DIREKTUR STANDAR Tanggal Terbit: PROSEDUR 7 April 2019 OPERASIONAL
DR. dr. Herman Sutrisno MM
Pengintegrasian dan koordinasi aktivitas asuhan pasien merupakan
pengelompokkan kegiatan berdasarkan tim kerja dalam memberikan proses asuhan pasien sesuai dengan pelayanan yang dibutuhankan. PENGERTIAN Proses asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak praktisi pelayanan kesehatan dan melibatkan berbagai unit tim kerja di rumah sakit.
1. Untuk menghasilkan proses asuhan yang efesien
2. Penggunaan yang lebih efektif sumber daya manusia dan sumber TUJUAN daya lain 3. Memberikan hasil asuhan pasien yang lebih baik
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Banjar Patroman
KEBIJAKAN tentang Pengintegrasian Dan Koordinasi Aktivitas Asuhan Pasien. a. Unit Tim Kerja Kedokteran Tim dokter mengintegrasikan komponen asuhan pasien secara komprehensif dengan : 1. Memahami epidemiologi penyakit yang dialami pasien. PROSEDUR 2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai. 3. Memahami ragam perbedaan faali dan metabolisme obat. 4. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi. 5. Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu. 6. Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta penyuluhan gizi pada pasien PENGINTEGRASIAN DAN KOORDINASI AKTIVITAS ASUHAN PASIEN
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
00 2/6 7. Menyelenggarakan konseling psikologi normal kepada pasien 8. Mengonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan. 9. Menyelenggarakan layanan paliatif dan jelang ajal. 10. Menjunjung tinggi aspek etika pelayanan kedokteran.
b. Unit Tim Kerja Keperawatan
Unit tim kerja keperawatan membagi tugasnya berdasarkan tugas staf keperawatan ruangan di rumah sakit, yaitu sebagai berikut:
1. Kepala ruangan bertugas merencanakan pekerjaan dalam
menentukan perawatan pasien, membuat penugasan, melakukan supervisi dan menerima instruksi dokter. 1. Perawat staf bertugas melakukan asuhan keperawatan langsung kepada pasien dan membuat supervisi asuhan keperawatan yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan. PROSEDUR 2. Perawat pelaksana bertugas melaksanakan asuhan keperawatan langsung pada pasien dengan asuhan keperawatan sedang, pasien dalam masa pemulihan kesehatan dan pasien dengan penyakit kronik serta membantu tindakan sederhana. 3. Pembantu perawat bertugas membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi, membenahi tempat tidur dan membagikan alat tenun bersih. 4. Tenaga administrasi ruangan bertugas menjawab telepon, menyampaikan pesan, memberikan informasi, mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pasien pulang, membuat duplikat jadwal dinas ruangan, membuat permintaan lab untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan. PENGINTEGRASIAN DAN KOORDINASI AKTIVITAS ASUHAN PASIEN
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
00 3/6 c. Unit tim kerja Laboratorium Unit tim kerja laboratorium melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mendapatkan hasil yang akurat melalui tahapan : 1. Pre Analitik yaitu sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap ini menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan memperngaruhi proses kerja berikutnya. Pre Analitik meliputi kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel. Perlakuan terhadap proses persiapan sampel sampai sampel selesai dikerjakan. 2. Analitik yaitu dimana staf laboratorium melakukan tahap pengerjaan pengujuan sampel sehingga diperoleh hasil pemeriksaan. 3. Pasca Analitik yaitu dimana staf laboratorium telah masuk tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk menyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar-benar valid atau benar PROSEDUR d. Unit Tim Kerja Farmasi Staf Farmasi melakukan pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada pasien sampai dengan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam RS untuk pasien rawat inap, rawat jalan, maupun untuk semua unit termasuk untuk poliklinik RS.
