Anda di halaman 1dari 28

MODUL

PEMBELAJARAN
KEPERAWATAN JIWA

Disusun oleh: Soep S.Kep.


M.Kes.
Afniwati,Skep.Ns.,M.Kes

SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN 1

NEGERI MEDAN
T.A. 2022
MODUL t e o r i pe mb e l a j a r a n
Ke pe r a wa t a n j iwa

PROGRAM STUDI SARJ ANA TERAPAN


J URUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
2 02 2

2
IDENTITAA DAN PENGESAHAN

I. I. Judul Modul : Modul Kperawatan Jiwa

II. Penulis modul : Soep S.kep. M.Kes


Pangkat/Gol : Pembina Utama Muda/IV C
NIP : 197012221997031002
Jabatan : Dosen
III. Nama Lengkap : Afniwati,Skep.Ns.,M.Kes
Pangkat/Gol : Penata Tingkat I/III d
NIP : 196610101989032002
Jabatan : Ka.Prodi D III

Medan, 01 Agustus 2022

Mengetahui

Ketua Jurusan Koordinator

ni Dewita Nasution SKM M.Kes Soep S.Kep.M.Kes


NIP.196505121999032001 NIP:197012221997031002

3
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidaya-nya,sehingga modul
pembelajaran keperawatan jiwa ini dapat terselesaikan. Penyusunan modul ini diharapkan menjadi pedoman
bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktik bagi mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Jurusan
Keperawatan Poltekes Kemenkes Medan.
Modul Keperawatan Jiwa ini berisi tentang penjelasan berbagai topik tentang keperawatan jiwa secara
detail dan rinci. Sehingga buku ini merupakan acuan bagi mahasiswa dalam mempelajari keperawatan jiwa
lebih dalam melaksanakan praktik keperawatan jiwa yang akan ditempuh oleh mahasiswa prodi Sarjana
Terapan Tahun Akademik 2022-2023.
Disadari bahwa ,odul ini masih banyak kekurangannya,sehingga kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak sangat di harapkan demi penyempurnaan modul ini .akhirnya kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusuna modul pembelajaran Keperawatan Jiwa
ini.

Medan, 01 Agustus 2022

Soep S.Kep. M.Kes.


NIP.197012221997031002

4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................3
identitas pengesahan..............................................................................2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………4
Konsep Dasar Kesehatan Dan Keperawatan Jiwa Dan Perspektif Keperawatan Jiwa..............5
Trend dan Issue Keperawatan Jiwa..........................................................................................26
Konsep Stress dan Adaptasi.....................................................................................................59
Asuhan Keperawatan Klien dengan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).........................75
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Krisis dan Kecemasan...................................97
Asuhan Keperawatan Keputusasaan......................................................................................116
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Kehilangan dan Berduka.............................148
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Harga Diri Rendah......................................167
Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial.......................................................................................194
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Defisit Perawatan Diri.................................204
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Halusinasi.............................................................220
Asuhan Keperawatan Klien Perilaku Kekerasan...................................................................254
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)........................................................................................294
Peran Perawat pada Terapi Psikofarmaka..............................................................................391

5
TOPIK 10

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN DEFISIT

PERAWATAN DIRI

A. DEFINISI

Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada


pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Kurang perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri
antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri,
toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012).
Defisit perawatan diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki
manusia dalam melengkapi kebutuhannya dalam kelangsungan hidupnya
sesuai kondisi kesehatannya. (Damaiyanti dan Iskandar, 2012).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan serta toileting) kegiatan itu
harus bisa dilakukan secara mandiri ( Herman, 2011).

B. ETIOLOGI
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri
adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes
(2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor Predisposisi

a) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif terganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c) Kemampuan

Realitas turun klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas


yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.

d) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri


lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.

C. TANDA DAN GEJALA

Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013) tanda dan gejala klien
dengan defisit perawatan diri adalah :

a. Fisik

1) Badan bau, pakaian kotor.

