Anda di halaman 1dari 26

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT AIRAN RAYA


NOMOR: 077/PER/DIR/RSAR/V/2022
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI RUMAH SAKIT AIRAN RAYA

DIREKTUR RUMAH SAKIT AIRAN RAYA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah


Sakit Airan Raya, maka diperlukan Pedoman
Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit Airan Raya;
b. Bahwa untuk menunjang pengorganisasian pencegahan dan
pengendalian infeksi di Rumah Sakit Airan Raya dengan
baik, maka perlu adanya Peraturan Direktur tentang Pedoman
Pengorganisasian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
sebagai landasan bagi pelaksanaan surveilans.
Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang kesehatan;
2. Undang - Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Peraturan Ketua Eksekutif Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Nomor 1666/KARS/X/2014 Tentang Penetapan Status
Akreditasi Rumah Sakit;
4. Keputusan Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007
tentang pedoman manajerial rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 7 tahun 2019 tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
6. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, Depkes RI,
2011;
7. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
RS dan Fasilitas Kesehatan Lainnya, Depkes - Perdalin -
JHPIEGO, 2011;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 27 tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AIRAN RAYA
TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH
SAKIT AIRAN RAYA
Kedua : Komite PPI bertanggung jawab atas pelaksanaan sosialisasi
kebijakan dan melaporkan pelaksanaan kebijakan tersebut.
Ketiga : Peraturan ini mulai berlaku sejak tangga ditetapkan dan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya apabila di kemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

DITETAPKAN DI : WAY HUWI


PADA TANGGAL : 6 MEI 2022.
DIREKTUR RS. AIRAN RAYA,

Dr. ZUCHRADY, MM, PIA


NIP : 002.04.19
Lampiran : Peraturan Direktur RS Airan Raya
Nomor : 077/PER/DIR/RSAR/V/2022
Tanggal : 6 Mei 2022
Tentang : Pedoman Pengorganisasian
Pencegahan dan Pengendalian di
Rumah Sakit Airan Raya
BAB I
PENDAHULUAN

Healthcare Associated Infection (HAIs) adalah infeksi yang terjadi pada pasien s
elama perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain, yang tidak dit
emukan dan tidak dalam masa inkubasi saat pasien masuk RS. Infeksi RS merupakan
masalah penting di seluruh dunia yang terus meningkat dan merupakan masalah utam
a bagi semua rumah sakit. Dampak yang ditimbulkan meningkatkan lama masa rawat,
angka kematian, biaya perawatan dan pengobatan yang membebani rumah sakit maup
un pasien. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS (PPIRS) merupakan salah satu u
paya penting dalam meningkatkan mutu pelayanan RS. Hal ini hanya dapat dicapai de
ngan keterlibatan secara aktif semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersi
han sampai dengan dokter dan mulai dari pekarya sampai dengan jajaran direksi. Keg
iatan tersebut dilakukan secara baik dan benar di semua sarana rumah sakit, peralatan
medis dan non medis, ruang perawatan, dan prosedur serta lingkungan.
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas pelayanan
kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada
setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum
dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan. Dalam
perkembangannya rumah sakit telah berubah menjadi suatu institusi yang sangat
kompleks sehingga memerlukan suatu manajemen yang baik. Dengan mengikuti
standar nasional akreditasi rumah sakit di Indonesia maka diharapkan rumah sakit
akan dapat memberikan sebuah pelayanan yang baik, pelayanan yang baik ini tidak
akan terwujud apabila rumah sakit tidak memperhatikan fasilitas keamanan untuk
(patient safety), pengunjung, dan petugas.
Tekanan-tekanan dari perubahan pola penyakit infeksi nosokomial dan
pergeseran resiko ekonomik yang harus ditanggung rumah sakit mengharuskan upaya
yang sistematik dalam pencegahan dan pengendalian infeksi dengan dibentuknya
sebuah Komite PPI beserta profesi yang terlatih untuk dapat menjalankan program
pengumpulan data, pendidikan, konsultasi dan langkah -langkah pengendalian infeksi
yang terpadu. Keberhasilan program pengendalian infeksi nosokomial dipengaruhi
oleh efektivitas proses komunikasi untuk menyampaikan tujuan dan kebijakan
pengendalian infeksi tersebut kepada seluruh karyawan rumah sakit baik tenaga
medis maupun non medis, para penderita yang dirawat maupun berobat jalan serta
para pengunjung RS Airan Raya Lampung Selatan.

