Anda di halaman 1dari 34

4/26/20

Minggu ke 11
Manajemen Proyek

Kemampuan yang diharapkan :


Memahami dan mampu menyusun penjadwalan dengan
Network Diagram

Bahan kajian :
a. Critical Path Method (CPM)
b. Project Evaluation & Review Technique (PERT)
c. Precedence Diagram Method (PDM)

PENJADWALAN PROYEK
CRITICAL PATH METHOD
(CPM)

1
4/26/20

PENDAHULUAN
• CPM merupakan metode yang menggunakan satu angka estimasi durasi
kegiatan tertentu (deterministik) atau perkiraan waktu (durasi) tunggal untuk
setiap aktivitas (Single Duration Estimate) à Metode Lintasan Kritis
• Banyak digunakan kalangan industri atau proyek engineering konstruksi dan
metode ini digunakan apabila durasi pekerjaan dapat diketahui dengan akurat
dan tidak terlalu berfluktuasi.
KELEBIHAN CPM KEKURANGAN CPM
CPM menggunakan pola jaringan CPM menggunakan perkiraan waktu (durasi) untuk
terpadu (Network Planning) yang setiap aktivitas yang menimbulkan ketidakpastian
terdiri dari serangkaian kegiatan penyelesaian proyek dan muncul kegamangan waktu
untuk menyelesaikan suatu proyek nyata untuk setiap aktivitas. Angka keamanan
berdasarkan urutan-urutan dan terhadap penentuan waktu total proyek hanya dengan
ketergantungan kegiatan satu dengan menggunakan waktu selesai paling akhir, dimana
lainnya yang dimaksudkan untuk apabila terjadi keterlambatan pada alur kritis akan
mendapatkan efisiensi kerja yang mempengaruhi waktu selesai proyek secara
maksimal. keseluruhan.

LANGKAH PERHITUNGAN CPM

Langkah Perhitungan CPM


a. Kembangkan network sesuai hubungan ketergantungan
antara kegiatan.
b. Cantumkan aktifitas dan durasi masing-masing kegiatan.
c. Beri nomor semua event dari depan ke belakang.
d. Lakukan perhitungan kedepan:
- Untuk mendapatkan EETi (Earliest Event Time);
- Mulai dengan hari/angka 0;
- Ambil yang terbesar.
e. Lakukan perhitungan kebelakang:
- Untuk mendapatkan LET (Latest Event Time);
- Mulai dari belakang dengan nilai = EET;
- Ambil yang terkecil.
f. Hitung Activity time:
- ES = Early Start; - EF = Early Finish;
- LS = Latest Start; - LF = Latest Finish.

2
4/26/20

LANGKAH PERHITUNGAN CPM

g. Hitung Float:
- Total Float (TF);
- Free Float (FF);
- Independent Float (IF).
h. Gambarkan jalur kritis.

2. Menghitung Durasi Pekerjaan:


a. Durasi setiap kegiatan dapat dihitung melalui
produktifitas yang dipunyai pelaksana.
b. Produktifitas disini merupakan fungsi dari tenaga kerja,
peralatan, metoda, dan efisiensi.
c. Perhitungan durasi :
vol. pekerjaan (m3)
t = = hari
produktifitas (m3 / hari)

RUMUSAN KETERKAITAN ANTAR KEGIATAN CPM

- Sebelum menyusun CPM, keterkaitan antara semua kegiatan harus dipelajari;


- kegunaannya untuk menunjukkan ketergantungan antar kegiatan, contoh:
Kegiatan yang
No Kegiatan Durasi
Mendahului Mengikuti
1 A 10 - E, D
2 B 5 - C
3 C 7 B G, J
4 D 3 A F, I
5 E 9 A H
6 F 4 D, G H
7 G 0 C F, I
8 H 2 E, F -
9 I 8 D, G -
10 J 10 C -

Catatan:
kegiatan dengan durasi 0 disebut dummy; hanya untuk menunjukkan adanya ketergantungan
antara kegiatan.

