Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM RUMAH SAKIT

Disusun oleh :
1. Alfina Damayanti (1031221001)
2. Ayulia Merliana (1031221024)
3. Azizah Amalia Putri (1031221023)
4. Depi Metriani (1031221002)
5. Dhea Mirella (1031221025)
6. Dhika Arnanda (1031221003)
7. Dwi Galih Cahya Nugraha (1031221004)
8. Efita Meylani (1031221005)
9. Elsa Safitri (1031221006)
10. Febri Hariyani Lestari (1031221007)
11. Hamami Ghalib Harisman (1031221020)
12. Heindryto Aleandro Barens W (1031221009)
13. Lisna Puspita Sari (1031221021)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MH.THAMRIN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat tak terhingga yang telah kita terima dari-Nya.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada uswah khasanah kita Rosulullah
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Tak lupa rasa terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini. Semoga bantuan yang telah diberikan dapat bermanfaat dan
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Aamiin.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila. Dengan
menyusun makalah ini kami memperoleh banyak sekali wawasan baru tentang Implementasi
Nilai-Nilai Pancasila Di Rumah Sakit. Kami berharap semoga pengetahuan yang kami
sampaikan dapatkan bisa bermanfaat di masa mendatang. Kami juga berharap makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa
diharapkan agar bisa lebih baik lagi untuk kedepannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 18 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II Pembahasan...................................................................................................................3
2.1 Pengertian Implementasi..................................................................................................3
2.2 Pengertian Pancasila.........................................................................................................3
2.3 Kandungan Nilai – Nilai Pancasila...................................................................................4
2.4 Pengertian Pelayanan Rumah Sakit..................................................................................7
2.5 Penerapan Nilai – Nilai Pancasila Dalam Menjamin Pelayanan Kesehatan Masyarakat.8
BAB III Penutup......................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009 . WHO (world health organization)
mencatat negara indonesia sebagai negara denga kasus DBD tertinggi di asia
tenggara ,penyakit demam berdarah dangue masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat utama di indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah
penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan
penduduk.(www.depkes.go.id diakses 8 oktober 2016). Hal tersebut menekankan
bahwa tingkat kesehatan nasional negara kita masih rendah hal tersebut juga
dikarenakan tingkat pelayanan masyarakat yang masih perlu di tingkatkan lagi.
Kita semua tahu bahwa kesehatan adalah hal pokok bagi manusia, peran tenaga
kesehatan menjadi ujung tombak dalam mensukseskan tercapainya kesehatan
nasional. Tenaga kesehatan masyarakat sebagai lapis pertama dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, sudah selayaknya memilki
kompetensi yang memadai dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan.
Namun, dalam kenyataannya pelayanan yang dilakukan masih kurang maksimal. Ada
hal-hal yang sangat perlu diperhatikan dalam peningkatan pelayan masyarakat.
Kita sebagai tenaga kesehatan seharusnya menerapakan nilai-nilai pancasila dalam
peningkatan mutu pelayanan masyarakat. Nilai-nilai yang gerkandung dalam pancasila
memberikan pengertian, pengamalan dan pembelajaran apa yang seharusnya yang
dapat diambil dalam pelayanan kesehatan. Pancasila seperti ketuhanan, kemanusian,
persatuan, kerakyatan dan keadilan yang bersifat universal, objektif artinya pancasila
bahwa nilai-nilai pancasila itu melekat paada pembawa dan pendukung nilai pancasila
itu sendiri yaitu masyarakat, bangsa, dan negara indonesia. Jadi jelas bahwa jika
tenaga kesehatan dapat menerapkan nilai-nilai pancasila dalam melaksanakan
pelayanan masyarakat maka akan tercapai tingkat kesehatan nasional Indonesia.
Makna yang dapat kita ambil sebagai tenaga kesehatan dan sebagai warga
indonesia dari nilai-nilai pancasila. Ketuhanan yang Maha Esa nilai nilai yang
terkandung dalam sila pertama ini adalah dimana kita sebagai manusia yang
diciptakan wajib menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Dalam hal ini
masyarakat berhak untuk memeluk agamanya masing-masing dan wajib menjalankan
apa yang diperintahkan dalam agama masing-masing dan menjauhi apa yang dilarang.
Kemanusian yang adil dan beradab sila kedua inimenjelaskan bahwa kita sesama
manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan hukum. Hal ini sangat penting
untuk kita terapkan dalam pelayanan kesehatan karena sekarang banyak sekali kasus-
kasus yang lebih mendiskriminasi kaum miskin, padahal kenyatannya semua manusia
itu mempunyai derajat yang sama. Persatuan indonesia, makna persatuan hakikatnya
adalah satu, yang memiliki arti bulat tidak terpecah. Kita tenaga kesehatan sebagai
warga indonesia harus bersatu demi terwujudnya kesehatan nasional. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaana dalam permuywaratan perwakilan, dalam sila
ini menjelaskan tentang demokrasi, adanya kebersamaan dalam mengambil
keputusan dan penanganan, dan kejujuran bersama. Keadilan bagi seluruh rakyat
indonesia, makna dalam sila ini adalah adaya kemkmuran yang merata bagi seluruh
rakyat, seluruh kekayaan dan sebaginya dipergunakan untuk kebahagian bersama, dan

