KETENAGAKERJAAN
OLEH:
Yuli Adiratna, SH.,M.Hum
Direktur Bina Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan, Kemnaker
Disampaikan dalam acara Webinar “Aspek Pidana Dalam Hukum Ketenagakerjaan” yang
diselenggarakan oleh Program Studi Doktor Ilmu Hukum Universitas Trisakti Jakarta
Tanggal 17 Desember 2022 melalui platform Zoom Meeting
OUTLINE PAPARAN
• Pendahuluan.
• Tindak Pidana Ketenagakerjaan.
• Jenis Pidana Ketenagakerjaan.
• Proses Penegakan Hukum Pidana Ketenagakerjaan.
• Lampiran sanksi-sanksi Beberapa UU yang terkait dengan
Ketenagakerjaan.
TINDAK PIDANA (KETENAGKERJAAN)
❑ Prof. Moeljatno, S.H.,
Tindak pidana (delik) atau perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu
aturan hukum, larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu,
bagi barang siapa melanggar ketentuan tersebut
❑ Jan Remmelink
mengartikan tindak pidana dengan mengawali pernyataan bahwa untuk dapat
menghukum seseorang sekaligus memenuhi tuntutan keadilan dan kemanusiaan, harus
ada suatu perbuatan yang bertentangan dengan hukum dan yang dapat dipersalahkan
kepada pelakunya
• Tindak Pidana Ketenagakerjaan:
Pelanggaran terhadap aturan-aturan hukum ketenagakerjaan yang pelakunya
dapat dikenakan hukuman pidana.
KAPAN TINDAK PIDANA TERJADI….????
Tindak pidana itu terjadi saat tindakan dilakukan, ada yang mengatakan
tindak pidana itu terjadi saat tindakan dilakukan dan saat akibat
muncul dimana kedua peristiwa itu tidak bisa dipisahkan karena merupakan
satu rangkaian peristiwa.
Biasa
PENEGAKAN KETIDAKPATUHAN THD
NORMA KETENAGAKERJAAN
adiratna_bph_2015
PROSES PENEGAKAN HUKUM KETENAGAKERJAAN
Pengawas ketenagakerjaan melakukan pemeriksaan ke perusahaan.
Apabila ditemui ketidakpatuhan atau pelanggaran terhadap norma ketenagakerjaan,
maka pengawas ketenagakerjaan menerbitkan nota pemeriksaan (Nota Riksa I & II).
Pengawas ketenagakerjaan memastikan pelaksanaan Nota Pemeriksaan.
❑ Untuk pelanggaran yang bersifat pidana dibawa ke pengadilan pidana
❑ Untuk ketidakpatuhan/pelanggaran keperdataan diselesaikan melalui mekanisme
keperdataan ataupun mekanisme penyelesaian perselisihan HI
❑Untuk pelanggaran yang bersifat administratif diselesaikan melalui mekanisme
administratif, mis:pencabutan izin operasional dan penghentian operasional sementara,
peringatan tertulis.
❖ Atas ketidakpatuhan yang memiliki sanksi pidana, pengawas ketenagakerjaan membuat
laporan terjadinya dugaan tindak pidana ketenagakerjaan.
❖ Atas laporan tersebut penyidik membuat Laporan Kejadian untuk dilakukan penyidikan
terhadap pelanggaran pidana.
ALUR PENANGANAN TIPID KETENAGAKERJAAN
Bukti Kuat
• Laporan Terjadinya
• Pemeriksaan Tipid Naker • Sprint Tugas
dugaan Tindak
Pidana untuk • Gelar Perkara 1
Ketenagakerjaan mengumpulkan • Sprint Sidik
oleh: alat bukti Bukan Tindak • SPDP
✓Pengawas Pidana • Riksa Saksi
Ketenagakerjaan • Gelar Perkara 2
✓Pengusaha • Riksa Ahli
✓Pekerja/buruh • Riksa Tersangka
✓masyarakat Mekanisme • Gelar Perkara 3
• Keperdataan • Seirahkara
• PPHI
Restoratif justice • Seirah Tersangka & Barang
Bukti
TAHAPAN PENEGAKAN HUKUM KETENAGAKERJAAN
OLEH WASNAKER
Preventive
Educative
merupakan upaya pencegahan Repressive Non
melalui penyebarluasan norma, Justicia
penasihatan teknis, dan merupakan upaya paksa diluar
pendampingan lembaga pengadilan untuk
memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan dalam
bentuk nota pemeriksaan
Repressive Justicia dan/atau surat pernyataan
merupakan upaya paksa melalui
kesanggupan pemenuhan
lembaga pengadilan dengan
ketentuan peraturan
melakukan proses penyidikan
perundang-undangan
oleh Pengawas Ketenagakerjaan
selaku Penyidik Pegawai Negeri
Sipil
GAKKUM KETENAGAKERJAAN
PROSES PENGAWASAN
KETENAGAKERJAAN PROSES PENYIDIKAN
OLEH : PENGAWAS B
KETENAGAKERJAAN B OLEH: PPNS KETENAGAKERJAAN
a
Pembinaan kepatuhan norma at
ketenagakerjaan
at
Repressive Non Justicia Repressive Justicia
a
s
s
Proses Wasnaker Tuntas
CONTOH: PASAL 88E ayat (2) UU 11/2020 (KEJAHATAN)
Petugas melajani suatu pesawat uap tidak berada di tempat • kurungan selama-
pada waktu pesawat itu dipergunakan, lamanja 1 bulan atau
denda sebanjak-
banjaknja Rp. 4500,00.
ANCAMAN HUKUMAN PIDANA KETENAGAKERJAAN
1. 183 ayat (1) jo pasal 74 Barang siapa melanggar ketentuan mempekerjakan 2 - 5 tahun dan/atau
UU 13/2003 dan melibatkan anak pada bentuk pekerjaan denda Rp 200 juta -
terburuk Rp 500 juta
2. Pasal 185 ayat (1) jo ❑ Pemberi kerja orang perseorangan dilarang 1 - 4 tahun dan/atau
pasal 42 ayat (2) diubah mempekerjakan tenaga kerja asing. denda Rp 100 juta -
dengan UU 11/2020 Rp 400 juta
3 185 ayat (1) jo pasal 68 Barang siapa melanggar ketentuan 1 - 4 tahun dan/atau
UU 13/2003 ❑Pengusaha dilarang mempekerjakan anak denda Rp 100 juta -
Rp 400 juta
4. 185 ayat (1) jo pasal 80 • Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana 1 - 4 tahun dan/atau
UU 13/2003 dimaksud Pasal 80 denda Rp 100 juta -
• Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang Rp 400 juta
secukupnya kepada pekerja/buruh untuk
melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh
agamanya.
TINDAK PIDANA KEJAHATAN KETENAGAKERJAAN
NO PASAL SUBSTANSI PIDANA
5. 185 ayat (1) jo pasal 82 ❑Barang siapa melanggar ketentuan 1 - 4 tahun
UU 13/2003 sebagaimana dimaksud Pasal 82 dan/atau denda
❑ Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh Rp 100 juta - Rp
istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan 400 juta
sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5
(satu setengah) bulan sesudah melahirkan
menurut perhitungan dokter kandungan
atau bidan.
❑ Pekerja/buruh perempuan yang mengalami
keguguran kandungan berhak memperoleh
istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau
sesuai dengan surat keterangan dokter
kandungan atau bidan.
6. 185 ayat (1) jo pasal ❑ Barang siapa melanggar ketentuan 1 - 4 tahun
88A ayat (3) ditambah sebagaimana dimaksud Pasal 88A ayat (3): dan/atau denda
dalam UU 11/2020 ❑ Pengusaha wajib membayar upah kepada Rp 100 juta - Rp
pekerja/buruh sesuai dengan kesepakatan. 400 juta
TINDAK PIDANA KEJAHATAN KETENAGAKERJAAN
NO PASAL SUBSTANSI PIDANA
7. 185 ayat (1) jo pasal 69 Barang siapa melanggar persyaratan mempekerjakan 1 - 4 tahun dan/atau
ayat (2) UU 13/2003 anak pada pekerjaan ringan sebagaimana dimaksud denda Rp 100 juta -
Rp 400 juta
Pasal 69 ayat (2):
❑ izin tertulis dari orang tua atau wali;
❑ perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang
tua atau wali;
❑ waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam;
❑ dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu
waktu sekolah;
❑ keselamatan dan kesehatan kerja;
❑ adanya hubungan kerja yang jelas; dan
❑ Menerima upah sesuai ketentuan yang berlaku
8. 185 ayat (1) jo pasal ❑ Barang siapa melanggar ketentuan 1 - 4 tahun
88E ayat (2) ditambah sebagaimana dimaksud Pasal 88E ayat (2): dan/atau denda
dalam UU 11/2020 ❑ Pengusaha dilarang membayar upah lebih Rp 100 juta - Rp
rendah dari upah minimum. 400 juta
TINDAK PIDANA KEJAHATAN KETENAGAKERJAAN
NO PASAL SUBSTANSI PIDANA
9. 185 ayat (1) jo pasal 143 Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana 1 - 4 tahun dan/atau
UU 13/2003 dimaksud Pasal 143 denda Rp 100 juta -
❑ Siapapun tidak dapat menghalang-halangi Rp 400 juta
pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat
buruh untuk menggunakan hak mogok kerja yang
dilakukan secara sah, tertib, dan damai.
❑ Siapapun dilarang melakukan penangkapan
dan/atau penahanan terhadap pekerja/buruh
dan pengurus serikat pekerja/serikat buruh yang
melakukan mogok kerja secara sah, tertib, dan
damai sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
TINDAK PIDANA KEJAHATAN KETENAGAKERJAAN
7 187 ayat (1) jo Pasal 79 ayat ❑ Pengusaha wajib memberi : 1 bulan – 12 bulan
(1), (2) atau (3), diubah a. waktu istirahat; dan dan/atau denda Rp 10
dengan UU 11/2020 b. cuti. juta – Rp 100 juta
❑ Waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a wajib diberikan kepada pekerja/buruh paling sedikit
meliputi:
a. istirahat antara jam kerja, paling sedikit setengah jam
setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus
dan waktu istirahat tersebut tidak
termasuk jam kerja; dan
b. istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu.
❑ Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang
wajib diberikan kepada pekerja/buruh yaitu cuti tahunan,
paling sedikit 12 (dua belas) hari kerja setelah
pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua
belas) bulan secara terus menerus.
TINDAK PIDANA PELANGGARAN KETENAGAKERJAAN
12 188 ayat (1) jo pasal 78 Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh denda Rp 5 juta –
ayat (1) UU 13/2003 melebihi Rp 50 juta
diubah dengan UU waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat
11/2020 (2) harus memenuhi syarat:
a. ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan;
dan
b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling
TINDAK PIDANA PELANGGARAN KETENAGAKERJAAN
NO PASAL SUBSTANSI PIDANA
13 188 ayat (1) jo pasal 108 ayat ❑ Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh sekurang- denda Rp 5 juta – Rp
(1) UU 13/2003 kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib membuat peraturan 50 juta
perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
14 188 ayat (1) jo pasal 111 ayat ❑ Masa berlaku peraturan perusahaan paling lama 2 (dua) denda Rp 5 juta – Rp
(3) UU 13/2003 tahun dan wajib diperbaharui setelah habis masa 50 juta
berlakunya
15 188 ayat (1) jo pasal114 UU Pengusaha wajib memberitahukan dan menjelaskan isi serta denda Rp 5 juta – Rp
13/2003 diubah dengan UU memberikan naskah peraturan perusahaan atau perubahannya 50 juta
11/2020 kepada pekerja/buruh.
16 188 ayat (1) jo pasal114 UU ❑ Pengusaha wajib memberitahukan secara tertulis kepada denda Rp 5 juta – Rp
13/2003 diubah dengan UU pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh, serta 50 juta
11/2020 instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
setempat sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum
penutupan perusahaan (lock out) dilaksanakan.
❑ Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memuat : a. waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan
diakhiri penutupan perusahaan (lock out); dan b. alasan dan sebab-
sebab melakukan penutupan perusahaan (lock out) 3.
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani
oleh pengusaha dan/atau pimpinan perusahaan yang bersangkutan.
SANKSI ADMINISTRASI
9 190 ayat (1) jo pasal 47 ❑ Pemberi kerja wajib membayar kompensasi atas
ayat (1) UU 13/2003 setiap tenaga kerja asing yang dipekerjakannya.
diubah dengan UU
11/2020
SANKSI ADMINISTRASI
• Pemberi Kerja secara bertahap wajib • Setiap orang, selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan
mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai penerima Bantuan Iuran, yang memenuhi
Peserta kepada BPJS sesuai dengan program persyaratan kepesertaan dalam program Jaminan
Jaminan Sosial yang diikuti. Sosial wajib mendaftarkan dirinya dan anggota
keluarganya sebagai Peserta kepada BPJS, sesuai
• Pemberi Kerja, dalam melakukan
pendaftaran, wajib memberikan data dirinya dengan program Jaminan Sosial yang diikuti.
dan Pekerjanya berikut anggota keluarganya
secara lengkap dan benar kepada BPJS. • Setiap orang tersebut wajib memberikan data
mengenai dirinya dan anggota keluarganya
secara lengkap dan benar kepada BPJS.
BENTUK SANKSI ADMINISTRATIF
(UU 24/2011, PP 86/2013, PP 44/2015, PP 45/2015 dan PP 46/2015)
• Wajib memungut Iuran yang menjadi beban Peserta dari Pekerjanya dan
menyetorkannya kepada BPJS.
• Wajib membayar dan menyetor Iuran yang menjadi tanggung jawabnya kepada
BPJS.
Sanksi Pidana
Pasal 55 UU No. 11/2011
Pemberi Kerja yang melanggar:
a. Kewajiban memungut iuran dan menyetorkannya kepada BPJS.
b. Kewajiban membayar dan menyetor iuran yang menjadi tanggung
jawabnya kepada BPJS
dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun atau
pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
SANKSI PIDANA
PASAL SUBSTANSI PIDANA