Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN PROMOSI KESEHATAN

MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA


PADA PT. KUTAI JAYA PUNDINUSA SAMARINDA

Diajukan sebagai syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Promosi Kesehatan
Di Tempat Kerja

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

IMADUDDIN MAULANA EL HAS (P07226119013)

JUSNI ANANDA FITRI (P07226119016)

NUR ANNISA JULIANTI (P07226119022)

NUR MULIANA (P07226119023)

STEILLA SWITENIA PUSPITA A.R (P07226119031)

PRODI SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN


JURUSAN PROMOSI KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT


KERJA PADA PT. KUTAI JAYA PUNDINUSA SAMARINDA

KELOMPOK 4
Telah disetujui dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk dilaksanakan
seminar laporan hasil praktik kerja lapangan mata kuliah
Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
pada tanggal 1 Desember 2022

Mengetahui

Pembimbing Institusi I
Emelia Tonapa, M.Kes
NIDN. 4017089101 .............................

Pembimbing Institusi II
Dian Ardyanti, M.Kes
NIP. 199301242022032001 ............................

Pembimbing Lahan Praktik


Rizal Wardhani
NIP. - ............................

ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT
KERJA PADA PT. KUTAI JAYA PUNDINUSA SAMARINDA
KELOMPOK 4
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 2 Desember
2022 dan dinyatakan telah memenuhi syarat tugas praktik Promosi
Kesehatan di Tempat Kerja

Penguji I
Emelia Tonapa, M.Kes
NIDN. 4017089101 .............................

Penguji II
Dian Ardyanti, M.Kes
NIP. 199301242022032001 ............................

Mengetahui,
Ketua Jurusan Promosi Kesehatan

Sri Hazanah, SST., SKM., MPH


NIP. 196612181994032002

iii
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur atas nikmat Allah Subhanahu Wata’alla, atas


limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Praktik Kerja
Lapangan Mata Kuliah Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja pada PT.
Kutai Jaya Pundinusa ini, dapat penulis susun sebagai Laporan Hasil
Kegiatan Praktik Mata Kuliah Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Program Studi Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan
Timur Tahun Ajaran 2022/2023.
Selama proses penyusunan laporan ini, berbagai pihak banyak
membantu dan memberi dukungan, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Crimson Harry Sitanggang, selaku Direktur PT. Kutai Jaya Pundinusa.
2. Dr. H. Supriadi B, S.Kp, M.Kep, selaku direktur Poltekkes Kemenkes
Kaltim.
3. Sri Hazanah, SST., SKM., MPH, selaku Kepala Jurusan Promosi
Kesehatan.
4. Emelia Tonapa, M.Kes selaku dosen pembimbing institusi, atas segala
kritik, saran, bimbingan dan arahan selama kegiatan PKL dan dalam
menyelesaikan laporan praktik ini.
5. Dian Ardyanti, M.Kes selaku dosen pembimbing institusi, atas segala
kritik, saran, bimbingan dan arahan selama kegiatan PKL dan dalam
menyelesaikan laporan praktik ini.
6. Denny Stevano, SE., selaku penanggung jawab lahan praktik, atas
bimbingan dan arahan selama praktik di PT. Kutai Jaya Pundinusa dan
dalam menyelesaikan laporan praktik ini.
7. Tim Hazard PT. Kutai Jaya Pundinusa atas segala bimbingan, arahan
dan pengetahuan yang diberikan kepada kami selama kegiatan Praktik
berlangsung.
8. Keluarga yang selalu mendukung
9. Teman-teman yang selalu memberi semangat dan membantu dalam
penyelesaian laporan praktik ini.

iv
Diharapkan laporan praktik ini dapat memberikan manfaat terhadap
masyarakat, serta dapat dijadikan acuan untuk praktik yang akan
dilakukan berikutnya.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan
di PT. Kutai Jaya Pundinusa ini bisa memberi manfaat ataupun inspirasi
bagi pembaca.

Samarinda, 21 November 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................iii

KATA PENGANTAR.............................................................................iv

DAFTAR ISI..........................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Tujuan PKL..................................................................................2
C. Manfaat PKL................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................4


A. Promosi Kesehatan berpola hidup sehat...................................4
B. Promosi Kesehatan dengan berpola kerja sehat.......................8
C. Kelelahan Kerja.........................................................................16
D. Manajemen Kerja Di Tempat Kerja...........................................17
E. Konsekuensi Yang Ditimbulkan Stres Di Tempat Kerja
Pada Individu Pekerja dan Organisasi......................................18

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN...................................................20


A. Waktu dan Tempat Praktikum.....................................................20
B. Kegiatan Praktikum.....................................................................21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................32


A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PKL...............................................32
B. Hasil Evaluasi Kegiatan PKL......................................................33
C. Rencana Tindak Lanjut...............................................................35

vi
BAB V PENUTUP................................................................................37
A. Kesimpuan..................................................................................37
B. Saran...........................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................39

LAMPIRAN...........................................................................................40

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Praktik

Lampiraan 2 Surat Balasan Izin Praktik

Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 4 Media Promosi Kesehatan

Lampiran 5 Lembar Pengkajian

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Promosi Kesehatan adalah upaya memberdayakan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi Kesehatan diri serta
lingkungannya (Ottawa, 1986). Memberdayakan adalah upaya untuk
membangun daya, yang berarti mngembangkan kemandirian, yang
dilakukan dengan menimbulkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan, serta dengan mengembangkan iklim yang mendukung
pengembangan kemandirian tersebut (Halajur U. 2019).
Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau
terbuka bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci
dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
(PER.15/MEN/VIII/2008). Tempat kerja yang sehat adalah tempat di
mana semua orang bekerja sama untuk mencapai visi yang disepakati
kesehatan dan kesejahteraan pekerja dan masyarakat sekitar. Ini
menyediakan semua anggota tenaga kerja dengan kondisi fisik,
psikologis, sosial dan organisasi yang melindungi dan
mempromosikan kesehatan dan keselamatan. Ini memungkinkan para
manajer dan pekerja untuk meningkatkan kendali atas kesehatan
mereka sendiri dan untuk memperbaikinya, dan menjadi lebih energik,
positif dan puas. Sebagai imbalannya, tenaga kerja lebih banyak
stabil, berkomitmen dan produktif (ILO, 2013).
Konsep tempat kerja yang sehat menyediakan alat yang berharga
untuk dikembangkan atau di perkuat standar kesehatan dan
keselamatan kerja sehingga kondisi terus meningkat untuk bekerja
populasi. Namun, tempat kerja yang sehat tidak hanya bebas dari
bahaya, tetapi juga menyediakan sebuah lingkungan yang

1
merangsang dan memuaskan bagi pekerja. Ada yang tumbuh
penghargaan untuk berbagai faktor penentu kesehatan pekerja,
termasuk lingkungan, organisasi (misalnya beban kerja, gaya
manajemen dan komunikasi), masyarakat dan factor kemasyarakatan,
serta gaya hidup pribadi. Organisasi yang sehat mengakui semua
elemen ini dalam pengembangan kebijakan dan program untuk
kesejahteraan para pekerjanya (PERMENTAKER RI).

