Anda di halaman 1dari 2

27 Feb.

22

To my dearest,

Ini hari ke 13 ga sih? Iya iya bener. Ini hari ke 13 dari hari valentines. I actually don’t know how to
start a letter. Jadi aku mulai seadanya dan semunculnya di otakku aja. Which is tanggal hari ini.
Percaya atau ngga, aku belom pernah nulis surat kaya gini untuk pacar. Dulu aku sering banget nulis
surat buat teman pena gitu sih pas SMP. Aku inget dulu temen penaku dari berbagai penjuru dunia.
Tapi kebanyakan dari Turki sih. Tanganku gemeteran banget sebenernya nulis surat ini. Mungkin
karena AC di kamarku nyala atau sekedar karena aku masih sakit. Ini hari ke 5 aku isolasi mandiri and
everything is well. Ealah malah jadi cerita yang ngga penting.

Sebenernya surat ini ngga punya arti khusus sih. Aku cuma nulis surat ini karena aku pengen
mengapresiasi kamu. Apresiasi untuk apa? Belum jelas. Biarkan penulis surat ini mikirin dulu sekalian
nulis kata kata pengisi surat ini.

Actually ya I still have a lot of questions for you. Banyak tentang kamu yang masih jadi misteri bagi
aku. Ada banyak juga yang udah aku ketahui tentang kamu. And im quite happy to know about those
stuff. Rasanya tuh kaya..ga sabar aja gitu to know more about you. I wish you would tell me a lot
more about yourself. Kaya kamu pengen jadi orang seperti apa, apa satu hal penting di dirimu yang
aku mesti tahu, kamu berharap aku jadi pacar yang kaya apa, dan sebagainya. Kalau kamu gimanaa?
Punya pertanyaan buat aku ngga? Atau malah gaada sama sekali. Huhu sedih ☹

Let me tell you one thing ya dari pengamatanku selama ini. Astaga aku mikirinnya aja malu banget
apalagi menyampaikannya dan membayangkan kamu baca. Anyways, menurutku kamu itu pinter
tau orangnya. Ga Cuma pinter di mbacotnya doang. Tapi kek aku pernah bilang, mbacot itu ga bisa
tanpa backingan pengetahuan. So I think youre pretty smart. Kamu juga tau perbedaan penggunaan
kami dan kita. Kamu tau ga kalau bisa bedain kami dan kita itu jadi salah satu persyaratan bisa masuk
kategori tipe idealnya sati. Anjay. Sepele sih tapi itu tuh ternyata lumayan langka tau. Atau emang
aku aja yang hangoutnya sama orang-orang goblog? Gatau. Tapi kata aku itu langka. Sebelum hari
valentine, aku berkali-kali denger kamu mengoreksi diri kamu sendiri saat salah menggunakan kami
dan kita. And you know what? I was screaming inside. Because that shit is extremely attractive to
me. Iya iya iya aneh emang aku. Or maybe freak? Mboh. Yang penting aku punya standar.

Aku tau kamu bukan jenis orang yang suicidal gitu karena aku tau kamu jenis orang yang menikmati
kehidupan. Gatau sih aku sok tau banget wkwk. Tapi aku merasa kamu kaya gitu. Sebagai mantan
pencoba, aku merasa kagum sama orang-orang kaya kamu. Orang-orang kaya kamu tuh hebat
banget gitu. Selalu bisa menemukan yang positif dari kehidupan. Atau nampaknya ajakah yang kaya
gitu?

I was lying when I said surat ini gaada arti khususnya. Sebenernya aku pengen kamu paham bahwa
segala hal segala aksi yang aku lakukan, untuk setiap energi dan setiap otot yang aku gerakkan untuk
kamu itu ada arti khususnya. Harus ada arti khususnya. Kalau gaada arti khususnya terus buat apa
aku keluarin tenaga? Buang-buang waktu dan nasi. Labil emang sati ini.

Tapi bagaimana pun juga surat ini begitu sampai di tanganmu akan menjadi milikmu dan bukan lagi
milikku. Sehingga kamu terserah aja mau anggap ini surat ada arti khususnya atau ngga. Its all up to
you. I ran out of things to say and its nearing the end of this page. I am going to end this letter here.
However this is not the last letter I am going to write to you.

Tertanda,
Sasmita Larasati Sarosa

P.S this is not supposed to be a romantic letter or whatsoever

Anda mungkin juga menyukai