Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi pada saat ini semakin berkembang pesat, terutama dalam bidang
transportasi. Transportasi merupakan sarana yang menunjang manusia dalam melaksanakan
suatu kegiatan, yang di dalamya menggunakan teknologi. Oleh karena itu, dibutuhkan
pendidikan yang akan menghasilkan lulusan yang berwawasan luas dan memiliki
keterampilan dalam teknologi, khususnya dibidang otomotif.

Misi Sekolah Menengah Kejuruan bertujuan untuk membentuk manusia pembangunan


yang mampu berperan sebagai tenaga terampil tingkat menengah yang layak kerja dan
mandiri dalam berbagai kemampuan. Sebagai realisasinya diterapkanlah metode pendidikan
dengan sistem ganda sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No:080/U/1993 tentang Kurikulum SMK tahun 1994 dan disempurnakan dengan Kurikulum
SMK edisi 1999.

Setiap sekolah kejuruan khususnya SMK wajib melaksanakan Praktik Kerja Industri
(Prakerin). Dengan maksud untuk membandingkan sampai sejauh mana pendidikan dan
praktik yang didapat di sekolah dengan yang di luar sekolah. Oleh karena itu, SMK
merupakan tempat yang dapat mendidik generasi muda agar mempunyai keterampilan
tertentu dan siap menerjuni dunia kerja.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri

Praktik kerja Industri sebagai realisasi dari Pendidikan Sistem Ganda mempunyai
tujuan antara lain:

1. Untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dengan


pengetahuan, keterampilan dan etos kerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
2. Memperkokoh keserasian dan persamaan persepsi antara dunia kerja dengan Sekolah
Menengah Kejuruan.
3. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja yang merupakan
bagian dari proses pendidikan.

1.3 Tujuan Pembuatan Laporan

Sebagai bukti siswa telah melaksanakan Prakerin maka disusun laporan hasil
Prakerin. Tujuan penyusunan laporan ini antara lain :

1. Sebagai alat untuk mengetahui kegiatan siswa selama Prakerin.


2. Supaya siswa lebih mengenal arti dari sebuah pekerjaan
3. Meningkatkan mutu siswa lulusan SMK Negeri 1 Kawali
4. Memperluas wawasan siswa dalam bidang di bidang pengetahuan, keterampilan dan
sikap profesional khususnya dibidang Otomotif.
5. Sebagai syarat untuk dapat mengikuti UAS, dan Uji Kompetensi Nasional.

1.4 Rumusan Masalah

Mengingat banyak permasalahan yang sering terjadi didalam sistem rem suatu
kendaraan, maka dalam penulisan laporan ini, penulis hanya membatasi masalah meliputi:
Nama komponen dan fungsi, cara kerja, serta analisa penyebab gangguan dan perbaikan
sistem rem tromol yang menjadi objek pembahasan agar penguraiannya dapat terfokus
dengan baik dan sistematik.

1.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka penulisan dan pembuatan laporan ini, data yang diperlukan diperoleh
dengan cara sebagai berikut:

1. Metode Dokumentasi.
Pada metode ini data yang telah diperoleh dengan cara mempelajari dokumen dan
literatur yang ada kaitannya dengan topik laporan ini.

2. Metode Wawancara.

Untuk melengkapi data-data yang diperlukan maka penulis juga melengkapi


dengan sistem tanya jawab pada sumber-sumber yang relevan seperti:

 Guru Pembimbing;
 Staf pengajar dan mekanik yang mengetahui atau ahli di bidangnya;
 Instruktur pada bengkel Otomotif SMK Negeri 1 kawali;
 Pembimbing di Industri.

3. Kajian literatur yaitu data yang diperoleh bedasarkan literatur, seperti:

 Buku;

 Makalah;
 Modul dan buku yang berkaitan dengan otomotif.

1.6 Lokasi Objek

Lokasi objek Praktik Kerja Industri (Prakerin) kami dilaksanakan di PA


ANDALAS yang beralamat di Jalan Atmaja No.03 Kawali Ciamis Tpl (0265) 2796700
Kode Pos 46253.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan ini dibagi menjadi lima (5) bab yaitu :

Bab I Pendahuluan

Menguraikan mengenai latar belakang masalah, maksud dan tujuan prakerin, rumusan
masalah, teknik pengumpulan data, sistematika penulisan, dan lokasi objek.
Bab II Ruang Lingkup Objek

Bab ini membahas sejarah berdirinya perusahaan/ institusi, struktur organisasi


perusahaan, kepegawaian, peralatan pendukung kegiatan dan penanganan limbah.

Bab III Landasan Teori

Bab ini penulis menguraikan mengenai; landasan teori yang mendukung, Sistem rem,
jenis – jenis rem, prinsip kerja rem, dan komponen – komponen sistem rem dan cara
kerjanya.

Bab IV Praktik Kerja dan Pembahasan

Menguraikan tentang analisa gangguan, Langkah-langkah membongkar memeriksa


serta merakit atau memasangnya kembali.

Bab V Kesimpulan dan Saran.

Pada bab terakhir ini menyajikan kesimpulan terhadap semua materi yang telah
disajikan pada bab-bab sebelumnya serta berisikan saran-saran yang perlu disampaikan
mengacu pada teori, analisa dan kesimpulan lainnya.
BAB II

RUANG LINGKUP OBJEK

1. Sejarah berdirinya Perusahaan

Bengkel Mobil Tri Jaya Motor Kawali berfiri pada bulan September tahun 1996
yang didirikan oleh Bapak Tata yang beralamat di Jalan Raya Kawali Panjalu depan
pasar Galuh Kawali.

Pada awal didirikannya, Bengkel Mobil Tri Jaya mengeluarkan modal awal
kurang lebih sebesar Rp.5.000.000 dengan pembelanjaan untuk membeli alat-alat
perbengkelan, dan dengan lahan dan bangunan yang strategis yang sudah dimiliki
Bapak Tata.

Dengan keuletan, disiplin, dan kemampuan bisnis yang baik, akhirnya Bengkel
Mobil Tri Jaya semakin berkembang peralatannya semakin lengkap. Dengan
berjalannya waktu, Bengkel Mobil Tri jaya semakin maju dan berkembang sampai saat
ini.

2.2 Struktur Organisasi

Dalam perusahaan pasti memiliki organisasi. Organisasi tersebut memiliki tugas


dan tanggung jawab. Tugas dari organisasi tersebut adalah melaksanakan program
perusahaan dengan sebaik-baiknya dan secara bijaksana.

