Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II pasal 2 mengamanatkan bahwa “Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pada tataran
operasional, Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional diarahkan untuk memberikan
penjamin mutu pendidikan kepada masyarakat. Pada Satuan Pendidikan Dasar sesuai
dengan standar nasional dan sesuai dengan harapan serta kebutuhan masyarakat yang
terus berkembang secara dinamis dengan memberdayakan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang terwadahi dalam KKG secara khusus.
Berdasarkan PP No 19 Tahun 2017, tugas guru meliputi: merencanakan
pembelajaran atau pembimbingan; melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan; membimbing dan melatih peserta didik;
dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja Guru. Berdasarkan UU No 14 Tahun 2005, guru
diartikan sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Salah satu usaha peningkatan mutu pendidikan adalah dengan meningkatakan
kualitas sumber daya manusianya yaitu guru. Hal ini disebabkan guru/pendidik sebagai
faktor yang sangat penting dalam pengelolaan pembelajaran. Oleh sebab itu seorang
guru dalam melaksanakan tugasnya dituntut secara profesional. Agar guru dapat
memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran sebagaimana yang diamanatkan pada
Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, maka guru dituntut untuk

1
meningkatkan kompetensinya secara terus menerus melalui berbagai upaya antara lain
melalui pelatihan, kegiatan karya tulis ilmiah, dan pertemuan di kelompok kerja guru.

Dalam rangka meningkatkan profesionalime guru, perlu adanya wadah yang


mampu menampung berbagai masalah pembelajaran yang dialami guru serta cara-cara
pemecahannya. Sesuai dengan pedoman pelaksanaan sistem pembinaan profesional
guru melaui pembentukan gugus sekolah di sekolah dasar, sebagai wujud nyata dalam
upaya pemberdayaan dan meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan harapan dan
kebutuhan masyarakat yang berkembang secara dinamis maka perlu peningkatan
kegiatan di KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri.

Di tengah upaya peningkatan mutu pendidikan dan profesionalisme guru, dunia


pendidikan saat ini dihadapkan dengan adanya pandemi Covid-19 yang menuntut
adanya pembatasan jarak sesuai protokol kesehatan. Namun di tahun 2022 ini sudah
banyak kelonggaran sehingga KKG di Gugus Gajah Mada dapat dilakukan secara luring
dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo menaungi 10 Sekolah Dasar Negeri


melaksanakan program kegiatan dikemas dalam model paket, yang terdiri dari 5 paket
dan diuraikan dalam 16 kali pertemuan. Materi dikemas dan disampaikan oleh
narasumber yang berkompeten di bidangnya. Pemilihan materi disesuaikan dengan
kondisi dunia pendidikan saat ini yaitu pemanfaatan teknologi digital dalam proses
pembelajaran dan mampu membuat proses pembelajaran menjadi semakin berkualitas
sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik.

Pelaksanaan kegiatan KKG secara maksimal diharapkan dapat mengakibatkan


terjadinya perubahan paradigma pendidikan yang mengharuskan adanya perubahan pola
pikir (mindset) dan pola tindak (actionset) bagi guru terutama dalam
mengimplementasikan dan mengembangkan pembelajaran setelah terjadinya pandemi
covid 19.

Sesuai dengan uraian di atas, maka Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo,
Kabupaten Wonogiri berinisiatif merancang dan mengoptimalkan pelaksanaan Kegiatan
Kelompok Kerja Guru dengan menampilkan berbagai materi yang sesuai dengan

2
perkembangan kondisi saat ini. KKG akan menjadi wadah bagi guru di Gugus Gajah
Mada untuk saling bertukar pikiran dan informasi untuk pembelajaran yang lebih baik
dan pendidikan yang lebih maju.

B. Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan Kegiatan Kelompok Kerja Gugus Gajah Mada adalah :
1. Undang-undang No 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 sebagai perubahan atas Peraturan
Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru.
3. Permenegpan dan RB No 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya

C. Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan Kegiatan Kelompok Kerja Gugus Gajah Mada adalah :
1. Meningkatkan profesionalisme guru di Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo
sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan lebih maksimal;
2. Meningkatkan proses dan hasil pembelajaran karena analisis masalah yang
dilakukan sehingga memperoleh solusi terbaik;
3. Membantu peserta memenuhi unsur PKB yang akan diperhitungkan angka
kreditnya dalam kenaikan pangkat;
4. Meningkatkan pemahaman guru tentang Sasaran Kinerja Pegawai (SKP);
5. Menghasilkan video dan media pembelajaran;
6. Menguatkan kembali tentang sillabus dan RPP;
7. Meningkatkan pemahaman guru tentang penerapan restitusi dalam pembelajaran.

