Anda di halaman 1dari 22

MODUL KRIPTOGRAFI

(CTI 312)

MODUL 1
KONSEP KRIPTOGRAFI DAN KEAMANAN INFORMASI

DISUSUN OLEH
IR. NIZIRWAN ANWAR, M.T

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 22
MODUL 1
KONSEP KRIPTOGRAFI DAN KEAMANAN
INFORMASI

1. MATEMATIKA

1.1 ETIMOLOGI
Kata “matematika” berasal dari bahasa Yunani Kuno μάθημα
(máthēma), yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu, yang
ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi
“pengkajian matematika”, bahkan demikian juga pada zaman kuno.
Kata sifatnya adalah μαθηματικός (mathēmatikós), berkaitan
dengan pengkajian, atau tekun belajar, yang dengan kata lain
berarti matematis. Secara khusus, μαθηματικὴ τέχνη
(mathēmatikḗ tékhnē), di dalam bahasa Latin ars mathematica,
berarti seni matematika.
Bentuk jamak sering dipakai di dalam bahasa Inggris, seperti juga
di dalam bahasa Perancis les mathématiques (dan jarang
digunakan sebagai turunan bentuk tunggal la mathématique),
merujuk pada bentuk jamak bahasa Latin yang cenderung netral
mathematica (Cicero), berdasarkan bentuk jamak bahasa Yunani
τα μαθηματικά (ta mathēmatiká), yang dipakai Aristoteles, yang
bermakna berarti “segala hal yang matematis”. Tetapi, di dalam
bahasa Inggris, kata benda mathematics mengambil bentuk tunggal
bila dipakai sebagai kata kerja. Disiplin utama dalam matematika
didasarkan pada kebutuhan perhitungan dalam perdagangan,
pengukuran tanah dan memprediksi peristiwa dalam astronomi.
Ketiga kebutuhan ini secara umum berkaitan dengan ketiga
pembagian umum bidang matematika: struktur, ruang dan
perubahan. Sebelum kita melanjutkan pembahasan lebih lanjut
alangkah lebih baik nya, kita akan menceritakan sejarah sekilas
dan singkat komputasi (matematika) disini tidak terlepas dari
perkembangan (evolusi) dari zaman kuno hingga zaman modern.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 22
1.2 SEJARAH
Sejarah pengkajian bidang ilmu matematika adalah penyelidikan
terhadap asal mula penemuan di dalam matematika dan tidak
signifikan perkembangannya, penyelidikan terhadap metode dan
notasi atau simbol matematika pada masa silam. Sebelum
berkembangnya pada zaman modern ke seluruh dunia, bidang ilmu
ini mengalami beberapa dekade tetapi perkembangan saat ini tidak
lepas dari kemilaunya dari masa lalu (matematika kuno), antara
lain ;
1) Lembaran Matematika Babilonia ditemukan adalah Plimpton
322 [1] sekitar 1900 SM, dan disebut juga disebut sebagai
matematika Asiria-Babilonia [2]

2) Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir) disebut


juga "Lembaran Ahmes" berdasarkan penulisnya sekitar
2000-1800 SM) [3]

3) Lembaran Matematika Moskwa disebut juga dengan nama


Papirus Matematika Golenischev, dari nama pemilik
pertamanya, ahli Mesir kuno Vladimir Goleniščev.
(matematika Mesir sekitar 1890 SM) [4]

1.3 MATEMATIKA BABILONIA


Matematika Babylonia adalah matematika yang ditemukan di
Mesopotamia 2500 tahun SM pada peradaban Babylonia.
Matematika Babylonia merujuk pada seluruh matematika yang
dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia (Irak, saat ini). Penduduk
Babylonia merupakan orang yang pertama kali menulis bilangan
dari kiri ke kanan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tablet yang
ditemukan ditulis dari kiri ke kanan. Sistem matematik Babylonia
adalah seksagesimal atau bilangan berbasis 60. Angka 60 memiliki
banyak pembagi yaitu 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20, dan 30, yang
membuat perhitungan jadi lebih mudah. Peninggalan Matematika di