Tanggung jawab dari organisasi adalah menaati seluruh program dan tata tertib
dalam sebuah industri.
Struktur Organisasi PA ANDALAS Kawali

2.3 Kepegawaian

Dalam sebuah perusahaan pasti memiliki organisasi, organisasi tersebut


memiliki tugas dan tanggung jawab. Tugas dari organisasi tersebut adalah
melaksanakan program perusahaan dengan sebaik-baiknya dan secara bijaksana
Tanggung jawab dari organisasi adalah menaati seluruh program dan tata tertib
dalam sebuah institusi/industri.

Pegawai adalah salah satu syarat untuk membuat serta mendirikan suatu
Institusi/Industri tersebut tidak akan berjalan. Oleh karena itu, pegawai harus rajin dan
terampil serta pegawai harus dapat menghargai institusi atau industri yang diambil oleh
pegawai.

2.3.1 Pendidikan Karyawan

Di perusahaan tempat saya prakerin ini para karyawannya berasal dari lulusan
yang berbeda-beda diantaranya:

Tabel 1.1. Pendidikan Karyawan

No Nama Jabatan Pendidikan

1 Tata Pemimpin Kursus

2 Dedi Setiadi Mekanik SMK

3 Iwan Mekanik SMA

4 Ujang Mekanik SMK

2.2.2 Sistem Penggajian

Sistem penggajian di PA ANDALAS Kawali dilakukan perbulan dengan setiap orang


berbeda-beda tergantung tingkat kesulitan pekerjaan.

2.2.3 Astek (Asuransi Tenaga Kerja)

Tentang perlindungan (Astek) di PA ANDALAS Kawali belum berjalan, namun


jika ada karyawan yang sakit atau mengalami kecelakaan pihak perusahaan
memberikan santunan yang besarnya tergantung dengan berat atu tidaknya penyakit
atau kecelakaan tersebut.
2.2.4 Disiplin kerja Karywan

Seperti halnya diperusahaan-perusahaan lain, PA ANDALAS Kawali


mempunyai peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap pegawai. Peraturan ini
dibuat untuk meningkatkan kualitas dan disiplin karyawan. Dengan demikian karyawan
tidak biasa bertindak dengan kehendak sendiri. Adapun peraturan itu sebagai berikut :

1. Masuk pukul 08.00 WIB;


2. Istirahat pukul 12.00-12.30 WIB;
3. Pulang pukul 16.00 WIB;
4. Jika tidak masuk kerja harus ada pemberitahuan ke perusahaan;
5. Berlaku sopan dan bertanggung jawab;
6. Karyawan/Mekanik masuk tiga sampai empat kali dalam satu minggu

2.4 Peralatan pendukung Kegiatan

Di perusahaan tempat saya prakerin, terdapat berbagai macam alat-alat


perbaikan kendaraan. Diantaranya :

No. Nama Alat Kondisi Alat

1. Satu set kunci T Baik

2. Satu set kunci sock Baik

3. Satu set kunci ring Baik

4. Satu set kunci pas Baik

5. Satu set kunci kombinasi Baik

6. Kunci Roda Baik

7. Kunci Pipa Baik

8. Kunci Moment Baik

9. Kunci Inggris Baik

10. Dongkrak Baik

11. Feeler Gauge Baik


12. Obeng (+), (-) Baik

13. Obeng stel Baik

14. Gunting Besi Baik

15. Kape Baik

16. Palu Baik

17. Bor Baik

18. Alat Penyekir Baik

19. Jack stand Baik

20. Gurinda Baik

21. Kompresor Baik

22. Tang Baik

23. Kikir Baik

24. Gergaji besi Baik

25. Jangka sorong Baik

26. Olikan Baik

27. Pahat Baik

28. Majun Baik

Di bengkel tempat saya prakerin belum terdapat alat-alat modern seperti kunci
momen, dial indicator, mikrometer, dan alat-alat modern lainnya. Namun ditempat saya
prakerin pelaksanaan pekerjaan meski dibilang sederhana, kualitas dan kuantitas
kerjanya sama seperti bengkel modern lainnya.
2.4 Penanggulangan Limbah

Penanggulangan limbah di tempat saya prakerin, ada dua jenis penanggulangan


limbah cair serta limbah padat:

 Penaggulangan limbah cair seperti minyak pelumas bekas di lakukan dengan cara
menampungnya dalam wadah, lalu minyak pelumas di masukan pada drum, kadang
minyak bekas ini ada yang membeli untuk mesin gergaji oleh para penebang pohon.
 Penanggulangan limbah padat seperti plastik, pad rem, brake shoe, bearing, busi,
universal joint dan sebagainya disimpan dalam karung. Setelah terkumpul banyak,
kemudian di jual ke pengepul barang bekas.

Adapun onderdil yang sudah bekas tapi masih layak pakai di simpan dalam
wadah apabila ada kendaran tapi toko onderdilnya sudah tutup, onderdil yang layak
pakai kemudian di pasangkan pada kendaraan tersebut dengan penempatan barang
bekas.
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian

Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung aspek
keamanan berkendaraan. Tujuan dipasangnya rem pada kendaraan untuk mengurangi
kecepatan, menghentikan, memarkir kendaraan pada jalan yang mendaki, dengan kata
lain melakukan kontrol terhadap kecepatan kendaraan untuk menghindari kecelakaan
dan merupakan alat pengaman yang berguna untuk menghentikan kendaraan secara
berkala. Oleh karena itu, baik atau tidaknya kemampuan rem secara langsung menjadi
persoalan yang sangat penting bagi pengemudi diwaktu mengendarai kendaraan. Jadi
fungsi rem harus dapat mengatasi kecepatan kendaraan.

Rem yang digunakan untuk kendaraan harus memenuhi syarat -syarat sebagai
berikut :

 Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin.


 Dapat bekerja dengan baik
 Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak pengemudi.
 Dapat dipercaya dan mempunyai days tekan yang cukup
 Rem itu harus mudah diperiksa dan disetel.

3.2 Prinsip Kerja Rem

Kendaraan tidak akan berhenti dengan segera apabila masih dibebaskan (tidak
dihubungkan) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung tetap bergerak.
Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak
kendaraan hingga berhenti.

Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (gerak) untuk


menggerakan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetik (gerak) kembali
menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja
disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek
pengereman diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek.