iv
melindungi yang lemah, semua nilai-nilai yang tersebut tinggal bagaimana kita tenaga
kesahatan sebagai warga imdonesia mengambil langkah yang menjadi kebijakan untuk
tercapainya kesehatan nasional.

Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberdaan sarana


kesehatan. Sarana kesehatan terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan yang terdiri dari
puskesmas, rumah sakit, dan upaya kesehatan bersumberdaya. Peningkatan
pelayanan masyarakat dalam bidang kesehatan harus dilalukan karena saat ini masih
kurangnya pelayan masyarakat yang baik, kita sebut saja kasus beberapa bulan yang
lalu tentang vaksin palsu banyak rumah sakit swasta yang menggunakan vaksin palsu
untuk memberikan imunisasi kepada anak-anak. Hal seperti itu sudah selayaknya di
kontrol. Kita sebagi pelayan kesehatan sudah selayaknya memberikan pelayana
terbaik untuk masyarakat demi tercapainya kesehatan nasional yang lebih baik.
Oleh sebab itu implementasi dari nilai-nilai pancasila yang sudah kita ketahui
tersebut harus kita jadikan landasan berpikir dan memutuskan dalam peningkatan
pelayanan kesehatan masyarakat demi tercapinya kesehatan nasional indonesia yang
lebih baik.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian implemenasi?
2. Apa itu pancasila?
3. Apa saja kandungan nilai-nilai pancasila ?
4. Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan?
5. Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila dalam menjamin pelayanan masyarakat
dalam bidang kesehatan?

I.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup
dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia serta bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui nilai-nilai pancasila apa saja yang dapat diterapkan dalam
pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Tenaga kesehatan mampu menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila dalam pelayanan kesehatan masyarakat untuk tingkat kesehatan nasional
yang lebih baik.

I.4 Manfaat
1. Dapat mengerti, memahami, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia.
2. Dapat menerapkan bentuk-bentuk pengamalan sila-sila Pancasila dalam pelayanan
kesehatan masyarakat.

v
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Implementasi


 Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara matang dan terperinci.
 Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli
 Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan
implementasi sebagai evaluasi.
 browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa
”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”
 implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan
atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang
telah dirancang/didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya.
 Menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi
Berbasis Kurikulum“Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan,
atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi
suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”(Usman,
2002:70).

