Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

METODE PENELITIAN

IV.1 Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei dengan metode

observasional analitik. Rancangan penelitian menggunakan cross sectional

study (studi potong lintang), yaitu studi yang mempelajari hubungan faktor

risiko (paparan) dan efek (penyakit/masalah kesehatan) dengan cara

mengamati faktor risiko dan efek secara serentak pada banyak individu

dari suatu populasi, dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran

tiap variabel hanya satu kali pada satu saat yang sama (Nugrahaeni, 2011).

IV.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian direncanakan untuk mulai dilaksanakan pada Bulan Juli

2016 pada wanita pasangan usia subur yang berada di Kota Singkawang,

Provinsi Kalimantan Barat.

Tabel IV.1
Jumlah Desa/Kelurahan Perkotaan dan Perdesaan di Tiap Kecamatan
di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat

Jumlah Desa/Kelurahan
No. Nama Kecamatan
Perkotaan Perdesaan Total
1. Singkawang Selatan 1 3 4
2. Singkawang Utara 1 6 7
3. Singkawang Barat 4 - 4
4. Singkawang Tengah 5 1 6
5. Singkawang Timur - 5 5
Total 11 15 26
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Barat (2014).

54
55

Tabel IV.1 di atas menunjukkan bahwa wilayah Kota Singkawang

terdiri dari 5 kecamatan dan 26 desa/kelurahan (BPS Provinsi Kalimantan

Barat, 2014). Dari 26 desa/kelurahan tersebut, 11 wilayah merupakan

daerah perkotaan, sedangkan 15 wilayah lainnya merupakan daerah

perdesaan. Dapat dilihat bahwa jumlah wilayah perkotaan dan perdesaan

tidak sama banyak di tiap kecamatannya, bahkan ada dua kecamatan yang

hanya terdiri dari salah satu daerah perkotaan saja atau perdesaan saja.

Oleh karena itu, selanjutnya peneliti menentukan fokus lokasi penelitian

hanya di kecamatan-kecamatan yang heterogen, yaitu yang memiliki

wilayah perkotaan dan juga sekaligus memiliki wilayah perdesaan.

Beberapa alasan pemilihan waktu, wilayah dan lokasi penelitian

antara lain dilatarbelakangi oleh :

1. Bulan Juli 2016 merupakan saat dimana peneliti telah selesai

merampungkan rencana kegiatan penelitian.

2. Kota Singkawang merupakan salah satu daerah kabupaten/kota di

Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki nilai TFR di atas rata-rata

TFR nasional sebesar 2,6 dan di atas TFR kota itu sendiri pada tahun

2004 sebesar 2,69. Hal ini diketahui berdasarkan data sensus penduduk

tahun 2010 yang menunjukkan nilai TFR Kota Singkawang sebesar

2,97 dan juga dari data SUSENAS tahun 2010 yang menunjukkan TFR

kota ini sebesar 2,81.

3. Berdasarkan hasil penelitian Nasir (2013), diperoleh kesimpulan

bahwa faktor tempat tinggal (perdesaan atau perkotaan) secara


56

signifikan menunjukkan hubungan yang mempengaruhi fertilitas. Oleh

karena itu, peneliti memilih untuk melakukan penelitian pada populasi

yang bertempat tinggal di wilayah perkotaan dan perdesaan secara

berimbang yaitu 1:1. Hal ini dilakukan untuk mengurangi bias

penelitian dengan cara mengendalikan pengaruh variabel tempat

tinggal yang berperan sebagai variabel perancu terhadap fertilitas.

5. Lokasi penelitian difokuskan di wilayah desa/kelurahan dari

Kecamatan Singkawang Selatan, Kecamatan Singkawang Utara dan

Kecamatan Singkawang Tengah dengan maksud agar diperoleh sampel

yang lebih representatif, lebih efisien dalam pelaksanaan penelitian,

serta mengurangi bias hasil penelitian.

Tabel IV.2
Jumlah Desa/Kelurahan yang Dapat Dijadikan Area Studi

Nama Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Desa/Kelurahan Studi


No.
Kecamatan
Perkotaan Perdesaan Total Perkotaan Perdesaan Total
Singkawang
1. 1 3 4 1 1 2
Selatan
Singkawang
2. 1 6 7 1 1 2
Utara
Singkawang
3. 5 1 6 1 1 2
Tengah
Total 11 15 26 3 3 6
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Barat (2014), telah diolah oleh peneliti.

