan dari penyebaran
stratigrafi formasi ini diyakini ke arah baratlaut hingga utara-baratlaut dari
Sungai Mengkarang-Bedeng Rejo yang memeliki karakteristik struktur sesar
(patahan), perlipatan, dan stratigrafi, diinterpretasi sebagai pengontrol dari
penyebaran dan keterdapatan formasi ini.

347
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 2. Penyebaran dari Blok Benua Gondwana pada Blok Sibumasu yang
terjadi pada akhir dari Permian Awal, Metcalfe (2011). Blok ini membentuk
orientasi selatan-tengagara – utara-baratlaut, sehingga Formasi Mengkarang
Permian memiliki korelasi yang sama ataupun beda fasies pada lokasi yang berbeda

Tinjauan Geologi
Evolusi tektonik Sumatra sebagai hasil subduksi dari batas lempeng
Samudera Hindia yang menunjam di bawah lempeng Benua Eurasia pada
Masa Kenozoikum yang diperkirakan telah menyebakan terjadinya rotasi dari
Pulau Sumatera dengan orientasi arah perputaran searah jarum jam (Hall,
1997; Hamilton, 1979; Natawidjaja (2017)). Perubahan posisi Pulau Sumatra ini
yang pada awalnya berarah barat-timur menjadi baratlaut-tenggara
(Hamilton, 1979). Perubahan deformasi Pulau Sumatera yang mengalami
rotasi terjadi pada Kala Oligo-Miosen (Sidi, 2000 dalam Barber, dkk., 2005).
Deformasi ini menyebabkan terjadinya pergerakan sesar Sumatera yang mulai
aktif pada kala tersebut.
Mengkarang merupakan kompleksitas struktur geologi yang terbentuk
sejak Karbon Akhir - Jura Awal di anataranya sesar mendatar, sesar naik, dan
perlipatan, Suwarna, dkk (2005) dan Barber, dkk (2005). Metcalfe (2011) fase
tektonik Mengkarang diawali dari fase besar dari Blok Gondwana pada
Karbon Akhir - Permian Awal yang merupakan akhir dari zaman es (Glacial
Epoch), sehingga Blok Gondwana mengalami pemisahan di bagian timurnya
dan membentuk Blok Sibumasu.

348
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 3. Evolusi tektonik Daratan Sunda (Blok Sibumasu-Thailand-Malay


Peninsula) an evolusi tektonik Busur Sukhothai dari Karbon Akhir - Jura Awal. Fase
ini diawali dengan pemisahan Blok Gondwana oleh lapisan es, Metcalfe (2011).
Pemisahan dari blok tersebut yang membentuk bagian dari Blok Sibumasu

Fase tektonik dari evolusi yang membentuk Blok Sibumasu dari Permian
Awal - Permian Tengah yang membentuk ruang terbuka ataupun cekungan
yang diisi oleh sistem fluida dari air laut yang terjebak di antara kedua blok
benua tersebut “Meso-Tethys”, Metcalfe (2011) dan Barber dkk (2005).
Pemekaran yang membentuk cekungan, sehingga posisi Geologi Mengkarang
yang diyakini berada di bagian barat dari Blok Sibumasu sebagian kecilnya
berada pada lingkungan laut dangkal dan lebih dari sebagiannya berada pada
lokasi ataupu fasies pengendapan yang berasosiasi dengan kenaikan dan
penurunan muka air laut ataupun pada lingkungan darat dengan fasies rawa
hingga sistem delta. Secara tektonik dari kerangka Geologi Mengkarang
berada pada tepian benua. Fase di saat terjadinya transisional sistem dari Blok
Sumatra barat yang bergerak dari arah utara-baratlaut - selatan-tenggara
memberikan pengaruh pada deformasi batuan dari Formasi Mengkarang.
Deformasi ini diyakini akan membentuk rangkaian perlipatan, pensesaran,
serta metamorfisme pada batuan dari Formasi Mengkarang.

349
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan pemetaan geologi permukaan di Sungai
Mengkarang-Bedeng Rejo, pengenalan terhadap objek geologi yang
tersingkap di permukaan, pendeskripsian setiap litologi dari stratigrafi
penyusun Formasi Mengkarang. Pengukuran penampang stratigrafi ataupun
profil stratigrafi dilakukan untuk mengetahui batas bawah ataupun dari
litologi batuan penyusun formasi ini. Pengambilan conto batuan di setiap
bidang perlapisan dari stratigrafi penyusun dilakukan untuk analisis
mikroskopis petrografi batuan. Pada pengamatan petrografi akan didapatkan
mineral utama penyusun batuan, mineral yang diakibatkan proses
metamorfisme hingga alterasi hidrotermal, tekstur batuan, hingga media
untuk menginterpretasi diagenesis pembentukan batuan.
Perekaman data stratigrafi dengan metode profil di setiap singkapan
kemenerusan dari Formasi Mengkarang diyakini sebagai metode yang
representatif untuk mengetahui litologi penyusun dari stratigrafi formasi ini.
Penebalan, penipisan,kedudukan bidang perlapisan diamati secara menerus,
shingga akan didapatkan bentukan distribusi ataupun penyebaran dari
formasi ini. Metode seperti ini dilakukan dengan ketelitian, sehingga nantinya
dapat memahami dan menginterpretasi fasies pengendapan di saat
pembentukannya.
Pengukuran pada objek struktur geologi seperti sesar dan lipatan, serta
penyebaran kekar, digunakan untuk mengetahui peranannya terhadp
keterdapatan dari stratigrafi Formasi Mengkarang. Orientasi struktur sebagai
media untuk mengetahui rezim tektonik yang bekerja terhadap deformasi
batuan yang terjadi hingga proses geologi yang terjadi pada saat ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Penelitian lapangan di Sungai Mengkarang-Bedeng Rejo dengan rekaman
stratigrafi dari pengukuran penampang stratigrafi terukur atau profil
memperlihatkan fariasi litologi penyusun stratigrafi Formasi Mengkarang
Permian. Litologi penyusun di setiap lokasi memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan batulempung sebagai batas bawah dari formasi ini. Pada
4 lokasi pengukuran profil yang dibagi menjadi dua blok bagian pada peta
(Gambar 4), yaitu blok a dan b. Pada kedua blok ini mewakili litologi
stratigrafi penyusun dari Formasi Mengkarang di Sungai Mengkarang-
Bedeng Rejo. Pembuatan profil ini merepresentasikan penyebaran litologi
yang ada. Sehingga akan dapat mengetahui awal dari fase pengendapan dari
Formasi Mengkarang ataupun awal dari jejak Mengkarang Purba.

350
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 4. Peta geologi Sungai Mengkarang-Bedeng Rejo. Kolom a mewakili


pengukuran profil Formasi Mengkarang yang disusun oleh batulempung, batupasir
dengan sisipan batubara. Pada kolom b disusun oleh batubara, batulempung, dan
batupasir serta terdapat penyebaran konglomerat

Batulempung menjadi alas ataupun dasar dari stratigrafi Formasi


Mengkarang (Gambar 5). Batulempung dengan karakteristik berwarna abu-
abu kecokelatan, struktur masif, tekstur lempung dengan komposisi
monomineralik lempung. Penyeberan mengikuti kemiringan bidang
perlapisan memperlihatkan terjadinya penebalan dan perlapisan dari
batulempung. Kemiringan bidang perlapisn pada batu lempung membentuk
suatu orientasi sebagai indikasi adanya struktur geologi. Sisipan batubara
yang melensa dengan berwarna hitam, densitas ringan-sedang, struktur masif
hingga pecah, tekstur amorf, komposisi diindikasi unsur karbon. Batubara
umumnya menyisip di anatara batulempung dan batupasir dan di antara
batupasir. Batupasir sebagai lapisan atas dari blok memiliki fariasi ukuran
butir yang membeda tiap perlapisannya dengan warna umumnya abu-abu
hinga kuning kecokelatan, didukung oleh lumpur matrik >10% (mud
supproted), struktur perlapisan hingga laminasi, dengan tekstur ukuran butir
pasir halus hingga sangat kasar; pemilihan buruk; membundar hingga agak
menyudut; kemas terbuka, dengan komposisi fragmen kuarsa, k.feldspar,
plagioklas; matrik lempung, semen silika.
Kemenerusan dari Formasi Mengkarang dengan penyebaran dari
bagian utara Sunai Mengkarang pada blok b (Gambar 6). Pada penyebaran
stratigrafi di bagian ini umumnya disusun oleh batubara yang berada di

351
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

bagian bawah dengan karakteristik berwarna hitam, densitas ringan-sedang,


struktur masif hingga pecah, tekstur amorf, komposisi diindikasi unsur
karbon, dengan ketebalan relatif tipis. Pada bagian atasnya berupa
batulempung berwarna abu-abu kecokelatan, struktur masif, tekstur lempung
dengan komposisi monomineralik lempung dengan penyeberan relatif ke
arah baratlaut dan baratdaya.

Gambar 5. Profil singkapan dari blok a dengan susunan stratigrafi batulempung


dan batupasir terdapat sisipan batuabara (Gambar kiri) dan (Gambar kanan)
perlapisan batupasir, batubara dan batulempung yang berulang secara menerus

Gambar 6. Profil singkapan dari blok b dengan susunan stratigrafi batubara,


batulempung, dan batupasir (Gambar kiri) dan perlapisan konglomerat dan
batupasir (Gambar kiri)

Keberadaan konglomerat di bawah batupasir di Sungai Mengkarang hanya


ditemukan pada bagian tertentu, secara stratigrafi litologi ini berada di bagian
atas. Konglomerat dengan karakteristik berwarna abu-abu kecokelatan -

352
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

struktur masif, ukuran butir kerikil-kerakal; terpilah baik; membundar hingga


membundar tanggung; kemas terbuka, komposisi mineral dengan fragmen
kuarsa, plagioklas; matrik pasir; semen silika. Batupasir di atasnya memiliki
warna umumnya abu-abu hinga kuning kecokelatan, didukung oleh lumpur,
struktur perlapisan hingga laminasi, dengan tekstur ukuran butir pasir halus
hingga sangat kasar; pemilihan buruk; membundar hingga agak menyudut;
kemas terbuka, dengan komposisi fragmen kuarsa, k.feldspar, plagioklas;
matrik lempung, semen silika.
Pada penyebaran setempat yang berasosiasi dengan zona sesar
umumnya batulempung dan batupasir mengalami metamorfisme sebagian
atau palimsest, dengan masih memperlihatkan struktur batuan asal. Pada
batulempung dengan memiliki komposisi yang sama dengan batuan asal,
namun struktur membentuk seperti foliasi, enampakan seperti ini khas
dengan batuan metapelit, sedangkan pada batupasir dengan komposisi dan
tekstur yang sama, namun struktur berbeda dan keras, umumnya dijumapi
pada zona sesar sebagai batuan metapsamit.

Analisis
Analisis dari petrografi sayatan tipis batuan pada tiap karakter litologi hanya
dilakukan pada batulempung, batupasir, metapelit, dan metapsamit.
Konglomerat dan batubara hanya dilakukan pengamatan ataupun analisis
megaskopis di lapangan. Pada karakteristik batulempung umum
memperlihatkan dominasi lempung dengan sedikit terdaptanya kuarsa, dan
mineral opak (Gambar 7). Berwarna kecokelatan pada batulempung
merupakan oksidasi atau oksida besi. Metapsepit ditandai dengan kehadiran
klorit (Gambar 8).

Gambar 7. Fotomikrografi batulempung ppl (kiri) dan xpl (kanan). Komposisi


utama mineral lempung (Cly) dengan sedikit keterdapatan mineral kuarsa (Qz)
serta opak (Opq)

353
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 8. Fotomikrografi metapsepit ppl (kiri) dan xpl (kanan). Komposisi utama
mineral lempung (Cly) dengan sedikit keterdapatan mineral kuarsa (Qz), k.feldspar
(kfs), klorit (chl) serta opak (Opq)

Pada litologi batupasir umumnya didukung oleh lumpur, bertekstur dengan


uuran butir sedang hingga kasar; terpilah buruk; agak membundar hingga
membundar, kemas terbuka, komposisi mineral kuarsa, kalsit, mineral opak,
lempung sebagai matrik, dengan semen silika hingga karbonat (Gambar 9).
Pada metapsamit dicirikan dengan kerapatan mineral di antaranya mineral
kuarsa, hornblenda (Gambar 10). Singkapan batuan ini beraosiasi dengan
keberadaan sesar Mengkarang.

Gambar 9. Fotomikrografi batupasir ppl (kiri) dan xpl (kanan). Komposisi utama
mineral mineral kuarsa (Qz), kalsit (cly), matrik lempung sebagai didukung lumpur
(cly), dan opak (Opq)

354
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 10. Fotomikrografi metapsamit ppl (kiri) dan xpl (kanan). Komposisi
utama mineral mineral kuarsa (Qz), hornblenda (Hbl), matrik lempung sebagai
didukung lumpur (cly), dan opak (Opq). Tekstur dengan kerapatan antara mineral
sangat jelas teramati pada metapsamit ini

PEMBAHASAN
Batulempung yang mnjadi alas Formasi Mengkarang yang terbentuk pada
Zaman Permian sebagai indikasi ketika terjadinya pemisahan pada Blok
Gondwana yaitu Blok Sibumasu, daerah penelitian terjadinya kenaikan muka
air transgresif, sehingga terjadinya genangan air pada suatu daerah di daratan
(Blok Sibumasu), genangan air ini umumnya membentuk suatu sistem
sedimen daerah rawa ataupun danau. Pada mekanisme ini maka yang
pengontrol utamanya adalah fluida dengan suspen load, sehingga yang
terbentuk lebih awal merupakan sedimen berukuran butir halus seperti
lempung. Adanya batupasir sebagai indikasi adanya fase regresif dengan
energi tinggi sehingga membentuk butiran yang relatif sedang seperti pasir.
Pembentukan batubara di daerah penelitian sebagai indikasi adanya
fase transgresif dan reresif yang terjadi secara perulangan. Pada pembentukan
batubara ini sebagai petunjuk adanya material organik yang mengalami
pembusukan atau sebagai sumber dari pembatubaraan. Hal ini senada
dengan adanya metapelit di Sungai Muara Karing, Utama dkk (2018). Data ini
cukup menjadi bukti fase pengendapan dari keterdapatan batubara adanya
material orgnik.
Konglomerat yang terdapat setempat dengan lapisan atasnya batupasir
sebagai suatu indikasi terjadinya fase energi tinggi hingga sedang pada suatu
cekungan sedimen dari proses pembentukannya. Konglomerat yang
didominasi oleh mineral kuarsa diyakini dari batuan tua yang menandung
komposisi kuarsa yan besar, diinterpretasi berasal dari pelapukan dan
sedimentasi dari kerak benua.

355
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pembentukan dari formasi ini tentunya berasosiasi dengan strktur geologi


pada deformasi lentur (ductile deformation). Fase pemisahan dari Blok
Gondwana yan merupakan awal dari pembentukan cekungan terban. Fase
kolisi dari Blok Sibumasu dan Malaya Timur di Zaman Karbon Akhir -
Permian membentuk suatu tinggian daerah penelitian dengan seiring
pengangkatan, karena daerah penelitian berada di bagian paling barat dari
Blok Sibumasu, sehingga tinggian ataupun kraton tidak akan terbentuk, yang
terjadi hanyalah tersingkapnya batuan tersebut dan pembentukan sesar naik.
Sesar Mengkarang di daerah penelitian memiliki pergerakan naik, hal ini bisa
dijasikan suatu pendekatan sebagai akibat dari proses kolisi blok benua yang
terjadi pada zaman tersebut.
Transisional sistem pada Zaman Trias hingga Jura dari Blok Sibumasu
terhadap Sumatra barat yang bergerak dari utara-baratlaut - selatan-
baratdaya merupakan fase awal dari pembentukan sesar mendatar (strike slip).
Pada fase ini juga perlipatan setempat akan terbentuk, dibuktikan dengan
antiklin Mengkarang dan sinklin Air Belango yang diyakini merupakan suatu
kemenerusan batuan dari formasi yang sama. Keberadaan struktur sesar dan
antiklin sebagai faktor pengontrol dari penyebaran formasi ini. Pengangkatan
pada fase Pra Kuarter menyebabkan proses pelapukan dan sedimentasi terjadi
pada kondisi geologi dengan tingkat resistensi yang lemah di sekitar Air
Jerinjing.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil, analisis data,dan diskusi dari data lapangan perekaman
stratigrafi Formasi Mengkarang Permian dapat disimpulkan bahwa batuan
penyusun dari lapisan bawah yang diendapkan pada fasies rawa ataupun
danau yaitu berupa batulempung, semakin ke atas batupasir dengan terdapat
sisapan batubara. Keberadaan dari konglomerat dengan batupasir di atasnya
sebagai suatu petunjuk adanya perulangan fase transgresif dan regresif,
tentunya berhubungan dengan pembentukan struktur sesar dan lipatan di
Sungai Mengkarang, Bedeng Rejo.
Fasies pengendapan rawa dengan sikuen batulempung, batupasir,
sisipan batubara, dan konglomerat di bagian atasnya, serta metapelit,
metapsamit diayakini sebagai akibat proses tektonik secara regional dari
pemisahan Blok Gondwana terhadap Blok Sibumasu yang diikuti dengan
kolisi Blok Sibumasu terhadap lok Malaya Timur di bagian timur Sumatra,
dan fase transisional sistem dari Blok Sibumasu dan Blok Sumatra Barat pada
batas dari Mengkarang

356
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kompleksitas geologi Mengkarang dapat dilakukan berdasarkan perekaman


stratigrafi secara teliti. Penyebaran dari stratigrafi penyusun dan bentukan
dari Formasi Mengkarang dikontrol utama oleh adanya perlipatan,
pensesaran, dan karakteristik litologi berupa deformasi lentur.

ACKNOWLEDGEMENT
Ucapan terima kasih kepada Fakultas Sains dan teknologi Universitas Jambi
dari Dana Penelitian tahun 2019. Terima kasih juga disampaikan kepada
panitia penyelenggara seminar nasional LPPM Universitas Jambi.

DAFTAR PUSTAKA
Barber, A.J., Crow M.J., Milsom, J.S. (2005) Sumatera, Geology, resources and
tectonics evolution, London: Geological Society Memoir No. 31. 290 hal.
Hall, R. (2014) Indonesia tectonics: subduction, extention, provenance, and
more, Indonesian Petroleum Association, Proceedings 38th Annual
Exhibition and Convention, Jakarta, Indonesia, IPA14-G-360.
Hall, R. (2002) Cenozoic Geological and Plate tectonic Evolution of SE Asia
and the SW Pasific: Computer Based Reconstruction, Model and
Animation, Journal of Asian Earth Sciences, 20, 353-356.
Hall, R. (1997) Cenozoic Plate Tectonic Reconstruction of SE Asia, Geological
Society of London, Special Publication, 126, 11-23.
Hamilton, W.B. (1979) Tectonic of the Indonesian Region, Professional Paper
1078, U.S. Geological Survey, Washington, D.C.
Metcalfe, I., 2011b. Tectonic framework and Phanerozoic evolution of
Sundaland. Gondwana Research 19. Hal 3-21.
Metcalfe, I. 2013. Gondwana dispersion and Asian accretion: Tectonic and
palaeogeographic evolution of eastern Tethys. Journal of Asian Earth
Sciences. 66. 1-33.
Suwarna, N., Suharsono., Gafoer, S., Amin, T.C., Kusnama., Hermanto, B.
(1992) Geological Map of Sarolangun Quadrange Sumateral, Scale
1:250.000, Geological research and Development Centre, Bandung.
Utama, H.W., Kurniantoro, E., Said, Y.M., Kurniawan, A., Mulyasari, R. 2018.
Genetic of joint system Mengkarang metapellite: implication to characteristic
deformation on the Muara Karing Geopark Merangin, Jambi. Prosiding
Semnas SINTA FT UNILA, Vol.1. hal. 168-172.

357
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Model Pengembangan Sektor Ekonomi Kreatif Berbasis Potensi


Lokal Dan Prospeknya di Kota Jambi

M. Syurya Hidayat, Heriberta


Faculty of Economics and Business, Universitas Jambi, Indonesia
Email: m_syuryahidayat@unja.ac.id

Abstract
The objectives of this research are: 1) to identify the creative economy
subsector which is based on local potential and has prospects to be
developed in Jambi City. 2) to formulate development models of the creative
economy subsector based on local potential. 3) to analyze the impact of
developing a creative economy based on local potential on people's income;
and 4) to formulate a policy strategy in the framework of developing a
creative economy based on local potential in the City of Jambi. Scoring
analysis technique is used to analyze the first problem. The second and third
problems are analyzed using the Multiple Regression model. The fourth
problem was analyzed using the Quantitative SWOT analysis model. The
results of this research indicate that the potential for creative economy to be
developed in the city of Jambi are the advertising, architecture, craft, film
and television industries. The formulation of the creative economy subsector
development model in Jambi City is strongly influenced by government
support factors in the form of coaching, events, the number of workers
related to the creative economy and the amount of capital. Furthermore, it is
necessary to diversify policy strategies in the development of the creative
economy in the City of Jambi. The development of the creative economy has
a positive and significant impact on people's income in the city of Jambi.

Key words: Creative economy, Local potential

PENDAHULUAN
Studi pengembangan sector ekonomi kreatif berbasis kompetensi lokal
sejalan dengan Arah Kebijakan Umum Bidang Ekonomi di Kota Jambi,
khususnya yang berkenaan dengan penyediaan dan pengembangan fasilitas.
Disamping itu juga searah dengan Arah Kebijakan Umum Bidang sector
ekonomi kreatif berbasis kompetensi lokal dalam rangka meningkatkan
kegiatan ekonomi dengan mendorong aktivitas perekonomian yang terkait
dengan sector ekonomi kreatif berbasis kompetensi lokal.
Melalui Studi pengembangan sector ekonomi kreatif berbasis
kompetensi lokal di Kota Jambi, diharapkan pemerintah daerah menjadi

358
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

lebih responsif terhadap berbagai tuntutan masyarakat dan menempatkan


posisi pemerintah daerah sebagai fasilisator dan mediator yang
menghubungkan seluruh pelaku pembangunan yang ada. Pemerintah
daerah sejak dini harus merubah paradigma dan visi pembangunan di
daerah yang selama ini digunakan agar mampu mengantisipasi berbagai
perubahan yang terjadi. Pemerintah menyadari bahwa keberhasilan dalam
pelaksanaan pembangunan khususnya melalui Studi pengembangan sector
ekonomi kreatif berbasis kompetensi lokal di Kota Jambi tersebut adalah
perlunya profesionalisme dan transparansi diantara semua unsur pelaku.
Atas dasar pemikiran di atas maka dirasa perlu untuk melakukan
studi dalam rangka merumuskan strategi pengembangan sector ekonomi
kreatif berbasis kompetensi lokal di Kota Jambi. Hasil studi ini akan memuat
informasi berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan sector ekonomi kreatif berbasis kompetensi lokal di Kota
Jambi dalam melakukan tindakan secara operasional dan tepat sasaran
dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif secara komprehensif.

RumusanMasalah

Berdasarkan paparan latar belakang maka yang menjadi permasalahan


dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Subsektor ekonomi kreatif manakah yang memiliki prospektif untuk
dikembangkan di Kota Jambi ?
2. Bagaimanakah rumusan model pengembangan subsector ekonomi kreatif
berbasis potensi lokal di Kota Jambi ?
3. Bagaimanakah dampak pengembangan subsector ekonomi kreatif
berbasis potensi lokal terhadap pendapatan masyarakat Kota Jambi ?

State of the Art

Sektor ekonomi kreatif di Kota Jambi harus dikembangkan berlandaskan


kebijakan yang tertata, bertahap, sistimatis dan terstruktur. Untuk mencapai
pada kondisi tersebut maka perlu dilakukan pengidentifikasian ekonomi
kreatif berbasis potensi local. Setelah teridentifikasi ekonomi kreatif
potensial, maka berikutnya akan dapat dirumuskan model pengembangan
ekonomi kreatif di Kota Jambi. Berikutnya, akan dilakukan pengujian dan
analisis dampak dari pengembangan ekonomi kreatif terhadap pendapatan
masyarakat. Dan pada akhirnya akan dirumuskan strategi kebijakan dalam
rangka pengembangan ekonomi kreatif yang prospektif berorientasi
kompetensi local di Kota Jambi.

359
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Dalam mengidentifikasi ekonomi kreatif yang berbasis kompetensi local


maka akan digunakan model pembobotan dengan tekhnik scoring. Adapun
skala yang digunakan adalah skala linkert. Hal yang sama dilakukan oleh
Kodyat (2013) dalam menentukan dan mengidentifikasi objek objek potensial
di Kawasan Gunung Kerinci.
Selanjutnya, dalam mengidentifikasi factor factor yang
mempengaruhi pengembangan ekonomi kreatif yang potensial, dalam
rangka perumusan kebijakan, maka akan digunakan model regresi berganda
(multiple regression). Burkart dan Medlik (2007) dalam penelitiannya
mengenai strategi pengembangan ekonomi kreatif di Lombok, menggunakan
model analisis regresi berganda guna mengetahui factor factor yang
mempengaruhinya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Wahab (2015) dalam
mengidentifikasi factor factor yang mempengaruhi perkembangan objek
wisata di Pulau Bali.
Selanjutnya, bila telah diketahui factor factor yang mempengaruhi
pengembangan ekonomi kreatif potensial maka secara substantive, masing
masing ekonomi kreatif potensial tersebut harus memberi pengaruh
terhadap peningkatan masyarakat Kota Jambi. Yoet (2013) dalam
penelitiannya mengenai dampak sektor pariwisata di Sumatera Barat,
menggunakan model regresi berganda (multiple regression) dalam
analisisnya. Hal yang sama dilakukan oleh Soewantor (2014) dalam meniliti
dalam sektor pariwisata terhadap perekonomian Kota Medan, yang diproxy
melalui pendapatan masyarakat. Analisis dilakukan dengan melihat
pengaruh masing masing objek wisata yang dikembangkan terhadap
pedapatan masyarakat yang terlibat pada objek wisata dimaksud.
Selanjutnya, Erwan (2016) meneliti mengenai factor factor yang
mempengaruhi pengembangan wisata di Kerinci, dalam menyusun strategi
pengembangannya menggunakan model SWOT. Dalam model SWOT akan
teridentifikasi kekuatan dan kelemahan dari aspek internal serta peluang
dan kesempatan dari aspek eksternal. Model SWOT yang selama ini bersifat
kualitatif dikonversi kedalam bentuk kuantitatif. Sehingga rumusan strategi
yang dihasilkan menjadi lebih tegas dan jelas.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah analisis
data sekunder dan dilengkapi pula dengan metode observasi. Yang
dimaksud dengan analisis data sekunder adalah analisis data yang telah
tersedia. Analisis ini mencakup interpretasi, kesimpulan atau tambahan
pengetahuan dalam bentuk lain. Sedangkan yang dimaksud dengan metode

360
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

observasi adalah penelitian dengan pengambilan sampel terhadap populasi


yang dapat mewakili informasi dari objek yang diamati.
Metode penarikan sampel yang digunakan adalah Metode Cluster
Random Samplig. Penggunaan metode ini didasarkan adanya beberapa
klaster dari sector ekonomi kreatif. Dari masing masing cluster akan diambil
sampel masing masing sebanyak 5 sampel secara random.

Model Analisis

Bagan penelitian strategi pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi


lokal di Kota Jambi akan melalui tahapan pekerjaan sebagai berikut :
1. Pengidentifikasian sector ekonomi kreatif yang berorientasi pada
kompetensi local yang memiliki prospektif usaha untuk
dikembangkan di Kota Jambi. Adapun model analisis yang digunakan
adalah :
1) Model Identifikasi dengan Tekhnik Skoring
2. Penentuan Faktor-faktor yang mempengaruhi model pengembangan
sector ekonomi kreatif yang prospektif berorientasi kompetensi lokal
di Kota Jambi:
1) Pembinaan Pemerintah
2) Event Daerah
3) Jumlah Tenaga Kerja
4) Jumlah Modal
3. Penentuan dampak pengembangan ekonomi kreatif yang prospektif
berorientasi kompetensi lokal di Kota Jambi terhadap:
1) Pendapatan Masyarakat

HASIL PENELITIAN
Subsektor Ekonomi Kreatif Prospektif
Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan tekhnik skoring
terhadap ekonomi kreatif yang ada di Kota Jambi maka teridentifikasi 5 jenis
ekonomi kreatif yang prospektif untuk dikembangkan. Adapun ekonomi
kreatif yang prospektif tersebut adalah : Subsektor Industri Periklanan,
Subsektor Industri Arsitektur, Industri Kerajinan, Industri Film, Video, Dan
Fotografi, Industri Televisi Dan Radio.

361
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Rumusan Model Pengembangan Subsektor Ekonomi Kreatif Berbasis


Potensi Lokal

Untuk merumuskan model pengembangan subsector ekonomi kreatif


berbasis potensi local maka dilakukan perhitungan model regresi berganda.
Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Regresi

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 14.70825 0.536829 27.39838 0.0000


PEMBINAAN 0.040312 0.016666 2.418863 0.0218
EVENT 0.042267 0.072887 0.579894 0.5663
JML TK 0.007077 0.001740 4.067764 0.0003
MODAL 0.040312 0.016666 2.418863 0.0218

R-squared 0.992058
Adjusted R-
squared 0.988616 Durbin-Watson stat 1.628204
F-statistic 288.2606
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Data diolah

Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) merupakan suatu ukuran yang menginformasikan
baik atau tidaknya model regresi yang diestimasi. Hasil pengujian dengan
menggunakan model regresi fixed effect model menghasilkan nilai R2 sebesar
0,988616 yang berarti bahwa sebanyak 98,86% variasi atau perubahan pada
perkembangan ekonomi kreatif dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel
independen dalam model, sedangkan sisanya sebesar 1,14% dijelaskan oleh
sebab lain diluar model yang digunakan dalam penelitian ini.

Uji F
Dari perhitungan diperoleh hasil F hitung = 288,2606 sedang F-tabel = 2,165.
Hal ini menunjukkan nilai F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1
diterima. Dengan demikian maka variabel pembinaan pemerintah, event
daerah, jumlah tenaga kerja dan jumlah modal secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel perkembangan ekonomi kreatif di Kota
Jambi pada tingkat kepercayaan 95%.

362
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Uji t
Uji t-statistik dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), secara individual. Untuk lebih
jelasnya mengenai hasil estimasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Estimasi Pengujian Hipotesis


Variabel Koefisien t-statistik Prob Keterangan
Pembinaan 0,040312 2,418863 0,0218 Signifikan
Event 0,042267 0,579894 0,5663 Tidak Signifikan
Daerah
Jml TK 0,007077 4,067764 0,0003 Signifikan
Jml Modal 0,040312 2,418863 0,0218 Signifikan
Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil estimasi pengujian hipotesis pada tabel diatas variabel


pembinaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan
ekonomi kreatif di Kota Jambi, oleh karena nilai probabilitas sebesar 0,0218 <
α=5%. Pengaruh positif dan signifikan tersebut berarti bahwa setiap
kenaikan frekuensi pembinaan sebesar 1 persen maka perkembangan
ekonomi kreatif di Kota Jambi akan meningkat sebesar 0,040312 persen.
Demikian juga variabel jumlah tenaga kerja, berpengaruh positif dan
signifikan pula terhadap perkembangan ekonomi kreatif di Kota Jambi, oleh
karena probabilitas yang hanya sebesar 0,0003 < α=5%. Pengaruh positif dan
signifikan tersebut berarti bahwa setiap kenaikan jumlah tenaga kerja
sebesar 1 satuan maka perkembangan ekonomi kreatif di Kota Jambi akan
meningkat sebesar 7,07% .

Dampak Pengembangan Subsector Ekonomi Kreatif Berbasis Potensi Lokal


Terhadap Pendapatan Masyarakat

Analisis pengaruh pengembangan agroindustri unggulan yang berorientasi


ekspor terhadap pendapatan tenaga kerja secara statistik menunjukkan
hasil seperti termuat pada Tabel 3.

363
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 3. Hasil Pendugaan Persamaan Dampak Pengembangan Industri


Kreatif Terhadap Pendapatan Masyarakat
Variabel Parameter Standard T for HO: Prob > T
Estimasi Error
Parameter =
0

Constant 6576937 108911.8 60.388 0.0001

Pendapatan 2085.432 237.745 8.772 0.0001


Masyarakat

Kerja (PDT)

D W = 1.832 Adj R-Square = 0.608 F- Value = 76.943 =


0,000 n = 50

Predictors (Constant): Pengembangan Industri

Pengaruh pengembangan industri kreatif terhadap pendapatan masyarakat


menunjukkan pengaruh yang nyata. Secara statistik diperlihatkan dengan t
hitung = 8.772 pada ρ= 0,0001. Dimana variasi perubahan variabel dependent
mampu dijelaskan oleh variasi perubahan variabel independent sebesar
60,8%. Hasil pengujian secara statistik ini memberi arti bahwa keberadaan
industry kreatif memberi pengaruh positif terhadap pendapatan masyarakat.

KESIMPULAN
Beranjak dari analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Ekonomi kreatif yang potensial untuk dikembangkan di Kota Jambi
adalah industry kreatif periklanan, arsitektur, kerajinan, perfilman
dan pertelevisian.
2. Rumusan model pengembangan subsector ekonomi kreatif di Kota
Jambi sangat dipengaruhi oleh factor pembinaan oleh pemerintah,
event, jumlah tenaga kerja yang terkait pada ekonomi kreatif dan
jumlah modal. Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan statistic
dimana R2 sebesar 98,86%.
3. Perlu dilakukan perndiversifikasian strategi kebijakan dalam
pengembangan ekonomi kreatif di Kota Jambi.
4. Pengembangan ekonomi kreatif memberi dampak positif dan
significant terhadap pendapatan masyarakat di Kota Jambi.

364
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Saran
Atas dasar hasil analisis dan kesimpulan di atas maka dapat disarankan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Peranan pemerintah Kota Jambi masih berpengaruh secara
significant dalam pengembangan ekonomi kreatif, terutama yang
terkait dengan pembinaan, penyelenggaraan event dan bantuan
modal. Oleh sebab itu, diperlukan program yang lebih sistimatis
dan terstruktur terhadap ekonomi kreatif di Kota Jambi. Sehingga
benar benar memberi dampak positif terhadap pendapatan
masyarakat,
2. Dikarenakan adanya keterbatasan program dan pendanaan yang
dimiliki pemerintah Kota Jambi maka memfasilitasi program
kemitraan dengan pihak swasta besar perlu dilakukan. Sehingga
program percepatan pengembangan ekonomi kreatif berjalan lebih
cepat.

DAFTAR PUSTAKA
Erwan, Bambang.2016. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Wisata Kerinci. Tesis
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Unja, Jambi.
Wahab, Abdul.2015. Determinasi Perkembangan Objek Wisata di Pulau Bali.
Jurnal Ekonomi Terapan Vol.3 No.2. UDAYANA, Bali
Soewantor.2014. Dampak Wisata Terhadap Perekonomian Kota Medan. Jurnal
Ekonomi Wisata Vol.1 No.1 UNM, Medan.
Yoet, Hariadi.2013. Dampak Sektor Pariwisata Di Sumatera Barat. Jurnal
Ekonomi Wisata, Vol.1 No.5 UNES,Padang.
Kodyat.2013. Identifikasi Objek Wisata Kawasan Gunung Kerinci,. Tesis Magister
Ilmu Ekonomi Pascasarjana Unja, Jambi.
Soebagyo.2012. Strategi Pengembangan Wisata Indonesia,.Jurnal Ekonomi
Kwuntitatif Vol.2 No.2. Univ.Jember. Jember
Devunawati.2011. Strategi Optimalsiasi Aset Daerah Di Sektor Pariwisata
Kabupaten Kerinci Dalam Peningkatan PAD,. Tesis Magister Ilmu
Ekonomi Pascasarjana Unja, Jambi.
Neny, Indriana. 2010. Identifikasi Potensi dan Pengembangan Klaster
Industri Kreatif di Kabupaten Rembang. Jurnal Penelitian Pendidikan
Lembaga Penelitian Unnes Vol 18 No 1 tahun 2010.
Yasri. 2009. Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil Kreatif. Bandung :
Penerbit Akatiga.
Rosyadi, Imron. 2015. Kinerja pengelola UMKM Industri Kreatif.
Universitas Airlangga, Surabaya ,2015

365
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
Sumarno. 2010. Etos Kerja Wanita UMKM Industri Kreatif Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga ”. Studi kaus pada Kerajinan Bambu, Yogyakarta
: Kopertis V.
Prasetyo, 2010. Analisis Pendapatan Industri Kreatif. Tesis, S2, STIE
Kerjasama, Yogyakarta.
Waskito, 2010. Pengembangan Industri Kraetif Sebagi Usaha Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat”, Tesis, S2, Pasca Sarjana, UGM, Yogyakarta
Surya, 2012, Perilaku Industri Kreatif dalam Meningkatkan Kinerja Pasar,
Laporan Penelitian Dasar, DP2M, Dirjen Dikti, Jakarta.
Wiwin, 2014, Peningkatan Produksi Kerajinan Sebagai Upaya Mendukung
Program Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Bantul Yogyakarta,
Laporan Penelitian Dosen Muda, DP2M, Dirjen Dikti, Jakarta.
Syamsudin. 2011. Studi Kemitraan UKM di Kota Semarang. Jurnal Dinamika
Vol 15 No.1 Tahun 2011 hal 1-20
Rahmad, Abdul. 2009. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa
Isu Penting, Jakarta: Penerbit Salemba Empat

366
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Analisis Pengembangan Industri Kreatif Unggulan


Berdayasaing Ekspor di Provinsi Jambi

M.Syurya Hidayat, Yohanes Vyn Amzar


Faculty of Economics and Business, Universitas Jambi, Indonesia
Email: m_syuryahidayat@unja.ac.id

Abstract
The objectives of this research are: First, to identify the creative industries
which have export competitiveness. Second, to identify the factors that
influence the development of creative industries which are identified as
leading industries. Third, to formulate a creative industry development
model that is identified as a leading industry and has export
competitiveness. Fourth, to design policy strategies for developing creative
industries that are identified as leading industries and have export
competitiveness in Jambi Province. Several analytical models were used to
answer the research objectives: 1) Production Instability Index, Location
Quotient and Specialization Index models. 2) Multiple Regression model. 3)
Simultaneous Equation Model. 4) SWOT Quantitative analysis model. The
results of the research concluded that the creative industries which identified
as leading industry and having export competitiveness to be developed in
Jambi Province are the handicraft, advertising and television industries.
Internal factors that influence the development of the creative industries are
access to capital, entrepreneurship, local human resources, marketing,
business plans, financial knowledge, local raw materials and local product
design. While external factors that influence are government support,
legality, social networks, access to information, technology and coaching.
The leading creative industry development model in Jambi Province should
be more concerned with two main factors; labor productivity and raw
material support.

Keywords: Creative Industry, Leading Sector, Export

PENDAHULUAN
Provinsi Jambi merupakan daerah yang saat ini tumbuh berkembang pesat,
dimana pertumbuhan ekonomi mencapai 4,71% pada tahun 2018 dan 4,6%
pada tahun 2017. Pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari kontribusi sektor
Industri Kreatif yang lebih dari 60% dan kemampuan Industri Kreatif dalam
menyerap tenaga kerja sebesar 69%. Besarnya kontribusi Industri Kreatif tidak
terlepas dari berkembangnya berbagai kelompok industri kreatif. Walaupun

367
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

sektor industri pengolahan masih menunjukan perkembangan yang


kondungsif, karena memberi kontribusi sebesar 78%, namun industri kreatif
menunjukan perkembangan yang significant (Purwaningsih, 2015).
Mencermati perkembangan industri kreatif di Provinsi Jambi yang
sangat prospektif, maka diperlukan suatu model kebijakan strategis yang
bersifat realistis dan aplikatif. Perumusan model kebijakan strategis dalam
rangka pengembangan industri kreatif yang memiliki keunggulan serta
berorientasi ekspor, maka diperlukan suatu kajian yang sistimatis dan
bertahap. Kajian tersebut pada tahap awal harus memberi informasi secara
utuh mengenai profil industri kreatif di Provinsi Jambi. Kemudian
dilakukan pengidentifikasian industri kreatif yang memiliki keunggulan
dan berorientasi ekspor. Sebelum sampai pada perumusan kebijakan, maka
faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan industri kreatif unggulan
berorientasi ekspor harus teridentifikasi. Sehingga akan dapat dirumuskan
model kebijakan strategis pengembangan industri kreatif unggulan
berorientasi ekspor di Provinsi Jambi.

Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Industri kreatif manakah yang teridentifikasi memiliki keunggulan
berdayasaing ekspor untuk dikembangkan di Provinsi Jambi.
2. Faktor faktor apakah yang mempengaruhi pengembangan industri
kreatif yang teridentifikasi memiliki keunggulan berdaya saing
ekspor di Provinsi Jambi.
3. Bagaimanakah model pengembangan industri kreatif yang
teridentifikasi memiliki keunggulan berdayasaing ekspor di Provinsi
Jambi.
4. Bagaimanakah strategi kebijakan pengembangan industri kreatif
yang teridentifikasi memiliki keunggulan berdaya saing ekspor di
Provinsi Jambi

State of the Art


Pemberdayaan industry kreatif sangat penting dan strategis dalam
mengantisipasi perekonomian ke depan terutama dalam memperkuat
struktur perekonomian daerah. Terdapat tiga alasan yang mendasari
negara berkembang memandang pentingnya keberadaan industry kreatif
yaitu pertama karena kinerja industry kreatif cenderung lebih baik dalam hal
melahirkan tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagai bagian dari
dinamikanya, industri kreatif sering mencapai peningkatan
produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Ketiga,

368
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

karena sering diyakini bahwa industri kreatif memiliki keunggulan (Widiatimi,


2013).
Sudiarta (2011) dalam penelitiannya tentang strategi pengebangan
industri kreatif mengidentifikasi faktor modal, kemitraan usaha,
ketersediaan bahan baku sebagai faktor yang turut mempengaruhi
pengembangan industri kreatif. Analisis dilakukan dengan menggunakan
model SWOT.
Menurut Mohkmad (2011) mengenai model pengembangan industri
kreatif berbasis ekonomi masyarakat menyatakan bahwa kualitas SDM,
pendidikan, pelatihan, dan pembinaan berkala dari pemerintah serta
kemitraan swasta mempengaruhi model pengembangan industri kreatif.
Berdasarkan analisis regresi berganda, faktor faktor tersebut berpengaruh
secara nyata terhadap pengembangan industri kreatif. Demikian juga seperti
yang disampaikan Susanty (2013) bahwa kualitas SDM lokal mempengaruhi
pengembangan klaster industri kreatif Batik.
Dalam pengembangan industri kreatif, dukungan sarana dan prasaran
turut mempengaruhi pengembangan produk unggulan industri kreatif.
Disamping itu jaminan pasar turut menentukan pengembangan produk
unggulan industri kreatif (Kusdiana, 2014). Oleh sebab itu, perhatian
terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi industri kreatif
sangat berarti.
Kajian tentang faktor pendukung berkembangnya industri kreatif
dilakukan oleh Sakur (2011). Hasil analisisnya menunjukan banyak faktor
pendukung berkembangnya industri kreatif. Bila dilakukan
pengklasifikasian maka dapat dikelompokan kedalam faktor internal dan
eksternal. Perhatian terhadap faktor tersebut menjadi hal yang urgen.
Pendapat lebih spesifik disampaikan oleh Elves (2015) dalam kajiannya
mengenai Strategi pengembangan industri kreatif dalam upaya penguatan
modal usaha. Hasil kajiannya mempertegas bahwa salah satu strategi
pengembangan industri kreatif adalah melalui penguatan terhadap modal
usahanya.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu
metode penelitian deskriptif kuantitatif dan metode penelitian survai.
Metode penelitian deskriptif kuantitatif digunakan dalam upaya
mengidentifikasi profil industri kreatif unggulan berdayasaing ekspor dan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya. Melengkapi metode
penelitian deskriptif kuantitatif maka digunakan pula metode penelitian
survai. Metode penelitian survai digunakan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha industri kreatif unggulan

369
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

berdayasaing ekspor dan model pengembangannya. Untuk itu, yang


dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah industri kreatif yang ada di
wilayah barat Provinsi Jambi.
Metode Penarikan Sampel
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Two Stage Cluster Random Sampling. Metode ini digunakan karena
industry kreatif yang diambil di kluster berdasarkan pengelompokan
industri kreatif. Pada tahap I pengambilan sampel dilakukan pada level
Kabupaten, dan pada tahap II dilanjutkan pada level Kecamatan. Sampel
yang terpilih akan dialokasikan secara proporsional pada tingkat kecamatan.
Model Analisis
Bagan Penelitian Analisis Pengembangan Industri Kreatif Unggulan
Berdayasaing Ekspor di Provinsi Jambi akan melalui 4 tahapan pekerjaan.
Tahapan tersebut antara lain:

1. Pengidentifikasian UMKM industri kreatif unggulan berdayasaing


ekspor dengan menggunakan 3 tahapan seleksi model analisis:
1) Model Analisis Tahap 1 : Index Instabilitas Production
2) Model Analisis Tahap 2 : Location Quotion
3) Model Analisis Tahap 3 : Specialisassi Index
2. Penentuan factor factor yang mempengaruhi pengembangan industri
kreatif unggulan berdayasaing ekspor:
1) Model Analisis Multiple Regression
3. Penentuan model pengembangan industri kreatif unggulan
berdayasaing ekspor dengan menggunakan:
1) Model Analisis Simultaneous Equation
4. Perumusan kebijakan strategis pengembangan industri kreatif
unggulan berdayasaing ekspor dengan menggunakan:
1) Model Analytic SWOT Quantitative

HASIL ANALISIS
Industri Kreatif Unggulan Berdayasaing Ekspor
Pengidentifikasian terhadap tingkat kestabilan produksi dari industry kreatif
yang berorientasi ekspor dengan menggunakan the Indexes of Production
Instability menghasil indeks untuk setiap industry kreatif. Tabel
1memperlihatkan indeks tingkat kestabilan produksi industry kreatif yang
terpilih.

370
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 1. Hasil Analisis The Index of Production Instability


Produksi Industri Kreatif Index of Instability
1. Pertelevisian 0.9778
2. Periklanan 0.1527
3. Industri Kerajinan 0.6706
4. Arsitektur 16.3750
Sumber : Data diolah dari BPS Provinsi Jambi

Berikutnya akan dilakukan analisis dengan menggunakan model LQ. Model


ini merupakan salah satu cara atau pendekatan perencanaan yang
dugunakan dalam membangun suatu daerah adalah berdasarkan pada
model ekonomi regional, yaitu basis ekonomi. Metode Location Quotien
(LQ) merupakan suatu cara pengukuran yang paling cepat untuk
menentukan Sektor basis dan non basis. Berdasarkan analisis dapat
terindentfikasi besaran LQ sektor industry kreatif.
Tabel 2. Nilai LQ Sektor Industri Kreatif
TAHUN NILAI LQ
Industri Kreatif Kerajinan 1,36
Industri Kreatif Periklanan 1,35
Industri Kreatif Pertelevisian 1,32
Sumber : Data Diolah
Tabel diatas memperlihatkan hasil perhitungan LQ untuk sektor industry
kreatif. Hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai koefisien LQ untuk
sektor industry kreatif lebih besar dari satu. Ini berarti,3sektor industry
kreatif merupakan sektor basis di Provinsi Jambi.

Faktor Faktor Mempengaruhi Pengembangan Industri Kreatif Unggulan


Berdaya Saing Ekspor
Pada sisi ketepatan posisi model, bahwa hasil estimasi menunjukan ternyata
model tersebut cukup mampu untuk digunakan sebagai analisis. Hal ini
terlihat dari angka koefisien determinasi R2 = 0,994745 dan uji f yang
significant pada P = 0,000949. Ini berarti secara keseluruhan keseluruh faktor
mempunyai mempunyai pengaruh yang significant terhadap keberhasilan
pengembangan industry kreatif di Provinsi Jambi. Hasil perhitungan
memperlihatkan bahwa masing-masing variabel bebas secara parsial
mempunyai pengaruh siqnificant terhadap keberhasilan pengembangan
industry kreatif di Provinsi Jambi.
Secara parsial menunjukkan bahwa akses modal mempunyai
pengaruh yang siqnificant terhadap keberhasilan pengembangan industry
kreatif di Provinsi Jambi, hal ini ditunjukkan oleh nilai P = 0.0158. Artinya

371
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
faktor akses modal, mempunyai pengaruh nyata dalam keberhasilan
pengembangan industry kreatif di Provinsi Jambi. Dari pernyataan tersebut
didiskripsikan bahwa apabila terjadi penambahan akses modal terhadap
pengembangan industry kreatif, maka akan memberikan kontribusi yang
nyata terhadap pengembangan industry kreatif di Provinsi Jambi.
Dari hasil uji menyatakan bahwa faktor kewirausahaan mempunyai
pengaruh yang siqnificant terhadap keberhasilan pengembangan industry
kreatif di Provinsi Jambi, dengan nilai P = 0.0809. Berdasarkan hasil uji
tersebut membuktikan bahwa faktor kewirausahaan mempunyai pengaruh
yang siqnificant. Koefisien positif untuk kewirausahaan memperlihatkan
bahwa adanya pengaruh positif variabel. Ini berarti semakin tinggi tingkat
variabel kewirausahaan maka akan mempengaruhi tingkat keberhasilan
pengembangan industry kreatif di Provinsi Jambi.

Model Pengembangan Industri Kreatif Unggulan Berdayasaing Ekspor


Dalam sub hipotesisi dinyatakan bahwa produktivitas tenaga kerja yang
bekerja pada industri kreatif unggulan yang berorientasi ekspor dipengaruhi
oleh pendidikan formal, pengalaman kerja, pelatihan dan tingkat upah dari
tenaga kerja.
Hasil pengujian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja secara over all test menunjukkan bahwa
pendidikan formal, pengalaman kerja, pelatihan dan tingkat upah tenaga
kerja menunjukkan pengaruh yang berarti (F hitung = 27.698 dan  = 0,0001).
Dimana, setiap variasi perubahan tingkat produktivitas tenaga kerja sebagai
variabel dependent mampu dijelaskan oleh variasi perubahan variabel-
variabel independent sebesar 84,3%. Hal ini terindikasi dari nilai adjusted R2
= 0,843.
Secara partial test menunjukkan bahwa variabel pendidikan formal
tenaga kerja (thitung = 1,951  = 0,057), pengalaman kerja (thitung = 3.068  =
0,004), pelatihan (thitung = 1,687  = 0,098) dan tingkat upah (thitung = 1,781  =
0,082) menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan
produktivitas tenaga kerja. Hal ini memberi arti bahwa semakin lama tenaga
kerja bekerja pada bidang pekerjaannya, seringnya pelatihan yang diikuti
tenaga kerja sesuai bidang pekerjaannya dan semakin tinggi upah yang
diterima tenaga kerja maka akan semakin tinggi produktivitas tenaga pada
industri kreatif unggulan. Sedangkan untuk variabel pendidikan formal
yang diperlukan industri kreatif sebenarnya adalah jenjang pendidikan
kejuruan seperti Politeknik atau SMK.

372
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Strategi Kebijakan Pengembangan Industri Kreatif Unggulan Berdaya


Saing Ekspor
Peningkatan Penggunaan Tenaga Kerja
Guna meningkatkan daya serap tenaga kerja maka pengembangan industry
kreatif unggulan yang berorientasi ekspor tidak dapat sepenuhnya full
technology. Pemilihan teknologi yang digunakan dalam industry kreatif
unggulan tersebut harus selektif dan memperhatikan aspek daya serap
tenaga kerja.
Pada sisi lain, kesiapan tenaga kerja memenuhi persyaratan teknis
yang diinginkan industry kreatif unggulan berorientasi ekspor yang
dikembangkan juga harus dapat dipenuhi. Bagi industry kreatif unggulan,
peningkatan penggunaan tenaga kerja harus berdampak pula terhadap
peningkatan produktivitas. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan
peningkatan kualitas dan pemenuhan persyaratan teknis calon tenaga kerja
yang akan bekerja pada agroindustri tersebut.

Peningkatan Pendapatan Tenaga Kerja


Peningkatan pendapatan tenaga kerja yang bekerja pada industry kreatif
unggulan berorientasi ekspor sebagai dampak dari pengembangan industry
kreatif unggulan merupakan suatu keharusan. Upaya tersebut tidak harus
dimulai dengan peningkatan upah karena akan berdampak jauh terhadap
beban biaya produksi industri.
Kebijakan yang mesti dilakukan dapat diawali dari upaya peningkatan
produktivitas tenaga kerja. Bila hal ini dilakukan maka akan terkait dengan
dua hal yaitu tuntutan akan peningkatan keahlian tenaga kerja dan
perbaikan teknik produksi. Investasi industry kreatif unggulan harus
diarahkan pada kedua hal tersebut. Bila kedua hal tersebut telah dilakukan
maka pendapatan tenaga kerja akan meningkat dan pada saat bersamaan
industry kreatif unggulan juga berkembang.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Beranjak dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Industri kreatif yang teridentifikasi memiliki keunggulan
berdayasaing ekspor untuk dikembangkan di Provinsi Jambi adalah
industry kreatif kerajinan, periklanan dan pertelevisian.
2. Faktor faktor yang mempengaruhi pengembangan industri kreatif
yang teridentifikasi memiliki keunggulan berdaya saing ekspor di
Provinsi Jambi adalah akses modal, kewirausaahan, SDM local,
pemasaran, rencana bisnis, pengetahuan keuangan, bahan baku local

373
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
dan desain produk local sebagai factor internal. Sedangkan factor
dukungan pemerintah, legalitas, jaringan sosial, akses informasi,
tekhnologi dan pembinaan sebagai factor eksternal.
3. Model pengembangan industri kreatif yang teridentifikasi memiliki
keunggulan berdayasaing ekspor di Provinsi Jambi harus
memperhatikan 2 faktor utama yaitu produktivitas tenaga kerja dan
dukungan bahan baku.
4. Strategi kebijakan pengembangan industri kreatif yang teridentifikasi
memiliki keunggulan berdaya saing ekspor di Provinsi Jambi harus
menekankan pada spek internal dan eksternal, disamping factor
kualitas SDM dan dukungan bahan baku.

Saran
Beranjak dari hasil analisis dan kesimpulan di atas maka dapat disarankan
beberap hal sebagai berikut :
1. Dalam rangka pengembangan industry kreatif unggulan yang
berorientasi ekspor maka guna memenuhi kualifikasi SDM yang
sangat berdampak positif maka diperlukan lembaga pendidikan
setara Politekhnik. Lembaga ini pada dasarnya berorientasi pada
kebutuhan pasar tenaga kerja.
2. Pemerintah harus berperan aktif dalam memberikan pembinaan dan
memfasilitasi timbulnya kemitraan danjejaringan antar industry
kreatif. Hal ini bertujuan untuk mengeliminir ketergantungan bahan
baku industry kreatif unggulan berorientasi ekspor.

DAFTAR PUSTAKA
lves, Juvenal, dkk. 2015.Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah Dalam Upaya Penguatan Modal Usaha Di Timor Leste.
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN. 2442-6962 Vol. 4, No. 2
(2015) 167. Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Hamid, Edy Suandi dan Susili, Y Sri, 2011. Strategi Pengembangan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 12, Nomor 1, Juni 2011.
Hamid, Edy Suandi dan Y. Sri Susilo. 2011. Strategi Pengembangan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 12, Nomor 1, Juni 2011, hlm.45-
55. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Kusdiana, Dikdik dan Ardi Gunardi. 2014. Pengembangan Produk Unggulan
UMKM Kabupaten Sukabumi. Trikonomika Volume 13, Nomor 2,
Desember 2014. Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung.

374
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Lantu, Donald Crestofel, dkk. 2016. Pengembangan Model Peningkatan Daya


Saing UMKM di Indonesia: Validasi Kuantitatif Model. Jurnal
Manajemen Teknologi, 15(1), 2016. Institut Teknologi Bandung.
Mokhamad, Taufik dan Hartono. 2011. Model Pengembangan Usaha Kecil
Menengah Berbasis Potensi Ekonomi Masyarakat. Jurnal WIGA .Vol.1
No.1 Maret 2011.1 ISSN No. 2088-0944. STIE Widya Gama Lumajang.
Purwaningsih, Ratna dan Pajar Damar Kusuma. 2015. Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Kecil Dan Menengah (UKM)
Dengan Metode Structural Equation Modeling(Studi kasus UKM
berbasis Industri Kreatif Kota Semarang). Prosiding SNST ke-6 Tahun
2015.Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Sakur. 2011. Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha
MikroKecil dan Menengah: Studi Kasus di Kota Surakarta. Spirit Publik
Volume 7 Nomor 2, Oktober 2011.
Sudiarta, I Putu Lanang dkk,2010. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) Di
Kabupaten Bangli, e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen Volume 2 Tahun 2014
Sulistyo, Heru dan Ardian Adiatma. 2011. Model Optimalisasi Kemitraan
UKM (Usaha Kecil Menengah) Dan Bumn (Badan Usaha Milik
Pemerintah) Melalui Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL)
Untuk Meningkatkan Kinerja UKM. Riptek Vol.5 No.II Tahun 2011,
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Susanty, Aries, dkk. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Klaster Batik Pekalongan (Studi Kasus Pada Klaster Batik
Kauman, Pesindon Dan Jenggot).J@TI Undip, Vol VIII, No 1, Januari
2013.
Widyatmini, dkk. 2013. Grand Strategi Pengembangan UKM Berorientasi
Ekspor. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &
Teknik Sipil), Volume 5 Oktober 2013. Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma – Depok.

375
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Model dan Strategi Peningkatan Kinerja Keuangan Daerah


dan Dampaknya Terhadap APBD Berbasis Desentralisasi Fiskal
dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi
M.Rachmad.R, M. Syurya Hidayat
Faculty of Economics and Business, Universitas Jambi, Indonesia
Email: rachmad@unja.ac.id

Abstract

The objectives of this research are: First, to determine the amount of financial
capability of local districts in Jambi Province after regional autonomy.
Second, to analyze the factors that influence the performance of regional
finances. Third, to analyze the effect of regional financial performance on
regional budget based on fiscal decentralization and regional economic
growth. The first research objective was analyzed using the regional financial
capability index (IKK) analysis model through the calculation of the PAD
(Local Government Revenue) growth index, the index of direct expenditure
elasticity to the PAD and the PAD share index to the APBD (Regional
Expenditure Budget). The second research objective was analyzed using
multiple regression analysis models. The third research objective was
analyzed using a simple regression analysis model. The results of this
research indicate that the level of financial performance of regencies / cities in
Jambi Province after regional autonomy, which is reflected in the PAD
growth index, the direct expenditure elasticity index and the PAD
contribution index in financing the APBD show a positive index
development. Then, investment factors, per capita income and direct
expenditure also affect the financial performance of the city district in Jambi
Province after regional autonomy. The capability of regional financial
performance also affects the regional budget based on fiscal decentralization
and regional economic growth.

Keywords: Regional Financial Capabilities, Fiscal Decentralization and Economic


Movements,

PENDAHULUAN
Jika penerimaan PAD dapat ditingkatkan, maka kemampuan keuangan
daerah juga akan meningkat. Sedangkan kemampuan keuangan akan
menstimulisasi pembiayaan yang berasal dari APBD murni untuk
pembangunan daerah. Bila ini berjalan dengan baik maka kemandirian
376
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

keuangan akan muncul untuk mendorong tumbuhkembangnya ekonomi


daerah sebagai akibat dari dampak pengelolaan keuangan pemerintah yang
berasal dari PAD.
Di sisi lain, peningkatan kemampuan keuangan daerah juga
dipengaruhi oleh investasi daerah dan belanja langsung daerah. Belanja
langsung tersebut menggerakkan roda ekonomi daerah yang dilakukan oleh
institusi pemerintah Kabupaten dan berdampak terhadap penerimaan PAD.
Untuk mengkaji lebih detail lagi, maka diperlukan suatu penelitian tentang
peningkatan kemampuan keuangan daerah dalam rangka desentralisasi
fiskal dan pertumbuhan ekonomi daerah kabupaten pemekaran di Provinsi
Jambi.

Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat kinerja keuangan daerah kabupaten kota di
Provinsi Jambi pasca otonomi daerah, yang tergambar dari indeks
pertumbuhan PAD, Indeks Elastisitas belanja langsung dan Indeks
kontribusi PAD dalam membiayai APBD.
2. Factor factor apakah yang mempengaruhi kinerja keuangan daerah
kabupaten kota di Provinsi Jambi pasca otonomi daerah.
3. Bagaimana pengaruh kemampuan kinerja keuangan daerah terhadap
APBD berbasis desentralisasi fiskal dan pertumbuhan ekonomi daerah.

State of the Art

Untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah pada daerah


kabupaten/kota pemekaran, maka diperlukan peningkatan Indeks
Kemampuan Keuangan (IKK). Sedangkan IKK tersebut merupakan indeks
rerata dari indeks pertumbuhan PAD, indeks elastisitas belanja langsung dan
indeks kontribusi PAD terhadap APBD. Ini berarti, indeks kemampuan
keuangan akan berkaitan dengan PAD dan dana perimbangan dari
pemerintah pusat.
Pada sisi lain, peningkatan kemampuan keuangan daerah akan
dipengaruhi pula oleh pendapatan perkapita, investasi daerah dan belanja
langsung. Hasil penelitian Hadi Sumarsono (2009) tentang analisis
kemandirian otonomi daerah studi kasus Kota Malang 1999-2004
menyatakan bahwa kenaikan PDRB yang berimbas terhadap kenaikan
pendapatan perkapita daerah kurang berpengaruh terhadap PAD yang
berimbas terhadap peningkatan kemampuan keuangan daerah. Disamping

377
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

itu, besaran investasi daerah dan belanja langsung daerah juga


mempengaruhi kemampuan keuangan daerah.
Secara substansi, peningkatan kemampuan keuangan daerah akan
berkaitan dengan peningkatan derajat desentralisasi fiskal yang berkaitan
pula dengan peningkatan PAD. Besaran pencapaian PAD yang tinggi, efisien
dan efektif akan mendorong peningkatan kemampuan keuangan daerah.
Mengacu kepada pemikiran tersebut, hasil penelitian Brian Sagay (2013)
tentang kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan anggaran pendapatan
belanja Kabupaten Minahasa Selatan menyatakan bahwa Kabupaten
Minahasa belum mampu mengelola dan mengoptimalkan PAD. Hal ini
terlihat dari rasio derajat desentralisasi dan rasio keuangan yang masih
rendah. Oleh karena perlu ditingkatkan perolehan PAD agar derajat
desentralisasi fiskal dan kemandirian keuangan meningkat.
Mendukung upaya meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah),
maka hasil penelitian Muzdalifah (2013) tentang kemampuan keuangan
daerah Kabupaten Tabalong dalam otonomi daerah menyatakan bahwa
indeks kemampuan keuangan daerah rerata sebesar 0,51 yg berarti
Kabupaten Tabalong sejak adanya otonomi daerah belum mampu mandiri
secara keuangan. Untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah, maka
daerah harus mampu mengoptimalkan dan menggali potensi PAD yang
berasal dari pajak dan retribusi dareah, laba BUMD dan lain-lalin
pendapatan yang sah.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data sekunder dan dilengkapi pula dengan metode observasi. Yang
dimaksud dengan analisis data sekunder adalah data yang telah dilaporkan
suatu badan, organisasi dimana badan atau organisasi itu sendiri tidak
langsung mengumpulkan data, melainkan diperoleh dari pihak-pihak lain
yang telah mengumpulkan terlebih dahulu dan menerbitkannya (Masri
Singarimbun:1989).
Sedangkan yang dimaksud dengan metode observasi adalah
penelitian yang melakukan pengamatan terhadap objek dan daerah
penelitian dan menggunakan kuesioner sebagai alat. Metode ini digunakan
untuk melengkapi analisis kontribusi dan retribusi daerah, laba BUMD dan
Lain-lain Pendapatan Yang Sah sebagai bagian dari perhitungan PAD
(Pendapatan Asli Daerah).

Model Analisis Data


Analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian tentang model
peningkatan kemampuan keuangan daerah dalam rangka desentralisasi

378
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

fiskal dan pertumbuhan ekonomi menggunakan analisis kuantitatif. Analisis


kuantitatif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian seperti berikut ini:

Model Analisis Pertama


Untuk menjawab tujuan penelitian pertama maka akan digunakan model
indeks kemampuan keuangan (IKK) dengan formulasi berikut ini:

𝑋𝐺 + 𝑋𝐸 + 𝑋𝑆
𝐼𝐾𝐾 =
3
Dimana:
IKK = Indeks Kemampuan Keuangan
XG = Indeks Pertumbuhan PAD (Growth)
XE = Indeks Elastisitas Belanja Langsung terhadap PAD
XS = Indeks Share (kontribusi) PAD terhadap APBD

Sedangkan kriteria tingkat kemampuan keuangan daerah


menggunakan batasan seperti termuat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1
Kriteria Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah

Indeks Kemampuan Keuangan Tingkatan


0,00 – 0,33 Rendah
0,34 – 0,43 Sedang
0,44 – 0,10 Tinggi

Untuk mengukur indeks pertumbuhan (XG), Indeks elastisitas (XE ) dan


Indeks share (XS), akan digunakan formulasi sebagai berikut:

1) Indeks Pertumbuhan (Growth)

𝐺𝑃𝐴𝐷𝑖 − 𝐺𝑃𝐴𝐷𝑚𝑖𝑛
𝑋𝐺 =
𝐺𝑃𝐴𝐷𝑚𝑎𝑥 − 𝐺𝑃𝐴𝐷𝑚𝑖𝑛
Dimana:
XG = Indeks pertumbuhan
GPADi = Besaran pertumbuhan PAD tahun observasi ke i
GPADmin = Besaran pertumbuhan PAD yang hasilnya terkecil dari
keseluruhan tahun observasi ke i
GPADmax = Besaran pertumbuhan PAD yang hasilnya terbesar dari
keseluruhan tahun observasi ke i

379
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

2) Indeks Elastisitas
𝐸𝐵𝐿𝑖 − 𝐸𝐵𝐿𝑚𝑖𝑛
𝑋𝐸 =
𝐸𝐵𝐿𝑚𝑎𝑥 − 𝐸𝐵𝐿𝑚𝑖𝑛
Dimana:
XE = Indeks elastisitas Belanja Langsung terhadap PAD
EBLi = Besaran elastisitas belanja langsung terhadap PAD tahun
observasi ke i
EBLmin = Besaran elastisitas belanja langsung terhadap PAD yang
hasilnya terkecil dan keseluruhan tahun observasi
EBLmax = Besaran elastisitas belanja langsung terhadap PAD yang
hasilnya terbesar dan keseluruhan tahun observasi

3) Indeks Share
𝑆𝑃𝐴𝐷𝑖 − 𝑆𝑃𝐴𝐷𝑚𝑖𝑛
𝑋𝑆 =
𝑆𝑃𝐴𝐷𝑚𝑎𝑥 − 𝑆𝑃𝐴𝐷𝑚𝑖𝑛
Dimana:
XS = Indeks Share (kontribusi) PAD terhadap APBD
SPADi = Besaran Share (kontribusi) PAD terhadap APBD tahun
observasi ke i
SPADmin = Besaran Share (kontribusi) PAD terhadap APBD yang hasilnya
terkecil dan keseluruhan tahun observasi
SPADmax = Besaran Share (kontribusi) PAD terhadap terhadap APBD yang
hasilnya terbesar dan keseluruhan tahun observasi

Model Analisis Kedua


Untuk menjawab tujuan penelitian kedua, maka akan digunakan model
analisis regresi berganda dalam formulasi berikut ini:

𝐾𝐾 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑖𝑛𝑣 + 𝑎2 𝑃𝑐𝑎𝑝 + 𝑎3 𝐵𝐿 + 𝑒
Dimana:
KK = kemampuan keuangan daerah
Inv = Investasi Daerah
Pcap = Pendapatan Perkapita Daerah
BL = Belanja Langsung Daerah
e = error term
a0 = Intercept
a1 a2 a3 = Koefisien Regresi

Model Analisis Ketiga


Untuk menjawab tujuan penelitian ketiga maka digunakan model regresi
sederhana dengan formulasi berikut ini:

380
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

𝑌𝐷𝐹 = 𝑏0 + 𝑏1 𝐾𝐾
𝑃𝐸 = 𝑐0 + 𝑐1 𝐾𝐾

Dimana
KK = kemampuan keuangan daerah
YDF = APBD berbasis desentralisasi fiskal

PE = Pertumbuhan ekonomi daerah


b0 , c0 = intercept
b1, c1 = koefisien regresi

Analisis Kemampuan Fiskal Daerah


Kemampuan fiskal daerah akan terlihat dari besaran kontribusi Pendapatan
Asli Daerah (PAD) terhadap total pendapatan daerah (TPD). Dapat pula
dikatakan bahwa besaran kontribusi tersebut merupakan rasio antara PAD
dengan TPD dalam skala persentase. Semakin besar peningkatan PAD maka
besaran kontribusi atau rasio tersebut juga semakin tinggi dengan asumsi
peningkatan TPD dari komponen non PAD relatif kecil. Oleh karena itu,
upaya peningkatan PAD melalui peningkatan pajak dan retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta pendapatan asli
daerah lain yang sah harus dilakukan.
Mencermati kemampuan fiskal daerah tersebut maka aplikasi untuk
Provinsi Jambi selama tahun 2014-2018 tercatat peningkatan PAD yang
signifikan. TPD Provinsi Jambi juga meningkat sebagai akibat peningkatan
PAD tersebut. Deskriptif lebih detil data perkembangan PAD dan TPD
selama 5 tahun tersebut dimuat pada tabel berikut ini:
Tabel 1 Analisis Kemampuan Fiskal Daerah Provinsi Jambi Tahun
2014-2018
No Tahun PAD TPD RPAD (%) Kesimpulan
1 2 3 4 5 = 3:4 x 100 6
1 2014 17,960,150,000.00 458,130,924,326.00 3.92 Rendah Sekali*
2 2015 20,990,150,000.00 496,477,793,251.80 4.23 Rendah Sekali*
3 2016 25,183,715,487.00 511,617,139,548.00 4.92 Rendah Sekali*
4 2017 26,896,483,592.00 676,808,287,593.77 3.97 Rendah Sekali*
5 2018 31,453,982,000.00 757,249,438,335.00 4.15 Rendah Sekali*
Rata-rata 24,496,896,215.80 580,056,716,610.91 4.24 Rendah Sekali*
*Nilai Rasio < 25%: Derajat Ekonomi Fiskal (DOF)/Kemampuan Fiskal & Kinerja Anggaran Rendah Sekali (Nataludin 2001)

Pendapatan data rasio antara PAD dengan TPD berupa RPAD selama tahun
2014-2018 memperlihatkan bahwa angkanya masih relatif kecil atau berada
dibawah 5% dengan rata-rata sebesar 4,24%. Mengacu kepada hasil RPAD
selama 5 tahun tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan fiskal

381
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

daerah Provinsi Jambi adalah rendah sekali. Ini berarti Pemerintah Provinsi
Jambi harus bekerja keras meningkatkan kemampuan fiskal daerah tersebut.
Bila RPAD yang termuat pada tabel diatas dimana rata-ratanya adalah
sebesar 4,24% dapat pula diartikan bahwa kinerja anggaran buruk sekali
atau rendah sekali. Diperlukan upaya meningkatkan PAD dari non-pajak &
retribusi daerah karena Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
pajak daerah dan retribusi daerah telah membatasi objek pajak dan retribusi
daerah.

Analisis Kemandirian Fiskal Daerah


Kemandirian fiskal daerah tergambar dari rasio antara Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dengan penerimaan dari transfer dari pemerintah
pusat/provinsi Jambi dan dana pinjaman/piutang pemerintah Provinsi Jambi.
Ini berarti, peningkatan kemandirian fiskal daerah juga dapat dilakukan
melalui peniadaan atau pengurangan hutang sehingga kemandirian fiskal
daerah akan meningkat.
Mencermati pemikiran kemandirian fiskal daerah tersebut maka
Provinsi Jambi untuk tahun 2017 dan 2018 menjadi kurang mandiri karena
pemerintah Provinsi Jambi mengambil hutang selama 2 tahun tersebut
sehingga timbul beban pembayaran cicilan pokok kendatipun hutang
tersebut relatif kecil dan untuk jangka waktu pendek. Deskripsi tentang
kemandirian fiskal daerah Provinsi Jambi dapat diamati pada tabel dibawah
ini:

Tabel 2 Analisis Kemandirian Fiskal Daerah Provinsi Jambi Tahun 2014-


2018

No Tahun PAD TR Ds TR+Ds RKD Kesimpulan


1 2 3 4 5 6= 4+5 7= 3:6 8

1 2014 17,960,150,000.00 23,104,628,200.00 0.00 23,104,628,200.00 77.73 Sudah Mandiri*


2 2015 20,990,150,000.00 19,114,684,000.00 0.00 19,114,684,000.00 109.81 Sudah Mandiri*
3 2016 25,183,715,487.00 18,283,042,600.00 0.00 18,283,042,600.00 137.74 Sudah Mandiri*
4 2017 26,896,483,592.00 102,339,452,435.77 390,479,080.00 102,729,931,515.77 26.18 Kurang Mandiri**
5 2018 31,453,982,000.00 84,327,128,769.00 17,750,000.00 84,344,878,769.00 37.29 Kurang Mandiri**
Rata-rata 24,496,896,215.80 49,433,787,200.95 81,645,816.00 49,515,433,016.95 77.75
*Nilai Rasio 25 - 50 %: Daerah Dianggap Kurang Mandiri (Nataludin 2001)
**Nilai Rasio 76--100 %: Daerah Dianggap Sudah Mandiri (Nataludin 2001)

Tabel diatas menyajikan selama tahun 2014 hingga 2016, kemandirian fiskal
Provinsi Jambi dikategorikan sudah mandiri. Sedangkan tahun 2017 dan
2018 menjadi kurang mandiri karena munculnya hutang jangka pendek yang
382
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

menyebabkan turunnya peringkat kemandirian fiskal daerah. Perlu


diminimalisir perolehan dan penggunaan utang oleh pemerintah Provinsi
Jambi agar kemandirian fiskal daerah menjadi mandiri seperti yang terlihat
pada rata-rata kemandirian fiskal daerah Provinsi Jambi untuk 5 tahun yaitu
sudah mandiri.

Analisis Ketergantungan Fiskal Daerah


Ketergantungan fiskal daerah mencerminkan ketergantungan pendapatan
daerah dari pemerintah pusat melalui APBN. Rasio perhitungan
ketergantungan fiskal daerah diperlihatkan oleh rasio antara dana
perimbangan dengan total pendapatan daerah dimana dana perimbangan
berisikan Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana
Alokas Khusus (DAK).
Peningkatan dana perimbagnan merupakan keberuntungan bagi
Provinsi Jambi. Akan tetapi pada sisi lain, peningkatan tersebut
menimbulkan peningkatan ketergantungan keuangan daerah pada APBN
atau Provinsi Jambi menjadi tidak mandiri. Deskripsi lebih rinci tentang
ketergantungan fiskal daerah Provinsi Jambi dapat dicermati pada tabel
berkut ini;

Tabel 3 Analisis Ketergantungan Fiskal Daerah Provinsi Jambi Tahun 2014-


2018

No Tahun DP TPD RDP Kesimpulan


1 2 3 4 5 =3 :4 6

1 2014 403,564,775,446.00 458,130,924,326.00 88.09 * Tidak Mandiri


2 2015 433,990,435,040.00 496,477,793,251.80 87.41 * Tidak Mandiri
3 2016 451,749,010,781.00 511,617,139,548.00 88.30 * Tidak Mandiri
4 2017 521,204,177,159.00 676,808,287,593.77 77.01 * Tidak Mandiri
5 2018 615,100,153,159.00 757,249,438,335.00 81.23 * Tidak Mandiri
Rata-rata 485,121,710,317.00 580,056,716,610.91 84.41 * Tidak Mandiri
*Nilai Rasio76-100%: Ketergantungan Fiskal Dinyatakan SANGAT BESAR berarti Daerah TIDAK MANDIRI (Nataludin 2001)

Sajian tabel diatas memperlihatkan bahwa selama tahun 2014 hingga


tahun 2018, Provinsi Jambi mendapat kategori tidak mandiri untuk
ketergantungan fiskal daerah. Ini berarti mayoritas pemdapatan daerah
berasal dari dana perimbangan yang bersumber dari APBN. Solusinya, harus
ada upaya peningkatan PAD guna menyeimbangkan peningkatan Dana
Perimbangan agar ketergantungan fiskal daerah menjadi mandiri.

383
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Analisis Kinerja Anggaran Belanja


Rasio antara belanja langsung dengan total belanja daerah menggambarkan
besaran alokas dana APBD Provinsi Jambi untuk membiayai belanja barang
dan jasa serta belanja modal. Makin tinggi rasio tersebut makin baik karena
menggambarkan komitmen dan konsistensi pemerintah Provinsi Jambi
untuk membiayai proyek pembangunan melalui belanja barang dan jasa
serta belanja modal. Idealnya, alokasi belanja langsung minimal mendapat
alokasi sebesar 60% dari total belanja daerah.
Untuk rata-rata 5 tahun terakhir, Provinsi Jambi mendapat penilaian
baik untuk rasio belanja langsung (RBL). Khusus untuk tahun 2014 dan 2015,
RBL Provinsi Jambi mendapat kategori sangat baik. Desripsi lebih detil
tentang belanja langsung disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4 Analisis Belanja Langsung Daerah Provinsi Jambi Tahun


2014-2018
No Tahun TBL TBD RBL Kesimpulan
1 2 3 4 5=3:4 6

1 2014 417,994,238,936.00 591,636,322,405.00 70.65 Sangat Baik


2 2015 370,127,437,811.00 587,534,534,534.00 63.00 Sangat Baik
3 2016 256,215,199,714.00 511,649,691,846.00 50.08 Baik
4 2017 387,577,166,032.17 709,927,813,915.17 54.59 Baik
5 2018 457,062,228,930.00 816,611,263,104.00 55.97 Baik
Rata-rata 377,795,254,284.63 643,471,925,160.83 58.86 Baik

Dari data analisis terlihat bahwa tabel belanja langsung untuk tahun 2015
mengalami penurunan tetapi diikuti pula oleh penurunan total belanja
daerah. Kemudian belanja langsung juga naik sejalan dengan kenaikan
belanja daerah. Ini berarti belanja langsung dapat ditingkatkan bila belanja
daerah meningkat karena pendapatan daerah yang meningkatkan. Berarti
upaya meningkatkan belanja langsung juga berkaitan dengan upaya
meningkatkan pendapatan daerah Provinsi Jambi.

Analisis Belanja Tidak Langsung


Rasio antara belanja tidak langsung dengan total belanja daerah
memperlihatkan besaran belanja yang tidak terkati langsung dengan
pembangunan daerah. Belanja tidak langsung yang tinggi akan berakibat
rendahnya belanja langsung yang lebih dominan untuk pembangunan
daerah.
Belanja tidak langsung lebih didominasi oleh belanja pegawai. Padahal,
dalam belanja langsung juga didapati belanja pegawai. Ini berarti upaya

384
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mengurangi belanja pegawai akan berdampak terhadap rasio belanja tidak


langsung dan rasio belanja langsung terhadap total belanja daerah.
Khusus untuk kondisi Provinsi Jambi, rasio belanja tidak langsung
masih kategori baik. Akan tetapi kategori tersebut juga belum ideal.
Deskripsi belanja tidak langsung disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 5 Analisis Belanja Tidak Langsung Provinsi Jambi Tahun


2014-2018
N Kesimpula
Tahun TBTL TBD RBTL
o n
1 2 3 4 5=3:4 6
173.642.083.469,0 591.636.322.405,0
1 2014 29,35 Sangat Baik
0 0
217.407.096.723,0 587.534.534.534,0
2 2015 37,00 Sangat Baik
0 0
255.434.492.132,0 511.649.691.846,0
3 2016 49,92 Baik
0 0
322.350.647.883,0 709.927.813.915,1
4 2017 45,41 Baik
0 7
359.549.034.174,0 816.611.263.104,0
5 2018 44,03 Baik
0 0
265.676.670.876,2 643.471.925.160,8
Rata-rata 41,14 Baik
0 3

Tabel diatas memperlihatkan bahwa rasio belanja tidak langsung terhadap


total belanja daerah (RBTL) untuk tahun 2014 dan 2015 mendapat penilaian
sangat baik. Kemudian, untuk tahun 2016 hingga 2018 mendapat penilaian
baik. Kedepan, diperlukan upaya meningkatkan RBTL melalui upaya efisien
belanja pegawai karena dalam Rasio Belanja Tidak Langsung (RBTL)
tersebut belanja pegawai masih mayoritas.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Tingkat kinerja keuangan daerah kabupaten kota di Provinsi Jambi
pasca otonomi daerah, yang tergambar dari indeks pertumbuhan PAD,
Indeks Elastisitas belanja langsung dan Indeks kontribusi PAD dalam
membiayai APBD menunjukkan perkembangan indeks yang positif.

385
Luaran Hasil Penelitian dan PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

2. Factor investasi, pendapatan perkapita dan belanja langsung


mempengaruhi kinerja keuangan daerah kabupaten kota di Provinsi
Jambi pasca otonomi daerah.
3. Terdapat pengaruh kemampuan kinerja keuangan daerah terhadap
APBD berbasis desentralisasi fiskal dan pertumbuhan ekonomi daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, David dan Wuryanti, Sri.2015.Analisis Perkembangan Kemampuan


Keuangan Daerah dalam Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah di
Kabupaten Nganjuk.jurnal.unimus.ac.id. Prosiding Seminar Nasional
Ekonomi
Agustina, O.A.2016. Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah dan Tingkat
Kemandirian Daerah doi Era Otonomi Daerah:Studi Kasus Kota Malang
2007-2011. jimfeb.ub.ac.id. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas
Brawijaya, Malang.
Muzdalifah.2015.Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Tabalong Dalam
Otonomi Daerah. DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Vol.6 No.1.Universitas Lambung Mangkurai, Banjar Masin.
Sagay, Brian.2013.Kinerja Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Kabupaten Minahasa Selatan.Jurnal EMBA Vo.1
No.3. Hal.1.165-1.174. Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Sumarsono, Hadi.2009.Analisis Kemandirian Otonomi Daerah (Kasus Kota
Malang).JESP Vol.1 No.1. Universitas Negeri Malang, Malang.
Gde Bisma, I Dewa dan Susanto, Heri.2010. Evaluasi Kinerja Keuangan Daerah
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2003-
2007.GanecSwara Vo.4 No.3.Universitas Mataram, Mataram.
Hidayat, Paidi.2007.Analisis Kinerja Keuangan Kabupaten/Kota Pemekaran di
Sumatera Utara. Economic Journal of Emerging Markets, Vol 12, No 3.
Center for Economics Studies Faculty of Economics, Universitas Islam
Indonesia, Jogjakarta.