II.2 Pengertian Pancasila


Pancasila terdiri dari dua kata dari Sanskerta  pañca berarti lima dan śīla berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Atau ideologi bangsa Indonesia.
Lima sila utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ada beberapa pengertian pancasila dari sudut pandang yang berbeda, meliputi :

1. Pengertian Pancasila secara etimologi


Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa
kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut
Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua
macam arti secar aleksikal yaitu “panca” artinya “lima” “syila” vokal i pendek
artinya“batu sendi”, “alas”, atau “dasar” “syiila” vokal i pendek artinya “peraturan
tingkah laku yang baik, yang penting atau  yang senonoh”
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa
diartikan “susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara
etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla”
dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara
harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf
Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
2. Pengertian Pancasila secara Historis.
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada
sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara

vi
Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang
pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara
lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk
memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas
saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan
namanya
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,
kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang
Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan
lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila.
Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan
istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah
“Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah
disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama
dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima
oleh peserta sidang secara bulat.
3. Pengertian Pancasila secara Terminologis
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara
Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana
lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus
1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang dikenal
dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD
1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang
terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut
tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah
yang secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang
disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.

II.3 Kandungan Nilai – Nilai Pancasila


Unsur-unsur Pancasila terdapat didalam berbagai agama dan kepercayaan, bahasa,
adat istiadat, dan kebudayaan. Oleh karena di dalam agama, kepercayaan, adat istiadat
dan kebudayaan tersebut berkembang nilai-nilai antara lain nilai moral, maka Pancasila
pun mengandung nilai moral dalam dirinya, nilai-nilai Pancasila diungkapkan dalam 2
nilai yaitu :
1. Mempunyai kedudukan nilai, norma, dan moral dalam masyarakat
2. Nilai-nilai Pancasila dalam Sosio-Budaya Bangsa Indonesia

Kedudukan Nilai, Norma, dan Moral Dalam Masyarakat


Kedudukan NILAI dalam masyarakat Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik
sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai,

vii
norma dan moral. Kehidupan masyarakat dimana pun tumbuh dan berkembang dalam
ruang lingkup interaksi nilai tersebut yang memberi motivasi dan arah sekaligus
anggota masyarakat untuk berperilaku.
Dengan kata lain, nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, dan memperkaya
batin yang menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai merupakan salah
satu wujud kebudayaan, disamping sistem sosial dan karya. Cita-cita, gagasan, konsep,
ide tentang suatu hal adalah wujud kebudayaan sebagai sistem nilai. Oleh karena nilai
dapat dihayati dalam kontek kebudayaannya sebagai wujud kebudayaan yang abstrak.

Dalam menghadapi alam sekitarnya, manusia didorong untuk membuat hubungan yang
bermakna melalui budinya, yang menilai benda-benda serta kejadian yang beraneka
ragam, dipilihnya apa yang menjadi tujuan dan isi dari kelakuan kebudayannya.
Melalui proses memilih, manusia sebagai individu atau anggota masyarakat
menentukan sikap hidupnya, dilihat proses kehidupannya manusia berusaha agar
lingkungan hidupnya dapat dikuasai dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohaninya.
Untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan masyarakat ada 6
macam nilai :
1. Nilai teori adalah untuk mengetahui identitas benda dan kejadian yang terdapat
disekitarnya.
2. Nilai ekonomi adalah Pemanfaatan benda-benda atau kejadian yang mengikuti
nalar efisiensi dan menuju kepada kegunaannya dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
3. Nilai estetik adalah mempelajari sesuatu yang indah
4. Nilai sosial adalah berorientasi pada hubungan antara manusia dengan yang
lainnya dan menekan pada segi-segi kemanusiaan yang luhur.
5. Nilai politik adalah berpusat pada kekuasaan serta berpengaruh dalam kehidupan
bermasyarakat.
6. Nilai religi adalah manusia menilai alam sekitarnya sebagai wujud rahasia
kehidupan dan alam semesta.
Dalam pelaksanaannya nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam wujud norma, ukuran,
kreteria sehingga merupakan suatu keharusan, anjuran atau larangan, tidak dikehendaki
atau tercela. Oleh karena itu suatu nilai sangat berperan sebagai dasar pedoman yang
menentukan suatu kehidupan manusia. Nilai berada dalam hatinurani, kata hati dan
pikiran sebagai suatu keyakinan, kepercayaan yang bersumber dari berbagai sistem
nilai. Kedudukan NORMA dalam masyarakat Manusia cenderung untuk memelihara
hubungan dengan penciptanya, masyarakat dan alam sekitarnya dengan selaras.
Berbagai adaptasi dilakukan oleh manusia agar mampu mempertahankan eksistensinya.
Sikap demikian akan menyadarkan perlunya pengendalian diri, baik terhadap manusia
sesamanya, lingkungan alam, dan kepada penciptanya yaitu Tuhan. Kesadaran tentang
hubungan yang ideal dengan demikian menumbuhkan kepatuhan terhadap aturan-
aturan, kaidah atau norma. Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan
dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu.
Norma sesungguhnya perwujudan martabat manusia sebagai mahkluk budaya,
sosial, moral, dan religi. Suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata
nilai yang harus dipatuhi. Oleh karena norma dalam perwujudannya dapat berupa
norma agama, norma filsafat, kesusilaan, hukum, dan norma sosial.
 Kedudukan MORAL dalam masyarakat
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut peri laku
manusia. Seseorang yang taat dan patuh pada aturan-aturan, kaidah dan norma yang

viii
berlaku dalam masyarakatnya dia sudah dianggap sesuai dan bertindak benar secar
amoral. Bila sebaliknya, seseorang itu telah dianggap tidak bermoral. Moral dalam
perwujudannya dapat berupa aturan, prinsip-prinsip, yang benar, yang baik, yang
terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhdap nilai dan norma
yang mengikat kehidupan masyarakat, negara, dan bangsa. Sebagaimana nilai dan
norma, moralpun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral filsafat,
etika, hukum, ilmu dan sebagainya. Nilai, norma, dan moral secara bersama mengatur
kehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya. Pancasila secara filsafat mengandung
nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak dan abadi dari Tuhan Yang
Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaran-ajaran agama dalam kitab
sucinya, artinya di dalam nilai-nilai tersebut mengandung nilai moral, maka Pancasila
pun mengandung nilai moral dalam dirinya.
Jika dijabarkan menurut sila-sila pancasila maka bisa diambil penjelasan sebagai
berikut:
1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa bukanlah suatu kepercayaan yang tidak
dapat dibuktikan kebenarannya melalui penalaran, melainkan suatu kepercayaan yang
berpangkal dari kesadaran manusia sebagai mahkluk Tuhan. Keyakinan yang demikian
maka negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dan negara memberi
jaminan sesuai dengan keyakinannya, dan untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya. Bagi kita di Indonesia tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti
ketuhanan yang Maha Esa, serta anti kehidupan beragama. Sebagai sila pertama
menjadi sumber pokok nilai-nilai kehidupan, yang menjiwai dan mendasari serta
membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan persatuan
Indonesia yang telah membentuk negara RI yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hakekat pengertian nilai-nilai diatas sesuai dengan Pernyataan dalam Pembukaan UUD
1945 yaitu keyakinan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sila pertama ini
tercakup nilai religi yang mengatur hubungan negara dan agama, hubungan manusia
dengan Sang Pencipta, serta nilai yang menyangkut hak asasi yang paling asasi.
2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam sila ini merupakan norma untuk menilai apa pun yang menyangkut
kepentingan manusia sebagai mahkluk Tuhan yang mulai dengan kesadaran martabat
dan derajatnya. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan
perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani dalam hubungannya
dengan norma-norma kebudayaan. Nilai-nilai dalam sila ini adalah merupakan refleksi
dari martabat serta harkat manusia yang memiliki potensi kultural. Potensi tersebut
sebagai hal yang bersifat universal atau keseluruhan dan dipunyai oleh semua bangsa
tanpa kecuali. Menurut sila ini setiap manusia Indonesia adalah bagian dari warga
dunia, yang menyakini adanya prinsip persamaan harkat dan martabatnya sebagai
hamba Tuhan. Dalam sila kedua ini menyangkut nilai-nilai hak dan kewajiban asasi
manusia.
Setiap Warganegara dijamin hak dan kebebasannya yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, dengan orang seorang, atau masyarakatnya, dan alam lingkungannya. Di
dalamnya mengandung nilai cinta kasih yang harus dikembangkan nilai etis yang
menhargai keberanian untuk membela kebenaran, santun dan menghormati harkat
kemanusiaan.

ix
3. Nilai Persatuan Indonesia
Sila ketiga ini meliputi makna persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis, ekonomi,
politik, sosial budaya, dan keamanan. Nilai persatuan ini dikembangkan dari
pengalaman sejarah bangsa Indonesia, yang senasib dan didorong untuk mencapi
kehidupan kebangsaan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
Dan bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi. Perwujudan ini adalah
manifestasi paham kebangsaan yang memberi tempat bagi keragaman budaya atau
etnis. Paham ini yang terdapat dalam sila ini merupakan wujud asas kebersamaan,
solidaritas, serta rasa bangga dan kecintaan kepada bangsa dan kebudayaannya.Sila ini
mengandung nilai-nilai kerohanian dan nilai etis yang mencakup kedudukan dan
martabat manusia Indonesia untuk menghargai keseimbangan antara kepentingan
pribadi dan masyarakat. Nilai yang menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan
untuk berkorban dan membela kehormatan bangsa dan negara.
4. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyaratan/perwakilan.
Dalam sila ini, diakui bahwa negara RI menganut asas demokrasi yang bersumber
kepada nilai-nilai kehidupan yang berakar dalam budaya bangsa Indonesia. Perwujudan
demokrasi itu dipersepsi sebagai paham kedaulatan rakyat, yang bersumber nilai
kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan. Penghargaan yang tinggi terhadap
nilai musyawarah mencerminkan sikap pandangan hidup bahwa kemauan rakyat
mencerminkan nilai kebenaran dan keabsahan yang tinggi. Di dalam sila ini terungkap
nilai yang mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat yang harus didahulukan.
Sila ini menghargai sikap etis berupa tanggung jawab yang harus ditunaikan, sebagai
amanat seluruh rakyat. Tanggung jawab itu bukan hanya ditujukan kepada manusia,
tetapi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini pun mengandung pengakuan atas nilai
kebenaran dan keadilan dalam menegakan kehidupan yang bebas, adil dan sejahtera.
5. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ini meliputi nilai keselarasan, keseimbangan,
dan keserasian yang menyangkut hak dan kewajiban yang dimiliki oleh rakyat
Indonesia, tanpa membedakan asal suku, agama yang dianut, keyakinan politik, serta
tingkat ekonominya. Didalam sila inipun terkandung nilai kedermawanan kepada
sesama, memberi tempat kepada sikap hidup hemat, sederhana,dan kerja keras. Sila
kelima ini juga mengembangkan nilai untuk menghargai karya, dan norma yang
menolak adanya kesewenang-wenangan, serta pemerasan kepada sesama. Juga
mengandung nilai vital yaitu keniscayaan secarabersama mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial, dalam makna untuk menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia. Nilai-nilai yang tercakup dalam sila ini memberi jaminan untuk
mencapai taraf kehidupan yang layak dan terhormat sesuai dengan kodratnya, dan
menempatkan nilai demokrasi dalam bidang ekonomi dan sosial.

