Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial

Tugas Resume Kedua 30 November 2022

TEMA : KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA


1

Peran Komunikasi dalam Mewujudkan Kerukunan Antar


Umat Beragama
Maulana Zam-Zami
NIM : 2200030026
KELAS : A
2200030026@webmail.uad.ac.id

Article history

Jam Penulisan : 07.30

Waktu Pengumpulan : 09.35

3.1. Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang sangat besar, dengan wilayahnya yang begitu luas, terdiri
dari puluhan ribu pulau. wajar bila terjadi kemajemukan di Indonesia, ada lebih dari seribu tiga
ratus suku bangsa yang mendiami Negara Indonesia ini, selain kemajemukan suku bangsa, agama
juga merupakan hal yang majemuk di Negara Indonesia ini, ada sekitar enam agama besar yang ada
di Indonesia belum lagi kepercayaan-kepercayaan yang masih berkembang(Lutfy Mairizal Putra,
2017).
Dalam Indonesia yang merupakan negara majemuk tentunya tidak bisa dihindari terjadinya
interaksi antar umat beragama, dan dalam interaksi ini tidak bisa dihindari pergesekan atau
persinggungan antar umat beragama. Untuk menghindari potensi konflik antar umat beragama
salah satu hal yang dibutuhkan adalah komunikasi.
Komunikasi sendiri merupakan proses penyamaan makna melalui pesan antara seseorang
dengan orang lainnya sehingga dapat tercipta suatu pemahaman yang sama(Didik Hariyanto,
2021). Tanpa pemahaman yang terjalin antar umat beragama akan sulit untuk menciptakan
keharmonisan. Maka komunikasi bisa kita sebut sebagai salah satu faktor yang paling penting
untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama.
Tulisan ini penulis buat untuk menguraikan betapa pentingnya komunikasi dalam upaya
menciptakan kerukunan dalam umat beragama, dengan tulisan ini penulis ingin meningkatkan
pemahaman penulis dan pembaca tentang pentingnya komunikasi antar umat beragama.

3.2. Pembahasan
Sebelum menguraikan tentang pentingnya komunikasi antar umat beragama, terlebih dahulu
penulis akan mengungkapkan apakah artian agama itu sendiri. Agama sendiri adalah sebuah sistem
kepercayaan yang mengatur bagaimana manusia berhubungan dengan tuhannya dan juga
bagaimana manusia berhubungan dengan manusia lainnya(Abidin, 2015).
Karena setiap agama memiliki aturannya sendiri yang kadang berbeda dan rawan terjadi
pergesekan dengan agama lainnya, contohnya dalam praktik suatu agama tertentu terkadang dapat
mengganggu kenyamanan umat beragama lainnya. Maka sangat dibutuhkan sebuah komunikasi
yang baik agar dapat meredam terciptanya konflik antar umat beragama. Mengingat pentingnya

