dalam Muktamar
Muhammadiyah ke-48, Apa Saja?
MUHAMMADIYAH.OR.ID, SURAKARTA—Salah satu agenda
Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta ialah membahas isu
keumatan. Berikut isu-isu keumatan, di antarayna:
1) Fenomena Rezimintasi Paham Agama
Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila, bukan negara agama
maupun negara sekuler. Karena bukan negara agama maka tidak boleh ada agama
yang mendominasi, apalagi kelompok keagamaan tertentu. Muhammadiyah
menyarankan agar: Pertama, negara agar bersikap moderat; Kedua, mendorong
ormas Islam semakin menguatkan paradigma wasathiyah Islam yang genuine;
Ketiga, mendorong negara untuk dapat menjadi fasilitator semua ormas keislaman
dan ormas keagamaan; Keempat, mendorong negara untuk bersikap netral dan
tidak menjadi alat politisasi agama; Kelima, mendorong negara untuk tidak
menciptakan segregasi politik terhadap ormas Islam dengan tidak menjadikan isu
keagamaan sebagai isu politik mainstream dan nonmainstream.
Karenanya diperlukan dasar nilai yang membingkai perilaku bermedia sosial dan
penggunaan media digital secara bermoral dalam wujud kesalehan digital, yaitu
bagaimana adanya kesadaran moral atau etik dalam memanfaatkan sistem dan
hidup di era digital.
3) Memperkuat Persatuan Umat
Umat Islam secara statistik adalah kelompok mayoritas di Indonesia. Jumlah umat
Islam Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Umat Islam memiliki kekayaan
intelektual, sosial, spiritual, moral, dan politik yang membentuk karakter, budaya,
dan kedaulatan bangsa Indonesia. Akan tetapi, eksistensi organisasi-organisasi
Islam belum cukup tangguh menjadikan umat Islam sebagai kekuatan mayoritas
yang menentukan. Keadaan ini harus diperbaiki. Diperlukan komunikasi yang lebih
intensif di antara pimpinan organisasi-organisasi Islam untuk menghilangkan
sentimen primordial dan menjalin kedekatan personal serta persahabatan yang
sejati.
https://muhammadiyah.or.id/enam-isu-strategis-keumatan-dalam-muktamar-muhammadiyah-
ke-48-apa-saja/