HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN
Anggota Kelompok:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
A. Bahasa yang Digunakan dalam Undang-undang
• Lugas dan pasti yang dimaksudkan untuk menghindari kesamaan arti atau kerancuan
suatu maksud dari kata yang tercantum
• Bercorak hemat atau sederhana dimana hanya kata yang diperlukan yang dipakai.
• Obyektif dan menekan rasa subyektif atau pendapat yang bersifat bias
• Membakukan makna kata-kata yakni suatu ungkapan atau istilah yang digunakan
secara konsisten
• Memberikan definisi secara cermat tentang nama, sifat, atau kategori hal yang
didefinisikan.
• Penulisan kata yang bermakna tunggal atau jamak selalu dirumuskan dalam bentuk
tunggal.
• Penulisan huruf awal dari kata, frasa atau istilah yang sudah didefinisikan atau
diberikan batasan pengertian, nama jabatan, nama profesi, nama
institusi/lembagapemerintah/ketatanegaraan, dan jenis Peraturan Perundang-undangan
dan rancangan Peraturan Perundang-undangan dalam rumusan norma ditulis dengan
huruf kapital. Di sini contohnya dapat dilihat dalam penulisan kata berikut: Wajib
Pajak, Rancangan Peraturan Pemerintah, Presiden, Mahkamah Konstitusi.
• Tegas, jelas, dan mudah dimengerti
• Tidak menggunakan kata yang tidak menentu dalam kalimat yang tidak jelas
• Menggunakan kata yang baku
• Dalam satu Peraturan Perundang-undangan yang sama tidak menggunakan beberapa
istilah yang berbeda untuk menyatakan satu pengertian yang sama serta satu istilah
untuk beberapa pengertian yang berbeda.
Namun penulis lainnya memiliki pendapat yang berbeda namun sedikit menyerupai mengenai
aturan dari suatu bahasa hukum. Matanggui dalam bukunya menyampaikan bahwa bahasa yang
d. Istilah khas;
Penggunaan istilah yang tepat sangatlah penting dalam proses pembentukan undang-undang.
Bahasa hukum yang telah sesuai dengan ciri-ciri di atas akan selaras dengan asas yang tertuang
di
dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, yakni pada Pasal 5 huruf (b) yakni asas asas kejelasan rumusan. Asas kejelasan
rumusan
teknis penyusunan Peraturan Perundang-undangan, sistematika, pilihan kata atau istilah, serta
bahasa hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam
Identifikasi bahasa
Misalnya:
Suami istri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan lahir
bathin yang satu kepada yang lain
Sebaiknya:
Suami istri wajib saling mencintai, menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin
Contoh:
KEBAKUAN