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan
di PT. Kutai Jaya Pundinusa
2. Mahasiswa mampu membuat dan mengembangkan program
promosi kesehatan di PT. Kutai Jaya Pundinusa
3. Mahasiswa mampu mengevaluasi keberhasilan program promosi
Kesehatan yang dilakukan di di PT. Kutai Jaya Pundinusa

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman kerja secara nyata di tempat kerja
pada PT. Kutai Jaya Pundinusa
b. Meningkatkan domain perilaku, kompetensi, etos kerja, dan
softskill sebagai calon tenaga promotor kesehatan di tempat
kerja
c. Mempraktikkan teori tentang promosi Kesehatan yang telah
diperoleh selama pembelajaran
2. Bagi Lahan Praktik
a. Memperoleh saran yang bersifat konstruktif dari laporan
mahasiswa praktik yang bisa dimanfaatkan sebagai
pengembangan program kerja

2
b. Memperoleh alternatif calon tenaga kesehatan yang telah
dikenal mutu dan kreadibilitasnya dalam bidang promosi
kesehatan
c. Mengimplementasikan kerjasama akademis yang bersifat
mutualisme dengan pihak Program Sarjana Terapan Promosi
Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

3. Bagi Program Studi


a. Mengimplementasikan kegiatan pendidikan praktik sebagai salah
satu upaya pelaksanaan tridharma perguruan tinggi
b. Meningkatkan kompetensi praktik mahasiswa sebagai upaya
pencapaian visi dan misi program studi
c. Mengimplementasikan kerjasama akademis yang bersifat
mutualisme dengan lahan praktik

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Promosi Kesehatan Berpola Hidup Sehat


Hidup Sehat adalah hidup yang bebas dari semua masalah
rohani (mental) ataupun masalah jasmani (fisik). Hidup sehat bisa
diartikan sebagai seseorang yang hidup sehat secara fisik dan
psikis tanpa ada masalah kesehatan sedikitpun. Seakan sudah
menjadi tren di zaman sekarang, hidup sehat menjadi sebuah hal
penting yang harus dilakukan. Sebab memiliki tubuh yang sehat
harus diawali dengan hidup sehat dan bersih sehingga tubuh kita
akan terbebas dari penyakit. Mulai sekarang sudah saatnya kita
untuk memulai hidup sehat. Karena dengan Hidup sehat akan
mempengaruhi semua aktivitas hidup kita baik pekerjaan maupun
lainnya.
Menerapkan hidup sehat sederhana menjadi langkah awal
untuk memulai hidup sehat berkualitas. Perlu diketahui juga banyak
penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. oleh
sebab itu sudah saatnya menjalankan gaya hidup sehat sejak
remaja sehingga kita terbiasa dan tetap hidup sehat hingga usia 40
tahun agar dapat bekerja secara produktif. Adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam Promo si Kesehatan berpola hidup sehat
pada tempat yaitu:
1. Gizi Kerja
Produktivitas kerja merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan tenaga kerja dalam menghasilkan barang dan/atau
jasa dalam waktu tertentu (Maghfiroh, 2019). Produktivitas pada
dasarnya merupakan sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin, dan hari ini dikerjakan untuk kebaikan hari besok
(Sari, 2018). Produktivitas pekerja sangat menentukan kondisi

4
permintaan pekerja itu sendiri, sebab apabila produktivitas
pekerja itu rendah otomatis kinerjanya pun rendah, kinerja yang
rendah akan menurunkan pencapaian target-target perusahaan
(Novianti dkk, 2017). Produktivitas dipengaruhi oleh berbagai
hal, salah satu hal yang dapat mempengaruhi produktivitas yaitu
asupan gizi.
Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang
memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja.
Menurut Suma'mur (1976), Gizi kerja merupakan kalori yang
diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan jenis pekerjaannya dengan tujuan tingkat kesehatan
tenaga kerja dan produktivitas setinggi-tingginya (Dahlan &
Samsir, 2018). Keberadaan gizi kerja penting karena status gizi
akan merepresentasikan kualitas fisik serta imunitas pekerja,
sebagai komponen zat pembangun dan masukan energi ketika
tubuh merasa lelah akibat bekerja, serta dapat meningkatkan
motivasi atau semangat dalam bekerja yang akan menentukan
produktivitas kerja (Ramadhanti, 2020). Oleh karena itu, pekerja
perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan
jenis atau beban pekerjaan yang dilakukannya.
Masalah gizi tenaga kerja terutama di Indonesia cukup
kompleks, diantaranya pola makan yang kurang baik (seperti
melewatkan sarapan), belum tersedianya ruang makan khusus
bagi tenaga kerja, pemberian insentif makan dalam bentuk uang
dan belum jelasnya pembagian antara waktu istirahat dengan
waktu kerja (Ramadhanti, 2020). Kekurangan nilai gizi pada
makanan yang dikonsumsi tenaga kerja seharihari akan
membawa akibat buruk terhadap tubuh, seperti: pertahanan
tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan fisik
kurang,berat badan menurun, kurang bersemangat, kurang
motivasi dan lain sebagainya. Dalam keadaan yang demikian itu

5
tidak bisa diharapkan tercapainya efisiensi dan produktivitas
kerja yang optimal (Dahlan & Samsir, 2018).
Aspek gizi merupakan salah satu bagian penting dari K3
yang secara tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas
kerja.  Asupan gizi yang kurang dari kebutuhan akan
berdampak pada terjadinya kelelahan kerja. Asupan gizi yang
melebihi kebutuhan akan berdampak pada timbulnya rasa
malas, mengantuk, dan menurunkan kecepatan kerja
(Maghfiroh, 2019). Sehingga solusi yang dapat diberikan adalah
dengan mengadakan pengaturan jam makan pekerja yang
serentak ketika waktu istirahat, hal tersebut juga dapat
membedakan waktu istirahat dan wktu kerja yang selama ini
kerap mengalami overlapping (Ramadhanti, 2020). Adanya
penyelenggaraan makan bersama di perusahaan berfungsi
untuk pemantauan status gizi (status gizi kurang atau status gizi
lebih) dan pengadaan kegiatan fisik (olahraga). Selain itu perlu
dilakukan edukasi pada karyawan terkait pemenuhan asupan
energi. Bentuk upaya edukasi bisa berupa penyuluhan berkala
maupun pemberian leaflet dan penempelan poster terkait
pemenuhan energi di lingkungan kerja.
2. Aktivitas Fisik/Olahraga teratur
Aktivitas fisik merupakan suatu rangkaian gerak tubuh yang
menggunakan tenaga atau energi. Jenis aktivitas fisik yang
sehari-hari dilakukan antara lain berjalan, berlari, berolahraga,
mengangkat, dan memindahkan benda, mengayuh sepeda, dan
lain-lain. Aktivitas fisik juga merupakan pergerakan anggota
tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga secara
sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan fisik, mental
dan kualitas hidup yang sehat dan bugar Di era yang semakin
maju seperti sekarang ini hampir sepenuhnya. Orang-orang
minim dalam hal bergerak dan upaya untuk beraktifitas.

6
Kejadian seperti ini sering berkaitan dengan pegawai kantor
apalagi posisi yang mereka tempati kebanyakan duduk didepan
layar komputer saja. Seharusnya tubuh manusia sering
digerakkan agar berfungsi dengan normal mengingat aktivitas
fisik adalah salah satu kebutuhan hidup yang tidak bisa
dilewatkan begitu saja. Konsekuensi dari proses ini dapat
mengakibatkan lebih seringnya muncul suatu penyakit akibat
kurangnya aktifitas fisik.
Aktivitas fisik ditentukan sebagai penyebab utama morbiditas
dan mortalitas di seluruh dunia. Saat ini hal tersebut sedang
terjadi di banyak negara dengan adanya kejadian penyakit tidak
menular (NCDs) seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi,
diabetes, obesitas, berbagai penyakit kanker dan juga bisa
menyebabkan osteoporosis.
3. Rokok, Alkohol dan Narkoba
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang
digulung / dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung,
sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap
seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik
bahan kimia berbahaya. Hanya dengan membakar dan
menghisap sebatang rokok saja, dapat diproduksi lebih dari
4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40
diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat
menyebabkan kanker. Rokok juga termasuk zat adiktif karena
dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan dependensi
(ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata
lain, rokok termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika,
Alkohol, dan Zat Adiktif). Narkotika adalah zat atau obat baik
yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang
menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya
rangsang.

7
Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung
karbohidrat dengan cara fermentasi dan distilasi atau fermentasi
tanpa distilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih
dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak.
Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1
menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan atau pun
yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi,
menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan. Obat-
obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika
pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah
sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan ketenangan.
Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum.