386
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sosialisasi Tentang Hak-Hak Anak Dalam Peradilan Pidana


Pada Masyarakat Di Desa Lopak Aur Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari

Dheny Wahyudhi, Sri Rahayu, Herry Liyus dan Windarto


Dosen Fakultas Hukum Universitas Jambi

Abstrak
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilatarbelakangi adanya
permasalahan mitra berkaitan dengan pemahaman terhadap Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Dari
pengamatan di lapangan dan berdasarkan data yang di peroleh menunjukkan
bahwa pelanggaran terhadap hak-hak anak sering terjadi di dalam
masyarakat dan tidak jarang terjadi kekerasan fisik terhadap anak yang
dilakukan oleh orang terdekat. Pada umumnya pelanggaran terhadap hak-
hak anak merupakan awal terjadinya suatu tindak pidana yang berujung pada
proses hukum. Salah satu penyebab dari hal tersebut yakni kurangnya
pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Kegiatan pengabdian
ini dilakukan dengan cara sosialisasi tentang hak-hak anak dalam peradilan
anak, perlindungan hukum terhadap anak dan proses penyelesaian perkara
anak terhadap masyarakat agar lebih memahami hak-hak anak dalam
peradilan. Tujuan dilakukan kegiatan pengabdian ini adalah untuk
meningkatkan peran aktif masyarakat, berpartisipasi, dan peduli terhadap
hak-hak anak. Untuk menjawab permasalahan, solusi yang ditawarkan adalah
dilakukan berupa penyampaian informasi dari narasumber, tanya jawab dan
diskusi, berkaitan dengan hak-hak anak dalam peradilan anak. Aspek yang
perlu dipertimbangkan dalam kegiatan ini adalah kelayakan perguruan
tinggi, tim pelaksana/instruktur, materi kegiatan dan sarana prasarana. Hasil
kegiatan menunjukkan, bertambahnya ilmu pengetahuan masyarakat tentang
hak-hak anak dalam sistem peradilan pidana, tumbuhnya sikap waspada,
peduli, berpartisipasi dan berperan aktif dalam memberikan hak-hak anak
sehingga tercipta lingkungan ramah anak di dalam masyarakat.

PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan
hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak (fundamental rights

1
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

and freedoms of children) serta berbagai kepentingan yang berhubungan dengan


kesejahteraan anak. Jadi masalah perlindungan anak mencakup lingkup yang
sangat luas. Berangkat dari pembatasan diatas, maka lingkup perlindungan
hukum bagi anak mencakup: (1) Perlindungan terhadap kebebasan anak, (2)
perlindungan terhadap hak asasi anak, dan (3) perlindungan hukum terhadap
semua kepentingan anak yang berkaitan dengan kesejahteraan.1
Beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hak-
hak anak dan perlindungan anak yaitu: (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1979 Tentang Kesejahteraan Anak,(2) Kepres Nomor 36 Tahun 1990 Tentang
Pengesahan Convention of The Rights/Konvensi Tentang Hak-hak Anak, (3)
Undang-Undang Tentang HAM, (4) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak.
Dalam Undang-undang Kesejahteran Anak, menyebutkan bahwa
seorang anak berhak atas kesejahteraan, perawatan asuhan berdasarkan kasih
sayang, pelayanan untuk berkembang, pemeliharaan dan perlindungan baik
semasa dalam kandungan atau setelah dilahirkan. Selanjutnya perlindungan
anak berasaskan Pancasila dan UUD 1945 serta prinsip-prinsip Konvensi Hak-
hak Anak yang meliputi: (1) Non diskriminasi, (2) Kepentingan yang terbaik
bagi anak, (3) Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan, dan
(4) Penghargaan terhadap pendapat anak.
Pengertian kepentingan yang terbaik bagi anak adalah, bahwa dalam
suatu tindakan yang menyangkut anak yang di lakukan oleh pemerintah,
masyarakat maupun badan-badan lain, maka kepentingan yang terbaik bagi
anak harus menjadi pertimbangan utama. Kemudian perlindungan terhadap
anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat
hidup tumbuh, berkembang, dan partisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang
berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera.
Kekerasan terhadap anak sering terjadi dimana saja, baik di lingkungan
keluarga, masyarakat, lingkungan kerja, maupun di lingkungan sekolah,
bahkan kekerasan terhadap anak tersebut sering dilakukan oleh orang
terdekat yang tidak menghormati hak-hak anak. Beberapa jenis kekerasan
terhadap anak dapat dikelompokkan kedalam kekerasan fisik, kekerasan
psikis/mental, kekerasan seksual, maupun kekerasan ekonomi.
Oleh karena itu diperlukan penyebar luasan pemahaman berbagai
peraturan berkaitan dengan perlindungan anak terhadap masyarakat luas.
Sasaran strategis yang dianggap efektif dalam penyadaran hak-hak anak dan

1
Waluyadi, HukumPerlindunganAnak, MandarMaju, Bandung, 2009, hlm. 1

2
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

perlindungan anak adalah kalangan orang tua. Sasaran strategis tersebut


sangat relevan, karena secara langsung mereka setiaphari selalu berinteraksi
maupun komunikasi dengan anak di rumah ataupun di lingkungan
masyarakat. Untuk mengantisipasi terjadinya kekerasan terhadap anak
tersebut maka kegiatan pengabdian pada masyarakat ini sangat penting dan
relevan untuk dilaksanakan.

Pemasalahan Mitra
Kekerasan terhadap anak yang terjadi dilingkungan keluarga, masyarakat,
lingkungan kerja bahkan di lingkungan pendidikansering kali dilakukan
dengan alasan mendisiplinkan anak. Bahkan kekerasan terhadap anak sering
”dibungkus” dengan alasan mendidik anak, banyaknya kasus kekerasan
terhadap anak menimbulkan keprihatinan tersendiri mengingat anak adalah
generasi penerus bangsa yang harus mendapatkan perhatian serius terhadap
tumbuh kembang anak.
Dalam pengamatan ternyata keberadaan peraturan perundang-
undangan yang menjamin perlindungan anak masih belum diterapkan secara
maksimal. Salah satu indikator penyebabnya adalah tingkat pemahaman
tentang hak-hak anak baik oleh penegak hukum maupun masyarakat yang
masih kurang, belum berfungsinya hukum dengan baik bisa jadi disebabkan
oleh belum sampainya berbagai peraturan yang menjamin perlindungan anak
sampai pada tingkat masyarakat.
Selain masyarakat (orang tua) sebagai khalayak sasaran yang strategis
dalam kegiatan perlindungan hukum terhadap anak serta penyadaran hak-
hak anak, maka lingkungan masyarakat sercara umum juga relevan sebagai
khalayak sasaran, dengan alasan perlunya menyamakan persepsi oleh semua
pihaktentang kekerasan anak. Selama ini memang masih ada perbedaan
persepsi tentang kekerasan terhadap anak di masyarakat. Untuk mewujudkan
masyarakat yang ramah anak dan terhindar dari kekerasan, maka harus ada
persamaan persepsi tentang kekerasan terhadap anak oleh semua pihak,
sehingga kegiatan ini diusulkan dan layak untuk ditindaklanjuti.

METODE PELAKSANAAN
Dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat tentang tentang Hak-
Hak Anak Dalam Peradilan Pidana Pada Masyarakat Di Desa Lopak Aur
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Haridilakukan melalui pendekatan,
pengembangan dan peningkatan SDM dengan beberapa tahapan.

Aspek yang terkait


Kegiatan akan dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu :
1. Sumber Daya Manusia (khalayak sasaran /Mitra)

3
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

2. Nilai-nilai budaya dalam masyarakat


3. Tim pelaksana dan para nara sumber
4. Sarana dan prasarana
5. Peraturan Perundang-undangan
6. Pimpinan Perguruan Tinggi
Keenam aspek tersebut merupakan faktor yang saling terkait dan
mendukung dalam pembentukan kesadaran hukum dalam masyarakat,
khususnya menumbuhkan sikap ramah anak di lingkungan
keluarga/masyarakat di Desa Lopak Aur Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari.
Permasalahan yang sering terjadi dikarnakan perbedaan
tingkatpengetahuan dan atau pemahaman terhadap aturan yang berlaku
mengakibatkan suatu kesenjangan yang berpotensi
memunculkanpermasalahan dalam perlindungan terhadap hak-hak anak.
Untuk itu setiaporang tua/masyarakat wajib memahami setiap aturan yang
telah dibakukansecara formal baik dalam bentuk Undang-Undang, Perpu,
Peraturan Pemerintah, Perda dan aturan lainnya sehingga terdapat satu
persepsi dalam pola tindak dan pola pikir di lingkungan masyarakat berkaitan
dengan hak –hak anak dalam peradilan pidana.

Metode yang digunakan


Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah “penyuluhan peningkatan
kesadaran hukum” dengan metode partisipatif pada kelompok sasaran,
artinya kelompok sasaran dituntut berperan aktif dalam mengikuti kegiatan
dan tim penyuluh serta nara sumber berperan sebagai fasilitator. Pendekatan
yang dilakukan baik secara kelompok maupun individu.

Kelompok sasaran
Kelompok sasaran yang strategis dalam kegiatan pelatihan ini adalah
masyarakat (orang tua) di Desa Lopak Aur Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hariyang seluruhnya berjumlah 30 (tiga puluh) orang.

Materi kegiatan pelatihan


1. Sosialisasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak.
2. Hak-hak anak dalam peradilan pidana
3. Perlindungan hukum terhadap anak

4
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Nara Sumber
Nara sumber yang ditetapkan sebagai instruktur pelatihan Hak-Hak Anak
Dalam Peradilan Pidana Pada Masyarakat Di Desa Lopak Aur Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Haridisajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1. Narasumber kegiatan


Asal
No Materi Kegiatan Nara Sumber
Instansi
1 Sosialisasi Undang- Dheny Wahyudhi, S.H., Dosen Fak.
Undang Nomor 11 Tahun M.H. Hukum
2012 tentang Sistem Unja
2 Peradilan Pidana Anak. Dr. Sri Rahayu, S.H.,
Hak-hak anak dalam M.H. Dosen Fak.
3 peradilan pidana Dr. H. Herry Liyus, Hukum
Perlindungan hukum S.H., M.H. Unja
terhadap anak. Windarto, S.Kom., Dosen Fak.
M.S.I Hukum
Unja

PEMBAHASAN
Pelaksanaan
Lokasi
Lokasi kegiatan penyuluhan tentang Hak-Hak Anak Dalam Peradilan Pidana
Pada Masyarakat Di Desa Lopak Aur Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hari.

Kelompok Sasaran
Kelompok sasaran yang strategis dalam kegiatan pelatihan ini adalah
masyarakat (orang tua) di Desa Lopak Aur Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batang Hariyang seluruhnya berjumlah 30 (tiga puluh) orang.

Materi kegiatan pelatihan


1) Sosialisasi tentang Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak.
2) Hak-hak anak dalam peradilan pidana
3) Perlindungan hukum terhadap anak
4) Kuis/evaluasi
Materi pelatihan yang diberikan kepada peserta pelatihan atau kelompok
sasaran pada prinsipnya mencakup substansi Undang-undang Sistem
Peradilan Pidana Anak dan perlindungannya.

5
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Hasil Kegiatan Penyuluhan


Kegiatan penyuluhan dilaksanakan berjalan dengan lancar dan tertib
mendapat respon positif dari peserta penyuluhan. Banyak pertanyaan yang
diajukan oleh peserta tidak hanya menyangkut tentang hak-hak anak dalam
peradilan pidana akan tetapi juga permasalahan-permasalahan hukum
lainnya yang berkembang dalam masyarakat.
Tingkat pengetahuan peserta sebelum diadakan kegiatan penyuluhan
masih rendah belum begitu memahami tentang hak-hak anak dalam
peradilan pidana dan setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan
pemahaman masyarakat tentang hak-hak anak dalam peradilan. Beberapa
pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat antara lain.
1. Bagaimana proses hukum apabila pelaku tindak pidananya anak
yang berumur di bawah 12 tahun?
2. Bagaimana perlindungan hukumnya apabila pelaku dan korban
sama-sama masih anak?
3. Kalau anak diproses hukum apakah bisa diwakilkan dengan orang
tua anak?
4. Apa bisa perkara anak ini diproses dengan perdamaian?
5. Kalau sudah terjadi perdamaian antara kedua belah pihak di
masyarakat masih dapatkah proses tersebut di bawa ranah hukum?
6. Bagaimanakah kalau terjadi bujang dan gadis berbuat mesum
dapatkah di proses hukum?
7. Kalau terjadi pencurian di rumah dan pemilik rumah membela diri
yang berakibat pelaku pencurian tersebut meninggal dunia apakah
pemilik rumah dapat dihukum?
8. Bagaimanakah tindakan kita kalau melihat telah terjadi laka lantas,
apakah kita langsung menolong atau melapor ke aparat yang
terdekat?
9. Langkah apa yang harus kita ambil kalau tanah kita diserobot oleh
pihak lain/perusahaan?
10. Bagaimana kalau laporan kita tidak ditindak lanjuti oleh pihak
yang berwajib? Langkah apa yang harus kita lakukan?

Materi Kegiatan
Hak-Hak Anak Dalam Peradilan Pidana (Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2012)

PENUTUP
Dalam kegiatan penyuluhan menunjukkan para peserta sangat antusias
terhadap beberapa materi yang disampaikan oleh narasumber. Peserta
penyuluhan mampu menyampaikan beberapa permasalahan yang

6
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
berkembang dalam masyarakat secara bervariatif.Peserta penyuluhan sangat
antusias, tertib dan aktif bertanya berkaitan dengan hak-hak anak dalam
proses peradilan. Selanjutnya kepada peserta penyuluhan agar menindak
lanjuti aspek pengetahuan dan dipedomani dalam menyelesaikan
permasalahan hukum yang terjadi di masyarakat, perlu dilakukan
penyuluhan lanjutan dengan materi yang berbeda disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Angger Sigit Pramukti dan Fuady Primaharsya, 2015, Sistem Peradilan Pidana
Anak, Pustaka Yustisia, Yogyakarta
Esmi Warassih Puji Rahayu, 2005, Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis,
Semarang, Suryandaru Utama
Muladi dan Barda Nawawi Arief,1984, Teori-teori dan Kebijakan Pidana,Alumni,
Bandung.
Muladi.1995, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Semarang, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
Rika Saraswati, 2009, HukumPerlindunganAnak di Indonesia, Citra Aditya
Bakti, Bandung.
R. Wiryono, 2016, Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta
Soerjono Soekanto, 1984, Metode Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta
----------, 2005, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, Raja
Grafindo Persada.
Waluyadi, 2009, HukumPerlindunganAnak, MandarMaju, Bandung
B. Undang-Undang

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak


Kepres Nomor 36 Tahun 1990 Tentang Pengesahan Convention of The
Rights/Konvensi Tentang Hak-hak Anak
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak

7
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Masyarakat Desa


Nyogan Menuju Desa Sejahtera Mandiri

Ummi Kalsum1),) Raden Halim1), Revis Asra2) Nazaruddin 3)


1)
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi
2)
Fakultas Peternakan Universitas Jambi
3)
Fakultas Teknik Universitas Jambi
Email : ummi2103@gmail.com

Abstract
Rumah tangga ber-PHBS di Provinsi Jambi masih sangat rendah, demikian
juga di daerah perdesaan seperti Desa Nyogan. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) merupakan indikator utama keberhasilan Kementerian
Kesehatan. Proporsi nasional rumah tangga ber-PHBS tahun 2007 adalah
38,7%. Angka tersebut menurun pada tahun 2013 dimana cakupan rumah
tangga ber-PHBS hanya 32,3%. Angka tersebut masih jauh dari target yang
diharapkan. Provinsi Jambi sendiri merupakan Provinsi ke-6 terendah
dengan proporsi rumah tangga (ruta) ber-PHBS di Indonesia yaitu sebesar
20%. Permasalahan kesehatan utama di Desa Nyogan adalah rendahnya
kepemilikan jamban keluarga serta rendahnya pengetahuan dan perilaku
penggunaan jamban keluarga. Masih terdapat 231 KK yang tercatat tidak
memiliki jamban keluarga di Desa Nyogan. Pelaksanaan PHBS dalam
tatanan rumah tangga, khususnya perubahan perilaku dan peningkatan
aksesibilitas terhadap jamban keluarga perlu dilakukan dengan melakukan
penyuluhan, pemicuan, diskusi terfokus dan pembinaan secara kontinyu
sehingga masyarakat merasakan bahwa jamban keluarga yang memenuhi
syarat minimal kesehatan perlu dimiliki di setiap rumah tangga dan diakses
oleh seluruh anggota rumah tangga. Kegiatan dilakukan berfokus pada dua
RT yang ada di Dusun Nyogan yaitu RT. 02 dan RT. 15 yang tercatat
memiliki permasalahan tertinggi pada pengetahuan dan aksesibilitas serta
kepemilikan jamban keluarga yang memenuhi syarat. Kegiatan ini memiliki
luaran berupa peningkatan pengetahuan, sikap dan motivasi masyarakat
untuk memiliki dan menggunakan jamban keluarga di setiap rumah tangga.
Hasil pemicuan, ada 28 rumah tangga yang ingin membangun jamban
keluarga dan telah dibangun 13 unit jamban percontohan di Dusun Nyogan
dengan sistem sharing antara Universitas Jambi dan masyarakat sendiri
(pemberian stimulan). Terbentuk satu komunitas arisan jamban keluarga dan
dua komunitas yang dapat membangun jamban keluarga dari pelatihan
yang diberikan oleh Narasumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro
Jambi. Diharapkan apa yang dicapai dapat terus dipertahankan dan

8
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

ditingkatkan, khususnya kepemilikan dan akses terhadap jamban keluarga


di Desa Nyogan hingga seluruh rumah tangga memiliki jamban yang
memenuhi syarat kesehatan dan tidak mencemari lingkungan. Pada
akhirnya dapat mencapai desa ODF (Open Defecation Free) dengan upaya
mandiri masyarakat.

Kata Kunci : PHBS, bina desa, jamban, nyogan

PENDAHULUAN
Masih tingginya angka kejadian penyakit menular dan meningkatnya angka
kejadian penyakit tidak menular menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Salah satu faktor yang berperan terhadap double burden diseases
adalah faktor lingkungan. Kondisi lingkungan yang buruk serta belum
membudayanya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat diduga
menjadi penyebab permasalahan tersebut. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) merupakan salah satu kebijakan nasional dalam promosi kesehatan
yang dituangkan dalam keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1193/MENKES/SK/X/2004.
PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga,
atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat
(Depkes RI, 2006). Upaya PHBS memberikan pengalaman belajar bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Masyarakat sehingga dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2002).
PHBS merupakan indikator utama keberhasilan Kementerian
Kesehatan. Proporsi nasional rumah tangga ber-PHBS tahun 2007 adalah
38,7%. Angka tersebut menurun pada tahun 2013 dimana cakupan rumah
tangga ber-PHBS hanya 32,3%. Angka tersebut masih jauh dari target yang
diharapkan. Provinsi Jambi sendiri merupakan Provinsi ke-6 terendah
dengan proporsi rumah tangga (ruta) ber-PHBS di Indonesia yaitu sebesar
20%.
Terdapat sepuluh indikator perilaku hidup bersih dan sehat yaitu
persalinan ditolong tenaga kesehatan, sumber air bersih yang baik, Buang
Air Besar (BAB) di jamban, tidak merokok di dalam rumah, perilaku cegah
jentik, menimbang balita, aktivitas fisik tiap hari, cuci tangan dengan sabun,

9
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

memberi ASI eksklusif serta mengkonsumsi sayur dan buah tiap hari.
Penilaian terhadap ruta ber-PHBS adalah jika dilakukan >= 5 indikator pada
ruta tanpa balita dan >= 6 indikator jika ruta mempunyai Balita. Cakupan
ruta ber-PHBS pada daerah perdesaan rata-rata nasional juga jauh lebih
rendah yaitu hanya 22,9% sedangkan di daerah perkotaan mencapai 42,3%.
Program Indonesia Sehat dilakukan dengan pendekatan keluarga
menggunakan 12 indikator yaitu keluarga mengikuti program Keluarga
Berencana, persalinan ditolong tenaga kesehatan, bayi mendapat imunisasi
dasar lengkap, bayi mendapat ASI eksklusif, balita mendapatkan
pemantauan pertumbuhan, penderita TB mendapat pengobatan sesuai
standar, penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur,
penderita gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan,
anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota
JKN, keluarga mempunyai akses sarana air bersih dan keluarga mempunyai
akses atau menggunakan jamban sehat. Berdasarkan indikator tersebut
dilakukan penghitungan Indeks keluarga sehat dari setiap keluarga.
Rumah tangga ber-PHBS di Provinsi Jambi masih sangat rendah.
Demikian juga di daerah perdesaan seperti Desa Nyogan. Desa Nyogan
adalah salah satu desa binaan Universitas Jambi sejak tahun 2015. Desa ini
memiliki 4 dusun yang terdiri dari 18 Rukun Tetangga. Jumlah penduduk
desa ini adalah 3400 jiwa yang terdiri dari 1763 laki-laki dan 1637 perempuan
dengan 970 Kepala Keluarga. Karakteristik Desa ini adalah sebagian besar
(50%) merupakan Suku Anak Dalam dan sebagian lagi adalah pendatang.
Hasil wawancara dengan Bidan Desa Nyogan yang sekaligus
petugas Puskesmas Pembantu yang terletak di Desa Nyogan menyatakan
bahwa permasalahan kesehatan di Desa Nyogan meliputi masih rendahnya
persalinan yang ditolong tenaga kesehatan, ibu hamil masih banyak yang
melakukan persalinan oleh dukun, sedangkan dukun belum terlatih dan
tidak bermitra dengan bidan. Kondisi kesehatan lingkungan dan sanitasi
lingkungan yang baik hanya sekitar 50%. Penimbangan bayi dan balita di
Posyandu akan menurun saat sudah berumur 9 bulan karena sudah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Pemberian ASI ekslusif hanya
berkisar 30-40%. Masih ada warga yang mandi dan memanfaatkan
keperluan MCK di sungai sehingga banyak menderita penyakit kulit.
Permasalahan utama yang ditemukan, masih ada 231 rumah tangga
yang belum memiliki jamban keluarga (Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro
Jambi, 2017), masyarakat masih membuang hajat di belakang rumahnya, di
kebun dan di sungai. Fasilitas sanitasi dasar yang dimiliki juga masih banyak
yang belum memenuhi syarat kesehatan, khususnya yang ada di Dusun
Nyogan. Jumlah masyarakat yang memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan

10
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

BPJS hanya sekitar 100-150 orang saja. Sedangkan data peserta JKN mandiri
belum diketahui. Hasil penelitian tentang JKN di Kabupaten Muaro Jambi
tahun 2016 menemukan bahwa masyarakat yang menjadi peserta BPJS
hanya 50% saja. Diantara yang memiliki KIS dan menjadi peserta BPJS lebih
sedikit lagi yang memanfaatkan BPJS tersebut. Perilaku hidup bersih dan
sehat di Desa Nyogan masih sangat rendah, sehingga perlu ditingkatkan.
Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah melakukan
pembinaan PHBS dalam tatanan rumah tangga untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat sehingga perilaku kepemilikan dan penggunaan
jamban keluarga semakin meningkat dan pelaksanaan PHBS dapat
diterapkan sehari-hari secara optimal.

SOLUSI YANG DITAWARKAN


1. Sosialisasi dan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat
menggunakan pendekatan keluarga sehat dengan menerapkan 12
indikator keluarga sehat, berdasarkan permasalahan utama maka
dititikberatkan pada peningkatan pengetahuan tentang perilaku
penggunaan jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan
minimal serta pemicuan.
2. Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat
dengan pendekatan persuasif aktif oleh stake holder dan fasilitator
kesehatan di Kabupaten dan Desa.
3. Pendampingan kegiatan mewujudkan kesehatan keluarga secara
mandiri khususnya dalam memiliki jamban keluarga yang
ekonomis namun memenuhi syarat kesehatan dengan membentuk
komunitas arisan jamban keluarga.
4. Pembangunan 13 unit jamban keluarga percontohan yang
dibangun oleh masyarakat sendiri melalui pendampingan
fasilitator kabupaten dengan sistem stimulasi dan pelatihan
pembuatan jamban keluarga yang ekonomis dan memenuhi
syarat kesehatan.
5. Menjalin kemitraan antara masyarakat, petugas kesehatan, stake
holder dan institusi pendidikan pembina desa.

METODE PELAKSANAAN
Metode Pendekatan
1. Pendekatan yang dilakukan dengan mencari dukungan kebijakan
dari pemerintah setempat yaitu stakeholder di Dinas kesehatan
Kabupaten Mauro Jambi, Puskesmas Tempino dan juga Petugas
Kesehatan yang ada di desa, Kepala Desa, kepala Dusun, Ketua

11
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

RT dan perangkat Desa lainnya serta kelompok-kelompok


pengajian di Desa Nyogan Kabupaten Muaro Jambi.
2. Melakukan advocacy dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan
Puskesmas dalam melakukan pembinaan PHBS di Desa Nyogan
Kabupaten Muaro Jambi melalui pendekatan keluarga sehat
menggunakan 12 indikator keluarga sehat.
3. Membuat rencana kerja dan jadwal kegiatan yang disepakati dan
disesuaikan dengan kondisi dan situasi mitra.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan.

Kegiatan
1. Melakukan pertemuan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
Muaro Jambi khususnya Kepala Bidang Promosi Kesehatan dan
fasilitator Sanitati Tota Berbasis Masyarakat (STBM) Kabupaten
Muaro Jambi.
2. Melakukan pertemuan dengan pihak Desa, Puskesmas atau Bidan
Desa/kader kesehatan/kelompok pengajian yang ada di Desa
Nyogan sebagai salah satu bentuk analisis permasalahan yang
ada.
3. Membuat perencanaan kegiatan bersama-sama sesuai dengan
hasil analisis situasi.
4. Melakukan penyuluhan dan kegiatan pemicuan untuk
peningkatan pengetahuan dan keinginan untuk memiliki jamban
keluarga di setiap rumah tangga yang belum memiliki akses
terhadap jamban keluarga, khususnya di RT. 02 dan RT. 15 Dusun
Nyogan.
5. Membuat jamban percontohan yang dilakukan dengan sistem
stimulan (diberikan pemicuan dan pemberian sebagian bantuan
bahan-bahan untuk pembangunan jamban) dan melakukan
pelatihan pembuatan jamban keluarga yang ekonomis dan
memenuhi syarat kesehatan berjumlah 13 unit.
6. Membentuk kelompok arisan jamban keluarga bagi rumah tangga
yang belum memiliki jamban keluarga di Dusun Nyogan.
7. Memberikan pelatihan pembuatan jamban keluarga bagi
kelompok masyarakat di desa binaan, khususnya di RT. 02 dan RT
15 Dusun Nyogan.
8. Membuat media promosi (banner dan poster) yang diletakkan di
Desa Nyogan.

12
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kontribusi Partisipasi Mitra


1. Mengumpulkan masyarakat dan kader kesehatan di wilayah
kerjanya.
2. Mempersiapkan tempat pertemuan serta peralatan pendukung
yang dibutuhkan.
3. Membuat surat ke tokoh masyarakat, tokoh agama dan kader
tentang pelaksanaan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
serta fasilitasi peserta.
4. Memelihara peralatan yang dipinjamkan serta mengatur alokasi
penggunaan sehingga dapat dimanfaatkan oleh semua
masyarakat yang membutuhkan.
5. Melakukan monitoring dan evaluasi secara bersama-sama dengan
tim pengabdian masyarakat.
6. Mempertahankan kontinyuitas kegiatan, khususnya pelaksanaan
arisan jamban keluarga.

Tabel 1. Kegiatan yang dilaksanakan

No Kegiatan Target Luaran Tolok Ukur


1. Melakukan Pemahaman stakeholder Dukungan kebijakan
advokasi kepada terhadap kegiatan stakeholder terhadap
Pihak Dinas pembinaan PHBS dengan pembinaan PHBS di Desa
Kesehatan pendekatan keluarga di Nyogan
Desa Nyogan
2. Melakukan Pemahaman stakeholder Dukungan kebijakan
advokasi kepada terhadap kegiatan stakeholder untuk ikut
Fasilitator pembinaan PHBS oleh membina PHBS di Desa
Kabupaten dan Institusi Pendidikan Nyogan
Bidan Desa
3. Pelaksanaan Pelaksanaan sosialisasi Diperoleh suatu
sosialisasi PHBS di PHBS untuk peningkatan pemahaman tentang PHBS
tingkat Desa, pengetahuan masyarakat dengan 12 indikator
khususnya tentang dan Kader Kesehatan pendekatan keluarga sehat
jamban keluarga
4. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan Diperoleh suatu
Pemicuan (CLTS) pemicuan secara pemahaman yang benar
jamban keluarga di berkelompok, individu dan merubah mind set
masyarakat dan dan pendampingan masyarakat tentang jamban
pendampingan keluarga tidak harus mahal
dan suatu keharusan

13
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dimiliki di setiap rumah


tangga.
5 Pelaksanaan Pelaksanaan diskusi Diperoleh satu atau dua
diskusi terfokus terfokus dan pembinaan kelompok masyarakat
dan pembinaan kelompok Dasa Wisma binaan (Dasa Wisma) ber-
kelompok Dasa ber-PHBS PHBS sebagai model
Wisma ber-PHBS
6. Menjalin Pelaksanaan kemitraan Diperoleh suatu kemitraan
kemitraan stake stake holder, institusi yang baik antara stake
holder, institusi pendidikan dan holder, institusi pendidikan
pendidikan dan masyarakat Desa dan masyarakat
masyarakat Desa
7. Membuat Pelaksanaan pelatihan Diperoleh pemahaman
pelatihan untuk pembuatan jamban masyarakat yang dibina
pembuatan jamban keluarga ekonomis dan untuk pembuatan jamban
keluarga yang memenuhi syarat keluarga yang memenuhi
ekonomis dan kesehatan syarat kesehatan dan
memenuhi syarat ekonomis
kesehatan
8. Membuat Pelaksanaan percontohan Diperoleh 13 unit jamban
percontohan jamban keluarga sebanyak percontohan ekonomis dan
jamban keluarga 13 unit di RT. 02 dan RT. memenuhi syarat kesehatan
sebanyak 13 unit 15 di dua RT Dusun Nyogan
di RT. 02 dan RT.
15
9. Membentuk arisan Terbentuknya dasa wisma Terbentuknya dasa wisma
jamban keluarga di model untuk arisan percontohan dan komunitas
kelompok jamban keluarga arisana jamban keluarga di
masyarakat binaan Dusun Nyogan
sebagai model
10. Evaluasi kegiatan Pengetahuan, sikap dan Masyarakat
perilaku yang diwujudkan melaksanakan praktek
dalam praktek PHBS PHBS dalam kehidupan
dalam tatanan rumah sehari-hari dalam tatanan
tangga > 50% indikator rumah tangga > 50%
keluarga sehat indikator keluarga sehat

14
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Keterkaitan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mendukung program Dinas
Kesehatan dalam meningkatkan PHBS dengan pendekatan keluarga sehat
untuk meningkatkan capaian 12 indikator, khususnya pada perilaku
penggunaan jamban keluarga. Mendukung tercapainya program Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan upaya pencapaian Desa ODF pada
Desa Nyogan. Merealisasikan peningkatan program promosi kesehatan,
khususnya di Desa Nyogan. Mendukung dan meningkatkan Program PHBS
pada tatanan rumah tangga. Program peningkatan kesehatan secara mandiri
oleh masyarakat sendiri (Desa Siaga). Peningkatan pengetahuan, motivasi,
sikap dan perubahan perilaku masyarakat, khususnya terhadap penggunaan
jamban keluarga.

Monitoring dan Evaluasi


1. Kesepakatan perencanaan dilakukan secara terukur.
2. Dukungan dari stakeholder untuk gerakan membudayakan PHBS
menggunakan pendekatan keluarga khususnya tentang perilaku
penggunaan jamban keluarga pada masyarakat yang dibina.
3. Memantau pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dan yang akan
dilakukan (dari tahap persiapan hingga berakhirnya seluruh
rangkaian kegiatan).
4. Melakukan evaluasi dengan melihat keaktifan peserta dalam
pelaksanaan kegiatan.
5. Menilai kemampuan peserta kegiatan dalam menerima dan
memahami materi yang diberikan oleh narasumber maupun tim
pengabdian masyarakat.
6. Menilai komitmen untuk melaksanakan kegiatan secara
berkesinambungan oleh mitra dan jajarannya meskipun tim
pengabdian masyarakat tidak lagi melakukan pendampingan.
7. Mendatangi mitra untuk mengkonfirmasi kegiatan yang sudah
dilakukan serta rencana tindak lanjut yang dibuat oleh mitra.
8. Tolok ukur dari keberhasilan kegiatan ini adalah mitra memahami
serta mampu melakukan pembuatan jamban keluarga yang
ekonomis dan memenuhi syarat kesehatan, membuat dan
melakukan arisan jamban keluarga sehingga aksesibilitas
penggunaan jamban keluarga oleh semua anggota rumah tangga
desa Binaan kepada jamban keluarga meningkat, tingkat
pengetahuan meningkat serta sikap dan perilaku masyarakat
berubah ke arah yang lebih baik.

15
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Indikator Keberhasilan
Tolok ukur dari keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini adalah adanya peningkatan pengetahuan, pemahamaan,
sikap dan perilaku masyarakat tentang PHBS dalam tatanan rumah tangga
dengan pendekatan keluarga menggunakan 12 indikator keluarga sehat,
khususnya tentang perilaku penggunaan jamban keluarga yang memenuhi
syarat kesehatan minimal.
Indikator input adalah adanya dukungan dan komitmen Stake holder,
tersedianya kelompok masyarakat, adanya media dan peralatan serta adanya
bantuan stimulan untuk pembuatan jamban keluarga percontohan dari Tim
Pengabdi. Pada indikator proses terdapat perencanaan bersama kegiatan
pembinaan PHBS kepada masyarakat dan kader kesehatan di Desa Nyogan.
Tersosialisasinya PHBS dengan pendekatan keluarga dan apa saja perilaku
sehat yang harus dilakukan oleh masyarakat, khususnya memicu
menggunakan dan memiliki jamban keluarga di setiap rumah tangga.
Melakukan praktek PHBS dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Melaksanakan
pembuatan jamban keluarga dan membentuk arisan jamban keluarga bagi
rumah tangga yang belum memiliki jamban keluarga.
Sedangkan indikator Output adalah peningkatan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan perilaku masyarakat juga kader kesehatan tentang
perilaku hidup bersih dan sehat sebagai upaya meningkatkan status
kesehatan dan tercegah dari penyakit. Individu dapat menanamkan dan
membiasakan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat sehari-hari di
tatanan rumah tangga. Promotif dan preventif khususnya pada beberapa
permasalahan mitra diantaranya dapat meningkatkan perilaku hygiene serta
kondisi sanitasi dasar khususnya kepemilikan jamban keluarga, aksesibilitas
terhadap jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan minimal, air
bersih serta pemahaman dan meningkatkan akses masyarakat terhadap
Jaminan kesehatan (BPJS) yang layak. Output sasaran : 1 Puskesmas, 2 Bidan
Desa, 50 orang masyarakat, 5 orang kader kesehatan, 2 Rukun Tetangga dan
1 Dusun.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran karakteristik kelompok masyarakat yang dibina adalah tingkat
Pendidikan responden rendah, kebanyakan tamat SD atau bahkan tidak
sekolah. Pekerjaan responden adalah petani dan nelayan. Laki-laki lebih
banyak disbanding perempuan, dikarenakan budaya komunitas ini adalah
peran Kepala Keluarga sangat menonjol. Jumlah anggota rumah tangga

16
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

berkisar antara 3-8 orang, dimana yang terbanya adalah 3 orang mencapai
36,4% (tabel 1).

Tabel 2. Karakteristik Sosiodemografi responden


di Desa Nyogan, 2017
Variabel Kategori n %
Pendidikan Tidak Sekolah 3 27,3
Tamat SD 5 45,5
Tamat SMP 3 27,3
Pekerjaan Bekerja 8 72,7
Tidak Belerja 3 27,
Jenis Kelamin Laki-Laki 7 63,6
Perempuan 4 36,4
Jenis Petani 3 30,0
Pekerjaan Buruh 1 10,0
IRT 3 30,0
Lainnya 3 30,0
Jumlah ART 3 orang 4 36,4
4 orang 2 18,2
5 orang 1 9,1
6 orang 2 18,2
7 orang 1 9,1
8 orang 1 9,1

Tabel 2 memperlihatkan bahwa umur bervariasi dari 26 hingga 48 tahun,


dengan rata-rata usia 38,7 tahun, sedangkan rata-rata jumlah anggota rumah
tangga adalah 5 orang. Berdasarkan analisis terhadap nilai pre dan post test
diketahui bahwa rata-rata nilai pre test adalah 12,5 (minimal 10 dan maksimal
15) sedangkan nilai post test meningkat menjadi 13,8 (nilai minimal 11 dan
maksimal 15).

Tabel 3. Karakteristik responden di Desa Nyogan, 2017


Variabel Minimum Maximum Mean Standar Deviasi
Usia 26 48 38,7 7,71
Jumlah ART 3 8 4,7 1,79
Total Skor Pre 10 15 12,5 1,44
Total Skor Post 11 15 13,8 1,66

17
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 4. Hasil analisis Tingkat Pengetahuan responden pre dan post test
tentang Jamban Keluarga di Desa Nyogan, 2017
Variabel Kategori n %
Baik 8 72,7
Pre Test
Buruk 3 27,3
Baik 9 81,8
Post Test
Buruk 2 18,2

Nilai pre-test tingkat pengetahuan responden tergolong baik hanya 72,7%


meningkat menjadi 81,8% (Tabel 3).

Tabel 5. Hasil analisis Tingkat Pengetahuan responden pre dan post test
tentang Jamban Keluarga di Desa Nyogan, 2017
Variabel Rata-Rata SD P-Value
Nilai Pre-test 12,45 1,44
0,044
Nilai Post-test 13,81 1,66

Hasil analisis bivariate terhadap nilai total pre-test dan post-test terlihat bahwa
nilai rata-rata sebelum dan sesudah diberikan edukasi aatu pembinaan
menjadi meningkat (semakin baik) dan berbeda bermakna dengan nilai
P=0,044. Ada perubahan tingkat pengetahuan tentang jamban keluarga
menjadi lebih baik dan terbukti signifikan secara statistik (tabel 4).
Setiap manusia yang hidup di dunia ini memerlukan lingkungan yang
bersih dan sehat agar dapat memberikan kenyamanan hidup, sehingga,
manusia wajib peduli terhadap lingkungan dengan cara menjaga,
memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik. Kepedulian
manusia terhadap lingkungan bisa terlihat dari respons seseorang terhadap
lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendapat ilmu dan
pengetahuan untuk hidup sehat, salah satunya melalui Pendidikan.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain
terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri
bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka
menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah,
akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan,
informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan sangat
mempengaruhi pengetahuan. Pendidikan SMA termasuk pendidikan
menengah dan jenjangnya lebih tinggi dari pendidikan dasar (SD,SMP)
sehingga mudah untuk mendapatkan informasi tentang tentang perilaku

18
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

hidup bersih sehat (khususnya tentang jamban keluarga ) dan pengetahuan


tentang tentang perilaku hidup bersih sehat.
Masyarakat Desa Nyogan sebagian besar berpendidikan relatif rendah,
dan masih banyak yang tidak sekolah atau tidak tamat SD. Namun
pengetahuan atau pemahaman seseorang dapat ditingkatkan tanpa melalui
Pendidikan formal, terutama tentang pengetahuan kesehatan, melalui
edukasi atau Pendidikan kesehatan secara informal.
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau
usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat, kelompok,
atau individu, dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut
masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang lebih baik (Soekidjo, Notoatmodjo,1997).
Setiap individu perlu mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat
dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) adalah melakukan kebiasaan-kebiasaan hidup yang bersih dan
sehat serta menghindarkan kebiasaan-kebiasaan yang buruk dan tidak sehat.
Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat
termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau
usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok
atau individu guna meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Hasil pengabdian masyarakat terhadap masyarakat Desa Nyogan
menemukan bahwa ada perubahan tingkat pengetahuan masyarakat
sebelum diberikan edukasi atau Pendidikan kesehatan berupa penyuluhan
dan pemicuan kepemilikan jamban keluarga dengan metode CLTS dan
materi tentang STBM (sanitasi total berbasis masyarakat).
Hasil analisis kegiatan ini sejalan dengan hasil penelitian Erika Untari
Dewi di Surabaya terhadap perilaku hidup bersih dan sehat pada pemulung
di TPA Wonokromo Surabaya yang menemukan bahwa sebagian besar
responden memiliki perilaku kurang sebanyak 11 orang (57,89%) sebelum
dilakukannya pendidikan kesehatan dan setelah dilakukan pendidikan
kesehatan yang berperilaku baik sebanyak 14 orang (73,68%) dan terbukti
signifikan (P=0,000) secara statistik, yang berarti ada pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap PHBS para Pemulung di TPA Wonokromo Surabaya.
Dapat disimpulkan bahwa, pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat dapat ditingkatkan untuk mengubah perilaku hidup sehat
ke arah yang lebih baik (Dewi, 2013).

19
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Perilaku kesehatan pada setiap individu pada dasarnya merupakan respon


seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-
Morton et al.,1995). Perilaku hidup bersih dan sehat pada dasarnya sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini upaya yang dilakukan
masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan (penyakit), masih banyak
berorientasi pada penyembuhan penyakit, dimana apa yang dilakukan
masyarakat dalam bidang kesehatan hanya untuk mengatasi penyakit yang
telah terjadi atau menimpanya, di mana hal ini dirasa kurang efektif karena
banyaknya pengeluaran. Upaya yang lebih efektif dalam mengatasi masalah
kesehatan sebenarnya adalah dengan memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit dengan berperilaku hidup sehat, namun
hal ini ternyata belum disadari dan dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat
(Kusumawati, 2004).
Menurut Notoatmodjo, salah satu dasar orang berprilaku adalah
dipengaruhi oleh pendidikan. Salah satu cara untuk menangani atau
mengatasi perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang yaitu melalui
pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu
kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan pada
masyarakat, kelompok, atau individu, dengan harapan bahwa dengan
adanya pesan tersebut masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik (Soekidjo
Notoatmodjo, 2007). Lebih dari itu, pendidikan kesehatan pada akhirnya
bukan hanya mencapai kesehatan pada masyarakat saja, namun yang lebih
penting adalah mencapai perilaku kesehatan (healthy behaviour). Kesehatan
bukan hanya diketahui atau disadari (knowledge) dan disikapi (attitude),
melainkan harus dikerjakan atau dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari
(practice). Hal ini berarti bahwa tujuan akhir dari pendidikan kesehatan
adalah agar masyarakat dapat mempraktekan hidup sehat bagi dirinya
sendiri dan bagi masyarakat, atau masyakat dapat berperilaku hidup sehat
(healthy life style) (Notoatmodjo, 2003).
Kepemilikan dan penggunaan jamban keluarga yang memenuhi
syarat kesehatan merupakan salah satu indikator penting PHBS di tatanan
rumah tangga. Hasil kajian menemukan bahwa secara nasional persentase
rumah tangga yang menggunakan jamban keluarga yang sehat hanya 39%,
di perkotaan 60% jauh lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (23%)
(Depkes RI, 2006). Hal ini juga terjadi di Desa Nyogan dimana sebagian besar
penduduknya masih banyak yang belum memiliki jamban yang memenuhi
syarat kesehatan.

20
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Berdasarkan hasil wawancara pada sebagian masyarakat, alasan tidak


memiliki jamban keluarga adalah pembangunannya membutuhkan biaya
yang mahal, dan mereka sebagian besar berpenghasilan rendah dengan
pekerjaan rata-rata sebagai nelayan dan petani buruh sawit. Persepsi
sebagian besar (hampir seluruhnya) menyatakan bahwa pembangunan
jamban leher angsa dan septic tank memerlukan biaya yang tidak sedikit,
sehingga mereka membangun tempat BAB di rumahnya dengan hanya
membuat galian tanah di belakang rumah, atau membuang hajat di sungai.
Alasan lain yang dikemukakan adalah bahwa daerah mereka rawan banjir,
sehingga sangat merepotkan jika memiliki kakus cubluk karena tinja akan
mencemari jika banjir tiba.
Hasil seperti ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Erlinawati Pane (2009) yang menemukan bahwa alas an sebagian besar
warga desa di Desa Sukamurni tidak mau membuat jamban karena
pembuatan jamban yang memenuhi syarat kesehatan (jamban leher angsa
dengan septic tank) dianggap mahal, sehingga warga memilih buang air
besar di sungai atau empang karena tidak memerlukan biaya. Disamping itu
masyarakat enggan untuk membangun jamban sederhana karena kondisi
wilayah desa Sukamurni yang dilintasi aliran sungai serta rawan banjir,
sehingga jika sungai meluap dan banjir terjadi maka tinja pada kakus cubluk
akan meluap bersama banjir. Hal tersebut yang membuat masyarakat desa
tidak mau membuat kakus cubluk walaupun murah biayanya (Pane, 2009).
Perilaku hidup bersih dan sehat dapat diwujudkan dalam bentuk
upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan
masyarakat (Empowerment). Dengan demikian keluarga dapat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing,
dan keluarga/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya sehingga perilaku hidup
bersih dan sehat bisa tercapai.
Upaya untuk mencegah atau mengurangi kontaminasi tinja terhadap
lingkungan, maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan
baik, maksudnya pembuangan kotoran harus di suatu tempat tertentu atau
jamban yang sehat. Syarat jamban sehat sebaiknya jamban tersebut tertutup,
artinya bangunan jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan
binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang dan sebagainya,

21
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
serta bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat
berpijak yang kuat dan sebaiknya.
Namun tidak harus dengan bahan-bahan yang mahal. Hal ini juga
disampaikan saat dilakukan pembinaan PHBS di Desa Nyogan. Syarat
minimal jamban sehat adalah mencegah kontaminasi tinja atau kotoran
manusia dengan serangga seperti lalat dan tikus atau serangga lainnya
sehingga dapat menjadi sumber penularan penyakit dengan WC leher angsa
dan juga membangun septic tank agar tidak mencemari tanah dan
lingkungan sekitarnya. Sedangkan bangunan pelindung dan atap dapat
dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti bekas spanduk atau kain-kain
pelindung yang mampu mencegah pandangan orang lain, karena atap dan
bangunan adalah persyaratan pendukung saja.
Dengan penjelasan yang diberikan serta percontohan pembangunan
jamban keluarga yang sehat menambah jumlah akses masyarakat Desa
Nyogan yang memiliki dan menggunakan jamban yang memenuhi syarat
kesehatan minimal. Disarankan kepada ketua RT untuk membantu
menstimulasi warganya membangun jamban keluarga yang memenuhi
syarat minimal yaitu menggunakan closet leher angsa dan septic tank dan
berjarak minimal 10 meter dari sumur (sumber air minum).
Dalam menjalankan kegiatan pengabdian masyarakat ini, secara umum
tim Pengabdi tidak mengalami hambatan yang berarti, selain bahwa
jaraknya cukup jauh untuk membawakan material dan alat-alat demo
percontohan (cetakan septic tank dan dudukan kloset yang membutuhkan
kendaraan khusus untuk mengangkut). Juga pembangunan jamban
keluarga, dua keluarga terpaksa harus menunda pembangunan jambannya
hingga akhir tahun 2017 karena sudah memasuki musim penghujan.
Masyarakat sangat berharap, bahwa kegiatan seperti ini dapat
dilanjutkan, hingga semua warga memiliki jamban sederhana namun
memenuhi syarat kesehatan minimal. Kepala Dusun dan Kepala Desa
menyambut baik kegiatan ini dan agar dapat dimanfaatkan secara maksimal
oleh warga Desa Nyogan.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat program desa binaan harus
terus dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga warga atau
kelompok masyarakat yang dibina mendapatkan manfaat, khususnya untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang setingi-tingginya serta tercegah dari
penularan penyakit, terutama penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan
seperti Malaria, Diare, ISPA, DBD, penyakit kulit serta penyakit pada saluran
pencernaan lainnya .
Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat desa
Nyogan ini diharapkan dapat mendukung terwujudnya Desa Nyogan
sebagai Desa Sejahtera Mandiri (DSM) pada tahun 2017/2018, dimana Desa

22
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

ini memang merupakan salah satu Desa Binaan Universitas Jambi dengan
berbagai program yang dilaksanakan seperti mahasiswa KKN revolusi
mental dan tematik atau pengabdian Dosen Universitas Jambi yang
tergabung pada Pusat-pusat Studi dibawah binaan LPPM Universitas Jambi.

KESIMPULAN
Advocacy dan koordinasi yang dilakukan dari Tim Pengabdian masyarakat
LPPM UNJA berjalan dengan sangat baik. Masyarakat Desa Nyogan sangat
mendukung kegiatan dalam rangka peningkatan pengetahuan, perubahan
sikap dan perilaku tentang PHBS dan pentingnya jamban sehat pada
khususnya. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS dan
secara statistik bermakna nilai (p value = 0,044) yang berarti ada perbedaan
tingkat pengetahuan masyarakat terhadap PHBS (jamban keluarga) sebelum
dan sesudah dilakukan intervensi berupa edukasi tentang PHBS (jamban
keluarga).
Adanya perubahan sikap dan perilaku masyarakat tentang PHBS
dibuktikan dengan adanya komitmen dari masyarakat dan praktek untuk
membangun jamban yang sehat sebanyak 15 unit jamban sehat yang sudah
dibangun. Kegiatan sosialisasi dan pemicuan kepada masyarakat merupakan
kegiatan yang baik dilaksanakan dalam rangka pemenuhan dan pencapaian
indikator keluarga sehat sejahtera mandiri.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
585/Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Depkes RI. 2007.
Depkes RI. Panduan Pembinaan dan Penilaian PHBS di Rumah Tangga
Melalui PKK. Jakarta : Depkes RI. 2009.
Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1114/Menkes/SK/VII/2006 tentang Pedoman Pelakasanaan Promosi
Kesehatan di Daerah. Jakarta : Depkes RI. 2006.
Dewi, Erika Untari. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Pada Pemulung Di TPA Wonokromo-
Surabaya. 2013.
Kemenkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2013.
Jakarta: Badan Litbangkes Kemenkes RI. 2014.
Kemenkes RI. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1193/MENKES/SK/X/2004. Jakarta: Kemenkes RI.
2004.

23
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kementerian Sosial. Pengembangan Desa Sejahtera Mandiri. Jakarta:


Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan
Kelembagaan Masyarakat. 2016.
Kemenristek Dikti. Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat Di Perguruan Tinggi Edisi X Tahun 2016. Jakarta :
Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat-Kemenristek
Dikti. 2016.
Kemenkes RI. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019.
Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia nomor
HK.02.02/Menkes/52/2015. Jakarta: Kemenkes RI. 2015.
Kemenkes RI. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kemenkes RI. 2016.
Notoatmodjo Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Prinsip-Prinsip
Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.
--------------------------. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta.
--------------------------. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :
Rineka Cipta.
Pane, Erlinawati. Pengaruh Perilaku Keluarga terhadap Penggunaan Jamban.
Jurnal Kesmas Nasional Vol. 3 No. 5, April 2009, p. 229-234.
Prasetyawan, Tina Adi, Mas Imam Ali Affandi dan Heni Maryati. Hubungan
Pengetahuan dengan sikap Keluarga tentang PHBS (jamban) di Dusun
Kendayaan desa Darurejo Kec. Plandaan Kab. Jombang. Diakses pada
tanggal 03 November 2017.
Profil Desa Nyogan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2016.

24
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Penyuluhan Hukum Arti Dan Fungsi Dari Sertifikat Hak Atas


Tanah Pada Masyarakat Kedepatian Semerap

Ageng Triganda Sayuti, Yenni Erwita, Evalina Alissa, Firya Oktaviarni


Fakultas Hukum, Universitas Jambi
Email corresponding author: ageng.fh@unja.ac.id

Salah satu tujuan pokok UUPA adalah meletakkan dasar-dasar untuk


memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi seluruh
rakyat. Dasar ini dicantumkan dalam Pasal 19, 23, 32, dan 38 UUPA. Pasal 19
UUPA mewajibkan kepada Pemerintah untuk menyelenggarakan
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Indonesia. Pendaftaran Tanah adalah
suatu kegiatan administrasi yang dilakukan pemilik terhadap hak atas tanah,
baik dalam pemindahan hak ataupun pemberian dan pengakuan hak baru,
kegiatan pendaftaran tersebut memberikan suatu kejelasan terhadap tanah.
Pada kenyatannya di masyrakat masih terdapat yang belum melakukan
pendaftaran hak atas tanah karena kurang memahami arti penting dan fungsi
sertifikat hak atas tanah, untuk itu perlu dilakukan penyuluhan hukum
berkaitan dengan pendaftaran tanah.

Kata Kunci: Sertifikat, Pendaftaran, Hak atas Tanah,

PENDAHULUAN
Salah satu tujuan pokok UUPA adalah meletakkan dasar-dasar untuk
memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi seluruh
rakyat. Dasar ini dicantumkan dalam Pasal 19, 23, 32, dan 38 UUPA. Pasal 19
UUPA mewajibkan kepada Pemerintah untuk menyelenggarakan
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Indonesia.
Sedangkan Pasal 23, 32, dan 38 UUPA meletakkan kewajiban untuk
mendaftarkan tanah-tanah kepada para pemegang Hak Milik, Hak Guna
Usaha dan Hak Guna Bangunan. Apabila diperhatikan, permasalahan yang
utama masih rendahnya kesadaran Hukum Pemilik Hak atas tanah untuk
mendaftarkannya, dan kurang mengertinya arti penting sertifikat hak milik
atas tanah sebagai tanda bukti hak.
Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran
tanah yang dilakukan terhadap objek pendaftaran tanah yang belum
didaftarakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961
maupun Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah.

25
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu:
1. Pendaftaran Tanah Secara Sistematik, adalah kegiatan pendaftaran
tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang
meliputi semua objek pendaftaran tanah yang belum didaftar
dalam wilayah atau bagian wilayah suatu Desa/Kelurahan.
2. Pendaftaran Tanah Secara Sporadik, adalah kegiatan pendaftaran
tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek
pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagia wilayah suatu
Desa/Kelurahan.
Dengan keluarnya Undang-Undang Pokok Agraria, maka dualisme hak-
hak atas tanah dihapuskan, dalam memori penjelasan dari UUPA dinyatakan
bahwa untuk pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud Pasal 19 UUPA, yang
ditujukan kepada pemerintah agar melaksanakan pendaftran tanah di seluruh
wilayah Indonesia yang bertujuan untuk menjamin kepastian hukum yang
bersifat Recht Kadaster, untuk menuju kearah pemberian kepastian hak atas
tanah telah diatur di dalam Pasal 19 UUPA yang menyebutkan :
1. Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah
2. Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 pasal ini meliputi :
1) Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah.
2) Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak
tersebut.
3) Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai
alat
4) pembuktian yang kuat.
3. Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan
negara dan masyarakat, keperluan lalu lintas sosial ekonomi serta
kemungkinan penyelenggaraannya menurut pertimbangan
Menteri Agraria.
4. Dalam Peraturan Pemerintah di atas biaya-biaya yang
bersangkutan dengan pendaftaran termasuk dalam ayat 1 di atas,
dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu dibebaskan
dari pembayaran biaya-biaya tersebut.
Kalau di atas ditujukan kepada pemerintah, sebaliknya pendaftaran
yang dimaksud Pasal 23, Pasal 32 dan Pasal 38 UUPA ditujukan kepada
Pemegang Hak Atas tanah, baik itu Hak Milik, Hak Guna Namgumnan dan
Hak Guna Usaha.

26
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Dari ketentuan pasal-pasal di atas dapatlah disimpulkan bahwa pendaftaran


yang dilakukan oleh pemegang hak milik, hak guna usaha, hak guna
bangunan adalah merupakan alat pembuktian yang kuat serta untuk sahnya
setiap peralihan, pembebanan dan hapusnya hak-hak tersebut.
Berdasarkan pengamatan ke lapangan di Kabupaten Kerinci khususnya
di Kedepatian semerap yang berada di tepian danau kerinci dan berada di
kaki bukit barisan. Kedepatian semerap merupakan kerapatan desa yang
berada di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci. Pada awalnya
kedepatian semerap hanya terdiri atas satu desa yakni desa semerap, dalam
perkembangannya desa semerap mekar menjadi 3 (tiga) desa yakni Desa
Semerap, Desa Koto Baru, dan Desa Koto Patah.
Di daerah tersebut masih banyak tanah-tanah Hak Milik yang belum
didaftarkan untuk mendapatkan kepastian Hak Atas Tanah, sesuai dengan
perintah dari Pasal 19 UUPA. Dan di daerah tersebut banyak UMKM yang
membutuhkan dana tetapi tidak mengerti cara untuk mendapatkan pinjaman
dana dari Bank, baik Bank Pemerintah maupun Swasta.

METODE KEGIATAN
Bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk penyuluhan
hukum dilakukan dengan metode penyampaian materi dengan metode
ceramah dengan materi tentang Peningkatan Pemahaman terhadap Produk
Unggulan yang dilindungi oleh perundang undangan di Kabupaten
Kerinci.Diskusi dan Tanya jawab antara pemateri dengan peserta
penyuluhan hukum.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Materi Penyuluhan.
Pendaftaran tanah adalah suatu kegiatan administrasi yang dilakukan pemilik
terhadap hak atas tanah, baik dalam pemindahan hak ataupun pemberian dan
pengakuan hak baru, kegiatan pendaftaran tersebut memberikan suatu
kejelasan status terhadap tanah. Dalam Pasal 1 PP No. 24 tahun 1997
disebutkan pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi
pengumpulan pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan
data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-
bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat
tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak
milik atas rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.

27
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Fhoto kegiatan

Gambar 1. Fhoto kegiatan berlangsung


Tanggapan Peserta Penyuluhan Hukum
Berkenaan dengan materi penyuluhan hukum, yang menjadi pokok
pertanyaan peserta adalah berkenaan dengan status hukum hak atas tanah
yang tidak mempunyai sertifikat tanah. Selanjutnya, ada juga tanggapan
kepemilikan tanah dari masyarakat berkaitan pertanyaan tentang upaya
menghindari agar tidak terjadi penipuan dalan jual beli tanah.

Gambar 2. Suasana kegiatan

Gambar 2. Suasana kegiatan

28
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 3. Suasana kegiatan

Gambar 4. Suasana kegiatan

KESIMPULAN
Dari kegiatan penyuluhan, maka kesimpulan yang dapat disampaikan adalah
bahwa lebih mengintensifkan penyuluhan tentang pendaftaran tanah dalam
rangka kepastian hukum kepemilikan hak atas tanah. Usaha yang baik dalam
rangka menghindari dari tidakan penipuan dalan transaksi jual beli tanah,
maka para pihak harus mematuhi ketentuan tentang pertanahan dan
pendaftaran tanah.

29
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

ACKNOWLEDGMENT
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Universitas Jambi yang telah
mendanai kegiatan pengabdian PPM ini melalui sumber Dana DIPA-PNBP
PPM-LPPM Nomor: SP DIPA-042.01.2.400950/2019 Tanggal 05 Desember 2018
dan Surat Perjanjian Penugasan dalam Rangka Pelaksanaan Pengabdian
Kepada Masyarakat Nomor: B/201/UN21.18/PM.01.01//2019, tanggal 7 Mei
2019.

DAFTAR PUTAKA

BUKU
Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum,
Bayumedia Publishing, Malang, 2007.
Abdurrahman, Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Pembebasan Tanah Di
Indonesia, Bandung, 1983.
Adrian Sutedi, Implementasi Prisip Kepentingan Umum Dalam Pengadaan Tanah
Untuk Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta,2007
AP. Parlindungan, Pendaftaran Tanah di Indonesia, (Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, Madar Maju, Bandung, 1999.
A. P. Parlindungan. Komentar Atas Undang-Undang Pokok Agraria, Mandar
Maju, Bandung, 1993.
Bachtiar Effendie, Pendaftaran Tanah di Indonesia dan peraturan peraturan
pelaksanaannya, Bandung, Alumni, 1993
Bernhard Limbong, Konflik Pertanahan, margaretha Pustaka, Jakarta, 2012
Bernhard Limbong, Konflik Pertanahan, margaretha Pustaka, Jakarta, 2012
Boedi harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang Undang
Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid, Edisi Revisi, Cet. Kesebelas,
Jakarta, Djambatan, 2007

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 Tentang Pencabutan Hak-Hak atas
Tanah dan Benda- Benda yang Ada di Atasnya
Peraturan Presiden No 65 Tahun 2006 Tentang Perubahan Peraturan Presiden
Nomor 36 Tahun 2005 TentangPengadaan Tanah Untuk Kepentingan
Umum.
Keputusan presiden Nomor 55 Tahun 1993 Tentang Pengadaan Tanah untuk
Kepentingan Umum.

30
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sosialisasi Tindak Pidana Bullying Oleh Anak Di Lingkungan


Sekolah

Helmi, Retno Kusniati, Tri Imam Munandar


Fakultas Hukum, Universitas Jambi
Mendalo Darat, Jambi Luar Kota, Kota Jambi, Jambi 36122 Indonesia.

Abstrak
Masa anak-anak adalah masa yang sangat rawan dalam proses pertumbuhan, karena
dimasa inilah anak sering kali memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu hal yang
baru. Dalam masa pertumbuhan anak sering kali terpengaruh oleh lingkungan
dimana ia bergaul dan bersosialisasi. Lingkungan yang jahat membuat anak menjadi
jahat. Salah satu permasalahan anak adalah mengenai bullying. Bullying merupakan
suatu aksi atau serangkaian aksi negatif yang seringkali agresif dan manipulatif,
dilakukan oleh satu atau lebih orang terhadap orang lain atau beberapa orang selama
kurun waktu tertentu, bermuatan kekerasan, dan melibatkan ketidakseimbangan
kekuatan. Tujuan dari penyuluhan hukum ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman pelajar tentang dampak dari bullying dan upaya
penanggulangan, serta jerat hukum pelakunya. Sedangkan manfaat yang diharapkan
dalam penyuluhan ini adalah untuk memberikan masukan kepada guru dan pelajar
untuk bisa berperan aktif untuk memberikan pengetahuan tentang dampak yang
ditimbulkan dalam hal bullying kepada anak itu sendiri ditengah masyarakat.
Metode yang dilakukan adalah ceramah dan tanya jawab. Dengan harapan bahwa
siswa dapat memahami tentang tindak pidana bullying serta upaya penanggulangan.

Kata Kunci: Anak, Bullying, Lingkungan Sekolah.

PENDAHULUAN
Anak merupakan aset masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita
bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak
kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan. Proses
perkembangan dan pertumbuhan anak akan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan karakter dan kualifikasi anak di masa depan. Jika dalam proses
tumbuh kembangnya, anak sering mendapatkan perlakuan kasar atau bahkan
mendapat tindakan kekerasan, maka proses pembentukan kepribadiannya
akan terganggu. Anak adalah pemegang estafet kepemimpinan, sehingga
perlindungan terhadap anak merupakan masalah yang harus diperhatikan.
Proses perkembangan anak terdiri dari beberapa fase pertumbuhan
yang bisa digolongkan berdasarkan pada paralelitas perkembangan jasmani

31
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
anak dengan perkembangan jiwa anak. Penggolongan tersebut dibagi ke
dalam 3 (tiga) fase, yaitu:
1. Fase pertama adalah dimulainya pada usia anak 0 tahun sampai
dengan 7 (tujuh) tahun yang bisa disebut sebagai masa anak kecil
dan masa perkembangan kemampuan mental, pengembangan
fungsi-fungsi tubuh, perkembangan kehidupan emosional.
2. Fase kedua adalah dimulai pada usia 7 sampai 14 tahun disebut
sebagai masa kanak-kanak, di mana dapat digolongkan ke dalam 2
periode, yaitu masa anak sekolah dan masa remaja atau pubertas
awal.
3. Fase ketiga adalah dimulai pada usia 14 sampai 21 tahun, yang
dinamakan masa remaja, dalam arti sebenarnya yaitu fase pubertas
dan adolescent, di mana terdapat masa penghubung dan masa
peralihan dari anak menjadi orang dewasa.1
Seiring dengan perkembangan zaman, pembangunan disegala bidang
kehidupan baik bidang sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dan agama
dimana kesemuanya membawa dampak yang sangat besar di dalam
kehidupan masyarakat baik positif maupun dampak negatif. Dampak positif
tentu akan membawa kearah kemajuan sedangkan dampak negatif yang
sangat dirasakan yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas berbagai macam
kejahatan yang sangat merugikan.
Secara hakiki manusia merupakan makhluk sosial yang akan selau
berinteraksi satu dengan yang lain sehingga bukan tidak mungkin akan
timbul suatu masalah yang disebabkan oleh interaksi manusia didalam
masyarakat, salah satunya adalah masalah kekerasan terhadap anak
khususnya mengenai bullying. Dewasa ini banyak dijumpai perilaku agresif
dan menekan, baik dalam bentuk tindakan fisik secara langsung dan/atau
menyerang melalui kata-kata atau disebut bullying, terjadi di lingkungan
pendidikan mulai dari tingkat yang paling dasar hingga perguruan tinggi.
Pelakunya tidak hanya para senior, tetapi juga guru, orang tua, dan
lingkungan.2
Bullying merupakan suatu aksi atau serangkaian aksi negatif yang
seringkali agresif dan manipulatif, dilakukan oleh satu atau lebih orang
terhadap orang lain atau beberapa orang selama kurun waktu tertentu,
bermuatan kekerasan, dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan. Pelaku
biasanya mencuri-curi kesempatan dalam melakukan aksinya, dan
bermaksud membuat orang lain merasa tidak nyaman/terganggu, sedangkan

1
Soetodjo Wagiati, Hukum Pidana Anak, Refika Aditama, Bandung, 2006., hlm 7-8.
2
Sri Hartati Samhadi. Budaya Kekerasan di Lembaga Pendidikan.
http://www.kompas.co.id/kompas- cetak/0704/14/Fokus/3456065.htm. h. 1. Diakses pada tanggal 30
Agustus 2019

32
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

korban biasanya juga menyadari bahwa aksi ini akan berulang menimpanya.3
Terdapat berbagai dampak yang ditimbulkan akibat bullying, dampak yang
dialami korban bullying tersebut bukan hanya dampak fisik tapi juga dampak
psikis.
Istilah bullying merupakan istilah yang masih baru dalam
perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia. Sampai saat ini belum ada
padanan kata yang tepat untuk kata bullying dalam bahasa Indonesia.
Menurut Ketua Yayasan Sejiwa Diena Haryana, secara sederhana bullying
diartikan sebagai penggunaan kekuasaan atau kekuat-an untuk menyakiti
seseorang atau kelompok sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak
berdaya. Bentuk bullying terbagi tiga, pertama: bersifat fisik seperti me-
mukul, menampar, memalak. Kedua, bersifat verbal seperti: memaki,
menggosip, mengejek dan ketiga bersifat psikologis, seperti: mengintimidasi,
mengucilkan, mengabaikan, mendiskriminasi.4
Pada praktiknya anak yang kerap terkena bullying terjadi di kalangan
pelajar yang ada dalam lingkungan sekolah, seperti yang dikatakan oleh
Psikolog Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. atau yang lebih kita kenal dengan Kak
Seto yang menyatakan bahwa “bullying seakan masih seperti menjadi tradisi,
Pelaku bullying biasanya mendapatkan perlakuan yang tidak pantas di
lingkup keluarga hingga sekolah dan kemudian ia melampiaskannya kepada
orang lain.”5
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan ekspose hasil
pengawasan kasus selama 2018, dalam hal ini hasil pengawasan di bidang
pendidikan. Berdasarkan data KPAI dari berbagai sumber, yaitu mulai dari
pengaduan langsung, investigasi dan pemantauan kasus di lapangan, tren
pelanggaran anak dalam pendidikan mengalami pasang surut. Data kasus
bidang pendidikan yang dikategorikan menjadi lima bentuk, yakni anak
korban tawuran, anak pelaku tawuran, anak korban kekerasan dan bullying,
anak pelaku kekerasan dan bullying, dan anak korban kebijakan (pungli,
dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah.
Seperti yang dikatakan oleh Komisioner KPAI Bidang Pendidikan yaitu
Retno Listyarti yang mengungkapkan bahwa: Kasus pendidikan per tanggal
30 Mei 2018 berjumlah 161 kasus. Rinciannya, yaitu anak korban tawuran
sebanyak 23 kasus (14,3%), anak pelaku tawuran sebanyak 31 kasus (19,3 %),
anak korban kekerasan dan bullying sebanyak 36 kasus (22,4 %)."Untuk kasus
anak pelaku kekerasan dan bullying sebanyak 41 (25,5%) kasus, dan anak
3
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt550264153eb3a/jerat-hukum-pelaku-bullying-
terhadap-anak/. Diakses pada tanggal 20 Februari 2019
4
Seijiwa, 2008, Bullying Mengatasi Kekerasan Di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak,
Jakarta: Grasindo, hlm. 2
5
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170718103632-277-228530/kak-seto-harus-
ada-tindakan-tegas-untuk-pelaku-bullying. Diakses pada tanggal 20 Februari 2019

33
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

korban kebijakan (pungli), dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian,
dan putus sekolah) sebanyak 30 (18,7%) kasus.6 Dari data tersebut dapat kita
rinci bahwa kasus bullying memiliki persentase terbanyak dalam hal kasus di
dunia pendidikan yang dikemukakan oleh Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI).
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan Anak memberikan pengertian mengenai anak itu sendiri yaitu
“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan.” Beberapa peraturan
perundang-undangan lain juga memberikan batas usia anak, yaitu sebagai
berikut:
1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan,
batas usia anak adalah belum berusia 18 tahun dan belum kawin.
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, batas
usia anak adalah 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk
laki-laki dan belum kawin.
3. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), batas usia
anak adalah 21 tahun dan belum kawin.
4. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak Asasi Manusia,
batas usia anak adalah 18 tahun dan belum kawin.7
Di wilayah provinsi Jambi khusunya Kekerasan terhadap anak masih kerap
terjadi bahkan angkanya masih terbilang tinggi. Pada 2019, belum genap dua
bulan, sudah ada 16 kasus kekerasan perempuan dan anak yang dilaporkan
di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan pengendalian
penduduk (DP3AP2) Provinsi Jambi.8 Dikatakan oleh Rika Oktavia selaku
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan anak, di ungkapkan bahwa:
“pada tahun 2018 lalu angka kekerasan terhadap perempuan dan anak se
Provinsi Jambi yang dilaporkan sebanyak 384 kasus, terbanyak selama lima
tahun terakhir.9 Jadi tidak menutup kemungkinan masih banyak kasus yang
lain yang tidak dilaporkan oleh pihak yang menjadi korban khususnya dalam
hal bullying.
Besarnya data yang menunjukan tentang praktek-praktek kekerasan
terhadap anak merupakan salah satu indikator dimana anak-anak sangat
memerlukan perlindungan dan menyadari bahwa mereka dilindungi oleh
negara dengan adanya pengatura tentang Undang-Undang perlindungan
anak.
6
https://nasional.sindonews.com/read/1324346/15/catatan-kpai-bidang-pendidikan-kasus-
bullying-paling banyak-153234633. Diakses pada tanggal 23 Februari 2019
7
Waluyadi, Hukum Perlindungan Anak, Mandar Maju, Bandung, 2009., hlm 3.
8
http://jambi.tribunnews.com/2019/02/22/belum-genap-dua-bulan-sudah-belasan-kasus-
kekerasan-perempuan-dan-anak-terjadi-di-jambi. Diakses pada tanggal 23 Februari 2019
9
Ibid.

34
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pemerintah telah membuat regulasi mengenai tindak pidana kekerasan


terhadap anak yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak. Seperti halnya pada Pasal 76C yang berbunyi: “Setiap
Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.”
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Tentang Perlindungan Anak menentukan bahwa: “Negara, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Masyarakat, Keluarga, dan Orang Tua atau Wali
berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
Perlindungan Anak.” Maraknya kasus kekerasan terhadap anak di
lingkungan sekolah dalam hal ini bullying khususnya termasuk di wilayah
provinsi Jambi yang juga meningkat harus menjadi perhatian bagi kita semua,
hal sesuai yang diamanatkan oleh Undang-Undang khususnya Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
Besarnya data yang menunjukan tentang praktek-praktek kekerasan
terhadap anak merupakan salah satu indikator dimana anak-anak sangat
memerlukan perlindungan dan menyadari bahwa mereka dilindungi oleh
negara dengan adanya pengatura tentang Undang-Undang perlindungan
anak. Berdasarkan paparan sebagaimana tersebut di atas maka Sosialisasi
Hukum Tindak Pidana Bullying Oleh Anak dititikberatkan pada persoalan
mengenai: Bagaimana Dampak dan Upaya Penanggulangan Tindak Pidana
bullying yang dilakukan oleh anak di lingkungan sekolah, serta jerat hukum
atau sanksi pidana bagi pelaku bullying terhadap anak tersebut.

PEMBAHASAN
Pengertian Bullying
Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara
menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologis oleh
seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih
lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan
dengan tujuan membuat korban menderita.10 Istilah bullying berasal dari
bahasa Inggris, yaitu "bull" yang berarti banteng. Secara etimologi kata "bully"
berarti penggertak, orang yang mengganggu yang lemah. Bullying dalam
bahasa Indonesia disebut "menyakat" yang artinya mengganggu, mengusik,
dan merintangi orang lain. Perilaku bullying melibatkan kekuatan dan
kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga korbannya berada dalam keadaan

10
https://www.kajianpustaka.com/2018/01/pengertian-unsur-jenis-ciri-ciri-dan-skenario-
bullying.html. Diakses pada tanggal 10 Juli 2019.

35
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

tidak mampu mempertahankan diri secara efektif untuk melawan tindakan


negatif yang diterimanya.
Bullying antar siswa secara teori memang sangat mudah terjadi
mengingat usia anak sekolah ada pada usia yang labil. Dalam Psikologi remaja
perkelahian dapat dilihat sebagai bentuk kenakalan siswa. Hal ini dapat
dirujuk dari pendapat Kartini Kartono yang menjelaskan tentang kenakalan
remaja sebagai gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan
remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka
itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang. Berbagai bentuk
kenakalan remaja tersebut antara lain ada-lah kebutkebutan di jalanan yang
mengganggu keamanan lalu lintas, dan membahayakan jiwa sendiri serta
orang lain, perilaku ugal-ugalan, brandalan, urakan yang mengacaukan
ketentraman milieu (lingkungan) sekitar, perkelahian antar gang, antar
kelompok, membolos sekolah dan ber-gelandangan di jalan dan lain
sebagainya.11
Tindakan bully tidak hanya terjadi ketika pelaku melakukan kekerasan
secara fisik kepada korban, seperti memukul, menampar, atau
menendang. Bully juga bisa dilakukan tanpa melakukan kekerasan fisik,
yakni secara verbal seperti mengejek, memanggil seseorang dengan sebutan
yang hina, menyebarkan gosip tentang korban, atau mempermalukan di
depan banyak orang. Di era teknologi seperti sekarang ini
tindakan bully makin mudah terjadi, kerap dikenal sebagai cyber bullying.
Pelaku cukup memakai media sosial untuk menjatuhkan korbannya, seperti
menyebarkan teks, foto, atau video bertema negatif tentang korban. Berikut
ini beberapa pengertian dan definisi bullying dari beberapa sumber buku:
1. Menurut Olweus (2005), bullying adalah sebuah tindakan atau
perilaku agresif yang disengaja, yang dilakukan oleh sekelompok
orang atau seseorang secara berulang-ulang dan dari waktu ke
waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat
mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebagai sebuah
penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan secara sistematik.
2. Menurut Wicaksana (2008), bullying adalah kekerasan fisik dan
psikologis jangka panjang yang dilakukan seseorang atau
kelompok, terhadap seseorang yang tidak mampu
mempertahankan dirinya dalam situasi di mana ada hasrat untuk
melukai atau menakuti orang itu atau membuat dia tertekan.

11
Muhammad. Aspek Perlindungan anak Dalam Tindak Kekerasan (Bullying) Terhadap Siswa
Korban Kekerasan di Sekolah.
http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/download/234/198. Diakses pada
tanggal 30 Agustus 2019.

36
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

3. Menurut Rigby (1994), bullying adalah sebuah hasrat untuk


menyakiti yang diperlihatkan ke dalam aksi secara langsung oleh
seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung
jawab, biasanya berulang, dan dilakukan secara senang bertujuan
untuk membuat korban menderita.12
Dari beberapa pengertian diatas maka terdapat beberapa unsur-unsur
dalam prilaku bullying kepada seseorang yang di kemukakan oleh Coloroso
(2006), yaitu sebagai berikut:
1. Ketidakseimbangan kekuatan. Pelaku bullying dapat saja orang
yang lebih tua, lebih besar, lebih kuat, lebih mahir secara verbal,
lebih tinggi dalam status sosial, berasal dari ras yang berbeda, atau
tidak berjenis kelamin yang sama. Sejumlah besar kelompok anak
yang melakukan bullying dapat menciptakan ketidakseimbangan.
2. Niat untuk mencederai. Bullying berarti menyebabkan kepedihan
emosional dan/atau luka fisik, memerlukan tindakan untuk dapat
melukai, dan menimbulkan rasa senang di hati sang pelaku saat
menyaksikan luka tersebut.
3. Ancaman agresi lebih lanjut. Baik pihak pelaku maupun pihak
korban mengetahui bahwa bullying dapat dan kemungkinan akan
terjadi kembali. Bullying tidak dimaksudkan sebagai peristiwa
yang terjadi sekali saja.
4. Teror. Bullying adalah kekerasan sistematik yang digunakan untuk
mengintimidasi dan memelihara dominasi. Teror yang menusuk
tepat di jantung korban bukan hannya merupakan sebuah cara
untuk mencapai tujuan tindakan bullying, teror itulah yang
merupakan tujuan dari tindakan bullying tersebut. 13
Menurut Coloroso (2006), perilaku bullying dapat dikelompokkan
menjadi beberapa jenis atau bentuk dari bullying, yaitu sebagai berikut:
1. Bullying secara verbal
Bullying dalam bentuk verbal adalah bullying yang paling sering dan
mudah dilakukan. Bullying ini biasanya menjadi awal dari perilaku
bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama
menuju pada kekerasan yang lebih lanjut. Contoh bullying secara
verbal antara lain yaitu: julukan nama, celaan, fitnah, kritikan
kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan pelecehan seksual,
teror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang
tidak benar, kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan
sebagainya.

12
Op.Cit.
13
Coloroso, B., Penindas, Tertindas, dan Penonton, Resep Memutus Rantai Kekerasan Anak
dari Prasekolah Hingga SMU, Serambi, Jakarta, 2006, hal. 6-7.

37
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

2. Bullying secara fisik


Bullying ini paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun
kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam
bentuk lain. Remaja yang secara teratur melakukan bullying dalam
bentuk fisik kerap merupakan remaja yang paling bermasalah dan
cenderung akan beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang
lebih lanjut. Contoh bullying secara fisik adalah: memukuli,
menendang, menampar, mencekik, menggigit, mencakar,
meludahi, dan merusak serta menghancurkan barang-barang milik
anak yang tertindas, dan lain-lain.14

Dampak dari bullying


Bullying memiliki pengaruh secara jangka panjang dan jangka pendek
terhadap korban bullying. Pengaruh jangka pendek yang ditimbulkan akibat
perilaku bullying adalah depresi karena mengalami penindasan, menurunnya
minat untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan oleh guru, dan
menurunnya minat untuk mengikuti kegiatan sekolah. Sedangkan akibat
yang ditimbulkan dalam jangka panjang dari penindasan ini seperti
mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik terhadap lawan jenis,
selalu memiliki kecemasan akan mendapatkan perlakuan yang tidak
menyenangkan dari teman-teman sebayanya (Berthold dan Hoover, 2000).

Upaya penanggulangan tindak pidana bullying


Dalam menghentikan bully, sebenarnya kita juga bisa turun tangan dengan
datang ke sekolah, lalu melaporkan orang yang melakukan kekerasan
bullying. Dengan begitu, pihak sekolah bisa menanganinya secara langsung
dan melaporkan kepada orang tua yang bersangkutan. Para
pelaku bully harus segera dihentikan. Jika terus dibiarkan, perilaku ini bisa
merusak anak serta generasi muda. Berikut adalah beberapa langkah yang
bisa orang tua/pendidik lakukan untuk mencegah tindakan bully:
1. Tanamkan nilai-nilai moral sejak dini.
2. Ajak anak untuk bersama-sama menilai dan membedakan
perbuatan yang baik dengan perbuatan yang tidak patut dilakukan
pada sesama.
3. Bangun komunikasi yang baik dengan anak, serta dampingi ia
dalam proses tumbuh kembangnya.
4. Anda juga bisa menasihati anak Anda agar berani melaporkan
kepada pengajar di sekolah saat mengalami perilaku bully.

14
Ibid, hal. 11.

38
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

5. Jika anak Anda merasa tidak dapat berbicara langsung, mungkin


dia bisa menulis surat atau mengirim email kepada mereka.
6. Bila anak Anda adalah pelaku bullying, maka ajaklah anak
berdiskusi dan cari tahu penyebabnya. Beri ia penjelasan bahwa hal
ini bukanlah perilaku terpuji, dan tidak dapat diterima.
7. Orangtua bisa mengajak anak (baik pelaku maupun korban)
untuk menjalani konseling agar pola pikir dan tingkah lakunya
bisa lebih terarah dengan baik.
8. Yang tak kalah penting, jadilah contoh teladan yang baik bagi anak.
Sebab sadar atau tidak, anak akan mencontoh orang tua sebagai
tolok ukur dalam bersikap.15
Pasal 54 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan
Anak juga mengatur bahwa setiap anak berhak mendapat perlindungan dari
tindak kekerasan di sekolah, sebagai berikut:
1. Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib
mendapatkan perlindungan dari tindak Kekerasan fisik, psikis,
kejahatan seksual, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh
pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau
pihak lain.
2. Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintah, dan/atau
Masyarakat.

Jerat hukum bagi pelaku tindak pidana bullying oleh anak


Penegakan hukum pidana apabila dilihat sebagai bagian dari mekanisme
penegakan hukum (pidana), maka pemidanaan yang biasa juga diartikan
pemberian pidana tidak lain merupakan suatu proses kebijakan yang sengaja
direncanakan. Artinya pemberian pidana itu untuk benar-benar dapat
terwujud direncanakan melalui beberapa tahap yaitu:
1. Tahap formulasi yaitu tahap penetapan pidana oleh pembuat
undang-undang.
2. Tahap aplikasi yaitu tahap pemberian pidana oleh badan yang
berwenang.
3. Tahap eksekusi, yaitu tahap pelaksanaan pidana oleh instansi
pelaksana yang berwenang.16

15
Sejiwa, Bullying:Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan sekitar Anak, Grasindo,
Jakarta, 2008, hal. 16.
16
Meliasta Aulia Nurdina. Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindakan Penindasan
Atau Bullying di Sekolah dasar. file:///C:/Users/User/Downloads/1189-3849-1-PB.pdf. Diakses Pada
Tanggal 30 Agustus2019.

39
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Ketiga tahap kebijakan penegakan hukum pidana tersebut terkandung tiga


kekuasaan atau kewenangan yaitu, kekuasaan legislatif pada tahap formulasi,
yaitu kekuasaan legislative dalam menetapkan atau merumuskan perbuatan
apa yang dapat dipidana dan sanksi apa yang dapat apa yang dapat
dikenakan. Pada tahap ini kebijakan legislatif ditetapkan system pemidanaan,
pada hakekatnya merupakan system kewenangan atau kekuasaan
menjatuhkan pidana.17
Menurut Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, “kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis,
seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum.” Berdasarkan pendapat tersebut dihubungkan dengan pengertian
kekerasan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak, maka dapat
disimpulkan bahwa bullying termasuk dalam bentuk kekerasan terhadap
anak.
Mengingat bullying merupakan tindakan kekerasan terhadap anak,
maka menurut Undang-Undang Perlindungan anak, bullying adalah tindak
pidana. Terhadap pelaku bullying dapat dikenakan sanksi pidana berupa
penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling
banyak Rp 72 juta.
Melihat dari bagaimana bullying itu dilakukan, maka Undang-Undang
Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, telah mengatur bahwa: “Setiap orang
dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan,
atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak.” Bagi yang
melanggarnya akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72 Juta.

