Anda di halaman 1dari 10

Week 3 – Geologi Teknik * Jika nilai RQD yang dihitung lebih besar dibanding

nilai aktual berbahaya karena nilai RMRnya akan


Sekar Chiara
lebih besar dibanding aslinya, nanti koreksinya jadi
- Presentasi Kelompok 1 (Rock Mass Rating) kurang tepat
• Rock Mass : susunan blok-blok *RMR bersifat sempit pengamatannya di lapangan &
material batuan yang dipisahkan oleh cenderung relatif
berbagai tipe ketidakmenerusan geologi.
• Rock Mass Rating : dikenal juga sebagai • Klasifikasi Massa Batuan RMR
Geomechanics Classification merupakan
metodologi klasifikasi massa batuan yang
dikembangkan untuk mengatasi
permasalahan yang timbul di lapangan
secara cepat dan tidak ditujukan untuk
mengganti studi analitik, observasi lapangan,
pengukuran dan engineering judgement
• Klasifikasi Massa Batuan lain : NGI, GSI,
RQD, RMR
• Kegunaan (Bieniawski, 1989) :
1. Mengidentifikasi parameter penting yang 1. Uniaxial Compressive Strength (UCS) / Kuat Tekan
berpengaruh terhadap karakteristik massa Batuan
batuan.
❖ Adalah kekuatan suatu batuan untuk
2. Mengelompokkan massa batuan kedalam
bertahan menahan suatu gaya hingga pecah.
group yang mempunyai karakteristik yang sama
❖ Uniaxial Compressive Strength (UCS)
menjadi kelas massa batuan.
merupakan sebuah metode uji untuk
3. Memberikan pengertian dasar karakteristik
mengukur kuat tekan batuan dengan
berdasarkan kelas massa batuan.
menekan batuan dari satu arah hingga
4. Merekap data kuantitatif serta pedoman untuk batuan mengalami fracture.
rekayasa rancangan (engineering) ❖ Faktor yang mempengaruhi kekuatan dari
5. Memberikan informasi umum guna suatu batuan antara lain ikatan antar butir
memudahkan komunikasi antara para engineer mineral, tingkat sementasi, dan kekerasan
tambang dan ahli geologi. mineral yang membentuknya.
• Klasifikasi Massa Batuan : RMR, GSI, & NGI ❖ Pengukuran UCS :
• Kelebihan dan Kekurangan : Dilakukan untuk mendapatkan nilai kuat tekan
batuan utuh (Strength of Intact Rock). Besar
tegangan saat sampel batuan hancur
didefinisikan sebagai kuat tekan uniaksial
batuan.
❖ Nilai Parameter UCS (Bieniawski, 1989)

2. Rock Quality Designation (RQD)


❖ RQD merupakan metode kuantitatif yang • cara ngitung joint spacing : jarak bidang
dikembangkan oleh Deere (1967), yaitu lemah dengan arah tegak lurus terhadap
paramater pengukuran yang menunjukkan bidang tsb pake scale line (garis bantu,
kualitas dari suatu massa batuan yang biasanya pake meteran)
diambil dari lubang bor. 4. Kondisi dari Bidang Diskontinu
❖ Konsep dari RQD adalah menghitung
persentase patahan batuan dari total A. Kekasaran (Roughness)
panjang core bor uji, dimana RQD 75% atau ❖ Suatu permukaan yang kasar akan dapat
lebih menunjukkan batuan keras berkualitas mencegah terjadinya pergeseran antara
baik dan kurang dari 50% menunjukkan kedua permukaan bidang diskontinu
batuan lapuk berkualitas rendah. ❖ Jika permukaan bersih dan rapat maka
❖ Contoh Perhitungan dan Pengukuran RQD : dapat mencegah terjadinya geseran di
sepanjang permukaan ketidakmenerusan