3
4/26/20

ESTIMASI DURASI KEGIATAN CPM


ESij EFij

EETi A EETj
i j
LETi dA LETj

LSij
LFij

1. ESij = Earliest Start


- waktu suatu kegiatan paling cepat dapat dimulai = EETi
2. EFij = Earliest Finish
- waktu suatu kegiatan paling cepat dapat diselesaikan.
- EFij = ESij+ dA
3. LSij = Latest Start
- waktu suatu kegiatan paling lambat harus dimulai.
- LSij = LFij - dA
4. LFij = Latest Finish
- waktu suatu kegiatan paling lambat harus diselesaikan = LETi.

FORWARD CALCULATION CPM

• Kalkulasi alur maju merupakan perhitungan yang bergerak


mulai dari initial event menuju ke terminal event serta
menghitung saat yang paling cepat atas terjadinya event dan
saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-
aktivitas (ES dan EF). Waktu mulai tercepat adalah saat
paling awal atau saat tercepat suatu peristiwa mungkin
terjadi. (Soeharto,1995)

ES Kegiatan A EF
i j
Durasi (d)

4
4/26/20

FORWARD CALCULATION CPM

• Perhitungan maju untuk menghitung Earliest Event Finish


(EF) :
EF = ES + d
Dimana :
ES = (Earliest Event Start), saat tercepat dimulainya
aktivitas
EF = (Earliest Event Finish), saat tercepat
diakhirinya aktivitas
d = (duration) waktu untuk melaksanakan kegiatan.

CONTOH FORWARD CALCULATION CPM

19

A 10 E 19
10 3 9 6
17
D F
3 13
4
0 13 H
1 5 2

I
G

12 8 21 21
0

B 5 C 12 J 22
5 2 7 4 10 7
22

10

5
4/26/20

BACKWARD CALCULATION CPM

• Kalkulasi alur mundur merupakan perhitungan yang bergerak


dari terminal event dengan tujuan menghitung saat paling
lambat terjadinya event dan saat paling lambat dimulainya dan
diselesaikannya aktivitas- aktivitas (LS dan LF)

Kegiatan A
i j
LS Durasi (d) LF

11

BACKWARD CALCULATION CPM

• Perhitungan mundur untuk menghitung Latest Event


Start(LS) :
LS = LF - d
Dimana :
LS = (Latest Event Start), saat paling lambat
dimulainya aktivitas
LF = (Latest Event Finish), saat paling lambat
diselesaikannya aktivitas
d = (duration) waktu untuk melaksanakan
kegiatan.

12

6
4/26/20

CONTOH BACKWARD CALCULATION CPM

10 11 19
A E
3 6
10 11 9 20
D F
1 11
3 16
4
0 13 H
1 5 2
0 14 14
0 I

G
8

0
B 14
5 C 12 J 22
2 4 7
5 5 12 10 22
7 12

13

FLOAT CPM
1. Total Float (TF):
- Menyatakan berapa lama suatu kegiatan boleh terlambat untuk tidak
mempengaruhi waktu penyelesaian proyek.
- TFij = LETj - EETi - Dij, atau;
= LFij - ESij - Dij.
- Jika TF suatu aktifitas dipakai maka TF aktifitas lainnya akan
terganggu.
2. Free Float (FF):
- menyatakan berapa lama suatu kegiatan boleh terlambat tanpa
mempengaruhi TF kegiatan sesudahnya.
- FFij = EETj - EETi - Dij
= ESjk - ESij - Dij
3. Independent Float (IF):
- Menyatakan berapa lama suatu kegiatan boleh terlambat untuk tidak
mempengaruhi TF dari kegiatan sebelum dan sesudahnya;
- IFij = EETj - LETi - Dij
= ESjk - LSij - Dij
4. Start Float (SF):
- Float pada awal kegiatan;
- SF = LS - ES.
5. Finish Float (FF):
- Float pada akhir kegiatan;
- FF = LF - EF.

