Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan berkat-Nya
kami dapat menyelesaikan Modul Mikrobiologi ini. Adapun tujuan dari pembuatan
modul ini adalah sebagai panduan bagi para pembaca dalam melakukan kegiatan
praktikum mikrobiologi, khususnya mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan
Sanitasi Lingkungan. Semoga modul ini dapat membantu para pembaca yang berminat
untuk mengembangkan diri, memperkaya wawasan dan menambah khasanah ilmu
pengetahuan.
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang mempelajari tentang
mikroba. Pada modul praktikum ini mahasiswa dapat mempelajari alat dan bahan
yang akan dipakai, cara menggunakan alat dan bahan untuk melihat segala jenis
mikroba, bentuk mikroba, sifat mikroba, dan melakukan kegiatan simulasi dalam
melakukan sterilisasi alat dan bahan, melakukan perkembangbiakan mikroba dan
melakukan identifikasi jenis mikroba.
Semoga, modul ini dapat dipakai sebagai acuan/pegangan oleh mahasiswa
Program Studi Sarjana Terapan Sanitasi Lingkungan Poltekkes Kemenkes Gorontalo.
Penyusun
ii
D. Bahan ................................................................................................................... 17
E. Prosedur Praktikum .............................................................................................. 17
F.Hasil Praktikum ....................................................................................................... 18
iv
A. KELENGKAPAN MAHASISWA
Setiap praktikum mikrobiologi lingkungan, praktikan harus menggunakan ketentuan
pakaian sebagai berikut secara lengkap.
1. Seragam mahasiswa sanitasi lingkungan
2. Pin logo Poltekkes Kemenkes Gorontalo
3. Nametag mahasiswa
4. Jas laboratorium
5. Kaos kaki
6. Sepatu yang menutup seluruh bagian kaki
7. Masker
8. Sarung tangan
Adapun perlengkapan lain yang harus dibawa praktikan setiap melaksanakan
praktikum mikrobiologi lingkungan yaitu:
1. Modul praktikum
2. Alat tulis dan kalkulator
3. Kelengkapan yang telah disampaikan PLP sebelum pertemuan
B. PERSIAPAN
Sebelum praktikum dimulai, praktikan harus mempersiapkan diri dengan melakukan
hal-hal berikut:
1. Membaca dan memahami modul praktikum
2. Datang tepat waktu
3. Mengisi daftar pengguna laboratorium
4. Meletakkan tas pada titik yang telah ditentukan oleh PLP
C. KETERLAMBATAN
1. Praktikan yang terlambat kurang dari 15 menit dari jadwal praktik masih dapat mengikuti
praktikum dengan memperoleh sanksi kedisiplinan dari PLP setelah praktikum selesai.
2. Praktikan yang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum
dan mendapat nilai 0 pada mata praktikum tersebut.
3. Praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan praktikum akan mendapat
pengurangan nilai 10% hingga 100% untuk laporan praktikum yang disusun.
D. ALUR PRAKTIKUM
1. Praktikan telah siap menggunakan seluruh kelengkapan measuki laboratorium
2. Praktikan meletakkan tas di tempat yang telah ditentukan oleh PJ Laboratorium
3. Berdoa sebelum praktikum
4. Praktikan mengisi presensi dan peminjaman alat
5. Praktikan melaksanakan pre-test v
6. Pelaksanaan praktikum
7. Praktikan melakukan dokumentasi kegiatan praktikum dengan bimbingan PLP
8. Praktikan melakukan pemeliharaan alat dan mengisi form pemeliharaan
E. PERGANTIAN JADWAL
Pelaksanaan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pengelola
laboratorium. Pergantian jadwal hanya berlaku pada alasan khusus dimana praktikan
mengalami sakit atau memiliki urusan mendesak. Adapun prosedur pergantian jadwal
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Menghubungi PLP terkait materi praktikum maksimal 3 jam sebelum praktikum dimulai
2. Mencari praktikan lainnya yang bersedia bertukar jadwal
3. Jika tidak ada praktikan yang dapat bertukar jadwal, maka praktikan yang mengajukan
pergantian jadwal wajib melakukan praktikum pengganti pada waktu yang telah
disepakati dengan PLP.
vi
vii
A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan dapat mengetahui peralatan yang digunakan di laboratorium mikrobiologi
2. Praktikan dapat memahami fungsi dari peralatan yang terdapat di laboratorium
mikrobiologi
3. Praktikan dapat mengoperasikan peralatan yang ada di laboratorium mikrobiologi
B. Landasan Teori
Laboratorium mikrobiologi berkaitan dengan pendeteksian, pembiakan, dan
identifikasi mikroorganisme seperti: jamur, bakteri, dan virus. Laboratorium ini
membutuhkan gedung yang terbangun dengan baik dan dilengkapi oleh komponen
penyusun berupa: peralatan praktik dan keamanan yang memadai, sumber daya
manusia yang terlatih, sanitasi area kerja, dan pemeliharaan alat yang rutin. Peralatan
yang terdapat di laboratorium mikrobiologi dapat dikategorikan menjadi: alat untuk
sterilisasi, alat untuk pembiakan dan identifikasi, dan barang pecah belah.
1. Alat untuk Sterilisasi
Sterilisasi merupakan sebuah proses dari penghancuran atau penghilangan
semua bentuk kehidupan mikroorganisme termasuk sel vegetative, spora, dan virus
dari sebuah permukaan, media, atau benda. (Naveena Varghese) Alat yang biasa
digunakan untuk melakukan sterilisasi adalah sebagai berikut.
a. Autoklaf = Berfungsi untuk melakukan disinfeksi dan sterilisasi menggunakan
metode fisik dengan mengombinasikan uap panas, tekanan, dan
waktu.
b. Oven = Berfungsi untuk melakukan disinfeksi dan sterilisasi melalui sistem
konduksi dengan menggunakan suhu yang tinggi pada beberapa
jam. Suhu yang tinggi memanaskan permukaan alat dan panas
diserap dan dipindah ke bagian tengah alat.
C. Cara Kerja
1. Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) menyiapkan seluruh peralatan mulai dari alat
sterilisasi, alat identifikasi, dan perlengkapan kaca.
2. Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) menjelaskan fungsi, prinsip kerja, dan cara
penggunaan alat kepada praktikan.
3. Praktikan memperhatikan, mencatat, dan mengambil gambar alat untuk kelengkapan
pada laporan praktikum.
D. Hasil Praktikum
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai metode disinfeksi dan sterilisasi peralatan di-
laboratorium mikrobiologi.