D. Hasil Yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan Kelompok Kerja Gugus Gajah
Mada adalah:
1. Meningkatnya Profesionalitas guru Gugus Gajah Mada dalam melaksanakan peran
sebagai agen pembelajaran;
2. Terlaksananya pembelajaran yang tidak hanya mengacu hasil tetapi proses yang
bermakna bagi peserta didik;

3
3. Terpenuhinya angka kredit peserta dalam kegiatan PKB melalui Pengembangan
Diri, Publikasi Ilmiah, dan Karya Inovatif;
4. Meningkatnya pemahaman guru tentang Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sehingga
dapat membuat kontrak kerja dengan tepat;
5. Menghasilkan video dan media pembelajaran;
6. Kelengkapan administrasi kelas khususnya sillabus dan RPP;
7. Meningkatnya pemahaman guru tentang penerapan restitusi dalam pembelajaran.

4
BAB II

DESKRIPSI PROGRAM YANG TELAH DILAKSANAKAN

Pelaksanaan semua program dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) sangat bermakna bagi
dalam peningkatan profesionalisme guru. Dengan kegiatan ini diharapkan guru menjadi insan
yang mampu memberikan pelita dalam seluruh rangkaian kegiatan mencerdaskan bangsa.

Program yang telah dilaksanakan dalam Kegiatan KKG Guru Gugus Gajah Mada,
Kecamatan Giriwoyo tahun 2022 mengacu pada rencana kegiatan dalam proposal yang telah
disusun oleh pengurus pada bulan Januari tahun 2022, namun terjadi beberapa perubahan
terkait materi dan jadwal pelaksanaan. Berikut diskripsi pelaksanaan program yang telah
dilaksanakan KKG Gugus Guru Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo tahun 2022.

A. Struktur Materi

Pada masa pandemic covid 19 Kelompok Kerja Guru (KKG) Guru Gugus Gajah
Mada, Kecamatan Giriwoyo melakukan penyesuaian materi yang telah disusun dalam
struktur materi proposal kegiatan, namun tetap memenuhi alokasi waktu 16 kali
pertemuan kegiatan baik teori maupun praktik.

Program Kegiatan KKG Guru Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo tahun
2022 dimulai dari menentukan materi dan rapat persiapan koordinasi semua pengurus
KKG. Berikut struktur materi yang telah dilaksanakan dalam kegiatan KKG Guru Gugus
Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo tahun 2022:

1. Bidang Kurikulum

Materi kegiatan KKG Guru Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo yang
pertama yaitu mencakup Bidang Kurikulum membahas tentang pengembangan
perangkat pembelajaran. Dalam proposal yang telah disusun KKG Guru Gugus
Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo telah menentukan 5 paket materi. Paket I yaitu
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), Paket II yaitu mempelajari tentang Video
Pembelajaran, Paket III mempelajari tentang Penyusunan Silabus dan RPP, Paket IV
yaitu Media Pembelajaran, dan Paket V yaitu Restitusi.

5
2. Bidang ICT

Materi bidang ICT menjadi materi yang dilaksanakan dalam Kegiatan KKG
Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo karena sebagai upaya membantu guru
dalam menghadapi perkembangan teknologi. Materi tersebut yaitu Video
Pembelajaran di paket II dan Media Pembelajaran di paket IV. Pelaksanaan materi di
Paket II dan IV ini berjalan cukup lancar. Guru harus banyak beradaptasi dengan
materi yang berkaitan dengan perkembangan teknologi. Guru harus menyimak
pemaparan materi dengan sungguh-sungguh dan mempraktekkan dengan
menggunakan media yang guru miliki. Guru diharapkan mampu menghasilkan video
pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat digunakan saat menyampaikan
materi.