6. Jumlah lokasi studi pada tiap kecamatan ditentukan berdasarkan

jumlah wilayah perkotaan dan perdesaan minimum yang dapat dipilih

secara bersama dengan perbandingan sama banyak. Bila diperhatikan

dengan seksama pada ketiga kecamatan yang telah disebutkan tadi,

maka jumlah minimum yang sesuai ketentuan tersebut yaitu sebanyak

2 desa/kelurahan untuk tiap-tiap kecamatan, yang mana salah satunya


57

tergolong wilayah perkotaan dan yang satunya lagi tergolong wilayah

perdesaan. Sehingga, secara keseluruhan berjumlah 6 desa/kelurahan

yang menjadi area studi dalam penelitian ini. Penentuan lokasi studi

dapat dilihat pada tabel di atas.

IV.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas

tertentu. Sedangkan populasi studi adalah kumpulan individu yang akan

diukur atau diamati ciri-cirinya (Budiarto, 2001). Sampel adalah sebagian

populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau diukur (Hastono dan Sabri,

2010).

IV.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita pasangan usia

subur di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat. Sedangkan

populasi studi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita pasangan usia

subur yang tinggal di daerah perkotaan dan perdesaan di Kecamatan

Singkawang Selatan, Kecamatan Singkawang Utara dan Kecamatan

Singkawang Tengah, Kota Singkawang. Adapun jumlah pasangan usia

subur di Kota Singkawang ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.3
Jumlah Populasi Pasangan Usia Subur di Kota Singkawang

No. Nama Kecamatan Jumlah Pasangan Usia Subur


1. Singkawang Selatan 11.970
2. Singkawang Utara 6.339
3. Singkawang Barat 15.099
4. Singkawang Tengah 17.657
5. Singkawang Timur 5.054
Total 56.119
58

Sumber : BPS Kota Singkawang (2014).

Tabel IV.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah populasi penelitian

di Kota Singkawang secara keseluruhan sebanyak 56.119 pasangan usia

subur. Sementara itu, jumlah populasi di 3 buah kecamatan, antara lain

Kecamatan Singkawang Selatan, Kecamatan Singkawang Utara dan

Kecamatan Singkawang Tengah, yaitu sebanyak 35.966 pasangan usia

subur (BPS Kota Singkawang, 2014). Namun, peneliti tidak memperoleh

rincian jumlah populasi pasangan usia subur di tiap desa/kelurahan, karena

data tersebut memang tidak tersedia.

IV.3.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah wanita pasangan usia

subur di area studi, yang mana para wanita tersebut memenuhi kriteria

penelitian dan bersedia menjadi responden penelitian.

1. Penentuan Jumlah Sampel

Penentuan jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus besar

sampel berdasarkan proporsi subjek pada satu populasi dengan jumlah

populasi yang diketahui atau finite population (Sandjaja dan

Heriyanto, 2006). Adapun rumus besar sampel yang digunakan adalah

sebagai berikut :
2
Z (1−α /2) . p .(1−p) . N
n= 2 2
d . ( N−1 ) + Z(1−α/ 2) . p .(1− p)

Keterangan :

n = Besar sampel minimal.

N = Besar populasi.
59

Z1-α/2 = Nilai distribusi normal baku (Z) pada CI (1 – α) tertentu.

p = Besar proporsi di dalam populasi.

d = Derajat ketepatan yang digunakan.

Berdasarkan data yang dirilis BPS Kota Singkawang tahun

2014, diketahui jumlah populasi pasangan usia subur di 3 buah

kecamatan, antara lain Kecamatan Singkawang Selatan, Kecamatan

Singkawang Utara dan Kecamatan Singkawang Tengah, yaitu

sebanyak 35.966 pasangan usia subur. Sedangkan, proporsi populasi

wanita berumur 10 tahun ke atas yang pernah kawin dan memiliki

anak lebih dari 2 orang yaitu sebesar 55,6% (BPS Kota Singkawang,

2014), sehingga didapatkan p = 0,556. Dengan α = 5%, maka nilai Z 1-

α/2 = 1,96. Derajat ketepatan (d) yang digunakan dalam penelitian ini

ditetapkan sebesar 10%. Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah

sampel minimal dalam penelitian ini dihitung sebesar :


2
1,96 . 0,556.( 1−0,556) .35966
n=
0,10 . ( 35966−1 )+1,96 2 . 0,556.(1−0,556)
2

1,96 2 . 0,246864.35966
n=
0,102 .35965+1,962 . 0,246864

34108,45473
n=
359,65+ 0,948352742

34108,45473
n=
360,5983527

n = 94,59

n = 95 responden
60

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan jumlah sampel

minimal sebesar 95 wanita pasangan usia subur.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan tergolong jenis

probability sampling, dengan menggunakan cara pengambilan sampel

acak bertingkat (multistage random sampling), yaitu pengambilan

sampel secara acak yang pelaksanaannya dilakukan dengan membagi

populasi menjadi beberapa fraksi, yang kemudian diambil sampelnya.

Sampel fraksi yang dihasilkan dibagi lagi menjadi fraksi-fraksi yang

lebih kecil, yang kemudian diambil lagi sampelnya. Pembagian

menjadi fraksi ini dilakukan terus sampai pada unit sampel yang

diinginkan (Budiarto, 2001).

Area penelitian ini meliputi seluruh wilayah Kota Singkawang,

sehingga sangat luas dan memiliki banyak sekali fraksi. Oleh karena

itu, peneliti mempertimbangkan fraksi-fraksi wilayah tertentu yang

representatif sebagai unit sampel, sebelum dilakukan pengambilan

sampel secara acak.

Pertama-tama, wilayah Kota Singkawang dibagi menjadi 5

fraksi (kecamatan). Dari 5 kecamatan tersebut diambil 3 kecamatan

sebagai wilayah yang dianggap representatif. Setiap kecamatan yang

dipilih terdiri dari beberapa fraksi (desa/kelurahan). Sebanyak 2

desa/kelurahan diambil sebagai wilayah yang dianggap representatif,


61

salah satunya wilayah perkotaan dan sisanya wilayah perdesaan.

Adapun pemilihan fraksi wilayah ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel IV.4
Daftar Desa/Kelurahan yang Dapat Dijadikan Area Studi

Nama Desa/Kelurahan
Nama
No. Jumlah
Desa/Kelurahan Cara
Perkotaan Perdesaan yang
Pemilihan
Diambil
Kecamatan Singkawang Selatan
1. Sedau √ - Langsung 1
2. Sijangkung - √ Diundi
3. Pangmilang - √ Diundi 1
4. Sagatani - √ Diundi
Kecamatan Singkawang Utara
1. Naram √ - Langsung 1
2. Sungai Garam Hilir - √ Diundi
3. Sungai Bulan - √ Diundi
4. Sungai Rasau - √ Diundi
1
5. Setapuk Kecil - √ Diundi
6. Setapuk Besar - √ Diundi
7. Semelagi Kecil - √ Diundi
Kecamatan Singkawang Tengah
1. Roban √ - Diundi
2. Condong √ - Diundi
3. Sekip Lama √ - Diundi 1
4. Jawa √ - Diundi
5. Sungai Wie √ - Diundi
6. Bukit Batu - √ Langsung 1
Total 7 10 17 6
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Barat (2014), telah diolah oleh peneliti.

Tabel IV.4 menunjukkan bahwa hasil dari pemilihan tersebut

diperoleh 6 desa/kelurahan (klaster) yang merupakan area studi.

Kemudian untuk mengambil sampel dalam klaster dapat dilakukan

dengan mengacak sejumlah rumah tangga yang terdapat wanita

pasangan usia subur di dalamnya. Jumlah sampel yang diambil didapat

dengan membagi secara proporsional dengan jumlah populasi

pasangan usia subur di area studi. Namun, karena tidak tersedianya


62

data pasangan usia subur di tiap area studi, maka digunakanlah jumlah

kepala keluarga (KK) sebagai pendekatan jumlah pasangan usia subur.

Jumlah sampel sebanyak 95 orang yang didapat dari hasil

perhitungan di atas selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok sama

banyak, yaitu 48 orang di wilayah perkotaan dan 47 orang di wilayah

perdesaan. Kemudian, jumlah sampel ini dibagi secara proporsional

sebagai berikut :

Tabel IV.5
Pembagian Jumlah Sampel Secara Proporsional Berdasarkan
Klaster Sampel

Nama Kepala Keluarga (KK)


Nama Jumlah
No. Desa/Kelurahan Jumlah Populasi Jumlah
Kecamatan RT
Terpilih Total Studi Sampel
Perkotaan (Urban)
1. S. Selatan Sedau 8.839 8.839 33 65
2. S. Utara Naram 677 667 2 8
Salah satu dari
Desa/Kelurahan 3.504
Roban, (jumlah
3. S. Tengah Condong, Sekip 1.293-8.889 rata-rata 13 17-63
Lama, Jawa tiap 1 desa /
kelurahan)
atau Sungai
Wie
Jumlah 13.010 48 -
Perdesaan (Rural)
Salah satu dari 1.524
Desa/Kelurahan (jumlah
1. S. Selatan Sijangkung, 673-2.874 rata-rata 17 10-27
Pangmilang tiap 1 desa /
kelurahan)
atau Sagatani
Salah satu dari
Desa/Kelurahan
Sungai Garam 1.020
Hilir, Sungai (jumlah
2. S. Utara Bulan, Sungai 660-1.897 rata-rata 11 8-28
Rasau, Setapuk tiap 1 desa /
kelurahan)
Kecil, Setapuk
Besar atau
Semelagi Kecil
3. S. Tengah Bukit Batu 1.653 1.653 19 12
Jumlah 4.197 47 -
63

Total 17.217 95 -
Sumber : BPS Kota Singkawang (2014), telah diolah oleh peneliti.

Tabel IV.5 di atas menunjukkan bahwa jumlah populasi studi

yang akan dipilih sebagai sampel sangat banyak. Dengan demikian,

tidaklah memungkinkan untuk mengundi sekian banyak data kepala

keluarga tersebut, sehingga dilakukanlah pembagian jumlah sampel

menjadi beberapa blok kecil berdasarkan jumlah rukun tetangga (RT)

di area setempat, yang kemudian didatangi secara berselang-seling

antar rumah responden untuk memilih responden yang akan diambil

sebagai sampel dalam penelitian.

3. Kriteria Subyek Penelitian

Kriteria subyek dalam penelitian ini terdiri atas kriteria inklusi

dan kriteria eksklusi, yang meliputi :

a. Kriteria inklusi

1) Responden adalah perempuan yang sudah pernah menikah.

2) Responden telah memasuki masa reproduksi, yang ditandai

dengan pernah hadirnya menstruasi.

3) Responden belum mengalami menopause saat penelitian

berlangsung.

4) Responden berasal dari data bidan desa setempat.

5) Bersedia menjadi responden penelitian.

b. Kriteria eksklusi

1) Tidak tercatat sebagai penduduk di wilayah studi.


64

2) Tercatat berasal dari luar daerah penelitian, dimana kelahiran

hidup anak terakhir terjadi di luar wilayah studi.

3) Tidak diperkenankan oleh pasangannya untuk memberikan

informasi.

4) Mengalami gangguan indera atau gangguan komunikasi.

5) Responden tidak berada di tempat saat pengambilan data

dilakukan.

IV.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Hal-hal yang berkaitan dengan pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini meliputi :

IV.4.1 Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan antara lain data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

subyek penelitian (responden) yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti,

sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber

terpercaya secara tidak langsung dan biasanya sudah dikompilasi terlebih

dahulu oleh pihak yang memiliki data tersebut (Hastono dan Sabri, 2010).

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini meliputi karakteristik

individu, ekonomi, sosial budaya, beberapa tahapan antara (tahapan

hubungan kelamin, tahapan konsepsi dan tahapan kehamilan), serta


65

tingkat fertilitas wanita pasangan usia subur di Kota Singkawang. Data

primer inilah yang digunakan peneliti dalam analisis secara statistik.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data-data

kependudukan, antara lain data jumlah pasangan usia subur, jumlah

kepala keluarga (KK), jumlah rukun warga (RW) beserta ketuanya,

jumlah rukun tetangga (RT) beserta ketuanya dan lain sebagainya,

yang berada di wilayah Kota Singkawang. Data yang didapat berasal

dari Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional, Provinsi Kalimantan Barat,

dan Kota Singkawang, Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) serta kantor-kantor dan sumber terkait lainnya.

Data sekunder ini tidak digunakan oleh peneliti dalam analisis secara

statistik.

IV.4.2 Cara Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian ini antara lain :

1. Data Primer

Dalam mengumpulkan data primer, cara yang dilakukan

peneliti yaitu dengan melakukan wawancara tidak langsung untuk

memperoleh data-data tentang karakteristik individu, ekonomi, sosial

budaya, beberapa tahapan antara (tahapan hubungan kelamin, tahapan

konsepsi dan tahapan kehamilan), serta tingkat fertilitas responden.


66

Dimana responden memberikan jawaban secara tertulis dengan cara

mengisi sejumlah pertanyaan tertulis dalam sebuah lembar pertanyaan.

2. Data Sekunder

Dalam mengumpulkan data sekunder, peneliti melakukan

penelusuran untuk mendapatkan data-data yang dirilis oleh BPS dan

BKKBN. Selain itu, peneliti juga melakukan pengajuan permintaan

data ke instansi lain yang terkait, yang kemudian dilakukan observasi

pada sumber data tersebut dan dilakukan pencatatan atau penyalinan

data pada instrumen peneliti.

IV.4.3 Instrumen Pengumpulan Data

Adapun instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data

primer yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu kuesioner

penelitian, yang dikembangkan dengan beberapa penyesuaian dari

penelitian sebelumnya oleh Taufik (2014) yang berjudul “Faktor-Faktor

yang Berhubungan dengan Peningkatan Fertilitas pada Wanita Pasangan

Usia Subur di Propinsi Kalimantan Barat”. Kuesioner ini digunakan untuk

memperoleh data tentang karakteristik individu, ekonomi, sosial budaya,

beberapa tahapan antara (tahapan hubungan kelamin, tahapan konsepsi dan

tahapan kehamilan), serta tingkat fertilitas.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi. Sedangkan, reliabilitas adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya atau


67

diandalkan. Hal ini, berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran

tersebut tetap konsisten atau sama bila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang

sama (Budiman dan Riyanto, 2013).

Sejumlah pertanyaan terkait motivasi dan persepsi di dalam

kuesioner ini perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas kembali,

meskipun mengadaptasi dari pertanyaan dari kuesioner penelitian milik

peneliti sebelumnya, mengingat terdapat perbedaan struktur sosial antara

wilayah studi yang bersifat lokal (kabupaten/kota) dengan yang lebih luas

yaitu bersifat regional (provinsi). Variabel yang diuji kembali validitas dan

reliabilitasnya meliputi variabel nilai anak dan nilai agama. Uji validitas

dan reliabilitas akan dilakukan pada 30 orang wanita pasangan usia subur

di Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas. Kecamatan Pemangkat

memiliki kemiripan karakteristik sosio-kultural dengan wilayah studi dan

letaknya tidak begitu jauh dari Kota Singkawang.

Variabel nilai anak dan nilai agama masing-masing memiliki 9

buah pertanyaan yang harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Validitas

pertanyaan diuji menggunakan uji korelasi person product moment dengan

tingkat kemaknaan 5% pada n = 30 sampel. Oleh karena itu, sebuah

pertanyaan dikatakan valid jika hasil analisis masing-masing pertanyaan

menunjukkan nilai r > 0,361 yang ditampilkan pada kolom corrected item-

total correlation. Sedangkan, kuesioner dikatakan reliabel jika nilai

cronbach’s alpha yang didapat dari analisis statistik > 0,6.


68

IV.4.4 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan oleh peneliti sendiri dalam

penelitian ini.

IV.5 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data

Hal-hal yang berkaitan dengan pengolahan dan penyajian data

yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :

IV.5.1 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan yang dilaksanakan

setelah data dikumpulkan (Bungin, 2009). Secara umum, cara pengolahan

data dilakukan secara manual, mekanikal dan elektrikal. Pengolahan data

dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti secara manual dan elektrikal.

Kegiatan pengolahan tersebut meliputi :

1. Penyuntingan Data (Editing)

Penyuntingan data dilakukan setelah data diperoleh, dimulai

dari pemeriksaan terhadap instrumen penelitian yang telah terisi atau

memberikan hasil pemeriksaan, dilakukan pengecekan ulang,

diperjelas dan diperbaiki apabila ada kesalahan sehingga menghasilkan

data yang benar dan akurat.

2. Pengkodean Data (Coding)


69

Pengkodean adalah proses mengklarifikasikan data yang

diperoleh dari tahap penyuntingan. Klarifikasi data dapat berupa

pemberian simbol secara langsung terhadap jawaban atau mengambil

intisari dari jawaban yang telah diberikan, mengelompokkan melalui

kategori tertentu, untuk kemudian diberi simbol. Klarifikasi variabel

bebas dalam penelitian ini sebagai variabel paparan/risiko dilakukan

sesuai hipotesis penelitian, yang mana untuk jawaban dengan risiko (+)

diberi simbol angka 0 (nol) dan untuk jawaban dengan risiko (-) diberi

simbol angka 1 (satu). Begitu pula klarifikasi untuk variabel terikat

sebagai variabel efek dilakukan sesuai hipotesis penelitian, yang mana

untuk jawaban dengan efek (+) diberi simbol angka 0 (nol) dan untuk

jawaban dengan efek (-) diberi simbol angka 1 (satu).

3. Penilaian Data (Scoring)

Penilaian data adalah hasil pekerjaan menilai yang diperoleh

dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap hal yang dijawab oleh

responden. Nilai adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan

acuan tertentu, yakni acuan norma atau acuan standar. Angka-angka

hasil penilaian selanjutnya diproses menjadi nilai-nilai (grade). Data

yang dapat dijumlahkan adalah data berskala numerik, sedangkan data

berskala kategorik tidak dapat dijumlahkan, tetapi dapat

dikelompokkan ke dalam tingkatan tertentu. Pemberian skor tidak

dilakukan pada semua variabel bebas, hanya variabel nilai anak dan

nilai agama saja yang dilakukan pemberian skor. Pemberian skor


70

dalam penelitian ini sesuai dengan item jawaban yang tersedia dari

pertanyaan yang diajukan, yaitu dengan diberikan angka 1 (satu) untuk

jawaban responden yang betul atau mengarah dan diberikan angka 0

(nol) untuk jawaban responden yang salah atau keliru. Sedangkan

variabel terikat dalam penelitian ini tidak dilakukan pemberian skor.

4. Memasukkan Data (Entry)

Setelah diberi kode dan skor dengan benar, selanjutnya data

dimasukkan ke dalam tabel atau sistem pengolah data. Memasukkan

data harus dilakukan berdasarkan tata aturan atau susunan tertentu.

Kegiatan penyusunan data merupakan pengorganisasian data

sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan

ditata agar selanjutnya dapat disajikan dan dianalisis.

5. Pembersihan Data (Cleaning)

Setelah semua data dimasukkan, perlu dicek kembali untuk

melihat kemungkinan adanya kesalahan pengetikan, kesalahan

pemberian kode, ketidaklengkapan dan sebagainya.

IV.5.2 Teknik Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan

laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan

dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan (Budiarto, 2001).

Penyajian data secara umum dikelompokkan menjadi penyajian secara


71

tekstular, tabular dan grafikal. Dalam penelitian ini, data yang telah diolah

selanjutnya disajikan secara tabular dan tekstular (naratif). Penyajian

secara tabular dalam penelitian ini antara lain dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi relatif dan tabel silang 2 x 2.

IV.6 Teknik Analisa Data

Analisa data suatu penelitian biasanya melalui prosedur bertahap,

meliputi analisa univariat, yang kemudian dapat saja dilanjutkan ke analisa

bivariat dan selanjutnya dapat juga dilakukan analisa multivariat. Teknik

analisa data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari analisa

univariat, analisa bivariat dan analisa multivariat, yang diolah

menggunakan program statistik secara komputerisasi.

IV.6.1 Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo,

2010). Variabel yang dianalisa secara univariat dalam penelitian ini antara

lain karakteristik individu, ekonomi, sosial budaya, beberapa tahapan

antara (tahapan hubungan kelamin, tahapan konsepsi dan tahapan

kehamilan), paritas, riwayat persalinan serta tingkat fertilitas responden.

IV.6.2 Analisa Bivariat


72

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010).

Adapun variabel yang dilakukan analisis bivariat dalam penelitian ini

antara lain kesukuan/etnis, pendapatan keluarga, status bekerja, nilai anak,

preferensi jenis kelamin anak, nilai agama, jumlah anak ideal, usia

perkawinan pertama, frekuensi hubungan seksual, pemakaian kontrasepsi,

paritas, mortalitas janin dan riwayat persalinan. Pada penelitian ini, analisa

bivariat dilakukan dengan uji statistik non parametrik, yaitu uji Chi-square

(x2) karena variabel yang diteliti berskala nominal dan ordinal. Namun,

jika syarat tertentu tidak terpenuhi untuk uji tersebut maka uji alternatif

yang dapat digunakan adalah uji Fisher’s Exact.