2. Mahasiswa dapat melakukan disinfeksi dan sterlisasi yang biasa dilakukan pada
peralatan di laboratorium mikrobiologi.
B. Landasan Teori
Disinfeksi dan sterilisasi merupakan bagian dari kegiatan dekontaminasi. Proses ini
sangat esensial untuk memastikan bahwa peralatan di laboratorium terbebas dari
kontaminasi mikroorganisme pathogen. Dekontaminasi merupakan seluruh proses
penghilangan mikroorganisme atau bisa juga diartikan dengan penghilangan dan
netralisasi dari bahan kimia dan bahan radioaktif. Disinfeksi adalah sebuah proses yang
mengeliminasi sebagian besar atau keseluruhan mikroorganisme (kecuali spora bakteri)
yang ada pada benda mati. Sterilisasi adalah sebuah proses yang dapat mematikan dan/
atau menghilangkan seluruh tingkatan mikroorganisme dan spora.
Disinfeksi dan sterilisasi di laboratorium mikrobiologi menunjukkan proses yang
dilaksanakan pada persiapan pembiakan media, reagen, dan alat-alat yang harus
memiliki kondisi steril. Ada banyak cara yang dilakukan untuk proses sterilisasi yaitu:
metode fisika, kimia, dan gabungan antara keduanya.
D. Bahan
1. Kertas payung
2. Karet / Benang
3. Alkohol 70%
4. Akuades
5. Spirtus
E. Metode
1. Panas Basah
a. Bungkus peralatan menggunakan kertas payung dan ikat.
b. Cek air pada penyimpanan alat, pastikan bahwa volume berada di batas yang
disarankan.
c. Pasang steker autoclave pada stopkontak
d. Tekan tombol power on untuk menyalakan alat dan tunggu hingga layar monitor
menunjukkan tulisan “OPEN” sebagai tanda bahwa autoklaf sudah siap
digunakan.
e. Buka pintu autoklaf dengan menggeser gagang ke arah tulisan “OPEN”
f. Masukkan alat yang akan disterilisasi
g. Tutup pintu autoklaf
h. Atur suhu hingga 121°C dan waktu 15 menit
i. Klik tombol “START”
j. Tunggu hingga autoklaf memberi petunjuk bahwa pintu sudah siap untuk dibuka.
2. Panas Kering
a. Bungkus peralatan menggunakan kertas payung dan ikat.
b. Tancapkan steker pada sumber listrik.
c. Nyalakan oven dengan menekan tombol PUSH / TURN yang merupakan tombol
ON / OFF dari oven dan berada pada bagian ujung kiri atas oven hingga muncul
display pada oven. 6
d. Atur suhu dengan cara menekan tombol SET secara berbarengan dengan
memutar knob PUSH / TURN. (Arah kanan untuk menaikkan suhu dan arah kiri
untuk menurunkan suhu)
F. Hasil Praktikum
Penggunaan
No. Metode Sterilisasi Keunggulan Kelemahan
yang Tepat
1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan dapat mengetahui berbagai media yang digunakan dalam pembiakan
mikroorganisme dalam praktikum mikrobiologi.
2. Praktikan dapat memahami berbagai metode dalam preparasi media untuk
pembiakan mikroorganisme dalam praktikum mikrobiologi.
3. Praktikan dapat membuat media untuk pembiakan mikroorganisme dalam praktikum
mikrobiologi.
B. Landasan Teori
Bakteri dan jamur merupakan organisme yang sesuai untuk penelitian terkait
genetika, fisiologi, sitologi, dan biokimia karena pertumbuhannya yang sangat cepat1.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembiakan mikroorganisme ini adalah
pengondisian lingkungan dan nutrisi yang sesuai dengan kondisi pada habitat mereka.
Sebagian besar media pembiakan memiliki kandungan air, sumber karbon & energi,
sumber nitrogen, dan faktor penumbuh. Selain itu, pH optimum, ketegangan oksigen,
dan osmolaritas juga perlu dijaga2.
Koloni merupakan sekelompok mikroorganisme yang berkumpul dan dapat terlihat
oleh mata manusia dan tersusun dari sebuah sel induk yang sama. Koloni ini dapat
dilihat mata manusia setelah milyaran satuan mikroorganisme terproduksi. Karena
seluruh penyusun koloni bakteri berasal dari sel induk yang sama, maka karakteristik
dari koloni tersebut seluruhnya sama. Mikroorganisme dengan jenis yang berbeda
memiliki karakter spesifik tertentu. Oleh sebab itu, pengidentifikasian karakter koloni
bakteri menjadi kunci utama dari proses identifikasi mikroorganisme3.
Mikroorganisme dapat tumbuh pada media cair (liquid medium), media padat (solid
medium), atau media semipadat (semisolid medium), media bifasik (biphasic media), dan
agen padatan lainnya2.
1. Media Cair (Liquid Medium)
Media cair merupakan media yang berbentuk seperti kuah dan digunakan untuk
pertumbuhan mikroorganisme dalam jumlah yang besar3. Mikroba yang hidup dalam
media ini terdeteksi dengan adanya kekeruhan, dan udara pada media. Kekurangan
penggunaan media ini adalah sifat mikroba yang tidak terlihat dan eksistensi jenis 8
mikroba lain yang tumbuh tidak dapat terdeteksi2.
C. Alat
1. Neraca Analitik
2. Gelas Ukur
3. Erlenmeyer
4. Tabung Reaksi
5. Pipet
6. Batang Pengaduk
7. Krustang
8. Hotplate / Kompor Listrik
D. Bahan
1. Plate Count Agar (PCA) 10
2. Akuades
3. Alkohol 70%
F. Hasil Praktikum
Volume :
PCA yang ditimbang :
Sterilisasi :
11
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa memahami konsep pengambilan sampel untuk pemeriksaan parameter
mikrobiologi.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan parameter
mikrobiologi pada makanan, minuman, dan swab permukaan.
B. Landasan Teori
Pemantauan lingkungan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk
memastikan bahwa perangkat medis atau hal yang kita konsumsi dan gunakan terbebas
dari cemaran agen penyakit dalam seluruh tahapan produksinya. Sampling dan
pemeriksaan parameter mikrobiologi merupakan kunci dari kegiatan pemantauan
lingkungan untuk mengurangi risiko cemaran mikroorganisme. Sampling mikrobiologi
untuk tujuan tertentu dan tidak dilakukan secara rutin harus memperhatikan hal berikut.
