PEMBELAJARAN
KEPERAWATAN JIWA
SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN 1
NEGERI MEDAN
T.A. 2022
MODUL t e o r i pe mb e l a j a r a n
Ke pe r a wa t a n j iwa
2
IDENTITAA DAN PENGESAHAN
Mengetahui
3
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidaya-nya,sehingga modul
pembelajaran keperawatan jiwa ini dapat terselesaikan. Penyusunan modul ini diharapkan menjadi pedoman
bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktik bagi mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Jurusan
Keperawatan Poltekes Kemenkes Medan.
Modul Keperawatan Jiwa ini berisi tentang penjelasan berbagai topik tentang keperawatan jiwa secara
detail dan rinci. Sehingga buku ini merupakan acuan bagi mahasiswa dalam mempelajari keperawatan jiwa
lebih dalam melaksanakan praktik keperawatan jiwa yang akan ditempuh oleh mahasiswa prodi Sarjana
Terapan Tahun Akademik 2022-2023.
Disadari bahwa ,odul ini masih banyak kekurangannya,sehingga kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak sangat di harapkan demi penyempurnaan modul ini .akhirnya kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusuna modul pembelajaran Keperawatan Jiwa
ini.
4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................3
identitas pengesahan..............................................................................2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………4
Konsep Dasar Kesehatan Dan Keperawatan Jiwa Dan Perspektif Keperawatan Jiwa..............5
Trend dan Issue Keperawatan Jiwa..........................................................................................26
Konsep Stress dan Adaptasi.....................................................................................................59
Asuhan Keperawatan Klien dengan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).........................75
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Krisis dan Kecemasan...................................97
Asuhan Keperawatan Keputusasaan......................................................................................116
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Kehilangan dan Berduka.............................148
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Harga Diri Rendah......................................167
Asuhan Keperawatan Isolasi Sosial.......................................................................................194
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Defisit Perawatan Diri.................................204
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Halusinasi.............................................................220
Asuhan Keperawatan Klien Perilaku Kekerasan...................................................................254
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)........................................................................................294
Peran Perawat pada Terapi Psikofarmaka..............................................................................391
5
TOPIK 10
PERAWATAN DIRI
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri
adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes
(2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor Predisposisi
a) Perkembangan
d) Sosial
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013) tanda dan gejala klien
dengan defisit perawatan diri adalah :
a. Fisik
b. Psikologis
c. Sosial
1) Interaksi kurang.
2) Kegiataan kurang.
1
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
4) Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembaraang tempat,
gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
D. RENTANG RESPON
Menurut Dermawan (2013), adapun rentang respon defisit perawatan diri
Adaptif Maladaptif
sebagai
a. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli
dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
E. JENIS-JENIS
F. POHON MASALAH
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dengan defisit perawatan diri menurut (Herdman Ade, 2011) adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien perawatan diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
d. BHSP (bina hubungan saling percaya)
3
a) Penatalaksanaan Medis
1) Farmakologi
a. Obat anti psikosis : Penotizin
b. Obat anti depresi : Amitripilin
c. Obat anti ansietas : Diasepam, bromozepam
d. Obat anti insomia : Phnebarbital
2) Terapi
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi
masalah klien memberikan perhatian :
1. Jangan memancing emosi klien.
2. Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
3. Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan
masalah yang dialaminya.
b. Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan , keterampilan sosial,
atau aktivitas lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk
mengembalikan keadaan klien. Ada 5 sesi yang dilakukan :
1. Manfaat perawatan diri.
2. Menjaga kebersihan diri.
3. Tata cara makan dan minum.
4. Tata cara eliminasi.
5. Tata cara berhias.
c. Terapi Musik
Dengan musik bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran pasien.
b) Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan menurut Herman (Ade, 2011) adalah :
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
4
Asuhan Keperawatan Tn. K Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Di RSJ Dr.
Soeharto Heerdjan, Kota Jakarta Barat
Tn. K umur 65 tahun datang diantar istri pada tanggal 30 September 2022 ke RSJ Dr.