B. Promosi Kesehatan Berpola Kerja Sehat


1. Bahaya Kesehatan dan Risiko di Tempat Kerja
Suatu bahaya akan muncul bila seseorang kontak dengan
sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan/kerusakan bagi
tubuh ketika terjadi pajanan (exposure) yang berlebihan.
Bahaya kesehatan dapat menyebabkan penyakit yang
disebabkan oleh pajanan suatu sumber bahaya di tempat kerja.
Potensi bahaya kesehatan yang biasa di tempat kerja berasal
dari lingkungan kerja antara lain faktor kimia, faktor fisik, faktor
biologi, faktor ergonomi dan faktor psikologi.
a. Bahaya Faktor Kimia
Banyak bahan kimia yang memiliki sifat beracun dapat
memasuki aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada
sistem tubuh dan organ lainnya. Bahan kimia berbahaya
dapat berbentuk padat, cairan, uap, gas, debu, asap atau
kabut dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara

8
utama antara lain: Inhalasi (menghirup), Pencernaan
(menelan), Penyerapan kedalam kulit atau kontak invasive
b. Bahaya Faktor Fisik
Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang
bersifat fisika antara lain kebisingan, penerangan, getaran,
iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Faktor-
faktor ini mungkin bagian tertentu yang dihasilkan dari
proses produksi atau produk samping yang tidak diinginkan.
1) Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi
dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran. Suara keras,
berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak jaringan
saraf sensitif di telinga, menyebabkan kehilangan
pendengaran sementara atau permanen. Hal ini sering
diabaikan sebagai masalah kesehatan, tapi itu adalah
salah satu bahaya fisik utama. Batasan pajanan terhadap
kebisingan ditetapkan nilai ambang batas sebesar 85 dB
selama 8 jam sehari (ILO Jakarta, 2013).
2) Penerangan
Penerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi
syarat untuk melakukan pekerjaan. Penerangan yang
sesuai sangat penting untuk peningkatan kualitas dan
produktivitas. Sebagai contoh, pekerjaan perakitan benda
kecil membutuhkan tingkat penerangan lebih tinggi,
misalnya mengemas kotak. Studi menunjukkan bahwa
perbaikan penerangan, hasilnya terlihat langsung dalam
peningkatan produktivitas dan pengurangan kesalahan.
Bila penerangan kurang sesuai, para pekerja terpaksa
membungkuk dan mencoba untuk memfokuskan

9
penglihatan mereka, sehingga tidak nyaman dan dapat
menyebabkan masalah pada punggung dan mata pada
jangka panjang dan dapat memperlambat pekerjaan
mereka (ILO Jakarta, 2013).
3) Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik cepat
(reciprocating), memantul ke atas dan ke bawah atau ke
belakang dan ke depan. Gerakan tersebut terjadi secara
teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari
kedudukannya. Hal tersebut dapat berpengaruh negatif
terhadap semua atau sebagian dari tubuh. Misalnya,
memegang peralatan yang bergetar sering mempengaruhi
tangan dan lengan pengguna, menyebabkan kerusakan
pada pembuluh darah dan sirkulasi di tangan. Sebaliknya,
mengemudi traktor di jalan bergelombang dengan kursi
yang dirancang kurang sesuai sehingga menimbulkan
getaran ke seluruh tubuh, dapat mengakibatkan nyeri
punggung bagian bawah. Getaran dapat dirasakan melalui
lantai dan dinding oleh orang-orang disekitarnya.
Misalnya, mesin besar di tempat kerja dapat menimbulkan
getaran yang mempengaruhi pekerja yang tidak memiliki
kontak langsung dengan mesin tersebut dan
menyebabkan nyeri dan kram otot. Batasan getaran alat
kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada
lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4
m/detik2 (ILO Jakarta, 2013).
4) Iklim Kerja
Ketika suhu berada di atas atau di bawah batas
normal, keadaan ini memperlambat pekerjaan. Ini adalah
respon alami dan fisiologis dan merupakan salah satu
alasan mengapa sangat penting untuk mempertahankan

10
tingkat kenyamanan suhu dan kelembaban ditempat kerja.
Faktor-faktor ini secara signifikan dapat berpengaruh pada
efisiensi dan produktivitas individu pada pekerja. Sirkulasi
udara bersih di ruangan tempat kerja membantu untuk
memastikan lingkungan kerja yang sehat dan mengurangi
pajanan bahan kimia.
5) Radiasi Tidak Mengion
Radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari
radiasi tidak mengion antara lain gelombang mikro dan
sinar ultra ungu (ultra violet). Gelombang mikro digunakan
antara lain untuk gelombang radio, televisi, radar dan
telepon. Gelombang mikro mempunyai frekuensi 30 kilo
hertz – 300 giga hertz dan panjang gelombang 1 mm –
300 cm. Radiasi gelombang mikro yang pendek < 1 cm
yang diserap oleh permukaan kulit dapat menyebabkan
kulit seperti terbakar. Sedangkan gelombang mikro yang
lebih panjang (> 1 cm) dapat menembus jaringan yang
lebih dalam. Radiasi sinar ultra ungu berasal dari sinar
matahari, las listrik, laboratorium yang menggunakan
lampu penghasil sinar ultra violet. Panjang gelombang
sinar ultra violet berkisar 1 – 40 nm. Radiasi ini dapat
berdampak pada kulit dan mata.
c. Bahaya Faktor Biologi
Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam
jenisnya. Seperti pekerja di pertanian, perkebunan dan
kehutanan termasuk di dalam perkantoran yaitu indoor air
quality, banyak menghadapi berbagai penyakit yang
disebabkan virus, bakteri atau hasil dari pertanian, misalnya
tabakosis pada pekerja yang mengerjakan tembakau,
bagasosis pada pekerja - pekerja yang menghirup debu-
debu organik misalnya pada pekerja gandum (aspergillus)

11
dan di pabrik gula. Penyakit paru oleh jamur sering terjadi
pada pekerja yang menghirup debu organik, misalnya
pernah dilaporkan dalam kepustakaan tentang aspergilus
paru pada pekerja gandum. Demikian juga “grain asma”
sporotrichosis adalah salah satu contoh penyakit akibat
kerja yang disebabkan oleh jamur. Penyakit jamur kuku
sering diderita para pekerja yang tempat kerjanya lembab
dan basah atau bila mereka terlalu banyak merendam
tangan atau kaki di air seperti pencuci. Agak berbeda dari
faktor- faktor penyebab penyakit akibat kerja lainnya, faktor
biologis dapat menular dari seorang pekerja ke pekerja
lainnya.
d. Bahaya Faktor Ergonomi dan Pengaturan Kerja
Industri barang dan jasa telah mengembangkan
kualitas dan produktivitas. Restrukturisasi proses produksi
barang dan jasa terbukti meningkatkan produktivitas dan
kualitas produk secara langsung berhubungan dengan
desain kondisi kerja. Pengaturan cara kerja dapat memiliki
dampak besar pada seberapa baik pekerjaan dilakukan dan
kesehatan mereka yang melakukannya. Semuanya dari
posisi mesin pengolahan sampai penyimpanan alat-alat
dapat menciptakan hambatan dan risiko. Penyusunan
tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya
bagi kesehatan. Tempat-tempat duduk yang cukup dan
sesuai harus disediakan untuk pekerja- pekerja dan
pekerja-pekerja harus diberi kesempatan yang cukup untuk
menggunakannya.
2. Postur Kerja Ergonomis
Postur adalah pergerakkan aktif dan merupakan hasil dari
banyak pergerakkan tubuh yang sebagian besar memiliki

12
karakter yang saling menguatkan (Bridger, 2003) dalam
(Angkoso R, 2012). Pembagian postur kerja dalam ergonomi
didasarkan atas posisi tubuh dan pergerakkan. Berdasarkan
posisi tubuh, postur kerja dalam ergonomic terdiri dari :

a. Posisi Netral (Neutral Posture), yaitu postur dimana seluruh


anggota tubuh berada pada posisi yang wajar dan kontraksi
pada otot tidak berlebihan sehingga anggota tubuh, jaringan
syaraf lunak dan tulang tidak mengalami pergeseran,
pembebanan dan kontraksi yang berlebihan.