3. Bidang keprofesian
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan
Giriwoyo materi bidang keprofesian yaitu Permenpan RB Nomor 16 Tahun 2009
tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Kegiatan KKG Gugus Gajah
Mada, Kecamatan Giriwoyo bidang keprofesian yaitu materi Publikasi Ilmiah.
Publikasi Ilmiah adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau
penemuan baru. Sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses
pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan
seni. Hal ini mencakup: Penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks dan/atau
sederhana; Penemuan/peciptaan atau pengembangan karya seni kategori kompleks
dan/atau sederhana; Pembuatan/pemodifikasian alat pelajaran/peraga/-praktikum
kategori kompleks dan/ atau sederhana; Penyusunan standar, pedoman, soal dan
sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi.

6
Struktur materi yang telah dilaksanakan dalam kegiatan KKG Gugus Gajah
Mada, Kecamatan Giriwoyo terangkum dalam tabel berikut; 5 paket program materi
tersebut dapat kita lihat dalam tabel berikut:

Paket MATERI KET

1 Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) 3 pertemuan

2 Video Pembelajaran 4 pertemuan

3 Silabus dan RPP 3 pertemuan

4 Media Pembelajaran 3 pertemuan

5 Restitusi 3 pertemuan

B. Strategi dan Metode Pelaksanaan


Strategi dan metode pelaksanaan yang telah diterapkan dalam program kegiatan
Kelompok Kerja Guru antara lain dengan menggunakan :
1. Strategi Pembelajaran
Pelaksanaan KKG dilaksanakan secara luring dengan tidak lepas dari penerapan
protocol kesehatan ketat.
Strategi pembelajaran yang dilaksanakan yaitu :
1) Dilaksanakan dengan sistem Kelompok Kerja Guru pertemuan pengurus KKG
di SD Inti.
2) Diadakan KKG Gugus Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo secara luring
di SD Inti yaitu SDN 1 Giriwoyo.

2. Metode Pelaksanaan

Metode yang diterapkan dalam kegiatan KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan
Giriwoyo yang dilaksanakan secara luring yaitu metode yang komunikatif, karena
dalam pelaksanaan peserta saling bertukar pendapat untuk memecahkan masalah yang
dihadapi ketika bertugas di sekolah masing- masing. Beberapa metode yang
diterapkan yaitu :
7
a. Metode Diskusi
b. Metode Demonstrasi
c. Metode Pemecahan Masalah

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


1. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo dilaksanakan
di SDN 1 Giriwoyo, untuk semua materi KKG.

2. Waktu Pelaksanaan KKG Gugus Gajah Mada

Waktu pelaksanaan Kegiatan KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo


dilaksanakan selama bulan Februari sampai Agustus 2022. Pelaksanaan KKG Gugus
Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo mengalami beberapa perubahan jadwal
dikarenakan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan dimana kadang
berbenturan dengan jadwal kegiatan lain. Secara garis besar kegiatan KKG Gugus
Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo dimulai pada tanggal 26 Februari 2022, dan
dilanjutkan 16 kali pertemuan yang dilaksanakan mulai bulan Februari sampai bulan
Agustus tahun 2022. Jadwal Kegiatan KKG Gugus Gugus Gajah Mada, Kecamatan
Giriwoyo yang dilaksanakan pada tahun 2022 sebagaimana terlampir dalam laporan
ini.

D. Keterlibatan Peserta

Kegiatan KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo ini diikuti guru kelas
SD baik ASN maupun non ASN di 10 Sekolah Dasar di Gugus Gajah Mada, Kecamatan
Giriwoyo, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri. Pada penyusunan
proposal ditargetkan dapat diikuti oleh peserta sejumlah 4 Kepala Sekolah dan 54 guru
seperti terdapat dalam tabel di bawah ini.
Jumlah Guru Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo
Awal Tahun 2022 adalah:

No Nama Sekolah Jumlah Status Kepegawaian


8
KS Guru ASN NON ASN
SD INTI
1. SDN 1 GIRIWOYO - 6 5 1
SD IMBAS
2. SDN 4 GIRIWOYO 1 4 4 -
3. SDN 1 SEJATI - 6 5 1
4. SDN 2 SEJATI 1 6 5 1
5. SDN 1 SENDANGAGUNG 1 4 3 1
6. SDN 2 TIRTOSWORO - 6 4 2
7. SDN 3 TIRTOSWORO - 6 6 -
8. SDN 1 TAMENG 1 6 5 1
9. SDN 3 TAMENG - 6 4 2
10. SDN 4 GUWOTIRTO - 6 6 -
JUMLAH 4 54 45 9

