Muhammad Faisal Rijani - 1810811110026 - PBRS I - Kelompok 6 PDF

TUGAS BESAR
PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I

(HSKB 631)
DOSEN PEMBIMBING:
Ir. FAUZI RAHMAN, M.T. Ir. ADRIANI, M.T.
NIP. 196605201991031005 NIP. 196201151991031002
Disusun Oleh:
Muhammad Faisal Rijani 1810811110026
Muhammad Rizkoni 1810811110035
Yoga Langgeng Yuana 1810811110028
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU
2021
[PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I] Kelompok VI
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat, rahmat, dan hidayah yang diberikan-Nya lah penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Besar pada Mata Kuliah Perancangan Bangunan Rekayasa
Sipil I (HSKB 631).
Tugas Besar ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Ir. Fauzi Rahman, M.T. dan Bapak Ir. Adriani, M.T. selaku Dosen
Pembimbing yang memberikan ilmu dan bimbingan sehingga Tugas Besar
ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Kak Muhammad Fitrah Dzikry, S.T. selaku Asisten Pembimbing yang
membantu kami dalam pengerjaan Tugas Besar ini sehingga dapat
diselesaikan dengan baik.
3. Semua pihak yang telah membantu baik berupa dukungan, semangat, doa,
serta ilmu walau sekecil apapun yang tidak bisa penyusun sebutkan satu-
persatu.
Kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan Tugas Besar ini sangat
penyusun harapkan. Semoga dapat memberikan manfaat bagi yang telah
membacanya.
Banjarbaru, Mei 2021
Penyusun
1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

1810811110028 Yoga Langgeng Yuana
1810811110035 Muhammad Rizkoni
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I GAMBAR BANGUNAN ................................................................ 1

BAB II PRELIMINARY DESIGN ............................................................... 10
BAB III ANALISA BEBAN GEMPA ....................................................... 29
BAB IV ANALISA BEBAN GRAVITASI................................................ 65
BAB V PERHITUNGAN KOMBINASI PEMBEBANAN ULTIMIT
BALOK DAN KOLOM .............................................................................. 75
BAB VI DESAIN PENULANGAN PELAT LANTAI DAN DAK ........... 139
BAB VII DESAIN PENULANGAN BALOK ........................................... 145
BAB VIII DESAIN PENULANGAN KOLOM ......................................... 158
BAB IX HUBUNGAN BALOK DAN KOLOM ....................................... 164
BAB X ANALISA PONDASI .................................................................... 167
BAB XI ANALISA PENULANGAN TANGGA ...................................... 196
BAB XII ANALISA MATERIAL .............................................................. 219
BAB XIII GAMBAR BANGUNAN .......................................................... 223
BAB XIV GAMBAR PENULANGAN BALOK, KOLOM, PELAT,
PONDASI, DAN TANGGA ....................................................................... 228

BAB I
GAMBAR BANGUNAN
Gambar 1.1 Tampak 3 Dimensi
Gambar 1.2 Tampak Depan

Gambar 1.3 Tampak Samping Kiri
Gambar 1.4 Tampak Samping Kanan

Gambar 1.5 Tampak Belakang
Gambar 1.6 Portal 3 Dimensi

Gambar 1.7 Portal Melintang A dan D
Gambar 1.8 Portal Melintang B dan C

Gambar 1.9 Portal Memanjang 1 dan 4
Gambar 1.10 Portal Memanjang 2 dan 3

Gambar 1.11 Denah Balok dan Pelat Lantai 2

Gambar 1.14 Denah Balok dan Pelat Dak

Gambar 1.15 Denah Fungsi Ruangan Lantai 1


BAB II
PRELIMINARY DESIGN
2.1 Data Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil

f’c (MPa) : 32
fy (MPa) : 400
Gedung : Gedung Umum (Kantor)
Wilayah Gempa : WG 5 dan 6 (Banda Aceh)
Jenis Tanah : Keras
Tipe Portal : Tipe-3
2.2 Preliminary Design

Untuk dimensi balok digunakan ukuran b x h dengan ketentuan SNI
2847:2013 pasal 9.5.2.3 tabel 9.5(a) 8:
Tebal minimum (h) balok non-prategang bila lendutan tidak dihitung
dengan satu ujung menerus hingga kedua ujung menerus.
Tabel 2.1 Minimum Ukuran Balok
Tebal Minimum, h
Dua tumpuan Satu ujung Kedua ujung
Komponen Kantilever
sederhana menerus menerus
Struktur
Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan partisi atau konstruksi lain
yang mungkin rusak oleh lendutan yang besar
Pelat masif satu
l/20 l/24 l/28 l/10
arah
Balok atau pelat
l/16 l/18,5 l/21 l/8
rusuk satu arah
CATATAN:
Panjang bentang dalam mm.
Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur dengan beton normal dan
tulangan tulangan Mutu 420 MPa. Untuk kondisi lain, nilai di atas harus dimodifikasikan sebagai
berikut:
(a) Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis (equilibrium density), wc, di antara 1440
sampai 1840 kg/m3, nilai tadi harus dikalikan dengan (1,65 – 0,0003wc) tetapi tidak kurang dari
1,09.
(b) Untuk fy selain 420 MPa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700).
Sumber: SNI 2847:2013

Untuk fy selain 420 Mpa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 +

fy/700). Karena menggunakan fy = 400 Mpa, maka h nya adalah:
( ) s.d ( )
2.3 Balok
2.3.1 Balok Lantai
Preliminary Design pada balok menggunakan rumus:
( )
b = 2/3 x h
Perhitungan:
Balok Melintang
- Satu ujung menerus di ambil balok B9 (L = 500 cm)
( ) = 26,25 cm ≈ 30 cm
b = 2/3 x 26,75 = 17,50 cm ≈ 20 cm

- Dua ujung menerus diambil contoh balok B5 (L = 450 cm)
( ) = 20,82 cm ≈ 25 cm
b = 2/3 x 20,82 = 13,88 cm ≈ 15 cm
Balok Memanjang
- Satu ujung menerus diambil contoh balok B24 (L = 500 cm)
( ) = 26,25 cm ≈ 30 cm
b = 2/3 x 26,25 = 17,50 cm ≈ 20 cm

- Dua ujung menerus diambil contoh balok B51 (L= 400 cm)
( ) = 18,50 cm ≈ 20 cm
b = 2/3 x 18,50 = 12,34 cm ≈ 15 cm

2.3.2 Balok Dak

Preliminary Design pada dak dan sloof menggunakan rumus:
( ) s.d ( )
b = 2/3 x h
Balok Melintang
- Satu ujung menerus diambil contoh balok B4 (L = 450 cm )
( ) = 26,63 cm ≈ 30 cm
b = 2/3 x 26,63 = 15,75 cm ≈ 20 cm
Balok Memanjang
- Satu ujung menerus diambil contoh balok B69 (L =500 cm)
( ) = 26,25 cm ≈ 30 cm
b = 2/3 x 26,25 = 15,75 cm ≈ 20 cm

- Dua ujung menerus diambil contoh balok B42 (L =400 cm)
( )= 18,50 cm ≈ 20 cm
b = 2/3 x 18,50 = 12,34 cm ≈ 15 cm

Tabel 2.2 Perhitungan Dimensi Balok Melintang

Balok Bentuk Jarak (cm) H (cm) B (cm)
B1,B2,B3 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 350 18,38 12,25
B28,B29,B30 (1 Ujung Menerus Balok Induk) T 350 18,38 12,25
Balok B32,B33,B34 (2 Ujung Menerus Balok Induk) T 450 20,82 13,88
Lantai B59,B60,B61 (2 Ujung Menerus Balok Induk) T 450 20,82 13,88
B9,B10 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 500 26,25 17,50
B36,B37 (1 Ujung Menerus Balok Induk) T 500 26,25 17,50
B4 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 350 18,38 12,25
B31 (1 Ujung Menerus Balok Induk) T 350 18,38 12,25
Balok B85 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 350 18,38 12,25
Dak B8,B11 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 450 23,63 15,75
B89, B92 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 450 23,63 15,75
Kesimpulan:
 Untuk balok lantai melintang diambil ukuran dimensi 25 x 35 cm sebagai syarat balok bangunan desain tahan gempa
 Untuk balok dak melintang diambil ukuran dimensi 20 x 30 cm sebagai syarat balok bangunan desain tahan gempa

Tabel 2.3 Perhitungan Dimensi Balok Memanjang

Balok B43,B44,B45 (2 Ujung Menerus Balok Induk) T 400 18,50 12,33
Lantai B47,B48,B49 (2 Ujung Menerus Balok Induk) T 400 18,50 12,33
Balok B69,B77,B80 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 450 23,63 15,75
Dak B19 (1 Ujung Menerus Balok Induk) T 500 26,25 17,50
Kesimpulan:
 Untuk balok lantai memanjang diambil ukuran dimensi 25 x 35 cm sebagai syarat balok bangunan desain tahan gempa
 Untuk balok dak memanjang diambil ukuran dimensi 20 x 30 cm sebagai syarat balok bangunan desain tahan gempa

Tabel 2.4 Preliminary Design Balok yang Akan Digunakan

BALOK INDUK ARAH MELINTANG
NO BENTANG Kondisi B H Ket.
1 450 2 ujung menerus 25 35 LANTAI
4 450 2 ujung menerus 20 30 DAK
BALOK INDUK ARAH MEMANJANG
2.4 Kolom
K2 K3
K1
Gambar 2.1 Tributary Area untuk Kolom pada Lantai dan Dak

2.4.1 Kolom 1
Tributary area untuk kolom-1 adalah : (1/4 x 4,5 x 5) + (1/4 x 5 x 5) + (1/4 x
4,5 x 4) + (1/4 x 5 x 4) = 21,375 m2
Berat volume beton = 24 kN/m3
Untuk pelat lantai 2:

Berat sendiri pelat = 0,125 x 24 x 21,375 = 64,125 kN
Berat sendiri tembok = (2,50 kN/m2) x ( 3,65 m x 8,5 m) = 77,5625 kN
Berat finishing lantai = 1 x 4 x 4,5 = 18 kN
Berat duck AC, elect, plafon = 0,25 kN/m2 x 4 x 4,5 = 4,5 kN
Berat sendiri balok 25/35=24 kN/m3x0,25x0,35x(4+4,5) = 17,85 kN
Beban hidup kantor = 2,5 x 21,375 = 53,4375 kN
Total = 235,475 kN

Berat sendiri balok 25/35=24 kN/m3x0,25x0,35x(4+4,5) = 17,85 kN
Total = 224,85 kN

Berat sendiri tembok = (2,50 kN/m2) x ( 3,2 m x 8,5 m) = 68 kN
3
Berat sendiri balok 25/35=24 kN/m x0,25x0,35x(4+4,5) = 17,85 kN
Total = 225,9125 kN

Untuk pelat dak:

Berat sendiri balok 20/30 = 24 kN/m3 x 0,2x0,3 x(4+4,5) = 12,24 kN
Berat air hujan = 10 x 21,375 x 0,115 = 24,58125 kN
Total = 118,31625 kN
Berat total lantai 2 untuk tributary area-1 = 235,475 kN

Berat total dak untuk tributary area-1 = 118,31625 kN
Selanjutnya dihitung beban total aksial untuk kolom paling bawah yang
memikul 3 lantai typical dan 1 lantai atap.
P = (235,475 kN) + (224,85 kN) + (225,9125 kN) + (118,31625 kN) =
804,55375 kN
Jika untuk kolom dipakai mutu beton 32 MPa, maka luas penampang kolom
perlu untuk lantai dasar:
Jadi ukuran kolom adalah:

300 mm x 300 mm = 90000 mm2 >
Dipakai dimensi: 30 x 30 cm untuk K1
2.4.2 Kolom 2
Tributary area untuk kolom-2 adalah : (1/2 x 4,5 x 4,5) + (1/2 x 5 x 4,5) =
21,375 m2

Berat sendiri tembok = (2,50 kN/m2) x (3,65 m x 6,25 m) = 57,03125 kN
Berat finishing lantai = 1 x 4 x 2,25 =9 kN

Berat duck AC, elect,plafon = 0,25 kN/m2 x 4 x 2,25 = 2,25 kN

3
Berat sendiri balok 25/35= 24kN/m x0,25x0,35x(4+2,25) = 13,125 kN
Total = 198,96875 kN

Berat sendiri tembok = (2,50 kN/m2) x (3,15 m x 6,25 m) = 49,21875 kN
Berat sendiri balok 25/35= 24kN/m3 x0,25x0,35x(4+2,25) = 13,125 kN
Total = 191,15625 kN

2
Berat sendiri tembok = (2,50 kN/m ) x (3,2 m x 6,25 m) = 50 kN
Berat sendiri balok 25/35= 24kN/m3 x0,25x0,35x(4+2,25) = 13,125 kN
Total = 191,9375 kN
Untuk pelat dak:

3
Berat sendiri balok20/30= 24 kN/m x0,20x0,30x(4 +2,25) = 9 kN
Total = 103,82625 kN



P = (198,96875 kN) + (191,15625 kN) + (191,15625 kN) + (103,82625 kN) =
685,8875 kN
Jika untuk kolom dipakai mutu beton 32 MPa, Maka luas penampang kolom

300 mm x 300 mm = 90000 mm2 >
Dipakai dimensi : 30 x 30 cm untuk K2
2.4.3 Kolom 3
Tributary area untuk kolom-3 adalah : (5 x 4,5) = 22,5 m2

Berat finishing lantai = 1 x 2,5 x 2,25 = 5,625 kN
2
Berat duck AC, elect,plafon = 0,25 kN/m x 2,5 x 2,25 = 1,40625 kN
3
Berat sendiri balok25/35=24kN/m x0,25x0,35x(2,5+2,25) = 9,975 kN
Total = 184,1 kN

Berat sendiri tembok = (2,50 kN/m2) x ( 3,2 m x 4,75 m) = 38 kN
Berat duck AC, elect,plafon = 0,25 kN/m2 x 2,5 x 2,25 = 1,40625 kN
3
Berat sendiri balok25/35=24kN/m x0,25x0,35x(2,5+2,25) = 9,975 kN


Total = 178,75625 kN
Untuk pelat dak:

Berat duck AC, elect,plafon = 0,25 kN/m2 x 2,5 x 2,25 = 1,40625 kN
3
Berat sendiri balok 20/30 = 24 kN/m x0,2x0,3x(2,5+2,25) = 6,84 kN
Total = 101,84625 kN

P = (182,725 kN) + (177,28125 kN) + (101,84625 kN) = 464,7025 kN
Jika untuk kolom dipakai mutu beton 32 MPa, maka luas penampang kolom

250 mm x 250 mm = 62500 mm2 >
Dipakai dimensi : 25 x 25 cm untuk K3
Tabel 2.5 Hasil Tributary Area pada Kolom
Total Luas Perlu Coba Kolom Luas Kolom Kolom
Teributary Area Beban (kN)
Beban (kN) (m^2) (cm) (m^2) Pakai (cm)
Lantai 2 235,475
300
Lantai 3 224,85
Kolom 1 804,55375 75426,914 90000 30x30
Lantai 4 225,9125 x
Dak 118,31625 300
Lantai 2 198,96875
300
Lantai 3 191,15625
Kolom 2 685,88875 64302,070 90000 30x30
Lantai 4 191,9375 x
Dak 103,82625 300
Lantai 2 184,1 250
Kolom 3 Lantai 3 178,75625 464,7025 43565,86 x 62500 30x30
Dak 101,84625 250
Kesimpulan: Kolom dipakai ukuran 30 x 30 pada setiap lantai dan tempat

2.5 Pelat
SNI 2847:2013 Pasal 9.5.3.3:
- Untuk αm ≤ 0,2  tp min = 12,5 cm (pelat tanpa panel drop)

tp min = 10 cm (pelat dengan panel drop)
- Untuk 0,2 < αm ≤ 2,0  tp min = 12,5 cm dan
 fy 
Ln   0,8  
h  1400 
36  5β  α m  0,2 
- Untuk αm> 2,0  tp min = 9 cm dan
 fy 
Ln   0,8  
h  1400 
36  9β

 Lantai
Gambar 2.2 Denah Pelat Lantai 2
 Menghitung nilai α
1. Balok L B1 Lantai (25x35) 350 cm
bw = 25 cm
h = 35 cm
tp = 12,5 cm
Nilai terkecil dari:

be = bw + (6.tp) = 25 + (6.12,5) = 100 cm
be = bw + (1/12).L = 54,17 cm
Dipakai be = 54,17 cm
 Momen inersia balok dan flens

b = be – bw = 54,17-25 = 29,17 cm
( ) ( )
yt =
( ) ( )

( ) ( )
yt = = 12,50 cm
( ) ( )
yb = h-yt = 35 - 12,50 = 22,50 cm
Ibi = ( )( )
( ) ( )
Ibi = ( )(
) ( ) (
)
Ibi = 130186,632
 Momen Inersia Plat

Is2 = 1/12 x L x tp3 = 1/12 x (350) x 12,53 = 56966,15
 Nilai αi
αi =
Eb = Ecs = 4700 √ = 26587,21

α1 = 2,285
2. Balok T B28 Lantai (25x35) 350 cm

bw = 25 cm
h = 35 cm
tp = 12,5 cm
Nilai terkecil dari:
be = bw + 16.tp = 25 + 16.12,5 = 225 cm
be = bw + Ln = 25 + 400 = 425 cm
be = (¼)L = (¼).350 = 87,5 cm
dipakai be = 87,5 cm

 Momen inersia balok dan flens

= 35 – 12,5 = 22,5 cm
( ) ( )( )
yt =
( ) ( )
( ) ( )( )
yt =
( ) (
= 12,1934 cm
)
yb = h – yt = 35 – 12,1934 = 22,8066 cm
Ibi = ( )( )
( ) ( )
Ibi= ( )( )
( ) ( )
Ibi = 151732,324 cm4
 Momen Inersia pelat

Is2 = 1/12 x L x tp3 = 1/12 x (350) x 12,53 = 56966,15
 Nilai αi
αi =
Eb = Ecs = 4700 √ = 26587,21

Α28 = 2,664
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7.