KESIMPULAN DAN SARAN


Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara
menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologis oleh
seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih
lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan
dengan tujuan membuat korban menderita. Dampak jangka pendek yang
ditimbulkan akibat perilaku bullying adalah depresi karena mengalami
penindasan, menurunnya minat untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang
diberikan oleh guru, dan menurunnya minat untuk mengikuti kegiatan

17
Ibid.

40
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

sekolah. Sedangkan akibat yang ditimbulkan dalam jangka panjang dari


penindasan ini seperti mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik
terhadap lawan jenis, selalu memiliki kecemasan akan mendapatkan
perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-teman sebayanya.
Pemerintah telah membuat regulasi mengenai tindak pidana kekerasan
terhadap anak yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak. Seperti halnya pada Pasal 76C yang berbunyi: “Setiap
Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.”
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Tentang Perlindungan Anak menentukan bahwa: “Negara, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Masyarakat, Keluarga, dan Orang Tua atau Wali
berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
Perlindungan Anak.” Maraknya kasus kekerasan terhadap anak di
lingkungan sekolah dalam hal ini bullying khususnya termasuk di wilayah
provinsi Jambi yang juga meningkat harus menjadi perhatian bagi kita semua,
hal sesuai yang diamanatkan oleh Undang-Undang khususnya Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
Mengingat bullying merupakan tindakan kekerasan terhadap anak,
maka menurut Undang-Undang Perlindungan anak, bullying adalah tindak
pidana. Terhadap pelaku bullying dapat dikenakan sanksi pidana berupa
penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling
banyak Rp 72 juta. kegiatan ini diharapkan tidak berakhir pada kegiatan
pengabdian ini saja, tetapi bisa dibentuk kerjasama antar pelajar dan guru di
sekolah dalam berperan aktif untuk memberikan pengetahuan tentang
dampak yang ditimbulkan dalam hal bullying oleh anak serta upaya
penanggulangannya itu sendiri ditengah masyarakat. Serta pihak sekolah
dapat bekerja sama dengan pihak Komisi Perlindungan Anak atau lembaga
terkait di daerah dalam hal pencegahan terjadinya tindak pidana bullying oleh
anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku:
Coloroso, B. 2006. Penindas, Tertindas, dan Penonton, Resep Memutus Rantai
Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU. Serambi, Jakarta.
Sejiwa. 2008. Bullying: Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan sekitar
Anak. Grasindo, Jakarta.
Soetodjo Wagiati. 2006. Hukum Pidana Anak. Refika Aditama, Bandung.
Waluyadi, 2009, Hukum Perlindungan Anak, Mandar Maju, Bandung.

41
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

2. Perundang-Undangan:
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
Peradilan Anak.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan anak.

3. Rujukan Elektronik
http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/download/234
/198.
http://jambi.tribunnews.com/2019/02/22/belum-genap-dua-bulan-sudah-
belasan-kasus-kekerasan-perempuan-dan-anak-terjadi-di-jambi.
https://nasional.sindonews.com/read/1324346/15/catatan-kpai-bidang-
pendidikan-kasus-bullying-paling banyak-153234633.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170718103632-277-228530/kak-
seto-harus-ada-tindakan-tegas-untuk-pelaku-bullying.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt550264153eb3a/jerat-hukum-
pelaku-bullying-terhadap-anak/.
https://www.kajianpustaka.com/2018/01/pengertian-unsur-jenis-ciri-ciri-dan-
skenario-bullying.html.
Meliasta Aulia Nurdina. Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku
Tindakan Penindasan Atau Bullying di Sekolah dasar.
file:///C:/Users/User/Downloads/1189-3849-1-PB.pdf.
Sri Hartati Samhadi. Budaya Kekerasan di Lembaga Pendidikan.
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/ 0704/14/Fokus/3456065.htm. h.
1.

42
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PPM Pada Masyarakat Kedepatian Semerap : Penyuluhan


Hukum Dan Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terhadap
Produk Unggulan

Lili Naili Hidayah, Raffles, M. Amin Qodri, M Zulfa Aulia, Herlina Manik
Fakultas Hukum, Universitas Jambi, Indonesia
Email corresponding author: lilinailihidayah@unja.ac.id

Abstract
Kedepatian semerap jika dilihat geografis berada di tepian danau kerinci dan
berada di kaki bukit barisan. Kedepatian semerap merupakan kerapatan desa
yang berada di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci. Pada awalnya
kedepatian semerap hanya terdiri atas satu desa yakni desa semerap, dalam
perkembangannya desa semerap mekar menjadi 3 (tiga) desa yakni Desa
Semerap, Desa Koto Baru, dan Desa Koto Patah. Dengan kondisi geografis
yang berada ditepian danau dan berada dikaki bukit barisan maka kedepatian
Semerap memiliki banyak diuntungkan oleh kondisi alamnya. Potensi alam
itu juga menciptakan produk unggulan daerah kadepatian semerap.
Permasalahan yang dihadapi oleh mitra pengabdian yakni pemahaman
masyarakat masih belum begitu menyadari akan potensi daerahnya yang
memiliki potensi yang dapat mendapatkan perlindungan hukum atas hasil
yang dihasilka oleh potensi geografis setempat. Respon dari mitra sangat
positif, di mana mitra memberikan antusias dan mau menerima inovasi
teknologi yang diberikan serta memiliki minat yang tinggi dan bersedia untuk
menerapkan teknologi yang diberikan.

Kata Kunci: Indikasi Geografis, Produk Unggulan

PENDAHULUAN
kedepatian semerap berada di tepian danau kerinci dan berada di kaki bukit
barisan. Kedepatian semerap merupakan kerapatan desa yang berada di
Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci. Pada awalnya kedepatian
semerap hanya terdiri atas satu desa yakni desa semerap, dalam
perkembangannya desa semerap mekar menjadi 3 (tiga) desa yakni Desa
Semerap, Desa Koto Baru, dan Desa Koto Patah.
Dengan kondisi geografis yang berada ditepian danau dan berada dikaki
bukit barisan maka kedepatian Semerap memiliki banyak diuntungkan oleh
kondisi alamnya. Potensi alam itu juga menciptakan produk unggulan daerah
kadepatian semerap.

43
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kerinci


tahun 2015 terdapat 16 jenis tanaman perkebunan rakyat dan 1 jenis
perkebunan besar yang dihasilkan di Kabupaten Kerinci yang tersebar pada
16 kecamatan yaitu : kulit manis, cengkeh, karet, kakao, kelapa sawit,
tembakau, kopi robusta, tebu, kopi arabika, pinang, kemiri, vanili, nilam,
lada, kelapa, aren dan teh. Dari data tersebut terlihat bahwa setiap jenis
tanaman perkebunan rakyat diberikan kesempatan yang sama untuk
berkembang. Pengembangan tanaman perkebunan rakyat ini perlu di
usahakan secara efektif dan efisien. Dari 16 jenis tanaman perkebunan rakyat
di Kabupaten Kerinci akan dipilih berdasarkan ekonomi basis sehingga
diperoleh komoditi unggulan dengan mempertimbangkan aspek pemasaran
hasil produksi, aspek ketersediaan bahan baku ,aspek ketersediaan tenaga
kerja terampil, aspek teknologi produksi dan aspek akses ke sumber modal
sehingga diperoleh komoditas unggulan perkebunan rakyat yang menjadi
dasar pembangunan perkebunan di Kabupaten Kerinci. Lebih lanjut
komoditas unggulan terpilih di analisis guna memperoleh strategi
pengembangan komoditas unggulan perkebunan di Kabupaten Kerinci.
Penegakan Haki dan Pemasyarakatan HaKI melalui sosialisasi bertujuan
untuk memberikan informasi serta pengetahuan kepada para pengusaha
industri kecil dan menengah, LSM, Yayasan dan Asosiasi, sehingga mereka
memperoleh gambaran yang jelas tentang Hak Cipta sebagai karya cipta
manusia, Paten serta Merek maupun HaKI lainnya.

METODE KEGIATAN
Metode Pendekatan
Bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk penyuluhan
hukum dilakukan dengan metode penyampaian materi dengan metode
ceramah dengan materi tentang Peningkatan Pemahaman terhadap Produk
Unggulan yang dilindungi oleh perundang undangan di Kabupaten
Kerinci.Diskusi dan Tanya jawab antara pemateri dengan peserta penyuluhan
hukum.

Rencana Kegiatan
Sebelum kegiatan penyuluhan kerja dilakukan terlebih dahulu melakukan
penjajakan untuk menentukan permasalahan hukum apa yang dihadapi oleh
masyarakat di Kabupaten Kerinci. Dari penjajakan tersebut ditemukan
kurangnya pemahaman masyarakat mengenai Hak Kekayaan Intelektual
mengenai produk produk yang dihasilkan oleh masyarakat..

44
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Materi Kegiatan
Adapun materi kegiatan yang akan disampaikan oleh narasumber dan
instruktur dalam program ini meliputi meliputi:
1. Menjelaskan tentang arti pentingnya dilakukan pemahaman
produk unggulan daerah.
2. Menjelaskan arti penting dan manfaat pendaftaran Indikasi
Geografis terhadap produk unggulan daerah.
3. Menjelaskan bahwa produk unggulan daerah bisa
menyejahterakan mereka.

No Kegiatan Tujuan Kegiatan


1 Penyuluhan Hukum Dan Peserta pengabdian memahami aspek
Peningkatan Pemahaman apa dari produk unggulan daerah
Masyarakat Terhadap semerap yang dapat mendapat
Produk Unggulan Di perlindungan hukum
Masyarakat Kedepatian
Semerap Yang Dilindungi
Oleh Undang -Undang

2 Penjelasan mengenai Peserta pengabdian memahami bahwa


mekanisme bagaimana perlindungan atas produk tidak semata
agar mendapatkan mata langsung ada. Tetapi harus
perlindungan didaftarkan

Rancangan Evaluasi
Evaluasi dilakukan sejak awal kegiatan, kriteria evaluasi adalah jumlah
kehadiran dan persentase keaktifan anggota Mitra pada waktu ceramah,
diskusi dilakukan penyebaran kuisoner guna mengukur kemampuan dan
pemahaman audiens dan masyarakat umum sehubungan dengan materi
sosialisasi guna mengetahui dan mengukur tercapainya sasaran sosialisasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan guna membadingkan pemahaman
sebelum dan setelah sosialisasi dilakukan.

45
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 1. Suasana kegiatan

Gambar 2. Suasana kegiatan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Adapun Hasil yang dicapai dalam pengabdian tentang Penyuluhan Hukum
Dan Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk Unggulan Di
Masyarakat Kedepatian Semerap Yang Dilindungi Oleh Undang–Undang:
1. Meningkatnya pengertahuan masyarakat akan produk unggulan
daerah mereka yang dapat dilindungi Undang –undang
2. Mendorong aparatur desa untuk mengelompokkan produk
unggulan daerah

46
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

KESIMPULAN
Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Respon dari mitra sangat positif, dimana dengan memberikan
sosialisasi dapat meningkatkan pengertahuan masyarakat tentang
produk unggulan daerah mereka yang dapat dilindungi Undang –
undang.
2. Mendorong aparatur desa untuk mengelompokkan produk
unggulan daerah.

ACKNOWLEDGMENT

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Universitas Jambi yang telah


mendanai kegiatan pengabdian PPM ini melalui sumber Dana DIPA-PNBP
PPM-LPPM pada Fakultas Hukum, Nomor : SP DIPA-042.01.2.400950/2019
Tanggal 05 Desember 2018 dan Surat Perjanjian Penugasan dalam Rangka
Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor :
B/206/UN21.18/PM.01.01/2019

DAFTAR PUSTAKA
Miranda Risang Ayu, Memperbincangkan Hak Kekayaan Intelektual,Indikasi
Geografis, Bandung: Alumni, 2000
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Cet. 8, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2004.
Suyud Margono, Aspek Hukum Komersialisasi Aset Intelektual, Nuansa Aulia,
Bandung, 2010.
Saky Septiono, Perlindungan Indikasi Geografis , Jakarta, 2012,
Laman Balitbangda Kota Jambi
Laman DJKI, Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kementrian HUkum
dan Hak Asasi Manusia RI

47
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sosialisasi, Pelatihan Dan Pendampingan Pembentukan


Peraturan Desa Di Kecamatan Hamparan Rawang
Kota Sungai Penuh

Meri Yarni, Dwi Suryahartati, Netty, Suhermi, Nyimas Arfa

Abstrak
Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Desa Koto Dian
Kecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh. dengan tujuan untuk
mendampingi pemerintah desa dalam peningkatkan pengetahuannya dalam
membentuk peraturan desa dan peraturan perundang-undang lainnya..
Sedangkan manfaat yang diharapkan dalam penyuluhan ini adalah untuk
memberikan masukan kepada pemerintah desa dalam pelaksanaan tugas,
kewajiban hak dan kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah desa dan
juga menambah pengetahuan pemerintah desa dalam membentuk
perundangan-undangan yang berlaku untuk desa. Serta memberi
pemahaman bagi masyarakat dan aparatur pemerintah desa mengenai
aturan yang berlaku dan prateknya dilapangan khususnya mengenai
pembentukan peraturan desa, dengan metode yang dilakukan adalah
pendampingan , penyuluhan, sosialisasi, ceramah dan tanya jawab serta
tukar pendapat terhadap rencana pemerintah desa dalam pembentukan
peraturan desa. Adapun hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini agar
pemerintah desa dapat memahami dan , Meningkatkan pengetahuan
pemerintah desa tentang permasalahan desa sesuai yang diatur oleh
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, serta mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan asas-asas perundang-
undangan dan teknik perundang-undangan yang berlaku., Dengan adanya
pemerintah desa yang terampil dalam melakukan tugasnya, diharapkan
dapat membagi pengetahuannya dan ketrampilannya dalam
mengembangkan desanya. Sedangkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini
menghasilkan 4 (empat) rancangan peraturan desa.

Kata Kunci: Pendampingan, Pemerintah Desa, Peraturan Desa.

48
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Kecamatan Hamparan Rawang dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor
21 Tahun 2000 yang diubah dengan Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh
Nomor 25 Tahun 2005 tentang Pembentukan Kecamatan Hamparan Rawang.
Secara Geografis luas wilayah Kecamatan Hamparan Rawang 20.525 ha yang
terdiri dari 13 desa. Dengan batas wilayah sebelah utara dengan Kecamatan
Air Hangat Kabupaten Kerinci, sebelah Selatan dengan Kecamatan Sungai
Penuh, sungai Bungkal dan Pesisir Bukit, Sebelah Barat dengan Kecamatan
Kota Baru dan sebelah Timur dengan Kecamatan Tanah Kampung.
Sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 menyatakan bahwa:
“Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi
dan daerah Provinsi itu dibagi atas daerah kabupaten dan kota, yang tiap-
tiapprovinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang
diatur dengan UU”. Mengenai pemerintah desa diatur oleh Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 menyatakan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masayarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
Kecamatan Hamparan Rawang memiliki warisan budaya yang masih
tetap dilestarikan hingga saat ini dan telah ditetapkan sebagai warisan
budaya nasional. Warisan budaya tersebut adalah tari rentak kudo dan
anyaman lapek (alas duduk yang lebih kecil dari tikar). Warisan budaya
tersebut telah dikenal secara turun temurun terutama masyarakat Provinsi
Jambi. Kecamatan Hamparan Rawang yang artinya adalah hamparan tanah
yang luas dan datar, hamparan tersebut ditumbuhi oleh tanaman pandan
berduri. Oleh masyarakat setempat tanaman pandan dimanfaatkan untuk
diolah menjadi anyaman untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari seperti
tikar dan lapik (alas duduk).
Salah satu desa yang ada di kecamatan Hamparan Rawang adalah Desa
Koto Dian merupakan salah satu desa yang menjadi sentra anyaman dari
tumbuhan pandan berduri. Pengrajin anyaman ini adalah ibu-ibu rumah
tangga yang memanfaatkan waktu luang untuk menghasilkan kerajinan.
Berbagai jenis anyaman telah diproduksi oleh Desa Koto Dian. Para
pengrajin anyaman awalnya berdiri sendiri-sendiri namun saat ini telah
berkelompok-kelompok dalam melaksanakan kegiatan anyaman sehingga
telah memiliki sentra anyaman setiap kelompoknya. Masing-masing
49
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

kelompok terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil


anyaman agar semakin dikenal
Seiring dengan kemajuan desa-desa yang ada di Kecamatan Hamparan
Rawang Kota Sungai Penuh dapat dikatakan belum diikuti dengan
kemampuan kepemimpinan yang baik. Agar pelaksanaan tugas sebagai
aparatur pemerintahan desa, seluruh pihak yang berkaitan hendaknya
menjalankan fungsi secara sinergi dan berkesinambungan sehingga tujuan
pembangunan desa dapat tercapai. Untuk itu perlu dibangun suatu
koordinasi antar fungsi agar program pembangunan dapat berjalan sesuai
yang diharapkan , maka perlu penataan administrasi desa yang baik dengan
mengimplementasikannya dalam bentuk perundang-undangan yaitu
peraturan desa.

Permasalahan Mitra
Berdasarkan latar belakang serta pendekatan awal dengan mitra maka
disusun prioritas permasalahan mitra yang dirumuskan secara bersama
yaitu:
1. Prioritas permasalahan mitra adalah sosialisasi dan penyuluhan
pentingnya peraturan desa..
2. Prioritas permasalahan mitra adalah pelatihan dan
pendampingan pembuatan peraturan desa
3. Prioritas permasalahan mitra adalah solusi dalam penataan dan
pembentukan peraturan desa.

METODE PELAKSANAAN
Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dari kegiatan ini adalah pemerintah desa Koto Dian
Kecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh. Mengingat jumlah dan
sebaran populasi, maka sampel sasaran desa ditetapkan secara purposive
sampling yaitu kesediaan pemerintah desa tersebut dalam berpartisipasi
pada kegiatan ini. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pemerintah desa dan masyarakat desa dan
kuantitas kinerja pemerintah desa . Maka khalayak sasaran kegiatan ini
adalah pemerintah desa dan aparaturnya, badan perwakilan desa, dan
lembaga-lembaga yang ada di desa, terdiri dari : Pemerintah Desa dan BPD
Masyarakat Desa dan Organisasi Masyarakat (Kelompok Anyaman
Pandan).

50
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Metode Kegiatan
Berkaitan upaya untuk menerapkan ilmu pengetahuan terutama di bidang
hukum maka solusi yang ditawarkan dikemas dalam bentuk dan model
penyuluhan dengan metode sosialisasi an dPenyuluhan akan pentingnya
peraturan desa, dalam bentuk ceramah, diskusi dan tanya jawab dan
pendampingan seerta pelatihan terhadap permasalahan pemerintah desa
dalam pembentukan peraturan desa

Partisipasi Mitra
Permasalahan yang dikemukakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah
hasil pembicaraan bersama dengan pemerintah desa (kepala desa dan
aparat-aparatnya) dan Badan Perwakilan Desa serta lembaga desa lainnya.
Dimana selama ini memang menjadi kendala adalah tidak adanya peraturan
desa untuk mengatur permasalahan yang terjadi di desa. Tingkat partisipasi
mitra dalam pelaksanaan kegiatan ini sangat tinggi, hal terlihat dalam
semangat dan tingkat kepedulian yang tinggi untuk mencari dan mengali
ide dalam merancang peraturan desa dan mengajak BPD untuk berperan
dalam merancang peraturan desa

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sosialisasi Tentang UU Nomor 6 Tahun 2014
UU No. 6/2014 sesungguhnya lahir dari kesenjangan antara peran dan fungsi
strategis desa dalam penyelenggaraan roda pemerintahan yang dihadapkan
dengan lemahnya kewenangan yang dimiliki desa untuk dapat
berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional, sehingga membuat desa
yang secara fisik ada namun dilihat dari fungsinya seperti tiada ditengah
masyarakat. Misi yang diemban oleh UU No. 6 Tahun 2014 sebenarnya
merupakan amanat Pasal 18 ayat (7)1 UUD 1945 yang berbunyi dan Pasal 18B
ayat (2)2 UUD 1945. Melalui ini diharapkan dapat memaksimalkan fungsi
dan peran desa untuk berkontribusi membangun desa.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Mitra dapat memahami tentang keadaan pentingnya peraturan
desa.

1
Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang
2
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang
51
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

2. Mitra dapat memahami tentang cara mencari ide untuk


membentuk peraturan desa
3. Mitra dapat menigkatkan pendapatan asli desa guna membangun
desa dengan adanya peraturan desa
4. Mitra mampu meningkatkan pemahamannya tentang tata cara
pembentukan peraturan desa.
5. Mitra mampu merencanakan dan merancang serta membentuk
rancangan peraturan desa sesuai yang dibutuhkan desa.
6. Mitra dapat memanfaatkan buku-buku dan undang-undang
dalam membentuk rancangan peraturan desa dalam rangka tertib
pemerintahan desa dalam meningkatkan pendapatan asli desa.

Saran
1. Perlu sosialisasi secara umum dari pihak terkait tentang tentang
pembentukan peraturan desa
2. Perlu kegiatan lebih lanjut tentang penyuluhan, pelatihan dan
pendampingan pembentukan peraturan desa dan pelaksanaannya
kedepan demi majunya desa

DAFTAR PUSTAKA

Gde Pantja Astawa, Problematika Hukum Otonomi Daerah di Indonesia, Alumni,


Bandung, 2008.
Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah (Pasang Surut Hubungan Kewenangan
Antara DPRD dan Kepala Daerah), Alumni, Bandung, 2008.
Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan, Desa Mandiri, Sekjen
Kementerian Desa PDTT, Jakarta, 2007.
Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta 2002.
Syaukani dkk, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, Pustaka Pelajar,
Jakarta 1999.
Abdullah, Rozali, Pelaksanaan Otonomi Luas dan Issu FederalismeSebagai
suatu Alternatif, Cet. 2 Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.
Huda, Ni’matul, Hukum Tata Negara Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2005.
Kansil, C.S.T. Desa Kita Dalam Peraturan Tata Pemerintahan Desa, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1988.
Marbun, BN. Proses Pembangunan Desa, Erlangga, Jakarta, 1980.

52
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Perundang-undangan
Republik Indonesia, Undang-undang Tentang Pemerintahan Daerah, UU
Nomor 32 Tahun 2004.
-----------------------, Undang-undang Tentang Pemerintahan Daerah, UU
Nomor 12 Tahun 2008.
-----------------------, Undang-undang Tentang Pemerintahan Desa, UU Nomor
6 Tahun 2014
-----------------------, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Desa,
PP Nomor 72 Tahun 2005.

53
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Penyuluhan Hukum Tentang Arti Penting Kartu Identitas Anak


Pada Masyarakat Kedepatian Semerap Kabupaten Kerinci

Pahlefi, M. Hosen, Isran Idris, Permono, Indria Fathni


Fakultas Hukum, Universitas Jambi, Indonesia
Email corresponding authors: pahlefi@unja.ac.id

Abstrak
Perlindungan terhadap hak-hak anak telah menjadi perhatian seluruh dunia
termasuk Indonesia. Penting bagi Bangsa dan Negara untuk melakukan
perlindungan karena anak adalah aset tidak ternilai bagi kelangsungan hidup
Bangsa Indonesia. Salah satu poin utama dalam perlindugan anak di
Indonesia adalah upaya perlindungan dan pemenuhan terhadap hak atas
identitas anak. Identitas bagi anak penting karena dengan identitas anak akan
mendapatkan status nama, tanggal lahir, domisili, hubungan keluarga, dan
status kewarganegaraannya. Pemberian identitas yang resmi dan diakui
secara nasional itulah yang diupayakan oleh Pemerintah Pusat dengan
memberikan kartu identitas bagi anak melalui Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kartu Identitas Anak. Kartu Identitas
Anak atau KIA adalah kartu identitas resmi nasional bagi anak-anak di
seluruh Indonesia serta dapat dimanfaatkan untuk kepentingan anak. KIA
telah diberlakukan secara nasional termasuk di Pemerintah Kabupaten
Kerinci dan dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Kerinci. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra pengabdian
yakni pemahaman masyarakat masih belum begitu menyadari akan
pentingnya bukti identitas bagi anak. Respon dari mitra sangat positif, di
mana mitra memberikan antusias dan mau menerima informasi yang
diberikan, ke depannya berusaha untuk mengurus Kartu Identitas Anak.

Kata Kunci : Kartu Identitas Anak

PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan yang ada, bukti dari identitas anak bukan hanya
terbatas pada akta kelahiran tetapi juga Kartu Identitas Anak. Kartu Identitas
Anak (selanjutnya disebut KIA) merupakan kebijakan baru dari Pemerintah
melalui Menteri Dalam Negeri melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kartu Identitas Anak (selanjutnya disebut
Permendagri KIA). Melalui kebijakan KIA Pemerintah berharap adanya
peningkatan pendataan, perlindungan, dan pelayanan publik untuk

54
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mewujudkan hak terbaik bagi anak.1 Bukan hanya untuk tujuan pendataan,
KIA bersama dengan akta kelahiran diharapkan mampu memberikan
kepastian hukum dan jaminan atas pengakuan hak berikut dengan
perlindungannya.
KIA ditujukan bagi setiap anak Indonesia yang berusia kurang dari 17
tahun. Terdapat dua kategori dalam penerbitan KIA, yaitu untuk anak
dibawah usia 0-5 tahun dan untuk anak usia 5 tahun-17 tahun kurang satu
hari. Syarat mendapatkan KIA pun cukup dengan melampirkan akta
kelahiran, kartu keluarga, dan identitas orang tua bagi anak dibawah usia 5
tahun dan ditambahkan pas foto anak warna ukuran 2x3 sebanyak dua lembar
bagi anak diatas 5 tahun.2 Mudahnya mendapatkan KIA ini diharapkan dapat
menimbulkan minat dan kesadaran orang tua untuk mendaftarkan anaknya.
Kebijakan KIA disebutkan dalam Permendagri KIA bersifat wajib meski tidak
ada sanksi yang ditimbulkannya jika ada orang tua yang tidak mendaftarkan
anaknya. Meskipun peraturan ini tidak menimbulkan sanksi tetapi manfaat
atau kegunaan KIA sangatlah besar bagi anak. Selain sebagai upaya
Pemerintah dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan hak atas
identitas anak sesuai dengan amanah undang-undang, KIA juga akan
bermanfaat dalam pengurusan BPJS bagi anak, pembukaan rekening
tabungan bagi anak, mendaftar sekolah, dan pengurusan administrasi lainnya
bagi kepentingan anak.3
Meski tujuan KIA adalah untuk kepentingan anak, kenyataannya
kebijakan ini banyak mengalami pendapat pro dan kontra. Karena selain
dirasa kurang memberikan dampak besar bagi anak juga dianggap hanya
menambah urusan administrasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Bukan hanya masalah masyarakat yang belum cukup familiar dengan KIA,
juga terkait dengan kesiapan masing-masing Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil kota/ kabupaten di Indonesia dalam mengfasilitasi masyarakat
agar mendaftarkan anaknya untuk mendapatkan KIA. Contoh kasus yang
pernah terjadi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Bandar Lampung
adanya kendala dalam pelaksanaan KIA karena beberapa faktor diantaranya,
belum tersedianya format baku KIA seperti dalam Permendagri KIA, belum
tersampaikannya aturan KIA secara merata kepada masyarakat lampung, dan
kendala anggaran dalam sosialisasi serta tenaga pendukung yang masih
rendah dan minim.4 Meski kebijakan KIA mengalami pro dan kontra,

1
Konsideran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kartu Identitas
Anak.
2
Ibid.
3
Penjelasan Menteri Dalam Negeri Djahyo Kumolo di depan anggota DPR RI
4
Chandy Afrizal, Nurmayani,Upik Hamidah, Pelaksanaan Kebijakan Pembuatan Kartu
Identitas Anak Di Kota Bandar Lampung, Jurnal Ilmiah, Fakultass Hukum Universitas Lampung,
Bandar Lampung, 2017, Hlm. 8.
55
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pemerintah tetap memerintahkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di


setiap daerah di Indonesia untuk melaksanakannya.
Salah satu daerah yang melaksanakan kebijakan KIA adalah Kabupaten
Kerinci. Data dalam KIA lebih lengkap dibandingkan dengan Kartu Identitas
Anak yang sebelumnya sudah dilaksanakan. Selain itu karena KIA
merupakan program Nasional maka formulir pendaftaran KIA diseragamkan
dan telah disediakan oleh Kementrian Dalam Negeri sehingga formulir
tersebut bersifat baku dan tidak dapat digandakan secara umum. Karena telah
menjadi kebijakan Nasional, pelaksanaan KIA dilakukan diseluruh wilayah
Kabupaten Kerinci melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Kerinci bersama dengan seluruh kecamatan yang ada di wilayah
Kabupaten Kerinci, yaitu Kecamatan Air Hangat, Kecamatan Air Hangat
Barat, Kecamatan Air Hangat Timur, Kecamatan Batang Merangin,
Kecamatan Bukit Kerman, Danau Kerinci, Kecamatan Depati Tujuh,
Kecamatan Danau Kerinci, Kecamatan Gunung Kerinci, Kecamatan Gunung
Raya, Kecamatan Gunung Tujuh, Kecamatan Kayu Aro, Kecamatan Kayu Aro
Barat, Kecamatan Keliling Danau, Kecamatan Situnjau Laut, Kecamatan
Siulak, dan Kecamatan Siulak Mukai.
Total terdapat 17 Kecamatan yang dapat melayani pembuatan KIA
dengan total anak yang harus mendapatkan KIA menurut jumlah penduduk
pada tahun 2018 di Kabupaten Kerinci kurang lebih 38.238 anak.5 Melihat
jumlah anak Kabupaten Kerinci yang harus mendapatkan KIA tersebut tentu
menjadi tugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Kerinci berserta
perangkat Kecamatan dan Kelurahan untuk memastikan seluruh anak di Kab.
Kerinci mendapatkan KIA sebagai upaya pemenuhan hak atas identitas anak.
Pelaksanaan KIA di Kabupaten Kerinci selain dipengaruhi oleh kesiapan
Disdukcapil Kabupaten Kerinci juga dipengaruhi oleh masyarakat Kabupaten
Kerinci itu sendiri dan dalam hal ini adalah orang tua anak. Peran aktif orang
tua sebagai bagian dari masyarakat berpengaruh pada pencapaian
pelaksanaan KIA.

METODE KEGIATAN
Metode Kegiatan
Bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk penyuluhan
hukum dilakukan dengan metode Penyampaian materi dengan metode
ceramah dengan materi tentang peningkatan pemahaman arti penting Kartu
Identitas Anak di Kabupaten Kerinci. Kemudian dilanjutkan dengan acara
diskusi dan tanya jawab antara pemateri dengan peserta penyuluhan hukum.

5
www.pm.data.kemedikbud.go.id

56
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Rencana Kegiatan
Persiapan sasaran mitra
Sebelum kegiatan penyuluhan kerja dilakukan terlebih dahulu melakukan
penjajakan untuk menentukan permasalahan hukum apa yang dihadapi oleh
masyarakat di Kabupaten Kerinci. Dari penjajakan tersebut ditemukan
kurangnya pemahaman masyarakat mengenai arti penting Kartu Identitas
Anak dan kurnag fahamnya masyarakat tentang cara mendapatkan atau
mengurus Kartu Identitas Anak.

Materi Kegiatan
Adapun materi kegiatan yang akan disampaikan oleh narasumber dan
instruktur dalam program ini meliputi:
1. Menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang pengertian Kartru
Identitas Anak.
2. Menjelaskan fungsi dan pentingnya Kartu Identitas Anak.
3. Menjelaskan tentang cara mendapatkan dan megurus Kartu Identitas
Anak.

Tabel 1. Materi dan tujuan kegiatan


No Kegiatan Tujuan Kegiatan
1 Penyuluhan hukum Peserta pengabdian memahami dan
tentang arti penting kartu menyadari tentang pentingnya
identitas anak pada identitas bagi setiap warga Negara
masyarakat kedepatian termasuk anak
semerap
Kabupaten kerinci

2 Penjelasan atau cara Peserta pengabdian memahami dan


mendapatkan dan manyadari bahwa untuk memperoleh
mengurus Kartu Identitas KIA tidak sulit, dan tidak jauh berbeda
Anak. dengan pengurusan KTP.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tujuan dan Manfaat Kartu Identitas Anak
Anak adalah subyek hukum yang lemah, itulah pendapat dari beberapa ahli
dalam menggambarkan kondisi anak, karena posisi anak yang lemah maka
dia berhak untuk mendapatkan perlindungan dan pemenuhan atas hak-
haknya.6 Sebagai wujud dari upaya perlindungan hak atas identitas anak

6
Knut D. Asplanud, Suparman Marzuki editor, Hukum Hak Asasi Manusia,Cetakan kedua,
PUSHAM UII, Yogyakarta, 2010, Hlm. 138
57
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

maka kebijakan KIA yang diperintahkan oleh Menteri Dalam Negeri


bertujuan untuk:
1. Pendataan
2. Perlindungan Anak
3. Pelayanan Publik
4. Perlindungan dan Pemenuhan Hak Konstitusional Warga Negara.

Prosedur Pendaftaran Kartu Identitas Anak


Kartu Identitas Anak diberikan dalam dua ketegori, yaitu untuk anak mulai
0-5 tahun dan anak 5 tahun-17 tahun kurang satu hari. KIA wajib bagi setiap
anak baik anak Warga Negara Indonesia ataupun anak Orang Asing. Syarat
mendapatkan KIA ditentukan berdasarkan umur anak yaitu:
1. Anak usia 0-5 tahun
1) Fotokopi kutipan akta kelahiran dan menunjukan kutipan akta
kelahiran aslinya;
2) Kartu Keluarga (KK) asli orang tua/ wali;
3) Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) asli kedua orang tua/ wali.
2. Anak usia 5-17 tahun kurang satu hari
1) Fotokopi akta kelahiran dan menunjukan kutipan akta kelahiran asli;
2) Kartu Keluarga (KK) asli orang tua/ wali;
3) Katu Tanda Penduduk (e-KTP) kedua orang tua/ wali;
4) Pas Foto berwarna anak ukuran 2x3 sebanyak 2 (dua) lembar.
Setelah melengkapi berkas persyaratan, pemohon atau orang tua/ wali anak
menyerahkannya kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten/
Kota. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil langsung dapat menerbitkan
KIA bagi anak kurang dari 5 tahun bersamaan dengan penerbitan kutipan
akta kelahiran.63 Masa berlaku KIA bagi anak kurang dari 5 tahun sampai
dengan anak tersebut berusia 5 tahun, sedangkan bagi anak diatas 5 tahun
berlaku sampai anak tersebut berusia 17 tahun.

KESIMPULAN
Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Respon dari mitra sangat positif, dimana dengan memberikan sosialisasi
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang arti penting dan
cara mengurus dalam rangka mendapatkan Kartu Identitas bagi Anak.
2. Mendorong aparatur desa maupun pada tingkatan yang lebih tinggi
untuk secara proaktif mendorong masyarakat khususnya di Kabupaten
Kerinci untuk untuk mendapatkan Kartu Identitas bagi anaknya.

58
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

ACKNOWLEDGMENT

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Fakultas Hukum Universitas


Jambi khususnya Dekan Fakultas Hukum yang telah mendanai kegiatan
pengabdian PPM ini melalui sumber Dana DIPA-PNBP PPM-LPPM pada
Fakultas Hukum, Nomor : SP DIPA-042.01.2.400950/2019 Tanggal 05
Desember 2018 dan Surat Perjanjian Penugasan dalam Rangka Pelaksanaan
Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor : B/209/UN21.18/PM.01.01/2019
tanggal 7 Mei 2019.

DAFTAR PUSTAKA

Knut D. Asplanud, Suparman Marzuki, editor, Hukum Hak Asasi


Manusia,Cetakan kedua, PUSHAM UII, Yogyakarta, 2010.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kartu Identitas
Anak.
Chandy Afrizal, Nurmayani,Upik Hamidah, Pelaksanaan Kebijakan Pembuatan
Kartu Identitas Anak Di Kota Bandar Lampung, Jurnal Ilmiah, Fakultass
Hukum Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2017.
www.pm.data.kemedikbud.go.id

59
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pelatihan Penulisan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik


Berdasarkan Penguatan Pendidikan Karakter

Melati, Hustarna, Susahan, Reny Heryanti, Yulhenli Thabran


FKIP Universitas Jambi, Indonesia

Abstrak
Pelaksanan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan
keahlian guru SDIT Cahaya Hati Jambi dalam menyusun rencana pembelajaran tematik
berdasarkan pengutan pendidikan karakter. Hal ini sejalan dengan peraturan presiden
Nomor 87 Tahun 2017 tentang Pengutan Pendidikan Karakter (PPK). Pengetahuan
bagaimana menyusun dan memasukkan poin-poin berbasis pendidikan karakter ke
dalam RPP (Rencana Pelaksaan Pembelajaran) adalah penting bagi guru-guru di sekolah
tersebut. Implikasi dari keakuratan poin-poin pendidikan karakter tersebut dapat
memandu guru-guru di sekolah tersebut dalam proses pembelajaran para siswa
berdasarkan jenjang kelasnya. Dengan adanya RPP tematik yang baik dapat membantu
guru mengembangkan pembentukan karakter siswa dan juga kemampuan menyusun
dan meramu nilai-nilai karakter yang tepat akan meningkantakan kompetensi dan
profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas.

Kata kunci: Penguatan pendidikan karakter, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilai-
nilai karakter

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk anak-anak di
Indonesia. Sampai sekarang, masih banyak orang tua yang tidak mempedulikan
pendidikan anak-anaknya. Walaupun pemerintah telah memberikan fasilitas
yang cukup untuk anak mendapatkan pendidikan, tetap saja ada yang tidak
mengindahkannya. Oleh karena itulah, pemerintah menggunakannya sebagai
latar belakang pendidikan karakter di Indonesia sekarang ini. Selain karena
tingkat kesadaran terhadap pendidikan yang masih rendah, sebagian besar orang
di Indonesia juga kurang memberikan pendidikan moral dan etika terhadap
generasi bangsa ini. Pendidikan karakter yang diterapkan oleh pemerintah ini
bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak didik sehingga bisa
dikembangkan sifat-sifat dan karakternya secara tepat.
Dalam Undang-Undang yang membahas tentang pendidikan di
Indonesia, terdapat 1 undang-undang yang membahas tentang pendidikan
nasional sebagai salah satu latar belakang pendidikan karakter yang diterapkan

60
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

sekarang ini, yaitu Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Nomor 20 pasal 3 yang
membahas mengenai sistem pendidikan nasional. Dalam pasal ini yang
digunakan sebagai latar belakang pendidikan karakter dijelaskan bahwa
pendidikan nasional digunakan sebagai wadah mengembangkan kemampuan
serta membentuk watak dan peradaban yang bermartabat dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Kemudian juga bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik supaya menjadi anak yang berakhlak mulia, beriman, berilmu,
kreatif, mandiri, bertanggung jawab, dan demokratis.
Selain itu, pendidikan juga dipercaya sebagai wadah yang dapat
membangun kecerdasan peserta didik serta dapat menjadi wadah membangun
kepribadian peserta didik ke arah yang lebih baik. Jika dilihat, pada zaman dulu,
pendidikan karakter tidak terlalu diperhatikan karena pada zaman dahulu, anak-
anak telah mendapatkan pelajaran dan pemahaman tentang moral dan etika dari
orang tua atau yang dituakan di daerah tempat ia tinggal. Namun, karena
berkembangnya zaman, hal ini semakin tersingkir dan anak zaman sekarang
lebih diajari tentang kemajuan teknologi. Karena banyaknya informasi yang
masuk tanpa ada saringan terlebih dahulu, anak dengan mudah mencontoh apa
yang dilihat, contohnya pergaulan bebas dan narkoba. Oleh karena itu,
pemerintah menjadikan masalah ini sebagai latar belakang pendidikan karakter
pada sekolah-sekolah resmi.

Latar Belakang Pengabdian


Di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dimana nilai-
nilai agama dan kebudayaan nasional Indonesia menjadi fondasinya serta sejalan
dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, fungsi pendidikan nasional
adalah mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta potensi
siswa agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki kecerdasan dan kecakapan, serta berjiwa mandiri dan demokratis.
Pengembangan pendidikan karakter yang berbudaya memegang peran
strategis bagi keunggulan bangsa di masa depan. Pendidikan karakter
merupakan usaha bersama semua jenjang pendidikan.Oleh karena itu, guru dan
praktisi pendidikan di sekolah harus bekerjasama menyelenggarakan
pendidikan karakter melalui semua mata pelajaran yang terintegrasi.
Sekolah Dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar.
Berdasarkan definisi tersebut, PP No. 74 tahun 2008 megaskan bahwa untuk
61
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mencapai tujuan pendidikan nasional, guru sekolah dasar harus memiliki


kompetensi pedagogik untuk mengelola pembelajaran peserta didiknya di
tingkat dasar agar peserta didiknya siap menghadapi jenjang pendidikan
selanjutnya.
Praktisi pendidikan, terutama guru, merupakan garda terdepan dalam
menyukseskan penerapan Penguatan Pendidikan Karakter. Sebagai pendidik
dan fasilitator pembelajaran di sekolah, guru memegang peranan penting dalam
keberhasilan proses pembelajaran, pembentukan kompetensi siswa dan
pengayaan karakter yang berjiwa Pancasila dan cinta tanah air. Guru diharuskan
memiliki kompetensi pedagogik untuk mengelola pembelajaran peserta didiknya
sekaligus membentuk dan memperkuat karakter moral siswa sesuai dengan
kepercayaan yang dianutnya dan nilai budaya Indonesia
Kompetensi pedagogik yang semestinya dimiliki guru meliputi delapan
aspek. Pertama, guru memiliki pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan. Kedua, guru memiliki pemahaman terhadap peserta didik. Ketiga,
guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus. Keempat, guru mampu
merancang pembelajaran.Kelima, guru mampu melaksanakan pembelajaran
yang mendidik dan dialogis. Keenam, guru mampu memanfaatkan teknologi
pembelajaran. Ketujuh, guru mampu melakukan evaluasi hasil belajar.
Kedelapan, guru mampu mengembangkan peserta didiknya untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi dirinya (PP No. 74 tahun 2008).
Komunitas pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menjamin
bahwa setiap anak mendapatkan pendidikan berkualitas dari guru yang
memiliki kualifikasi mengajar yang tinggi Zientek (2007). Dengan kata lain, siswa
bermutu hanya akan dihasilkan oleh guru yang bermutu. Oleh karena itu, untuk
menghasilkan siswa yang berkualitas baik, guru menjalankan perannya
berdasarkan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) sebagai guru.
Ada dua puluh tugas pokok dan fungsi guru sebagai pengajar di jenjang
pendidikan formal (disarikan dari: http://mr.mung.web.id/2015/03/tugas-pokok-
dan-fungsi-tupoksi-guru.html). Tupoksi guru yang mencerminkan kompetensi
pedagogik meliputi (1) membuat program pengajaran yang meliputi silabus,
RPP, prota, dan promes; (2) menganalisa materi pelajaran; (3) membuat Lembar
Kerja Siswa; (4) membuat program harian/jurnal belajar; (5) melaksanakan
kegiatan pembelajaran; (6) melaksanakan kegiatan penilaian pembelajaran; (7)
melaksanakan analisis ulangan dan remedial/pengayaan; (8) mengisi daftar nilai
siswa; (9) membuat alat bantu mengajar; dan (10) mengikuti kegiatan
pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum.

62
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Membuat program pengajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru.
Untuk guru di jenjang pendidikan dasar, kemampuan membuat RPP tematik
yang menyokong pembentukan karakter siswa merupakan perwujudan
kompetensi pedagogik guru yang professional.Namun, masih banyak guru yang
belum memiliki pengetahuan dan kemampuan layak untuk menyusun RPP
tematik yang berterima secara ilmiah sekaligus menyokong pembentukan
karakter Pancasilais siswa.
Berdasarkan kenyataan di atas maka melalui kegiatan Pengabdian Pada
Masyarakat ini, tim pengabdian yang anggota-anggotanya memiliki
pengetahuan memadai tentang Penguatan Pendidikan Karakter dan
Pembelajaran Tematik akan memberikan pelatihan penulisan RPP tematik bagi
guru-guru sekolah dasar. Mengingat jangkauan dan jumlah guru sekolah dasar
yang sangat banyak, tim pengabdian memutuskan untuk memilih majelis guru
di Sekolah Dasar Islam Terpadu Cahaya Hati Jambi. Pemilihan ini didasarkan
pada adanya permintaan dari sekolah tersebut agar prodi Bahasa Inggris FKIP
Unja memberikan pelatihan penulisan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
tematis yang berterima secara bahasa dan ilmiah, berdasarkan teori pengajaran
yang kredibel dan mencerminkan pembentukan karakter siswa yang religius.
Berdasarkan ulasan diatas maka tim pengabdian memandang perlu untuk
mewujudkan pelatihan penulisan RPP Tematik berdasarkan Penguatan
Pendidikan Karakter bagi guru Sekolah Dasar Islam Terpadu Cahaya Hati Jambi
sehingga tampak jelas peran serta universitas dalam mendukung implementasi
PERMENEGPAN&RB, Perpres No. 87 Tahun 2017, dan juga dalam
meningkatkan kualitas guru.

Pengertian Pendidikan Karakter


Pengertian pendidikan yang terbagi ke dalam dua istilah yang hampir sama dan
sering digunakan yakni paedagogie dan paedagigiek. Paedagogie berarti
pendidikan, sedangkan paedagogiek berarti ilmu pendidikn. Istilah tersebut
berasal dari kata pedagogia yang dalam bahasa yunani berarti pergaulan dengan
anak-anak.
Secara sederhana, pengertian pendidikan adalah sebagai usaha manusia
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nila yang terdapat dalam masyarakat
dan kebudayaan. Menurut Undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dalam tim redaksi sinar grafika (2003: 2)
disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
63
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Faktor Pendidikan Karakter


Faktor lingkungan dalam konteks pendidikan karakter memiliki peran yang
sangat peting karena perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses
pendidikan karakter sangat ditentunkan oleh faktor lingkungan ini. Dengan kata
lain pembentukan dan rekayasa lingkungan yang mencakup diantaranya
lingkungan fisik dan budaya sekolah, manajemen sekolah, kurikulum, pendidik,
dan metode mengajar. Pembentukan karakter melalui rekayasa faktor
lingkungan dapat dilakukan melalui strategi:
1. Keteladanan
2. Intervensi
3. Pembiasaan yang dilakukan secara konsisten
4. Penguatan.
Dengan kata lain perkembangan dan pembentukan karakter memerlukan
pengembangan keteladanan yang ditularkan, intervensi melalui proses
pembelajaran, pelatihan, pembiasaan terus-menerus dalam jangka panjang yang
dilakukan secara konsisten dan penguatan serta harus dibarengi dengan nilai-
nilai luhur.

Manfaat Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter sangat penting untuk dilakukan terutama pada diri anak-
anak. Justru pendidikan ini bisa berhasil jika dilakukan sedini mungkin. Ketika
seseorang sudah tumbuh remaja hingga dewasa muda maka dia sudah memiliki
cara berpikir dan karakter sendiri sehingga akan sulit untuk dibentuk kembali.
Berikut adalah 7 manfaat pendidikan karakter bagi anak :

Membentuk Karakter
Jelas sekali bahwa pendidikan dapat membentuk karakter pada diri anak.
Dengan memberikan pendidikan maka kita bisa membentuk anak dengan
karakter yang positif. Anak akan tumbuh dengan karakter yang positif dan bisa
bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya.

64
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Menciptakan Sifat Positif Pada Sesama


Jika anak memiliki karakter yang positif maka dia tidak hanya akan baik pada
dirinya sendiri tetapi juga pada sesama. Anak akan menyebarkan kebaikan untuk
sesama karena ia memiliki karakter yang baik.

Meningkatkan Pemahaman Identitas


Pendidikan ini dapat membantu anak untuk lebih mengenali siapa dirinya. Selain
itu, bisa membuat anak memahami identitasnya dengan baik dan jelas. Maka, ia
akan tumbuh dengan karakter yang kuat sesuai dengan identitas yang ia miliki.

Memfasilitasi Anak Berbuat Positif Sesuai Karakter


Pendidikan ini dapat mendorong anak untuk berbuat positif. Dengan adanya
pendidikan ini anak lebih termotivasi untuk melakukan hal-hal yang positif
untuk dirinya sendiri dan orang lain.

Meningkatkan Kemampuan Menghadapi Masalah


Pendidikan ini dapat meningkatkan kemampuan anak dalam menghadapi
sebuah masalah. Anak bisa belajar mengatasi masalah yang datang kepada
dirinya dengan cara yang positif. Penerapan pendidikan ini sejak dini bisa
meminimalkan seseorang mengalami stress ketika dewasa nanti.

Meningkatkan Kualitas Mental


Pendidikan ini dapat membentuk mental anak menjadi lebih kuat. Kualitas
mental anak dapat ditingkatkan lebih baik lagi melalui pendidikan ini. Anak akan
tumbuh dengan mental yang kuat dan tidak akan mudah goyah atau stress ketika
dewasa nanti.

Membentuk Pribadi Yang Bijak


Pendidikan ini dapat membuat anak menjadi lebih bijak ketika harus mengambil
keputusan. Hal ini sangat penting untuk dibawa sampai anak tumbuh dewasa
agar ia bisa mengambil keputusan dengan bijak di segala situasi.
Setiap orang tua harus menyadari bahwa pendidikan karakter memang
sangat penting untuk dilakukan. Sedini mungkin, sejak anak masuk sekolah usia
dini, diusahakan pendidikan ini sudah diberikan. Manfaatnya akan terasa jika
anak sudah menginjak usia dewasa nantinya.

65
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Dalam ilmu manajemen, perencanaan sering disebut dengan istilah “planning”
yaitu persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah
penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada
pencapaian tujuan. Pembelajaran sebagai interaksi antara pengajar dengan satu
atau lebih individu untuk meumbuhkembangkan pengetahuan, keterampilan
dan pengalaman belajar kepada peserta didik.
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu
atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan
dalam silabus yang dikembangkan oleh guru secara profesional dan untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD).
RPP dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
KD, sehingga pengalaman belajar dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dengan berpusat pada peserta didik.
Dalam pelaksanaannya guru diberi kebebasan untuk mengubah,
memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah
serta karakteristik pesrta didik untuk mengarahkan pembelajaran yang efektif.
Sedang tugas guru yang paling utama adalah menjabarkan silabus pembelajaran
agar lebih mudah pengoprasionalannya dan siap dijadikan pedoman dalam
pembelajaran yang sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi
ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Jadi RPP adalah rancangan untuk melaksanakan pembelajaran yang
dibuat oleh guru yang diharapkan guru dapat melaksanakan pembelajaran
secara terprogram. Oleh karena itu guru harus merencanakannya dengan matang
agar target pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Adapun langkah-langkah pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah sebagai berikut:
1.) Mengkaji Silabus
Di dalam silabus telah dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum saat
mengikuti pembelajaran yang didasarkan pada standar proses. Kegiatan-
kegiatan peserta didik ini sebenarnya adalah rincian dari tahap eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, yaitu: melakukan pengamatan, bertanya,
66
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan selanjutnya


mengkomunikasikan.
2.) Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Pengidentifikasian materi pembelajaran untuk yang menunjang pencapaian KD
harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (a) potensi yang dimiliki siswa;
(b) ada tidaknya relevansi terhadap karakteristik daerah; (c) tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual yang dimiliki
siswa saat ini; (d) manfaat untuk siswa; (e) struktur keilmuan; (f) aktualitas,
kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; (g) ada tidaknya relevansi
terhadap kebutuhan siswa serta tuntutan lingkungan; dan (h) alokasi waktu yang
disediakan/tersedia.
3.) Menentukan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran bisa diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mencakup
semua KD atau dapat pula tujuan pembelajaran diorganisasikan untuk tiap-tiap
pertemuan. Tujuan pembelajaran harus beracuan kepada indikator yang sudah
diberikan, atau setidaknya tujuan pembelajaran tersebut harus mengandung dua
aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan).
4.) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada guru
agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang
dilakukan guru agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di
silabus.
c. Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario
langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik aktif belajar, yang
diorganisasikan menjadi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut dalam rincian kegiatan eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi, dalam bentuk: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan.
5.) Penjabaran Jenis Penilaian
Untuk merancang sebuah penilaian yang baik, guru sebaiknya memperhatikan
hal-hal berikut:
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD
pada KI-3 dan KI-4.

67
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta
untuk mengetahui kesulitan siswa.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan
program pengayaan bagi siswa yang telah memenuhi ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus
diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk
berupa hasil melakukan observasi lapangan.
6.) Menentukan Alokasi Waktu
Alokasi waktu yang telah dituliskan di dalam silabus adalah perkiraan
waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk penguasaan KD oleh peserta didik yang
beragam. Karena itu, alokasi tersebut dapat dirinci dan disesuaikan kembali di
dalam RPP yang dikembangkan guru.

METODE
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakasanakan di SDIT Cahaya Hati
Jambi yang beralamat di Kenali Besar kecamatan Kota Baru Jambi 36361. Untuk
melaksankan kegiatan ini tim pengabdian FKIP UNJA menghubungi pihak
sekolah untuk mendapatkan izin dan pengurusan dokumen surat menyurat yang
akan diperlukan untuk pelaporan kegiatan ini nanti pada Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Pada Masyarakat di Universitas Jambi.
Selanjutnya adalah menetapkan jadwal untuk turun ke lapangan yakni
melaksanakan pengabdian dalam bentuk pelatihan penulisan rencana
pelaksanaan pembelajaran tematik berdasarkan pengutan pendidikan karakter.
Tim pengabdian melaksanakan kegiatan ini sebanyak dua kali yakni: kegiatan
pertama dilakukan pada tanggal 13 April 2019 dan 20 April 2019. Pada kegiatan
pertama tim memberikan materi yang berkenaan dengan penulisan RPP tematika
berbasis pendidikan karakter selama kurang lebih dua jam. Sedangkan untuk
kegiatan kedua tim pengabdian meminta beberapa guru mengirimkam RPP
mereka yang telah jadi dan selanjutnya akan didiskusi bagian mana saja dari RPP
mereka itu yang harus diperbaiki dengan melihat bagian perbagian dari RPP
68
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

tersebut seperti KI (Kompetensi Inti), Kompetensi Dasar (KD), tahap eksplorasi,


elaborasi, dan konfirmasi, panduan penilaian dan lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tim pengabadian setelah mendapatkan surat pengantar dari institusinya yang
dalam hal ini adalah FKIP UNJA dan juga telah mendapatkan izin untuk
melaksanakan pengabdian dari pihak sekolah yaitu SDIT Cahaya Hati,
melaksanakan pengabdian ini dalam dua kali kunjuangan. Pengabadian pertama
dilakukan dengan memberikan materi yang dirangkum dengan slide power
point pada tanggal 13 April 2019. Tim secara bergantian menyampaikan materi
tentang pendidikan karakter pada anak usia dini dan juga anak usia SD. Guru-
guru yang hadir pada kesempatan ini berjumlah sepuluh orang. Kebetulan saat
kami melaksanakan kegiatan ini sekeloh baru saja selesai ujian semester dan
murid-murid sedang libur.
Berikut ini adalah ringkasan materi yang diberikan dalam pertemuan
pertama yakni membahas tentang kurikulum K-13. Kurikulum 2013 adalah
kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Departemen Pendidikan Nasional
mulai tahun 2013 ini sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya
yaitu kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Hal ini senada dengan apa yag ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang
no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Undang – Undang No.20 Tahun 2013 menjadi acuan dalam menentukan
Tema Pengembangan Kurikulum 2013 yaitu membentuk 3 aspek :
(1) Sikap dengan menimbulkan rasa ingin Tahu Mengapa
(2) Pengetahuan yang akan menimbulkan rasa ingin Tahu Apa
(3) Keterampilan yang akan menimbulkan rasa ingin Tahu Bagaimana
Ketiga hal diatas dibentuk dengan memusatkan pengembangan elemen-
elemen kurikulum berikut ini:
1) Standar Kompetensi Lulusan
2) Standar Isi
3) Struktur Pembelajaran
4) Proses Pembelajaran
5) Proses Penilaian
6) Silabus
7) Rancangan Perencanaan Pembelajaran
69
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

8) Buku-Buku Kurikulum
Pada kegiatan kali kedua yaitu tanggal 20 April 2019 tim mencoba melihat
sejauh mana guru-guru telah memahami konsep K-13 dan telah menyusun RPP
mereka berdasarkan muatan kurikulum tersebut. Diakhir pemberian materi yang
pertama tim pengabdian minta guru-guru mengirimkan softcopy RPP mereka
yang akan didiskusikan pada pertemuan kedua. Ada beberapa guru yang secara
suka rela mengirimkan RPP mereka untuk dibedah di pertemuan kedua.
Secara umum mereka telah mampu membuat RPP tetapi banyak bagian
dari RPP tersebut yang harus diperbaiki. Seperti membuat deskripsi tujuan
pembelajaran, menjabarkan KI (Kompetensi Inti), menjabarkan Kompetensi
Dasar (KD), membuat langkah-langkah: eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi,
membuat pentunjuk penilaian dan menggukan KKO (Kata Kerja Operasional)
berdasarkan taxanomy Bloom secara tepat untuk menjabarkan tujuan
pembelajaran.
Para guru antusias dengan pembahasan RPP tematik berbasis pendidikan
karakter dan banyak bertanya dalam sesi tanya jawab. Secara umum dapat
disimpulkan para guru mendapat banyak masukan yang berharga bagaimana
merancang sebuah RPP dan mendeskripsikan setiap bagian RPP itu dengan
benar dengan merujuk pada kurikulum K-13.
Dua hari pemberian materi tentang bagaimana merancang RPP yang
bermutan pendidikan karakter dapat dikatakan sukses. Beberapa guru
menyarakan untuk melaksanakan kegiatan serupa dilain waktu guna
mengupdate pengetahuan mereka tentang RPP dan mengikuti perkembangan
dinamika kurikulum K-13 yang sudah berapa kali mengalami revisi. Dua kali
pemberian materi tersebut berlangsung di hari Sabtu pada jam 09:00 sampai jam
01:00 siang.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kegiatan seperti ini harus sering diberikan kepada guru-guru tidak hanya guru
di SDIT Cahaya hati. Hal ini penting untuk mengikuti pesatnya perkebangan
dalam dunia pendidikan yang salah satunya dalam bentuk revisi kurikulum dan
model perancangan RPP. Selain itu, untuk guru-guru di SDIT Cahaya Hati juga
harus selalu mau belajar untuk mengikuti perkembangan zaman. Bagaimana
menyusun RPP yang baik adalah pengetahuan yang penting untuk dikuasai. Bila
mereka dapat merancang RPP tematik yang berbasis pendidikan karakter dengan
baik maka akan lebih mudah mereka mengajarkan materi untuk setiap
pertemuan di kelas mereka masing-masing.

70
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Mengingat besarnya manfaat kegiatan pelatihan ini, kegiatan serupa diharapkan


bisa dilaksanakan secara reguler. Guru-guru harus terus dimotivasi untuk
meningkatkan kemampuan pedagogik mereka salah satunya kemampuan
menulis RPP Tematik berbasis pendidikan karakter yang baik dan benar. Dengan
memiliki kemampuan menulis RPP Tematik berbasis pendidikan karakter yang
baik dan benar maka para guru memiliki panduan mengajar yang bisa membantu
mereka mengajar dengan efektif dan efisian sehingga pada akhirnya bisa
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dan
bisa mengarahkan guru untuk membantu peserta didik menghasilkan capaian
kompetensi yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


No. 16 Tahun 2009.Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008 tentang Guru.
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK)
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Zientek, Linda Reichwein. 2007. Preparing High-Quality Teachers: Views From
the Classroom. American Educational Research Journal Vol. 44 No. 4, pp. 959 –
1001
__________ http://mr.mung.web.id/2015/03/tugas-pokok-dan-fungsi-tupoksi-
guru.html. Diakses tanggal 26 Maret 2016.

71
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sosialisasi Tindak Pidana Bullying Oleh Anak Dilingkungan


Sekolah

Helmi, Retno Kusniati, Tri Imam Munandar


Fakultas Hukum, Universitas Jambi, Indonesia

Abstrak
Masa anak-anak adalah masa yang sangat rawan dalam proses
pertumbuhan, karena dimasa inilah anak sering kali memiliki keinginan
untuk melakukan sesuatu hal yang baru. Dalam masa pertumbuhan anak
sering kali terpengaruh oleh lingkungan dimana ia bergaul dan
bersosialisasi. Lingkungan yang jahat membuat anak menjadi jahat. Salah
satu permasalahan anak adalah mengenai bullying. Bullying merupakan
suatu aksi atau serangkaian aksi negatif yang seringkali agresif dan
manipulatif, dilakukan oleh satu atau lebih orang terhadap orang lain atau
beberapa orang selama kurun waktu tertentu, bermuatan kekerasan, dan
melibatkan ketidakseimbangan kekuatan. Tujuan dari penyuluhan hukum
ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pelajar
tentang dampak dari bullying dan upaya penanggulangan, serta jerat hukum
pelakunya. Sedangkan manfaat yang diharapkan dalam penyuluhan ini
adalah untuk memberikan masukan kepada guru dan pelajar untuk bisa
berperan aktif untuk memberikan pengetahuan tentang dampak yang
ditimbulkan dalam hal bullying kepada anak itu sendiri ditengah
masyarakat. Metode yang dilakukan adalah ceramah dan tanya jawab.
Dengan harapan bahwa siswa dapat memahami tentang tindak pidana
bullying serta upaya penanggulangan.

Kata Kunci: Anak, Bullying, Lingkungan Sekolah.

PENDAHULUAN
Anak merupakan aset masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita
bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak
kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan. Proses
perkembangan dan pertumbuhan anak akan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan karakter dan kualifikasi anak di masa depan. Jika dalam
proses tumbuh kembangnya, anak sering mendapatkan perlakuan kasar atau
bahkan mendapat tindakan kekerasan, maka proses pembentukan
kepribadiannya akan terganggu. Anak adalah pemegang estafet

72
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

kepemimpinan, sehingga perlindungan terhadap anak merupakan masalah


yang harus diperhatikan.
Proses perkembangan anak terdiri dari beberapa fase pertumbuhan
yang bisa digolongkan berdasarkan pada paralelitas perkembangan jasmani
anak dengan perkembangan jiwa anak. Penggolongan tersebut dibagi ke
dalam 3 (tiga) fase, yaitu:
1. Fase pertama adalah dimulainya pada usia anak 0 tahun sampai dengan
7 (tujuh) tahun yang bisa disebut sebagai masa anak kecil dan masa
perkembangan kemampuan mental, pengembangan fungsi-fungsi
tubuh, perkembangan kehidupan emosional.
2. Fase kedua adalah dimulai pada usia 7 sampai 14 tahun disebut sebagai
masa kanak-kanak, di mana dapat digolongkan ke dalam 2 periode,
yaitu masa anak sekolah dan masa remaja atau pubertas awal.
3. Fase ketiga adalah dimulai pada usia 14 sampai 21 tahun, yang
dinamakan masa remaja, dalam arti sebenarnya yaitu fase pubertas dan
adolescent, di mana terdapat masa penghubung dan masa peralihan dari
anak menjadi orang dewasa.1
Seiring dengan perkembangan zaman, pembangunan disegala bidang
kehidupan baik bidang sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dan agama
dimana kesemuanya membawa dampak yang sangat besar di dalam
kehidupan masyarakat baik positif maupun dampak negatif. Dampak positif
tentu akan membawa kearah kemajuan sedangkan dampak negatif yang
sangat dirasakan yaitu peningkatan kualitas dan kuantitas berbagai macam
kejahatan yang sangat merugikan.
Secara hakiki manusia merupakan makhluk sosial yang akan selau
berinteraksi satu dengan yang lain sehingga bukan tidak mungkin akan
timbul suatu masalah yang disebabkan oleh interaksi manusia didalam
masyarakat, salah satunya adalah masalah kekerasan terhadap anak
khususnya mengenai bullying. Dewasa ini banyak dijumpai perilaku agresif
dan menekan, baik dalam bentuk tindakan fisik secara langsung dan/atau
menyerang melalui kata-kata atau disebut bullying, terjadi di lingkungan
pendidikan mulai dari tingkat yang paling dasar hingga perguruan tinggi.
Pelakunya tidak hanya para senior, tetapi juga guru, orang tua, dan
lingkungan.2
Bullying merupakan suatu aksi atau serangkaian aksi negatif yang
seringkali agresif dan manipulatif, dilakukan oleh satu atau lebih orang
terhadap orang lain atau beberapa orang selama kurun waktu tertentu,

1
Soetodjo Wagiati, Hukum Pidana Anak, Refika Aditama, Bandung, 2006., hlm 7-8.
2
Sri Hartati Samhadi. Budaya Kekerasan di Lembaga Pendidikan.
http://www.kompas.co.id/kompas- cetak/0704/14/Fokus/3456065.htm. h. 1. Diakses pada tanggal 30
Agustus 2019

73
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

bermuatan kekerasan, dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan. Pelaku


biasanya mencuri-curi kesempatan dalam melakukan aksinya, dan
bermaksud membuat orang lain merasa tidak nyaman/terganggu, sedangkan
korban biasanya juga menyadari bahwa aksi ini akan berulang
menimpanya.3 Terdapat berbagai dampak yang ditimbulkan akibat bullying,
dampak yang dialami korban bullying tersebut bukan hanya dampak fisik
tapi juga dampak psikis.
Istilah bullying merupakan istilah yang masih baru dalam
perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia. Sampai saat ini belum ada
padanan kata yang tepat untuk kata bullying dalam bahasa Indonesia.
Menurut Ketua Yayasan Sejiwa Diena Haryana, secara sederhana bullying
diartikan sebagai penggunaan kekuasaan atau kekuat-an untuk menyakiti
seseorang atau kelompok sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan
tidak berdaya. Bentuk bullying terbagi tiga, pertama: bersifat fisik seperti
me-mukul, menampar, memalak. Kedua, bersifat verbal seperti: memaki,
menggosip, mengejek dan ketiga bersifat psikologis, seperti: mengintimidasi,
mengucilkan, mengabaikan, mendiskriminasi.4
Pada praktiknya anak yang kerap terkena bullying terjadi di kalangan
pelajar yang ada dalam lingkungan sekolah, seperti yang dikatakan oleh
Psikolog Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. atau yang lebih kita kenal dengan
Kak Seto yang menyatakan bahwa “bullying seakan masih seperti menjadi
tradisi, Pelaku bullying biasanya mendapatkan perlakuan yang tidak pantas
di lingkup keluarga hingga sekolah dan kemudian ia melampiaskannya
kepada orang lain.”5
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan ekspose hasil
pengawasan kasus selama 2018, dalam hal ini hasil pengawasan di bidang
pendidikan. Berdasarkan data KPAI dari berbagai sumber, yaitu mulai dari
pengaduan langsung, investigasi dan pemantauan kasus di lapangan, tren
pelanggaran anak dalam pendidikan mengalami pasang surut. Data kasus
bidang pendidikan yang dikategorikan menjadi lima bentuk, yakni anak
korban tawuran, anak pelaku tawuran, anak korban kekerasan dan bullying,
anak pelaku kekerasan dan bullying, dan anak korban kebijakan (pungli,
dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah.
Seperti yang dikatakan oleh Komisioner KPAI Bidang Pendidikan yaitu
Retno Listyarti yang mengungkapkan bahwa: Kasus pendidikan per tanggal
30 Mei 2018 berjumlah 161 kasus. Rinciannya, yaitu anak korban tawuran
3
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt550264153eb3a/jerat-hukum-pelaku-bullying-
terhadap-anak/. Diakses pada tanggal 20 Februari 2019
4
Seijiwa, 2008, Bullying Mengatasi Kekerasan Di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak,
Jakarta: Grasindo, hlm. 2
5
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170718103632-277-228530/kak-seto-harus-
ada-tindakan-tegas-untuk-pelaku-bullying. Diakses pada tanggal 20 Februari 2019

74
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

sebanyak 23 kasus (14,3%), anak pelaku tawuran sebanyak 31 kasus (19,3 %),
anak korban kekerasan dan bullying sebanyak 36 kasus (22,4 %)."Untuk
kasus anak pelaku kekerasan dan bullying sebanyak 41 (25,5%) kasus, dan
anak korban kebijakan (pungli), dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut
ujian, dan putus sekolah) sebanyak 30 (18,7%) kasus. 6 Dari data tersebut
dapat kita rinci bahwa kasus bullying memiliki persentase terbanyak dalam
hal kasus di dunia pendidikan yang dikemukakan oleh Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI).
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan Anak memberikan pengertian mengenai anak itu sendiri yaitu
“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan.” Beberapa peraturan
perundang-undangan lain juga memberikan batas usia anak, yaitu sebagai
berikut :
1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan, batas
usia anak adalah belum berusia 18 tahun dan belum kawin.
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, batas usia
anak adalah 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki
dan belum kawin.
3. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), batas usia anak
adalah 21 tahun dan belum kawin.
4. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak Asasi Manusia,
batas usia anak adalah 18 tahun dan belum kawin.7
Di wilayah provinsi Jambi khusunya Kekerasan terhadap anak masih
kerap terjadi bahkan angkanya masih terbilang tinggi. Pada 2019, belum
genap dua bulan, sudah ada 16 kasus kekerasan perempuan dan anak yang
dilaporkan di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan
pengendalian penduduk (DP3AP2) Provinsi Jambi.8 Dikatakan oleh Rika
Oktavia selaku Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan anak, di
ungkapkan bahwa: “pada tahun 2018 lalu angka kekerasan terhadap
perempuan dan anak se Provinsi Jambi yang dilaporkan sebanyak 384 kasus,
terbanyak selama lima tahun terakhir.9 Jadi tidak menutup kemungkinan
masih banyak kasus yang lain yang tidak dilaporkan oleh pihak yang
menjadi korban khususnya dalam hal bullying.
Besarnya data yang menunjukan tentang praktek-praktek kekerasan
terhadap anak merupakan salah satu indikator dimana anak-anak sangat
6
https://nasional.sindonews.com/read/1324346/15/catatan-kpai-bidang-pendidikan-kasus-
bullying-paling banyak-153234633. Diakses pada tanggal 23 Februari 2019
7
Waluyadi, Hukum Perlindungan Anak, Mandar Maju, Bandung, 2009., hlm 3.
8
http://jambi.tribunnews.com/2019/02/22/belum-genap-dua-bulan-sudah-belasan-kasus-
kekerasan-perempuan-dan-anak-terjadi-di-jambi. Diakses pada tanggal 23 Februari 2019
9
Ibid.

75
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

memerlukan perlindungan dan menyadari bahwa mereka dilindungi oleh


negara dengan adanya pengatura tentang Undang-Undang perlindungan
anak.
Pemerintah telah membuat regulasi mengenai tindak pidana kekerasan
terhadap anak yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak. Seperti halnya pada Pasal 76C yang berbunyi: “Setiap
Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.”
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Tentang Perlindungan Anak menentukan bahwa: “Negara, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Masyarakat, Keluarga, dan Orang Tua atau Wali
berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
Perlindungan Anak.” Maraknya kasus kekerasan terhadap anak di
lingkungan sekolah dalam hal ini bullying khususnya termasuk di wilayah
provinsi Jambi yang juga meningkat harus menjadi perhatian bagi kita
semua, hal sesuai yang diamanatkan oleh Undang-Undang khususnya
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
Besarnya data yang menunjukan tentang praktek-praktek kekerasan
terhadap anak merupakan salah satu indikator dimana anak-anak sangat
memerlukan perlindungan dan menyadari bahwa mereka dilindungi oleh
negara dengan adanya pengatura tentang Undang-Undang perlindungan
anak. Berdasarkan paparan sebagaimana tersebut di atas maka Sosialisasi
Hukum Tindak Pidana Bullying Oleh Anak dititikberatkan pada persoalan
mengenai: Bagaimana Dampak dan Upaya Penanggulangan Tindak Pidana
bullying yang dilakukan oleh anak di lingkungan sekolah, serta jerat hukum
atau sanksi pidana bagi pelaku bullying terhadap anak tersebut.

PEMBAHASAN
Pengertian Bullying
Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara
menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologis oleh
seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih
lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan
dengan tujuan membuat korban menderita.10 Istilah bullying berasal dari
bahasa Inggris, yaitu "bull" yang berarti banteng. Secara etimologi kata
"bully" berarti penggertak, orang yang mengganggu yang lemah. Bullying

10
https://www.kajianpustaka.com/2018/01/pengertian-unsur-jenis-ciri-ciri-dan-skenario-
bullying.html. Diakses pada tanggal 10 Juli 2019.

76
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dalam bahasa Indonesia disebut "menyakat" yang artinya mengganggu,


mengusik, dan merintangi orang lain. Perilaku bullying melibatkan kekuatan
dan kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga korbannya berada dalam
keadaan tidak mampu mempertahankan diri secara efektif untuk melawan
tindakan negatif yang diterimanya.
Bullying antar siswa secara teori memang sangat mudah terjadi
mengingat usia anak sekolah ada pada usia yang labil. Dalam Psikologi
remaja perkelahian dapat dilihat sebagai bentuk kenakalan siswa. Hal ini
dapat dirujuk dari pendapat Kartini Kartono yang menjelaskan tentang
kenakalan remaja sebagai gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-
anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial,
sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang
menyimpang. Berbagai bentuk kenakalan remaja tersebut antara lain ada-lah
kebutkebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas, dan
membahayakan jiwa sendiri serta orang lain, perilaku ugal-ugalan,
brandalan, urakan yang mengacaukan ketentraman milieu (lingkungan)
sekitar, perkelahian antar gang, antar kelompok, membolos sekolah dan ber-
gelandangan di jalan dan lain sebagainya.11
Tindakan bully tidak hanya terjadi ketika pelaku melakukan kekerasan
secara fisik kepada korban, seperti memukul, menampar, atau
menendang. Bully juga bisa dilakukan tanpa melakukan kekerasan fisik,
yakni secara verbal seperti mengejek, memanggil seseorang dengan sebutan
yang hina, menyebarkan gosip tentang korban, atau mempermalukan di
depan banyak orang. Di era teknologi seperti sekarang ini
tindakan bully makin mudah terjadi, kerap dikenal sebagai cyber bullying.
Pelaku cukup memakai media sosial untuk menjatuhkan korbannya, seperti
menyebarkan teks, foto, atau video bertema negatif tentang korban. Berikut
ini beberapa pengertian dan definisi bullying dari beberapa sumber buku:
1) Menurut Olweus (2005), bullying adalah sebuah tindakan atau perilaku
agresif yang disengaja, yang dilakukan oleh sekelompok orang atau
seseorang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap
seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya dengan
mudah atau sebagai sebuah penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan secara
sistematik.
2) Menurut Wicaksana (2008), bullying adalah kekerasan fisik dan
psikologis jangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok,
terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan dirinya dalam

11
Muhammad. Aspek Perlindungan anak Dalam Tindak Kekerasan (Bullying) Terhadap
Siswa Korban Kekerasan di Sekolah.
http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/download/234/198. Diakses pada
tanggal 30 Agustus 2019.

77
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

situasi di mana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang itu atau
membuat dia tertekan.
3) Menurut Rigby (1994), bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti
yang diperlihatkan ke dalam aksi secara langsung oleh seseorang atau
kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang,
dan dilakukan secara senang bertujuan untuk membuat korban
menderita.12
Dari beberapa pengertian diatas maka terdapat beberapa unsur-unsur
dalam prilaku bullying kepada seseorang yang di kemukakan oleh Coloroso
(2006), yaitu sebagai berikut:
1) Ketidakseimbangan kekuatan. Pelaku bullying dapat saja orang yang
lebih tua, lebih besar, lebih kuat, lebih mahir secara verbal, lebih tinggi
dalam status sosial, berasal dari ras yang berbeda, atau tidak berjenis
kelamin yang sama. Sejumlah besar kelompok anak yang melakukan
bullying dapat menciptakan ketidakseimbangan.
2) Niat untuk mencederai. Bullying berarti menyebabkan kepedihan
emosional dan/atau luka fisik, memerlukan tindakan untuk dapat
melukai, dan menimbulkan rasa senang di hati sang pelaku saat
menyaksikan luka tersebut.
3) Ancaman agresi lebih lanjut. Baik pihak pelaku maupun pihak korban
mengetahui bahwa bullying dapat dan kemungkinan akan terjadi
kembali. Bullying tidak dimaksudkan sebagai peristiwa yang terjadi
sekali saja.
4) Teror. Bullying adalah kekerasan sistematik yang digunakan untuk
mengintimidasi dan memelihara dominasi. Teror yang menusuk tepat di
jantung korban bukan hannya merupakan sebuah cara untuk mencapai
tujuan tindakan bullying, teror itulah yang merupakan tujuan dari
tindakan bullying tersebut. 13
Menurut Coloroso (2006), perilaku bullying dapat dikelompokkan
menjadi beberapa jenis atau bentuk dari bullying, yaitu sebagai berikut:
a. Bullying secara verbal
Bullying dalam bentuk verbal adalah bullying yang paling sering dan
mudah dilakukan. Bullying ini biasanya menjadi awal dari perilaku
bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada
kekerasan yang lebih lanjut. Contoh bullying secara verbal antara lain
yaitu: julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam, penghinaan,
pernyataan-pernyataan pelecehan seksual, teror, surat-surat yang

12
Op.Cit.
13
Coloroso, B., Penindas, Tertindas, dan Penonton, Resep Memutus Rantai Kekerasan Anak
dari Prasekolah Hingga SMU, Serambi, Jakarta, 2006, hal. 6-7.

78
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang


keji dan keliru, gosip dan sebagainya.
b. Bullying secara fisik
Bullying ini paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun
kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain.
Remaja yang secara teratur melakukan bullying dalam bentuk fisik kerap
merupakan remaja yang paling bermasalah dan cenderung akan beralih
pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut. Contoh bullying
secara fisik adalah: memukuli, menendang, menampar, mencekik,
menggigit, mencakar, meludahi, dan merusak serta menghancurkan
barang-barang milik anak yang tertindas, dan lain-lain.14

Dampak dari bullying


Bullying memiliki pengaruh secara jangka panjang dan jangka pendek
terhadap korban bullying. Pengaruh jangka pendek yang ditimbulkan akibat
perilaku bullying adalah depresi karena mengalami penindasan,
menurunnya minat untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah yang diberikan
oleh guru, dan menurunnya minat untuk mengikuti kegiatan sekolah.
Sedangkan akibat yang ditimbulkan dalam jangka panjang dari penindasan
ini seperti mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik terhadap
lawan jenis, selalu memiliki kecemasan akan mendapatkan perlakuan yang
tidak menyenangkan dari teman-teman sebayanya (Berthold dan Hoover,
2000).
Perilaku bully dapat menimbulkan banyak dampak negatif bagi korban,
di antaranya:
1) Mengalami gangguan mental, seperti depresi, rendah diri, cemas, sulit
tidur nyenyak, ingin menyakiti diri sendiri, atau bahkan keinginan
untuk bunuh diri.
2) Menjadi pengguna obat-obatan terlarang.
3) Prestasi akademik menurun. Efek ini mungkin bisa terjadi karena korban
takut pergi ke sekolah sehingga berdampak kepada kegiatan belajar.
4) Ikut melakukan kekerasan atau melakukan balas dendam.

Upaya penanggulangan tindak pidana bullying


Dalam menghentikan bully, sebenarnya kita juga bisa turun tangan dengan
datang ke sekolah, lalu melaporkan orang yang melakukan kekerasan
bullying. Dengan begitu, pihak sekolah bisa menanganinya secara langsung
dan melaporkan kepada orang tua yang bersangkutan. Para
pelaku bully harus segera dihentikan. Jika terus dibiarkan, perilaku ini bisa

14
Ibid, hal. 11.

79
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

merusak anak serta generasi muda. Berikut adalah beberapa langkah yang
bisa orang tua/pendidik lakukan untuk mencegah tindakan bully:
1) Tanamkan nilai-nilai moral sejak dini.
2) Ajak anak untuk bersama-sama menilai dan membedakan perbuatan yang
baik dengan perbuatan yang tidak patut dilakukan pada sesama.
3) Bangun komunikasi yang baik dengan anak, serta dampingi ia dalam
proses tumbuh kembangnya.
4) Anda juga bisa menasihati anak Anda agar berani melaporkan kepada
pengajar di sekolah saat mengalami perilaku bully.
5) Jika anak Anda merasa tidak dapat berbicara langsung, mungkin dia bisa
menulis surat atau mengirim email kepada mereka.
6) Bila anak Anda adalah pelaku bullying, maka ajaklah anak berdiskusi dan
cari tahu penyebabnya. Beri ia penjelasan bahwa hal ini bukanlah
perilaku terpuji, dan tidak dapat diterima.
7) Orangtua bisa mengajak anak (baik pelaku maupun korban)
untuk menjalani konseling agar pola pikir dan tingkah lakunya bisa
lebih terarah dengan baik.
8) Yang tak kalah penting, jadilah contoh teladan yang baik bagi anak. Sebab
sadar atau tidak, anak akan mencontoh orang tua sebagai tolok ukur
dalam bersikap.15
Pasal 54 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan
Anak juga mengatur bahwa setiap anak berhak mendapat perlindungan dari
tindak kekerasan di sekolah, sebagai berikut:
(1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan
perlindungan dari tindak Kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan
kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama
peserta didik, dan/atau pihak lain.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendidik,
tenaga kependidikan, aparat pemerintah, dan/atau Masyarakat.

Jerat hukum bagi pelaku tindak pidana bullying oleh anak


Penegakan hukum pidana apabila dilihat sebagai bagian dari
mekanisme penegakan hukum (pidana), maka pemidanaan yang biasa juga
diartikan pemberian pidana tidak lain merupakan suatu proses kebijakan
yang sengaja direncanakan. Artinya pemberian pidana itu untuk benar-
benar dapat terwujud direncanakan melalui beberapa tahap yaitu:
1) Tahap formulasi yaitu tahap penetapan pidana oleh pembuat undang-
undang.

15
Sejiwa, Bullying:Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan sekitar Anak,
Grasindo, Jakarta, 2008, hal. 16.

80
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

2) Tahap aplikasi yaitu tahap pemberian pidana oleh badan yang


berwenang.
3) Tahap eksekusi, yaitu tahap pelaksanaan pidana oleh instansi pelaksana
yang berwenang.16
Ketiga tahap kebijakan penegakan hukum pidana tersebut terkandung
tiga kekuasaan atau kewenangan yaitu, kekuasaan legislatif pada tahap
formulasi, yaitu kekuasaan legislative dalam menetapkan atau merumuskan
perbuatan apa yang dapat dipidana dan sanksi apa yang dapat apa yang
dapat dikenakan. Pada tahap ini kebijakan legislatif ditetapkan system
pemidanaan, pada hakekatnya merupakan system kewenangan atau
kekuasaan menjatuhkan pidana.17
Menurut Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, “kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis,
seksual, dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan
perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum.” Berdasarkan pendapat tersebut dihubungkan dengan pengertian
kekerasan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak, maka dapat
disimpulkan bahwa bullying termasuk dalam bentuk kekerasan terhadap
anak.
Mengingat bullying merupakan tindakan kekerasan terhadap anak,
maka menurut Undang-Undang Perlindungan anak, bullying adalah tindak
pidana. Terhadap pelaku bullying dapat dikenakan sanksi pidana berupa
penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling
banyak Rp 72 juta.
Melihat dari bagaimana bullying itu dilakukan, maka Undang-Undang
Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, telah mengatur bahwa: “Setiap
orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak.” Bagi yang
melanggarnya akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72 Juta.
Berikut selengkapnya bunyi Pasal 80 jo. Pasal 76C UU 35/2014:
(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan
dan/atau denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).

16
Meliasta Aulia Nurdina. Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindakan Penindasan
Atau Bullying di Sekolah dasar. file:///C:/Users/User/Downloads/1189-3849-1-PB.pdf. Diakses
Pada Tanggal 30 Agustus2019.
17
Ibid.