Gambar 1. Efek yang timbul karena gesekan dua objek

3.3 Jenis - Jenis Rem

Pada mobil umumnya digunakan 3 macam rem menurut penggunaannya, yaitu


rem kaki, rem tangan, dap rem tambahan. Adapun fungsinya adalah sebagai berikut :

3.2.1 Rem Kaki

Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan. Ada 3


macam rem kaki yaitu : rem mekanik (kabel), rem hidrolik, rem angin (pneumatic).

3.2.2 Rem Tangan (rem parkin)

Untuk memacetkan putaran coda (misalnya pada saat parkir) selain itu jugs
berfungsi sebagai rem cadangan bilamana dalam perjalanan rem kaki tiba - tiba tidak
berfungsi.
Ada dua macam rem parkir yaitu, rem pada roda belakang dan pengereman pada
poros propeller (tromol).

3.2.3 Rem Tambahan (exhaust brake)

Rem tambahan biasanya digunakan oleh kendaraan - kendaraan yang


membutuhkan daya pengereman yang tebih besar seperti truk diesel dan kendaraan -
kendaraan besar lainnya.

3.4 Komponen-Komponen Sistem Rem

3.4.1 Pedal

Pedal berfungsi untuk menekan batang pendorong atau push rod ke piston pada
master silinder. Pedal pada sistem rem menggunakan prinsip tuas, sehingga tenaga
pengemudi dapat dilipat gandakan

3.4.2 Batang Pendorong (push rod)

Batang pendorong berfungsi untuk meneruskan tekanan pedal ke piston pada


master silinder melalui boster.

3.4.3 Tangki Reservoir (reservoir tank)

Tangki reservoir berfungsi untuk menyimpan/menampung fluida.

3.4.4 Master Silinder.

Master silinder sebagai rumah dari piston yang berfungsi untuk mendorong cairan
fluida pada saat pedal rem ditekan. Master slinder mengubah gerak pedal rem kedalam
tekanan hidraulis. Master slinder terdiri dari reservoir tank yang berisi minyak rem,
pegas, piston dan selinder yang membangkitkan tekanan hidroulis. Ada dua tipe master
silinder yaitu tipe tunggal dan tipe ganda. Master silinder tipe ganda banyak digunakan
dibandingkan master silinder tipe tunggal, jadi disini hanya dibahas master silinder tipe
ganda (tandem saja).
Konstruksi dan nama-nama bagian master silinder dua torak jenis:

tandem :

Gambar 2. Master silinder ganda (tandem)

Cara kerja master silinder

Adapun cara kerja dari master jenis due torak (tandem) adalah sebagai berikut :

 Saat rem tidak dioperasikan, piston cups no. 1 dan piston no. 2 berada diantara saluran
masuk (inlet port) dan saluran kembali (compensating port), sehingga terdapat saluran
antara sylinder dan reservoir tank. Piston no. 2 ditekan ke kanan oleh tenaga pegas
pembalik (return spring) no. 2, akan tetapi tidak terdorong lebih jauh karena ditahan
oleh baut penahan (stopper bolt).
Gambar 3. Master silinder saat tidak dioprasikan

 Saat pedal diinjak, piston no.1 bergerak ke kiri dan Cutup piston (Piston cup)
menutupi compensating port untuk menahan aliran antara silinder dan reservoir tank.
Bila piston ditekan lebih lanjut, ini akan menambah tekanan hidrolik dalam silinder.
Tekanan ini juga diteruskan pada silinder roda belakang. Bila tekanan hidrolik yang
sama juga menekan piston no.2, make piston no. 2 akan bekerja dengan cara yang
sama seperti piston no.1 dan diteruskan ke silinder roda depan.

Gambar 4. Master silinder saat pedal diinjak

 Saat pedal rem dibebaskan, piston-piston kembali ke posisinya semula oleh tekanan
hidrolik, karena tenaga dorongan pegas pembalik (return spring). Namun oleh karena
minyak rem tidak mengalir balik ke master silinder dengan segera, tekanan dalam
hidrolik master silinder seketika turun (drop) seketika (vacuum develops). Sebagai
akibatnya minyak rem dalam silinder master masuk melalui beberapa lubang kecil
(orifices) untuk diberikan ke ujung piston dan sekitar batas luar piston cup.
Gambar 5. Saat Pedal Rem Dibebaskan

 Setelah piston kembali ke posisi semula, minyak rem dari silinder roda melalui
compensating port menuju ke reservoir Bertambahnya minyak karena kenaikan
temperatur dialirkan melalui compensating port, sehingga mencegah kenaikan
tekanan minyak saat pedal bebas.

Gambar 6. Piston setelah kembali seperti semula

3.4.5 Penguat Tenaga (Boster Rem)

Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat
untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Booster rem (brake booster) melipat
gandakan daya penekanan pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat
diperoleh.
Booster rem dapat
dipasang menjadi satu
dengan master silinder
(tipe integral) atau dapat
jugs dipasangkan secara
terpisah dari master silinder itu sendiri. Tipe integral ini banyak digunakan pada
kendaraan penumpang dan trek kecil.

Gambar 7. Booster rem

Prinsip kerja boster

Bila vakum bekerja pada kedua sisi piston, maka piston akan terdorong ke
kanan oleh pegas. Bila tekanan atmosfir masuk ke ruang A, maka piston bergerak ke
kiri menekan pegas karena adanya perbedaan tekanan, menyebabkan batang piston
menekan piston master silinder.
Gambar 8. Prinsip kerja boster

Konstruksi

Adapun konstruksi Boster rem adalah :

 Konstrksi boster rem (brake booster) seperti pada gambar di bawah


 Katup pengecek (Check valve) dibuat sedemikian rupa untuk memungkinkan udara
mengalir dari booster ke mesin. Dengan demikian kevakuman maksimum dalam
boster dapat diatur oleh mesin
 AD Ruang boster terbagi menjadi dua bagian oleh diaphragma, yaitu ruangan tekanan
tetap dan ruangan tekanan tak tetap (constant pressure chamber dan variable pressure
chamber). Diaphragima dipasang ke valve body bersama-sama dengan piston. Booster
piston dan valve body terdorong ke kanan oleh diaphragm spring.
 Pada valve body terdapat mekanisme katup. Udara masuk melalui pembersih udara
(air cleaner) sesuai dengan gerakan operating rod sambil mengatur tekanan ruang
variable pressure chamber, Push rod terdapat di sebelah kiri valve body. Ketika pedal
ditekan, push rod bergeser ke kiri untuk mengaktifkan master silinder.
 Valve operating rod dihubungkan ke pedal rem.
 Pada bagian yang bergeser (booster body dan valve body, booster body dan push rod)
dilengkapi dengan body seal untuk mempertahankan kevakuman di dalam boster.
Gambar 9. Konstruksi boster rem

3.4.6 Pipa – pipa.

Pipa berfungsi sebagai saluran cairan fluida dari master silinder ke silinder roda.

