Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

TUTORIAL LBM 2 BLOK NEUROMUSKULOSKELETAL I


“ADUHH…PANAS!!!”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Afiq Ahmed Makarim (017.06.0045)
Baiq Inggit Citasari (018.06.0086)
Baiq Meisy Arum Anjani (019.06.0017)
Dalilah Femilia (019.06.0020)
Elza Febriany Kusuma (019.06.0027)
I Komang Galih Vedanta .A (019.06.0039)
Komang Agus Satria Widiasa (019.06.0048)
Kun Firdaus Salam (019.06.0049)
Putu Elsan Manika Putri (019.06.0079)
Shavira Widyana Sari (019.06.0086)
Siti Luthfiah Zulfa (019.06.0087)

Tutor : dr. Aulia Mahdaniyati S.,S.Ked

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya dan dengan kemampuan yang kami miliki, penyusunan makalah SGD
(Small Group Discussion) LBM 2 yang berjudul ‘Aduh..Panas’ dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas mengenai hasil SGD lembar belajar mahasiswa
(LBM) 2 yang berjudul ‘Aduh..Panas’ meliputi seven jumps step yang dibagi
menjadi dua sesi diskusi. Penyusunan makalah ini tidak akan berjalan lancar tanpa
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Aulia Mahdaniyati S.,S.Ked sebagai dosen fasilitator SGD 7 yang
senantiasa memberikan saran serta bimbingan dalam pelaksanaan
SGD.
2. Sumber literatur dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi kami
dalam berdiskusi.
3. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi.
Mengingat pengetahuan dan pengalaman kami yang terbatas untuk
menyusun makalah ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, 26 Februari 2020

Penyusun

ii
iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Masalah 2
1.3 Manfaat Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial 3
2.2 Skenario LBM 2 3
2.3 Pembahasan LBM 2 4
2.3.1 Klarifikasi Istilah 4
2.3.2 Identifikasi Masalah 4
2.3.3 Brain Stroming 5
2.3.4 Rangkuman Permasalahan 10
2.3.5 Learning Issue 10
2.3.6 Referensi 11
2.3.7 Pembahasan Learning Issue 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 28
DAFTAR PUSTAKA 29

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gerak refleks ialah gerakan yang tidak disadari yang timbul akibat adanya
rangsangan (Asnawati dkk,2014). Dalam gerak refleks ini berhubungan
dengan sistem saraf. Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti
kontraksi otot atau peristiwa viseral yang berubah dengan cepat. Menerima ribuan
informasi dari berbagai organ sensoris dan kemudian mengintegrasikannya
untuk menentukan reaksi yang harus dilakukan tubuh .Gerak refleks ialah
gerakan yang tidak disadari yang timbul akibat adanya rangsangan (Syaifuddin,
2013).
Membran sel bekerja sebagai suatu sekat pemisah yang amat efektif
dan selektif antara cairan ekstraselular dan cairan intraselular. Didalam
ruangan ekstraselular disekitar neuron terdapat cairan dengan kadar ion natrium
dan ion klorida dalam cairan intraselular terdapat kalium dan protein yang lebih
tinggi. Perbedaan komposisi dan kadar ion-ion didalam dan diluar sel
mengakibatkan timbulnya suatu potensial listrik. Permukaan membran neuron
yang disebut potensial membran, dalam keadaan istirahat cairan
ekstraselular adalah elektro positif dan cairan intraselular adalah elektron negatif
(Syaifuddin, 2013).
Gelombang depolarisasi terjadi dari suatu rangsangan pada membran
neuron setempat, mengakibatkan perubahan permeabilitas membran dengan
akibat ion-ion natrium dapat mengadakan difusi masuk kedalam neuron (akson).
Masuknya ion natrium yang bermuatan listrik positif ke dalam neuron
menyebabkan membran tersebut menjadi positif didalam dan negatif diluar.
Demikian juga sebaliknya peristiwa ini disebut dengan depolarisasi (Syaifuddin,
2013).

1
1.2 Tujuan Masalah
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya mempelajari
fisiologis dan anatomi LMN (Lower Motor Neuron) dan UMN (Upper Motor
Neuron), lengkung reflex, neurofisiologi saraf sensorik, motoric, dan otonom,
yang terlibat dalam mekanisme gerakan refleks.