81
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

(2) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) luka berat, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(3) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut Orang
Tuanya.
Selain itu Perbuatan penindasan atau bullying yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak:
Pasal 54
Anak didalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan
kekersan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman temannya
di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya.
Pasal 76A
Setiap orang dilarang:
a. Memperlakukan Anak secara diskriminatif yang mengakibatkan Anak
mengalami kerugian, baik materiil maupun moril sehingga menghambat
fungsi sosialnya; atau
b. Memperlakukan Anak Penyandang Disabilitas secara diskriminatif.
Pasal 76C
Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.
Pasal 80
a. Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6
(enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh
dua juta rupiah).
b. Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) luka berat, maka
pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
c. Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
d. Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan
tersebut Orang Tuanya.

82
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

KESIMPULAN DAN SARAN


Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara
menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologis oleh
seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih
lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan
dengan tujuan membuat korban menderita. Dampak jangka pendek yang
ditimbulkan akibat perilaku bullying adalah depresi karena mengalami
penindasan, menurunnya minat untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah
yang diberikan oleh guru, dan menurunnya minat untuk mengikuti kegiatan
sekolah. Sedangkan akibat yang ditimbulkan dalam jangka panjang dari
penindasan ini seperti mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik
terhadap lawan jenis, selalu memiliki kecemasan akan mendapatkan
perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-teman sebayanya.
Pemerintah telah membuat regulasi mengenai tindak pidana kekerasan
terhadap anak yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak. Seperti halnya pada Pasal 76C yang berbunyi: “Setiap
Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.”
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Tentang Perlindungan Anak menentukan bahwa: “Negara, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Masyarakat, Keluarga, dan Orang Tua atau Wali
berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
Perlindungan Anak.” Maraknya kasus kekerasan terhadap anak di
lingkungan sekolah dalam hal ini bullying khususnya termasuk di wilayah
provinsi Jambi yang juga meningkat harus menjadi perhatian bagi kita
semua, hal sesuai yang diamanatkan oleh Undang-Undang khususnya
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
Mengingat bullying merupakan tindakan kekerasan terhadap anak,
maka menurut Undang-Undang Perlindungan anak, bullying adalah tindak
pidana. Terhadap pelaku bullying dapat dikenakan sanksi pidana berupa
penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling
banyak Rp 72 juta. kegiatan ini diharapkan tidak berakhir pada kegiatan
pengabdian ini saja, tetapi bisa dibentuk kerjasama antar pelajar dan guru di
sekolah dalam berperan aktif untuk memberikan pengetahuan tentang
dampak yang ditimbulkan dalam hal bullying oleh anak serta upaya
penanggulangannya itu sendiri ditengah masyarakat. Serta pihak sekolah
dapat bekerja sama dengan pihak Komisi Perlindungan Anak atau lembaga
terkait di daerah dalam hal pencegahan terjadinya tindak pidana bullying
oleh anak.

83
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

DAFTAR PUSTAKA
1. Buku:
Coloroso, B. 2006. Penindas, Tertindas, dan Penonton, Resep Memutus Rantai
Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU. Serambi, Jakarta.
Sejiwa. 2008. Bullying:Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan sekitar
Anak. Grasindo, Jakarta.
Soetodjo Wagiati. 2006. Hukum Pidana Anak. Refika Aditama, Bandung.
Waluyadi, 2009, Hukum Perlindungan Anak, Mandar Maju, Bandung.
2. Perundang-Undangan:
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
Peradilan Anak.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan anak.
3. Rujukan Elektronik
http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/download/234/198.
http://jambi.tribunnews.com/2019/02/22/belum-genap-dua-bulan-sudah-belasan-
kasus-kekerasan-perempuan-dan-anak-terjadi-di-jambi.
https://nasional.sindonews.com/read/1324346/15/catatan-kpai-bidang-pendidikan-
kasus-bullying-paling banyak-153234633.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170718103632-277-228530/kak-seto-
harus-ada-tindakan-tegas-untuk-pelaku-bullying.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt550264153eb3a/jerat-hukum-pelaku-
bullying-terhadap-anak/.
https://www.kajianpustaka.com/2018/01/pengertian-unsur-jenis-ciri-ciri-dan-
skenario-bullying.html.
Meliasta Aulia Nurdina. Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Tindakan
Penindasan Atau Bullying di Sekolah dasar.
file:///C:/Users/User/Downloads/1189-3849-1-PB.pdf.
Sri Hartati Samhadi. Budaya Kekerasan di Lembaga Pendidikan.
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/ 0704/14/Fokus/3456065.htm. h. 1.

84
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)


Dalam Rangka Menunjang Proses Pembelajaran Di SMP
Negeri 7 Muaro Jambi

Damris M, Mauladi , Tri Suratno, Indra Weni, Pradita Eko Prasetyo Utomo
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi, Indonesia
Email corresponding author: damris@unja.ac.id

Abstrak
Pada era teknologi tinggi (high technology) perkembangan dan tranformasi
ilmu berjalan begitu cepat. Sehingga sistem Pendidikan konvensional tidak
akan mampu lagi mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Pendekatan
modern dalam proses pengajaran tidak akan banyak membantu untuk
mengejar perkembangan ilmu dan teknologi jika proses pembelajaran masih
dijalankan secara konvensional. Pembelajaran konvensional memiliki
keterbatasan ruang dan waktu dalam menjalankan prosesnya. Sedangkan
pada saat ini proses pembelajaran bisa dilakukan dimana, dengan, dan kapan
saja. Perkembangan teknologi multimedia membuka potensi besar dalam
perubahan cara belajar, memperoleh informasi, evaluasi, dan aktivitas
pembelajaran lainnya. Dengan perkembangan multimedia ini juga membuka
peluang bagi para pendidik untu dapat mengembangkan sistem pembelajaran
untuk menghasilkan hasil yang optimal, begitu juga dengan peserta didik,
mereka dapat menentukan cara yang efektif bagi mereka untuk memperoleh
informasi. Pemanfaatan teknologi informasi untuk proses pembelajaran dapat
memberikan berbagai cara baik itu melalui audio, animasi, gambar, video dan
sebagainya yang tidak monoton. Pembelajaran multimedia dapat dilakukan
secara langsung menggunakan media Presentasi PowerPoint yang
menggunakan bentuk presentasi visual dan verbal; Mengisi slide dengan
informasi akan dengan mudah membebani sistem kognitif orang; dan
Presentasi harus membantu peserta didik untuk memilih, mengatur, dan
mengintegrasikan informasi yang disajikan. Dapat pula dilakukan melalui
media internet dengan menggunakan aplikasi google classroom dengan fitur
Classwork yang digunakan oleh guru untuk membuat soal tes, pretest, quiz,
menggunggah materi dan mengadakan refleksi.

Kata Kunci: Google classroom, pembelajaran, multimedia, power point,


teknologi

PENDAHULUAN
Komputer yang merupakan titik awal pengembangan Teknologi Informasi
dan Komunikasi, sekarang ini, digunakan bukan hanya untuk satu aspek atau

85
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

satu bidang tertentu. Kebutuhan manusia dan perkembangan di bidang


teknologi dan komunikasi yang sangat pesat memberikan pengaruh pula
pada bidang pendidikan. Pendidikan sebagai pondasi pembangunan suatu
bangsa memerlukan pembahuruan-pembaharuan sesuai dengan tuntutan
zaman. Keberhasilan dalam pendidikan selalu berhubungan erat dengan
kemajuan suatu bangsa yang berdampak meningkatnya kesejahteraan
kehidupan masyarakat. Pada era teknologi tinggi (high technology)
perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu cepat. Akibatnya, sistem
pendidikan konvensional tidak akan mampu lagi mengikuti perkembangan
ilmu dan teknologi. Pendekatan-pendekatan modern dalam proses
pengajaran tidak akan banyak membantu untuk mengejar perkembangan
ilmu dan teknologi jika sistem pendidikan masih dilakukan secara
konvensional. Media sangat membantu guru dan siswa untuk penyampaian
informasi, dan hal-hal yang terkait dengan proses belajar mengajar. Dengan
media, siswa dan guru mudah untuk mengakses informasi, menyampaikan
materi, mengaktifkan kegiatan belajar mengajar, dan sebagainya, tanpa harus
membuang waktu untuk hanya sekedar melakukan aktivitas mendengar dan
menulis. Pengenalan dan pemanfaatan TIK kepada siswa bertujuan agar siswa
memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat
memanfaatkannya secara efektif dalam kegiatan belajar dan bekerja kelak.
Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya berbagai cara yang digunakan
dalam proses belajar mengajar untuk penyampaian materi pada peserta didik.
Dengan harapan pengajaran yang disampaikan lebih berkesan dan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan pesertadidik lebih bermakna. Akhir-akhir ini
dalam proses belajar mengajar telah banyak yang menggunakan teknologi
infomasi dan telekomunikasi. Hal ini diharapkan dapat memajukan mutu
pendidikan seiring dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi
multimedia membuka potensi besar dalam perubahan cara belajar, cara
memperoleh informasi dan sebagainya. Dengan perkembangan multimedia
ini juga membuka peluang bagi para pendidik untuk mengembangkan sistem
pembelajaran supaya menghasilkan hasil yang optimal. Demikian pula bagi
peserta didik, dengan multimedia diharapkan mereka akan lebih mudah
menentukan dengan cara apa dan bagaimana menyerap informasi yang
disampaikan secara cepat dan efisien. Sumber informsi dan ilmu yang mereka
peroleh tidak lagi hanya terpaku pada buku, tetapi lebih luas dan beraneka
ragam. Apalagi dengan adanya jaringan internet yang akan membuat
kemudahan dalam memperoleh informasi yang diperlukan Proses belajar
mengajar seringkali dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar
pengalaman pesertadidik sehari-hari, sehingga materi tersebut menjadi sulit
diajarkan pengajar dan sulit dipahami pesertadidik. Visualisasi merupakan
salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjelaskan sesuatu yang
86
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

abstrak. Gambar dua dimensi atau model tiga dimensi merupakan visualisasi
yang sering dilakukan dalam proses belajar mengajar.
Pada era informatika visualisasi berkembang dalam bentuk gambar
bergerak (animasi) yang dapat ditambahkan suara (audio). Sajian audio visual
atau lebih dikenal dengan sebutan multimedia menjadikan visualisasi lebih
menarik. Dalam hal ini komputer dengan dukungan multimedia dapat
menyajikan sebuah tampilan berupa teks yang tidak monoton dan lebih
menarik yang lebih interaktif. Tampilan tersebut akan membuat pengguna
lebih leluasa memilih, menyaring dan memahami pengetahuan yang ingin
diketahuinya. Hasilnya komputer dapat mengatasi pesertadidik yang lamban
menerima pelajaran, karena komputer tidak pernah bosan, sangat sabar
dalam menjalankan instruksi, seperti yang diinginkan.

LANDASAN TEORI
Pembelajaran Multimedia
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media
yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara
terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia
linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia
yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat
dioperasikan oleh penguna. Contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif
adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat
dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang
dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah:
multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan lain-lain. Sedangkan
pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam pembelajaran yang
utama adalah bagaimana siswa belajar.
Multimedia oleh Ariesto Hadi Sutopo (2003:106), diartikan sebagai
kombinasi dari macam-macam objek multimedia, yaitu teks, image, animasi,
audio, video dan link interaktif untuk menyajikan informasi. Pembelajaran
berbasis multimedia yang diterapkan diintegrasikan dengan sarana
penunjang multimedia yaitu komputer, yang dimaksud dengan pembelajaran
multimedia adalah suatu kegiatan belajar mengajar di mana dalam
penyampaian bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa, pengajar
menggunakan atau menerapkan berbagai perangkat media pembelajaran.
Adapun media pembelajaran itu sangatlah beraneka macam, baik itu dalam
bentuk media cetak, media / alat peraga ataupun media elektronik.
Prinsip Dasar dalam pembelajaran multimedia menyatakan bahwa
orang belajar lebih dalam dari kata-kata dan gambar daripada dari kata-kata
saja”. Otak tidak menafsirkan presentasi multimedia dari kata-kata, gambar,
dan informasi pendengaran dengan cara yang saling eksklusif; melainkan

87
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

elemen-elemen ini dipilih dan diorganisasi secara dinamis untuk


menghasilkan konstruksi mental yang logis. Ada dua saluran terpisah
(pendengaran dan visual) untuk memproses informasi (kadang-kadang
disebut sebagai teori Dual-Coding). Setiap saluran memiliki kapasitas
(terbatas) terbatas (mirip dengan gagasan Swellertentang Beban Kognitif).
Belajar adalah proses aktif menyaring, memilih, mengorganisir, dan
mengintegrasikan informasi berdasarkan pengetahuan sebelumnya. Tiga
proses yang penting untuk pembelajaran aktif adalah memilih materi yang
relevan, mengatur materi yang dipilih dan mengintegrasikan materi yang
dipilih dengan pengetahuan yang ada (Mayer, 1996, 2001; Wittrock, 1989)
yaitu (1) Memilih materi yang relevan; (2) Pengorganisasian bahan; (3)
Mengorganisasikan bahan.
Selain berbagai masalah yang muncul dari dunia pendidikan sendiri,
kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi pun menjadi
keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Berbagai konten menarik dapat dilihat
keseharian oleh anak-anak melalui berbagai media seperti televisi, majalah,
maupun internet. Konten-konten tersebut menjadi godaan yang menggiurkan
bagi para pelajar, apalagi hal ini kontradiksi dengan pemandangan yang jauh
berbeda di lingkungan sekolah. Lingkungan belajar yang membosankan,
gersang, minim hiburan dan tantangan. Ditambah menggunakan media
konvensional seperti buku-buku teks, modul, maupun LKS yang dengan
desain tidak menarik, terlalu banyak kata-kata, dan hampir tidak ada
interaktifitasnya.
Kembali menjadi tugas gurulah untuk menciptakan lingkungan belajar
yang menyenangkan dengan melakukan berbagai inovasi dalam
pembelajaran. Salah satunya dengan membuat bahan ajar mandiri berbasis
multimedia baik yang bisa dijalankan secara offline atau online sesuai
kebutuhan. Bahan ajar yang dibuat disamping menjadi sumber ajar utama di
dalam kelas juga bisa dipelajari secara mandiri tanpa tergantung pada
kehadiran guru.
Di samping itu, sebenarnya tidak diperlukan kemampuan
pemrograman yang tinggi untuk membuat sebuah produk bahan ajar berbasis
multimedia. Dengan menggunakan kode skrip sederhana dan ketelatenan
dalam melakukan desain, dapat dihasilkan bahan ajar yang menarik dan
sesuai dengan kebutuhan. Dengan Flash, dalam versi macromedia atau adobe,
banyak digunakan untuk membuat berbagai produk, seperti menggambar
kartun, menggambar obyek secara realistik, membuat berbagai animasi,
game, banner, website, presentasi interaktif, multimedia pembelajaran
interaktif, dan sebagainya. Sedangkan Microsoft PowerPoint merupakan
program untuk membuat presentasi yang sangat handal dan user friendly.
Kunci kekuatan PowerPoint dalam pengaturan tampilan (layout)
terletak pada penggunaan slide master. Setiap presentasi setidaknya berisi
88
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

satu master slide. Slide master bermanfaat ketika kita ingin melakukan
perubahan pada slide master, maka perubahan tersebut berlaku pada seluruh
slide yang ada dalam presentasi. Sebagian besar presentasi Power Point
terlihat dengan cara tertentu karena alat Power Point memiliki fitur yang
memudahkan tugas tertentu. Sayangnya, banyak fiturdan teknik PowerPoint
bertentangan dengan penelitian saat ini dalam ilmu kognitif. Kita tidak dapat
lagi mengharapkan siswa beradaptasi dengan fiturPowerPoint kami; alih-alih,
kita harus mengubah pemikiran kita sendiri agar sesuai dengan prinsip yang
lebih relevan: Desain presentasi PowerPoint harus kompatibel dengan cara
orang belajar.
Presentasi PowerPoint harus menggunakan bentuk presentasi visual dan
verbal; Mengisi slidedengan informasi akan dengan mudah membebani
sistem kognitif orang; dan Presentasi harus membantu peserta didik untuk
memilih, mengatur, dan mengintegrasikan informasi yang disajikan.
Seperangkat prinsip berbasis penelitian untuk mengurangi muatan kognitif
dalam PowerPoint yaitu (1) Prinsip Signaling; (2) Prinsip Segmenting; (3)
Prinsip Modalitas; (4) Prinsip Multimedia; (5) Prinsip Koherensi.

Internet dan Google Classroom


Internet adalah jaringan internasional yang mengkoneksikan ribuan bahkan
jutaan komputer dengan muatan isi yang beragam, seperti pendidikan,
pemerintahan, bisnis, budaya, dan teknologi. Jaringan internet ini
memungkinkan individu berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang
lainnya melalui komputer dari berbagai belahan dunia dengan biaya yang
cukup terjangkau. Beberapa fasilitas dan aktivitas internet yang dapat
digunakan untuk mendukung pembelajaran adalah email, forum diskusi, web
browsing, dan chatroom. Perlu diketahui bahwa saat ini sumber informasi
yang terkaya dan terkini adalah internet. Beberapa bentuk sumber informasi
yang dapat diperoleh antara lain adalah buku elektronik (e-book), jurnal,
majalah, surat kabar, artikel, materi pembelajaran siap pakai, rencana
pembelajaran, gambar, suara, video, dan laporan hasil penelitian. Dengan kata
lain, internet dapat dianggap sebagai perpustakaan elektronik (e-library).
Oleh sebab itu, kehadiran internet ini seyogyanya dimanfaatkan sebaik-
baiknya oleh guru untuk memperkaya sumber bahan ajarnya.
Google Classroom atau ruang kelas Google merupakan suatu serambi
pembelajaran campuran untuk ruang lingkup pendidikan yang dapat
memudahkan pengajar dalam membuat, membagikan dan menggolongkan
setiap penugasan tanpa kertas (paperless). Software tersebut telah
diperkenalkan sebagai 11 keistimewaan dari Google Apps for Education yang
rilis pada tanggal 12 Agustus 2014. Menurut website resmi dari Google,
aplikasi Google Classroom merupakan alat produktivitas gratis meliputi

89
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

email, dokumen dan penyimpanan. Classroom di desain untuk memudahkan


guru (pengajar) dalam menghemat waktu, mengelola kelas dan
meningkatkan komunikasi dengan siswa-siswanya. Dengan Google
Classroom ini dapat memudahkan peserta didik dan pengajar untuk saling
terhubung di dalam dan diluar sekolah.

METODE
Pelaksaaan pengabdian masyarakat mengenai penerapan TIK sebagai
penunjang proses pembelajaran dilakukan di SMP Negeri 7 Muaro Jambi
dengan peserta adalah Guru. Metode penelitian yang dilakukan oleh tim PPM
bersama pihak SMP Negeri 7 Muaro Jambi dalam rangka kegiatan sosialisasi
dan pendampingan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan guru dalam
mengoptimalkan penggunaan komputer dan internet.
2. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan data dan media pembelajaran
yang akan diberikan kepada guru
3. Melakukan sosialisasi dan pendampingan dalam pemberian materi
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi melalui media
komputer dan internet
4. Memberikan motivasi kepada pihak guru di lingkungan SMP Negeri 7
Muaro Jambi untuk dapat mengoptimalkan penggunaan komputer dan
internet dengan baik sebagai penunjang dan inovasi proses pembelajaran
di sekolah.

Hasil dan Luaran yang Dicapai


Kegiatan Sosialisasi dan Penyampaian Materi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 - 29 Agustus 2019 bertempat di
ruang laboratorium komputer SMP N 7 Muaro Jambi. Kegiatan ini diikuti oleh
15 orang guru (daftar hadir terlampir). Pada kegiatan ini dipaparkan tentang
proses pembelajaran berbasis multimedia sebagai penunjang dan inovasi
proses pembelajaran di sekolah dalam menyesuaikan perkembangan
teknologi saat ini. Pemaparan materi disampaikan oleh Prof. Drs. Damris M,
M.Sc., Ph.D sebagai ketua pengabdian kepada masyarakat sekaligus Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.

90
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
Berikut disampaikan pula dokumentasi kegiatan sosialisasi dan penyampaian
materi tentang pembelajaran berbasis multimedia di SMPN 7 Muaro Jambi.

Gambar 1. Penyampaian Materi

Gambar 2. Isi Materi

91
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 3. Foto Bersama Kepala Sekolah dan Guru Peserta Kegiatan

Kegiatan Sosialisasi dan Pendampingan


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 - 29 Agustus 2019 bertempat di
ruang laboratorium komputer SMP N 7 Muaro Jambi. Kegiatan ini diikuti oleh
15 orang guru (daftar hadir terlampir). Pada kegiatan ini diberikan pelatihan
dan pendampingan mengenai aplikasi google classroom dan penggunaannya
untuk guru dan siswa. Aplikasi Google Classroom adalah produk google yang
terhubung dengan gmail, drive, hangout, youtube dan calendar. Banyaknya
fasilitas yang disediakan google classroom akan memudahkan guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud bukan
hanya di kelas saja, melainkan juga di luar kelas karena peserta didik dapat
melakukan pembelajaran dimana pun dan kapan pun dengan
mengakses google classroom secara online.
Google classroom adalah suatu learning management system yang dapat
digunakan untuk menyediakan bahan ajar, tes yang terintegrasi penilaian.
Berbeda dengan media pembelajaran yang lain keunggulan media google
classroom adalah masalah efektifitas dan efisiensi dalam pembelajaran. Untuk
memulai menggunakan google classroom kita terlebih dahulu masuk dalam
akun google dan kemudian mencari produk google tersebut setelah masuk pada
akun google classroom kita dihadapkan pada tiga menu utama yaitu
stream/aliran, classwork/aktifitas siswa dan people. Stream adalah fasilitas
google class yang dapat digunakan untuk membuat pengumunan,
mendiskusikan gagasan atau melihat aliran tugas, materi, quiz dari topik-
topik yang diajarkan guru.
Classwork dapat digunakan guru untuk membuat soal tes, pretest, quiz,
menggunggah materi dan mengadakan refleksi. Pada menu people guru dapat

92
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mengundang siswa dengan menggunakan kode akses yang telah tersedia


pada bilah people, sedangkan untuk mengundang guru lain sebagai
kolaborator cukup dengan mengundang guru melalui email masing-masing.
Pemaparan materi disampaikan oleh Pradita Eko Prasetyo Utomo, S.Pd.,
M.Cs sebagai salah satu anggota pengabdian kepada masyarakat Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Jambi. Berikut disampaikan pula
dokumentasi kegiatan sosialisasi dan pendampingan di SMPN 7 Muaro
Jambi.

Gambar 4. Pelatihan Google Classroom

Gambar 5. Contoh Classroom

KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan untuk memberikan
pengenalan alternatif inovasi pembelajaran menggunakan teknologi dan
aplikasi google classroom Secara umum kegiatan PPM telah berhasil
dilaksanakan dengan baik. Hal ini terbukti dari tercapainya luaran yang
diharapkan yaitu berupa sertifikat, penggunaan aplikasi oleh guru dan
publikasi artikel di media massa. Perlu konsisten dan senantiasa
mengactualisasi diri dalam pengembangan inovasi pembelajaran di sekolah
utamanya dalam era kemajuan teknologi saat ini.

93
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

ACKNOWLEDGEMENTS

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor Universitas Jambi,


Ibu Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Jambi, serta Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Jambi, selaku pemberi dana hibah penelitian. Selain itu juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
penyelesaian penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Clark, R. & Mayer, R. E. (2008). E-learning and the science of instruction (2nd ed).
San Francisco: Jossey-Bass.
https://sites.google.com/site/gafebandung/google-classroom
https://classroom.google.com/u/1/c/NDE0Nzc0NjEzMjJa
https://id.wikipedia.org/wiki/Google_Classroom
https://www.kompasiana.com/mariaernawatimillatana/5c1e5a02c112fe3aa22
e0d37/media-pembelajaran-google-classroom
Mayer, R. E. (2009). Multimedia learning (2nd ed). New York: Cambridge
University Press.
Mayer, R. E. (2008). Learning and Instruction (2nd ed). Upper Saddle River, NJ:
Merrill Prentice-Hall.
Mayer, R. E. (Ed). (2005). Cambridge Handbook of Multimedia Learning. New
York: Cambridge University Press.
Mayer and Moreno, (2003) A Cognitive Theory of Multimedia Learning:
Implications for Design Principles at http://www.unm.edu/~moreno/
PDFS/chi.pdf
Blasius Sudarsono, 2006. Antologi Kepustakawanan Indonesia, Jakarta:
Sagung Seto,
Sutopo, Ariesto Hadi. 2003. Multimedia Interaktif dengan Flash, Yogyakarta:
Graha Ilmu
Suyanto, M. 2004. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan
Bersaing. Yogyakarta: ANDI.
J.D. Latuheru. 2006. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar Masa
Kini. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Azhar Arsyad, M. A., Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2003
Junaidi, Modul Pengembangan ICT (Information Communication
Technology, (Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta,
2011
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Alfabeta, Bandung, 2009

94
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sosialisasi Dan Pelatihan Model Discuss-Pair-Describe Picture


Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru- Guru Bahasa Inggris
Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Propinsi Jambi

Yelia, Dony Efriza


FKIP, Universitas Jambi, Indonesia
PENDAHULUAN

Terkait dengan pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris di


sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, Tim Pengusul menemukan berbagai permasalahan yang harus
segera dicarikan solusinya. Berdasarkan pengamatan dan survey yang
dilakukan diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1) Dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris
sebagian guru lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia
dibandingkan bahasa Inggris. Hal ini mengindikasikan bahwa guru
bahasa Inggris sendiri tidak memahami pentingnya keterampilan
berbicara bahasa Inggris dan cara mengajarkan siswa terampil berbicara
bahasa Inggris.
2) Guru-guru cenderung menggunakan metode ceramah dan terkesan
hanya mengajarkan tentang keterampilan berbicara bahasa Inggris, bukan
untuk mengajarkan siswa terampil berbicara bahasa Inggris.
3) Guru tidak kreatif mencoba berbagai metode pembelajaran yang sesuai
dengan keterampilan yang diajarkan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
4) Pembelajaran bahasa Inggris masih bersifat konvensional. Peran guru
sangat dominan dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak
memperoleh kesempatan yang cukup untuk aktif mempraktekkan
kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka.
5) Pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris yang dilaksanakan
belum efektif meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
Berdasarkan analisis situasi di sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Tim Pengusul Program
Pengabdian kepada Masyarakat ini menyimpulkan bahwa permasalahan
yang sangat mendasar adalah guru-guru bahasa Inggris belum menggunakan
model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berbicara
siswa. Oleh karena itu, Tim Pengusul bersama-sama dengan SMP Negeri 1
Tanjung Jabung Timur sepakat bahwa persoalan tersebut sangat penting
untuk dicarikan pemecahannya sehingga tujuan

95
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

pembelajaran bahasa Inggris sebagaimana yang tercantum dalam Standar Isi


Permendiknas No. 22 tahun 2006 dapat tercapai.
Model Discuss-Pair-Describe Picture adalah produk pengembangan
model pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris sekolah
menengah pertama berbasis Cooperative Learning Approach (CLA) (Yelia, 2015).
Dalam model ini siswa bekerja secara berkelompok agar tercipta kerjasama
yang positif antar setiap individu (Johnson, David W., et. al. 2010:23). Bekerja
secara berkelompok memberikan kesempatan kepada siswa saling bertukar
dan melengkapi informasi, saling mendengarkan, saling mengoreksi, dan
saling menyesuaikan pemahaman (Johnson, David W., et. al, 2010:24; Rusman,
2010:201-202).
Model Discuss-Pair-Describe Picture memfasilitasi siswa bekerja secara
berpasangan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sharan (2014: 262) bahwa
pembelajaran bahasa dengan kelompok kecil memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memperoleh kesempatan praktik yang bermakna.
Dengan bekerja secara berpasangan, setiap siswa memperoleh kesempatan
untuk mempraktekkan keterampilan berbicara mereka. Selain itu, dengan
bekerja berpasangan siswa memperoleh waktu lebih banyak untuk praktik.
Model Discuss-Pair-Describe Picture terdiri dari 3 fase yaitu: diskusi kelas
(discuss), kerja berpasangan (pair), dan deskripsi (describe). Ketiga fase tersebut
meliputi semua langkah utama dalam model pembelajaran kooperatif yaitu:
(1) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, (2) menyajikan informasi,
(3) mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, (4) membimbing kelompok
bekerja dan belajar, (5) melakukan evaluasi, dan (6) memberikan penghagaan
kepada siswa (Trianto, 2010: 66-67).
Sesuai dengan nama model pembelajaran ini, Discuss-Pair-Describe
Picture, media pembelajaran yang digunakan adalah berupa gambar-gambar
sederhana yang terkait dengan materi pembelajaran. Pemilihan media gambar
ini didasarkan pada pertimbangan bahwa media gambar bersifat konkrit,
lebih realistis, dapat digunakan untuk pembelajar dari berbagai golongan
usia, harga relative murah, mudah didapat, dan tidak memerlukan peralatan
khusus dalam menyampaikannya (Sanjaya, 208:214).
Untuk itu perlu diadakan kegiatan pengabdian berupa sosialisai dan
pelatihan Discuss-Pair-Describe Picture untuk dapat memecahkan masalah
dalam keterampilan berbicara bahasa Inggris yang ada di Tanjung Jabung
Timur. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi dan
pelatihan, serta kegiatan tugas mandiri. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini
dimulai dari tanggal 5 Agustus 2019 sampai dengan 7 Agustus 2019. Kegiatan
awal yang dilakukan adalah tim pengabdian menghubungi ketua MGMP
Bahasa Inggris tingkat SMP di kabupaten Tanjung Jabung Timur

96
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

tersebut beberapa kali. Selanjutnya ketua tim pengabdian datang untuk survei
dan mengurus perizinan melaksanakan pengabdian pada bulan Mei 2019.
Kegiatan pengabdian ini dilakukan sebanyak tiga kali.
Selanjutnya tim pengabdian mengadakan kegiatan pengabdian
sebanyak dua kali di dua tempat yang berbeda. Kegiatan pertama
dilaksanakan di SMP N 1 Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Pada kegiatan pertama peserta yang hadir berjumlah 28 orang, yang
berasal dari beberapa sekolah SMP yang ada di kabupaten Tanjung Jabung
Timur. Kemudian, dari tanggal 5 Agustus 2019 peserta membuat tugas
mandiri yaitu mencari gambar-gambar yang bisa digunakan untuk peer
teaching yang akan berlangsung pada pertemuan kedua berdasarkan arahan
yang telah mereka terima saat proses pelatihan hari pertama berlangsung.
Pada hari pertama sosialisasi dan pelatihan, kegiatan yang dilakukan
oleh tim pengabdian adalah mensosialisasikan dan memaparkan materi
dalam bentuk power point presentation dan sesi tanya jawab. Pemaparan materi
dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berupa pemaparan mengenai
bagaimana model pembelajaran dengan menggunakan Describe-Pair-Describe
Pictures (DPDP) model untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa SMP
dilakukan. Tim pengabdian menjelaskan hal-hal terkait langkah-langkah yang
harus dilakukan di setiap fase kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
DPDP model tersebut beserta landasan teori yang mendukung. Sesi kedua
berupa tanya jawab antara pemateri dan para guru. Pada sesi ini beberapa
guru bertanya hal-hal terkait langkah-langkah dalam pelaksanaan DPDP
model dalam pengajaran kemampuan berbicara bahasa Inggris. Mereka
terlihat sangat antusias untuk bertanya dan mendiskusikan hal-hal terkait
DPDP model ini. Diakhir pertemuan, tim pengabdian meminta peserta untuk
mencari gambar-gambar yang bisa digunakan untuk peer teaching yang akan
dilaksanakan pada pertemuan kedua dan ketiga.
Pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 6 Agustus 2019, dan pertemuan
ketiga dilaksanakan tanggal 7 Agustus 2019. Pada pertemuan kedua dan
ketiga dilaksanakan pelatihan dimana tim pengabdian meminta para guru
untuk praktek mengajar dengan menggunakan model yang sudah
disosialisasikan yaitu DPDP Model.
Semua rangkaian kegiatan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tanjung
Jabung Timur, pusat kegiatan MGMP Bahasa Inggris. Peserta yang hadir
berjumlah 28 orang, yang terdiri dari guru-guru SMP yang ada di kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
Setelah melaksanakan pengabdian, tim pengabdian datang lagi untuk
melaporkan hasil pengabdian sekaligus mengurus administrasi telah
melaksanakan pengabdian di sekolah tersebut.

97
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

HASIL PELATIHAN
Guru peserta pelatihan secara umum masih mengalami banyak kesulitan
dalam mengajarkan kemampuan berbicara, khususnya untuk teks monolog.
Kegiatan yang biasa mereka lakukan dalam meningkatkan kemampuan
berbicara para siswa, khususnya untuk materi teks monolog tidak
mencerminkan kegiatan yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan berbicara siswa. Berdasarkan diskusi pada kegiatan hari pertama
pengabdian, tim pengabdian mendapatkan gambaran yang lebih jelas akan
kegiatan yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris,
khususnya dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Kegiatan yang biasa mereka lakukan lebih terfokus pada kegiatan menulis,
bukan berbicara. Itulah sebabnya kemampuan berbicara siswa masih sangat
rendah.
Melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini, guru mendapat informasi
penting tentang bagaimana meningkatkan kemampuan berbicara siswa
khususnya untuk materi teks monolog. Yaitu dengan menggunakan DPDP
Model yang telah dikembangkan oleh ketua tim pengabdian yaitu Dr. Dra.
Yelia, M.Pd. Selain itu, dengan adanya praktek mengajar ini para guru
menjadi lebih mudah untuk menguasai langkah-langkah yang harus
dilakukan dengan menggunakan DPDP Model karena tim pengabdian
langsung mendiskusikan dengan para guru yang lain mengenai hasil praktek
mengajar tersebut. Sehingga kekurangan yang ada pada saat praktek
mengajar berlangsung bisa langsung dibahas. Dengan kata lain, para guru
bisa mendapatkan gambaran yang jelas bagaimana DPDP model ini
seharusnya dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN


Merujuk pada apa yang tergambar pada hasil dan pembahasan, tim
pengabdian dapat menyimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini telah
terlaksana dengan baik dan berhasil memenuhi target pencapaian yang
diharapkan. Berdasarkan hasil diskusi singkat dengan peserta pada sesi tanya
jawab, peserta menyatakan ilmu yang mereka dapat sangat bermanfaat baik
untuk pengembangan diri maupun untuk pengembangan keprofesian
berkelanjutan. Antusiasme guru juga terlihat dari permintaan mereka agar
kegiatan pengabdian seperti ini dilakukan lebih intens di masa yang akan
datang.
Peserta pelatihan yang merupakan guru-guru bahasa Inggris tingkat
SMP di Tanjung Jabung Timur, khususnya yang bergabung dalam MGMP
Bahasa Inggris mampu memahami dengan baik langkah-langkah
penggunaan DPDP Model dalam pengajaran teks monolog. Hal ini bisa dilihat
saat guru tersebut melakukan praktek mengajar dengan

98
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

menggunakan model ini pada pertemuan kedua dan ketiga pengabdian


berlangsung.
Mengingat besarnya manfaat kegiatan sosialisasi dan pelatihan
penggunaan DPDP Model dalam pengajaran teks monolog untuk
meningkatkan kemampuan berbicara siswa, kegiatan serupa diharapkan bisa
dilaksanakan juga di tempat lain, terutama kabupaten-kabupaten yang ada di
Provinsi Jambi. Hal ini bertujuan agar guru-guru bahasa Inggris yang
bergabung dalam MGMP Bahasa Inggris di seluruh Provinsi Jambi juga bisa
mengetahui model ini dan bisa mereka gunakan dalam mengajar teks
monolog untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Selain itu, tim pengabdian juga menyarankan agar para guru terus
dimotivasi untuk meningkatkan kemampuan pedagogik mereka, salah
satunya kemampuan untuk kreatif dalam mencoba berbagai macam model
pengajaran untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris siswa. Dengan
adanya kreatifitas dalam mengajar, para guru diharapkan bisa meningkatkan
motivasi dan keaktifan siswa ketika belajar bahasa Inggris.

DAFTAR PUSTAKA:
Musthafa. B. 2001.” Communicative Language Teaching in Indonesia: Issues
of Theoretical Assumptions and Challenges in the Classroom”. Journal
of Southeast Asian Education, 2 (2), 1-9.
Permendiknas No. 22 tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Suyanto, Kasihani E.S. 2000. Senang Belajar Bahasa Inggris di Sekolah Dasar.
Penelitian di 10 Propinsi di Indonesia. Malang: Lemlit UM.
Yelia. 2015. “Pengembangan Model Pembelajaran Keterampilan Berbicara
Bahasa Inggris Sekolah Menengah Pertama Berbasis Cooperative
Learning Approach”. Disertasi. Program Doktor Ilmu Pendidikan.
Program Pascasarjana UNP Padang.
LPPM Universitas Jambi. 2019. Renstra LPPM Universitas Jambi Bidang
Pengabdian pada Masyarakat

99
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Usaha Budidaya Dan Pengolahan Aneka Kuliner Jahe Di


Kecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh

Edison, Ira Wahyuni dan Dewi Sri Nurchaini


Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Indonesia
E-mail: ediedison950@yahoo.co.id

Abstrak
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan agar: (a) petani jahe
memiliki pengetahuan tentang teknologi pascapanen yang baik, (b)
menguasai teknik pembuatan aneka kuliner jahe yang baik, (c) terampil
membuat aneka kuliner jahe. Juga dengan kegiatan ini diharapkan akan
diperoleh manfaat sebagai berikut: (a) sebagai upaya peningkatan teknologi
pascapanen jahe untuk memperoleh bahan baku yang baik, (b) memiliki
profesi dibidang agroindustri khususnya aneka kuliner jahe sehingga
memberikan peluang tambahan penghasilan, dan (c) penyebarluasan IPTEKS
sebagai produk yang perlu diketahui dan dimanfaatkan. Dalam melaksanakan
kegiatan ini, dibagi menjadi 4 bagian yaitu penyuluhan, kunjungan lapang,
praktek dan konsultasi lapang. Kegiatan direncanakan dilaksanakan di Desa
Simpang Tiga Rawang Kecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh
Jambi Tahun 2019. Khalayak sasaran kegiatan pengabdian ini adalah petani
jahe, ibu-ibu PKK Kelompok Tani Jahe Desa Simpang Tiga Rawang,
Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh, Jambi. Mengingat
keterbatasan ruang dan waktu yang tersedia, jumlah peserta yang ikut dalam
kegiatan ini sebanyak 60 orang. Dari hasil kegiatan memberikan hasil yang
menggembirakan, dimana antusias peserta mengikuti kegiatan meningkat
30%, terjadi peningkatan pemahaman mengenai pengolahan jahe sebesar 42%,
dan keinginan untuk mengikuti kegiatan lebih lanjut juga meningkat.

Kata kunci: jahe, agribisnis, agroindustri dan aneka kuliner jahe

PENDAHULUAN
Aneka kuliner jahe memiliki potensi bisnis yang relatif besar karena
peminatnya sangat tinggi. Budidaya jahe umumnya dilakukan masyarakat
secara sederhana, sehingga banyak hasil jahe yang kurang tertata dengan baik
dan akibatnya tingkat produktivitasnya juga tidak sebesar produktivitas
nasional. Kondisi ini banyak ditemukan di Kecamatan Hamparan Rawang
Kota Sungai Penuh. Jadi diperlukan budidaya jahe yang baik dan dapat
menghasilkan hasil dengan tingkat produktivitas yang tinggi (Edison, 2017).

100
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Di segmen budidaya umumnya mempunyai permasalahan yang relatif tinggi.


Salah satunya adalah para pembudidaya jahe masih menggunakan varitas
jahe yang kurang baik sehingga akibatnya produksi yang dihasilkan
ukurannya kecil dan kurang menarik. Petani jahe umumnya kurang memiliki
pengetahuan yang baik mengenai budidaya jahe sehingga petani tidak
memahami bagaimana bisa menghasilkan jahe yang harus berhasil, menarik
dan produktivitas yang tinggi. Di segmen pemeliharaan juga mempunyai
kesulitan yang lebih relative tinggi, karena dibutuhkan ketelatenan,
mengingat jahe rentan terhadap penyakit dan serangan hama penyakit
lainnya. Pemeliharaan meliputi kegiatan penyiraman tanaman, pemberian
pupuk sampai tanaman menghasilkan jahe. Dari hasil pengamatan terlihat
bahwa petani sebagian besar tidak melakukan kegiatan pemelihaaraan
dengan baik (Edison, 2017).
Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh merupakan daerah
yang potensial untuk dilakukan pengembangan Usaha Budidaya dan
Pengolahan Aneka Kuliner Jahe. Hal ini dikarenakan, di wilayah ini ada
banyak usaha budidaya jahe. Salah satunya adalah Kelompok Tani Jahe yang
dipimpin oleh ibu Replita yang telah berdiri sejak tahun 2010 Usaha budidaya
jahe ini dengan areal seluas 3,2 hektar. Hampir semua tanaman dilakukan
dengan cara bercocok tanam secara sederhana yakni disela bagian tanaman
utama. Produksi jahe pada tahun 2016 sebanyak 1,1 ton (Bappeda Kerinci,
2017).
Usaha budidaya jahe di daerah Ibu Replita yang berada di Desa Simpang
Tiga Rawang, Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh. Jumlah
anggota kelompok kurang lebih 20 orang pria dan wanita 40 orang, dengan
pendidikan rata-rata SMP dan umur rata-rata 40 tahun. Kegiatan budidaya
jahe yang dilakukan kelihatannya kurang baik pemeliharaannya dikarenakan
pengetahuan mereka yang juga kurang baik.
Hasil dari budidaya jahe kelompok tani ini dijual ke tengkulak dengan
harga Rp 1.500,-/kg. Jahe yang sudah dipanen, tidak semua bisa terjual. Hanya
jahe yang segar saja yang terjual dan sisanya kebanyakan dibuang atau
digunakan untuk kebutuhan sendiri. Sementara itu harga hanya ditentukan
sepihak oleh tengkulak, dan petani hampir tidak punya pilihan karena tidak
ada upaya mencari solusi lain seperti melakukan kegiatan pengolahan.
Kelompok ini menggunakan lahan mereka untuk dipakai sebagai
kegiatan budidaya dengan biaya murah dalam pembuatannya tetapi tidak
efektif karena bercampur dengan tanaman lainnya sehingga budidaya jahe
mereka kurang tertata dengan baik. Hasil yang diperoleh mudah rusak. Hasil
dari usaha budidaya ini dipasarkan ke pasar dekat daerah kelompok tani dan
daerah Kota Sungai Penuh. Usaha ini juga mengalami beberapa kesulitan,
diantaranya adalah harga bahan yang diperlukan untuk budidaya seperti
101
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

saprodi mahal, tengkulak membeli dengan harga murah, dan cuaca buruk.
Permasalahan utama dari usaha budidaya adalah bentuk buahnya yang kecil
sehingga hanya dihargai yang relative murah yaitu Rp 1.500,-/kg. Per kg yaitu
15 biji sehingga harga per biji hampir Rp 100,-/biji. Sementara itu bila dibuat
misalnya menjadi jus jahe dengan menggunakan 4 biji dijual dengan harga Rp.
3.000,-, sehingga dengan jumlah jahe 1 kg akan menghasilkan jus jahe senilai
sekitar Rp. 12.000,-.
Selain itu, para pengelola usaha ini membutuhkan pelatihan dalam
pengelolaan hasil panen jahe agar menambah pendapatan mereka. Selain itu,
mereka juga membutuhkan pelatihan pembuatan aneka kuliner lainnya dari
jahe, dikarenakan besarnya nilai tambah harga olahan jahe di daerah tersebut.
Para pengelola juga membutuhkan pelatihan tentang manajemen pemasaran
dan manajemen keuangan.

TARGET DAN LUARAN


Targetnya berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat yang telah dianalisis
secara sederhana dibagian atas, dan juga sejalan dengan visi dan misi
Universitas Jambi untuk meningkatkan pemahaman tentang kewirausahaan.
Adapun luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah : Metode Pengolahan
Jahe dengan Berbagai Macam Olahan (Dodol Jahe, Selai Jahe, Manisan Jahe
dan Jus Jahe), dan Publikasi Nasional dari Pengolahan Jahe. Teknologi tepat
guna yang dihasilkan berupa alat pengolahan jahe yang ramah lingkungan.
Alat ini mampu mengurangi limbah dan banyak ditemukan dilokasi kegiatan.
Alat ini ergonomis, mobile dan portabel untuk membantu UMKM (Usaha Mikro
dan Kecil Menengah), para pembudidaya jahe bekerja secara efisien di desa,
perkampungan budidaya jahe, dalam rumah, restoran, hotel dan pujasera,
daerah tertinggal, dan perbatasan negara. Alat ini berbentuk seperti kuali
wajan, blender, dan lainnya yang kokoh dan sederhana Alat ini mampu
mengolah jahe sekitar yang relative banyak dengan waktu pengolahan yang
tidak lama. Secara keseluruhan alat ini dapat mengurangi polusi yang
mengganggu di desa tempat budidaya jahe sehingga dapat meningkatkan
keamanan, kenyamanan, dan kesehatan bagi penggunanya.
Inovasi dalam progam Diseminasi Produk Teknologi ke masyarakat ini
berupa variasi pengolahan jahe menjadi berbagai menu kuliner dengan
bantuan alat pengolahan jahe. Alat tersebut akan mengurangi polusi dengan
menggabungkan beberapa fungsi pengurang polusi agar tidak berbahaya
namun aman, nyaman dan sehat bagi penggunanya dan efektif bagi produk
aneka olahan jahe (Eko, 2004). Keunggulan inovasinya adalah Praktis;
Ergonomic dapat didesain dan redesain sesuai ukuran penggunanya; Mobile
dapat dibawa kemana-mana dan ringan;

102
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Portabel dapat di lepas pasang sehingga lebih mudah dan ringan


membawanya, dapat digunakan di dalam rumah.

METODE PELAKSANAAN
Diseminasi Produk Teknologi ke Masyarakat direncanakan akan dilakukan di
Desa Simpang Tiga Rawang Kecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai
Penuh. Penentuan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan
pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu sentra produksi
jahe di Kecamatan Hamparan Rawang dan di Kota Sungai Penuh khususnya.
Pengabdian direncanakan dilaksanakan pada tahun 2019.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaannya, kegiatan ini akan dilakukan
dengan beberapa cara yakni (a) Penyuluhan, (b) Kunjungan Lapang, (c)
Konsultasi, dan (d) Praktek.
1. Penyuluhan. Kegiatan penyuluhan meliputi ceramah dan diskusi didalam
balai pertemuan. Pada kegiatan ini terjadi alih pengetahuan dari penyuluh
kepada khalayak sasaran. Oleh karenanya dalam kegiatan ceramah dan
diskusi peserta dibekali modul dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
Apabila dari modul dan penjelasan lisan masih ada hal-hal yang belum
jelas dapat ditanyakan pada saat diskusi.
2. Kunjungan Lapang. Tim kecil bersama-sama dengan peserta kegiatan
meninjau lokasi pertanaman dan laboratorium manajemen pertanian
yang menjadi landasan untuk kegiatan usahatani dan pemasaran yang
efisien. Tim menjelaskan kepada peserta tentang berusahatani dan
pemasaran hasil yang efisien yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan.
3. Konsultasi. Setelah kegiatan praktek dilakukan kunjungan lapang,
kembali untuk melihat kelanjutan kegiatan dan sekaligus untuk
mengatasi kesulitan para peserta tentang materi yang diberikan. Dalam
kegiatan ini khalayak sasaran dilibatkan secara langsung sehingga dapat
belajar sambil bekerja.
4. Praktek. Praktek kegiatan pengembangan pengelolaan usahatani dan
pemasaran jahe yang efisien dilaksanakan di Balai Desa dan Laboratorium
Ekonomi Pertanian. Pertemuan oleh tim kecil memperagakan pengelolaan
usahatani dan pemasaran hasil yang efisien berlandaskan pada spesifik
lokasi dan konsep nilai tambah. Dan selanjutnya memberikan kesempatan
kepada peserta untuk mendapatkan pengalaman untuk mengelola
usahatani dan memasarkan hasilnya se efisien mungkin.
Selanjutnya untuk melakukan kegiatan teknologi pascapanen dan
pengolahan jahe, Susanto dan Saneto (2003) dan Saragih (2013), digunakan
metode sebagai berikut peningkatan pendapatan petani jahe akan sangat
terbantu apabila dilakukan perbaikan teknologi pascapanen yang tepat.
103
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Selain itu hasil jahe yang melimpah tersebut harus diupayakan untuk tidak
dijual seluruhnya dalam bentuk segar tetapi diolah menjadi produk yang
bernilai ekonomis tinggi (Awang, 2013). Untuk itu kegiatan ditekankan pada
penanganan pascapanen dan pengolahannya (Edison dan Denmar, 2013).
Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah yang besar dari hasil jahe
tersebut adalah dengan mengolahnya menjadi aneka kuliner jahe. Pembuatan
aneka kuliner jahe sangat sederhana, mudah dipelajari dan dilaksanakan.
Disamping itu teknologi pembuatan aneka kuliner jahe memerlukan biaya
yang relatif murah sehingga dapat dilakukan dan dicobakan dalam skala
industri kecil rumah tangga sebelum akhirnya menjadi produk ekspor (Eko,
2017)
Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan apabila ingin memulai
industri kecil adalah pemilihan varietas, budidaya, panen dan pascapanen
sampai pada tataniaga jahe (Susanti, 2013). Pascapanen merupakan kegiatan
seleksi mutu dan penyimpanan. Pascapanen berhubungan langsung dengan
kualitas bahan baku yang akan diolah. Dengan kata lain, bahan baku
merupakan penentu kualitas aneka kuliner jahe disamping metode
pembuatan yang baik (Edison dan Riri, 2013).
Kegiatan pengabdian yang akan dilakukan di lapangan, berupa kegiatan
yang dibagi menjadi 4 bagian yaitu penyuluhan, kunjungan lapang,
konsultasi lapang dan praktek keterampilan.
1. Penyuluhan. Para kelompok tani akan diberikan penyuluhan tentang
teknik pascapanen jahe dan teknik pengolahan aneka kuliner jahe.
Kegiatan penyuluhan meliputi ceramah dan diskusi di dalam Balai
Pertemuan. Pada kegiatan ini terjadi alih pengetahuan dari penyuluh
kepada kelompok sasaran. Oleh karenanya dalam kegiatan ceramah dan
diskusi peserta dibekali modul dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
Apabila dari model dan penjelasan lisan masih ada hal-hal yang belum
jelas dapat ditanyakan pada saat diskusi.
2. Kunjungan Lapang. Kunjungan ini akan dilakukan oleh Tim dari Unja
bersama-sama dengan para petani ke lokasi pertanaman jahe. Petani akan
dijelaskan tentang cara panen dan teknik penanganan jahe segar sebelum
diolah.
3. Konsultasi. Setelah kegiatan praktek dilakukan kunjungan kembali untuk
melihat kelanjutan kegiatan dan sekaligus untuk mengatasi kesulitan para
peserta tentang materi yang diberikan. Dalam kegiatan ini kelompok
sasaran dilibatkan secara langsung sehingga dapat belajar sambil bekerja.
4. Praktek Keterampilan. Praktek teknologi pengolahan aneka kuliner jahe
dilaksanakan di Balai Desa. Pertemuan oleh Tim Kegiatan memperagakan
cara pembuatan aneka kuliner jahe. Selanjutnya para peserta diminta
untuk mempraktekkan teori yang mereka dapatkan.
104
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Metode pelaksanaan kegiatan menjelaskan tahapan atau langkah-langkah


dalam melaksanakan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan
yang memuat hal-hal berikut ini.
1. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penerapan Diseminasi Produk
Teknologi ke Masyarakat yaitu para dosen dan mitra binaan dengan
memperhatikan saran dari Pemda. Menurut Helmi (2013) dengan
melibatkan masyarakat dan Pemerintah, akan menghasilkan hasil
kegiatan yang lebih baik.
2. Metode dan tahapan dalam penerapan Diseminasi Produk Teknologi ke
Masyarakat, mulai dari identifikasi kebutuhan masyarakat,
perancangan, pembuatan, uji operasi, pendampingan operasional, dan
penerapan TTG tersebut kepada masyarakat/mitra.

HASIL YANG DICAPAI


Kegiatan pengabdian yang akan dilakukan di lapangan, berupa kegiatan yang
dibagi menjadi 4 bagian yaitu penyuluhan, kunjungan lapang, konsultasi
lapang dan praktek keterampilan.
1. Penyuluhan. Para kelompok tani akan diberikan penyuluhan tentang
teknik bercocok tanam jahe dan pengolahan jahe. Kegiatan penyuluhan
meliputi ceramah dan diskusi di dalam Balai Pertemuan. Pada kegiatan
ini terjadi alih pengetahuan dari penyuluh kepada kelompok sasaran.
Oleh karenanya dalam kegiatan ceramah dan diskusi peserta dibekali
modul dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Apabila dari modul dan
penjelasan lisan masih ada hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan
pada saat diskusi.

2. Kunjungan Lapang. Kunjungan ini akan dilakukan oleh Tim dari Unja
bersama-sama dengan para petani ke lokasi lahan jahe masyarakat.
Masyarakat akan dijelaskan tentang cara dan upaya budidaya jahe yang
baik.
105
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

3. Konsultasi. Setelah kegiatan praktek dilakukan kunjungan kembali untuk


melihat kelanjutan kegiatan dan sekaligus untuk mengatasi kesulitan para
peserta tentang materi yang diberikan. Dalam kegiatan ini kelompok
sasaran dilibatkan secara langsung sehingga dapat belajar sambil bekerja.

4. Praktek Keterampilan. Praktek teknologi penggunaan alat pengolahan


jus jahe dilaksanakan di Balai Desa. Pertemuan oleh Tim Kegiatan
memperagakan cara pengolahan jahe. Selanjutnya para peserta diminta
untuk mempraktekkan teori yang mereka dapatkan.
Hasil yang telah dicapai sampai saat ini bisa dijelaskan sebagai berikut :
1. Setelah bertemu dengan khalayak sasaran, dilakukan kegiatan
penyuluhan berupa pemberian pemahaman mengenai pengolahan jahe,
dengan melakukan pre test kepada khalayak sasaran mengenai
pemahaman tentang pengolahan jahe. Pada pertemuan tersebut, ternyata
peserta cukup antusias untuk mengikuti kegiatan yang ditandai dengan
serius nya mereka mengikuti kegiatan penyuluhan ini. Kegiatan
penyuluhan ini dipandu dengan bahan penyuluhan yang telah disiapkan
oleh tim pengabdian. Materi yang utama dalam penyuluhan ini berupa
pemahaman tentang pengolahan jahe.
2. Kemudian dilakukan kunjungan lapang untuk memberikan wawasan
lebih lanjut mengenai bercocok tanam jahe. Pada kegiatan ini juga
kelihatan peserta juga cukup aktif mengikuti kegiatan ini yang ditandai
dengan cukup banyaknya peserta yang bertanya mengenai budidaya jahe
yang baik, dan begitu juga dengan pemahaman mengenai manajemen
tentang pengolahan jahe. Antusias peserta ini disinyalir keinginan mereka
untuk meningkatkan pengetahuan mereka dari pengolahan jahe, karena
ternyata selama ini mereka tidak sadar akan manfaat jahe. Disamping itu
juga karena kondisi ekonomi mereka yang belum memahami tentang
adanya nilai tambah dari kegiatan berusahatani jahe dan pengolahan jahe.
3. Sementara itu, kegiatan konsultasi mengenai pengembangan usaha
mereka, diberikan kesempatan untuk menindaklanjuti baik secara

106
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

perorangan, maupun kelompok. Kegiatan ini untuk lebih meyakinkan


kepada khalayak sasaran yang ingin mengetahui lebih jauh lagi mengenai
manfaat jahe dan pengolahan jahe. Pada pertemuan awal memang banyak
yang ingin tahu lebih lanjut mengenai hal ini. Tapi masih dimungkinkan
bisa ditanyakan kembali pada pertemuan berikutnya.
4. Sejauh ini kegiatan pengabdian pada masyarakat ini telah mencapai 85%,
yang ditandai dengan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan budidaya
jahe dan pengolahan jahe
Dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilakukan evaluasi
untuk melihat seberapa jauh kegiatan ini manfaatnya bagi petani jahe,
maupun tim pengabdian. Dalam melaksanakan evaluasi, untuk mengetahui
perubahan pengetahuan dilaksanakan evaluasi awal, observasi lapang dan
evaluasi akhir. Evaluasi awal dilakukan sebelum kegiatan dimulai, dengan
menggunakan seperangkat daftar pertanyaan mengenai tanaman jahe dan
teknologi pascapanennya. Dari evaluasi awal diperoleh hasil bahwa
pengetahuan peserta pengabdian dalam pengenalan materi penyuluhan
cukup baik, ini ditandai dengan rata-rata skore yang diperoleh sebesar 72%
dari peserta mengetahui budidaya dan pascapanen jahe. Hal ini memudahkan
bagi tim pengabdian untuk melaksanakan pengabdian. Dari hasil observasi
lapang juga menunjukkan bahwa pengetahuan peserta baik teknis budidaya
dan teknologi pascapanen jahe cukup baik. Dari hasil observasi lapang terlihat
bahwa peserta cukup tanggap dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.
Terutama terlihat pada saat penyampaian materi melalui diskusi, banyak
peserta ingin lebih jauh mengenal budidaya jahe, teknologi pascapanen,
maupun prospek jus jahe secara keseluruhan. Dari tingkat kemajuan kegiatan
ini dapat dilihat dari tingkat kehadiran peserta dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan ini. Dari tingkat kehadiran menunjukkan bahwa peserta cukup
antusias dalam mengikuti kegiatan ini walaupun ada peserta yang menomor
satukan kegiatan ini dibandingkan dengan kegiatan rutin lainnya.

107
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu upaya
perguruan tinggi untuk membantu masyarakat terutama yang masih
mengelola lahan jahe, hasil kegiatan ini memberikan wawasan dan
pemahaman yang lebih kepada masyarakat terhadap pengolahan jahe dan
bercocoktanam dan peningkatan penghasilan. Dari hasil pengabdian ini telah
memberikan hasil yang cukup menggembirakan bahwa terdapat perubahan
pemahaman pengetahuan, dan wawasan masyarakat untuk meningkatkan
pengolahan jahe sehingga nantinya dengan melakukan kegiatan yang lebih
baik yakni pada akhirnya bisa untuk mendapatkan nilai tambah terhadap
pengembangan tanaman mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Awang, 2013. Terong Virus Kajian Sosial Ekonomi. Penerbit Aditya Media,
Yogyakarta
Bappeda Tk.I Jambi, 2017. Membangunan Jambi menjadi Prototipe Provinsi
Otonom. Jambi
Bappeda Tk.II Kerinci, 2017. Laporan Tahunan Bappeda Tk. II Kerinci.
Sungai Penuh
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Tingkat I Jambi. 2017. Laporan
Tahunan Jambi
Edison dan Denmar, D, 2013. Pengembangan Agribisnis dan Agroindustri
Keripik Kentang di Kerinci, Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jambi.
Edison dan Riri O.U, 2017. IbM Terong Virus di Kecamatan Kayu Aro
Kabupaten Kerinci.
Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jambi.
Eko, N, 2004. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya (Edisi Kedua). Guna
Widya. Jakarta
Firwan, T. 2014. Pengembangan Industri Berbasis Produksi Pertanian.
Makalah Disampaikan pada Seminar Pembangunan Daerah Kerinci,
Kerinci.
Helmi, 2012. Aspek Kelembagaan dalam Menciptakan Sinergi diantara
Pemerintah, Masyarakat dan Pasar. Makalah disampaikan pada Seminar
Nasional Ketahanan Pangan dan Agribisnis, di Padang. Sumatera Barat.
Renate, D. 2014. Pengolahan Keripik Kentang Rasa Asam. Laporan Penelitian
Unja. Jambi.
Saragih, B. 2013 Peranan Teknologi Tepat Guna dalam Pengembangan Sistim
Agribisnis Kerakyatan dan Berkelanjutan. Makalah dalam Seminar II
Teknologi Tepat Guna. Bandung.
108
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Susanto, T dan B. Saneto. 2009. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. PT Bina


Ilmu. Surabaya
Susanti, E. 2013. Teknologi Agroindustri, Industrialisasi Pedesaan dan
Transportasi Komoditi Hortikultura , Studi Kasus pada Komoditi
Hortikultua di Kabupaten Kayu Aro, Kerinci, Jambi.

109
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Peningkatan Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Melalui


Penggunaan Mikro Organisme Lokal Di Desa Ibru Muaro
Jambi

Ardiyaningsih Puji Lestari, Eliyanti, Yulia Alia, Rikky


Herdiyansyah
Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Indonesia

Abstrak
Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi besar
terhadap realisasi Program Peremajaan Perkebunan atau replanting kelapa
sawit rakyat yang dilakukan pemerintah, swasta dan masyarakat secara
perorangan. Selain akan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
peserta didik dalam kegiatan budidaya, kegiatan atau usaha pembibitan ini
akan menginisiasi dan mengasah jiwa wirausaha para peserta didik, dan
nantinya diharapkan pada saat kembali ke tengah masyarakat dapat bergerak
dan mengembangkan diri di dunia usaha dan menjadi entrepreneur muda.
Untuk itu telah dilakukan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan kelapa
sawit yang nantinya dapat digunakan sebagai kegiatan usaha meningkatkan
pendapatan masyarakat maupun peserta didik SMK Asy’ariyah melalui 1)
Penguatan Sumber Daya Masyarakat, antara lain dengan menambah
pengetahuan dengan penyuluhan, pembuatan demplot dan pendampingan,
dan 2) Penguatan Pemanfaatan Sumber Daya Lokal yaitu dengan
memanfaatkan keong mas dan bonggol pisang serta limbah lainnya yang
tersedia di lokasi untuk dimanfaatkan sebagai sumber hara dan pestisida bibit
kelapa sawit. Melalui kegiatan ini didapatkan hasil 1) Masyarakat Desa Ibru
dan siswa SMK Asy’ariyah yang berada di Pondok Pesantren Al-Muttaqin
Ibru Desa Ibru telah memiliki kemampuan dan kemauan untuk memproduksi
POC-MOL, 2)POC-MOL yang dihasilkan akan disemprotkan ke tanaman
yang sedang dibudidayakan; 3) Bibit kelapa sawit yang diberi POC-MOL
secara visual memiliki pertumbuhan yang lebih baik dan 4) SMK Asy’ariyah
yang berada di Pondok Pesantren Al-Muttaqin Ibru menyediakan suatu
bidang usaha untuk melatih siswanya sebagai seorang entrepreneur bibit
kelapa sawit.

Kata Kunci : Mikro Organisme lokal, bibit sawit, entrepreneur

110
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Desa Ibru merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Mestong
Kabupaten Muaro Jambi, dengan jarak dari pusat ibukota provinsi sekitar 38
km. Bila diukur dari Universitas Jambi, maka jarak ke Desa Ibru sekitar 35
km. Secara geografis Desa Ibru memiliki luas wilayah + 1.828,57 ha, dengan
batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Timur dengan Desa Sungai Landai,
Sebelah Utara dengan Desa Sungai Landai, Sebelah Selatan dengan Desa Suka
damai dan Provinsi Sumatera Selatan serta Sebelah Barat dengan Desa
Nyogan.
Keadaan Topografi Desa ibru dilihat secara umum merupakan daerah
dataran. yang beriklim sebagaimana desa-desa lain di Kabupaten Muaro
Jambi dan mempunyai iklim kemarau, panca roba dan penghujan, hal
tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam pertanian yang
ada di Desa Ibru.
Desa Ibru merupakan Desa yang tergolong kecil, dimana dalam wilayah
ini hanya terdapat 4 RT yang terdapat di dalam 2 dusun, dengan sebaran
penduduk seperti pada tabel berikut :

Tabel 1. Sebaran penduduk


Dusun Rukun Jumlah Penduduk (Jiwa)
No
Tetangga 2015 2016 Ket
RT 01 134 137
1 Suka Makmur
RT 02 280 262
RT 03 178 183
2 Bakti Jaya
RT 04 111 139
Jumlah 692 720
Sumber : Data Kaur Pemerintahan Desa Ibru

Persebaran penduduk di Desa Ibru relatif merata, secara absolut jumlah


penduduk pada tiap-tiap Rukun Tetangga (RT) terlihat relatif berimbang,
namun karena luas wilayah masing-masing RT berbeda maka tingkat
kepadatan penduduknya terlihat beda pada tahun 2015. RT 02 merupakan
wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tertinggi di wilayah Desa
Ibru.
Berdasarkan struktur umur, penduduk Desa Ibru tergolong penduduk
usia muda. Indikasi ini tergambar dari rasio penduduk usia kelompok umur
0-5 merupakan yang terbanyak jumlahnya yakni 79 jiwa. Kemudian disusul
kelompok umur 25 - 30 yaitu 78 jiwa. Rasio jenis kelamin penduduk Desa Ibru
menunjukkan bahwa penduduk perempuan relatif lebih sedikit dibandingkan
laki-laki.
111
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sasaran akhir dari setiap pembangunan bermuara pada peningkatan kualitas


sumber daya manusia (SDM). SDM merupakan subyek dan sekaligus obyek
pembangunan, mencakup seluruh siklus kehidupan manusia, sejak
kandungan hingga akhir hayat. Oleh karena itu pembangunan kualitas
manusia harus menjadi perhatian penting. Pada saat ini SDM di Desa Ibru
cukup baik dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat
kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya.
Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat
kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan
kewirausahaan. Dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan
pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah
untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran.
Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistimatika pikir atau pola
pikir individu, selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju. Di
bawah ini tabel yang menunjukan tingkat rata-rata pendidikan warga desa
Ibru.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Bedasarkan Tingkat PendidikanDesa Ibru Tahun


2015 – 2016
No Keterangan 2015 2016
1 Tamat SD 113 120
2 Tamat SMP 88 90
3 Tamat SMA 69
69 69
76
4 Tamat Universitas/PT 13 16
5 Tidak tamat SD 176 170
6 Buta Huruf 16 16

1. Kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Ibru antara lain dapat
dilihat dari status kesehatan, serta pola penyakit. Status kesehatan
masyarakat antara lain dapat dinilai melalui berbagai indikator kesehatan
seperti meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian
bayi, angka dan status anak gizi buruk.
2. Kehidupan Beragama
Penduduk Desa Ibru 99% memeluk agama Islam. Dalam kehidupan
beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan khususnya agama
Islam berkembang dengan baik.
3. Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Wanita dan anak merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan
pembangunan dan keberhasilan pembangunan Desa Ibru. Wanita dan

112
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

anak dari komposisi penduduk desa Ibru, pada tahun 2016 jumlah
penduduk wanita mencapai 337 jiwa atau sekitar 49,60 % dari total
penduduk berjumlah 692 jiwa, Masih tertinggalnya peran perempuan dan
kualitas hidup peremPpuan dan anak di berbagai bidang pembangunan
antara lain ditandai belum optimalnya partisipasi kaum perempuan dan
pemuda dalam pembangunan, hal itu terlihat dari prestasi pemuda dalam
bidang seni budaya dan olah raga masih sangat rendah.
4. Budaya
Pada bidang budaya ini masyarakat desa Ibru menjaga dan menjunjung
tinggi budaya dan adat istiadat yang diwarisi oleh para leluhur, hal ini
terbukti masi berlakunya tatanan budaya serta kearipan lokal pada setiap
prosesi pernikahan, khitanan, panen raya serta prosesi cuci kampung jika
salah seorang dari warga masyarakat melanggar ketentuan hukum adat.
Lembaga yang paling berperan dalam melestarikan dan menjaga tatanan
adat istiadat dan budaya lokal ini adalah Lembaga Adat desa Ibru (LAD).
5. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Ibru secara umum juga
mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah
penduduk yang memiliki usaha atau pekerjaan walaupun jenis
pendapatan tersebut pada umumnya belum dapat dipastikan bersumber
dari hasil usaha yang dilakukan bisa juga diperoleh dari pinjaman modal
usaha dari pemerintah,seperti dana SPP dari program PNPM atau
Instansi lainnya.

METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan menerapkan 3 kegiatan, yaitu (1)
Pendidikan dan Latihan (Diklat) untuk peningkatan sumber daya manusia
sehingga menghasilkan individu yang kreatif inovatif, (2) Membuat Demplot,
dan (3) Melakukan pendampingan untuk dapat membantu mengatasi
permasalahan - permasalahan kecil yang muncul sehingga keberlanjutan
usaha dapat lebih terjamin.
Kesiapan mental mitra mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menjamin keberlangsungan dan keberlanjutan kegiatan ini. Semangat yang
tinggi untuk dapat hidup lebih baik secara lahir dan bathin merupakan modal
dasar untuk dapat berkembang menjadi lebih sukses. Untuk dapat menjadi
sukses tidak cukup hanya dengan memiliki keinginan saja, melainkan juga
harus disertai dengan usaha dan semangat pantang menyerah.
Pelaksanaan pendidikan dan latihan dilakukan di SMK Asy’ariyah Desa
Ibru, selain peserta didik SMK, peserta kegiatan juga adalah warga desa yang
ditugaskan oleh kepala desa. Dengan demikian peranan Pemerintah Desa dan
Warga Desa sangatlah besar dalam mensukseskan kegiatan ini.

113
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tanpa peran serta secara aktif pemerintah desa, warga masyarakat dan
peserta didik SMK Asy’ariyah Desa Ibru yang berada di bawah Yayasan
Asy’ariyah , maka kegiatan ini sulit untuk dilaksanakan.
Peran pemerintah desa adalah dalam hal membantu penyediaan lokasi
pengarahan yang meliputi sebuah bangunan beserta meja kursi dan fasilitas
kegiatan lainnya. Selain di dalam ruangan, pelaksanaan kegiatan ini juga
dilakukan secara “out door”. Adanya perubahan suasana diklat diharapkan
dapat meningkatkan kenyamanan dan menghindari kebosanan selama
mengikuti kegiatan. Peran SMK Asy’ariyah Desa Ibru adalah sebagai lokasi
praktek pembuatan MOL dan pengaplikasian MOL pada demplot pembibitan
sawit.

HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN


Desa Ibru merupakan Desa yang tergolong kecil bila dibanding dengan desa
lain di Kabupaten Muaro Jambi. Desa ini hanya memiliki 2 dusun, dengan
jumlah RT yang terdapat dalam 2 dusun ini sebanyak 4 RT. Dari data
penggunaan lahan terlihat bahwa kebun sawit merupakan wilayah terluas
Desa Ibru, dimana sekitar 45% wilayah Ini adalah kebun sawit. Tanaman sawit
akan terus tumbuh dan berproduksi hingga mencapai puncaknya dan
selanjutnya produksi akan mengalami penurunan dan terus turun hingga
akhirnya petani akan mengalami kerugian. Sebelum semua ini terjadi, maka
dirasa perlu untuk melakukan peremajaan. Peremajaan adalah melalukan
penggantian tanaman yang sudah tidak produktif dengan tanaman muda
yang memiliki produktivitas tinggi.
Penjualan benih maupun bibit unggul siap tanam kelapa sawit nasional
pada tahun ini diprediksi akan meningkat, karena dipicu adanya kegiatan
peremajaan atau replanting yang harus dilakukan oleh setiap perkebunan
kelapa sawit dan program peremajaan kelapa sawit rakyat. Melihat kenaikan
permintaan benih sawit yang cukup tinggi, SMK Asy’ariyah yang berada di
Pondok Pesantren Al-Muttaqin Ibru Desa Ibru membaca peluang untuk
mengembangkan diri sebagai penyedia bibit unggul, dimana benih atau
kecambahnya berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan –
Sumatera Utara.
Adanya usaha dan penjualan bibit kelapa sawit ini, maka kebutuhan
bibit kelapa sawit untuk Provinsi Jambi dan sekitarnya akan terpenuhi.
Kegiatan ini memberikan kontribusi besar terhadap realisasi Program
Peremajaan Perkebunan atau replanting kelapa sawit rakyat yang dilakukan
pemerintah, swasta dan masyarakat secara perorangan. Selain itu juga akan
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan peserta didik dalam kegiatan
budidaya. Selain itu, kegiatan atau usaha pembibitan ini akan menginisiasi
dan mengasah jiwa wirausaha para peserta didik, dan nantinya diharapkan
114
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

pada saat kembali ke tengah masyarakat dapat bergerak dan mengembangkan


diri di dunia usaha. Kondisi pertumbuhan bibit kelapa sawit yang diusahakan
terlihat belum menunjukkan pertumbuhan yang optimal, yang disebabkan
karena masih menggunakan bahan-bahan yang bersifat kimiawi dan belum
adanya upaya untuk mengembangkan pertanian ramah lingkungan.
Kegiatan ini diawali dengan kunjungan pihak Fakultas Pertanian Unja
pada tanggal 22 Januari 2019 ke SMK Asy’ariyah yang berada di Pondok
Pesantren Al-Muttaqin Ibru Desa Ibru. Maksud dari kunjungan ini adalah
untuk silaturahmi dan menginventarisir potensi yang dimiliki oleh Pondok
Pesantren untuk selanjutnya diupayakan untuk dikerjasamakan dengan
Fakultas Pertanian. Rencana kerjasama ini kemudian dituangkan dalam
bentuk proposal yang dikompetisikan di tingkat Fakultas Pertanian Unja.
Setelah adanya pengumuman bahwa proposal ini lolos mendapatkan
pendanaan kegiatan, maka kegiatan pertama yang dilakukan adalah
mengadakan pertemuan tim yang bertujuan untuk melakukan penyusunan
rencana kerja untuk masa 6 (enam ) bulan ke depan dan dilanjutkan dengan
survei lokasi.
Sosialisasi ke SMK Asy’ariyah yang berada di Pondok Pesantren Al-
Muttaqin Ibru Desa Ibru dan Desa Ibru dilakukan oleh semua anggota tim.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyampaikan rencana kegiatan yang
akan dilakukan dan persiapan-persiapan yang harus dilakukan oleh kedua
belah pihak. Respon kedua mitra sangat positif terhadap rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan. Dari pertemuan ini disepakati bahwa bahan dan alat
yang digunakan dan diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan ini merupakan
tanggung jawab tim pengabdian untuk pengadaannya, sedangkan penyiapan
lokasi kegiatan dan penunjukan peserta kegiatan diserahkan sepenuhnya
kepada pihak mitra.
Pada tanggal 30 April 2019 Tim Pengabdian Fakultas Pertanian Unja
melakukan kegiatan percobaan membuat Pupuk Organik Cair (POC) dengan
menggunakan mikroorganisme sebagai aktivator. Mikro organisme yang
digunakan adalah berasal dari limbah yang ada di sekitar, yang dikenal
sebagai Mikroorganisme lokal (MOL). Volume POC-MOL yang dihasilkan
dari kegiatan praktek ini belum terlalu banyak karena baru bertujuan untuk
mengenalkan kepada peserta. Larutan MOL yang sudah dicampur kemudian
difermentasi. Jumlah peserta yang hadir dari ke -2 mitra cukup banyak dan
pada saat dilakukannya kegiatan diskusi dan praktek, ternyata respon peserta
sangat tinggi dan sebagian besar terlibat secara aktif pada kegiatan ini.
Praktek pembuatan Pupuk Cair Mikro Organisme Lokal POC-MOL
dalam jumlah yang besar dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2019. Mikro
organisme lokal yang digunakan berasal dari rebung bambu dan bonggol
pisang dengan campuran air cucian beras dan air kelapa. Semua peserta
115
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

terlihat antusias ingin mempraktekkan secara langsung. Hasil akhir dari


kegiatan adalah dihasilkannya 3 macam larutan mikro organisme lokal yang
difermentasi selama 2 minggu untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai
pupuk organik cair.
Setelah pembuatan larutan POC-MOL selesai dan difermentasi selama 2
minggu, maka sisa waktu yang ada digunakan untuk pengadaan dan
penataan bibit kelapa sawit. Bibit kelapa sawit dibagi menjadi 4 kelompok,
yang nantinya akan mendapatkan perlakuan POC-MOL yang berbeda.
Kepada peserta juga dijelaskan cara aplikasi POC-MOL pada bibit sawit.
Aplikasi yang salah akan menyebabkan tanaman tidak dapat menyerap
larutan dengan baik.
2 minggu setelah difermentasi, maka larutan MOL telah dapat
digunakan sebagai pupuk cair. Pupuk organik cair MOL yang didapat adalah
1) MOL rebung bambu + air cucian beras, 2) MOL bonggol pisang + air cucian
beras dan 3) MOL bonggol pisang + air kelapa. Pupuk cair MOL yang
dihasilkan langsung diaplikasikan ke bibit kelapa sawit dengan pengenceran
10%. Kegiatan pemberian materi mengenai aplikasi POC-MOL pada bibit
sawit dilakukan pada tanggal 21 Juni 2019. Pada saat penyampaian materi
semua peserta mengikuti dengan seksama dan dan langsung menyampaikan
pentanyaan secara antusias. Setelah penyampaian materi dilajutkan dengan
sesi tanya jawab. Penyemprotan dilakukan 2 minggu sekali, disemprotkan
pada permukaan atas dan bawah daun tanaman serta seluruh tubuh tanaman.
Proses pembuatan POC-MOL berikutnya dilakukan secara mandiri oleh
peserta, demikian juga dengan penyemprotan atau aplikasi POC-MOL ke
bibit kelapa sawit.
Bibit tanaman sawit yang disediakan untuk digunakan sebagai demplot
berjumlah 100 tanaman dengan umur 6 bulan. Bibit sawit dibagi dalam 4
kelompok dengan jumlah 25 bibit untuk masing masing kelompok yang
nantinya akan mendapatkan pemberian MOL yang berbeda. Kelompok 1)
MOL rebung bambu + air cucian beras, 2) MOL bonggol pisang + air cucian
beras, 3) MOL bonggol pisang + air kelapa. Dan 4) menggunakan air biasa.
Tanaman yang disemprot dengan menggunakan POC-MOL
menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik bila dibandingkan dengan bibit
sawit yang disiram dengan air biasa. Hal ini disebabkan karena POC-MOL
selain berfungsi sebagai sumber hara, juga berfungsi sebagai pestisida dan
bioaktivator.
Kegiatan berikutnya adalah memberikan materi entrepreneur dan
entrepreneurship kepada para peserta yang dilaksanakan pada tanggal 06
September 2019. Manusia sebagai mahluk sosial harus dibekali oleh nilai nilai
yang harus dimiliki seorang entrepreneur. Pengaplikasian nilai ini sangat
dituntut oleh masyarakat, tidak hanya pada saat seseorang sebagai
116
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

entrepeneur, tetapi juga maupun dirinya sebagai seorang anggota masyarakat


yang berada di komunitasnya.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari kegiatan program pengabdian pada masyarakat yang
dilakukan di Desa Ibru adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat Desa Ibru dan siswa SMK Asy’ariyah yang berada di Pondok
Pesantren Al-Muttaqin Ibru Desa Ibru telah memiliki kemampuan dan
kemauan untuk memproduksi POC-MOL.
2. POC-MOL yang dihasilkan akan disemprotkan ke tanaman yang sedang
dan akan dibudidayakan, khususnya bibit kelapa sawit
3. Bibit kelapa sawit yang diberi POC-MOL secara visual memiliki
pertumbuhan yang lebih baik
4. SMK Asy’ariyah yang berada di Pondok Pesantren Al-Muttaqin Ibru
menyediakan suatu bidang usaha untuk melatih siswanya sebagai
seorang entrepreneur bibit kelapa sawit.

UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam kesempatan ini kami ingin menghaturkan ucapan terimakasih kepada
Dekan Faperta, Ketua LPPM UNJA, Kepala SMK Asy’ariyah , dan Ketua
Yayasan Pondok Pesantren Al-Muttaqien, serta Semua pihak yang telah
membantu terselenggaranya kegiatan pengabdian ini Semoga kegiatan ini
dapat memberikan manfaat serta dapat dijadikan amal ibadah di Hadapan
Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA
Cartwright, Roger. 2003. Pribadi Entrepreneur. Prestasi Pustaka, Jakarta.
Muhi, A.H., 2012. Fenomena Pembangunan Desa. Institut Pemerintahan
Dalam Negeri, Jatinangor
Ole, M.B.B. 2013. Penggunaan Mikroorganisme Bonggol Pisang (Musa
paradisiaca) Sebagai Dekomposer Sampah Organik. Jurnal. Universitas
Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Teknobiologi Program Studi Biologi.
Yogyakarta.
Purwasasmita M,. 2009. Mikroorganisme lokal sebagai pemicu siklus
kehidupan dalam bioreaktor tanaman. Seminar Nasional Teknik Kimia
Indonesia - SNTKI 2009. Bandung 19-20 Oktober 2009.
Reijntjes, C., Bartus, H., dan Water-Bayer. 1992. Pertanian Masa Depan.
Kanisius, Yogyakarta.
Sutari, N. W. S. 2010. Uji Berbagai Jenis Pupuk Cair Biourine terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.).
Agritrop : Jurnal Ilmu
117
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Wanapat, M. 2001,.Isolasi dan Karakterisasi Bakteri dan Jamur Ligno


Selulolitik Saluran Pencernaan Kerbau, Kuda dan Feses Gajah. Tesis.
Program Studi Bioteknologi. Fakultas Antar Bidang. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta
Wasistiono, S., 2003. Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah. Fokus
media, Bandung.

118
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pendampingan Pemanfaatan Sistem E-Commerce Guna


Memperluas Pangsa Pasar Dalam Penjualan Produk Pada IKM
Di Kecamatan Pelayangan

Tri Suratno, Mauladi, Edi Saputra, Benedika Ferdian Hutabarat,


Padita Eko Prasetyo Utomo
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi, Indonesia
Corresponding email: edisaputra@unja.ac.id
Abstrak
Kecamatan Pelayangan merupakan sebuah kecamatan di Kota Jambi yang
rata-rata penghasilan penduduknya diperoleh dari industri kecil dan
menengah (IKM). Produk yang dihasilkan merupakan salah satu produk
khas daerah Jambi, diantaranya ialah kerupuk, batik, makanan, dan lain-lain.
Pemasaran produk yang dilakukan selama ini masih terpaku dengan
menggunakan metode yang konvensional. Hal ini dikarenakan terbatasnya
pengetahuan pengelola IKM di daerah Kecamatan Pelayangan dalam
memanfaatkan teknologi informasi e-commerce untuk menunjang proses
pemasaran produk yang mereka hasilkan. Sistem e-commerce
memungkingkan transaksi penjualan dilakukan secara online. Untuk itu
agar dapat memperluas pangsa pasar maka dilakukanlah program
pengabdian kepada masyarakat penerapan IPTEK. Dimana pada program
pengabdian ini akan dilakukan pendampingan pemanfaatan sistem e-
commerce guna memperluas pangsa pasar dalam penjualan produk pada
industri kecil dan menengah (IKM) di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
Kegiatan pendampingan akan dilakukan dalam 3 sesi kegiatan yang
berlokasi di Kecamatan Pelayangan, yaitu 1 sesi kegiatan penyampaian
materi dan 2 sesi kegiatan pendampingan pemanfaatan aplikasi.
Penyampaian materi dimulai dari pengenalan konsep dasar e-commerce,
manfaatnya dalam pemasaran, serta cara memasarkan produk dengan
memanfaatkan sistem e-commerce yang dirancang. Dan pada kegiatan
pendampingan, peserta akan diberikan pelatihan dalam mengelola
manajemen pemasaran menggunakan sistem e-commerce. Luaran yang
dihasilkan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah
peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat, serta produk e-
commerce.

