MULTIKULTURAL
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Sulalah, M.Ag
Oleh :
Lutfia Asyhadi 18110184
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah memberi rahmadNya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang “Konflik Dan Diskriminasi Sosial Pada Masyarakat
Multikultural” ini. Tanpa pertolonganNya, tentunya saya tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada
Nabi Agung Muhammad SAW., yang dinantikan syafaatnya di hari kiamat.
Makalah ini telah disusun sebaik mungkin serta adanya bantuan dari pihak-pihak yang
bersangkutan. Untuk itu, saya menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
berkontribusi andil dalam pembuatan makalah ini, khususnya Ibu Dosen yang mengampu mata
kuliah Pendidikan Multikultural. Di sini, saya selaku penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya sebagai
penulis makalah ini mengharapkan kritik dan saran pembaca, agar ke depannya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, apabila makalah ini terdapat banyak kesalahan, saya
memohon maaf sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca..
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang me
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari konflik dan diskriminasi sosial ?
2. Bagaimana pencegahan konflik dan diskriminasi ?
3. Bagaimana Islam diantara konflik dan diskriminasi ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian konflik dan diskriminas sosial
2. Untuk mengetahui pencegahan konflik dan diskriminasi
3. Untuk mengetahui Islam diantara konflik dan diskriminasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Andri Wahyudi, “Pernyataan Diatas Diungkapkan Oleh Leonard Greenhalgh Sebagaimana Dikutip Oleh A. Dale
Timpe Dalam Bukunya” (n.d.): 1–15.
2
Fulthoni et al., Memahami Diskriminasi, ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304 (Paper) Jurnal Online
Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, 2009,
www.journal.uta45jakarta.ac.id.
5
Dengan ketidak pahaman inilah, kita sering membuat generalisasi tentang ‘mereka’, dan
membuat semua orang di kelompok ‘mereka’ pasti sama.
Menurut UU Republik Indonesia No. & tahun 2012 tentang penanganan konflik,
pencegahan konflik merupakan cara untuk mencegah konflik untuk tidak bereskalasi
3
Hermana Somantrie, “Konflik Dalam Perspektif Pendidikan Multikultural,” Pendidikan dan Kebudayaan 17
(2011): 660–672.
4
Ibid.
6
menjadi konflik lebih besar. Ketika pencegahan konflik dilakukan, maka akan
meminimalkan kekerasan, bahkan menghilangkan kekerasan, pencegahan konflik yang
dapat dilakukan yakni, dengan cara5 :
Konflik hadir didasari juga karena terjadinya diskriminasi antar yang lainnya, yang
tampa sengaja hala tersebut mampu menyakiti yang lain. Terlebih keragaman Indonesia
yang menjadi negara yang memiliki keberagaman suku, ras, agama, dan strata sosial yang
kemudian disebut sebagai masyarakat multikultural. Untuk menecgah rasa diskriminasi
tersebut dengan cara6 :
5
Lembar Negara Republik Indonesia.2016. Sosial Stabilitas NasionalmKonflik Penanganan. (Penjelasan
Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5315)
6
Siti Hadillah Tuto Kian and Sri Dewi Setyawati, “Mengatasi Diskriminasi Ras Melalui Organisasi Kebudayaan,”
Visioner 3, no. 1 Juni (2021): 310–318, http://ojs.mputantular.ac.id/index.php/vis/article/view/526.
7
3. Mempelajari kebudayaan dan bahasa daerah lainnya, agar lebih mudah
memahami betapa indahnya hidup aman dan tentram tanpa diskriminasi.
4. Membiasakan diri untuk tidak mudah mengejek, menghina atau membenci hanya
karena berbeda suku, agama, ras, status sosial ataupun kebudayaannya.
5. Menumbuhkan semangat dan jiwa nasionalisme.Menjalin komunikasi dan
membina hubungan yang baik dengan teman atau keluarga yang berbeda suku,
agama, ras dan budayanya.
6. Membiasakan diri untuk tidak mudah menilai orang lain dari penampilan luarnya
saja.