1.3 Manfaat Masalah


1.3.1 Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifiksai anatomi celah sinaps
1.3.2 Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifikasi anatomi dan fisiologi
unit motor neuron LMN (Lower Motor Neuron) dan UMN (Upper Motor
Neuron)
1.3.3 Mahasiswa mampu memahami dan mengidentifikasi anatomi lengkung
refleks
1.3.4 Mahasiswa mampu memahami neurofisiologi saraf sensorik
1.3.5 Mahasiswa mampu memahami neurofisiologi saraf motorik
1.3.6 Mahasiswa mampu memahami neurofisiologi otonom
1.3.7

2
1.3.8

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Hari/Tanggal Sesi I : Senin, 2 Maret 2020.
Hari/Tanggal Sesi II : Rabu, 4 Maret 2020.
Tutor : dr. Aulia Mahdaniyati S.,S.Ked
Moderator : Kun Firdaus Salam
Sekretaris : Syafira Widyanasari

2.2 Skenario LBM 2.

ADUH…PANAS !!!

Mahasiswa Kedokteran Semester II Fakultas Kedokteran UNIZAR sedang


mengikuti demo masak dalam rangka HUT FK UNIZAR, saat sedang fokus
memasak salah seorang mahasiswa tanpa sengaja menyentuh wajan yang panas
dan secara tanpa sadar menarik tangannya berkata “aduhh…panas” , kemudian dia
bertanya kepada dosennya terkait hal tersebut dan menjelaskan gambar di bawah
ini :

4
2.3 Pembahasan LBM 2
2.3.1. Klarifikasi Masalah

1. Panas Perpindahan suhu dari rendah menuju tinggi.


2. Refleks Setiap respons yang terjadi secara otomatis tanpa
upaya sadar.
3. Sadar Siuman atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya).
4. Biceps Otot besar berkepala dua karena berorigo pada dua
tempat yang berbeda. Terletak di sepanjang lengan atas.
5. Triceps Otot besar berkepala (caput) tiga karena berorigo pada
tiga tempat yang berbeda. Terletak di sepanjang lengan
atas.

6. Medulla spinalis Jaras bagi input sensorik ke otak dan output motorik dari
otak.
7. Termal Berkaitan dengan panas.

2.3.2. Identifikasi Masalah


1). Mengapa seorang mahasiswa mengatakan aduh saat merasakan panas?
2). Bagaimana mekanisme saat tangan terkena panas?
3). Apa sajakah jenis refleks saat tangan kita terkena panas?

2.3.3. Brain Stroming


1) Kenapa seorang mahasiwa megatakan aduh pada saat merasakan panas?
Bahasa adalah bentuk komunikasi yang kompleks ketika kata yang ditulis
atau diucapkan menyimbolkan benda dan menyampaikan gagasan. Bahasa
melibatkan integrasi dua kemampuan berbeda-yaitu, ekspresi (kemampuan
berbicara) dan pemahaman-yang masing-masing berkaitan dengan bagian tertentu
di korteks. Daerah primer korteks yang khusus untuk bahasa adalah daerah broca
dan daerah wernicke.

5
Daerah broka, yang mengendalikan kemampuan berbicara, terletak dilobus
frontalis kiri berdekatan dengan daerah motorik korteks yang mengontrol otot-otot
untuk artikulasi.
Daerah wernicke yang terletak di dikorteks kiri dipertemuaan antara lobus
parietalis, temporalis, dan oksipitalis, berkaitan dengan pemahaman bahsa. Bagian
ini berperan penting dalam pemahaman bahsa lisan dan tulisan. Selain itu daerah
wernicke ini bertanggung jawab dalam memformulasikan koheren bicara yang
disalurkan melalui berkas-berkas serat ke daerah broca,yang pada gilirannya
mengontrol artikulasi bicara.

Kemudian daerah wrnicke menerima masukan dari korteks pengelihatan di


lobus oksipitalis,suatu jalur penting yang untuk memahami tulisan dan benda
yang dilihat, serta dari korteks auditorius di koteks temporalis,suatu jalur yang
esensial untuk memahami bahasa lisan. Daerah wernicke juga mndapatkan
masukan dari korteks-korteks somatosensosrik, suatu jalur yang penting dalam
kemampuan membaja braille. ( Sherwood, 2017 )

2). Bagaimana mekanisme saat tangan terkena panas ?