Kriteria penilaian yang dapat dipakai adalah dengan melihat

tingkat signifikansi yang ditunjukkan dengan nilai p (p value) pada kolom

uji. Karena Confidence Interval (CI) atau tingkat kepercayaan penelitian

yang digunakan adalah 95%, maka nilai yang dipakai adalah α = 0,050.

Suatu analisis dikatakan memiliki hubungan apabila nilai p ≤ α (0,050)

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya, suatu hasil analisis

dikatakan tidak memiliki hubungan apabila nilai p > α (0,050) sehingga

Ho diterima dan Ha ditolak (Hastono dan Sabri, 2010). Sedangkan untuk

mengetahui besarnya risiko ditentukan dengan nilai Prevalence Ratio (PR)

dengan rumus sebagai berikut (Nugrahaeni, 2011) :

a /(a+ b)
PR=
c /(c+ d)

Keterangan :
73

a = Jumlah subyek dengan faktor risiko yang mengalami efek.

b = Jumlah subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek.

c = Jumlah subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek.

d = Jumlah subyek tanpa faktor risiko yang tidak mengalami efek.

Interpretasi nilai PR dengan rentang kepercayaan (Nugrahaeni,

2011) adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai PR > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup

angka 1, berarti variabel tersebut sebagai faktor risiko terjadinya efek

(penyakit/masalah kesehatan).

2. Jika nilai PR = 1, berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko

tidak ada pengaruh dalam terjadinya efek, atau dengan kata lain bukan

sebagai faktor risiko terjadinya efek (penyakit/masalah kesehatan).

3. Jika nilai PR < 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup

angka 1, berarti variabel yang diteliti merupakan faktor protektif

terjadinya efek (penyakit/masalah kesehatan).

4. Jika nilai interval kepercayaan PR mencakup angka 1, maka berarti

mungkin nilai prevalensi = 1, sehingga belum dapat disimpulkan

bahwa faktor yang diteliti sebagai faktor risiko atau faktor protektif.

IV.6.3 Analisa Multivariat

Analisa multivariat merupakan pengembangan dari teknik analisis

bivariat. Analisa multivariat bertujuan melihat/mempelajari hubungan

beberapa variabel independen dengan satu atau beberapa variabel

dependen. Suatu efek/fenomena tertentu dapat dipengaruhi/disebabkan


74

oleh beberapa penyebab (multi faktor). Dari analisis multivariat dapat

diketahui variabel independen mana yang paling besar pengaruhnya

terhadap variabel dependen, ada tidaknya pengaruh variabel lain terhadap

variabel dependen selain dari variabel independen yang dimaksud, serta

bentuk hubungan langsung atau tidak langsung suatu variabel independen

terhadap variabel dependen (Hastono, 2007).

Secara umum, variabel independen maupun variabel dependen

dalam penelitian ini merupakan variabel dikotom (kategorik). Oleh karena

itu, jenis uji statistik yang tepat digunakan adalah uji regresi logistik.

Variabel-variabel yang akan dilakukan analisa multivariat dalam penelitian

ini meliputi variabel-variabel yang lolos seleksi bivariat pada tahap awal.

Selanjutnya, untuk analisis multivariatnya digunakan uji regresi logistik

sederhana dengan metode Enter.

Seleksi bivariat dilakukan dengan memperhatikan nilai p yang

dihasilkan. Untuk nilai p < 0,250, maka variabel tersebut langsung

diikutsertakan ke tahap multivariat. Sedangkan, untuk nilai p > 0,250

namun secara substansi penting maka variabel tersebut juga dapat

dimasukkan ke dalam model multivariat. Selanjutnya, pemodelan

multivariat dilakukan dengan memperhatikan nilai p yang dihasilkan

(Hastono, 2007).

Dua buah variabel dinyatakan berhubungan signifikan dalam

analisis multivariat jika menghasilkan nilai p < 0,050. Jika ada variabel

yang harus disisihkan dari pemodelan multivariat, maka tidak boleh ada
75

perubahan nilai risiko melebihi 10%. Adapun cara menginterpretasikan

nilai risiko dari analisis multivariat ini sama seperti cara interpretasi pada

analisis bivariat, yaitu dengan memperhatikan nilai exp.B yang tertera

beserta rentang interval kepercayaannya (Hastono, 2007).

Anda mungkin juga menyukai