2) Rambut dan kulit kotor.

3) Kuku panjang dan kotor.

4) Gigi kotor disertai mulut bau.

5) Penampilan tidak rapi.

b. Psikologis

1) Malas, tidak ada inisiatif.

2) Menarik diri, isolasi diri.

3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c. Sosial
1) Interaksi kurang.
2) Kegiataan kurang.

1
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
4) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembaraang tempat,
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

D. RENTANG RESPON
Menurut Dermawan (2013), adapun rentang respon defisit perawatan diri

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan diri Tidak melakukan


Pola diri seimbang Kadang tidak perawatan diri pada
saat stress

sebagai

Gambar 2.1 Rentang Respon

a. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli
dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
E. JENIS-JENIS

Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :

1. Defisit perawatan diri : mandi

Hambatan-hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan


mandi atau beraktivitas perawatan diri sendiri
2
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
sendiri.

4. Defisit perawatan diri : eliminasi

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas


eliminasi sendiri.

F. POHON MASALAH

G. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan dengan defisit perawatan diri menurut (Herdman Ade, 2011) adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien perawatan diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
d. BHSP (bina hubungan saling percaya)
3
a) Penatalaksanaan Medis
1) Farmakologi
a. Obat anti psikosis : Penotizin
b. Obat anti depresi : Amitripilin
c. Obat anti ansietas : Diasepam, bromozepam
d. Obat anti insomia : Phnebarbital
2) Terapi
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi
masalah klien memberikan perhatian :
1. Jangan memancing emosi klien.
2. Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
3. Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan
masalah yang dialaminya.
b. Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan , keterampilan sosial,
atau aktivitas lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk
mengembalikan keadaan klien. Ada 5 sesi yang dilakukan :
1. Manfaat perawatan diri.
2. Menjaga kebersihan diri.
3. Tata cara makan dan minum.
4. Tata cara eliminasi.
5. Tata cara berhias.
c. Terapi Musik
Dengan musik bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran pasien.

b) Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan menurut Herman (Ade, 2011) adalah :
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung.

4
Asuhan Keperawatan Tn. K Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Di RSJ Dr.
Soeharto Heerdjan, Kota Jakarta Barat

Tn. K umur 65 tahun datang diantar istri pada tanggal 30 September 2022 ke RSJ Dr.
Soeharto Heerdjan, Jakarta Barat. Dengan keluhan klien selalu di kamar, jarang
berbicara, tidak mau mandi selama 5 hari, badan bau, tidak sikat gigi, rambut acak-
acakan, kuku tangan dan kaki sudah Panjang, selama di rumah klien tidak mau
dimotivasi untuk mandi. Keluarga klien tidak ada yang pernah mengalami
gangguan jiwa. Dari hasil TD : 120/80mmHg ; N : 70x/menit; S : 37,20C. Klien
memiliki TB : 170 cm dan BB : 80 kg.

A. PENGKAJIAN

Hari/Tanggal : Jumat, 30 September 2022

Ruangan : Melati
1. Identitas Pasien

a. Identitas Klien

Nama : Ny. K

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 35 tahun

Agama : Islam

Alamat : Jl. Prof. Dr. Latumeten No. 1

Status : Menikah

Tanggal Pengkajian : 30 September 2022

Diagnose Medis : Defisit Perawatan Diri

b. Identitas penanggung jawab


Nama klien : Ny. L
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Prof. Dr. Latumeten No. 1
Hubungan dengan klien : Istri

5
2. Faktor Predisposisi

a. Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengeluh sulit merawat dirinya, sulit berpakaian, tidak mau mandi
selama 5 hari, badan bau dan tampak kotor.
b. Riwayat penyakit dahulu

Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa seperti
saat ini
c. Riwayat penyakit keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa.

Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

3. Pemeriksaan Fisik
a. Survei Umum
Tanda-tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 70x/i
S: 37,2 0C
RR: 18x/i
BB: 80 kg
TB: 170 cm
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut pasien kusam, acak-acakan dan kusut, berwarna hitam, pada
saat dipalpasi tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
Leher: tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat nyeri tekan
Mata: bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu
penglihatan
Telinga: bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. K dapat menjawab
pertanyaan perawat, telinga kotor
Hidung: hidung simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat polip.

6
Mulut: bibir simetris, gigi kotor, mukosa bibir kering, kotor dan mulut bau.
Integumen: warna kulit hitam, kulit tampak kering dan terlihat kotor, turgor kulit
kering
Dada :
a. Dada : simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sesak nafas
b. Abdomen : tidak ada
Ekstremitas :
a. Ektremitas atas : tangan kanan terpasang infus.
b. Ekstremitas bawah : kedua kaki nyeri, kaki terasa nyeri untuk berjalan.

4. Psikososial
a. Genogram

Keterangan :

: Ny. J

: Laki-laki

: Meninggal

7
b. Pola istirahat dan tidur

Sebelum masuk RS : Pasien tidak mengalami gangguan tidur. Kualitas tidur


sekitar 3 jam pada siang hari dari jam 12.00 WIB — 15.00 WIB dan 7 jam
pada

malam hari dari jam 22.00 WIB — 05.00 WIB

Setelah masuk RS : kualitas tidur pasien terganggu karena sulit merawat diri,
pasien di RS tidur sekitar 2 jam pada siang hari dari jam 13.00 WIB — 15.00
WIB dan 5 jam pada malam hari dari jam 24.00 WIB — 05.00 WIB.

c. Pola Persepsi dan Kognitif


Pendengeran dan penglihatan pasien tidak mengalami gangguan, pasien masih
bisa mendengar dan melihat dengan jelas, pasien kurang mampu
berkomunikasi dengan lancar.
d. Pola persepsi dan konsep diri
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori ilusi dan halusinasi, baik itu
halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghirupan.
e. Pola Peran dan Hubungan

Pasien berperan sebagai ayah dan tulang punggung keluarga.

f. Pola reproduksi dan seksual

Selama pernikahan dengan istrinya pasien dikaruniai 1 orang anak. Selama di


RS, pasien tidak pernah berhubungab seks lagi

g. Pola Kooping Terhadap Strees

Dalam menghadapi masalah, pasien selalu menyembunyikannya

h. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan

Pasien tinggal dalam lingkungan muslim. Sebelum sakit ia bisa melakuka


shalat, setelah sakit, klien tidak bisa shalat

5. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan klien kurang rapi, pakaian kotor dan jarang mandi
b. Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, tidak jelas dan sulit
dimengerti. Namun klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan kepada

8
orang lain.
c. Aktivitas motorik
Klien tampak lesu, malas beraktivitas, klien lebih sering berdiam diri dan
sering menghabiskan waktunya ditempat tidur.
d. Afek dan Emosi
• Afek klien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang kuat.
• Emosi klien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak pernah
lagi dijenguk keluarganya.
e. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata klien baik, pasien tampak ragu dalam
menjawab pertanyaan perawat sehingga perawat harus mengulangi beberapa
pertanyaan kepada klien, tingkat konsentrasi klien baik, ditandai dengan
ketika wawancara, klien terfokus kepada perawat. Selain itu klien tidak
memiliki keinginan untuk berinteraksi kecuali perawat yang memulai.
f. Alam perasaan
Klien mengatakan merasa sedih karena rindu dengan keluarga, klien juga
mengatakan merasa sedih dan marah karena tidak pernah di jenguk
keluarganya.
g. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien bingung. klien mengalami gangguan orientasi tempat,
terbukti dengan klien mengatakan bahwa dirinya berada di rumah sakit.
Orientasi waktu klien baik di buktikan dengan klien mengetahui hari dan
tanggal.
h. Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, namun klien
mengalami gangguan mengingat jangka pendek dan saat ini. Dibuktikan
dengan klien masih ingat ketika dibawa ke rumah sakit dan nama perawat
yang setiap hari merawatnya.
i. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu untuk berkonsentrasi penuh, klien mampu berhitung sederhana
dibuktikan dengan klien dapat menyebutkan perhitungan dari 1-10 dan
sebaliknya dari 10-1.
j. Kemampuan penilaian
Klien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan pada saat
9
diberi pilihan mau makan setelah mandi atau mandi setelah makan, klien
memilih makan setelah mandi.
k. Daya tilik diri
Klien mengatakan ia tidak tahu sedang sakit apa, ia bertanya-tanya mengapa
saya diberi obat yang efek sampingnya membuat saya mengantuk dan lemah.

