Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN KE-2

TAFSIR PB II – SURAT
ROMA
Natalia Maria Magdalena, MA, M.Th
Quiz
1. “Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah”

2. “Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang
kudus; Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus”

3. “Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu…”

4. “Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang
dilangsungkan secara lahiriah”

5. “Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya”

6. “Jadi iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristtus”

7. “Sebab itu perlu kita menaklukan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati
kita”

8. “Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat”

9. “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita
oleh Roh Kudus”

10. “Salam dalam Tuhan kepada kamu dari Tertius, yaitu aku, yang menulis surat ini”
Tujuan Apologetik Tujuan Misi
Pandangan ini didasarkan pada Paulus memandang dirinya sebagai rasul
penekanan Paulus terhadap isi Injil yang untuk orang Yunani (11:13-15) yang
ia beritakan. Inti Injil ini (1:16-17) juga menginginkan ‘jumlah penuh’ orang Yunani
menjadi dasar/tema bagi seluruh surat diselamatkan (11:25-26). Ia telah
Paulus. Pendahuluan surat yang panjang menyelesaikan satu daerah kerja di
dan tidak lazim serta berfokus pada Injil
yang ia beritakan dianggap mendukung ROMA daerah timur laut Mediteranian (15:19,
23) dan sekarang ia ingin pergi ke
gagasan di atas. Selain itu, 3:8 sebelah barat laut Mediteranian (Spanyol,
menunjukkan adanya kesalahpahaman 15:24, 28). Untuk mencapai semua target
tentang ajaran Paulus. Pendeknya, Paulus ini ia membutuhkan pangkalan kerja dan
ingin memberikan argumen bagi dukungan. Berkaitan dengan dua
ajarannya untuk menangkis kebutuhan ini, kota Roma adalah alternatif
kesalahpahaman. terbaik.
Tujuan Pastoral
Menyelesaikan perpecahan yang berpotensi timbul antar gereja-rumah yang ada waktu itu.
Disharmoni ini sangat mungkin melibatkan golongan Yunani dan golongan Yahudi yang
cenderung ketat dalam memelihara kebiasaan mereka (11:17-25; 12:3, 16; 14:3). Usaha Paulus
untuk memperkenalkan Febe (16:1-2) dan daftar nama setiap individu (16:3-16) dimaksudkan
Paulus untuk memastikan bahwa suratnya mendapat respon yang luas dari seluruh gereja-rumah
yang ada
Teori Kesatuan Surat Roma

14 16 15
Pasal Pasal Pasal

Faktor Pembeda : Letak Doxologi


Faktor Pemersatu : Pasal 16
Ketidakadaan pasal 15-16 di beberapa tulisan bapa gereja atau terjemahan kuno dapat
diterangkan sebagai hasil dari upaya untuk membuat surat ini lebih bernuansa umum
Argumen Pendukung Teori 16 Pasal

Relasi Paulus dengan orang-orang 16:17-20 → Preventif. Paulus


yang disebutkan dalam suratnya bisa saja mengantisipasi
→ Hal Umum bantahan dari pihak tertentu
terhadap ajarannya tentang
anugerah (3:8)

Karakteristik bagian akhir dari surat-surat


Paulus. Hampir semua surat-surat Paulus
diakhiri dengan nasehat-nasehat praktis,
harapan tentang kedamaian, salam, dan doa Hubungan yang logis&eksplisit ps 14
berkat. dan 15. Keindahan&kedalamannya →
Direlevansikan untuk banyak Gereja
secara umum
Teologi Surat Roma
Para reformator – dipengaruhi oleh Martin Luther : Tema
utama → ‘pembenaran oleh iman’

Schweitzer : Pandangan ini terlalu memaksakan


pemikiran modern. Usulnya : ‘persatuan mistis dengan
Kristus’ (pasal 5-8)
Beberapa dekade terakhir sebagian sarjana
mengusulkan tema baru: ‘sejarah keselamatan’ (pasal 9-
11).

Selanjutnya beberapa tema yang diusulkan antara lain:


kebenaran Allah (Kasemann; Schreiner)

Peranan orang Yahudi dalam sejarah keselamatan


(Sanders)

Allah (Morris), pengharapan (Heil)


Menurut Moo (NICNT: The Epistle, 24) :
(1)Tidak ada alasan (dan keharusan) untuk
menemukan satu tema bagi surat Roma. Paulus
mungkin saja memiliki beberapa tema yang ingin
ia sampaikan.
(2) Perdebatan muncul karena para sarjana
berbeda pandangan tentang definisi
tema/teologi.

Berdasarkan hal di atas, Moo mengusulkan


Tema tersebut adalah “INJIL”. Kata euvaggelion
maupun euvaggelizw sangat penting dalam
bagian pendahuluan (1:1, 2, 9, 15) dan penutup
(15:16, 19). Kata ini juga muncul dalam tema
surat di 1:16-17 “sebab aku tidak malu terhadap
Injil”.

Dari perspektif ini, semua tema lain yang penting


dianggap sebagai elaborasi tema ‘Injil’.
HUKUM TAURAT
Kata nomos – yang biasanya merujuk pada hukum Musa
(Taurat) – muncul 74 kali.
▪ Jumlah ini melebihi pemunculan kata yang sama di
seluruh tulisan Paulus yang lain (47 kali).
▪ Paulus membahas topik ini secara khusus dalam satu
pasal (Rom 7).