Peserta KKG mengikuti kegiatan dengan sungguh sungguh dan diusahakan


aktif untuk berdiskusi memecahkan masalah – masalah yang dihadapi dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Demi kelancaran kegiatan pengurus bertugas menyediakan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan serta berusaha memberi pelayanan dan motivasi
kepada anggota untuk mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh. Guru pemandu
atau Kepala Sekolah berperan membuat perencanaan kegiatan, menyampaikan materi
dan memberikan refleksi.
Keterlibatan Peserta dalam Kegiatan KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan
Giriwoyo secara garis besar berjalan dengan lancar, akan tetapi jadwal yang sudah
ditentukan terkadang berbenturan dengan jadwal kegiatan lain, sehingga berdampak
kepada bebrapa peserta sehingga berhalangan hadir.

E. Narasumber
Kegiatan KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo pada tahun 2022
program materi disampaikan oleh beberapa narasumber yang berkompeten sesuai

9
materi. KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo melibatkan guru dan pengurus
untuk menjadi narasumber atau fasilitator.

F. Panitia

Panitia dalam pelaksanaan Kegiatan KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan


Giriwoyo ini adalah Pengurus KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo periode
2022/2023 yang sudah disusun dalam musyawarah guru se Gugus Gajah Mada,
Kecamatan Giriwoyo sebagaimana terlampir dalam SK Ketua KKG dalam lampiran
proposal ini.

G. Sistem Dokumentasi Kegiatan dan Pelaporan

Pelaksanaan Kegiatan KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo diakhiri


dengan Penyusunan laporan dengan format E-KKG, yang mencakup 5 paket materi
dengan alokasi waktu pertemuan 16 pertemuan. Adapun laporan akhir pelaksanaan
kegiatan KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo disampaikan kepada Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri.

H. Anggaran Kegiatan

Pelaksanaan Kegiatan KKG Gugus Gajah Mada, Kecamatan Giriwoyo tahun


2022 dibiayai secara mandiri oleh peserta KKG.

10
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Paket I yaitu Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)