6. Kebutuhan Pasien Pulang


a) Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Klien tidak mampu memenuhi kebutuhan mandi, ganti pakaian, personal
hygine, makan dan minum secara mandiri, sedangkan untuk kebutuhan
lainnya seperti keamanan, perawatan kesehatan, pakaian, transportasi, tempat
tinggal, keuangan dan lain-lain belum dapat dipenuhi secara mandiri.

7. Mekanisme Koping
Klien mengatakan apabila memiliki masalah lebih baik menghindar dari malasah
tersebut, dan jika ada masalah, klien akan menceritaan pada istrinya.

8. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Klien mempunyai masalah dengan lingkungannya, karena jarang berinteraksi
dengan orang lain. Klien lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan
orang lain.

9. Pengetahuan Tentang Masalah Kejiwaan


Klien mengatakan ia tidak tahu ia sakit apa, dan ia juga bingung mengapa ia
diberi obat yang efek sampingnya akan membuat ia menjadi mengantuk dan
lemah, klien juga mengatakan saat dirumah pernah diberi obat, namun klien malas
untuk meminum obat tersebut karena akan membuatnya.

10
B. Analisa Data

Hari/ No. Data Fokus Masalah


Tanggal/ DX Keperawatan
Jam

Jumat, 30 1. Ds: Defisit


September - Keluarga klien mengatakan klien keperawatan
2022 tidak mau mandi selama 5 hari
14.00 - Klien tidak mau dimotivasi untuk
mandi

Do:

- Keadaan pasien tampak bau


- Bau mulut dikarenakan tidak
pernah gosok gigi
- Rambut klien tampak acak-
acakan
- Kuku tangan dan kaki sudah
panjang

Sabtu, 1 2 Ds: Penurunan


Oktober - Keluarga klien mengatakan tidak kemampuan dan
2022 mau mandi dan tidak mau ganti motivasi merawat
08.00 baju diri

Do:

- Apatis, ekspresi sedih, selalu


menyendiri, komunikasi kurang

Minggu, 2 3 Ds: Isolasi sosial


Oktober - Keluarga klien di rumah klien
2022 selalu di kamar
14.00 Do:

- Klien tampak menyendiri

11
C. Daftar Masalah Keperawatan
1. Defisit perawatan diri
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Isolasi sosial

D. Intervensi

1. Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Klien sangat tidak menyukai badannya yang bau
dan kotor.
b. Identitas : Klien seorang wanita tamatan SD.
c. Peran : Klien merupakan seorang ibu rumah tangga.
d. Ideal Diri : Klien sangat ingin sembuh.
e. Harga Diri : Klien mengatakan merasa gagal menjadi seorang ibu
untuk anak- anaknya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Kronis
2. Hubungan Sosial
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah keluarganya
(suami dan anak-anaknya). Klien tidak mengikuti kegiatan di
kelompok/masyarakat. Klien mengatakan malu jika bertemu dengan
orang-orang karena merasa bau dan kotor. Klien juga mengatakan merasa
gagal menjadi seorang ibu untuk anak-anaknya.

