Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEGIATAN ORIENTASI

CPNS FORMASI TAHUN 2021

NAMA : Sri Rahmawati, S.Farm., Apt.

NIP : 199202102022032004

GOLONGAN : III/b

JABATAN : Ahli Pertama Apoteker

PEMERINTAH KABUPATEN BANTAENG

RSUD BANYORANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga laporan kegiatan orientasi ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan orientasi ini berisi
tentang kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan kegiatan orientasi di RSUD Banyorang.

Orientasi dilaksanakan agar Calon Pegawai Negeri Sipil RSUD Banyorang memahami organisasi
dan budaya (visi,misi dan kegiatan operasional) RSUD Banyorang, mengetahui setiap tugas pokok dan
fungsi di setiap unit kerja sebelum bertugas agar menjadi ASN yang kreatif, inovatif, profesional,
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

Terdapat berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama kegiatan
orientasi berlangsung, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada drg. Ulil Amri Maksud, M.
Kes selaku Direktur RSUD Banyorang, Asril Irvansyah, SKM.M.M selaku kepala Tata Usaha,
Dewi Puspita Mahmud, S.Si., Apt. selaku Kepala Instalasi Farmasi RSUD Banyorang dan
seluruh staf yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan kepada saya.

Pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya megharap kritik dan
saran yang bersifat membangun guna perbaikan penulisan dimasa yang akan datang.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit Umum Daerah Banyorang atau biasa disebut RSUD Banyorang adalah sebuah
rumah sakit umum yang terletak di Banyorang tepatnya Jalan Pendidikan No. 33, Kecamatan Tompobulu,
Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan. RSUD Banyorang menjadi rumah sakit type D dengan
layanan yang canggih dan memberikan layanan kesehatan secara paripurna melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Instalasi farmasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah
Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis
habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi
klinik. Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat dan keamanannya
yang dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinir untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya

Kegiatan orientasi ini merupakan program kepegawaian dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan serta mempersipkan para pegawai baru dalam hal ini CPNS formasi tahun 2021 agar dapat
bekerja secara profesional sesuai dengan peran dan fungsinya. Program orientasi bagi pegawai baru di
instalasi farmasi rumah sakit diharapkan mampu memahami sistem organisasi, uraian tugas pokok ,fungsi
dan prosedur kerja di instalasi farmasi serta dapat beradaptasi di lingkungan yang baru.

B. TUJUAN

1. Mengetahui visi dan misi serta struktur organisasi RSUD Banyorang;


2. Memahami peraturan, kebijakan dan prosedur yang berlaku;
3. Mengetahui dan memahami tugas serta tanggung jawab profesi;
4. Mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja di RSUD Banyorang;
5.
BAB II

HASIL EVALUASI

A. ORIENTASI UMUM

1. Sistem Penggajian

Sistem penggajian mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15


Tahun 2019 tentang Perubahan Kedelapan belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977
Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil serta mengacu pada Peraturan Bupati Bantaeng
Nomor16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri
Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantaeng.

Sistem penggajian CPNS melalui Bendahara Gaji RSUD Banyorang, dimana dalam
proses ini CPNS diwajibkan untuk mengumpulkan berkas, antara lain:

 Fotocopy SK CPNS
 Fotocopy KTP
 Fotocopy NPWP
 Fotocopy KK
 Fotocopy Surat Nikah dan Akta (bagi yang sudah menikah)
 Fotocopy buku rekening

2. Ketentuan Seragam Dinas

Ketentuan pakaian dinas mengacu pada Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 18 Tahun
2021 tentang Pakaian Dinas Aparatur Sipil Negara Di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantaeng.
Pakaian Dinas merupakan identitas dan ciri khas Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan tugas
dan pelayanan kepada masyarakat secara profesional dan kompeten. Pakaian Dinas memiliki fungsi
untuk meningkatkan disiplin, motivasi kerja dan identitas serta wibawa Aparatur Sipil Negara.

Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa pakaian dinas di lingkungan Pemerintah


Kabupaten Bantaeng terdiri dari:
 PDH warna khaki
 PDH putih
 Pakaian seragam KORPRI
 Pakaian Batik daerah/nasional
 Pakaian seragam olahraga

Setiap ASN wajib menggunakan perlengkapan dan atribut yang terdiri dari:

 Lencana KORPRI
 Papan nama
 Nama Pemerintahan Kabupaten Bantaeng
 Lambang daerah Kabupaten Bantaeng
 Nama satuan kerja
 Tanda pengenal pegawai

Untuk jadwal penggunaan pakaian dinas di RSUD Banyorang yaitu PDH waarna khaki
tiap hari Senin dan Selasa, PDH putih hari Rabu, pakaian batik daerah/nasional hari Kamis, pakaian
seragam olahraga hari Jumat dan pakaian bebas rapi di hari Sabtu.