Tabel 2.6 Nilai α pada Lantai dan Dak Balok Melintang

MELINTANG
Balok Bentuk Jarak bw h tp yt yb Ib Is Ecs Eb αi
B1,B2,B3 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 350 25 35 12,5 12,5000 22,5 130186,632 56966,146 26587,21 26587,21 2,285
B28,B29,B30 (1 Ujung Menerus Balok Induk) T 350 25 35 12,5 12,1934 22,8066 151732,324 56966,146 26587,21 26587,21 2,664
Balok B32,B33,B34 (2 Ujung Menerus Balok Induk) T 450 25 35 12,5 11,2500 23,75 165087,891 73242,188 26587,21 26587,21 2,254
Lantai B59,B60,B61 (2 Ujung Menerus Balok Induk) T 450 25 35 12,5 11,2500 23,75 165087,891 73242,188 26587,21 26587,21 2,254
B9,B10 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 500 25 35 12,5 11,1567 23,8433 143851,803 81380,208 26587,21 26587,21 1,768
B36,B37 (1 Ujung Menerus Balok Induk) T 500 25 35 12,5 10,8824 24,1176 170741,422 81380,208 26587,21 26587,21 2,098
B63,B64 (1 Ujung Menerus Balok Induk) T 500 25 35 12,5 10,8824 24,1176 170741,422 81380,208 26587,21 26587,21 2,098
MELINTANG
B4 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 350 20 30 10 10,2570 19,743 68988,6992 29166,667 26587,21 26587,21 2,365
B31 (1 Ujung Menerus Balok Induk) T 350 20 30 10 9,7059 20,2941 82389,7059 29166,667 26587,21 26587,21 2,825
Balok B85 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 350 20 30 10 10,2570 19,743 68988,6992 29166,667 26587,21 26587,21 2,365
Dak B8,B11 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 450 20 30 10 9,4231 20,5769 74122,5183 37500 26587,21 26587,21 1,977
B35,B38 (1 Ujung Menerus Balok Induk) T 450 20 30 10 8,9344 21,0656 89101,776 37500 26587,21 26587,21 2,376
B62,B65 (1 Ujung Menerus Balok Induk) T 450 20 30 10 8,9344 21,0656 89101,776 37500 26587,21 26587,21 2,376
B89, B92 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 450 20 30 10 9,4231 20,5769 74122,5183 37500 26587,21 26587,21 1,977

Tabel 2.7 Nilai α pada Lantai dan Dak Balok Memanjang

MEMANJANG
Balok B43,B44,B45 (2 Ujung Menerus Balok Induk) T 400 25 35 12,5 11,6810 23,319 158810,39 65104,167 26587,21 26587,21 2,439
Lantai B47,B48,B49 (2 Ujung Menerus Balok Induk) T 400 25 35 12,5 11,6810 23,319 158810,39 65104,167 26587,21 26587,21 2,439
MEMANJANG
B15,B23,B26 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 500 20 30 10 9,0574 20,9426 76520,2919 41666,667 26587,21 26587,21 1,836
Balok B46 (2 Ujung Menerus Balok Induk) T 400 20 30 10 9,2857 20,7143 85952,381 33333,333 26587,21 26587,21 2,579
Dak B42,B50,B53 (2 Ujung Menerus Balok Induk) L 400 20 30 10 9,8214 20,1786 71617,1492 33333,333 26587,21 26587,21 2,149
B69,B77,B80 (1 Ujung Menerus Balok Induk) L 450 20 30 10 9,4231 20,5769 74122,5183 37500 26587,21 26587,21 1,977
B73 (1 Ujung Menerus Balok Induk) T 450 20 30 10 8,9344 21,0656 89101,776 37500 26587,21 26587,21 2,376
Dari tabel diatas, dihitung α rata-rata pada satu lantai, didapat α rata-rata= 2,227.

 fy 
Ln   0,8  
- Untuk 0,2< αm ≤ 2,0 tp min = 12,5 cm h   1400 
36  5β  α m  0,2 
 fy 
Ln   0,8  
-Untuk αm > 2,0  tp min = 9 cm ; h  1400 
36  9β
 Eb  Ib 
α m  Rata  rata  
 Es  Is 
β = bentang terpanjang/bentang terpendek
= 500/350
= 1,43
 Menghitung Nilai Ln
 Menghitung Nilai hmin

 fy 
Ln   0,8  
h  1400 
36  5β  α m  0,2 
 400 
475   0,8  
h  1400 
= 10,584 cm
36  5.1,43.(1,980 - 0,2) 
Tabel 2.8 Tebal Pelat Rencana pada Lantai dan Dak

No Ln (cm) fy β αm hmin lantai
1 475 400 1,43 1,980 10,584
2 475 400 1,11 2,085 11,214
3 475 400 1,00 1,933 11,460
4 375 400 1,14 2,460 8,801
5 425 400 1,13 2,347 9,994
6 475 400 1,25 2,177 10,915
7 425 400 1,29 2,277 9,341
8 425 400 1,00 2,167 10,254
9 475 400 1,11 2,006 11,214

No Ln (cm) fy β αm hmin dak

21 475 400 1,00 2,144 11,460
24 475 400 1,25 2,335 10,915
27 475 400 1,11 2,146 11,214
28 475 400 1,43 2,308 10,553
30 375 400 1,14 2,595 8,801
32 425 400 1,29 2,386 9,692
29 475 400 1,11 2,186 11,214
31 425 400 1,13 2,370 9,994
33 425 400 1,00 2,177 10,254
Kesimpulan: Jadi, diambil tebal pelat lantai 12,5 cm dan dak 11,5 cm.
Tabel 2.9 Kesimpulan Preliminary Design

Ukuran
No Komponen Struktur
L (cm) B (cm) H (cm)
1. Balok:
- Memanjang - 25 35
- Melintang - 25 35
Ring balok:
- Memanjang - 20 30
- Melintang - 20 30
2. Kolom:
- Lantai dasar 30 30 -
- Lantai 2 30 30 -
- Lantai 3 30 30 -
- Lantai 4 30 30 -
3. Pelat:
- Lantai - - 12,5
- Atap - - 11,5

BAB III
ANALISA BEBAN GEMPA
Beban mati adalah beban yang memiliki berat konstan dan berada pada
posisi yang sama setiap saat. Beban ini terdiri atas berat sendiri struktur dan beban
lain yang ada pada struktur secara permanen. Beban mati terdiri atas berat rangka,
dinding, lantai, atap, dan plumbing. Perkiraan besarnya beban mati dapat diambil
berdasarkan Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur
Lain SNI-1727-2020 tabel 4.1.
Tabel 3.1 Beban Mati untuk Bahan Bangunan

(Sumber: SNI 1727-2020)
Beban Mati
1. Berat jenis Beton = 2400 kg/m3
2. Berat dinding bata merah ½ batu = 250 kg/m2
3. Berat ubin + adukan semen = 45 kg/m2
4. Berat Plafond + penggantung = 18 kg/m2
5. Beban ME = 40 kg/m2
Perhitungan muatan disesuaikan dengan jenis beban yang bekerja pada struktur
dengan didasarkan pada Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain SNI-1727-2020. Adapun beban yang diperhitungkan adalah beban
mati, beban hidup. Berdasarkan Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain SNI-1727-2020, ketentuan pembebanan adalah sebagai
berikut:

Tabel 3.2 Beban Hidup Bangunan

Beban Hidup
1. Lobi = 479 kg/m2
2. Dak = 96 kg/m2
3. Berat jenis air hujan = 1000 kg/m3
4. Ruang Penyimpanan = 250 kg/m2
5. Musholla = 479 kg/m2
6. Ruang Kantor = 240 kg/m2
7. Koridor = 479 kg/m2
8. Ruang Rapat = 479 kg/m2
9. Tangga Permanen = 300 kg/m2
10. Air Hujan = 40 kg/m2
11. Atap = 96 kg/m2
12. WC = 95 kg/m2

3.1 Perhitungan Beban Mati dan Beban Hidup Setiap Lantai (Wt)
1. Lantai 1
Panjang Bangunan = 13,5 m
Lebar Bangunan = 13 m
Panjang Total Dinding = 106 m
Beban yang Bekerja pada Lantai:

 Beban Mati (qDL):
Berat sendiri pelat = 13,5 x 13 x 0,125 x 2400= 52650 kg
Berat ubin + semen PC = 13,5 x 13 x 45 = 7897,5 kg
Berat planfond + penggantung = 13,5 x 13 x 18 = 3159 kg
Berat mekanikal elektrikal (ME) = 13,5 x 13 x 40 = 7020 kg
D = 70726,5 kg
 Berat Sendiri Balok
Bentang A=B=C=D= 4 x (0,25 x 0,35 x 13 x 2400) = 10920 kg
Bentang 1=2=3=4 = 4 x (0,25 x 0,35 x 13,5 x 2400) = 11340 kg
 Berat Sendiri Kolom = 16 x (0,30 x 0,30 x 4 x 2400) = 13824 kg
 Beban Hidup (qLL)
Mushola = 5 x 8,5 x 479 = 20357,5 kg
Ruang Kantor = (8 x 9 + 5 x 5) x 250 = 24250 kg
WC = (4,5 x 4,5) x 95 = 1923,75 kg
Tangga = 2,55 x 5 x 300 = 3825 kg
L = 50356,25 kg
 Beban yang Bekerja pada Dinding
Berat dinding ½ bata = 250 x (3,5 – 0,25/2 – 0,35/2) x 106 = 84800 kg
D = 84800 kg

2. Lantai 2

D = 70726,5 kg
Bentang 1=2=3=4 = 4 x (0,25 x 0,35 x 13,5 x 2400) = 11340 kg
 Berat Sendiri Kolom = 16 x (0,30 x 0,30 x 4 x 2400) = 13824 kg
Ruang Rapat = 5 x 8,5 x 479 = 20357,5 kg
Ruang Kantor = (8 x 9 + 5 x 5) x 250 = 24250 kg
WC = (4,5 x 4,5) x 95 = 1923,75 kg
Tangga = 2,55 x 5 x 300 = 3825 kg
L = 50356,25 kg
D = 84800 kg

3. Lantai 3

D = 70726,5 kg
Bentang 1=2=3=4 = 4 x (0,25 x 0,35 x 13,5 x 2400) = 11340 kg
 Berat Sendiri Kolom = 12 x (0,30 x 0,30 x 3,5 x 2400) = 9072 kg
Koridor = 3,5 x 8,5 x 287 = 8538,25 kg
Ruang Penyimpanan = (5 x 8 + 4,5 x 8) x 287 = 21812 kg
L = 30350,25 kg
D = 68800 kg
4. Lantai Dak
Lebar Bangunan =8 m


Berat sendiri pelat = 13,5 x 8 x 0,115 x 2400 = 29808 kg
D = 36072 kg

Bentang 1=2=3=4 = 4 x (0,25 x 0,35 x 13,5 x 2400) = 11340 kg
Beban atap = 8 x 13,5 x 96 = 10368 kg
Beban air hujan = 8 x 13,5 x 0,02 x 40 = 86,4 kg
L = 10454,4 kg
Catatan: Beban hidup untuk komponen struktur yang mendukung dua lantai atau
lebih dari dua lantai boleh direduksi sebesar 20 persen. (sumber : SNI 1727-2013)
Ringkasan berat bangunan dinyatakan dalam Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.3 Berat Bangunan Tiap Lantai
20% Reduksi
No Beban Mati Balok A-D Balok 1-4 Kolom Dinding Berat Per Tingkat
Beban Hidup
Lantai
kg kg kg kg kg kg kg kN
Lantai 1 70726,5 10920 11340 10071,25 13824 84800 201682 2016,82
Lantai 2 70726,5 10920 11340 10071,25 13824 84800 201682 2016,82
Lantai 3 70726,5 10920 11340 6070,05 9072 68800 176929 1769,29
Dak 36072 6720 11340 2090,88 56222,9 562,23
Total 636515 6365,15
Beban angin dapat diabaikan menurut PPPURG 1987 karena gedung tertutup dengan
tinggi < 16 m.

(Sumber : PPPURG 1987)
3.2 Analisa Beban Gempa

Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
atau SNI 1726:2019 merupakan peraturan gempa yang berlaku di Indonesia,
menggantikan peraturan sebelumnya SNI 1726:2012. Dalam SNI 1726:2019,
ditentukan jenis struktur gedung beraturan dan tidak beraturan. Struktur gedung
ditetapkan sebagai struktur gedung beraturan, karena memenuhi ketentuan antara
lain sebagai berikut:
a. Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10
tingkat atau 40 m
b. Denah gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan
c. Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan sudut
d. Sistem struktur gedung terbentuk oleh subsistem penahan beban lateral yang
arahnya saling tegak lurus dan sejajar dengan sumbu-sumbu utama ortogonal
denah struktur gedung secara keseluruhan
e. Sistem struktur gedung memiliki berat tingkat yang beraturan
Untuk struktur gedung beraturan, pengaruh gempa rencana dapat ditinjau

sebagai pengaruh beban gempa statik ekuivalen. Analisis statik ekuivalen
merupakan penyederhanaan dari perhitungan beban gempa yang sebenarnya.
3.3 Taksiran Waktu Getar Alami (T), secara Empiris dan Kontrol
Pembatasan T
Karena besarnya beban gempa belum diketahui, maka waktu getar dari
struktur belum dapat ditentukan secara pasti. Untuk perencanaan awal, waktu

getar dari bangunan gedung pada arah X (TaX) dan arah Y (TaY) dihitung dengan
menggunakan rumus empiris:
TaX = TaY = Ct . (H)x (dalam detik)
Pada rumus di atas, H adalah tinggi bangunan (dalam meter). Tinggi
bangunan (H) = (h1 + h2 + h3 + h4) = 4 + 4 + 3,5 + 3,5 = 15 m (< 40 m).
Tabel 3.4 Nilai Parameter Periode Pendekatan Ct dan x
(Sumber: SNI 1726:2019)
Dengan menggunakan Tabel 3.3 Nilai Parameter Periode Pendekatan

Ct dan x diperoleh Ct = 0,0466 dan x = 0,9.
Perioda Fundamental Pendekatan (Ta) = 0,0466 . 150,9 = 0,533 detik.

3.4 Perhitungan Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekivalen (V) pada Tingkat
Dasar
3.4.1 Menentukan Kelas Situs (Lokasi)
Tabel 3.5 Klasifikasi Situs
(Sumber: SNI 1726:2019)
Sesuai dengan data yang diberikan maka digunakan kelas situs SC

(tanah keras) dengan asumsi daerah Kota Banda Aceh, Nanggroe Aceh
Darussalam.
3.4.2 Faktor Respon Gempa (C)

Dalam penentuan spektrum gempa di wilayah Banda Aceh, dapat
menggunakan perhitungan Peta Gempa dan Respon Spektra, (C) ESRC-
PUSGEN-PUSKIM-PUPR, 2019-2020.
Nilai Spektral Percepatan di Permukaan dari Gempa Risk-Targeted

Maximum Consider Earthquake dengan Probabilitas Keruntuhan
Bangunan 1% dalam 50 Tahun.

Lokasi: Banda Aceh (Long: 95.2027, Lat: 5.3412)
Gambar 3.1 Grafik Nilai Spektral
Dari perhitungan Peta Gempa dan Respon Spektra, (C) ESRC-PUSGEN-

PUSKIM-PUPR, 2019-2020 diperoleh Faktor Respon Gempa (C)
sebesar 1,0652.
3.4.3 Periode Pendek (Ss) dan Periode 1 detik (S1) dengan Peta Gempa
1. Untuk Ss menggunakan peta respon spektra 0,2 detik dengan
probabilitas 2%.
2. Untuk S1 menggunakan peta respon spektra 1 detik probabilitas.
(Sumber: SNI 1726:2019)

Kota Banda Aceh

Untuk nilai Ss Banda Aceh
berada pada daerah 1,2 - 1,5 g
(lihat gambar); Ss = 1,332
sesuai rentang.
Gambar 3.2 Peta MCER Ss


Kota Banda Aceh

Untuk nilai S1 Banda Aceh
berada pada daerah 0,6 - 0,7 g
(lihat gambar); Ss = 0,667
sesuai rentang.
Gambar 3.3 Peta MCER S1


3.4.4 Menentukan Nilai SDS dan SD1

Tabel 3.6 Koefisien Situs Fa
Tabel 3.7 Koefisien Situs Fv
(Sumber: SNI 1726:2019)
Mengacu pada SNI 1726:2019 dengan tabel di atas untuk nilai Ss dan
S1 diperoleh nilai Fa dan Fv untuk wilayah Makassar, kelas lokasi SC (tanah
keras), yaitu:
Ss = 1,33 dan S1 = 0,60
Fa = 1,2 dan Fv = 1,4

(Sumber: Peta Gempa dan Respon Spektra, (C) ESRC-PUSGEN-

PUSKIM-PUPR, 2019-2020)
Menghitung SMS dan SM1

 SMS = Ss x Fa = 1,33 x 1,2 = 1,60
 SM1 = S1 x Fv = 0,60 x 1,4 = 0,84
Menghitung SDS dan SD1

 SDS = 2/3 x SMS = 2/3 x 1,60 =1,07
 SD1 = 2/3 x SM1 = 2/3 x 0,84 = 0,56

3.4.5 Faktor Keutamaan Gempa (I)

Tabel 3.8 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non-Gedung
untuk Beban Gempa
(Sumber: SNI 1726:2019)
Untuk kasus ini, gedung difungsikan sebagai Gedung

Perkantoran sehingga diambil nilai Kategori Resiko II.

Tabel 3.9 Faktor Keutamaan Gempa
(Sumber: SNI 1726:2019)
Maka Faktor Keutamaan Gempa (I) yang digunakan dengan

Kategori Resiko II adalah sebesar 1,0.
3.4.6 Menentukan Tingkat Resiko Kegempaan

Untuk menentukan Kategori Desain Gempa menggunakan
2 tabel di bawah ini:
Tabel 3.10 Kategori Desain Seismik Berdasarkan
Parameter Respons Percepatan pada Periode Pendek
(Sumber: SNI 1726:2019)

Tabel 3.11 Kategori Desain Seismik Berdasarkan
Parameter Respons Percepatan pada Periode 1 Detik
(Sumber: SNI 1726:2019)
Untuk kasus di atas, Banda Aceh dengan SDS = 1,07 dan SD1 =
0,56 maka kategori desain gempanya adalah Kategori D. Cek tabel
berikut untuk menentukan sistem gedung yang akan dipakai.
Tabel 3.12 Sistem Gedung yang Akan Dipakai

Dari tabel di atas maka diambil sistem gedung yang digunakan

adalah Sistem Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen Khusus.
(Sumber: SNI 2847:2019)

3.4.7 Faktor Reduksi Gempa (R)

Menentukan nilai R dengan menggunakan tabel berikut ini:
Tabel 3.13 Koefisien Gempa untuk Struktur Non Gempa
Serupa Gedung
(Sumber: SNI 1726:2019)
Dari tabel di atas di dapat nilai Faktor Reduksi Gempa (R)

= 8 dan Faktor pembesaran defleksi (Cd) = 5,5 untuk jenis Sistem
Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen Khusus.