Kata kunci : Industri kecil dan menengah, pemasaran produk, e-commerce

119
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat saat ini,
telah menciptakan jenis dan peluang bisnis baru sehingga transaksi bisnis
pun dilakukan secara elektronik, dengan perkembangan yang terjadi maka
menuntut pelaku industri yang telah ada untuk dapat memperluas pangsa
pasar dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam memasarkan
produk yang dihasilkannya karena dengan penjualan secara manual tidak
memungkinkan untuk menjangkau calon pembeli jarak jauh sehingga
pangsa pasar pun menjadi terbatas. Sehubungan dengan perkembangan
teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang untuk dapat
mengakses informasi melalui media internet.
Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada jelajah informasi saja
melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi
perdagangan secara online yaitu dengan pemanfaatan teknologi e-commerce.
E-commerce merupakan suatu transaksi perdagangan antara penjual dan
pembeli dengan menggunakan media internet, jadi proses pemesanan
barang dikomunikasikan melalui internet. Di Kecamatan Pelayangan banyak
terdapat pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang telah dikenal
masyarakat sekitar, akan tetapi belum memiliki pangsa pasar yang luas
hingga ke seluruh wilayah Indonesia.
Dibutuhkan suatu wadah bagi pelaku IKM yang ada di Kecamatan
Pelayangan agar dapat dikenal oleh masyarakat luas hingga menjangkau
wilayah Indonesia bahkan ke luar negeri dalam memasarkan produk-
produk yang dihasilkan sehingga dengan pemanfaatan teknologi e-commerce
sangat diharapkan dapat membantu memperluas pangsa pasar pelaku IKM
yang ada di Kecamatan Pelayangan. Dengan teknologi e-commerce maka
dibangun suatu aplikasi yang berbasis web yang dapat diakses masyarakat
luas yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

TARGET DAN LUARAN


Target luaran yang ingin dicapai dari kegiatan program pengabdian
masyarakat (PPM) ini adalah 1) Peningkatan pemahaman dan keterampilan
masyarakat, serta produk e-commerce; 2) Aplikasi Sekoja.id yang dapat
diakses melalui internet. Adapun luaran lainnya yang ingin dicapai ialah: 1)
Publikasi artikel pada jurnal ilmiah; 2) Publikasi pada media elektronik; 3)
Hak cipta sekoja.id yang dihasilkan.

120
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

METODE PELAKSANAAN
Metode yang dilakukan oleh tim PPM bersama Kecamatan Pelayangan Kota
Jambi guna meningkatkan penjualan produk-produk IKM yang ada di
Kecamatan Pelayangan melalui web sekoja.id adalah sebagai berikut:
1. Pengurusan izin pelaksanaan PPM oleh tim pelaksana kepada
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi selaku mitra 1 dan Forum
Komunikasi Mahasiswa Jambi Kota Seberang selaku mitra 2.
2. Pertemuan tim pelaksana dengan pihak Kecamatan Pelayangan Kota
Jambi dan Forum Komunikasi Mahasiswa Jambi Kota Seberang guna
membahas rencana, langkah-langkah kerja, dan jadwal kegiatan yang
akan dilakukan pada PPM.
3. Pengumpulan data produk IKM di Kecamatan Pelayangan.
4. Pelaksanaan kegiatan pembuatan website sekoja.id dan pendampingan
pemanfaatan sekoja.id untuk memperluas pangsa pasar produk-produk
IKM di Kecamatan Pelayangan.
5. Evaluasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan pada PPM di
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI


Kegiatan Sosialisasi
Pemanfaatan Sistem E-Commerce Guna Memperluas Pangsa Pasar Dalam
Penjualan Produk Pada Industri Kecil Dan Menengah (IKM) Di Kecamatan
Pelayangan.
Kegiatan sosialisasi pemanfaatan sistem E-Commerce guna memperluas
pangsa pasar dalam penjualan produk pada Industri Kecil da dilaksanakan
pada tanggal 6 September 2019 bertempat di Aula Kecamatan Pelayangan
Kota Jambi. Kegiatan ini diikuti oleh 26 orang peserta dari IKM di
Kecamatan Pelayangan.

121
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 1. Penyampaian materi e-commerce

Gambar 2. Pendampingan cara pengambilan foto produk IKM yang baik

Gambar 3. Pemaparan penggunaan website sekoja.id

Pada kegiatan ini disampaikan materi e-commerce, fungsi dan manfaat bagi
pelaku IKM oleh ketua tim PPM Tri Suratno, S.Kom., M.Kom.,
pendampingan cara pengambilan foto produk yang baik kepada pelaku IKM

122
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

oleh anggota tim PPM Pradita Eko Prasetyo Utomo, S.Pd., M.Cs. dan
pemaparan tentang penggunaan website sekoja.id oleh Reni Aryani, S.Kom.,
M.S.I. selaku narasumber. Hasil yang diperoleh pada kegiatan ini adalah
pemahaman dari para peserta mengenai materi yang disampaikan dan
munculnya motivasi yang tinggi terhadap pelaku IKM Kecamatan
Pelayangan dalam meningkatkan penjualan produknya. Setiap peserta
diberikan modul tentang materi e-commerce dan contoh pemasaran produk
yang baik bagi pelaku IKM Kecamatan Pelayangan. Peserta diajak untuk
mencoba langsung cara pengambilan foto produk yang baik untuk
mempromosikan produk-produknya.

Kegiatan Pendampingan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 September 2019 bertempat di
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Kegiatan ini diikuti oleh 14 orang
peserta. Pada kegiatan ini dilakukan pendampingan kepada Forum
Komunikasi Mahasiswa Jambi Kota Seberang selaku mitra 2 yang akan
bertindak sebagai pengelola web sekoja.id, bagaimana menggunakan web
sekoja.id untuk memasarkan produk-produk IKM di Kecamatan Pelayangan.

Gambar 4. Tampilan Utama website sekoja.id

Luaran yang telah dicapai dalam kegiatan program pengabdian masyarakat


(PPM) ini adalah Peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat,

123
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

serta produk e-commerce; 2) Aplikasi Sekoja.id yang dapat diakses melalui


internet. Adapun luaran lainnya yang ingin dicapai ialah: 1) Publikasi artikel
pada jurnal ilmiah; 2) Publikasi pada media elektronik; 3) Hak cipta Sekoja.id
yang dihasilkan.

KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pendampingan
Pemanfaatan Sistem E-Commerce Guna Memperluas Pangsa Pasar Dalam
Penjualan Produk Pada Industri Kecil Dan Menengah (IKM) Di
Kecamatan Pelayangan” bertujuan untuk membantu para pelaku IKM yang
ada di Kecamatan Pelayangan dalam meningkatkan penjualan produk-
produk yang dihasilkan, dimana pengelolaan website Sekoja.id diserahkan
kepada Forum Komunikasi Mahasiswa Jambi Kota Seberang.
Secara umum kegiatan PPM telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Hal
ini terbukti dari tercapainya luaran yang diharapkan, yaitu berupa
peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat, serta produk e-
commerce; serta website Sekoja.id.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Rektor Universitas Jambi,
Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jambi, Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi, Staf Dosen dan mahasiswa
Prodi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi,
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi, Forum Komunikasi Mahasiswa Jambi
Kota Seberang, Seluruh Pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di
Kecamatan Pelayangan, Bantuan dana PNBP Fakultas Sains dan Teknologi
Tahun Anggaran 2019

DAFTAR PUSTAKA

https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/internet/pengertian-e-
commerce.html
https://www.hipwee.com/tips/10-trik-foto-produk-bermodalkan-hp-untuk-
jualan-online-nggak-perlu-bayar-fotografer-profesional/

124
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Dampak Hukum Dalam Menggunakan Media Sosial

Dhils Noviades, Husin Ilyas, Netty, Ivan Fauzani Raharja,


Eko Nuriyatman
Fakultas Hukum, Universitas Jambi, Indonesia
Email corresponding author: ekonuriyatman@unja.ac.id

Abstrak
Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat kali ini, Tim telah
memberikan penyuluhan hukum dengan tema “Dampak Hukum Dalam
Menggunakan Media Sosial,” dalam penyuluhan ini akan di bahas mengenai
bahaya berita hoax dan juga dampak hukum akibat tidak dapat menggunakan
media sosial dengan bijak. Melalui kegiatan penyuluhan kepada siswa/i dan
guru dari SMA Negerei 5 Kabupaten Tebo dapat menyadari akan dampak
mengenai penyalahgunaan media sosial, dampak ITE dan juga sanksi yang
didapat apabila terjadi penyalahgunaan terhadap media sosial dan berita
hoax yang belum tentu kebenarannya. Dalam penggunaan media sosial
sebaiknya orang tua menjadi sosial kontrol dalam setiap kegiatan yang
dilakukan oleh siswa/i.

Kata Kunci: Penyuluhan, informasi dan transaksi elektronik, hukum

Pendahuluan
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media dan komunikasi di dalam
masyarakat khususnya remaja siswa/siswi telah mengubah baik perilaku
masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan
dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial,
ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat.
Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain
memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan
peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan
hukum.
Saat ini telah lahir suatu rezim hukum baru yang dikenal dengan hukum
siber atau hukum telematika. Hukum siber atau cyber law, secara internasional
digunakan untuk istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi. Demikian pula, hukum telematika yang
merupakan perwujudan dari konvergensi hukum telekomunikasi, hukum
media, dan hukum informatika. Istilah lain yang juga digunakan adalah

125
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

hukum teknologi informasi (law of information technology), hukum dunia maya


(virtual world law), dan hukum mayantara. Istilah-istilah tersebut lahir
mengingat kegiatan yang dilakukan melalui jaringan sistem komputer dan
sistem komunikasi baik dalam lingkup lokal maupun global (Internet) dengan
memanfaatkan teknologi informasi berbasis sistem komputer yang
merupakan sistem elektronik yang dapat dilihat secara virtual. Permasalahan
hukum yang seringkali dihadapi adalah ketika terkait dengan penyampaian
informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya
dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang
dilaksanakan melalui sistem elektronik.
Sistem elektronik adalah sistem komputer dalam anti luas, yang tidak
hanya mencakup perangkat keras dan perangkat lunak komputer, tetapi juga
mencakup jaringan telekomunikasi dan/atau sistem komunikasi elektronik.
Perangkat lunak; atau program komputer adalah sekumpulan instruksi yang
diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang
apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer
akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi khusus
atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam
merancang instruksi tersebut. Sistem elektronik juga digunakan untuk
menjelaskan keberadaan sistem informasi yang merupakan penerapan
teknologi informasi yang berbasis jaringan telekomunikasi dan media
elektronik, yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,
menampilkan, dan mengirimkan atau menyebarkan. Indonesia merupakan
salah satu negara dengan pengguna media sosial paling atraktif di
dunia.Seringkali berbagai isu di dalam negeri menjadi trending topic di media
sosial Twitter atau viral (cepat menyebar dan populer) di situs jejaring sosial
lainnya. Menurut data We Are Social tentang statistik digital dunia yang dirilis
Januari 2016, Indonesia memiliki 88,1 juta pengguna internet aktif, meningkat
15% dalam dua belas bulan terakhir.
Survei Litbang Kompas pada Juni 2018 di lima belas kota (di luar Jakarta)
dengan 6.000 responden menunjukkan empat dari sepuluh responden
mengaku memiliki perangkat ponsel pintar. Sekitar 85% diantaranya aktif
mengakses internet via ponsel. Tak kurang dari 61% responden juga mengaku
lebih banyak mengakses media sosial. Fakta ini menunjukkan bahwa media
sosial telah menjadi ruang publik baru perbincangan sosial politik. Sejak
munculnya jejaring sosial di Indonesia menimbulkan dampak yang cukup
signifikan dalam kehidupan sosial masyarakat. Istilah jejaring sosial ini
diperkenalkan pertama kalinya oleh J.A. Barnes pada tahun 1954. Jejaring
sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang
umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih
tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain.
126
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Jejaring ini menunjukkan jalan dimana mereka berhubungan karena


kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai
dengan keluarga. Perkembangan teknologi membentuk pemanfaatan jejaring
sosial yang saat ini digunakan dengan istilah “media sosial” dan dikuti
dengan berbagai situs bermunculan, situs komunitas/jaringan sosial sebuah
fenomena internet yang mewakili generasi muda. Seperti yang populer
pertama kalinya di Indonesia adalah Friendster dan Myspace serta facebook.
lalu diikuti pula dengan youtube dan twitter dan lainnya.
Munculnya jejaring sosial versi maya ini, mempengaruhi relasi manusia.
Situs komunitas diatas di buat untuk memenuhi keinginan individu untuk
berkomunikasi tanpa ada batasan ruang dan waktu. Tak jarang jejaring sosial
kerap berpotensi mempengaruhi pola berpikir seseorang dan membentuk
kepribadian individu. Besarnya pengguna media sosial dikalangan pelajar
SMA saat ini tidak luput pula penyebarannya sampai ke pelosok negeri,
seperti di Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo. Namun para pengguna
media sosial tersebut sangat minim mendapat informasi mengenai
keberadaan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (ITE), yang merupakan salah satu produk hukum yang
membatasi kebebasan dari para pengguna media sosial agar lebih bijak dalam
penggunaannya.
Saat ini media sosial sudah banyak sekali jenisnya, bahkan saking
banyaknya akan membuat para penggunanya bingung dalam memilih media
sosial apa yang cocok untuknya. Tapi pada intinya sosial media hanya
memiliki satu fungsi yaitu untuk menjalin komunikasi secara online.
Selanjutnya, teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media
sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau
twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan
menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses
media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus
informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia.
Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan
peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Sehingga, sebagai pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit,
menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan
berbagai model content lainnya. Minimnya tingkat pengetahuan dan
pemahaman masyarakat dan dikalangan siswa/siswi di SMA dewasa ini,
maka perlu dilakukan pengabdian masyarakat penyuluhan hukum mengenai
Dampak Hukum Menggunakan Media Sosial.

127
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PEMBAHASAN
Pada bab ini dilaporkan tentang hasil yang sudah dicapai dalam rangkaian
kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul “Dampak Hukum
Dalam Meggunaka Media Sosial,”.
Adapun tahapan yang telah dilakukan dalam penyusunan program
Pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut:
Tahap Perencanaan Pengabdian
Berdasarkan hasil social maping yang dilakukan oleh Tim Pengabdian dari
Fakultas Hukum Politik Universitas Jambi pada kegiatan yang akan di
laksanakan pada pengabdian ini, pada mulanya tim menganalisis mengenai
kebutuan akan kekurangan pemahaman dari siswa/i Sekolah Menengah Atas
Negeri 5 Tebo mengenai bijak dalam menggunakan media sosial.

Tahap Pelaksanaan Pengabdian


Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) Fakultas Hukum
Universitas Jambi dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2019, yang mana
Tim PPM Fakultas Hukum Universitas Jambi berangkat menuju Kabupaten
Tebo pada tanggal 14 Agustus 2019, yang mana pada saat berangkat menuju
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Tebo Tim di undang oleh Kepala Dinas
Pendidikan Tebo Bapak Sindi, S.H., M.H. untuk dapat bersilaturahmi dan
saling mendengarkan pendapat mengenai dampak hukum dalam
menggunakan media sosial. Adapun materi yang di sampaikan oleh
narasumber adalah sebagai berikut.
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media dan komunikasi dalam
masyarakat khususnya remaja siswa telah mengubah baik perilaku
masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan
dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial,
ekonomi dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat.
Teknologi Informasi saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain
memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan
peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan
hukum.
Perkembangan teknologi komunikasi saat ini sangatlah pesat, teknologi
komunikasi yang diiringi dengan kehadiran media massa dan media sosial
juga telah memberi banyak perubahan dalam kehidupan bermasyarakat.
Literasi informasi diterima oleh masyarakat sebagai keterampilan yang
penting untuk dikuasai selain kemampuan teknologi informasi. Di era di
mana informasi serba mudah didapat dan serba melimpah, maka
keterampilan tersebut menjadi kemampuan mendasar yang diperlukan untuk
membantu dalam menyelesaikan permasalahannya atau menyelesaikan
128
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

tugas-tugasnya dengan memanfaatkan informasi secara etis dan efisien.


Kemampuan mendasar ini idealnya menjadi modal yang dimiliki oleh
masing-masing individu untuk melaksanakan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengambilan manfaat, dan evaluasi pada berbagai program.1
Perkembangan yang sangat pesat terhadap media sosial akhir-akhir ini
dapat menjadi topik hangat untuk dibahas karena banyak orang yang
memakai media sosial namun mereka kurang memahami media sosial itu
sendiri. Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah,
forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau
gambar, video, peringkat dan bookmark sosial. Adapun ciri dari media sosial
adalah sebagai berikut:
1. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa
ke berbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet;
2. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu gatekeeper;
3. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya;
dan
4. Penerimaan pesan yang menentukan waktu interaksi.
Saat ini telah lahir suatu rezim hukum baru yang dikenal dengan hukum
siber atau hukum telematika. Hukum siber atau cyber law, secara internasional
digunakan untuk istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi. Demikian pula, hukum telematika yang
merupakanperwujudan dari konvergensi hukum telekomunikasi, hukum
media dan hukum informatika. Istilah lain yang juga digunakan adalah
hukum teknologi informasi (law of information technology), hukum dunia maya
(virtual world law) dan hukum mayantara. Istilah-istilah tersebut lahir
mengingat kegiatan yang dilakukan melalui jaringan sistem komputer dan
sistem komunikasi baik dalam lingkup lokal maupun global (internet) dengan
memanfaatkan teknologi informasi berbasis sistem komputer yang
merupakan sistem elektronik yang dapat dilihat secara virtual.
Media sosial saat ini bekerja dengan sistem internet, internet yang
merupakan kepanjangan dari interconnection networking adalah hubungan
jaringan besar dari jaringan-jaringan komputer yang menghubungkan orang-
orang dan komputer-komputer di seluruh dunia, baik melalui telepon, satelit,
dan sistem-sistem komunikasi lainnya.2 Berdasarkan hal tersebut muncullah
permasalahan hukum yang seringkali dihadapi ketika terkait dengan

1
Mochammad Ali Maulidin, Syahirul Alim dan Viani Puspita Sari. “Cerdas dan Bijak Dalam
Memanfaatkan Media Sosial Di Tengah Era Literasi dan Informasi.” Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk
Masyarakat, Maret 2017: Vol 6, No 1, hlm. 1.
2
Pamela Felita, dkk. “Pemakaian Media Sosial dan Self Concept Pada Remaja.” Jurnal Ilmiah
Psikologi MANASA, Maret 2016: Vol 5, No 1, hlm. 31.

129
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

penyampaian informasi, komunikasi dan/atau transaksi secara elektronik,


khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan
hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik. Yang dimaksud dengan
sistem elektronik adalah sistem komputer dalam anti luas, yang tidak hanya
mencakup perangkat keras dan perangkat lunak komputer, tetapi juga
mencakup jaringan telekomunikasi dan/atau sistem komunikasi elektronik.
Pesatnya perkembangan media sosial, kini dikarenakan semua orang
seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional
seperti televisi, radio atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga
kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media
sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet
bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal
dan dilakukan sendiri. Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit,
menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis dan berbagai
model content lainnya.
Berdasarkan perkembangan tersebut maka semua hal ini berkumpungan
dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang terdapat pada suatu alat
teknologi yang ada, dalam hal ini perangkat lunak mempunyai andil yang
sangat dominan dalam peran menggunakan media sosial. Perangkat lunak
atau program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan
dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila
digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan
mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi khusus atau
untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang
instruksi tersebut. Sistem elektronik juga digunakan untuk menjelaskan
keberadaan sistem informasi yang merupakan penerapan teknologi informasi
yang berbasis jaringan telekomunikasi dan media elektronik, yang berfungsi
merancang, memproses, menganalisis, menampilkan dan mengirimkan atau
menyebarkan.
Media sosial sesungguhnya memiliki sebuah konsep yang sangat
sederhana, yaitu adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa
yang saling membagi ide, bekerjasama dan berkolaborasi untuk menciptakan
kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik,
menemukan pasangan dan membangun sebuah komunitas. Intinya,
menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain
kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri
sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang
pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan
menciptakan personal branding.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna media sosial
paling atraktif di dunia. Seringkali berbagai isu di dalam negeri menjadi
130
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

trending topic di media sosial atau viral (cepat menyebar dan populer) di situs
jejaring sosial lainnya. Menurut data We Are Social tentang statistik digital
dunia yang dirilis Januari 2016, Indonesia memiliki 88,1 juta pengguna
internet aktif, meningkat 15% dalam dua belas bulan terakhir. Survei Litbang
Kompas pada Juni 2015 di lima belas kota (di luar Jakarta) dengan 6.000
responden menunjukkan empat dari sepuluh responden mengaku memiliki
perangkat ponsel pintar. Sekitar 85% diantaranya aktif mengakses internet via
ponsel. Tak kurang dari 61% responden juga mengaku lebih banyak
mengakses media sosial. Fakta ini menunjukkan bahwa media sosial telah
menjadi ruang publik baru perbincangan sosial politik. Sejak munculnya
jejaring sosial di Indonesia menimbulkan dampak yang cukup signifikan
dalam kehidupan sosial masyarakat. Istilah jejaring sosial ini diperkenalkan
pertama kalinya oleh J.A. Barnes pada tahun 1954. Jejaring sosial adalah suatu
struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah
individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik
seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain. Jejaring ini
menunjukkan jalan di mana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas,
mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.
Perkembangan teknologi membentuk pemanfaatan jejaring sosial yang saat
ini digunakan dengan istilah “media sosial” dan dikuti dengan berbagai situs
bermunculan, situs komunitas/jaringan sosial sebuah fenomena internet yang
mewakili generasi muda. Seperti yang populer pertama kalinya di Indonesia
adalah Friendster dan Myspace serta Facebook lalu diikuti pula dengan Youtube
dan Twitter dan lainnya.
Munculnya jejaring sosial versi maya ini, mempengaruhi relasi antar
manusia umumnya remaja. Situs komunitas di atas dibuat untuk memenuhi
keinginan individu untuk berkomunikasi tanpa ada batasan ruang dan waktu.
Tak jarang jejaring sosial kerap berpotensi mempengaruhi pola berpikir
seseorang dan membentuk kepribadian individu. Besarnya pengguna media
sosial di kalangan pelajar Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah
Atas saat ini tidak luput pula penyebarannya sampai ke pelosok negeri.
Namun para pengguna media sosial tersebut sangat minim mendapat
informasi mengenai keberadaan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang merupakan salah satu
produk hukum yang membatasi kebebasan dari para pengguna media sosial
agar lebih bijak dalam penggunaannya khususnya pada kalangan remaja.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa remaja merupakan komunitas
terbesar dalam masyarakat Indonesia yang menggunakan media sosial secara
regular. Alasan awal mereka sangat aktif menggunakan media sosial adalah
untuk mencari perhatian, meminta pendapat dan menumbuhkan citra, namun
lama kelamaan akhirnya menjadi ketergantungan. Walaupun media sosial
131
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

memberikan dampak positif pada remaja, namun pada saat mereka sulit
melepaskan diri dari kegiatan yang berkaitan dengan media sosial maka akan
memberikan dampak yang kurang positif. Sejumlah studi menunjukkan
bahwa akibat penggunaan media sosial yang berlebihan, remaja ditemukan
mengalami inkongruensi pada konsep dirinya.3
Bagi masyarakat modern yang kini sudah sangat akrab dengan internet,
jejaring sosial, tentu bukan hal yang asing lagi. Ada banyak jenis jejaring sosial
yang digunakan masyarakat, terutama anak muda untuk menjalin
pertemanan atau fungsi lainnya. Meskipun awalnya jejaring sosial tidak
dimaksudkan untuk digunakan sangat sering, namun faktanya saat ini
jejaring sosial hampir menguasai hidup penggunanya, terutama anak muda.
Saat ini media sosial sudah banyak sekali jenisnya, bahkan sangking
banyaknya akan membuat para penggunanya bingung dalam memilih media
sosial apa yang cocok untuknya. Tapi pada intinya sosial media hanya
memiliki satu fungsi yaitu untuk menjalin komunikasi secara online.
Selanjutnya, teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media
sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses Facebook atau
Twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan
menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses
media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus
informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena
kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media
massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita. Sehingga, sebagai
pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan,
memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis dan berbagai model content
lainnya.
Dalam menggunakan jejaring sosial, kita diberi kebebasan berbagi
informasi atau berkomunikasi dengan siapa saja. Kebebasan ini bukan berarti
tidak ada etika yang membatasi mana yang boleh atau mana yang tidak boleh.
Ada baiknya kita mengenal bagaimana etika yang harus diperhatikan dalam
menggunakan jejaring sosial. Hal ini dilakukan agar membuat pengguna
merasa nyaman dan mengurangi tindak kejahatan. Dalam melakukan
komunikasi antar sesama pada situs jejaring sosial, biasanya kita melupakan
etika dalam berkomunikasi. Sangat banyak kita temukan kata-kata kasar yang
muncul dalam percakapan antar sesama di jejaring sosial, baik itu secara
sengaja ataupun tidak sengaja. Sebaiknya dalam melakukan komunikasi kita
menggunakan kata-kata yang layak dan sopan pada akun-akun jejaring sosial

3
Ibid., hlm. 30.

132
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

yang kita miliki. Pergunakan bahasa yang tepat dengan siapa kita
berinteraksi.
Dalam etika berkomunikasi ada baiknya kita tidak menyebarkan
informasi yang berhubungan dengan SARA (Suku, Agama, dan Ras) dan
pornografi di jejaring sosial. Sebarkanlah hal-hal yang berguna yang tidak
menyebabkan konflik antar sesama pada situs jejaring tersebut. Begitu pula
dalam menerima berita ada baiknya dilakukan terlebih dahulu ditelusuri
terhadap berita yang menjelekkan orang lain sangat sering kita jumpai di
jejaring sosial. Hal tersebut kadang bertujuan untuk menjatuhkan nama
pesaing dengan berita-berita yang direkayasa. Oleh karena itu pengguna
jejaring sosial dituntut untuk cerdas dalam menangkap sebuah informasi, bila
ingin ikut menyebarkan informasi tersebut, ada baiknya kita melakukan
kroscek akan kebenaran informasi terlebih dahulu.
Saat menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto atau video
milik orang lain, ada baiknya kita mencantumkan sumber informasi sebagai
bentuk penghargaan untuk hasil karya seseorang. Tidak serta merta copy paste
tanpa memberikan sumber informasi tersebut, serta jangan terlalu
mengumbar informasi pribadi anda karena dalam menggunakan jejaring
sosial ada baiknya kita sebagai pengguna harus bijak dalam
menginformasikan privasi/kehidupan pribadi. Jangan terlalu mengumbar
hal-hal pribadi di jejaring sosial, apalagi sesuatu yang sensitif dan sangat
pribadi. Semisal mengenai keuangan, hubungan percintaan, tentang
kehidupan keluarga, tentang kejengkelan dengan seseorang, nomor telepon
alamat rumah atau keberadaan anda. Hal ini dapat mengganggu kontak lain
dalam daftar anda dan bisa menjadi informasi bagi mereka yang ingin berniat
jahat kepada kita.
Perkembangan media sosial secara langsung berdampak terhadap
tatanan dan perilaku dari manusia, baik sebagai sarana informasi maupun
sebagai sarana sosialisasi dan interaksi antar manusia. Sarana informasi untuk
berinteraksi tersebut saat ini cukup banyak diminati dan digunakan oleh
masyarakat dunia khususnya di Indonesia. Sarana teknologi informasi ini bisa
digunakan dan dapat di akses oleh seluruh masyarakat dengan tidak
membeda-bedakan kelas, ras, agama dan antar golongan.
Saat ini penggunaan media sosial telah menjadi bagian dari sebagian
besar masyarakat Indonesia. Selain itu media sosial saat ini juga telah di
jadikan sebagai tempat untuk saling mendapatkan dan menyebarkan
informasi. Namun, sayangnya akibat dari penyalahgunaan sosial media
dalam menyebarkan informasi juga berdampak pada banyaknya para
pengguna yang masuk ke ranah hukum akibat dari penyebaran informasi
pada sosial media yang tidak menggunakan etika. Internet World Stats pada
tahun 2012 menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara kedelapan yang
133
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

menggunakan internet terbanyak dari seluruh negara di dunia.4 Hal ini sejalan
dengan data dari Statistik Asosisasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) yang menyatakan bahwa “jumlah pengguna internet di Indonesia
terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sebagai contoh pada
tahun 1998 pengguna internet di Indonesia adalah 512.000, kemudian naik
menjadi 25 juta pada tahun 2007.5
Berdasarkan hasil riset yang dikeluarkan Google pada bulan Maret 2015,
Indonesia juga mengalami pertumbuhan dua kali lipat dalam mengadopsi
smartphone. Dalam hal ini, 62% pengguna smartphone menggunakan ponsel
mereka untuk mengakses internet. Oleh sebab itu, Indonesia mampu
menempati posisi pertama di Asia dan posisi ketiga di dunia terkait dengan
akses internet melalui smartphone.6
Penggunaan media sosial bisa menjadi nilai yang positif jika para
penggunanya menggunakan sarana tersebut untuk hal-hal yang bersifat
positif misalnya untuk menambah ilmu pengetahuan, untuk sarana
komunikasi dan promosi, untuk sarana mengeksploitasi kemampuan diri dan
juga sebagai sarana untuk membangun silaturahmi antar sesama pengguna.
Tetapi jika penggunaan media sosial ini digunakan untuk hal yang negatif dan
tidak produktif akan berdampak kurang baik terhadap tatanan kepribadian
pengguna maupun kepada tatanan budaya dasar masyarakat dan lingkungan.
Dalam upaya mengurangi permasalahan tersebut maka diperlukanlah
suatu etika dalam menggunakan media sosial agar tidak saling menghina
ataupun menuduh orang lain tanpa alasan yang jelas. Karena pada dasarnya
hal seperti itulah yang nantinya akan terjerat hukum karena kurang hati-hati
dalam menyebarkan informasi pada internet Dalam mengunakan media
sosial dampak negatif harus dapat kita hindari dan dampak positif yang harus
diberdayakan, mau tidak mau atau suka tidak suka, teknologi informasi
media sosial ini sudah hadir dan ada di tengah-tengah masyarakat pengguna,
hanya saja bagaimana kita bisa menyiasati dan memanfaatkan untuk kebaikan
pengguna dalam memaanfaatkan teknologi informasi dalam bermedia sosial.
Dengan demikian keberadaan teknologi informasi media sosial secara
langsung maupun tidak langsung sudah bisa merubah tatanan perilaku
budaya, baik perilaku budaya pribadi maupun perilaku budaya masyarakat

4
Hendra. Fenomena Internet Pada Anak-Anak dan Remaja”
<http://hendra.room318online.com/FenomenaInternetPadaAnak-AnakdanRemaja> diakses
pada tanggal 23 Agustus 2018.
5
Qomariah, A.N. “Perilaku Penggunaan Internet Pada Kalangan Remaja di Perkotaan”
<http://palimpsest.fisip.unair.ac.id/PerilakuPenggunaanInternetPadaKalanganRemajadiPerkot
aan > diakses pada tanggal 23 Mei 2018.
6
Erwin, Z. “Indonesia Juara Akses Internet Melalui Smartphone”
<http://tekno.tempo.co/IndonesiaJuaraAksesInternetMelaluiSmartphone> diakses pada tanggal
25 Mei 2018
134
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

sekitar. Tetapi yang kita harapkan jangan sampai pengaruh teknologi


informasi media sosial ini berpengaruh secara fundamental terhadap perilaku
budaya masyarakat yang mana Indonesia dikenal dengan budaya adat
ketimuran yang menjunjung nilai-nilai sopan santun dan saling menghormati
serta perpedoman pada kaidah-kaidah keagamaan.
Pada kalangan remaja menjalin hubungan erat dan harmonis dengan
teman sebaya sangatlah penting pada masa remaja. Pengaruh teman sebaya
pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar
daripada pengaruh keluarga. Demikian halnya dengan media sosial, salah
satu contohnya didapat dari jejaring sosial yang diperoleh remaja melalui
teman sebaya dapat mempengaruhi pola penggunaan jejaring sosial oleh
remaja. Banyaknya fitur-fitur menarik dalam jejaring sosial/media sosial
membuat mereka cenderung malas dan kecanduan.
Keadaan tersebut membuat mereka banyak waktu yang terbuang dan
aktivitas yang terganggu, seperti sekolah, belajar, makan, tidur, bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar dan membantu orang tua. Karena anak tersebut
terlalu lelah dengan kesenangan dalam jejaring/media sosial tersebut. Selain
dampak negatif, media/jejaring sosial juga memiliki manfaat yang dapat
dirasakan oleh penggunanya.
Perkembangan media sosial yang cukup pesat untuk saat ini terbukti
dengan banyaknya ragam dan jenis media sosial di kalangan pengguna dan
penggunaannya pun bisa dengan menggunakan jasa komputer, Phonsel dan
leptop. Alat-alat komunikasi tersebut bisa digunakan oleh pengguna di mana
saja dan kapan saja tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga
memudahkan pengguna berinteraksi di media sosial. Terlepas dari itu semua
yang harus diingat adalah dampak positif dan negatifnya dalam penggunaan
media sosial tersebut terutama dampaknya terhadap perilaku masyarakat.
Berikut analisa dampak positif dan negatif dari penggunaan sarana media
sosial.
Dalam menggunakan media sosial, tentu kita diberikan kebebasan agar
bisa berkomunikasi dengan siapa saja. Namun yang sering di salah artikan di
sini adalah, bebas bukan berarti tanpa etika. Alangkah baiknya apabila kita
mengetahui etika apa saja yang harus diperhatikan pada saat menggunakan
jejaring sosial. Tidak sedikit permasalahan sosial yang terjadi akibat
kurangnya kesadaran masyarakat dalam beretika dalam sosial media. Justru
para pengguna terkadang dibutakan oleh berita yang tidak benar akibat dari
hasutan yang beredar pada media sosial.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial
pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses F misalnya, bisa
dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah
mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial
135
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak


hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya
media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa
konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Penggunaan media sosial dilihat oleh remaja sebagai salah satu wadah
yang dapat membantu penemuan identitas dirinya. Melalui media sosial,
remaja memiliki komunitas online yang memberikan kesempatan bagi remaja
untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain dan mendapatkan umpan
balik tentang dirinya dari komunitas tersebut. Umpan balik dan evaluasi diri
dari komunitas dunia maya ini dianggap penting bagi individu untuk
dijadikan pedoman membentuk konsep dirinya. Selain itu, komunikasi
melalui dunia maya tidak terlalu membebani dan menakutkan bagi remaja
karena remaja dapat mengganti karakternya secara mudah pada media sosial.
Dengan kata lain, bagi para remaja komunikasi dunia maya melalui media
sosial dianggap sebagai tempat ideal untuk bereksperimen dan melakukan
eksplorasi pencarian identitas. Dikarenakan kemudahan dalam menjelajahi
dunia media sosial, remaja mengakses media sosial secara terus menerus dan
seringkali menimbulkan fenomena penggunaan berlebihan atau ketagihan
(addiction) yang mana ini akan menjadi umpan balik dalam hal pemanfaatan
dan tindakan melanggar hukum.
Umpan balik dari dunia sosial sangat berpengaruh dalam pembentukan
dan perkembangan identitas remaja. Elkind mengatakan bahwa identitas
remaja dipengaruhi oleh imaginary audience dan personal fable dari remaja
tersebut. Imaginary audience adalah kelompok teman-teman (peers) dan orang
lain yang dipercaya memperhatikan remaja secara konstan. Personal fable
adalah kepercayaan remaja bahwa mereka spesial, unik, dan terhindari dari
bahaya.7
Berdasarkan hal mengenai umpan balik tersebutkah media sosial dapat
menjadi sebuah akibat dan akibat dari penggunaan media sosia yang tidak
sesuai dengan aturan yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut maka kita harus
bijak dalam menggunakan media sosial. Pengaturan mengenai media sosial
telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik terdapat 13 Bab dan terdapat 54 Pasal.
Selanjutnya pada tahun 2016 dilakukanlah perubahan terhadap undang-
undang tersebut, yaitu Undang-Undang Republik Indoensia Nomor 11 Tahun
2008, yang mana undang-undang ini menambah bebera ketentuan yang

7
Elkind, D, Egocentrism In Adolescence. Child Development, 1967, hlm 1025.
136
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

berlaku, yaitu adanya penambahan pada beberapa pasal, yaitu sebagai


berikut:

1. Angka 6 dan angka 7 Pasal 1 disisipkan satu (satu) angka, yakni angka 6a;
2. Ketentuan Pasal 5 tetap dengan perubahan penjelasan ayat (1) dan ayat
(2);
3. Ketentuan Pasal 26 ditambah 3 (tiga) ayat, yakni ayat (3), ayat (4), dan ayat
(5);
4. Ketentuan Pasal 27 tetap dengan perubahan penjelasan ayat (1), ayat (3),
dan ayat (4);
5. Ketentuan ayat (3) dan ayat (4) Pasal 31;
6. Ayat (2) dan ayat (3) Pasal 40 disisipkan 2 (dua) ayat, yakni ayat (2a) dan
ayat (2b); ketentuan ayat (6) Pasal 40 diubah; serta penjelasan ayat (1) Pasal
40 diubah;
7. Ketentuan ayat (2), ayat (3), ayat (5), ayat (6), ayat (7), dan ayat (8) Pasal 43
diubah; di antara ayat (7) dan ayat (8) Pasal 43 disisipkan 1 (satu) ayat,
yakni ayat (7a); serta penjelasan ayat (1) Pasal 43 diubah; dan
8. Ketentuan Pasal 45 diubah serta di antara Pasal 45 dan Pasal 46 disisipkan
2 (dua) pasal, yakni Pasal 45A dan Pasal 45B.
Terjadinya perubahan terhadap undang-undang tersebut menunjukkan
bahwa pemberlakuan undang-undang sebelumnya masih terdapat
kekurangan dan terdapat ketidak sesuaian setekah 8 (delapan) tahun
pemberlakuan undang-undang sebelumnya. Pemberlakuan tentang kejahatan
pada dunia maya yang mana memiliki payung hukum yang kuat dan
memiliki akibat pidana dan/atau memperoleh denda dari kegiatan yang dapat
menimbulkan kegaduhan dalam informasi dan pemalsuan dari transaksi
elektonik.
Mengenai perbuatan yang dilarang diatur dalam Pasal 27 sampai
dengan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 dan terdapat
beberapa penambahan sesuai dengan perubahan yang telah diterbitkan
melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektonik. Hendaknya setiap lapisan masyarakat menaati peraturan
yang berlaku yang telag diundangkan dalam lembaran negara dikarenakan
hanya akan menimbulkan kerugian baik secara materil maupu formil.
Dampak positif dalam menggunakan media sosial, yaitu sebagai berikut:
1. Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs media sosial ini anak
menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia.
Meskipun sebagian besar di antaranya tidak pernah mereka temui secara
langsung;

137
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

2. Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri


melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka
berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain;
3. Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih
bersahabat, perhatian dan empati. Misalnya memberikan perhatian sa
at ada teman mereka berulang tahun, mengomentari foto, video dan
status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat
bertemu secara fisik;
4. Menjalin silaturahmi terhadap teman-teman lama yang terputus
komunikasi sebagai akibat dari perbedaan jarak dan waktu, sehingga
silaturahmi yang terputus bisa terjalin kembali dengan baik;
5. Menambah ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan
penggunakan teknologi dengan jejaring sosial, secara langsung kita dapat
menguasai penggunaan teknologi tersebut dan dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dengan membaca dan membuka link-link
yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
6. Media Sosial bisa digunakan untuk usaha atau kegiatan-kegiatan yang
menghasilkan pendapatan bagi pengguna, misalnya menawarkan produk
atau jasa yang kita jual melalui sosial media.
Dampak negatif dalam menggunakan media sosial, yaiti sebagai berikut:
1. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata,
tingkat pemahaman bahasapun menjadi terganggu, jika anak terlalu
banyak berkomunikasi di dunia maya;
2. Situs jejaring sosial akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan
diri sendiri, mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar
mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu menggunakan internet,
hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunia nyata;
3. Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs
jejaring sosial. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan
antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata;
4. Situs jejaring sosial adalah lahan yang subur bagi predator untuk
melakukan kejahatan, kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang
baru kita kenal di internet menggunakan jati diri yang sesungguhnya atau
tidak;
Banyaknya situs-situs porno yang bisa dengan mudah diakses oleh
pengguna, hal ini bisa mempengaruhi terhadap perilaku pengguna atau
masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Menteri Komunikasi dan Informasi
harus berbuat tegas dan masif untuk memblokir semua situs-situs porno yang
beredar di internet atau media sosial, serta perlunya peran serta dan
pengawasan pada lingkungan rumah dan sekolah.

138
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

KESIMPULAN DAN SARAN


Adapun kesimpulan dalam PPM ini adalah sebaiknya dalam
menggunakan media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku dan
tunduk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Serta
perlunya peran aktif dari masyarakat dan orang tua dalam mengawasi
anak dalam menggunakan media sosial supaya tidak terjerat dengan
sanksi pidana dan/atau ganti rugi.
1. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan pada artikel ini adalah sebagai
berikut:
a) Masyarakat dan orang tua harus berperan aktif dalam mengawasi
dalam menggunakan media sosial; dan
b) Pemerintah harus memblokir semua akun media sosial yang sifatnya
mengandung SARA dan yang dapat membuat kegaduhan kehidupan
berbangsa dan bernegara serta menimbulkan kegaduhan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku
Burhan Ashofa. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Elkind D. Egocentrism In Adolescence. Child Development. 1967.
Setiono. Pemahaman Terhadap Metodologi Penelitian Hukum. Surakarta: Program
Studi Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret (UNS),
2010.

Artikel
Mochammad Ali Maulidin, Syahirul Alim dan Viani Puspita Sari. “Cerdas dan
Bijak Dalam Memanfaatkan Media Sosial Di Tengah Era Literasi dan
Informasi.” Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat. Maret 2017: Volume
6. Nomor 1.
Pamela Felita, dkk. “Pemakaian Media Sosial dan Self Concept Pada Remaja.”
Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA. Mei 2016: Volume 5. Nomor 1.

Data Internet
Erwin, Z. “Indonesia juara akses internet melalui smartphone.” lihat dalam:
http://tekno.tempo.co/ IndonesiaJuaraAksesInternetMelaluiSmartphone,
diakses pada 25 Mei 2018

139
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Hendra. “Fenomena Internet Pada Anak-Anak dan Remaja.”


http://hendra.room318online.com/FenomenaInternetPadaAnak-
AnakdanRemaja, diakses pada tanggal 23 Agustus 2018.
Qomariah A.N. “Perilaku Penggunaan Internet Pada Kalangan Remaja di
Perkotaan.” http://palimpsest.fisip.unair.ac.id/, diakses pada tanggal 23
Mei 2018.

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

140
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Menulis Artikel Ilmiah Bagi Guru Tsanawiyah: Masalah Atau


Pengembangan Profesi

Hustarna, Susanah, Melati, Radiatan Mardiah, Rachmawati


FKIP, Universitas Jambi, Indonesia
Email corresponding author: radiatan.mardiah@unja.ac.id

Abstrak
Menulis artikel ilmiah adalah salah satu cara untuk mengembangkan
profesionalisme guru. Untuk itu guru perlu berlatih. Pelatihan penulisan
artikel ilmiah telah dilakukan pada Juli 2019 sebagai pengabdian masyarakat
oleh Tim Pengabdian FKIP Universitas Jambi. Pelatihan ini bertujuan untuk
membantu para guru Madrasah Tsanawiyah di kota Jambi untuk
mempelajari apa dan bagaimana menulis artikel ilmiah. Presentasi dan
diskusi serta penulisan outline adalah metode yang digunakan. Hasil
pelatihan menunjukkan bahwa sebagian besar guru yang menjadi peserta
pelatihan mengalami kesulitan dalam tahap awal penulisan yaitu dalam
mengeksplorasi ide-ide untuk menulis dan dalam menulis artikel itu sendiri.
Menyemangati dan membangun atmosfir yang mendukung perlu dilakukan
agar mereka bersemangat untuk menulis. Peserta pelatihan meminta
pelatihan penulisan ilmiah yang lebih lama dan terstruktur agar bisa lebih
banyak berlatih untuk pengembangan profesi mereka.

Kata Kunci: guru sekolah menengah, pengembangan profesi, penulisan ilmiah,

PENDAHULUAN
Diperlukan bentuk pengajaran yang canggih untuk mengembangkan
kompetensi siswa abad ke-21 seperti berpikir kritis, pemecahan masalah
yang rumit, komunikasi dan kolaborasi yang efektif, dan pembelajaran
mandiri. Untuk memenuhi tuntutan ini, guru harus meningkatkan
kompetensi mereka dalam mengajar dan berinteraksi dengan siswa dan
siapapun yang terlibat dalam pembelajaran. Artinya, guru perlu belajar
memperbaiki pedagogi yang diperlukan. Guru dapat membuat literasi baru
secara eksplisit kepada siswa dengan secara sadar dan sistematis
menggabungkannya dalam pelajaran dan melalui pedagogi kelas yang
terampil dan fleksibel. Pengembangan profesional guru berperan penting
dalam meningkatkan kemampuan tersebut.
Salah satu kesulitan yang dihadapi guru dalam mengembangkan
profesionalitas mereka adalah menulis artikel ilmiah dan
mempublikasikannya. Masih banyak guru yang belum bisa dipromosikan

141
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

karena belum ada karya ilmiah yang mereka buat. Untuk membuat karya
ilmiah sendiri, para guru terkendala oleh kurangnya pengetahuan mereka
tentang cara menulis artikel ilmiah dan bagaimana menerbitkan artikel
dalam jurnal ilmiah.
Situasi ini dihadapi oleh sebagian besar guru. Beban kerja, sikap
terhadap suatu hal, atmosfir yang mendukung dan peluang yang ada
merupakan beberapa faktor yang menjadi kendala tambahan. Permasalahan
ini juga dihadapi para guru di salah satu Madrasah Tsanawiyah Negeri di
Kota Jambi.
Berhubungan dengan itu, pelatihan penulisan artikel ilmiah telah
diadakan oleh tim pengabdian FKIP Universitas Jambi sebagai kolaborator
untuk guru madrasah tersebut pada Juli 2019. Artikel ini menjelaskan proses
pelatihan dan masalah dalam penulisan dan penerbitan yang dihadapi oleh
guru-guru yang bersangkutan .

TINJAUAN LITERATUR
Pengembangan Profesional
Darling-Hammond (2017) mendefinisikan pengembangan profesional yang
efektif sebagai pembelajaran profesional terstruktur yang menghasilkan
perubahan dalam praktik guru dan peningkatan hasil belajar siswa.
Sebelumnya, Marcelo (2009) menyatakan bahwa konsep "pengembangan"
memiliki konotasi yang berhubungan dengan evolusi dan kontinuitas yang
melampaui tumpang tindih antara pendidikan guru yang mendasar dan
berkelanjutan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen yang tercantum dalam Pedoman Pengelolaan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (2010), pengembangan
profesional guru mencakup tiga hal; yaitu pengembangan diri, publikasi
ilmiah, dan karya inovatif (Kementrian Pendidikan Nasional, 2010). Dalam
pengembangan diri termasuk meningkatkan kompetensi guru melalui
pelatihan fungsional dan kegiatan kolektif guru seperti melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, terlibat dalam pelatihan, dalam
seminar dan konferensi, dan berkolaborasi dengan para ahli. Publikasi
ilmiah adalah karya ilmiah yang telah diterbitkan sebagai bentuk kontribusi
guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
umumnya di dunia pendidikan. Sedangkan karya inovatif adalah karya yang
dihasilkan guru yang bersifat pengembangan, atau modifikasi yang lebih
baik dari yang sudah ada, atau membuat sesuatu yang sama sekali baru, dan
semuanya itu bertujuan untuk peningkatan kualitas pembelajaran
Sistem pendidikan di mana pengembangan profesional terjadi memiliki
implikasi untuk keefektifannya. Menurut Darling-Hammond (2017) kondisi
142
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

untuk pengajaran dan pembelajaran baik di sekolah maupun di tingkat yang


lebih luas, dapat menghambat efektivitas pengembangan profesional.
Misalnya, penyediaan sumber daya yang tidak memadai untuk
pengembangan profesional — termasuk materi kurikulum yang dibutuhkan
— seringkali memperburuk ketidaksetaraan dan menghambat upaya
peningkatan sekolah. Kegagalan untuk menyelaraskan kebijakan menuju
serangkaian praktik yang koheren juga merupakan hambatan utama, seperti
budaya sekolah yang disfungsional. Menerapkan pengembangan profesional
yang efektif dengan baik juga membutuhkan respons terhadap kebutuhan
pendidik dan peserta didik dan terhadap konteks di mana pengajaran dan
pembelajaran akan berlangsung.

Kolaborasi: Belajar dari Komunitas Profesional Di Luar Sekolah.


Budaya sekolah yang positif dengan suasana yang baik dan pemahaman
tentang pembelajaran guru, di samping kerjasama dengan nara sumber
eksternal, dapat berdampak pada pengembangan profesional guru
(Postholm, 2012). Belajar di sekolah adalah arena terbaik untuk
pengembangan guru lebih lanjut.
Sesama guru dapat mengembangkan tim kolaborasi di mana mereka
saling berbagi untuk mencapai tujuan dan terlibat dalam pembelajaran
profesional yang saling menguntungkan. MGMP yang merupakan
kependekan dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran adalah contoh
kolaborasi guru. Namun, efektivitasnya masih dapat dipertanyakan.
Kesempatan untuk berkolaborasi sesama guru, ikut dalam seminar, dan
dalam pelatihan belum optimal karena guru mengatakan bahwa mereka
sibuk dengan waktu dan tanggung jawab mengajar mereka.
Pengabdian masyarakat dari Universitas juga dapat bertindak sebagai
kolaborator dalam membantu pembelajaran guru, tetapi hal itu jarang
terjadi. Apalagi pada sekolah yang berada jauh dari jangkauan. Pengabdian
masyarakat ini bisa membantu guru merencanakan pembelajaran dengan
menggunakan teknologi. Mereka juga bisa berbagi ide mengenai tren
pembelajaran di era milenial. Mereka juga bisa melatih meningkatkan
keterampilan yang dibutuhkan guru. Pelatihan menulis artikel ilmiah dan
bagaimana mempublikasikannya adalah contoh kolaborasi tersebut.

Penulisan Artikel Ilmiah


Menulis secara ilmiah perlu didasarkan pada data penelitian. Bagi guru,
melakukan penelitian tindakan kelas dapat memperkaya data untuk tulisan
mereka. Namun, meneliti adalah masalah tersendiri bagi guru. Beberapa
guru enggan melakukan penelitian karena berbagai alasan diantaranya
kurangnya pemahaman terhadap konsep penelitian.
143
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Menulis artikel ilmiah membuat penulis perlu memahami penelitian, dan


cara melaporkannya. Borja (2014), editor dari beberapa jurnal peer review,
menyatakan bahwa struktur laporan penelitian yang umum adalah IMRAD.
Itu singkatan berbahasa Inggris dari Introduction (Pengantar), Methods
(Metode), Results (Hasil), dan Discussion (Diskusi). Dia menambahkan bahwa
ada sebelas langkah untuk menyusun naskah. Kesebelas langkah tersebut
adalah (1) menyiapkan gambar dan tabel, (2) menulis metode, (3) menulis
hasilnya, (4) menulis diskusi, (5) menulis kesimpulan yang jelas, (6) menulis
pengantar yang menarik, (7) menulis abstraksi, (8) menulis judul yang
ringkas dan deskriptif, (9) memilih kata-kata kunci untuk pengindeksan, (10)
menulis kata pengantar, dan (11) menulis referensi.
Masalah dalam menulis adalah kesulitan dalam mengekspresikan ide
dengan lancar karena pada saat yang sama penulis melakukan pengeditan.
Menulis dan mengedit adalah dua fungsi otak yang terpisah. Kesulitan
dalam mengekspresikan ide-ide dengan lancar dalam tulisan timbul dari
melakukan tugas secara bersamaan (Klauser, 1987). Bagi para guru,
masalahnya semakin buruk karena mereka tidak membaca referensi
sebagaimana mestinya.

METODE
Metode deskriptif digunakan dalam penulisan artikel ini karena tujuannya
adalah untuk menggambarkan proses pelatihan penulisan artikel ilmiah
untuk pengembangan profesional guru madrasah Tsanawiyah. Pelatihan ini
dilakukan oleh Tim Pengabdian masyarakat FKIP Universitas Jambi. Seluruh
guru dari Madrasah Tsanawiyah negeri di Jambi Seberang Kota dilibatkan
sebagai peserta. Pelatihan dilakukan pada 20 Juli 2019.
Sebelum pelatihan, survei dilakukan ke sekolah berkenaan dengan
administrasi. Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan persyaratan
pelatihan seperti kit pelatihan, dan alat presentasi. Presentasi dari tim
tentang bagaimana menulis artikel ilmiah dan bagaimana
mempublikasikannya diikuti oleh diskusi kelompok fokus yang membahas
topik tersebut. Diskusi berakhir dengan kuis tentang menulis outline artikel.

TEMUAN DAN PEMBAHASAN


Ada dua poin utama yang akan dideskripsikan disini. Yang pertama adalah
proses pelatihan dan yang kedua adalah masalah yang dihadapi peserta
dalam menulis artikel ilmiah diikuti oleh saran dari tim pengabdian.

Proses pelatihan
Berdasarkan perbincangan dengan kepala sekolah, Tim Pengabdian
menyadari bahwa para guru yang menjadi peserta memerlukan pelatihan
144
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dalam menulis artikel ilmiah. Belum adanya artikel ilmiah yang dibuat oleh
para peserta menyiratkan tidak adanya publikasi. Berdasarkan data awal
tersebut, Tim Pengabdian memutuskan bahwa sesi pertama pelatihan adalah
memperkaya guru dengan konsep penulisan ilmiah yang mendorong
mereka untuk menulis. Sesi kedua adalah diskusi dan latihan diikuti oleh
kuis.
Beberapa hari sebelum pelatihan, wakil kepala sekolah mengatakan
bahwa ruangan yang akan digunakan adalah ruang TIK di lantai dua.
Namun, karena ada peserta yang memiliki masalah dengan kaki mereka,
ruang untuk pelatihan berubah menjadi ruang guru di lantai pertama. Ruang
tersebut berisi meja guru yang penuh dengan buku dan materi pengajaran
mereka. Meskipun tidak di ruang yang khusus, para guru peserta dengan
antusias mengikuti pelatihan. Seluruh 47 orang guru sekolah dari sekolah
tersebut, dikurangi beberapa guru yang mengikuti kegiatan pramuka pada
hari yang sama, berada di ruangan itu sampai akhir sesi pelatihan.

Sesi presentasi dari tim tentang penulisan artikel ilmiah berjalan dengan
lancar. Pada awalnya, tim mempresentasikan tentang penulisan ilmiah dan
strukturnya. Para peserta mengatakan bahwa mereka sudah tahu tentang
struktur artikel ilmiah. Yang tidak mereka ketahui adalah apa yang harus
dilakukan dan mengapa sulit untuk menuliskan gagasan secara koheren.

145
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Para peserta belum menyadari bahwa tahu bukan berarti mengerti.


Memahami dan berlatih menulis setiap hari adalah pilihan yang harus
dilakukan. Tim pengabdian mendorong peserta untuk melakukan penelitian
tindakan kelas untuk mendapatkan data yang kaya. Mereka menyarankan
para peserta untuk menggunakan realitas belajar mengajar sehari-hari di
kelas sebagai sumber data.. Mereka juga disarankan untuk membaca
literatur yang lebih relevan.

Sebuah tantangan diberikan pada para peserta. Bila berhasil, sebuah buku
tentang pendidikan akan diberikan kepada peserta yang mampu menulis
garis besar artikel ilmiah dalam satu hari. Sayangnya, tidak ada peserta yang
mengikuti tantangan tersebut.
Pada akhir sesi pelatihan, peserta mengatakan bahwa mereka
membutuhkan lebih banyak pelatihan dalam menulis. Pelatihan satu hari
tidak cukup.

Masalah yang dihadapi guru dan kemungkinan solusinya


Beberapa masalah mengenai penulisan artikel ilmiah mengemuka dalam
pelatihan. Masalah tersebut berkenaan dengan pemahaman peserta terhadap

146
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

konsep-konsep penulisan, dan dengan hal-hal teknis dan manajemen waktu


mereka.
Salah satu peserta mengatakan bahwa dia menemukan kesulitan dari
mana harus mulai menulis. Henriette A. Klauser (1986) menyebut hal itu
sebagai kegelisahan menulis. Ini adalah keengganan untuk menuliskan kata-
kata di atas kertas dan kurangnya kepercayaan pada kata-kata itu begitu
kata-kata tersebut ditulis. Dia mengatakan bahwa perasaan tersebut normal
dan itu menimbulkan ketakutan di hati penulis yang berbakat sekalipun.
Stark (2003), dalam bukunya Research and Writing Skills Success,
menyarankan beberapa solusi:
1. Tanyakan pertanyaan yang tepat untuk membantu memulai menulis
2. Buat daftar semua ide untuk menemukan topik yang ideal.
3. Rumuskan pertanyaan tesis yang sempurna.
4. Siapkan garis besar pendahuluan yang mudah diikuti.
5. Buat catatan yang baik dan teliti dari berbagai sumber.
Semua tulisan melibatkan pembuatan pilihan dalam jumlah tak terbatas.
Topik, pendekatan, klaim, bukti, urutan, kata-kata, kalimat, bagian, paragraf,
nada, suara, judul, permulaan, tengah, akhir, apa yang harus dimasukkan,
apa yang harus dihilangkan, semuanya masuk dalam daftar pilihan. Untuk
menyederhanakan, pilihan proses pembuatan ini dan membuatnya jadi
kurang menakutkan, Fulwiler (2002) menyarankan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) Mengapa saya menulis? (2) dalam
kondisi dan kendala apa?, dan (3) kepada siapa?
Seorang peserta yang merupakan guru bahasa Inggris menyatakan
bahwa dia tidak suka menulis kecuali menulis pesan komunikasi di media
sosial. Di media sosial seperti facebook ada kelompok menulis yang bisa ia
ikuti. Tim mendorongnya untuk menulis, apa pun yang dia ingin tulis
terlebih dahulu, sehingga nantinya menjadi kebiasaan, misalnya menulis
buku harian. Semua guru adalah penulis. Guru sehari-hari menulis rencana
pelajaran, tugas, email, pesan singkat sosial, catatan, bahan ajar, dan banyak
lagi. Dan semuanya itu bisa menjadi awal untuk menulis artikel ilmiah bagi
guru.
Guru perlu menyadari bahwa menulis untuk pribadi atau untuk dibaca
orang lain dapat memperdalam refleksi dan empati bagi siswa (Marshbank,
2018). Namun, beberapa peserta tidak menyadari pentingnya menulis untuk
mereka. Beberapa guru menggunakan rencana pelajaran tahun lalu dan
tugas yang sama dari buku lama yang sama.
Peserta lain mengatakan bahwa dia banyak membaca, tetapi tidak
merupakan 'buku serius' untuk mengembangkan profesinya. Diasumsikan
bahwa guru kurang keterampilan membaca walaupun akses untuk sumber
bacaan makin mudah. Saat ini untuk mengakses dan menggunakan
147
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

teknologi komunikasi sangat penting. Namun, perkembangan keterampilan


yang kurang memadai dalam membaca literasi memberi kemungkinan
bahayanya berlayar melalui lautan luas informasi online. Beberapa guru
peserta mengatakan bahwa mereka memiliki akses ke internet, memiliki
ponsel android, dan membaca informasi. Namun demikian, mereka kurang
mampu memahami, menggunakan, merenungkan dan terlibat dengan teks
tertulis untuk mencapai tujuan, untuk mengembangkan pengetahuan dan
potensi diri. Guru tersebut berkata, "kami membaca online untuk kehidupan
sosial, bukan untuk mendapatkan ide untuk menulis laporan atau artikel
untuk pengembangan profesi kami".
Ini membawa mereka ke situasi yang terjebak dengan ide-ide. Mereka
tidak memiliki sumber daya tambahan untuk ide-ide yang mereka miliki.
Para guru peserta juga tidak memiliki keterampilan penuh dalam
menemukan sumber daya yang tersedia: bagaimana cara mendapatkan
sumber daya untuk tulisan mereka. Ini membutuhkan waktu. Mereka
berkata bahwa mereka sibuk dengan tugas sehari-hari, mengajar,
mempersiapkan pengajaran, urusan keluarga, dan kehidupan sosial mereka.
Mereka menganggap bahwa menulis itu sulit. Sulit untuk mengekspresikan
ide-ide dalam teks yang mudah dibaca.
Seorang peserta lain menyebutkan bahwa ia mendapat masalah dalam
bukti penelitiannya. Data mana yang mungkin dan yang tidak mungkin
digunakan. Masalah ini pada dasarnya berkaitan dengan pemahaman
tentang konsep penelitian. Sepertinya pelatihan untuk melakukan penelitian
perlu dilakukan.
Peserta tersebut juga berbicara tentang masalah teknis dari departemen
Pendidikan Nasional. Tampaknya aturan untuk mengirimkan artikel cukup
rumit untuk diikutinya. Dia tidak siap secara psikologis untuk menerima
penolakan atas tulisannya. Diperlukan proofreader bagi guru sebelum
mereka mengirimkan artikelnya. Diperlukan juga atmosfir yang mendukung
yang membuat guru bersemangat menulis.
Masalah lain yang disebutkan oleh peserta yang sama adalah tentang
spesifikasi judul artikel. Tim bersama peserta pelatihan lainnya berdiskusi
dengan memberikan contoh bagaimana menulis judul, bagaimana cara
mengatasi beban psikologis penolakan, dan bagaimana mengelola data
penelitian.

KESIMPULAN
Para peserta pelatihan secara umum masih mengalami banyak kesulitan
dalam memahami konsep penulisan artikel ilmiah, terutama dalam
mengekspresikan ide dan melaporkan hasil penelitian mereka dalam sebuah
artikel ilmiah. Selain itu, para guru tersebut masih berpikir bahwa artikel
148
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

ilmiah terlalu sulit karena mereka tidak terbiasa dengan penulisan ilmiah.
Melalui pelatihan yang dilakukan bersama Tim Peneliti FKIP UNJA, para
guru yang menjadi peserta mendapatkan informasi penting tentang cara
menulis artikel ilmiah yang sesuai dengan bidang dan tugas profesional
mereka. Pelatihan lebih lanjut perlu dilakukan sehingga kesulitan tidak
hanya menjadi masalah tetapi berubah menjadi cara untuk mengembangkan
keprofesian.

DAFTAR PUSTAKA

Borja, Angel. (2019). 11 Steps to structuring a science paper editor will take
seriously. Elsevier.com
Darling-Hammond, Hyler, and Gardner. (2017). Effective Teacher
Professional Development. Palo Alto, Learning Policy Institute
Fulwiler, Toby. (2002). Academic Writing. College Writing. USA: Heinemann
Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Pedoman Pengelolaan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Klauser, Henriette Anne. (1986). Writing on Both Sides of Brain. New York
Harper Collins, Marcelo, Carlos. (2009). Professional Development of
Teachers: past and future. s í s i f o / e d u c a t i o n a l s c i e n c e s j o u
rnal·no.8·jan/apr09
Marshbank, Andrea. (2018). How Teachers Benefit from Writing.
https://www.edutopia.org/article/how-teachers-benefit-writing
Postholm, May Britt. (December 2012). Teachers’ Professional development.
Educational Research, 54 (4)
Stark, Rachael. (2002). Research and Writing Skills: Success in 20 Minutes a
Day. New York: Learning Express LLC

149
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pengelolaan Aset Desa Dalam Mewujudkan Tata Kelola


Pemerintahan Desa Yang Baik

Bahder Johan Nasution, Syamsir, Umar Hasan, Fitria, Eko Nuriyatman


Fakultas Hukum, Universitas Jambi, Indonesia
Email: ekonuriyatman@unja.ac.id

Abstrak
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Program Pascasarjana Ilmu Hukum
Universitas Jambi ini dilakukan pada Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi
Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, pada pelaksanaan kegiatan PPM ini tim
peneliti melakukan kegiatan dengan melakukan tatap muka dan menjelaskan
seluruh alur mengenai penataan asset yang baik dan benar dalam tata kelola
pemerintahan desa yang baik. Pada kegiatan PPM ini dihadiri kurang lebih 40
masyarakat desa yang terdiri dari Pemerintah Desa Sungai Duren, Ketua RT,
Ketua Lembaga Adat Desa, Ketua Pemuda, Unsur PKK Desa dan beberapa
masyarakat desa yang turut hadir untuk mengikuti kegiatan ini. Berdasarkan
materi yang telah dipaparkan oleh TIM daoat ditarik kesimpulan bahda Desa
Sungai Duren belum memiliki Peraturan Desa Mengenai pengelolaan asset
dan kedepannya Tim berharap LPPM Universitas Jambi memiliki anggaran
danma lebih dalam hal pembinaan apparat desa di semua desa yang
membutuhkan di Provinsi Jambi.

Kata Kunci: Tata kelola, pemerintah desa, aset

PENDAHULUAN
Otonomi daerah memiliki peran penting dalam pembangunan suatu bangsa,
dimana daerah provinsi, kabupaten/kota merupakan parameter dari
kesejahteraan suatu bangsa. Kesuksesan pemerintah pusat dalam
menjalankan sistem pemerintahan tidak terlepas dari peran pemerintah
daerah, dan juga pemerintah desa, karena desa merupakan bagian penting
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk meningkatkan
manajemen pemerintahan desa perlu dilakukan penataan administrasi agar
lebih efektif dan efisien, penataan administrasi merupakan pencatatan data
dan informasi dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa, yang
bertujuan di gunakan sebagai pedoman bagi pemerintah desa dalam
melakukan kegiatan pencatatan penyelenggaraan pemerintahan desa.
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Republik

150
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tetang Desa, Aset Desa adalah barang milik
Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) atau perolehan hak lainnya
yang sah. Pasal 2 Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhinneka Tunggal Ika.
Pelaksanakan Pasal 113 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik
IndonesiaNomor 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, ditetapkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pengelolaan Aset Desa.
Hal ini senada dengan Nawa Cita Presiden saat ini membangun
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka Negara Kesatuan. Namun dalam pengelolaan aset desa masih
memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu khususnya pada organisasi
pemerintahannya. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk melaksanaan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2016
Tentang Aset Desa dalam mewujudkan akuntabilitas pengelolaan asset desa
dari sisi perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan,
pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pelaporan,
pembinaan dan pengawasan asset desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 tahun
2016 memberikan kewenangan bagi pemerintahan desa untuk mengelola dan
memanfaatkan aset desa. Sedangkan, yang dimaksud dengan aset desa dalam
Pasal 1 ayat 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri ini adalah barang milik desa
yang berasal dari kekayaan asli milik desa, dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) atau perolehan hak
lainnya yang sah.
Lebih lanjut, dalam peraturan menteri tersebut dijelaskan bahwa,
pengelolaan aset desa oleh pemerintah desa merupakan rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
pengamanan, pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan,
penatausahaan, pelaporan, penilaian, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian aset desa. Pemanfaatan asset desa tersebut dalam arti
mendayagunakan aset desa secara tidak langsung dan dipergunakan dalam
rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan.
151
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Selain susahnya pembuatan inventarisasi asset desa upaya pembangunan


desa juga menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah “rendahnya
profesionalitas aparatur desa dalam pengelolaan keuangan dan aset desa,
sering kali menghadapi persoalan terkait efektivitas, efisiensi, prioritas
penggunaan dana desa, kebocoran dan penyimpangan.”1 Aset atau potensi
adalah sumber kekuatan desa untuk bangkit. Dana Desa (DD) dari APBN dan
alokasi dana desa (ADD) dari APBD kabupaten/kota yang dikelola dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) merupakan modal dana
yang dapat digunakan untuk mengelola aset tersebut. Ketika aset desa sudah
diketahui, maka kebijakan pembangunan bisa berpijak dan mengacu pada
aset yang dimiliki desa.
Aset Desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa,
dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau perolehan lainnya yang sah.
Sebagai mana yang teruat dalam Pasal 76 ayat (1) Undang- Undang Desa
menyebutkan, aset desa dapat berupa tanah kas desa, tanah ulayat, pasar
desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan desa, pelelangan ikan,
pelelangan hasil pertanian, hutan milik desa, mata air milik desa, pemandian
umum, dan aset lainnya.
Selain kekayaan asli desa sebagaimana tersebut di atas, ada jenis aset lain
milik desa, yaitu:
1. Kekayaan desa yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN, APBD dan
APBDes;
2. Kekayaan desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau sejenis;
3. Kekayaan desa yang diperolah sebagai pelaksanaan dari perjanjian atau
kontrak dan lain-lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;
4. hasil kerjasama desa; dan
5. kekayaan desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.2
Berdasrkan hasil survei di lapangan yang di lakukan pada desa di
Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi banyak desa yang
masih ditemukan aset desa berupa tanah atau garapan atau tanah bengkok
atau tanah ulayat atau apapun Namanya yang belum terdata dan
diadministrasikan secara baik. Tanah adalah salah satu Aset Desa yang paling
sering dikorbankan dalam berbagai proyek pembangunan dan atau ditukar
guling yang merugikan desa.

1
Thomas, Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan di Desa
Sebawang Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana Tidung, E-Journal Pemerintahan Integratif, ISSN
0000-0000, 2013, Halaman 53.
2
Sri Palupi dkk, Buku Panduan Pelaksanaan Undang-Undang Desa Berbasis Hak, Lakpesdam
PBNU, Jakarta Selatan, 2016, Halaman 71-72.
152
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pengadministrasian inilah yang belum dilakukan secara menyeluruh oleh


Mitra yang akan di tuju, pada kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM)
Pascasarjana Ilmu Hukum ini desa yang menjadi mitra dalam pengabdian
adalah Desa Sungai. Desa ini dipilih oleh Tim PPM dikarenakan Desa Sungai
Duren merasakan dampak positif dikarenakan dekat dengan kampus,
pengadministrasian asset desa ini sangat penting agar aset desa bisa dikelola
secara maksimal dan bermanfaat bagi segenap warga desa, maka pemerintah
desa berkewajiban untuk membuat regulasi atau aturan yang menjaga dan
menyelamatkan aset desa.
Dalam hal inventarisasi dan pengelolaan Aset Desa, pemerintah dan
masyarakat desa memiliki kewajiban membuat Peraturan Desa (Perdes).
Sebelum membuat Perdes, pemerintah dan masyarakat desa harus
memastikan dengan menghitung dan mencatat ulang apa saja yang menjadi
kekayaan atau aset desa, maka dari itu Tim PPM akan melakukan sosialisasi
dalam rangka membuat laporan aset desa dan regulasi mengenai Perdes.

PEMBAHASAN
Tahap Perencanaan Pengabdian
Berdasarkan hasil social maping yang dilakukan oleh Tim Pengabdian, pada
mulanya tim menganalisis mengenai kebutuan akan kekurangan pemahaman
dari apparat desa mengenai penyusunan asset desa yang baik dan benar. Pada
tanggal 6 Agustus 2019 Tim Pengabdian melalukan rapat internal untuk
membicarakan persiapan keberangkatan beserta seluruh kelengkapan yang
harus dibawa dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat pada tanggal 13
Agustus 2019. Selanjutya pada tanggal 13 Agustis 2019 Tim Pengabdian
Kepada Masyarakat berangkat menuju lokasi pengabdian, yaitu Desa Sungai
Duren pada pukul 13.30 Wib.

Tahap Pelaksanaan Pengabdian


Pengabdian Kepada Masyarakat dilakukan pada hari Selasa, tanggal 13
Agustus 2019, adapun materi yang di sampaikan oleh narasumber adalah
sebagai berikut:
Narasumber Prof. Dr. Bahder Johan Nasution, S.H., M.Hum.
Salah satu aspek yang perlu dikaji lebih dalam tentang pemerintahan desa di
era otonomi desa yaitu kemampuan sumber daya manusia pemerintah desa
dalam pengelolaan pemerintahan desa sesuai tujuan dan tuntutan undang-
undang nomor 06 tahun 2014 tentang desa. Kapasitas pemerintah desa dinilai
belum mumpuni untuk menjalankan kewenangan yang dimiliki sesuai
undang-undang desa tersebut. Lemahnya kapasitas pemerintah desa
berdampak pada kegagalan implementasi undang-undang desa sehingga
bermuara pada buruknya pembangunan desa.
153
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 47


Tahun 2016. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan Pemerintah
Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
Tuntutan pemerintah desa untuk diterapkan otonomi desa yang seluas-
luasnya terjawab dengan diberlakukannya Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Melalui UU Desa tersebut,
keberadaan pemerintah desa sebagai bagian dari struktur pemerintah
semakin diakui sebagai pemerintah desa yang mandiri dan berhak mengelola
potensi yang dimiliki masing-masing pemerintah desa. Karena itu, sebagian
besar pemerintah desa di Indonesia menyambut baik berlakunya Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Pasalnya
undang-undang tersebut menempatkan pemerintah desa sebagai subyek
pembangunan desa, pemerintah desa memiliki asas otonomi luas, dan
pemerintah desa memiliki kewenangan yang luas dalam mengatur
pemerintahan desa sesuai potensi masing-masing. Pada sisi lain, berdasarkan
pertemuan-pertemuan ilmiah pemerintah desa melalui kegiatan seminar dan
lokakarya, justru sejumlah pemerintah desa menunjukkan kegelisahannya
terhadap undang-undang desa, karena mereka tidak memiliki kemampuan
yang cukup untuk menjalankan amanat undang-undang desa tersebut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7 Tahun 2006 dan
Permendagri Nomor 61 Tahun 2007, Pola Tata Kelola merupakan peraturan
internal yang dimaksudkan sebagai upaya untuk menjadikan lembaga
pelayanan publik menjadi lebih efisien, efektif dan produktif. Pola tata kelola
ini akan mengatur mengenai organisasi, tata laksana, akuntabilitas dan
transparansi organisasi. Definisi Tata kelola pemerintahan atau yang lebih
dikenal dengan sebutan “good governance”, secara umum pengertiannya
adalah segala sesuatu yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang
bersifat mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi urusan publik
untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Good
governance tidak hanya sebatas pengelolaan lembaga pemerintahan, namun
menyangkut semua lembaga baik pemerintah maupun non-pemerintah.

Narasumber Dr. H. Syamsir, S.H., M.H.


Tanggal 18 Desember 2013 lalu adalah awal dari sejarah keberlanjutan
perkembangan desentralisasi di Indonesia, yaitu disahkannya RUU Desa
menjadi UU Desa. Perkembangan penerapan desentralisasi di Indonesia
sesuai dengan pernyataan Teoritis Conyer (1983) yaitu desentralisasi perlu
diartikulasikan sebagai suatu yang dinamis yang terus menyempurnakan diri
154
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

sejalan perkembangan ruang dan waktu. Disyahkannya UU Desa adalah


bentuk dari perkembangan positif desentralisasi di Indonesia. Seperti pada
umumnya, proses politik pembuatan peraturan perundang-undangan
termasuk UU Desa menuai pro kontra. UU Desa diawali perdebatan panjang
antar berbagai pihak yang terlibat didalamnya. Pertanyaan yang
diperdebatankan tentang UU Desa adalah “siapkah pemerintah desa
menerima dan menjalankan otonomi desa sebagaimana yang diatur dalam
UU Desa. Sebagian besar masyarakat menilai UU Desa merupakan produk
hukum yang “memanusiakan” warga dan pemerintah desa. Panilaian ini
berangkat dari isi undang-undang tersebut yang memberikan hak dan
kewenangan desa secara luas. Pemerintah dan warga desa dapat
menyelenggarakan pemerintahan desa secara mandiri berdasarkan prinsip-
prinsip otonomi desa. Penilaian tersebut datang dari kalangan pro demokrasi,
pembangunan, dan pemberdayaan desa.
Perencanaan desa dibagi menjadi perencanaan jangka menengah dan
perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah disebut dengan
RPJMDesa (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) sementara
perencanaan jangka pendek disebut RKPDesa (Rencana Kerja Pembangunan
Desa). RPJMDes berdasarkan Permendagri Nomor 1 Tahun 2016 pasal 8
adalah perencanaan untuk kebutuhan enamtahun, Sedangkan perencanaan
kebutuhan aset desa untuk kebutuhan satu tahun dituangkan dalam RKPDesa
dan ditetapkan dalam APBDesa (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa)
setelah memperhatikan ketersediaan aset desa yang ada.
Pengadaan aset desa sebagaimana dimaksud dalam Permendagri Nomor
1 Tahun 2016 Pasal 9 ayat 1, dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien,
efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan
akuntabel.

KESIMPULAN DAN SARAN


Adapun kesimpulan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini
bahwa dalam perencanaan pengelolaan aset desa yang terdapat di Desa
Sungai Duren belum sesuai dengan Permendagri Nomor 1 Tahun 2016 Pasal
8. Hal tersebut dibuktikan ketika bahwa desa belum melakukan program
perencanaan melalui Musyawarah Perencanaan Desa (Musrembangdes).
Musrembangdes merupakan forum musyawarah yang membahas usulan-
usulan perencanaan atau program pembangunan desa yang berpedoman
pada prinsip-prinsip Perencanaan Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD).
Prinsip tersebut mengharuskan keterlibatan masyarakat dalam pengambilan
keputusan dan menentukan pembangunan yang akan dilaksanakan
khususnya yang beralokasi di desa yang bersangkutan sehingga benar-benar
dapat merespon kebutuhan/aspirasi yang berkembang.
155
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Adapun saran dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Program


Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Jambi, yaitu agar Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jambi membuat
skim pengabdian kepada masyarakat dengan skim pendampingan
masyarakat desa dalam mengelola desa yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Sri Palupi dkk. 2016. Buku Panduan Pelaksanaan Undang-Undang Desa Berbasis
Hak. Lakpesdam PBNU. Jakarta Selatan.

Undang-Undang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tetang Desa.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2016
Tentang Aset Desa.

Jurnal
Thomas. 2013. Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Upaya Meningkatkan
Pembangunan di Desa Sebawang Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana
Tidung. E-Journal Pemerintahan Integratif. ISSN 0000-0000.

156
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Upaya Pencegahan Kebakaran Hutan Lahan Gambut Di


Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi

Edison, Ratnawaty Siata, Dewi Sri Nurchaini


Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Indonesia
E-mail: ediedison950@yahoo.co.id: ratnasiata@yahoo.com:
dewisrinurchaini@gmail.com

Abstrak
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan agar: (a) masyarakat
memiliki pengetahuan tentang teknologi tepat guna tentang pencegahan
kebakaran, (b) menguasai teknik pengelolaan pencegahan kebakaran hutan,
(c) terampil mengelola lahan menjadi hutan kemasyarakatan. Juga dengan
kegiatan ini diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut: (a) sebagai
upaya peningkatan teknologi tepat guna pencegahan kebakaran untuk
mendapatkan daerah untuk berusaha yang baik, (b) memiliki profesi dibidang
hutan masyarakat khususnya aneka pencegahan kebakaran sehingga
memberikan peluang tambahan penghasilan, dan (c) penyebarluasan IPTEKS
sebagai produk yang perlu diketahui dan dimanfaatkan. Dalam
melaksanakan kegiatan ini, dibagi menjadi 4 bagian yaitu penyuluhan,
kunjungan lapang, praktek dan konsultasi lapang. Kegiatan direncanakan
dilaksanakan di Desa Seponjen dan Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2018. Khalayak sasaran kegiatan pengabdian ini adalah
masyarakat disekitar hutan, Kelompok Masyarakat Desa Seponjen dan
Tanjung, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. Mengingat
keterbatasan ruang dan waktu yang tersedia, jumlah peserta yang ikut dalam
kegiatan ini diperkirakan sebanyak 80 orang. Dari hasil kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini sementara dapat disimpulkan sebagai berikut: (a)
Upaya peningkatan pendapatan petani dapat dilakukan diseminasi upaya
pencegahan kebakaran lahan gambut. (b) Memotivasi peserta kegiatan untuk
mengetahui cara dan metoda pencegahan kebakaran hutan sehingga mereka
bisa mendapatkan manfaat nilai tambah.

Kata Kunci: Pengabdian kepada masyarakat, upaya pencegahan, dan


kebakaran hutan

PENDAHULUAN
Kebakaran yang terjadi pada tahun 2015 memasuki tahun kelam indeks mutu
udara di enam Provinsi. Keenam Provinsi itu diantaranya adalah Provinsi
Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan

157
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kalimantan Barat. Hingga Oktober 2015, berdasarkan citra satelit Wahana


Lingkungan Hidup (WALHI) mencatat terdapat sebaran kebakaran seluas
52.985 hektar di Sumatera dan 138.008 di Kalimantan. Total 191.993 hektar.
Akibat dari kebakaran hutan dan lahan yang melanda beberapa provinsi
tersebut menyebabkan bencana asap kembali terjadi. Selain itu, kebakaran
hutan dan lahan juga dapat menyebabkan manusia dengan mudah terserang
penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)(Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Muaro Jambi, 2017).
Luas kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Provinsi Jambi dari
tahun 2011 hingga tahun 2015 menunjukkan adanya peningkatan sebagaimana
yang terdapat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Jambi (ha)
Tahun 2011 - 2015
No Tahun Luas (ha)
1 2011 89,00
2 2012 11,25
3 2013 199,10
4 2014 3.470,61
5 2015 19.528,00
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Muaro Jambi, 2017

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Provinsi Jambi disebabkan oleh
pembukaan lahan baru untuk Hutan Tanaman Industri (HTI) dan
perkebunan, kanalisasi kawasan gambut serta pembukaan areal perladangan
oleh kelompok masyarakat. Pembukaan lahan ini biasanya dilakukan oleh
masyarakat maupun perusahaan. Pada tahun 2015, sebanyak 9 perusahaan
perkebunan kelapa sawit dan kehutanan di Provinsi Jambi dan 14 perorangan
yang diperiksa terkait kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Empat
dari sembilan perusahaan tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka pelaku
pembakaran. Keempat perusahaan tersebut, yakni perusahaan kehutanan, PT
Dyera Hutani Lestari (DHL), perusahaan perkebunan sawit, PT Tebo Alam
Lestari (TAL), PT Ricky Kurniawan Kartapersada (RKK) dan PT Agro
Tunggul Gemilang Abadi (ATGA) (Dinas Kehutanan dan Perkebunan Muaro
Jambi, 2017).
Kebakaran yang terjadi di Provinsi Jambi pada tahun 2015 sebagian
besar terjadi di lahan gambut. Semenjak awal Agustus 2015, peristiwa
kebakaran tersebut telah menghanguskan ribuan hektar areal perkebunan
kelapa sawit, Hutan Tanaman Industri (HTI) milik swasta, dan lahan
pertanian warga. Kebakaran hutan dan lahan tersebut juga telah merambat ke
Taman Nasional Berbak (TNB) serta ribuan hektar kawasan Hutan Lindung
Gambut dan TamanHutan Raya yang tersebar di Kabupaten Muaro Jambi dan

158
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kabupaten Tanjung Jabung Timur, di belahan Timur Provinsi Jambi (Edison


dkk., 2017).
Dalam Peraturan Daerah Provinsi Jambi No 2 Tahun 2016 Tentang
Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan melarang dengan
tegas bagi setiap orang yang ingin membuka lahan dengan cara membakar.
Apabila ditemukan pemilik lahan membuka lahan dengan cara membakar,
akan dikenakan sanksi administrasi maupun pidana. Selain larangan
membuka lahan dengan cara membakar, bentuk pencegahan dan
pengendalian kebakaran hutan yang termaktub dalam Perda tersebut seperti
sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya dan dampak kebakaran hutan dan
lahan, melakukan pelatihan dan simulasi penanganan kebakaran hutan dan
lahan, dan melakukan pelatihan membuka lahan tanpa membakar. Sementara
bentuk pengendalian yang dilakukan seperti mempersiapkan kelengkapan
personel, peralatan, sarana, dan prasarana, melakukan pemadaman diluar
areal konsesi pemegang izin, identifikasi penyebab kebakaran, penegakan
hukum, dan penanganan dampak kebakaran.
Lahan gambut merupakan salah satu tipe ekosistem lahan basah dengan
potensi sumberdaya hayati yang potensial untuk dikembangkan sebagai
sistem pendukung kehidupan (life supporting system). Lahan gambut
mempunyai fungsi untuk pelestarian sumberdaya air, peredam banjir,
pencegah intrusi air laut, pendukung berbagai kehidupan, keanekaragaman
hayati dan pengendali iklim (Cassel,1997).
Luas lahan gambut di Indonesia diperkirakan 20,6 juta ha (10,8%) dari
luas daratan Indonesia, dimana sekitar 7,2 juta ha (35%) terdapat di Pulau
Sumatera. Luas lahan gambut di Provinsi Jambi adalah 4.043.602 ha (45 % dari
luas lahan keseluruhan). Penggunaan lahan gambut untuk kepentingan
perkebunan di Provinsi Jambi mencapai lebih kurang 817.593 ha (Dinas
Perkebunan Provinsi Jambi, 2016). Luasan perkebunan ini akan semakin
meningkat dimasa yang akan datang. Kondisi ini didukung oleh adanya
kebijakan dan program pemerintah yang menempatkan sektor perkebunan
menjadi penggerak ekonomi dan pembangunan (Suriadikarta dan Sutriadi,
2007). Perkebunan merupakan sektor penting dalam menunjang
pembangunan di Provinsi Jambi. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi (RTRWP) Jambi dan Peraturan Daerah (PERDA) No.10 Tahun1994
menyebutkan bahwa potensi areal perkebunan di Provinsi Jambi seluas
3.300.7 67,5 ha. Pemanfaatan lahan untuk kegiatan pembangunan perkebunan
hingga tahun 2013 mencapai 2.857.567,65 ha (Dinas Perkebunan Provinsi
Jambi, 2016).
Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu daerah yang rawan akan
kebakaran hutan dan lahan. Pengelolaan kebakaran selama ini menjadi tugas
dan tanggung jawab pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan, secara

159
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

operasional untuk pemadaman kebakarannya dilaksanakan oleh pos


komando satuan tugas kebakaran hutan dan lahan yang dikordinasi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Muaro Jambi.
Berkaitan dengan bahaya kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten
Muaro Jambi, jika melihat trend titik api sejak tahun 2010 hingga tahun 2015
trend titik api berdasarkan pantauan setelit NAO 18 Kabupaten Muaro Jambi
mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 hanya terdapat 21 titik akan tetapi
mengalami kanaikan ditahun 2011 dan 2012 mencapai lebih dari 100 titik api
akan tetapi menurun ditahun 2013 hanya 60 titik melonjak naik 105 titik di
tahun 2014 dan puncaknya di tahun 2015 mencapai 297 titik api.
Hasil studi Kajian Valuasi Dampak Kebakaran Gambut ditiga
Kabupaten yaitu Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur dan Muaro
Jambi ini memaparkan bahwa Kabupaten Muaro Jambi merupakan
Kabupaten yang paling rawan terbakar. Hal ini terlihat dari besarnya
persentase luasan potensi kebakaran di Kabupaten Muaro Jambi, baik untuk
total luasan (41,1%) maupun total gambut terbakar (58,9%) (Edison dkk. 2017).
Beberapa kecamatan yang harus berada pada kondisi siaga kebakaran
gambut akibat tingginya potensi kebakaran areal gambut di wilayahnya
adalah Kecamatan Kumpeh, Kumpeh Ulu, Maro Sebo dan Taman Rajo
Kabupaten Muaro Jambi (Sabiham, 2007). Potensi kebakaran gambut terbesar
di Kabupaten Muaro Jambi terdapat pada kedalaman gambut 200 – 400 cm,
sedangkan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada gambut dangkal (<50
cm) dengan total volume potensi kebakaran lahan gambut di ketiga
kabupaten mencapai 46.217.181,2 m3 pada luasan 286.527,3 ha.