3. Spasi bidang diskontinu


❖ Spasi bidang diskontinuitas adalah jarak
antar bidang yang diukur secara tegak lurus
dengan bidang diskontinuitas dalam bentuk
ketidakmenerusan massa batuan seperti B. Bukaan (Separation)
kekar, sesar minor, shear zone atau bidang
lemah lainnya. ❖ Merupakan jarak antara kedua permukaan
❖ Pada perhitungan nilai RMR, parameter jarak bidang diskontinu
antar (spasi) diskontinuitas diberi bobot ❖ Biasanya diisi oleh material lainya (filling
berdasarkan nilai spasi diskontinuitasnya. material) atau air.
❖ Makin besar jarak ini, semakin lemah bidang
diskontinu tersebut.
C. Kemenerusan (Presistence) 5. Kondisi air tanah
❖ Merupakan kemenerusan dari bidang ❖ Kondisi air tanah dapat diperhatikan dan
diskontinuitas yang juga merupakan panjang dibagi menjadi kering, lembab, basah,
dari suatu bidang diskontinu. menetes, dan mengalir
❖ Semakin besar persistensi, maka bidang ❖ Merupakan kondisi air tanah yang ada di
diskontinuitas semakin besar dan bobot diskontinuitas
massa batuannya akan semakin kecil, dan
begitupun sebaliknya

• Faktor Pengaruh :
1. Cuaca
2. Stress
D. Pelapukan (Weathering)
3. Proses Dinamis
❖ Menunjukkan derajat kelapukan permukaan 4. Waktu
diskontinu. 5. Kemiringan lereng
❖ Didasarkan pada perubahan warna pada
batuannya dan terdekomposisinya batuan
atau tidak.
❖ Dikelompokkan atas 3 kategori, yakni kondisi
segar, terlapukkan, dan terubah.
❖ Semakin segar massa batuan tersebut, maka
bobotnya semakin tinggi serta sebaliknya.
• Fracture
Mass Fabric • Joints
• Faults and Shears
Introduction
- Kondisi Diskontinuitas
• Sulit untuk menemukan massa tanpa
diskontinuitas. 1. Presistence
• Geological Mass : akan dipengaruhi dan
mempengaruhi engineering work
Diskontinuitas
• Bidang lemah
• Diskontinuitas dalam massa batuan
menciptakan anisotropi dalam responsnya
terhadap pemuatan dan pembongkaran.
• diskontinuitas : gap antara intact rock dan
rock mass
• Dilakukan Rock Mass Classification untuk
membackup gap nya
• Hasil jointed rock menunjukkan perbedaan: • Kontinuitas bidang diskontinuitas
permeabilitas, kekuatan geser sepanjang • kalo core anggep extremely wide
bidang diskontinuitas, deformabilitas,
2. Aperture/Opening
kekuatan tarik.
• Hasil diskontinuitas: masalah stabilitas selama
engineering works
- Tipe Diskontinuitas :
• Diskontinuitas integral – yang merupakan
diskontinuitas yang belum terbuka oleh
gerakan atau pelapukan; mereka memiliki
kekuatan tarik dan, karenanya, kohesi sejati.
• Diskontinuitas mekanis – diskontinuitas yang
telah dibuka sebagai respons terhadap stres
atau pelapukan; mereka memiliki sedikit atau
tidak ada kekuatan tarik tetapi menghasilkan
kekuatan geser.

• Opening adalah lebar celah sambungan


pada bidang diskontinuitas, baik terbuka
maupun terisi mineral.
• Jika opening sangat rapat, maka kuat geser
patah akan meningkat.
• Aperture juga mempengaruhi tekanan udara,
masuk dan keluarnya air tanah.

• Bedding, foliation
3. Roughness 5. Kondisi Pelapukan

• Umumnya, pelapukan lebih intensif pada


dinding diskontinyu daripada di bagian
dalam tubuh batuan.
• Pengamatan tingkat pelapukan di lapangan,
dapat dilakukan dengan memperhatikan
• Kekasaran adalah kombinasi bergelombang, permukaan rekahan pada batuan
stepped, dan halus atau hampir rata pada • RMR : pake approach 2
permukaan bidang diskontinuitas relatif 6. Groundwater Condition
terhadap bidang datar.
• Penentuan parameter kekasaran di lapangan
dilakukan dengan menyentuh permukaan
rekahan pada bidang diskontinuitas.
4. Infilling / Gouge :