Materi dilaksanakan secara luring dengan durasi waktu 3 kali pertemuan dengan waktu 3
jam pembelajaran tiap pertemuan.
Paket I dengan Materi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dilaksanakan pada hari Sabtu
tanggal 26 Februari 2022, 5 Maret 2022 dan 12 Maret 2022 yang disampaikan oleh
Bapak Pujiono,S.Pd.SD.
SKP atau Sasaran Kinerja Pegawai merupakan sebuah beban kerja yang harus
dicapai oleh seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) atau guru yang mengemban tugas
tambahan lain dalam jangka waktu satu tahun. Jadi SKP ini merupakan dokumen yang
harus diisi selama menjadi PNS dengan tenggat waktu masing-masing satu tahun. Maka
dari itu penyusunannya dalam satu SKP terdiri dalam satu tahun kerja.
Terbitnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PERMENPAN RB) Nomor 8 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Kinerja
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merupakan perwujudan teknis dari Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil.
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang semula berbasis poin kegiatan, pada peraturan
terbaru ini berbasis pada outcome.
Pengaturan  mengenai  penilaian  kinerja  dalam  Undang-Undang  Aparatur Sipil
Negara (UU No. 5 Tahun 2014) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor
30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja PNS. Peraturan Pemerintah ini mengatur antara
lain perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pembinaan, dan penilaian Kinerja  pegawai 
serta  mengatur  terkait  tindak  lanjut  hasil  penilaian  kinerja pegawai.
Lalu tugas tambahan yang di maksud di atas itu meliputi kepala sekolah, kepala
perpustakaan, kepala laboratorium/bengkel, dan ketua pelatihan program
keahlian/program studi. Tujuan dari SKP ini tidak lain dan tidak bukan merupakan untuk
membentuk guru profesional yang bertanggung jawab, jujur, dan adil selama menjadi
seorang PNS.
SKP ini fungsinya untuk mengevaluasi hasil kinerja guru dan semua guru yang
memiliki tugas tambahan lain. Semua ini dilakukan untuk pembinaan karier guru yang
11
bersangkutan. Hingga pada akhirnya nanti akan ada pengangkatan, penempatan,
penghargaan, serta akan menimbulkan perilaku disiplin.
Tata Cara Penyusunan SKP
Penyusunan SKP ini merujuk pada tugas pokok jabatan yang sudah
dipertimbangkan dengan RKT (Rencana Kerja Tahunan) sekolah. Jadi SKP itu
sebenarnya merupakan sebuah tindak lanjut dari tujuan dan visi misi sekolah itu sendiri.
Lalu merupakan tindak lanjut dari hasil EDS (Evaluasi Diri Sekolah), tugas pokok
profesi, dan tugas tambahan.
Seluruh kegiatan selama tenggat satu tahun itu harus diuraikan dengan sejelas
mungkin. Kegiatan yang dicantumkan merupakan kegiatan yang bisa diukur secara
kualitas dan kuantitas. Jadi nanti kegiatannya itu akan berkaitan dengan tugas jabatan,
angka kredit, dan target dalam satu tahun.
Semua susunan SKP ini pada akhirnya akan dilakukan negosiasi dan disetujui
oleh pejabat penilai. Jika sudah disetujui maka nanti akan ada kontrak kerja yang akan
ditanda tangani oleh kedua pihak. Tetapi lain cerita jika tidak disetujui, maka berkas SKP
ini akan diserahkan ke atasan pejabat penilai yang pada akhirnya nanti keluar keputusan
final.
SKP ini dilakukan setiap tahunnya pada awal januari. Ada kondisi khusus yang
perlu diperhatikan oleh guru yang sedang menyusun SKP. Jadi jika adanya perpindahan
tugas setelah bulan januari maka SKP itu harus disusun lagi di tempat baru. Hal ini juga
berlaku jika ada perpindahan SATMINKAL (Satuan Administrasi Pangkalan). Lalu
sebaliknya guru akan diberi sanksi jika tidak menyusun SKP. Agar bisa lebih memahami
untuk SKP ini maka dibawah ini langsung saja diberikan contoh kasusnya langsung:
Contoh SKP Guru Mata Pelajaran
Untuk contoh kasus guru mata pelajaran ini ada seorang guru PABP di SDN 1
Tameng. Guru tersebut sudah mengajar sejak tahun 2016 dengan pangkat Penata Muda
Golongan III/a jabatan guru pertama. Tahap selanjutnya untuk guru ini adalah menuju
Penata Muda Tingkat 1 Golongan III/b. Jadi guru sosiologi ini harus memiliki AK
(Angka Kredit) minimal 50 yang rinciannya meliputi 42 pembelajaran, 3 pengembangan
diri, dan 5 penunjang.

12
Contoh SKP Tugas Tambahan Sebagai Guru Kelas
Contoh kasus untuk tugas tambahan sebagai guru kelas ini merupakan seorang
guru SD yang menjadi guru kelas di SDN 2 Sejati yang sudah mengajar sejak tahun 2014.
Saat ini guru tersebut telah memiliki pangkat Penata Muda Tk I dengan Golongan III/b
yang jabatannya guru pertama. Lalu untuk bisa naik ke golongan III/c maka guru tersebut
harus punya 50 AK selama 4 tahun yang dalam artian 12.50 AK pertahunnya. AK untuk
unsur utama itu 11.25 dan 1.25 untuk penunjang setiap tahunnya.AK PKB nya itu guru
harus melakukan 3 kegiatan pengembangan diri dan 4 publikasi ilmiah selama 4 tahun
tersebut.

