BESERTA TANDA-TANDANYA
Oleh :
KELOMPOK 7
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat serta salam tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa salam beserta keluarga, sahabat, dan seluruh
pengikutnya hingga akhir zaman. Atas karunia-Nya, kami selaku penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul “Definisi Amil Nawasib Beserta
Tandanya”. Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah
nahwu dengan dosen pengampu Ubaidillah M.Pd.
Dalam proses penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa
bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karna itu, dengan segala
kerendahan hati kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dina Indriana, M.Pd. selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
2. Ubaidillah, M.Pd. selaku dosen yang telah membimbing dan membagikan
ilmu yang bermanfaat kepada kami.
3. Orangtua yang selalu memberikan dukungan berupa doa maupun motivasi.
4. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung hingga terselesaikannya makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini
masih terdapat kekurangan, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat menjadi sumber
referensi yang bermanfaat bagi semua pihak.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................ⅱ
DAFTAR ISI..................................................................................................ⅲ
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Amil-amil nasob yang khusus pada fiil mudhori. Amil-amil tersebut berjumlah
sepuluh, dan di bagi menjadi 3 golongan yakni:
v
Jawaban : ( إذن أكرمكjika demikia, aku akan memuliakanmu)
Huruf ini bisa menashabkan fi’il mudhori’ apabila:
Menjadi permulaan kalam
Bersambung dengan fi’ilnya
Fi’ilnya berzaman istiqbal
d) كي
Huruf ini dapat beramal tanpa perantara jika di gunakan bersamaan
dengan lam jer sebagai huruf nashob, huruf masdariyyah, dan huruf istiqbal
misalnya : ( جئث لكي أثعلمaku datang untuk belajar)
2) Amil nashob yang dapat beramal menashabkan dengan menyimpan أنsecara wajib.
Kelompok ini meliputi 6 amil yaitu:
a) كي
Apabila tidak disertai dengan lam ta’lil (sebab, akibat) misalnya : سلني كي
( أجيبكbertanyalah kepadaku agar aku menjawab mu) jika أنditampakan
سلني كي أن أجيبك
b) حتى
Apabila bermakna : ( ألى صم حثى ثغيب ااشمسpuaslah sampai matahari
terbenam)
Bermakna lam ta’lil : ( إجثهد حثى ثنجحberusahalah agar kamu sukses)
c) Lam juhud
Yaitu lam yang digunakan untuk mengukuhkan makna nafi
(pengingkaran / negasi ) pada كانnaqishah yang di dahului oleh ماnafi atau لم
nafi. Misalnya: لم يكن هللا ليغفر لهم,ما كان هللا ليظلمهم
d) Fa’
Yaitu Fa’ yang mengandung makna sebab. Amil ini harus di gunakan
sebagai bentuk reaksi atau tanggapan dari nafi atau kalam tholab ( tuntutan)
yang mencakup perintah, larangan, permintaan, permohohan, pertanyaan,
dan lain-lain. Misalnya : menjadi reaksi nafi ( لم ثرحم فثنسkamu tidak
menyayangi, maka itu akan menyebabkan kamu terlupakan). Menjadi reaksi
dari kalam tholab : ( هل ثرحم قثرحمapakah kamu penyayang? Maka itu akan
menyebabkan kamu disayangi)
vi
e) Wawu
Jika mengadung makna penyertaan dan kebersamaan, yang menjadi
reaksi nafi atau tholab misalnya : menjadi reaksi nafi ال أكرمك و ثهيننيmenjadi
reaksi kalam tholab :زرني وأكرمك
f) أو
Berfungsi sebagai konjungsi (penghubung) yang memiliki makna أال
( pengecualian) atau ألى
misalnya menyandang makna اضرب المذنب إال أن يثوب: إال: ( أالpukul si
pendosa kecuali ia bertaubat) adapun yang menyandang makna : إلى اضرب
( المذنب إ لى أن يثوبpukul si pendosa hingga ia bertaubat )
3) Amil nasob yang dapat menashabkan dengan menyimpan أنsecara jawaz ( boleh di
tampakan dan juga boleh disimpan )
Kelompok ini hanya meliputi amil yaitu lam yang bermakna كيlam ini juga
disebut lam ta’lil misalnya : ثب ليعقر هللا لك. 1
1
Ngaji Aplikatif kitab jurumiyyah : Falah Fashih. (2019). (n.p) : Falah Fashih .
vii
2.2Tanda-tanda nasob fi’il mudhori beserta contohnya
1. Fathah
Fathah sebagai tanda i’rob nasob pada fi’il mudhori terbagi menjadi dua yaitu:
fathah dzahiroh (fathah yang tampak /jelas) dan fathah muqadarrah (fathah
yang tidak tampak /diperkirkirakan).
a) Fathah yang dzahirah ( tampak / jelas)
fathah dzahirah (fathah yang tampak/jelas) menjadi tanda i’rab nashab
pada fiil mudhari yang shahih akhir, seperti بهذي نلfi’il mudhari yang mu’tal
akhir dan huruf akhirnya adalah "waw" seperti: وكشي نل, dan fiil mudhari
yang mu’tal ak hir dan huruf akhirnya adalah "ya” seperti: يمري نل
b) Fathah yang muqadarrah (tidak tampak /diperkirakan)
fathah muqaddarah (fathah yang tidak tampak/diperkirakan) menjadi
tanda i’rab nashab pada fiil mudhari yang mu’tal ak hir dan huruf akhirnya
adalah “alif” seperti: ىضري نل
2. Hadzf al-nun
Hadzf al-nun (membuang nun) sebagai tanda i’rab nashab terdapat pada al-
af’al al-k hamsah, yaitu fiil mudhari yang diakhiri dengan dhamir tatsniyah,
seperti: “yadhabani”/”tadzhabani” “waw jamak ”, seperti:
”yadzhabuuna”/”tadzhabuuna” atau “ya almuannats al-muk hathabah”, seperti:
“tadzahbiina”. Apabila didahului salah satu amil (partikel) nashab maka tanda
nashabnya dengan membuang huruf nun-nya. Contoh: “Lan tadzhabuu” 2
2
Modul Pendidikan Profesi Guru Modul 4. Kitabah (Menulis) Penulis: Ali Ma’sum, S.Pd., M.A
viii
BAB Ⅲ
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Nashab fi’il mudhori adalah perubahan tanda i’rob fi’il mudhori
dikerenakan adanya perilaku (‘amil)nashab yang berada diawal kata fi’il
mudhori ini. Semua fi’il mudhori i’robnya adalah rofa’ atau marfu’ sebagai
bentuk aslinya dan bisa berubah ketika ada yang merubahnya.
Perilaku nashab yang dimaksud diatas adalah: لن, أن,
وأو, ولواو, والجواب بلفاء, الم كي, كي, إذن, apabila salah satu dari kata diatas
masuk pada fiil mudhori maka merubah tanda akhir kata. Bentuk nashabnya
adalah dengan harakat fathah, fathah dzahirah atau muqodarrah dan hadzf
al-nun.
ix
DAFTAR PUSTAKA
Fashih falah 2019 “ Ngaji aprikatif kitab jurumiyyah” penerbit falah fashih
Ma’sum ali
Reza muhamad 2021 “Modul pendidikan profesi guru modul 4 kitabah”
ma’sum ali