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT AIRAN RAYA
Rumah Sakit Airan Raya merupakan rumah sakit swasta di bangun di atas tanah
milik pribadi salah satu pemegang saham. Pembangunan di mulai tahun 2015 dan di
resmikan tanggal 8 Agustus 2018. Rumah sakit Airan Raya berada di wilayah
Lampung selatan, dengan kapasitas awal tempat tidur sebanyak 119 tempat tidur dan
bangunan Rumah Sakit berdiri pada tanah seluas 29.465 m2. Adapun layanan yang
tersedia saat ini antara lain : Rawat Jalan, Rawat Inap, ICU, Pelayanan Gawat Darurat
24 jam, Radiologi, Treadmill, USG 2D, pelayanan Ambulance, serta Ruang transit
jenazah.
Untuk meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan dan dalam mengantisipasi
era globalisasi serta merespon kebijakan pemerintah termasuk pelayanan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, maka
pengelolaan Rumah Sakit diserahkan kepada pimpinan Rumah Sakit yang dalam hal
ini kegiatannya di jalankan oleh Direktur Rumah Sakit. Dalam pengelolaan Rumah
Sakit Airan Raya diawasi dan dibimbing oleh seorang Direktur PT. Airan Raya
Medika dan Dewan Komisaris PT. Airan Raya Medika serta Dinas Pemerintah yang
terkait. Berikut surat izin yang dimiliki oleh Rumah Sakit Airan Raya:

NO PERIHAL NOMOR SURAT ASAL SURAT


SURAT IZIN
1 Akta Pendirian Nomor : 05 Notaris Pembuat Akta
Perseroan Tanggal 25 Januari 2016 Koperasi
Terbatas PT. S.K. Menteri Negara
Airan Raya Koperasi dan Usaha
Medika Kecil dan Menengah RI
Nomor :
269/Kep/M.KUKM.2/V
II/2012
2 Tanda Daftar Nomor : 07.04.I.86.00354 Plt. Kepala Dinas
Perusahaan Penanaman Modal dan
Perseroan Pelayanan Perizinan
Terbatas (PT) Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Lampung
Selatan
3 Izin Mendirikan Nomor : Plt. Kepala Dinas
Bangunan 503/208/IV.17/VII/2017 Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Lampung
Selatan
4 Surat Izin Nomor : Plt. Kepala Dinas
Usaha 503/331/IV.17/LS/SIUP/VII/BR Penanaman Modal dan
Perdagangan /2017 Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Lampung
Selatan
5 Pemberian Izin Nomor : B/434/I.01/HK/2016 Bupati Lampung
Lokasi Lahan Selatan
Seluas ± 29.865
M2 (Lebih
Kurang) PT.
Airan Raya
Medika
6 Rekomendasi Nomor : Ketua BPKPRD
Badan 14/BKPRD-LS/REK/2016 Kabupaten Lampung
Koordinasi Selatan
Penataan Ruang
Daerah
7 Rekomendasi Nomor : 551/1920/III.07/2016 Plt Kepala Dinas
Andalalin
8 Rekomendasi Nomor : 600/449.a/III/20/2016 Kepala Dinas Pekerjaan
Bebas Banjir Umum Kabupaten
Lampung Selatan
9 Perjanjian Nomor : S-145/JKRL.1/I/2018 Koperasi Jasa
Kerjasama Keselamatan Radiasi
Tentang dan Lingkungan
Evaluasi TLD ( Koperasi JKRL)
BARC BETA
GAMMA
10 Surat Izin Nomor : Kepala Dinas
Pengeboran 503/490/SIP/V.16/2018 Penanaman Modal dan
(SIP), SIPA Nomor : Pelayanan Terpadu
( Surat Izin 503/SIPA/KEP/V.16/2018 Satu Pintu Provinsi
Penggunaan Air Lampung
Tanah )
BAB III
VISI, MISI, MOTTO
RS AIRAN RAYA LAMPUNG SELATAN