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 22
zaman Babilonia dimana tulisan dan angka bangsa Babilonia sering
juga disebut sabagai tulisan paku (gambar 1.1) karena bentuknya
seperti paku, dan bidang yang digunakan antara lain ;
1) Bidang Geometri

Geometri digunakan oleh bangsa Babylonia sejak tahun


2000 sampai 1600 SM. Mereka menghitung keliling suatu
lingkaran dengan menggunakan tiga kali diameternya, luas
lingkaran digunakan seperduabelas dari kuadrat kelilingnya
dengan =3,14. Volume silinder tegak dihitung dengan
perkalian luas alas dengan tinggi.
2) Bidang Aljabar

Sekitar 2000 tahun SM perkembangan aljabar tidak hanya


mampu menyelesaikan persamaan kuadrat, tetapi juga
membahas tentang penyelesaian persamaan pangkat tiga
dan empat. Hal ini terlihat adanya peninggalan berupa tablet
yang isinya berupa tablet kuadrat dan pangkat tiga bilangan
1 s/d 30 dan kombinasi n3 dan n2.
3) Bilangan Seksagesimal (basis 60)

Matematika Babylonia ditulis menggunakan sistem bilangan


seksagesimal (basis-60) karena keunggulanya pada bidang
astronomi. Sistem perhitungan berbasis 60 masih ada
sampai sekarang, yakni dengan diturunkannya penggunaan
bilangan 60 detik untuk satu menit dan 60 menit untuk satu
jam. Kelemahan sistem ini adalah tidak adanya lambang nol.
Simbol 1 dan 60 sama, dalam hal ini tanda spasi juga tidak
akan mampu membantu menjelaskan apakah lambang
tersebut adalah 1 atau 60.
4) Plimpton 322

Sistem ini pertama kali muncul sekitar 3100 tahun SM yang


dikenal sebagai sistem angka posisional, dimana nilai digit
tertentu tergantung pada angka itu sendiri dan posisinya

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 22
dalam nomor tersebut. Maksud dari tablet peninggalan
bangsa Babylonia yang memuat tabel analis yang dikenal
dengan Plimpton 322 adalah sebagai kumpulan dari G.A
Plimpton di Universitas Columbia dengan katalog no.322.

Gambar 1.1 59 simbol yang dibuat dari dua sistem symbol

Contoh penulisan Seksagesimal ke Angka Modern


[1] 2;15 = 2 x 601 + 15
= 120 + 15
= 135

[2] 1, 2 ; 30 = 1 x 601 + 2 x 600 + 30/60


= 62,5

[3] 1, 2, 3 ; 30 = 1 x 602 + 2 x 601 + 3 x 600 + 15/60


= 3720,25
Dan untuk penulisan Modern ke Seksagesimal, contoh ;

[1] 225 = 3 x 60 + 45
= 3 ; 45

[2] 7755 = 2 x 602 + 9 x 601 + 15


= 2, 9 ; 15

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 22
[3] 61,25 = 1 x 601 + 1 x 600 + 15/60
= 1, 1 ; 15

Kelebihan sistem bilangan Babilonia,


Kelebihan sistem bilangan Babilonia sudah mengenal
formula awal Pythagoras, di bidang geometri sudah
mengenal beberapa bangun ruangseperti segitiga dan kubus,
dan sudah mengenal nilai π.
Kekurangan sistem bilangan Babilonia,
Kekurangannya belum mengenal tanda koma untuk
membuat bilangan desimal tidak ada bilangan negatif.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 22
1.4 MATEMATIKA MESIR

