Anda di halaman 1dari 9

KEPEMIMPINAN

K
(An Nisa 59, Al Anbiya 73)
ewibawaan pimpinan akan membuat karyawan segan dan ada rasa takut, apabila
membuat suatu kesalahan ataupun kurang disiplin. Kondisi ini akan otomatis
terbentuk. Kewibawaan (kharismatika) seorang pemimpin, bisa terjadi dengan
sendirinya (pembawaan sejak lahir), namun juga bisa terbentuk karena banyaknya
pengalaman, factor usia, pengetahuan serta pengalaman agamanya. Dengan kata lain, factor
subyektivitas seorang pemimpin tidak bisa terlepas dari kepribadiannya. Sementara kepribadian
tersebut terbentuk dari pendidikan, lingkungan, kultur social, agama, serta kemauan untuk
berubah menjadi lebih baik. Permasalahan utama dari kepemimpinan adalah perkembangan
keahlian untuk mempengaruhi bawahan, melaui berbagai cara Antara lain: a)Teknik komunikasi,
b)Mengenali karakter bawahan c)Meningkatkan kecakapan d)Menguasai lingkungan. Agar
bersedia bekerjasama untuk mencapai satu tujuan.

A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah seni membujuk bawahan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
mereka dengan semangat keyakinan. (Koontz & O’Donnel, dalam Sutarto : 1986).
Kepemimpinan manajerial adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh terhadap
sekelompok anggota, dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan tugasnya
(Stoner :1982)

B. Sifat-sifat yang harus Dimiliki Pemimpin


Menurut Keith Davis (dalam Sutarto, 1986) seorang pemimpin harus memiliki sifat atau ciri
utama agar mampu membawa organisasi kearah kesuksesan. Sifat tersebut adalah:
 Kecerdasan
 Kedewasaan dan keluasan hubungan social
 Motivasi diri dan dorongan berprestasi
 Sikap-sikap hubungan manusiawi
Bahkan menurut Sutarto (1986) sampai dengan 30 sifat, meskipun demikian, diharapkan
pemimpin tersebut memiliki kualifikasi:
1. Watak dan kepribadian yang terpuji
1
Maksudnya sebagaimana laki-laki berasaal dari laki-laki dan perempuan, maka demikian pula halnya perempuan berasal dari
laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tidak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian
iman dan amalnya.

2
ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh
harus disertai iman.

3
yang dimaksud denganmuslim disini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang
dimaksud dengan orang-orang mukmin disini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.
2. Kreatif,
3. Intelegensi yang tinggi
4. Kooperatif
5. Berorientasi ke depan
6. Sifat terbuka dan tegas
7. Berwibawa
8. Memberikan contoh kejujuran dan integritas
9. Menerapkan tuntunan agama yang dianutnya
Muslich (2004) juga mengatakan bahwa seorang pemimpin harus memiliki persyaratan sebagai
pendukung kekompakan kerjanya yaitu:
1. Musyawarah atau perundingan
2. ahUkhuw atau persaudaraan
3. Mahabbah atau cinta kasih
4. Salam atau kedamaian
5. Ta’awun atau tolong menolong
6. Tasamuh atau toleransi

C. Fungsi kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan sangat luas, namun secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Mengambil keputusan pada beberapa tingkatan kepemimpinan
B. Mengembangkan informasi
C. Memelihara dan mengembangkan kesetiaan anggota organisasi
D. Memberikan dorongan dan semangat kerja kepada anggota organisasi.
E. Mempertanggung jawabkan seluruh aktivitas organisasi kepada pemilik dan
masyarakat.
F. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas-tugas yang didelegasikan
G. Memberikan penghargaan dan sanksi kepada karyawan

D. Tugas- tugas Pemimpin

1. Tugas yang berkaitan dengan pekerjaan


a. Mengambil Inisiatif
b. Mengarahkan karyawan atas pekerjaan
c. Memberikan informasi
d. Memberi dukungan
e. Memberi pemikiran
f. Mengambil keputusan
2. Tugas yang berhubungan dengan kerjasama karyawan
a. Bersikap hangat/bersahabat terhadap karyawan
b. Mengungkapkan perasaan : puas atas hasil kerja karyawan, bangga atas prestasi yang
dicapai karyawan dan semacamnya.
c. Menyesuaikan pendapat antar pimpinan dengan bawahan.
d. Memperlancar pelaksanaan tugas.
e. Membuat aturan main dalam pelaksanaan tugas