A. VISI
Visi Rumah Sakit Airan Raya adalah menjadi rumah sakit terdepan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu di Lampung.
B. MISI
1. Melaksanakan Seluruh Pelayanan
Kesehatan Yang di Berikan Sesuai Dengan Standar Mutu Pelayanan;
2. Membangun Pelayanan Kesehatan
Dengan Sistim Informasi Management Yang Terintegritas;
3. Menciptakan Budaya Kerja Rumah Sakit
Mengutamakan Mutu dan Kesehatan Pasien;
4. Membangun Sumber Daya Melalui
Pendidikan dan Pelatihan Yang Berkesinambungan.
C. MOTTO
Motto Rumah Sakit adalah “S.I.G.E.R (Service, Integritas, Gesit, Empati,
Ramah)”
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT AIRAN RAYA

DIREKTUR

KOMITE REKAM
KOMITE FARMASI
CASEMIX KOMITE MEDIK KOMITE PPI KOMITE MUTU & TERAPI
MEDIS

KOMITE KOMITE NAKES


KESEKETARIATAN KEPERAWATAN LAIN
KOMITE K3RS KOMITE ETIK

KEPALA BAGIAN UMUM & KEPALA BIDANG PELAYANAN


KEUANGAN MEDIS

KASUBBAG UMUM KASUBBAG KEUANGAN KASUBBAG PSDM KASIE PELAYANAN MEDIS KASIE PENUNJANG MEDIS KASIE KEPERAWATAN

KAUR HUMAS & KAUR REKRUITMEN & INSTALASI GAWAT INSTALASI


KAUR AKUNTING KARU IGD
MARKETING KESEJAHTERAAN DARURAT RADIOLOGI

INSTALASI RAWAT INSTALASI


KAUR LOGISTIK KAUR KASIR KAUR DIKLAT KARU POLIKLINIK
INAP LABORATORIUM

INSTALASI RAWAT INSTALASI


KAUR IT KARU RANAP 2
JALAN FISIOTERAPI

KAUR SANITASI INSTALASI GIZI


INSTALASI OK KARU RANAP 3
KESLING & LOUNDRY

INSTALASI REKAM
KAUR IPSRS INSTALASI ICU KARU VK
MEDIS

KAUR SECURITY PENDAFTARAN KARU PERINA

KAUR KAMAR
KARU ICU
JENAZAH

KAUR DRIVER KARU OK

KARU CSSD
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Organisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) disusun agar dapat


mencapai visi, misi dan tujuan dari penyelenggaraan PPI. PPI dibentuk
berdasarkan kaidah organisasi yang miskin struktur dan kaya fungsi dan dapat
menyelenggarakan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara efektif dan
efisien. Efektif dimaksud agar sumber daya yang ada di fasilitas pelayanan
kesehatan dapat dimanfaatkan secara optimal. Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) diketuai oleh seorang dokter umum dan dibantu oleh
IPCN dan IPCLN.