Gambar 1.2 Ilustrasi Matematika Mesir

Secara historis terdapat 3 (tiga) perdaban besar dalam sejarah


yaitu: peradaban mesir kuno, Peradaban Sumeria babylonia, dan
Peradaban Yunani Kuno. Bangsa Mesir Kuno telah mengenal alat
tulis sederhana menyerupai kertas yang disebut papyrus. Tulisan
Mesir Kuno disebut tulisan Hieroglif, dan tulisan ini ditemukan
dalam bentuk gambar pada papyrus ataupun guratan pada batu
atau potongan kayu. Tulisan Mesir Kuno diperkirakan berkembang
pada tahun 3400 S.M. Papyrus Matematika Rhind (RMP) (juga
ditunjuk sebagai: papirus British Museum, 10057 dan 10058 PBM),
diberi nama setelah Alexander Henry Rhind , seorang warga
Skotlandia, yang membeli papirus pada tahun 1858 di Luxor, Mesir.
Misalnya angka-angka 1, 2, 3, ditulis sebagai garis-garis vertikal
yaitu I, II, III berturut turut sedangkan angka 10 telah ditulis dalam
bentuk punggung kuda yaitu dan bilangan 1000 seperti bentuk
bunga al-lutus yaitu dan seterusnya.
Penomoran hieroglif adalah versi tertulis dari sistem penghitungan
beton menggunakan benda-benda materi. Untuk mewakili angka,
tanda untuk setiap order desimal diulang sebanyak yang diperlukan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 22
Gambar 1.3 Penomoran Hieroglif
Dalam menuliskan bilangan, susunan decimal terbesar ditulis lebih
dahulu. Bilangan ditulis dari kanan ke kiri.

Gambar 1.4 Penulisan melambangkan 46.206

Gambar 1.5 Penulisan melambangkan 760.000


Perkembangan matematika di Mesir, berkembang dengan pesat,
orang-orang mesir menemuka banyak penemuan penggunaan
bilangan dan geometri. Penemuan-penemuan mereka diantaranya
adalah
1) Operasi Penjumlahan dan Pengurangan, teknik yang
digunakan orang Mesir untuk ini pada dasarnya sama
dengan yang digunakan oleh matematikawan modern
sekarang.

2) Operasi Perkalian, contoh 1 bagaimana menentukan 13 x 12


=?

1 12

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 22
2 24
4 48
8 96
16 192

Sekarang temukan angka di kolom sebelah kiri dari bilangan


yang kita kalikan yaitu 13 dengan cara menambahkan angka
pertama hingga kita temukan penjumlahan menjadi angka
soal (dalam soal ini, 13), angka 1 + 4 + 8 = 13 sehingga kita
garis bawahi angka di kolom kanan yang berlawanan
dengan angka-angka yang kita jumlahkan di sebelah kiri ini
yaitu sampai angka 8. Di kolom kanan angka di samping 8
adalah 96, jadi kita tambahkan angka-angka ini 12 + 48 + 96
= 156.
Contoh 2 ; 24 x 11 = ?
1 11
2 22
4 44
8 88
16 176

Dengan cara yang sama pada contoh 1, 24 x 11


menghasilkan 264.
3) Operasi Pembagian, cara melakukan pembagian sama
dengan perkalian mereka. Untuk masalah 98/7, mereka
berpikir masalah ini sebagai 7 kali beberapa nomor sama
dengan 98. Sekali lagi masalah itu bekerja di kolom.

1 7
2 *14
4 *28
8 *56

2 + 4 + 8 = 14 14 + 28 + 56 = 98

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 22
Kali ini angka di kolom kanan ditandai jumlah yang ke 98
maka angka yang sesuai di kolom kiri dijumlahkan untuk
mendapatkan hasil bagi. 19 dibagi 8 = 2 + 4 + 8

1.5 MATEMATIKA YUNANI


Matematika Yunani merujuk pada matematika yang ditulis di dalam
bahasa Yunani antara tahun 600 SM sampai 300 M .[5]
Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota sepanjang Mediterania
bagian timur, dari Italia hingga ke Afrika Utara, tetapi mereka
dibersatukan oleh budaya dan bahasa yang sama. Matematikawan
Yunani pada periode setelah Iskandar Agung kadang-kadang
disebut Matematika Helenistik. Matematika Yunani dipeloporkan
oleh Thales dari Miletus (624 - 546 SM) dan Pythagoras dari
Samos (582 - 507 SM). Meskipun perluasan pengaruh mereka
dipersengketakan, mereka mungkin diilhami oleh Matematika Mesir
dan Babilonia. Menurut legenda, Pythagoras bersafari ke Mesir
untuk mempelajari matematika, geometri, dan astronomi dari
pendeta Mesir.