1. Protokol tertulis untuk pengumpulan sampel dan pembiakan mikroorganisme.
2. Analisis dan interpretasi hasil menggunakan dasar yang ilmiah.
3. Tindak lanjut harus berdasarkan hasil yang diperoleh.
Sampling mikrobiologi yang baik harus memastikan bahwa hasil analisis nantinya
dapat merepresentasikan kontaminasi. Selain itu, teknik yang dilakukan dalam kegiatan
ini harus sesuai dengan tujuan pengambilan sampelnya. Saat melakukan sampling
mikrobiologi, hal yang harus diperhatikan adalah mempertahankan kondisi sampel yang
siap untuk diperiksa di laboratorium agar tetap sama dengan saat pengambilan. Oleh
karenanya, sampling membutuhkan peralatan yang steril dan membutuhkan pendingin
saat membawa sampel ke laboratorium5. Sebelum melakukan sampling, seorang
petugas pengambilan sampel harus memahami informasi terkait hal-hal berikut.
1. Jenis sampling (Grab / Composite / dst.)
2. Parameter yang akan diperiksa.
3. Potensi gangguan termasuk kondisi lingkungan dan dampak cuaca.
4. Jumlah sampel lapangan yang akan dikumpulkan.
5. Jumlah bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan tiap sampel.
6. Lokasi dan frekuensi pengambilan sampel
7. Pengawetan sampel dan persyaratan waktu pena hanan 12
8. Pengemasan sampel
9. Kelengkapan dokumentasi
10. Prosedur dan teknik pengambilan sampel
C. Alat
1. Pisau
2. Gunting
3. Sendok
4. Swab Steril
5. Lampu Bunsen
6. Cool Box
7. Ice Tube
8. Botol Sampel Steril
9. Termometer
10. pH meter
11. Korek Api
12. Templat untuk Swab (10 x 10 cm2)
13. Tabung Reaksi dan Rak Tabung Reaksi6
D. Bahan
1. Kertas Label
2. Plastik Sampel
3. Larutan Buffer Phosphat
4. Alkohol 70%
5. Kapas
6. Lidi Kapas Steril
7. Bolpoin
13
F. Hasil Praktikum
15
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip dan prosedur pemeriksaan Angka Lempeng
Total (ALT).
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Angka Lempeng Total (ALT).
B. Landasan Teori
Penghitungan mikroorganisme dengan Angka Lempeng Total (ALT) atau biasa
juga dikenal dengan analisis Total Plate Count (TPC) adalah salah satu metode yang
paling umum digunakan untuk menunjukkan kualitas mikrobiologis dalam makanan
dengan kondisi suhu umum: 30 - 35°C dan masa inkubasi selama 48 - 72 jam. Angka
Lempeng Total (ALT) juga disebut Aerobic Plate Count, Standard Plate Count (SPC),
Total Viable Count (TVC). Satuan dari perhitungan ini dinyatakan dalam CFU/ml atau
CFU/gram8.
ALT dapat dipergunakan sebagai indikator proses higine sanitasi produk,analisis
mikroba lingkungan pada produk jadi, indikator proses pengawasan, dan digunakan
sebagai dasar kecurigaan dapat atau tidak diterimanya suatu produk berdasarkan
kualitas mikrobiologinya9. Mikroorganisme yang dinyatakan dengan ALT secara umum
merupakan bakteri, kapang, dan khamir yang tumbuh pada media mikrobiologi non
spesifik8.
Metode TPC merupakan metode yang paling sensitif dalam menentukan
jumlah mikroorganisme karena memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut 10:
1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung.
2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus.
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang
terbentuk berasal dari satu sel mikroba dengan penampakan mikroba yang
spesifik.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, metode TPC juga mempunyai
beberapa kekurangan seperti:
1. Hasil perhitungan percobaan tidak menunjukkan jumlah sel mikroba yang
sebenarnya karena beberapa sel yang terdekat kemungkinan membentuk 16
satu
sel koloni.
C. Alat
1. Cawan Petri
2. Erlenmeyer
3. Gelas Ukur
4. Tabung Reaksi
5. Rak Tabung Reaksi
6. Pipet Ukur
7. Colony Counter
8. Gunting
9. Pinset
10. Vortex
11. Lampu Bunsen
12. Timbangan Analitik
13. Inkubator
14. Korek Api
15. Mortar dan Pestle
D. Bahan
1. Plate Count Agar (PCA)
2. Akuades
3. Alkohol 70%
E. Prosedur Praktikum
1. Lumatkan sampel padat menggunakan mortar dan pestle steril
2. Timbang sampel padat maupun semi padat sebanyak 10 gram atau untuk sampel
cair ukur sebanyak 10 ml secara aseptik, kemudian masukkan ke Erlenmeyer. 17
3. Tambahkan 90 ml akuades ke dalam Erlenmeyer yang berisis sampel untuk
mendapatkan pengenceran 10-1.
Keterangan:
N = Jumlah koloni / ml atau mg sampel (CFU/ml atau CFU/mg)
C = Koloni di cawan petri yang terhitung
n1 = Jumlah cawan petri pada pengenceran 1
n2 = Jumlah cawan petri pada pengenceran 2
d = Pengenceran yang dimasukkan sebagai n1 → 10-2
F. Hasil Praktikum
18
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip dan prosedur pemeriksaan Salmonella sp.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Salmonella sp.
B. Landasan Teori
Salmonellosis dianggap sebagai infeksi melalui media makanan yang menyerang
saluran cerna manusia. Agen penyebab penyakit ini adalah bakteri Salmonella sp.
Bakteri ini merupakan bakteri gram negative yang bergerak menggunakan flagella.
Bakteri Salmonella ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh
kotoran atau tinja dari seseorang penderita12.
Bakteri ini akan masuk melalui mulut bersama makanan dan minuman kemudian
hanyut ke saluran pencernaan. Apabila bakteri masuk ke dalam tubuh manusia, tubuh
akan berusaha untuk mengeliminasinya. Tetapi bila bakteri dapat bertahan dan jumlah
yang masuk cukup banyak, maka bakteri akan berhasil mencapai usus halus. Kemudian
bakteri berusaha masuk ke dalam tubuh yang akhirnya dapat merangsang sel darah
putih untuk menghasilkan interleukin yang merangsang terjadinya gejala demam,
perasaan lemah, sakit kepala, nafsu makan berkurang13. Salmonella dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom = Bacteria
Filum = Proteobacteria
Kelas = Gamma Proteobakteria
Ordo = Enterobakteriales
Famili = Enterobacteriaceae
Genus = Salmonella
Bakteri Salmonella diketahui dapat bertahan dalam waktu yang lama pada produk
makanan dengan kadar air rendah, dengan demikian bakteri ini termasuk bersifat
anaerobic fakultatif. Bakteri ini berbentuk batang lurus dengan ukuran 0,7-1,5 x 2,0-5,0
µm. Bakteri ini memiliki sekitar 2500 sterotip yang dikenali dan jumlahnya selalu
bertambah tiap tahun dan beberapa tidak dapat terdeteksi oleh pemeriksaan biokimia12.
