Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Promosi Kesehatan
Di Tempat Kerja
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
i
LEMBAR PERSETUJUAN
KELOMPOK 4
Telah disetujui dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk dilaksanakan
seminar laporan hasil praktik kerja lapangan mata kuliah
Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
pada tanggal 1 Desember 2022
Mengetahui
Pembimbing Institusi I
Emelia Tonapa, M.Kes
NIDN. 4017089101 .............................
Pembimbing Institusi II
Dian Ardyanti, M.Kes
NIP. 199301242022032001 ............................
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT
KERJA PADA PT. KUTAI JAYA PUNDINUSA SAMARINDA
KELOMPOK 4
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 2 Desember
2022 dan dinyatakan telah memenuhi syarat tugas praktik Promosi
Kesehatan di Tempat Kerja
Penguji I
Emelia Tonapa, M.Kes
NIDN. 4017089101 .............................
Penguji II
Dian Ardyanti, M.Kes
NIP. 199301242022032001 ............................
Mengetahui,
Ketua Jurusan Promosi Kesehatan
iii
KATA PENGANTAR
iv
Diharapkan laporan praktik ini dapat memberikan manfaat terhadap
masyarakat, serta dapat dijadikan acuan untuk praktik yang akan
dilakukan berikutnya.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan
di PT. Kutai Jaya Pundinusa ini bisa memberi manfaat ataupun inspirasi
bagi pembaca.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Tujuan PKL..................................................................................2
C. Manfaat PKL................................................................................2
vi
BAB V PENUTUP................................................................................37
A. Kesimpuan..................................................................................37
B. Saran...........................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................39
LAMPIRAN...........................................................................................40
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Promosi Kesehatan adalah upaya memberdayakan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi Kesehatan diri serta
lingkungannya (Ottawa, 1986). Memberdayakan adalah upaya untuk
membangun daya, yang berarti mngembangkan kemandirian, yang
dilakukan dengan menimbulkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan, serta dengan mengembangkan iklim yang mendukung
pengembangan kemandirian tersebut (Halajur U. 2019).
Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau
terbuka bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci
dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
(PER.15/MEN/VIII/2008). Tempat kerja yang sehat adalah tempat di
mana semua orang bekerja sama untuk mencapai visi yang disepakati
kesehatan dan kesejahteraan pekerja dan masyarakat sekitar. Ini
menyediakan semua anggota tenaga kerja dengan kondisi fisik,
psikologis, sosial dan organisasi yang melindungi dan
mempromosikan kesehatan dan keselamatan. Ini memungkinkan para
manajer dan pekerja untuk meningkatkan kendali atas kesehatan
mereka sendiri dan untuk memperbaikinya, dan menjadi lebih energik,
positif dan puas. Sebagai imbalannya, tenaga kerja lebih banyak
stabil, berkomitmen dan produktif (ILO, 2013).
Konsep tempat kerja yang sehat menyediakan alat yang berharga
untuk dikembangkan atau di perkuat standar kesehatan dan
keselamatan kerja sehingga kondisi terus meningkat untuk bekerja
populasi. Namun, tempat kerja yang sehat tidak hanya bebas dari
bahaya, tetapi juga menyediakan sebuah lingkungan yang
1
merangsang dan memuaskan bagi pekerja. Ada yang tumbuh
penghargaan untuk berbagai faktor penentu kesehatan pekerja,
termasuk lingkungan, organisasi (misalnya beban kerja, gaya
manajemen dan komunikasi), masyarakat dan factor kemasyarakatan,
serta gaya hidup pribadi. Organisasi yang sehat mengakui semua
elemen ini dalam pengembangan kebijakan dan program untuk
kesejahteraan para pekerjanya (PERMENTAKER RI).
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan
di PT. Kutai Jaya Pundinusa
2. Mahasiswa mampu membuat dan mengembangkan program
promosi kesehatan di PT. Kutai Jaya Pundinusa
3. Mahasiswa mampu mengevaluasi keberhasilan program promosi
Kesehatan yang dilakukan di di PT. Kutai Jaya Pundinusa
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman kerja secara nyata di tempat kerja
pada PT. Kutai Jaya Pundinusa
b. Meningkatkan domain perilaku, kompetensi, etos kerja, dan
softskill sebagai calon tenaga promotor kesehatan di tempat
kerja
c. Mempraktikkan teori tentang promosi Kesehatan yang telah
diperoleh selama pembelajaran
2. Bagi Lahan Praktik
a. Memperoleh saran yang bersifat konstruktif dari laporan
mahasiswa praktik yang bisa dimanfaatkan sebagai
pengembangan program kerja
2
b. Memperoleh alternatif calon tenaga kesehatan yang telah
dikenal mutu dan kreadibilitasnya dalam bidang promosi
kesehatan
c. Mengimplementasikan kerjasama akademis yang bersifat
mutualisme dengan pihak Program Sarjana Terapan Promosi
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
permintaan pekerja itu sendiri, sebab apabila produktivitas
pekerja itu rendah otomatis kinerjanya pun rendah, kinerja yang
rendah akan menurunkan pencapaian target-target perusahaan
(Novianti dkk, 2017). Produktivitas dipengaruhi oleh berbagai
hal, salah satu hal yang dapat mempengaruhi produktivitas yaitu
asupan gizi.
Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang
memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja.
Menurut Suma'mur (1976), Gizi kerja merupakan kalori yang
diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan jenis pekerjaannya dengan tujuan tingkat kesehatan
tenaga kerja dan produktivitas setinggi-tingginya (Dahlan &
Samsir, 2018). Keberadaan gizi kerja penting karena status gizi
akan merepresentasikan kualitas fisik serta imunitas pekerja,
sebagai komponen zat pembangun dan masukan energi ketika
tubuh merasa lelah akibat bekerja, serta dapat meningkatkan
motivasi atau semangat dalam bekerja yang akan menentukan
produktivitas kerja (Ramadhanti, 2020). Oleh karena itu, pekerja
perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan
jenis atau beban pekerjaan yang dilakukannya.
Masalah gizi tenaga kerja terutama di Indonesia cukup
kompleks, diantaranya pola makan yang kurang baik (seperti
melewatkan sarapan), belum tersedianya ruang makan khusus
bagi tenaga kerja, pemberian insentif makan dalam bentuk uang
dan belum jelasnya pembagian antara waktu istirahat dengan
waktu kerja (Ramadhanti, 2020). Kekurangan nilai gizi pada
makanan yang dikonsumsi tenaga kerja seharihari akan
membawa akibat buruk terhadap tubuh, seperti: pertahanan
tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan fisik
kurang,berat badan menurun, kurang bersemangat, kurang
motivasi dan lain sebagainya. Dalam keadaan yang demikian itu
5
tidak bisa diharapkan tercapainya efisiensi dan produktivitas
kerja yang optimal (Dahlan & Samsir, 2018).
Aspek gizi merupakan salah satu bagian penting dari K3
yang secara tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas
kerja. Asupan gizi yang kurang dari kebutuhan akan
berdampak pada terjadinya kelelahan kerja. Asupan gizi yang
melebihi kebutuhan akan berdampak pada timbulnya rasa
malas, mengantuk, dan menurunkan kecepatan kerja
(Maghfiroh, 2019). Sehingga solusi yang dapat diberikan adalah
dengan mengadakan pengaturan jam makan pekerja yang
serentak ketika waktu istirahat, hal tersebut juga dapat
membedakan waktu istirahat dan wktu kerja yang selama ini
kerap mengalami overlapping (Ramadhanti, 2020). Adanya
penyelenggaraan makan bersama di perusahaan berfungsi
untuk pemantauan status gizi (status gizi kurang atau status gizi
lebih) dan pengadaan kegiatan fisik (olahraga). Selain itu perlu
dilakukan edukasi pada karyawan terkait pemenuhan asupan
energi. Bentuk upaya edukasi bisa berupa penyuluhan berkala
maupun pemberian leaflet dan penempelan poster terkait
pemenuhan energi di lingkungan kerja.
2. Aktivitas Fisik/Olahraga teratur
Aktivitas fisik merupakan suatu rangkaian gerak tubuh yang
menggunakan tenaga atau energi. Jenis aktivitas fisik yang
sehari-hari dilakukan antara lain berjalan, berlari, berolahraga,
mengangkat, dan memindahkan benda, mengayuh sepeda, dan
lain-lain. Aktivitas fisik juga merupakan pergerakan anggota
tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga secara
sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan fisik, mental
dan kualitas hidup yang sehat dan bugar Di era yang semakin
maju seperti sekarang ini hampir sepenuhnya. Orang-orang
minim dalam hal bergerak dan upaya untuk beraktifitas.
6
Kejadian seperti ini sering berkaitan dengan pegawai kantor
apalagi posisi yang mereka tempati kebanyakan duduk didepan
layar komputer saja. Seharusnya tubuh manusia sering
digerakkan agar berfungsi dengan normal mengingat aktivitas
fisik adalah salah satu kebutuhan hidup yang tidak bisa
dilewatkan begitu saja. Konsekuensi dari proses ini dapat
mengakibatkan lebih seringnya muncul suatu penyakit akibat
kurangnya aktifitas fisik.
Aktivitas fisik ditentukan sebagai penyebab utama morbiditas
dan mortalitas di seluruh dunia. Saat ini hal tersebut sedang
terjadi di banyak negara dengan adanya kejadian penyakit tidak
menular (NCDs) seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi,
diabetes, obesitas, berbagai penyakit kanker dan juga bisa
menyebabkan osteoporosis.