• Air tanah sangat berpengaruh terhadap


kestabilan suatu lereng, sehingga posisi muka
air tanah terhadap posisi lereng perlu
diperhatikan.
• Selain itu, tekanan piezometrik airtanah di
rekahan dan kecepatan aliran yang masuk
juga perlu diperhatikan.
• Material pengisi berupa mineral atau silt- • yang penting : posisi, piezometer,
sandclay atau batu pecah merupakan kecepatan(penting kalo dilakukan
pemisah lemah antara dua blok batuan yang pemangkasan lereng tp disitu ada seepage
berdekatan. maka bisa menurunkan stabilitas lereng,
maka perlu dilakukan dewatering pumping.
dgn data ini kita bisa mengimbangi
piezometric pressure, berapa kuat kita
pumpingnya)
- Orientation of Discontinuities • cara ngitung : jumlah joint/panjang =
cm/joint

• Arah umum bidang diskontinuitas adalah


posisi relatif bidang diskontinuitas terhadap
arah lapisan batuan dan arah lereng.
• Biasanya dinyatakan dalam arah strike/dip - Shear Strength
atau dip/dip direction. • Perhatian utama mengenai diskontinuitas
• Orientasi daerah diskontinuitas ini sangat dalam geologi teknik adalah ketahanannya
mempengaruhi kestabilan lereng, terutama terhadap tegangan geser (τ).
jika terkena gaya deformasi yang • Hal ini dijelaskan oleh hukum Coulomb, yaitu:
mengakibatkan berkurangnya kuat geser.

• Perilaku diskontinuitas kasar dan halus


dengan variasi tegangan geser dan normal:
• Diskontinuitas (joints, patahan, lapisan
batuan/tanah) mempengaruhi engineering
works (di atas atau melalui itu).
• Yang lebih rendah : yang searah krn lebih
riskan untuk longsor (bs jadi dia bidang
lognsornya) kalo tegak lurus dia akan lebih
berkualitas batuannya, kl pun longsor cmn
part2 tertentu aja

- Spacing of Discontinuities

• uji triaxial : normal stress & shear stress


• hanya memberi shear stress, normal stressnya
0, ketika shear stressnya lama2 bergerak =
nilai kohesi
• terus dilanjut kasih normal stress, maka akan
patah sehingga ketemu nilai vnya
• bentuk discontinuity sangat berpengaruh
terhadap shearstressnya
• contoh : v nya kecil krn dia planar • Terdapat tiga jenis pelapukan :
• diskontinuitas kasar, V nya akan tinggi,
A. Pelapukan Fisika / Mekanis
sehingga shear strengthnya akan tinggi juga,
C nya akan tetap Pelapukan berupa hancurnya batu menjadi
• roughness mempengarhi V pecahan - pecahan kecil tanpa mengubah
properti dari batuan asal.
Weathering
B. Pelapukan Kimia
- Pengaruh Pelapukan Terhadap Sifat Massa
Batuan Pelapukan yang mengubah properti kimia pada
batuan asal dan dapat membentuk mineral baru
(umumnya mineral clay).
C. Pelapukan Biologi
Pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas
makhluk hidup yang dapat terjadi secara
mekanis maupun kimiawi.
- Derajat Pelapukan (Weathering Intensity)
merupakan tingkat keteruraian dari mineral
dan tubuh batuan ataupun massa batuan
pada titik waktu tertentu. Derajat pelapukan
ini dapat digunakan dalam klasifikasi massa
batuan.
- Weathering Intensity Rate merupakan
besaran perubahan pada derajat pelapukan
dalam satuan waktu. Weathering intensity
rate akan semakin menurun seiring
berjalannya waktu akibat massa batuan
yang semakin mencapai equilibrium dengan
lingkungan sekitarnya.
- Kerentanan terhadap Pelapukan
• merupakan tingkat kerentanan suatu tubuh
atau massa batuan terhadap pelapukan. Hal
ini dipengaruhi oleh mineralogi dan struktur
• Pelapukan melemahkan batuan. penyusun batuan.
• Tabel di mana pelapukan diberikan oleh nilai • makin galapuk makin panjang umur
(I = segar ke VI = sisa tanah) menunjukkan • Masa pakai sebagian besar struktur untuk
perbedaan material yang cukup besar sifat- teknik sipil dan infrastruktur berada di urutan
sifat yang merupakan akibat dari pelapukan. 50 sampai 100 tahun.
Merupakan kebiasaan untuk • Jika, misalnya, lereng digali di batu pasir di
menggambarkan kondisi batuan yang lapuk mana semen antara butir terdiri dari gipsum
disemua deskripsi geologi teknik material dapat diharapkan bahwa dalam iklim
atau massa. sedang gipsum akan larut dan massa batuan
batupasir berubah menjadi massa tanah
butiran pasir dalam beberapa tahun.
- Pelapukan • Pengaruh pelapukan pada batuan utuh yang
• Merupakan proses terurainya batuan secara digunakan sebagai bangunan atau batu
insitu akibat proses fisika dan kimia yang nisan telah dipelajari dan juga tingkat
dipengaruhi oleh atmosfer dan hidrosfer. pelapukan telah telah didirikan.
Proses pelapukan ini bersifat irreversible.
- Sistem Deskripsi Pelapukan Standard