C. Islam Diantara Konflik dan Diskriminasi Sosial
Dalam berkehidupan kita tidak akan pernah lepas dari sebuah pertikaian baik didlam
kehidupan bermasyarakat ataupun didalam kehidupan beragama. Tidak dapat ditolak jika
didalam kehidupan beragama tidak didapatkan konflik, malahannya didalam Al-Qur’an
sudah memberikan informasi bahwa manusia sebelum diciptakan sudah syarat akan
konflik. Sebagaimana yang telah dikisahkan didalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30
:
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui.
Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa budaya merusak, jahat dan melakukan
pertumpahan darah yang dikisahkan dalam Al-Qur’an di atas menampakkan sebuah
peringatan bahwa manusia sebagai makhluk yang syarat akan konflik7.
BAB III
7
Akhmad Rifa’i, “Konflik Dan Resolusinya Dalam Perspektif Islam,” Millah ed, no. khus (2010): 171–186.
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konflik dalam masyarakat multikultural tidak akan pernah dapat dihindari karena
konflik itu sendiri merupakan akibat dari adanya perbedaan perspektif dan tujuan yang
hendak dicapai oleh masyarakat tersebut. Meskipun konflik merupakan akibat
dariMpersoalan yang terjadi sebelumnya, namun konflik juga dapat mengakibatkan
permasalahan lainnya dari mulai yang paling sederhana sampai dengan dengan yang
paling kompleks.Oleh karena itu, setiap orang atau setidak-tidaknya beberapa orang
tertentu perlu memiliki kemampuan bagaimana cara menangani atau menyelesaikan
masalah konflik. Dengan memiliki kemampuan tersebut, para penyelesai atau mediator
konflik akan terdorong untuk terlibat secara proaktif:
a ) mencari penyebab terjadinya suatu konflik dan
b) menyelesaikan konflik.
Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan. Perbedaan perlakuan tersebut bisa
disebabkan warna kulit, golongan atau suku, dan bisa pula karena perbedaan jenis
kelamin, ekonomi, agama, dan sebagainya. Menghindari sikap diskriminasi dengan cara
mendidik generasi muda untuk menghargai perbedaan pendapat, bersikap toleransi dan
mengedepankan dialog dalam setiap masalah yang ada.
B. Saran
Dengan selesainya penulisan makalah ini, maka saya sebagai penulis berharap
kepada pembaca sekiranya menemukan kesalahan pada makalah ini untuk
memperbaikinya. Sebab, penulis bukan manusia sempurna yang tidak lepas dari sifat
kekeliruan, sehingga bisa juga melakukan kesalahan. Dan jika ada sesuatu yang bisa
dijadikan bahan kajian oleh pembaca maka penulis akan merasa termotivasi. Saran dan
kritik dari pembaca yang sifatnya membangun semangat penulis akan selalu saya tunggu.
Fulthoni, Renata Arianingtyas, Siti Aminah, and Uli Parulian Sihombing. Memahami
Diskriminasi. ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304 (Paper) Jurnal Online
9
Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019 Universitas 17 Agustus 1945
Jakarta, 2009. www.journal.uta45jakarta.ac.id.
Kian, Siti Hadillah Tuto, and Sri Dewi Setyawati. “Mengatasi Diskriminasi Ras Melalui
Organisasi Kebudayaan.” Visioner 3, no. 1 Juni (2021): 310–318.
http://ojs.mputantular.ac.id/index.php/vis/article/view/526.
Rifa’i, Akhmad. “Konflik Dan Resolusinya Dalam Perspektif Islam.” Millah ed, no. khus (2010):
171–186.
Somantrie, Hermana. “Konflik Dalam Perspektif Pendidikan Multikultural.” Pendidikan dan
Kebudayaan 17 (2011): 660–672.
Wahyudi, Andri. “Pernyataan Diatas Diungkapkan Oleh Leonard Greenhalgh Sebagaimana
Dikutip Oleh A. Dale Timpe Dalam Bukunya” (n.d.): 1–15.
10