Nama : Maulana Zam-Zami | NIM : 2200030026


2

komunikasi dalam mewujudkan harmoni antar umat beragama, penulis akan menuliskan
bagaimana proses komunikasi yang dapat meredam terjadinya konflik antar umat beragama.
1. Kesadaran Semua Pihak
Untuk mewujudkan terjadinya kerukunan antar umat beragama kesadaran semua pihak
sanggat dibutuhkan. Konflik dapat terjadi karena banyak hal, apalagi dalam konteks antar
agama, konflik sangat rawan terjadi, dibutuhkan kesadaran dari semua pihak agar
menyadari posisi masing-masing, tanpa adanya kesadaran konflik tidak dapat di selesaikan,
karena hal ini adalah tahap awal dan paling penting dalam penyelesaian konflik agar dapat
terwujud kerukunan antar umat beragama.
2. Pengungkapan Masalah
Setelah semua pihak menyadari adanya suatu masalah yang terjadi, maka pihak-pihak yang
bersangkutan juga harus mengungkapkan masalah apa yang dialami dalam konflik
tersebut, misalnya di suatu daerah pernah terjadi permasalahan tentang pengeras suara yang
di gunakan untuk mengumandangkan azan. Dalam hal ini, yang bersangkutan harus
mengungkapkan apa yang di permasalahkan dalam hal pengumandangan azan
menggunakan pengeras suara ini. Sehingga kemudian dapat di carikan titik tengah atau
solusi dari permasalahan tersebut.
3. Pencarian solusi
Setelah masalah diungkapkan, maka pihak-pihak yang bersangkutan harus mau
berkomunikasi, mau saling mendengarkan keluhan maupun masalah yang di alami oleh
pihak lain, tanpa adanya komunikasi kesepahaman akan sulit di capai. Setelah
kesepahaman sudah dicapai, barulah bisa di carikan sebuah titik tengah sebagai solusi.
Masing-masing pihak harus menurunkan egonya agar sebuah solusi yang di terima semua
pihak dapat dihasilkan. Jika satu pihak dan pihak lainnya tidak ada yang mau menurunkan
egonya, maka biasanya pada situasi seperti ini di perlukan adanya pihak ketiga sebagai
penengah agar pihak yang posisinya lebih kuat mau menekan egonya. Karena pada
dasarnya biasanya pihak yang lemah cenderung akan di rugikan dalam sebuah negosiasi
bilamana tidak ada pihak ketiga.
4. Memastikan keputusan Bersama Dapat di Terima Semua Pihak
Hal terakhir yang perlu diperhatikan, bahkan sangat penting adalah memastikan semua
pihak dapat menerima keputusan tersebut. Karena semua proses yang panjang tadi tidak
akan ada artinya jika hal terakhir ini tidak terjadi, bahkan mungkin akan menimbulkan
konflik baru. Dan jika di perlukan, dalam hal ini juga harus ada pihak ketiga agar dapat
mengawasi dan memastikan bahwa pihak-pihak yang terlibat dapat menghormati
keputusan yang telah disepakati bersama(Dian Ismarani, 2017).
Melihat besarnya peranan komunikasi dalam meredam sebuah konflik antara umat beragama,
maka sangat penting sebagai pribadi kita harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik,
komunikasi yang baik akan mewujudkan kesepahaman, kesepahaman akan mewujudkan saling
pengertian, saling pengertian akan mewujudkan keharmonisan(Sari, 2017). Dalam hal ini kita
sebagai umat beragama hendaknya mampu menjalin komunikasi yang baik dengan umat beragama
yang lainnya, kalaupun kita berbeda agama, kita masih saudara sebangsa, kalaupun kita tidak
sebangsa, kita masih saudara sebagai sesama umat manusia.
Komunikasi yang di maksud di sini adalah komunikasi yang baik dan efektif, komunikasi bisa
dikatakan efektif adalah apabila suatu maksud atau pesan yang di sampaikan oleh seorang
komunikator dapat diterima dengan baik oleh orang seorang komunikan(Mulyana & Rakhmat,
1990). Dalam hal ini kerukunan antar umat beragama akan tercapai apabila antara umat beragama
mau melakukan komunikasi dengan efektif, kesepahaman makna yang terjalin antar umat

(Peran Komunikasi dalam Mewujudkan Kerukunan Antar Umat Beragama )


ISSN: - 3

beragama akan mampu meningkatkan tingkat toleransi, dengan tingkat toleransi yang tinggi,
kemungkinan terjadinya kerukunan antar umat beragama akan lebih besar.
Komunikasi yang baik memang memegang peran penting dalam mewujudkan kerukunan antar
umat beragama, tapi begitu juga sebaliknya, tidak sedikit komunikasi yang buruk menjadikan
berbagai konflik antar umat beragama, tak sedikit konflik yang terjadi dipicu hanya oleh proses
komunikasi yang buruk yang kemudian menimbulkan kesalahpahaman yang pada akhirnya
menimbulkan konflik-konflik lanjutan.
Meskipun peranan komunikasi sangat besar dalam hal ini, tapi faktor lain juga memiliki andil,
misalnya personalia masing-masing orang, beberapa oknum dengan personalia yang buruk dapat
memicu konflik agama yang besar, misalnya kasus terorisme prancis yang terjadi pada tahun 2020,
membuat umat pandangan warga negara prancis menjadi negatif kepada pemeluk agama Islam di
negara tersebut.

Daftar Pustaka
Abidin, Z. (2015). Pluralisme Agama dan Pola Komunikasi Antar Budaya di Indonesia. Komunike, 7(2).

Dian Ismarani. (2017, February 17). Cara Efektif Menyelesaikan Konflik Dengan Komunikasi yang Baik.
Rencanamu.Id.

Didik Hariyanto. (2021). Buku Ajar Pengantar Ilmu Komunikasi. In Buku Ajar Pengantar Ilmu
Komunikasi. UMSIDA Press. https://doi.org/10.21070/2021/978-623-6081-32-7

Lutfy Mairizal Putra. (2017, August 23). Indonesia Negara Majemuk, Berkah atau Musibah bagi
Pengembangan Iptek? Kompas.Com.

Mulyana, D., & Rakhmat, J. (1990). Komunikasi antarbudaya. Remaja Rosdakarya.

Sari, A. A. (2017). Komunikasi Antarpribadi. Deepublish.

W: http://journal2.uad.ac.id/index.php/commicast/index | E: commifast@comm.uad.ac.id

Anda mungkin juga menyukai