• Faktor-faktor yang masuk ke dalam deskripsi


pelapukan adalah kondisi diskontinuitas
(joints, bidang perlapisan, foliasi dll) dan
kondisi bahan antara diskontinuitas.
• Meningkatnya pelapukan mempengaruhi
semakin banyak diskontinuitas dan akhirnya
mulai mempengaruhi material batuan.
• Batas antara tingkat pelapukan tidak pernah
lebih dari perkiraan.

• Approach 2 : untuk material batuan yang


bersifat keras

• Approach 3 : untuk material batuan campuran


yang bersifat keras dan lunak
desain dan konstruksi setiap pekerjaan teknik yang
akan dibangun di atas atau di dalamnya.
4. Residual soil : material batuan dengan kondisi
geoteknik tanah yang cukup untuk membuat massa
tersebut sebagai massa tanah
- Dalam mekanika batuan, kondisi
diskontinuitas sangat penting untuk
menggambarkan pelapukan diskontinuitas.
Tiga kondisi utama dalam diskontinuitas
adalah (Prince, David George. 2008) :
- Deskripsi Pelapukan dan Zonasi 1. fresh : tidak ada tanda-tanda pelapukan
1. Uniform Weathering : penurunan bertahap 2. surface stained : sedikit tanda lapuk, tidak
pelapukan dan intensitas seiring dengan mempengaruhi rock strengthnya
kedalaman pada strata tebal dengan litologi
homogen. 3. surface weathered : pelapukan menembus hingga
2. Complex Weathering : profil pelapukan yang kedalaman yang lebih besar
tidak beraturan pada litologi berlapis - Pada permukaan diskontinuitas Dalam
yang memiliki kerentanan yang berbeda terhadap material batuan, istilah sederhana yang
pelapukan. serupa dapat diterapkan, yaitu:
3. Corestones Weathering : batuan beku 'corestones' 1. fresh : tidak ada tanda-tanda pelapukan
dari batuan segar dikelilingi oleh
bahan yang sangat kompak. Corestones menjadi 2. stained : sedikit tanda lapuk tapi tidak
lebih besar seiring dengan mempengaruhi rock strengthnya
kedalaman.
3. decayed : sangat lapuk dan rapuh
4. Solution Weathering : karbonat dan sebagian salt
rock mengalami pelapukan seiring - Efek terhadap Properti Geoteknik
dengan pelarutan. Joints dan bedding menjadi
1. Respon Batuan terhadap Pelapukan
terbuka dan gua bawah tanah dapat
berkembang. • Perbedaan jenis batuan memiliki respon yang
berbeda terhadap pelapukan berikut
beberapa respon batuan terhadap
- Istilah-istilah yang berkaitan dengan pelapukan berdasarkan (Cabria, XSA. 2015)
signifikansi dari pelapukan terhadap
engineering work (Prince, David George. A. Pada batuan vulkanik, adanya air dapat
2008) : mengubah material glass vulkanik menjadi clay,
menyebabkan perubahan fisik dan mekanik.
1. Effectively unweathered : pelapukan massa
batuan sedemikian rupa tanpa memperhatikan B. Pada batuan granites, adanya pelapukan dapat
kondisi pelapukan sehingga engineering work tetap membuat batuan kehilangan strength mencapai 80%.
dapat dikerjakan. C. Pada claystones, pelapukan menyebakan
2. Significantly weathered : pelapukan massa batuan peningkatan microfractures.