e. Unit tim kerja Keselamatan Pasien
Langkah langkah kegiatan pelaksanaan Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Rumah Sakit : 1. Rumah Sakit membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya. 2. Rumah Sakit mengembangkan sistem informasi pencatatan dan PENGINTEGRASIAN DAN KOORDINASI AKTIVITAS ASUHAN PASIEN
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
00 4/6 pelaporan internal tentang insiden. 3. Rumah Sakit melakukan pelaporan insiden ke Komite Kesalamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) secara rahasia. 4. Rumah Sakit memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkan tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit seperti : a) Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, denganh menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil. b) Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien di rumah sakit. c) Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko, dengan mengembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko serta melakukan identifikasi dan asesmen hal yang potensial bermasalah. PROSEDUR d) Tim keselamatan pasien mengembangkan sistem pelaporan KKP-RS ketika terjadi insiden. e) Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien secara terbuka. f) Tim keselamatan pasien belajar dan berbagai pengalaman tentang keselamatan pasien. g) Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien, dengan menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan. 5. Rumah Sakit mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan hasil dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan standar-standar yang baru dikembangkan. f. Unit tim kerja Rehabilitasi Medik Tim kerja rehabilitasi medik memberikan pelayanan kepada pasien berupa : PENGINTEGRASIAN DAN KOORDINASI AKTIVITAS ASUHAN PASIEN
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
00 5/6 1. Pelayanan Fisioterapi yaitu dimana tim rehabilitasi medik memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi organ tubuh dengan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektro terapeutik dan mekanis), pelatihan. 2. Pelayanan Okupasi Terapi yaitu tim rehabilitasi medik memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien untuk dapat mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi dan mengupayakan kompensasi/adaptasi untuk aktifitas sehari-hari, produktivitas, dan waktu luang melalui remediasi dan fasilitasi. 3. Pelayanan Terapi Bicara dimana tim rehabilitasi medik memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien untuk memulihkan dan mengupayakan kompensasi/adaptasi fungsi komunikasi, bicara dan menelan dengan melalui pelatihan PROSEDUR remediasi, stimulasi dan fasilitasi (fisik, elektroterapeutis dan mekanis). 4. Pelayanan Ortotis-Prostetis dimana tim rehabilitasi medik memberikan pelayanan keteknisian medik kepada pasien yang ditujukan kepada individu untuk merancang, membuat dan mengepas alat bantu guna pemeliharaan dan pemulihan fungsi, atau pengganti anggota gerak. 5. Pelayanan Psikologi dimana tim rehabilitasi medik memberikan pelayanan untuk pengembangan, pemeliharaan mental emosianal serta pemecahan problem yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi sakit, penyakit dan cedera. g. Unit tim kerja Gizi Tim kerja gizi di rumah sakit melakukan kegiatan pelayanan gizi meliputi : 1. Penyelenggaraan Makanan Tim kerja gizi melakukan proses kegiatan penyelenggaraan PENGINTEGRASIAN DAN KOORDINASI AKTIVITAS ASUHAN PASIEN
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
00 6/6 makanan meliputi perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diit yang tepat. 2. Pelayanan gizi di ruang rawat Tim kerja gizi melakukan serangkaian proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan hingga evaluasi diit pasien di ruang rawat. Pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat meliputi: membaca catatan medik pasien dan menganamnesa makanan, merancang diit, penyuluhan konsultasi gizi, pemesanan makanan ke dapur utama, monitoring dan evaluasi diit, pengiriman daftar permintaan makanan dari ruangan, melakukan pengawasan, pencatatan dan pelaporan ke unit PROSEDUR terkait. 3. Penyuluhan konsultasi dan rujukan gizi Tim kerja gizi melakukan kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian sikap serta perilaku positif pasien dan lingkungannya terhadap upaya peningkatkan gizi dan kesehatan. 4. Penelitian dan pengembangan gizi Tim kerja gizi melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan adalah serangkaian kegiatan instalasi gizi dalam upaya mendapatkan cara yang berdaya guna dan berhasil guna dalam meningkatkan kualitas pelayanan gizi, dengan melibatkan dan menggunakan dana dan sarana yang tersedia.