Gambar 1.7 Pythagoras Gambar 1.8 Thales


dari Samos dari Miletus

Thales menggunakan geometri untuk menyelesaikan soal


perhitungan ketinggian piramida dan jarak perahu dari garis pantai.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 22
Dia dihargai sebagai orang pertama yang menggunakan penalaran
deduktif untuk diterapkan pada geometri, dengan menurunkan 4
(empat) - aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis - akibat
wajar dari teorema Thales. Hasilnya, dia dianggap sebagai
matematikawan sejati pertama dan pribadi pertama yang
menghasilkan temuan matematika. Pythagoras mendirikan Mazhab
Pythagoras, yang mendakwakan bahwa matematika yang
menguasai semesta dan semboyannya adalah "semua adalah
bilangan". Mazhab Pythagoras-lah yang menggulirkan istilah
"matematika", dan merekalah yang memulakan pengkajian
matematika. Mazhab Pythagoras dihargai sebagai penemu bukti
pertama teorema Pythagoras, meskipun diketahui bahwa teorema
itu memiliki sejarah yang panjang, bahkan dengan bukti keujudan
bilangan irasional. Eudoxus (408 - 355 SM) mengembangkan
metode kelelahan, sebuah rintisan dari Integral modern.
Aristoteles (384 - 322 SM) mulai menulis hukum logika. Euklides
(300 SM) adalah contoh terdini dari format yang masih digunakan
oleh matematika saat ini, yaitu definisi, aksioma, teorema, dan bukti.

Gambar 1.9 Eudoxus Gambar 1.10 Aristoteles

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 22
Gambar 1.11 Euklides

2. MATEMATIKA KOMPUTASI ‘MODERN’

Komputasi merupakan salah satu cara atau metode dalam


problem-solving dari data mentah (masukan) dengan pendekatan
algoritma tertentu dan memghasilkan sesuatu yang terukur (baik
secara kualitatif maupun kuantitatif). Manusia pada beberapa abad
yang lalu sebelum dan sesudah masehi sudah mengenal
‘matematika’ sebagai tools knowledge komputasi yang bertujuan
untuk bagaimana sistematika deskripsi, demontrasi/visualisasi dan
penghitungan (Ronald Brown, 1935).

Gambar 1.12 Ronald Brown


(https://en.wikipedia.org/wiki/Ronald_Brown_(mathematician))

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 22
Matematika (komputasi) modern pada umumnya menggunakan
penalaran logika dan abstraksi, berdampak matematika
berkembang dari pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan
pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-
benda fisika. Matematika praktis mewujud dalam kegiatan manusia
sejak adanya dokumentasi tertulis.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 22
2.1 BIDANG ILMU MATEMATIKA

1) BESARAN

2) RUANG

3) PERUBAHAN

4) STRUKTUR

5) MATEMATIKA DISKRIT

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 22
6) MATEMATIKA TERAPAN

2.2 KOMPUTASI MODERN (Sophiscated and Complexity)


Komputasi bisa diartikan sebagai cara untuk menyelesaikan
sebuah masalah dari inputan data dengan menggunakan algoritma.
Secara umum ilmu komputasi adalah bidang ilmu yang mempunyai
perhatian pada penyusunan model matematika dan teknik
penyelesaian numerik serta penggunaan komputer untuk
menganalisis dan memecahkan masalah-masalah ilmu (sains).
Dalam penggunaan praktis, biasanya berupa penerapan simulasi
komputer atau berbagai bentuk komputasi lainnya untuk
menyelesaikan masalah-masalah dalam berbagai bidang keilmuan,
tetapi dalam perkembangannya digunakan juga untuk menemukan
prinsip-prinsip baru yang mendasar dalam ilmu. Konsep Komputasi
Modern pertama kali dipeloorkan oleh John Von Neumann (1903 –
1957), beliau adalah ilmuan yang meletakkan dasar-dasar
komputer modern. Von Neumann memberikan berbagai
sumbangsih dalam bidang matematika, teori kuantum, game theory,
fisika nuklir, dan ilmu komputer, bidang komputasi serta menjadi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 22
seorang konsultan pada pengembangan komputer ENIAC, dan
perancang konsep arsitektur komputer. Arsitektur Von Nuemann
adalah seperangkat komputer dengan program yang tersimpan
(program dan data disimpan pada memori) dengan pengendali
pusat, I/O, dan memori. Dalam komputasi modern terdapat ada 3
(tiga) macam, yaitu :
1) Mobile Computing (Komputasi Bergerak) merupakan
kemajuan teknologi komputer sehingga dapat berkomunikasi
menggunakan jaringan nirkabel tanpa menggunakan kabel
serta mudah dibawa atau berpindah tempat.

2) Grid Computing (Komputasi Grid) memanfaatkan kekuatan


pengolahan idle berbagai unit komputer, dan menggunakan
kekuatan proses untuk menghitung satu pekerjaan.

3) Cloud Computing (Komputasi Awan Cloud) adalah


pengembangan dari konsep pemrograman berorientasi objek
abstraksi.

3. KONSEP KRIPTOGRAFI

Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, “kryptós” yang berarti


tersembunyi dan “gráphein” yang berarti tulisan. Kriptografi telah
digunakan oleh Julius Caesar sejak zaman Romawi Kuno. Konsep
ini umumnya dengan istilah Caesar cipher untuk mengirim pesan
secara rahasia (private) meskipun secara fungsional dan
operasional teknik yang digunakannya sangat tidak memadai dan
hadal untuk ukuran saat ini.

3.1 PENGERTIAN

“ Sebuah teknik rahasia dalam penulisan, dengan karakter


khusus, dengan mengguanakan huruf dan karakter di luar bentuk

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 22
aslinya, atau dengan metode-metode lain yang hanya dapat
dipahami oleh pihak-pihak yang memproses kunci, juga semua hal
yang ditulis dengan cara seperti ini.” Jadi, secara umun dapat
diartikan sebagai seni menulis atau memecahkan cipher (Talbot
dan welsh, 2006).

Kriptografi adalah suatu studi teknik matematika yang


berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperi
kerahasiaan, integritas data, otentikasi entitas dan otentikasi
keaslian data (Menezes, Oorschot dan Vanstone, 1996)

Kriptografi bisa diartikan sebagai sebuah proses untuk melindungi


data dalam arti yang luas. (Oppliger, 2005)

3.2 KOMPONEN

Kriptografi secara umum terdiri dari 7 komponen, antara lain ;


1) Pesan, Plaintext, Ciphertext. Pesan adalah data atau
informasi yang bisa dibaca dan dimengerti. Nama lain pesan
yaitu plaintext. Pesan bisa berupa data atau informasi yang
dikirim atau disimpan pada media penyimpanan. Pesan yang
tersimpan dapat berupa teks, image, audio maupun video.
Supaya pesan tidak bisa dimengerti oleh pihak yang tidak
berkepentingan, maka pesan tersebut juga disediakan dalam
bentuk lain yang tidak bisa dipahami (bersandi) yang disebut
sebagai ciphertext.

2) Pengirim dan Penerima (Sender&Receiver). Dalam


komunikasi data itu melibatkan pertukaran pesan antara 2
entitas yaitu pengirim dan penerima. Pengirim adalah entitas
yang mengirim pesan kepada entitas lain. Penerima adalah
entitas yang menerima pesan, yang dimaksud entitas di sini

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
16 / 22
itu bisa berupa orang, mesin, komputer, kartu kredit dan lain-
lain.

3) Enkripsi dan Dekripsi. Proses penyandian plaintext (pesan


asli) menjadi ciphertext (pesan tersandi) disebut dengan
encryption (enkripsi). Sedangkan proses mengembalikan
ciphertexte (pesan tersandi) menjadi plaintext (pesan asli)
disebut dengan decryption (dekripsi).

4) Cipher dan Key. Algoritma kriptografi itu disebut sebagai


cipher. Cipher adalah aturan enchipering dan dechipering
atau fungsi matematika yang digunakan untuk melakukan
enkripsi dan dekripsi. Yang menjadi tolak ukur kemampuan
algoritma kriptografi yaitu seberapa banyaknya kerja yang
dibutuhkan untuk dapat memecahkan ciphertext menjadi
plaintext tanpa harus mengetahui key yang digunakan. Key
(kunci) adalah parameter yang digunakan untuk melakukan
transformasi enciphering dan deciphering. Biasanya enkripsi
dapat berupa string ataupun deretan bilangan.