Soeharto Heerdjan, Jakarta Barat. Dengan keluhan klien selalu di kamar, jarang
berbicara, tidak mau mandi selama 5 hari, badan bau, tidak sikat gigi, rambut acak-
acakan, kuku tangan dan kaki sudah Panjang, selama di rumah klien tidak mau
dimotivasi untuk mandi. Keluarga klien tidak ada yang pernah mengalami
gangguan jiwa. Dari hasil TD : 120/80mmHg ; N : 70x/menit; S : 37,20C. Klien
memiliki TB : 170 cm dan BB : 80 kg.
A. PENGKAJIAN
Ruangan : Melati
1. Identitas Pasien
a. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
5
2. Faktor Predisposisi
Pasien mengeluh sulit merawat dirinya, sulit berpakaian, tidak mau mandi
selama 5 hari, badan bau dan tampak kotor.
b. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa seperti
saat ini
c. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Survei Umum
Tanda-tanda vital:
TD: 120/80 mmHg
N: 70x/i
S: 37,2 0C
RR: 18x/i
BB: 80 kg
TB: 170 cm
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut pasien kusam, acak-acakan dan kusut, berwarna hitam, pada
saat dipalpasi tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
Leher: tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat nyeri tekan
Mata: bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu
penglihatan
Telinga: bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. K dapat menjawab
pertanyaan perawat, telinga kotor
Hidung: hidung simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat polip.
6
Mulut: bibir simetris, gigi kotor, mukosa bibir kering, kotor dan mulut bau.
Integumen: warna kulit hitam, kulit tampak kering dan terlihat kotor, turgor kulit
kering
Dada :
a. Dada : simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sesak nafas
b. Abdomen : tidak ada
Ekstremitas :
a. Ektremitas atas : tangan kanan terpasang infus.
b. Ekstremitas bawah : kedua kaki nyeri, kaki terasa nyeri untuk berjalan.
4. Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
: Ny. J
: Laki-laki
: Meninggal
7
b. Pola istirahat dan tidur
Setelah masuk RS : kualitas tidur pasien terganggu karena sulit merawat diri,
pasien di RS tidur sekitar 2 jam pada siang hari dari jam 13.00 WIB — 15.00
WIB dan 5 jam pada malam hari dari jam 24.00 WIB — 05.00 WIB.
5. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan klien kurang rapi, pakaian kotor dan jarang mandi
b. Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, tidak jelas dan sulit
dimengerti. Namun klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan kepada
8
orang lain.
c. Aktivitas motorik
Klien tampak lesu, malas beraktivitas, klien lebih sering berdiam diri dan
sering menghabiskan waktunya ditempat tidur.
d. Afek dan Emosi
• Afek klien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang kuat.
• Emosi klien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak pernah
lagi dijenguk keluarganya.
e. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata klien baik, pasien tampak ragu dalam
menjawab pertanyaan perawat sehingga perawat harus mengulangi beberapa
pertanyaan kepada klien, tingkat konsentrasi klien baik, ditandai dengan
ketika wawancara, klien terfokus kepada perawat. Selain itu klien tidak
memiliki keinginan untuk berinteraksi kecuali perawat yang memulai.
f. Alam perasaan
Klien mengatakan merasa sedih karena rindu dengan keluarga, klien juga
mengatakan merasa sedih dan marah karena tidak pernah di jenguk
keluarganya.
g. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien bingung. klien mengalami gangguan orientasi tempat,
terbukti dengan klien mengatakan bahwa dirinya berada di rumah sakit.
Orientasi waktu klien baik di buktikan dengan klien mengetahui hari dan
tanggal.
h. Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, namun klien
mengalami gangguan mengingat jangka pendek dan saat ini. Dibuktikan
dengan klien masih ingat ketika dibawa ke rumah sakit dan nama perawat
yang setiap hari merawatnya.
i. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu untuk berkonsentrasi penuh, klien mampu berhitung sederhana
dibuktikan dengan klien dapat menyebutkan perhitungan dari 1-10 dan
sebaliknya dari 10-1.
j. Kemampuan penilaian
Klien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan pada saat
9
diberi pilihan mau makan setelah mandi atau mandi setelah makan, klien
memilih makan setelah mandi.
k. Daya tilik diri
Klien mengatakan ia tidak tahu sedang sakit apa, ia bertanya-tanya mengapa
saya diberi obat yang efek sampingnya membuat saya mengantuk dan lemah.