Saat tangan kita menyentuh benda panas, maka tangan kita akan
menyampaikan impuls melalui melalui saraf sensorik ke sumsum tulang belakang,
sumsum tulang belakang akan menyampaikan impuls ke tangan melalui saraf
motorik yang menyebabkan gerak reflek pada tangan dan kita akan segera
menarik tangan menjauhi benda tersebut. Gerakan tiba tiba tersebut dikenal
dengan nama gerak reflek. Jalannya impuls pada gerak reflek sebagai berikut :

6
 Impuls dari reseptor
 Neuron sensorik
 Sumsum tulang belakang respon efektor
 Neuron motorik
 Efektor

Sehingga fungsi kerja struktur pada gerak reflek yaitu organ sensorik yang
menerima impuls contohnya kulit. Impuls yang menyebabkan gerakan tersebut
dibawa oleh sel saraf sistem eferen somatik dan suatu jalur rangsangan pendek
yang disebut lengkung reflex

3). Apa sajakah jenis refleks saat tangan kita terkena panas ?

Reflek yang sangat berpengaruh saat tangan kita terkena panas yaitu
Gerakan refleks polisinaptik. Gerak refleks polisnaptik disebut sebagai gerak
refleks kompleks. Refleks yang melibatkan banyak sinaps. Dimana lengkung
saraf pada refleks polisinaps melibatkan lebih dari satu neuron sensorik dan
neuron motorik.

Contoh: refleks menarik tangan ketika terkena api.

2.3.4. Rangkuman Permasalahan

Aduh..Panas!!

ANATOMI FISIOLOGI

LENGKUNG NEURON
REFLEKS SENSORIK MOTORIK OTONOM
MOTORIK

7
2.3.5. Learning Issue
1. Anatomi celah sinaps
2. Anatomi lengkung refleks
3. Anatomi Unit Motor Neuron
4. Fisiologi Upper Motor Neuron dan Lower Motor Neuron
5. Jenis-jenis refleks
6. Fisiologi lengkung refleks
7. Mekanisme antar neuron eksitator dan inhibitor
8. Neurofisiologi dari saraf otonom,saraf sensorik dan motoric

2.3.6. Referensi
Sinaps merupakan satu-satunya tempat dimana
suatu impuls dapat lewat dari suatu neuron ke neuron
yang lainnya atau efektor. Ruang antara satu neuron
dan neuron berikutnya ( atau organ efektor ) dikenal
dengan nama celah sinaps ( synaptic cleft ). Neuron
yang menghantarkan impuls saraf menuju ke sinpas
disebut neuron prasinaptik. Neuron yang membawa
impuls dari sinaps disebut postsinaptik.
(http://library.usu.ac.id)

Unit motor dibagi menjadi 2 yaitu :

1.Upper motor neuron

8
Saraf yang
berasal dari pusat
motoric batang otak.
Upper motor neuron
dari batang otak
mengatur otot nada,
mengontrol otot-otot
postural, dan
membantu menjaga
keseimbangan dan
orientasi kepala dan
tubuh. UMN dibagai
menjadi dua jaras
dalam
neurofisiologinya
yaitu jaras piramdal
dan ekstrapiramidal. Yang
pertama yaitu jaras pyramidal dimana jaras ini terbagi menjadi 2 yaitu
kortikospinalis dan kortikobulbar traktus. Traktus kortiko spinal berjalan melalui
korteks serebri precentralis ( gyrus precentralis ) , korona radiate, kapsula interna,
pedunculus cerebri, pons, dan basal medulla, dimana traktus ini akan ke bawah ke
arah medulla spinalis dimana disana akan terjadi penyilangan yang dimana
penyilangan tersebut disebut decussation pyramidalis yang dimana 90 % akan
menyilang uang disebut traktus kortiko spinalis lateralis dan 10%-nya tidak
menyilang yang disebut traktus kortikospinalis anterior.