14

7
4/26/20

CONTOH FLOAT CPM

NO KEGIATAN DURASI ES EF LS LF TF FF IF
1 A 10 0 10 1 11 1 0 0
2 B 5 0 5 0 5 0 0 0
3 C 7 5 12 5 12 0 0 0
4 D 3 10 13 11 14 1 0 0
5 E 9 10 19 11 20 1 0 0
6 F 4 13 17 16 20 3 2 1
7 G 0 - - - - - - -
8 H 2 19 21 20 22 1 1 0
9 I 8 13 21 14 22 1 1 0
10 J 10 12 22 12 22 0 0 0

Catatan:
- Jika TF, FF, IF < 0, dianggap 0.

15

LINTASAN KRITIS CPM


Lintasan kritis ini menunjukkan lintasan yang mempunyai waktu total
terpanjang/terbesar. Kegiatan kritis ditandai dengan waktu mulai paling
akhir (LEF) sama dengan waktu selesai paling akhir (EEF). Selain itu,
juga ditandai dengan kegiatan yang memiliki nilai Total Float (TF) sama
dengan 0, dimana arti penting dari Total Float adalah menunjukkan
jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda, tanpa
mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan.
(Soeharto,1999)
1. Jalur kritis adalah jalur kegiatan-kegiatan dengan TF = 0.
2. Keadaan ini diperoleh jika:
- EETi = LETi
- EETj = LETj
- LETj - EETi - dij = 0.
3. Kegunaan analisis jalur kritis:
dapat diketahui kegiatan-kegiatan mana yang harus mendapat
perhatian khusus.

16

8
4/26/20

CONTOH LINTASAN KRITIS CPM

A 10 E 19
10 3 9 6
11 20
D F
3 4

13 H
0
1 5 2
0 14
I

G
8

0
B 5 C 12 J 22
5 2 7 4 10 7
5 12 22

Keterangan :

Jalur Kritis

17

LATIHAN SOAL

Catatan :
Durasi tiap item pekerjaan bebas ditentukan dengan persyaratan
total durasi adalah 30 hari kalender. Tentukan network diagram
dan lintasan kritisnya!

18

9
4/26/20

SELESAI

19

PENJADWALAN PROYEK
PROJECT EVALUATION & REVIEW TECHNIQUE
(PERT)

20

10
4/26/20

PENDAHULUAN

• Pada prosedur penjadwalan terdahulu (CPM, PDM)


diasumsikan bahwa durasi kegiatan dianggap diketahui
dengan pasti.

• Dalam kenyataannya prosedur penjadwalan melalui proses


yang dinamakan estimasi (estimasi durasi maupun estimasi
biaya), dimana ciri utama dari estimasi adalah mengandung
unsur ketidak-pastian.

• Hal ini sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi, yaitu


tingkat resiko yang tinggi terhadap setiap perubahan yang
terjadi baik perubahan sistim politik, cuaca, ketergantungan
buruh, kegagalan konstruksi dan lain sebagainya.

21

PENDAHULUAN

• Untuk mengantisipasi ketidak-pastian dari durasi


konstruksi dalam penjadwalan dikembangkan metode
dengan mempertimbangkan ketidak-pastian tersebut.

• Cara yang formal untuk memasukkan ketidak-pastian pada


penjadwalan adalah dengan menganalisis penjadwalannya
secara probabilistik, dalam hal ini dapat digunakan PERT
Scheduling.

• PERT menggunakan teknik diagram Activity On Arrow


(AOA).

22

11
4/26/20

ESTIMASI DURASI KEGIATAN PERT

• Optimistic estimate (to)


Durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan, jika segala
sesuatunya berjalan dengan baik.

• Pessimistic estimate (tp)


Durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan suatu kegiatan jika segala
sesuatunya dalam kondisi buruk (tidak mendukung).

• Most likely estimate (tm)


Durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan diantara
optimistic estimate dan pessimistic estimate atau dikenal dengan medium
duration.

