Christo Kairene Florencia Evelyn Ariestiana Ayu Ananda L. Albertus Raditya Danendra
Fanny Michelle Laurentia Yamin Tasya Kartika
Gabriella Regita Cendani Leticia Maria Hanif Abadi
Johannes Elia Nadya Dinda Safira
Khansa Putrirana Rafif Elang Danendra
Albertus Raditya D. Salsabila Anindita Putri
STRUKTUR MIKROORGANISME
25
21
16
14
04
02
23
07
QBD-3
01 STRUKTUR DAN FUNGSI
ORGANEL BAKTERI
Soal DK: CONTENTS AT A GLANCE
Bagaimana struktur dan fungsi A. Struktur Permukaan
organel bakteri? B. Cell Envelope
C. Struktur Internal
C. Struktur Internal
1. Kromosom dan Plasmid
3. Granula/Inklusi
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan saat terjadi
kelimpahan nutrisi pada bakteri
Beberapa badan inklusi mengandung zat organik kental yang kaya akan
energi (contoh: glikogen dan poli b-hidroksibutirat)
4. Sitoskeleton
A. Postulat Koch
1) Mikroba berada di lokasi penyakit
2) Mikroba diisolasi dari inang sakit dan ditumbuhkan sebagai kultur murni
3) Mikroba yang dikultur murni harus menyebabkan penyakit ketika
diinokulasi kepada hewan eksperimental yang sehat
4) Mikroba diisolasi kembali dalam kultur murni dari hewan eksperimental
yang sudah terinfeksi
B. Critical Details:
Setiap kultur harus murni
Diobservasi secara mikroskopik
Diidentifikasi melalui uji karakteristik
Isolasi pertama dan kedua harus identik
Efek patologis, tanda, gejala penyakit di kedua subjek harus sama
Portal Masuk
□ Kulit: Patogen lebih sering masuk melalui
kulit yang tergores, lecet, dan tertusuk
□ Jalur gastrointestinal: Patogen masuk dari
makanan, minuman, dan zat tertelan
lainnya kemudian beradaptasi untuk
bertahan hidup terhadap enzim
pencernaan dan perubahan pH.
□ Jalur respirasi: Patogen masuk melalui rongga hidung dan sering berpindah
tempat karena terdapat mukus yang melapisi permukaan jalur respirasi.
□ Jalur urogenital: Terjadi melalui hubungan seksual yang disebut Penyakit
Menular Seksual (PMS). patogen masuk melalui kulit atau mukosa penis,
genitalia eksternal, vagina, serviks, dan uretra.
□ Kehamilan dan Kelahiran: Beberapa mikroba melewati plasenta, masuk ke
vena umbilical dan menyebar ke jaringan janin.
2. Eksoenzim
Eksoenzim menghancurkan jaringan, menghilangkan benteng pertahanan
inang, dan menyebar mikroba ke daerah yang lebih dalam pada tubuh.
Contoh beberapa eksoenzim:
□ Mucinase: mencerna lapisan pelindung
pada membran mukus (disentri)
□ Keratinase: mencerna komponen penting
pada kulit dan rambut (ringworm)
□ Collagenase: mencerna serat protein
pada jaringan penghubung
□ Hyaluronidase: mencerna asam
hyaluronic, zat dasar yang menyatukan
sel hewan
Toksin → Produk kimia yang memiliki efek racun bagi organisme lain.
Toksigenisitas → Kekuatan memproduksi toksin
Toksinosis → Dampak buruk dari berbagai penyakit akibat toksin
Toksemias → Toksinosis dimana toksin disebar oleh darah dari
tempat infeksi
Intoksikasi → Toksemias yang disebabkan penelanan racun
Klasifikasi Toksin:
□ Eksotoksin: molekul toksin yang disekresi sel bakteri yang hidup ke
jaringan
□ Endotoksin: Toksin yang dilepaskan setelah sel rusak atau lisis
Pembahasan:
Wanita tersebut menderita stroke, sehingga dapat dikatakan bahwa wanita
tersebut mengalami keterbatasan dalam bergerak secara fisik, termasuk tidak
dapat berkemih (kencing) tanpa bantuan perangkat/alat apapun. Maka dari itu,
dapat dianggap bahwa kateter (alat bantu berkemih) telah dipasangkan pada
saluran kemih sang wanita.
Kateter merupakan sebuah perangkat yang pemeliharaan dan
pembersihannya harus diperhatikan secara khusus. Biasanya setiap lima hari
sekali, kateter harus selalu diganti. Setiap kali sebelum dipasang, kateter harus
dibersihkan dari kuman dan bakteri, begitu pula labia mayora dan labia minora
sang wanita juga harus disterilkan terlebih dahulu.
Gejala demam dan ditemukannya bakteri yang resisten terhadap
antibiotika pada urine sang wanita dapat mengarahkan pemikiran kita pada
kemungkinan kondisi kateter yang tidak steril. Bakteri yang hinggap pada kateter
dapat menimbulkan berbagai reaksi di dalam tubuh, seperti demam (yang dapat
ditimbulkan sebagai reaksi imun tubuh terhadap eksotoksin dari bakteri gram
negatif) dan infeksi saluran kemih.