B. ORIENTASI PADA UNIT KERJA


1. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi

Direktur Rumah
Sakit
drg. Ulil Amri Maksud, M. Kes

Kepala Instalasi
Famasi
Dewi Puspita Mahmud, S.Si., Apt.

Administrasi
Farmasi
Septi Aulia Marini

Staf staf staf


2. Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi

Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh


kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit yang dipimpin oleh seorang Kepala
Instalasi Farmasi yaitu Dewi Puspita Mahmud, S.Si., Apt yang bertanggung jawab kepada
Direktur. Tugas pokok dan fungsi instalasi farmasi yaitu melaksanakan pelayanan
kefarmasian yang meliputi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dan menyelenggarakan pelayanan farmasi klinik.

3. Kegiatan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes dan BMHP

a. Pemilihan
Dalam menetapkan jenis sediaan farmasi, Alkes dan BMHP di RSUD Banyorang
berdasarkan formularium/standar pengobatan yang telah ditetapkan, pemakaian tahun
sebelumnya, pola penyakit, harga dan ketersediaan dipasaran.
b. Perencanaan kebutuhan
Kepala instalasi farmasi dibantu penanggung jawab pengelolaan sediaan farmasi
mengumpulkan data penggunaan obat berdasarakan konsumsi tahun sebelumnya, sisa
persediaan, usulan kebutuhan dari unit pelayanan yang disesuaikan dengn anggaran
yang tersedia membuat pehitungan jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan untuk satu
tahun, untuk perencanaan kebutuhan obat tahunan.
c. Pengadaan
1) Instalasi farmasi membuat perencanaan berdasarkan formularium, konsumsi
periode sebelumnya, anggaran yang tersedia dan sisa stok di ruang
penyimpanan instalasi farmasi
2) IFRS menyampaikan draft usulan kebutuhan obat ke manajemen rumah sakit
dalam hal ini ke pejabat pengadaan barang dan jasa (PPTK) untuk
mendapatkan persetujuan dari Direktur
3) Pejabat PPTK memproses pengadaan
4) Untuk pelayanan kesehatan JKN (BPJS), pembelian obat dilakukan melalui e-
purchasing berdasar obat yang ada di e-katalog
5) Selanjutnya melakukan perjanjian/kontrak jual beli dengan distributor yang
ditunjuk
6) Jika obat yang dibutuhkan tidak terdapat dalam e-katalog, proses pengadaan
dilakukan dengan pembelian langsung dimana pejabat PPTK menyiapkan
dokumen pengadaan barang yaitu nota pesanan barang, sebagaimana terlihat
pada gambar 1.

d. Penerimaan
1) Instalasi farmasi menerima obat-obatan dan BMHP kemudian dilakukan
pemeriksaan agar obat yang diterima sesuai dengan jenis, jumlah dan mutunya
berdasarkan dokumen yang menyertai
2) Pemeriksaan dilakukan secara organoleptic, pemeriksaan label, kemasan,
tanggal kadaluwarsa dan nomor batch obat dan BMHP yang diterima
e. Penyimpanan
1) Staf farmasi memasukkan semua barang yang masuk pada SIM penerimaan
sediaan farmasi dan mencatat pemasukan barang di kartu stok masing-masing
sediaan farmasi
2) Perbekalan farmasi disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis seperti pada
gambar 2.
3) Staf farmasi menyimpan barang yang masuk dengan memperhatikan tata ruang
penyimpanan, menjaga sirkulasi udara, meletakkan diatas pallet/rak dan
memperhatikan kondisi penyimpanan khusus seperti narkotika,psikotropika,
high alert. LASA, thermolabil, dan bahan berbaya dan beracun
4) Penyimpanan obat LASA tidak saling berdekatan dan diberi label ‘LASA‘
seperti pada gambar 3.

