Anda di halaman 1dari 11

B.

Ringkasan Buku Pembanding


A. Defınisi Teori Kepemimpinan Pelayan
Teori Kepemimpinan Pelayan adalah suatu kepemimpinan yang berawal dari
perasaan tulus yang timbul dari dalam hati untuk melayani, menempatkan kebutuhan
pengikut sebagai prioritas, menyelesaikan sesuatu bersama orang lain dan membantu
orang lain dalam mencapai suatu tujuan bersama. Menurut Robert K. Greenleaf
(1970), Kepemimpinan Pelayan adalah seseorang yang menjadi pelayan lebih dahulu,
dimulai dari perasaan alami bahwa seseorang yang ingin melayani, harus terlebih dulu
melayani. Menurut Trompenaars dan Voerman (2010:3), Kepemimpinan Pelayan
adalah gaya manajemen dalam hal memimpin dan melayani berada dalam satu
harmoni, dan terdapat interaksi dengan lingkungan. Menurut Spears (2002:255),
Kepemimpinan Pelayan (Servant Leadership) adalah seorang pemimpin yang
mengutamakan pelayanan, dimulai dengan perasaan alami seseorang yang ingin
melayani dan untuk mendahulukan pelayanan, selanjutnya secara sadar, pilihan ini
membawa aspirasi dan dorongan dalam memimpin orang lain.
B. Karakeristik Servant Leadership
Menurut Spears (2002:27-29), terdapat sepuluh karakteristik Servant Leadership,
sebagai berikut.
1. Mendengarkan {Listening). Servant-leader mendengarkan dengan penuh perhatian
kepada orang lain, mengidentifikasi dan membantu memperjelas keinginan kelompok,
juga mendengarkan suara hati dirinya sendiri.
2. Empati (Empathy). Pemimpin yang melayani adalah mereka yang berusaha
memahami rekan kerja dan mampu berempati dengan orang lain.
3. Penyembuhan (Healing). Servant-leader mampu menciptakan penyembuhan
emosional dan hubungan dirinya, atau hubungan dengan orang lain, karena hubungan
merupakan kekuatan untuk transformasi dan integrasi.
4. Kesadaran ‹Awareness). Kesadaran untuk memahami isu-isu yang melibatkan etika,
kekuas aan, dan nilai-nilai. Melihat situasi dari posisi yang seimbang yang lebih
terintegrasi.
5. Persuasi (Persuasion). Pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan orang lain
daripada memaksa kepatuhan.

C. Dimensi Servant Leadership


Menurut Barbuto & Wheeler (2006), dimensi servant leadership adalah sebagai
berikut:
1. Altruistic calling, yaitu hasrat yang kuat untuk membuat perubahan positif pada
kehidupan.
2. Emotional healing, yaitu komitmen seorang pemimpin untuk meningkatkan dan
mengembalikan semangat karyawannya.
3. Wisdom, yaitu pemimpin yang mudah untuk memahami suatu situasi dan dampak
dari situasi tersebut.

D. Indikator Kepemimpinan Pelayan


1. Kasih Sayang (Love).
2. Pemberdayaan (Empowerment).
3. Visi (Vision).
4. Kerendahan Hati {Humility).
5. Kepercayaan (Trust).
E. Ciri-ciri Kepemimpinan Pelayan
1. Mendengarkan. Pemimpin pelayan berusaha mengenali dan memahami dengan jelas
kehendak kelompok.
2. Menerima orang lain dan Empati, mereka yang mampu menjadi seorang pendengar
yang penuh dengan empati.
3. Kemampuan meramalkan, Kemampuan meramalkan adalah ciri khas yang
memungkinkan pemimpin pelayan bisa memahami pelajaran dari masa lalu.
4. Membangun kekuatan Persuasif, mengandalkan kemampuan meyakinkan orang
lain.
5. Mengandalkan kemampuan meyakinkan orang lain.
6. Kemampuan Menyembuhkan. Belajar menyembuhkan merupakan daya yang kuat
untuk perubahan dan integrasi.
7. Kemampuan Melayani, Kepemimpinan pelayan memiliki komitmen untuk melayani
kebutuhan orang lain.
8. Memiliki Komitmen pada Pertumbuhan Manusia. Dalam praktiknya dengan cara
melakukan pengembangan pribadi dan profesional.
9. Membangun komunitas/masyarakat di tempat kerja.