3. Rokok, Alkohol dan Narkoba
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang
digulung / dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung,
sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap
seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik
bahan kimia berbahaya. Hanya dengan membakar dan
menghisap sebatang rokok saja, dapat diproduksi lebih dari
4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40
diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat
menyebabkan kanker. Rokok juga termasuk zat adiktif karena
dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan dependensi
(ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata
lain, rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
Alkohol, dan Zat Adiktif). Narkotika adalah zat atau obat baik
yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang
menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya
rangsang.
7
Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung
karbohidrat dengan cara fermentasi dan distilasi atau fermentasi
tanpa distilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih
dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak.
Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1
menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan atau pun
yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi,
menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan. Obat-
obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika
pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah
sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan ketenangan.
Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum.
8
utama antara lain: Inhalasi (menghirup), Pencernaan
(menelan), Penyerapan kedalam kulit atau kontak invasive
b. Bahaya Faktor Fisik
Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang
bersifat fisika antara lain kebisingan, penerangan, getaran,
iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Faktor-
faktor ini mungkin bagian tertentu yang dihasilkan dari
proses produksi atau produk samping yang tidak diinginkan.
1) Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi
dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran. Suara keras,
berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak jaringan
saraf sensitif di telinga, menyebabkan kehilangan
pendengaran sementara atau permanen. Hal ini sering
diabaikan sebagai masalah kesehatan, tapi itu adalah
salah satu bahaya fisik utama. Batasan pajanan terhadap
kebisingan ditetapkan nilai ambang batas sebesar 85 dB
selama 8 jam sehari (ILO Jakarta, 2013).
2) Penerangan
Penerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi
syarat untuk melakukan pekerjaan. Penerangan yang
sesuai sangat penting untuk peningkatan kualitas dan
produktivitas. Sebagai contoh, pekerjaan perakitan benda
kecil membutuhkan tingkat penerangan lebih tinggi,
misalnya mengemas kotak. Studi menunjukkan bahwa
perbaikan penerangan, hasilnya terlihat langsung dalam
peningkatan produktivitas dan pengurangan kesalahan.
Bila penerangan kurang sesuai, para pekerja terpaksa
membungkuk dan mencoba untuk memfokuskan
9
penglihatan mereka, sehingga tidak nyaman dan dapat
menyebabkan masalah pada punggung dan mata pada
jangka panjang dan dapat memperlambat pekerjaan
mereka (ILO Jakarta, 2013).
3) Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik cepat
(reciprocating), memantul ke atas dan ke bawah atau ke
belakang dan ke depan. Gerakan tersebut terjadi secara
teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari
kedudukannya. Hal tersebut dapat berpengaruh negatif
terhadap semua atau sebagian dari tubuh. Misalnya,
memegang peralatan yang bergetar sering mempengaruhi
tangan dan lengan pengguna, menyebabkan kerusakan
pada pembuluh darah dan sirkulasi di tangan. Sebaliknya,
mengemudi traktor di jalan bergelombang dengan kursi
yang dirancang kurang sesuai sehingga menimbulkan
getaran ke seluruh tubuh, dapat mengakibatkan nyeri
punggung bagian bawah. Getaran dapat dirasakan melalui
lantai dan dinding oleh orang-orang disekitarnya.
Misalnya, mesin besar di tempat kerja dapat menimbulkan
getaran yang mempengaruhi pekerja yang tidak memiliki
kontak langsung dengan mesin tersebut dan
menyebabkan nyeri dan kram otot. Batasan getaran alat
kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada
lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4
m/detik2 (ILO Jakarta, 2013).
4) Iklim Kerja
Ketika suhu berada di atas atau di bawah batas
normal, keadaan ini memperlambat pekerjaan. Ini adalah
respon alami dan fisiologis dan merupakan salah satu
alasan mengapa sangat penting untuk mempertahankan
10
tingkat kenyamanan suhu dan kelembaban ditempat kerja.
Faktor-faktor ini secara signifikan dapat berpengaruh pada
efisiensi dan produktivitas individu pada pekerja. Sirkulasi
udara bersih di ruangan tempat kerja membantu untuk
memastikan lingkungan kerja yang sehat dan mengurangi
pajanan bahan kimia.