3.5 Rem Tromol

Rem tromol adalah salah satu tipe rem pada kendaraan yang menggunakan sepatu
rem dan tromol. Pada tipe rem tromol ini kekuatan tenaga pengereman di peroleh dari
sepatu rem yang diam, menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama
- sama dengan roda. Fungsi rem tromol adalah untuk menimbulkan gaya gesekan antara
kampas dan tromol pada waktu diadakan pengereman sehingga memungkinkan
kecepatan kendaraan dapat diperlambat atau dihentikan.

Adapun cara kerjanya yaitu pada saat pedal rem diinjak atau ditekan maka tuas
akan mendorong piston pada master silinder dan menekan fluida dan diteruskan secara
merata ke tiap-tiap master silinder pada roda melalui selang dan pipa, kemudian piston
pada master silinder mendapatkan tekanan dari fluida dan kemudian piston menekan
sepatu rem dan sepatu menekan dinding tromol bagian dalam sehingga terjadi
pergesekan atau pengereman.

Gambar 10. Komponen rem tromol

Komponen silinder roda

1. Bodi silinder ( cylinder body)

Berfungsi sebagai rumah unit piston untuk menggerakkan kedua kampas rem.

2. Tutup piston (piston cup)


Berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak rem dan dipasangkan pada bagian
depan dan belakang piston.

3. Pegas (spring)

Berfungsi sebagai pegas pengembali untuk mengembalikan piston ke posisi


semula setelah proses pengereman selesai dilakukan.

4. Torak ( Piston)

Berfungsi sebagai tenaga penggerak kedua kampas rem, karena adanya tekanan
hidrolik dari master silinder.

 Penyetel (Adjuster)

Berfungsi untuk melakukan penyetelan celah kampas dengan tromol;

 Penutup debu (boot)

Berfungsi sebagai pelindung masuknya noda (debu);

 Sepatu rem dan kanvas rem (brake shoe and lining).

Sepatu rem terbuat dari plat baja dan kampasnya harus dapat menahan panas dan
mempunyai koefesian gesek yang tinggi. Kampas tersebut dipasang secara keliling
atau dilem pada permukaan yang bergesekan dengan tromol. Sepatu rem dan kampas
rem berfungsi untuk menahan
putaran tromol.
Gambar 14. Sepatu rem dan kampas

6. Tromol rem (brake drum)

Tromol rem terbuat dari besi tuang. Tromol ini diletakkan berdekatan dengan
sepatu rem dan kampas rem dan berputar bersamaan dengan roda. Ketika kampas
menekan permukaan tromol bila rem berkerja maka panas yang dihasilkan dari
pergesekan tersebut dapat mencapai suhu 200° C sampai dengan 300° C. Tromol
rem ini berfungsi sebagai penahan putaran roda pada proses pengereman sedang
berlangsung.

Gambar 15. Tromol rem


Cara Kerja Rem Tromol:

1. Pada saat tidak berkerja

Tidak ada tekanan hidraulis dan torak silinder roda tidak mempunyai tekanan maka
tidak terjadi pengereman.

Gambar 16. Tromol pada saat tidak bekerja

2. Pada saat bekerja

Terjadi tekanan hidraulis sunder roda maka fluida menekan piston pada silinder roda
dan piston tersebut menekan kampas. Lalu kemudian menekan tromol maka terjadilah
pengereman.

Gambar 17. Tromol pada saat Bekerja


Jenis — jenis rem tromol

1. Tipe Leading Trailing

Pada tipe ini terdapat satu silinder roda dengan dua piston yang akan mendorong

bagian atas dari tromol rem. Leading shoe lebih cepat aus dari Pada trailing shoe.

Gambar 18. Tipe leading trailing


2. Tipe Two Leading

Tipe ini mempunyai dua silinder roda yang masing — masing memiliki satu piston.

Saat kendaraan maju kedua sepatu rem menjadi leading shoe sehingga daya
pengereman baik, karena rem akan melawan arah putaran roda. Tetapi saat kendaraan
mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga akan mengurangi daya
pengereman.

Gambar 19. Tipe two leading

3. Tipe Dual Two Leading

Tipe ini mempunyai dua silinder roda (whel cylinder), yang masing-masing memiliki
dua buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik seat kendaraan maju
maupun mundur.
Gambar 20. Tipe dual two leading

4. Tipe Uni Servo

Jenis ini dilengkapi dengan satu silinder roda dengan satu piston pada bagian atas
sepatu primer dan sekunder, pada bagian bawahnya di pasangkan dengan penyetel
sepatu rem tipe mengembang. Bila pedal rem ditekan aliran fluida akan menggerakan
piston pada master silinder roda dan piston akan mendorong sepatu rem search dengan
putaran tromol. Gesekan yang ditimbulkan antara sepetu rem dan tromol dipindahkan
langsung melalui penyetel sepatu rem.
Gambar 21. Tipe uni servo

5. Tipe Duo Servo

Tipe ini merupakan


penyempurnaan dari tipe uni
servo yang mempunyai
silinder roda (wheel cylinder)
dengan dua piston. Sedangkan
pada bagian bawahnya ditahan
oleh penyetel sepatu rem
seperti pada model rem uni servo. Rem model ini menghasilkan effek energizing yang
besar, dimana tekanan diberikan oleh silinder roda diterima dan di balansir oleh
penyetel sepatu rem, sehingga distribusi tekanan terhadap tromol merata dan sepatu
rem tetap berfungsi sebagai leading, meskipun arah kendaraan berjalan maju ataupun
mundur.

Gambar 22. Tipe duo servo

3.6 Rem Parkir


Rem parkir (parking brake) terutama di gunakan untuk memarkir kendaraan.
Mobil penumpang dan kendaraan niaga kecil yang mempunyai rem parkir roda
belakang (rem kaki), atau rem parkir eksklusif yang dihubungkan dengan roda - roda
belakang. Sedangkan kendaraan besar menggunakan rem parkir tipe center brake yang
dipasang antara propller shaft dan transmisi. Sistim rem parkir terdiri dari tugs rem,
stick (pedal), kabel atau tipe mekanisme batang (rod) dan sepatu yang membangkitkan
pengereman.

Komponen rem parkir:

1. Tuas rem

Tuas rem berfungsi sebagai penarik kabel rem.