12
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
3. Spiritual

 Nilai dan Keyakinan : klien menganut agama Kristen.

 Kegiatan ibadah : semenjak sakit klien kambuh, dalam sebulan ini


belum ada mengikuti kegiatan ibadah.
4. Status Mental

a. Tingkat kesadaran : Compos mentis

b. Penampilan : klien tidak rapi, klien mengatakan malas mandi dan


gosok gigi, klien mengatakan sudah 2 minggu lebih tidak mengganti
baju dan celana, hal ini dapat dilihat pada saat awal pengkajian
berlangsung.

Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

c. Pembicaraan : selama pengkajian, klien sangat mudah untuk diajak


berbicara.

d. Alam perasaan : klien terlihat sedih karena merasa tidak diperhatikan


oleh anaknya.

Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

e. Afek : klien sangat jarang berbicara jika tidak ada yang mangajak
klien mengobrol dan klien hanya berbicara seperlunya saja.

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

f. Interaksi selama wawancara : selama di wawancara saat


pengkajian, klien tampak kooperatif dan kontak mata mudah
beralih kearah lain.

g. Persepsi : klien mengatakan merasa malas untuk mandi karena


menurutnya mandi ataupun tidak mandi maka tetap tidak akan ada
yang memperhatikannya.

Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

h. Proses pikir : pembicaraan klien sesuai dengan pertanyaan perawat.


Tidak ditemukan adanya masalah keperawatan.

13
i. Isi pikir : klien tidak mengalami gangguan daya pikir saat dilakukan
wawancara

j. Tingkat kesadaran : klien tidak mengalami gangguan orientasi


waktu, orang dan tempat.

k. Memori : klien mampu menceritakan kejadian di masa lalu dan


yang baru terjadi.
5. Mekanisme Koping
a. Adaptif : ketika ada masalah, maka klien hanya akan memendam
sendiri dan tidak menceritakannya dengan siapa pun.
b. Maladaptive : disaat ada masalah klien selalu menghidarinya dan
lebih baik tidur daripada memikirkannya.
6. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan merasa malu untuk bertemu orang karena kondisi
tubuhnya yang bau dan kotor.

d. Analisis Data

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN


DS : Deficit perawatan diri
 Klien mengatakan malas
untuk merawat dirinya
karena menurutnya mandi
ataupun tidak mandi tetap
tidak akan yang
memperhatikannya.
 Klien hanya mengganti
baju jika merasa ingin, jika
tidak maka pakaiannya
akan terus ia pakai.
 Klien mengatakan tidak
pernah mencuci tangan saat
makan dan ketika selesai
makan klien hanya melap

14
di pakaiannya saja,
 Klien mengatakan jika
BAB/BAK hanya
menyiramnya begitu saja.

DO :
 Klien tampak kotor dan
sangat bau.
 Klien sering memakai
pakaian yang sama tiap
harinya dan berbau
 Kuku klien tampak sangat
kotor dan panjang
 Mulut klien tampak kotor
dan giginya kuning
DS : Harga Diri Rendah
 Klien mengatakan merasa
gagal menjadi seorang ibu
untuk anak- anaknya.

 Klien mengatakan malu


bertemu dengan orang lain
karena merasa kotor.
dan bau

DO :
 Klien tampak sering sedih
dan murung.
 Klien berbicara seoerlunya
saja jika ada yang
mengajaknya berbicara
DO : Isolasi Sosial
 Klien mengatakan tidak
memiliki teman dekat dan
lebih senang menyendiri
saja.

15
DS :
 Klien tampak sering
melamun.
 Klien sering menghindari
orang lain.
 Klien tampak jarng berbicara
dengan orang lain.