5) Radiasi Tidak Mengion
Radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari
radiasi tidak mengion antara lain gelombang mikro dan
sinar ultra ungu (ultra violet). Gelombang mikro digunakan
antara lain untuk gelombang radio, televisi, radar dan
telepon. Gelombang mikro mempunyai frekuensi 30 kilo
hertz – 300 giga hertz dan panjang gelombang 1 mm –
300 cm. Radiasi gelombang mikro yang pendek < 1 cm
yang diserap oleh permukaan kulit dapat menyebabkan
kulit seperti terbakar. Sedangkan gelombang mikro yang
lebih panjang (> 1 cm) dapat menembus jaringan yang
lebih dalam. Radiasi sinar ultra ungu berasal dari sinar
matahari, las listrik, laboratorium yang menggunakan
lampu penghasil sinar ultra violet. Panjang gelombang
sinar ultra violet berkisar 1 – 40 nm. Radiasi ini dapat
berdampak pada kulit dan mata.
c. Bahaya Faktor Biologi
Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam
jenisnya. Seperti pekerja di pertanian, perkebunan dan
kehutanan termasuk di dalam perkantoran yaitu indoor air
quality, banyak menghadapi berbagai penyakit yang
disebabkan virus, bakteri atau hasil dari pertanian, misalnya
tabakosis pada pekerja yang mengerjakan tembakau,
bagasosis pada pekerja - pekerja yang menghirup debu-
debu organik misalnya pada pekerja gandum (aspergillus)
11
dan di pabrik gula. Penyakit paru oleh jamur sering terjadi
pada pekerja yang menghirup debu organik, misalnya
pernah dilaporkan dalam kepustakaan tentang aspergilus
paru pada pekerja gandum. Demikian juga “grain asma”
sporotrichosis adalah salah satu contoh penyakit akibat
kerja yang disebabkan oleh jamur. Penyakit jamur kuku
sering diderita para pekerja yang tempat kerjanya lembab
dan basah atau bila mereka terlalu banyak merendam
tangan atau kaki di air seperti pencuci. Agak berbeda dari
faktor- faktor penyebab penyakit akibat kerja lainnya, faktor
biologis dapat menular dari seorang pekerja ke pekerja
lainnya.
d. Bahaya Faktor Ergonomi dan Pengaturan Kerja
Industri barang dan jasa telah mengembangkan
kualitas dan produktivitas. Restrukturisasi proses produksi
barang dan jasa terbukti meningkatkan produktivitas dan
kualitas produk secara langsung berhubungan dengan
desain kondisi kerja. Pengaturan cara kerja dapat memiliki
dampak besar pada seberapa baik pekerjaan dilakukan dan
kesehatan mereka yang melakukannya. Semuanya dari
posisi mesin pengolahan sampai penyimpanan alat-alat
dapat menciptakan hambatan dan risiko. Penyusunan
tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya
bagi kesehatan. Tempat-tempat duduk yang cukup dan
sesuai harus disediakan untuk pekerja- pekerja dan
pekerja-pekerja harus diberi kesempatan yang cukup untuk
menggunakannya.
2. Postur Kerja Ergonomis
Postur adalah pergerakkan aktif dan merupakan hasil dari
banyak pergerakkan tubuh yang sebagian besar memiliki
12
karakter yang saling menguatkan (Bridger, 2003) dalam
(Angkoso R, 2012). Pembagian postur kerja dalam ergonomi
didasarkan atas posisi tubuh dan pergerakkan. Berdasarkan
posisi tubuh, postur kerja dalam ergonomic terdiri dari :
13
b. 8 jam dalam sehari, 40 jam selama seminggu, untuk 5 hari
kerja dalam seminggu
14
a. Shift malam, Umumnya shift malam memiliki 2 pola waktu
untuk memenuhi kebutuhan operasional 24 jam, diantaranya
pukul 20.00 hingga 03.00 WIB dan pukul 23.00 hingga 07.00
WIB. Pekerja atau karyawan yang diizinkan kerja shift malam
merupakan pekerja pada perusahaan atau instansi yang
menyediakan layanan 24 jam. Instansi tersebut diantaranya
seperti rumah sakit, kepolisian, hotel, minimarket, restoran
cepat saji, dsb. Pekerja dengan jadwal shift malam tidak
terus menerus mendapat waktu bekerja pada malam hari,
mereka bisa saja mendapat jam kerja shift pagi atau siang
pada lain hari. Hal ini dinamakan rotating shift. Selain itu,
dengan adanya rotating shift pekerja shift malam dapat
memiliki kesempatan untuk libur selama 2 hari. Biasanya,
setelah libur yang pertama, pekerja akan mendapat waktu
shift malam pada saat hari libur kedua.
b. Shift pagi dan siang, Shift jenis ini dikenal sebagai shift kerja
yang paling normal, karena jam kerjanya yang hampir sama
dengan pekerja biasa. Umumnya pekerja masuk pada pukul
08.00–15.00 WIB pada hari Senin–Minggu, atau hanya pada
hari Senin–Jumat.
c. Shift Panjang, Jenis shift ini biasa digunakan pada
perusahaan yang memiliki target produksi jangka panjang.