3.4.8 Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekuivalen (V)

Beban geser dasar nominal horizontal akibat gempa yang bekerja
pada struktur bangunan gedung dapat ditentukan dengan rumus:
dengan:
Tabel 3.14 Perhitungan Berat Total Bangunan
20% Reduksi
No Beban Mati Balok A-D Balok 1-4 Kolom Dinding Berat Per Tingkat
Beban Hidup
Lantai
kg kg kg kg kg kg kg kN
Lantai 1 70726,5 10920 11340 10071,25 13824 84800 201682 2016,82
Lantai 2 70726,5 10920 11340 10071,25 13824 84800 201682 2016,82
Lantai 3 70726,5 10920 11340 6070,05 9072 68800 176929 1769,29
Dak 36072 6720 11340 2090,88 56222,9 562,23
Total 636515 6365,15
Berat Total Bangunan (Wt) = 6365,15 kN

Faktor Keutamaan Struktur (I) = 1,0
Faktor Respon Gempa (C) = 1,0652
Faktor Reduksi Gempa (R) =8
3.5 Distribusi Beban Geser Dasar Nominal (Fi)

Beban Geser Dasar Nominal (V) harus didistribusikan di sepanjang
tinggi struktur bangunan gedung menjadi beban-beban gempa statik ekivalen
yang bekerja pada pusat massa lantai-lantai tingkat. Besarnya beban statik
ekivalen (Fi) pada lantai tingkat ke-i dari bangunan dihitung dengan rumus:
∑
Distribusi beban gempa di setiap lantai dari bangunan gedung pada
arah-X dan arah-Y, tergantung dari banyaknya struktur portal yang ada.
Dari denah struktur bangunan:

 Arah-X terdapat 4 buah portal
 Arah-Y terdapat 4 buah portal

Tabel 3.15 Distribusi Beban Gempa di Sepanjang Tinggi Bangunan

hi Wi Wi x hi Fi x-y Vi X Y
Tingkat Keterangan
m kN kNm kN kN kN kN
Atap Dak 15 562,23 8433,43 138,45 138,45 69,23 34,61
3 Lantai 11,5 1769,29 20346,78 334,03 472,49 167,02 83,51
2 Lantai 8 2016,82 16134,54 264,88 737,37 132,44 66,22
1 Lantai 4 2016,82 8067,27 132,44 869,81 66,22 33,11
Total 6365,15 52982,03 869,81 -
3.6 Cek Rasio Tinggi Total Gedung terhadap Panjang Denah Gedung < 3
Perbandingan antara tinggi struktur gedung dan ukuran denahnya
dalam arah pembebanan gempa.
Portal arah X Portal arah Y
(Di puncak gedung tidak ada beban horizontal gempa terpusat karena ratio < 3).
3.7 Analisa Struktur

Pada Perhitungan Analisa Struktur terhadap analisa beban gempa ini
metode yang dipakai adalah Metode aplikasi SAP2000 dengan model 3D.
Berikut langkah-langkah dalam mengoperasikan aplikasi SAP2000:
1. Melakukan grid atau menggambar bangunan 3D pada SAP2000

sesuai bangunan yang hendak dianalisis. (Define Grid)

2. Hasil Define Grid pada SAP2000 tampak bangunan 3D 3 lantai

dengan menghapus beberapa bagian agar sesuai dengan bangunan
yang hendak dianalisis.
3. Selanjutnya ubah perletakan bangunan dengan perletakan jepit pada

(Joint Reastaints)

4. Memasukan pelat pada bangunan yang sedang direncanakan pada

SAP2000 dengan (Draw Area)
5. Membuat permodelan material beton (Materials Property) yang kita

rencanakan dengan F’c = 32 MPa dan Modulus Elastisitas
4700*F’c^0,5.

6. Selanjutnya material Tulang Lentur dengan Fy = 400 MPa.
7. Selanjutnya material tulangan geser.

8. Define Material di atas lalu Klik OK.
9. Menentukan dimensi balok dengan (Frame Section) sesuai dimensi

rencana kita yaitu Balok Lantai 25/35, Balok Dak 20/30, dan Kolom
30/30.

10. Sesuai SNI Beton tahun 2013 bahwa pada balok momen inersia = 0,35
dan pada kolom momen inersia = 0,7

11. Lalu masukan tulangan lentur dan tulangan geser pada balok dan
kolom di Reinforcement data.
12. Selanjutnya assign frame properties sesuai balok dan kolom yang
sudah direncanakan

13. Hasilnya akan seperti gambar di bawah ini.
14. Langkah Selanjutnya memasukan tebal pelat yang sudah

direncanakan ke bangunan pada SAP2000 dengan tebal pelat lantai
12,5 cm dan dak 11,5 cm (Assign Area Section).

15. Masukkan Load Pattern dengan beban nya yaitu Dead, Live, dan
Gempa (QX;QY)
16. Masukkan kombinasi pembebanan dengan kombinasi yang sudah

ditentukan comb1-Envelope.

17. Memasukan beban pada pelat, beban yang dimasukkan Beban Mati
dan Beban Hidup.
Beban Mati Beban Hidup
18. Masukan beban gempa sesuai arah nya yaitu arah X (QX) dan arah Y
(QY).
Arah X (QX) Arah Y (QY)
19. Hasil saat dimasukkan pembebanan pada SAP2000

20. Selanjutnya Analisis yaitu cara mengetahui diagram momen, lintang,

normal dan juga reaksi perletakan. Set option analisys – Run Analyse
– Modal don’t not run. OK

 Hasil Perhitungan Analisa Struktur menggunakan SAP2000

Balok L (Tampak Samping Kiri)
 Hasil Perhitungan Analisa Struktur menggunakan SAP2000

Balok T (Tampak Samping Kiri)

3.8 Hasil Analisis Struktur terhadap Trayleigh dan Kontrol Tijin = Tray –
20%. Tray = 0,80. Tray
Besarnya T yang dihitung sebelumnya memakai cara-cara empiris, harus
dibandingkan dengan Trayleigh, dengan rumus:
Trayleigh =
Besarnya T yang dihitung sebelumnya, sesuai Ps 6.2.2 tidak boleh

menyimpang lebih dari 20% hasil Trayleigh.
Untuk menghitung besarnya Trayleigh, mula-mula dilakukan analisis

struktur dilakukan secara 3 Dimensi menggunakan bantuan program SAP
2000 dengan asumsi yang digunakan sebagai berikut:
1. Tiap balok didefinisikan sebagai balok T

2. Pertimbangan adanya retak sepanjang bentang komponen, maka
komponen struktur direduksi Momen Inersia sebagai berikut:
a. untuk balok T = 2 x I balok = 2 x 0,35 Ig = 0,7 Ig
b. untuk kolom persegi = 0,7 Ig
Hasil analisis arah X disimpulkan di Tabel 3.16

Tabel 3.16 Trayleight arah X
ΣHi Wi Fi Di Wi x Di² Fi x Di
Tingkat Lantai
m kN kN mm kNmm² kNmm
4 Dak 15 562,23 138,4523044 35,255 698802,6 4881,14
3 Lantai 11,5 1769,29 334,0347119 34,385 2091876 11485,8
2 Lantai 8 2016,82 264,8819891 31,069 1946799 8229,62
1 Lantai 4 2016,82 132,4409946 21,713 950837,4 2875,69
Total 5688315 27472,2

g = 9,81 m/s2 = 9810 mm/s2
Trayleigh =
= 6,3 √ = 0,915 s
Nilai T yang diijinkan 0,8 Trayleight < T < 1,2 Trayleight

Karena T = 0,501 s tidak berada di antara 0,8 Trayleight < 1,2 Trayleight
Maka bisa diambil T = Trayleigh = 0,915 s
Hasil analisis arah Y disimpulkan di Tabel 3.17

Tabel 3.17 Trayleight arah Y
ΣHi Wi Fi Di Wi x Di² Fi x Di
Tingkat Lantai
m kN kN mm kNmm² kNmm
4 Dak 15 562,23 138,4523044 54,533 1671983 7550,22
3 Lantai 11,5 1769,29 334,0347119 53,073 4983623 17728,2
2 Lantai 8 2016,82 264,8819891 52,141 5483089 13811,2
1 Lantai 4 2016,82 132,4409946 38,934 3057206 5156,46
Total 15195901 44246,1
Trayleigh =
= 6,3 √ = 1,178 s
Nilai T yang diijinkan 0,8 Trayleight < T < 1,2 Trayleight

Karena T = 0,501 s tidak berada di antara 0,8 Trayleight < 1,2 Trayleight
Maka bisa diambil T = Trayleigh = 1,178 s.

3.9 Kinerja Batas Layan (s) dan Kinerja Batas Ultimit (m)
Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas ultimate struktur gedung,
dalam segala hal simpangan antar struktur gedung menurut SNI 1726:2019
pasal 7.12.1 tidak boleh melampaui:
0,015 x hi = 0,015 x 3500 = 52,5 mm untuk lantai dengan hi = 3,50 m dan
untuk perhitungan selanjutnya disajikan pada tabel.
Tabel 3.18 Simpangan antar Tingkat Izin
(Sumber : SNI 1726:2019)
Tabel 3.19 Kontrol Kinerja Batas Layan dan Kinerja Batas Ultimate arah
Sumbu X
Kinerja Batas Layan (∆s) Kinerja Batas Ultimit (∆m)
hx di
Tingkat Ket ∆si Syarat ∆si ∆m Syarat ∆mi
Ket Ket
m mm mm mm mm mm
4 Dak 15 35,255 0,87 13,125 OK 4,872 70 OK
3 Lantai 11,5 34,385 3,316 13,125 OK 18,5696 70 OK
2 Lantai 8 31,069 9,356 15 OK 52,3936 80 OK
1 Lantai 4 21,713 21,713 15 Tidak OK 121,593 80 Tidak OK
Tabel 3.20 Kontrol Kinerja Batas Layan dan Kinerja Batas Ultimate arah
Sumbu Y
Kinerja Batas Layan (∆s) Kinerja Batas Ultimit (∆m)
hx di
Tingkat Ket ∆si Syarat ∆si ∆m Syarat ∆mi
Ket Ket
m mm mm mm mm mm
4 Dak 15 54,533 1,46 13,125 OK 0,8176 70 OK
3 Lantai 11,5 53,073 0,932 13,125 OK 0,52192 70 OK
2 Lantai 8 52,141 13,207 15 OK 7,39592 80 OK
1 Lantai 4 38,934 38,934 15 Tidak OK 21,803 80 OK

BAB IV
ANALISA BEBAN GRAVITASI
Beban mati adalah beban yang memiliki berat konstan dan berada pada
posisi yang sama setiap saat. Beban ini terdiri atas berat sendiri struktur dan
beban lain yang ada pada struktur secara permanen. Beban mati terdiri atas
berat rangka, dinding, lantai, atap, dan plumbing. Perkiraan besarnya beban
mati dapat diambil berdasarkan Beban Minimum Untuk Perencanaan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI-1727-2020 tabel 4.1.
Tabel 4.1 Beban Mati untuk Bahan Bangunan

(Sumber SNI 1727-2020)

Beban Mati
1. Berat jenis Beton = 2400 kg/m3
2. Berat dinding bata merah ½ batu = 250 kg/m2
3. Berat ubin + adukan semen = 45 kg/m2
4. Berat Plafond + penggantung = 18 kg/m2
5. Beban ME = 40 kg/m2
6.
Perhitungan muatan disesuaikan dengan jenis beban yang bekerja pada
struktur dengan didasarkan pada Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain SNI-1727-2020. Adapun beban yang diperhitungkan
adalah beban mati, beban hidup. Berdasarkan Beban Minimum Untuk
Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain SNI-1727-2020, ketentuan
pembebanan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Beban Hidup Bangunan

Beban Hidup
1. Lobi = 479 kg/m2
2. Dak = 96 kg/m2
3. Berat jenis air hujan = 1000 kg/m3
4. Ruang Penyimpanan = 250 kg/m2
5. Musholla = 479 kg/m2
6. Ruang Kantor = 240 kg/m2
7. Koridor = 479 kg/m2
8. Ruang Rapat = 479 kg/m2
9. Tangga Permanen = 300 kg/m2
10. Air Hujan = 40 kg/m2
11. Atap = 96 kg/m2
12. WC = 95 kg/m2

4.1 Balok
4.1.1 Perhitungan Beban Mati (D), Beban Hidup (L) setiap Lantai tanpa
Faktor Beban
1. Beban Lantai 1, 2, dan 3
 Beban mati (qDL):
Berat sendiri pelat = 0,125 x 2400 = 300 kg/m2
Berat ubin + Semen PC = 45 kg/m2
Berat planfond + penggantung = 18 kg/ m2
Berat mekanikal elektrikal (ME) = 40 kg/ m2
Berat dinding pasangan batu = 250 = 250 kg/m2
D = 653 kg/m2
 Beban Hidup (qLL):
Ruang Rapat = 479 kg/m2
L = 479 kg/m2
Jumlah Beban = D + L
= 653 kg/m2 + 479 kg/m2
= 1132 kg/m2
2. Beban Dak
 Beban mati (qDL):
Berat sendiri pelat = 0,115 x 2400 = 276 kg/m2
Berat planfond + penggantung = 18 kg/ m2
Berat Mekanikal Elektrikal (ME) = 40 kg/m2
D = 334 kg/m2
 Beban Hidup (qLL):
Beban Air Hujan = 100 kg/m2
L = 100 kg/m2
Jumlah Beban = D + L
= 334 kg/m2 + 100 kg/m2
= 434 kg/m2
Dapat diambil beban ekstrim yang terbesar yaitu 1132 kg/m2 atau
11,32 kN/m2.

4.1.2 Perhitungan Momen Desain Balok di Muka Kolom dengan

Metode Koefisien Momen SK SNI T-15 1991
Gambar 4.1 Koefisien Gaya Momen

(Sumber : Buku Ajar Struktur Beton Bertulang II, Ir. Darmansyah Tjitradi, S.T.,
M.T., IPM., ASEAN Eng.)
Dipakai koefisien gaya momen yang ketiga dari atas:
Gambar 4.2 Koefisien Gaya Momen yang Dipakai

Gambar 4.3 Tinjauan Portal Memanjang
Diambil bentang terpanjang Portal Memanjang (5 m):

a. Momen Tepi
Mt1 = x q x L2
= x 11,32 x 52
= 17,69 kN.m
b. Momen Tumpuan Dalam

Mtd1 = x q x 52
= x 11,32 x 52
= 28,30 kN.m
c. Momen Lapangan
Ml = x q x 52
= x 11,32 x 52
= 20,21 kN.m

Gambar 4.4 Tinjauan Portal Melintang
Diambil bentang terpanjang Portal Melintang (5 m):

a. Momen Tepi
Mt1 = x q x L2
= x 11,32 x 52
= 25,73 kN.m
b. Momen Tumpuan Dalam

Mtd1 = x q x L2
= x 11,32 x 52
= 25,73 kN.m
c. Momen Lapangan
Ml = x q x 52
= x 11,32 x 52
= 17,69 kN.m

Didapat Momen Desain Balok dimuka kolom yaitu momen tumpuan

sebesar 28,30 kN.m dan momen lapangan 20,21 kN.m.
4.2 Kolom
4.2.1 Perhitungan Beban Kerja Aksial Kolom akibat Beban Mati (D),
Beban Hidup (L) setiap Lantai yang Memperhitungkan Reduksi
Beban dan Tributary Area
Perhitungan beban kerja aksial kolom akibat Beban Mati
(D), Beban Hidup (L) setiap Lantai yang memperhitungkan reduksi
beban dan tributary area yang diatur oleh SNI 03-1727-2020.
Sumber : SNI 03-1727-2020
R untuk kolom interior adalah = 0,77

R untuk kolom eksterior adalah = 0,93
Tabel 4.3 Beban Kerja Aksial di Kolom Eksterior Portal Tengah

Luas Daerah Reduksi Beban Hidup
No Beban Mati Beban Hidup
Kolom Beban Hidup Tereduksi
Lantai
kN kN m2 kN kN
Lantai 1 145,53125 53,4375 49,696875
Lantai 2 137,71875 53,4375 49,696875
11,25 0,93
Lantai 3 138,5 53,4375 49,696875
Dak 79,245 24,58125 22,8605625

Tabel 4.2 Beban Kerja Aksial di Kolom Interior Portal Tengah

Luas Daerah Reduksi Beban Hidup
No Beban Mati Beban Hidup
Kolom Beban Hidup Tereduksi
Lantai
kN kN m2 kN kN
Lantai 1 182,0375 53,4375 41,146875
Lantai 2 171,4125 53,4375 41,146875
11,25 0,77
Lantai 3 171,475 53,4375 41,146875
Dak 93,735 24,58125 18,9275625

BAB V
PERHITUNGAN KOMBINASI BEBAN ULTIMIT BALOK
DAN KOLOM
5.1 Perhitungan Kekakuan

Untuk menghitung kekakuan dari balok dan kolom dengan meninjau salah
satu portal tengah, yaitu portal 3 dengan lebar pembebanan 5 m.
Gambar 5.1 Portal 3
Gambar 5.2 Portal 3 Tampak Memanjang

5.1.1 Analisa Kekakuan Kolom dan Balok

Analisa Kekakuan kolom dengan metode konvensional
diperlukan untuk perhitungan analisa struktur Matriks Perpindahan
Diketahui:
B = h = 25 cm = 0,25 m
h1 = h2 = 4 m
h3 = h4 = 3,5 m
h4 = 3 m
Ik = b . h3 = x 0,25 x 0,253 = 0,000325 m4
K1 = = = 0,000325 Ec
K2 = = = 0,000325 Ec
K3 = = = 0,000371 Ec
K4 = = = 0,000371 Ec
a. Kekakuan Balok L ( 5 m )
Diketahui :
bw = 25 cm = 0,25 m
h = 35 cm = 0,35 m
tp = 12,5 cm = 0,125 m
Ln = 5 – 0,35 = 4,65 m
Lp ≤ bw + 6 tp = 0,25 + 6. 0,125 = 1 m
Lp ≤ bw + 0,5 Ln = 0,25 + 0,5 . 4,65 = 2,575 m
Lp ≤ (1/4) L = (1/4) . 5 = 1,25 m
Diambil nilai Lp terkecil adalah m
b = Lp - bw
= 1 – 0,25 = 0,75 m
Letak garis netral terhadap sisi atas

( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
yt =
( ) ( )
yt = 0,116 m
Letak garis netral terhadap sisi bawah
yb = h – yt =0,35 – 0,116 = 0, 234 m
Momen Inersia Balok L
( ) ( ) ( )( )
( ) ( )
( )( ) = 0,00158 m4
Kekakuan Balok
b. Kekakuan Balok T ( 4 m )
Diketahui :
bw = 30 cm = 0,3 m
h = 35 cm = 0,35 m
hw = h – tp = 0,35 – 0,125 = 0,225 m
tp = 12,5 cm = 0,125 m
Ln = 4 – 0,35 = 3,65 m
Lp ≤ bw + 16 tp = 0,25 + 16. 0,125 = 2,25 m
Lp ≤ bw + Ln = 0,25 + 3,65 = 3,9 m
Lp ≤ (1/4) L = (1/4) . 4 = 1 m
Diambil nilai Lp terkecil adalah 1 m