23

ANALISIS PROBABILITAS

• Durasi Efektif Kegiatan :

te = to + 4 tm + tp
6

• Standar Deviasi Kegiatan [d] :


d = tp – to
6

24

12
4/26/20

ANALISIS PROBABILITAS

• Varian Kegiatan [v] :


v= d2

• Deviasi Kejadian [D] :


D= √V

• Varian Kejadian (Event) :


V = Σ Vcp
Vcp = task variance dari kegiatan kritis
yang mendahului kegiatan

25

ANALISIS PROBABILITAS

• Distribusi normal adalah jenis distribusi yang digambarkan


berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang melebar tak
berhingga pada kedua arah positif dan negatifnya.

• Kedua ujung kurva semakin mendekati sumbu absisnya


tetapi tidak pernah memotong.

• Luas daerah dibawah lengkungan adalah satu atau 100 %.


50 % berada di sebelah kiri titik mean µ dan 50 % lainnya
berada disebelah kanan titik mean µ.

26

13
4/26/20

ANALISIS PROBABILITAS

Kurva Normal

-2 -1 0 1 2

Standar Deviasi

Kurva Normal

27

ANALISIS PROBABILITAS

• Kurva normal standar adalah kurva normal yang sudah


diubah dalam distribusi nilai z. Nilai z adalah angka yang
menunjukkan penyimpangan suatu nilai x dari titik mean µ,
dihitung dalam satuan deviasi standar s.

• Rumus nilai Z :

Z= x–μ
σ

28

14
4/26/20

ANALISIS PROBABILITAS

• Contoh
Diketahui X berdistribusi normal dengan µ = 30 dan s = 5.
Berapa peluang X bernilai antara 20 dan 35 ?

20 30 35

Peluang Kumulatif

29

TABEL DISTRIBUSI Z

(Tabel Distribusi Normal Standard)

30

15
4/26/20

ANALISIS PROBABILITAS

Jawab :
X = 20 memberikan (x - µ) / s = (20 – 30) / 5 = -2,00
X = 35 memberikan (x - µ) / s = (35 – 30) / 5 = 1,00

Dari tabel distribusi normal memberikan luas sebelah kiri


–2,00 sebesar 0,4772 dan luas sebelah kanan 1,00 sebesar
0,3413.

Jadi luas antara X = 20 dan X = 35 adalah 0,4772 + 0,3413


= 0,8185; yaitu 81.85 %.

31

CONTOH KASUS

Dalam kasus ini difokuskan pada komputasi waktu kejadian (event times)
dan probabilitas untuk pencapaian waktu yang telah ditetapkan. Diketahui
serangkaian kegiatan dengan data seperti dalam tabel berikut :
Tabel data estimasi durasi kegiatan
Kegiatan I - node J - node to tm tp
A 1 2 4 6 10
B 2 4 8 9 11
C 4 5 3 6 9
D 1 3 12 14 18
E 3 4 2 3 5

32

16
4/26/20

CONTOH NETWORK DIAGRAM

A B C
1 2 4 5

to=4 to=8 to=3


tm=6 tm=9 tm=6
tp=10 tp=11 tp=9

D E
3

to=12 to=2
tm=14 tm=3
tp=18 tp=5

33

CONTOH PERHITUNGAN WAKTU KEGIATAN EFEKTIF [Te]

te = (to + 4tm + tp) / 6


d = (tp – to) / 6
Kegiat I- J- to tm tp te d
an node node
A 1 2 4 6 10 6,33 1

B 2 4 8 9 11 9,17 0,5

C 4 5 3 6 9 6,00 1

D 1 3 12 14 18 14,33 1

E 3 4 2 3 5 3,17 0,5

34

17
4/26/20

CONTOH PERHITUNGAN WAKTU KEGIATAN EFEKTIF [Te]

A B C
1 2 4 5
te = 6,33 te = 9,17 te = 6
d=1 d = 0,5 d=1

D E
3

te = 14,33 te = 3,17
d=1 d = 0,5

Waktu Kegiatan Efektif (te) dan Deviasi Kegiatan (d)