Tabel 2. Daerah Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Muaro


Jambi
Kecamatan Kedalaman Gambut Potensi Kebakaran
Kumpeh 200 – 400 cm Terkonsentrasi di areal
perkebunan dan hutan
tanaman dengan total luasan
mencapai 71,3%

Kumpeh Ulu, Maro Perkebunan kelapa sawit


Sebo milik perusahaan 45,7%

Taman Rajo Hutan Tanaman 25,6%

Targetnya berupa pengurangan terjadinya kebakaran hutan dan peningkatan


kesejahteraan masyarakat yang telah dianalisis secara sederhana dibagian atas.
Adapun luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah : Teknik Pengelolaan

160
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pencegahan Kebakaran Hutan dengan Berbagai Macam Metoda, dan


Publikasi Nasional dari Teknik Pengelolaan Pencegahan Kebakaran Hutan
dengan Berbagai Macam Metoda. Teknologi tepat guna yang dihasilkan
berupa cara pengelolaan pencegahan kebakaran hutan yang ramah
lingkungan. Teknik ini mampu mengurangi kebakaran dan banyak
ditemukan dilokasi kegiatan. Teknik ini dalam pelaksanaannya menggunakan
cara yang banyak ditemukan di lokasi kegiatan. Cara ini mampu mencegah
kebakaran hutan yang cukup banyak dengan waktu kegiatan yang tidak lama.
Secara keseluruhan cara ini dapat mengurangi polusi yang mengganggu di
desa tempat kegiatan sehingga dapat meningkatkan keamanan, kenyamanan,
dan kesehatan bagi masyarakat.
Inovasi dalam program Diseminasi Produk Teknologi ke masyarakat ini
berupa variasi pengelolaan kebakaran hutan menjadi berbagai cara
pencegahan dengan bantuan metoda yang sederhana. Metoda tersebut akan
mengurangi polusi dengan menggabungkan beberapa fungsi pengurang
polusi agar tidak berbahaya namun aman, nyaman dan sehat bagi
penggunanya dan efektif (Walter, dan Stutzel, 2009). Keunggulan inovasinya
adalah Praktis; Ergonomic dapat didesain dan redesain sesuai ukuran
penggunanya.

TARGET DAN LUARAN


Targetnya berupa pengurangan terjadinya kebakarana hutan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang telah dianalisis secara sederhana
dibagian atas. Adapun luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah : Teknik
Pengelolaan Pencegahan Kebakaran Hutan dengan Berbagai Macam Metoda,
dan Publikasi Nasional dari Teknik Pengelolaan Pencegahan Kebakaran
Hutan dengan Berbagai Macam Metoda. Teknologi tepat guna yang
dihasilkan berupa alat pengelolaan pencegahan kebakaran hutan yang ramah
lingkungan. Teknik ini mampu mengurangi kebakaran dan banyak
ditemukan dilokasi kegiatan. Teknik ini dalam pelaksanaannya menggunakan
alat yang banyak ditemukan di lokasi kegiatan. Alat ini mampu mencegah
kebakaran hutan yang relative banyak dengan waktu kegiatan yang tidak
lama. Secara keseluruhan alat ini dapat mengurangi polusi yang mengganggu
di desa tempat kegiatan sehingga dapat meningkatkan keamanan,
kenyamanan, dan kesehatan bagi masyarakat.
Inovasi dalam progam Diseminasi Produk Teknologi ke masyarakat ini
berupa variasi pengelolaan kebakaran hutan menjadi berbagai cara
pencegahan dengan bantuan metoda yangsederhana. Alat tersebut akan
mengurangi polusi dengan menggabungkan beberapa fungsi pengurang
polusi agar tidak berbahaya namun aman, nyaman dan sehat bagi
penggunanya dan efektif. Keunggulan inovasinya adalah Praktis; Ergonomic

161
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

dapat didesain dan redesain sesuai ukuran penggunanya; Mobile dapat


dibawa kemana-mana dan ringan; Portabel dapat di lepas pasang sehingga
lebih mudah dan ringan membawanya dan dapat digunakan di tempat luas
maupun sempit.

METODE PELAKSANAAN
Diseminasi Produk Teknologi ke Masyarakat dilakukan di Desa Seponjen dan
Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi. Penentuan lokasi
dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi
tersebut merupakan salah satu sentra kebakaran lahan gambut di Jambi dan
di Kabupaten Muaro Jambi khususnya. Pengabdian dilaksanakan pada tahun
2018.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaannya, kegiatan ini akan dilakukan
dengan beberapa cara yakni (a) Penyuluhan, (b) Kunjungan Lapang, (c)
Konsultasi, dan (d) Praktek.
1. Penyuluhan. Kegiatan penyuluhan meliputi ceramah dan diskusi didalam
balai pertemuan. Pada kegiatan ini terjadi alih pengetahuan dari penyuluh
kepada khalayak sasaran. Oleh karenanya dalam kegiatan ceramah dan
diskusi peserta dibekali modul dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
Apabila dari modul dan penjelasan lisan masih ada hal-hal yang belum
jelas dapat ditanyakan pada saat diskusi.
2. Kunjungan Lapang. Tim kecil bersama-sama dengan peserta kegiatan
meninjau lokasi kegiatan dan laboratorium manajemen pertanian yang
menjadi landasan untuk kegiatan pencegahan kebakaran dan teknik yang
efisien. Tim menjelaskan kepada peserta tentang pencegahan kebakaran
dan teknik yang efisien yang pada akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
3. Konsultasi. Setelah kegiatan praktek dilakukan kunjungan lapang,
kembali untuk melihat kelanjutan kegiatan dan sekaligus untuk
mengatasi kesulitan para peserta tentang materi yang diberikan. Dalam
kegiatan ini khalayak sasaran dilibatkan secara langsung sehingga dapat
belajar sambil bekerja.
4. Praktek. Praktek kegiatan pengelolaan kebakaran hutan dan teknik yang
efisien dilaksanakan di Hutan Kemasyarakatan. Pertemuan oleh tim kecil
memperagakan teknik pengelolaan dan upaya lain yang efisien
berlandaskan pada spesifik lokasi dan konsep nilai tambah. Dan
selanjutnya memberikan kesempatan kepada peserta untuk mendapatkan
pengalaman untuk mengelola hutan kemasyarakatan dan memasarkan
hasilnya se efisien mungkin.

162
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Untuk melakukan kegiatan diseminasi teknologi tepat guna dan teknik


pencegahan kebakaran, kegiatan yang dibagi menjadi 4 bagian yaitu
penyuluhan, kunjungan lapang, konsultasi lapang dan praktek keterampilan.
1. Penyuluhan. Para kelompok tani akan diberikan penyuluhan tentang
teknik pencegahan kebakaran. Kegiatan penyuluhan meliputi ceramah
dan diskusi di dalam Balai Pertemuan. Pada kegiatan ini terjadi alih
pengetahuan dari penyuluh kepada kelompok sasaran. Oleh karenanya
dalam kegiatan ceramah dan diskusi peserta dibekali modul dari kegiatan
yang akan dilaksanakan. Apabila dari modul dan penjelasan lisan masih
ada hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan pada saat diskusi.
2. Kunjungan Lapang. Kunjungan ini akan dilakukan oleh Tim dari Unja
bersama-sama dengan para masyarakat ke lokasi hutan kemasyarakatan.
Masyarakat akan dijelaskan tentang cara pencegahan kebakaran.
3. Konsultasi. Setelah kegiatan praktek dilakukan kunjungan kembali untuk
melihat kelanjutan kegiatan dan sekaligus untuk mengatasi kesulitan para
peserta tentang materi yang diberikan. Dalam kegiatan ini kelompok
sasaran dilibatkan secara langsung sehingga dapat belajar sambil bekerja.
4. Praktek Keterampilan. Praktek pencegahan kebakaran akan dilaksanakan
di Balai Desa. Pertemuan oleh Tim Kegiatan memperagakan cara
pencegahan kebakaran. Selanjutnya para peserta diminta untuk
mempraktekkan teori yang mereka dapatkan.
Metode pelaksanaan kegiatan menjelaskan tahapan atau langkah-
langkah dalam melaksanakan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi
permasalahan yang memuat hal- hal berikut ini.
1. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penerapan Diseminasi Produk
Teknologi ke Masyarakat yaitu para dosen dan masyarakat sasaran
dengan memperhatikan saran dari Pemda.
2. Metode dan tahapan dalam penerapan Diseminasi Produk Teknologi ke
Masyarakat, mulai dari identifikasi kebutuhan masyarakat, perancangan,
pembuatan, uji operasi, pendampingan operasional, dan penerapan TTG
tersebut kepada masyarakat/ mitra.

HASIL YANG DICAPAI


Kegiatan pengabdian yang akan dilakukan di lapangan, berupa kegiatan yang
dibagi menjadi 4 bagian yaitu penyuluhan, kunjungan lapang, konsultasi
lapang dan praktek keterampilan.
1. Penyuluhan. Para kelompok tani akan diberikan penyuluhan tentang
teknik pencegahan kebakaran. Kegiatan penyuluhan meliputi ceramah
dan diskusi di dalam Balai Pertemuan. Pada kegiatan ini terjadi alih
pengetahuan dari penyuluh kepada kelompok sasaran. Oleh karenanya
dalam kegiatan ceramah dan diskusi peserta dibekali modul dari kegiatan

163
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

yang akan dilaksanakan. Apabila dari modul dan penjelasan lisan masih
ada hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan pada saat diskusi.

2. Kunjungan Lapang. Kunjungan ini akan dilakukan oleh Tim dari Unja
bersama-sama dengan masyarakat ke lokasi lahan gambut masyarakat.
Masyarakat akan dijelaskan tentang cara dan upaya pencegahan kebakaran.

3. Konsultasi. Setelah kegiatan praktek dilakukan kunjungan kembali untuk


melihat kelanjutan kegiatan dan sekaligus untuk mengatasi kesulitan para
peserta tentang materi yang diberikan.
4. Praktek Keterampilan. Praktek teknologi penggunaan alat pencegahan
kebakaran akan dilaksanakan di Balai Desa. Pertemuan oleh Tim Kegiatan
memperagakan cara pencegahan kebakaran. Selanjutnya para peserta diminta
untuk mempraktekkan metoda yang mereka dapatkan.

164
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sejauh ini kegiatan pengabdian pada masyarakat ini telah mencapai 65%, yang
ditandai dengan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan
kebakaran di lahan gambut.

KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu upaya
perguruan tinggi untuk membantu masyarakat terutama yang masih
mengelola lahan gambut, sehingga diharapkan hasil kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini akan memberikan wawasan dan pemahaman yang
lebih terhadap bercocoktanam di lahan gambut dan peningkatan penghasilan.
Dari hasil pengabdian ini sementara memberikan hasil bahwa terdapat
perubahan pemahaman dan wawasan masyarakat untuk meningkatkan
pencegahan kebakaran dengan melakukan kegiatan yang lebih baik yakni
untuk mendapatkan nilai tambah terhadap pengembangan tanaman mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Bappeda Tk.I Jambi, 2017. Membangunan Jambi menjadi Prototipe Provinsi
Otonom. Jambi Cassel, D.K.1997. Aquic Conditions and Hydric Soils:
The Problem Soils. SSSA Special
Publication Number 50. McGraw-Hill New York.
Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, 2016. Laporan Tahunan. Dinas
Perkebunan Jambi. Jambi. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Muaro
Jambi. 2017. Laporan Tahunan. Muaro Jambi. Sengeti.
Edison, Suandi, Fuad, M. dan Elwamendri, 2017. Kajian Pengembangan
Komoditi Lokal Potensial di Lahan Gambut Kabupaten Muaro Jambi,
Kabupaten Tanjab Timur dan Kabupaten Tanjab Barat. Badan Restorasi
Gambut Jakarta.

165
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sabiham, S, 2007. Sawit dan Lahan Gambut dalam Pembangunan Kebun


Kelapa Sawit di Indonesia. Himpunan Gambut Indonesia.
Suriadikarta, DA dan MT. Sutriadi, 2007. Jenis-jenis Lahan Berpotensi untuk
PengembanganPertanian di Lahan Rawa. J. Litbang Pertanian 26(3) 115-
122.
Walter, CH. dan Stutzel, 2009. A New Methods for Assessing the Sustainability
of Land-Use System (I) Identifying the Relevant Issues. J. Ecological
Economics 68:1275-1287.

166
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Penyuluhan Hukum Dan Peningkatan Pemahaman Masyarakat


Terhadap Produk Unggulan Pada Masyarakat Kedepatian
Semerap

Lili Naili Hidayah, Raffles, M. Amin Qodri, M Zulfa Aulia, Herlina Manik
Fakultas Hukum, Universitas Jambi, Indonesia
Email corresponding author: lilinailihidayah@unja.ac.id

Abstract
Kedepatian semerap jika dilihat geografis berada di tepian danau kerinci dan
berada di kaki bukit barisan. Kedepatian semerap merupakan kerapatan
desa yang berada di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci. Pada
awalnya kedepatian semerap hanya terdiri atas satu desa yakni desa
semerap, dalam perkembangannya desa semerap mekar menjadi 3 (tiga)
desa yakni Desa Semerap, Desa Koto Baru, dan Desa Koto Patah. Dengan
kondisi geografis yang berada ditepian danau dan berada dikaki bukit
barisan maka kedepatian Semerap memiliki banyak diuntungkan oleh
kondisi alamnya. Potensi alam itu juga menciptakan produk unggulan
daerah kadepatian semerap. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra
pengabdian yakni pemahaman masyarakat masih belum begitu menyadari
akan potensi daerahnya yang memiliki potensi yang dapat mendapatkan
perlindungan hukum atas hasil yang dihasilka oleh potensi geografis
setempat. Respon dari mitra sangat positif, di mana mitra memberikan
antusias dan mau menerima inovasi teknologi yang diberikan serta memiliki
minat yang tinggi dan bersedia untuk menerapkan teknologi yang diberikan.

Kata Kunci: Indikasi Geografis, Produk Unggulan

PENDAHULUAN
kedepatian semerap berada di tepian danau kerinci dan berada di kaki bukit
barisan. Kedepatian semerap merupakan kerapatan desa yang berada di
Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci. Pada awalnya kedepatian
semerap hanya terdiri atas satu desa yakni desa semerap, dalam
perkembangannya desa semerap mekar menjadi 3 (tiga) desa yakni Desa
Semerap, Desa Koto Baru, dan Desa Koto Patah.
Dengan kondisi geografis yang berada ditepian danau dan berada
dikaki bukit barisan maka kedepatian Semerap memiliki banyak
diuntungkan oleh kondisi alamnya. Potensi alam itu juga menciptakan
produk unggulan daerah kadepatian semerap.

167
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kerinci


tahun 2015 terdapat 16 jenis tanaman perkebunan rakyat dan 1 jenis
perkebunan besar yang dihasilkan di Kabupaten Kerinci yang tersebar pada
16 kecamatan yaitu : kulit manis, cengkeh, karet, kakao, kelapa sawit,
tembakau, kopi robusta, tebu, kopi arabika, pinang, kemiri, vanili, nilam,
lada, kelapa, aren dan teh. Dari data tersebut terlihat bahwa setiap jenis
tanaman perkebunan rakyat diberikan kesempatan yang sama untuk
berkembang. Pengembangan tanaman perkebunan rakyat ini perlu di
usahakan secara efektif dan efisien. Dari 16 jenis tanaman perkebunan
rakyat di Kabupaten Kerinci akan dipilih berdasarkan ekonomi basis
sehingga diperoleh komoditi unggulan dengan mempertimbangkan aspek
pemasaran hasil produksi, aspek ketersediaan bahan baku ,aspek
ketersediaan tenaga kerja terampil, aspek teknologi produksi dan aspek
akses ke sumber modal sehingga diperoleh komoditas unggulan perkebunan
rakyat yang menjadi dasar pembangunan perkebunan di Kabupaten Kerinci.
Lebih lanjut komoditas unggulan terpilih di analisis guna memperoleh
strategi pengembangan komoditas unggulan perkebunan di Kabupaten
Kerinci.
Penegakan Haki dan Pemasyarakatan HaKI melalui sosialisasi
bertujuan untuk memberikan informasi serta pengetahuan kepada para
pengusaha industri kecil dan menengah, LSM, Yayasan dan Asosiasi,
sehingga mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang Hak Cipta
sebagai karya cipta manusia, Paten serta Merek maupun HaKI lainnya.

METODE KEGIATAN
Bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk penyuluhan
hukum dilakukan dengan metode penyampaian materi dengan metode
ceramah dengan materi tentang Peningkatan Pemahaman terhadap Produk
Unggulan yang dilindungi oleh perundang undangan di Kabupaten
Kerinci.Diskusi dan Tanya jawab antara pemateri dengan peserta
penyuluhan hukum.

Persiapan sasaran mitra


Sebelum kegiatan penyuluhan kerja dilakukan terlebih dahulu melakukan
penjajakan untuk menentukan permasalahan hukum apa yang dihadapi oleh
masyarakat di Kabupaten Kerinci. Dari penjajakan tersebut ditemukan
kurangnya pemahaman masyarakat mengenai Hak Kekayaan Intelektual
mengenai produk produk yang dihasilkan oleh masyarakat..

168
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Materi Kegiatan
Adapun materi kegiatan yang akan disampaikan oleh narasumber dan
instruktur dalam program ini meliputi meliputi:
1. Menjelaskan tentang arti pentingnya dilakukan pemahaman produk
unggulan daerah.
2. Menjelaskan arti penting dan manfaat pendaftaran Indikasi Geografis
terhadap produk unggulan daerah.
3. Menjelaskan bahwa produk unggulan daerah bisa menyejahterakan
mereka.

169
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Adapun Hasil yang dicapai dalam pengabdian tentang Penyuluhan Hukum
Dan Peningkatan Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk Unggulan Di
Masyarakat Kedepatian Semerap Yang Dilindungi Oleh Undang –Undang:
1. Meningkatnya pengertahuan masyarakat akan produk unggulan daerah
mereka yang dapat dilindungi Undang –undang
2. Mendorong aparatur desa untuk mengelompokkan produk unggulan
daerah

KESIMPULAN
Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Respon dari mitra sangat positif, dimana dengan memberikan sosialisasi
dapat meningkatkan pengertahuan masyarakat tentang produk
unggulan daerah mereka yang dapat dilindungi Undang –undang.
2. Mendorong aparatur desa untuk mengelompokkan produk unggulan
daerah.

ACKNOWLEDGMENT
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Universitas Jambi yang telah
mendanai kegiatan pengabdian PPM ini melalui sumber Dana DIPA-PNBP
PPM-LPPM pada Fakultas Hukum, Nomor : SP DIPA-042.01.2.400950/2019
Tanggal 05 Desember 2018 dan Surat Perjanjian Penugasan dalam Rangka
Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor:
B/206/UN21.18/PM.01.01/2019

DAFTAR PUSTAKA

Miranda Risang Ayu, Memperbincangkan Hak Kekayaan Intelektual,Indikasi


Geografis, Bandung: Alumni, 2000
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Cet. 8, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2004.
Suyud Margono, Aspek Hukum Komersialisasi Aset Intelektual, Nuansa Aulia,
Bandung, 2010.
Saky Septiono, Perlindungan Indikasi Geografis , Jakarta, 2012,
Laman Balitbangda Kota Jambi
Laman DJKI, Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum
dan Hak Asasi Manusia RI

170
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pemberdayaan Masyarakat Tani Dalam Budidaya Tanaman Melalui


Teknologi Biochar Sebagai Pembenah Tanah di Desa Pematang
Gajah Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

Endriani, Refliaty, Sunarti, Zurhalena


Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Indonesia
Koresponen author endriani@unja.ac.id

Abstrak
Kegiatan PPM ini bertujuan memberikan penyadaran kepada masyarakat
agar mengurangi pupuk kimia dan kembali ke pupuk organik seperti
biochar dan kompos, dan mengenalkan kepada masyarakat tani cara
memproduksi biochar, cara memberikannya ke lahan pertanian, dan cara
pembuatan POC limbah rumah tangga. Mitra kegiatan adalah kelompk tani
“Tani Jaya” dan kelompok tani “ Tunas Harapan Jaya”. Kegiatan PPM ini
dilaksanakan selama 6 bulan mulai bulan May 2019 hinggga November 2019,
di Desa Pematang Gajah Kecamatan Jambi Luar Kota. Metode pelaksanaan
kegiatan berupa pendidikan dengan metode penyuluhan, pendampingan
dan pelatihan serta evaluasi hasil kegiatan. Hasil kegiatan yang dicapai
adalah : Pemberdayaan masyarakat berupa penerapan introduksi teknologi
biochar berbasis optimalisasi lahan untuk tanaman hortikultura berlangsung
dengan baik. Indikator capaian adalah tingkat partisipasi dan pemahaman
peserta mencapai > 90 %. Teknologi introduksi dapat meningkatkan
produktivitas lahan pertanian dan lahan pekarangan, indikatornya adalah
produktivitas lahan pekarangan meningkat, khusus nya tanaman buah di
pekarangan. Introduksi teknologi biochar dan POC dari limbah rumah
tangga berhasil. Yang ditunjukkan melalui produk akhir berupa biochar dan
POC dari limbah dapur anggota Mitra PPM. Perbaikan teknologi budidaya
buah-buahan perlu dilakukan, untuk peningkatan produktivitas lahan dan
pendapatan petani. Kehadiran Dosen Universitas Jambi pada masyarakat
kelompok tani mendapat respon positif masyarakat Desa Pematang Gajah,
dan diharapkan keberlanjutan program dalam upaya mencerdaskan
masyarakat tani sekitar kampus Universitas Jambi

Kata Kunci: Biochar, pemberdayaan masyarakat, lahan usaha tani, tanaman


hortikultura

PENDAHULUAN
Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jambi
yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 sebagai

171
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

daerah pemekaran dari Kabupaten Batang Hari, secara resmi Pemerintah


Kabupaten Muaro Jambi mulai dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 1999.
Pusat Pemerintahan di Kota Sengeti sebagai ibu Kota Kabupaten Muaro
Jambi dengan Pusat Perkantoran di Bukit Baling Kecamatan Sekernan.
Kabupaten Muaro Jambi memiliki letak geografis wilayah yang cukup
strategis berada di hinterland Kota Jambi, hal ini memberikan keuntungan
bagi Kabupaten Muaro Jambi karena Kabupaten ini memiliki peluang yang
cukup besar sebagai daerah pemasok kebutuhan kota Jambi, seperti
pemasaran untuk hasil pertanian, perikanan, industri dan jasa .
Luas wilayah Kabupaten Muaro Jambi ± 5.246 km2, secara administrasi
mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang Hari
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Desa Pematang Gajah menempati wilayah dataran rendah dengan
tanah yyang mendominasi adalah tanah Ultisol,. Secara umum tanah Ultisol
adalah tanah tanah tua yang kesuburannya rendah dan bereaksi masam,
sehingga petani membutuhkan input yang besar agar komoditinya
berproduksi tinggi. Permasalahan yang sama juga ditemui pada Mitra
Kelompok Tani Tunas Harapan Jaya ( yang diketuai Ali Muksin) dan
Kelompok Tani Jaya.( ketua Budi). Berdasarkan hasil wawancara dan
diskusi dengan anggota kedua kelompok tani tersebut, ditemui masalah
prioritas di lahan petani Desa Pematang Gajah adalah lahan pertanian yang
tidak subur. Petani terpaksa memberi pupuk kimia terus menerus agar hasil
tanaman bisa tumbuh dan berproduksi dengan baik. Secara umum kedua
mitra sudah menggunakan pupuk organik pada lahan pertaniannya. Petani
mitra belum mengenal biochar atau arang hayati sebagai penyubur tanah
dan belum intensif mengelola limbah pertanian dengan baik.
Komoditi buah dan sayuran di Provinsi Jambi umumnya dipasok dari
seluruh wilayah Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Jambi.
Kabupataen Muaro Jambi merupakan salah satu daerah penghasil sayuran
serta memasok hasil produksinya ke kota Jambi. Hal ini karena jarak
Kabupaten Muaro Jambi ke Kota Jambi yang tidak terlalu jauh.Sehingga
biaya transportasi rendah dan kecil resiko terjadinya kerusakan pada produk
buah tersebut. Di Kabupaten Muaro Jambi hampir setiap Kecamatan
mengusahakan tanaman buah dan sayuran. Salah satu wilayah yang
memeiliki orbitari menguntungkan adalah Kecamatan Jambi Luar Kota
(Jaluko), kecamatan Jaluko memiliki wilalayah mengelilingi Kota Jambi.
Kondisi orbitari demikian memnyebabkan dan sangat memungkinkan

172
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

semua hasil pertanian yang berasal dari Kecamatan Jaluko akan dipasok ke
Kota Jambi.
Kabupaten Muaro Jambi yang memiliki luas lahan tertinggi yaitu di
Kecamatan Jaluko sebesar 37,41% serta jumlah produksi sayuran sebesar
31,32% (BPS Muaro Jambi, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa usahatani
pangan dan sayuran di Kecamatan Jaluko memiliki potensi untuk
dikembangkan. Kecamatan Jaluko memiliki berbagai tanaman pangan dan
sayuran yang diusahakan. Komoditi yang memiliki luas lahan tertinggi
adalah komiditi jagung manis (21,73%) dengan jumlah produksi 31,04% dari
produksi sayuran di Kecamatan Jaluko (BPS Provinsi Jambi, 2016). Hal ini
karena sifat produk sayuran yang mudah rusak dan tidak tahan lama akan
menimbulkan kerugian jika tidak habis terjual. Selain itu, jika tanaman
sayuran ditanam secara monokultur maka akan terjadi ledakan jumlah
komoditi sayuran yang akan berdampak pada penurunan harga komoditi
sayuran tersebut.
Tanaman sayuran yang diusahakan di Kecamatan Jaluko minimal
terdiri dari tiga jenis komoditi sayuran disetiap lahan petani. Dalam sebuah
usahatani, umumnya petani dihadapkan pada keterbatasan sumberdaya
pertanian, lahan garapan yang relatif sempit, modal untuk sarana produksi
yang terbatas, dan tenaga kerja dalam keluarga yang juga terbatas.
Beranekaragam komoditi yang diusahakan dan luas lahan yang terbatas
mengakibatkan petani harus memiliki keputusan dalam berusahatani agar
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Produksi pertanian dipengaruhi
oleh faktor produksi diantaranya yaitu lahan, tenaga kerja, modal dan
kemampuan manajemen.Sumbangan lahan berupa unsur tanah dan sifat-
sifat tanah yang tidak dapat dirusakkan, dengan mana hasil pertanian dapat
diolah sehingga sangat diperlukan dalam usahatani (Mubyarto, 1995).
Berdasarkan analisis situasi yang dijelaskan di atas, maka perlu usaha
untuk menjaga kelestarian tanah dan meningkatkan produksi pangan
palawija agar dapat mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan
(Sustainable agriculture development), meningkatkan peluang usaha melalui
diversivikasi buah sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani yang
pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah
satunya melalui kegiatan Program PPM dari Perguruan Tinggi.
Di Kabupaten Muaro Jambi hampir setiap Kecamatan mengusahakan
tanaman palawija dan sayuran. Kabupaten Muaro Jambi yang memiliki luas
lahan tertinggi yaitu di Kecamatan Sungai Gelam sebesar 37,41% serta
jumlah produksi buah dan sayuran sebesar 31,32% (BPS Muaro Jambi, 2013).
Hal ini menunjukkan bahwa usahatani hortikultura di Kecamatan Sungai
Gelam memiliki potensi untuk dikembangkan.

173
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (PPM) merupakan program


pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk membina masyarakat agar
memahami pentingnya memelihara lingkungan pekarangan yang asri,
keluarga bergizi dan ekonomi keluarga memadai, masyarakat yang
produktif dan berkinerja tinggi, yang mandiri secara ekonomis, serta
meningkatkan keterampilan masyarakat dalam membuat dan
mengaplikasikan pupuk biochar, dan POC.

METODE PELAKSANAAN
Metode Kegiatan
Metode kegiatan berupa penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
akan dilaksanakan meliputi :
1. Pelatihan atau kursus, tujuannya untuk menambah pengetahuan petani
tentang lahan kering marginal, masalahnya dan pengelolaannya secara
ramah lingkungan.
2. Pelaksanaan pengenalan biochar, peran dan cara produsinya,
demonstrasi pembuatan biochar, pelatihan pembuatan pupuk organic
cair
3. Melaksanakan percontohan (demplot) penerapan teknologi
pemeliharaan tanaman sayuran bersifat ramah lingkungan dengan
melibatkan seluruh anggota kursus, yang mencakup kegiatan
pembuatan pupuk biochars, POC. penyemprotan tanaman dengan
larutan pestisida organik, penentuan bidang olah dan pemberian pupuk
organik
4. Melaksanakan pembinaan terhadap petani-petani yang akan
menerapkan teknologi usaha tani ramah lingkungan bebas pupuk kimia
dan pestisida di lahan pekarangan milik petani itu sendiri.
5. Melaksanakan pemeliharaan tanaman sayuran dan tanaman
pangan/palawija secara tepat guna untuk mendapat hasil yang
menguntungkan

Rancangan Evaluasi
Evaluasi yang akan dilaksanakan pada kegiatan PPM ini yaitu :
1. Tanya jawab/diskusi mengenai hasil pelatihan/kursus, guna mengetahui
tingkat pemahaman petani peserta kursus tentang materi yang
disampaikan.
2. Penilaian pelaksanaan penerapan teknologi budidaya hortikultura
berbasis teknologi biochar, POC dan biopestisida pada masyarakat
mitra, dengan indikator pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman
sayuran dan pertumbuhan tanaman hortikultura, serta hasil analisis
usaha tani.

174
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

3. Penilaian akan animo petani peserta kursus dan masyarakat lainnya


terhadap penerapan teknologi biochar (+ biokompos, biopestisida) dan
tindakan budidaya yang tepat (pemupukan, pengolahan tanah,

penggunaan bibit unggul, pemberantasan hama dan penyakit serta


penyiangan) pada lahan milik petani, serta pengelolaan hasil pangkasan
tanaman pagar untuk sumber bahan organik tanah.

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI


Deskripsi Lokasi
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dilaksanakan di Desa Pematang
Gajah Mekar Jaya Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
terletak pada lokasi yang cukup strategis, jarak tempuh ke ibu kota
kecamatan sekitar 20 km, ke ibu kota Kabupaten sekitar 40 km dan ke ibu
kota propinsi sekitar 15 km. Orbitasi ini menunjukkan bahwa akses Desa
Pematang Gajah Ke kota Jambi sangat dekat sehingga memudahkan bagi
Bapak dan wanita tani yang tergabung dalam warga RT 03 dan RT 04
menjual hasil usaha tani mereka. .
Salah satu kawasan di Desa Pematang Gajah adalah wilayah RT.03
dan RT 04 Desa Pematang Gajah. Kawasan ini merupakan kawasan yang
juga kaya akan potensi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusianya.
Walaupun memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, namun
tingkat perekonomian masyarakat tani di Desa Pematang Gajah ini masih
tergolong rendah. Selain itu, juga terdapat potensi pencemaran lingkungan
di sekitar pemukiman, sampah-sampah anorganik dibuang secara langsung
ke lingkungan permukiman. Jika dibiarkan, hal ini tentunya dapat menjadi
permasalahan yang cukup serius bagi lingkungan, maupun bagi masyarakat
pada umumnya. Sampah merupakan material sisa yang dihasilkan oleh
pemanfaatan suatu benda atau produk yang dimanfaatkan oleh manusia
maupun aktivitas alam.
Lahan usaha tani milik masyarakat tani khususnya anggota kelompok
tani “Jaya” dan kelompok tani “Tunas Harapan Jaya” di lokasi PPM
umumnya tidak dimanfaatkan secara optimal, sebagian besar lahan hanya di
kelola pada saat musim hujan dan sisanya dibiarkan tanpa pengelolaan
yang baik. Sebagian lahan diusahakan untuk tanaman pangan dan palawija
dan sayuran sedang lahan pekarangan ditanami dengan tanaman buah-
buahan seperti rambutan, durian dan duku, serta sirsak, namun tanaman
tersebut terlihat tidak dipelihara dan dirawat dengan benar. Melaksanakan
usahatani hanya pada musim penghujan saja sedangkan pada musim
kemarau petani membiarkan lahan pertaniannya tanpa dikelola dengan baik.
Petani menanam tanaman pangan maupun hortikultura secara monokultur,

175
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
di antara palawija yang diusahakan seperti jagung, kacang tanah dan
kedelai, sedang tanaman sayuran yang sering ditanam adalah mentimun,
kacang panjang, kesek, kangkung dan bayam cabut, pare, gambas dll.
Permasalahan yang sering ditemui petani dalam budidaya palawija adalah
serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), sehingga secara rutin
dilakukan penyemprotan pestisida setiap empat hari. Namun sebagian besar
petani belum paham bahwa sebelum pemanenan tidak boleh dilakukan
adalah tanah yang marginal, miskin unsur hara dan sfat fisik yang jelek.
Aplikasi pupuk organik masih terbatas dan lahannya nampak miskin hara.

Pelaksanaan Penyuluhan dan Pelatihan


Pelaksanaan penyuluhan dilaksanakan di rumah warga RT 04 Desa
Pematang Gajah tepatnya di rumah ketua kelompok tani “Jaya” yang
dihadiri sebanyak 20 orang. Materi penyuluhan meliputi : (a) teknik
pengelolaan lahan pekarangan secara intensif, (b) teknik budidaya tanaman
pangan, buah dan sayuran, toga, (c) teknik budidaya dan usaha peternakan
dan perikanan, (c) teknologi pengolahan hasil pertanian, (d) teknologi
pengelolaan limbah rumah tangga, (e) manajemen pemasaran serta (f)
penguatan kelembagaan masyarakat, g) manfaat dan pengelolaan limbah
pertanian menjadi biochar. Dalam penyajian penyuluhan dilakukan secara
kelompok yang dimaksudkan agar materi pelatihan dapat dimengerti oleh
peserta. Hal ini sesuai dengan hakekat penyuluhan yakni upaya menolong
orang lain agar tahu, mampu, dan mau menolong dirinya sendiri, dan
sejalan dengan makna dari proses komunikasi dalam bidang pertanian yaitu
proses penyampaian pesan terkait dengan berbagai aspek tentang pertanian
untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, agar petani
memiliki kehidupan yang lebih baik.

Pelaksanaan Pelatihan Dan Praktek Lapang


Pelatihan dan praktek yang dilakukan adalah pelatihan tentang
pengembangan bioinsektisida dan pengembangan pupuk biochar dalam
rangka menunjang budidaya organik di lahan usaha tani dan lahan
pekarangan. Selanjutnya dilakukan demplot sebagai percontohan dalam
memanfaatkan lahan pekarangan untuk budidaya pangan alternatif.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan
terpadu di Desa Pematang Gajah, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten
Muaro Jambi : yaitu melalui kegiatan pembinaan yang meliputi kegiatan
penyuluhan dan pelatihan intensifikasi lahan pertanian dengan teknologi
biochar guna pemanfaatan lahan secara optimal.

176
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dilakukan di kelompok tani “Jaya” dan “Tunas
Harapan Jaya” warga RT 03 dan RT 04 Desa Pematang Gajah. Kegiatan
penyuluhan di kelompok tani mengenai program introduksi teknologi
biochar dan optimalisasi lahan dengan tanaman hortikultura berupa buah-
buahan dan sayur-sayuran. Introduksi teknologi biochar pada lahan
pertanian dan lahan pekarangan ini hanyalah sebagai pokok materi
penyuluhan, namun dalam diskusi antara pakar Perguruan Tinggi dan
anggota kelompok tani materi diskusi berkembang ke topik yang lebih luas.
Hal ini dikarenakan di kelompok tani memiliki kegiatan yang dianggap lebih
besar dan lebih membutuhkan perhatian lebih untuk peningkatan
produktivitas lahan pertanian mereka, misalnya SLPTT, PUAP, pelatihan
pupuk organik dan bokasi, pembagian benih padi dan jagung hibrida, lomba
kelompok tani, perbaikan saluran irigasi dan lain sebagainya. Namun jika
petani membutuhkan penyuluhan mengenai pekarangan terpadu ini PPL
selalu membantu. Karena beberapa petani yang antusias melakukan
kegiatan intensifikasi pertanian ini juga mengikuti pelatihan yang dilakukan
PPL bersama dengan pelaksana dari kelompok wanita tani. Penyuluhan
yang dilakukan pada kelompok tani dilakukan setiap bulan sekali yang
bertempat di rumah ketua gapoktan.
Penyuluhan yang dilaksanakan di ikuti oleh sebagian besar anggota
dari tiap kelompok tani dan kelompok wanita tani. Manfaat dari penyuluhan
ini sendiri dirasa penting bagi anggota karena petani merasa memperoleh
pengetahuan dan pengalaman baru setelah mengikuti kegiatan penyuluhan.
Kegiatan penyuluhan juga sering kali dilakukan secara demplot di lahan
secara langsung agar materi yang disampaikan mudah diterima melalui
kegiatan praktek langsung. Demplot yang dilakukan antara lain pembuatan
pupuk biochar dan pupuk cair langsung di lahan milik Ketua kelompok
Tani.

Pelatihan pembuatan biochar dan POC di Pekarangan


Kegiatan pelatihan dalam program optimalisasi lahan ini meliputi kegiatan
pembuatan pupuk biochar dan POC dari limbah pertanian. Limbah
pertanian terlebih dahulu dipilah antara sampah organik yng mudah lapuk
dan yang sukar lapuk. Limbah petanian yang sukar lapuk seperti batang
jagung, kulit jengkol, kulit kopi, serbuk gergaji, sekam padi, kulit kacang
dikumpulkan kemudian dibakar dengan metode pyrolysis rendah.

177
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 1. Proses pembuatan biochar teknologi sederhana

Oksigen untuk menghasilkan arang hayati atau biochar. Biochar yang sudah
jadi diaplikasikan pada lahan pertaanian, maupun lahan pekarangan yang
ditanami. Sampah organik yang mudah lapuk dikumpulkan kemudian
diproses menjadi kompos. Kompos yang dihasilkan ini diaplikasikan pada
tanaman buah-buahan dan sayuran di pekarangan
warga. Pelatihan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan
pemahaman petani mengenai upaya mengelola sampah rumah tangga dan
membuat pupuk kompos dan pupuk organic cair (POC).
Penerapan optimasi lahan secara ini dimaksudkan agar lahan usaha
tani dapat ditanami bai pada musim kemarau maupun musim penghujan
dengan berbagai jenis tanaman yang meliputi tanaman buah, tanaman hias,
tanaman sayuran, dan tanaman obat. Tim PPM Fakultas Pertanian
memberikan bimbingan dalam kegiatan dan selanjutnya dilakukan sendiri
oleh petani sesuai kemampuan dan kemauannya masing-masing.

Peningkatan produktivitas pertanian dan pendapatan petani


Peningkatan produktivitas lahan usaha tani yang dapat dilihat dari program
ini adalah dengan adanya penambahan komoditas selama program
pemanfaatan lahan usaha tani dilaksanakan, dan dari komoditas yang
sudah ada sebelum program PPM. produktivitas dari tanaman sayuran,
tanaman buah rambutan, mangga, durian dan sirsak, tanaman obat, karena
hanya komoditas tersebut yang diusahakan. Peningkatan produktivitas
juga dapat dilihat dari yang mulanya “tidak ada” menjadi “ada”. Pada
kesempatan ini tim PPM memberikan produktivitas ini juga didukung
dengan dilakukannya pengelolaan lahan dengan teknologi biochar da
biopestisida serta penggunaan limbah dapur sebagai pupuk organik.
Pemberdayaan petani ini salah satunya adalah mengelola lahan
pertanian dari yang awalnya tidak subur menjadi subur, dari yang awalnya
tidak dikelolaa dengan baik sekarang dikelola dengan baik, lahan
pekarangan banyak dimiliki oleh masyarakat di Desa Pematang Gajah

178
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

awalnya tidak dimanfaatkan secara optimal, sekarang sudah dioptmalkan


dengan tanaman buah. Namun selama program PPM ini dilaksanakan,
pemberdayaan petani dengan teknologi biochar yang diproduksi sendiri dan
ditambahkan sebagai pembenah tanah ke lahan pertanian sudah mendapar
respon positif dari petani. Lebih dari 50 % petani yang mengikuti
penyuluhan dan pelatihan mengerti dan bisa membuat biochar, dan tertarik
untuk memanfaatkannya pada lahan sayuran dan lahan palawija, serta lahan
pekarangan. Dapat diketahui bahwa pengaruh biochar terhadap
produktivitas lahan untuk komoditas tanaman buah-buahan belum bisa
dilihat secara nyata setelah melaksanakan program PPM ini, karena bibit
buah buahan baru berumur 2 tahun sehingga peningkatan produktifitasnya
belum bisa dihitung. Perbedaannya adalah dengan adanya tanaman buah
buahan yang baru, maka jumlah tanaman peneduh bertambah. Penambahan
jumlah pohon yang dibudidayakan di pekarangan mampu meningkatkan
produktivitas pekarangan,
Selain itu pemeliharaan tanaman sayur sayuran yang meningkatkan
penggunaan limbah organik misalnya dari produk biochar dan dari limbah
dapur serta kotoran ternak yang dikomposkan. Sebagian besar hasil dari
tanaman sayuran hanya dikonsumsi untuk keluarga sendiri da n dibagikan
ke tetangga, namun jika hasilnya tinggi sebagian di jual di pasar.

Gambar 2. Kegiatan pelatihan membuat pupuk organic cair

Aktivitas peserta
Selama mengikuti kegiatan pelatihan dan demonstrasi teknologi melalui
program PPM ini peserta pelatihan secara umum sangat menikmati.
Memiliki motivasi yang tinggi dan mempunyai pengharapan yang sangat
positif atas kegiatan PPM yang dilakukan.. Dalam proses pelatihan sering
terjadi diskusi dan tanya jawab, saling memberikan pandangan dan harapan
ke depan yang lebih baik. Disamping itu para petani di lokasi pengabdian
(anggota kelompok tani Jaya dan Tunas Harapan Jaya) juga bersedia dan

179
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

sangat responsif terhadap keberlanjutan program. Tingkat partisipatif


peserta disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 . Tingkat respon petani terhadap kegiatan penyuluhan dan pelatihan


Jenis kegiatan Jumlah peserta Partipatif (%)
Penyuluhan budidaya sayuran 20 >90 %
dan buah – buahan
Sosialisasi pupuk biochar 15 90 %
Pelatihan pembuatan biochar 15 100 %
Pelatihan membuat POC 20 90 %
Petani demonstrator 2 100 %
Demplot buah-buahan 2 100 %
Keberlanjutan program Berlanjut Berlanjut

Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam proses
menjalankan program PPM kepada masyarakat ini berjalan sesuai dengan
rencana dan dapat mencapai tujuannya maka perlu dilakukan monitoring
atau pengawasan yang dilaksanakan dengan memperhatikan informasi apa
saja yang telah diterima oleh sasaran dan sejauh mana sasaran dapat
melaksanakannya. Sehingga monitoring dilakukan dengan melihat langsung
serta melakukan wawancara dengan kelompok sasaran pada saat mereka
berpartisipasi dalam kegiatan. Pengawasan program kerja dilakukan oleh
semua anggota PPM Pengabdian pada saat kegiatan dilaksanakan.
Pengawasan dilakukan untuk menunjang keberhasilan setiap program.
Selanjutnya hasil pengawasan ini akan menjadi bahan evaluasi untuk setiap
program yang dilaksanakan.

Gambar 3. Tim pengabdian kepada masyarakat


Evaluasi Program Kerja Evaluasi merupakan sebuah proses menentukan
hasil yang telah dicapai dari beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan, juga sebagai proses penggambaran,

180
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

pencarian dan pemberian informasi yang bermanfaat bagi pembuat program


dalam menentukan alternatif program lainnya. Terdapat dua bentuk
evaluasi dalam menjalankan program kesehatan yakni evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama proses perencanaan
dan penerapan untuk memperbaiki atau mengoreksi program sedangkan
sedangkan evaluasi sumatif dijalankan setelah penerapan atau pelaksanaan
program/kegiatan untuk menentukan dampak program terhadap target
populasi. Maka, Metode evaluasi yang dilakukan selama kegiatan PPM
Pengabdian yakni metode evaluasi formatif dan sumatif, dimana evaluasi
dilakukan pada saat pelaksanaan program kerja dan setelah program
dilaksanakan. Dalam pelaksanaan evaluasi program PPM dievaluasi
langsung oleh tim PPM.
Berikut ini adalah beberapa indikator yang digunakan dalam
melakukan evaluasi untuk masing-masing program:
1. Indikator Evaluasi Intervensi Fisik a. Masyarakat dapat memanfaatkan
produk biochar
2. Indikator Evaluasi Intervensi Non Fisik a. Sasaran mengetahui cara
membuat biochar

Kendala yang Dihadapi


Hambatan selama pelaksanaan program PPM ataupun permasalahan yang
kami hadapi dalam menjalankan kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Kendala di lapangan adalah lahan pertanian milik mitra kegiatan pada
musim kemarau sering tergenang kekeringan. Kondisi demikian
berulang setiap tahun sebagai akibat dari kondisi iklim bahkan lebih 3
bulan tidak turun hujan.
2. Terdapat kendala berupa dana, tenaga kerja dan bahan dalam sosialisasi
dan pelatihan, mapun dalam melaksanakan program tambahan.
3. Dari sekian masalah ataupun hambatan dalam melaksanakan program
PPM Serta meminta saran dan masukan dari Tokoh Masyarakat, pihak
Pemerintah Desa dan Kecamatan beserta masyarakat yang ada di desa
tersebut. Dengan cara inilah semua hambatan maupun permasalahan
dapat terselesaikan.

181
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 3. Tim pengabdian bersama masyarakat tani Desa Pematang Gajah

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang sudah
dilaksanakan pad Kelompok Tani Jaya dan Tunas Harapan Jaya, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pemberdayaan masyarakat berupa penerapan introduksi teknologi
biochar berbasis optimalisasi lahan berbasis tanaman hortikultura
berlangsung dengan baik. Indikator capaian adalah tingkat partisipasi
dan pemahaman peserta mencapai > 90 %.
2. Teknologi inroduksi dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian
dan lahan pekarangan, indikatornya adalah produktivitas lahan
pekarangan meningkat, khusus nya tanaman buah di pekarangan.
3. Introduksi teknologi biochar dan POC dari limbah rumah tangga
berhasil. Yang ditunjukkan melalui produk akhir berupa biochar dan
POC dari limbah dapur anggota Mitra PPM. Perbaikan teknologi
budidaya buah-buahan perlu dilakukan, untuk peningkatan
produktivitas lahan dan pendapatan petani.
4. Kehadiran Dosen Uniersitas Jambi pada kelompok kelompok tani
mendapat respon positif masyarakat Desa Pematang Gajah, dan
diharapkan keberlanjutan program dalam upaya mencerdaskan
masyarakat tani sekitar kampus Universitas Jambi.

UCAPAN TERIMA KASIH


Artikel ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat
yang penulis laksanakan pada Tahun 2019 sumber dana DIPA-PNBP LPPM
pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Penulis mengucapkan terima
kasih banyak kepada Bapak Rektor Universitas Jambi, Ibu Ketua LPPM,
Bapak Dekan Fakultas Pertanian yang telah mendanai kegiatan Pengabdian

182
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kepada Masyarakat dan memfasilitasi sehingga kegiatan PPM ini terlaksana


dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Tanah. 2017. Teknologi Pembuatan Biochar Sederhana.


Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian.
http://www.litbang,pertanian.go.id/berita.php/0ne/2845/ Balai
Penelitian Tanah,2017)
BPS . 2013 . Muaro Jambi Dalam Angka. BPS Kabupaten Muaro Jambi.
BPS . 2016 . Muaro Jambi Dalam Angka. BPS Kabupaten Muaro Jambi.
Endriani dan A Kurniawan.2017. Pengembangan Soil Amandement Biochar
Untuk Pengelolaan Lahan Kering Sub-optimal Hemat Karbon dan
Rendah Emisi Mendukung Ketahanan Pangan. Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jambi.Jambi
Junaidi.2012. Tekbnis Pembuatan Arang sekam. Balai Besar Pelatihan
Pertanian Lembang. www.bbpp-lembang.info
Ginting, M. 2010. Eksplorasi Pemanfaatan Pekarangan secara Konseptual
Sebagai Konsep ”Program Gerakan Dinas Pertanian Kota
Pematangsiantar” http://musgin.wordpress.com
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Redaksi AgroMedia
Pustaka. Jakarta. ISSBN 979- 006116-1 Priyowidodo, T. 2017. Cara
Membuat Pupuk Organik Cair. http://alamtani.com/pupuk- organik-
cair.html. diakses tanggal 18 Februari 2017.
Kementan. 2011, Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari.
Kementerian Pertanian, Jakarta.
Kurnianingsih, A., Nusyirwan, Endang Darma Setyati, Yernelis Syawal.
2015. Optimalisasi Lahan Pekarangan dengan Budidaya Tanaman
Lidah Buaya yang Berkhasiat Obat di Desa Purna Jaya Kecamatan
Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Pengabdian Sriwijaya hal.
21-24. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Kusmiati, A. dan Sholikhah, U. 2015. Peningkatan Pendapatan Keluarga
melalui Pemanfaatan Pekarangan Rumah dengan Menggunakan
Teknik Vertikultur. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 4
Nomor 2, Mei 2015, Hal. 94-101.
Rahmah, A.; Izzati, M., Parman, S. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Cair
Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica chinensis l.) terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays l. Var. Saccharata).
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXII, No.1.

183
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Rina D. 2015. Manfaat Unsur N, P, dan K bagi Tanaman. BPTP Kaltim (Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur) diakses Tanggal 16
Oktober 2017.
http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_
Roidah, I. A. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik untuk Kesuburan
Tanah. Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo Vol. 1. No.1
Sentana, S. 2010. Pupuk Organik, Peluang dan Kendalanya Prosiding
Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” Pengembangan
Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia.
Yogyakarta. ISSN 1693–4393
Setawan, E. 2009. Pengaruh Empat Macam Pupuk Organik terhadap
Pertumbuhan Sawi. Jurnal Embryo Vol. 6 No.1. ISSN 0216-0188.
Winardi. 2013. Profil Pertanian Terpadu Lahan Pekarangan di Kota Padang:
Tinjauan Budidaya Pertanian. Jurnal Online Pertanian Tropik
Pascasarjana FP USU Volume 1 Nomor 1, Juni 2013
Yulida, R. 2012. Kontribusi Usahatani Lahan Pekarangan terhadap Ekonomi
Rumah Tangga Petani di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan.
Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 3 Nomor
2, Desember 2012.

184
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Pemberdayaan Perempuan Melalui Pemanfaatan Limbah


Rumah Tangga Menjadi Kerajinan Tangan

Siti Hodijah, Parmadi, Dwi Hastuti, Heriberta


Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Jambi
E-mail: dwihastuti@unja.ac.id;
sitihodijahfdl@yahoo.co.id/parmadi68pc@gmail.com

Abstrak
Tingginya aktivitas rumah tangga dalam kegiatan konsumsi barang dan jasa
sejalan dengan jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah atau yang kita kenal
dengan istilah sampah seringkali menjadi permasalahan lingkungan yang
tidak pernah terselesaikan. Jika permasalahan sampah tidak dapat
diselesaikan di tingkat RT, dan Kelurahan, maka permasalahan ini akan
menjadi semakin besar. Adapun jenis sampah yang dihasilkan rumah tangga
dapat dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik. Untuk
sampah organik mudah untuk diuraikan, sedangkan untuk limbah anorganik
sangat sulit terurai. Untuk menanggulangi permasalahan limbah anorganik
adalah dengan cara daur ulang. Saat ini mayoritas sampah yang menjadi
permasalahan di Kota Jambi terutama di Kelurahan Arab Melayu adalah
sampah anorganik yang berbahan plastik, aqua, dan alat rumah tangga. Untuk
mengatasi permasalahan sampah anorganik ini yaitu dengan cara
menggubahnya menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai tambah dan
nilai jual. Dalam lingkup keluarga peran perempuan sangat penting dalam
menjada kebersihan lingkungan. Selain itu, perempuan juga memiliki
aktivitas konsumsi paling besar. Sehingga melalui pemberdayaan perempuan
berkaitan dengan limbah anorganik masing-masing rumah tangga dapat
berkurang, karena sebagian sampah telah diolah menjadi kerajinan tangan
seperti bunga, dan tas yang unik dan tidak kalah menarik dengan model tas-
tas masa kini.

Kata kunci: Perempuan, Limbah Rumah Tangga, Kerajianan Tangan

PENDAHULUAN
Kenaikkan jumlah penduduk setiap tahunnya membuat aktivitas masyarakat
menjadi semakin tinggi. Sisa-sisa dari aktivitas masyarakat ini berupa limbah
rumah tangga yang memberikan dampak yang negatif seperti dampak
lingkungan, kesehatan, dan dampak secara social ekonomi jika tidak langsung

185
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

ditangani dengan baik (Gelbert, dkk.1996). Andanya penumpukan sampah


atau yang dikenal sebagai limbah rumah tangga akan menimbulkan bau yang
tidak sedap, sehingga diperlukan pengelolahan limbah yang baik dan berdaya
guna dan tepat guna seperti pengelolaan limbah rumah tangga menjadi
kerajinan tangan dapat memanfaatkan sampah anorganik seperti botol bekas
yang berbahan plastic. Pengolahan kerajinan tangan ini dapat meningkatkan
nilai tambah suatu barang sehingga memiliki nilai guna atau value add yang
lebih tinggi dari barang tersebut yang kemudian dapat menjadi bernilai
ekonomis dan menguntungkan dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat.
Kerajinan tangan berkaitan dengan kreativitas. Setiap kreatifitas yang
dimiliki oleh masing-masing individu berbeda satu dengan yang lainnya.
Dengan kata lain kreativitas merupakan daya cipta yang di lakukan oleh
individu yang terlihat dari kreativitas masing-masing-masing individu dalam
masyarakat. Menurut Baron(1969) menyatakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru.
Selanjutnya menurut Haefele (1962) dalam Munandar(1999) mengatakan
bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk mempunyai makna social
sehingga berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kreatifitas
tidak hanya membuat suatu yang baru tetapi juga bagaimana individu
mengkombinasikan sesuatu dari yang sudah ada. Aktivitas ekonomi rumah
tangga berkaitan dengan masak-memasak, dan belanja bahan baku untuk
keperluan keluarga lebih cenderung dilakukan oleh seorang wanita. Wanita
yang berada di Kelurahan memiliki banyak waktu dibandingkan dengan laki-
laki. Potensi kreativitas yang dimiliki wanita akan lebih tinggi di bandikan
dengan laki-laki yang tidak memiliki waktu luang. Sehingga banyak sekali
wanita-wanita di Kelurahan yang memiliki kreatifitas yang tinggi. Dengan
adanya pelatihan ini dapat menjadi pekerjaan bagi wanita untuk dapat
meningkatkan pendapatannya. Sehingga tidak meutup kemungkinan wanita
yang hanya sebagai ibu rumah tangga memiliki tambahan pendapatan
dibandingkan dengan laki-laki yang sudah bekerja. Sebagai pekerjaan
tambahan selain mengurus rumah tangga bukanlah perkerjaan yang menyita
waktu karena pekerjaan kerajinan ini dapat dikerjakan sewaktu-waktu.
Peningkatan pendapatan wanita ini secara tidak langsung akan mengurangi
pengangguran, pencemaran lingkungan, dan meningkatkan pendapatan
masyarakat (Rahim, S dan Djotin, Mokoginta, 2017).
Pengelolaan sampah menurut (Bestari, dkk,2011, dan Widyawati dan
Widalestari, 1996) dapat dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya: 1)
Melakukan pemisahan antara sampah organik dan anorganik, 2)Pencacahan
dan fermentasi sampah, 3).Pengeringan, 4).Penepungan,5).Pencapuran dan
186
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Pembuatan Pellet. Dengan melakukan pengelolaan sampah yang benar dan


meningkatkan nilai tambah menjadi kerajian tangan membuktikan bahwa
sampah juga memiliki manfaat yang positif bagi masyarakat. Selain itu,
penggunaan sampah organic juga akan memberikan dampak yang positif jika
sampah organik diolah menjadi pupuk misalnya sampah dan kotoran sungai
di Amerika yang telah dikeringkan sering digunakan sebagai pakan ternak
dan mampu meningkatkan produksi susu dan berat badan ternak (Mara dan
Caricrss, 1994).Kandungan sampah yang banyak mengandung mineral,
nitrogen, kaliunm, vitamin B-12 yang sangat dibuituhkan oleh hewan ternak.
Umumnya yang terjadi masalah sampah akan menjadi momok
menjijikkan bagi sebagian orang sehingga kurang peduli tentang kebersihan
lingkungan. Selanjutnya ketidaktahuan masyarakat membuat sampah yang
dibuang itu tidak memiliki manfaat apa-apa. Meraka hanya tahu bagaimana
mengelola sampah, membuang ketempat yang benar dan mingkatkan
kreatifitasnya. Ini adalah fakta yang mengapa permasalahan sampah tidak
tuntas di Indonesia.
Pemanfaatan sampah anorganik dapat menjadi sesuatu yang berharga
dan memiliki nilai tambah berupa pendapatan rumah tangga. Pemberdayaan
perempuan di Kelurahan dapat menjadi solusi untuk menciptakan lapangan
kerja baru yang menjadikan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan. Hal
ini sejalan dengan penelitian Saleh,M (2014) yang menyatakan bahwa peran
perempuan sangat penting dalam pengelolaan sumber daya alam dan
melestarikanya. Sedangkan menurut Rahma, A,dkk (2014) menyatakan
bahwa peran gender tidak berpenngaruh signifikan terhadap kesejahteraan
subjektif keluarga. Kodrat seorang perempuan berkaitan dengan bagaiaman
keahliannya mengurus rumah, dan menjaga lingkungannya Dalam hal ini
perempuan mempunyai peran yang besar terhadap kebersihan lingkungan
berkaitan dengan limbah rumah tangga yang di guankan setiap harinya.
Berdasarkan latarbelakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
pengabdian tentang pemberdayaan perempuan di Masyarakat melalui
pemanfaatan limbah Rumah Tangga menjadi kerajinan tangan dalam
meningkatkan pendapatan pendapatan di Kelurahan Arab Melayu
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Adapun proses pelaksanaan kegiatan
yang telah dilakukan tergambar sebagai berikut:

187
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Gambar 1. Penyerahan Tong Sampah Organik dan Anorganik

Gambar 2. Pemotongan Plastik sebagai bahan dasar motif Tas

Gambar 3. Produk tas olahan plastik yang dihasilkan


188
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Gambar 4. Foto Bersama dengan peserta, mahasiswa dan Tim Pengabdian

METODE
Kegiatan Pengabdian
Pelaksanaan kegiatan pengabdian perlu dilakukan perencanaan dalam
mempersiapkan persiapan pelaksanaan pengabdian di Kelurahan Arab
Melayu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi yang akan dilaksanakan pada
tahun anggaran 2019-2020.Adapun tahapan-tahapan adalah sebagai berikut:

Persiapan Tim Pengabdian

Survei Lokasi

Penetapan Lokasi

Penetapan Mahasiswa yang Terlibat

Pembuatan Laporan

Pembekalan/Pelatihan

Monitoring Evaluasi

Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk
merumuskan agenda pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat pada
semester Genap Tahun 2019/2020. Berdasarkan hasil rapat disepakati bahwa
189
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

tema dan anggenda pengabdian kepada masyarakat tahun ini adalah


Pembinaan Masyarakat di Kelurahan Arab Melayu melalui pemberdayaan
wanita melalui pengelolaan limbah sampah menjadi kerajinan tangan dengan
jangka waktu pelaksanaan ±6 bulan.

Gambar 5. Kantor Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan Kota


Jambi

Tahap Pendekatan
Pada Tahap ini ketua tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Jambi,
yang akan dilakukan pada Kelurahan Binaan Program Studi Ekonomi
Pembangunan yang berada di Kelurahan Arab Melayu Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi. Penelitian ini diketuai oleh Dr.Siti Hodijah,S.E.,M.Si,
yang beranggotakan Dr.Dra.Hj.Heriberta.,ME, H.Parmadi,ME dan Dwi
Hastuti,SE.,M.Sc akan melakukan pertemuan dengan Kepala Kelurahan dan
Jajarannya dan masyarakat yang berada di Kelurahan Arab Melayu untuk
menyampaikan draft proposal rencana kegiatan pengabdian kepada
masyarakat. Langkah ini dilakukan supaya masyarakat dan aparat Kelurahan
dapat menentukan tanggal pelaksanaan kegiatan tersebut agar berjalan
dengan lancar.

Tahap Kegiatan Pengabdian


Jadwal pelaksanaan
Kegiatan pengabdaian pada mayarakat diperkirakan akan berlangsung
selama ±4 bulan. yang dimulai dari penyusunan proposal pengabdian sampai
dengan penyelesaian kegiatan pengabdian berupa penyusunan laporan

190
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Kegiatan. Pelatihan ini akan diadakan selama dua hari dengan durasi 480
menit. Lokasi pengabdian masyarakat berada di Kantor Kelurahan Arab
Melayu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Sasaran program pengabdian
masyarakat ini ditujukan di Kelurahan Pudak sebagai Kelurahan Binaan
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Lanjutan. Tahapan pelaksanaan program yaitu sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram Alur Tahapan Pelaksanaan Program


Persiapan
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Aula Kantor Kepala Kelurahan di
Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan. Pada pelaksanaannya
peserta dibuat senyaman mungkin dengan suasana yang berbeda dengan
kegiatan penyuluhan biasa yang menggunakan metode ceramah, dan
dilanjutkan sesi tanya jawab. Kegiatan penyuluhan ini dibuat dengan metode
diskusi, tanya jawab dan memberikan contoh kasus serta diberi motivasi
untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan mempersiapkan
masyarakatnya agar sadar akan wisata. Adapun materi-materi yang diberikan
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Universitas Jambi dalam mewujudkan A World Class
Entrepreneurship University melalui Kreativitas dan inovasi yang
mendukung pelaksanaan pendidikan entrepreneur yang berkualitas dan
mensejahterakan masyarakat khusunya masyarakat di Provinsi Jambi
2. Peran pemerintah Daerah khususnya Kepala Kelurahan Arab Melayu
Kecamatan Pelayangan Kota JJambidalam pemanfaatan limbah organic
sebagai sumber kerajinan tangan dan pemberdayaan masyarakat
peKelurahanan
3. Potensi dan tantangan yang dihadapi masyarakat daerah peKelurahanan
4. Penumbuhan jiwa entrepreneur dengan menumbuhkan kreativitas
masyarakat melalui kerajinan tangan yang dihasilkan dari pengelolaan
sampah anorganik yang diperoleh dari limbah masyarakat
5. Pemberdayaan masyarakat
191
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

6. Memberdayakan masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan


Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Aula Kantor Kepala Kelurahan di
Kelurahan Pudak, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muaro Jambi. Pada
pelaksanaannya peserta dibuat senyaman mungkin dengan suasana yang
berbeda dengan kegiatan penyuluhan biasa yang menggunakan metode
ceramah, praktek dan dilanjutkan sesi tanya jawab. Kegiatan penyuluhan ini
dibuat dengan metode diskusi, praktek tanya jawab dan memberikan contoh
pembuatan kerajinan tangan serta diberi motivasi dalam suasana yang
nyaman dan rasa kekeluargaan.

Evaluasi
Evalusi ini dilakukan untuk melihat perkembangan program yang
dilaksanakan, untuk mengetahui kendala yang ada, cara menanganinya
sehingga program pengabdian yang dilakukan benar-benar efektif dan
maksimal. Evaluasi yang terakhir yaitu berupa sesi tanya jawab dan
mendengarkan permasalahan atau masukan dari peserta karena mengingat
tidak semua peserta memiliki tingkat pendidikan yang tinggi jadi lebih efektif
jika dilakukan dengan tanya jawab lisan.

Pembuatan Laporan
Setelah dilakukan sosialisai pengabdian yang berjudul strategi dalam rangka
pemberdayaan masayrakat terkait dengan limbah organic rumah tangga ,
selanjutnya akan disampaikan laporan pelaksanaan kegiatan sebagai tugas
akhir pengabdian.Walupun pengabdian telah selesai, tetapi pembinaan di
Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sampah menumpuk akan menyebabkan permasalahan bagi masyarakat
sekitar jika permasalahan sampah ini tidak di tanggulangi dengan cepat.
Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan cara memilah sampah menjadi
2 bagian yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Untuk organik dapat
dijadikan sebagai pupuk atau makanan hewan yang bersumber dari limbah
sayuran, daun-daunan, buah-buahan yang sudah tua atau sudah busuk di
Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Sampah
anorganik juga dapat dijadikan nilai ekonomi bagi masyarakat melelui
pengelolaan kerajinan tangan, sampah untuk kerajinan tangan ini seperti
bahan pastik, karet dan alumunium.
Keberadaan sampah di Kelurahan Arab Melayu jika terus dibiarkan
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan menganggu kesehatan
masyarakat. Namun bila sampah organic dan anorganik ini dimanfaatkan

192
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

sebagai pakan ternak dan kerajinan tangan bagi masyarkat di Kelurahan Arab
Melayu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi maka akan memberikan nilai
ekonomi bagi masyarakat itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
limbah organik dapat menjadi tambahan pakan hewan dan dapat mengurangi
pengeluaran dari peternak hewan.
Padahal limbah atau sampah pelastik memiliki nilai manfaat ekonomi
yang tinggi dengan nilai jual di masyarakat. Sedangkan pada kenyataanya
sampah seringkali berantakan dan banyak ditemukan di lingkungan sekitar
dan sangat sulit terurai di tanah. Bahkan akan membuat tanah menjadi rusak.
Menjaga lingkungan dengan cara memilah dan melakukan daur ulang
sampah menjadi barang yang dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan
untuk bahan plastic dan sejenisnya jika diolah menjadi bahan kerajinan tangan
akan bertahan sekitar 3 sampai 5 tahun.
Sejauh ini upaya pemanfaatan limbah anorganik sebagai bahan kerajinan
tangan yang ada di masyarakat kurang diberdayakan dengan baik khusnya di
Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Analisis
permasalahan yang yang terdapat di Kelurahan Arab Melayu adalah: 1).
Bagaimana cara mendayagunakan limbah anorganik menjadi bahan kerajinan
untuk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis. 2). Kegiatan daur ulang dari
limbah anorganik menjadi kerajinan tangan apakah sudah diterapkan di
Kelurahan Pudak sebelumnya?. 3). Apakah usaha pemanfaatan limbah rumah
tangga menjadi kerajinan tangan yang bernilai jual dapat menjadikan
lapangan pekerjaan bagi kaum wanita yang hanya bekerja sebagai ibu rumah
tangga?
Melihat permasalahan tersebut maka yang harus dilakukan adalah
memberikan sentuhan ilmu atau teknologi untuk pemanfaatan limbah
anorganik yang berbahan plastik, karet, dan alumunium kepada masyarakat
khususnya yang berada di Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan
Kota Jambi. Selain pelatihan keterampilan membuat bahan kerajinan tangan
kelompok-kelompok tersebut diberikan pengetahuan tentang pengelolaan
manajemen untuk usaha berbasis masyarakat. Kelompok dapat bermitra
dengan Lembaga-lembaga lain misalnya koperasi, bank dan pengusaha demi
kelangsungan usaha.
Perkembangan sampah yang semakin menumpuk menjadi persoalan
bagi masyarakat sehingga persoalan ini perlu di selesaikan secara cepat. maka
dibutuhkan target. Begitu halnya dengan pengabdian kepada masyakat juga
memiliki target yang ingin dicapai pada kegiatan pelatihan dan pemanfaatan
limbah anorganik sebagai kerajinan tangan yang berbahan plastic menjadi
barang yang memiliki nilai ekonomi di Kelurahan Arab Melayu Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi. Berdasarkan program pengabdian kepada

193
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

masyarakat yang dilakukan oleh tim dari Universitas Jambi memiliki


beberapa target yang akan diperoleh dalam pelaksanaan pemberdayaan
wanita melalui pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi kerajinan tangan
dalam meningkatkan pendapatan di Kelurahan Arab Melayu, Kecamatan
Pelayangan, Kota Jambi. Sebagai bentuk tridarama perguruan tinggi
Universitas Jambi dalam membangun dan meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarkat di Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan
Kota Jambi
Membantu masyarakat Kelurahanan khususnya untuk wirausaha
mandiri yang mampu mengatasi masalah kebutuhan ekonomi sehari-hari.
Sebagai suatu bagian dari tridarma perguruan tinggi Universitas Negeri Jambi
khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam membangun dan
meningkatkan taraf hidup kesejahteraan masyarakat. Mengajak berbagai
pihak (stakeholder) untuk mempromosikan limbah anorganik sebagai sumber
kerajinan tangan. Serta memberikan pengetahuan baru pada masyarakat akan
nilai dan manfaat yang masih terdapat dalam sampah yang dihasilkan dari
aktifitas masyarakat.
Dengan adanya pembinaan dan pelatihan kerajinan tangan diharapkan
membantu dalam memberikan lapangan kerja sampingan bagi wanita yang
notabennya sebagai ibu rumah tangga untuk mendapatkan penghasilan
tambahan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi agar mencapai kesejahteraan
ekonomi. Oleh sebab itu, kerajinan tangan mejadi solusi yang sangat
dibutuhkan bagi masyarakat sebagai benteng perekonomian dalam
mempertahankan ekonomi masyarakat melalui sektor-sektor yang potensial.
Kita ketahui bahwa koperasi sudah melekat di masyarakat sejak zaman
dahulu dan sudah menjadi ciri khas bangsa ini. Prinsip, dan tujuan
pemanfaatan limbah organic adalah untuk menjadikan masyarakat sadar
akan kebersihan sebagai Kelurahan yang potensial sebagai Kelurahan Wisata.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengabdian yang dilakukan maka, diperoleh beberapa
point penting yang diperoleh, antara lain sebagai berikut:
1. Tingginya aktivitas rumah tangga dalam kegiatan konsumsi barang dan
jasa sejalan dengan jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah atau yang kita
kenal dengan istilah sampah seringkali menjadi permasalahan
lingkungan yang tidak pernah terselesaikan. Kemudian saat ini mayoritas
sampah yang menjadi permasalahan di Kota Jambi terutama di Kelurahan
Arab Melayu adalah sampah anorganik yang berbahan plastik, aqua, dan
alat rumah tangga. Untuk mengatasi permasalahan sampah anorganik ini

194
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

yaitu dengan cara menggubahnya menjadi kerajinan tangan yang


memiliki nilai tambah dan nilai jual.
2. Perempuan juga memiliki aktivitas konsumsi paling besar. Sehingga
melalui pemberdayaan perempuan berkaitan dengan limbah anorganik
masing-masing rumah tangga dapat berkurang, karena sebagian sampah
telah diolah menjadi kerajinan tangan seperti bunga, dan tas yang unik
dan tidak kalah menarik dengan model tas-tas masa kini. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengisi waktu peluang perempuan agar ikut berperan
aktif dalam meningkatkan pendapatan dan kebersihan lingkungan.

Saran
Berdasarkan survei dan pengabdian yang dilakukan, terkait dengan
keberlanjutan program pada Kelurahan Desa Arab Melayu maka beberapa
saran yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan Limbah Anorganik Rumah Tangga di Kelurahan Arab
Melayu Kecamatan Pelayangan perlu dilakukan kerjasama sebagai
Kelurahan binaan atau dampingan dari Prodi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Jambi yang akan di Bina menjadi
Kelurahan yang mandiri.
2. Perempuan Masyarakat Kelurahan Arab Melayu perlu diberdayakan
lebih kreatif dan inovatif dalam pembangunan atau berpartisipasi aktif
dalam program pembangunan dan kebersihan lingkungan dari anorganik
yang ada di masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Jambi yang dalam hal
in telah memberi bantuan pendanaan dan dukungan moral sehingga kegiatan
pengabdian pada masyarakat ini dapat terlaksana dengan baik dan lancer

DAFTAR PUSTAKA
Budiani,S.R, Widiadi,W, Dellamanda,Y,Eline, K, Hendra,S.P, Heny,M,
Heru,T.N.I, Mika, A, Novela,M, Rizka,F.F, dan Yanti,K.(2018). Analisis
Potensi dan Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas di
Kelurahan Sembungan, Wonosobo Jawa Tengah. Majalah Geografi
Indonesia, 32(2), 170-176
Sharpey,R.(2000).Tourism and Sustainable Development: Exploring and
Theoretical Divice. Jounal of Sustainable Tourism, VIII(1),1-9
Yoeti, Oka A.(1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa: Bandung
Zofani, Sedaghat, Maknoon,R, dan Zavadskas,E.K.(2015). Sustainable
Tourism: A Comprehansive Literature Review on Framework and
195
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Aplications. Journal Economic Research Ekonomska Istrazivanja, 28(1),1-


3:10.1080
Faizah, (2008). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi
Kasus di Kota Yogyakarta), Thesis, Semarang: Program Pasca Sarjana Ilmu
Lingkungan Universitas Diponegoro
Gelbert,M.,dkk(1996).Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dan ”Wall Chart”,
Malang: Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup, PPPGT/VEDC
Mara, D.,dan Cairncross,S.,(1994).Pemanfaatan Air Limbah dan Ekskreta, ITB,
Bandung.
Munandar, Utami.(1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Rineka Cipta: Jakarta
Rahim Sukirman, Djotin,Mokoginta.(2017). Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Pemanfaatan Kerajinan Tangan dalam Mengurangi Limbah Rumah Tangga
(Sampah di Kelurahan Tohupo Kecamatan Bongomeme Kabupaten
Gorontalo.KKS Pengabdian Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat. Universitas Negeri Gorontalo: Gorontalo

196
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Peningkatan Sanitasi Lingkungan Di Kelurahan Mekar Jaya


Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi
Jambi

M. Naswir, Yasdi, Winny Laura C. H., Zuli Rodhiyah, Febri Juita A.

Abstrak
Sanitasi lingkungan merupakan faktor penting untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat. Kondisi Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Betara,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat saat ini mempunyai kualitas yang kurang
baik di bidang sanitasi lingkungan. Beberapa hal yang perlu diperbaiki
adalah aspek pengelolaan air bersih, pengelolaan sampah, serta drainase dan
pembuangan air limbah rumah tangga. Kesadaran masyarakat terkait hal
tersebut perlu dibina agar dapat meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan.
Kegiatan yang telah diakukan adalah melakukan sosialisasi di Balai
Kelurahan dan Sekolah SD yang berada di Mekar Jaya akan pentingnya
pemahaman mengenai sanitasi lingkungan yang baik. Untuk mempermudah
masyarakat memahami materi yang di sampaikan diberikan Poster dan
digunakan slide power point dan Video tentang sanitasi. Respon masyarakat
cukup baik yang ditunjukkan dengan jumlah partisipasi mencapai 30 orang
yang menghadiri kegiatan.

PENDAHULUAN
Usaha dalam sanitasi lingkungan di Indonesia, meliputi: penyediaan air
rumah tangga yang baik, cukup untuk kualitas maupun kuantitasnya;
adanya pengelolaan dalam pembuangan kotoran, sampah dan air limbah;
membangun rumah yang sehat; membasmi binatang-binatang penyebar
penyakit seperti lalat dan nyamuk. Untuk sanitasi lingkungan pemukiman,
kesehatan perumahan dan pemukiman harus mengikuti ketentuan teknis
untuk melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya.
Ketersediaan sarana air bersih juga menjadi salah satu syarat sanitasi. Air
yang bersih dan layak untuk dikonsumsi harus memnuhi syarat fisik dan
kimia serta bebas bakteriologis.

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI


Sanitasi baik menjadi hal yang paling diinginkan dalam setiap kelompok
masyarakat. Pembangunan manusia yang baik juga dimulai dari sanitasi
yang baik. Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi
Jambi memiliki kendala dalah hal penyediaan air bersih dan kualitas udara.
Dalam pengabdian ini, tim berkunjung ke SDN 60/V Mekar Jaya dan salah

197
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

satu TPA yang ada tidak jauh dari sekolah tersebut. SDN 60/V Mekar Jaya
terdiri dari kelas satu (I) sampai kelas enam (VI), masing-masing terdiri dari
1 kelas.
Berdasarkan analisis situasi dan diskusi dengan warga yang ada di
Mekar Jaya, kualitas sanitasi lingkungan yang kurang baik di antaranya,
adalah sarana air bersih, sarana pembuangan smapah, sanitasi lingkungan
sekitar perumahan, seperti saluran pembuangan limbah rumah tangga dan
pengelolaan sampah yang belum memadai.
Dalam program ini, terdapat dua kegiatan besar yang dilakukan
yaitu:

Pemberian poster sanitasi


Tim pengabdian memberikan poster kepada sekolah dan TPA dengan
harapan dapat mengimbau dan terus mengingatkan siswa, guru, dan
masyarakat setempat terhadap peningkatan kualitas sanitasi lingkungan.

Sosialisasi pengelolaan sampah


Sosialisasi dilakukan dalam bentuk pengetahuan tentang sanitasi yang baik,
antara lain: cara menjaga kebersihan diri, menjaga lingkungan, baik air
maupun kualitas udara dan memberikan pengetahuan mengenai

198
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

penggunaan plastik yang sesuai dengan jenis, karakteristik dan


peruntukannya.

Dari kegiatan pengabdian yang dilakukan, diharapkan:


1. Menambah pengetahuan bagi siswa, guru dan masyarakat setempat
mengenai cara menjaga sanitasi lingkungan
2. Menciptakan kondisi yang lebih bersih dan sehat di Desa Mekar Jaya,
Kecamatan Betara, Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi
Sosialisasi yang menyentuh terhadap siswa siswi sekolah meupun
masyarakat sekitar serta poster yang membantu menjadi pengingat
(reminder) untuk bisa tetap menjaga sanitasi yang baik.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah:
1. Adanya keingintahuan yang tinggi dari para siswa dan guru serta
masyarakat Desa Mekar Jaya mengenai sanitasi
2. Pengetahuan tentang sanitasi nilainya sedang, maka kegiatan ini sangat
tepat
3. Adanya keinginan masyarakat untuk menggunakan plastik yang dapat
digunakan berulang kali
Saran yang dapat diberikan dari kegiatan pengabdian ini adalah:
1. Kegiatan mengenai sanitasi harus terus dilakukan supaya masyarakat
tidak lupa dan senantiasa peduli terhadap senitasi lingkungan
2. Kegiatan sanitasi perlu dilakukan dalam lingkup yang lebih besar,
melibatkan banyak orang
3. Kegiatan pengabdian mengenai sanitasi harus dibuat lebih kreatif dan
inovatif sehingga tidka membosankan

199
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N., Hussain, T., Awan, A.N., Sattar, A., Arslan, C., Tusief, M.Q.,
Mariam, Z. 2017.Efficient and Eco-friendly Management of
biodegradable Municipal Solid Waste (MSW) using naturally aerated
Windrow Composting Technique in District Lahore Pakistan. Earth
Science Pakistan Vol. 1, No. 1. Hal. 01-04.
Damanhuri dan Padmi. 2010. Diktat Kuliah TL-3104 Pengelolaan Sampah.
Jurusan Teknik Lingkungan ITB: Bandung.
Standar Nasional Indonesia. 1994. SNI 19-3964-1994Metode Pengambilan Dan
Pengukuran ContohTimbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan
Yogiesti, dkk. 2010. Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat Kota
Kediri. Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 2. Nomor 2. Hal 95-102.
Yudistirani, dkk. 2015. Desain Sistem Pengelolaan Sampah Melalui
Pemilahan Sampah Organik Dan AnorganikBerdasarkan Persepsi Ibu
- Ibu Rumah Tangga. Konversi VolumE 4 No. 2 . Hal 29-42.
.