E. Gaya Kepemimpinan
Beberapa gaya kepemimpinan yang ada, Antara lain:
1. Otokratis
Menurut Levin dan kawan-kawan (dalam Robbins dan Coulter, 2009) gaya otokratis
menggambarkan pemimpin yang cenderung memusatkan wewenang, mendiktekan metode kerja,
membuat keputusan unilateral dan membatasi partisipasi karyawan.

2. Kebebasan/Liberal/Laissez faire
Disini fungsi pimpinan sekedar memberi nasehat ataupun memberi pengarahan saja,
pelaksanaannya mempercayakan kepada bawahan. Menurut Levin dan kawan-kawan (dalam
Robbins dan Coulter, 2009) gaya pemimpin Laissez faire adalah pemberian kebebasan penuh
kepada kelompok untuk membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan, dengan cara apa saja
yang dianggap sesuai.

3. Partisipasi/ Demokratis
Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, agar bersedia bekerjasama untuk mencapai
tujuan, dengan membuat keputusan bersama atas kegiatan yang akan dilakukan. Menurut Levin
dan kawan-kawan (Robbins dan Coulter,2009). Gaya demokratis menggambarkan pemimpin
yang cenderung melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan, mendelegasikan wewenang,
mendorong partisipasi dalam memutuskan metode dan sasaran kerja, serta menggunakan umpan
balik sebagai peluang untuk melatih karyawan.

1
Maksudnya sebagaimana laki-laki berasaal dari laki-laki dan perempuan, maka demikian pula halnya perempuan berasal dari
laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tidak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian
iman dan amalnya.

2
ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh
harus disertai iman.

3
yang dimaksud denganmuslim disini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang
dimaksud dengan orang-orang mukmin disini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.
4. Kontingensi
Ada 4 pakar dari teori tersebut teori Fiedler, Hershey-Blanchard, \Partisipasi pemimpin, dan
model alur sasaran (dalam Robbins, dan Coulter, 2009)
a. Model Kontingensi Fiedler
Model ini mengemukakan bhwa kinerja kelompok yang efektif tergantung pada
perpaduan yang memadai Antara gaya interaksi pemimpin dengan bawahannya, serta
situasi yang memungkinkan pemimpin untuk mempengaruhi dan mengendalikan.
b. Model Hershey-Blanchard
Berpendapat bahwa kepemimpinan yang sukses dicapai dengan memilih biaya ………….
c. Model Partisipasi Pemimpin………..
d. Model Alur Sasaran…………………

5. Kontinum dari Likert:


a.. Otokrasi Eksploitif……………..
b. Otokrasi Bijak……………………
c. Kepemimpiman Konsultasi ……..
d. Kelompok Partisipasi……………

6. Pendekatan Terbaru pada Kepemimpinan


a. Kepemimpinan Transformasional-Transaksional………
b. Kepemimpinan Kharismatis-visionar………………….
c. Kepemimpinan Tim…………………………………….

7. Isu Kepemimpinan Abad Kedua Puluh Satu


…………………………………………

Apabila ada titik titik diatas tolong dilengkapi


pengertiannya!

Pemimpin dan Kepemimpinan Islam


Manusia (pemimpin maupun yang dipimpin) boleh saja berimprovisasi untuk sesuatu hal
tertentu, tetapi dengan satu syarat, yaitu harus berpegangan pada Al-Quran dan Hadis.
Hal ini termaktub dalam surat An-Nisaa ayat 59.
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasulnya(Nya), dan ulil amri
diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman….(QS An-
Nisa).
Dengan berpatokan kepada Al-Quran dan hadis dalam setiap pengambilan keputusan maka
semua komponen organisasi akan tenang dari keputusan-keputusan yang adil maka pemimpin
akan menempatkan diri pada posisi Khadimul Ummah (pelayan Ummat). Predikat ini akan
menempatkan seorang pemimpin selalu memberi motivasi anak buah. Unsur yang di motivasi
adalah :
 Meningkatkan etos kerja dan kualitas kerja
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan.
 Ibadah
 Kejujuran

