Laporan Bab 1 Dan 2 - Kelompok 2 - Kelas B
Laporan Bab 1 Dan 2 - Kelompok 2 - Kelas B
TUGAS BESAR
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Karunia –
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas besar dengan judul
“PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG PASAR TRADISIONAL
SURABAYA” pada waktu yang penulis harapkan. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perancangan Bangunan Gedung.
Pada penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah ikut membantu menyelesaikan laporan ini, yakni :
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan materil yang tak
terhingga;
2. Ir., Ronni IS. Rono Hadinagoro, MT. selaku Ketua Program Studi Sarjana
Teknik Sipil Universitas Jendral Achmad Yani;
3. Dr. Yudi Herdiansah, ST., MT. selaku Dosen Pengampu Perencanaan Bangunan
Gedung;
4. Asisten Dosen yang telah membantu dan membimbing dalam pengerjaan
laporan;
5. Teman – teman Jurusan Teknik Sipil Universitas Jendral Achmad Yani yang
telah mendukung yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan yang masih belum
dikatakan sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan tentunya untuk penulis sendiri.
Cimahi,
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Pasar tradisional Kota Surabaya dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Surabaya yang
merupakan salah satu Badan Usaha Milik Pemerintah Kota Surabaya yang bergerak di bidang
perpasaran. Tugas pokok dan fungsi dari Perusahaan Daerah Pasar Surabaya ini menyediakan
sarana usaha yang layak dan nyaman bagi masyarakat Kota Surabaya.
Pasar tradisional Kota Surabaya ini memiliki gedung yang bertingkat. Pada suatu kontruksi
bangunan tentu tidak hanya melihat dari estetika bangunan tersebut, tetapi juga harus
memperhatikan faktor keamanan, kekakuan, kekuatan, kestabilan, dan fungsi dari suatu
gedung. Oleh karena, itu dilakukan perhitungan struktur sebagai langkah perancangan
struktur kontruksi bangunan agar memenuhi kriteria perancangan pada bangunan gedung
bertingkat.
BH - 01 BH - 02
Depth d N-SPT d/N Depth d N-SPT d/N
2 2 7 0,286 2 2 7 0,286
4 2 20 0,100 4 2 19 0,105
6 2 26 0,077 6 2 60 0,033
8 2 49 0,041 8 2 31 0,065
10 2 30 0,067 10 2 32 0,063
12 2 60 0,033 12 2 35 0,057
14 2 53 0,038 14 2 60 0,033
16 2 60 0,033 16 2 60 0,033
18 2 60 0,033 18 2 60 0,033
20 2 60 0,033 20 2 60 0,033
22 2 60 0,033 22 2 60 0,033
24 2 60 0,033 24 2 60 0,033
26 2 60 0,033 26 2 60 0,033
28 2 60 0,033 28 2 60 0,033
30 2 60 0,033 30 2 60 0,033
Jumlah d/N 0,908 Jumlah d/N 0,908
Rata - rata N-SPT 48,333 Rata - rata N-SPT 48,267
2.3 Software
Pada perancangan struktur bangunan ini dibutuhkan beberapa bantuan software untuk
mempermudah dalam proses desain struktur bangunan dan proses analisis yang
diantaranya sebagai berikut :
23. ETABS 2020, digunakan untuk melakukan proses analisis pada kolom, balok,
dan pelat;
24. SAP 2020, digunakan untuk melakukan proses analisis pada tangga;
25. AutoCAD 2018, digunakan untuk menggambar daetailing elemen struktur;
26. Microsoft Office 2016, digunakan untuk perhitungan dan penyusunan laporan.
2.4.1 Beton
Nilai dari kekuatan beton (fc’) harus dispesifikasi dalam dokumen kontruksi dan
harus sesuai dengan persyaratan sebagai berikut :
Berat
normal Tidak ada
Umum 17
dan berat batasan
ringan
Spesifikasi
fymaksimum
Penggunaan Aplikasi ASTM yang
(Mpa)
sesuai
Sistem
Lentur; gaya aksial; dan Mengacu pada
seismik 420
susut dan suhu 20.2.2.5
khusus
A615M,
Sistem
A706M,
Geser seismik 420
khusus A955M,
A996M,
A615M,
Longitudinal
A706M,
Torsi dan 420
transerversal A955M,
A996M,
Sumber : SNI 2847 – 2019 Pasal 20.2.2
Spesifikasi
Fy maksimum
Penggunaan Aplikasi ASTM yang
(Mpa)
sesuai
A615M,
Kekangan lateral dari Spiral pada
A706M,
batang longitudinal; sistem gempa 700
A955M,
atau kekangan beton khusus
A1035M
A615M,
A706M,
Geser spiral 420
A955M,
A1035M
Fy maksimum Spesifikasi
Penggunaan Aplikasi ASTM yang
(Mpa) A615M,
sesuai
Torsi pada nalok A706M,
spiral 420
nonprategang A955M,
A1035M
Sumber : SNI 2847 – 2019 Pasal 20.2.2
MPa MPa % mm
3,5d (d ≤ 16
14 (d ≤ 19 mm) 180° mm)
12 (22 ≤ d ≤ 36 5d (19 ≤ d ≤ 25
Min. 420 mm) 180° mm) Min.