( ) ( ) ( )
( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( )
0,168 m
yb = h – yt = 0,35 – 0,168 = 0, 182 m
Momen Inersia Balok T
Ibi = ( )( )
( ) ( )
Ibi = 0,0131 m4
Kekakuan Balok
c. Kekakuan Balok L ( 4,5 m )
Diketahui :
bw = 25 cm = 0,25 m
h = 35 cm = 0,35 m
tp = 12,5 cm = 0,125 m
Ln = 4,5 – 0,35 = 4,15 m
Lp ≤ bw + 6 tp = 0,25 + 6. 0,125 = 1 m
Lp ≤ bw + 0,5 Ln = 0,25 + 0,5 . 4,15 = 2,35 m
Lp ≤ (1/4) L = (1/4) . 4,5 = 1,125 m
Diambil nilai Lp terkecil adalah 1,125 m
b = Lp - bw
= 1,125 – 0,25 = 0,875 m
Letak garis netral terhadap sisi atas

( ) ( )
( ) ( )
( ) ( )
yt =
( ) ( )
yt = 0,116 m
yb = h – yt =0,35 – 0,116 = 0, 234 m
Momen Inersia Balok L
( ) ( ) ( )( )
( ) ( )
( )( ) = 0,00156 m4
Kekakuan Balok
Gambar 5.3 Kekakuan Balok dan Kolom


5.1.2 Pembebanan Portal

A. Lantai 1,2 dan 3
Beban Mati:
Berat sendiri pelat lantai 2400 x 0,125 x 5 = 1500 kg/m'
Berat sendiri ubin+semen 45 x 5 = 225 kg/m'
Berat sendiri plesteran 42 x 5 = 210 kg/m'
Berat plafond 11 x 5 = 55 kg/m'
Berat penggantung 7 x 5 = 35 kg/m'
ME 40 x 5 = 200 kg/m'
Berat dinding 1/2 batu 250 x 5 = 125 kg/m'
Berat sendiri balok 210 = 210 kg/m'
Qdl = 2560 kg/m'
Beban Hidup:
Beban hidup fungsi

250 x 5 = 125 kg/m'
bangunan
Qll = 125 kg/m'
B. Dak
Beban Mati:
Berat sendiri pelat dak 300 x 4 = 1200 kg/m'
Berat plafond 11 x 4 = 44 kg/m'
Berat penggantung 7 x 4 = 28 kg/m'
ME 40 x 4 = 160 kg/m'
Berat sendiri balok 144 = 144 kg/m'
Qdl = 1576 kg/m'
Beban Hidup:

Beban hidup fungsi bangunan 250 x 4 = 1000 kg/m'
Qll = 1000 kg/m'
5.1.3 Kombinasi Pembebanan Ultimit

Digunakan 5 kombinasi untuk perencanaan bangunan ini karena beban
angin diabaikan, yaitu:
 Kombinasi 1 : 1,4D
 Kombinasi 2 : 1,2D + 1,6L
 Kombinasi 3 : 1,2D + 1L
 Kombinasi 4 : 1,2D + 1L + 1E
 Kombinasi 5 : 0,9D + 1E
(Sumber: SNI-2847-2013)

1. Kombinasi Pembebanan 1,4 D

qu = 18,38 kN/m qu = 18,38 kN/m qu = 18,38 kN/m
2105 2105 2105
735 737 737 735 4m

2105 2105 2105
701 706 706 701 4m

2105 2105 2105
617 621 621 617 4,5 m

2105 2105 2105
4,5 m
621 625 625 621
3,5 m 4,5 m 5 m
1. Derajat Ketidaktentuan Kinematik
Rotasi (Ѳ) = NJ – NFJ = 20 – 4 = 16
Goyangan (δ) = 2NJ - 2NFJ – 2NPJ – NR - NM
= 2.20 – 2.4 – 2.0 – 0 - 28
=4
DKK =Ѳ+δ
= 16 + 4
= 20

2. Diagram P-X
Gambar 5.7 Diagram P-X
3. Diagram F-e
Gambar 5.8 Diagram F-e

4. Diagram Momen Primer (Foi) 5. Matriks Momen Primer
F0o1 -34,39
F0o2 34,39
F0o3 -56,84
F0o4 56,84
F0o5 -70,18
F0o6 70,18
F0o7 -32,96
F0o8 32,96
F0o9 -54,48
F0o10 54,48
F0o11 -67,26
F0o12 67,26
F0o13 -32,96
F0o14 32,96
F0o15 -54,48
F0o16 54,48
F0o17 -67,26
F0o18 67,26
F0o19 -36,26
F0o20 36,26
F0o21 -31,02
F0o22 31,02
F0o23 -38,30
F0o24 38,30
F0o25 0
F0o26 0
F0o27 0
F0o28 0
= kN.m
F0o29 0
Gambar 5.9 Diagram Foi F0o30 0
F0o31 0
F0o32 0
F0o33 0
F0o34 0
F0o35 0
F0o36 0
F0o37 0
F0o38 0
F0o39 0
F0o40 0
F0o41 0
F0o42 0
F0o43 0
F0o44 0
F0o45 0
F0o46 0
F0o47 0
F0o48 0
F0o49 0
F0o50 0
F0o51 0
F0o52 0
F0o53 0
F0o54 0
F0o55 0
F0o56 0

6. Matriks Gaya Simpul (P)
P1 Fo1 - Fo26 + Fo33 34,39

P2 Fo3 - Fo28 - Fo2 + Fo35 22,46
P3 Fo5 - Fo30 - Fo4 + Fo37 13,33
P4 Fo32 - Fo6 + Fo39 -70,18
P5 Fo7 - Fo32 + Fo39 32,96
P6 Fo9 - Fo36 - Fo8 + Fo43 21,52
P7 Fo11 - Fo38 - Fo10 + Fo45 12,78
P8 Fo40 - Fo12 + Fo47 -67,26
P9 Fo13 - Fo42 + Fo49 32,96
P10 Fo15 - Fo44 - Fo14 + Fo51 21,52
= = kN.m
P11 Fo17 - Fo46 - Fo16 + Fo53 12,78
P12 Fo48 - Fo18 - Fo55 -67,26
P13 Fo19 - Fo50 36,26
P14 Fo21 - Fo52 - Fo20 -5,25
P15 Fo23 - Fo54 - Fo22 7,28
P16 Fo56 - Fo24 -38,30
P17 0 0,00
P18 0 0,00
P19 0 0,00
P20 0 0,00

7. Matriks Statika (A)

8. Matriks Deformasi (B) = AT

AT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
26 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
28 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
30 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
32 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
33 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
34 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
35 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
36 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
37 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
38 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
39 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
40 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
41 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
42 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
43 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
45 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
46 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
47 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
49 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0 0
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 -0,25 0,25 0 0
51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0 0
52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 -0,25 0,25 0 0
53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0 0
54 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 -0,25 0,25 0 0
55 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 -0,25 0,25 0 0
56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 -0,25 0,25 0 0

9. Matriks Kekakuan unsur (S)
10. Matriks Perpindahan Gaya (SB)

11. Matriks Kekakuan Struktur (ASB)

12. Matriks Perpindahan Titik Hubung (X) 13. Matriks Momen Ujung (F)
F 1
X 1 1 19,30
2 11,00
1 0,004 3 7,96
4 13,21
2 0,000 5 -10,64
6 -39,73
3 0,003 7 16,00
4 -0,011 8 9,61
9 6,82
5 0,004 10 10,42
11 -9,67
6 0,001 12 -33,34
13 14,56
7 0,002 14 10,10
15 8,21
8 -0,009 16 10,78
17 -9,74
9 0,003 18 -32,84
19 23,22
10 0,001 20 3,22
21 -5,97
11 0,002 22 4,85
23 -3,56
12 -0,009 24 -22,79
13 0,007 25 3,44
26 6,15
14 -0,003 27 1,00
28 1,27
15 0,002 29 2,56
30 4,39
16 -0,007 31 -6,03
32 -12,79
17 -0,009 33 8,93
34 8,43
18 -0,008 35 2,22
36 2,27
19 -0,005 37 6,38
38 5,94
20 -0,002 39 -17,66
40 -16,50
41 8,54
42 8,16
43 2,82
44 3,09
45 6,09
46 6,02
47 -17,41
48 -17,29
49 10,23
50 13,04
51 0,13
52 -2,49
53 5,7235
54 5,9933
55 -17,13
56 -15,51

14. Matriks Momen Final (F*) 15. Kontrol Usaha Luar = Usaha Dalam
F* 1 B.X 1 Ui 1
1 -15,09 Ue 1 1
2
0,004
4E-04
1
2
0,084
0,005
2 45,39
3 -48,88 1 0,15 3
4
4E-04
0,003
3
4
0,003
0,039
4 70,05 5 0,003 5 -0,03
5 -80,81
2 0,01 6 -0,01 6 0,433
7 0,004 7 0,057
6 30,45
3 0,039 8 5E-04 8 0,005
7 -16,96 9 5E-04 9 0,003
8 42,57 4 0,765 10 0,002 10 0,023
9 -47,66 11 0,002 11 -0,02
10 64,89 5 0,117 12
13
-0,01
0,003
12
13
0,301
0,044
11 -76,92 14 9E-04 14 0,009
12 33,92 6 0,011 15 9E-04 15 0,007
13 -18,39 16 0,002 16 0,023
14 43,06
7 0,028 17 0,002 17 -0,02
18 -0,01 18 0,291
15 -46,27
8 0,607 19 0,007 19 0,159
16 65,26 20 -0 20 -0,01
17 -77,00 9 0,099 21
22
-0
0,002
21
22
0,016
0,012
18 34,42
19 -13,04 10 0,019 23
24
0,002
-0,01
23
24
-0,01
0,152
20 39,48 25 4E-04 25 0,001
21 -36,99 11 0,027 26 0,005 26 0,029
22 35,87 27 4E-04 27 4E-04
23 -41,86
12 0,596 28 8E-04 28 0,001
29 4E-04 29 0,001
24 15,51
25 3,44
13 0,248 30 0,003 30 0,015
31 4E-04 31 -0
26 6,15 14 0,014 32
33
-0,01
0,005
32
33
0,134
0,046
27 1,00
34 0,004 34 0,036
28 1,27 15 0,018 35 0,001 35 0,003
29 2,56 36 0,001 36 0,003
30 4,39 16 0,255 37 0,004 37 0,023
31 -6,03 38 0,003 38 0,018
32 -12,79 17 0 39 -0,01 39 0,179

40 -0,01 40 0,137
33 8,93
34 8,43
18 0 41
42
0,004
0,004
41
42
0,036
0,03
35 2,22
19 0 43
44
0,001
0,002
43
44
0,003
0,005
36 2,27
45 0,003 45 0,018
37 6,38 20 0 46 0,003 46 0,017
38 5,94 47 -0,01 47 0,145
39 -17,66 48 -0,01 48 0,141
40 -16,50 49 0,003 49 0,034
41 8,54
Kontrol 50 0,007 50 0,094
51 0,001 51 2E-04
42 8,16
43 2,82
Ue Ui 52 -0 52 0,006
53 0,002 53 0,014
44 3,09 3,003 3,003 54
55
0,003
-0,01
54
55
0,017
0,146
45 6,09
56 -0,01 56 0,098
46 6,02 OKE
47 -17,41
48 -17,29
49 10,23
50 13,04
51 0,13
52 -2,49
53 5,72
54 5,99
55 -17,13
56 -15,51

16. Kontrol Gaya pada Titik Simpul
P1 F*1 + F*26 + F*33 0,00 OKE

P2 F*3 + F*28 + F*2 + F*35 0,00 OKE
P3 F*5 + F*30 + F*4 + F*37 0,00 OKE
P4 F*32 + F*6 + F*39 0,00 OKE
P5 F*7 + F*34 + F*41 0,00 OKE
P6 F*9 + F*36 + F*8 + F*43 0,00 OKE
P7 F*11 + F*38 + F*10 + F*45 0,00 OKE
P8 F*40 + F*12 + F*47 0,00 OKE
P9 F*13 + F*42 + F*49 0,00 OKE
P10 = F*15 + F*44 + F*14 + F*51 0,00 OKE
=
P11 F*17 + F*46 + F*16 + F*53 0,00 OKE
P12 F*48 + F*18 - F*55 0,00 OKE
P13 F*19 + F*50 0,00 OKE
P14 F*21 + F*52 + F*20 0,00 OKE
P15 F*23 + F*54 + F*22 0,00 OKE
P16 F*56 + F*24 0,00 OKE
P17 0 0,00 OKE
P18 0 0,00 OKE
P19 0 0,00 OKE
P20 0 0,00 OKE

2. Kombinasi Pembebanan : 1,2 D + 1,6 L

2105 2105 2105
735 737 737 735 3,5 m

2105 2105 2105
701 706 706 701 3,5 m

2105 2105 2105
617 621 621 617 4m

2105 2105 2105
4m
621 625 625 621
3,5 m 4,5 m 5 m
Rotasi (Ѳ) = NJ – NFJ = 20 – 4 = 16
= 2.20 – 2.4 – 2.0 – 0 - 28
=4
DKK =Ѳ+δ
= 16 + 4
= 20

2. Diagram P-X
3. Diagram F-e


F0o1 -108,79
F0o2 108,79
F0o3 -179,83
F0o4 179,83
F0o5 -222,02
F0o6 222,02
F0o7 -100,65
F0o8 100,65
F0o9 -166,37
F0o10 166,37
F0o11 -205,40
F0o12 205,40
F0o13 -100,65
F0o14 100,65
F0o15 -166,37
F0o16 166,37
F0o17 -205,40
F0o18 205,40
F0o19 -41,36
F0o20 41,36
F0o21 -39,44
F0o22 39,44
F0o23 -48,69
F0o24 48,69
F0o25 0
F0o26 0

F0o28 0
= kN.m
F0o29 0
F0o30 0
F0o31 0
F0o32 0
F0o33 0
F0o34 0
F0o35 0
F0o36 0
F0o37 0
F0o38 0
F0o39 0
F0o40 0
F0o41 0
F0o42 0
F0o43 0
F0o44 0
F0o45 0
F0o46 0
F0o47 0
F0o48 0
F0o49 0
F0o50 0
F0o51 0
F0o52 0
F0o53 0
F0o54 0
F0o55 0
F0o56 0

P1 Fo1 - Fo26 + Fo33 108,79

P2 Fo3 - Fo28 - Fo2 + Fo35 71,05
P3 Fo5 - Fo30 - Fo4 + Fo37 42,18
P4 Fo32 - Fo6 + Fo39 -222,02
P5 Fo7 - Fo32 + Fo39 100,65
P6 Fo9 - Fo36 - Fo8 + Fo43 65,73
P7 Fo11 - Fo38 - Fo10 + Fo45 39,03
P8 Fo40 - Fo12 + Fo47 -205,40
P9 Fo13 - Fo42 + Fo49 100,65
P10 Fo15 - Fo44 - Fo14 + Fo51 65,73
= = kN.m
P11 Fo17 - Fo46 - Fo16 + Fo53 39,03
P12 Fo48 - Fo18 - Fo55 -205,40
P13 Fo19 - Fo50 41,36
P14 Fo21 - Fo52 - Fo20 -1,92
P15 Fo23 - Fo54 - Fo22 9,25
P16 Fo56 - Fo24 -48,69
P17 0 0,00
P18 0 0,00
P19 0 0,00
P20 0 0,00



AT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
26 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
28 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
30 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
32 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
33 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
34 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
35 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
36 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
37 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
38 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
39 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
40 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
41 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
42 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
43 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
45 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
46 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
47 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
49 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0 0
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 -0,29 0,286 0 0
51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0 0
52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 -0,29 0,286 0 0
53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0 0
54 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 -0,29 0,286 0 0
55 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 -0,29 0,286 0 0
56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 -0,29 0,286 0 0

9. Matriks Kekakuan Unsur (S)

S 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
1 4210 2105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2105 4210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 4210 2105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 2105 4210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 4210 2105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 2105 4210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 4210 2105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 2105 4210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 4210 2105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 2105 4210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4210 2105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2105 4210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4210 2105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2105 4210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4210 2105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2105 4210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4210 2105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2105 4210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4210 2105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2105 4210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4210 2105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2105 4210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4210 2105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2105 4210 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1241 621 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 621 1241 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1249 625 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 625 1249 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1249 625 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 625 1249 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1241 621 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 621 1241 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1234 617 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 617 1234 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1243 621 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 621 1243 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1243 621 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 621 1243 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1234 617 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 617 1234 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1402 701 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 701 1402 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1413 706 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 706 1413 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1413 706 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 706 1413 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
47 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1402 701 0 0 0 0 0 0 0 0
48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 701 1402 0 0 0 0 0 0 0 0
49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1469 735 0 0 0 0 0 0
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 735 1469 0 0 0 0 0 0
51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1475 737 0 0 0 0
52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 737 1475 0 0 0 0
53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1475 737 0 0
54 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 737 1475 0 0
55 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1469 735
56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 735 1469

ASB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 6686 2105,22028 0 0 617 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -462,75 -2,67
2 2105 10912,5457 2105,22 0 0 621,26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -465,94 -2,49
3 0 2105,22028 10912,5 2105,2 0 0 621,259 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -465,94 -2,49
4 0 0 2105,22 6685,5 0 0 0 617 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -462,75 -2,67
5 617 0 0 0 6847 2105,2 0 0 701,1 0 0 0 0 0 0 0 0 -600,964 138,215 462,7
6 0 621,258604 0 0 2105 11076 2105,22 0 0 706,261 0 0 0 0 0 0 0 -605,367 139,423 465,9
7 0 0 621,259 0 0 2105,2 11075,9 2105 0 0 706,261 0 0 0 0 0 0 -605,367 139,423 465,9
8 0 0 0 617 0 0 2105,22 6847 0 0 0 701,1 0 0 0 0 0 -600,964 138,215 462,7
9 0 0 0 0 701,1 0 0 0 7082 2105,22 0 0 734,6 0 0 0 -629,7 28,69192 600,964 0
10 0 0 0 0 0 706,26 0 0 2105 11308,2 2105,22 0 0 737,4 0 0 -632,1 26,69721 605,367 0
11 0 0 0 0 0 0 706,261 0 0 2105,22 11308,2 2105 0 0 737,41 0 -632,1 26,69721 605,367 0
12 0 0 0 0 0 0 0 701,1 0 0 2105,22 7082 0 0 0 734,6 -629,7 28,69192 600,964 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 734,6 0 0 0 5680 2105 0 0 -629,7 629,6555 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 737,408 0 0 2105 9896 2105,2 0 -632,1 632,0639 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 737,408 0 0 2105 9895,7 2105 -632,1 632,0639 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 734,6 0 0 2105,2 5680 -629,7 629,6555 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 -630 -632,06 -632,06 -630 -630 -632 -632,1 -630 1442 -1441,97 0 0
18 0 0 0 0 -601 -605,4 -605,37 -601 28,69 26,6972 26,6972 28,69 629,7 632,1 632,06 629,7 -1442 2820,628 -1378,7 0
19 -463 -465,94395 -465,94 -462,75 138,2 139,42 139,423 138,2 601 605,367 605,367 601 0 0 0 0 0 -1378,66 2307,36 -929
20 -2,67 -2,4863306 -2,4863 -2,6662 462,7 465,94 465,944 462,7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -928,69 1863

ASB-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2E-04 -2,864E-05 1,1E-05 7E-06 -0 7E-06 4,7E-07 5E-06 2E-06 -8E-07 2,4E-07 -0 -0 1E-07 -6E-08 1E-07 0,0002 0,00016 0,00016 8E-05
2 -0 0,00010428 -2E-05 1E-05 7E-06 -6E-06 3,9E-06 4E-07 -0 7,2E-07 -3E-07 2E-07 1E-07 -0 5E-08 -0 7E-05 7,23E-05 7E-05 3E-05
3 1E-05 -1,945E-05 0,0001 -3E-05 4E-07 4E-06 -6E-06 7E-06 2E-07 -3E-07 7,2E-07 -0 -0 5E-08 -9E-08 1E-07 7E-05 7,23E-05 7E-05 3E-05
4 7E-06 1,0947E-05 -3E-05 0,0002 5E-06 5E-07 7,3E-06 -0 -0 2,4E-07 -8E-07 2E-06 1E-07 -0 1E-07 -0 0,0002 0,00016 0,00016 8E-05
5 -0 7,2679E-06 4,5E-07 5E-06 2E-04 -3E-05 1,1E-05 7E-06 -0 7,9E-06 5,9E-07 5E-06 2E-06 -0 4E-07 -0 0,0001 0,000148 7,9E-05 4E-08
6 7E-06 -6,364E-06 3,9E-06 5E-07 -0 0,0001 -2E-05 1E-05 8E-06 -7E-06 4,3E-06 6E-07 -0 1E-06 -5E-07 4E-07 7E-05 7,13E-05 3,9E-05 3E-06
7 5E-07 3,8861E-06 -6E-06 7E-06 1E-05 -2E-05 0,0001 -0 6E-07 4,3E-06 -7E-06 8E-06 4E-07 -0 1E-06 -0 7E-05 7,13E-05 3,9E-05 3E-06
8 5E-06 4,4593E-07 7,3E-06 -1E-05 7E-06 1E-05 -3E-05 2E-04 5E-06 5,9E-07 7,9E-06 -0 -0 4E-07 -1E-06 2E-06 0,0001 0,000148 7,9E-05 4E-08
9 2E-06 -7,608E-07 2,4E-07 -5E-07 -0 8E-06 5,5E-07 5E-06 2E-04 -3E-05 1,1E-05 7E-06 -0 1E-05 -8E-09 7E-06 0,0001 6,87E-05 6,1E-07 2E-07
10 -0 7,1995E-07 -3E-07 2E-07 8E-06 -7E-06 4,3E-06 6E-07 -0 0,0001 -2E-05 1E-05 1E-05 -0 5E-06 3E-07 7E-05 3,52E-05 2,8E-06 -0
11 2E-07 -3,072E-07 7,2E-07 -8E-07 6E-07 4E-06 -7E-06 8E-06 1E-05 -2E-05 0,0001 -0 3E-07 5E-06 -9E-06 1E-05 7E-05 3,52E-05 2,8E-06 -0
12 -0 2,3896E-07 -8E-07 2E-06 5E-06 6E-07 7,9E-06 -0 7E-06 1,1E-05 -3E-05 2E-04 7E-06 -0 1E-05 -0 0,0001 6,87E-05 6,1E-07 2E-07
13 -0 1,2985E-07 -5E-08 1E-07 2E-06 -1E-06 3,7E-07 -0 -0 1E-05 3E-07 7E-06 2E-04 -0 1E-05 3E-06 8E-05 5,08E-07 3E-07 -0
14 1E-07 -9,448E-08 5,2E-08 -6E-08 -0 1E-06 -5E-07 4E-07 1E-05 -9E-06 5,2E-06 -0 -0 1E-04 -3E-05 1E-05 3E-05 2,68E-06 -6E-08 2E-08
15 -0 5,2398E-08 -9E-08 1E-07 4E-07 -5E-07 1E-06 -0 -0 5,2E-06 -9E-06 1E-05 1E-05 -0 0,0001 -0 3E-05 2,68E-06 -6E-08 2E-08
16 1E-07 -5,39E-08 1,3E-07 -2E-07 -0 4E-07 -1E-06 2E-06 7E-06 3E-07 1E-05 -0 3E-06 1E-05 -4E-05 2E-04 8E-05 5,08E-07 3E-07 -0
17 2E-04 7,2269E-05 7,2E-05 0,0002 1E-04 7E-05 7,4E-05 1E-04 1E-04 6,8E-05 6,8E-05 1E-04 8E-05 3E-05 3E-05 8E-05 0,0049 0,003933 0,00283 0,001
18 2E-04 7,2302E-05 7,2E-05 0,0002 1E-04 7E-05 7,1E-05 1E-04 7E-05 3,5E-05 3,5E-05 7E-05 5E-07 3E-06 3E-06 5E-07 0,0039 0,003839 0,00283 0,001
19 2E-04 7,0074E-05 7E-05 0,0002 8E-05 4E-05 3,9E-05 8E-05 6E-07 2,8E-06 2,8E-06 6E-07 3E-07 -0 -6E-08 3E-07 0,0028 0,002831 0,00272 0,001
20 8E-05 3,3731E-05 3,4E-05 8E-05 4E-08 3E-06 2,6E-06 4E-08 2E-07 -6E-08 -6E-08 2E-07 -0 2E-08 2E-08 -0 0,0013 0,001303 0,0013 0,001

F 1
1 61,34
2 34,88
3 25,20
4 41,98
5 -33,67
6 -126,11
7 47,93
8 29,33
9 21,04
10 31,36
11 -29,53
12 -100,73
13 50,20
14 30,90
15 23,17
16 34,74
17 -29,82
18 -105,96
19 21,63
20 3,49
21 -5,75
22 3,16
23 -4,53
24 -21,13
25 10,95
26 19,57
27 3,17
28 4,00
29 8,15
30 13,96
31 -19,16
32 -40,63
33 27,88
34 25,80
35 6,97
36 7,19
37 19,92
38 18,23
39 -55,27
40 -50,72
41 26,92
42 27,25
43 8,16
44 8,26
45 18,96
46 19,48
47 -53,95
48 -55,08
49 23,19
50 19,73
51 3,40
52 0,34
53 14,62731
54 10,62817
55 -44,3541
56 -27,5615

B.X 1 Ui 1
1 0,014 1 0,853
2 0,001 2 0,046
3 0,001 3 0,034
4 0,009 4 0,391
5 0,009 5 -0,31
6 -0,03 6 4,364
7 0,011 7 0,505
8 0,002 8 0,05
9 0,002 9 0,036
10 0,007 10 0,207
11 0,007 11 -0,19
12 -0,03 12 2,742
13 0,011 13 0,553
14 0,002 14 0,057
15 0,002 15 0,043
16 0,007 16 0,255
17 0,007 17 -0,22
18 -0,03 18 3,055
19 0,006 19 0,136
20 -0 20 -0,01
21 -0 21 0,013
22 0,002 22 0,006
23 0,002 23 -0,01
24 -0,01 24 0,126
25 0,001 25 0,014
26 0,015 26 0,296
27 0,001 27 0,004
28 0,003 28 0,01
29 0,001 29 0,01
30 0,011 30 0,147
31 0,001 31 -0,02
32 -0,03 32 1,355
33 0,016 33 0,451
34 0,013 34 0,331
35 0,004 35 0,025
36 0,004 36 0,029
37 0,012 37 0,231
38 0,009 38 0,162
39 -0,03 39 1,787
40 -0,02 40 1,265
Kontrol 41 0,013 41 0,34
42 0,013 42 0,357
Ue Ui 43 0,004 43 0,031
24,71 24,71 44 0,004 44 0,033

45 0,009 45 0,165
OKE 46 0,009 46 0,184
47 -0,03 47 1,355
48 -0,03 48 1,472
49 0,012 49 0,28
50 0,007 50 0,146
51 0,003 51 0,01
52 -0 52 -0
53 0,008 53 0,123
54 0,003 54 0,032
55 -0,03 55 1,231
56 -0 56 0,135

P1 F*1 + F*26 + F*33 0,00 OKE

P2 F*3 + F*28 + F*2 + F*35 0,00 OKE
P3 F*5 + F*30 + F*4 + F*37 0,00 OKE
P4 F*32 + F*6 + F*39 0,00 OKE
P5 F*7 + F*34 + F*41 0,00 OKE
P6 F*9 + F*36 + F*8 + F*43 0,00 OKE
P7 F*11 + F*38 + F*10 + F*45 0,00 OKE
P8 F*40 + F*12 + F*47 0,00 OKE
P9 F*13 + F*42 + F*49 0,00 OKE
P10 = F*15 + F*44 + F*14 + F*51 0,00 OKE
=
P11 F*17 + F*46 + F*16 + F*53 0,00 OKE
P12 F*48 + F*18 - F*55 0,00 OKE
P13 F*19 + F*50 0,00 OKE
P14 F*21 + F*52 + F*20 0,00 OKE
P15 F*23 + F*54 + F*22 0,00 OKE
P16 F*56 + F*24 0,00 OKE
P17 0 0,00 OKE
P18 0 0,00 OKE
P19 0 0,00 OKE
P20 0 0,00 OKE

3. Kombinasi Pembebanan 1,2 D + 1 L

2105 2105 2105
735 737 737 735 3,5 m

2105 2105 2105
701 706 706 701 3,5 m

2105 2105 2105
617 621 621 617 4 m

2105 2105 2105
4 m
621 625 625 621
3,5 m 4,5 m 5 m

Rotasi (Ѳ) = NJ – NFJ = 20 – 4 = 16
= 2.20 – 2.4 – 2.0 – 0 - 28
=4
DKK =Ѳ+δ
= 16 + 4
= 20

3. Diagram P-X
4. Diagram F-e


Gambar 5.14 Diagram Foi




AT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
26 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
28 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
30 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
32 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25
33 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
34 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
35 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
36 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
37 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
38 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
39 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
40 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25
41 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
42 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
43 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
45 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
46 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
47 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0
49 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0 0
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 -0,29 0,286 0 0
51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0 0
52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 -0,29 0,286 0 0
53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 -0,29 0,286 0 0
54 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 -0,29 0,286 0 0
55 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 -0,29 0,286 0 0
56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 -0,29 0,286 0 0



F 1
1 44,79
2 25,48
3 18,42
4 30,66
5 -24,61
6 -92,12
7 35,32
8 21,55
9 15,44
10 23,09
11 -21,70
12 -74,14
13 36,23
14 22,72
15 17,29
16 25,36
17 -21,92
18 -77,27
19 21,59
20 3,05
21 -6,07
22 3,34
23 -3,84
24 -20,43
25 7,99
26 14,29
27 2,32
28 2,93
29 5,95
30 10,19
31 -13,99
32 -29,68
33 20,42
34 18,95
35 5,10
36 5,26
37 14,58
38 13,39
39 -40,46
40 -37,23
41 19,68
42 19,75
43 6,05
44 6,21
45 13,90
46 14,20
47 -39,57
48 -40,24
49 17,97
50 16,85
51 2,08
52 -0,81
53 11,03187
54 8,617196
55 -33,4288
56 -22,3101

B.X 1 Ui 1
Ue 1 1 0,01 1 0,455
2 1E-03 2 0,025
1 0,807 3 1E-03 3 0,018
4 0,007 4 0,208
2 0,051 5 0,007 5 -0,17
3 0,209 6 -0,03 6 2,328

7 0,008 7 0,275
4 4,101 8 0,001 8 0,027

9 0,001 9 0,019
5 0,575 10 0,005 10 0,112
11 0,005 11 -0,11
6 0,06 12 -0,02 12 1,486
13 0,008 13 0,285
7 0,14 14 0,001 14 0,033
15 0,001 15 0,025
8 3,025 16 0,005 16 0,134
17 0,005 17 -0,12
9 0,583 18 -0,02 18 1,622
19 0,006 19 0,137
10 0,07 20 -0 20 -0,01
21 -0 21 0,015
11 0,152 22 0,002 22 0,007
23 0,002 23 -0,01
12 3,169 24 -0,01 24 0,12
25 9E-04 25 0,007
13 0,244 26 0,011 26 0,158
27 9E-04 27 0,002
14 0,009 28 0,002 28 0,006
15 0,016 29 9E-04 29 0,005

30 0,008 30 0,079
16 0,251 31 9E-04 31 -0,01

32 -0,02 32 0,723
17 0 33 0,012 33 0,241
34 0,009 34 0,179
18 0 35 0,003 35 0,014
36 0,003 36 0,015
19 0 37 0,008 37 0,123
38 0,007 38 0,088
20 0 39 -0,02 39 0,955
40 -0,02 40 0,684
41 0,009 41 0,183
42 0,009 42 0,186
43 0,003 43 0,017
44 0,003 44 0,019
45 0,006 45 0,089
46 0,007 46 0,097
47 -0,02 47 0,732
48 -0,02 48 0,783
49 0,009 49 0,156
50 0,007 50 0,12
51 0,002 51 0,005
52 -0 52 0,001
53 0,006 53 0,067
54 0,003 54 0,024
55 -0,02 55 0,676
56 -0,01 56 0,113
Kontrol
Ue Ui
13,46 13,46
OKE

16 .Kontrol Gaya pada Titik Simpul
P1 F*1 + F*26 + F*33 0,00 OKE

P2 F*3 + F*28 + F*2 + F*35 0,00 OKE
P3 F*5 + F*30 + F*4 + F*37 0,00 OKE
P4 F*32 + F*6 + F*39 0,00 OKE
P5 F*7 + F*34 + F*41 0,00 OKE
P6 F*9 + F*36 + F*8 + F*43 0,00 OKE
P7 F*11 + F*38 + F*10 + F*45 0,00 OKE
P8 F*40 + F*12 + F*47 0,00 OKE
P9 F*13 + F*42 + F*49 0,00 OKE
P10 = F*15 + F*44 + F*14 + F*51 0,00 OKE
=
P11 F*17 + F*46 + F*16 + F*53 0,00 OKE
P12 F*48 + F*18 - F*55 0,00 OKE
P13 F*19 + F*50 0,00 OKE
P14 F*21 + F*52 + F*20 0,00 OKE
P15 F*23 + F*54 + F*22 0,00 OKE
P16 F*56 + F*24 0,00 OKE
P17 0 0,00 OKE
P18 0 0,00 OKE
P19 0 0,00 OKE
P20 0 0,00 OKE

4. Kombinasi Pembebanan 1,2 D + 1 L + 1 E

2105 2105 2105
735 737 737 735 4m

2105 2105 2105
701 706 706 701 4m

2105 2105 2105
617 621 621 617 4,5 m

2105 2105 2105
4,5 m
621 625 625 621
3,5 m 4,5 m 5 m

Rotasi (Ѳ) = NJ – NFJ = 20 – 4 = 16
= 2.20 – 2.4 – 2.0 – 0 - 28
=4
DKK =Ѳ+δ
= 16 + 4
= 20

2. Diagram P-X
3. Diagram F-e


F0o1 -79,10
F0o2 79,10
` F0o3 -130,76
F0o4 130,76
F0o5 -161,43
F0o6 161,43
F0o7 -74,38
F0o8 74,38
F0o9 -122,95
F0o10 122,95
F0o11 -151,79
F0o12 151,79
F0o13 -74,81
F0o14 74,81
F0o15 -123,66
F0o16 123,66
F0o17 -152,67
F0o18 152,67
F0o19 -39,30
F0o20 39,30
F0o21 -36,04
F0o22 36,04
F0o23 -44,50
F0o24 44,50
F0o25 0
F0o26 0
F0o27 0
Gambar 5.17 Diagram Foi F0o28
=
0
kN.m
F0o29 0
F0o30 0
F0o31 0
F0o32 0
F0o33 0
F0o34 0
F0o35 0
F0o36 0
F0o37 0
F0o38 0
F0o39 0
F0o40 0
F0o41 0
F0o42 0
F0o43 0
F0o44 0
F0o45 0
F0o46 0
F0o47 0
F0o48 0
F0o49 0
F0o50 0
F0o51 0
F0o52 0
F0o53 0
F0o54 0
F0o55 0
F0o56 0

6. Matriks Gaya SImpul (P)
P1 Fo1 - Fo26 + Fo33 79,10

P2 Fo3 - Fo28 - Fo2 + Fo35 51,66
P3 Fo5 - Fo30 - Fo4 + Fo37 30,67
P4 Fo32 - Fo6 + Fo39 -161,43
P5 Fo7 - Fo32 + Fo39 74,38
P6 Fo9 - Fo36 - Fo8 + Fo43 48,57
P7 Fo11 - Fo38 - Fo10 + Fo45 28,84
P8 Fo40 - Fo12 + Fo47 -151,79
P9 Fo13 - Fo42 + Fo49 74,81
P10 Fo15 - Fo44 - Fo14 + Fo51 48,85
= = kN.m
P11 Fo17 - Fo46 - Fo16 + Fo53 29,01
P12 Fo48 - Fo18 - Fo55 -152,67
P13 Fo19 - Fo50 39,30
P14 Fo21 - Fo52 - Fo20 -3,26
P15 Fo23 - Fo54 - Fo22 8,45
P16 Fo56 - Fo24 -44,50
P17 0 0,00
P18 0 0,00
P19 0 0,00
P20 0 0,00


AT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
26 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
28 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
30 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
32 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22
33 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
34 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
35 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
36 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
37 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
38 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
39 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
40 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,22 0,222
41 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
42 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
43 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
45 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
46 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
47 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0
49 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0 0
50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 -0,25 0,25 0 0
51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0 0
52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 -0,25 0,25 0 0
53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 -0,25 0,25 0 0
54 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 -0,25 0,25 0 0
55 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 -0,25 0,25 0 0
56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 -0,25 0,25 0 0



F 1
X 1 1 44,53
2 25,34
1 0,010 3 18,31
4 30,47
2 0,001
5 -24,48
3 0,007 6 -91,58
7 35,56
4 -0,025 8 21,68
9 15,53
5 0,008 10 23,25
11 -21,82
6 0,001 12 -74,61
13 36,63
7 0,005 14 22,97
15 17,47
8 -0,020
16 25,62
9 0,008 17 -22,16
18 -78,10
10 0,001 19 22,15
20 3,34
11 0,005 21 -5,86
22 3,74
12 -0,021 23 -4,13
24 -21,59
13 0,006 25 7,94
26 14,21
14 -0,002 27 2,30
15 0,002 28 2,91
29 5,91
16 -0,006 30 10,13
31 -13,91
17 -0,021 32 -29,50
33 20,37
18 -0,018 34 18,98
35 5,10
19 -0,012 36 5,26
37 14,55
20 -0,004 38 13,40
39 -40,36
40 -37,30
41 19,84
42 19,94
43 6,10
44 6,27
45 14,01
46 14,33
47 -39,88
48 -40,62
49 18,24
50 17,15
51 2,15
52 -0,74
53 11,224
54 8,8391
55 -33,95
56 -22,9

F* 1 B.X 1 Ui 1
1 -34,58
Ue 1 1 0,01 1 0,449
2 104,44
1 0,798 2 1E-03 2 0,025
3 -112,45 3 1E-03 3 0,018
4 161,23 2 0,05 4 0,007 4 0,206
5 -185,91 5 0,007 5 -0,17
6 69,85 3 0,207 6 -0,03 6 2,301
7 -38,82 7 0,008 7 0,278
8 96,06
4 4,056 8 0,001 8 0,027
9 -107,42 9 0,001 9 0,019
10 146,20
5 0,582 10 0,005 10 0,114
11 -173,62 6 0,06 11 0,005 11 -0,11
12 77,18 12 -0,02 12 1,505
13 -38,18 7 0,141 13 0,008 13 0,292
14 97,78 14 0,001 14 0,034
15 -106,20 8 3,062 15 0,001 15 0,026
16 149,28 16 0,005 16 0,137
17 -174,83
9 0,596 17 0,005 17 -0,12
18 -0,02 18 1,658
18 74,57
10 0,072 19 0,006 19 0,144
19 -17,15
20 42,65 11 0,155 20 -0 20 -0,01
21 -41,91 21 -0 21 0,014
22 39,78 12 3,24 22 0,002 22 0,008
23 -48,62 23 0,002 23 -0,01
24 22,90
13 0,255 24 -0,01 24 0,134
25 7,94 25 9E-04 25 0,007
14 0,008 26 0,011 26 0,156
26 14,21
27 9E-04 27 0,002
27 2,30 15 0,018 28 0,002 28 0,005
28 2,91
29 5,91 16 0,275 29 9E-04 29 0,005
30 10,13 30 0,008 30 0,078
31 -13,91 17 0 31 9E-04 31 -0,01

32 -0,02 32 0,714
32 -29,50
33 20,37
18 0 33 0,012 33 0,24
34 0,009 34 0,18
34 18,98
19 0 35 0,003 35 0,013
35 5,10
36 0,003 36 0,015
36 5,26 20 0 37 0,008 37 0,123
37 14,55
38 0,007 38 0,088
38 13,40
39 -0,02 39 0,946
39 -40,36
Kontrol 40 -0,02 40 0,69
40 -37,30
41 0,009 41 0,186
41 19,84 Ue Ui 42 0,01 42 0,19
42 19,94
43 0,003 43 0,017
43 6,10 13,58 13,58 44 0,003 44 0,019
44 6,27
45 14,01 OKE 45 0,006 45 0,091
46 0,007 46 0,099
46 14,33
47 -0,02 47 0,742
47 -39,88
48 -0,02 48 0,799
48 -40,62
49 0,009 49 0,16
49 18,24
50 0,007 50 0,125
50 17,15
51 0,002 51 0,005
51 2,15
52 -0 52 0,001
52 -0,74
53 0,006 53 0,069
53 11,22
54 0,003 54 0,026
54 8,84
55 -0,02 55 0,693
55 -33,95
56 -0,01 56 0,123
56 -22,90

P1 F*1 + F*26 + F*33 0,00 OKE

P2 F*3 + F*28 + F*2 + F*35 0,00 OKE
P3 F*5 + F*30 + F*4 + F*37 0,00 OKE
P4 F*32 + F*6 + F*39 0,00 OKE
P5 F*7 + F*34 + F*41 0,00 OKE
P6 F*9 + F*36 + F*8 + F*43 0,00 OKE
P7 F*11 + F*38 + F*10 + F*45 0,00 OKE
P8 F*40 + F*12 + F*47 0,00 OKE
P9 F*13 + F*42 + F*49 0,00 OKE
P10 = F*15 + F*44 + F*14 + F*51 0,00 OKE
=
P11 F*17 + F*46 + F*16 + F*53 0,00 OKE
P12 F*48 + F*18 - F*55 0,00 OKE
P13 F*19 + F*50 0,00 OKE
P14 F*21 + F*52 + F*20 0,00 OKE
P15 F*23 + F*54 + F*22 0,00 OKE
P16 F*56 + F*24 0,00 OKE
P17 0 0,00 OKE
P18 0 0,00 OKE
P19 0 0,00 OKE
P20 0 0,00 OKE

5. Kombinasi Pembebanan 0,9 D + 1 E

Rotasi (Ѳ) = NJ – NFJ = 20 – 4 = 16
= 2.20 – 2.4 – 2.0 – 0 - 28
=4
DKK =Ѳ+δ
= 16 + 4
= 20

2. Diagram P-X
3. Diagram F-e

F0o1 -22,93
F0o2 22,93
F0o3 -37,90
F0o4 37,90
F0o5 -46,79
F0o6 46,79
F0o7 -22,83
F0o8 22,83
F0o9 -37,75
F0o10 37,75
F0o11 -46,60
F0o12 46,60
F0o13 -23,26
F0o14 23,26
F0o15 -38,46
F0o16 38,46
F0o17 -47,48
F0o18 47,48
F0o19 -30,42
F0o20 30,42
F0o21 -21,36
F0o22 21,36
F0o23 -26,38
F0o24 26,38
F0o25 0
F0o26 0
F0o27 0
F0o28 0
= kN.m
F0o29 0
F0o30 0
F0o31 0
F0o32 0
F0o33 0
F0o34 0
F0o36 0
F0o37 0
F0o38 0
F0o39 0
F0o40 0
F0o41 0
F0o42 0
F0o43 0
F0o44 0
F0o45 0
F0o46 0
F0o47 0
F0o48 0
F0o49 0
F0o50 0
F0o51 0
F0o52 0
F0o53 0
F0o54 0
F0o55 0
F0o56 0

P1 Fo1 - Fo26 + Fo33 22,93

P2 Fo3 - Fo28 - Fo2 + Fo35 14,97
P3 Fo5 - Fo30 - Fo4 + Fo37 8,89
P4 Fo32 - Fo6 + Fo39 -46,79
P5 Fo7 - Fo32 + Fo39 22,83
P6 Fo9 - Fo36 - Fo8 + Fo43 14,91
P7 Fo11 - Fo38 - Fo10 + Fo45 8,85
P8 Fo40 - Fo12 + Fo47 -46,60
P9 Fo13 - Fo42 + Fo49 23,26
P10 Fo15 - Fo44 - Fo14 + Fo51 15,19
= = kN.m
P11 Fo17 - Fo46 - Fo16 + Fo53 9,02
P12 Fo48 - Fo18 - Fo55 -47,48
P13 Fo19 - Fo50 30,42
P14 Fo21 - Fo52 - Fo20 -9,06
P15 Fo23 - Fo54 - Fo22 5,01
P16 Fo56 - Fo24 -26,38
P17 0 0,00
P18 0 0,00
P19 0 0,00
P20 0 0,00



9. Matriks Kekakuan Unsur (S)


F 1
1 12,82
2 7,32
3 5,30
4 8,77
5 -7,08
6 -26,41
7 11,16
8 6,66
9 4,69
10 7,23
11 -6,69
12 -23,16
13 9,94
14 7,26
15 6,16
16 7,75
17 -6,92
18 -23,17
19 19,71
20 1,33
21 -7,34
22 2,37
23 -1,66
24 -15,40
25 2,29
26 4,08
27 0,67
28 0,85
29 1,70
30 2,91
31 -4,01
32 -8,50
33 6,03
34 5,77
35 1,50
36 1,53
37 4,30
38 4,05
39 -11,89
40 -11,29
41 5,90
42 5,57
43 2,03
44 2,30
45 4,26
46 4,21
47 -12,15
48 -12,13
49 7,75
50 10,71
51 -0,53
52 -3,06
53 3,9777
54 4,2983
55 -12,17
56 -10,98

F* 1 B.X 1 Ui 1
1 -10,11 Ue 1 1 0,003 1 0,037
2 30,25 2 3E-04 2 0,002
3 -32,60 1 0,066 3 3E-04 3 0,002
4 46,67 4 0,002 4 0,017
5 -53,88
2 0,004 5 0,002 5 -0,01
6 20,39 6 -0,01 6 0,191
7 -11,67
3 0,017 7 0,002 7 0,028
8 3E-04 8 0,002
8 29,49
4 0,339
9 -33,05 9 3E-04 9 0,002
10 44,98 5 0,057 10 0,002 10 0,011
11 -53,29 11 0,002 11 -0,01
12 23,44 6 0,005 12 -0,01 12 0,145
13 -13,32 13 0,002 13 0,02
14 30,52 7 0,014 14 7E-04 14 0,005
15 -32,29 15 7E-04 15 0,004
16 46,21 8 0,292 16 0,001 16 0,011
17 -54,40 17 0,001 17 -0,01
18 24,30
9 0,047 18 -0,01 18 0,145
19 0,006 19 0,119
19 -10,71
10 0,011 20 -0 20 -0
20 31,76
21 -28,70 11 0,013 21 -0 21 0,02
22 23,74 22 0,002 22 0,005
23 -28,03 12 0,296 23 0,002 23 -0
24 10,98 24 -0 24 0,071
25 2,29 13 0,183 25 3E-04 25 6E-04
26 4,08 26 0,003 26 0,013
27 0,67 14 0,024 27 3E-04 27 2E-04
28 0,85 28 6E-04 28 5E-04
29 1,70
15 0,01 29 3E-04 29 4E-04
30 2,91 30 0,002 30 0,006
16 0,122 31 3E-04 31 -0
31 -4,01
32 -0,01 32 0,059
32 -8,50 17 0 33 0,003 33 0,02
33 6,03
34 5,77 18 0 34 0,003 34 0,017
35 1,50 35 8E-04 35 0,001
36 1,53 19 0 36 8E-04 36 0,001
37 4,30 37 0,002 37 0,01
38 4,05 20 0 38 0,002 38 0,008
39 -11,89 39 -0,01 39 0,08
40 -11,29 40 -0,01 40 0,065
41 5,90 41 0,003 41 0,018
42 5,57 42 0,002 42 0,014
43 8E-04 43 0,002
43 2,03 Kontrol 44 0,001 44 0,003
44 2,30
45 0,002 45 0,009
45 4,26 Ue Ui 46 0,002 46 0,008
46 4,21
47 -12,15 1,501 1,501 47 -0,01 47 0,07
48 -12,13 48 -0,01 48 0,07
49 7,75 OKE 49 0,002 49 0,017
50 10,71 50 0,006 50 0,066
51 -0,53 51 9E-04 51 -0
52 -3,06 52 -0 52 0,008
53 3,98 53 0,002 53 0,007
54 4,30 54 0,002 54 0,009
55 -12,17 55 -0,01 55 0,074
56 -10,98 56 -0 56 0,049

P1 F*1 + F*26 + F*33 0,00 OKE

P2 F*3 + F*28 + F*2 + F*35 0,00 OKE
P3 F*5 + F*30 + F*4 + F*37 0,00 OKE
P4 F*32 + F*6 + F*39 0,00 OKE
P5 F*7 + F*34 + F*41 0,00 OKE
P6 F*9 + F*36 + F*8 + F*43 0,00 OKE
P7 F*11 + F*38 + F*10 + F*45 0,00 OKE
P8 F*40 + F*12 + F*47 0,00 OKE
P9 F*13 + F*42 + F*49 0,00 OKE
P10 = F*15 + F*44 + F*14 + F*51 0,00 OKE
=
P11 F*17 + F*46 + F*16 + F*53 0,00 OKE
P12 F*48 + F*18 - F*55 0,00 OKE
P13 F*19 + F*50 0,00 OKE
P14 F*21 + F*52 + F*20 0,00 OKE
P15 F*23 + F*54 + F*22 0,00 OKE
P16 F*56 + F*24 0,00 OKE
P17 0 0,00 OKE
P18 0 0,00 OKE
P19 0 0,00 OKE
P20 0 0,00 OKE

BAB VI
DESAIN PENULANGAN PELAT
6.1 Desain Penulangan Pelat Lantai dan Dak

6.1.1 Perhitungan Beban yang Bekerja pada Pelat Lantai
1. Beban mati
Berat sendiri pelat lantai (ts = 12,5 cm) = 0,125 x 2400 = 300 kg/m2
Berat adukan semen + ubin = (24+21) = 45 kg/m2
Total = 3,45 kN/m2
2. Beban hidup
Beban hidup maksimum = 4,79 kN/m2
Total = 4,79 kN/m2
3. Beban ultimit
qult lantai = 1,2 (qDL) + 1,6 (qLL)
= 1,2 (3,9) + 1,6 (4,79)
= 12,34 kN/m2
6.1.2 Perhitungan Momen Desain Pelat pada Tumpuan dan Lapangan

dengan Metode Koefisien Momen PBI-71
Gambar 6.1 Bagian Pelat yang Ditinjau

Perbandingan Ly dan Lx pelat Tipe 4:

Ly = 5 m => Lny = 5 - (300/1000) = 4,7 m
Lx = 4,5 m => Lnx = 4,5 - (300/1000)= 4,2 m
Lny/Lnx = 1,1
Dalam penentuan koefisien momen, harus menggunakan interpolasi karena

perbandingan Ly/Lx tidak tersedia pada tabel di atas:
Xtx = 55
Xlx = 55
Xty = 50
Xly = 50
Mlx = 0,001 . qlantai . Lx2 . X
= 0,001 x 12,34 x 4,52 x 55
= 13,74 kNm
Mly = 0,001 x 12,34 x 4,52 x 55
= 13,74 kNm
Mtx = 0,001 x 12,34 x 4,52 x 50
= 12,49 kNm
Mty = 0,001 x 12,34 x 4,52 x 50
= 12,49 kNm
6.1.3 Perhitungan Tulangan Pelat

Desain penulangan pelat lantai dengan mengambil langkah
perhitungan area pelat pada denah yang mengalami beban hidup dan mati
yang maksimum.
- Tebal pelat lantai = 125 mm

- Selimut beton = 20 mm

- Diameter tulangan pelat (Øut) = 10 mm

- Faktor reduksi lentur (ϴ) = 0,9 (terkendali tarik)
- Tegangan leleh (fy) = 400 Mpa
- Kuat Tekan Beton (fc’) = 32 Mpa
(Sumber SNI 2847-2013)

- β1 = 0,836 (untuk f'c < 28 MPa
- ɛt = 0,005
- Es = 200.000 Mpa
Selanjutnya dilakukan desain penulangan pelat lantai beton dengan
menggunakan peraturan SNI 2847:2013
Tulangan tumpuan dan lapangan arah x

dx = h – ds – ½ Dx = 125 - 20 - ½ . 10 = 100 mm
Mtx = 13740000 Nmm
1. Momen Nominal
Mntx = = = 15,3 x10 7 Nmm
2. Rasio Tulangan Minimum
√ √
ρmin = = = 0,0035
3. Rasio Tulangan maksimum
=( )
 0,85  fc' 1 600 

=( )   = 0,033
 fy (600  fy) 
4. Koefesien ketahanan
Rn = = 1,53 N/mm2

5. Rasio tulangan perlu
0,85. fc' 2 Rn
 perlu  (1  1  ) = 0,0044
fy 0,85. f c'
 perlu > maka dipakai
6. Luas Tulangan perlu (As)
As = ρ.b.d
= .1000.100
= 440 mm2
dipakai tulangan Ø10
Jarak tulangan (s)
1
    2 .b
4
s= = = 178,4 mm
maka dipakai tulangan Ø10-150

7. Cek jarak antar tulangan:
125< 3.h = 375 ……. Ok
126< 500 mm ……. Ok
8. Cek daktilitas
tulangan telkendari tarik
Tulangan tumpuan dan lapangan arah y
dy = h – ds – Dx – ½ Dy = 125 - 20 - 10 – 1/2.10 = 90 mm
Mty = 12490000 N.mm
1. Momen Nominal
Mnty = = = 13,9 x10 7 N.mm

√ √
ρmin = = = 0,0035
=( )
 0,85  fc' 1 600 

=( )   = 0,033
 fy (600  fy) 
Rn = = 1,716N/mm2
( √ = 0,0044
 perlu > maka dipakai
As = ρ.b.d
= 0,0044.1000.90
= 369 mm2
dipakai tulangan Ø = 10
Jarak tulangan (s)
1
    2 .b
4
s = = = 212,73mm
100 < 3.tp = 375 ……. OK

100< 500 mm ……. OK

8. Cek daktilitas
tulangan terkendali tarik
6.1.4 Gambar Denah dan Potongan Pelat Lantai dan Dak
Gambar 6.2 Gambar Denah Penulangan Pelat Lantai dan Dak
Gambar 6.3 Potongan Tulangan Lapangan Pelat Lantai dan Dak
Gambar 6.4 Potongan Tulangan Tumpuan Pelat Lantai dan Dak

BAB VII
DESAIN PENULANGAN BALOK
7.1 Desain Tulangan Lentur Balok
7.1.1 Kontrol Syarat Komponen Beton Bertulang yang Berdasarkan
Wilayah Gempa
(Sumber: SNI-2847-2013)
a. Gaya aksial terfaktor pada komponen struktur Pu tidak boleh melebihi
Ag.fc’/10 = (300*300*35)/10 = 315,0 kN
b. Bentang bersih tidak boleh kurang dari empat kali tinggi efektifnya
d = 350 – 40 – 0.5*22 - 10 = 289 mm
Bentang bersih Ln = 4750 mm ≥ 4*279 = 1116 mm… OK
c. Lebar komponen tidak boleh kurang dari 0,3h dan 250 mm
b = 250 mm ≥ 250 mm …. OK
b = 250 mm ≥ 0,3*300 = 90 mm …. OK
7.1.2 Penulangan Balok Akibat Momen Lentur

Data Perencanaan:
Kuat tekan beton = 32 Mpa
Tegangan leleh baja = 400 Mpa

(Sumber: SNI 2847-2013)

β1 = ( )
untuk ( )
( )
= 0,821
(Sumber: SNI 2847-2013)

Faktor reduksi kekuatan  = 0,9 (Pasal 9.3.2.1 SNI 2847 2013)
ɛt = 0,005
Es = 200.000 MPa
(Sumber: SNI 2847-2013)

Selimut beton (ds) = 40 mm
Tulangan sengkang (Øs) = 10 mm
Tulangan utama (D) = 22 mm
Lebar balok (b) = 25 cm
Tinggi balok (h) = 35 cm
Tebal plat (hf) = 125 mm

S-Dutama = 25 mm
Lebar Kolom (a) = 0,3 m
Panjang Bentang (L) = 500 cm
= 317,16 kNm
= 31,09 kNm
Qo = 2044,9 kN
Tinggi efektif (d)
d = h - ds - Øs - 1/2 D = 350 – 40 – 1540 – 0,5 (22) = 289 mm
Momen desain tumpuan (Mdtump)
Momen desain lapangan (Mdlap)
Daerah Tumpuan:
1. Momen desain tumpuan
Mdtumpuan = 90,511 kNm
2. Momen nominal (Mn)
3. Menentukan nilai kmaks

Kmaks = ( ) ( )
4. Menentukan nilai Mn1

Mn1 = 0,85 . f’c . b . d2 . kmaks . (1 – ½ . kmaks)
= 0,85 . 32 . 250 . 2892 . 0,370 . (1 – ½ . 0,370)
= 171,14 kN.m
Mn2 = Mn - Mn1
= – 171,14
= - 70.57 kN.m
Karena Mn2 < 0 maka cukup dipakai tulangan tunggal
6. Menentukan nilai kperlu
√ √
7. Menentukan luas tulangan perlu
( ) ( )
8. Luas tulangan maksimum (Asmaks)
( ( ))
( ( ))
9. Asmaks = ρmaks . b . d
= 0,021 . 250 . 289
= 1513.38 mm2
10. Luas tulangan minimum (Asmin)
√ √
ρmin = = = 0,0141
Asmin = ρmin . b . d
= 0,0141. 250 . 289
= 1021.769 mm2
11. Menghitung jumlah tulangan (Ast)
Luas tulangan (Ast) = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 222 = 1519,76 mm2
Jumlah tulangan: n = As/Ast = 1299,89 / 1519,76 = 3,42 ≈ 4 buah

Digunakan 4D12
12. Cek lebar balok dengan tulangan tepasang:

Bt = 2ds + 2øs + n.D + (n – 1) . D ≤ bw
= 2(40) + 2(10) + 5(22) + (4-1).25 ≤ 300
= 216 mm ≤ 300 mm ... Oke!