Salmonella dapat berada pada berbagai jenis makanan dan 68% diantaranya
merupakan makanan yang berasal dari peternakan. Adapun makanan selain dari 19
peternakan yang dapat mengandung bakteri Salmonella yaitu: bawang merah, ikan,
buah campuran, dll. Sebenarnya, tanaman tidak mengandung bakteri Salmonella secara
natural, akan tetapi dalam beberapa masa terakhir, berbagai organ dari bakteri ini
D. Bahan
1. Lactose Broth (LB)
2. Selenite Broth (SB)
3. Salmonella Shigella Agar (SSA)
4. Triple Sugar Iron Agar
5. Urease Agar (UA)
6. Akuades
7. Alkohol 70%
8. Alumunium Foil
9. Kapas
E. Prosedur Praktikum
Pra-Enrichment
1. Sterilkan tangan dan meja praktik dengan menggunakan alkohol
2. Nyalakan lampu Bunsen 20
F. Hasil Praktikum
Tabel Pengamatan
Tahap Pemeriksaan Bentuk Media Salmonella (+ / -)
Pra-Enrichment
Enrichment
Seleksi
Identifikasi
22
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip dan prosedur pemeriksaan MPN Bakteri
Coliform
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan MPN Bakteri Coliform
B. Landasan Teori
Bakteri patogen yang menyebabkan penyakit serius sulit dideteksi dalam air bersih
karena memiliki prosedur pengujian yang panjang dan kompleks. Oleh karenanya,
pemeriksaan kualitas mikroorganisme air biasanya menggunakan organisme indikator.
Organisme indikator mungkin tidak patogen tetapi hadir ketika patogen ada dan tidak
ada ketika patogen tidak ada14. Bakteri Coliform merupakan bakteri indikator keberadaan
bakteri patogenik dan masuk dalam golongan mikroorganisme yang lazim digunakan
sebagai indikator, dimana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu
sumber air telah terkontaminasi oleh bakteri patogen atau tidak15.
Bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal yang hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri Coliform memiliki bentuk seperti batang, tidak memiliki
spora, gram negatif, dan termasuk kedalam mikroorganisme aerobik dan anaerobik
fakultatif16. Bakteri ini mampu memfermentasikan Lactose Broth (LB) dengan
menghasilkan asam dan gas dalam waktu 24 jam pada suhu 37°C dan menunjukkan
hasil positif dengan menghasilkan gas pada media BGLB dalam waktu 24 jam15.
Metode yang sering digunakan untuk mengetahui keberadaan Bakteri Coliform
adalah MPN (Most Probable Number). Metode ini dilakukan untuk menyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif adanya Coliform16. Pemeriksaan dengan MPN menggunakan
seri 3-3-3, 5-1-1, dan 5-5-5. Secara lengkap, metode ini terdiri atas 4 tahapan yaitu:
1. Uji Perkiraan (Presumtive test)
2. Uji Penegasan (Convirmative test)
3. Uji Pelengkap (Completed test)
4. Uji Identifikasi (Identification test). (7-2)
Uji perkiraan dan penegasan dapat menginterpretasikan keberadaan Bakteri
Coliform secara kualitatif. Adapun uji pelengkap dan identifikasi berguna untuk
mengetahui apakah jenis bakteri Coliform merupakan faecal coliform atau sebaliknya 23
dan untuk mengetahui visualisasi bakteri sebagai gram negatif. Uji perkiraan dilakukan
dengan menginokulasikan sampel ke dalam Lactose Broth. Jika dalam tabung durham
timbul gas setelah diinkubasikan dengan suhu 35 – 37°C, maka dilanjutkan ke tahap uji
D. Bahan
1. Lactose Broth (LB)
2. Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB)
3. Akuades
4. Alkohol 70%
5. Kapas
E. Prosedur Praktikum
Uji Perkiraan
F. Hasil Praktikum
25
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip dan prosedur pemeriksaan MPN Bakteri
Eschericia Coli.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan MPN Bakteri Eschericia Coli.
B. Landasan Teori
Kualitas air dapat diketahui dengan mengidentifikasi berbagai bakteri berbeda
yang terkandung di dalamnya. Meski demikian, hal ini dapat menghabiskan biaya yang
cukup tinggi. Terlebih lagi, keberadaan bakteri pathogen biasanya berjumlah sedikit
sehingga dapat saja menghilang selama proses identifikasi. Metode yang mudah untuk
mengecek kualitasi air adalah dengan mengidentifikasi adanya Bakteri Coliform sebagai
indikator18. Berdasarkan rekomendasi dari WHO, pemantauan kualitas mikrobiologi air
dilakukan dengan mengukur keberadaan Bakteri Eschericia Coli yang menunjukkan
adanya cemaran feses pada air yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia19.
Bakteri Eschericia Coli yang dikenal sebagai E.Coli merupakan bakteri Gram-
negatif berbentuk batang. Bakteri ini masuk ke dalam genus Eschericia yang biasa
ditemukan pada usus bagian bawah organisme berdarah panas (endotermis). Bentuk sel
dari bakteri ini mirip dengan bentuk batang yang memiliki panjang sekitar 2,0 µm,
diameter 0,25 – 1,0 µm dan volume sel 0,6-0,7 µm3,20. Bakteri ini bersifat anaerob
fakultatif, dia tidak dapat dihilangkan dengan proses pendinginan atau pembekuan.
Meski demikian, bakteri ini dapat hilang karena adanya pemberian antibiotik, Sinar
Ultraviolet (UV), atau pemanasan dengan suhu >100°C21.