Gambar 23. Tuas rem parkir

2. Kabel rem parkir

Kabel rem berfungsi sebagai pemindah gerakan tuas ke tromol rem.

3. Equalizer

Berfungsi sebagai pengait yang


membagikan gays pengereman
pada kedua tromol belakang.
Gambar 24. Equalizer

Cara kerja rem parkir

Pada saat tuas rem ditarik, maka kabel rem Langan akan menarik sepatu (break shoe
lefer) sehingga brake shoe lefer akan mendorong penunjang (shoe strut) kemudian shoe
strut mendorong brake sebelah kanan. Bersamaan dengan itu brake shoe lefer juga
menekan brake shoe sebelah kiri. Alas kejadian ini kedua sepatu rem akan
mengembang dan memberikan pengereman.
Gambar 25. Cara kerja rem parkir

BAB IV
PRAKTIK KERJA DAN PEMBAHASAN

4.1 Persiapan Alat dan Bahan

Sebelum melakukan pembongkaran perlu mempersiapkan peralatan, bahan dan


menjaga keselamatan kerja. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan
pembongkaran rem tromol antara lain:

Alat :
 Dongkrak  Palu baja
 Penyangga (jack stand)  Alat cuci ( air )
 Kunci Ring dan Pas 1  Sikat baja
Set  Pistol udara
 SST (kunci penyetel
khusus)
 Kunci roda

Bahan :

 Unit Kendaraan;
 Minyak rem;
 Kertas Amplas;
 Kaleng penampung minyak rem;
 Vet (selang) dan Majun / Kain lap.

Keselamatan Kerja:

 Tidak bekerja di bawah mobil yang diangkat tanpa penyangga yang baik;
 Tidak membersihkan rem dengan angin, debu asbes dari kanvas beracun;
 Rem merupakan bagian pengaman pada mobil. Kerjakan dengan cermat dan kontrol
hasil pekerjaan dengan teliti;
 Perhatikan membersihkan pada kanvas dan tromol yang kotor kena oli / minyak.

4.2 Langkah kerja pembongkaran

 Mengganjal roda yang tidak dibongkar untuk keamanan ketika salah satu roda
diangkat. Hal ini bertujuan supaya kendaraan tidak berjalan ketika diangkat.
 Mengendorkan baut roda yang akan dilepas, mengendorkan beberapa putaran saja,
jangan sampai melepas baut.

Gambar 26. Melepas baut roda


 Mengangkat kendaraan
menggunakan dongkrak,
pastikan pemasangan
dongkrak berada pada posisi
yang aman.

Gambar 27. Mengangkat kendaraan menggunakan dongkrak

 Memasang jack stand pada bagian yang kokoh


dari kendaraan, supaya pekerjaan dapat
dilakukan dengan aman serta perhatikan
kondisi tanah.
Gambar 28. Pemasangan jack stand pada kendaraan

 Melepas bout roda beserta roda dari kendaraan, dan simpan ditempat yang aman.
 Memberi tanda pada tromol dan bagian
pemusat pada flens roda, agar dapat
dipasang kembali seperti posisi semula.
Posisi pemasangan yang berlainan dapat
menimbulkan tromol oleng, akibatnya mobil
bergetar pada saat direm.

Gambar 29. Pemberian tanda pada tromol

 Melepas tuas rem tangan sehingga tromol dapat dilepas, jika yang diepas roda bagian
belakang.
 Jika berkarat, bersihkan bagian pemusat pada flens roda dengan kertas gosok dan
memberi oli untuk memudahkan pelepasan tromol.
 Kalau tromol tidak dapat dilepas dengan tangan, tarik tromol dengan memakai sekrup
pada lubang — lubang ulir yang tersedia untuk pelepasan. Putar sekrup (biasanya M8)
bergantian setiap satu putaran ke dalam sampai tromol terlepas. Jika tidak ado lubang
ulir untuk menarik tromol, pukul dengan palu baja pada sisi tromol, sampai tromol
dapat dilepas.
Gambar 30. Pelepasan tromol dengan pal

Kemungkinan lain, bila tromol macet keras, panaskan tromol dengan brander.
Dengan demikian, tromol mengembang dan kendor dengan sendirinya. Kalau tromol
sudah kendor tetapi tidak dapat dilepas, sepatu rem harus distel lebih longgar. Pada
tromol yang tua, kadang-kadang ada sisi karatan yang menghalangi pelepasannya.
Perhatikan gambar!

Gambar 31.Pelepasan tromol dengan cara pemanasan

4.3 Pengujian Komponen Sistem Rem


 Memeriksa apakah silinder rem macet. Melepas tromol hanya pada rem yang sedang
dimeriksa. Tromol roda-roda lain harus terpasang, agar torak – toraknya tidak tertekan
keluar.
 Meminta tolong seseorang untuk menekan pedal rem. Torak –torak pada silinder rem
yang diperiksa harus bergerak keluar pada waktu bersamaan dan dapat kembali
dengan sendirinya ke posisi semula. Jika tidak, semua silinder roda pada aksel yang
diperiksa harus diganti Baru atau dioverhaul.

Gambar 32. Penekanan pedal rem

 Membersihkan bagian — bagian rem tromol menggunakan kuas atau sikat jangan
menggunakan udara bertekanan karena asbes bekas kampas rem beracun.
 Memeriksa pemasangan bagian — bagian sepatu pengikat rem sebagai berikut :

1. Kedudukan ujung sepatu;


2. Kedudukan pegas;
3. Pemasangan batang penghubung;
4. Pengunci sepatu;
5. Kedudukan pegas;
6. Kedudukan ujung sepatu.
 Memeriksa kebocoran pada wheel cylinder. Jika ada kebocoran pada wheel cylinder
maka semua wheel cylinder pada aksel;

Gambar 33. Memeriksa kebocoran wheel cylinder

 Melepas pengunci sepatu rem menggunakan


tang cucut pada kedua sepatu rem;

Gambar 34. Memelepas pengunci sepatu rem


 Melepas pegas (return spring) pada sepatu rem, jika
sulit bisa dengan cara mencongkel sepatu rem
dengan obeng;

Gambar 35. Melepas pegas sepatu rem

 Melepaskan kabel rem tangan dari tuas sepatu rem tangan;