E. Contoh Pemimpin dengan Kepemimpinan Pelayan

1. Yesus Kristus (4 SM sampai 30—33 M) adalah tokoh sentral Kekristenan. Menurut


ajaran sebagian besar denominasi Kristen, Yesus dipandang sebagai Putra Allah (Anak
Allah).
2. Jose Alberto Mujica Cordano (lahir di Montevideo, Uruguay, 20 Mei 1935; umur 85
tahun) adalah Presiden Uruguay saat ini.
3. Mahmud Ahmandinejad (lahir di Aradan, Iran, 28 Oktober 1956; umur 63 tahun)
adalah Presiden Iran yang keenam pada pilpres Iran tanggal 24 Juni 2005.

BAB XII
TEORI KEPEMIMPINAN LINGKUNGAN
A. Definisi Teori Kepemimpinan Lingkungan
Hook berpendapat bahwa Kepemimpinan Lingkungan dalah kepemimpinan dimana
kebangkitan dan kejatuhan seorang pemimpin disebabkan oleh situasi dan kondisi
tertentu yang melahirkan tantangan-tantangan tertentu, dengan sendirinya diperlukan
orang-orang yang memiliki sifat-sifat atau ciri- ciri tertentu yang cocok. Menurut Trist
(1951), Teori Kepemimpinan Lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa
pemimpin-pemipin dibentuk bukannya dilahirkan (leader are made not born)..
seseorang akan muncul sebagai pemimpin jika ia berada dalam lingkungan social, yaitu
sustu kehidupan kelompok, dan memanfaatkan situasi dan kondisi social untuk
bertindak dan berkarya mengatasi masalah-masalah social yang timbul.

B. Konsep Kepemimpinan Lingkungan


Kepemimpinan adalah seperangkat keterampilan yang dapat dipelajari dengan
pelatihan, persepsi, praktik, dan pengalaman dari waktu ke waktu. Untuk menjadi
pemimpin dalam lingkungan yang terstruktur, seseorang membutuhkan pelatihan
secara formal. Kebanyakan orang dapat belajar untuk mengelola dengan baik,
memulai bisnis, memimpin sebuah tim. Hal ini dikarenakan manajemen yang baik
didasarkan pada aturan-aturan yang dapat dipelajari dan dikuasai. Jika seorang sudah
diperlengkapi dengan semua dasar pelatihan tentang kepemimpinan namun tidak mau
mengambil tantangan dan berani untuk memimpin, dia bukanlah pemimpin.
Dalam penelitian yang dilakukan GLOBE di 60 negara, disimpulkan bahwa
para pemimpin itu identik dengan: “Integritas, berkarisma, inspirasional, visioner,
mampu memberi dorongan, berpikir positif, pembangun kepercayaan diri, dinamis,
memiliki pandangan ke depan, membangun tim yang efektif, mampu berkomunikasi
dan berkoordinasi serta pemberi keputusan, cerdas, dan pencari solusi yang win-win
problem solver.”

C. Strategi untuk menjadi Pemimpin


1. Pemimpin yang Baik Memiliki Attitude yang Tidak Nyeleneh Menjadi seorang
pemimpin itu artinya Anda akan menjadi seseorang yang akan selalu berinteraksi
dengan orang lain dengan berbagai karakteristik.
2. Pemimpin yang Baik Terbuka untuk Mendengarkan Pasukan Orang Lain dan
Kritis.
3. Pemimpin yang Baik Memiliki Hubungan Saling Menguntungkan dengan Orang
Lain.Pikirkan kembali tentang bagaimana jalan terbaik untuk memiliki hubungan
dengan orang lain yang bersifat saling menguntungkan.
4. Pemimpin yang Baik Selalu Belajar dari Lingkungan Sekitar Menjadi seorang
pemimpin tidak selalu harus memiliki jabatan.
5. Pemimpin yang Baik Memiliki Wawasan Luas dan Tidak Pernah Berhenti Belajar.
D. Prinsip Kepemimpinan Lingkungan
1.Kepemimpinan adalah soal pengaruh.
Kepemimipinan adalah kemampuanmu untuk mempengaruhi mereka yang
mengikutimu.
2. Kepemimpinan bisa dipelajarí.
Mempelajari tentang kepemimpinan tidak akan ada habisnya, selalu ada hal baru yang
bisa kita pelajari.
3. Penting untuk menjadi pengikut dulu, sebelum menjadi pemimpin.
Salah satu alasan penting mengapa kamu perlu menjadi pengikut yang baik, yaitu
kamu akan memiliki empati untuk orang-orang yang akan mengikutimu kelak.
4. Personal leadership sangat penting untuk kita miliki.
Kamu akan bisa mempengaruhi orang lain dengan lebih baik, kalau kamu
menjalankan apa yang kamu katakan.
5. Pemimpin perlu menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Ketika posisi pemimpin dipercayakan kepada kita, kita bisa menginspirasi orang lain
untuk menjadi orang kudus.
6. Tiga hal yang perlu kita usahakan dalam diri kita sendiri untuk menjadi pemimpin
yang baik: tujuan, keterampilan, dan waktu.

F. Contoh Pemimpin dengan Kepemimpinan Lingkungan

1. Steven Paul "Steve” Jobs (lahir di San Francisco, Califomia, Amerika Serikat, 24
Februari 1955 dan meninggal di Palo Alto, California, Amerika Serikat, 5 Oktober 2011
pada umur 56 tahun) adalah seorang tokoh bisnis dan penemu dari Amerika Serikat.
2. Dr. (H.C.) Ir. Ciputra atau Tjie Tjin Hoan (lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, 24
Agustus 1931 dan meninggal di Singapura, 27 November 2019 pada umur 88 tahun)
adalah seorang insinyur dan pengusaha di Indonesia.
3. Oprah Gail Winfrey (lahir di Kosciusko, Mississippi, Amerika Serikat, 29 Januari
1954; umur 66 tahun) adalah seorang selebriti dan pengusaha Amerika Serikat yang
namanya melambung setelah membawakan sebuah acara bincang-bincang yang sangat
populer, The Oprah Winfrey Show
BAB V
TEORI KEPEMIMPINAN PERILAKU KHUSUS (SPECIFIC BEHAVIOR
THEORY).
A. Asumsi Dasar
Kepemimpinan adalah bahwa pemimpin yang hebat memiliki perilaku yang sangat
spesifik dan istimewa sedangkan pemimpin yang gagal sebaliknya. Cara pandang ini
menghasilkan Teori Kepemimpinan Perilaku Khusus atau Specific Behavior Theory. Setelah
meneliti ribuan pemimpin dalam berbagai situasi, Garry Yukl (1982), Carter (1952), Hemphil
dan Coons (1950), dan Gibbs (1969) mengusulkan beberapa karakteristik khusus seseorang
untuk berhasil dalam memimpin, diantaranya :
 Membangun ide ataupun gagasan,
 Secara tidak resmi atau informal berinteraksi dengan anak buah,
 Membantu dan mendukung anak buah,
 Bertanggung jawab, Membangun iklim atau atmosfir organisasi,
 Mengorganisir dan membentuk struktur pekerjaan,
 Berkomunikasi secara formal dengan anak buah,
 Memberikan penghargaan dan hukuman kepada anak buah,
 Menentukan target,
 Membuat keputusan yang cepat dan akurat,
 Melatih dan mengembangkan keterampilan pegawai,
 Membangkitkan antusiasme anak buah.
B. Deskripsi Teori
Teori Kepemimpinan Perilaku Khusus atau Specific Behavior Theory menjadi salah
satu teori kepemimpinan yang sangat menarik karena jarang dijelaskan dalam textbook,
meskipun cara-cara dalam teori ini sering dipraktekan dalam industry atau bisnis.
kepemimpinan adalah sesuatu yang dapat dipelajari. Jika karakteristik dan skill tertentu yang
penting untuk mendapatkan kepemimpinan yang efektif dapat didentifikasi, maka setiap
orang dapat dilatih menjadi pemimpin yang efektif.
Berikut adalah silabus yang umum disusun dalam Kurikulum Program Pelatihan yang
berisi Bebarapa Karkteristik Perilaku Kepemimpinan yang Efektif :
 Kemampuan dan keterampilan komunikasi (Communication skills),
 Keterampilan pengambilan keputusan (Decision making),
 Teknik delegasi atau pelimpahan wewenang (delegation),
 Disiplin (Dicipline),
 Motivasi (Motivation),
 Persuasi (Persuasion),
 Bicara di depan umum (public speaking),
 Teknik member penghargaan dan
5.A. LEADERSHIP THROUGH CONTACT
1. Deskripsi Teori
Management Through Contact atau Management by Walking Around (MBWA)
adalah salah satu teori kepemimpinan perilaku khusus. Teori ini berkeyakinan bahwa
pemimpin atau manajer bekerja paling efektif jika mereka mau keluar dari kantornya,
berkeliling dan berbincang-bincang dengan anak buah dan pelanggan.
Adapun hasil dari penelitian Komaki et. all. (1986) terhadap manajer bank Yang
hasilnya menunjukkan bahwa manajer yang efektif dan sukses lebih sering menghabiskan
waktu untuk keluar dan memonitor perilaku serta kinerja para karyawannya. Sebaliknya,
manajer yang tidak efektif lebih banyak duduk di belakang meja saja. Bukti empiris ini
memperkuat konsep pada teori MBWA.
5.B. LEADERSHIP THROUGH POWER
1. Deskripsi Teori
Strategi lain yang sering diadopsi oleh para pemimpin yang efektif adalah cara
mencapai kekuasaan atau power. Teori kekuasaan melalui power ini dikemukakan oleh
French and Raven (1959). Pemimpin yang memiliki power akan mampu mendapatkan
sumber daya yang cukup, mengimplementasikan setiap kebijakan, dan aktivitas lainnya
dibandingkan pemimpin yang hanya memiliki sedikit atau sama sekali tidak memiliki
kekuasaan.
Expert Power
Dalam situasi tertentu, pemimpin yang memiliki pengetahuan atau keahlian khusus
yang bermanfaat bagi organisasi akan membantu pemimpin mendapatkan kekuasaan atau
power. Ada dua persyaratan untuk mendapatkan expert power yaitu :
 Pertama, keahlian yang dimiliki harus benar-benar diperlukan orang lain
dalam organisasi.
 Kedua, orang lain harus tahu bahwa pemimpin memiliki keahlian tertentu.
Legitimate Power
Pemimpin memiliki kekuasaan berdasarkan posisi atau jabatannya. Sebagai contoh,
seorang sersan memiliki kekuasan terhadap seorang kopral. Seorang wakil direktur memiliki
kekuasaan terhadap supervisor dan seorang pelatih sepak bola memiliki kekuasaan terhadap
para pemain.