Sedangkan kortikobulbar traktus atau kortiko nuclear traktus menerima impuls


dari area motoric di korteks precentralis lalu akan masuk ke bagian subtansia alba
cerebri atau korona radiate selanjutnya akan ke krus posterior kapsula interna dan
akan berakhir di cerebellum yang melewati pedunculus cerebri. (Tortora, 2012 )

9
1.Lower motor neuron

Lower motor neuron adalah neuron-neuron yang menyalurkan impuls motorik


pada bagian perjalanan terakhir ke sel otot skeletal, hal ini, yang membedakan
dengan upper motorneuron.Lowermotor neuron mempersarafi serabut otot dengan
berjalan melalui radix anterior, nervus spinalis dan saraf tepi. Lower motorneuron
memiliki dua jenis yaitu alfa-motorneuron memiliki akson yang besar, tebal dan
menuju ke serabut otot ekstrafusal (aliran impuls saraf yang berasal dari
otak/medulla spinalis menuju ke efektor), sedangkan gamma-motorneuron
memiliki akson yang ukuran kecil, halus dan menuju ke serabut otot intrafusal
(aliran impuls saraf dari reseptor menuju ke otak/medulla spinalis). Begitu halnya
dengan nervi cranialis merupakan dari LMN karena nervus-nervus ( Tortora,
2012 )

Sistem saraf sensorik berperan dalam menyampaikan rangsangan yang


diterima reseptor ke otak dalam hal ini korteks sensorik (girus post sentralis).
Persepsi rasa baik nyeri, sentuhan , tekanan dan suhu akan diterima reseptor kulit
dan kemudian dijalarkan ke otak melalui medula spinalis ( jurnal unud tentang
jaras). Fungsi sel saraf motorik adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke
otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.
Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat
panjang. (Wikipedia).

Sistem saraf motorik terbagi atas sistem otonom dan somatik. Sistem saraf
otonom (SSO) sesuai dengan namanya bersifat otonom (independen) dimana
aktifitas tidak dibawah kontrol kesadaran secara langsung. Aktifasi SSO secara
prinsip terjadi di pusat di hypothalamus, batang otak dan spinalis. Impuls akan
diteruskan melalui sistem simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf simpatis dan
parasimpatis biasanya bekerja secara antagonis. Pemahaman tentang tentang
anatomi dan fisiologi dari SSO sangat berguna untuk memperkirakan efek
farmakologi obat yang bekerja pada sistem saraf otonom tersebut. Dengan

10
menggunakan obat-obat yang mirip atau menghambat kerja transmitter kimia, kita
dapat memilih dan mempengaruhi fungsi otonom. (jurnal.unsyiah.ac.id )

2.3.7. Pembahasan Learning Issue

1.Anatomi celah sinaps

Terminal akson neuron prasinaps, yang menghantarkan potensial aksi menuju


ke sinaps, berakhir di sebuah ujung yang agak menggelembung disebut. kepala
sinaps (yang mengandung vesicle sinaps, yang menyimpan zat perantara kimiawi
spesifik , suatu neurotransmitter yang telah di sintesis dan dikemas oleh neuron
prasinaps. Kepala sinaps sangat dekat, namun tidak berkontak langsung dengan
neuron pascasinaps, yaitu neuron yang potensial aksinya menjalar menjauhi
sinpas. Ruang antara neuron prasinaps dan pascasinaps yaitu celah sinaps, terlalu
lebar untuk penyebaran langsung arus dari satu sel ke sel lain dan dengan
demikian mencegah potensial aksi lewat secara elektris antar neuron. Bagian dari

11
membran pascasinaps yang tepat berada dibawah kepala sinaps disebut membrane
subsinaps. Sinaps hanya beroperasi dalam satu arah yaitu: neuron prasinaps
mempengaruhi neuron pasca sinaps, tetapi pasca sinaps tidak mempengaruhi
prasinaps. ( Sherwood).