13. Cek pemasangan luas tulangan

Karena Astmin< Ast < Asmaks maka perencanaan memenuhi syarat daktilitas
Ast = 1519.76 mm2
Astmin = 1021.769 mm2 < Ast = 1519.76 mm2 < Asmaks = 1513.38 mm2
Daerah Lapangan
1. Momen desain lapangan
Mdlapangan = 23,26 kNm
2. Momen nominal (Mn)

Kmaks = ( ) ( )
Mn1 = 0,85 . f’c . b . d2 . kmaks . (1 – ½ . kmaks)

= 0,85 . 32 . 250 . 2892 . 0,370 . (1 – ½ . 0,370)
= 171.14 kN.m

Mn2 = Mn - Mn1
= – 171.14
= -156.65 kNm
Karena Mn2 < 0 maka cukup dipakai tulangan tunggal
6. Menentukan nilai kperlu
√ √
7. Menentukan luas tulangan perlu
( ) ( )

( ( ))
( ( ))
9. Asmaks = ρmaks . b . d
= 0,021 . 250 . 289
= 1513.38 mm2
√ √
ρmin = = = 0,0141
Asmin = ρmin . b . d
= 0,0141. 250 . 289
= 1021.769 mm2
11. Menghitung jumlah tulangan (Ast)
Luas tulangan (Ast) = ¼ x π x D2
= ¼ x π x 222 = 1519,76 mm2
Jumlah tulangan : n = As/Ast = 131,61 / 1519,76 = 0,3464 ≈ 4 buah

Digunakan 4-D22
12. Cek lebar balok dengan tulangan tepasang:

Bt = 2ds + 2øs + n.D + (n – 1) . D ≤ bw
= 2(40) + 2(10) + 5(22) + (4-1).22 ≤ 300
= 216 mm ≤ 300 mm ... Oke
13. Cek pemasangan luas tulangan
Karena Astmin< Ast < Asmaks maka perencanaan memenuhi syarat daktilitas
Ast = 1519,76 mm2
Astmin = 1021.769 mm2 < Ast = 1519,76 mm2 < Asmaks = 1513.38 mm2

7.1.3 Kontrol Syarat Penulangan Balok yang Berdasarkan Wilayah

Gempa
(Sumber: SNI-2847-2013)
1. Jarak tulangan tidak boleh kurang dari 1,4.bw.d/fy = 1,4 . 300.289/400 =
303,45 mm > 25 mm bagi balok lantai OK! dan 166,25 mm > 25 mm bagi
balok dak OK!
2. Rasio tulangan tidak boleh melebihi 0,025 OK!
3. Kekuatan momen positif tidak kurang dari setengah kekuatan momen negatif,
OK !
7.2 Desain Tulangan Geser Balok

7.2.1 Perhitungan Gaya Geser Rencana (Ve) antara Dua Muka Tumpuan
yang Merupakan Kombinasi Terbesar Momen Maksimum yang
Mungkin Terjadi (Mpr) akibat Beban Gravitasi dan Beban Gempa
Arah ke Kanan dan Gempa Arah ke Kiri
1. Perhitungan Mpr yang merupakan momen kapasitas balok dengan
tegangan tulangan sebesar fs = 1,25.fy dan φ = 1 dan dihitung
berdasarkan tulangan lentur terpasang.
a = = 95,580
Mpr = As.(1,25.fy).(d - ) = 15273783,5

Kapasitas momen ujung balok bila struktur bergoyang:

Tulangan yang terpasang di tumpuan = 7D12 (Contoh) = 7 x luas
lingkaran diameter 12 mm2
Masukkan rumus:
a=
Mpr1 = Mpr2 = As . (1,25.fy) . (d - )
2. Hitung Gaya geser di ujung kiri dan kanan balok akibat gaya gravitasi
dan beban gempa
Wu = 1,2D+1,6L = 34,4 kN/m
Vs = = = 81,7
a. Struktur bergoyang ke kanan

Vska = = 6431,066
Total reaksi geser di ujung kiri balok = Vs – Vska
Total reaksi geser di ujung kanan balok = Vs + Vska
b. Struktur bergoyang ke kiri
Vska = = 6431,066
Total reaksi geser di ujung kiri balok = Vs + Vska

Total reaksi geser di ujung kanan balok = Vs – Vska
7.2.2 Perhitungan Tulangan Geser Balok

Contoh Perhitungan untuk Balok Lantai
1. Hitung gaya geser berfaktor Vu berdasarkan penampang kritis
Gaya Geser = 2044,9 kN
Ln = L – ½.300 – ½.300 = 4750 mm
Vu = = 2044,49 kN
2. Kekuatan geser yang diberikan beton

1
Vc =  fc ' .bw .d = √ .250.279 = 65,760 kN
6

ØVc = 0,75 x 31,667 = 49,32 kN

Karena Vu ≥ ØVc, maka diperlukan tulangan geser.
3. Penulangan pada daerah yang perlu tulangan geser
Kekuatan geser yang diperlukan tulangan baja:
ØVs = Vu – ØVc
= 157,031 – 23,750
= 155,17 Kn
( √ ).b. d = ( √ ).250.279 = 986,41 kN
Dicoba  = 10 mm (Luas satu kaki = 78,5 mm2 )

Jadi Av = 2 x 78,5 = 157 mm2
Dipakai S = 170 mm
Jadi dipakai tulangan geser 10-170
4. Penulangan pada daerah yang cukup tulangan geser minimum
Karena ØVs < ( √ ).b. d
Maka, Smax = ½ .d = ½ . 279 = 139,5 mm --- dipakai S = 200 mm

Av = mm2
Luas 1 kaki tulangan sengkang = 42/2 = 21 mm2

Digunakan s = 10
Jadi digunakan tulangan geser 10-200
5. Batasan daerah tulangan sengkang:
( )
( )

Daerah perlu tulangan sengkang:

x1 = 1655,8 mm
Daerah tulangan sengkang minimum:
x2 – x1 = 2015 – 1655,8 = 359,2 mm
Daerah tidak perlu tulangan sengkang:
0,5.Ln – x2 = 2375 – 2015 = 360 mm
6. Pemasangan Tulangan Geser:
- Tulangan sengkang dipasang dari ujung tumpuan dari sampai jarak
1900 mm dari ujung tumpuan
- Tulangan berikutnya dipasang sejarak 120 mm dari jarak 1900 mm
sampai jarak 2200 mm.
- Pada jarak 2200 mm dari tumpuan sampai ke tengah bentang tidak
diperlukan tulangan geser
7.3 Pemutusan Tulangan Balok

Agar diperoleh panjang penghentian terbesar, harus dipakai kemungkinan
kuat momen Mpr diujung komponen.
 Tulangan negatif dimuka kolom interior
Jumlah tulangan negatif yang terpasang dimuka kolom interior 4D-22.

Dua buah tulangan D-22 akan dipasang menerus sepanjang bentang. Dua tulangan
D-22 akan di cut off sehingga As = 1519,76 mm2.
Kuat momen negatif penampang dengan konfigurasi tulangan seperti ini adalah
sebagai berikut:
a= = = 68,11 mm
ϕMn = 0,8 . As . fy (d- a/2)

= 0,8 . 1519,76 . 400 ( 289 – 68,11/2 ) / 106
= 123,98 kNm
Wu = 0,9 D = 0,9 x 22 = 19,80 kN/m

Untuk memperoleh lokasi penampang dengan momen 123,98 kNm pada

balok, ambil penjumlahan momen dimuka kolom interior:
19,80 . x – 254,93x + 470 – 148
9,9 x2 – 254,93x – 322 = 0

√ √
x= = 2,4 m
Tulangan 2D-22 akan dihentikan sejauh l (pilih yang terbesar):

l = x +d = 2,4 + 0,288 = 2,688 m
Panjang l = 2,688 m harus lebih panjang dari ld yaitu panjang penyaluran
yang dapat dihitung dengan rumus
=
√
Dimana = 1,0
= = 35,30
√
ld = 35,3 x 22 = 776,57 mm = 0,78 m

Ternyata l = 2,688 > ld = 0,78 ,jadi tulangan 2D-22 dipasang sepanjang
2,688 m dari muka kolom, lalu dihentikan.
Vu = ϕ (254,93 – 2,688 x 19,80) =151,28 kN
ϕ Vn = ( )
√
= x 0,75 x [ + 300 x 289]
= 114,19 kN < Vu = 199,25 kN (pada jarak 2,688 m)
Karena ϕ Vn < Vu maka penghentian 2D-22 harus dilakukan pada l =
2,688 m dari muka kolom interior.

Tabel 7.1 Desain Penulangan Balok Lantai

KODE LANTAI 1 – 3
TYPE B 25 X 35
POSISI TUMPUAN KIRI LAPANGAN TUMPUAN KANAN
POTONGAN
TUL. ATAS 4D22 2D22 4D22

TUL. BAWAH 2D22 4D22 2D22
SENGKANG Φ10-100 Φ10-120 Φ10-100
COVER 40 40 40
PENULANG-
AN GESER

Tabel 7.2 Desain Penulangan Balok Dak

KODE LANTAI DAK
TYPE B 20 X 30
POTONGAN

SENGKANG Φ10-100 Φ10-120 Φ10-100
COVER 40 40 40
PENULANG-
AN GESER

BAB VIII
DESAIN PENULANGAN KOLOM
8.1 Pengaruh Beban Gempa Orthogonal

Efek orthogonal tidak diperhtungkan bila beban aksial oleh salah satu arah
beban gempa < 20% beban aksial maksimal kolom yang bersangkutan. Bila
diasumsikan kolom-kolom berukuran 300 x 300 mm memakai 1,20 % tulangan,
maka kapasitas beban aksial adalah :
Φ Pn max = 0,80 Φ [ 0,85 f’c ( Ag – Ast ) + ( fy x Ast ) ]
= 0,80x0,9 [0,85 x 35 x 3002 x (1- 1,20%) + (400 x 1,20% x 3002)]
= 2.234.984,4 N = 2234,98 kN
20% Φ Pn = 20% x 2234,98 kN
= 446,996 kN > 234,87 kN gaya gempa
8.2 Desain Penulangan Kolom

Data Perencanaan:
Kuat tekan beton = 32 MPa
Tegangan leleh baja = 400 MPa
β1 = ( )
untuk ( )
( )
= 0,836
Faktor reduksi kekuatan  = 0,65 (Pasal 9.3.2.1 SNI 2847 2013)
(Sumber: SNI 2847-2013)

Selimut beton (ds) = 40 mm
Tulangan sengkang (Øs) = 10 mm

Tulangan utama (Øu) = 22 mm

Lebar kolom (b) = 300 mm
Tinggi kolom (h) = 300 mm
Tebal plat (hf) = 12,5 mm
Panjang Kolom (L1) = 400 cm
Panjang Kolom (Dak) = 350 cm
Tinggi efektif (d)
d = h - ds - Øs - 1/2 D = 350 – 40 – 10 – 0,5 (22) = 289 mm
Contoh Perhitungan Kolom

1. Momen Ultimit (Mu)
Mu = 63,8 kNm
Mn = = = 98,153 kNm
2. Menghitung Gaya aksial Total (Pu)

N = 4371,2 kN
Pn = = 6725,02 kNm
3. Menghitung eksentrisitas (e)
e= =
4. Menghitung d’ dan d
d’ = ds - Øs - 1/2 Øu
= 40 + 10 + ½.22 = 61 mm
d = h – d’
= 300-68= 232 mm
5. Perkiraan Luas Tulangan

Rasio penulangan sebesar ρt = 2,5% dan ukuran kolom 30 cm x 30 cm
diasumsikan sebagai berikut:
ρ = ρ’ =

As =ρ.b.h
= 0,013 x 300 x 300 = 1170 mm2
Dicoba tulangan 12D-16 masing – masing pada setiap sisi berhadapan (As =
As’ = 1170 mm2)
Ast> As perlu = 2412>1170 mm2 ............................................ok
α 0,0168
Cek Ast
Ast = 2412 mm2
%Ast = .100%
= .100%
= 2,68 %
1%.Ag < Ast < 6%.Ag
(1% x b x h) < 2412< (6% x b x h)
(1% x 300 x 300) < < (6% x 300 x 300)
9002 < 2412 mm2 < 5400 mm2 (ok)
6. Menghitung eksentrisitas balanced (eb)
cb =
ab = β1. cb
= 0,75. 139,2 = 104.4 mm
Tegangan tulangan baja tekan
= 600 x < fy = 400 Mpa (Tul. tarik leleh)
Tegangan tulangan baja tarik

fs = 600x(d-Cb)/Cb
fs = 600x(232- ) / = 400 Mpa = fy = 400 Mpa (Tul. tarik
leleh)

Pnb = 0,85 . .b .ab + As' . - As .fy

= 0,85 . . 300 . 104,4+ 1170. – 1170 .
= 1062,34 kNm
Mnb = 0,85 .b .ab.( ½.h -½.ab) +As'. .( ½.h-d') - As .fy.(½.h - d')
= 0,85 . .300 . 104,4 . ( ½.300 - ½.104,4 ) + 1170 . .
(½.300-61) – 1170 . . ( ½.300 - 61)
= 76,771 kNm
eb = 0,072 mm
karena Pn 7267,076 mm > Pnb = 1062,34 mm, maka keruntuhan

kolom tersebut berupa keruntuhan tekan.
7. Analisa penampang terhadap beban yang bekerja
Untuk rumus keruntuhan tarik
Pntarik = 0,85. *( ) √( ) ( )+
Untuk rumus keruntuhan tekan
Pntekan = * + +[ ]
=
untuk pertimbangan kekuatan dan ekonomis digunakan nilai Pntekan ekonomis ≈
1,15 Pn = 6920,47 kNm
Pr = = 0,65 x 6920,47 = 4498,31 kN > Pu = 4371,2 kN Oke!
8. Cek Pu > Pkolom 0,10. Ag. fc’
Pkolom = 0,10. Ag. fc’= 0,10 . 300 . 300 . 32 = 270 kN
Pu = 4371,2 kN > Pkolom = 270 kN Oke!

9. Jarak spasi tulangan geser
ambil nilai terkecil dari:
S1 = 48 x Øs = 48 x 10 = 480 mm
S2 = 16 x Øu = 16 x 22 = 352 mm
S3 = b = 300 mm

Maka digunakan S – 300 mm
Gambar 8.1 Detail Kolom Potongan Melintang

Gambar 8.1 Detail Kolom Potongan Memanjang

BAB IX
HUBUNGAN BALOK DAN KOLOM
9.1 Hubungan Balok dan Kolom

Menurut SNI 2847:2013, panjang penyaluran ld antara balok dan kolom dalam
kondisi tarik, harus ditentukan berdasarkan pasal 14.2, tetapi ld tidak boleh kurang
dari 300 mm.
Tabel 9.1 Panjang Penyaluran Batang Ulir dan Kawat Ulir
Tabel 9.2 Nilai Faktor Lokasi Tulangan dan Faktor Pelapis
Tabel 9.3 Nilai Faktor Ukuran Batang Tulangan dan Faktor Beton Agregat

9.2 Perhitungan
Diketahui:
= 400 MPa
= 32 MPa
= 1,0
= 1,0
= 1,0
= 40 mm
Ditanya: ?
√
ld = 1357,65 mm > 300 mm…….(OK)
Digunakan ld = 1300 mm.
Jadi, panjang penyaluran ld antara balok dan kolom dalam kondisi tarik yang
digunakan adalah 1300 mm.