b. Postur Janggal (Awkward Posture) yaitu postur dimana


posisi tubuh (lutut, sendi dan punggung) secara signifikan
menyimpang dari posisi netral pada saat melakukan aktivitas
yang disebabkan oleh keterbatasan tubuh manusia dalam
menghadapi beban dalam waktu yang lama. Selain itu,
postur janggal membutuhkan energi yang lebih besar, oleh
karena itu semakin banyak energi yang dibutuhkan untuk
mempertahankan kondisi janggal tersebut, sehingga dampak
pada kerusakan otot rangka semakin besar (Bridger, 1995)
dalam (Angkoso, 2012)

3. Durasi Kerja, Frekuensi Kerja, dan Shift


Dilihat dari pengertiannya sendiri, shift kerja adalah
pergeseran jam kerja dari umumnya secara bergiliran antar
karyawan dalam waktu 24 jam. Peraturan jam kerja shift ini
telah disampaikan dalam Pasal 77 ayat 2 hingga 4 UU No 13
tahun 2003 tentang aturan jam kerja. Di mana dalam ayat 2 UU
tersebut dituliskan:
a. 7 jam dalam sehari, 40 jam selama seminggu, untuk 6 hari
kerja dalam seminggu atau 

13
b. 8 jam dalam sehari, 40 jam selama seminggu, untuk 5 hari
kerja dalam seminggu

Kemudian dalam ayat 3 di pasal ini, pemerintah juga


mengatur pengecualian untuk beberapa sektor perusahaan
yang boleh untuk tidak mengacu pada aturan waktu kerja
tersebut, yang kita kenal sebagai shift kerja. Aturan terperinci
dari pasal 3 ini kemudian dituangkan dalam Keputusan Menteri
No Kep.233/MEN/2003 tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang
dijalankan secara terus menerus. 

Sebagaimana kita tahu bahwa,shift kerja ini hanya berlaku di


beberapa sektor usaha saja. Di Indonesia sendiri, dalam pasal
3 Keputusan Menteri No Kep.233/MEN/2003 telah disebutkan
jenis-jenis bidang usaha itu meliputi: 

a. Pekerjaan di bidang layanan kesehatan 


b. Pekerjaan di bidang transportasi
c. Pekerjaan di bidang perbaikan alat transportasi
d. Pekerjaan di bidang usaha pariwisata
e. Jasa pos dan telekomunikasi 
f. Penyedian tenaga listrik, PAM dan BBM 
g. Usaha swalayan, pusat perbelanjaan
h. Media massa
i. Bidang pengamanan 
j. Lembaga konservasi 
k. Pekerjaan yang apabila dihentikan bisa mengganggu proses
produksi, merusak bahan hingga pemeliharaan/perbaikan
alat produksi
Terdapat beberapa jenis shift kerja yang digunakan oleh
perusahaan. Beberapa di antaranya adalah berikut ini:

14
a. Shift malam, Umumnya shift malam memiliki 2 pola waktu
untuk memenuhi kebutuhan operasional 24 jam, diantaranya
pukul 20.00 hingga 03.00 WIB dan pukul 23.00 hingga 07.00
WIB. Pekerja atau karyawan yang diizinkan kerja shift malam
merupakan pekerja pada perusahaan atau instansi yang
menyediakan layanan 24 jam. Instansi tersebut diantaranya
seperti rumah sakit, kepolisian, hotel, minimarket, restoran
cepat saji, dsb. Pekerja dengan jadwal shift malam tidak
terus menerus mendapat waktu bekerja pada malam hari,
mereka bisa saja mendapat jam kerja shift pagi atau siang
pada lain hari. Hal ini dinamakan rotating shift. Selain itu,
dengan adanya rotating shift pekerja shift malam dapat
memiliki kesempatan untuk libur selama 2 hari. Biasanya,
setelah libur yang pertama, pekerja akan mendapat waktu
shift malam pada saat hari libur kedua.

b. Shift pagi dan siang, Shift jenis ini dikenal sebagai shift kerja
yang paling normal, karena jam kerjanya yang hampir sama
dengan pekerja biasa. Umumnya pekerja masuk pada pukul
08.00–15.00 WIB pada hari Senin–Minggu, atau hanya pada
hari Senin–Jumat.
c. Shift Panjang, Jenis shift ini biasa digunakan pada
perusahaan yang memiliki target produksi jangka panjang.
Shift ini mewajibkan karyawan untuk masuk kerja rutin yang
mana seharinya 10 jam termasuk 1 jam istirahat. Shift ini
berbeda dengan double shift maupun lembur insidental,
double shift atau lembur insidental umumnya digunakan saat
perusahaan memiliki target jangka pendek atau waktu
tertentu.
d. Flexible time, Shift flexible time ini merupakan shift yang
memberi kebebasan pada pekerja untuk menentukan waktu

15
jam kerjanya sendiri. Meski begitu harus tetap sesuai dengan
aturan yang berlaku mengenai jumlah jam kerja dalam
seminggu. Shift jenis ini dapat ditemukan pada sistem kerja
remote working.

4. Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu
alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya di tempat kerja (Permenaker, 2010). Alat
Pelindung Diri (APD) telah diatur oleh Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Pasal 2 No
(1) dan (2), Pengusaha wajib menyediakan APD bagi
pekerja/buruh di tempat kerja. APD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) atau standar yang berlaku. Kemudian dalam pasal 9
menyatakan bahwa Pengusaha atau pengurus yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dalam pasal 2 dapat
dikenakan sanksi sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
(Permenaker, 2010).
Jenis-jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD) dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri:
Perlindungan kepala, Perlindungan mata dan muka,
perlindungan telinga, perlindungan pernapasan, perlindungan
tangan, perlindungan kaki, pakaian pelindung, alat pelindung
jatuh perorangan, pelampung

C. Kelelahan

16
Pengertian kelelahan kerja banyak pengertian mengenai
kelelahan kerja yang telah dikemukakan oleh para ahli. Secara
garis besar kelelahan kerja merupakan suatu kondisi yang timbul
karena aktivitas individu hingga individu tersebut tidak mampu lagi
mengerjakannya. Dengan kata lain, kelelahan kerja dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan kinerja yang berakibat pada
peningkatan kesalahan kerja dan berujung pada kecelakaan kerja
(Nurmianto, 2004). Beberapa teori oleh para ahli mengenai definisi
kelelahan kerja, yaitu :
1. Kelelahan merupakan kondisi dimana tubuh mengalami
kehabisan energi karena perpanjangan kerja yang dilakukan.
Kelelahan sering muncul pada jenis pekerjaan yang dilakukan
secara berulang-ulang atau monoton (Nurmianto, 2004).
2. Kelelahan merupakan kondisi yang menunjukkan keadaan tubuh
baik fisik maupun mental yang semuanya berakibat pada
penurunan daya kerja serta ketahanan tubuh (Suma’mur P,
2009)
3. Kelelahan merupakan suatu bagian dari mekanisme tubuh untuk
melakukan perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan
yang lebih parah, dan akan kembali pulih apabila melakukan
istirahat (Tarwaka, 2014).