5) Sistem kriptografi. Kriptografi membentuk sebuah sistem


yang disebut sebagai sistem kriptografi. Sistem kriptografi
terdiri atas algoritma kriptografi, semua plaintext dan
ciphertext dan juga kunci.

6) Penyadap atau Eavesdropper. Penyadap adalah orang


yang berusaha mencoba menangkap pesan selama pesan
tersebut ditransmisikan. Tujuan dari penyadap yaitu untuk
memperoleh data atau informasi sebanyak-banyaknya
tentang sistem kriptografi yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan maksud memecahkan ciphertext.
Nama lain dari penyadap yaitu adversary, enemy, bad guy,
interceptor dan intruder.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
17 / 22
7) Kriptanalisis atau cryptanalysis adalah ilmu atau seni
untuk memecahkan ciphertext menjadi plaintext tanpa harus
mengetahui kunci yang digunakan. Dan merupakan istilah
yang digunakan untuk mempelajari metode untuk
memperoleh arti dari informasi enkripsi tanpa mengakses
sandi secara normal yang dibutuhkan untuk melakukannya;
sebagai contoh ilmu yang mempelajari cara untuk
memecahkan algoritme enkripsi atau implementasinya.

3.3 PRINSIP KEAMANAN ‘KRIPTOGRAFI’

Prinsip, tujuan dan aspek keamanan kriptografi bertujuan


(Menezes et al, 1996) (Schneier, 1996) sebagai berikut ;
1) Kerahasiaan atau Confidentiality, menjaga dan menjamin
bahwa data-data tersebut tidak dapat dibaca oleh pihak-
pihak yang tidak berhak dan hanya dapat diakses oleh
pihak-pihak tertentu. Tujuan dari kerahasiaan yaitu untuk
melindungi sebuah informasi dari semua pihak yang tidak
mempunyai hak atas informasi tersebut

2) Otentikasi atau Authentication, identifikasi atau


pengenalan, baik itu secara kesatuan sistem maupun
informasi itu sendiri oleh masing-masing pihak yang saling
berkomunikasi. Maksudnya beberapa pihak yang saling
berkomunikasi harus mengidentifikasi satu sama lain.
Informasi yang diterima suatu pihak dari pihak lain harus
diidentifikasi untuk memastikan keaslian informasi yang
diterima.

3) Integritas atau Integrity, menjamin setiap pesan yang


dikirim itu sampai pada penerimanya tanpa ada bagian
pesan yang diganti, diubah urutannya, diduplikasi,
ditambahkan dan dirusak. Tujuan dari integritas adalah untuk
mencegah terjadinya perubahan informasi oleh pihak-pihak

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
18 / 22
yang tidak mempunyai hak atas informasi tersebut. Untuk
dapat menjamin integritas data, maka pengguna harus
memiliki kemampuan mendeteksi terjadinya manipulasi data
oleh pihak-pihak yang tidak berhak. Manipulasi data yang
dimaksud yaitu penggantian, penyisipan maupun
penghapusan data.

4) Nirpenyangkalan atau Non-Repudiation, mencegah


pengirim maupun penerima menyangkal atau mengingkari
bahwa mereka telah mengirim dan menerima sebuah pesan.
Apabila ada sebuah pesan yang dikirim, penerima bisa
membuktikan kalau pesan tersebut memang dikirim oleh
pengirim yang tertera. Begitu pula sebaliknya, apabila
sebuah pesan diterima, maka pengirim juga bisa
membuktikan kalau pesannya sudah diterima oleh pihak
yang dituju.