Reward and Coercice Power


Pemimpin juga dapat memiliki kekuasaan berdasarkan penghargaan (reward) serta
hukuman (punishment) yang dapat digunakannya. Reward power adalah memiliki kontrol
kekuasaan melalui pemberian kenaikan gaji, bonus, promosi serta tugastugas yang lebih
menyenangkan.
Respect or Affection Power.
Pemimpin tipe ini memnndapatkan pengaruhnya dengan cara memberikan perilaku
yang baik dan dapat dijadikan sebagai suri tauladan bagi para anak buahnya.
5.C. LEADERSHIP THROUGH PERSUASION
1. Deskripsi Teori
Salah satu skill yang biasanya diperlukan oleh para pemimpin adalah kemampuan
meyakinkan orang lain. Dua aspek yang sangat dominan dalam kepemimpinan gaya
persuasive adalah gaya berkomunikasi dan pesan yang perlu disampaikan yaitu :
 Persuasi Dengan Komunikasi Yang Effectif (Persuasion By Communication).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki beberapa
karakteristik tertentu dapat berkomunikasi lebih mudah dengan cara persuasif
dibanding yang tidak memilikinya. Karakteristik khusus tersebut diantaranya
keahlian (expertise), kepercayaan (trustworthiness) dan daya tarik
(attractiveness).
 Pemimpin Harus Ahli di Bidang yang Dipimpinnya (Expertise) Dari hasil
penelitian yang mendalam, pemimpin yang memiliki atau dianggap memiliki
keahlian dalam bidang tertentu akan lebih persuasif dibanding pemimpin yang
tidak memiliki keahlian sama sekali.
 Pemimpin Harus Dapat Dipercaya (Trustworthiness). Kepercayaan terhadap
seorang pemimpin adalah sangat penting jika menggunakan gaya persuasive.
Penjual mobil second (bekas) akan sangat sulit meyakinkan pembeli jika tidak
ada kepercayaan dari pelanggan.
 Berpenampilan Menarik dan Meyakinkan (Attractive) Hasil dari beberapa
observasi menunjukkan bahwa orang-orang yang berpenampilan menarik
memiliki score yang lebih tinggi dalam test wawancara dibandingkan yang
tidak menarik.
5.D. JOHARY WINDOW LEADERSHIP THEORY
1. Deskripsi Teori
Johari Window (Jendela Johari) adalah alat psikologis kognitif yang
diciptakan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham di tahun 1955 di Amerika Serikat,
digunakan untuk membantu orang lebih memahami komunikasi dan hubungan
interpersonal mereka. Hal ini digunakan terutama dalam kelompok mandiri dan
pengaturan perusahaan sebagai latihan heuristik.
Sebagai contoh Ketika melakukan latihan ini, subjek atau peserta diberikan
daftar 56 kata sifat dan mereka diwajibkan mengambil lima atau enam kata sifat
yang dianggap dapat menggambarkan kepribadian mereka sendiri. Peer
(pasangan) dari peserta juga diberikan daftar yang sama, dan masingmasing
mengambil lima atau enam kata sifat yang dianggap dapat menggambarkan
kepribadian pasangaan tersebut. Katakata sifat ini kemudian dipetakan atau
dimasukkan ke dalam kotak-kotak atau ruang-ruang dalam Jendela Johari. Charles
Handy menyebut konsep ini dengan sebutan Rumah Johari yang berisi dengan
empat kamar.
Pada Bab VI Teori Kepemimpinan Partisipatif.
A. Asumsi Dasar
Adapun keterlibatan pengikut dalam proses pengambilan keputusan dapat meningkatkan
pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang telah diputuskan sehingga mereka
diharapkan dapat melaksanakan hasil keputusan dengan lebih baik. Para pengikut akan
berkomitmen dan menjadi kurang bersaing dan lebih kolaboratif pada saat bekerja daalam
bingkai tujuan yang sama sesuai diputuskan.
Teori kepemimpinan partisipatif memiliki dua gaya kepemimpinan, yaitu (1) Gaya
Kepemimpinan Kurt Lewin dan (2) Gaya Kepemimpinan Rensis Likert.
B. Gaya Partisipatif.
Seorang pemimpin yang bergaya partisipatif dalam mengambil keputusan tidak akan
secara otokratis, melainkan berusaha untuk melibatkan orang lain dalam prosesnya. Orang
lain yang dimaksud mungkin bawahan, rekan, atasan atau pemangku kepentingan lainnya
(stake holders). Namun demikian, sebagai kontrol terhadap para pengikutnya, seringkali
kepemimpinan partisipatif membuat kerja secara kelompok.
Tingkat partisipasi mungkin juga tergantung pada jenis keputusan yang dibuat. Keputusan
tentang cara untuk menerapkan atau mengimplementasikan tujuan mungkin sangat digemari
para pengikut, sedangkan mengenai proses pengambilan keputusan mengenai evaluasi kinerja
bawahan akan lebih baik jika diambil oleh manajer.