Shift ini mewajibkan karyawan untuk masuk kerja rutin yang
mana seharinya 10 jam termasuk 1 jam istirahat. Shift ini
berbeda dengan double shift maupun lembur insidental,
double shift atau lembur insidental umumnya digunakan saat
perusahaan memiliki target jangka pendek atau waktu
tertentu.
d. Flexible time, Shift flexible time ini merupakan shift yang
memberi kebebasan pada pekerja untuk menentukan waktu
15
jam kerjanya sendiri. Meski begitu harus tetap sesuai dengan
aturan yang berlaku mengenai jumlah jam kerja dalam
seminggu. Shift jenis ini dapat ditemukan pada sistem kerja
remote working.
C. Kelelahan
16
Pengertian kelelahan kerja banyak pengertian mengenai
kelelahan kerja yang telah dikemukakan oleh para ahli. Secara
garis besar kelelahan kerja merupakan suatu kondisi yang timbul
karena aktivitas individu hingga individu tersebut tidak mampu lagi
mengerjakannya. Dengan kata lain, kelelahan kerja dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan kinerja yang berakibat pada
peningkatan kesalahan kerja dan berujung pada kecelakaan kerja
(Nurmianto, 2004). Beberapa teori oleh para ahli mengenai definisi
kelelahan kerja, yaitu :
1. Kelelahan merupakan kondisi dimana tubuh mengalami
kehabisan energi karena perpanjangan kerja yang dilakukan.
Kelelahan sering muncul pada jenis pekerjaan yang dilakukan
secara berulang-ulang atau monoton (Nurmianto, 2004).
2. Kelelahan merupakan kondisi yang menunjukkan keadaan tubuh
baik fisik maupun mental yang semuanya berakibat pada
penurunan daya kerja serta ketahanan tubuh (Suma’mur P,
2009)
3. Kelelahan merupakan suatu bagian dari mekanisme tubuh untuk
melakukan perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan
yang lebih parah, dan akan kembali pulih apabila melakukan
istirahat (Tarwaka, 2014).
17
yang membuat stres menjadi suatu faktor yang hampir tidak
mungkin untuk dihindari.
Stres di tempat kerja menjadi suatu persoalan yang serius
bagi perusahaan karena dapat menurunkan kinerja karyawan dan
perusahaan. Sebuah lembaga penelitian terhadap stres di Amerika
memperkirakan bahwa stres di tempat kerja menyebabkan para
pengusaha di Amerika terpaksa merugi sekitar 300 juta dollar
Amerika setiap tahunnya akibat menurunnya produktivitas, serta
meningkatnya ketidakhadiran, turnover, konsumsi minuman keras
dan biaya pengobatan karyawan.
Di Jepang, pemerintah secara berkala memantau tingkat
stres yang terjadi di tempat kerja dan menemukan bahwa jumlah
karyawan yang merasakan tingkat stres tinggi dalam menjalani
pekerjaan sehari-hari mengalami peningkatan dari 51% di tahun
1982 menjadi hampir dua pertiga dari total populasi pekerja yang
ada di tahun 2000. Pada tahun yang hampir sama yaitu sekitar
tahun 2000an, lebih dari 6000 perusahaan di Inggris mengeluarkan
rata-rata lebih dari 80 ribu dollar Amerika untuk membayar
kerusakan yang ditimbulkan akibat stres pada karyawan. Di
Indonesia sendiri, salah satu penelitian yang pernah dilakukan oleh
sebuah lembaga manajemen di Jakarta pada tahun 2002
menemukan bahwa krisis ekonomi yang berkepanjangan, PHK,
pemotongan gaji, dan keterpaksaan untuk bekerja pada bidang
kerja yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki merupakan
stressor utama pada saat itu.
18
fisik seperti: sulit tidur, perubahan pada metabolisme, hilang selera
makan, perut mual, tekanan darah dan detak jantung meningkat,
gangguan pernapasan, sakit kepala, telapak tangan yang
berkeringat, dan gatal-gatal. Secara psikologis, timbul
ketidakpuasan kerja yang diikuti dengan adanya tekanan pada
emosi seperti cemas, mudah tersinggung atau mudah marah, bad
mood, muram, bosan dan sikap kasar.
Stres juga bisa berakibat pada perubahan perilaku pekerja,
seperti: menurunnya produktivitas, tingkat kehadiran dan komitmen
terhadap organisasi. Selain itu juga menghasilkan perilaku seperti
merokok atau mengkonsumsi minuman keras secara berlebihan,
agresivitas dalam berbicara atau bertindak, melakukan hal-hal yang
mengganggu di tempat kerja, atau sering ditemukan tidur tempat
kerja. Stres yang dialami secara terus-menerus dan tidak
terkendali, bisa menyebabkan terjadinya burn-out yaitu kombinasi
kelelahan secara fisik, psikis dan emosi.