BjTS 420B Min 525
Maks. 545 7d (29 ≤ d ≤ 36 1,25
10 (d > 36 mm) 180° mm)
90° 9d (d > 36 mm)
Sumber : SNI 2052 – 2017 pasal 6.5
2.5 Pembebanan
Pembebanan pada struktur bangunan merupakan salah atu hal yang terpenting dalam
perencanaan sebuah gedung. Pembebanan untuk gedung “Pasar Tradisional” ini
mengacu pada peraturan SNI – 1727 – 2020 tentang “Beban Desain Minimum Dan
Kriteria Terkait Untuk Bangunan Gedung Dan Struktur Lain” dan SNI 1726 – 2019
tentang “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan
Gedung Dan Non Gedung”.
2.5.1 Beban Gravitasi
Beban gravitasi terdiri dari beban mati sendiri elemen struktur (Self Weight) dan
beban mati tambahan (Superimpossed Dead Load).
1 Pelat Lantai
2 Atap
No Material Beban
Tabel 2. 11 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Nongedung untuk Beban Gempa
dibatasi untuk :
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung apartemen/rumah susun
- Pusat perbelanjaan/mall
- Pusat perbelanjaan/mall
- Bangunan industri
- Fasilitas Manufaktur
- Pabrik
Sumber : SNI 1726 – 2019 pasal 4.1
Maka, dapat disimpulkan gedung yang kami desain masuk pada kategori resiko II.
2.5.3.2 Faktor Keutamaan Gempa (Ie)
Struktur digunakan untk memperbesar beban gempa rencana, agar system struktur
mampu memikul beban gempa dengan periode ulang yang lebih panjang. Untuk
menentukan faktor keutamaan gempa (Ie) berdasarkan SNI 1726 – 2019 pada pasal
4.1.
Karena kategori resikonya II, maka faktor keutamaan gempa (Ie) yaitu 1,0.
2.5.3.3 Klasifikasi Situs
Untuk menentukan klasifikasi situs diperlukan data investigasi tanah yang dilakukan
dengan cara perhitungan nilai SPT. Setelah dilakukan perhitungan N-SPT pada tabel
perhitungan Tabel 2.1 dicari nilar N-SPT rata – rata terkecil dari ke-2 titik, sehingga
didapat nilai N-SPT rata -rata terkecil yaitu 48,267 pada titik ke-2. Untuk
menentukan klasifikasi situs berdarkan SNI 1726 – 2019 pasal 5.3
Berdasarkan hasil dari nilai N-SPT rata – rata terkecil yaitu 48,267 pada titik ke-2
maka dapat disimpulkan klasifikasi situs masuk pada kategori SD (tanah sedang)
2.5.3.4 Parameter Percepatan Gempa (Ss dan S1)
Parameter Ss dan S1 ditetapkan berdarkan respons spektrum percepatan 0,2 detik dan
1 detik dalam peta gerak tanah seismek dengan 2 kemungkinan 2% terlampaui dalam
periode ulang 50 tahun sesuai dengan lokasi yang ditinjau.
Karena masuk ke dalam kelas situs SD dan nilai Ss = 0,7 ada diantara 0,5 dan 0,75
maka dilakukan interpolasi sebagai berikut :
Didapat nilai Fy = 1,9 karena masuk ke dalam kelas situs SD dan nilai S1= 0,4
2.5.3.6 Percepatan Gempa Maksimum Periode Pendek 0,2 Detik (SMS) dan
Percepatan Gempa Maksimum Periode Maksimum Periode 1 Detik (SM1)
Untuk menentukan parameter respon spektrum di permukaan (SMS dan SM1)
ditentukan dengan rumus yang sesuai berdasarkan SNI 1726 – 2019 pasal 6.2.
SMS = FaSs
SM1 = FvS1
Maka,
SDS = SMS
SD1 = SM1
Maka,
2. Untuk periode lebih besar dari atau sama dengan T 0 dan lebih kecil dari atau
sama dengan Ts, spektrum respons percepata desain, Sa, sama dengan SDS,
3. Untuk periode lebih besar dari Ts tetapi lebih kecil dari atau sama dengan TL,
respons spektral percepatan desain, Sa, diambil berdasarkan persamaan:
4. Untuk periode lebih besar dari TL, respons spektral percepatan desain, Sa,
diambil berdasarkan persamaan:
Keterangan:
SDS = parameter respons spektral percepatan desain pada periode pendek;
SD1 = parameter respons spektral percepatan desain pada periode 1 detik;
T = periode getar fundamental struktur.