D. Manajemen Stres Ditempat Kerja


Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari
dialami oleh para pekerja di kota besar. Masyarakat pekerja di kota-
kota besar seperti Jakarta sebagian besar merupakan urbanis dan
industrialis yang selalu disibukkan dengan deadline penyelesaian
tugas, tuntutan peran di tempat kerja yang semakin beragam dan
kadang bertentangan satu dengan yang lain, masalah keluarga,
beban kerja yang berlebihan, dan masih banyak tantangan lainnya

17
yang membuat stres menjadi suatu faktor yang hampir tidak
mungkin untuk dihindari.
Stres di tempat kerja menjadi suatu persoalan yang serius
bagi perusahaan karena dapat menurunkan kinerja karyawan dan
perusahaan. Sebuah lembaga penelitian terhadap stres di Amerika
memperkirakan bahwa stres di tempat kerja menyebabkan para
pengusaha di Amerika terpaksa merugi sekitar 300 juta dollar
Amerika setiap tahunnya akibat menurunnya produktivitas, serta
meningkatnya ketidakhadiran, turnover, konsumsi minuman keras
dan biaya pengobatan karyawan.
Di Jepang, pemerintah secara berkala memantau tingkat
stres yang terjadi di tempat kerja dan menemukan bahwa jumlah
karyawan yang merasakan tingkat stres tinggi dalam menjalani
pekerjaan sehari-hari mengalami peningkatan dari 51% di tahun
1982 menjadi hampir dua pertiga dari total populasi pekerja yang
ada di tahun 2000. Pada tahun yang hampir sama yaitu sekitar
tahun 2000an, lebih dari 6000 perusahaan di Inggris mengeluarkan
rata-rata lebih dari 80 ribu dollar Amerika untuk membayar
kerusakan yang ditimbulkan akibat stres pada karyawan. Di
Indonesia sendiri, salah satu penelitian yang pernah dilakukan oleh
sebuah lembaga manajemen di Jakarta pada tahun 2002
menemukan bahwa krisis ekonomi yang berkepanjangan, PHK,
pemotongan gaji, dan keterpaksaan untuk bekerja pada bidang
kerja yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki merupakan
stressor utama pada saat itu.

E. Konsekuensi Yang Ditimbulkan Stres di Tempat Kerja Pada


Individu Pekerja dan Organisasi
Stres di tempat kerja dapat menimbulkan berbagai
konsekuensi pada individu pekerja. Secara fisiologis, pekerja
dengan tingkat stres kerja yang tinggi dapat mengalami ganguan

18
fisik seperti: sulit tidur, perubahan pada metabolisme, hilang selera
makan, perut mual, tekanan darah dan detak jantung meningkat,
gangguan pernapasan, sakit kepala, telapak tangan yang
berkeringat, dan gatal-gatal. Secara psikologis, timbul
ketidakpuasan kerja yang diikuti dengan adanya tekanan pada
emosi seperti cemas, mudah tersinggung atau mudah marah, bad
mood, muram, bosan dan sikap kasar.
Stres juga bisa berakibat pada perubahan perilaku pekerja,
seperti: menurunnya produktivitas, tingkat kehadiran dan komitmen
terhadap organisasi. Selain itu juga menghasilkan perilaku seperti
merokok atau mengkonsumsi minuman keras secara berlebihan,
agresivitas dalam berbicara atau bertindak, melakukan hal-hal yang
mengganggu di tempat kerja, atau sering ditemukan tidur tempat
kerja. Stres yang dialami secara terus-menerus dan tidak
terkendali, bisa menyebabkan terjadinya burn-out yaitu kombinasi
kelelahan secara fisik, psikis dan emosi.

19
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tampat Praktikum


1. Waktu
Pelaksanaan praktik mata kuliah Promosi Kesehatan Di
Tempat Kerja ini dilaksanakan dari tanggal 21 November 2022
sampai 02 Desember 2022 selama 2 (dua) minggu.
2. Tempat Praktikum
a. Profil Lahan Praktik
PT. Kutai Jaya Pundinusa adalah Perusahaan yang
menyediakan penyewaan gudang di Samarinda Kalimantan
Timur yang merupakan anak perusahaan PT Samudera
Indonesia Tbk yang bergerak dalam bidang bongkar muat,
cargodoring, penerimaan dan pengiriman. Bertempat di Jl.
Mulawarman Blok 02 No 08, RT.03 Kelurahan Karang Mumus,
Kecamatan Samarinda, Kalimantan Timur.
b. Visi dan Misi Lahan Praktik
1) Visi
Menghubungkan Indonesia
2) Misi
a) Menyediakan layanan jasa transportasi untuk memenuhi
kebutuhan distribusi barang dari dan keseluruh penjuru
di Indonesia
b) Berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia dengan memberikan solusi logistik efisien
c) Senantiasa memastikan pertumbuhan bisnis yang
berkelanjutan seraya memberikan nilai tambah bagi
pemegang saham

20
d) Turut berperan serta dalam menciptakan kerja dan
mengembangkan kompetensi sumber daya manusia di
indonesia

B. Kegiatan Praktikum
1. Data Hasil Pengkajian
a. Data Demografi
Data demografi pekerja di PT. Kutai Jaya Pundinusa
disajikan dalam tebel berikut :
Tabel 3.1 Data Demografi

No Jenis
Nama Usia Agama Pendidikan BB IMT
. Kelamin TB

17
1 Tn. R 25 L Islam S1 65 21,7
3

16
2 Tn. B 49 L Islam SMA 90 32
7

16
3 Tn. D 37 L Islam S1 70 25
5

15
4 Ny. N 26 P Islam S1 54 21
8

16
5 Ny. H 25 P Islam S1 56 21
3

Berdasarkan tabel 3.1 di atas didapatkan bahwa terdapat 5


pekerja yang di intervensi. Ada 3 pekerja yang berjenis
kelamin laki-laki dan 2 pekerja yang berjenis kelamin
perempuan dengan usia 25-49 tahun. Seluruh pekerja
beragama islam dan hampir semua pekerja berjenjang
pendidikan S1. Perhitungan IMT (Indeks Masa Tubuh) pekerja
berdasarkan tinggi badan dan berat badan, didapatkan 3
pekerja dengan katergori IMT normal, 1 pekerja dengan
kategori IMT kelebihan berat badan tingkat normal (25), dan 1
pekerja dengan kategori IMT kelebihan berat badan tingkat
berat (32).

21
b. Data Gizi Kerja
Data gizi pekerja di PT. Kutai Jaya Pundinusa disajikan
dalam tebel berikut :
Tabel 3.2 Frekuensi Makan Per Hari

No. Frekuensi Makan Per Hari Jumlah %

1 Satu kali 0 0%

2 Dua kali 2 40%

3 Tiga kali 3 60%

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, diketahui bahwa hampir


seluruh pekerja makan tiga kali sehari dengan persentase
60%.
Tabel 3.3 Konsumsi Lauk-Pauk

No. Konsumsi Lauk-Pauk Jumlah %

1 Setiap hari 5 100%

2 Kadang-kadang 0 0%

3 Tidak pernah 0 0%

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, diketahui bahwa seluruh


pekerja mengkonsumsi lauk-pauk setiap hari dengan
persentase 100%.
Tabel 3.4 Konsumsi Sayur

No. Konsumsi Sayur Jumlah %

1 Setiap hari 3 60%

2 Kadang-kadang 2 40%

3 Tidak pernah 0 0%

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, diketahui bahwa hampir


seluruh pekerja mengkonsumsi sayur setiap hari dengan
persentase 60%.
Tabel 3.5 Konsumsi Buah

No. Konsumsi Buah Jumlah %

1 Setiap hari 0 0%

22
2 Kadang-kadang 5 100%

3 Tidak pernah 0 0%

Berdasarkan tabel 3.5 di atas, diketahui bahwa seluruh


pekerja hanya kadang-kadang mengkonsumsi buah dengan
persentase 100%.
Tabel 3.6 Frekuensi Makan di Tempat Kerja

No. Frekuensi Makan di Tempat Kerja Jumlah %

1 Membawa bekal 1 20%

2 Catering dari perusahaan 0 0%

3 Beli di luar 3 60%

4 Lainnya (pulang ke rumah) 1 20%

Berdasarkan tabel 3.6 di atas, diketahui bahwa hampir


seluruh pekerja membeli makan di luar dengan persentase
60%.
c. Data Aktifitas Fisik
Data aktifitas fisik pekerja di PT. Kutai Jaya Pundinusa
disajikan dalam tebel berikut
Tabel 3.7 Aktifitas Fisik

No. Aktifitas Fisik Jumlah %

1 Ya 5 100%

2 Tidak 0 0%

Berdasarkan tabel 3.7 di atas, diketahui bahwa seluruh


pekerja melakukan aktifitas fisik setiap hari dengan
persentase 100%. Beberapa aktifitas fisik yang dilakukan yaitu
Gym, Zumba, Bulu tangkis, Tenis dan bersepeda.
d. Data Perilaku Merokok dan Alkohol
Data perilaku pekerja di PT. Kutai Jaya Pundinusa disajikan
dalam tebel berikut :
Tabel 3.8 Perilaku merokok