200
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pembekalan Materi Pembelajaran Pemberaian Batuan (Rock


Excavation) Di SMK Muhammadiyah Jurusan Geologi
Pertambangan Kota Jambi

Faizar Farid, Aditya Denny Prabawa*, M. Ikrar Lagowa, Jarot Wiratama,


Yosha Megasukma, , Luthfi wahyudi, Wahyudi Zahar
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi, Indonesia
Email corresponding authors: aditya.mining@unja.ac.id

Abstrak
SMK Muhammadiyah Kota Jambi adalah sebuah sekolah menengah kejuruan
swasta yang berdiri pada tanggal 27 Maret 2014. SMK ini berlokasi di Jl,
Guntur No.2 Rt.8, Kelurahan Kasang, Kec. Jambi Timur, Kota Jambi. Status
SMK Muhammadiyah Kota Jambi saat ini belum terakreditasi dan sedang
dalam tahap pengajuan. Sedangkan kurikulum pembelajaran yang dipakai
yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). SMK memiliki dua
jurusan utama yakni perbankan syariah dan geologi pertambangan.
Permasalahan yang di hadapi SMK Muhammadiyah yakni belum
terakreditasinya sekolah, Sarana dan prasarana yang belum memadai,
terutama yang berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar,
diantaranya: laboratorium, sampel batuan dan mineral, alat ukur dan gps, dll,
Kurangnya jumlah guru yang memiliki kompetensi di bidang pertambangan
. Belum adanya kerjasama dengan stakeholder terkait, misalnya SMK Geologi/
Pertambangan lain, universitas, maupun instansi dan perusahaan yang
berkaitan dengan Pertambangan, Kurangnya kegiatan kunjungan lapangan.
Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Jambi dalam kapasitasnya
sebagai institusi pendidikan tinggi yang bergerak di bidang pertambangan
berniat untuk berkontribusi dan bekerjasama dengan pihak SMK
Muhammadiyah Jambi untuk menjawab permasalahan rendahnya kualitas
proses belajar mengajar, khususnya pada jurusan Geologi Pertambangan,
dengan program pengabdian kepada masyarakat yang berjudul “Pembekalan
Materi Pembelajaran Pemberaian Batuan (Rock Excavation) di SMK
Muhammadiyah Jurusan Geologi Pertambangan”. dengan hasil akhir
kegiatan pengabdian yakni buku ajar dan jurnal ilmiah.

Kata Kunci : Pembekalan materi, Pemberaian Batuan, Pengabdian

201
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
SMK Muhammadiyah Kota Jambi adalah sebuah sekolah menengah kejuruan
swasta yang berdiri pada tanggal 27 Maret 2014. SMK ini berlokasi di Jl,
Guntur No.2 Rt.8, kelurahan Kasang, Kec. Jambi Timur, Kota Jambi dengan
koordinat lintang -1.5984570 dan bujur 103.6708180. Ada dua jurusan di SMK
Muhammadiyah Kota Jambi, yaitu Perbankan dan Geologi Pertambangan
dengan total jumlah siswa 52 orang yang dibagi ke dalam 6 kelas, dan total
jumlah guru 9 orang. Dari 9 orang guru ini, hanya 2 orang yang memiliki latar
belakang pendidikan dan pekerjaan di bidang pertambangan.
Status SMK Muhammadiyah Kota Jambi saat ini belum terakreditasi dan
sedang dalam tahap pengajuan. Sedangkan kurikulum pembelajaran yang
dipakai yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

METODE PELAKSANAAN
Kunjungan Awal
Kegiatan ini dilakukan sebagai survei awal tim pelaksana terhadap lokasi
sekolah dan kondisi kegiatan belajar mengajar di SMK Muhammadiyah Kota
Jambi sekaligus diskusi dengan para guru untuk mempersiapkan pelaksanaan
pembekalan pembelajaran. Pada kunjungan awal ini juga akan dilakukan
sosialisasi program pembekalan pembelajaran ini kepada para siswa jurusan
Geologi Pertambangan.

Gambar 1. Dosen teknik pertambangan berserta guru SMK Muhammadiyah

202
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Preliminary Test
Setelah dilakukan kegiatan sosialisasi program pembekalan pembelajaran
kepada kepada para siswa jurusan Geologi Pertambangan SMK
Muhammadiyah, kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah studi
pendahuluan. Studi pendahuluan adalah proses mengumpulkan berbagai
informasi (data) awal terkait dengan rencana pembekalan pembelajaran
tentang materi Pemberaian Batuan (Rock Excavation), yang dilakukan dalam
rangka mengukur menemukan dan mendalami masalah secara lebih
sistematis dan intensif. Studi pendahuluan juga disebut pilot studi atau
preliminary study. Tujuan lain dilakukannya preliminary study ini juga dapat
digunakan sebagai output perbandingan keberhasilan Pembekalan Materi
Pembelajaran Pemberaian Batuan (Rock Excavation) di SMK Muhammadiyah
Jurusan Geologi Pertambangan.

Gambar 2. Preliminary Test

Penyampaian Materi
Materi dalam Pemberaian Batuan (Rock Excavation) adalah materi pendukung
dari mata pelajaran Ilmu Batuan dan mata pelajaran lain yang terkait. Diantara
materi-materi yang akan diajarkan kepada para siswa adalah: Dasar Mekanika
Batuan, Dasar Mekanika Tanah, Pemindahan Tanah Mekanis, Teknik
Peledakan. Metode pembelajaran yang akan dipakai adalah ceramah, diskusi,
tanya jawab, dan tugas mandiri (individu).

Penyusunan Draf Buku Ajar


Setiap selesai pemberian materi, tim pelaksana dan pengabdian melaksanakan
evaluasi pembelajaran untuk menyusun konten buku ajar yang sesuai dengan
nantinya akan 6 dicetak untuk kalangan sendiri (internal sekolah) dan dipakai

203
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

untuk mendukung proses belajar mengajar di jurusan geologi kebumian SMK


Muhammadiyah Kota Jambi.

Evaluasi
Pada pertemuan terakhir, pelaksanaan pengabdian ini dievaluasi dengan
melibatkan seluruh pihak terkait, baik tim pelaksana, para guru, dan para
siswa. Evaluasi dilakukan dengan pengisian angket oleh mahasiswa dan
penyampaian umpan balik secara langsung dari masing-masing pihak
terhadap kontribusi masing-masing di dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian ini.

Hasil
Pada awal pembekalan materi mahasiswa diberikan ice breaking, dengan
memberikan pertanyaan – pertanyaan tentang materi yang berkaitan.
Pertanyaan – pertanyaan bertujuan untuk memberikan rangsangan untuk
berpikir dan mereview kembali pengetahuan yang mungkin telah mereka
dapat dari bangku sekolah . Tingkat penyampaian materi dari semua
narasumber pun diusahakan sesuai berdasarkan tingkat KKNI. Pada materi
Genesa Bahan Galian diberikan oleh Wahyudi Zahar, S.T, M.T. dan Jarot
Wiratama, S.T, M.T selaku dosen bidang keahlian eksplorasi sumber daya
bumi. Pada materi pertama oleh Wahyudi Zahar S.T,M.T. dijelaskan konsep
– konsep eksplorasi untuk menemukan bahan galian , tahapan – tahapan
eksplorasi, karakteristik kegiatan eksplorasi. Pada bagian ini juga dijelaskan
metode eksplorasi secara langsung dimana berhubungan dengan metode
yang kontak langsung dengan bahan galian, seperti trenching, tracing float,
tracing float, sumur uji. Dan juga dijelaskan metode sampling, dikarenakan
karakteristik bahan galian berbeda maka dibutuhkan metode sampling yang
berbeda.
Pada Pertemua kedua, siswa diberikan materi tentang mekanika
batuan/pemberaian batuan yang di ajarkan oleh Aditya Denny Prabawa S.T,
M.T. materi tersebut membahas mengenai proses pecahnya batuan dan
prasyarat batuan tersebut di ledakan dalam kegiatan penambangan. Siswa
diajarkan mengenai hubungan antara gaya, tekanan dan prosec pecahnya
batuan. Pemebraian siswa diajarkan mengenai geometri lubang ledak dan
proses kegiatan peledakan pada tambang terbuka.
Pada pertemuan ketiga, siswa diberikan materi mengenai pemindahan
tanah mekanis. Materi tersebut diajarkan oleh Yosa Megasukma S.T, M.T dan
Luthi Wahyudi S.T, M.T. Materi membahas mengenai proses pemilihan alat
mekanis yang digunakan pada kegiatan penambangan, prasyarat pemilhan
alat mekanis, dan keserasian alat mekanis yang mesti tercapai pada saat
proses penambangan.
204
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pada pertemua keempat, tim pengabdian yang terdiri dari dosen dan
mahasiswa teknik pertambangan mengadakan simulasi praktikum peledakan
pada tambang terbuka. Materi ini membahas mengenai proses terjadinya
ledakan, perhitungan geometri lubang ledak, serta menunjukan mengenai
rangkaian peledakan, pada simulasi ini siswa dilihatkan bentuk dinamit,
kabel yang digunkan di peledakan, rangkaian peledakan, dan ANFO.
Pada pertemua kelima, siswa diajarkan mengenai proses peremukan dan
pengolahan bahan galian yang diperoloh dari kegiatan penambangan. Materi
ini diajarkan oleh Muhammad Ikrar Lagowa, S.T, M.Eng, Sc. Materi
membahas mengenai proses pengolahan bahan galian agar sesuai dengan
ukuran dan spesifikasi yang dibutuhkan oleh konsumen. Dimulai dari proses
pemilihan Crusher, Material Balance, dan proses perancangan pabrik peremuk.

Gambar 4. Simulasi Peledakan Pada Tambang Terbuka

Gambar 5. Pembagian Diskusi Dalam Kelompok Kecil

205
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pada setiap pertemuan siswa diarahkan mengenai pemilihan pekerjaan dan


keahlian bidang kerja di dunia pertambangan. Dengan pengabdian
dilaksanakan di SMK muhammadiyah diharapkan minat siswa yang sekolah
dapat semakin semangat dan berjuang untuk menyelesaikan masa studinya.
Siswa mendapatkan gambaran dalam menumpuh dan mengambil keputusan
saat lulus sekolah. Siswa memilih langsung masuk dunia kerja pertambangan
ataupun menempuh jenjang lebih tinggi lagi yakni kuliah di prodi teknik
pertambangan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya,
diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
dapat :
1. Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Siswa di SMK
Muhammadiyah Kota Jambi tentang proses kegiatan penambangan
dari tahap eksplorasi sampai proses pengolahaan bahan galian
2. Meningkatkan pemahaman siswa tentang kegiatan pemberaian batuan
terutama pada tambang terbuka.
3. Memberikan gambaran pada siswa mengenai macam-macam kegiatan
dan keahlian di pertambangan.
Berdasarkan kepada hasil yang diperoleh maka dapat disarankan
beberapa hal sebagai berikut.
1. Dari masukan sekolah hendaknya kegiatan-kegiatan seperti ini dapat
dilakukan dengan jangka waktu yang panjang.
2. Biaya untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian ini lebih ditingkatkan,
sehingga dapat dilakukan lebih banyak materi yang dapat
disampaiakn dan waktu pelaksanaan dapat lebih lama.

ACKNOWLEDGEMENTS
Diucapkan terima kasih kepada Universitas Jambi melaluai LPPM yang telah
mennyediakan dana pengabdian dan SMK Muhammadiyah Kota Jambi yang
bersedia sebagai tempat untuk dilakasanakannya pengabdian ini.

206
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

DAFTAR PUSTAKA

Chen W. (2010) Clean Coal Technology Development in China. Energy Policy


Akar G. Uner Ipekoglu. 2007. Relationship between Ash Fusion Temperatures
(AFT) and Coal Mineral Matter in some Turkish Coal Ashes. The Journal
of ORE DRESSING. Vol 9 – 17
R. Hatt, Correlating the Slagging of a Utility Boiler with Coal Characteristics,
Engineering Foundation Conference, Waterville Valey, New Hampshire,
USA, July 16 -22 (2000)
Amand L, E,Couch and Leckner B. ( 2001). Co – Combustion of Sewege Sludge
with Wood/ Coal in a Circulating Fluidized Bed Boiler – A Study of
Gaseous Emissions. Sweden. Department of Energy Conversion
Chalmers University of Technology.
California Environmental Protection Agency.2010. Recomended Area
Designations for 2010 Federal Sulfur Dioxide ( SO2) Standard. Air
Resource Board.
Kaymakci, E, Hare. 2002. Relations beetween Coal Properties and
Spontaneous Combustion Parameters. Turkey : Journal Engineering
Environmental Science 26, 59-64.
Yakub, Arbie,Pengambilan, Preparasi, dan Pengujian Conto Batubara,ATC
course material. ATQ.
Baltimore , 2006.Annual Book of ASTM Standards. ASTM Publisher,.

207
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pemberdayaan Kelompok Tani Melalui Pembuatan Kompos


Berbahan In Situ Untuk Meningkatkan Hasil Sayuran Dan
Palawija

Zurhalena, Wiskandar, Endriani dan Ajidirman


Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Zurha_lena@unja.ac.id

Abstrak
Pengabdian kepada masyarakat ini berlokasi di desa Pematang ganjah
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi dimana sebagai mitra
adalah Kelompok Tani Jaya dan Kelompok Tani Tunas Harapan Jaya.
Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan agar Kelompok Tani Jaya dan
Kelompok Tani Tunas Harapan Jaya sebagai mitra dapat membuat dan
memanfaatkan kompos untuk untuk meningkatkan hasil sayuran dan
palawija serta kesuburan dan sifat fisik tanah tetap terpelihara dengan baik.
Dalam memecahkan masalah yang ditemui dihadapi oleh mitra yaitu
ketergantungan akan pupuk kimia buatan pabrik dengan penggunaan dosis
tinggi, sehingga akan memerlukan biaya yang banyak untuk pembelian
pupuk. Semetara itu dengan seringnya penggunaan pupuk kimia tanpa
disertai dengan penggunaan pupuk organic akan mempercepat terjadinya
kerusakan tanah yaitu tanah lebih cepat memdat sehingga akan
mengganggu perkembangan perakaran tanaman. Solusi yang dapat dapat
ditawarkan guna mencapai tujuan/sasaran pengaabdian pada masyarakat
ini adalah: (1) Melaksanakan penyuluhan kepada kelompok tani Jaya dan
Tunas Harapan Jaya sebagai mitra tentang pentingnya memelihara sifat fisik
dan kimia tanah agar hasil tanaman selalu meningkat, (2) Melaksanakan
penyuluha kepada kelompok tani tentang manfaat kompos bagi perbaikan
sifat fisik dan kimia tanah (3) Melaksanakan demontrasi pembuatan kompos
dari bahan pupuk kandang yang dicampur dengan bahan hijauan yang ada
di lokasi mitra , (3) Membuat percontohan pada lahan mitra tentang cara
penggunaan kompos yang baik.

Kata Kunci: Tanah, kompos , sayuran, palawija

PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Desa Pematang Gajah terletak di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten
Muaro Jambi yang merupakan desa yang terletak di pinggiran kota Jambi.

208
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sekitar 70% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yaitu ada


yang petani karet dan ada sebagai sayur-sayuran dan palawija.
Luas lahan pertanian yang digarap oleh petani di desa Pematang
Gajah sekitar 24 ha yang sebagian besar dtanami sayur-sayuran dan
palawija seperti kacang panjang, cabe, mentimun, tomat, kacang tanah dan
lain-lain. Lahan yang digarap oleh petani ada yang milik sendiri dan ada
yag milik orang lain dimana petaninya hanya sebagai petani penggarap yang
lahannya disewa.
Di desa Pematang Gajah terdapat beberapa Kelompok Tani yang aktif
diantaranya Kelompok Tani Jaya yang beranggotakan 15 orang dan
Kelompok Tani Tunas Harapan Jaya yang beranggotakan 15 orang. Jenis
tanaman yang biasa diusahakan oleh kedua kelompok tani ini adalah sayur-
sayuran dan palawija. Lahan yang digarap oleh petani di Desa Pematang
Gajah umumnya kurang subur dan tanah mudah memadat yang disebabkan
karena rendahnya kandungan bahan organik pada tanah tersebut. Selain itu
petani dalam melakukan usaha taninya tidak menggunakan bahan organik,
mereka hanya mengandalkan pupuk kimia buatan yang mereka beli.
Pemakaian pupuk kimia secara terus menerus tanpa disertani dengan
penggunaan pupuk organic lama kelamaan tanah yang diusaha mudah
memadat sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu.
Oleh sebab itu kami dari tim pengabdian berusaha memotifasi
masyarakat tani di desa Pematang Gajah untuk selalu memanfaatkan bahan
organik dalam melakukan usaha taninya seperti kompos yang bisa dibuat
sendiri. Pemanfaatan kompos unruk setiap penanaman akan dapat
memperbaiki kesuburan tanah baik fisik maupun kimia sehingga hasil
tanaman terutama sayur-sayuran dan palawija akan lebih baik dan
kesuburan tanah tetap terjaga.
Sumber bahan organik yang bisa dijadikan bahan kompos adalah
pupuk kandang dan bahan-bahan hijauan seperti gulma yang banyak
tumbuh disekitar lahan petani atau tumbuh di semak- semak seperti
lamtoro, krinyuh dan gamal yang mudah didapat. Menurut Rachman et al
(2006) bahwa kompos seperti lamtoro mampu memperbaiki kesuburan tanah
karena mudah terdekomposisi, mampu menambat nitrogen dari atmosfer
serta yang terpenting adalah tersedia secara in situ sehingga mudah dan
murah untuk diaplikasikan.
Kompos tanaman gamal jika dijadikan pupuk organik mempunyai
kandungan nitrogen tinggi (Jusuf, 2007). Ibrahim (2001) menyatakan bahwa
dari daun gamal dapat diperoleh sebesar 3,15 % N, 0,22 % P, 2,65 % K, 1,35 %
Ca dan 0,41 % Mg. Selain lamtoro dan gamal hijauan kirinyuh juga
berpotensi digunakan sebagai kompos karena hijauan kirinyuh merupakan

209
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

gulma yang tumbuh di semak-semak liar tanpa budidaya yang terorganisir


dan kebanyakan tumbuh sebagai gulma pada lahan usaha tani masyarakat.
Olabode et al (2007) Daun kirinyuh mengandung 1,26% nitrogen, fosfor
0,67%, kalium 1,08%, 2,33% kalsium dan magnesium 0,005%.
Pemberian kompos ke dalam tanah terutama untuk sayur-sayuran dan
palawija akan menambah kandungan bahan organik tanah dan memperbaiki
sifat fisik dan kimia tanah sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman akan
lebih baik.

Permasalahan Mitra
Kelompok tani Jaya dan Tunas Harapan Jaya di Desa Pematang Gajah
berdasarkan survey dan wawancara dengan petani diperoleh bahwa mereka
sekarang jarang sekali menggunakan pupuk organic untuk usaha tani
mereka. Hal ini disebabkan karena sulitnya mendapatkan pupuk kandang
karena pupuk kandang yang tersedia semakin berkurang dan susah didapat
dikarenakan petani sudah jarang memelihara ternak terutama sapi. Oleh
sebab itu mereka sering tergantung kepada pupuk kimia buatan pabrik yang
harganya semakin mahal. Pada hal dengan pemakian pupuk kimia secara
berlebihan akan mempercepat kerusakan tanah dimana tanah semakin
mudah memadat dan tidak gembur lagi sehingga akan mengganggu
pertumbuhan tanaman.
Upaya mengurangi pemakaian pupuk kimia (meningkatkan efisiensi
pemupukan) dan menjaga kesuburan dan sifat fisik tanah agar tetap gembur
maka perlu dilakukan dengan penambahan pupuk kompos ke dalam tanah
yang bisa dibuat sendiri oleh petani. Penelitian yang telah dilakukan oleh
Zurhalena dan Endriani (2018) bahwa pemberian pupuk organic biokompos
dapat meningkatkan kandungan bahan organic tanah, memperbaiki sifat
fisik tanah dan meningkatkan hasil jagung.
Pengabdian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Zurhalena, et al
(2009) di Desa Kebun Baru Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci,
didapatkan hasil ternyata petani sangat respon sekali dengan apa yang telah
tim pengabdian lakukan yaitu pemberian pupuk organic berupa Bio
Organic Soil Tgreatment (BIOST) untuk tanaman kentang. Berdasarkan
demplot yang telah dilakukan ternyata pemberian BIOST dapat
meningkatkan hasil tanaman kentang yang dicobakan.

210
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

TARGET DAN LUARAN


Target
Adapun target yang ingin dicapai dari pelaksanaan pengabdian
kepada masyarakat ini adalah :
1. Agar kelompok tani Jaya dan Tunas Harapan Jaya sebagai mitra
pempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan teknologi
yang diberikan seperti cara pembemberian pupuk organik yang baik dan
cara penanaman yang tepat.
2. Agar dengan penggunaan kompos dari bahan in situ dapat memperbaiki
sifat fisika dan kimia tanah di lokasi pengabdian.
3. Agar dengan pemberian kompos dapat meningkatkan efisiensi
pemupukan dan dapat memberikan keuntungan bagi petani, sehingga
petani tidak tergantung lagi dengan pupuk kimia.
4. Petani dapat memproduksi pupuk organik sendiri seperti kompos dengan
memanfaatkan limbah pertanian yang ada di Desa Pematang Gajah.

METODE PELAKSANAAN
Lahan pertanian yang terdapat di Desa Pematang Gajah Kecamatan Jambi
Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi mempunyai permasalahan yaitu
tanahnya yang mudah memadat dan mudah kekeringan di musim panas
sehingga hasil sayuran yang diusahakan oleh petani terutama kelompok tani
Sumber Tani dan Suka Jadi hasilnya kurang memuaskan disebabkan karena
kurangnya penggunaan bahan organik pada lahan tersebut.
Oleh sebab itu kami dari tim pengabdian merasa perlu untuk
melakukan pengabdian di Desa Pematang Gajah Kecamatan Jambi Luar
Kota Kabupaten Muaro Jambi agar permasalahan yang mereka hadapi dapat
diatasi.
Adapun kegiatan yang telah dilakukan oleh tim pengabdian adalah :
1. Melaksanakan penyuluhan kepada kelompok tani Jaya dan Tunas
Harapan Jaya sebagai mitra tentang pentingnya memelihara kesuburan
tanah agar hasil tanaman selalu meningkat. 2. Memberikan penyuluhan
kepada kelompok tani Jaya dan Tunas Harapan Jaya tentang manfaat
pemberian pupuk organik dan cara pemberian pupuk organik yang
tepat untuk meningkatkan hasil tanaman.
2. Memberikan penyuluhan kepada petani tentang cara pembuatan
kompos dari limbah pertanian dan bahan in situ.
3. Melaksanakan demontrasi tentang pembuatan kompos dari pupuk
kandang yang dicampur dengan limbah pertanian.

211
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Desa Pematang Gajah Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
merupakan salah satu desa dimana petaninya banyak menanam sayur-
sayuran seperti terong, timun, kacang panjang cabe dan lain-lain untuk biaya
hidup mereka sehari-hari. Pada kunjungan pertama di Desa Pematang gajah
adalah mengadakan pertemuan dengan ketua kelompok tani Yaitu
Kelompok Tani Jaya dan Tunas Harapan Jaya tentang maksud dan tujuan
kedatangan tim, kemudian dilakukan survey pada lahan pertanaman sayur-
sayuran Pertemuan hari kedua membicarakan dan menentukan lokasi yang
tepat untuk melaksanakan dan membicarakan jadwal penyuluhan dan
pelatihan/demostrasi dengan anggota kelompok tani.
Dari hasil pembicaraan dengan para anggota kelompo tani dan tim
pengabdian saksikan sendiri bahwa petani di Desa Pematang Gajah
memberikan pupuk kimia seperti urea, KCl dan SP36 dengan dosis yang
sangat tinggi dengan tujuan supaya sayuran yang mereka tanam
memberikan hasil yang lebih baik. Petani belum pernah membuat kompos
sendiri, mereka hanya memberikan pupuk kandang yang mereka beli secara
langsung tanpa dikomposkan terlebih dahulu. Tindakan yang dilakukan
oleh petani tersebut dari hasil pengamatan tim pengabdian tidak
memberikan hasil yang maksimal. Adapun tanaman yang sedang
diusahakan oleh petani saat penyuluhan dilakukan adalah terong, timun dan
cabe, seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tanaman yang sedang diusahakan oleh petani saat penyuluhan


dilakukan

Berhubung karena musim kemarau yang sangat panjang dan tidak ada turun
hujan sama sekali sehingga hasil yang didapat oleh petani kurang maksimal.

212
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
Anggota kelompok tani banyak yang tidak mengusakahan lahannya dan
beralih pada pekerjaan lain dikarenakan musim kemarau dan sulit
mendapatkan air untuk menyiram tanaman mereka.

Kegiatan yang tim pengabdian telah lakukan disamping penyuluhan tentang


manfaat pupuk organic dan cara pembuatan kompos, juga dilakukan
demonstrasi cara pembuatan kompos dari bahan pupuk kandang yang
dicampur dengan bahan hijauan yang ada disekitar lokasi pengabdian.
Adapun kegiatan demonstrasi pembuatan kompos ini dilakukan bersama
ketua kelompok tani berserta anggota juga diikutsertakan beberapa orang
mahasiswa sudah melakukan penelitian tentang kompos, seperti terlihat
pada Gambar 2

Gambar 2. Pembuatan kompos berbahan in situ

Penggunaan pupuk organik seperti kompos sudah dirasakan manfaat dan


hasilnya oleh ketua kelompok tani Tunas Harapan Jaya, seperti terlihat pada
Gambar 4, mereka menanam cabe dengan selalu memanfaatkan pupuk
organik, sehingga pertumbuhan cabenya sangat subur dan hasil sangat baik
walaupun mereka menanam dimusim kemarau.

213
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 3. Tanaman cabe yang diberi pupuk kompos

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan pengabdian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kedua mitra dilokasi pengabdian sering menanam sayuran yang
berumur pendek seperti terong, mentimun, kacang panjang dan sekali-
sekali diselingi dengan menanam cabe.
2. Dengan adanya pengabdian ini petani ingin beralih ketanam sayuran
lain seperti menanam tanaman cabe yang disarankan sebagai tambahan
pendapatan.

Saran
Perlu pengabdian selanjutnya di lokasi kedua mitra agar tanaman cabe dan
sayur yang diusahakan betul-betul dikelola dengan baik dengan cara
pertanian organik sehingga hasil meningkat dan dapat menanmbah
pendapatan petani.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Rektor Universitas Jambi
Ketua LPPM Universitas Jambi dan Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Jambi yang telah mendanai pengabdian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Henuhili V. 2008. Manfaat dan Penggunaan Kompos Pada Media Tanam.


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.

214
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Ishak J dan S.Martawati. 2007. Peningkatan Produktivits Lahan Melalui


Pengelolaan Bahan Organik Menuju Pertanian Berkelanjutan. Prosiding
HITI.Yogyakarta, 5-7 desember 2007. Halaman 1-10.
Isroi. 2008. Kompos. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia.
Bogor. http: // www.isroi.org. Diakses Januari 2017.
Rachman, A, A. Dariah, dan D. Santoso. 2006. Pupuk Hijau. Dalam R.D.M
Simanungkalit, D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, W.
Hartatik (Editor). Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar
Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor. Hal 41-57.
Yulianto AB, A. Ariesta, DP. Anggoro, H. Heryadi, M.Bahrudin, G.Santoso.
2007. Buku Pedoman Pengolahan Sampah Terpadu : Konversi Sampah
Pasar Menjadi Kompos Berkualitas Tinggi. Yayasan Danamon Peduli.
Pasar Ciputat - Tanggerang
Zurhalena, Ajidirman dan Endriani. 2009. Penerapan Teknik Olah Tanah
Menurut Kontur dan Pemberian Bio Organic Soil Treatment (BIOST)
Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanah dan Hasil Kentang di Desa
Kebun Baru Kabupaten Kerinci. Laporan Program Ipteks Bagi
Masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi.

215
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Workshop Edukasi Pembuatan Robot Line Follower Analog Di


SMAN 15 Muaro Jambi

Haerul Pathoni, Maison, Nehru, Rizki Andre, Yosi Riduas Hais


Fakultas Teknik, Universitas Jambi, Indonesia
Email: yosiriduashais@gmail.com

Abstrak
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 15 Muaro Jambi merupakan sekolah
yang berlokasi di pondok meja. Sekolah ini berdekatan dengan kampus
Universitas Jambi Pondok Meja. SMAN 15 Muaro Jambi senantiasa
memegang satya untuk mengoptimalkan kemampuan setiap siswa melalui
kegiatan pendidikan yang mengarah pada pengembangan potensi akademik,
bakat, dan minat siwa. SMAN 15 Muaro Jambi meyakini bahwa pada
hakikatnya setiap anak memiliki beragam kecerdasan (multiple intelligences)
yang menunggu untuk diungkap, digali, dilatih dan dikembangkan. SMAN
15 Muaro Jambi mengupayakan sebaik-baiknya dan menyediakan beragam
kegiatan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kecerdasan
majemuk yang ada pada anak didik. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang
dapat mencapai tujuan itu yaitu robotika. SMAN 15 Muaro Jambi ingin
mendapatkan teknologi robotika untuk memperkaya proses
pembelajarannya. Selama ini kegiatan ekstrakurikuler mempunyai
keterbatasan, pembelajarannya masih sangat sederhana. Kegiatan Workshop
robotika ini dapat memberikan kesempatan belajar yang lebih dalam
mengenai desain, pemrograman dasar dan pengaturan robot. Metode
pembelajaran yang akan kami terapkan merupakan metode belajar aktif
Eksperimental, dengan kata lain, siswa selalu diajak untuk aktif melihat,
mendengarkan, serta mencobakan secara langsung, dan dikemas dengan
suasana yang menyenangkan.Luaran (Output) dari kegiatan ini adalah:
produk robot hasil rancangan. Sedangkan luaran (Outcome) dari kegiatan ini
adalah laporan berupa sebuah karya tulis dan dokumentasi kegiatan. Setalah
melakukan wokshop siswa menjadi lebih paham mengenai dasar-dasar
robotik dan siswa juga dapat merancang dan membuat robot line follower.
Terbuatnya robot ini menunjukkan pengetahuan dan pemahaman mereka
mengenai robotik bertambah.

Kata Kunci: line-follower, pembelajaran, robot, siswa

216
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik
menggunakan pengawasan dan kontrol manusia, menggunakan program
yang telah didefinisikan (kecerdasan buatan) yang beroperasi secara
otomatis, ataupun penggabungan antara keduanya (Seng Chia, 2017).
Teknologi Robotik saat ini telah banyak digunakan dihampir semua
tempat yang memerlukan sebuah kinerja secara otomatis seperti palang
parkir otomatis, pintu otomatis, sistem keamanan otomatis, dan dipabrik-
pabrik yang hampir seluruhnya menggunakan teknologi terkendali otomatis
dan sebagainya (Febry Valentino, 2017), (Seng Chia, 2017). Seiring
perkembangannya yang semakin pesat dan terus berkembang, Teknologi
Robot dengan bidang keilmuannya yang disebut Robotik saat ini tidak
hanya dipelajari di Kampus-kampus saja, namun juga telah merambah pada
dunia pendidikan bahkan mulai dari usia TK, SD, SMP, sampai SMA / SMK
(Fatah Fatchurrohman, 2014).
Perkembangan dunia Robotik di Indonesia dari tahun ke tahun
semakin meningkat, ini bisa dilihat dari semakin banyaknya sekolah dan
lembaga pendidikan lainnya mulai dari jenjang TK sampai SMA / SMK yang
mengadakan Ekstrakulikuler Robotik, dan bahkan tak sedikit sekolah atau
lembaga pendidikan yang mewajibkan siswanya untuk mempelajari ilmu
Robot tersebut (Agung Nugroho, Chandra Dewi Kurnianingtyas, & Kusumo
Pamosoaji, 2016). Perkembangan yang siknifikan terlihat adalah di
Indonesia bagian tengah, khususnya di pulau Jawa. Tak hanya itu,
perkembangan dunia robotik usia sekolah di Indonesia juga terlihat dari
semakin banyaknya kompetisi Robot antar sekolah mulai dari tingkat
regional Kota, Provinsi, sampai Nasional dengan peserta yang semakin
banyak.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semkin pesat saat ini
dan dimasa yang akan datang, maka tak dipungkiri bahwa dunia Robotik
merupakan sebuah kebutuhan pengetahuan yang harus dipenuhi agar para
penerus bangsa dalam hal ini siswa usia sekolah dapat mengikuti
perkembangan teknologi dan bahkan dapat mengembangkan teknologi itu
sendiri dimasa yang akan datang. Sehingga ini merupakan andil besar
untuk terciptanya Indonesia sebagai negara maju dan berkembang.

TARGET DAN LUARAN


Dengan diadakannya Workshop Robotik di SMA Negeri 15 Muaro Jambi,
maka banyak manfaat yang didapat baik untuk sekolah, guru, siswa maupun
lulusan.

217
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Bagi Sekolah
1. Meningkatkan Eksistensi, daya saing serta predikat sekolah SMA
Negeri 15 Muaro Jambi.
2. Menunjang pencapaian kurikulum dibidang Iptek
3. Mengadakan kompetisi Robotik yang juga dapat meningkatkan
Eksistensi sekolah serta menjalin silaturahmi antar sekolah.
4. Meningkatkan prestasi sekolah.

Bagi Guru
1. Meningkatkan Kompetensi guru, serta dapat mengarahkan dan
menuntun siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya.
2. Dapat menggunakan teknologi Robotik sebagai media pembelajaran
kreatif untuk siswa.

Bagi Siswa dan Lulusan


1. Meningkatkan kreatifitas siswa serta mengasah keterampilan siswa.
2. Melatih siswa menjadi seorang imajinatif yang realistis, yaitu
mengimajinasikan sesuatu atau perencanaan dengan penuh
perhitungan dan menuangkannya dalam bentuk nyata. Hal ini
merupakan pola pikir yang dibentuk bagi seorang rekayasa
perencana (insinyur dan sarjana teknik). Dan pola pikir ini dapat
melatih siswa dalam menciptakan sesuatu serta melatih siswa
menyelesaikan setiap masalah yang timbul dengan cara yang paling
cerdas.
3. Mengasah pola berpikir siswa menjadi lebih kritis dan objektif.
4. Mengasah keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri (melatih
kecerdasan).
5. Dapat melatih kesabaran siswa.
6. Melatih siswa dapat bekerjasama dalam tim serta menghargai karya
orang lain (Character Building)
7. Melatih kedisiplinan siswa.
8. Siswa dapat menggunakan ilmu robotik yang didapat untuk
menunjang kehidupannya serta mempergunakannya untuk hal-hal
yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
9. Siswa berpeluang berprestasi dengan mengikuti kompetisi-
kompetisi robotik antar sekolah baik ditingkat kota,
provinsimaupun nasional.
Banyak sekali manfaat yang akan diperoleh bagi SMA Negeri 15
Muaro Jambi, tidak hanya bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan, akan
tetapi juga bagi guru dan khususnya bagi siswa.

218
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Semua manfaat yang diperoleh bagi siswa melalui Workshop Robotik ini
mencakup semua ranah kemampuan siswa baik dibidang Kognitif (ilmu
pengetahuan), Afektif (karakter perilaku), dan Psikomotorik (keterampilan).
Oleh sebab itu kegiatan Workshop Robotik ini sangat tepat untuk
dikembangkan demi menunjang para siswa dan lulusan dapat menjadi
siswa yang mampu bersaing secara global.

METODE PELAKSAAN
Metode pembelajaran Workshop yang akan di terapkan merupakan metode
belajar aktif Eksperimental, dengan kata lain, siswa selalu diajak untuk
aktif melihat, mendengarkan, serta mencobakan secara langsung, dan
dikemas dengan suasana yang menyenangkan.
Setiap pertemuan satu Project, siswa akan diberikan Job Sheet
ataupun lembaran materi pendukung.

Pembagian Kelompok Kelas dan Team


Dalam kegiatan Ekstrakurikuler Robotik akan dibagi kedalam beberapa
kelompok kelas dengan jumlah masing-masing kelompok kelas maksimal
10 siswa, dan masing-masing kelompok kelas akan dibagi lagi menjadi lima
team yaitu satu team terdiri dari dua orang siswa. Hal ini bertujuan agar
kegiatan Workshop Robotik menjadi lebih efektif dan efisien sesuai dengan
metode, standarisasi serta perencanaan dan kurikulum Workshop Robotik
yang kami buat. Masing-masing Kelompok kelas akan di latih oleh satu
orang instruktur (pelatih), apabila jumlah siswa melebihi 10 orang, dan
jumlahnya cukup untuk membuka kelas baru, maka akan dibagi ke kelas
lainnya dan jika lebih dari satu kelas maka jumlah instruktur juga akan
ditambah sesuai banyak kelas.

Peningkatan Kompetensi Guru (Perancaan Jangka Panjang)


Pada perencanaan jangka panjang kami, kami tidak hanya berorientasi kepada
siswa saja, akan tetapi juga dapat melatih tenaga pengajar SMA Negeri
15 Muaro Jambi yang memiliki minat dan kemauan untuk bersama-sama
belajar dan mendalami ilmu Robotik, karena hal ini dapat memiliki dampak
yang sangat positif sekali untuk peningkatan kompetensi guru serta nantinya
guru dapat mengembangkan teknologi ini guna menciptakan media
pembelajaran yang inovatif berbasis teknologi untuk menunjang pencapaian
dalam proses pembelajaran.

219
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Perancanaan Workshop Robotik SMA Negeri 15 Muaro Jambi

Tabel 1. Perancanaan project Workshop robotik

No Project Progres Output


1 Robot 5X - Siswa menerapkan seluruh prinsip kerja
Line Pertemuan yang mereka dapat pada materi ajar
Follower serta menerapkannya pada rangkaian
Analog robot Line Follower
- Siswa memahami prinsip kerja IC
komparator
- Siswa memahami prinsip kerja driver
motor DC sistem H-bridge
- Siswa memahami prinsip kerja dan
rangkaian gabungan dari beberapa sensor
serta aktuator
- Siswa mengembangkan kreatifitas dan
keterampilan serta dapat menggunakan
robot
- yang telah dibuat dengan
menerapkannya untuk menunjang
berbagai keperluan untuk diri sendiri
maupun masyarakat
- Kompetisi kreatifitas robotik antar siswa
yang diadakan SMAN 15 Muaro Jambi

Gambar 1.Tim PPM Teknik Elektro Fakultas Teknik UNJA

220
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tahapan pada Pengabdian ini yaitu pembuatan rancangan robot line tracer,
pembautan lintasan ujicoba line tracer dan pembuatan modul pembelajaran
perakitan robot line tracer, serta terlaksananya kegiatan workshop.

Rancangan Pembuatan robot line tracer

Bodi atas robot Bodi bawah robot

Motor DC Gearbox
Kotak baterai

Baut + Mur + Robot

Rangkaian Utama Robot


Gambar 2. Desain Mekanik robot line follower
Perancangan Lapangan Uji Robot Line Follower

Gambar 3. Rancangan Lapangan Uji Robot Line Follower

221
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

HASIL PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN


Materi yang diberikan saat Workshop merupakan materi dasar tentang
robotik. Materi tersebut mencangkup komponen-komponen pembuatan robot
line follower analog. Setelah pemberian materi siswa dapat mengetahui dan
memahami komponen-komponen yang ada pada robot line follower analog.
Modul pempelajaran ini dijadikan salah satu luaran dari kegiatan PPM ini.

Workshop pembuatan robot line follower


Kegiatan workshop dilaksanakan pada hari selasa tanggal 10 September 2019
di SMAN 15 Muaro Jambi. Perserta kegiatan ini merupakan siswa kelas X.
pemilihan dari peserta ini sendiri berdasarkan masukan dari kepala sekolah
SMAN 15 Muaro jambi, hal ini karena siswa kelas X merupakan siswa baru,
mereka masih mudah untuk di arahkan. Acara ini dihadiri oleh ketua Tim
Pengabdian dan kepala sekolah SMAN 15 Muaro Jambi. Acara ini juga dibuka
langsung oleh kepala sekolah SMAN 15 Muaro Jambi. Kegiatan ini
ditunjukkan oleh Gambar 4.

Gambar 4. Pembukaan Workshop Edukasi Pembuatan Robot Line Follower

Tahapan berikutnya adalah penyampaian materi pengenalan dan


perkembangan robotik oleh anggota tim dan mahasiswa fakultas teknik
(Gambar 5). Mahasiswa yang ikut serta merupakan mahasiswa fakultas teknik
yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan UKM Robotik UNJA.

222
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 5. Paparan materi pengenalan robot dan perkembangan robotik

Setelah pemberian materi selesai tahap berikutnya adalah perakitan robot line
follower. Pada tahap ini siswa dibagi menjadi 3 kelompok (Gambar 7). Setiap
kelompok diberikan satu paket robot line follower yang belum terangkai dan
modul pembelajaran. Setiap kelompok di bimbing oleh satu atau dua orang
mahasiswa.

Gambar 6. Pembagian kelompok workshop

(a) Kelombok 1 (b) Kelompok 2

223
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

(c) Kelompok 3
Gambar 7. Anggota kelompok workshop

Tahapan berikutnya siswa melakukan perakitan robot line follower.


Perakitan robot ini mengikuti modul yang telah dibagikan ke siswa siswi. Para
siswa merakit robot dengan sendiri. Jika ada yang tidak paham rekan-rekan
dari mahasiswa menjelaskan dan membantu siswa tersebut. Terlihat dari
Gambar 8 kerja sama kelompok akan terjalin dengan sendirinya.

Gambar 8. Proses perakitan robot oleh peserta workshop

Akhir dari Workshop ini siswa dapat membuat robot line follower analog. Hasil
kerja peserta ditunjukkan pada Gambar 9. Setelah robot mereka selesai
dilakukan pengujian pada robot. Pengujian tersebut dilakukan pada lintasan
yang sudah dibuat (Gambar 10).

224
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 10. Lapangan uji coba


Gambar 9. Hasil kerja Peserta
robot line follower

Gambar 11. Pengujian robot pada lintasan

KESIMPULAN DAN SARAN


Setalah melakukan pelatihan siswa menjadi lebih paham mengenai dasar-
dasar robotik dan siswa juga dapat merancang dan membuat robot line
follower. Terbuatnya robot ini menunjukkan pengetahuan dan pemahaman
mereka mengenai robotik bertambah.

225
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kegiatan pelatihan robotik sangat bagus digunakan sebagai mata pelajaran


muatan lokal karena dapat meningkatkan skill siswa, pengetahuan dan
pemahaman teknologi, serta kekompokan siswa juga tercipta. Sehingga hal ini
dapat juga diterapkan di sekolah-sekolah lainnya.

ACKNOWLEDGEMENTS
Fakultas Teknik Universitas Jambi merupakan wadah pencipta sarjana di
bidang teknologi, sudah sepantasnya memberikan pendidikan di bidang
teknologi. Terimakasih kepada Fakultas Teknik Universitas Jambi yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis sehingga pengabdian ini bisa
terlaksana. Semoga tahun-tahun selanjutnya banyak sekolah-sekolah di Jambi
yang bisa mendapatkan pendidikan dalam bidang teknologi, khususnya
robotika.

DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugroho, K., Chandra Dewi Kurnianingtyas, M., & Kusumo


Pamosoaji, A. (2016). Pelatihan Pembuatan Robot Line Follower
Dengan Scratch Dan Arduino Di SMP Putra Bangsa, KLATEN.
Prosiding Sendimas, 137–147.
Fatah Fatchurrohman, A. (2014). Robot Line Follower Pid Sebagai Media
Pembelajaran Aplikasi Mikrokontroler Di Jurusan Pendidikan Teknik
Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.
Febry Valentino, T. (2017). Perancangan Robot Pemadam Api Berbasis Line
Follower. PDD UNS AKADEMI KOMUNITAS NEGERI MADIUN.
Seng Chia, K. (2017). Ziegler-Nichols Based Proportional-Integral-Derivative
Controller for a Line Tracking Robot. Indonesian Journal of Electrical
Engineering and Computer Science, 9, No. 1, January 2018, 221~226.
https://doi.org/10.11591/ijeecs.v9.i1.pp221-226

226
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Sosialisasi Keberlakuan Hukum Adat Dalam Sistem Hukum


Indonesia Pada Masyarakat Adat Kedepatian Semerap
Kabupaten Kerinci

Muskibah, Umar Hasan, Sasmiar, Suhermi, Dony Yusra Pebrianto


Email corresponding authors: muskibah@yahoo.co.id

Abstrak
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilatarbelakangi oleh semakin
terpojoknya posisi hukum adat yang pada dasarnya sudah hidup dan
mengakar dalam kehidupan masyarakat adat. Lemahnya sosialisasi dan
pemahaman masyarakat akan arti penting hukum adat dan kelestariannya.
Hal ini disebabkan oleh salah satunya pandangan masyarakat lemahnya
posisi hukum adat di dalam system hukum di Indonesia, sehingga
masyarakat lebih memilih menggunakan hukum positif dibandingkan
hukum adat. Sehingga pengabdian masyarakat ini memiliki tujuan untuk (1)
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan kedudukan
hukum adat dalam sistem hukum Indonesia. Hal ini bertujuan agar dalam
aplikasinya masyarakat tidak lagi memandang hukum adat sebagai suatu
sistem yang terpisah dalam sistem huykum di Indonesia, dalam artian dalam
hal-hal yang tertentu hukum adat dapat diambil sebagai langkah konkrit
dalam mencapai tujuan keadilan dalam setiap permasalahan dan sengketa
hukum yang dihadapi masyarakat; (2) Mendorong aparatur desa bersama
unsur 4 (empat) jenis yang dalam hal ini terdiri atas, Depati, Ninik Mamak,
Alim Ulama dan Cerdik Pandai kedepatian semerap untuk menggalakkan
pemahaman masyarakat tentang materi muatan hukum adat yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat kedepatian semerap. Kesimpulan:
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa sosialisasi ini mendapatkan
sambutan positif dari masyarakat. Di samping itu kesadaran dan
pemahaman masyarakat terhadap eksistensi hukum adat meningkat terlihat
dari kesimpulan sosialisasi dimana ada komitmen untuk menjaga kelestarian
dan menerapkan hukum adat dalam kehidupan bermasyarakat Saran:
kegiatan seperti ini hendaknya dilakukan secara berkala mengingat ancaman
tergerusnya hukum adat di tengah arus globalisasi saat ini tentu sangat
disayangkan, apalagi mengingat kedudukan hukum adat sebagai bagian dari
sejarah panjang kebudayaan dan peradaban nusantara.

Kata Kunci: Upaya Paksa, Prapradilan, Aparat Penegak Hukum

227
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Keberadaan istilah adat bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah dipegang erat
oleh masyarakat kedepatian semerap. Dan dalam hal ini hubungan antara
syara’ dan adat dikenal dengan syara’ mengato, adat memakai. Dalam catatan
Darussami Ghazali ditulis: Pepatah adat mengatakan sepucuk arah ke atas
(satu pimpinan), Seakar arah ke bawah (satu rakyat yang bersatu), banyak
tukang biduk menjadi balin (oleng), banyak takuk kayu tidak rebah. Jadi kita
hanya mengenal satu pimpinan yang dipatuhi. Tidak banyak pimpinan.
Kalau ada perintah yang melanggar adat dan agama angkat ke rumah adat
untuk dimusyawarahkan.1
Hukum adat merupakan hukum yang hidup dan berkembang kepada
masyarakat yang menundukkan diri kepada sistem adat yang biasanya
hidup dalam waktu yang telah lama dalam kehidupan suatu masyarakat.
Merujuk kepada pendapat Hilman Hadikusuma: “Hukum adat merupakan
salah satu sumber yang penting untuk memperoleh bahan-bahan bagi
pembangunan hukum nasional yang menuju kea rah unifikasi hukum yang
terutama akan dilaksanakan melalui perbuatan perundang-undangan”2.
Keberadaan hukum adat sendiri merupakan jiwa dari bangsa itu
sendiri. “unsur kejiwaan hukum adat berintikan kepribadian bangsa
Indonesia perlu dimasukkan ke dalam lembaga-lembaga hukum baru, agar
supaya hukum yang baru itu sesuai dengan rasa keadilan dan kesadaran
hukum masyarakat bangsa Indonesia salah satu inti dari unsur-unsur
hukum adat guna pembinaan hukum waris nasional adalah hukum adat
waris”3.
Permasalahan yang dihadapi oleh mitra pengabdian yakni keberadaan
hukum adat sudah mulai mengalami degradasi sebagai salah satu dampak
dari globalisasi. Dan dalam hal ini masyarakat mulai perlahan tidak lagi
menjadikan penyelesaian perselisihan ataupun sengketa hukum antar
masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak merasa adanya kepastian
hukum dari hukum adat yang padahal notabene hukum adat justru menjadi
solusi utama dalam mencapai tujuan-tujuan keadilan yang sebenarnya
mengingat hukum adat lebih mengutamakan prinsip win-win solution.
Di samping itu pemahaman masyarakat khususnya generasi muda
memudar karena minimnya sosialisasi baik oleh pihak eksternal maupun
internal masyarakat adat itu sendiri. Hal ini tentu harus segera dilakukan
pembenahan agar keberadaan hukum adat tidak menjadi luntur dan bahkan
menghilang di tengah masyarakat. Pemahaman dimaksudkan tidak hanya
terbatas diketahuinya materi hukum adat tersebut saja, tetapi juga
diterapkan dan digunakannya hukum adat tersebut oleh masyarakat. Selain
itu yang menjadi permasalahan juga adalah tidak terdokumentasinya hukum

228
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

adat tersebut dengan baik. Sehingga otentifikasi hukum adat tersebut juga
mendapat imbas dari hal tersebut. Tentu bukan hal yang tidak mungkin
menjadikan hukum adat menjadi hukum tertulis, hanya saja sudah barang
tentu masyarakat memerlukan dorongan dan sosialisasi agar kesadaran dan
kepedulian masyarakat terhadap hukum adat meningkat.
Maka sehubungan dengan hal tersebut sebagai insan akademis tim
merasa sangat perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat kedepatian
semerap yang terdiri dari unsur perangkat desa, depati ninik mamak, alim
ulama, cerdik pandai, pemuda, dan Badan Kontak Majlis Taklim (BKMT)
dalam kawasan kedepatian semerap sehubungan dengan pentingnya
menjaga kelestarian hukum adat dan penerapan hukum adat melalui
peningkatan pemahaman masyarakat terhadap eksistensi hukum adat dalam
sistem hukum Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, dan diskusi langsung antara tim sosialisasi
dengan Kepala Desa Koto Patah Semerap dan Desa Pasar Semerap, untuk
mengadakan:
1. Sosialisasi kedudukan hukum adat dalam sistem hukum di Indonesia
pada masyarakat adat kedepatian semerap.
2. Memberikan pemahaman serta peningkatkan kesadaran hukum Desa
Koto Patah Semerap dan Desa Pasar Semerap sebagai bagian dari
masayarakat adat kedepatian semerap akan pentingnya kedudukan
hukum adat khususnya dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam
sistem hukum Indonesia.

METODE PELAKSANAAN
Adapun metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah dalam bentuk sosialisasi hukum yang dilakukan dengan beberapa
tahapan.

Persiapan
Pada tahapan persiapan Tim melakukan survey terhadap calon mitra dan
menginventarisir permasalahan yang dihadapi oleh mitra dan
masyarakatnya. Setelah masalah diinventarisir maka dalam hal ini tim
menentukan satu permasalahan yang diangkat menjadi topik pengabdian
kepada masyarakat. Langkah persiapan selanjutnya dilakukan untuk
menentukan lokasi kegiatan, jumlah peserta, hari dan tanggal kegiatan.
Tahap berikutnya menyebarkan undangan dan konfirmasi kehadiran peserta
dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat.

229
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Materi kegiatan
Penyampaian materi yang dalam hal ini disampaikan oleh ketua tim
Pengabdian yakni Dr. Hj. Muskibah, SH., M.Hum. dalam hal ini sehubungan
dengan kedudukan hukum adat bahwa Negara mengakui keberadaan
kesatuan masyarakat hukum adat di Indonesia secara konstitusional haknya.
Dan tentu dalam hal ini termasuk pula hukum yang hidup di dalamnya
yakni hukum adat itu sendiri. Pengakuan hak tersebut dapat dimaknakan
sebagai pengakuan hak bagi masyarakat hukum adat terkait mengenai
eksistensinya. Dalam artian masyarakat hukum adat dilindungi konstitusi
eksistensi masyarakat dan segala hal yang hidup di dalam kehidupan
masyarakat itu sendiri, termasuk di dalam hal ini adalah hukum adat itu
sendiri yang menjadi bagian dari masyarakat hukum adat. Di samping itu,
pengakuan dan penghormatan hukum Negara itu berlaku sepanjang hukum
adat dan masyarakatnya sendiri masih hidup hingga saat ini. Dalam arti
bahwa pengakuan Negara tersebut patut menjadi catatan bagi bangsa
Indonesia untuk senantiasa menjaga kelestarian masyarakat adat dan
instrumennya sebagai warisan luhur bangsa Indonesia yang telah melalui
sejarah panjang ditambah lagi ancaman degradasi masyarakat adat itu
sendiri saat ini di tengah terjangan dan terpaan globalisasi. Catatan penting
pula sehubungan dengan landasan konstitusi tersebut adalah pengakuan
tersebut berlaku sepanjang hal-hal tersebut sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip NKRI itu sendiri. Maka dalam hal ini agaknya tidak
berlebihan jika disebutkan pengakuan Negara terhadap masyarakat hukum
adat dan hukum adatnya sendiri adalah pengakuan bersyarat (sekalipun
dalam konsep Negara hukum syarat-syarat tersebut merupakan bentuk
control bingkai Negara hukum).
Jika ditelisik lebih jauh, sebagaimana diatur pada Pasal 4 Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 52 Tahun 2014 tentang pengakuan dan
perlindungan masyarakat hukum adat yang dalam hal ini mengatur
sehubungan tentang tahapan dan syarat yang harus dipenuhi oleh
Masyarakat Hukum Adat untuk memperoleh kepastian hukum atas hak-hak
tradisionalnya. Di dalam ketentuannya tersebut masyarakat adat harus
melalui tahapan-tahapan yang dilakukan secara berjenjang untuk
mendapatkan legalisasi pengakuan atas masyarakat hukum adat itu sendiri
dimana dalam hal ini tahapan-tahapan tersebut meliputi tahapan identifikasi
masyarakat hukum adat, verifikasi dan validasi masyarakat hukum adat
serta kemudian setelah 3 (tiga) tahapan tersebut dilalui maka dalam hal ini
dilakukan penetapan masyarakat hukum adat sebagai output dari tahapan-
tahapan tersebut.
Lebih lanjut diatur bahwa dalam tahapan identifikasi masyarakat
hukum adat, hal-hal yang menjadi objek adalah sejarah masyarakat hukum

230
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

adat, hukum adat, wilayah adat, harta kekayaan dan/atau benda-benda adat,
kelembagaan/sistem pemerintahan adat. Lebih lanjut sehubungan dengan
wilayah adat dan kelembagaan/sistem pemerintahan adat secara substansial
pada ketentuan hukum ini belum diatur secara jelas teknis penentuan cara
menentukan wilayah adat yang dikuasai oleh masyarakat hukum adat dan
atau pun kelembagaan/sistem pemerintahan adat apakah diatur secara
stuktural.
Dalam fokus kedudukan hukum adat dalam sistem hukum Indonesia,
kembali konstitusi dimana Pengakuan terhadap hukum tidak tertulis dahulu
hanya dijelaskan atau dicantumkan dalam Penjelasan Umum UUD 1945
yang dalam hal ini mengatur ”... Undang-Undang Dasar ialah hukum dasar
yang tertulis, sedang di sampingnya Undang-undang Dasar itu berlakunya
juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-atauran dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara meskipun
tidak tertulis”. Dalam artian hukum adat yang pada umumya tidak tertulis
memiliki kedudukan yang sama dengan hukum lainnya yang berlaku di
Indonesia mengingat pengakuan terhadap hukum tidak tertulis di samping
Undang-Undang Dasar itu sendiri.
Maka dalam hal ini dapat dipahami bahwa kedudukan hukum adat di
dalam sistem hukum di Indonesia memiliki kedudukan secara konstitusional
bersifat sama dengan kedudukan hukum pada umumnya berlaku dalam
kehidupan bernegara di Indonesia, namun yang patut digaris bawahi juga
terdapat perbedaan antara hukum adat dengan hukum yang berlaku pada
umumnya yakni dari aspek keberlakuan dan bentuknya. Dimana dalam hal
ini keberlakuan hukum adat hanya berlaku untuk orang Indonesia dan dari
aspek bentuknya hukum adat pada umumnya tidak tertulis. Oleh karena itu,
tentu sebagaimana syarat pengakuan tersebut adalah kewajiban bersama
untuk senantiasa melestarikan hukum adat dan masyarakat hukum adat itu
sendiri, sehingga nilai-nilai luhur bangsa tersebut dapat selamat dari
terjangan degradasi akibat globalisasi.

Kegiatan Pokok
Tabel 1. Rancangan kegiatan

No Kegiatan Tujuan Kegiatan


1 Sosialisasi eksistensi hukum adat Peserta pengabdian memahami aspek keberadaan
dalam sistem hukum Indonesia. hukum adat di dalam sistem hukum Indonesia,
dalam hal ini tujuannya adalah memperkuat
pengetahuan masyarakat sehubungan dengan
legalitas dan eksistensi hukum adat secara
normatif.

231
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
2 Penjelasan mengenai mekanisme Peserta pengabdian memahami bagaimana
pemberlakuan hukum adat. memberlakukan hukum adat dalam penyelesaian
masalah hukum dan sengketa agar tidak
bertentangan dengan eksistensi hukum positif
Indonesia.

RANCANGAN EVALUASI

Evaluasi atas pelaksanaan kegiatan dilakukan baik terhadap proses maupun


hasil yang didasarkan pada beberapa aspek, sebagai berikut:
1. Apakah mitra pengabdian dalam hal ini masyarakat di Desa Pasar
Semerap dan Desa Koto Patah Semerap memahami pentingnya
penerapan dan pemahaman hukum adat.
2. Apakah sosialisasi tersebut berdampak positif terhadap pemahaman
dan kesadaran masyarakat untuk memilih sehingga berimplikasi
langsung pada peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat
akan pentingnya keberadaan hukum adat.
3. Dalam menjawab permasalahan pada angka 1 dan angka 2 di atas
adalah dengan melakukan wawancara secara random dan berkala
untuk melihat dan mengetahui peningkatan keberhasilan output dari
pengabdian kepada masyarakat ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan Sosialisasi
Sosialisasi dilaksanakan di SMP Negeri 16 Kecamatan Keliling Danau
Kabupaten Kerinci dengan dihadiri oleh 100 orang peserta sosialisasi yang
terdiri dari Depati Nenek mamak, alim ulama, cendikiawan, pemuda dan
perwakilan dari Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT). Acara dimulai pada
pukul 09.00 WIB. Dan segala persiapan acara dibantu oleh aparatur desa dan
pemuda.
Dalam hal ini peserta sosialisasi sangat antusias menyimak dan
melakukan interaktif. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada uraian foto
kegiatan berikut ini:

232
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Materi Kegiatan Sosialisasi Hukum


Pada kegiatan sosialisasi kedudukan hukum adat dalam sistem hukum di
Indonesia. Adapun materi yang disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Sejarah hukum adat
2. Kedudukan hukum adat dalam konstitusi
3. Urgensi pelestarian dan penerapan hukum adat
4. Kelebihan penyelesaian masalah hukum melalui hukum adat

Evaluasi Kegiatan
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara bersamaan selama
kegiatan sosialisasi berlangsung. Instrumen yang digunakan meliputi
pengamatan secara langsung mengenai sikap dan melalui daftar pertanyaan
atau kuis yang diberikan langsung oleh Tim Sosialisasi. Berdasarkan hasil
evaluasi yang dilakukan melalui wawancara yang dilakukan sebelum
maupun setelah kegiatan dilaksanakan serta pengamatan selama kegiatan
sosialisasi maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. 85% peserta sosialisasi mengetahui dan memahami materi yang
disampaikan yakni sehubungan dengan kedudukan hukum adat dalam
sistem hukum Indonesia;
2. 85% peserta sosialisasi berpartisipasi secara aktif selama kegiatan
berlangsung dengan ditandai pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
sesuai dengan materi sosialisasi serta menunjukkan kedisiplinan dan
tata tertib selama mengikuti kegiatan;
3. 100% peserta sosialisasi sepakat untuk menerapkan dan menjaga
kelestarian hukum adat, khususnya hukum adat yang hidup pada
masyarakat adat kedepatian semerap.
Selama kegiatan sosialisasi, peserta menunjukkan sikap antusias
dengan ditandai banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh para peserta
kepada Tim Sosialisasi. Dari hasil evaluasi secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa kegiatan sosialisasi, menunjukkan peningkatan
pengetahuan dan pemahaman tentang isi materi materi sosialisasi yakni
Sejarah hukum adat, Kedudukan hukum adat dalam konstitusi, Urgensi
pelestarian dan penerapan hukum adat dan Kelebihan penyelesaian masalah
hukum melalui hukum adat

KESIMPULAN
Pengabdian kepada masyarakat sehubungan dengan sosialisasi eksistensi
hukum adat dalam sistem hukum di Indonesia di Desa Pasar Semerap dan
Desa Koto Patah Semerap Kabupaten Kerinci telah dapat dijalankan dengan
baik dan tanpa halangan yang berarti. Dengan kerjasama tim pengabdian
yang baik dan peran serta aktif dari penyuluh/narasumber dalam kegiatan
pengabdian ini maka semuanya telah berjalan sesuai yang diharapkan dan

233
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

harapannya dapat memberikan manfaat bagi mitra pengabdian masyarakat


yakni masyarakat Desa Pasar Semerap dan Desa Koto Patah Semerap.

ACKNOWLEDGMENT
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Universitas Jambi yang telah
mendanai kegiatan pengabdian PPM ini melalui sumber Dana DIPA-PNBP
pada Pascasarjana Universitas Jambi Tahun 2019 Nomor: SP DIPA
042.01.2.400950/2019, Tanggal 05 Desember 2018, sesuai Surat Perjanjian
Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor:
B/129/UN21.18/PM.01.01/2019 Tanggal 7 Mei 2019 dan Surat Perjanjian
Penugasan dalam Rangka Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat
Nomor: 2279/UN21.18/PM.01.01/2019, tanggal 7 Mei 2019.

DAFTAR PUSTAKA

Darussami Ghazali, Sarak Mangato Adat Memakami, catatan Pribadi.


Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003
Wiyanto, Hukum Acara Mediasi dalam perkara perdata dilingkungan Peradilan
Umum dan Peradilan Agama Menurut Perma No 1 Tahun 2008 tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan,Cat. Kesatu, Alfabeta, Bandung,2011
Jimmy Joses Sembiring, Cara Menyelesaikan sengketa di luar Pengadilan,
Cetakan Pertama, Visi Media, Jakarta, 2011

234
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Potensi Anggaran


Dana Desa Pada Desa Tanjung Lanjut Kecamatan Sekernan
Kabupaten Muaro Jambi

Hatta Abdi Muhammad1, Nopyandri2


hattaabdimuhammad@gmail.com1, Nopyandri22@gmail.com2
Faculty of Social and Political Sciences Universitas Jambi1, Faculty of Law
Universitas Jambi2

Abstrak
Anggaran dana desa merupakan dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah yang dibagikan secara proporsional kepada setiap desa. Dana desa
ditujukan untuk penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan
masyarakat. Kendala yang dihadapi oleh mitra bahwa masyarakat Desa
Tanjung Lanjut Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi secara
substantif belum memiliki inisiatif untuk berkontribusi dalam pengelolaan
anggaran dana desa dan pengembangan potensi desa. Budaya paternalistik
masyarakat desa menyebabkan masyarakat bersikap acuh dan memberikan
kepercayaan sepenuhnya kepada kepala desa terhadap pengelolaan alokasi
anggaran dana desa. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini yaitu
dengan melakukan sosialisasi, monitoring serta controlling terhadap mitra
pengabdian yakni Desa Tanjung Lanjut Kecamatan Sekernan Kabupaten
Muaro Jambi. Berdasarkan hasil pengabdian yang dilakukan menunjukkan
adanya peningkatan pengetahuan dan tingkat partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan anggaran dana desa yang berdampak pada keikutsertaan
masyarakat terhadap pengembangan potensi desa sehingga pembangunan
desa berlangsung secara partisipatif dan mensejahterahkan.

Kata Kunci: Pengelolaan Dana Desa, Partisipasi Masyarakat, Desa Tanjung


Lanjut

PENDAHULUAN
Salah satu visi besar kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada periode
tahun 2014 – 2019 ialah meletakkan program pemerintah yang tertuang dalam
Nawa Cita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Salah satu wujud rekognisi negara kepada desa adalah
penyediaan dan penyaluran dana desa yang bersumber pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Ditetapkannya UU Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa merupakan wewenang Pemerintah Pusat dalam memberikan

235
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

keleluasaan kepada pemerintah desa untuk melaksanakan tugas


pembangunan desa yang dibuktikan dengan kebijakan pengalokasian
anggaran APBN untuk desa yang pada setiap tahunnya semakin meningkat
(Susetiawan, Mulyono D.C and Roniardian M.Y : 2018).
Penyediaan anggaran dana desa melalui APBN merupakan bentuk
tanggung jawab pemerintah pusat terhadap kemandirian desa dan
menjadikan desa otonom yang mencakup penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Lebih jauh,
anggaran dana desa merupakan bentuk pembangunan dalam
penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses atas sumber daya
ekonomi, sejalan dengan pencapaian target RPJM Desa dan RKP Desa setiap
tahunnya yang diantaranya mencakup : a) peningkatan kualitas proses
perencanaan desa; b) mendukung kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan
oleh BumDes maupun oleh kelompok usaha masyarakat desa lainnya; c)
pembentukan dan peningkatan kapasitas dan kualitas masyarakat desa; d)
pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk
memberikan bantuan hukum kepada masyarakat desa; e) penyelenggaraan
promosi kesehatan dan gerakan hidup layak; f) dukungan terhadap kegiatan
desa dan masyarakat desa; g) peningkatan kapasitas kelompok masyarakat (S.
M. Tumbe : 2018). Pada praktiknya, Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
mengamanatkan bahwa perencaaan pembangunan desa harus dilaksanakan
secara partisipatif dan melibatkan seluruh masyarakat termasuk kelompok
marginal. Hal itu bertujuan agar pembangunan yang direncanakan benar-
benar bermanfaat sesuai kebutuhan masyarakat di dalam desa tersebut.
Dalam konteks tersebut, partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh faktor-
faktor sebagai berikut : 1. Kepemimpinan 2. Komunikasi, 3. Pendidikan
(Tjokroamidjojo : 2015). Perencanaan dan pelaksanaan dengan pendekatan
partisipatif merupakan sebagai strategi pembangunan dan proses penentuan
keputusan publik, hal ini sangat bergantung pada kesadaran masyarakat
untuk melibatkan diri dalam proses pembangunan. Usaha pembangunan
pedesaan melalui proses perencanaan partisipatif perlu didekatkan dengan
berbagai cara yaitu :
1. Pengendalian potensi-potensi yang dapat dibangun oleh masyarakat
setempat.
2. Penggunaan teknologi tepat guna yang meliputi penciptaan,
pengembangan, penyebaran sampai digunakannya teknologi itu oleh
masyarakat pedesaan.
3. Pembinaan organisasi usaha atau unit pelaksana yang melaksanakan
penerapan berbagai teknologi tepat guna untuk mencapai tujuan
pembangunan.

236
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi
4. Pembinaan organisasi Pembina/pendukung, yang menyambungkan
usaha pembangunan yang dilakukan oleh individu-individu
masyarakat pedesaan dengan lembaga lain atau tingkat yang lebih tinggi
(Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, Nasional).
5. Pembinaan kebijakan pendukung, yaitu yang mencakup input, biaya,
kredit, pasaran, dan lain-lain yang member iklim yang serasi untuk
pembangunan (M. Slamet : 2013).
Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan oleh tim Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Jambi berlokasi di Desa Tanjung Lanjut,
Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi. Lokasi tersebut dipilih
berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa desa tersebut belum dapat
melaksanakan kegiatan pengelolaan anggaran dana desa secara partisipatif. 2
(dua) faktor utama rendahnya tingkat partisipasi masyarakat desa yaitu (1)
Budaya paternalistik masyarakat desa menyebabkan masyarakat bersikap
acuh dan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada kepala desa terhadap
pengelolaan alokasi anggaran dana desa. (2) Tingkat pemahaman masyarakat
Desa Tanjung Lanjut masih dalam skala rendah sehingga masyarakat desa
lebih banyak diam dan menerima hasil yang tidak mampu memberikan
kesejahteraan yang meningkat.
Dampak dari perencanaan dan pengelolaan anggaran dana desa serta
pembangunan yang belum partisipatif di Desa Tanjung Lanjut, Kecamatan
Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi adalah manfaat pembangunan belum
dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat desa, padahal pelaksanaan
pembangunan desa belum dapat disebut berhasil apabila masih ada sebagian
warga masyarakat yang belum merasakan manfaat dari proses pelaksanaan
pembangunan tersebut.
Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan pengelolaan anggaran
dana desa yang berdampak pada kemajuan pembangunan desa yang
partisipatif, Tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Jambi mengajak masyarakat desa di Desa Tanjung
Lanjut beserta pemerintah desa untuk belajar bersama-sama tentang
pentingnya pengelolaan anggaran dana desa yang partisipatif melalui
tahapan kegiatan sosialisasi, monitoring dan controlling yang
diselenggarakan. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan Desa Tanjung Lanjut
kedepan benar-benar menjadi desa yang mandiri, otonom dan
mensejahterahkan masyarakatnya.

MASALAH
Masalah dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan
di Desa Tanjung Lanjut, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi adalah
pengelolaan perencanaan anggaran dana desa yang masih bersifat elitis dan

237
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

belum melibatkan semua komponen masyarakat desa. Di samping itu,


masyarakat Desa Tanjung Lanjut secara substantif juga belum memiliki
inisiatif untuk berkontribusi dalam pengelolaan anggaran dana desa dan
pengembangan potensi desa.
Tim Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi melalui
rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa sosialisasi,
monitoring, dan controlling menawarkan solusi kepada mitra dalam
pengelolaan anggaran dana desa yang partisipatif meliputi :
1. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.
2. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya
pemetaan sumber daya potensial desa dalam meningkatkan
perekonomian warga
3. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya tata cara
pengeloaan, perencanaan, pelaksanaan serta penatausahaan keuangan
desa.
4. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang tata cara
pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan desa.

METODE PENERAPAN
Kegiatan penguatan partisipasi masyarakat desa dalam tahapan sosialisasi,
monitoring, dan controlling hasil pengeloaan potensi anggaran dana desa
dilaksanakan dengan metode partisipatif, yaitu melibatkan masyarakat dalam
setiap rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan. Adapun beberapa bentuk
kegiatan yang telah dilaksanakan dalam program ini adalah :
1. Pelatihan peningkatan pemahaman tentang undang-undang desa dan
pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.
2. Pelatihan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang
pentingnya pemetaan sumber daya potensial desa dalam meningkatkan
perekonomian warga.
3. Pelatihan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang
pentingnya tata cara pengeloaan, perencanaan, pelaksanaan serta
penatausahaan keuangan desa.
4. Pelatihan peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang tata cara
pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan desa.
5. Simulasi atau praktik penyusunan perencanaan pembangunan desa
yang lebih bersifat partisipatif melalui pengelolaan anggaran dana desa
Dalam rangkaian tahapan metode pengabdian kepada masyarakat
tersebut, tim pelaksana mengundang para narasumber yang memiliki
kompetensi di bidang pembangunan desa baik dalam meningkatkan

238
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

partisipasi masyarakat serta pengelolaan dan perencanaan keuangan desa.


Kegiatan dilaksanakan dalam kurun waktu 6 bulan dari awal bulan Januari
2019 hingga bulan Juni 2019. kegiatan yang diselenggarakan diperuntukkan
kepada perwakilan masyarakat dari beberapa elemen seperti kelompok tani,
kelompok rentan (perempuan, miskin, difabel dan mioritas), kelompok
perwakilan pengurus organisasi sosial atau organisasi kemasyarakatan,
organisasi sosial ekonomi serta pemerintahan desa (aparatur desa dan
anggota BPD) di Desa Tanjung Lanjut, Kecamatan Sekernan, Kabupaten
Muaro Jambi.

HASIL DAN KETERCAPAIAN SASARAN


Dalam kurun waktu 6 bulan terhitung bulan Januari – Juni 2019 masa
pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat, tim Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Jambi telah melaksanakan kegiatan pelatihan dan simulasi
dalam rangka bagian dari sosialisasi, monitoring dan controlling terkait
dengan proses meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
potensi anggaran dana desa. Informasi secara rinci tentang pelaksanaan
kegiatan disajikan dalam tabel 1 berikut ini.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan pemahaman terkait undang-undang
desa dan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa
dilaksanakan bulan Januari 2019 dan dihadiri oleh beberapa perwakilan
warga masyarakat yang terdiri dari perwakilan warga, perwakilan kelompok
tani, perwakilan kelompok rentan, perwakilan pengurus organisasi sosial,
kemasyarakatan dan aparatur desa. Narasumber yang dihadirkan adalah
tenaga pengajar/ dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Jambi yang memiliki fokus terhadap kajian pemberdayaan masyarakat desa.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan peningkatan pengetahuan dan
pemahaman tentang pentingnya pemetaan sumber daya potensial desa dalam
meningkatkan perekonomian warga dilaksanakan bulan Februari 2019 dan
dihadiri oleh beberapa perwakilan warga masyarakat yang terdiri dari
perwakilan warga, perwakilan kelompok tani, perwakilan kelompok rentan,
perwakilan pengurus organisasi sosial, kemasyarakatan dan aparatur desa.
Narasumber yang dihadirkan adalah tenaga pengajar/ dosen dari Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi yang memiliki fokus terhadap
kajian Manajemen Sumber Daya Manusia dan politik lokal.
Pelaksanaan kegiatan Pelatihan peningkatan pengetahuan dan
pemahaman tentang pentingnya tata cara pengeloaan, perencanaan,
pelaksanaan serta penatausahaan keuangan desa dilaksanakan bulan Maret
2019 dan dihadiri oleh beberapa perwakilan warga masyarakat yang terdiri
dari perwakilan warga, perwakilan kelompok tani, perwakilan kelompok

239
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

rentan, perwakilan pengurus organisasi sosial, kemasyarakatan dan aparatur


desa. Narasumber yang dihadirkan adalah tenaga pengajar/ dosen dari
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi yang memiliki fokus
terhadap kajian tata kelola pemerintahan dan Good Governance.
Pelaksanaan Pelatihan peningkatan pengetahuan dan pemahaman
tentang tata cara pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan desa
dilaksanakan bulan April 2019 dan dihadiri oleh beberapa perwakilan warga
masyarakat yang terdiri dari perwakilan warga, perwakilan kelompok tani,
perwakilan kelompok rentan, perwakilan pengurus organisasi sosial,
kemasyarakatan dan aparatur desa. Narasumber yang dihadirkan adalah
tenaga pengajar/ dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Jambi yang memiliki fokus terhadap kajian tata kelola pemerintahan dan Good
Governance.
Pelaksanaan Simulasi atau praktik penyusunan perencanaan
pembangunan desa yang lebih bersifat partisipatif dan pendampingan
terhadap Aparatur desa terkait pengelolaan anggaran dana desa dilaksanakan
pada 2 bulan terakhir yaitu Mei dan Juni 2019. Dalam metode ini aparatur desa
dan perwakilan kelompok masyarakat dihadirkan dan diberikan arahan
simulasi atau praktik tata cara pengelolaan anggaran dana desa yang
partisipatif dan akuntabel.
Tahapan-tahapan periodesasi agenda sosialisasi, monitoring dan
controlling pendampingan dilakukan secara bertahap karena diharapkan
masyarakat desa dan aparatur desa mudah memahami secara berkala proses
pengelolaaan anggaran dana desa yang ada. Dalam praktik tahapan tersebut
merupakan bagian dari periodesasi pembangunan desa yang
mempertimbangkan partisipasi masyarakat secara Bottom Up dan diharapkan
memberikan peningkatan pembangunan sosial dan ekonomi yang positif
terhadap masyarakat desa Tanjung Lanjut, Kecamatan Sekernan, Kabupaten
Muaro Jambi.
Terdapat beberapa indikator pencapaian yang digunakan untuk melihat
terjadinya perkembangan peningkatan partisipasi masyarakat secara
keseluruhan serta proses perencanaaan pengelolaan anggaran dana desa yang
dilakukan aparatur desa bukan hanya sekedar bersifat Top Down namun juga
bersifat Bottom Up. Beberapa indikator tersebut yakni sebagai berikut :
1. Terbangunnya partisipasi dan komitmen masyarakat desa untuk ikut
serta dan berani menyampaikan ide/ gagasan pada agenda-agenda
desa baik secara formal dan informal khususnya dalam hal
perencanaan dan pengelolaan anggaran dana desa yang merupakan
salah satu cara meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian
masyarakat desa.

240
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

2. Terbangunnya komitmen organisasi masyarakat desa untuk memulai


dan mempraktikkan serta mendiskusikan tata cara perencanaan,
penganggaaran dan pertanggungjawaban hasil pembangunan dengan
mekanisme yang sesuai prosedur
3. Terbangunnya komitmen apparat desa untuk terbuka, responsif dan
akuntabel dalam pengelolaan anggaran dana desa yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat desa.
Dalam mengukur tingkat keberhasilan kegiatan pelatihan dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan anggaran dana
desa, setelah pelaksanaan kegiatan pelatihan dilakukan survei dengan
pemberian angket terhadap masyarakat, kelompok masyarakat dan aparatur
desa yang notabene merupakan para peserta pelatihan dan pendampingan.
Hal ini merupakan bagian dalam rangka monitoring dan controlling pihak
penyelenggara untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kemajuan
masyarakat desa dalam memaknai konsep partisipasi masyarakat dan
pengelolaan anggaran dana desa. Hasil survei dapat dilihat pada Tabel 2
dibawah ini.
Tabel 1. Hasil survei Terkait Komitmen Untuk Terlibat Berpartisipasi
Dalam Pengelolaan Anggaran Dana Desa di Desa Tanjung Lanjut,
Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi.
No Kelompok Peserta Pelatihan Jumlah Hasil Survei (%)
Ya Tidak
1. Perwakilan Warga Masyarakat 25 100 0
2 Perwakilan kelompok tani 35 90 10
3 Perwakilan masyarakat rentan 15 100 0
4 Perwakilan organisasi 40 100 0
kemasyarakatan
5. Perwakilan Pemerintahan Desa 20 100 0
TOTAL 135 98 2
Sumber: Data Primer Diolah, Desa Tanjung Lanjut, 2019
Berdasarkan data dalam Tabel 2 diatas diketahui bahwa setelah
mengikuti pelatihan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
anggaran dana desa, sebagian mayoritas responden (98%) menyatakan
berkomitmen untuk ikut serta berpartisipasi aktif dalam mengelola anggaran
dana desa yang notabene terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Berdasarkan kategori peserta, seluruh peserta (100%) dari perwakilan
pengurus organisasi kemasyarakatan, masyarakat rentan dan pemerintahan
desa menyatakan berkomitmen untuk berpartisipasi aktif dalam mengelola
anggaran dana desa tersebut. Adapun dari kelompok tani sebanyak 90 % (31
responden) berkomitmen untuk berpartisipasi aktif dalam mengelola

241
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

anggaran dana desa. Sedangkan sisanya 10% (4 responden) menyatakan tidak


memiliki komitmen yang sama.
Instrumen lain yang digunakan untuk mengukur komitmen partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan anggaran dana desa adalah telah
terakomodasinya rencana pembangunan desa melalui anggaran dana desa
pada draft sementara yang disusun secara partisipatif. Draft sementara
tersebut dibuat bersama-sama oleh aparatur desa, masyarakat desa,
perwakilan kelompok organisasi kemasyarakatan dan tim pengabdian
kepada masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi.
Hal ini dibuktikan dengan adanya rencana program pembangunan desa yang
langsung menyasar pada kelompok masyarakat tersebut. Dengan demikian
proses pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan memberikan dampak
positif terhadap meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
anggaran dana desa yang tersedia. Lebih jauh, tahapan-tahapan yang telah
dilakukan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Tanjung
Lanjut, Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan Tim Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jambi dengan tema partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan anggaran dana desa di Desa Tanjung Lanjut, Kecamatan
Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi berjalan baik. Kegiatan tersebut
memberikan pemahaman dan pengetahuan baru terhadap masyarakat desa
dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Kegiatan sosialisasi,
monitoring dan controlling pelatihan, praktik simulasi serta pendampingan
yang dilakukan berpengaruh terhadap peningkatan komitmen aparatur desa
dan masyarakat desa serta kelompok organisasi kemasyarakatan guna
berpartisipasi aktif dalam membangun desa melalui pengelolaan anggaran
dana desa. Ke depan, dengan anggaran dana desa yang terus meningkat
diharapkan Desa Tanjung Lanjut dapat menjadi desa yang berkemajuan dan
memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya melalui rencana program
pembangunan desa yang partisipatif.

DAFTAR PUSTAKA
Susetiawan, D. C. Mulyono, and Roniardian M.Y. 2018. “Penguatan Peran
Warga Masyarakat Dalam Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Hasil
Pembangunan Desa”. Dalam Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4 (1) :
109-118. http://doi.org/10.22146/jpkm.27512

242
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tumbe. S. M. 2018. “Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Dana Desa Di


Desa Tumaluntung Satu Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa
Selatan”. Dalam Jurnal Penelitian Kebijakan dan Manajemen Publik, 2 (1)
ISSN 2303 – 341 X
Slamet, M. 2013. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Bogor :
IPB Press
Tjokromidjojo, B. 2015. Perencanaan Pembangunan, Jakarta : Erlangga
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

243
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pengolahan Air Bersih Di Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan


Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Muhammad Naswir, Freddy Ilfan, Hadistya Suryadri, Ira Galih Prabasari,


Oki Alfernando
Fakultas Teknik, Universitas Jambi, Indonesia
Email corresponding authors: m.naswir@yahoo.com

Abstrak: Kelurahan Mekar Jaya merupakan salah satu kelurahan yang


terletak di Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Daerah ini
merupakan daerah yang memiliki lahan gambut yang cukup luas. Disamping
sebagai sumber daya alam yang perlu dilindungi, keberadaan lahan gambut
juga menyebabkan keterbatasan akan air bersih untuk kebutuhan air minum
bagi masyarakat setempat karena air gambut yang memiliki pH 3 – 5 dan
cukup asam untuk menjadi air baku untuk air minum. Rencana kegiatan
pengabdian pada masyarakat di daerah Kelurahan Mekar Jaya ini adalah
untuk penyediaan air bersih bagi masyarakat. Kegiatan akan dilaksanakan
tepatnya di pemukiman masyarakat Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan Betara
yang berjarak lebih kurang 120 km dari kampus Universitas Jambi. Teknologi
yang akan diterapkan adalah teknologi penyaringan (filterisasi), penggunaan
Powder CCBN5651 dan sistem Tapungan Air Hujan (TAPAH).