2. Anatomi lengkung refleks :

Jawaban :

1. Reseptor
2. Neuron sensorik (jalur aferen)
3. Pusat pengintegrasi
4. Neuron motorik (jalur eferen)
5. Efektor

3.Anatomi unit motor neuron ( UMN )

Jawaban :
Upper Motor Neuron (UMN) adalah  neuron-neuron motorik yang berasal dari
korteks motorik serebri atau batang otak yang seluruhnya (dengan serat saraf-
sarafnya ada di dalam sistem saraf pusat. Lower motor neuron (LMN) adalah
neuron-neuron motorik yang berasal dari sistem saraf pusat tetapi serat-serat
sarafnya keluar dari sistem saraf pusat dan
membentuk sistem saraf tepi dan berakhir di
otot rangka.
UMN bagian Internal tetap berjalan pada
sisi yang sama sampai berkas lateral ini tiba di
medula spinalis. Upper motor neuron
merupakan rangkaian awal neuron yang belum
meninggalkan sistem saraf pusat, terletak di
korteks motorik. Traktus piramidalis
merupakan bagian dari upper motor neuron
yang penting. Upper Motor Neuron (UMN)

12
berasal dari area motoric girus presentralis dan bagian korteks lain, terutama area
premotorik lobus frontalis. Pada girus presentalis, bagian-bagian tubuh
direpresentasikan secara terbalik dengan daerah yang besar untuk kepala pada
bagian bawah, daerah besar untuk tangan di atas daerah untuk kepala kemudian
daerah yang lebih kecil untuk lengan, badan, tungkai, dan perineum. Makin halus
gerakan suatu bagian makin besar jumlah korteks yang bertanggung jawab untuk
itu.Upper motor neuron membentuk traktur piramidalis. Terdiri dari serat
kortikonuklear yang berjalan hanya sampai batang otak, untuk berhubungan
dengan serat nervus kranialis yang memiliki fungsi motoric, dan serat
kortikospinal yang berjalan menuju medulla spinalis. Traktus piramidalis berjalan
ke bawah dan ke dalam melalui hemisfer serebri, dan kemudian melalui otak
tengah, pons, dan medulla onlongata, membentuk rigi panjang di dalam medulla,
pyramis, sesuai dengan namanya. Di dalam medulla, sebagian besar serat
menyilang ke sisi lain dan berjalan ke bawah dalam kolumna anterior, tetapi
mereka juga akan menyebrang. Berdasarkan hal itu, satu sisi otak mengarahkan
dan mengontrol gerakan sisi tubuh lain. Pada medulla spinalis, serat motoric
berakhir dengan bersinaps denga sel motoric dalam kornu anterior substansia
grisea.

4.Fisiologi Upper Motor Neuron dan Lower Motor Neuron?


 Upper Motor Neuron
Upper Motor Neuron membentuk traktur piramidalis. Terdiri dari serat
kortikonuklear yang berjalan hanya sampai batang otak, untuk berhubungan
dengan serat nervus kranialis yang memiliki fungsi motoric, dan serat
kortikospinal yang berjalan menuju medulla spinalis. Traktus piramidalis berjalan
ke bawah dan ke dalam melalui hemisfer serebri, dan kemudian melalui otak
tengah, pons, dan medulla onlongata, membentuk rigi panjang di dalam medulla,
pyramis, sesuai dengan namanya. Di dalam medulla, sebagian besar serat
menyilang ke sisi lain dan berjalan ke bawah dalam kolumna anterior, tetapi
mereka juga akan menyebrang. Berdasarkan hal itu, satu sisi otak mengarahkan
dan mengontrol gerakan sisi tubuh lain. Pada medulla spinalis, serat motoric

13
berakhir dengan bersinaps denga sel motoric dalam kornu anterior substansia
grisea.
 Lower Motor Neuron (LMN)/ Sistem Motorik Perifer
Lower Motor Neuron adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari sistem
saraf pusat tetapi serat-serat sarafnya keluar dari sistem saraf pusat dan
membentuk sistem saraf tepi dan berakhir di otot rangka.Serabut-serabut traktus
ekstrapiramidalis beserta serabut-serabut aferennya memasuki medulla spinalis
melalui kornu posterior untuk berakhir langsung di badan sel atau dendrit sel
motor neuron alfa dan gamma atau melalui neuron internunsial, asosiasi dan
komisural aparat neuronal intrinsic medulla spinalis. Di dalam kornu anterior,
neuron-neuron ini tersusus dalam kolom-kolom sesuai dengan susunan
somatotropik. Pada daerah servikal neuron-neuron kornu anterior kolom lateral
akan meninervasi tagan dan lengan, sedangkan bagian medialnya untuk otot leher
dan toraks. Pada daerah lumbal, neuron yng menginervasi kaki dan tngkai akan
terletak pada kolom lateral. Akson-akson dari kornu anterior medulla spinalis
akan keluar sebagai serabut radikular yang pada tiap-tiap segmen sebagai radiks
anterior atau radiks ventral. Tiap radiks anterior akan bergabung dengan radiks
posterior tepat di bagian distal ganglion spinalis dan selanjutnya membentuk
saraf spinalis perifer. (Sherwood, 2014)