II.4 Pengertian Pelayanan Rumah Sakit


 Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo
Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan
sasaran masyarakat
 Menurut Levey dan Loomba (1973)
Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan

x
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga,
kelompok, atau masyarakat.
Definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai
dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang ditemukan banyak macamnya. Karena kesemuanya ini ditentukan oleh:
 Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau secara bersama-
sama dalam suatu organisasi. 
 Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan atau kombinasi
dari padanya.
 Jadi dapat disimpulkan pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan
yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif ( pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan) kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat, lingkungan.

II.5 Penerapan Nilai – Nilai Pancasila Dalam Menjamin Pelayanan


Kesehatan Masyarakat
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilainya meliputi dan menjiwai keempat sila
lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang
didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan yang
Maha Esa. Oleh kerena itu segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara moral negara, moral penyelenggara negara, politik negara,
pemerintah negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara kebebasan hak
dan asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Berikut
bentuk pengamalan dari Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam pelayanan kesehatan
masyarakat.
1. Manusia indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,sesuai dengan
Agama dan kepercayaan masing-masing berdasarkan kemanusiaan yang adil dan
beradab.
2. Hormat menghormati antara tenaga kesehatan dan masyarakat sehingga terbina
kerukunan hidup antar Agama.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya
masing-masing.
4. Tidak membeda-bedakan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat walaupun
terdapat perbedaan agama.

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


1. Mengakui persamaan derajat,persamaan hak dan persamaan kewajiban azasi antara
manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.
2. Saling mencintai antara tenaga kesehatan dengan masyarakat umum.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa antara satu dengan yang lainnya.
4. Tidak semena-mena saat sedang memberikan pelayanan kesehatan.
5. Sebagai tenaga kesehatan wajib menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
6. Sebagai tenaga kesehatan harus selalu membela kebenaran yang ada dan juga
keadilan yang harus selalu diterapkan.

xi
3. PERSATUAN INDONESIA
1. Menempatkan kesatuan,persatuan,kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Sebagai tenaga kesehatan harus rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara.
3. Mencintai tanah air dan bangsanya.
4. Bangga sebagai tenaga kesehatan yang bangsa,bertanah air Indonesia.
5. Miningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik demi persatuan dan kesatuan
bangsa.

4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM


PERMUSYAWARAKATAN/PERWAKILAN.
1. Warga masyarakat mempunyai kedudukan,hak dan kewajiban yang sama dengan
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Saat memutuskan solusi atas sebuah masalah kesehatan yang serius harus
dimusyawarahkan dengan berbagai pihak.
3. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
putusan musyawarah.
4. Putusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan yang Maha Esa,menjunjung tinggi harkat martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan dengan mengutamakan persatuan demi kepentingan
bersama.

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA


1. Mengembangkan sikap dan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong royong
2. Bersikap adil dalam memberikan pelayanan.
3. Selalu menghormati hak-hak orang lain.
4. Sebagai tenaga kesehatan tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan
umum.
5. Selalu bekerja keras untuk hasil yang terbaik.
6. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan kesehatan nasional untuk Indonesia
yang sehat.

xii
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan merupakan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat Indonesia, maka
rakyat Indonesia menjadikan pengamalan pancasila sebagai perjuangan utama dalam
kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya
harus dimulai oleh setiap warga negara Indonesia dan setiap penyelenggara negara yang
secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan pancasila oleh setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik dipusat maupun didaerah.
Dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehaan, memberikan pelayanan yang
terbaik untuk masyarakat merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-mata hanya
karena uang. Ketulusan melayani tanpa membeda- bedakan satu sama lain  merupakan
salah satu implementasi dari sila yang terkandung dalam pancasila.

III.2 Saran
1. Uraian diatas kiranya kita dapat menyadari bahwa pancasila merupakan pandangan
hidup negara kita Republik Indonesia, maka kita harus menjunjung tinggi dan
mengamalkan sila-sila dari pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa
tanggung jawab.
2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, diharapkan lebih
pengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila untuk melakukan
pelayanan yang lebih baik demi tercapainya kesehatan nasional yang sebaik
mungkin.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

xiv

Anda mungkin juga menyukai