Penekanan pada arti dan kontinuitas Taurat merupakan hal yang bisa dipahami. Paulus sedang berusaha
Isu ini
menjelaskan kaitan antara perjanjian Musa (Taurat) dengan perjanjian baru di dalam Kristus (Injil).
sudah muncul di awal surat (1:2): “Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya
dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci”.
Klimaks pembahasan ini terletak di pasal 9-11. Dalam kerangka ini, isu yang harus dijawab adalah tentang
kontinuitas Israel dalam sejarah keselamatan dan kesetiaan Allah terhadap perjanjian-Nya dengan Israel (bdk.
3:1-8, 31; 9:6).
Berikut ini adalah rangkuman dari jawaban Paulus terhadap dua isu tersebut :

▪ Taurat bukanlah elemen permanen dalam sejarah ▪ Seandainya Taurat – sebagai tanda perjanjian Allah –
keselamatan, meskipun hal itu merupakan tidak bisa menyelamatkan bangsa Yahudi, bagaimana
‘keuntungan’ bagi orang Yahudi (3:1-2). tentang kesetiaan Allah terhadap janji-Nya? Jawaban
Paulus terhadap isu ini terangkum dalam 3:1-8: (1)
▪ Ketidakpermanenan tersebut sudah sangat
Ketidaksetiaan manusia tidak bisa membatalkan kesetiaan
jelas: tidak ada seorang pun yang
Allah, ayat 3, 7. (2) Ketidaksetiaan (keberdosaan)
dibenarkan karena melakukan Taurat (3:20; manusia justru menyatakan kebenaran Allah, ayat 4-5.
bdk. 2:13) dan justru melalui hukum Taurat Allah tetap benar terhadap perjanjian-Nya (setia),
orang mengenal dosa (3:20; 7:7). bahkan ketika Ia menghukum bangsa Israel, karena
Berdasarkan hal ini orang Yahudi yang perjanjian Allah mencakup dua hal: berkat dan hukuman.
memiliki Taurat tidak bisa menggunakan Hukuman Allah terhadap bangsa Israel tidak bisa
perjanjian ini sebagai sarana untuk dianggap sebagai ketidaksetiaan Allah. Ia tetap
menghindari hukuman Allah (2:1-29). Hukum memenuhi perjanjian-Nya, tetapi dari sisi pemberian
Taurat memang kelebihan orang Yahudi (3:1- hukuman karena Israel telah gagal memenuhi perjanjian
2), tetapi bukan keuntungan untuk bebas tersebut. (3) Allah adalah hakim dunia, sehingga
dari dosa dan hukuman Allah (3:9). bagaimanapun juga Ia tetap benar, ayat 6
Kebenaran Allah Oleh Iman
Signifikansi topik ini dalam surat Roma sudah sangat jelas :

1. Topik ini menjadi isi dari tema utama surat, yaitu Injil. Bagi
Paulus, Injil adalah berita tentang Allah membawa orang
berdosa kepada-Nya dan memperoleh hidup kekal dengan
jalan membenarkan mereka melalui iman kepada Yesus.

2. Topik ini menjadi bagian utama dari teks yang dianggap


semua sarjana sebagai inti surat, yaitu 1:16-17
“Pembenaran oleh iman”. Seluruh surat Roma
dianggap sebagi elaborasi tentang inti ini.
Pokok Pikiran Paulus Tentang Tema
Semua manusia sudah berdosa dan berada di Paulus membuktikan bahwa ‘pembenaran melalui
bawah hukuman Allah (1:18; 3:19). Keberdosaan ini iman’ bukanlah ide yang baru. Doktrin ini konsisten
juga menguasai mereka yang hidup di luar Taurat dengan wahyu Allah sebelumnya dalam PL (1:2-3).
(wahyu umum, 1:18-32; 2:14-16) maupun bangsa Untuk menjelaskan hal ini Paulus perlu
Yahudi yang memiliki Taurat (wahyu khusus, 2:1-29). mengetengahkan tokoh PL yang dianggap sebagai
Keberdosaan ini bukan karena wahyu tersebut tidak bapa bangsa Yahudi dan sebagai tokoh yang
bisa menyelamatkan mereka, tetapi karena mereka dianggap dibenarkan Allah karena perbuatannya,
tidak mampu menaatinya (1:19-21; 3:20) yaitu Abraham (4:1-25, bdk. Kej 15:6). Paulus
membuktikan dari PL bahwa Abraham dibenarkan
Karena manusia tidak mungkin membebaskan diri juga karena iman, bukan perbuatan (4:2-5).
dari hukuman Allah (dibenarkan) melalui perbuatan Abraham dibenarkan (Kej 15) sebelum ia disunat
mereka, Allah mengambil inisitaif – berdasarkan (Kej 17, bdk. Rom 4:9-11) maupun sebelum ada
anugerah-Nya – untuk membenarkan manusia melalui Taurat (bdk. Rom 4:12-15). Karena Abraham
iman kepada Yesus Kristus (3:21-31). Hal ini berlaku dibenarkan karena iman (bukan Taurat), ia berhak
untuk semua orang, baik orang Yahudi maupun menjadi bapa bagi semua bangsa, sesuai dengan
Yunani, karena semua orang telah berbuat dosa janji Allah (4:11b-12, 16-18; bdk. Kej 12:1-3;
(3:22-24). 17:5).
Pokok Pikiran Paulus Tentang Tema

Pembenaran melalui iman ini hanya


Paulus juga menjelaskan bahwa diterima melalui apa yang sudah
pembenaran melalui iman bagi dilakukan oleh Yesus Kristus.
semua bangsa merupakan doktrin Sebagaimana Adam sebagai
yang sesuai dengan natur Allah. representasi seluruh umat manusia
Allah adalah Allah semua orang, telah gagal dan dosa menjalar ke
baik orang Yahudi maupun Yunani, seluruh umat manusia, demikian pula
sehingga Ia juga menerapkan Kristus telah taat dan memberikan
prinsip keselamatan yang sama kebenaran kepada semua umat
bagi semua orang (3:29-30). pilihan-Nya (5:12-21)

Anda mungkin juga menyukai