23
No. Perilaku Merokok Jumlah %

1 Ya 2 40%

2 Tidak 3 60%

Berdasarkan tabel 3.8 di atas, diketahui bahwa hampir


seluruh pekerja tidak mengkonsumsi rokok dengan
persentase 60%.
Tabel 3.9 Perilaku Konsumsi Alkohol

No. Perilaku Konsumsi Alkohol Jumlah %

1 Ya 1 20%

2 Tidak 4 80%

Berdasarkan tabel 3.9 di atas, diketahui bahwa hampir


seluruh pekerja tidak mengkonsumsi alkohol dengan
persentase 80%.
e. Data Infeksi Penyakit
Data Infeksi Penyakit Pekerja di PT. Kutai Jaya Pundinusa
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.10 Riwayat Penyakit Orang Tua

No. Riwayat Penyakit Orang Tua Jumlah %

1 Ya 4 80%

2 Tidak 1 0%

Berdasarkan tabel 3.10 di atas, diketahui bahwa hampir


seluruh orang tua pekerja memiliki riwayat penyakit dengan
persentase 80%. Beberapa penyakit yang diderita orang tua
pekerja yaitu Anemia, Asma, Diabetes Melitus Tipe 2,
Hipertensi dan Stroke.
Tabel 3.11 Keluhan Penyakit Tidak Menular

No. Keluhan Penyakit Tidak Menular %


Jumlah
Dalam 3 Bulan Terakhir

1 Ya 0 0%

2 Tidak 5 100%

24
Berdasarkan tabel 3.11 di atas, diketahui bahwa seluruh
pekerja tidak mengalami keluhan penyakit tidak menular
dalam 3 bulan terakhir dengan persentase 100%.

Tabel 3.12 Keluhan Penyakit Tidak Menular

No. Keluhan Penyakit Menular Dalam %


Jumlah
3 Bulan Terakhir

1 Ya 4 80%

2 Tidak 1 20%

Berdasarkan tabel 3.12 di atas, diketahui hampir seluruh


pekerja mengalami keluhan peyakit menular dalam 3 bulan
terakhir dengan persentase 80%. Keluhan penyakit menular
yang dialami yaitu batuk dan flu.

f. Data Ergonomi
Data Ergonomi pekerja di PT. Kutai Jaya Pundinusa
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.13 Postur Kerja Dengan Metode ROSA

No. Postur Kerja Dengan Metode %


Jumlah
ROSA

1 Low (Rendah) 0 0%
2 Warning Level (Peringatan) 5 100%

3 Necessity of intervention measures


0 0%
level (Butuh Intervensi)

Ket:
score 1 dan 2 = Low (Rendah)
score 3 dan 5 = Warning Level (Peringatan)
score >5 = Necessity of intervention measures level
(Diperlukan Intervensi/ perbaikan)
Berdasarkan tabel 3.13 di atas, diketahaui bahwa seluruh
postur pekerja yang diukur dengan metode ROSA (Rapid
Office Strain Assessment) termasuk Warming Level atau
tingkat peringatan dengan persentase 100%.

25
g. Data Stress Kerja
Data Stress kerja di PT. Kutai Jaya Pundinusa disajikan
pada tabel berikut:

Tabel 3.14 Stress Kerja

No. Stress Kerja Jumlah %

1 Stress berat 0 0%

2 Stress menegah 0 0%

3 Stress Ringan 2 40%

4 Tidak Stress 3 60%

Berdasarkan tabel 3.14 di atas, diketahui bahwa hampir


seluruh pekerja tidak mengalami stress dengan persentase
60%.
h. Data Kelelahan Kerja
Data Kelelahan kerja di PT. Kutai Jaya Pundinusa disajikan
pada tabel berikut:
Tabel 3.15 Kelelahan Kerja

No. Kelelahan Kerja Jumlah %

1 Rendah 4 80%
2 Sedang 1 20%

3 Tinggi 0 0%

4 Sangat tinggi 0 0%

Berdasarkan tabel 3.15 di atas, diketahui bahwa hampir


seluruh pekerja mengalami kelelahan kerja tingkat rendah
dengan persentase 80%.
2. Identifikasi Masalah Kesehatan
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan di
PT. Kutai Jaya Pundinusa. Berdasarkan hasil pengkajian yang
telah dilakukan. Masalah kesehatan pada PT. Kutai Jaya
Pundinusa disajikan pada tabel berikut :

26
Tabel 3.16 Identifikasi Masalah

No. Faktor Masalah

1 Gizi kerja Kurangnya frekuensi makan buah


pada pekerja

2 Aktifitas Fisik -

3 Perilaku merokok dan Banyaknya pekerja yang berperilaku


alcohol merokok

4 Infeksi penyakit Terdapat pekerja yang memiliki


riwayat penyakit tidak menular

5 Kelelahan pekerja -

6 Stres pekerja -

7 Ergonomi -

Berdasarkan penentuan prioritas masalah dengan metode


USG di atas, dapat diketahui bahwa masalah kesehatan prioritas
di PT. Kutai Jaya Pundinusa adalah kurangnya frekuensi makan
buah pada pekerja. Masalah kesehatan prioritas ini kemudian
akan diperbaiki atau diselesaikan dengan kegiatan promosi
kesehatan yang akan ditentukan pada tahap berikutnya.

3. Penentuan Prioritas Masalah


Tahap ini bertujuan untuk menentukan prioritas masalah
kesehatan di PT. Kutai Jaya Pundinusa yang akan diperbaiki
atau diselesaikan melalui kegiatan promosi kesehatan. Metode
penentuan prioritas masalah kesehatan pada kegiatan ini
menggunakan metode urgency, seriousness dan growth (USG).
Metode ini dilakukan dengan memberikan nilai skor pada ketiga
parameter tersebut, berupa tingkat urgensi (U), tingkat
keseriusan (S) dan tingkat perkembangannya (G). Penilaian
berdasar skala likert 1 sampai 5 (5 = sangat besar, 4 = besar, 3
= sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil). Masalah prioritas adalah
masalah yang mempunyai total nilai paling besar. Proses
penentuan prioritas masalah kesehatan PT. Kutai Jaya
Pundinusa disajikan pada tabel 3.17 :

27
Tabel 3.17 Prioritas Masalah Kesehatan PT. Kutai Jaya
Pundinusa

Parameter Skor
No Masalah Kesehatan
Total
U S G
Kurangnya frekuensi makan buah pada
1 pekerja 4 4 4 12

Banyaknya pekerja yang berperilaku


2 merokok 2 3 5 10
Terdapat pekerja yang memiliki Riwayat
3 penyakit tidak menular 2 3 3 8
Berdasarkan penentuan prioritas masalah dengan metode
USG di atas, dapat diketahui bahwa masalah kesehatan prioritas
di PT. Kutai Jaya Pundinusa adalah kurangnya frekuensi makan
buah pada pekerja. Masalah kesehatan prioritas ini kemudian
akan diperbaiki atau diselesaikan dengan kegiatan promosi
kesehatan yang akan ditentukan pada tahap berikutnya.