5) Obat beresiko tinggi ‘High Alert‘ disimpan di tempat terpisah dan diberi label
‘High Alert‘
6) Perbekalan farmasi disimpan berdasar suhu penyimpanan
7) Menggunakan prinsip FIFO dan FEFO
8) Menyusun perbekalan farmasi kemasan besar di atas pallet seperti pada gambar
4.
9) Menggunakan almari khsusus untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika
dengan satu pintu dan dua jenis kunci yang berbeda
10) Perbekalan farmasi penggunaan dalam (obat oral) dan penggunaan luar
(topical) penyimpanannya dipisahkan
11) Tempat penyimpanan obat harus selalu dipantau suhunya, pemantauan suhu
ruangan dilakukan 1 kali sehari, pemantauan lemari pendingin 3 kali sehari
12) Perbekalan yang mempunyai batas waktu penggunaan dilakukan rotasi stok
untuk mengantipasi obat yang ED
13) Obat kadaluwarsa yang menunggu waktu pemusnahan disimpan di tempat
terpisah dan diberikan penandaan khusus
14) Penyimpanan obat dan alkes untuk keadaan darurat (emergency) menggunakan
troli emergency dimana monitoring dilakukan secara berkala
f. Pendistribusian
Pendistribusian sediaan farmasi di RSUD Banyorang dilakukan dengan system
distribusi sentralisasi yaitu distribusi dilakukan oleh Instalasi Farmasi secara terpusat
ke semua unit di rumah sakit. Untuk memenuhi kebutuhan setiap pasien, maka
dilakukan penyiapan (dispensing) secara unit dose dispensing (UDD) dimana sediaan
farmasi dan BMHP dikemas dalam satu kantong/wadah untuk satu kali penggunaan
obat, sehingga siap diberikan ke pasien. Obat tersebut disimpan di lemari obat pasien
di ruang rawat.
g. Pemusnahan dan penarikan
Pemusnahan di RSUD Banyorang dilakukan untuk ediaan armasi, Alkes dan BMHP
yang telah kadaluwarsa, rusak atau tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam
pelayanan kesehatan atau tidak memenuhi persyaratan mutu.
1) Petugas instalasi farmasi memisahkan sediaan farmasi yang kadaluwarsa atau
rusak dari sediaan lain sebelum dilakukan pemusnahan
2) Membuat berita acara barang kadaluwarsa/rusak seperti pada gambar 5.

3) Instalasi Farmasi menyerahkan sediaan farmasi yang kadaluwarsa/rusak


dengan berita acara serah terima ke bagian Instalasi Kesehatan Lingkungan
yang dapat dilihat seperti pada gambar 6. dan menyerahkan kepada pihak
berwenang yang telah ditetapkan untuk memusnahkan sesuai dengan MOU
dengan pihak tersebut.
h. Pengendalian
1) Untuk mengantipasi kekosongan stok bekerjasam dengan pihak ketiga
2) Melakukan substitusi/penggantian obat dalam satu kelas terapi dengan
persetujuan dokter penanggung jawab pasien
3) Melakukan substitusi/penggantian obat dengan obat lain yang memiliki zat
aktif yang sama
4) Monitoring dilakukan menggunakan kartu stok yang diletakkan berdekatan
dengan obat yang bersangkutan dengan mencatat jumlah penerimaan dan
pengeluaran termasuk kondisi fisik, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa
5) Monitoring dilakukan dengan Stock Opname setiap bulan.
i. Administrasi
1) Pencatatan dilakukan dengan menggunakan bentuk digital ataupun manusl
menggunakan kartu stok dan krtu stok Induk untuk monitoring keluar masuk
sediaan farmasi dan BMHP di IFRS RSUD Banyorang
2) Pelaporan kegiatan administrasi sediaan farmasi dan BMHP, laporan
penggunaan narkotika dan psikotropika,
3) Administrasi penghapusan sediaan farmasi, lkes dan BMHP yang tidak
terpakai karena kadaluwarsa, rusak atau mutu tidak memenuhi standar

4. Kegiatan Pelayanan Farmasi Klinik

a. Pengkajian dan pelayanan resep


b. Penelusuran riwayat penggunaan obat
c. Rekonsiliasi
d. PIO
e. Konseling
f. Visite (belum dilaksanakan)
g. Pemantauan terapi obat (beum dilaksanakan)
h. Monitoring efek samping obat
i. Evaluasi penggunaan obat
j. Dispensing sediaan streril (belum dilakukan)
k. Emantauan kadar obat dalam darah (belum dilakukan)
BAB III

RENCANA TINDAK LANJUT

A. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN UNIT KERJA


1) Ruangan di instalasi farmasi masih kurang memiliki temat peracikan yang sesuai
standar
2) Kurang perhatian terhadap gudang penyimpanan perbekalan sehingga banyak
sediaan farmasi yang rusak dan kadaluwarsa

B. USULAN PERBAIKAN UNIT KERJA


1) Sebaiknya dibuat sekat khusus untuk ruang peracikan
2) Sebaiknya dilakukan monitoring rutin terhadap perbekalan farmasi yang ada di
gudang
3) Sebaiknya semua karyawan lebih memperhatikan tanggal kadulawarsa obat saat
melakukan stok opname karena ada beberapa obat yang didapati ED pada saat
tanggal ED berakhir yang seharusnya sebelum ED bisa diketahui dan diambil
tindakan

Anda mungkin juga menyukai