STRUKTUR ORGANISASI KOMITE PPI

PIMPINAN
RUMAH SAKIT

KETUA
KOMITE PPI

SEKRETARIS

IPCN IPCLN ANGGOTA


LAINNYA

IPCLN
A. Visi Komite PPI
Visi Komite PPI adalah menjadi RS unggulan dalam bidang pencegahan
pengendalian infeksi yang berfokus pada keselamatan pasien di daerah Lampung
Selatan.
B. Misi Komite PPI
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, aman, memuaskan serta
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu serta berfokus dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi sehingga tidak timbul kejadian HAIs.
3. Memberikan pendidikan dan pelatihan PPI kepada seluruh staf peserta didik,
pasien, keluarga, dan seluruh masyarakat daerah sekitar RS Airan Raya
Lampung Selatan.
C. Motto Komite PPI
Motto Komite PPI adalah “Tingkatkan Pelayanan dengan kegiatan PPI”.
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. Komite PPI
Tugas :
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI, agar kebijakan dapat dipahami
dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan.
3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
5. Melakukan investigasi masalah atau kejadian luar biasa HAIs
( Healthcare Associated Infections )
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI
dan aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah
sakit dalam PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
11. Berkoordinasi dengan unit terkait lain dalam hal pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit, antara lain :
a. Tim kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk menyusun
kebijakan.
b. Tim keselamatan pasien dalam menyusun kebijakan Clinical
Government dan pasien safety
12. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik. mengkaji
kembali rencana Komite PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen
rumah sakit.
13. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan
alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
14. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.
15. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang
menyimpang daristandar prosedur / monitoring surveilans proses.
16. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada KLB dirumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
B. Ketua Komite PPI :
1. Kriteria
a. Dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
b. Pernah mengikuti pelatihan dasar PPI.
2. Uraian Tugas
a. Terselenggaranya dan evaluasi program PPI.
b. Penyusunan rencana strategis program PPI.
c. Penyusunan pedoman manajerial dan pedoman PPI.
d. Penyusunan dan penetapan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
e. Terselenggaranya pengkajian pencegahan dan pengendalian risiko
infeksi.
f. Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan terkait dengan PPI
3. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas tersedianya SPO PPI.
b. Bertanggung jawab atas kajian KLB infeksi di RS.
c. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelatihan dan pendidikan
PPI.
4. Wewenang:
a. Mengadakan pertemuan berkala untuk rapat bulanan atau triwulan
b. Melaporan kegiatan Komite PPI kepada Direktur.
C. Sekretaris Komite PPI
1. Kriteria
a. Dokter / IPCN / tenaga kesehatan lain yang mempunyai minat dalam
PPI.
b. Pernah mengikuti pelatihan dasar PPI.
c. Purna waktu.
2. Uraian Tugas : Membantu koordinasi ketua komite PPI
3. Tanggung Jawab : Memfasilitasi tugas ketua komite PPI.
4. Wewenang : Mengagendakan kegiatan PPI.
D. Anggota Komite
1. IPCN (Infection prevention and Control Nurse)
a. Kriteria IPCN :
1) Perawat dengan Pendidikan minimal Diploma III Keperawatan
2) Mempunyai minat dalam PPI.
3) Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI dan IPCN.
4) Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.
5) Memiliki kemampuan leadership dan inovatif.
6) Bekerja purnawaktu.
b. Uraian Tugas :
1) Melakukan kunjungan kepada pasien yang berisiko di ruangan
setiap hari untuk mengidentifikasi kejadian infeksi pada pasien di
baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2) Memonitor pelaksanaaan program PPI, kepatuhan penerapan SPO
dan memberikan saran perbaikan bila diperlukan.
3) Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite
PPI.
4) Melakukan audit PPI di seluruh wilayah fasyankes dengan
menggunakan daftar tilik.
5) Memantau petugas kesehatan yang terpajan bahan infeksius /
tertusuk bahan tajam bekas pakai untuk mencegah penularan
infeksi.
6) Mendesain, melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan
melaporkan surveilans infeksi yang terjadi di fasilitas
pelayanan kesehatan bersama Komite PPI
7) Memonitor pelaksanaan pedoman penggunaan antibiotika bersama
Komite PPRA.
8) Memonitoring dan evaluasi peralatan medis single use yang di re
–use.
c. Tanggung Jawab:
1) Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan pelaporan kegiatan
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2) Melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di rumah sakit.
3) Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pasien, keluarga
dan pengunjung tentang topik infeksi yang sedang berkembang
(New-emerging dan re-emerging) atau infeksi dengan insiden
tinggi.
4) Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit
tentang PPI rumah sakit
5) Turut serta melakukan kegiatan mendeteksi dan investigasi KLB
d. Wewenang :
1) Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
PPI.
2) Memberikan saran design ruangan rumah sakit agar sesuai dengan
prinsip PPI
3) Sebagai koordinator antara departemen/unit dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.
4) Melakukan diseminasi prosedur kewaspadaan isolasi dan
memberikan konsultasi tentang PPI yang diperlukan pada kasus
tertentu yangterjadi di fasyankes.
2. IPCD / Infection Prevention Control Doctor
a. Kriteria IPCD :
1) Dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
2) Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3) Memiliki kemampuan leadership.
b. Uraian Tugas :
1) Berkontribusi dalam pencegahan, diagnosis dan terapi infeksi
yang tepat.
2) Turut menyusun pedoman penggunaan antibiotika dan surveilans.
3) Bekerjasama dengan IPCN/ Perawat PPI melakukan monitoring
kegiatan surveilans infeksi dan mendeteksi serta investigasi KLB.
Bersama komite PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi,
membuat laporan tertulis hasil investigasi dan melaporkan
kepada pimpinan rumah sakit.
4) Membimbing dan mengadakan pelatihan PPI bekerja sama
dengan bagian pendidikan dan pelatihan (Diklat) di rumah sakit
meliputi orientasi pegawai baru baik staf klinis maupun non klinis
di tingkat rumah sakit maupun di unit pelayanan, staf klinis
(professional pemberi asuhan) secara berkala, staf non klinis,
pasien dan keluarga serta pengunjung.
5) Turut memonitor cara kerja tenaga Kesehatan dalam merawat
pasien.
6) Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami
PPI.
c. Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab terhadap evaluasi, rekomendasi, dan tindak
lanjut program dengan melaksanakan pertemuan & pelaporan
berkala setiap 3 bulan sekali
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelidikan sewaktu
ada indikasi kejadian luar biasa (KLB) di rumah sakit dan
mengevaluasi efektivitas dan dampak dari kebijakan pengendalian
infeksi, prosedur dan peralatan.
3) Bertanggung jawab terhadap penyusunan dan evaluasi
pelaksanaan program PPI dan program pelatihan dan pendidikan
PPI
d. Wewenang :
Melakukan pengawasan terhadap kepatuhan karyawan Rumah Sakit
dalam melaksanakan kebijakan direktur tentang PPIRS
3. IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)
a. Kriteria IPCLN :
1) Perawat dengan Pendidikan minimal Diploma 3, yang mempunyai
minat dalam PPI.
2) Mengikuti Pelatihan PPI Dasar
b. Uraian Tugas :
1) IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung bertugas:
2) Mencatat data surveilans dari setiap pasien diunit rawat inap
masing-masing.
3) Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga dan
pengunjung dan konsultasi prosedur yang harus dilaksanakan.
c. Tanggung Jawab:
1) Memberitahukan kepada IPCN apa bila ada kecurigaan adanya
HAIs pada pasien.
2) Bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan bagi
pengunjung dan konsultasi prosedur PPI berkoordinasi dengan
IPCN.
d. Wewenang :
1) Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang
pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan di
unitnya masing-masing.
2) Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam
menjalankan standar isolasi.
4. Anggota komite lainnya.
a. Kriteria :
1) Tenaga diluar dokter dan perawat yang mempunyai minat dalam
PPI.
2) Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
b. Uraian Tugas :
Memberikan masukan pada pedoman maupun kebijakan terkait PPI
c. Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab kepada ketua komite PPI dan berkoordinasi
dengan unit terkait lainnya dalam penerapan PPI
d. Wewenang :
Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan
kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan di unitnya masing-masing
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Komite Mutu

Instalasi Rawat Jalan Rawat Inap


Direktur

Instalasi Gawat Darurat Rekam Medik

Instalasi Ruang Bedah Teknisi

Dokter
Instalasi Rawat Intensive

KOMITE PPI
Instalasi Laboratorium Marketing

Instalasi Radiologi Keamanan

Cleaning Service
Instalasi Farmasi

Instalasi Laundry
Instalasi Gizi

Ruang Transit Jenazah


Dalam tata hubungan kerja Komite PPI dengan unit terkait adalah melakukan
kerjasama dalam hal pelaporan dan keikutsertaan kegiatan PPI dalam hal:
1. Direktur Rumah Sakit
Pelaporan dari Komite PPI tentang program kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi.
2. Instalasi Rawat Jalan
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Pelaksanaan Pengelolaan limbah
d. Pengendalian lingkungan
e. Penatalaksanaan Linen
f. Kebersihan pernapasan / Etika batuk dan bersin
g. Praktik menyuntik yang aman
3. Instalasi Gawat Darurat
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah
d. Pengendalian Lingkugan
e. Penatalaksanaan linen
f. Kebersihan pernapasan / Etika batuk dan bersin
g. Praktik Penyuntikan yang aman
h. Penempatan Pasien
4. Instalasi Kamar Operasi
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah
d. Pengendalian Lingkungan
5. Instalasi Pelayanan Intensif.
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Pelaksanaan Kewaspadaan Standart
d. Surveilans
6. Instalasi Farmasi
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Pengendalian lingkungan
7. Instalasi Laboratorium
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Pelaksanaan Pengolahan Limbah
d. Pengendalian lingkungan
8. Instalasi Radiologi
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Pelaksanaan Pengolahan Limbah
d. Pengendalian Lingkungan
9. Instalasi Gizi
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Pengendalian Lingkungan
10. Instalasi Rawat Inap.
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Pelaksanaan Pengolahan Limbah
d. Pengendalian Lingkungan
e. Penatalaksanaan Linen
f. Praktik Menyuntik yang Aman
11. Unit Rekam Medis.
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pengendalian Lingkungan
12. Dokter.
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
13. Instalasi Laundry
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Pengendalian lingkungan
d. Penatalaksanaan Linen
e. Pengelolaan Limbah
14. Keamanan
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pengendalian Lingkungan
15. Cleaning Service
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan Penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Pengendalian Lingkungan
d. Pengelolaan Limbah
16. Ruang Tranist Jenazah
a. Pelaksanaan kegiatan Hand Hygiene
b. Pelaksanaan penggunaan alat pelindung diri
c. Pengendalian lingkungan
d. Pengelolaan limbah
17. Komite Mutu
a. Pemantauan standar mutu nasional yang ada di RS
18. Marketing
a. Edukasi pasien dan pengunjung di poliklinik
19. Teknisi
a. Pemantauan pengendalian teknis dan mekanis
b. Pelaksanaan penggunaan alat pelindung diri
c. Pengendalian lingkungan
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

NAMA JABATAN KUALIFIKASI FORMAL TENAGA YANG


DIBUTUHKAN
Ketua Komite PPI 1. Sebaiknya dokter yang ahli
dalam bidang
mikrobiologi/epidemiologi
klinik
2. Mengikuti pendidikan dan
pelatihan dasar PPI
3. Mempunyai kepedulian dan
pengetahuan
1
4. Pengalaman mendalami
masalah infeksi
5. Memiliki kemampuan
leadership, inovatif dan
confident
6. Jujur, ramah, pekerja keras
dan bertanggung jawab
terhadap pekerjaan
Sekretaris PPI 1. Perawat dengan pendidikan
min D3 dan memiliki
sertifikasi PPI.
2. Memiliki komitmen di bidang
pencegahan dan pengendalian
infeksi.
1
3. Memiliki pengalaman sebagai
Kepala Ruangan atau setara.
4. Memiliki kemampuan
leadership, inovatif dan
convident.
5. Bekerja purna waktu.
Anggota PPI 1. Perawat dengan pendidikan
min D3 dan memiliki
sertifikasi PPI.
2. Tenaga diluar dokter dan
perawat yang mempunyai
minat dalam PPI 33
3. Memiliki komitmen di bidang
pencegahan dan pengendalian
infeksi.
4. Memiliki kemampuan
leadership
BAB IX
PROGRAM ORIENTASI