35

CONTOH PERHITUNGAN KE DEPAN (FORWARD PASS)

J-node Node I-J te Te


1 - - 0
2 1-2 6,33 0 + 6,33 = 6,33
3 1-3 14,33 0 + 14,33 = 14,33
4 2-4 9,17 6,33 + 9,17 = 15,5
3-4 3,17 14,33 + 3,17 = 17,5
5 4-5 6 17,5 + 6 = 23,5

36

18
4/26/20

CONTOH PERHITUNGAN KE DEPAN (FORWARD PASS)

(0) (6,33) (17,5) (23,5)


A B C
1 2 4 5
te = 6,33 te = 9,17 te = 6
d=1 d = 0,5 d=1

(14,33)

D E
3

te = 14,33 te = 3,17
d=1 d = 0,5

Waktu Kegiatan paling awal

37

CONTOH PERHITUNGAN KE BELAKANG (BACKWARD PASS)

J-node Node I-J te Te


5 - - 23,5
4 5-4 6 23,5 – 6 = 17,5
3 4-3 3,17 17,5 – 3,17 = 14,33
2 4-2 9,17 17,5 – 9,17 = 8,33
2-1 6,33 8,33 – 6,33 = 2
1 3-1 14,33 14,33 – 14,33 = 0

38

19
4/26/20

CONTOH PERHITUNGAN KE BELAKANG (BACKWARD PASS)

(0) (0) (6,33) (8,33) (17,5) (17,5) (23,5) (23,5)


A B C

1 2 4 5
te = 6,33 te = 9,17 te = 6
d=1 d = 0,5 d=1

(14,33) (14,33)

D E

3
te = 14,33 te = 3,17
d=1 d = 0,5

Waktu Kegiatan Paling Lambat

39

CONTOH CRITICAL PATH – TASK FLOAT

• Perhitungan Total Float :


TF (N) = TL (J) – Te (I) – te (N)
Node Total Float
1 8,33 – 0 – 6,33 = 2
2 17,5 – 6,33 – 9,17 = 2
3 17,5 – 14,33 – 3,17 = 0
4 23,5 – 17,5 – 6 = 0
5 -

40

20
4/26/20

CONTOH CRITICAL PATH – TASK FLOAT

(0) (0) (6,33) (8,33) (17,5) (17,5) (23,5) (23,5)

TF=2 TF=2 TF=0


1 2 4 5
te = 6,33 te = 9,17 te = 6
d=1 d = 0,5 d=1

(14,33) (14,33)

TF=0 TF=0
3
te = 14,33 te = 3,17
d=1 d = 0,5

Total Float

41

CONTOH ANALISIS PROBABILITAS

• Perhitungan probabilitas digunakan jika akan mencari


kemungkinan dari suatu event diselesaikan pada saat tertentu

• misalnya event 4 (berdasarkan lintasan kritis ) dikehendaki


diselesaikan pada hari ke 16 sedangkan waktu tercepat
adalah 17,5 hari.

• Tahap awal yang harus dilakukan adalah menghitung event


variance (V).

• Hitungan V(4) sama saja dengan jumlah varian dari kegiatan


sepanjang lintasan kritis.

42

21
4/26/20

CONTOH ANALISIS PROBABILITAS

• Varian dari kegiatan adalah kuadrat dari standar deviasi


kegiatan yaitu å 12 + 0,52 = 1,25

• Tahap selanjutnya menghitung Event Standard Deviation (D)


yaitu akar dari event variance D(4) = Ö 1,25 = 1,1 hari.