7. Mekanisme Koping
Klien mengatakan apabila memiliki masalah lebih baik menghindar dari malasah
tersebut, dan jika ada masalah, klien akan menceritaan pada istrinya.
10
B. Analisa Data
Do:
Do:
11
C. Daftar Masalah Keperawatan
1. Defisit perawatan diri
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Isolasi sosial
D. Intervensi
1. Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Klien sangat tidak menyukai badannya yang bau
dan kotor.
b. Identitas : Klien seorang wanita tamatan SD.
c. Peran : Klien merupakan seorang ibu rumah tangga.
d. Ideal Diri : Klien sangat ingin sembuh.
e. Harga Diri : Klien mengatakan merasa gagal menjadi seorang ibu
untuk anak- anaknya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Kronis
2. Hubungan Sosial
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah keluarganya
(suami dan anak-anaknya). Klien tidak mengikuti kegiatan di
kelompok/masyarakat. Klien mengatakan malu jika bertemu dengan
orang-orang karena merasa bau dan kotor. Klien juga mengatakan merasa
gagal menjadi seorang ibu untuk anak-anaknya.
12
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
3. Spiritual
e. Afek : klien sangat jarang berbicara jika tidak ada yang mangajak
klien mengobrol dan klien hanya berbicara seperlunya saja.
13
i. Isi pikir : klien tidak mengalami gangguan daya pikir saat dilakukan
wawancara
d. Analisis Data
14
di pakaiannya saja,
Klien mengatakan jika
BAB/BAK hanya
menyiramnya begitu saja.
DO :
Klien tampak kotor dan
sangat bau.
Klien sering memakai
pakaian yang sama tiap
harinya dan berbau
Kuku klien tampak sangat
kotor dan panjang
Mulut klien tampak kotor
dan giginya kuning
DS : Harga Diri Rendah
Klien mengatakan merasa
gagal menjadi seorang ibu
untuk anak- anaknya.
DO :
Klien tampak sering sedih
dan murung.
Klien berbicara seoerlunya
saja jika ada yang
mengajaknya berbicara
DO : Isolasi Sosial
Klien mengatakan tidak
memiliki teman dekat dan
lebih senang menyendiri
saja.
15
DS :
Klien tampak sering
melamun.
Klien sering menghindari
orang lain.
Klien tampak jarng berbicara
dengan orang lain.
16
e. Rumusan Masalah
a. Deficit perawatan diri
b. Harga diri rendah
c. Isolasi Sosial
f. Pohon Masalah
Terapi
Isolasi Sosial
Keperawa
tan
: SP 1 – SP4
g. Diagnosa Prioritas
Defisit Perawatan Diri
h. Intervensi Keperawatan
17
SP 3 : Klien mampu perawatan diri :
Klien mampu mencuci tangan Makan/Minum
mencuci sebelum
tangan sebelum dan dan sesudah
sesudah makan makan. SP 4 :
Klien mampu Melatih cara
SP 4 : mencuci tangan perawatan diri :
Klien mampu menggunakan BAB/BAK
mencuci sabun setelah
tangan setelah BAB/BAK
BAB/BAK
SP 2 Data :
Rambut berantakan, wajah
(16.30 kusam S:
WIB) Tindakan Keperawatan : Klien mampu
Sp 2 : menyebutkan dan
Melatih cara perawatan diri : Mempraktekkan secara mandiri
berhias cara berdandan yang baik.
1. Evaluasi kegiatan Sp
2. Beri pujian Jelaskan O:
cara berdandan. Klien tampak sudah bisa untuk
berdandan dengan baik
18
3. Latih cara berdandan
setelah membersihkan A :
diri : sisiran, rias Masalah teratasi
muka untuk wanita
P:
Intervensi dilanjutkan dengan
topic cara makan/minum yang
baik
Selasa, Data : S:
Klien tidak pernah mencuci Klien sangat antusias
23/08/22
tangan sebelum dan sesudah
makan O:
Klien tampak antusias dan saat
Tindakan Keperawatan : makan klien
SP 3 Sp 3 : sudah bisa.
(08.00 Melatih cara perawatan diri
: makan/minum A:
WIB) 1. Evaluasi kegiatan Sp Masalah teratasi
1 dan 2. Beri pujian
2. Jelaskan cara dan alat P:
makan dan minum. Intervensi dilanjutkan dengan
3. Latih cara makan dan topic cara BAB/BAK yang baik
minum yang baik. dan benar.