B. Paket II yaitu Video Pembelajaran


Materi KKG disampaikan dengan durasi waktu 3 kali pertemuan dengan waktu 3 jam
pelajaran, masing-masing dilaksanakan secara luring dengan memperhatikan protokol
kesehatan.
Paket II tentang Video Pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 2022, 26 Maret
2022, 14 Mei 2022 dan 21 Mei 2022 oleh Ibu Sri Retno Wahyuningsih, S.Pd.
Masa pandemi Covid-19 yang beberapa waktu lalu melanda negeri kita mengajarkan
banyak hal kepada kita. Dengan adanya kebijakan PSBB, PPKM, PJJ, dan kebijakan-
kebijakan yang lain sangat mempengaruhi pola pikir kita. Sebagai guru yang biasanya
menyampaikan materi di kelas, mengevaluasi pembelajaran secara langsung, berinteraksi
memberikan motivasi kepada anak, serta kegiatan tatap muka lainnya, mau tidak mau
pada situasi saat ini guru harus mengubah pola kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
yang dilakukan secara daring dibutuhkan aplikasi pembelajaran yang menarik, kreatif,
serta tidak membosankan bagi peserta didik. Salah satu aplikasi yang bisa digunakan
adalah aplikasi Filmora. Aplikasi Filmora merupakan salah satu aplikasi yang bisa
digunakan untuk membuat video pembelajaran. Selain bisa dilaksanakan melalui daring,
aplikasi ini juga bisa dibuat semenarik mungkin agar peserta didik tertarik untuk
mengikuti pembelajaran
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Pertama-tama buka aplikasi Filmora

13
b. Selanjutnya import file yang ingin Anda masukkan dalam film Anda, dengan cara
mengklik icon Import kemudian pilih file yang Anda ingin masukkan dalam media
import wondershare lalu klik Open
c. Kemudian edit bagian video maupun audio dari file yang telah Anda masukkan
pada timeline, dengan cara mengklik icon edit atau dengan cara lain yaitu klik
kanan pada project video yang berada di timeline.
d. Memberikan transisi pada project video saya, caranya dengan mengklik menu
Transition, kemudian pilih efek transisi yang tepat untuk video Anda.
e. Menambahkan Intro/Credit pada project video saya, caranya adalah klik menu
Intro/Credit. Pilih yang tepat untuk video Anda. Anda juga bisa menambahkan
tulisan pada Intro/Credit dalam video Anda, serta Anda juga dapat mengatur durasi
Intro/Credit Anda.
f. Menambahkan frame pada Intro, yaitu dengan cara mengklik menu PIP lalu
memilih frame ataupun pilihan lainnya seperti decoration, smiles maupun festival.
g. Setelah dirasa sudah cukup untuk membuat video yang menarik, jangan lupa untuk
menyimpan project videonya, supaya suatu waktu dapat digunakan lagi jika ingin
menambahkan editan. Caranya yaitu dengan mengklik ikon . Kemudian klik Save
Project.
h. Selanjutnya tahap terakhir, Export. Yaitu untuk mengekspor project video Anda
menjadi video jadi, banyak format video yang bisa kita pilih. Kita juga dapat
langsung mengupload video pada Youtube, Facebook maupun Vimeo.

C. Paket III yaitu Silabus dan RPP


Materi KKG disampaikan dengan durasi waktu 3 kali pertemuan dengan waktu 3 jam
pelajaran tiap pertemuan secara luring dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Paket II materi Silabus dan RPP dilaksanakan tanggal 28 Mei 2022, 4 Juni 2022, dan 11
Juni 2022.
Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk
satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar.Selanjutnya
menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV tentang Implementasi

14
Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, tahapan pertama dalam pembelajaran
menurut standar proses adalah perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan
kegiatan peyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. RPP adalah rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu
mengacu pada silabus. Sementara itu menurut Panduan Teknis Penyusunan RPP di
Sekolah Dasar, RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemua atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema
tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada suatu pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi
siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema dan dilaksanakan dalam
satu kali pertemuan atau lebih.
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran
dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan
pembelajaran.Berdasarkan permendikbud no. 22 tahun 2016 tentang standar proses
pendidkan dasar dan menengah disebutkan serangkaian prinsip dalam meyusun RPP,
dalam penyusunan RPP menggunakan prinsip sebagai berikut: 1) Memperhatikan
perbedaan individu peserta didik 2) Berpusat pada peserta didik 3) Berbasis konteks 4)
Berorientasi kekinian 5) Mengembangkan kemandirian belajar 6) Memberi umpan balik
dan tindak lanjut pembelajaran 7) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antar
kompetensi dan atau antar muatan 8) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Sistematika RPP sebagai berikut: (1) Identitas (2) Tujuan (3) Langkah-langkah Kegiatan
Pembelajaran (4) Penilaian.
RPP disusun untuk satu atau beberapa KompetensiDasar; - Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan; - Alokasi
waktu diperhitungkan untuk pencapaian KD yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam
jampelajaran dan banyaknya pertemuan. Oleh karena itu, waktu untuk mencapai KD
dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada
karakterisktik KD-nya.