19
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
20
d) Turut berperan serta dalam menciptakan kerja dan
mengembangkan kompetensi sumber daya manusia di
indonesia
B. Kegiatan Praktikum
1. Data Hasil Pengkajian
a. Data Demografi
Data demografi pekerja di PT. Kutai Jaya Pundinusa
disajikan dalam tebel berikut :
Tabel 3.1 Data Demografi
No Jenis
Nama Usia Agama Pendidikan BB IMT
. Kelamin TB
17
1 Tn. R 25 L Islam S1 65 21,7
3
16
2 Tn. B 49 L Islam SMA 90 32
7
16
3 Tn. D 37 L Islam S1 70 25
5
15
4 Ny. N 26 P Islam S1 54 21
8
16
5 Ny. H 25 P Islam S1 56 21
3
21
b. Data Gizi Kerja
Data gizi pekerja di PT. Kutai Jaya Pundinusa disajikan
dalam tebel berikut :
Tabel 3.2 Frekuensi Makan Per Hari
1 Satu kali 0 0%
2 Kadang-kadang 0 0%
3 Tidak pernah 0 0%
2 Kadang-kadang 2 40%
3 Tidak pernah 0 0%
1 Setiap hari 0 0%
22
2 Kadang-kadang 5 100%
3 Tidak pernah 0 0%
1 Ya 5 100%
2 Tidak 0 0%
23
No. Perilaku Merokok Jumlah %
1 Ya 2 40%
2 Tidak 3 60%
1 Ya 1 20%
2 Tidak 4 80%
1 Ya 4 80%
2 Tidak 1 0%
1 Ya 0 0%
2 Tidak 5 100%
24
Berdasarkan tabel 3.11 di atas, diketahui bahwa seluruh
pekerja tidak mengalami keluhan penyakit tidak menular
dalam 3 bulan terakhir dengan persentase 100%.
1 Ya 4 80%
2 Tidak 1 20%
f. Data Ergonomi
Data Ergonomi pekerja di PT. Kutai Jaya Pundinusa
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.13 Postur Kerja Dengan Metode ROSA
1 Low (Rendah) 0 0%
2 Warning Level (Peringatan) 5 100%
Ket:
score 1 dan 2 = Low (Rendah)
score 3 dan 5 = Warning Level (Peringatan)
score >5 = Necessity of intervention measures level
(Diperlukan Intervensi/ perbaikan)
Berdasarkan tabel 3.13 di atas, diketahaui bahwa seluruh
postur pekerja yang diukur dengan metode ROSA (Rapid
Office Strain Assessment) termasuk Warming Level atau
tingkat peringatan dengan persentase 100%.
25
g. Data Stress Kerja
Data Stress kerja di PT. Kutai Jaya Pundinusa disajikan
pada tabel berikut:
1 Stress berat 0 0%
2 Stress menegah 0 0%
1 Rendah 4 80%
2 Sedang 1 20%
3 Tinggi 0 0%
4 Sangat tinggi 0 0%
26
Tabel 3.16 Identifikasi Masalah
2 Aktifitas Fisik -
5 Kelelahan pekerja -
6 Stres pekerja -
7 Ergonomi -
27
Tabel 3.17 Prioritas Masalah Kesehatan PT. Kutai Jaya
Pundinusa
Parameter Skor
No Masalah Kesehatan
Total
U S G
Kurangnya frekuensi makan buah pada
1 pekerja 4 4 4 12
28
Pemasangan media poster tentang pentingnya konsumsi
3
makan buah
29
6. Penyususun Rencana Kegiatan (POA)
Tabel 3.20 Penyusunan Rencana Kegiatan (POA)
Program Membentuk Primer : -Meningkatkan Menyesuaikan 1 hari = Buah- Mahasiswa Meningkatnya Pihak
One Day sikap Pekerja Di kesadaran Rp.50.000- buahan Promkes sikap positif Perusahaan
Fruit Day pekerja di PT. Kutai pekerja untuk 100.000 segar pekerja untuk
PT. Kutai Jaya mengkonsumsi gaya hidup
Jaya Pundinusa buah setiap hari sehat
Pundinusa Sekunder: -Membentuk
untuk gaya Pekerja di sikap positif
hidup sehat PT. Papan pejerja terkaitt
Jaya konsumsi buah
Tersier: setiap hari
Direktur
PT. Kutai
Jaya
Pundinusa
30
7. Penyusunan Rencana Evaluasi
b. Dosen
pembimbing
2 Proses a. Sasaran antusias dalam mengikuti a. Kuesioner a. Saat kegiatan Pihak dalam
kegiatan b. Checklist b. Saat kegiatan (pelaksana
b. Durasi waktu kegiatan kegiatan)
31
32
BAB IV
A. PELAKSANAAN
a. Pelaksana
Program “one day fruit day” dilakukan oleh mahasiswa
jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kaltim dalam
satu kelompok yang berjumlah 5 mahasiswa. Dibimbing dan
diarahkan oleh dosen pembimbing praktik mata kuliah Promosi
Kesehatan Di Tempat Kerja.
b. Proses Kegiatan
Mahasiswa promosi kesehatan melaksanakan paktik di PT.
