KELUARGA
Mengingat begitu besarnya pengaruh keluarga, maka fungsi keluarga harus bisa
diupayakan secara maksimal jangan sampai dalam pemenuhan salah satu fungsi
keluarga, ternyata mengabaikan fungsi keluarga lainnya. Sebagai contoh dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi, maka tidak bisa mengabaikan fungsi keluarga
yang lain seperti fungsi edukatif, religius dan rekreatif (Imaduddin, 2018).
Terlebih dalam fungsi edukatif atau pendidikan yang merupakan hal paling
penting dalam membentuk pribadi diri anak-anak. Penerapan pendidikan dalam
lingkungan keluarga sendiri sangat tergantung kepada pemegang peran yang
dominan yaitu orang tua. Bahkan di dalam Al-Quran dikatakan bahwa orang tua
merupakan penegak hukum Allah dalam lingkungan keluarga, terutama ayah yang
berlaku sebagai kepala rumah tangga (al-Nahlawi, 2005).
Sebagai pemegang kepemimpinan dalam keluarga, seorang ayah haruslah
dapat membentuk lingkungan keluarganya dengan baik, terutama dalam
menerapkan nilai-nilai agama Islam. Inilah yang dikatakan sebagai penegak
hukum Allah. Apabila peran seorang ayah sudah maksimal dalam membentuk
lingkungan keluarga yang baik, maka sudah dipastikan bahwa problematika
Pendidikan agama Islam (PAI) dalam ruamng lingkup keluarga akan dapat
terselesaikan. Apabila ada rekan yang membantunya, yaitu ibu, sebagai pendidik
pertama bagi sang anak, maka semakin sempurnalah kedua individu ini dalam
bekerjasama membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Meski demikian, dalam realitanya masih banyak ditemui orang tua yang
kurang peduli dengan penerapan pendidikan agama anaknya di rumah. Seringkali
orang tua lebih mementingkan nilai kognitif anak dalam bidang disiplin ilmu
eksak dibanding penerapan nilai-nilai agama. Padahal apabila dikaji lebih dalam,
peran orang tua di rumah adalah untuk membentuk kepribadian dan akhlak yang
baik bagi anak. Sebagaimana firman Allah, “Jagalah dirimu dan keluargami dari
api neraka”. Pada firman Allah ini jelas bahwa pendidikan akhlak adalah yang
paling utama di rumah. Sedangkan akhlak sendiri tidak akan terwujud tanpa
adanya pendidikan yang baik.
Penerapan nilai-nilai agama dalam membentuk akhlak di rumah pada
dasarnya dapat memengaruhi kenyamanan anak pada tempat tinggalnya serta
dapat sangat membantu pendidikan anak di sekolah, baik dalam bidang
pendidikan agamanya, maupun pendidikan eksaknya. Hal ini dikarenakan anak
telah dibekali dengan akhlak yang baik sehingga akan mampu untuk menghadapi
segala sesuatu dengan akhlak dan sikap yang baik. Selain itu, orang tua juga harus
lebih sering berkomunikasi dengan pihak institusi pendidikan agar terjalin
hubungan baik dan tercapai tujuan pendidikan yang jelas yang ingin dicapai
bersama. Pelaku pendidikan di rumah juga harus perduli dalam pembentukan
lingkungan PAI di lingkungan masyaraktnya. Karena anaknya adalah bagian dari
masyarakat disekitarnya. Apabila baik lingkungan bermain anak di dalam
masyarakat dan keluarga maka perkembangan pendidikan agama Islamnya pun
akan baik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan secara ringkas bahwa peran orang
tua dalam membentuk lingkungan keluarga yang baik di rumah adalah sebagai
penegak hukum Allah, sebagai pencipta rasa aman dan nyaman, serta sebagai
pembentuk generasi yang salih, dan pendidik pertama bagi anak-anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
al-Nahlawi, A. (2005). Ushul al-Tarbiyyah al-Islamiyyah wa Asalibaha fi al-Bait
wa al-Madrasah wa al-Mujtama'. Damaskus: Darul Fikri.
Imaduddin. (2018). Jurnal Pendidikan Islam, 156.
Nurfitriyani. (2016, April 18). Problematika Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
p. 10.