METROLOGI
MATERI PRAKTIKUM KE – 6
NIM : 2922001
KELOMPOK KE – 4
15 Desember 2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengukuran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam setiap percobaan ilmiah seperti
penelitian dan praktikum. Kegiatan pengukuran yang akurat adalah kunci keberhasilan dalam data
pengolahan dan data penyedia informasi.
Metrologi (ilmu pengukuran) adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran,
kalibrasi dan akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. metrologi dikelompokkan ke
dalam tiga kategori utama dengan tingkat kerumitan dan akurasi yang berbeda-beda:
Pada tahun 1968 perusahaan trimos asal swiss berhasil menciptakan pengukur ketinggian
Height gauge digital yang memicu perkembangan terus menerus dan cepat ke era modern dengan
menawarkan pengukuran presisi resolusi mikron angka tunggal bersama dengan pengukuran tegak
lurus.
1.2 TUJUAN
1. Mengukur jarak dari permukaan referensi ke fitur tertentu dari suatu bagian untuk
memverifikasi bahwa itu memenuhi spesifikasi dan toleransi
2. Menandai bagian dengan dimensi atau fitur vertikal yang akurat dari bidang datum sehingga
permesinan tambahan dapat dilakukan
3. Mengukur kelurusan atau squareness atau tegak lurus (perpendicularity) pada part
1.3 TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran
tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. (Arikunto, Jabar :2004)
Kegiatan pengukuran yang akurat merupakan kunci keberhasilan dalam pengolahan data dan
penyedia informasi. Namun, dalam setiap pengukuran selalu ada ketidakpastian nilai pengukuran. Hal
itu dapat diakibatkan oleh keterbatasan alat maupun ketidaktelitian orang yang melakukan pengukuran.
Untuk mendapatkan ketepatan nilai yang akurat pengukuran biasanya dilakukan menggunakan alat
ukur yang memiliki nilai keakuratan tinggi dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga didapatkan
sejumlah data yang mendekati nilai sebenarnya (Burhanuddin, 2011)
Ketepatan hasil pengukuran ditentukan oleh ketepatan hasil melihat skala induk yang ada pada
alat ukur. Kesalahan demikian dinamakan paralaks. Ketidakastian hasil pengukuran dapat bersumber
pada keterbatasannya skala terkecil yang ada pada skala induk
BAB II
2.1 ALAT
2.2 BAHAN
1. Triangle Clamp
2. Blok silinder
BAB III
PROSEDUR KERJA
1. bersihkan permukaan Height Gauge
2. Selanjutnya pasang langkan pengukur (rahang pengukur) Pengukur Tinggi
3. Kendurkan sekrup pengunci (lock screw) sehingga slider bebas bergerak pada timbangan
(timbangan). Gerakkan slider ke atas dan ke bawah juga untuk memeriksa apakah tampilan
layar menunjukkan perubahan ketinggian.
4. Langkah pertama adalah menetapkan titik acuan yang dalam banyak kasus adalah permukaan
meja kerja. Untuk mengatur posisi referensi posisi rahang pengukur (measuring jaw)
sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan dengan lembut. Pembacaan pada tampilan
layar harus di angka Nol pada saat ini. Jika tidak, maka tekan tombol ON/OFF.
5. Sekarang letakkan benda/bagian yang akan diukur di atas meja kerja dan gerakkan rahang
(rahang) ke atas sehingga bertumpu dengan lembut di permukaan atas benda/bagian. Sesuaikan
sekrup pengunci (lock screw) untuk menahan slider di tempatnya
6. Lalu hasil pengukuran ketinggian dari benda/bagian dapat dibaca pada tampilan dial
BAB IV
D B
Gambar 1
Hasil pengukuran
No. bagian
1. A 20,2
2. B 18,24
3. C 16,23
4. D 14,50
5. E 12,50
6. F 50,72
7. G 72,35
8. H 90,11
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini, saya dapat menyimpulkan bahwa alat ukur height gauge merupakan
alat ukur yang biasa digunakan pada manufaktur. Walaupun nama alat height gauge, tetapi alat
tersebut bukan hanya untuk mengukur ketinggian, tetapi bisa juga digunakan untuk mengukur panjang
dan lebar suatu benda.