= = 0,175
= = 0,875
= 0,231
b. Untuk T0<T<Ts
c. Untuk T>Ts
Dari hasil perhitungan di atas maka didapat data dan grafik percepatan desain
spektrum yang dapat dilihat pada tabel perhitungan nilai Sa yaitu Tabel 2.12 dan
kurva respons spektrum untuk kota Pontianak dengan kelas situs tanah sedang pada
Gambar 2.
Tabel 2. 16 Perhitungan Nilai Sa
Kategori Resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SDS < 0,167 A A
Berdasarkan nilai SDS= 0,578 dan kategori resiko = II maka termasuk ke dalam
Kategori Desain Seismik (KDS) “D”.
Kategori Resiko
Nilai SD1
I atau II atau III IV
Berdasarkan nilai SD1= 0,506 dan kategori resiko = II maka termasuk ke dalam
Kategori Desain Seismik (KDS) “D”.
2.5.3.10 Rekapitulasi Parameter Beban Gempa
Hasil rekapitulasi beban gempa dapat dilihat pada Tabel 2.18 sebagai berikut :
Tabel 2. 19 Rekapitulasi parameter beban gempa
Parameter Nilai
Kategori Risiko II
Faktor Keutamaan Gempa, Ie 1,0
Kelas Situs SD
Parameter Percepatan Gempa Perioda Pendek, Ss 0,7 g
Parameter Percepatan Gempa Perioda 1 detik, S1 0,4 g
Koefisien Situs, Fa 1,24
Koefisien Situs, Fv 1,9
Respon Spektral Percepatan Perioda Pendek, S MS 0,868 g
Respon Spektral Percepatan Perioda 1 detik, SM1 0,76 g
Respons Spektral Percepatan Desain Periode Pendek,
0,578 g
SDS
Respons Spektral Percepatan Desain Periode 1 detik,
0,506 g
SD1
Parameter Nilai
Periode Getar Fundamental Struktur, T
T0 0,175 detik
Ts 0,875 detik
Faktor redudansi berdasarkan SNI 1726 – 2019 pasal 7.3.4 untukk struktur yang
dirancang dengan kategori desain seismik D, didaptkan faktor redudansi (ρ) yaitu 1,3
Faktor redudansi berdasarkan SNI 1726 – 2019 pasal 7.3.4 untukk struktur yang
dirancang dengan kategori desain seismik D, didaptkan faktor redudansi (ρ) yaitu 1,3
Dan uraian kombinasi beban akibat beban gempa dengan kuat lebih :
4. (1,2 + 0,2 SDS) D + 1,0 Ω0QEX + 0,3 Ω0QEY + 0,5 L
5. (1,2 + 0,2 SDS) D + 0,3 Ω0QEX + 1,0 Ω0QEY + 0,5 L
6. (0,9 - 0,2 SDS) D + 1,0 Ω0QEX + 0,3 Ω0QEY
7. (0,9 - 0,2 SDS) D + 0,3 Ω0QEX + 1,0 Ω0QEY
Tabel 2. 23 Kombinasi Beban Ulitimate Akibat Gempa Kuat Lebih
Faktor reduksi kekuatan untuk momen, gaya aksial, atau kombinasi momen dan gaya
aksial harus sesuai dengan Tabel 21.2.
Tabel 2. 25 Faktor reduksi kekuatan (ϕ) untuk momen, gaya aksial, atau kombinasi
momen dan gaya aksial
ϕ
Regangan
Klasifikasi Jenis tulangan transversal
tarik netto
spiral sesuai 25.7.3 Tulangan lainnya
Tekanan
Ԑt ≤ Ԑty 0.75 a) 0.65 b)
terkontrol
Tegangan
Ԑt ≥ 0,005 0.9 e) 0.9 f)
terkontrol
Berdasarkan Tabel 2.22 dapat disimpulkan bahwa jenis struktur Rusunawa ini
termasuk pada Kategori Tingkat Risiko Gempa Tinggi (D), sehingga digunakan
sistem penahan gempa SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus).
sistem, termasuk batasan sistem struktur yang termuat dalam Tabel 2.23.
C. Sistem rangka
pemikul momen
5 Rangka beton 8 3 5½ TB TB TB TB TB
bertulang pemikul
momen khusus
Sumber : SNI 1726-2019
Tabel 2. 28 Persyaratan untuk masing-masing tingkat yang menahan lebih dari 35%
gaya geser dasar
Sesuai SNI 03-1726-2019 pasal 7.3.4 untuk struktur yang dirancang untuk kategori
desain seismik D, E atau F, ρ harus sama dengan 1,3 kecuali jika satu dari dua
kondisi berikut dipenuhi dimana ρ diizinkan diambil sebesar 1.0:
a. Masing-masing tingkat yang menahan lebih dari 35 persen geser dasar dalam
arah yang ditinjau harus sesuai dengan Tabel 2.24.
b. Struktur dengan denah beraturan di semua tingkat dengan sistem penahan
gaya gempa terdiri dua bentang perimeter penahan gaya gempa yang
merangka pada masing-masing sisi struktur dalam masing-masing.