Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TERSTRUKTUR

AGROKLIMATOLOGI

Oleh :
Kevin Farrell Damargalih
NIM. A1A018042

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
Latar Belakang

Kehidupan manusia tak pernah lepas dari pengaruh proses-proses di alam.

Dalam arti bahwa kehidupan manusia akan mempengaruhi prosesproses di alam,

demikian pula proses-proses di alam akan membawa pengaruh tersendiri bagi

manusia. Iklim merupakan salah satu proses alam yang membawa pengaruh

terhadap kehidupan manusia, baik secara fisik maupun secara non fisik (sosial

budaya). Iklim di artikan sebagai suatu kondisi cuaca pada suatu daerah dalam

kurun waktu yang lebih lama (Prawirowardoyo, 1996). Perubahan yang terjadi

pada suatu daerah akan membawa dampak bagi kehidupan manusia pada daerah

tersebut. Dampak ini bisa negatif ataupun positif. Penilaian iklim biasanya

didasarkan pada keberadaan parameterparameter seperti curah hujan, suhu,

kelembaban, kecepatan angin yang dilihat secara berurutan (Time Series) dan

didukung pula dengan keberadaan geografis daerah. Daerah dengan bentuk lahan

pegunungan akan mempunyai iklim yang berbeda dengan daerah yang bentuk

lahannya berupa dataran rendah. Suatu wilayah akan mempunyai iklim yang

berbeda-beda dibandingkan dengan wilayah yang lainnya. berdasarkan kalsifikasi

iklm global, kepulauan Indonesia sebagian besar tergolong dalam zona iklim

tropika basah dan sisanya masuk dalam zona iklim pegunungan atau tropika

monsoon.

Tujuan
Mengetahui perbandingan produktivitas tanaman di daerah tropis dengan di

daerah sedang menurut penggunaan radiasi matahari

Isi

Daerah tropis memiliki produktivitas pertanian yang lebih keci

dibandingkan dengan daerah sedang. Cuaca dan iklim merupakan salah satu

peubah dalam produktivitas yang paling sukar dikendalikan. Oleh karena itu

dalam usaha pertanian, umumnya disesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Di

Indonesia, perhatian dan kerjasama antara para ahli klimatologi dengan ahli

pertanian semakin meningkat terutama dalam rangka menunjang produksi

tanaman pangan. Daya hasil beberapa tanama pangan di Indonesia masih rendah

jika dibandingkan dengan negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika

Serikat. Selain disebabkan oleh pengaruh terknologi, hal ini juga disebabkan oleh

perbedaan cuaca.

Sinar matahari sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan zat-zat organik

dalam daun yang biasanya kita sebut fotosintesa atau asimilasi karbon. Tanaman

memerlukan tenaga matahari untuk pertumbuhan normal, perkembangan buah dan

lainnya. Tanah yang subur juga memerlukan sinar matahari yang cukup. Intensitas

sinar matahari ditentukan oleh sinar langsung dan sinar pantulan dari sekitarnya.

Derajat intensitas sinar tergantung dari letak geografis, ketinggian dari permukaan

laut, ada atau tidak adanya awan, dan lamanya penyinaran. Reaksi tanaman

terhadap periode dan lamanya penyinaran disebut fotoperiodisme.


Sinar yang tersebar mempunyai peranan penting dalam fotosintesa karena

bekerja-nya bisa lebih lama daripada sinar langsung. Sinar yang tersebar dapat

masuk ke dalam tajuk tanaman dari segala penjuru sehingga tersedia bagi semua

daun untuk otosintesa. Bagian luar tajuk tanaman mendapat sinar 5 sampai 14 kali

lebih banyak dibandingkan dengan bagian dalam tajuk. Oleh karena itu, cabang

dalam seringkali ada yang mati atau mudah terserang penyakit karena kekurangan

sinar matahari. Semakin tinggi suatu tempat, maka makin bertambah pula

intensitas sinar. Oleh karena itu tanaman yang ditanam di daerah pegunungan

akan mempunyai aroma yang baik, warna lebih cerah, dan lebih banyak

mengandung gula bila dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada

ketinggian lebih rendah, untuk varietas yang sama.

Tanaman yang ditanam terlalu rapat maka cabangnya tumbuh cenderung

menuju ke atas. Makin bertambah umur tanaman makin banyak pula memerlukan

sinar dan makin kurang tahan bila terlindung. Bila terlalu rimbun, perlu dilakukan

pemangkasan cabang tanaman yang tak berguna. Di daerah tropis, lamanya

penyinaran setiap bulan boleh dikatakan hampir sama, yaitu 12 jam, sedangkan di

daerah sedang, lamanya penyinaran anatara 11 dan 14 jam. Kemungkinan, dengan

adanya perbedaan lamanya penyinaran, menyebabkan perbedaan kualitas

kecepatan pertumbuhan dan lain-lain. Lamanya panjang hari dari fajar sampai

senja, mungkin banyak pengaruhnya terhadap pembuangan. Biasanya, tanaman

dibedakan menjadi tanaman hari pendek, hari netral, dan hari panjang.

Didaerah sedang, tanaman pada umumnya ditanam didaerah yang lebih

rendah. Sebagai contoh di daerah California, jeruk ditanam didaerah dengan


ketinggian kurang dari 700 m, di Spanyol kurang dari 250 m, sedangkan di

Indonesia banyak ditanam di daerah yang tinggi, misalnya di Kabanjehe, Ngablak,

Tawangmangu yang tingginya leih dari 1.000 m.

Produktivitas didaerah tropis lebih kecil dari daerah sedang. Daerah tropis

berada pada 0°LS sampai 23°LS, daerah ini memiliki suhu yang tinggi pada siang

hari sedangkan pada malam hari suhunya turun. Lamanya penyinaran di daerah ini

yaitu 12 jam. Sedangkan daerah sedang berada pada 35° sampai 44°LS, daerah ini

memiliki suhu yang tinggi pada malam hari. Lamanya penyinaran daerah sedang

yaitu sekitar 11 sampai 14 jam.

Perbedaan suhu dan lamanya penyinaran menyebabkan perbedaan

produktivitas antara daerah sedang dengan daerah tropis. Daerah sedang memiliki

suhu yang lebih tinggi pada malam hari di bandingkan daerah tropis. Hal ini

menyebabkan aktivitas sel tumbuhan berjalan lebih cepat sehingga buah yang

dihasilkan memiliki ukuran yang lebih besar pada buah-buahan dan biji yang

lebih banyak pada tanaman serealia.

Lamanya penyinaran daerah sedang lebih lama di bandingkan daerah tropis.

Penyinaran dibutuhkan tanaman untuk reaksi fotosintesis. Reaksi fotosintesis

menghasilkan glukosa dan oksigen. Glukosa yang dihasilkan tanaman akan

diubah kedalam buah, biji, umbi atau sebagai makanan bagi tanaman itu sendiri.

Sehingga daerah sedang produktivitasnya lebih tinggi karena glukosa yang

dihasilkan oleh tanaman lebih banyak.

Kesimpulan
1. Sinar matahari sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan zat-zat organik
dalam daun yang biasanya kita sebut fotosintesa atau asimilasi karbon.
2. Aktivitas pertumbuhan tanaman akan sangat kurang bila temperatur kurang dari
13 derajat celcius tetapi masih bisa bertahan pada temperatur lebih dari 38 derajat
celcius.
3. Perbedaan suhu dan lamanya penyinaran menyebabkan perbedaan produktivitas
antara daerah sedang dengan daerah tropis.

Anda mungkin juga menyukai