Manusia dapat terinfeksi bakteri E.Coli bukan hanya akibat dari konsumsi air yang
memiliki kualitas buruk, melainkan dapat juga disebabkan oleh kontak langsung dengan
organisme yang terkena infeksi, atau mengonsumsi media lainnya yang mengandung
E.Coli. Media makanan yang dapat mengandung E.Coli diantaranya: daging, buah, sayur
yang terkontaminasi, dan susu yang belum dipasteurisasi. Selain itu, pupuk kendang
yang digunakan untuk membantu kesuburan tanah juga dapat berperan dalam
penyebaran bakteri ini. Saar pupuk digunakan, maka bakteri dapat mencemari tumbuhan
yang ada di tanah tersebut22.
Ada berbagai metode yang digunakan dalam mengidentifikasi Escherichia Coli, 26
diantaranya adalah Metode MPN dan Membran Filter. Prinsip Metode MPN adalah
mengencerkan sampel hingga tingkat tertentu yang sesuai dan menunjukkan
pertumbuhan pada tabung reaksi dengan ditandai adanya gas pada tabung Durham.
D. Bahan
1. Lactose Broth (LB)
2. Escherichia Coli Broth (ECB)
3. Akuades
4. Alkohol 70%
5. Kapas
E. Prosedur Praktikum
Uji Perkiraan
1. Sterilkan tangan dan meja praktik dengan menggunakan alkohol
2. Nyalakan lampu Bunsen
3. Timbang 5 gram sampel dan haluskan sampel menggunakan mortar dan masukkan
ke dalam Erlenmeyer. Untuk media semipadat, ambil sebanyak 5 ml dan masukkan
ke dalam Erlenmeyer.
4. Tambahkan 45 ml Buffered Peptone Water (BPW) ke dalam Erlenmeyer secara
aseptis, dan homogenkan dengan cara mengaduknya menggunakan batang
pengaduk.
5. Pindahkan 1 ml suspensi pengenceran tersebut menggunakan pipet steril ke dalam 3
seri tabung berisi Media Lactose Broth yang telah dipasang Tabung Durham.
6. Beri label, Inkubasikan pada temperatur 35◦C selama 24-48 jam.
7. Setelah selesai masa inkubasi, perhatikan Tabung Durham. Jika terdapat gas, maka 27
lanjutkan ke Uji Penegasan.
F. Hasil Praktikum
28
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip dan prosedur pemeriksaan Bakteri
Staphylococcus Aureus.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Bakteri Staphylococcus Aureus.
B. Landasan Teori
Staphylococcus Aureus merupakan salah satu agen bakti yang paling banyak
mengakibatkan penyakit bawaan makanan pada manusia24. Klasifikasi taksonomi dari
bakteri ini adalah sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Divisi : Firmicutes
Kelas : Cocci
Ordo : Bacillales
Familia : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus Aureus25
Staphylococcus Aureus termasuk bakteri Gram-positif yang tidak menimbulkan
spora dan tidak motil26. Bakteri ini memiliki sifat anaerobik fakultatif sehingga
perkembangbiakannya menggunakan respirasi aerob dan fermentasi27. Pada umumnya,
bakteri ini tumbuh berpasangan atau berkelompok dengan diameter sekitar 0,8 – 1,0
µm26. Dinding sel dari bakteri dilapiasi oleh mantel pelindung yang berbentuk tidak
beraturan dengan ketebalan sekitar 40 nm. Pertumbuhan bakteri ini tergantung pada
kemampuan sel untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan27.
Bakteri Staphylococcus Aureus dapat menyebabkan penyakit karena
kemampuannya untuk berkembang biak menyebar luas dalam jaringan tubuh dan
produksi enterotoksin. Manusia biasanya dapat menjadi pembawa S.Aureus dengan
enterotoksin tanpa merasakan gejala apapun. Bakteri ini biasanya bersarang pada
hidung, tenggorokan, dan kulit. Oleh sebab itu, penjamah makanan merupakan salah
satu titik kritis yang harus diawasi dalam mencegah penyakit bawaan makanan24.
Enterotoksin yang dihasilkan oleh bakteri ini bersifat tahan panas dan jika toksin
terkonsumsi oleh manusia akan mengakibatkan gejala berupa: mual, muntah, dan 29
diare27.
D. Bahan
1. Mannitol Salt Agar (MSA)
2. Akuades
3. Alkohol 70%
4. Kapas
E. Prosedur Praktikum
1. Lumatkan sampel padat menggunakan mortar dan pestle steril
2. Timbang sampel padat maupun semi padat sebanyak 10 gram atau untuk sampel
cair ukur sebanyak 10 ml secara aseptik, kemudian masukkan ke Erlenmeyer.
3. Tambahkan 90 ml akuades ke dalam Erlenmeyer yang berisis sampel untuk
mendapatkan pengenceran 10-1.
4. Sterilkan jarum ose, ambil suspense sampel dengan cara menggoreskan jarum ose
ke sampel yang tidak diencerkan.
5. Inokulasikan suspensi sampel yang ada di jarum ose ke media Mannitol Salt Agar
(MSA) yang ada di cawan petri 1.
6. Lakukan hal yang sama pada sampel yang sudah dicairkan 10-1 dan inokulasikan
pada media Mannitol Salt Agar (MSA) yang ada di cawan petri 2.
5. Beri label, Inkubasikan pada temperature 37°C selama 24-48 jam. 30
6. Keluarkan cawan hasil inkubasi, lakukan perhitungan koloni menggunakan Colony
Counter.
31
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip dan prosedur pemeriksaan Jamur Kapang dan
Khamir.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Kapang dan Khamir.
B. Landasan Teori
Kapang dan Khamir (fungi / jamur) merupakan bawaan makanan mikroskopis yang
memiliki ratusan spesies. Organisme ini mampu menyerang banyak makanan karena
dapat hidup dalam berbagai kondisi lingkungan yang bebeda. Sebagian besar Kapang
dan Khamir bersifat aerob obligat (membutuhkan oksigen bebas untuk pertumbuhan).
Rentang pH yang dibutuhkan untuk kehidupannya berkisas antara 2 sampai di atas pH 9
dan rentang suhu hidup antara 10-35°C28.
D. Bahan
1. Potato Dextrose Agar (PDA)
2. Kloramfenikol
3. Buffered Peptone Water (BPW)
4. Alkohol 70%
E. Prosedur Praktikum
1. Lumatkan sampel padat menggunakan mortar dan pestle steril
2. Timbang sampel padat maupun semi padat sebanyak 10 gram atau untuk sampel
cair ukur sebanyak 10 ml secara aseptik, kemudian masukkan ke Erlenmeyer.