Kutai Jaya Pundinusa Samarinda selama 2 minggu dari tanggal
21 November sampai 2 Desember 2022. Mahasiswa
merencanakan dan menyusun lembar kuesioner yang akan
digunakan untuk pengkajian selama 2 hari. Pada hari Rabu
tanggal 23 November 2022, mahasiswa melakukan pengkajian
menggunakan lembar kuisioner dan checklist pada pekerja.
Pengkajian dilakukan selama 2 hari dari tanggal 23-24
November 2022. Selanjutanya mahasiswa mengolah data dan
melakukan perencanaan program terkait data dari hasil
pengkajian. Pada hari senin tanggal 28 Novemeber 2022
mahasiswa melakukan kunjungan ke PT. Kutai Jaya Pundinusa
yang berada di Balikpapan dan mahasiswa melakukan pemaran
terkait rencana program yang akan dilaksanakan di PT Kutai
Jaya Pundinusa yang berada di Samarinda, selanjutnya
mahasiswa melakukan obeservasi terkait lingkungan yang ada di
sekitar kantor. Setelah melakukan observasi terkait lingkungan
yang ada disana mahasiwa lalu memberikan sedikit saran atau
rekomendasi terkait hal yang dibutuhkan disana nantinya. Pada
tanggal 1 Desember 2022 mahasiswa mulai menjalankan
33
program yang sebelumnya telah direncanakan yaitu one day fruit
day, yang dimana mahasiswa menyediakan buah-buahan yang
nantinya akan dikonsumsi para pekerja yang ada di PT. Kutai
Jaya Pundinusa. Setelah itu dilanjukan dengan kegiatan
membersihkan lingkungan khususnya smoking area. Pada hari
berikutnya yaitu pada hari jumat 2 Desember 2022 mahasiwa
melakukan pemasangan media promosi Kesehatan di beberapa
tempat tertentu seperti pemasangan media poster dan x banner
di smoking area dan selanjutnya mahasiswa melakukan evaluasi
terkait program yang telah dilaksanakan sebelumnya dimana
evaluasi dilakukan melalui google form dan terakhir yaitu
penutupan dimana pada hari itu juga dilakukan pelepasan
mahasiswa yang telah selesai melakukan praktik di perusahaan
tersebut dengan penyerahan kenang-kenangan berupa plakat
dari mahasiwa promosi Kesehatan yang diwakili oleh ketua
kelompok kepada pihak PT. Kutai Jaya Pundinusa dan
dilanjukan poto Bersama mahasiwa dengan pembimbing institusi
dan pembimbing lahan praktik .
c. Hambatan
Dalam pelaksanaan kegiatan, kendala yang dihadapi yaitu
kesulitan dalam melakukan pengkajian pada pakerja
dikarenakan para pekerja terbagi di Samarinda dan Balikpapan,
sehingga hanya beberapa pekerja saya yang dapat di intervensi.
B. EVALUASI
Evaluasi program promosi kesehatan yang di lakukan di PT.
Kutai Jaya Pundinusa terdiri dari tiga aspek evaluasi yaitu, evaluasi
input, proses, dan output. Evaluasi input kegiatan ini dilakukan
pada dua aspek. Pertama kesediaan perusahaan. Kedua, kesiapan
pelaksana kegiatan. Pihak perusahaan menyetujui rencana
program dan bersedia membiayai program. Kelompok praktik juga
34
telah mempersiapkan dan mempresentasikan materi presentasi
program dan menyusun serta melaksanakan program pada hari
pertama.
Evaluasi proses kegiatan dilakukan pada dua aspek yaitu
antusiasme sasaran mengikuti program dan durasi waktu kegiatan.
Rencana sasaran yang mengikuti program adalah seluruh pekerja
di PT. Kutai Jaya Pundinusa. Tetapi hanya 5 pekerja yang mengisi
kuesioner pada saat pre test yang dibagikan melalui google form.
Berdasarkan hasil observasi kelompok praktik menunjukkan
seluruh sasaran antusias dalam mengikuti program dan
menyambut baik program yang dilaksanakan.
Evaluasi output pada kegiatan ini dilakukan pada dua aspek.