4. Penentuan Solusi Alternatif


Tahap ini bertujuan untuk memetakan alternartif solusi
kegiatan sesuai dengan masalah kesehatan prioritas di PT. Kutai
Jaya Pundinusa. Metode penentuan alternatif solusi dalam
kegiatan ini dilakukan melalui brainstorming dengan dosen
pembimbing. Metode ini dilakukan dengan penyusunan daftar
alternatif penyelesaian masalah yang memungkinkan untuk
dilaksanakan. Pertimbangan dalam penentuan alternatif solusi ini
antara lain aspek waktu, biaya, sumberdaya dan tujuan kegiatan.
Hasil penentuan alternatif solusi kegiatan ini disajikan pada tabel
3.18
Tabel 3.18 Daftar Alternatif Solusi

No Alternatif Solusi Kegiatan


1 Pelaksanaan program One Day Fruit Day
2 KIE pada pekerja tentang pentingnya konsumsi buah

28
Pemasangan media poster tentang pentingnya konsumsi
3
makan buah

5. Penentuan Solusi Prioritas


Tahap ini bertujuan menentukan solusi kegiatan promosi
kesehatan prioritas di PT. Kutai Jaya Pundinusa. Metode
penentuan solusi prioritas pada kegiatan ini menggunakan
metode urgency, seriousness dan growth (USG).Metode ini
dilakukan dengan memberikan nilai skor pada ketiga parameter
tersebut, berupa tingkat urgensi (U), tingkat keseriusan (S) dan
tingkat perkembangannya (G) pada setiap alternatif solusi yang
ada. Penilaian berdasar skala likert 1 sampai 5 (5 = sangat
besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil,1 = sangat kecil). Solusi
prioritas adalah alternatif solusi yang mendapatkan total nilai
paling besar.
Tabel 3.19 Penentuan Solusi Prioritas
Parameter Skor
No Alternatif Solusi
U S G Total

1 Pelaksanaan program One Day Fruit Day 4 4 5 13

KIE pada pekerja tentang pentingnya


2 2 2 2 6
konsumsi buah

Pemasangan media poster tentang


3 3 3 3 9
pentingnya konsumsi makan buah

Berdasarkan penentuan prioritas solusi dengan metode USG


di atas, dapat diketahui bahwa prioritas solusi untuk masalah
kesehatan prioritas di PT. Kutai Jaya Pundinusa adalah
pelaksanaan program One Day Fruit Day. Prioritas solusi ini
diwujudkan dalam bentuk kegiatan promosi kesehatan yang
kemudian akan dilaksanakan di PT. Kutai Jaya Pundinusa setelah
direncanakan melalui tahap pengembangan rencana kegiatan
promosi kesehatan.

29
6. Penyususun Rencana Kegiatan (POA)
Tabel 3.20 Penyusunan Rencana Kegiatan (POA)

Kegiatan Tujuan Sasaran Target Waktu Kebutuhan Sarana

Dana Bahan Tenaga Indikator Sumber


keberhasilan Pembiayaan

Program Membentuk Primer : -Meningkatkan Menyesuaikan 1 hari = Buah- Mahasiswa Meningkatnya Pihak
One Day sikap Pekerja Di kesadaran Rp.50.000- buahan Promkes sikap positif Perusahaan
Fruit Day pekerja di PT. Kutai pekerja untuk 100.000 segar pekerja untuk
PT. Kutai Jaya mengkonsumsi gaya hidup
Jaya Pundinusa buah setiap hari sehat
Pundinusa Sekunder: -Membentuk
untuk gaya Pekerja di sikap positif
hidup sehat PT. Papan pejerja terkaitt
Jaya konsumsi buah
Tersier: setiap hari
Direktur
PT. Kutai
Jaya
Pundinusa

30
7. Penyusunan Rencana Evaluasi

No Evaluasi Indikator Metode Waktu Penilai

1 Input a. Kesediaan pihak perusahaan a. Lisan a. Pra kegiatan a. Pihak dalam


b. Kesiapan pelaksana kegiatan b. Checklist b. Pra kegiatan (pelaksana
kegiatan)

b. Dosen
pembimbing

2 Proses a. Sasaran antusias dalam mengikuti a. Kuesioner a. Saat kegiatan Pihak dalam
kegiatan b. Checklist b. Saat kegiatan (pelaksana
b. Durasi waktu kegiatan kegiatan)

3 Output a. Pelaksana dapat melaksanakan a. Checklist a. Setelah Pihak dalam


program b. Kuesioner kegiatan (pelaksana
b. Meningkatnya sikap positif pekerja b. Sebelum dan kegiatan)
setelah
kegiatan

31
32
BAB IV

PELAKSANAAN, EVALUASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT

A. PELAKSANAAN
a. Pelaksana
Program “one day fruit day” dilakukan oleh mahasiswa
jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kaltim dalam
satu kelompok yang berjumlah 5 mahasiswa. Dibimbing dan
diarahkan oleh dosen pembimbing praktik mata kuliah Promosi
Kesehatan Di Tempat Kerja.
b. Proses Kegiatan
Mahasiswa promosi kesehatan melaksanakan paktik di PT.
Kutai Jaya Pundinusa Samarinda selama 2 minggu dari tanggal
21 November sampai 2 Desember 2022. Mahasiswa
merencanakan dan menyusun lembar kuesioner yang akan
digunakan untuk pengkajian selama 2 hari. Pada hari Rabu
tanggal 23 November 2022, mahasiswa melakukan pengkajian
menggunakan lembar kuisioner dan checklist pada pekerja.
Pengkajian dilakukan selama 2 hari dari tanggal 23-24
November 2022. Selanjutanya mahasiswa mengolah data dan
melakukan perencanaan program terkait data dari hasil
pengkajian. Pada hari senin tanggal 28 Novemeber 2022
mahasiswa melakukan kunjungan ke PT. Kutai Jaya Pundinusa
yang berada di Balikpapan dan mahasiswa melakukan pemaran
terkait rencana program yang akan dilaksanakan di PT Kutai
Jaya Pundinusa yang berada di Samarinda, selanjutnya
mahasiswa melakukan obeservasi terkait lingkungan yang ada di
sekitar kantor. Setelah melakukan observasi terkait lingkungan
yang ada disana mahasiwa lalu memberikan sedikit saran atau
rekomendasi terkait hal yang dibutuhkan disana nantinya. Pada
tanggal 1 Desember 2022 mahasiswa mulai menjalankan

33
program yang sebelumnya telah direncanakan yaitu one day fruit
day, yang dimana mahasiswa menyediakan buah-buahan yang
nantinya akan dikonsumsi para pekerja yang ada di PT. Kutai
Jaya Pundinusa. Setelah itu dilanjukan dengan kegiatan
membersihkan lingkungan khususnya smoking area. Pada hari
berikutnya yaitu pada hari jumat 2 Desember 2022 mahasiwa
melakukan pemasangan media promosi Kesehatan di beberapa
tempat tertentu seperti pemasangan media poster dan x banner
di smoking area dan selanjutnya mahasiswa melakukan evaluasi
terkait program yang telah dilaksanakan sebelumnya dimana
evaluasi dilakukan melalui google form dan terakhir yaitu
penutupan dimana pada hari itu juga dilakukan pelepasan
mahasiswa yang telah selesai melakukan praktik di perusahaan
tersebut dengan penyerahan kenang-kenangan berupa plakat
dari mahasiwa promosi Kesehatan yang diwakili oleh ketua
kelompok kepada pihak PT. Kutai Jaya Pundinusa dan
dilanjukan poto Bersama mahasiwa dengan pembimbing institusi
dan pembimbing lahan praktik .
c. Hambatan
Dalam pelaksanaan kegiatan, kendala yang dihadapi yaitu
kesulitan dalam melakukan pengkajian pada pakerja
dikarenakan para pekerja terbagi di Samarinda dan Balikpapan,
sehingga hanya beberapa pekerja saya yang dapat di intervensi.