16
e. Rumusan Masalah
a. Deficit perawatan diri
b. Harga diri rendah
c. Isolasi Sosial

f. Pohon Masalah

Defisit Perawatan Diri

Terapi
Isolasi Sosial
Keperawa

tan

: SP 1 – SP4

Harga Diri Rendah


Kronis

g. Diagnosa Prioritas
 Defisit Perawatan Diri

h. Intervensi Keperawatan

DX TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


SP 1 : Klien mau mandi SP 1 :
Klien mampu Minimal 2 kalidalam Melatih cara
Melakukan Sehari. perawatan diri :
kebersihan Mandi.
diri secara mandiri.  Penampilan
klien tampak SP 2 :
SP 2 : rapi,bersih, Melatih cara
Klien mampu tidak berbau. perawatan diri :
melakukan berhias  Mampu Berhias
Defisit atau berdandan mengeringkan
Perawatan secara baik badan setelah SP 3 :
Diri mandi. Melatih cara

17
SP 3 :  Klien mampu perawatan diri :
Klien mampu mencuci tangan Makan/Minum
mencuci sebelum
tangan sebelum dan dan sesudah
sesudah makan makan. SP 4 :
 Klien mampu Melatih cara
SP 4 : mencuci tangan perawatan diri :
Klien mampu menggunakan BAB/BAK
mencuci sabun setelah
tangan setelah BAB/BAK
BAB/BAK

i. Implementasi dan Evaluasi

Hari/ Implementasi Evaluasi


Tanggal
Senin, Data : S:
Badan klien tampak kotor klien sangat antusias
22/08/22
dan bau, kuku jari tangan 1. Memperkenalkan diri
dan kaki panjang dan kotor, 2. Klien mengerti pentingnya
baju sangat kotor kebersihan dirinya.
3. Klien merasa senang
Tindakan Keperawatan : setelah dibantu.
SP 1 Sp 1 :
Melatih cara perawatan diri : O:
(08.30 mandi Klien tampakantusias saat
WIB) 1. Membina hubungan mendapatkan informasi dari
saling percaya. perawat.
2. Jelaskan pentingnya
kebersihan diri. A:
3. Jelaskan cara dan alat Masalah teratasi, klien mau
kebersihan diri. mandi dan membersihkan
4. Latih menjaga diri.
kebersihan diri : mandi, ganti
pakaian, sikat gigi, P:
cuci Intervensi dilanjutkan degan topic
rambut, potong kuku. cara berdandan yang baik.

SP 2 Data :
Rambut berantakan, wajah
(16.30 kusam S:
WIB) Tindakan Keperawatan : Klien mampu
Sp 2 : menyebutkan dan
Melatih cara perawatan diri : Mempraktekkan secara mandiri
berhias cara berdandan yang baik.
1. Evaluasi kegiatan Sp
2. Beri pujian Jelaskan O:
cara berdandan. Klien tampak sudah bisa untuk
berdandan dengan baik

18
3. Latih cara berdandan
setelah membersihkan A :
diri : sisiran, rias Masalah teratasi
muka untuk wanita

P:
Intervensi dilanjutkan dengan
topic cara makan/minum yang
baik
Selasa, Data : S:
Klien tidak pernah mencuci Klien sangat antusias
23/08/22
tangan sebelum dan sesudah
makan O:
Klien tampak antusias dan saat
Tindakan Keperawatan : makan klien
SP 3 Sp 3 : sudah bisa.
(08.00 Melatih cara perawatan diri
: makan/minum A:
WIB) 1. Evaluasi kegiatan Sp Masalah teratasi
1 dan 2. Beri pujian
2. Jelaskan cara dan alat P:
makan dan minum. Intervensi dilanjutkan dengan
3. Latih cara makan dan topic cara BAB/BAK yang baik
minum yang baik. dan benar.