 Sebelum melepas pipa-pipa yang berada di wheel silinder, terlebih dahulu tutup
saluran rem (sirkuit rem) dengan cara mengklem pipa fleksibel. Untuk mengklem bisa
digunakan klem khusus untuk slang fleksibel atau bisa jugs dipakai vice grip. Hal ini
bertujuan untuk mencegah menetesnya minyak rem ketika pipa-pipa rem dilepas.
Tetapi jika akan dioverhoul semua sebaiknya minyak rem dikuras sekalian dan diganti
yang baru;
 Melepas pipa tekanan tinggi pada wheel silinder dengan menggunakan kunci 10;
 Melepas wheel silinder supaya pemeriksaan lebih mudah;
 Membersihkan semua komponen dengan menggunakan air dan sabun, jangan
dibersihkan menggunakan cairan solvent, karena bisa merusak komponen terutama
bahan yang terbuat dari karet. Gunakan majun saja jika kotorannya hanya sedikit.;
Gambar 36. Membersihkan kotoran dengan menggunakan majun

 Lakukan pemeriksaan pada;

a) Sepatu rem

Perhatikan keausan, melekatnya kanvas pada sepatu rem dan kondisi kanvas rem itu
sendiri.

Hasil pemeriksaan :

- Keausan

Memeriksa tebal kanvas jika tebal kanvas kurang dari 1,5


mm atau keling kanvas sudah tercoret sebaiknya ganti
dengan kanvas yang baru.

Gambar 37. Pemeriksaan keausan kanvas

- Permukaan kanvas

Memeriksa permukaan kanvas seperti berikut :


Kalau permukaannya keras dan berkilat, nilai geseknya kurang. Kanvas harus
digosok atau diganti baru agar tercapai efektifitas rem yang normal.

Gambar 38. Permukaan kanvas yang keras dan mengkilap

Permukaan kanvas yang kotor karena oli aksel atau cairan rem biasanya diganti
baru.

Gambar 39. Permukaan kanvas yang kotor karena beri oli

Permukaan yang buram atau berkilat lemah


menunjukkan kondisi kanvas yang normal. Tidak
perlu digosok.
Gambar 40. Permukaan kanvas yang buram

- Memeriksa kebocoran pada sil poros aksel (hanya pada aksel rigit dengan
penggerak coda). Kebocoran dapat dilihat pada piringan rem dan pada poros aksel
yang basah karena oli. Sil yang bocor harus diganti Baru.

b) Tromol Rem

Memeriksa permukaan gesek pada tromol rem. Bila berwarna abu — abu sampai
hitam, atau berkarat, nilai gesekannya kurang. Maka permukaan harus dibersihkan
dengan kertas gosok, atau lebih baik dengan dibubut / digerinda. Sisi luar
permukaan gesek harus dibersihkan dari karat sebaik mungkin.

Perhatikan ukuran diameter tromol dan kerataan bidang gesek Hasil pemeriksaan:

Permukaan tromol masih tebal dan layak pakai

c).Pemeriksaan wheel sylinder dan kelengkapannya

 Tutup piston (piston cup)

Memeriksa piston cup dari keausan, kondisi seal dari kerobekan.

 Wheel cylinder

Perikasa keausan pada wheel silinder Berta diameternya. Lakukan pemeriksaan


visual jika ada goresan atau cekungan ganti wheel cylinder dengan yang baru.

 Penyetel

Mengontrol apakah penyetel sepatu rem


dapat diputar dengan ringan. Jika tidak,
bersihkan dan memberi pelumas.
Gambar 41. Penyetelan sepatu rem

 Pelat penahan (backing plat)

Perhatikan dudukan - dudukan untuk sepatu rem, pastikan sepatu rem bergeser
dengan mudah. Saat pemasangan dudukan tersebut harus diberi pelumasan.

 Pipa - pipa tekanan tinggi dan nipel-nipel

Memeriksa pipa - pipa tekanan tinggi dan nipel-nipel pada silinder roda.
Perhatikan apakah ada bagian yang terlipat. Jika silinder roda tidak dibongkar
sebaiknya Pipa tekanan tinggi ini tidak dilepas, untuk mencegah kerusakan baut.

 Nipel pembuang angin

Memerhatikan kepala baut dan konis. Jika rusak ganti dengan nipel yang baru.

4.4 Perakitan Komponen Sistem rem

Setelah semua komponen selesai diservis / diganti maka lakukan pemasangan. Rem
teromol terdiri dari beberapa bagian yang kecil dan sebagian dari bagian ini yang kiri dan
kanan ticlak dapat dipertukarkan. (Misalnya, arah ulir sekrup adjuster/penyetel otomatis
berbeda-beda tergantung pada sistem penyetelannya).
Selain itu jika salah satu bagian hilang atau salah pasang, rem tidak dapat bekerja
dengan sempurna. Karena itu, apabila menangani model yang lain, selalu memperhatikan
buku pedoman reparasi yang sesuai. Atau perhatikan dengan seksama sebelum
melakukan pembongkaran.

Gambar 42. Pemasangan komponen harus tepat

o Memasang tuas sepatu rem tangan dan tuas penyetel otomatis pada sepatu rem
belakang.

1. Memasang untuk sementara pengunci beserta shim, lalu ukur celahnya


2. Mengoleskan sedikit gemuk yang tidak mudah meleleh pada pen lalu amankan
washer dengan tang.
3. Memeriksa bahwa kedua tuas bergerak dengan bebas. Jika gerak tuas terelalu begat,
penyetel otomatis tidak akan bekerja dengan sempurna atau rem tangan tidak bisa
dibebaskan.
4. Mengoleskan sedikit gemuk yang tidak meleleh pada plat penahan dimana sepatu rem
bersinggungan dan penyetel otomatis. Gemuk tidak boleh terlalu banyak karena
gemuk yang berlebihan dapat melekat pada sepatu rem.
5. Menghubungkan kabel rem tangan ke tuas sepatu rem dengan menekan pegas koil
kabel dengan tang lancip.
Gambar 43. Penekanan pegas koil kabel dengan tang lancip.

6. Menghubungkan penahan sepatu (salah satu alat rakitan


otomatis) dengan tuas penyetel dan sepatu rem
belakang.

Gambar 44. Pemasangan klem.

7. Memasang pegas tuas penyetel otomatis pada tuas


penyetel dan sepatu. Hati-hati untuk tidak menyebabkan
sepatu terdorong keluar.
Gambar 45.Pemasangan tuas pegas penyetel

8. Memasang sepatu belakang pada plat penahan. Dengan menggunakan alat penggerak
pegas penahan sepatu SST, memasang sepatu rem beserta pegas penahan dan pennya.

Gambar 46. Pemasangan sepatu rem, pegas penahan dan pennya

9. Memasang pegas pembalik sepatu rem pada penunjang sepatu penyetel dan masukkan
penyetel (adjuster) ke penahan sepatu yang terpasang pada sepatu belakang.
10. Menghubungkan sepatu depan dan belakang dengan pegas jangkar sepatu dan pasang
sepatu depan pada plat penahan.
11. Memasang sepatu beserta pegas penahan sepatu, dan penahannya dengan
menggunakan SST, yakni alat penggerak penahan sepatu.
12. Mengaitkan pegas pembalik sepatu depan dan belakang menggunakan SST, alat
khusus untuk membalik sepatu rem. Perhatikan bahwa sepatu rem dan rakitan
penyetel otomatis terpasang dengan sempurna.

Gambar 47. Pemasangan pegas pembalik

13. Memeriksa dari penyetel otomatis. Dengan menggunakan obeng, gerakkan tuas
sepatu rem tangan beberapa kali dan memeriksa bahwa penyetel menjadi panjang
secara otomatis;
14. Membersihkan pelapis sepatu rem menggunakan amplas, bila perlu bersihkan
permukaan bagian dalam tromol rem.
15. Memasang tromol rem

 Memasang tromol kembali, sesuai dengan posisinya yang telah dimemberi tanda.
 Sebelum memasang tromol, memberi sedikit vet pada pemusatnya, untuk mencegah
karatan. Memberi juga vet pada baut pengikat roda.

16. Menyetel celah sepatu rem

 Menarik dan membebaskan tuas rem tangan beberapa kali sampai tidak melebihi
spesifikasi bunyi "klik" yang telah ditentukan. Dengan demikian celah antara tromol
dan sepatu akan terstel dengan sendirinya.

17. Menekan pedal rem beberapa kali dan cek hal-hal sebagai berikut :
 Memeriksa bahwa semua teromol pada kedua bagian berputar dengan bebas tanpa
suatu gesekan atau tahanan yang terlalu besar.
 Perhatikan bahwa jarak cadangan pedal rem harus lebih dari yang telah ditentukan.

18. Memasang roda dan mengencangkan semua mur baik-baik setelah kendaraan
diturunkan. Momen pengerasan mur roda adalah 70 – 120 Nm untuk mobil sedan,
Colt dan sebagainya. Untuk momen pengerasan yang tepat, lihat buku manual / data.

4.5 Membuang udara dari saluran rem hidrolis

Setelah melakukan prosedur overhoul pada sistem rem maka perlu dilakukan
pembledingan atau membuang udara palsu yang terdapat pada saluran rem. Udara palsu
tersebut dapat menghambat kinerja dari rem, sehingga dapat membahayakan pengemudi
dan penumpang dari kendaraan.

Langkah kerja pembuangan udara palsu dari saluran rem hidrolis sebagai
berikut :

 Mengangkat kendaraan

Pekerjaan ini dikerjakan oleh dua orang, seorang asisten duduk di tempat pengemudi.

 Menambahkan minyak ke reservoir, tinggi permukaan minyak di bawah garis


maksimum (MAX)
 Buang udara.

1. Membuka tutup sumbat pembuang udara dari silinder roda yang terjauh dari master
silinder. Pasang slang plastik pada sumbat pembuang sedangkan ujung satu lagi
dimasukkan ke dalam penampung minyak yang bersih.
2. Untuk mencegah agar udara tidak masuk kembali ke dalam silinder roda, Ujung slang
harus selalu dimasukkan ke dalam minyak rem yang bersih.
3. Membuang udara dimulai dari roda yang
terjauh dari master silinder dan terakhir di
roda yang terdekat ke master.
Gambar 48. Mengeluarkan udara

4. Asisten menekan pedal rem beberapa kali dan memberi aba-aba pada teknisi saat
pedal sedang ditekan.
5. Teknisi membuka sumbat pembuang kira-kira 1/4 putaran, pembuang udara kemudian
menutup sumbat sementara asisten memompa pedal berulang-ulang. Tutup sumbat
pembuang secepat mungkin, kalau tidak udara akan masuk kembali ke dalam sistem
rem
6. Mengulangi prosedur d dan e sampai tidak terlihat lagi gelembung-gelembung udara
yang keluar dari slang. Memeriksa tinggi minyak rem tangki cadangan master silinder
selama, melakukan pekerjaan tersebut. Jangan dibiarkan reservoir menjadi kosong.
7. Melepas slang dari sumbat pembuang dan pasang kembali tutupnya.
8. Membuang udara dari silinder-silinder roda yang lain dengan cara sama.

 Mengatur tinggi permukaan minyak rem dengan menambah minyak sampai garis
MAX pada reservoir.
 Memeriksa apakah pekerjaan tersebut telah dikerjakan dengan sempurna.
 Pembuang udara sudah dilaksanakan dengan baik apabila pada waktu pedal gas
ditekan terus, terdapat jarak yang cukup serta reaksi pedal harus kuat dan tidak terlalu
dalam.
 Memeriksa kemungkinan terdapat kebocoran minyak rem. Memeriksa setiap
kebocoran dari sistem hidraulis sementara pedal rem ditekan.
 Untuk kendaraan yang dilengkapi boster rem, mesin dihidupkan dan pemeriksaan
dilakukan pada waktu mesin dalam keadaan idling.
4.6 Analisis Gangguan

Kerusakan yang terjadi pada rem tromol adalah sebagai berikut :

1. Pegas penekan rusak.


2. Penutup debu pada wheel cylinder sobek.
3. Nipel pembuangan udara tersumbat, sulit dibongkar dikarenakan karat yang
memungkinkan pada saat dibongkar akan mengakibatkan patah pada nepel.
4. Free play pada sistem pedal rem tidak berfungsi dengan baik.
5. Piston cup aus.
6. Permukaan kanvas yang kotor karena oli.
7. Kanvas rem aus.
8. Return spring lemah

Tabel 1.2. Kemungkinan gangguan/kerusakan pada sistem rem tromol secara umum.