Dalam pengembangan kegiatan dan program pencegahan dan pengendalian infeksi di


RS Airan Raya, maka perlu diadakannya orientasi PPI Rumah Sakit untuk
peningkatan mutu dalam pelayanan.

WAKTU MATERI PENANGGUNG PESERTA


JAWAB
Orientasi PPI RS 1. Pengenalan 1. Ketua komite Karyawan baru
keanggotaan PPI masuk RS Airan
2. Hand hygiene 2. IPCN RS Raya Lampung
3. Penggunaan APD Selatan
4. Pengelolaan
limbah
5. Etika batuk
6. Pslebitis
(disesuaikan
dengan unit kerja)
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

Pertemuan/rapat terdiri dari:


A. Rapat Rutin Bulanan Komite PPI
Rapat rutin diselenggarakan pada:
Tanggal : 10 setiap bulan
Jam : 10.30 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Rapat Lantai V
Peserta : Seluruh anggota Komite PPI dan Direktur RS
Materi : Pembahasan hasil surveilans

B. Rapat Rutin dengan Komite Mutu


Rapat rutin diselenggarakan pada:
Tanggal : 5 setiap bulan
Jam : 10.30 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang PPI RS Airan Raya
Peserta : Komite PPI dan Komite Mutu
Materi : Penyampaian laporan bulanan PPI

C. Rapat Rutin dengan Unit Terkait


Rapat rutin diselenggarakan pada:
Tanggal : 15 setiap bulan
Jam : 10.30 WIB s/d selesai
Tempat : Unit terkait
Peserta : Komite PPI dan unit terkait
Materi : Pembahasan masalah PPI di unit terkait dan rencana tindak lanjut

D. Rapat Triwulan
Rapat rutin diselenggarakan pada:
Tanggal : 10 setiap triwulan
Jam : 10.30 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Rapat Lantai V
Peserta : Seluruh anggota Komite PPI
Materi : Pembahasan hasil evaluasi triwulan

E. Rapat Insidentil
Diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu yang perlu
dibahas segera
BAB XI
PELAPORAN

A. Pelaporan
1. Laporan harian : pelaporan dilaksanakan masing-masing IPCLN kepada
IPCN.
2. Laporan bulanan : Ketua Komite PPI memberikan laporan pertanggung
jawaban kepada direktur rumah sakit tentang laporan tiap bulan mengenai
hasil surveillans, serta laporan evaluasi triwulan setiap tiga bulan sekali.
3. Laporan tahunan : laporan evaluasi program PPI setahun.
B. Evaluasi
Untuk mengukur dan memantau keberhasilan program maka dilakukan evaluasi
terhadap keseluruhan program dan identifikasi permasalahan yang ditemukan
untuk tindakan perbaikan. Evaluasi yang dilakukan adalah:
1. Evaluasi program setahun dan setiap saat apabila perlu tiap tahun
2. Evaluasi standar prosedur operasional setiap 2 tahun dan setiap saat apabila
perlu untuk segera dilakukan perbaikan.

DITETAPKAN DI : WAY HUWI


PADA TANGGAL : 6 MEI 2022
DIREKTUR RS. AIRAN RAYA,

Dr. ZUCHRADY, MM., PIA


NIP : 002.04.19

Anda mungkin juga menyukai