Data :
Badan klien sangat bau dan
kotor
S:
SP 4
Tindakan Keperawatan : Klien mampu
(16.30 Sp 4 : Melatih cara menjelaskan kembali
perawatan diri : BAB/BAK. cara BAB/BAK yang baik.
WIB)
1. Evaluasi kegiatan Sp
2. Beri pujian A:
3. Jelaskan cara BAB 1. Tujuan telah tercapai.
dan BAK yang baik. 2. Klien sudah dapat
4. Latih BAB dan BAK makan dan minum
yang baik. dengan baik serta
BAK/BAB dengan baik.
P:
Intervensi dipertahankan dan
motivasi klien untuk tetap
melakukan perawatan diri.

EVALUASI
1. Klien 20 tahun, senang memperlakukan orang lain sebagai objek, sehingga hubungan
terpusat pada masalah pengendalian orang lain. Klien cenderung berorientasi pada diri sendiri
dan tujuan pribadiya, bukan pada orang lain. Klien berada pada rentang respon:
a. Adaptif, solitude
b. Adaptif, otonomi

19
c. Adaptif, interdependen
d. Maladaptif, manipulasi
e. Maladaptif, narkisisme
JAWABAN:D

2. Seorang perempuan berusia 20 tahun, dirawat di RSJ. Saat dikaji, pasien tampak
menyendiri, terpisah dari pasien lainnya. Ketika Perawat menanyakan penyebab tidak mau
berinteraksi, pasien hanya diam dengan tatapan mata kosong. Penampilan tidak rapi dan
tercium bau badan.Apa masalah keperawatan yang dialami oleh pasien tersebut?
a. Isolasi Sosial
b. Keputusasaan
c. Harga Diri Rendah
d. Ketidakberdayaan
e. Defisit perawatan diri: mandi
JAWABAN:A

3. Seorang laki-laki, 30 tahun sering melamun, menyendiri, tidak mau makan dan mandi,
tidak peduli dengan lingkungan bahkan dia sering mengurung dikamar. ketika di tanya oleh
perawat alasan tidak bergabung dengan teman-temannya karena malu dirinya jelek. Apakah
terapi aktifitas yang tepat diberikan berdasarkan kasus diatas ?
a. Terapi aktifitas sosialisasi
b. Terapi aktifitas stimulasi persepsi
c. Terapi aktifitas persepsi sensori
d. Terapi aktifitas orientasi realitas
e. Terapi aktifitas penyaluran energi
JAWABAN:A

4. Perempuan berusia 18 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit Jiwa. Keluarga pasien
mengatakan sudah 5 hari pasien diam sendiri di kamar dan tidak mau mandi. Saat dikaji
badan pasien lengket, kotor, mulut mau dan rambut acak acakan. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. Jelaskan pada pasien tentang pentingnya berdandan
b. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
c. Identifikasi kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK
d. Latih cara berdandan
e. Jelaskan cara dan alat makan yang benar
JAWABAN:C

5. Seorang laki-laki, berusia 24 tahun dibawa ke RSJ oleh keluarganya dengan alasan suka
melamun, tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan lebih suka menyendiri. Kadang
terlihat suka berbicara sendiri dan mengatakan kalau klien adalah seorang presiden. Dan jika
ditegur oleh keluarga klien akan marah. Apa msalah utama pada kasus diatas?
a. Gangguan persepsi sensori (halusinasi)
b. Isolasi sosial (menarik diri)
c. Perilaku kekerasan
d. Gangguan konsep diri
e. Gangguan proses berpikir (waham)
JAWABAN:B

20
DAFTAR PUSTAKA

Erlando, R. P. A. (2019). Perilaku dan Defisit Perawatan Diri: Studi Literatur. ARTERI:
Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), 94-100.
https://osf.io/pknrh.
Rochmawati, D. H., Keliat, B. A., & Wardani, I. Y. (2013). Manajemen Kasus Spesialis Jiwa
Defisit Perawatan Diri Pada Klien Gangguan Jiwa di RW 02 dan RW 12 Kelurahan
Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur. Jurnal KeperawatanJiwa,1(2).
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/97

21
22

Anda mungkin juga menyukai