5.Jenis-jenis gerak refleks?

-Gerak Refleks Berdasarkan Prosesnya (dipelajari/tidak dipelajari).


Terdapat dua tipe refleks menurut prosesnya, yaitu:

a). Refleks sederhana atau refleks dasar


Adalah refleks yang menyatu tanpa dipelajari, seperti mengedipkan mata pada
saat ada benda yang menuju ke arahnya.

b). Refleks yang dipelajari atau dikondisikan


Adalah refleks yang dihasilkan dari berbuat dan belajar atau refleks yang berasal
dai pengalaman sensory, seperti membelokkan mobil saat hendak menabrak

14
benda. Semua hal ini dikerjakan secara otomatis setelah melalui banyak latihan
secara sadar.

- Gerak Refleks berdasarkan pusat pengintegrasinya.


Terdapat dua tipe refleks menurut pusat pengintegrasinya, yaitu:
a). Refleks Kranial

Adalah refleks yang diintegrasikan oleh otak. Semua komponen yang diperlukan
untuk menyambung input aferen ke respon aferen pada otak. Contoh: refleks
mengedipkan mata.

b). Refleks Spinal

Adalah refleks yang diintegrasikan oleh sumsum tulang belakang, semua


komponen yang diperlukan untuk menyambung input aferen ke respon aferen
berada dalam sumsum tulang belakang. (Keeton, William. 1980)

-Gerak Refleks Berdasarkan Jumlah sinaps dalam lengkung refleksnya.


Terdapat dua tipe refleks menurut jumlah sinapsnya, yaitu:
a). Refleks Monoseptik

Adalah refleks yang melibatkan satu sinaps. Refleks monosinaps yaitu lengkung
saraf yang sederhana hanya melibatkan dua rangkaian neuron antara reseptor dan
efektor atau hanya mempunyai sebuah spinalis antara neuron motoric.Contoh
salah satu gerak refleks monosinaptik adalah ketika kaki kita meregang.

b). Refleks Polisinaptik

Refleks yang melibatkan banyak sinaps. Dimana lengkung saraf pada refleks
polisinaps melibatkan lebih dari satu neuron sensorik dan neuron motori.Contoh:
refleks menarik tangan ketika terkena api.

6. Fisiologi lengkung refleks :

15
Alur sistem refleks dimulai dari rangsangan yang diterima suatu reseptor
sampai terjadinya respon yang dilakukan oleh efektor. Suatu alur sistem tersebut
dinamakan dengan lengkung refleks atau reflex arc. Lengkung refleks terdiri dari
alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps yang terdapat disusunan saraf
pusat atau diganglion sinaptis, serat saraf eferen dan efektor.

Adapun kegiatan dalam lengkung refleks ini dimulai pada reseptor sensorik,
sebagai potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang.
Potensial reseptor ini akan membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau
tuntas pada saraf aferen. Frekuensi potensial aksi yang terbentuk akan sebanding
dengan besarnya potensial generator. Pada sistem saraf pusat (SSP), terjadi lagi
respon yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang yang berupa potensial
eksitasi pascasinaps ( Excitatory Postsinaptic Potential=EPSP) dan potensial
inhibisi postsinaps (Inhibitory Postsynaptic Potential= IPSP) dihubung –
hubungan saraf (sinaps). Respon yang timbul diserat eferen juga respon yang
bersifat gagal atau tuntas. Bila potensial aksi ini sampai ke efektor, maka akan
terjadi lagi respon yang besarnya sebanding dengan kaut rangsang. Bila
efektornya berupa otot polos, maka akan terjadi sumasi respon sehingga sehingga
dapat mencetuskan potensial aksi di otot polos. Akan tetapi diefektor yang berupa
otot rangka, respon bertahap selalu cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi

16
yang mampu menghsilkan kontraksi otot. Hubungan neuron aferen eferen
biasanya terdapat di sistem saraf pusat, dan kegiatan didalam lengkung refleks ini
dapat dimodifikasi oleh berbagai masukan dari neuron lain yang juga bersinap
pada neuron eferen tersebut. (Sherwood, 2001)

7. Mekanisme antar neuron eksitatorik dan inhibitor

Ini bergantung pada perubahan permeabilitas yang ditimbulkannya:

1). Sinaps eksitatorik

Sinaps eksitatorik menggunakan glutamate karena merupakan neurotransmiter


utama pada otak dimana hampir tiap area otak berisi glutamate. Karena berfungsi
sebagai pengaturan kemampuan memori dan memelihara fungsi automatic. Pada
sinaps eksitatorik ini neurotransmiter menyebabkan pembukaan kanal natrium
pada membrane neuron pascasinpatik yang memungkinkan ion natrium bermuatan
positif dalam jumlah besar untuk mengalir masuk ke dalam sel pascasinaptik. Hal
ini meningkatkan potensial membrane ke arah positif (depolarisasi). Perubahan
potensial yang terjadi di sinaps eksitatorik disebut potensial pascasinaptik.

17
2). Sinaps inhibitorik

Sinaps inhibitorik menggunakan GABA sebagai neurotransmiter inhibitorik


utama karena fungsinya adalah menurunkan arousal dan mengurangi agresi,
kecemasan dan aktif dalam fungsi eksitasi. Pada sinaps inhibitorik,
neurotransmiter menyebabkan pembukaan kanal ion klorida pada membrane
neuron pascasinaptik. Hal ini menyebabkan bagian dalam membrane
pascasinaptik menjadi lebih negative ( hiperpolarisasi). Hiperpolarisasi ini
menyebabkan potensial membrane semakin menjauhi ambang sehingga
kemungkinan neuron pascasinaptik mengalami potensial aksi yang semakin kecil
(inhibitorik). Perubahan potensial yang terjadi di sinaps inhibitorik disebut
potensial pascasinaps inhibitorik.

8. Neurofisiologi dari saraf otonom, saraf sensorik, dan motoric

Sistem saraf tersusun menjadi sistem saraf pusat ( SSP ) yang terdiri dari
otak dan medulla spinalis, dan sistem saraf tepi ( SST ) yang terdiri dari serabut-
serabut saraf yang membawa informasi antara SSP dan bagian tubuh lainnya. SST
dibagi lagi menjadi 2 divisi, yaitu divisi aferen dan eferen. Divisi aferen

18
membawa informasi ke SSP, memberi tahu tentang lingkungan eksternal dan
aktivitas internal yang sedang diatur oleh susunan saraf. Sedangkan eferen
membawa informasi yang diberikan oleh SSP menuju organ efektor—otot atau
kelenjar yang melaksanakan perintah. Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem
saraf somatik, yang terdiri dari serabut-serabut neuron motorik yang
mempersyarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar. System saraf somatic ini
dibagi menjadi sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, yang kedua
saraf ini bertugas untuk mempersarafi organ yang disarafi oleh sistem saraf
otonom.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya


rangsangan, kemudian rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau sumsum
tulang belakang melalui neuron sensorik dengan kecepatan yang sangat
tinggi kemudian menuju ke efektor (luar tubuh) melalui neuron motorik sebagai
tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh. Serta diketahui bahwa pada 6 titik
pengujian, umumnya probandus memiliki gerak refleks pada daerah tersebut.

19
DAFTAR PUSTAKA

Feriyawati, Lita. 206. Anatomi Sistem dan Peranannya dalam Regulasi Kontraksi
Otot Rangka. Medan: Fakultas Kedokteran USU.

Guyton Dan Hall. 2014. Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Elsevier. Jakarta.

KBBI Online

Sobbota. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23. EEG Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.

Sherwood, LZ. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. EEG Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta.

Tortora. 2017. Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta; EGC

20
21

Anda mungkin juga menyukai