Pertama, program telah terlaksana dengan baik. Kedua,
Meningkatnya sikap positif pekerja. Pelaksanaan program
dilaksanakan sesuai jadwal yang di rencana yaitu di hari Kamis
tanggal 1 Desember 2022, dengan menyiapkan buah-buahan segar
dengan dua macam yaitu mangga dan jeruk (jabarkan harapannya
apa). Meningkatnya sikap positif apa? sasaran pekerja dievaluasi
dengan membandingkan nilai pretest dan posttest. Rata-rata nilai
sikap sasaran pada pretest adalah 2,03. Rata-rata nilai sikap
sasaran pada posttest adalah 5,06. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan rata-rata nilai sikap positif pekerja antara pretest dan
postest. Peningkatan rata-rata nilai sikap positif pekerja sesuai
dengan indikator keberhasilan kegiatan dalam rencana kegiatan
atau POA.
Selain itu, durasi program yang terus berjalan meskipun
pelaksana program tidak lagi praktik disana. Program ”one day fruit
day” dipegang oleh HSE Perusahaan Kutai Jaya Pundinusa.
35
C. RENCANA TINDAK LANJUT
36
No. Masalah Saran Kegiatan
Dalam proses ISO Melakukan GAP Analysis secara
diperlukan persiapan yang menyeluruh dan berulang kali
matang oleh karena itu agar meminimalisir kekurangan
1
perlu dilakukan GAP
analysis agar
meminimalisir kekurangan
Terdapat sarana dan Melakukan penataan sarana dan
prasarana yang belum prasarana perusahaan sesuai
sesuai dengan letak penempatan dan aturannya.
2 penempatannya. (Letak penyimpanan dokumen,
tempat cuci tangan didepan pintu
masuk, dan lain-lain yang
dianggap perlu)
Perlunya menggunakan Menggunakan jasa konsultan
jasa konsultan Iso agar ISO untuk membantu
3 mempermudah proses memberikan strategi
ISO terkait hal-hal yang implementasi dan mampu
masih belum dipahami meningkatkan nilai proses bisnis
Terdapat fasilitas yang Mengganti fasilitas yang sudah
sudah kurang baik/rusak kurang baik/rusak
yang perlu diganti dengan
4
fasilitas yang lebih baik
contohnya fasilitas CTPS
didepan pintu masuk
Belum adanya fasilitas Menyediakan fasilitas kotak
5 kotak saran bagi para saran dan Red Code
pekerja
Lokasi septic tank yang Mencari konsultan ahli
belum ditemukan K3/Kesling untuk membantu
6
menemukan sepitank
perusahaan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktik promosi kesehatan ditempat kerja khususnya PT. Kutai
Jaya Pundinusa. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan
pada karyawan di PT Kutai Jaya Pundinusa didapatkan hasil yaitu
kurangnya kurannya konsumsi buah setiap hari pada para pekerja,
adanya perilaku merokok para pekerja, belum adanya informasi
37
kesehatan di smoking area, serta terdapat beberapa sampah yang
berserakan disekitar smoking area.
Adapun Program promosi kesehatan ditempat kerja yang
dilaksanakan di PT Kutai Jaya berdasarkan hasil pengkajian terhadap
para pekerja yaitu program one day fruit day yang dimana program ini
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pekerja untuk
mengkonsumsi buah setiap harinya serta membentuk sikap positif
para pekerja terkait mengkonsumsi buah setiap hari. Selanjutnya
kegiatan yaitu pemasangan media x banner terkait 7 tips berhenti
merokok, kegiatan pemasangan media poster tentang bahaya
merokok, pemasangan media poster anjuran minum air, pemasangan
media poster makan buah dan sayur serta pemasangan media stiker
tentang anjuran membuang sampah pada tempatnya.
B. Saran
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan PT. Kutai Jaya Pundinusa dapat melaksanakan dan
melanjutkan program yang telah dibuat yaitu one day fruit day dan
meningkankan sikap positif pekerja
2. Bagi Mahasiswa
Diharapakan mahasiswa dapat lebih maksimal dalam
mengembangkan dan merencanakan kegiatan promosi Kesehatan
di tempat kerja
3. Bagi Program Studi
Diharapkan program studi dapat memberikan fasilitas praktik yang
memadai kepada mahasiwa promosi Kesehatan khususnya dalam
praktik promosi Kesehatan ditempat kerja dan juga membuat
pedoman praktik yang baik, jelas dan teratur agar mahasiswa dapat
memahami tujuan dan capaian apa yang inginkan dalam praktik
tersebut.
38
DAFTAR PUSTAKA
Pertiwi, A,.. Sugiono and R.Y, E. 2013. ‘Implementasi Job Safety Analysis
(Jsa) Dalam Upaya Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja
(Studi Kasus: Pt. Adi Putro Wirasejati) Implementasi Of Job Safety
39
Analysis (Jsa) In Prevention Of Work Accide’, Rekayasa dan
Manajemen sistem industry, 3(2), pp. 386-396.
40
LAMPIRAN
40
Lampiran 1 Surat Izin Praktik
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Praktik
Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan