Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERSYARATAN SISTEM EVALUASI DAKWAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah
Evaluasi Dakwah
Dosen Pengampu :
Yuyun Yuningsih S.Sos .I.M.Ag

Disusun Oleh :
1. Nida Apriliani 1204030083
2.Rida Nabilah Putri 1204030083
3.Robby Rahman Hadi 1204030094
4.Rois Mujapar Amin 1204030095
5.Syergi Dziasyafiq 1204030107
6.Mugni Athoilah 1204030119

MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Evaluasi Dakwah yang
berjudul “Persyaratan Sistem Evaluasi Dakwah” solawat serta salam selalu
tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Menejemen Organisasi dan Kelembagaan Islam . Makalah ini tidak akan tersusun
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Yuyun Yuningsih S.Sos.I.M.Ag yang telah membantu memberikan
arahan dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap adanya makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penyusun, umunya bagi pembaca. Kami menyadari dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami butuhkan guna menyempurnakan makalah-makalah
selanjutnya.

Bandung,15 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A.Latar Belakang Masalah......................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C.Tujuan Penulisan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
A.Pengertian Evaluasi dalam Dakwah .....................................................................
B. Implementasi persyaratan sistem evaluasi dakwah..............................................

C.Fungsi dan manfaat dari evaluasi dalam


dakwah....................................................
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari evaluasi dalam dakwah sangatlah penting


dan berperan penting dalam keberhasilan Da’I dalam mencapai tujuan dalam
dakwah. Pada dasarnya evaluasi adalah kemampuan kita untuk mengevaluasi,
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengawasi agar suatu
tujuan yang kita buat dapat tercapai. Contoh yang lebih sederhana dalam evaluasi
dakwah adalah evaluasi waktu untuk memilih mana yang harus
diprioritaskan,materi apa yang harus disiapkn,dan tempat seperti apa yang cocok
dengan materi yang dibawakan.

Jika suatu kegiatan dilakukan tanpa evaluasi maka tidak akan mencapai
hasil yang maksimal karena dapat memungkinkan terjadinya berbagai masalah
dan benturan kepentingan. Dengan begitu tujuan yang ingin dicapai juga tidak
akan efektif dan efisien.

Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya


untuk menyebarkan dan menyiarkan islam kepada seluruh umat islam manusia.
Sebagai rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin terwujudnya
kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bilamana ajaran Islam yang
mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan
dilaksanakan sebagai pedoman hidup dilaksanakan dengan sungguh sungguh oleh
umat manusia.

Usaha untuk menyebarluaskan Islam, begitu pula untuk merealisir


ajarannya ditengah-tengah kehidupan umat manusia adalah merupaka usaha
dakwah, yang dalam keadalan bagaimana pun dia harus dilaksanakan oleh umat
Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud evaluasi dalam dakwah ?
2. Bagaimana implementasi persyaratan sistem evaluasi dakwah ?
3. Apa saja fungsi dan manfaat dari evaluasi dalam dakwah ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa itu evaluasi dalam dakwah
2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi persyaratan sistem evaluasi
dakwah
3. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat yang terdapat dalam evaluasi
dalam dakwah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian evaluasi dalam dakwah
Menurut Munir dan Wahyu, evaluasi dakwah adalah meningkatkan
program dakwah yang mendorong pimpinan dakwah untuk mengamati prilaku
anggotanya,di dalam pengamatan harus ada saling pengertian antara pimpinan dan
anggota. Evaluasi dakwah merupakan salah satu hal yang penting diperhatikan
dalam mengelola sebuah organisasi dakwah adalah dengan melakukan evaluasi
dakwah.
Evaluasi dakwah ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan penilaian
kepada orang yang dinilai juga kepada pemimpin dakwah tentang informasi
mengenai keberhasilan dilapangan. Oleh karena itu, perlu pembahasan tentang
evaluasi karena semua itu memerlukan penilaian, agar dapat mencapai sasaran yang
tepat. Evaluasi dakwah adalah suatu proses yang dilakukan untuk melihat dampak
dakwah yang telah terlaksana yang mengacu pada tolak ukur. Evaluasi tersebut
harus dapat menjawab, apakah program dakwah yang akan dijalankan bisa
maksimal atau tidak,sesuai dengan umat atau tidak, dan lain sebagainya.
Pada tahap dakwah perlu sebuah evaluasi, materi yang disampaikan,
metode, media dan sebagainya yang menunjang aktivitas dakwah selalu dibutuhkan
evaluasi. Evaluasi atau penilaian berarti penentuan kemajuan dakwah dengan
tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi dakwah merupakan suatu usaha untuk
memperoleh informasi tentang hasil dari suatu program dakwah.
Evalusai dalam setiap kegiatan mempunyai nilai penting, karena dengan
evaluasi kita dapat menentukan nilai atau manfaat dari kegiatan yang dilakukan,
melalui informasi yang diperoleh. Dalam evaluasi tersebut, yang dievaluasi adalah
materi dakwah yang diberikan da‟i kepada mad‟u sebagai penerima pesan dakwah
apakah ada perubahan mad‟u ketika menerima pesan dakwah yang sesuai dengan
tuntunan Islam dalam keseharianya, lebih lanjut yang dievaluasi adalah keluarga
atau sekelompok orang sampai kepada masyarakat hingga negara sesuai dengan
ajaran Islam dalam rangka menyelamatkan diri dari siksaan di akhirat. Itu
keberhasilan secara umum karena pada hakikatnya dakwah adalah merubah kepada
situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap individu maupun masyarakat.
Prosedur evaluasi memiliki tahapan-tahapanya sendiri. Walaupun tidak selalu
sama,tetapi yang lebih penting bahwa prosedurnya sejalan dengan fungsi evaluasi
itu sendiri. Berikut ini dipaparkan salah satu prosedur evaluasi yang akan
digunakan.
1) Menentukan apa yang akan dievaluasi. Langkah pertama dalam proses
evaluasi dakwah adalah menetapkan standard atau alat ukur, dengan alat
ukur itu barulah dapat dikatakan apakah tugas dakwah yang telah ditentukan
dapat berjalan dengan baik, atau dapat berjalan tetapi kurang berhasil, atau
sama sekali mengalami kegagalan total, dan sebagainya.
2) Proses evaluasi. Evaluasi ini dilakukan untuk menilai bagaimana proses
kegiatan yang telah dilakukan telah sesuai dengan rencana yang
dirumuskan, proses evaluasi ini memfokuskan pada aktifitas program yang
melibatkan interaksi langsung antara da‟i dengan mad‟u. Tipe ini diawali
dengan analisis terhadap sistem pemberian bantuan atau kegiatan program.
Yang menjadi kata kunci dalam evaluasi proses ini adalah apa yang
dilakukan dan seberapa baik itu dilakukan
3) Pengumpulan data. Mengumpulkan data setelah menentukan evaluasi apa
yang akan kita gunakan, tahapan selanjutnya ialah mengumpulkan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara wawancara, angket, studi
dokumentasi, dan pengamatan
4) Pengolahan dan analisis data. Tahapan selanjutnya adalah menganalisis data
yang dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu:
a. Pendekatan kualitatif yaitu kualitas yang dijelaskan dengan kata-kata atau
angka seperti metodenya Observasi, instrumenya manusia atau peneliti,
subyeknya kelompok, dan objeknya ruang lingkup dimensi.
b. Pendekatan kuantitatif yaitu kualitas yang dijelaskan banyak atau jumlah
deha metodenya survey, instrumennya questioner dan angket, subjeknya
kelompok, dan subjeknya ruang lingkup dimensi.
5) Pelaporan hasil evaluasi. Evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh
tujuan yang sudah direncanakan telah dicapai. Dengan demikian evaluasi ini
diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program terhadap
penerimaan.
B. Implementasi persyaratan sistem evaluasi dakwah
Kegiatan dakwah merupakan suatu aktivitas yang sudah direncanakan
untuk mengajak, menyeru manusia untuk melakukan kebaikan dengan berbuat yang
ma’ruf dan meninggalkan perbuatan yang mungkar. Setiap kegiatan pasti
membutuhkan evaluasi, dimana evaluasi tersebut sangat berperan penting dalam
pelaksanaan kegiatan. Evaluasi mempunyai peranan penting dalam manajemen
yang bertujuan untuk mengukur sukses atau tidaknya suatu kegiatan dalam sebuah
organisasi khususnya organisasi dakwah. Suatu kegiatan pasti menginginkan
kegiatan tersebut berjalan dengan lancar.
Evaluasi sangat penting untuk kegiatan, karena dengan adanya evaluasi ini
bisa mengetahui sejauh mana kegiatan tersebut berjalan dengan baik, untuk
mengetahui kekurangan atau kendala dan kita akan berusaha untuk mengubahnya.
Tanpa adanya evaluasi tidak bisa mengetahui berhasil tidaknya kegiatan yang telah
diselenggarakan. Penerapan fungsi evaluasi tidak hanya dilakukan setelah kegiatan
saja, tetapi juga dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan suatu
kegiatan tentunya harus sesuai dengan apa yang direncanakan. Hal ini dimaksudkan
agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. Namun, banyak juga yang
melakukan evaluasi tanpa perencanaan yang jelas sehingga hasilnya pun kurang
maksimal, oleh sebab itu sebelum melakukan kegiatan harus membuat
perencanaan. Perencanaan ini penting karena akan mempengaruhi langkah-langkah
selanjutnya, bahkan mempengaruhi keefektifan prosedur evaluasi secara
menyeluruh. Evaluasi juga dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan, dengan cara
pada saat sebelum memulai materi saya akan mengevaluasi terlebih dahulu materi
yang sudah diberikan sebelumnya. Jika peserta mengingatnya, dan sudah
mempraktikkannya berarti kegiatan tersebut sudah berjalan dengan lancar sesuai
dengan apa yang diinginkan. Selain itu juga ada absensi disetiap pertemuan. Dapat
dipahami bahwa langkah pertama yang dilakukan pada kegiatan evaluasi dalam
dakwah adalah dengan membuat tolak ukur kegiatan untuk menentukan berhasil
tidaknya kegiatan tersebut. Pemeriksaan yang dilakukan pada saat pelaksanaan
dengan membuat laporan tertulis yang berupa absensi peserta dan juga laporan lisan
yang akan dilaporkan pada saat rapat evaluasi bulanan tentang kendala-kendala
yang dialami selama pelaksanaan kegiatan. Hal ini akan membuat anggota yang
bertanggung jawab pada kegiatan ini lebih mudah untuk mengevaluasi kegiatan
yang akan datang.
Oleh karena itu, evaluasi dakwah merupakan salah satu hal yang penting
diperhatikan dalam mengelola sebuah organisasi dakwah adalah dengan melakukan
evaluasi dakwah. Evaluasi dakwah ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan
penilaian kepada orang yang dinilai juga kepada pemimpin dakwah tentang
informasi mengenai keberhasilan dilapangan. Oleh karena itu, perlu pembahasan
tentang evaluasi karena semua itu memerlukan penilaian, agar dapat mencapai
sasaran yang tepat.
Secara umum evaluasi dakwah sangat berguna untuk meningkatkan
kualitas dakwah itu sendiri. Pentingnya evaluasi dakwah dapat dilihat dari berbagai
indikator misalnya tujuan dan fungsi evaluasi itu sendiri ataupun dapat dilihat dari
sistem dakwah tersebut bahwa evaluasi tidak terpisahkan dari proses berdakwah
Evaluasi dakwah bisa dilakukan dengan baik apabila memenuhi lima
persyaratan berikut :

1.Validitas
Validitas berarti berkaitan dengan alat ukur yang dipakai, alat ukur
tersebut dikatakan valid, jika alat ukur tersebut digunakan dengan tepat untuk
mengukur suatu yang hendak diukur. Dengan arti lain validitas berarti “ketepatan”
dalam penggunaan alat ukur.Atau Validitas berasal dari kata validitas yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukam fungsi ukurannya (Azwar 1986). Selain itu validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar
variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef,
2006).
Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan
dengan suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam
penelitian menyatakan tingkat ketelitian alat ukur penelitian terhadap isi
sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk
menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa
yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk
mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat
sesuai dengan maksud yang dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan
data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai
tes yang memiliki validitas rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran.
Suatu alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga
memiliki kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi
perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya. Selain itu
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur
memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan
Schindler, dalam Zulganef, 2006).
2. Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliabilitas. Pengertian dari reliabilitas
(rliabilitas) adalah keajegan pengukuran (Walizer, 1987). Sugiharto dan Situnjak
(2006) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa
instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang
digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu
mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan
bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari peubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pangkalan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Keandalan suatu tes merujuk pada tingkat stabilitas,
konsistensi, prediksi daya, dan akurasi.
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut dapat
diandalkan. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam pengukur gejala yang sama.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004:28) reliabilitas menunjukkan
sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil
pengukuran harus dapat diandalkan dalam artian harus memiliki tingkat
konsistensi dan kemantapan.
Reliabilitas, atau bisikan, adalah konsistensi dari peregangan pengukuran
atau peregangan alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur
yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk
pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang
mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya
pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tetapi belum
tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian, reliabilitas adalah
sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-
ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat
diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama.
3.Objektivitas
Sebuah tes bisa di Sebuah tes bisa di katakan objektif jika dalam proses
pelaksanaan dan hasil tes tidak dipengaruhi oleh faktor subjektifitas.
4. Praktikabilitas
Dalam sebuah tes dikatakan praktikabilitas apabila tes tersebut dilakukan dengan
praktis dan mudah dalam pengadministrasiannya. Dan tes yang praktis adalah tes
yang mudah dilaksanakan dalam arti tidak menuntut peralatan yang susah
diadakan dan memberi kebebasan kepada peserta evaluasi untuk mengerjakan
terlebih dahulu soal-soal yang dianggap mudah
5. Ekonomis
Ekomomis dalam konteks ini bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan
biaya yang mahal dan tenaga yang banyak serta waktu yang dipergunakan lebih
lama.
C. Fungsi dan manfaat dari evaluasi dalam dakwah

Tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program, memberikan


justifikasi atau penggunaan sumber- sumber yang ada dalam kegiatan, memberikan
kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil yang telah
direncanakan.Menurut Hawe et al (1998), evaluasi dilakukan untuk : Menilai
pencapaian program, menilai kepuasan sasaran, menilai pelaksanaan aktifitas
program, menilai tampilan komponen dan material program.Suprihanto (1988),
mengatakan bahwa tujuan evaluasi antara lain :
a. Sebagai alat untuk memperbaiki dan perencanaan program yang akan datang
b. Untuk memperbaiki alokasi sumber dana, daya dan manajemen saat ini serta
dimasa yang akan datang
c. Memperbaiki pelaksanaan dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
program perencanaan kembali suatu program melalui kegiatan mengecek
kembali relevansi dari program dalam hal perubahan kecil yang terus-
menerus dan mengukur kemajuan target yang direncanakan. Kaitannya
dengan kegiatan dakwah, secara spesifik tujuan dari evaluasi dakwah itu
adalah :
a) Untuk mengidentifikasi sumber daya da’i yang potensial dalam sebuah
spesifikasi pekerjaan manajerial.
b) Untuk menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi individu
dan kelompok dalam sebuah lembaga atau organisasi.
c) Untuk mengidentifikasi para anggota yang akan dipromosikan dalam
penempatan posisi tertentu (Ilaihi, 2006: 184).
Menurut Lavinghouze (2007), bahwa kegiatan evaluasi dilakukan untuk :
a) Menyediakan pertanggungjawaban kegiatan kepada masyarakat,
stakeholder, dan lembaga donor
b) Membantu menentukan tujuan yang telah ditentukan pada perencanaan
c) Meningkatkan program implementasi
d) Memberikan kontribusi untuk pemahaman ilmiah tentang hasil suatu
program
e) Meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap masyarakat
f) Menginformasikan kebijakan
Adapun manfaat yang akan diperoleh ketika dilakukanya evaluasi dakwah yaitu :
1) Memperoleh informasi tentang hasil pelaksanaan program dakwah.
2) Untuk mengetahui relevansi program dakwah dengan kebutuhan
dilapangan.
3) Membuka kemungkinan untuk memperbaiki atau menyesuaikan materi
dakwah sesuai dengan program dakwah dengan perkembangan keadaan.
4) Untuk mengetahui apakah materi dakwah bisa memberikan sebuah ilmu
untuk dapat diterapkan dimasa yang akan datang.
5) Untuk mengetahui apakah kegiatan program dakwah melalui metri yang
diberikan perlu dilanjut atau tidak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

evaluasi dakwah merupakan salah satu hal yang penting diperhatikan


dalam mengelola sebuah organisasi dakwah adalah dengan melakukan evaluasi
dakwah. Evaluasi dakwah ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan penilaian
kepada orang yang dinilai juga kepada pemimpin dakwah tentang informasi
mengenai keberhasilan dilapangan. Oleh karena itu, perlu pembahasan tentang
evaluasi karena semua itu memerlukan penilaian, agar dapat mencapai sasaran yang
tepat.
Secara umum evaluasi dakwah sangat berguna untuk meningkatkan
kualitas dakwah itu sendiri. Pentingnya evaluasi dakwah dapat dilihat dari berbagai
indikator misalnya tujuan dan fungsi evaluasi itu sendiri ataupun dapat dilihat dari
sistem dakwah tersebut bahwa evaluasi tidak terpisahkan dari proses berdakwah
Evaluasi dakwah bisa dilakukan dengan baik apabila memenuhi lima
persyaratan berikut :
1. Validitas
2. Reliabilitas
3. Objektivitas
4. Praktikabilitas
5. Ekonomis

B. SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh
dari kesempurnaan.Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah
diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Amin,Samsul Munir.2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.


Arifin, Zaenal. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Arsam, A. (2014). Dialog Interaktif Sebagai Upaya Evaluasi Dakwah. Addin,
8(2), 54760.
Aziz, Moh Ali. 2004. Ilmu dakwah. Jakarta: Prenada Media.
Aziz, Moh Ali. 2009. Ilmu dakwah. Jakarta: Kencana
Purwanti, S. Implementasi Dakwah di Majelis Taklim Masjid Nurul Iman
Tanjung Sari Tambak Aji Ngaliyan Semarang.
Qhasha, Z. (2020). Perencanaan Dan Evaluasi Dakwah Badan Kemakmuran
Masjid Al-Falaah Kampung Dadap Glugur Darat Medan (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan).

Anda mungkin juga menyukai