• Tentukan perbedaan waktu antara waktu penyelesaian yang


dikehendaki (Tx) dengan Early Event Time (Z), berdasarkan
formula :
Z(E) = (Tx – Te) / D
Z = (16 – 17,5) / 1,1 = -1,40

43

CONTOH ANALISIS PROBABILITAS

• Kemudian hitung luasan dan probabilitasnya dengan


menggunakan tabel distribusi normal dengan Z = -1,40
didapat luasannya 0,4192

16 17,5

• Sehingga probabilitas diselesaikan pada hari ke 16 adalah


41.92 %

44

22
4/26/20

SELESAI

45

PENJADWALAN PROYEK
PRECEDENCE DIAGRAM METHOD
(PDM)

46

23
4/26/20

PENDAHULUAN
Didalam metode Diagram Preseden (PDM) definisi kegiatan dan peristiwa
sama seperti halnya PERT, hanya perlu diletakkan disini bahwa dalam PDM
kotak menandai suatu kegiatan. Metode ini termasuk dalam klasifikasi AON
(Activity on Node) dimana kegiatan ditulis di dalam kotak. Anak panah hanya
menjelaskan hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.

Mt = menggali tanah
Mp= meletakkan pipa 9
Mk= menimbun kembali Mk 60 %

8 7
Menggali tanah Meletakkan Menimbun
Mp 60 % (Mt) Pipa (Mp) Kembali (Mk)

5 6

Mk 40 %
(Mt 40% (Mp 40%
3 4
selesai) selesai)
Mt 60 % Mp 40 %
2
Contoh Kegiatan Overlaping Pada PDM

Mt 40 %
1

Contoh Kegiatan Overlaping Pada CPM

47

CONSTRAINT FINISH TO START (FS)

Constraint ini memberi penjelasan hubungan antara mulainya suatu


kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FS(i-j)
= a yang berarti kegiatan (j) dimulai a hari, setelah kegiatan yang
mendahuluinya (i) selesai. Jenis konstrain ini identik dengan kaidah
jaringan kerja metode PERT (Soeharto, 1999).

Kegitan (i) Kegaitan (j)


FS(i-j) = a

48

24
4/26/20

CONSTRAINT START TO START (SS)

Constraint ini memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu


kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. SS(i-j) = b yang berarti suatu
kegiatan (j) mulai setelah b hari kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain ini
terjadi bila sebelum kegiatan terdahulu selesai 100%, atau kegiatan (j) boleh
dimulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai. Besar angka b tidak
boeh melebihi angka kurun waktu kegiatan terdahulu karena per definisi b
adalah sebagain dari kurun waktu kegaitan terdahulu. Disini terjadi kegiatan
tumpang tindih (Soeharto, 1999).

Kegiatan (i)

Kegiatan (j)
SS(i-j) = b

49

CONSTRAINT FINISH TO FINISH (FF)

Constraint ini memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu


kegaitan dengan selesainya kegaitan terdahulu. Dimana FF(i-j) = c yang
berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan kegiatan terdahulu
(i) selesai. Konstrain ini mencegah selesainya suatu kegiatan mencapai
100%, sebelum kegiatan yang terdahulu telah sekian c hari selesai. Besar
angka c tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan yang
bersangkutan (j) (Soeharto, 1999).

Kegiatan (i)
FF(i-j) = c

Kegiatan (j)

50

25
4/26/20

CONSTRAINT START TO FINISH (SF)

Constraint ini menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan (j) dengan


mulainya kegaitan terdahulu (i). Dimana SF(i-j) = d, yang berarti suatu
kegiatan (j) selesai setelah d hari kegiatan (i) terdahulu mulai. Dalam hal ini
sebagian dari porsi kegiatan terdahulu harus selesai sebelum bagian akhir
kegiatan (j) boleh diselesaikan (Soeharto, 1999).

Kegiatan (i)

SF(i-j) = d

Kegiatan (j)

51

LEAD TIME & LAG TIME

Pada garis konstrain dibubuhkan penjelasan mengenai waktu


mendahului (lead) atau terlambat (lag). Dimana waktu dari
konstrain FS dan konstrain FF disebut lag time sedangkan
waktu dari konstrain SS dan SF disebut lead time. Adanya
konstrain dalam menyusun jaringan PDM maka lebih banyak
faktor yang harus diperhatikan dibandingkan dengan metode
PERT.