Kata Kunci: gambut, mekar jaya, air bersih

PENDAHULUAN
Provinsi Jambi merupakan provinsi yang memiliki lahan gambut ketiga
terluas di pulau Sumatera. Luas area lahan gambut di Provinsi Jambi
mencapai 736.227,20 ha atau sekitar 14% dari luas Provinsi Jambi yang
tersebar di 6 kabupaten, yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Timur seluas
311.992,10 ha, Kabupaten Muaro Jambi seluas 229.703,90 ha, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat seluas 154.598 ha, Kabupaten Sarolangun seluas
33.294,20 ha, Kabupaten Merangin seluas 5.809,80 ha dan Kabupaten Tebo
seluas 829,20 ha (BPS, 2010).
Ketersediaan air di lahan gambut sangat banyak dan melimpah
sepanjang tahun, akan tetapi karena karakteristik yang dimilikinya menjadi
hambatan ketersediaan air bersih yang memadai pada daerah tersebut.
Sehingga jumlah air yang banyak dan melimpah belum dapat diiringi dengan
pemanfaatan secara maksimal oleh masyarakat, disebabkan sampai saat ini
masyarakat masih belum mampu mengolah air gambut menjadi air bersih
yang memenuhi standar baku mutu air bersih yang telah ditetapkan oleh

244
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Permenkes No 429 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Hal
ini menyebabkan terjadinya krisis air minum di daerah-daerah yang memiliki
lahan gambut. Kemudian, untuk memenuhi kebutuhan air minum
masyarakat biasanya menggunakan air hujan atau membeli air galon dengan
biaya yang cukup tinggi yakni Rp 5000 – 7.500/galon (dengan isi 18 Liter).
Beberapa metoda yang sudah digunakan untuk memperbaiki kualitas
air gambut ada berbagai macam antara lain dengan teknik penyulingan,
reverse osmosis, penyerapan warna dengan lumpur dilanjutkan dengan
saringan pasir lambat, pengolahan dengan bahan kimia menggunakan NaOH
dan FeClSO4 (Aqua Peat 95), pengolahan menggunakan bahan kimia dengan
pembantu koagulan dilanjutkan dengan flokulasi dan sedimentasi (ASTM,
1982), serta teknologi flokukasi dan sedimentasi, namun sampai sekarang
metode-metode tersebut masih belum bisa diaplikasikan di lapangan karena
keterbatasan biaya dan pengadaan bahan-bahan kimia tertentu, sehingga
diperlukan metode lain yang praktis dan murah biayanya, salah satu metode
yang diajukan pada proposal pengabdian ini adalah dengan teknologi
menggunakan teknologi powder CCBN dan adsorben pasir yang sederhana,
murah dan praktis (Iswono, 2001), (Dewi & Notodarmojo, 2007), (Rochayati,
2011a), (M Naswir., 2003), (M Naswir. & Lestari, 2003), (M Naswir. & Haviz,
2008), (Eri & Hadi, 2008), (M Naswir., Arita., Marsi, & Salni, 2012) serta
(Naswir., Arita, Marsi, & Salni, 2013).
Kelurahan Mekar Jaya terletak di Kecamatan Betara, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi dengan luas area 19,67 km2. Kelurahan
Mekar Jaya di sebelah utara berbatasan dengan Desa Bunga Tanjung, sebelah
selatan berbatasan dengan Desa Mandala Jaya, sebelah timur berbatasan
dengan Desa Teluk Kulbi dan sebelah barat berbatasan dengan Sungai Bram
Itam. Jarak kelurahan Mekar Jaya dengan Kota Jambi sekitar 120 km dengan
jumlah penduduk 2685 jiwa dan kepadatan penduduk 113,09 penduduk per
km2. Daerah ini merupakan daerah gambut dimana pengelolaan air bersih
masih terbatas. Untuk itu perlu dilakukan pengolahan air bersih untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam pengabdian kepada masyarakat
ini akan dilakukan pengolahan air bersih dari sumber air gambut
menggunakan adsorben CCBN dan pasir di Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan
Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Instalasi pengolahan air bersih ini
diletakkan di Majlis Ijtihad yang difungsikan sebagai tempat pengajian dan
belajar oleh masyarakat. Instalasi pengolahan air bersih diharapkan mampu
menyediakan air untuk kebutuhan majlis, terutama untuk minum, berwudhu
dan kegiatan lainnya. Jarak antara sumber air gambut dengan instalasi
pengolahan air bersih sekitar 40 m.

245
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Solusi dan Target Luaran


Berdasarkan analisis situasi dan diskusi dengan Petugas Kelurahan Mekar
Jaya sebagai mitra untuk kegiatan program pengabdian kepada masyarakat
(PPM), terjadinya krisis air bersih yang dialami oleh masyarakat padahal air
tersedia dalam jumlah yang banyak dan melimpah. Sehingga solusi yang
ditawarkan adalah mengelola sumber air gambut menggunakan instalasi
pengolahan air. Instalasi pengolahan air ini diletakkan di dekat Majlis Ijtihad
yang biasa digunakan sebagai tempat pengajian dan belajar oleh masyarakat
setempat.
Pemasangan instalasi pengolahan air dilakukan setelah melakukan
evaluasi dan analisis terhadap kondisi dan letak sumber air gambut yang
tersedia. Jarak antara sumber air gambut dengan lokasi pemasangan instalasi
pengolahan air sekitar 40 m. Beberapa metode yang sudah digunakan
menurut penelitian-penelitian untuk pengolahan air gambut yang telah
dilakukan oleh (Iswono, 2001) (Dewi & Notodarmojo, 2007) serta (Rochayati,
2011b) diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penyulingan, kelemahan dari cara yaitu mineral dari air hampir hilang
seluruhnya sehingga tidak memenuhi standar kesehatan.
2. Reverse Osmosis, kelemahan dari metoda ini yaitu membutuhkan biaya
operasi yang tinggi denga operator yang berlatar belakang pendidikan
minimal SLTA.
3. Pengolahan secara kimia dengan NaOH dan FeClSO4, kelemahan dari
metoda ini yaitu mahalnya biaya operasi karena sulitnya mendapatkan
FeClSO4.
4. Pengolahan dengan koagulan, flokulasi dan sedimentasi, elemahan dari
metoda ini yaitu tidak cocok untuk istalansi rumah tangga dan instalansi
yang berkapasitas kecil karena tingginya biaya operasi.
Metode-metode yang disebutkan diatas pengoperasiannya sulit dan
memerlukan spesifikasi tertentu, sehingga berdasarkan analisa yang
ditemukan di lapangan disepakati pengolahan yang akan dilakukan harus
menggunakan teknologi tepat guna yang efektif, sederhana, murah dan
praktis. Sehingga dipilihlah pengolahan air menggunakan adsorben CCBN
dan pasir karena berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan (M
Naswir., 2003), (M Naswir. & Lestari, 2003), (M Naswir. & Haviz, 2008), (Eri &
Hadi, 2008), (M Naswir., et al., 2012) (M Naswir., Arita., Marsi, & Salni, 2013),
(Naswir., et al., 2013) serta (M Naswir., Arita., Marsi, & Salni, 2014) kedua
adsorben tersebut efektif, sederhana, murah dan praktis dalam memperbaiki
kualitas air gambut.
Target dan luaran kegiatan yang akan dihasilkan dari kegiatan ini dapat
dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

246
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 1. Jenis kegiatan, target dan luaran pengabdian kepada masyarakat


No Jenis kegiatan Taget Luaran
1 Survey dan diskusi dengan 1. Petugas Kelurahan Dihasilkan data, analisa
Petugas Kelurahan mengenai 2. Pengurus Majlis dan peluang pemakaian
sumber air bersih yang dapat 3. Masyarakat sumber air yang tersedia
digunakan oleh Masyarakat sebagai sumber air bersih
2 Pemasangan instalasi Tim pengabdian dan Instalasi Pengolahan air
pengolahan air masyarakat terpasang dan berfungsi
dengan baik
3 Penyuluhan dan 1. Petugas Kelurahan Terwujudnya masyarakat
pendampingan tentang 2. Pengurus Majlis yang mengerti tentang
penggunaan instalasi air 3. Masyarakat sistem pengolahan air
bersih untuk memenuhi pada instalasi yang
kebutuhan masyarakat dan terpasang dan mempunyai
penunjukkan penanggung tanggung jawab dalam
jawab terhadap instalasi pengoperasian yang baik
tersebut sehingga kebutuhan
masyarakat terhadap air
bersih dapat terpenuhi
dan hal ini tentunya dapat
meningkatkan kesehatan
masyarakat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan 1
Pada kegiatan ini, tim pengabdian memasang pipa penghubung pada sumber
air gambut yang akan diolah menjadi air bersih. Sumber air berjarak 40 m dari
lokasi pemasangan instalasi. Hal ini ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Pemasangan Pipa pada Sumber Air Gambut

247
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kegiatan 2
Pada kegiatan ini, tim pengabdian sedang memasang instalasi pengolahan air
bersih dari air gambut dengan bergotong royong bersama masyarakat Kel.
Mekar Jaya Kec.Betara Kab. Tanjung Jabung Barat (ditampilkan pada Gambar
2) Hal ini bertujuan sebagai pengenalan pendahuluan terhadap masyarakat
mengenai mekanisme pengolahan air yang akan diterapkan.

Gambar 2. Pemasangan Instalasi Pengolahan Air Bersih

Kegiatan 3
Tim pengabdian menunjukkan kepada masyarakat perbandingan produk air
yang telah melewati proses pengolahan kualitasnya lebih baik sehingga dapat
digunakan untuk keperluan masyarakat. Perbandingan kualitas air terlihat
pada Gambar 3.

Gambar 3. Produk Air setelah Pengolahan


KESIMPULAN
1. Terdapat prospek yang baik mengenai pemanfaatan air gambut menjadi
sumber air bersih dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Melalui kegiatan gotong royong pemasangan instalasi pengolahan air
bersama masyarakat memberikan keterampilan kepada masyarakat

248
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

secara individual dan berkelompok untuk menggunakan teknologi CCBN


dan adsorben pasir dalam pengolahan air gambut menjadi air bersih .
3. Alternatif penyediaan air bersih untuk masyarakat pedesaan di lahan
gambut dapat dilakukan berdasarkan rekomendasi pengolahan air yang
diberikan.

ACKNOWLEDGEMENTS:
Pengabdian ini didanai oleh dana PNBP Fakultas Teknik Tahun 2019

DAFTAR PUSTAKA

ASTM. (1982). Standard Test Method for Volatile Matter in the Analysis of
Coal and Coke. ASTM D-3175-3182. .
BPS. (2010). Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam Angka, Badan
Pengkajian dan Pengembangan Daerah. Jambi. .
Dewi, F., & Notodarmojo. (2007). Penurunan Warna dan Kandungan Zat
Organik Air Gambut dengan Cara Two Stage Coagulation. Journal Teknik
Lingkungan ITB, 13(1), 17-26.
Eri, I. R., & Hadi, W. (2008). Kajian Pengolahan Air Gambut Menjadi Air Bersih
dengan Kombinasi Proses Upflow Anaerobik Filter dan Slow Sand Filter.
Tesis Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya, 1-8.
Iswono. (2001). Efektivitas Poly Aluminium Chlorida Terhadap Penurunan
Intensitas Warna Air Gambut di Siantan Hulu Kota Pontianak. Tesis.
Universitas Diponegoro, 1-9.
Naswir., Arita, S., Marsi, & Salni. (2013). Characterization of Bentonite by XRD
and SEMEDS and Usege to Increase pH and Color Removal, Fe and
Organic Substance in Peat Water. Journal of Clean Energy Technologies,
1(4), 315-317 doi: DOI: 10.7763/JOCET.2013
Naswir., M. (2003). Bentonit usage to decrease colour concentration and Fe
metal in Peat Moss water. Proceeding National Seminar XI Chemical
Industry and Environment of Yogyakarta.
Naswir., M., Arita., S., Marsi, & Salni. (2012). The Regional Of Water Quality
Distrbution Of Peat Swamp Lowlands in Jambi. Proceeding International
Workshop on Sustainable Management of Lowland for Rice Production.
Banjarmasin, 27-28 September 2012 ISBN 978-602-8977(350 -349 ).
Naswir., M., Arita., S., Marsi, & Salni. (2013). Activation of bentonite and
application for reduction pH, color, organic substance, and Iron (Fe) in
the peat water. Science Journal of Chemistry, 1(5), 74-82. doi: doi:
10.11648/j.sjc.20130105.14

249
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Naswir., M., Arita., S., Marsi, & Salni. (2014). Optimalisasi Pengolahan Air
Gambut Menjadi Air Bersih Di Daerah Lahan basah (Lowlands) Dengan
Teknologi Formulasi Bahan Baku Lokal. Disertasi . Pasca Sarjana
Universitas Sriwijaya.
Naswir., M., & Haviz, A. (2008). Study of Peat Moss water for consume water
with CCBNRO Technology. Proceeding Seminar International to UNSOED
Jawa Tengah.
Naswir., M., & Lestari, I. (2003). Efektivitas penggunaan Bentonit dan Arang
aktif Cangking Sawit untuk Penjernihan dan Penurunan Kadar Ion Besi
pada Air Gambut. Laporan penelitian FKIP Universitas Jambi.
Rochayati, S. (2011a). Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan. Balai
Penelitian Tanah, . Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Kementerian Pertanian, 1-89

250
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Kepada Mahasiswa Tugas Akhir Di


Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Jambi

Nova Susanti; Uce Lestari; Mardian Peslinof


Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi, Indonesia
Email corresponding authors: ucelestari@unja.ac.id

Abstrak
Artikel ilmiah sebagai salah satu komponen penting dalam proses perkuliahan, saat ini
artikel ilmiah masih dianggap sulit oleh sebagian mahasiswa. Hal tersebut disebabkan
karena banyaknya komponen penting yang harus diperhatikan oleh mahasiswa dalam
tata cara penulisan artikel. Artikel ilmiah seharusnya dibuat dengan aturan-aturan
baku tertentu, tetapi tidak diperhatikan oleh mahasiswa. Selain itu dosen pembimbing
skripsi kadang-kadang masih tidak memperhatikan tata cara penulisan artikel ilmiah
tetapi hanya fokus terhadap hasil penelitiannya saja serta tidak memberikan koreksi
atau pembenaran terhadap karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa. Oleh karena itu,
mahasiswa terkadang harus belajar secara mandiri untuk mengetahui cara membuat
karya ilmiah yang baik dan benar. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan suatu
kegiatan pelatihan penulisan artikel/karya ilmiah bagi mahasiswa tugas akhir program
studi farmasi dan kimia FST Universitas Jambi. Pelatihan ini bertujuan untuk
meningkatan kemauan dan kemampuan (motivasi) mahasiswa menulis karya tulis
ilmiah berjenis makalah, diktat, modul dan PKM, sehingga mahasiswa menjadi
produktif dalam menghasilkan karya tulis ilmiah. Kegiatan PPM ini diharapkan dapat
membekali mahasiswa TA kedua mitra tersebut mempunyai kemauan dan
keterampilan untuk membuat artikel ilmiah sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan dan wawasan serta dapat menulis artikel ilmiah dari hasil data magang
dan skripsi. Hasil dari kegiatan sosialiasi kegiatan pelatihan penulisan artikel ilmiah
mahasiswa tugas akhir prodi farmasi dan prodi kimia Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi telah dilaksanakan dengan hasil baik. Khalayak sasaran antara yang
dipilih dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mempunyai semangat
yang tinggi untuk mengikuti semua kegiatan sampai selesai dan dinilai mampu untuk
menularkan pengetahuannya pada orang lain.

Kata Kunci: Artikel Ilmiah, Tugas Akhir

251
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

PENDAHULUAN
Adanya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2011 tentang
Terbitan Berkala Ilmiah, dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendi- dikan Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 152/E/T/ bulan
Januari 2012 tentang kewajiban publikasi karya ilmiah diantaranya adalah kewajiban
mahasiswa S1 untuk membuat artikel dan menerbitkannya di jurnal ilmiah. Selama ini
artikel yang ditulis oleh mahasiswa dengan dibimbing oleh dosen pembimbing skripsi
atau penguji skripsi belum secara utuh memenuhi standar yang ada. Banyak terjadi
ketidaksesuaian penulisan yang ditulis mahasiswa. Hal ini pun akan lebih
menyusahkan dan terjadinya proses panjang baik bagi mahasiswa maupun pihak
pengelola jurnal ilmiah prodi (E-Journal prodi).
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini
ialah agar: (1). Peserta pelatihan mahasiswa tugas akhir dapat memahami tata cara
penulisan artikel ilmiah, (2). Peserta pelatihan mahasiswa tugas akhir mampu
melakukan penulisan karya ilmiah, (3). Peserta pelatihan mahasiswa tugas akhir dapat
memahami kaidah selingkung e-journal program studi dilingkungan fakultas Sains dan
Teknologi. Khalayak sasaran antara yang dipilih dalam kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini mempunyai semangat yang tinggi untuk mengikuti semua kegiatan
sampai selesai dan dinilai mampu untuk menularkan pengetahuannya pada
mahasiswa tugas akhir yang tidak mengikuti pelatihan ini.
Hasil yang dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah
terlaksananya sosialisasi atau pelatihan tentang penulisan artikel ilmiah kepada
mahasiwa Tugas akhir di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi. Kegiatan ini
dibagi menjadi 2 tahap yaitu, tahap 1 dilakukan untuk seluruh mahasiswa farmasi yang
sedang melaksanakan Tugas Akhir dan tahap 2 dilakukan untuk seluruh mahasiswa
kimia yang sedang melaksanakan Tugas Akhir.

METODE PENGABDIAN
Kegiatan ini diawali dengan melakukan koordinasi tim Pengabdian Pada Masyarakat
(PPM) dengan Ketua HIMAFA (Himpunan Mahasiswa Farmasi) Ketua HIMKI
(Himpunan Mahasiswa Kimia) dalam bentuk surat pernyataan mitra yang ditanda
tangani oleh ketua himpunan masing-masing.
Sasaran dari pelatihan ini adalah Mahasiwa Tugas Akhit dengan tujuan agar
mereka dapat mengembangkan keterampilan dengan membiasakan diri untuk dapat
membaca efektif, menyaring informasi, memilah berita yang perlu dan tidak serta
memperkaya wawasan atau cakrala mahasiswa itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut
diatas diharapkan kedepannya mahasiswa mampu membuat aritikel ilmiah yang dapat

252
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

diterbitkan pada jurnal nasional yang terakreditasi ataupun jurnal internasional yang
bereputasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Mahasiswa tugas akhir program studi farmasi dan program studi kimia sebagai insan
akademik, tentu tidak akan terlepas perannya sebagai insan ilmiah. Hasil karya yang
diciptakan memiliki nilai etis dan tetap pada tataran konsep keilmiahan. Secara
akademik, mahasiswa dapat menyandang gelar kesarjanaan bila yang bersangkutan
telah menyelesaikan karya tulis dalam wujud skripsi yang dalam struktur kurikulum
berada pada semester akhir.

Gambar 1. Foto bersama dengan mahasiswa TA Prodi Farmasi


Dalam perkembangannya, hasil penelitian yang berbentuk tugas akhir atau dalam
hal ini adalah skripsi tersebut tidak hanya sebatas lembaran tulisan yang dijilid rapi
kemudian di museumkan dalam tatanan kearsipan yang ada. Terlepas itu semua, hasil
karya dalam bentuk tulisan tersebut selayaknya dipublikasikan demi pengembangan
suatu karya. Meski bagaimanapun karya seseorang harus dihargai, sebagaimana
karya tersebut mampu menjadi bahan kajian ataupun pengembangan untuk karya
orang lain juga terutama demi pengembangan keilmuan. Selain itu, dengan adanya
publikasi, maka hal tersebut dapat meminimalisir dan menghindari adanya tumpang
tindih kegiatan plagiatisme.
Pelatihan ini berlangsung selama 2 hari dimana terlebih dahulu dimulai dengan
pelatihan penulisan artikel ilmiah dengan mahasiswa farmasi yang sedang
melaksanakan tugas akhir yang dihadiri oleh 21 org mahasiswa. Mahasiswa tersebut
sangat antusias dalam pelatihan ini dengan menggunakan program-program yang
dapat mempermudah dalam penulisan artikel ilmiah seperti mendeley.

253
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 2. Mahasiswa TA Prodi Farmasi sedang serius mendengarkan pemateri


Melalui model ‘penyebaran’ sebagai pendekatan dalam pemecahan masalah,
diharapkan pertama-tama peserta diperkenalkan secara umum tentang karya ilmiah.
Langkah berikutnya adalah proses pemberian teori tentang tata cara penulisan karya
tulis ilmiah yang disampaikan oleh ketua pengabdian pada masyarakat selanjutnya
dilakukan dengan tugas penulisan oleh tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Jambi

Gambar 3. Materi yang disampaikan oleh Ketua PPM


Khalayak sasaran hari pertama pelatihan dalam kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini adalah mahasiswa tugas akhir prodi farmasi yang sedang menyusun
skripsi dan sedang menyusun artikel ilmiah. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini terkait dengan pengembangan cakrawala dan wawasan mahasiswa
prodi farmasi tentang penulisan artikel ilmiah dalam publikasi jurnal sebagai syarat
untuk melaksanakan wisuda. Karya ilmiah mahasiswa sepenuhnya mutu dan isi
tersebut terletak pada hasil karya mahasiswa yang kemudian ditulis dalam format
ilmiah yang akan dipublikasikan.
Oleh karena itu, mahasiswa harus dibina dan diarahkan menurut sistematika
penulisan secara ilmiah (selingkung) yang telah ada. Dengan pelatihan penulisan ini,
mahasiswa yang telah mengambil skripsi serta dalam proses penyusunan skripsi tidak

254
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

akan lepas juga dengan penulisan artikel ilmiah yang menyertainya. Tentunya hal ini
menjadi langkah dasar dan utama secara umum dalam bentuk karya ilmiah yang
dipublikasi dalam bentuk jurnal online ataupun jurnal buku.
Metoda yang digunakan dalam pelatihan ini adalah dalam bentuk ceramah,
diskusi, Tanya jawab, demonstrasi dan praktek. Sebelum dimulai pelatihan, mahasiswa
dianjurkan mendownload mendeley dan mengisi queisoner melalui format google
form. Tujuan pengisian quesioner ini adalah untuk melihat pengetahuan mahasiswa
dalam penulisan artikel ilmiah sebelum pemberian materi dengan setelah pemberian
materi.

Gambar 4. Ketua PPM


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada mahasiswa tugas akhir prodi
farmasi bertempat Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi. Kegiatan Pelatihan
penulisan artikel ilmiah untuk mahasiswa tugas akhir prodi farmasi telah selesai
dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan.
Pelatihan penulisan artikel ilmiah hari kedua dengan mahasiswa kimia yang
sedang melaksanakan tugas akhir yang dihadiri oleh 14 org mahasiswa.

Gambar 5. Foto bersama dengan mahasiswa TA prodi kimia

255
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Mahasiswa tersebut sangat antusias dalam pelatihan ini dengan menggunakan


program-program yang dapat mempermudah dalam penulisan artikel ilmiah seperti
mendeley. Melalui model ‘penyebaran’ sebagai pendekatan dalam pemecahan
masalah, diharapkan pertama-tama peserta diperkenalkan secara umum tentang karya
ilmiah. Langkah berikutnya adalah proses pemberian teori tentang tata cara penulisan
karya tulis ilmiah yang disampaikan oleh ketua pengabdian pada masyarakat
selanjutnya dilakukan dengan tugas penulisan oleh tim pengabdian kepada masyarakat
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.

Gambar 6. Penyajian materi oleh ketua PPM


Khalayak sasaran hari pertama pelatihan dalam kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini adalah mahasiswa tugas akhir prodi kimia yang sedang menyusun
skripsi dan sedang menyusun artikel ilmiah. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini terkait dengan pengembangan cakrawala dan wawasan mahasiswa
prodi kimia tentang penulisan artikel ilmiah dalam publikasi jurnal sebagai syarat
untuk melaksanakan wisuda. Karya ilmiah mahasiswa sepenuhnya mutu dan isi
tersebut terletak pada hasil karya mahasiswa yang kemudian ditulis dalam format
ilmiah yang akan dipublikasikan.

Gambar 7. Mahasiswa TA Prodi kimia sedang mendengarkan paparan pemateri.

256
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Dengan adanya pretest dan post test yang dilaksanakan pada pelatihan ini, dapat
ditunjukkan adanya tingginya minat peserta untuk ikut kegiatan pelatihan. Adanya
peningkatan pengetahuan tentang artikel ilmiah diukur melalui pretest pada saat
pertemuan pertama dan dan post test pada saat pertemuan akhir diperoleh kenaikan
rata-rata sebesar 20%. Hal ini menuunjukkan bahwa mahasiwa berminat untuk
mngikuti dari pemateri.
Adanya pemahaman yang benar tentang artikel ilmiah, terutama yang berkaitan
dengan kajian teori penulisan artikel ilmiah, diharapkan peserta lebih paham dan
mengambil langkah-langkah dan tata cara penulisan yang benar seperti yang sudah
disampaikan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Adanya pemahaman
yang benar tentang e-journal, baik di tingkat Prodi, ditingkat fakultas, Universitas
maupun pada e-journal lembaga lain baik yang sudah terakreditasi maupun yang
belum.

Gambar 8. Mahasiswa TA Prodi kimia Fakultas Sains dan Teknologi Unja


Adanya tambahan pengetahuan tentang penulisan artikel ilmiah melalui
pelatihan yang diselenggarakan oleh tim pengabdian masyarakat Fakultas sains dan
Teknologi Universitas Jambi dapat ditularkan dan disampaikan pada teman
mahasiswa satu kelas maupun teman mahasiswa yang lainnya, baik dilingkungan
sekitar tempat tinggal, dilingkungan tempat belajarnya, maupun dilingkungan
internal keluarganya sehingga warga masyarakat lain juga dapat mengambil manfaat
dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.

KESIMPULAN DAN SARAN


Hasil dari kegiatan sosialiasi Kegiatan pelatihan penulisan artikel ilmiah ma- hasiswa
tugas akhir prodi farmasi dan prodi kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Jambi telah dilaksanakan dengan hasil baik. Khalayak sasaran antara yang dipilih
dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mempunyai semangat yang

257
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

tinggi untuk mengikuti semua kegiatan sampai selesai dan dinilai mampu untuk
menularkan pengetahuannya pada orang lain.
Disarankan agar Kegiatan semacam ini diharapkan dapat dilaksanakan pada
khalayak sasaran antara yang lain misalnya untuk para mahasiswa satu angkatan,
baik mahasiswa TA prodi farmasi maupun para mahasiswa TA prodi kimia yang
memerlukan pengetahuan tentang penulisan artikel ilmiah, agar peserta dapat
menyebarluaskan pengetahuan ini pada warga mahasiswa dilingkungannya sehingga
penyebaran pengetahuan oleh tim pengabdian masyarakat oleh tim dosen Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Jambi.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam proses kegiatan PPM ini dapat
terlaksana dengan baik terutama untuk ketua LP2M Universitas Jambi yang telah
memberikan dana PPM, Ketua Prodi Farmasi dan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
serta HIMAFAR dan HIMKI

DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Sy. B., Zain, A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya.
Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Pudak Scientific, 2010. Catalog Kit Percobaan Fisika SMA/MA, Bandung.
Siburian, Drs. Jodion dan Dr. rer. Nat. Asrial M.Si, 2010. Model Pembelajaran Sains,
FKIP Universitas Jambi
Tim Fisika Dasar I, 2006. Penuntun Praktikum Fisika Dasar I, FKIP Universitas Jambi
Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2012. Buku Panduan Pengelolaan
JurnalTerbitan Berkala Ilmiah Elektronik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Peraturan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 49/Dikti/ Kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan
Berkala Ilmiah.

258
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Upaya Peningkatan Penghasilan Petani Melalui Diversivikasi


(Hortikultura) Tanaman Sayuran Berbasis Tanaman Pepaya Di
Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi

Emy Kernalis*, Riri Oktari Ulma, Rozaina Ningsih dan Sarman


Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Indonesia
Email korespondensi: emykernalis@yahoo.co.id

Abstrak
Kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini dilakukan selama enam bulan, yang
terbagi menjadi satu bulan masa persiapan termasuk sosialisasi dan administrasi,
tiga bulan masa penyuluhan dan percontohan , satu bulan masa evaluasi
keberhasilan kegiatan pengabdian dan satu bulan pembuatan laporan
pengabdian. Umumnya kegiatan pengabdian yang akan dilakukan ini lebih
bersifat partisipatif dan kooperatif, sehingga petani pepaya sebagai kelompok
sasaran dapat saling membantu dan bekerjasama, memiliki rasa tanggung
jawab terhadap kelangsungan dan kontinuitas kegiatan, baik selama maupun
setelah kegiatan pengabdian ini berlangsung. Sehingga luaran yang diharapkan
adalah: meningkatnya pengetahuan kelompok petani tentang diversivikasi
tanaman sayuran diantara tanaman papaya; semakin beragam diversivikasi
diharapkan semakin meningkat penerimaan petani khususnya dan kesejahteraan
masyarakat pada umumnya.

Kata Kunci: Diversifikasi, Petani, Tanaman Sayuran, Tanaman Pepaya

PENDAHULUAN
Pepaya (Carica pepaya l) memiliki nilai strategis untuk dikembangkan karena
memiliki daya terima yang luas. Menurut Khairiyakh (2009) Selain dikonsumsi
langsung, pepaya juga dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan
minuman yang diminati pasar luar negeri seperti olahan puree, pasta pepaya,
manisan basah, saus pepaya dan jus pepaya, selain itu pepaya juga sering dipakai
sebagai bahan pencampur dan pengental dalam industri saus cabe dan saus
tomat. Kesadaran masyarakat yang semakin peduli akan kebutuhan gizi
membuat permintaan buah pepaya semakin meningkat, sehingga kebutuhan akan
buah pepaya juga meningkat, dimana dalam kurun waktu 2010-2015 meningkat
sebesar 20.91% (Direktorat Jendral Hortikultura, 2016).
Kota Jambi memiliki beberapa komoditas tanaman hortikultura yang saat ini
sedang dikembangkan, hal ini dapat dilihat dari besarnya potensi produksi pada
tahun 2015 yang dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

259
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Tabel 1. Produksi Buah-buahan (Kg) di Kota Jambi Tahun 2015.


No Komoditi Produksi (Kg) Presentasi (%)
1 Alpukat 185.550 5.76
2 Rambutan 506.350 15.73
3 Pepaya 805.190 25.01
4 Pisang 919.180 28.56
5 Mangga 183.210 5.69
6 Durian 506.190 15.73
7 Lainya 113.215 3.52
Jumlah 3.218.885 100
Sumber : Kota Jambi Dalam Angka 2016
Berdasarkan Tabel 1 di Kota Jambi pada tahun 2015 diketahui bahwa
terdapat beberapa komoditas buah-buahan utama yang diusahakan, salah satunya
yaitu buah pepaya. Buah pepaya menempati peringkat ke dua sebagai buah
dengan produksi tertinggi di Kota Jambi yaitu sebesar 805.190 Kg atau sebesar
25.01% dari total produksi buah-buahan di Kota Jambi.
Kecamatan Alam Barajo yang merupakan kecamatan hasil pemekaran dari
Kecamatan Kota Baru, yang memiliki nilai produksi buah pepaya yang
mengalami peningkatan sangat signifikan. Berikut data perkembangan produksi
buah pepaya dari tahun 2011-2015 di Kota Jambi yang disajikan pada Tabel 2.
Berdasakan Tabel 2 diketahui bahwa daerah yang memiliki jumlah produksi
buah pepaya terbesar di Kota Jambi terletak di Kecamatan Jambi Selatan, namun
beberapa tahun terakhir terdapat daerah yang mulai mengembangkan budidaya
buah papaya. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan produksi yang
signifikan dalam 4 tahun terakhir yaitu Kecamatan Kota Baru dan Alam Barajo,
Pada tahun 2012 Kecamatan Kota Baru dan Alam Barajo hanya mampu
menghasikan buah pepaya sebanyak 1.350 kg namun pada tahun 2015 kecamatan
ini mampu menghasilkan produksi sebanyak 19.500 kg. Hal ini membuktikan
bahwa terdapat pengembangan buah pepaya yang sedang dilakukan oleh para
petani di Kecamatan Kota Baru dan Alam Barajo.
Tabel 2. Produksi Buah Pepaya menurut Kecamatan di Kota Jambi Tahun 2011-
2015.
No Kecamatan Produksi (Kg)
2011 2012 2013 2014 2015
1 Kota Baru dan - 1.350 5.900 18.500 19.500
Alam Barajo
2 Jambi Selatan 1.012.500 1.029.750 1.039.750 667.500 775.000
3 Jelutung 1.290 2.895 3.045 3.450 3.000
4 Pasar Jambi 4.500
5 Telanaipura - 3.375 3.750 3.000 1.890
6 Danau Teluk - 1.200 1.275 700 1.300

260
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

7 Pelayangan - 1.650 1.620 3.890


8 Jambi Timur 900 1.650 1.950 855 -
Total 1.014.690 1.041.870 1.057.290 697.895 805.190
Sumber : Kota Jambi Dalam Angka 2011-2016
Kelurahan Bagan Pete merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Alam
Barajo yang menjadi pusat pengembangan tanaman pepaya di Kota Jambi.
Menurut salah satu Ketua Kelompok Tani, kegiatan usahatani pepaya di
Kelurahan Bagan Pete sudah dimulai sejak tahun 2009 yang digagas dan dimulai
oleh beberapa petani yang tergabung dalam empat kelompok tani di Kelurahan
Bagan Pete yang didampingi oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) wilayah
setempat. Masyarakat tani di Kelurahan Bagan Pete dalam mengusahakan
tanaman pepaya tidak semuanya memiliki lahan, petani ada yang menumpang di
lahan-lahan kosong yang oleh pemilik lahan dipinjamkan untuk sementara.
Berusahatani bertujuan untuk mencapai produksi bidang pertanian yang
pada akhirnya akan dinilai dengan uang yang akan dipergunakan dari nilai
produksi setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan
(Hernanto, 1996).
Salah satu persoalan yang dihadapi petani dalam mengembangkan
usahanya adalah kurangnya perencanaan yang tegas dalam mengelola
usahataninya. Sebagian besar petani tidak dapat mengalokasikan penggunaan
sumberdaya yang dimilikinya secara efektif dan efisien, sehingga produksi dan
penghasilan/pendapatan yang diperoleh petani dari usahataninya tidak
maksimal.
Besar kecilnya produksi suatu tanaman tidak lepas dari faktor produksi ;
lahan, modal, tenaga kerja dan pengelolaan. Keempat faktor ini memiliki peran
yang saling terkait dalam menentukan untuk mencapai produksi yang optimal
(Suratiyah, 2011).
Kelurahan Bagan Pete merupakan desa yang sebagian penduduknya
mengusahakan usahatani pepaya sebagai mata pencarian untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga. Dengan kemajuan ekonomi yang sangat pesat dan
tingginya tuntutan hidup masa kini, masyarakat tani di Kelurahan Bagan Pete
mengusahakan beberapa sumber penghasilan antara lain dari tanaman pepaya
walaupun produksi yang dijual hanya mencukupi kebutuhan keluarga. Peluang
untuk berusahatani tanaman lainnya juga terbuka luas ditunjang dengan sarana
prasarana memungkinkan petani untuk meningkatkan penghasilan. Untuk itu
diperlukan upaya-upaya peningkatan penghasilan, melalui pengembangan
tehnologi budidaya tanaman. Salah satunya penerapan tehnologi intercropping,
dalam hal ini lahan kosong diantara tanaman pepaya sebagai tanaman utama di
diversivikasikan dengan tanaman sayuran, sehingga effisiensi penggunaaan lahan
dapat ditingkatkan, tenaga kerja termanfaat dengan baik dan produksi lebih
beragam serta dapat meningkatkan penghasilan petani.
261
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

METODE PELAKSANAAN
Metode Pelaksanaan
Kegiatan Pengabdian pada masyarakat dilakukan selama enam bulan, yang
terbagi menjadi satu bulan masa persiapan termasuk sosialisasi dan administrasi,
tiga bulan masa penyuluhan dan percontohan , satu bulan masa evaluasi
keberhasilan kegiatan pengabdian dan satu bulan pembuatan laporan
pengabdian.
Umumnya kegiatan pengabdian yang dilakukan ini lebih bersifat
partisipatif dan kooperatif, sehingga petani pepaya sebagai kelompok sasaran
dapat saling membantu dan bekerjasama, memiliki rasa tanggung jawab
terhadap kelangsungan dan kontinuitas kegiatan, baik selama maupun setelah
kegiatan pengabdian ini berlangsung.

Prosedur Kerja
Secara umum prosedur kerja dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini
merupakan hasil kesepakatan antara tim pelaksana dengan mitra yang ada di
Kelurahan Bagan Pete kecamatan Alam Barajo Kota Jambi (Gambar 1).
Dari Gambar 1 dapat terlihat bahwa antara tim pelaksanan kegiatan, yaitu
PPL, tim pengabdian Universitas Jambi dan perangkat desa saling bersinergis
dalam mensukseskan kegiatan pengabdian ini pada kelompok tani pepaya di
Kelurahan Bagan Pete.

TIM PENGABDIAN
UNJA

PPL KELOMPOK PERANGKAT DESA


TANI

KEGIATAN :
-SOSIALISASI KEGIATAN
- PENYULUHAN DAN PEMBUATAN
DEMPLOT
- EVALUASI KEGIATAN

PETANII

Gambar 1. Prosedur Kerja Kegiatan Pengabdian


HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat dilaksanakan di bulan Agustus di
Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi, tepatnya pada
kelompok tani papaya Mekar Jaya dan Nilam Bangkit.

262
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan dan


pemahaman bagi anggota kelompok petani tentang diversifikasi tanaman sayuran
diantara tanaman pepaya. Pemanfaatan lahan diantara tanaman pepaya ini
dengan menanam beberapa tanaman sayuran atau tanaman lainnya merupakan
penganekaragaman jenis usaha tanaman pertanian. Sehingga usaha ini akan
menghindari ketergantungan petani pada salah satu hasil pertanian misalnya
hanya tergantung kepada hasil pepaya. Model usahatani seperti ini diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan penerimaan petani yang
akhirnya akan semakin mensejahterakan kehidupan petani.
Hasil dan luaran dari penelitian belum dapat terpenuhi karena penanaman
di lapang dengan model diversifikasi tanaman yang akan diterapkan belum dapat
terlaksana. Hal ini dikarenakan musim kering yang cukup pamjang sehingga
petani enggan untuk melakukan penanaman. Adapun rencana tahapan
berikutnya adalah petani merealisasikan hasil penyuluhan yaitu dengan
melakukan penanaman benih atau bibit yang disediakan oleh Tim Pengabdian
dan diskusi tentang diversifikasi tanaman sayuran diantara tanaman papaya.
Hasil diskusi Tim Pengabdian dengan kelompok tani karena masih
berlangsungnya musim kemarau maka dilakukan alternatif lain yakni diantara
tanaman papaya akan dilakukan penanaman tanam serangai wangi. Hal ini
dilakukan karena tanaman serai wangi lebih tahan terhadap kekeringan yang
cukup panjang disamping itu tidak membutuhkan budidaya yang rumit.
Penanaman tanaman serai wangi direncanakan akhir September 2019, dengan
rencana luas penanaman seluas kurang lebih 1 hektar.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari tahapan pengabdian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sementara
bahwa:
1. Anggota Kelompok Tani cukup antusias untuk melaksanakan modlel
penanaman diversifikasi. Namun karena musim kemarau sehingga petani
belum setuju untuk dilakukan penanaman sayuran.
2. Anggota Kelompok Tani setuju dengan usul Tim Pengabdian untuk
mengganti tanaman sayuran dengan penanaman serai wangi diantra
tanaman papaya.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Jambi. 2016. Kota Jambi dalam angka 2011. Badan Pusat
Statistik Kota Jambi. Jambi
Balai Penelitian Buah Tropika. 2008. Pengelolaan Buah Pepaya Sehat. Balai Penelitian
Buah Tropika. Sumatera Barat
Hernanto,1996. Ilmu Usahatani.Jakarta, Penebar Swadaya

263
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Imansari, Desat. 2016. Analisis Kelayakan Finansial Pengembangan Usahatani Pepaya


Califoria di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung. Skripsi. Jurusan
Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Diakses pada tanggal 7
Maret 2017
Khairiyah, Refa’ul. 2009. Analisis Usahatani Pepaya di Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal.
Jurusan Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Jambi. Diakses pada
tanggal 7 Maret 2017
Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta
Soekartawi. 2002. Agribisnis. Teori dan Aplikasi. Rajawali Press. Jakarta
Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta
Zulkarnain. 2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta

264
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Pemberdayaan Perempuan Melalui Pemanfaatan Limbah Rumah


Tangga Menjadi Kerajinan Tangan

Siti Hodijah, Parmadi, Dwi Hastuti, Heriberta


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi, Indonesia
E-mail corresponding author: dwihastuti@unja.ac.id

Abstrak
Tingginya aktivitas rumah tangga dalam kegiatan konsumsi barang dan jasa sejalan
dengan jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah atau yang kita kenal dengan istilah
sampah seringkali menjadi permasalahan lingkungan yang tidak pernah
terselesaikan. Jika permasalahan sampah tidak dapat diselesaikan di tingkat RT,
dan Kelurahan, maka permasalahan ini akan menjadi semakin besar. Adapun jenis
sampah yang dihasilkan rumah tangga dapat dibedakan menjadi dua yaitu sampah
organik dan anorganik. Untuk sampah organik mudah untuk diuraikan, sedangkan
untuk limbah anorganik sangat sulit terurai. Untuk menanggulangi permasalahan
limbah anorganik adalah dengan cara daur ulang. Saat ini mayoritas sampah yang
menjadi permasalahan di Kota Jambi terutama di Kelurahan Arab Melayu adalah
sampah anorganik yang berbahan plastik, aqua, dan alat rumah tangga. Untuk
mengatasi permasalahan sampah anorganik ini yaitu dengan cara menggubahnya
menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai tambah dan nilai jual. Dalam lingkup
keluarga peran perempuan sangat penting dalam menjada kebersihan lingkungan.
Selain itu, perempuan juga memiliki aktivitas konsumsi paling besar. Sehingga
melalui pemberdayaan perempuan berkaitan dengan limbah anorganik masing-
masing rumah tangga dapat berkurang, karena sebagian sampah telah diolah
menjadi kerajinan tangan seperti bunga, dan tas yang unik dan tidak kalah menarik
dengan model tas-tas masa kini.

Kata kunci: Perempuan, Limbah Rumah Tangga, Kerajianan Tangan

PENDAHULUAN
Kenaikkan jumlah penduduk setiap tahunnya membuat aktivitas masyarakat
menjadi semakin tinggi. Sisa-sisa dari aktivitas masyarakat ini berupa limbah
rumah tangga yang memberikan dampak yang negatif seperti dampak lingkungan,
kesehatan, dan dampak secara social ekonomi jika tidak langsung ditangani dengan
baik (Gelbert,dkk.1996). Andanya penumpukan sampah atau yang dikenal sebagai
limbah rumah tangga. Pengelolaan limah rumah tangga menjadi kerajinan tangan
dapat memanfaatkan sampah anorganik seperti botol bekas yang berbahan plastic.
Pengolahan kerajinan tangan ini dapat meningkatkan nilai tambah suatu barang
sehingga memiliki nilai guna atau value add yang lebih tinggi dari barang tersebut

265
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

yang kemudian dapat menjadi bernilai ekonomis dan menguntungkan dalam


meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kerajinan tangan berkaitan dengan kreativitas. Setiap kreatifitas yang dimiliki
oleh masing-masing individu berbeda satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain
kreativitas merupakan daya cipta yang di lakukan oleh individu yang terlihat dari
kreativitas masing-masing-masing individu dalam masyarakat. Menurut
Baron(1969) menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Selanjutnya menurut Haefele
(1962) dalam Munandar(1999) mengatakan bahwa kreatifitas adalah kemempuan
untuk mempunyai makna social sehingga berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa kreatifitas tidak hanya membuat suatu yang baru tetapi juga
bagaimana individu mengkombinasikan sesuatu dari yang sudah ada. Aktivitas
ekonomi rumah tangga berkaitan dengan masak-memasak, dan belanja bahan baku
untuk keperluan keluarga lebih cenderung dilakukan oleh seorang wanita. Wanita
yang berada di Kelurahan memiliki banyak waktu dibandingkan dengan laki-laki.
Potensi kreativitas yang dimiliki wanita akan lebih tinggi di bandikan dengan laki-
laki yang tidak memiliki waktu luang. Sehingga banyak sekali wanita-wanita di
Kelurahan yang memiliki kreatifitas yang tinggi. Dengan adanya pelatihan ini
dapat menjadi pekerjaan bagi wanita untuk dapat meningkatkan pendapatannya.
Sehingga tidak meutup kemungkinan wanita yang hanya sebagai ibu rumah tangga
memiliki tambahan pendapatan dibandingkan dengan laki-laki yang sudah
bekerja. Sebagai pekerjaan tambahan selain mengurus rumah tangga bukanlah
perkerjaan yang menyita waktu karena pekerjaan kerajinan ini dapat dikerjakan
sewaktu-waktu. Peningkatan pendapatan wanita ini secara tidak langsung akan
mengurangi pengangguran, pencemaran lingkungan, dan meningkatkan
pendapatan masyarakat (Rahim, S dan Djotin, Mokoginta, 2017).
Pengelolaan sampah menurut (Bestari, dkk,2011, dan Widyawati dan
Widalestari, 1996) dapat dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya: 1)
Melakukan pemisahan antara sampah organik dan anorganik, 2)Pencacahan dan
fermentasi sampah, 3).Pengeringan, 4).Penepungan,5).Pencapuran dan Pembuatan
Pellet. Dengan melakukan pengelolaan sampah yang benar dan meningkatkan nilai
tambah menjadi kerajian tangan membuktikan bahwa sampah juga memiliki
manfaat yang positif bagi masyarakat. Selain itu, penggunaan sampah organic juga
akan memberikan dampak yang positif jika sampah organik diolah menjadi pupuk
misalnya sampah dan kotoran sungai di Amerika yang telah dikeringkan sering
digunakan sebagai pakan ternak dan mampu meningkatkan produksi susu dan
berat badan ternak (Mara dan Caricrss, 1994).Kandungan sampah yang banyak
mengandung mineral, nitrogen, kaliunm, vitamin B-12 yang sangat dibuituhkan
oleh hewan ternak.

266
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Umumnya yang terjadi masalah sampah akan menjadi momok menjijikkan bagi
sebagian orang sehingga kurang peduli tentang kebersihan lingkungan.
Selanjutnya ketidaktahuan masyarakat membuat sampah yang dibuang itu tidak
memiliki manfaat apa-apa. Meraka hanya tahu bagaimana mengelola sampah,
membuang ketempat yang benar dan mingkatkan kreatifitasnya. Ini adalah fakta
yang mengapa permasalahan sampah tidak tuntas di Indonesia.
Pemanfaatan sampah anorganik dapat menjadi sesuatu yang berharga dan
memiliki nilai tambah berupa pendapatan rumah tangga. Pemberdayaan
perempuan di Kelurahan dapat menjadi solusi untuk menciptakan lapangan kerja
baru yang menjadikan sampah anorganik menjadi kerajinan tangan. Hal ini sejalan
dengan penelitian Saleh,M (2014) yang menyatakan bahwa peran perempuan
sangat penting dalam pengelolaan sumber daya alam dan melestarikanya.
Sedangkan menurut Rahma, A,dkk (2014) menyatakan bahwa peran gender tidak
berpenngaruh signifikan terhadap kesejahteraan subjektif keluarga. Kodrat seorang
perempuan berkaitan dengan bagaiaman keahliannya mengurus rumah, dan
menjaga lingkungannya Dalam hal ini perempuan mempunyai peran yang besar
terhadap kebersihan lingkungan berkaitan dengan limbah rumah tangga yang di
guankan setiap harinya. Berdasarkan latarbelakang tersebut maka penulis tertarik
untuk melakukan pengabdian tentang pemberdayaan perempuan di Masyarakat
melalui pemanfaatan limbah Rumah Tangga menjadi kerajinan tangan dalam
meningkatkan pendapatan pendapatan di Kelurahan Arab Melayu Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi. Adapun proses pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan
tergambar sebagai berikut:

Gambar 1. Penyerahan Tong Sampah Organik dan Anorganik

267
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Gambar 2. Pemotongan Plastik sebagai bahan dasar motif Tas

Gambar 3. Produk tas olahan plastik yang dihasilkan melalui pemberdayaan


perempuan

METODE
Kegiatan Pengabdian
Pelaksanaan kegiatan pengabdian perlu dilakukan perencanaan dalam
mempersiapkan persiapan pelaksanaan pengabdian di Kelurahan Arab Melayu
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran
2019-2020.Adapun tahapan-tahapan adalah sebagai berikut:

268
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk
merumuskan agenda pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat pada semester
Genap Tahun 2019/2020. Berdasarkan hasil rapat disepakati bahwa tema dan
anggenda pengabdian kepada masyarakat tahun ini adalah Pembinaan Masyarakat
di Kelurahan Arab Melayu melalui pemberdayaan wanita melalui pengelolaan
limbah sampah menjadi kerajinan tangan dengan jangka waktu pelaksanaan ±6
bulan.

Gambar 5. Kantor Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi

Tahap Pendekatan
Pada Tahap ini ketua tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Jambi, yang
akan dilakukan pada Kelurahan Binaan Program Studi Ekonomi Pembangunan
yang berada di Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
Penelitian ini diketuai oleh Dr.Siti Hodijah,S.E.,M.Si, yang beranggotakan
Dr.Dra.Hj.Heriberta.,ME, H.Parmadi,ME dan Dwi Hastuti,SE.,M.Sc akan
melakukan pertemuan dengan Kepala Kelurahan dan Jajarannya dan masyarakat
yang berada di Kelurahan Arab Melayu untuk menyampaikan draft proposal
rencana kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Langkah ini dilakukan supaya
masyarakat dan aparat Kelurahan dapat menentukan tanggal pelaksanaan kegiatan
tersebut agar berjalan dengan lancar.

Jadwal pelaksanaan
Kegiatan pengabdaian pada mayarakat diperkirakan akan berlangsung selama ±4
bulan. yang dimulai dari penyusunan proposal pengabdian sampai dengan
penyelesaian kegiatan pengabdian berupa penyusunan laporan Kegiatan. Pelatihan
ini akan diadakan selama dua hari dengan durasi 480 menit. Lokasi pengabdian
masyarakat berada di Kantor Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan Kota
Jambi. Sasaran program pengabdian masyarakat ini ditujukan di Kelurahan Pudak

269
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

sebagai Kelurahan Binaan Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas


Ekonomi dan Bisnis Lanjutan. Tahapan pelaksanaan program yaitu sebagai berikut
:

Grafik 1. Diagram Alur Tahapan Pelaksanaan Program

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sampah menumpuk akan menyebabkan permasalahan bagi masyarakat sekitar jika
permasalahan sampah ini tidak di tanggulangi dengan cepat. Penyelesaian masalah
dapat dilakukan dengan cara memilah sampah menjadi 2 bagian yaitu sampah
organik dan sampah anorganik. Untuk organik dapat dijadikan sebagai pupuk atau
makanan hewan yang bersumber dari limbah sayuran, daun-daunan, buah-buahan
yang sudah tua atau sudah busuk di Kelurahan Arab Melayu Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi. Sampah anorganik juga dapat dijadikan nilai ekonomi bagi
masyarakat melelui pengelolaan kerajinan tangan, sampah untuk kerajinan tangan
ini seperti bahan pastik, karet dan alumunium.
Keberadaan sampah di Kelurahan Arab Melayu jika terus dibiarkan dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan dan menganggu kesehatan masyarakat.
Namun bila sampah organic dan anorganik ini dimanfaatkan sebagai pakan ternak
dan kerajinan tangan bagi masyarkat di Kelurahan Arab Melayu Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi maka akan memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat itu
sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa limbah organik dapat menjadi
tambahan pakan hewan dan dapat mengurangi pengeluaran dari peternak hewan.
Padahal limbah atau sampah pelastik memiliki nilai manfaat ekonomi yang
tinggi dengan nilai jual di masyarakat. Sedangkan pada kenyataanya sampah
seringkali berantakan dan banyak ditemukan di lingkungan sekitar dan sangat sulit
terurai di tanah. Bahkan akan membuat tanah menjadi rusak. Menjaga lingkungan
dengan cara memilah dan melakukan daur ulang sampah menjadi barang yang
dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan untuk bahan plastic dan sejenisnya
jika diolah menjadi bahan kerajinan tangan akan bertahan sekitar 3 sampai 5 tahun.

270
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Sejauh ini upaya pemanfaatan limbah anorganik sebagai bahan kerajinan tangan
yang ada di masyarakat kurang diberdayakan dengan baik khusnya di Kelurahan
Arab Melayu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Analisis permasalahan yang yang
terdapat di Kelurahan Arab Melayu adalah: 1).Bagaimana cara mendayagunakan
limbah anorganik menjadi bahan kerajinan untuk kerajinan tangan yang bernilai
ekonomis. 2).Kegiatan daur ulang dari limbah anorganik menjadi kerajinan tangan
apakah sudah diterapkan di Kelurahan Pudak sebelumnya?. 3).Apakah usaha
pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi kerajinan tangan yang bernilai jual
dapat menjadikan lapangan pekerjaan bagi kaum wanita yang hanya bekerja
sebagai ibu rumah tangga?
Melihat permasalahan tersebut maka yang harus dilakukan adalah
memberikan sentuhan ilmu atau teknologi untuk pemanfaatan limbah anorganik
yang berbahan plastik, karet, dan alumunium kepada masyarakat khususnya yang
berada di Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Selain
pelatihan keterampilan membuat bahan kerajinan tangan kelompok-kelompok
tersebut diberikan pengetahuan tentang pengelolaan manajemen untuk usaha
berbasis masyarakat. Kelompok dapat bermitra dengan Lembaga-lembaga lain
misalnya koperasi, bank dan pengusaha demi kelangsungan usaha.
Perkembangan sampah yang semakin menumpuk menjadi persoalan bagi
masyarakat sehingga persoalan ini perlu di selesaikan secara cepat.maka
dibutuhkan target. Begitu halnya dengan pengabdian kepada masyakat juga
memiliki target yang ingin dicapai pada kegiatan pelatihan dan pemanfaatan
limbah anorganik sebagai kerajinan tangan yang berbahan plastic menjadi barang
yang memiliki nilai ekonomi di Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Pelayangan
Kota Jambi. Berdasarkan program pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan
oleh tim dari Universitas Jambi memiliki beberapa target yang akan diperoleh
dalam pelaksanaan pemberdayaan wanita melalui pemanfaatan limbah rumah
tangga menjadi kerajinan tangan dalam meningkatkan pendapatan di Kelurahan
Arab Melayu, Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi . Sebagai bentuk tridarama
perguruan tinggi Universitas Jambi dalam membangun dan meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarkat di Kelurahan Arab Melayu Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi
Membantu masyarakat Kelurahanan khususnya untuk wirausaha mandiri
yang mampu mengatasi masalah kebutuhan ekonomi sehari-hari. Sebagai suatu
bagian dari tridarma perguruan tinggi Universitas Negeri Jambi khususnya
Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam membangun dan meningkatkan taraf hidup
kesejahteraan masyarakat. Mengajak berbagai pihak (stakeholder) untuk
mempromosikan limbah anorganik sebagai sumber kerajinan tangan. Serta
memberikan pengetahuan baru pada masyarakat akan nilai dan manfaat yang
masih terdapat dalam sampah yang dihasilkan dari aktifitas masyarakat.

271
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Dengan adanya pembinaan dan pelatihan kerajinan tangan diharapkan membantu


dalam memberikan lapangan kerja sampingan bagi wanita yang notabennya
sebagai ibu rumah tangga untuk mendapatkan penghasilan tambahan untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi agar mencapai kesejahteraan ekonomi. Oleh sebab
itu, kerajinan tangan mejadi solusi yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat
sebagai benteng perekonomian dalam mempertahankan ekonomi masyarakat
melalui sektor-sektor yang potensial. Kita ketahui bahwa koperasi sudah melekat
di masyarakat sejak zaman dahulu dan sudah menjadi ciri khas bangsa ini. Prinsip,
dan tujuan pemanfaatan limbah organic adalah untuk menjadikan masyarakat
sadar akan kebersihan sebagai Kelurahan yang potensial sebagai Kelurahan
Wisata.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengabdian yang dilakukan maka, diperoleh beberapa point
penting yang diperoleh, antara lain sebagai berikut:
1. Tingginya aktivitas rumah tangga dalam kegiatan konsumsi barang dan jasa
sejalan dengan jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah atau yang kita kenal
dengan istilah sampah seringkali menjadi permasalahan lingkungan yang tidak
pernah terselesaikan.
2. Jika permasalahan sampah tidak dapat diselesaikan di tingkat RT, dan
Kelurahan, maka permasalahan ini akan menjadi semakin besar. Adapun jenis
sampah yang dihasilkan rumah tangga dapat dibedakan menjadi dua yaitu
sampah organik dan anorganik. Untuk sampah organik mudah untuk
diuraikan, sedangkan untuk limbah anorganik sangat sulit terurai. Untuk
menanggulangi permasalahan limbah anorganik adalah dengan cara daur
ulang.
3. Saat ini mayoritas sampah yang menjadi permasalahan di Kota Jambi terutama
di Kelurahan Arab Melayu adalah sampah anorganik yang berbahan plastik,
aqua, dan alat rumah tangga. Untuk mengatasi permasalahan sampah
anorganik ini yaitu dengan cara menggubahnya menjadi kerajinan tangan yang
memiliki nilai tambah dan nilai jual.
4. Dalam lingkup keluarga peran perempuan sangat penting dalam menjada
kebersihan lingkungan. Selain itu, perempuan juga memiliki aktivitas
konsumsi paling besar. Sehingga melalui pemberdayaan perempuan berkaitan
dengan limbah anorganik masing-masing rumah tangga dapat berkurang,
karena sebagian sampah telah diolah menjadi kerajinan tangan seperti bunga,
dan tas yang unik dan tidak kalah menarik dengan model tas-tas masa kini.
5. Aktivitas masyarakat yang tinggi sejalan dengan banyaknya limbah organik
yang dihasilkan dari sisa-sisa produksi masing-masing rumah tangga. Jika

272
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

kondisi ini terjadi secara terus menerus maka akan terjadi penumpukan limbah
rumah tangga yang akan meninggalkan bau tidak sedap yang akhirnya akan
menganggu kenyamanan masyarakat.
6. Limbah yang sering kita hasilkan sebut sampah yang kadangkala memiliki
dampak negatif dan positif tergantung dari cara penangananya. Limbah yang
memiliki dampak negatif Jika dibiarkan begitu saja tanpa ada
pengelolahan.Sedangkan limbah organik akan berdampak positif jika limbah
organic diolah menjadi pupuk dan dimanfaatkan kembali untuk kesuburan
tanaman. Melaui pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan petani yang dapat memanfaatkan pupuk sebagai salah satu solusi
karena mahalnya harga pupuk kimia saat ini.

Saran
Berdasarkan survei dan pengabdian yang dilakukan,terkait dengan keberlanjutan
program pada Kelurahan Desa Arab Melayu maka beberapa saran yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Supaya keberlanjutan program pengabdian pada masyarakat Fakultas
Ekonomi Universitas Jambi berkaitan dengan Pengolahan Limbah Anorganik
Rumah Tangga di Kelurahan Arab Melayu Kecamatan Jangkat Kabupaten
Merangin maka perlu dilakukan kerjasama sebagai salah satu Kelurahan
binaan atau dampingan dari Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Jambi yang akan di Bina menjadi Kelurahan yang mendiri.
2. Perlunya bekerjasama dengan pemuda,dan pemerintah dalam melaksanakan
kebijakan-kebijakan yang telah disepakati bersama. Dengan cara bekerjasama
dengan baik maka target pembangunan akan lebih cepat tercapai dibandingkan
jika hanya sebagian kelompok yang bekerja.
3. Masyarakat Kelurahan Arab Melayu di Kecamatan Jangkat Kabupaten
Merangin perlu lebih meningkatkan kerjasamanya dan aktif dalam
pembangunan atau berpartisipasi aktif dalam program pembangunan.
4. Pemerintah daerah khusunya Kepala Kelurahan Arab Melayu dan Pemerintah
Kota Jambi harus terus memantau dan mendorong pengembangan Potensi
Jangkat dengan pembangunan-pembangunan yang memperhatikan
kebersihan lingkungan demi kenyamanan pengunjung.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Jambi yang dalam hal in
telah memberi bantuan pendanaan dan dukungan moral sehingga kegiatan
pengabdian pada masyarakat ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar

273
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas JambiIJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

DAFTAR PUSTAKA

Budiani,S.R, Widiadi,W, Dellamanda,Y,Eline, K, Hendra,S.P, Heny,M, Heru,T.N.I,


Mika, A, Novela,M, Rizka,F.F, dan Yanti,K.(2018). Analisis Potensi dan
Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas di Kelurahan
Sembungan, Wonosobo Jawa Tengah. Majalah Geografi Indonesia, 32(2), 170-
176
Sharpey,R.(2000).Tourism and Sustainable Development: Exploring and
Theoretical Divice. Jounal of Sustainable Tourism, VIII(1),1-9
Yoeti, Oka A.(1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa: Bandung
Zofani, Sedaghat, Maknoon,R, dan Zavadskas,E.K.(2015). Sustainable Tourism: A
Comprehansive Literature Review on Framework and Aplications. Journal
Economic Research Ekonomska Istrazivanja, 28(1),1-3:10.1080
Faizah, (2008). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di
Kota Yogyakarta), Thesis, Semarang: Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan
Universitas Diponegoro
Gelbert,M.,dkk(1996).Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup dan ”Wall Chart”,
Malang: Buku Panduan Pendidikan Lingkungan Hidup, PPPGT/VEDC
Mara, D.,dan Cairncross,S.,(1994).Pemanfaatan Air Limbah dan Ekskreta, ITB,
Bandung.
Munandar, Utami.(1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Rineka
Cipta: Jakarta
Rahim Sukirman, Djotin,Mokoginta.(2017). Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Pemanfaatan Kerajinan Tangan dalam Mengurangi Limbah Rumah Tangga (Sampah
di Kelurahan Tohupo Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo.KKS
Pengabdian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Universitas
Negeri Gorontalo: Gorontalo

274
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Prospek Konservasi Lebah (Apis Cerena) Ramah Lingkungan


Dalam Mendukung Ekonomi Masyarakat

Hutwan Syarifuddin1, Dodi Devitriano2


Program Studi Ilmu Lingkungan, Pascasarjana, Universitas Jambi
Fakultas Peternakan, Universitas Jambi

Abstrak
Pengabdian telah dilaksanakan di Kelompok Tani Anggrek Desa Selat dan
Kelompok Tani Yatim Mandiri Desa Lopak Aur Kecamatan Pemayung
Kabupaten Batang Hari.. Pelaksanaan pengabdian selama 6 bulan dari bulan
Mei sampai Oktober 2019. Tujuan untuk pemberdayaan anggota kelompok
dalam mendukung program konservasi lebah (Apis cerena) ramah
lingkungan dalam mendukung ekonomi masyarakat. Hasil dari kegiatan
pengabdian menunjukkan bahwa animo masyarakat yang tinggi untuk
budidaya lebah madu sebagai bahan pangan yang bergizi dan bernilai
ekonomi tinggi. Hal ini disebabkan belum ada pola integrasi yang optimal
antara tanaman pertanian dan perkebunan dengan budidaya lebah madu.
Pemanfaatan tanaman pertanian dan perkebunan sebagai nektar yang
dibutuhkan lebah untuk dijadikan madu mudah didapat, mudah dilakukan
dan harganya relatif murah, sehingga dengan penggunaannya akan
memberikan keuntungan bagi kelompok tani. Prospek pemanfataan lahan
dan konservasi lebah dapat diaplikasikan untuk mendukung ekonomi
masyarakat.

Kata kunci: Lebah madu, kelompok tani, ekonomi.

PENDAHULUAN
Lebah merupakan serangga penghasil madu yang telah lama dikenal
manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di
lubang-lubang pohon dan tempat-tempat lain untuk diambil madunya.
Lebah juga menghasilkan produk yang yang sangat dibutuhkan untuk dunia
kesehatan yaitu royal jelly, pollen, malam (lilin) dan sebagainya. Selanjutnya
manusia mulai membudidayakan dengan memakai gelodog kayu dan pada
saat ini dengan sistem stup (kotak kayu).
Di Indonesia lebah ini mempunyai nama bermacam-macam, di Jawa
disebut tawon gung, gambreng, di Sumatera barat disebut labah gadang,
gantuang, kabau, jawi dan sebagainya. Di Tapanuli disebut harinuan, di
Kalimantan disebut wani dan di tataran Sunda orang menyebutnya tawon
Odeng.

275
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Kebanyakan lebah yang dibudidayakan di Indonesia adalah lebah dari jenis


Apis mellifera. Lebah ini dikenal memiliki produksi madu yang relatif tinggi
yaitu 30 kg/tahun pada musim bunga. Sedangkan lebah lain yang terdapat di
Indonesia antara lain: A. cerana, A. Dorsata A. Florea. Budidaya lebah dapat
dilakukan oleh kelompok tani yang ada di pedesaan [2].
Di Desa Selat dan Desa Lopak Aur terdapat kelompok tani yang
berusaha disektor pertanian dan industri tahu. Desa Selat memiliki potensi
dalam budidaya lebah madu karena memiliki lahan yang luas, memiliki
beragam jenis tanaman palawija dan tanaman perkebunan, seperti karet dan
tanaman musiman (duku dan durian). Tanaman merupakan sumber utama
penghasil nektar yang dibutuhkan dalam budidaya lebah [7]. Konservasi
lebah akan memberikan manfaat bagi lingkungan dan perekonomian
masyarakat.
Tingginya permintaan konsumen akan madu dan alternatif sumber
protein yang bergizi tinggi dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat,
akan memberikan peluang berusaha bagi masyarakat yang tergabung dalam
kelompok tani.. Kelebihan dari budidaya lebah adalah permintaan madu
yang tinggi, lebah tidak membutuhkan tempat yang luas dan mudah dalam
pemeliharaannya, serta kondisi agroklimat tropis yang mendukung budidaya
lebah.
Dibeberpa daerah, usaha perlebahan telah menunjukan prospek yang
cukup baik, disamping telah membuka peluang usaha dan menyerap tenaga
kerja, juga telah mendukung program perbaikan lingkungan melalui
penanaman pohon-pohon yang menjadi sumber pakan lebah dan sarang
lebah madu hutan.
Budidaya lebah madu adalah suatu kegiatan yang banyak
memberikan manfaat. Pada kenyataannya, jutaan tahun yang lalu lebah telah
menghasilkan madu sepuluh kali lebih banyak dari yang mereka butuhkan.
Satu-satunya alasan memproduksi madu adalah agar manusia dapat
memperoleh manfaat dari madu yang dihasilkan lebah [11].
Menurut orang awam, lebah madu hanya menghasilkan madu.
Padahal tidak hanya itu. Disamping menghasilkan madu, lebah juga
menghasilkan produk sampingan, misalnya malam (lilin lebah), perekat lebah,
susu madu (royal jelly), dan tepung sari [6]. Peternak tradisional
mencurahkan perhatiannya hanya kepada hasil madu. Sedangkan produk
lainnya dianggap tidak menarik. Ini karena keterbatasan pengetahuan
peternak dalam masalah perlebahan.
Manfaat madu selain dapat meningkatkan daya tahan tubuh manusia
juga bisa memberikan manfaat secara social-ekonomi [12]. Liposom yang
terdapat di dalam

276
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

madu dapat digunakan sebagai obat dan penyerap racun serta menghindari
efek sekunder. Scaptotrigona sp propolis sebagai agen yang efisien dalam
melawan Escherichia coli [1].

Permasalahan Mitra
Umumnya masyarakat mengambil madu yang berasal dari lebah yang
bersarang diatas pohon yang tinggi seperti pohon sialang. Untuk mengambil
madu dibutuhkan suatu keterampilan khusus. Disisi lain sudah mulai banyak
masyarakat yang membudidayakan lebah madu di sekitar pemukiman
penduduk dan ladang yang dimiliki petani. Tingginya permintaan
konsumen terhadap madu asli juga akan mendorong masyarakat untuk
berusaha dalam budidaya lebah.Namun demikian untuk budidaya lebah
madu yang dilakukan oleh Kelompok Tani Anggrek dan Kelompok Yatim
Mandiri masih menghadapi kendala, yaitu;.
1. Belum mampu menyediakan bibit lebah untuk dibudidayakan sebagai
penghasil madu.
2. Keterbatasan modal yang dimiliki petani dan belum adanya bantuan
kredit dari pihak lain untuk petani.
3. Masih kurang sarana dan prasarana teknologi dalam budidaya lebah.
4. Keterampilan sumberdaya manusia (petani yang masih rendah)
dalam budidaya lebah.
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dari Kelompok Tani Anggrek
dan Kelompok Tani Yatim Mandiri maka prioritas utama adalah
peningkatan keterampilan dan pengetahuan (SDM) anggota kelompok,
penyediaan bibit lebah, menanam berbagai jenis tanaman sebagai sumber
nektar, pelatihan pengolahan dan pemasaran hasil dengan melakukan
kerjasama pada berbagai stakeholders seperti perguruan tinggi, dinas
pertanian, dinas perindustrian dan perdagangan, dinas lingkungan (DLH),
pemerintah daerah dan pihak swasta agar menjadi usaha mandiri yang
berkelanjutan.
Adapun mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani
yang bekerja di lahan pertanian maupun perkebunan [3]. Salah satu upaya
yang akan dilakukan untuk mendukung perekonomian masyarakat adalah
dengan budidaya lebah madu.

METODE
Pengabdian kepada masyarakat akan dilaksanakan pada Kelompok Tani
Angrek dan Kelompok Tani Yatim Mandiri Desa Selat dan Desa Lopak Aur
Kecamatan Pemayung Kabupaten Batang Hari Jambi. Teknologi yang akan
digunakan adalah pemberdayaan anggota kelompok dalam melakukan
konservasi lebah (Apis cerena) ramah lingkungan dalam mendukung ekonomi

277
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

masyarakat yang selama ini belum dilakukan secara optimal. Metode


pendekatan yang dilaksanakan adalah melalui pendekatan on farm.
Pelaksanaannya memperhatikan konsep efisiensi dan efektifitas penggunaan
sumberdaya lokal dan peningkatan sumberdaya manusia (human resource).
Dengan demikian upaya pemanfaatan lahan di bawah tanaman perkebunan
dan di sekitar tanaman pertanian menjadi alternatif untuk budidaya lebah
madu.
Kegiatan ini dilakukan dengan penekanan pada metode partisipasi aktif
kelompok sasaran. Kelompok sasaran yang terlibat dalam kegiatan ini adalah
Kelompok Tani Anggrek dan kelompok tani Yatim Mandiri. Pendekatan
pada metode ini diharapkan kelompok sasaran dapat mengerti dan
menguasai cara budidaya lebah madu. Mekanisme kegiatan ini akan
dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu : penetapan kelompok sasaran,
penyuluhan, kegiatan lapangan, pembinaan dan monitoring serta evaluasi
kemajuan program.
Dampak perubahan sangat terasa terutama yang berkaitan dengan
budidaya lebah madu. Oleh karena itu untuk lebih meningkatkan hasil
budidaya lebah, diperlukan beberapa langkah proaktif berupa penyediaan
lahan, penyediaan vegetasi sebagai sumber nektar, stup lebah, alat pemeras
dan penyaring madu. Disamping itu, kita juga harus mampu menjaga
lingkungan tempat budidaya lebah secara kontinu, dengan melakukan
penyesuaian kegiatan pertanian dan kegiatan lainnya.
Budidaya lebah madu akan menghasil madu yang akan digunakan
sebagai sumber bahan pangan bergizi bagi kesehatan dan bernilai ekonomi
tinggi yang dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan masyarakat.

Pengambilan Data
Kegiatan ini dilakukan dengan penekanan pada metode partisipasi
aktif kelompok sasaran [10]. Kelompok sasaran yang terlibat dalam kegiatan
ini adalah kelompok tani Anggrek dan kelompok tani Yatim Mandiri.
Pendekatan pada metode ini diharapkan kelompok sasaran dapat menguasai
cara budidaya lebah madu sebagai usaha industri rumah tangga. Teknologi
yang akan digunakan adalah pemberdayaan [4] anggota kelompok dalam
pengolahan dan pemanfaatan tanaman pertanian dan perkebunan sebagai
sumber nektar dan memanfaatkan sumberdaya (nature resource) yang selama
ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Mekanisme kegiatan ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahap
yaitu: penetapan kelompok sasaran, penyuluhan, kegiatan lapangan,
pembinaan dan monitoring serta evaluasi kemajuan program.
Dampak perubahan dalam budidaya lebah sangat terasa terutama yang
berkaitan dengan semakin aktif masyarakat untuk menambah koleksi

278
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

tanaman sebagai penghasil nektar dan banyak lahan kosong di sekitar


rumah tangga anggota kelompok yang sudah ditananami dengan berbagai
jenis tanaman, serta peningkatan pendapatan anggota kelompok tani. Oleh
karena itu untuk lebih meningkatkan usaha budidaya lebah, diperlukan
beberapa langkah proaktif berupa penyediaan tanaman, peralatan,
penyediaan stup lebah, tempat penampungan dan pengolahan madu yang
sesuai dengan kebutuhan, perawatan peralatan lainnya. Produktivitas lebah
dipengaruhi oleh faktor lingkungan (suhu dan kelembaban), pakan yang
tersedia dan kesehatan koloni lebah madu [9]. Tahapan pengambilan data
sebagai berikut:
1. Sosialisasi rencana kegiatan,
2. Persiapan teknis untuk Pemberdayaan kelompok tani Anggrek dan
kelompok tani Yatim Mandiri. melalui kegiatan pembelian bibit lebah,
persiapan tempat budidaya lebah, dan FGD,
3. Melakukan penyuluhan, pelatihan, demontrasi dan pendampingan pada
anggota kelompok tani Anggrek dan kelompok tani Yatim Mandiri.,
4. Pelatihan teknik usaha tani terpadu (integrated farming system),
5. Pelatihan teknik pengemasan atau packing,
6. Pelatihan teknik pemasaran hasil produk,
7. Keberlanjutan kegiatan melalui perluasan kepada kelompok lain di
sekitar kelompok tani Anggrek dan kelompok tani Yatim Mandiri.
8. Monitoring dan Evaluasi mutu madu dari kegiatan yang telah
dilakukan.
9. Model yang dibangun secara terintegrasi untuk budidaya lebah madu
seperti yang disajikan pada Gambar 1.
10. Kegiatan dalam budidaya lebah madu dapat dilihat pada gambar 2 sampai

Persiapan Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan pada pengabdian pada masyarakat ini adalah stup,
kayu tiang, seng penutup, sarung tangan, pelindung wajah, sarung
tangan, pisau, timbangan, baskom, plastik, dll
2. Bahan
1) Bahan yang digunakan pada pengabdian pada masyarakat ini adalah lebah
madu berupa ratu lebah dan lebah pekerja.

Prosedur Kerja
1. Pemilihan tempat budidaya lebah madu
2. Menempatkan stup lebah di atas tiang kayu
3. Pemeliharaan lebah madu dari serangga dan penyediaan nektar
4. Perawatan stup lebah
5. Pemanenan madu lebah.

279
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

6. Madu dikonsumsi dan di jual.

Lahan tempat budidaya lebah

Dibersihkan dari semak


Tempat meletakkan stup lebah

Budidaya Lebah Madu Nektar

Madu

Di olah

Dikonsumsi dan di
jual

Gambar 1. Skema Sederhana dalam budidaya lebah madu

280
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 2. Ketua kel tani Angrek Gambar 3. Bibit lebah madu

Gambar 4. Pengurus anak yatim Gambar 5. Lokasi budidaya lebah L. Aur

Gambar 6. Kelompok anak yatim Gambar 7. Pengelola budidaya lebah

281
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

Gambar 8. Stup dan sisir lebah Gambar 9. Sarang dari Stup lebah

Gambar 10. Panen madu lebah Gambar 11. Madu lebah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari Kegiatan pengabdian ini dapat dilihat pada peningkatan


animo anggota kelompok tani Angrek dan kelompok tani Yatim Mandiri
untuk bersama- sama mengembangkan usaha budidaya lebah madu dengan
memanfaatkan lahan yang ada dan nektar dari vegetasi sebagai bahan baku
pakan lebah yang ramah lingkungan. Peningkatan produktivitas lebah madu
dapat dilakukan melalui penerapan sistem integrasi dengan berbagai
vegetasi seperti tanaman kopi [7]. Kelompok tani sudah melakukan
budidaya lebah madu dengan memiliki 10 stup lebah yang ditempatkan di
dua lokasi kelompok tani. Budidaya lebah madu sangat membantu
perekonomian anggota kelompok tani terutama untuk kelompok tani Yatim
Mandiri yang beranggotakan anak yatim dapat berkarya dan berusaha
dalam menambah pendapatan anggota kelompok tani. Setiap kelompok tani

282
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

menginginkan adanya pemantauan, pembinaan dan pengawasan serta


evaluasi dari kegiatan yang dilakukan. Pembinaan diarahkan pada
ketrampilan kelompok sasaran dalam budidaya lebah dan perawatan alat
serta menjaga kualitas dari madu yang dihasilkan. Pemantauan dan
pembinaan kegiatan ini dilakukan secara berkala setiap bulan setelah
kegiatan penyuluhan dan kegiatan lapangan.
Dalam mengevaluasi perubahan sikap petani setelah menerima
penyuluhan dan demontrasi dalam waktu yang relatif lebih singkat
diperlukan tindakan berkelanjutan. Untuk mengadopsi suatu teknologi baru
khususnya bagi petani lokal sangat diperlukan suatu program lanjutan dan
berkesinambungan dari waktu ke waktu terutama tentang strategi dan
budidaya lebah madu serta pengembangan produk lain secara optimal.
Walaupun demikian dengan adanya penyuluhan dan aplikasi
budidaya lebah telah menambah wawasan dan partisipasi anggota kelompok
tani untuk memanfaatkan lahan dan menanam berbagai vegetasi penghasil
nektar sebagai pakan utama lebah sehingga dapat mendukung upaya
peningkatan kesejahteraan keluarga petani.
Evaluasi dirancang untuk mengetahui pencapaian dari setiap tahapan
kegiatan yang dilaksanakan. Berdasarkan evaluasi ini dapat diketahui
faktor-faktor yang menentukan keberhasilan kegiatan pengabdian.
Rancangan evaluasi terdiri atas penilaian motivasi khalayak sasaran,
kemampuan dan ketrampilan anggota kelompok dan keberlangsungan
kegiatan. Evaluasi tahap pertama dilakukan pada kegiatan penyuluhan dan
kegiatan lapangan, sedangkan pada tahap kedua dilakukan terhadap
keberlangsungan penerapan teknologi yang diintroduksi.
Indikator yang digunakan untuk penilaian pencapaian tujuan
penerapan ini adalah perubahan sikap kelompok sasaran selama mengikuti
kegiatan. Tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan ini adalah
anggota kelompok tani sudah mengerti cara budidaya lebah madu dan
memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk ditanami berbagai jenis tanaman,
kemudian pengurangan pengeluaran untuk membuat stup lebah karena
bahan baku dapat berasal dari daerah sendiri.
Saat ini kelompok tani baru pertama sekali belajar membudayakan
lebah madu maka penyediaan stup juga masih terbatas jumlahnya, kedepan
diharapkan anggota kelompok sudah mampu membuat sendiri stup ataupun
glodok lebah agar lebah bisa berkembang biak dan menempati stup yang
baru. Selanjutnya anggota kelompok tani menginginkan agar mendapat
bantuan alat dan sarana serta prasarana yang lebih banyak.
Dampak dari budidaya lebah madu sudah dirasakan oleh anggota
kelompok tani dengan demikian untuk pemerataan dan desiminasi
teknologi dan pemanfaatan nya pada masa yang akan datang supaya

283
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

mendapat dukungan dari program pemerintah atau stakeholder. Untuk


meningkatkan produktivitas dan kualitas madu perlu menyediaakan
bibit/ratu lebah, menyediakan dana, pembinaan/pelatihan, penyuluhan dan
meningkatkan tehnik budidaya lebah mulai dari pemeliharaan, mengatasi
hama, dan pemanenan sampai pasca panen [8].
Keuntungan ekonomis yang diperoleh dari budidaya lebah madu
dapat dijual pada konsumen baik untuk Desa Selat maupun Desa Lopak
Aur dengan harga Rp 100.000 per botol. Setiap kali panen setiap stup bisa
menghasilkan sekitar 2 botol madu asli. Mengingat stup yang ada masih
terbatas jumlahnya maka penghasilan anggota kelompok juga belum begitu
besar. Dengan keseriusan yang tinggi dari anggota kelompok tani
diharapkan budidaya lebah madu akan terus berlanjut dan bisa memberikan
peningkatan pendapatan bagi anggota kelompok tani dan keuntungan yang
diperoleh akan lebih banyak. Penerapan kegiatan produksi madu organik
harus memperhatikan lima aktifitas, yaitu: (a) sistem agroforestri sebagai
sumber nektar dan polen; (b) pemuliaan lebah madu; (c) seleksi,
penangkaran, dan pembuatan sarang koloni lebah madu; (d) pemberian
pakan buatan; (e) teknik dan waktu pemanenan, hingga produk dikemas
untuk di jual [5]. Keuntungan lain yang diperoleh petani adalah petani
mendapatkan madu asli yang dapat dikonsumsi sendiri ataupun dijual
kepada konsumen sebagai suatu bentuk usaha ekonomi masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil diskusi berupa penyuluhan dan demontrasi secara langsung
kepada kelompok tani di Desa Selat dan Desa Lopak Aur sudah melakukan
budidaya lebah madu dan penanaman berbagai jenis vegetasi penghasil
nektar di sekitar kebun dan pekarangan rumah penduduk.
Mengingat masih banyaknya lahan kosong yang belum dimanfaatkan
secara optimal oleh petani maka perlu adanya usaha yang terintegrasi dalam
budidaya lebah madu dengan tanaman pertanian dan perkebunan.
Kemudian perlu diadakan suatu pengabdian yang lebih lanjut kepada
kelompok tani dalam pengolahan madu asli yang dijual kepada konsumen
sehingga dapat meningkatkan pendapatan anggota kelompok tani..

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada Rektor Universitas Jambi, Ketua Lembaga Pengabdian
Pada Masyarakat, Direktur Pascasarjana UNJA, yang telah memberikan
bantuan dana dan Ketua Kelompok Tani yang menyediakan fasilitas
sehingga pengabdian ini dapat dilaksanakan.

284
Luaran PPM Universitas Jambi Tahun 2019
LPPM Universitas Jambi

DAFTAR PUSTAKA

A.P. Farnesi, R. Aquino-Ferreira, D. De Jong, J.K. Bastos and A.E.E. Soares.


2009. Effects of stingless bee and honey bee propolis on four species of
bacteria. Genetics and Molecular Research 8 (2): 635-640 (2009)
Asmanah, W dan Kuntadi. 2012. Budidaya Lebah Madu Apis Mellifera L.
Oleh Masyarakat Pedesaan Kabupaten Pati, Jawa Tengah Jurnal
Penelitian Hutan dan Konservasi Alam.Vol. 9 No. 4 : 351-361.
BPS, 2018. Batang Hari Dalam Angka. Pemerintahan Kabupaten Batang Hari
Jambi.
Foy, N, 1994, Empowering People at Work, London:Grower Publishing
Company.
Hilmanto, R. 2010. Analisis Paket Teknologi Lokal Dalam Pengelolaan
Produksi Madu Organik Untuk Pasar Global Dan Industri. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia, Agustus 2010, hlm. 88-95
Marhiyanto, B. 1999. Peluang Bisnis Beternak Lebah. Gita Media Press.
Surabaya.
Saepudin, Asnath, M.F dan Luki. A. 2011. Peningkatan Produktivitas Lebah
Madu Melalui Penerapan Sistem Integrasi dengan Kebun Kopi. Jurnal
Sain Peternakan Indonesia Vol. 6, No 2. Juli-Desember 2011.
Saepudin, R. (2015). Identifikasi Permasalahan Perlebahan Sebagai Dasar
Pengembangan Usaha Madu Di Provinsi Bengkulu. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan Vol. XVIII No. 2 Nopember 2015
Septiantina, D. R dan Krisnawati. 2017. Produksi Propolis Mentah Lebah
Madu
Trigona Spp. Di Pulau Lombok. J Hut Trop 1(1): 71-75. Maret 2017.
Soetomo, 2006, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pelajar
Suputa dan Arminuddin, A.T. 2007. Beternak Lebah. PT. Citra Aji Pratama.
Yogyakarta.
Tatiana C. S., S. D. P. Moura., H. R. Ramos., P.S. D. Araujo., and Maria H. B.
D. C. 2008. Design of a Modern Liposome and Bee Venom Formulation for
the Traditional VIT-Venom Immunotherapy. Journal of Liposome
Research, 18:353–368, 2008. ISSN: 0898-2104.

285

Anda mungkin juga menyukai