3. Tambahkan 90 ml Buffered Peptone Water (BPW) ke dalam Erlenmeyer yang berisis
sampel untuk mendapatkan pengenceran 10-1.
4. Ambil 1 ml suspensi menggunakan pipet steril, masukkan ke tabung reaksi dan
tambahkan akuades 9 ml untuk mendapatkan pengenceran 10-2. Lakukan hal yang
sama untuk membuat pengenceran 10-3.
5. Masukkan sebanyak 1 ml suspensi dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri.
5. Tambahkan 15-20 ml Potato Dextrose Agar (PDA) yang sudah hangat-hangat kuku
sekitar 45°C pada masing-masing cawan yang sudah terisi suspensi.
6. Homogenkan suspensi dan media dengan menggerakkan cawan petri mengikuti pola
angka “0” atau angka “8”. Tunggu hingga media mengeras. Tutup cawan petri
menggunakan kertas payung dan beri label. 33
7. Beri label, Inkubasikan pada temperature 25◦C selama 5 hari.
8. Keluarkan cawan hasil inkubasi, lakukan perhitungan koloni menggunakan Colony
Counter.
Keterangan:
N = Jumlah koloni / ml atau mg sampel (CFU/ml atau CFU/mg)
C = Koloni di cawan petri yang terhitung
n1 = Jumlah cawan petri pada pengenceran 1
n2 = Jumlah cawan petri pada pengenceran 2
d = Pengenceran yang dimasukkan sebagai n1 → 10-2
F. Hasil Praktikum
34
37
Tabel 11.1 Konten Latar Belakang dan Landasan Teori pada Tugas Pendahuluan
40
A. KRITERIA PENILAIAN
Bobot penilaian praktikum matakuliah Mikrobiologi adalah 35% dari nilai total bobot
penilaian pada matakuliah Mikrobiologi. Mahasiswa harus aktif (hadir) dalam
pelaksanaan praktikum di laboratorium mikrobiologi (100%) sebagai bukti adalah daftar
hadir praktikan. Adapun yang menjadi patokan penilaian dalam praktikum adalah:
1. Kedisiplinan mengumpulkan tugas pendahuluan (15%)
2. Kedisiplinan dan ketepatan melakukan responsi (post-test) (15%)
3. Ketepatan penyelesaian laporan praktikum (35%)
4. Ketuntasan Ujian Akhir Praktikum (35%)
B. SANKSI-SANKSI
Sanksi diberikan kepada mahasiswa berupa pembatalan tugas yang berakibat tidak
lulusnya peserta apabila peserta melakukan:
a. Melanggar kontrak praktikum.
b. Melanggar tata tertib laboratotium.
c. Tidak aktif (hadir) selama kegiatan praktikum.
d. Melakukan duplikasi laporan.
C. KONTRAK PRAKTIKUM
Praktikum pada pemeriksaan mikrobiologi bersifat wajib dilakukan bagi setiap
mahasiswa(i) peserta mata kuliah Mikrobiologi. Praktikum dilakukan secara
berkelompok, dengan penyusunan tugas pendahuluan (lihat Borang 1), responsi (pre
dan/atau post-test) dan laporan dilakukan secara perorangan (lihat borang 2). Setiap
mahasiswa(i) yang akan memasuki ruang laboratorium wajib membawa peralatan yang
dibutuhkan dan mengisi daftar hadir (lihat borang 4 Kartu Praktikum)
D. KARTU MONITORING
Kartu monitoring digunakan sebagai lembar monitoring dan evaluasi selama
pelaksanaan praktikum, penyusunan dan pengumpulan laporan agar sesuai dengan
tujuan praktik yang diharapkan. Kartu Monitoring terdiri dari Kartu Praktikum dan
Lembar Bimbingan dapat dilihat pada format yang telah tersedia (Lihat Borang 3).
41
E. PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM
Penilaian laporan praktikum terdiri dari serangkaian kegiatan dimulai dari
bimbingan/konsultasi selama penyusunan laporan hingga pengumpulan laporan.
42
43
DESKRIPSI TUGAS
Susunlah Draft Laporan Praktikum berdasarkan topik yang telah ditentukan.
METODE PENGERJAAN TUGAS
A. Mahasiswa menyusun tugas pendahuluan berupa draft laporan praktikum sebanyak
topik/materi praktikum, yaitu:
1. Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum
2. Disinfeksi dan Sterilisasi Peralatan
3. Pembuatan Media dalam Praktikum Mikrobiologi Lingkungan
4. Sampling Mikrobiologi
5. Pemeriksaan Angka Lempeng Total
6. Pemeriksaan Bakteri Salmonella sp.
7. Pemeriksaan MPN Bakteri Coliform
8. Pemeriksaan MPN Bakteri Eschericia coli
9. Pemeriksaan Bakteri Staphylococcus aureus
10. Pemeriksaan Jamur Kapang & Khamir
B. Tugas pendahuluan disusun menggunakan kertas A4, jenis huruf Arial, ukuran huruf
12, ukuran margin (atas 4 cm, bawah 3 cm, kiri 4 cm, kanan 3 cm), spasi 1.5, rata
kiri-kanan (justify).
C. Sistematika format penyusunan draft laporan praktikum/tugas pendahuluan terdiri
atas: (lihat Borang 1)
- Sampul
- Pembahasan yang terdiri dari:
1. Latar Belakang (lihat poin yang diperlukan pada tabel 11.1 pada modul
ptaktikum)
2. Tujuan Praktikum (diambil dari modul praktikum)
3. Landasan Teori (lihat poin yang diperlukan pada tabel 11.1 pada modul
ptaktikum)
4. Alat (diambil dari modul praktikum)
5. Bahan (diambil dari modul praktikum) 44
6. Prosedur Kerja (diambil dari modul praktikum)
- Daftar Pustaka
Gunakan referensi 10 tahun terakhir (tahun 2012 sampai dengan 2022)
BENTUK DAN FORMAT LUARAN
45
TUGAS PENDAHULUAN I
“PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM”
Menyesuaikan topik/materi
Logo Poltekkes
Kemenkes
Gorontalo
ukuran 5 × 5 cm
Margin Margin
kiri 4 cm kanan
3 cm
DISUSUN OLEH:
NAMA MAHASISWA
NIM
KELOMPOK 1/2/3 Pilih salah satu
KELAS A/B
B. Tujuan Praktikum
Isi sesuai dengan tujuan praktikum topik/materi 1.
C. Landasan Teori
Lengkapi sesuai konten latar belakang topik/materi 1.