B. EVALUASI
Evaluasi program promosi kesehatan yang di lakukan di PT.
Kutai Jaya Pundinusa terdiri dari tiga aspek evaluasi yaitu, evaluasi
input, proses, dan output. Evaluasi input kegiatan ini dilakukan
pada dua aspek. Pertama kesediaan perusahaan. Kedua, kesiapan
pelaksana kegiatan. Pihak perusahaan menyetujui rencana
program dan bersedia membiayai program. Kelompok praktik juga

34
telah mempersiapkan dan mempresentasikan materi presentasi
program dan menyusun serta melaksanakan program pada hari
pertama.
Evaluasi proses kegiatan dilakukan pada dua aspek yaitu
antusiasme sasaran mengikuti program dan durasi waktu kegiatan.
Rencana sasaran yang mengikuti program adalah seluruh pekerja
di PT. Kutai Jaya Pundinusa. Tetapi hanya 5 pekerja yang mengisi
kuesioner pada saat pre test yang dibagikan melalui google form.
Berdasarkan hasil observasi kelompok praktik menunjukkan
seluruh sasaran antusias dalam mengikuti program dan
menyambut baik program yang dilaksanakan.
Evaluasi output pada kegiatan ini dilakukan pada dua aspek.
Pertama, program telah terlaksana dengan baik. Kedua,
Meningkatnya sikap positif pekerja. Pelaksanaan program
dilaksanakan sesuai jadwal yang di rencana yaitu di hari Kamis
tanggal 1 Desember 2022, dengan menyiapkan buah-buahan segar
dengan dua macam yaitu mangga dan jeruk (jabarkan harapannya
apa). Meningkatnya sikap positif apa? sasaran pekerja dievaluasi
dengan membandingkan nilai pretest dan posttest. Rata-rata nilai
sikap sasaran pada pretest adalah 2,03. Rata-rata nilai sikap
sasaran pada posttest adalah 5,06. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan rata-rata nilai sikap positif pekerja antara pretest dan
postest. Peningkatan rata-rata nilai sikap positif pekerja sesuai
dengan indikator keberhasilan kegiatan dalam rencana kegiatan
atau POA.
Selain itu, durasi program yang terus berjalan meskipun
pelaksana program tidak lagi praktik disana. Program ”one day fruit
day” dipegang oleh HSE Perusahaan Kutai Jaya Pundinusa.

35
C. RENCANA TINDAK LANJUT

1. PT. Kutai Jaya Pundinusa Samarinda

No. Masalah Saran Kegiatan


2.
1 Perilaku merokok pekerja Penyediaan layanan
PT. konseling berhenti
merokok
2 Lokasi septic tank yang belum Menghubungi tenaga
Ditemukan kesehatan lingkungan
3 Kurangnya kebersihan di smoking Menambah tempat
Area sampah
4 Kurangnya estetika keindahan Memperindah smoking
di smoking area area
Papan Jaya Tirta Balikpapan

36
No. Masalah Saran Kegiatan
Dalam proses ISO Melakukan GAP Analysis secara
diperlukan persiapan yang menyeluruh dan berulang kali
matang oleh karena itu agar meminimalisir kekurangan
1
perlu dilakukan GAP
analysis agar
meminimalisir kekurangan
Terdapat sarana dan Melakukan penataan sarana dan
prasarana yang belum prasarana perusahaan sesuai
sesuai dengan letak penempatan dan aturannya.
2 penempatannya. (Letak penyimpanan dokumen,
tempat cuci tangan didepan pintu
masuk, dan lain-lain yang
dianggap perlu)
Perlunya menggunakan Menggunakan jasa konsultan
jasa konsultan Iso agar ISO untuk membantu
3 mempermudah proses memberikan strategi
ISO terkait hal-hal yang implementasi dan mampu
masih belum dipahami meningkatkan nilai proses bisnis
Terdapat fasilitas yang Mengganti fasilitas yang sudah
sudah kurang baik/rusak kurang baik/rusak
yang perlu diganti dengan
4
fasilitas yang lebih baik
contohnya fasilitas CTPS
didepan pintu masuk
Belum adanya fasilitas Menyediakan fasilitas kotak
5 kotak saran bagi para saran dan Red Code
pekerja
Lokasi septic tank yang Mencari konsultan ahli
belum ditemukan K3/Kesling untuk membantu
6
menemukan sepitank
perusahaan
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik promosi kesehatan ditempat kerja khususnya PT. Kutai
Jaya Pundinusa. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan
pada karyawan di PT Kutai Jaya Pundinusa didapatkan hasil yaitu
kurangnya kurannya konsumsi buah setiap hari pada para pekerja,
adanya perilaku merokok para pekerja, belum adanya informasi

37
kesehatan di smoking area, serta terdapat beberapa sampah yang
berserakan disekitar smoking area.
Adapun Program promosi kesehatan ditempat kerja yang
dilaksanakan di PT Kutai Jaya berdasarkan hasil pengkajian terhadap
para pekerja yaitu program one day fruit day yang dimana program ini
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pekerja untuk
mengkonsumsi buah setiap harinya serta membentuk sikap positif
para pekerja terkait mengkonsumsi buah setiap hari. Selanjutnya
kegiatan yaitu pemasangan media x banner terkait 7 tips berhenti
merokok, kegiatan pemasangan media poster tentang bahaya
merokok, pemasangan media poster anjuran minum air, pemasangan
media poster makan buah dan sayur serta pemasangan media stiker
tentang anjuran membuang sampah pada tempatnya.
B. Saran
1. Bagi Perusahaan
Diharapkan PT. Kutai Jaya Pundinusa dapat melaksanakan dan
melanjutkan program yang telah dibuat yaitu one day fruit day dan
meningkankan sikap positif pekerja
2. Bagi Mahasiswa
Diharapakan mahasiswa dapat lebih maksimal dalam
mengembangkan dan merencanakan kegiatan promosi Kesehatan
di tempat kerja
3. Bagi Program Studi
Diharapkan program studi dapat memberikan fasilitas praktik yang
memadai kepada mahasiwa promosi Kesehatan khususnya dalam
praktik promosi Kesehatan ditempat kerja dan juga membuat
pedoman praktik yang baik, jelas dan teratur agar mahasiswa dapat
memahami tujuan dan capaian apa yang inginkan dalam praktik
tersebut.

38
DAFTAR PUSTAKA

Halajur, U. (2019). Promosi Kesehatan di tempat kerja. Wineka Media.

ILO.Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sarana Untuk Produktif. Edisi


bahasa Indonesia. Jakarta: 2013

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia


Nomor : PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.

Redjeki, S. (2016). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pusdik SDM


Kesehatan.

SITORUS, A. W. B. (2022). PERBAIKAN POSTUR KERJA


MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECK (QEC)
DAN OVAKO WORK POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS)
PADA PEKERJA PERAKITAN TRACK ROLLER (STUDI KASUS :
PT. XYZ). Universitas Pasundan.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. 2010. Peraturan


Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI. Jakarta.

Safety Sign Indonesia. 2019. Mengapa Rambu K3 di Tempat Kerja Harus


Sesuai Standar Nasional dan Internasional. Safety Sign Indonesia.
https://safetysignindonesia.id/mengapa-rambu-k3-di-tempat-kerja
harus-sesuai-standar-nasional-dan-internasional/ diakses pada
tanggal 22 Juni 2022 Pukul 08.05 WITA

Pertiwi, A,.. Sugiono and R.Y, E. 2013. ‘Implementasi Job Safety Analysis
(Jsa) Dalam Upaya Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja
(Studi Kasus: Pt. Adi Putro Wirasejati) Implementasi Of Job Safety

39
Analysis (Jsa) In Prevention Of Work Accide’, Rekayasa dan
Manajemen sistem industry, 3(2), pp. 386-396.

40
LAMPIRAN

40
Lampiran 1 Surat Izin Praktik
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Praktik
Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan

3.1 Kegiatan Pengkajian Di PT. Kutai Jaya Pundinusa

3.2 Kunjungan Ke Kantor PT. Kutai Jaya Pundinusa Di Balikpapan


3.3 Implementasi Program One Day Fruit Day
3.4 Kegiatan Pemasangan Media Promosi Kesehatan

3.5 Kegiatan Bersih-Bersih Lingkungan Smoking Area Di PT.Kutai Jaya


Pundinusa
3.6 Foto Bersama & Penyerahan Plakat kepada PT. Kutai Jaya
Pundinusa
Lampiran 4 Media Promosi Kesehatan

4.1 Poster Makan Buah & Sayur


4.2 Poster Stop Merokok
4.3 Poster Anjuran Air Minum
4.4 Stiker Buang Sampah Pada Tempatnya
4.5 X Banner Tips Berhenti Merokok

Anda mungkin juga menyukai