15
D. Paket IV Media Pembelajaran
Pertemuan 1-3 tanggal 16 Agustus 2022, 23 Agustus 2022 dan 6 Agustus 2022 yang
disampaikan oleh dRetno Satuti,S.Pd.
Pada pertemuan ini dilaksanakan secara luring dengan memperhatikan protokol kesehatan
dengan durasi waktu 3 jam pelajaran.
Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Batasan ini masih cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,
lingkungan, manusia dan metode yang digunakan untuk tujuan pembelajaran.
Secara umum media pembelajaran memiliki peran sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan pembelajaran agar tidak terlalu bersifat verbal.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu  dan daya indra.
3. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap
pasif peserta didik.
4. Menjadikan pengalaman manusia dari abstrak menjadi konkret.
5. Memberikan stimulus dan rangsangan kepada peserta didik untuk belajar secara aktif.
6. Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajar.
Media pembelajaran biasanya dipahami sebagai benda-benda yang dibawa masuk ke
ruang kelas untuk membantu efektivitas proses belajar mengajar. Pemahaman sempit ini
dipengaruhi oleh pandangan cognitivism yang melihat proses belajar sebagai transfer
pengetahuan dari pengajar ke peserta didik yang kebanyakan berlangsung dalam ruang
kelas. Jika menggunakan pandangan constructivism maka pengertian belajar dan media
pembelajaran menjadi lebih luas. Media pembelajaran tidak terbatas pada apa yang
digunakan pengajar di dalam kelas, tetapi pada prinsipnya meliputi segala sesuatu yang
ada di lingkungan peserta didik dimana mereka berinteraksi dan membantu proses belajar
mengajar.
Secara umum media pembelajaran dapat dikelompokan menjadi empat yaitu:
1. Media Visual, yaitu suatu jenis media yang semata-mata hanya memanfaatkan
indera penglihatan peserta didik untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dengan

16
demikian penggunaan media pembelajaran ini tergantung dari kemampuan
penglihatan peserta didik. Sebagai contoh: media cetak, seperti buku, modul, jurnal,
poster, dan peta; model seperti globe bumi dan miniatur; dan media realitas alam
sekitar.
2. Media Audio, yaitu jenis media pembelajaran dengan hanya melibatkan indera
pendengaran peserta didik. Pesan dan informasi yang diterimanya adalah berupa
pesan verbal seperti bahasa lisan dan pesan nonverbal dalam bentuk bunyi-bunyian,
musik, dan bunyi tiruan.
3. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan melibatkan indera penglihatan dan indera pendengaran dalam
suatu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui
media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik
penglihatan maupun pendengaran. Sebagai contoh film, program TV dan video.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat
membantu keefektifan pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat
itu. Selain membangun motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.
Membuat Alat Peraga
Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk memperjelas cara kerja tertentu yang
dipergunakan dalam proses pembelajaran atau bimbingan. Kriteria alat peraga yaitu :
 Berupa alat yang berfungsi untuk memperjelas konsep/cara kerja tertentu yang
dipergunakan dalam proses pembelajaran
 Pelaksanaan proses pembelajaran/bimbingan menjadi lebih jelas dan lebih efektif
Jenis alat peraga :
1. Poster/gambar untuk pelajaran
2. Alat permainan pendidikan
3. Model benda/barang/alat tertentu
4. Benda potongan (cutway object)
5. Film/video pelajaran pendek
6. Gambar animasi komputer