D. Alat
Isi sesuai dengan alat yang digunakan pada praktikum topik/materi 1.
E. Bahan
Isi sesuai dengan bahan yang digunakan pada praktikum topik/materi 1.
F. Prosedur Kerja
Isi sesuai dengan prosedur kerja praktikum topik/materi 1.
G. Daftar Pustaka
- Isi sesuai dengan referensi/artikel yang digunakan dalam penyusunan
latar belakang dan landasan teori pada praktikum topik/materi 1 (10
tahun terakhir 2012-2022).
- Daftar Pustaka disusun secara sistematis berdasarkan urutan abjad
(A-Z).
- Tidak diperbolehkan menggunakan referensi bersumber dari
WordPress dan Blogspot.
Catatan:
Judul Menyesuaikan topik/materi praktikum
47
48
DESKRIPSI TUGAS
Susunlah Laporan Praktikum berdasarkan hasil kegiatan praktikum di laboratorium
mikrobiologi.
METODE PENGERJAAN TUGAS
A. Mahasiswa menyusun laporan praktikum menggunakan kertas A4, jenis huruf Arial,
ukuran huruf 12, ukuran margin (atas 4 cm, bawah 3 cm, kiri 4 cm, kanan 3 cm),
spasi 1.5.
B. Sistematika format penyusunan laporan praktikum harus memuat (lihat Borang 2):
1. Sampul
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Praktikum 1 “Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum”
6. Praktikum 2 “Disinfeksi dan Sterilisasi Peralatan”
7. Praktikum 3 “Pembuatan Media dalam Praktikum Mikrobiologi Lingkungan”
8. Praktikum 4 “Sampling Mikrobiologi”
9. Praktikum 5 “Pemeriksaan Angka Lempeng Total”
10. Praktikum 6 “Pemeriksaan Bakteri Salmonella sp.”
11. Praktikum 7 “Pemeriksaan MPN Bakteri Coliform”
12. Praktikum 8 “Pemeriksaan MPN Bakteri Eschericia Coli”
13. Praktikum 9 “Pemeriksaan Bakteri Staphylococcus Aureus”
14. Praktikum 10 “Pemeriksaan Jamur Kapang & Khamir”
C. Penulisan nomor halaman pada metode pengerjaan tugas poin B nomor 1-4
menggunakan format i, ii, iii, … dst, sedangkan untuk nomor 5-14 menggunakan
format angka 1, 2, 3, …. dst.
49
50
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH MIKROBIOLOGI
Logo Poltekkes
Kemenkes
Gorontalo
ukuran 5 × 5 cm
Margin Margin
Margin
kiri 4 cm Margin
kanan
kiri 4 cm kanan
3 cm
3 cm
DISUSUN OLEH:
NAMA MAHASISWA
NIM
KELOMPOK 1/2/3 Pilih salah satu
KELAS A/B
DISUSUN OLEH:
NAMA MAHASISWA
KELOMPOK 1/2/3 Pilih salah satu
KELAS A/B
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Instruktur
Menyetujui,
Koordinator Mata Kuliah
ii
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….
Nama Mahasiswa
NIM.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................. i
Praktikum 1 Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum ................................ 1
Praktikum 2 Disinfeksi dan Sterilisasi Peralatan ...................................... 1
Praktikum 3 Pembuatan Media dalam Praktikum Mikrobiologi
Lingkungan ........................................................................ 1
Praktikum 4 Sampling Mikrobiologi .......................................................... 1
Praktikum 5 Pemeriksaan Angka Lempeng Total..................................... 1
Praktikum 6 Pemeriksaan Bakteri Salmonella sp. .................................... 1
Praktikum 7 Pemeriksaan MPN Bakteri Coliform ..................................... 1
Praktikum 8 Pemeriksaan MPN Bakteri Eschericia coli ............................ 1
Praktikum 9 Pemeriksaan Bakteri Staphylococcus aureus....................... 1
Praktikum 10 Pemeriksaan Jamur Kapang & Khamir ............................... 1
KARTU MONITORING ............................................................................ 1
iv
PRAKTIKUM 1
“PENGENALAN ALAT DAN
BAHAN PRAKTIKUM”
Catatan:
Khusus lembar ini menggunakan kertas berwarna hijau muda
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
…………… (dapat menggunakan hasil kerja pada tugas pendahuluan)
B. Tujuan Praktikum
………….. (dapat menggunakan hasil kerja pada tugas pendahuluan)
2
BAB II
LANDASAN TEORI
………………………………………………………………………………….…
………………………………………………………………………………
(dapat menggunakan hasil kerja pada tugas pendahuluan).
3
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
………. (dapat menggunakan hasil kerja pada tugas pendahuluan)
B. Bahan
………. (dapat menggunakan hasil kerja pada tugas pendahuluan)
C. Prosedur Kerja
………. (dapat menggunakan hasil kerja pada tugas pendahuluan)
4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
………. (Disesuaikan berdasarkan hasil praktikum)
B. Pembahasan
………. (menguraikan hasil praktikum yang dibandingkan dengan teori/hasil
penelitian-penelitian sebelumnya).
5
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
……….
B. Saran
……..
6
DAFTAR PUSTAKA
7
DOKUMENTASI
GAMBAR 1 GAMBAR 2
GAMBAR 3 GAMBAR 4
GAMBAR 5 GAMBAR 6
GAMBAR 7 GAMBAR 8
Nama :
NIM :
Kelas :
Jadwal Praktikum
No Aspek Penilaian
16/9/22 19/9/22 20/9/22 21/9/22 22/9/22 23/9/22 24/9/22
1 Kehadiran
Nama :
NIM :
Kelas :
HARI /
TANGGAPAN & ARAHAN PARAF KET
NO TANGGAL
1
Gorontalo, .......................2022
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Instruktur
(…………………………) (…………………………)
NIP:................................. NIP:...............................
Menyetujui,
Koordinator MK
(………………………………..)
NIP.
BORANG 4
INDIKATOR DAN KRITERIA
PENILAIAN
INDIKATOR DAN KRITERIA PENILAIAN TUGAS PENDAHULUAN
Indikator : Ketepatan menjelaskan cara disinfeksi, cara pengambilan, dan pemeriksaan mikrobiologi secara sistematis, logis,
mandiri, dan bertanggung jawab.