6.A. GAYA KEPEMIMPINAN LEWIN


Deskripsi Teori
Kurt Lewin dan koleganya melakukan percobaan mengenai keputusan kepemimpinan
pada tahun 1939 dan berhasil mengidentifikasi tiga gaya kepemimpinan pokok yang berbeda,
khususnya yang terkait dengan pengambilan keputusan. Ketiga gaya utama kepemimpinan
menurut Kurt Lewin, adalah :
a. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Dalam gaya otokratis, pemimpin mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan orang
lain. Keputusan ini dibuat tanpa melalui konsultasi dengan pengikut. Dalam percobaannya,
Lewin menemukan bahwa gaya kepemimpinan otoriter atau dictator menyebabkan tingkat
ketidakpuasan yang tinggi. Gaya otokratis tepat diterapkan jika tidak diperlukan masukan
dari pengikut pada proses pengambilan keputusan. Masukan pengikut tidak diperlukan jika
keputusan yang akan dibuat tidak akan dipengaruhi oleh hasil dari masukan anak buah.
Masukan tidak diperlukan jika pemimpin meyakini bahwa motivasi orang untuk melakukan
pekerjaan tidak akan terpengaruh apakah mereka dilibatkan atau tidak dalam proses
pengambilan keputusan.
b. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Dalam gaya kepemimpinan demokratis, pemimpin melibatkan pengikut dalam
pengambilan keputusan. Meskipun keputusan akhir mungkin berbeda dari apa yang
dikatakan pemimpin, namun pemimpin selalu berusaha memfasilitasi konsensus dalam
pengambilan keputusan secara berkelompok. Pengambilan keputusan yang demokratis
biasanya akan sangat dihargai oleh pengikut, lebih-lebih jika pengikut telah lama berada
dalam sistem keputusan otokratis yang sebenarnya mereka tidak setuju. Gaya
kepemimpinan demokratis akan menuai masalah besar jika muncul banyak pendapat
namun tidak ada cara yang jelas untuk mencapai keputusan akhir yang adil.
c. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire
Gaya kepemimpinan Laissez-Faire meminimalkan keterlibatan pemimpin dalam
proses pengambilan keputusan, dan karenanya memungkinkan para pengikut untuk
membuat keputusan sendiri, namun mereka masih harus bertanggungjawab untuk hasil
kerjanya
Maka dapat disimpulkan Dalam percobaan Kurt Lewin dkk, ia menemukan bahwa
gaya kepemimpinan yang paling efektif adalah gaya kepemimpinan demokratis. Gaya
kepemimpinan otokratis yang berlebihan menyebabkan revolusi, sementara di bawah
pendekatan gaya kepemimpinan Laissez-Faire, orang-orang tidak kompak atau koheren
dalam pekerjaan mereka dan tidak bekerja dengan semangat saat dipimpin secara
langsung.
Percobaan ini sebenarnya dilakukan terhadap kelompok anak-anak, tetapi pada awal
era modern teori kepemimpinan hasilnya tetap masih sangat memberikan pengaruh.

6.B. GAYA KEPEMIMPINAN LIKERT


1. Deskripsi Teori
Rensis Likert berhasil mengidentifikasi empat gaya utama kepemimpinan,adapun .
Ke-empat gaya kepemimpinan menurut Likert, adalah :
a. Gaya Kepemimpinan Eksploitatif Otoritatif (Exploitive-Authoritative)
Dalam gaya kepemimpinan ini, dalam mencapai tujuannya pemimpin memiliki
kepedulian yang rendah terhadap pengikut dan menggunakan metode yang berbasis ancaman
serta rasa takut.
b. Gaya Kepemimpinan Kebajikan Otoritatif (Benevolent Authoritative)
gaya kepemimpinan otoriter baru yang disebut “gaya kepemimpinan kebajikan-
otoritatif' atau Benevolent Dictatorship Leadership Style. Pada gaya kepemimpinan ini,
seorang pemimpin lebih menggunakan penghargaan untuk mendorong kinerja yang tepat dan
lebih bersedia mendengarkan kebutuhan pengikutnya, meskipun pada akhirnya apa yang
mereka dengar sering bersifat laporan Asal Bapak Senang (ABS).
c. Gaya Kepemimpinan Konsultatif
Aliran informasi gaya ini sudah mulai berubah dari bawah ke atas (botom up) dan
masih bersifat sangat hatihati, namun sudah mulai sedikit lebih berkualitas. Pemimpin
berusaha secara sungguh-sungguh dan tulus untuk mendengarkan dengan cermat setiap
gagasan pengikut. Namun demikian, keputusan utama sebagian besar masih tetap dibuat
secara terpusat.
d. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Pada tingkat ini, pemimpin memanfaatkan secara maksimum metode partisipatif,
yaitu dengan melibatkan orang-orang di level bawah dalam pengambilan keputusan. Orang-
orang di seluruh bagian organisasi secara psikologis merasa lebih dekat dan dapat bekerja
sama dengan baik di semua tingkatan.

Maka dapat isimpulkan yaitu Teori kepemimpinan gaya Likert ini merupakan
pandangan klasik di tahun 1960-an yang prinsip dasarnya masih sangat alamiah dan bergaya
top-down. Gaya kepemimpinan Likert sudah mulai melakukan penambahan unsur-unsur
kerjasama pengikut namun masih sedikit-demi sedikit sehingga efektifitas dan optimalisasi
gaya kepemimpinan ini masih dipertanyakan atau bahkan masih menjadi semacam mimpi
(utopia).

Anda mungkin juga menyukai