Data :
Badan klien sangat bau dan
kotor
S:
SP 4
Tindakan Keperawatan : Klien mampu
(16.30 Sp 4 : Melatih cara menjelaskan kembali
perawatan diri : BAB/BAK. cara BAB/BAK yang baik.
WIB)
1. Evaluasi kegiatan Sp
2. Beri pujian A:
3. Jelaskan cara BAB 1. Tujuan telah tercapai.
dan BAK yang baik. 2. Klien sudah dapat
4. Latih BAB dan BAK makan dan minum
yang baik. dengan baik serta
BAK/BAB dengan baik.
P:
Intervensi dipertahankan dan
motivasi klien untuk tetap
melakukan perawatan diri.
EVALUASI
1. Klien 20 tahun, senang memperlakukan orang lain sebagai objek, sehingga hubungan
terpusat pada masalah pengendalian orang lain. Klien cenderung berorientasi pada diri sendiri
dan tujuan pribadiya, bukan pada orang lain. Klien berada pada rentang respon:
a. Adaptif, solitude
b. Adaptif, otonomi
19
c. Adaptif, interdependen
d. Maladaptif, manipulasi
e. Maladaptif, narkisisme
JAWABAN:D
2. Seorang perempuan berusia 20 tahun, dirawat di RSJ. Saat dikaji, pasien tampak
menyendiri, terpisah dari pasien lainnya. Ketika Perawat menanyakan penyebab tidak mau
berinteraksi, pasien hanya diam dengan tatapan mata kosong. Penampilan tidak rapi dan
tercium bau badan.Apa masalah keperawatan yang dialami oleh pasien tersebut?
a. Isolasi Sosial
b. Keputusasaan
c. Harga Diri Rendah
d. Ketidakberdayaan
e. Defisit perawatan diri: mandi
JAWABAN:A
3. Seorang laki-laki, 30 tahun sering melamun, menyendiri, tidak mau makan dan mandi,
tidak peduli dengan lingkungan bahkan dia sering mengurung dikamar. ketika di tanya oleh
perawat alasan tidak bergabung dengan teman-temannya karena malu dirinya jelek. Apakah
terapi aktifitas yang tepat diberikan berdasarkan kasus diatas ?
a. Terapi aktifitas sosialisasi
b. Terapi aktifitas stimulasi persepsi
c. Terapi aktifitas persepsi sensori
d. Terapi aktifitas orientasi realitas
e. Terapi aktifitas penyaluran energi
JAWABAN:A
4. Perempuan berusia 18 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit Jiwa. Keluarga pasien
mengatakan sudah 5 hari pasien diam sendiri di kamar dan tidak mau mandi. Saat dikaji
badan pasien lengket, kotor, mulut mau dan rambut acak acakan. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. Jelaskan pada pasien tentang pentingnya berdandan
b. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
c. Identifikasi kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK
d. Latih cara berdandan
e. Jelaskan cara dan alat makan yang benar
JAWABAN:C
5. Seorang laki-laki, berusia 24 tahun dibawa ke RSJ oleh keluarganya dengan alasan suka
melamun, tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan lebih suka menyendiri. Kadang
terlihat suka berbicara sendiri dan mengatakan kalau klien adalah seorang presiden. Dan jika
ditegur oleh keluarga klien akan marah. Apa msalah utama pada kasus diatas?
a. Gangguan persepsi sensori (halusinasi)
b. Isolasi sosial (menarik diri)
c. Perilaku kekerasan
d. Gangguan konsep diri
e. Gangguan proses berpikir (waham)
JAWABAN:B
20
DAFTAR PUSTAKA
Erlando, R. P. A. (2019). Perilaku dan Defisit Perawatan Diri: Studi Literatur. ARTERI:
Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), 94-100.
https://osf.io/pknrh.
Rochmawati, D. H., Keliat, B. A., & Wardani, I. Y. (2013). Manajemen Kasus Spesialis Jiwa
Defisit Perawatan Diri Pada Klien Gangguan Jiwa di RW 02 dan RW 12 Kelurahan
Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur. Jurnal KeperawatanJiwa,1(2).
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/97
21
22