A. Aspek Kognitif (Ko) dan Psikomotor (Ps)
Skala Kriteria Penilaian
No Aspek / Dimensi Yang Dinilai Sangat Kurang (E) Kurang (D) Cukup (C) Baik (B) Sangat Baik (A)
(Skor <20) (21 – 40) (41 – 60) (61 – 80) (Skor ≥ 81)
1 Kesesuaian penulisan dengan Isi latar belakang Isi latar Isi latar belakang Isi latar belakang Isi disajikan
konten topik/materi (Ko) dan landasan teori belakang dan dan landasan dan landasan dengan fakta latar
disajikan tidak landasan teori teori disajikan teori disajikan belakang yang
sesuai dengan disajikan kurang secara umum sesuai dan akurat dan teori
konten sesuai dengan sesuai namun lengkap yang telah
konten belum lengkap dianalisis
sesuai konten
2 Kesesuaian pemilihan referensi Referensi yang Referensi yang Referensi yang Referensi yang Referensi yang
(Ko) digunakan tidak digunakan digunakan digunakan digunakan
relevan dan tidak kurang relevan relevan dan tidak relevan dan relevan, mutakhir,
mutakhir (<10 tahun dan tidak mutakhir mutakhir dan berasal dari
terakhir) mutakhir sumber yang
terpercaya
3 Kemampuan penulisan (Ps) Isinya tidak logis Isinya kurang Isi secara Isi disusun Isi disusun secara
atau terlalu umum logis, kurang umum logis, secara logis, logis, runtut dan
atau menyesatkan runtut, dan tetapi runtut dan saling saling
kurang saling tidak/kurang berhubungan berhubungan
berhubungan runtut dan saling serta sesuai
berhubungan dengan Pedoman
Umum Ejaan
Skala Kriteria Penilaian
No Aspek / Dimensi Yang Dinilai Sangat Kurang (E) Kurang (D) Cukup (C) Baik (B) Sangat Baik (A)
(Skor <20) (21 – 40) (41 – 60) (61 – 80) (Skor ≥ 81)
Bahasa Indonesia
(PUEBI)
4 Kesesuaian tata/sistematika Tugas disusun tidak Tugas disusun Tugas disusun Tugas disusun Tugas disusun
penulisan (Ps) sesuai dengan kurang sesuai sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan
sistematika dengan sistematika sistematika sistematika
penulisan sistematika penulisan, penulisan, penulisan,
penulisan (50%) namun tidak kurang lengkap lengkap dan
lengkap (10%) (dengan tepat, tanpa ada
kesalahan minor kesalahan
5%)
TOTAL
Nilai Keseluruhan = (total kolom (A)
+ total kolom (B) + total kolom (C) +
total kolom (D) + total kolom (E))
Nilai Keseluruhan
XA = ×100
400
B. Sikap (S)
Skala
No Aspek yang Dinilai Nilai
Kriteria Skor
Tugas dikumpulkan tepat
sebelum waktu yang telah 100
ditentukan (%)
Kedisiplinan/
1 ketepatan waktu
Tugas pendahuluan tidak
pengumpulan tugas
dikumpulkan/ tidak diunggah 0
di drive
Tugas dikerjakan secara
Kemandirian/ mandiri tanpa duplikasi ≥ 71
2 Kejujuran
(plagiarism) 0 – 70
Ditemukan duplikasi tugas
TOTAL
NILAI MAHASISWA (XB) = TOTAL / 2
NK
̅̅̅̅=
PT(X) ×100
200
Indikator : Ketepatan menjelaskan cara disinfeksi, cara pengambilan, dan pemeriksaan mikrobiologi secara sistematis, logis, mandiri, dan
bertanggung jawab.
A. Aspek Kognitif (Ko) dan Psikomotor (Ps)
Skala Kriteria Penilaian
Sangat Kurang
No Aspek / Dimensi Yang Dinilai Kurang (D) Cukup (C) Baik (B) Sangat Baik (A)
(E)
(Skor <20) (21 – 40) (41 – 60) (61 – 80) (Skor ≥ 81)
1 Kesesuaian tata/sistematika Tugas disusun Tugas disusun Tugas disusun Tugas disusun Tugas disusun
penulisan tidak sesuai kurang sesuai sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan
dengan dengan sistematika sistematika sistematika
sistematika sistematika penulisan, penulisan, penulisan,
penulisan penulisan namun tidak kurang lengkap lengkap dan
(50%) lengkap (10%) (dengan tepat, tanpa ada
kesalahan kesalahan
minor 5%)
2 Kedalaman pembahasan Tidak mampu Konsep Konsep yang Konsep Konsep sangat
menjelaskan dijelaskan dijelaskan dengan jelas,
konsep dengan masih bersifat dengan kesalahan mendalam dan
benar dan tepat umum dan beberapa minor (5%) mudah
kurang kesalahan dipahami serta
mendalam yang tidak sesuai dengan
signifikan topik yang
(10%) dibahas
3 Ketepatan penarikan kesimpulan Tidak mampu Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan
menarik yang dijelaskan dijelaskan dijelaskan
kesimpulan dijelaskan dengan dengan secara benar
dengan benar kurang tepat beberapa kesalahan dan tepat, tanpa
dan tepat (kesalahan kesalahan minor (5%) ada kesalahan
50%) yang tidak
signifikan
Skala Kriteria Penilaian
Sangat Kurang
No Aspek / Dimensi Yang Dinilai Kurang (D) Cukup (C) Baik (B) Sangat Baik (A)
(E)
(Skor <20) (21 – 40) (41 – 60) (61 – 80) (Skor ≥ 81)
(10%)
4 Ketepatan pemberian saran
TOTAL Saran yang Saran kurang Saran dengan Saran dengan Saran diuraikan
diberikan tidak tepat beberapa kesalahan secara benar
sesuai dan tidak (kesalahan kesalahan minor (5%) dan tepat, tanpa
tepat 50%) yang tidak ada kesalahan
signifikan
(10%)
Nilai Keseluruhan = (total kolom (A)
+ total kolom (B) + total kolom (C) +
total kolom (D) + total kolom (E))
Nilai Keseluruhan
XA = ×100
400
B. Sikap (S)
Skala
No Aspek yang Dinilai Nilai
Kriteria Skor
0 kali - (10-100)
1 kali (%)
90-100
1 Bimbingan / konsultasi
laporan 2 kali 80-70
3 kali 70-80
Kategori 1 (<24jam) 90
Kategori 2 (>1hari) 80
Kedisiplinan/ketepatan Kategori 3 (>2hari) 60
2 waktu penyelesaian
laporan Kategori 4 (3-7 hari) 40
Kategori 5 (>1minggu) 20