1. Seorang muslim wajib membalas sebuah penghormatan yang diberikan kepadanya. Al-
Qur’an mengajarkan kepada kita :

Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah


penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya, atau balaslah penghormatan itu
(dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. (QS An-
Nisaa’:86)
Tentu saja tingkatan penghormatan harus disesuaikan dengan posisi masing-masing
 Jika seorang mengundangmu, penuhilah undangannya.
 Jika seseorang meminta nasehat darimu, nasehatilah
 Jika ada yang sakit dan kita mengenalnya, jenguklah
 Jika ada yang meninggal, antarkan jenazahnya sampai ke kubur.
 Melakukan Tausyiah (saling menasehati)
 Menghubungkan silaturahim.
 Mengadakan islah (perbaikan, keberesan)
 Membina sikap ta’awun, saling membantu dan menolong.
 Menjauhi akhlak tercela dalam berinteraksi.

1
Maksudnya sebagaimana laki-laki berasaal dari laki-laki dan perempuan, maka demikian pula halnya perempuan berasal dari
laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tidak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian
iman dan amalnya.

2
ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh
harus disertai iman.

3
yang dimaksud denganmuslim disini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang
dimaksud dengan orang-orang mukmin disini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.
2. Pemimpin yang sukses

 Pemimpin yang dicintai anak buahnya


 Pemimpin yang mampu menampung aspirasi bawahannya. (HR Nasa’i)
 Pemimpin yang melakukan musyawarah, sebelum pengambilan keputusan penting diambil.
 Tegas. Tegas maksudnya adalah memiliki prinsip yang kuat, serta tidak pilih kasih. Misal :
penerapan aturan untuk semua pegawai sama, tanpa kecuali

3. Syarat pemimpin

Tidak semua orang bisa menjadi seorang pemimpin. Syekh Muhammad al-Mubarak
memberikan persyaratan sebagai berikut:

 Memiliki aqidah yang benar (aqidah salimah).


 Memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan luas.
 Memiliki akhlak yang mulia (akhlaqul karimah)
 Memiliki kecakapan manajerial, memahami ilmu-ilmu administrasi dan manjemen dalam
mengatur urusan-urusan duniawi.
Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang senantiasa mengembangkan pola
kepemimpinan yang bersumber dari proses berpikir yang produktif, konstruktif dan visioner.
4. Pemimpin yang dilarang untuk dipilih

Al-Qur’an dengan nyata melarang kaum beriman mengangkat pemimpin dari golongan
Yahudi atau Nasrani.
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagiaan mereka adalah pemimpin bagi sebahagiaan
yang lain. Barang siapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka
sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepadaa orang-orang yang zalim. (QS. Al-Maidah :
51)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang
yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) diantara orang-orang yang
telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik)(QS. Al-
Maidah :57

5. Pemimpin Wanita

Yang masih perdebatan wanita memimpin Negara( dan memimpin sholat). Hal yang perlu
disadari “ bahwa hidup adalah pilihan setiap orang, dan masing-masing pasti ada konsekwensi
yang harus dipertanggung-jawabkan dihadapan Allah SWT”. Perbedaan pendapat di dalam
penafsiran Al-Quran dan hadis jangan dijadikan bahan perpecahan namun harus disikapi secara
dewasaa. Wanita sebagai pemimpin perusahaan itu tidak menjadi masalah (bukan dalam
pengertian Negara).

■ Pendapat tentang Wanita Diperbolehkan Menjadi Pemimpin Negara


Al-Qur’an mengungkapkan secara explisit tentang tiga topic, yaitu filsafat, alam semesta,
manusia dan masyarakat. Dalam pandangan tentang pria dan wanita, Al-Qur’an menerangkan
bahwa keduanya dalam penciptaannya pada hakikatnya berasal dari satu jiwa dan sifat serta
esensi yang sama pula. Wanita dan pria mendapat imbalan yang sama atas perbuatan amal
kebaikannya, demikian juga tentang memimpin.

“ Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu,
baik laki-laki atau permpuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang
lain1……..(QS Ali Imran).

Barang siap yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang
yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surge dan mereka tidak dianiaya walau
sedikitpun. ((QS An –Nisaa : 124).

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik 2 dan
sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan. (QS An Naahl : 97)

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin 3,
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar,
laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan peempuan yang khusyuk, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan peerempuan yang banyak menyebut
(nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS Al
Ahzab :33)

Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang

1
Maksudnya sebagaimana laki-laki berasaal dari laki-laki dan perempuan, maka demikian pula halnya perempuan berasal dari
laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tidak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian
iman dan amalnya.

2
ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh
harus disertai iman.

3
yang dimaksud denganmuslim disini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang
dimaksud dengan orang-orang mukmin disini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi Maha mengenal. (QS
Al Hujuraat :13)

Semua ayat Al-Qur’an diatas menunjukkan kesetaraan Antara laki-laki dan wanita adalah
masalah ketakwaan. Orang yang lebih takwa adalah orang yang lebih mulia di sisi Allah SWT.

■ Pendapat tentang Wanita tidak diperbolehkan menjadi Pemimpin Negara

Banyak alasan dan dasar yang digunakan yang tidak diperbolehkan pemimpin Negara
dipegang oleh kaum wanita. Al-Qur’an menjelaskan sebagai berikut.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebahagiaan mereka (laki-laki) atas sebahagiaan yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-
laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang soleh, ialah
yang taat kepada Allah lagi memelihara diri. (QS An-Nisaa’:34)

Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.
Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan darpada istrinya (QS Al Baqarah :
228).

“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu bertanggung jawab atas kepemimpinanmu.
Laki-laki adalah pemimpin dalam keluargadan ia harus mempertanggungjawabkan
kepemimpinannya itu. Perempuan adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan diapun
bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud,
Tirmidzi dari Ibnu Umar)

“Khalifah (Kepala Negara)haruslah seorang laki-laki dan para fuqoha telah bersepakatbahwa
wanita tidak boleh menjadi imam (khalifah/kepala Negara).
“Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (pemerintah-an) mereka
kepada seorang wanita”(HR Bukhari)

Ayat-ayat dan Hadis-hadis di atas ini dengan jelas menunjukkan bahwa laki-laki memimpin
wanita, dan menjadi kewajiban bagi laki-laki untuk menafkahi wanita. Laki-laki dan wanita
hanya berbeda satu tingkatan saja. Kepala Keluarga adalah laki-laki, bukan wanita.
Nabi dan Rasul adalah refleksi dari pemimpin. Suka ataupun tidak suka, mereka adalah
contoh, pedoman ataupun acuan bagi manusia lainnya. Dalam sejarah tidak ada nabi atau rasul
wanita. Al-Qur’an menyebutkan:
Dan kalau kami jadikan rasul itu malaikat, tentulah kami jadikan dia seorang laki-laki dan
(kalau kami jadikan ia seorang laki-laki), tentulah kami meragu-ragukan atas mereka apa yang
mereka ragu-ragukan atas diri mereka sendiri. (QS Al-An’am : 9)

Kami tidadk mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang kami berikan wahyu
kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu
melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan Rasul) dan
sesungguhnya kampong akhirat adalah lebih baik bagi orang- orang yang bertakwa. Maka
tidakkah kamu memikirkannya?(QS Yusuf : 109)

Kami tiada mengutus Rasul Rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-
laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang
berilmu, jika kamu tidak mengetahui. (QS Al-Anbiya : 7)

1
Maksudnya sebagaimana laki-laki berasaal dari laki-laki dan perempuan, maka demikian pula halnya perempuan berasal dari
laki-laki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tidak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian
iman dan amalnya.

2
ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh
harus disertai iman.

3
yang dimaksud denganmuslim disini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang
dimaksud dengan orang-orang mukmin disini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.

Anda mungkin juga menyukai