dengan memperhatikan kondisi pelapukan massa 2. Diskontinuitas
batuan dalam desain dan konstruksi beberapa
pekerjaan teknik tertentu. • Berdasarkan (Cabria, XSA. 2015)
diskontinuitas dapat dibagi menjadi mekanis
3. Severely weathered : pelapukan massa batuan
dan integral.
sehingga kondisi pelapukan massa mendominasi
A. Diskontuinitas mekanis merupakan weakness baik dan disimpan sedemikian rupa sehingga
akibat bidang perlapisan, shear strength cenderung kondisi mereka seperti pulih dari lubang bor
lebih lemah dibandingkan batuan sekitar. dipertahankan.
• Idealnya, semua core harus dicatat dalam
B. Diskontinuitas integral, memiliki shear strength
satu latihan dan logger harus sepenuhnya
yang relatif sama dengan batuan sekitar
menyadari dan memahami sifat dari
3. Efek Pelapukan pada Diskontinuitas pekerjaan rekayasa sehingga log
memberikan informasi yang diperlukan untuk
• Berdasarkan (Cabria, XSA. 2015) terdapat desain pekerjaan itu.
kaitan pelapukan dan diskontuinitas :
• Proses logging sebagian besar terbagi
A. Pelapukan mempengaruhi diskontuinitas. menjadi dua bagian; pertama
mendeskripsikan bahan dan kedua,
B. Adanya pelapukan melemahkan dinding menggambarkan diskontinuitas.
dikontuinitas. • Dip diskontinuitas dapat dengan mudah
C. Pelapukan menyebabkan bidang diskontuinitas diukur pada dari lubang bor vertikal; namun,
menjadi halus, kalo halus yang turun v nya (sudut arah kemiringan hanya bisa diukur dengan
gesek dalamnya) peralatan khusus, dan biasanya mahal.
• Pencatat logger yang baik, memberikan
4. Perubahan Kekuatan karena Pelapukan deskripsi geologi teknik lengkap untuk proyek
A. Pelapukan melemahkan batuan. yang kompleks, biasanya dapat mengatur
log sekitar 30 m core sehari sebelum
B. Pelapukan mempengaruhi ikatan butir dan juga gangguan mental indigestion terjadi.
membuat microfractures serta mineral baru.
C. Membuat perubahan rock mass engineering
properties seperti kekuatan massa batuan, - Parameter Groundwater :
deformabilitas yang meningkat, dan terjadi • posisi, pieszometric pressure, kecepatan
perubahan permeabilitas.
D. Hanya dapat mempengaruhi rock mass
engineering properties ketika pelapukan mencapai
level tertentu.
Ground Mass Description
- Introduction
• Volume tanah mungkin memiliki beberapa
paparan yang dapat dipelajari tetapi dalam
banyak kasus yang harus diselidiki dan
dijelaskan dengan bantuan core yang
diambil dari lubang bor yang dibor untuk
tujuan itu.
• Core lubang bor memberikan deskripsi profil
vertikal tetapi pada tahap tertentu deskripsi
umum volume diperlukan
- Core Logging
• Core Logging yang buruk atau tidak tepat
dapat menyebabkan kerugian besar klaim
engineering.
• Kontraktor dan konsultan harus memastikan
bahwa core tersebut ditempatkan dalam
kotak inti yang baik dan diberi label yang

Anda mungkin juga menyukai