52

26
4/26/20

FORWARD CALCULATION PDM

Perhitungan maju pada metode ini berlaku dan


ditujukan untuk hal-hal sebagai berikut:
1) Menghasilkan ES, EF dan kurun waktu penyelesaian
proyek.
2) Diambil angka ES terbesar bila lebih dari satu
kegiatan bergabung.
3) Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu (predecessor) dan
(j) kegiatan yang sedang ditinjau.
4) Waktu awal dianggap nol.

53

EARLY START (ES)

Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang sedang ditinjau


ES(j), adalah sama dengan angka terbesar dari jumlah angka
kegiatan terdahulu ES(i) atau EF(i) ditambah konstrain yang
bersangkutan pada hitungan maju metode PDM.

Dapat ditulis dengan rumus :


ES(j) = ES(i) + SS(i-j)
ES(j) = ES(i) + SF(i-j) – D(j)
ES(j) = EF(i) + FS(i-j)
ES(j) = EF(i) + FF(i-j) – D(j)

Dari hasil perhitungan diambil angka yang terbesar

54

27
4/26/20

EARLY FINISH (EF)

Waktu selesai paling awal kegiatan yang sedang


ditinjau EF(j), adalah sama dengan angka waktu
mulai paling awal kegiatan tersebut ES(j) ditambah
kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D(j). Ditulis
dengan rumus:
EF(j) = ES(j) + D(j)
(Soeharto, 1999)

55

MENGHITUNG ES DAN EF

56

28
4/26/20

BACKWARD CALCULATION PDM

Perhitungan mundur pada metode PDM berlaku dan


ditunjukan untuk hal-hal berikut ini:
1) Menghasilkan LS, LF dan kurun waktu float.
2) Bila lebih dari satu kegiatan bergabung diambil
angka LS terkecil.
3) Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau
sedangka n (j) adalah kegiatan berikutnya.

57

LATES FINISH (LF)

Waktu selesai paling akhir kegiatan (i) yang sedang ditinjau,


merupakan angka kecil dari jumlah kegiatan LS dan LF
ditambah konstrain yang bersangkutan.

Dapat ditulis dengan rumus :


LF(i) = LF(j) – FF(i-j)
ES(i) = LS(j) – FS(i-j)
ES(i) = LF(j) – SF(i-j) + D(i)
ES(i) = LS(j) – SS(i-j) + D(j)

Dari hasil perhitugan diambil angka yang terkecil

58

29
4/26/20

LATES START (LS)

Waktu mulai paling akhir kegiatan yang sedang


ditinjau LS(i), adalah sama dengan waktu selesai
paling akhir kegiatan tersebut LF(i), dikurangi kurun
waktu yang bersangkutan. Ditulis dengan rumus:
LS(i) = LF(i) – D(i)
(Soeharto, 1999)

59

MENGHITUNG LS DAN LF

60

30
4/26/20

LINTASAN KRITIS

• Dalam menentukan jalur dan kegiatan kritis pada metode


PDM mempunyai sifat sama seperti metode PERT, yaitu:
• Waktu mulai paling awal dan akhir harus sama (ES = LS)
• Waktu selesai paling awal dan akhir harus sama (EF = LF)
• Kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu
selesai paling akhir dengan waktu mulai paling awal (LF –
ES = D)
• Bila hanya sebagian dari kegiatan bersifat kritis, maka
kegiatan tersebut secara utuh dianggap kritis.

61

CONTOH PERHITUNGAN PDM

62

31
4/26/20

NETWORK DIAGRAM

63

HASIL PERHITUNGAN ES, EF, LS, LF DAN FLOAT

64

32
4/26/20

FORWARD CALCULATION

65

BACKWARD CALCULATION

66

33
4/26/20

LINTASAN KRITIS

67

SELESAI

68

34

Anda mungkin juga menyukai