Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 2

KERAJAAN
CIREBON
Abin Sulthan
Ailsa Rizky
Dinda Ayu
Najwa Marisa
Satria Wiguna
Sejarah Kerajaan Cirebon
Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam pertama di tanah
Sunda yang didirikan oleh pangeran Walangsungsang Kerajaan ini
berdiri sekitar abad ke 15 dan 16 masehi. Dahulu, tempat ini yang
sangat penting sebab menghubungkan berbagai jalur perdagangan
sejumlah pulau.

Lokasi kerajaan Islam ini di sebelah utara Pulau Jawa, di perbatasan


Jawa Tengah dan Jawa Barat. Letak geografis ini juga yang
membuat Cirebon sebagai penghubung dua kebudayaan sekaligus
yakni Jawa dan Sunda.
Peristiwa Penting Kerajaan Cirebon

-Pada bidang politik, terjadi perluasan daerah.


Berkerja sama dengan Kerajaan Islam Demak,
Kesultanan Cirebon mampu menduduki
Pelabuhan Sunda Kelapa pada 1527 M dengan
tujuan untuk mencegah masuknya pengaruh
Portugis ke wilayah tersebut.
-Sunan Gunung Jati mengembangkan Islam ke
daerah-daerah lain di Jawa Barat
Masa Keemasan Kesultanan Cirebon
Masa Keemasan Kesultanan Cirebon Sunan Gunung Jati melanjutkan estafet pemerintahan dari
tahun 1479 hingga 1568. Pada kepemimpinannya, Kesultanan Cirebon memasuki masa
kejayaan. Semua sektor berkembang dengan pesat mulai dari agama, politik, hingga
perdagangan. Persebaran agama Islam juga sangat pesat. Dakwah digaungkan di berbagai
daerah secara berkelanjutan. Islam semakin dikenal dan penganutnya bertambah banyak.

Sunan Gunung Jati sukses menggunakan sistem politik dengan asas desentralisasi berpola
kerajaan pesisir. Strategi politik ini menerapkan program pemerintah dengan tumpuan
intensitas pengembangan dakwah ke seluruh daerah di tanah Sunda. Sementara itu, pada
sistem ekonomi, Kesultanan Cirebon pada saat itu melakukan aktivitas kerja sama perdagangan
dengan bangsa Campa, Malaka, India, China, dan Arab.

PERAN KERAJAAN DALAM PENYEBARAN ISLAM

Masuknya Islam di Cirebon pada abad 15 yaitu pada tahun 1470. disebarkan oleh Sunan
Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah. Penyebaran agama Islam itu dimulai ketika Syarif
Hidayatullah berusia 27 tahun yaitu dengan menjadi mubaliqh Cirebon. Di tahun 1479
Syarif Hidayatullah menikah dengan Nyi Ratu Pakungwati, putre dari pangeran
Cakrabuana. Pengganti pangeran Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon di berikan pada
Syarif Hidayatullah. Pada tahun pengangkatannya Syarif Hidayatullah mengembangkan
daerah penyebarannya di wilayah Pajajaran.
KERAJAAN BANTEN

SEJARAH KERAJAAN BANTEN

Kesultanan Banten berdiri sebagai manifestasi dari penyebaran Islam dan


kemenangan pasukan Demak mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.
Sebelum menjadi daerah Islam, Banten merupakan bagian dari Kerajaan
Pajajaran. Dalam catatan sejarah disebutkan, Pajajaran menjalin kerja
sama dengan Portugis yang saat itu sudah berkuasa di Malaya. Dari kerja
sama ini, Pajajran berharap dapat bantuan Portugis untuk membendung
pengaruh Demak yang sudah mencapai Jawa bagian barat. Namun, usaha
Pajajaran tersebut gagal. Portugis yang sudah berada di Sunda Kelapa
berhasil diusir tentara gabungan Demak dan Cirebon yang dipimpin
Fatahillah.
PERISTIWA PENTING KERAJAAN BANTEN

Peristiwa pengkhianatan yang paling terkenal dalam zaman Kesultanan Banten adalah
pengkhianatan yang dilakukan oleh Sultan Haji kepada ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa.

Dengan bersekutu dengan kompeni, pada 17 April 1684, Sultan Haji atas persetujuan
Gubernur Jenderal Kompeni berhasil merebut singgasana Sultan Banten dari ayahnya
sendiri.

Atas jasa kompeni ini Sultan Haji mengadakan perjanjian pembagian soal batas wilayah
kekuasaan Banten dengan Kompeni di sekitar Sungai Untung Jawa (Cisadane). Namun,
"kerja sama" antara Sultan Haji dengan Kompeni inilah justru menjadi awal jatuhnya
Kesultanan Banten ke tangan Kompeni.
MASA KEEMASAN KERAJAAN BANTEN

Kesultanan Banten sendiri mencapai puncak kejayaannya saat diperintah


oleh Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1683. Sultan Ageng mengembangkan
wilayah Kesultanan Banten hingga hampir separuh Jawa Barat, Selat Sunda,
hingga Lampung. Pelabuhan Banten sangat diminati pedagang pada saat itu.
Pasalnya, Kesultanan Banten tidak menerapkan monopoli, sehingga
perdagangan bisa berlangsung secara terbuka. Selain perdagangan, Banten
juga menjadi daerah yang inklusif bagi semua golongan. Meskipun diperintah
dengan sistem Islam, namun kebebasan beragama sangat terjamin di Banten.
Bahkan pada tahun 1673, dibangun sebuah kelenteng di Pelabuhan Banten
sebagai simbol kebebasan beragama. Kemajuan Banten ini menarik
perhatian kekuatan besar saat itu, seperti Portugis, Spanyol, hingga Belanda.

PERAN KERAJAAN DALAM PENYEBARAN ISLAM


Penyebaran agama Islam di wilayah Banten dilakukan secara intensif
sejak masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1526-1570). Ajaran
Islam disebarkan, baik di kawasan pesisir maupun di daerah pedalaman.
Maulana Hasanuddin merupakan tokoh sekaligus penguasa pertama di
Banten yang menyebarkan agama Islam. Sultan Maulana Hasanuddin
berhasil menyebarkan Islam, karena mampu menyakinkan 800 ajar untuk
memeluk Islam.
PERTANYAAN #6

Buat kutipan dalam teks MLA untuk artikel jurnal cetak ini:

halama
n 23

JURNAL KESEHATAN
Maret 2O21

"Membangun Antibodi di Masa


COVID-19" oleh Dr. Miranda Lestari
KUNCI JAWABAN
Mari periksa
pengetahuan Anda
tentang Gaya MLA

Fahira, Mega. Dua Belas Cara untuk Berpisah.


4 Sabana Pustaka, 2011

Celia, Ayu. "Kapibara, Marmoset, dan Ikan Pari


Manta, Astaga!." KEBUNBINATANGSERU, 8
5 September 2017,
https://www.situssangathebat.co.id.

6 (Lestari 23)
BAGIAN 3:
GAYA CHICAGO
Dikenal juga dengan gaya Turabian, gaya Chicago adalah gaya dokumentasi yang biasanya
digunakan sejarawan, namun juga umum digunakan di bidang bisnis, seni, dan humaniora.

Untuk soal 7-10, kutiplah publikasi menggunakan gaya Chicago.


Anda boleh melihat catatan dan berdiskusi dengan rekan.


PERTANYAAN #7

Kutip buku ini untuk bibliografi dengan Gaya Chicago:

"Cara Membuat Diterbitkan oleh


Kebun Asri" karya Luna Pustaka,
Rina Soraya Bandung, 2021.

Anda mungkin juga menyukai