17
7. Alat peraga lain alat peraga tersebut mempunyai ciri memperjelas konsep/cara kerja
suatu alat
Untuk lebih memahami deskripsi alat peraga, disajikan Alat Peraga sederhana sebagai
ilustrasi dan contoh pengembangan Alat Peraga yang dapat digunakan untuk mendukung
pembelajaran di sekolah. Sebagai contoh, penggunaan injeksi tinta printer bekas untuk
memindahkan / memvisualisasikan perilaku pompa hidrolik pada material fisik
Bukti fisik dan besaran angka kredit
1. Jika tidak dapat mengirimkan alat peraga, laporan tertulis pembuatan dan
penggunaan alat peraga beserta gambar/foto alat peraga
2. Laporan tertulis tentang pembuatan dan penggunaan alat peraga yang dilengkalpi
dengan alat peraga yang dibuat bila alat peraga tersebut memungkinkan untuk
dikirim
3. Lembar pernyataan dari kepala sekolah/madrasah bahwa alat peraga tersebut
dipergunakan disekolah/madrasah
Besaran angka kredit alat peraga sebagai berikut :
1. Kategori kompleks, diberi angka kredit 2
2. Kategori sederhana, diberi angka kredit 1
3. Angka kredit diberikan setiap kali menghasilkan alat peraga dan dapat dilakukan
oleh perorangan atau tim

E. Paket V Restitusi
Pertemuan 1-3 pada tanggal 13 Agustus 2022, 20 Agustus 2022 dan 27 Agustus 2022
yang disampaikan oleh Sri Retno Wahyuningsih,S.Pd.
Pada pertemuan ini dilaksanakan secara luring dengan memperhatikan protokol
kesehatan dengan durasi waktu 3 jam pelajaran.
Restitusi merupakan sebuah proses menciptakan kondisi murid dalam memperbaiki
kesalahan mereka, dimana Restitusi bukan sebuah penawaran atau paksaan di dalam
meperbaiki kesalahan, akan tetapi bagaimana murid kembali menjadi pribadi yang lebih
kuat
Segitiga restitusi merupakan tahapan tindakan yang dilakukan guru untuk membawa
siswa menaati kesepakatan kelas yang telah ditetapkan dan mengakui secara sadar dan

18
terbuka ketika melakukan kesalahan, serta merasakan kenyamanan ketika sudah
berperilaku jujur.
Pembelajaran Sosial Emosional merupakan pembelajaran kolaboratif yang melibatkan
seluruh pihak terkait yang bertujuan untuk melatih kemampuan peserta didik agar
dapat memahami, mengolah, dan mengekspresikan aspek sosial dan emosional pada
diri peserta didik. Tujuannya adalah agar anak bisa sukses dalam melakukan berbagai
macam aktivitas hidup seperti belajar, membangun hubungan, menyelesaikan masalah
sehari-hari, dan beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan perubahan dan
perkembangan.
Segitiga restitusi ini dilakukan melalui tahapan menstabilkan identitas, maksudnya hal
terbaik apa yang sebenarnya bisa dilakukan oleh murid dalam berperilaku baik dengan
teman sebaya maupun orang dewasa. kemudian , melakukan validasi tindakan, murid
belajar untuk menemukan alasannya melakukan sebuah perilaku yang kurang sesuai
dengan harapan. Tujuan apa yang diinginkan darinya ketika melakukan perilaku
tersebut. Dan terakhir adalah menanyakan keyakinan, yaitu apa yang dia yakini dan
sepakati sebagai bagian dari komunitas di sekolah umumnya dan dikelas khususnya.
Dalam praktik segitiga restitusi pula seorang guru dapat mengambil posisi kontrol
yang tepat, apakah sebagai teman, penghukum, membuat orang merasa bersalah,
pemantau atau bahkan sebagai manajer. Tentunya yang paling ideal untuk
menumbuhkan budaya positif adalan posisi kontrol sebagai teman, pemantau dan
manajer. Karena ketiga posisi ini membantu murid untuk dapat menyuarakan haknya
dan keinginannya bahkan murid bisa melakukan diskusi bersama guru untuk
menemukan solusi terbaik dari permasalahannya. Sebuah terobosan menurut saya
pribadi, ketika tahu tentang segitiga restitusi ini sebagai alternatif dalam pemecahan
masalah, dan sifatnya sangat fleksibel untuk diterapkan dilingkungan apapun. Langkah
awal yang baik jika kita sebagai guru mau dan mampun menerapkan praktik segitiga
restitusi ini dalam upaya menumbuhkan budaya positif disekolah kita.

19
20
21

Anda mungkin juga menyukai