3.4 JENIS ANCAMAN KEAMANAN

Data saat ini dapat menjadi salah satu factor dalam pengaman data
baik yang bersifat public maupun private seiring meningkatnya
penetrasi pengguna internet dari tahun ke tahun. Untuk
mengantisipasi ancaman tersebut diperlukan langkah-langkah
dalam melindungi data lewat jalur komunikasi data, salah satu nya
dengan teknik meng-enkripsi data. Berdasarkan tekniknya, faktor-
faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) jenis
ancaman, yaitu:
1) Interruption, terjadi bila data yang dikirimkan dari A tidak
sampai pada orang yang berhak (B). Interruption merupakan
pola penyerangan terhadap sifat availability (ketersediaan
data), yaitu data dan informasi yang berada dalam
sistem komputer dirusak atau dibuang, sehinggga
menjadi tidak ada dan tidak berguna.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
19 / 22
Contohnya, hard disk yang dirusak atau memotong jalur
komunikasi.
2) Interception Serangan ini terjadi jika pihak ketiga
berhasil mendapatkan akses informasi dari dalam sistem
komputer.

Contohnya, dengan menyadap data yang melalui


jaringan public (wiretapping) atau menyalin secara tidak sah
file atau program Interception merupakan pola
penyerangan terhadap sifat confidentially/secretly
(kerahasiaan data).
3) Modification. Pada serangan ini pihak ketiga yang tidak
hanya berhasil mendapatkan akses informasi dari dalam
sistem komputer, tetapi juga dapat melakukan
perubahan terhadap informasi.

Contohnya, merubah program berhasil merubah pesan


yang dikirimkan. Modification merupakan pola penyerangan
terhadap sifat integrity (keaslian data).
4) Fabrication, merupakan ancaman terhadap integritas, yaitu
orang yang tidak berhak yang meniru atau memalsukan
suatu objek ke dalam sistem.

Contohnya, dengan menambahkan suatu record ke dalam


file

3.5 SERANGAN KEAMANAN DATA

Pada dasarnya serangan terhadap sistem kriptografi dapat


dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
1) Serangan pasif adalah serangan dimana penyerang
hanya memonitor saluran komunikasi. Penyerang pasif
hanya mengancam kerahasiaan data.

2) Serangan aktif adalah serangan dimana penyerang


mencoba untuk menghapus, menambahkan, atau dengan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
20 / 22
cara yang lain mengubah transmisi pada saluran.
Penyerang aktif mengancam integritas data dan otentikasi,
juga kerahasiaan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] J. Friberg, "Methods and traditions of Babylonian


mathematics. Plimpton 322, Pythagorean triples, and the
Babylonian triangle parameter equations", Historia
Mathematica, 8, 1981, pp. 277—318.
[2] Robson, E. "Guaranteed genuine originals: The Plimpton
Collection and the early history of mathematical Assyriology".
Dalam Wunsch, C. Mining the Archives: Festschrift for
Christopher Walker on the occasion of his 60th birthday.
Dresden: ISLET. hlm. 245–292., 2002 ISBN 3-9808466-0-1
[3] Boyer, C. B., A History of Mathematics, 2nd ed. rev. by Uta C.
Merzbach. New York: Wiley, 1989 ISBN 0-471-09763-2
(1991 pbk ed. ISBN 0-471-54397-7)
[4] Struve V.V., (1889 - 1965), orientalist: ENCYCLOPAEDIA
OF SAINT PETERSBURG
[5] Howard Eves, An Introduction to the History of Mathematics,
Saunders, 1990, ISBN 0-03-029558-0
[6] S. J. Nielson and C. K. Monson, Practical Cryptography in
Python: Learning Correct Cryptography by Example., 2019,
ISBN 978-1-4842-4900-0
[7] Menezes, A.J., Van Oorschot, P.C. and Vanstone, S.A.
Handbook of Applied Cryptography. CRC Press. (1996),
ISBN 0-8493-8523-7.
[8] W. Stallings, Cryptography And Network Security Principles
And Practice, 5th ed. Boston: Pearson Education, Inc., 2011.
ISBN 13: 978-0-13-609704-4
[9] D. E. R. Denning, Cryptography and Data Security. London:
Addison-Wesley Publishing Company, 1982. ISBN 0-201-
10150-5
[10] J. Aumasson, Serious Cryptography; A Practical Introduction
to Modern Encryption. San Francisco: William Pollock, 2018.
ISBN-13: 978-1593278267

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
21 / 22

Anda mungkin juga menyukai