Gangguan Kemungkinan Cara mengatasi


kerusakan
Kemungkinan
Ganggu Cara mengatasi
kerusakan
an
Rem  Rem  Setel
macet parkir rem
salah parkir

penyetela
n
 Perbaiki
 Kabel seperlun
rem ya
parkir  Setel
macet batang
 Batang pendoro
pendoron ng
g  Ganti
pegas
boster pembalik
salah
penyetela
n
 Perbaiki
 Tegangan seperlun
pegas ya
 Ganti
pembalik pelapis
lemah rem

 Saluran
rem
tersumbat  Ganti
 Pelapis penyetel
rem retak
atau

mengeliat  Perbaiki
atau
 Penyetel ganti
patah master
 Master silinder
silinder
rusak

Pedal rem rendah atau ringan  Pelapis  Ganti sepatu


rem aus rem
 Brake shoe  Ganti brake
aus shoe
 Kebocoran  Perbaiki
sistem rem kebocoran
 Master  Perbaiki
silinder atau ganti
rusak  Lakukan
 Ada udara  pembuangan
dalam udara
silinder  Perbaiki
rem silinder rem
 Silinder  Perbaiki
rem rusak silinder
 Perapat  Perbaiki
pada atau ganti
piston  penyetel
 aus atau
rusak
 Penyetel
otomotis
rem
 belakang
rusak
Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara mengatasi
Timbul suara  Sepatu rem aus  Bubut kembali
tromol, bila
gesekan bila direm tergores parah ganti
yang diperlukan
 Perbaiki seperlunya

 Terjadi penggesekan

antara caliper dengan  Perbaiki atau ganti


seperlunya
roda atau rotor

 Terjadi penggesekan
penutup debu dengan
rotor atau backing plate
dengan tromol  Perbaiki atau ganti
 Komponen system yang
lain rusak
 Terjadi penggesekan
ban terhadap chassis  Perbaiki seperlunya
dengan bodi

Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara mengatasi

Timbul mengerit suara  Sepatu rem lengket  Lumasi

Atau ketukan bila direm terhadap backing plate

 Tonjolan braking plat  Ganti

aus

 Pegas penahan sepatu  Perbaiki atau ganti

rem lepas atau kendor seperlunya

 Baut pengikat backing  Kencangkan baut

plate kendor pengikat

Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara Mengatasi


Rem menarik  Tekanan udara ban  Sesuaikan tekanan
salah ban
kesalah satu arah  Sepatu rem mengeliat,  Ganti
pelapis rem aus atau
berkaca
 Tromol rem baling
 Pegas pembalik rusak  Perbaiki atau ganti
 Ganti pegas
pembalik

 Silinder roda rusak

 Perbaiki silinder
roda
 Silinder rem rusak

 Perbaiki silinder
 Piston macet didalam rem
silinder

 Perbaiki atau ganti

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Kesimpulan secara Umum

Praktik Kerja Industri yang diadakan di setiap Sekolah Menengah Kejuruan


banyak sekali manfaat-manfaat yang sangat perlu untuk diketahui dan dirasakan oleh
calon-calon SDM yang kompeten, khususnya dalam bidang otomotif.

Selama kami mengikuti Prakerin, kami menemukan berbagai macam perbaikan-


perbaikan mobil yang belum kami ketahui sebelumnya waktu di sekolah. Kami juga
mulai mengetahui nama-nama komponen mobil yang berbeda penyebutannya tapi
komponennya tetap sama, orang-orang biasa menyebutkannya dengan bahasa bengkel.

Selain itu dalam pelaksanaan Prakerin, mental kami pun diuji, kami merasakan
bagaimana tegangnya menghadapi konsumen yang akan memperbaiki kendaraan, dan
kami pun juga merasakan bagaimana hiruk pikuk dalam dunia industri.

5.1.2 Kesimpulan Secara Khusus

Setelah penulis menganalisis gangguan dan melakukan perbaikan sistem rem pada
kendaraan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem rem sangat penting bagi sebuah kendaraan, karena sistem rem tersebut
merupakan salah satu sistem pengaman bagi pengemudi pada sebuah kendaraan saat
mengendarai kendaraan:
2. Sistem rem akan bekerja secara maksimal sesuai dengan fungsinya apabila semua
komponen sistem rem tersebut masih dalam keadaan baik;
3. Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan kendaraan dan menghentikan
kendaraan sesuai dengan tempat yang diinginkan oleh pengemudi;
4. Menurut penggunaannya secara umum ada tiga jenis rem yaitu Rem kaki, rem tangan
dan rem tambahan;
5. Yang harus dimiliki oleh sebuah sistem rem adalah :

 Rem dapat bekerja dengan baik dan dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin.
 Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir dan mempunyai daya tekan
yang cukup
 Sebuah sistem rem dapat diperiksa dan diperbaiki dan mudah disetel

 Pipa- pipa, berfungsi sebagai saluran cairan fluida dari master silinder ke silinder
roda.

5.2 Saran
Dalam laporan laporan ini, penulis memberikan saran – saran yang mungkin
berguna untuk umum yang memerlukannya. Adapun saran –saran yang ingin penulis
sampaikan :

5.2.1 Saran Untuk Sekolah

1. Lebih memperbanyak praktik dibanding teori di kelas;


2. Untuk membuat siswa lebih mengenal dunia industri, sebaiknya setiap seminggu
sekali siswa melaksanakan prakerin di DU/DI terdekat, agar adaptasi dengan dunia
DU/DI lebih meningkat dan berkembang;
3. Lengkapi peralatan praktik yang lain yang belum ada di sekolah.

5.2.2 Saran Untuk Industri

1. Lengkapi peralatan praktik yang lain agar siswa dapat mengenal alat-alat yang tidak
ditemui di sekolah;

2. Terapkan pola disiplin kerja dengan baik, terutama bagi siswa prakerin;

3. Memperbanyak daya tampung kepada siswa prakerin.

5.2.3 Saran Untuk Siswa

1. Lebih giat lagi untuk melakukan berbagai macam kegiatan yang menyangkut ke
dalam bidang keahlian otomotif dengan tujuan untuk mengasah kemampuan;

2. Laksanakanlah kegiatan prakerin dengan serius.

5.2.4 Saran Untuk Sopir

1. Jika pada komponen sistem rem ada yang mengalami gangguan atau kerusakan, maka
sedini mungkin melakukan perbaikan, karena apabila dibiarkan maka akan di
khawatirkan terjadi bahaya kecelakaan yang berakibat lebih fatal;

2. Sebelum mengendarai kendaraan periksa terlebih dahulu sistem remnya apakah


bekerja dengan baik atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1998, Training Manual Mitsubishi, Jakarta: PT. Kramayudha Tiga Berlian
Motors.

TEAM, 1998, New step 1 Training Manual, Jakarta: PT.Toyota Astra Motor.

TEAM, 2002, New step 2 Chasis Group, Jakarta: PT. Toyota Astra Motor.
46
Laporan Prakerin SMK Negeri 1 Kawali

Anda mungkin juga menyukai