B. Definisi Infeksi Saluran Kemih (Urinary Tract Infection/UTI)
Infeksi saluran kemih (Urinary Tract Infection/UTI) merupakan infeksi yang
melibatkan bagian manapun dari saluran kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung
kemih, dan uretra. Infeksi ini berdampak pada 150 juta orang di seluruh dunia
setiap harinya, terutama bayi laki-laki, laki-laki lanjut usia, dan perempuan di
segala usia. UTI disebabkan oleh bakteri gram negatif, bakteri gram positif, serta
Uncomplicated UTI
Biasanya menyerang orang sehat yang tidak memiliki abnormalitas
struktural dan neurologi saluran kemih. Dibagi menjadi lower UTI (cystitis)
yang menyerang kandung kemih dan uretra; dan upper UTI (pyelonephritis)
yang menyerang ginjal dan ureter.
Complicated UTI
Adalah UTI yang terkait faktor-faktor yang mengganggu saluran kemih atau
pertahanan inang, seperti kerusakan sistem kemih, retensi urine yang
disebabkan oleh penyakit saraf, penekanan (supresi) respons imun, gagal
ginjal, transplantasi ginjal, kehamilan, dan pemasangan kateter atau
perangkat drainase lainnya (Kateter merupakan penyebab 70-80%
Complicated UTI di Amerika Serikat).
C. Jenis Eksotoksin
Jenis Eksotoksin:
1. Cytolitic toxin : merusak membrane sitoplasma sel inang, menyebabkan
lisis dan kematian sel
Jenis toksin sitolitik:
a. Menyerang fosfolipid membrane sitoplasma
b. Menyerang sterol pada membrane sitoplasmik
c. Menyerang sel darah putih
d. Menyerang sel bernukleus dan melisis eritrosit
2. A-B Toxins
D. Jenis Endotoksin
Menyebabkan efek fisiologis seperti:
1. Demam: endotoxin menstimulasi sel inang untuk melepaskan sitokin
dan mempengaruhi pusat pengatur suhu di otak
2. Diare
3. Penurunan jumlah limfosit dan trombosit
4. Inflamasi umum
Struktur endotoksin:
Endotoxin merupakan lipopolisakarida (LPS) yang terdapat pada
membran luar envelope sel bakteri gram negatif
Terdiri atas tiga unit yaitu: lipid A, membrane-distal O-polysaccharide,
membrane-proximal core polysaccharide.
Bersifat hidrofobik, berperan dalam toksisitas, Membuat kompleks
dapat larut dalam air dan imunogenik
Penginhibisian dilakukan oleh antibiotik jenis rifamycin. Cara kerjanya dengan cara
menginhibisi kerja RNA Polimerase sehingga menghambat pembuatan mRNA.
Rifamycin dapat mempenetrasi jaringan dan umumnya digunakan untuk melawan
penyakit TB.
b. Transduksi
i. Memperoleh DNA dari bakteriofag
ii. Phage menyerang dengan menyuntikkan materi genetik ke dalam sel
bakteri
iii. Selama kegiatan phage berlangsung, DNA phage dan protein disintesis
di dalam sel bakteri
A. Pengertian Biofilm
Biofilm adalah kumpulan mikroorganisme, khususnya bakteri, yang melekat di
suatu permukaan dan diselimuti oleh pelekat karbohidrat
B. Pembentukan Biofilm
1. Initial Attachment: Bakteri yang hidup bebas menabrak suatu permukaan.
Kalau permukaan ini dinilai cocok, maka mulai pelekatan. Kemudian bakteri
memperbanyak diri, lanjut membentuk lapisan tipis monolayer, dan terakhir
transisi dari sel platonik jadi sel biofilm
2. Irreversible attachment: Sel biofilm menghasilkan EPS (untuk nempel di
permukaan), saling melekat membentuk mikrokoloni. Jadi alat gerak sel ini
(silia dan sejenisnya) hilang. Alat gerak ini justru membantu sel buat nempel
di permukaan
3. Maturation I: Sel terus menebal, jadinya sel di bagian bawah kurang nutrisi.
Akibatnya mikroba bersifat toksik karena butuh nutrisi. Mikrokoloni
berbentuk jamur dengan pori-pori
4. Maturation II: Bakteri menyalurkan sinyal kimia untuk membentuk biofilm
menjadi matang. Ketika Biofilm sudah matur akan berubah bentuk dan
ukuran. Matriks pada biofilm selain untuk menempel juga untuk melindungi
5. Dispersi*: Bukan tahap pembentukan, tapi langkah penting. Sel-sel dari
biofilm dilepaskan untuk jadi koloni baru
Scanning electron
micrograph of plaque
Staphylococcus aureus mengontaminasi
kateter
TENTIR
Christo Kairene Florencia Evelyn
Fanny Michelle Leticia Maria
Gabriella Regita Cendani Nadya Dinda Safira
Johannes Elia Rafif Elang Danendra
Khansa Putrirana Salsabila Anindita Putri
Laurentia Yamin Albertus Raditya D.
QC MEDIA
Ariestiana Ayu Ananda Latifa
Albertus Raditya Danendra
Tasya Kartika
Hanif Abadi
QC