Gambar 9.1 Sketsa Penulangan Sambungan pada Balok dan Kolom

BAB X
ANALISA PONDASI
10.1 Pembebanan Pondasi

Pembebanan pondasi didapatkan dari analisa struktur dengan menggunakan
program SAP2000.
Gambar 10.1 Portal 3 Dimensi
B1 B2 B2 B1
B2 B2 B2
B2
B2 B2 B2 B2
B1 B2 B2 B1
Gambar 10.2 Rencana Perletakan Pondasi

Direncanakan 4 tipe pondasi. Berikut hasil bacaan reaksi tumpuan dari

program SAP2000:
Tabel 10.1 Reaksi Tumpuan dari Program SAP2000
TABLE: Joint Reactions
Joint OutputCase CaseType StepType F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
1A Envelope Combination Max 104,316 110,771 771,702 343,0511 338,2538 8,7815
1A Envelope Combination Min -96,437 -104,254 42,395 -353,861 -325,107 -8,7815
1B Envelope Combination Max 96,212 116,702 613,365 361,7622 324,812 8,7815
1B Envelope Combination Min -103,779 -110,428 -36,108 -372,169 -337,285 -8,7815
1C Envelope Combination Max 120,958 103,944 769,21 353,3457 392,3479 8,7815
1C Envelope Combination Min -113,079 -110,461 44,887 -342,536 -379,201 -8,7815
1D Envelope Combination Max 112,879 110,122 610,614 371,6608 378,9466 8,7815
1D Envelope Combination Min -120,445 -116,396 -33,357 -361,254 -391,42 -8,7815
120,958 116,702 771,702 371,661 392,348 8,7815
-120,445 -116,4 -36,108 -372,17 -391,42 -8,7815
2B Envelope Combination Min -147,181 -118,384 248,684 -358,078 -435,766 -8,7815
2D Envelope Combination Min -126,997 -109,608 309,431 -363,13 -375,796 -8,7815
147,464 118,4 1158,45 369,246 436,313 8,7815
-147,549 -118,38 246,795 -369,27 -436,38 -8,7815
120,102 143,321 1139,27 416,285 381,321 8,7815
-119,806 -143,3 164,787 -416,32 -380,75 -8,7815
147,621 146,273 1920,36 415,497 426,967 8,7815
-147,762 -146,27 830,573 -415,5 -427,12 -8,7815
Didapatkan gaya-gaya joint reaction maksimum setiap tipe sebagai

berikut:

Tabel 10.2 Reaksi Perletakan

Tipe Pu (kN) Mux (kNm) Muy (kNm) Hx (kN) Hy (kN)
1 771,702 371,661 392,348 120,958 116,702
2 1158,454 369,246 436,313 147,464 118,400
3 1139,271 416,285 381,321 120,102 143,321
4 1920,360 415,497 426,967 147,621 146,273
10.2 Perhitungan Dimensi Pondasi dan Daya Dukung Pondasi

10.2.1 Data Sondir
Gambar 10.3 Data Sondir

Gambar 10.4 Grafik Data Sondir
Berdasarkan hasil pengujian penetrasi sondir yaitu dari data perlawanan

konus (qc) dengan notasi qc, untuk mengetahui jenis tanah maka dapat
menunggunakan Grafik 10,5 berikut.

Gambar 10.5 Grafik Klasifikasi Jenis Tanah
Tabel 10.3 Jenis Tanah dari Uji Sondir

Kedalaman (m) Tebal lapis (m) qc rata-rata (Mpa) Fr (%) Jenis Tanah
Clayed-
0,00 - 3,00 3 5,097 3,337 Sands and
Silts
Clays Very
3,00 - 4,00 1 2,183 5,211
Stiff
Sandy and
4,00 - 6,00 2 2,827 5,417
Silty Clays
Sandy and
6,00 - 7,20 1,2 5,428 5,52
Silty Clays
7,20 - 8,00 0,8 11,6 2,17 Sand Dense
>8,00 - >20,0 1,83 Sand Dense
Berdasarkan data sondir dapat disimpulkan jenis tanah yang dominan
adalah tanah Lempung (kohesif).

10.2.2 Penentuan Dimensi Tiang Pancang

Dari hasil pembacaan data sondir, direncanakan tiang:
Tabel 10.4 Spesifikasi Tiang WIKA Beton
Kedalaman (z) =8m

Dimensi (D) = 350 x 350 mm (pressstre pile/persegi)
Wtiang = 100 kg/m
Ab = b x h = 35 x 35 = 1225 cm2
As = 2 (b + h) L = 2 x (35 + 35) x 800 =112000 cm2
10.2.3 Perhitungan Daya Dukung Pondasi (Metode Schmertmann)

1. Tahanan Ujung Tiang Tunggal (End-Bearing) (Qp)
Pada kedalaman 8 m harga konus (qc1) = 250 kg/cm2
Pada kedalaman 4D ke bawah (4 x 0,35 = 1,4 m) dari ujung pondasi (qc2)
= 250 kg/cm2
Pada kedalaman 8D ke atas (8 x 0,35 = 2,8 m) dari ujung pondasi (qc3) =
56,571 kg/cm2
( )
( )
153,285 kg/cm2
Besarnya tahanan ujung:
Ab = 1225 cm2
Qp = 153,285 kg/cm2 x 1225 cm2 = 187774,737 kg = 1877,747 kN
2. Tahanan Gesek Tiang Tunggal (Qf)

JHP = Jumlah Hambatan Pelekat (1877,747 kN)

Untuk tanah Lempung, maka:
( )
Tahanan gesek tiang tunggal:

Qf = fs As = 0,40 x 2,347 x 112000 = 105145,6 kg = 1051,456 kN
3. Daya Dukung Izin Tiang Tunggal

Daya dukung uiltimit:
Qu = Qp + Qf = 1877,747 kN + 1051,456 kN = 2929,203 kN
Daya dukung izin:
SF = 3-4 (diambil 3)
4. Perhitungan Jumlah Tiang

Banyaknya tiang yang digunakan:
Tipe Pu (kN) Q izin (kN) n = Pu/Q izin Dipakai Simbol
1 771,702 0,790353554 1 B1
2 1158,454 1,186453107 2
976,401
3 1139,271 1,166806466 2 B2
4 1920,360 1,966773897 2

Gambar 10.6 Denah Konfigurasi Tiang Pancang

KODE Konfigurasi Tiang pancang
TYPE B1 (1 x 1) B2 (2 x 1)
DETAIL
10.2.4 Perhitungan Efisiensi Kelompok Tiang Pancang

Efisiensi kelompok tiang dihitung mengunakan effisiensi coverse–
labarre sebagai berikut.
1. Tipe B1
Qizin = 976,401 kN
Panjang tiang =8m
m (melintang) =1
n (memanjang) =1
N = m x n (jumlah tiang) =1
d (ukuran penampang) = 35 cm
s (jarak antar tiang) = 90 cm > 2,5 D = 2,5 x 35 = 87,5 cm
a (jarak As tiang ke tepi) = 50 cm > 1,25 D = 1,25 x 35 = 43,75 cm
Ɵ = tan-1 d/s = tan-1 35/90 = 21,25°
Perhitungan Efisiensi Kelompok Tiang Pancang:
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
=1
Perhitungan Daya Dukung Tiang Grup
> Pmax = 771,702 kN (OK)

2. Tipe B2
Qizin = 976,401 kN
Panjang tiang =8m
m (melintang) =2
n (memanjang) =1
N = m x n (jumlah tiang) =2
d (ukuran penampang) = 35 cm
s (jarak antar tiang) = 90 cm > 2,5 D = 2,5 x 35 = 87,5 cm
a (jarak As tiang ke tepi) = 50 cm > 1,25 D = 1,25 x 35 = 43,75 cm
Ɵ = tan-1 d/s = tan-1 35/90 = 21,25°
Perhitungan Efisiensi Kelompok Tiang Pancang:
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
= 0,994
Perhitungan Daya Dukung Tiang Grup
> Pmax = 1920,360 kN (OK)
10.2.5 Perhitungan Beban yang Bekerja dari Masing-Masing Tiang Diterima

oleh Masing-Masing Tiang
1. Tinjauan Arah Vertikal
Karena dalam perencanaan kelompok tiang pancang tersebut menerima
momen 2 arah, maka digunakan rumus:
∑ ∑
Pmak = Beban maksimum yang diterima oleh tiang pancang (kN)

Q = Jumlah total beban (kN)
Mx = Momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu x
My = Momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu y
n = Jumlah Tiang dalam Satu Pile Cap

∑x2 = Jumlah baris Absis kuadrat terjauh dari titik berat kelompok
tiang pancang
2
∑y = Jumlah baris Ordinat kuadrat terjauh dari titik berat kelompok
tiang pancang
a. Tipe B1 (1 x 1)
∑x2 =0
∑y2 =0
Beban yang bekerja:
Mx = 371,661 kNm
My = 392,348 kNm
P = 771,702 kN
Karena ∑x2 = 0 dan ∑y2 = 0, maka ∑P = P/n = 771,702/1 = 771,702
kN
771,702 kN < Qizin = 976,401 kN … (OK)
b. Tipe B2 (2 x 1)
∑x2 = 1 x (0,45 m)2 + 1 x (- 0,45 m)2 = 0,405 m2

∑y2 =0
Beban yang bekerja:
Mx = 41,567 kNm
My = 59,234 kNm
P = 873,224 kN

Tabel beban yang bekerja pada masing-masing tiang:

No P (kN) Mx (kNm) My(kNm) x (m) y (m) P1 Tiang (kN)
1 873,224 41,567 59,234 -0,45 0 304,981
2 873,224 41,567 59,234 0,45 0 568,243
873,224
Dari perhitungan di atas didapatkan beban yang bekerja terbesar yaitu

568,243 kN.
568,243 kN < Q izin = 976,401 kN … (OK)
10.3 Tinjauan Arah Lateral

Untuk tinjauan Lateral tiang dipakai 2 Metode yaitu Metode Brom dan
Davidson Gill
1. Metode Brom’s
Digunakan metode Broms dalam perhitungan dengan data berikut.
a. Berdasarkan tahanan Lateral Tiang Tunggal
Panjang tiang (L) = 8m

Dimensi tiang = 0,35 x 0,35
W tiang (beton) = 225 kg/m
Ip (Momen Inersia) =
m4
Cu = = 146,46 kN/m2

µs = 0,3
Es (Modulus elastisitas tanah) = 20,7 MN/m2
= 20700 kN/m2
Ep (Modulus elastisitas beton) = 4700√
26587,214 MPa
= 2,66 x 107 kN/m2
( )
√ √
( )
⁄ ⁄
( ) ( )
Fixes head pile

β.L > 1,5 m (Tiang Panjang)
β.L < 1,5 m (Tiang Pendek)
β.L = = 3,736 m > 1,5 ……..Tiang Panjang
Momen yang dapat dipikul tiang

M = w x f’c
w= m3
M = x 30000 kN/m2 = 214,375kNm

My = 214,375 – 100,881 = 113,494 kNm

Restrained (karena kondisi jepit)
Qu = 10 .Cu.D2 = 14 . 146,46 .0,352 = 251.179 kN
b. Berdasarkan Defleksi Izin Tiang

β.L = = 3,736 m (ekstrapolasi)
3,3
Defleksi yang diizinkan untuk bangunan gedung bertingkat menurut

McNulty (1965) adalah sebesar 6 mm – 12 mm
xo = 10 mm = 0,010 m

Sehingga
3,3 =>
2. Metode Davidson Gill

Digunakan metode Davidson Gill dalam perhitungan dengan data
berikut,
a. Berdasarkan tahanan Lateral Tiang Tunggal
Panjang tiang (L) =8m

Dimensi tiang = 0,35 x 0,35
Kelas =A
W tiang (beton) = 225 kg/m
Ip (Momen Inersia) =
m4
Cu = = 146,46 kN/m2
µs = 0,3
Es (Modulus elastisitas tanah) = 20,7 MN/m2
= 20700 kN/m2
Ep (Modulus elastisitas beton) = 4700√
26587,214 MPa

= 2,66 x 107 kN/m2
( )
√ √
( )
R= √ =√ = 1.641
Mz = A’m. Qg . R + B’m . Mg ............................... (Davidson Gill)
Dari grafik didapat nilai A’mak = 0,5 dan Bm = 1

Dari grafik A’m(mak) = 0,5 dan B’m (mak) = 1
Momen yang dapat dipikul tiang

M = w x f’c
w = Tahanan Momen tiang
w= m3
M= x 32000 kN/m2 = 228,80 kNm

Mz = A’m. Qg . R+ B’m . Mg
228,80 = 0,5 x Qg x 1.641+ 1 x 100,811
127,989 = 0,5 x Qg x 1.641 => Qg = 155,878 kN
b. Berdasarkan Defleksi izin

Defleksi yang diizinkan untuk bangunan gedung bertingkat
menurut McNulty (1965) adalah sebesar 6 mm – 12 mm, diambil
defleksi izin 10 mm
( ) ( )
Zmaks =L/R = = 11,21 m

Z = 0 m => Z = 0/ = 0 => A’x = 1,3; B’x = 1
( )
c. Grafik Momen dan Defleksi tiang

Tabel Hasil perhitungan nilai momen dan defleksi:

Kedalaman, Mz
No Z = z/R A'm B'm A'x B'x x (mm)
Z (m) (ton.m)
1 0 0,00 0 1 1,3 1 100,8110 8,9180
2 0,5 0,37 0,35 0,9 1,2 0,5 90,7299 5,8611
3 1 0,75 0,45 0,83 0,8 0,15 83,67 2,8800
4 1,5 1,12 0,48 0,62 0,5 -0,09 62,50 0,7702
5 2 1,49 0,47 0,5 0,35 -0,15 50,41 0,0516
6 2,5 1,87 0,4 0,43 0,2 -0,12 43,35 -0,1626
7 3 2,24 0,25 0,36 0 -0,12 36,29 -0,6725
8 3,5 2,62 0,2 0,29 -0,05 -0,11 29,24 -0,7439
9 4 2,99 0,01 0,25 -0,1 -0,1 25,20 -0,8153
10 4,5 3,36 0,1 0 -0,05 -0,1 0,00 -0,6879
11 5 3,74 0 0 -0,04 -0,01 0,00 -0,1580
12 5,5 4,11 0 0 -0,03 0 0,00 -0,0765
13 6 4,48 0 0 -0,02 0 0,00 -0,0510
14 6,5 4,86 0 0 0 0 0,00 0,0000
15 7 5,23 0 0 0 0 0,00 0,0000
16 7,5 5,61 0 0 0 0 0,00 0,0000
17 8 5,98 0 0 0 0 0,00 0,0000

MOMEN Defleksi
(kNm) (mm)
0 50 100 150 -5 0 5 10
Momen
0 0
maksimum tiang
1 1
2 2
3 3
KEDALAMAN (M)
KEDALAMAN (M)
4 4
5 5
Keda
6 6
7 7
8 8
9 9
Gambar 10.7 Grafik Momen dan Defleksi Tiang Pancang
3. Daya Dukung Lateral Izin untuk Tiang Tunggal

Berdasarkan perhitungan sebelumnya diperoleh
Metode Berdasarkan tahanan lateral Berdasarkan defleksi
tiang tunggal izin bangunan
Brom’s 258,72 kN 90,91 kN
Davidson Gill 169,753 kN 41,55 kN
Disimpulkan daya dukung lateral tiang tunggal Qu = 41,55 kN
Daya dukung izin tiang

( )

4. Cek terhadap kapasitas kelompok tiang

a. Tipe B1 (1 x 1)
Qizin > √
√( ) ( )
> 20.7 kN (memenuhi)  Aman
b. Tipe B2 (2 x1)
Qizin > √
√( ) ( )
> 10,38 kN (memenuhi)  Aman
10.4 Tinjauan Penurunan Tiang Pancang

Berdasarkan data sondir kedalaman 8 meter adalah lapisan pasir padat
dengan pembacaan qc = 250 kg/cm2 , yang melampaui pembacaan qc tanah keras
= 150 kg/cm2 (Abdul Hakam, Rekayasa Pondasi, 2008). Maka dikatakan bahwa
perletakan tiang pancang pada kedalaman 8 meter mencapai tanah keras sehingga
tidak mengalami penurunan.

10.5 Tinjauan Geser Pons Tiang

Tinjauan Geser Pons Tiang Tipe B2 (2 x 1)
f’c = 32 MPa
Dtiang = 350 x 350
S = 90 cm
a = 50 cm
Lx = (S + 2a) =(90 + 2 x 50) = 190 cm
Ly = (S + 2a) = (0 + 2 x 50) = 100 cm
bx = 400 mm
by = 400 mm
Tebal plat (h) = 80 cm
Tebal selimut beton (ds) = 6 cm
Tulangan pokok () = 16 mm
Posisi kolom dalam (s) = 35

Geser Pons Dari Tiang Pancang Arah X (hanya ditinjau arah x)
Tinggi efektif
d = h – ds – (0,5) = 800 – 60 – 0,5 x 16 = 732 mm
Jarak bidang terhadap sisi luar
cx = (Lx – bx – d)/2 = (1900-350-732)/2 = 409 mm
Berat beton
W=
Gaya geser arah X
Vux = P – W = 771,702 kN – 1,492 kN = 770,21 kN
Rasio sisi panjang terhadap sisi pendek kolom
Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x

b = Ly = 1900
kuat geser Pile cap arah x diambil nilai terkecil dari
√
( )
√
( )
 √
( )

√
( )
Maka nilai Vc =
Kuat geser pile cap

Vc =
Vc = > Vux =147,621 kN ................................OK
10.6 Perhitungan Penulangan Pelat Pondasi

1. Penulangan Pile Cap Pondasi Tipe B1 (1 x 1)
 Perhitungan Nilai Momen pada Pondasi
Mu = P1 tiang.e
P1 tiang = =
= 771,706 kN
e =
= 1,138
Mu = 371,661 kN.m
 Perhitungan Penulangan Pelat Pondasi (Pile Cap)

Karena bentuk plat berupa plat 1 arah maka tulangan akan di
perhitungkan pada arah X (arah pendek) saja, sedangkan tulangan
Y (arah memanjang) menggunakan tulangan bagi.
- Mux = 371,661 kN.m
- Tebal Pelat = 800 mm

- Diameter tulangan pelat (Øt) = 25 mm
- Faktor Reduksi (Ф) = 0,9
- Tegangan Leleh (fy) = 400 MPa
- β1 = ( )
untuk ( )
( )
= 0,821
- ɛt = 0,005
- Es = 200.000 MPa
- bx = 1900 mm
- by = 1000 mm
Momen nominal:
Φ = 0,9, karena lentur
Mn = = = 412956666,7 N.mm
Tinggi efektif pelat lantai:

Misal tebal selimut beton ds = 60 mm, dan diperkirakan
diameter tulangan Φut = 25 mm, maka:
d = h – ds - . Φut = 800 – 60 - . 25 = 732 mm
Rasio tulangan minimum:

√ √
ρmin = = = 0,00353, karena fc’ = 32 MPa ≥ 30 MPa.
Rasio tulangan maksimum:
ρmax = * +. * ( )+
ρmax = * +. * ( )+
ρmax = 0,625. 0,0335

ρmax = 0,0209
Rasio tulangan perlu:

Rn = = = 0,405
ρperlu = .( √ )
ρperlu = .( √ )
ρperlu = 0,002025 < ρmin = 0,00353

ρ*perlu = 4/3 x 0,002025 = 0,0027 < ρmin = 0,00353
maka dipakai ρperlu = 0,00353
Luas tulangan perlu:

Asperlu = ρperlu . b . d = 0,00353 . 1900 . 732 = 4909,524 mm2
Dicoba tulangan Φut = 25 m
Jarak antar tulangan (S):
S= == = 189,970 mm
Maka dipakai tulangan D25 – 150 (Ast = 6217,74 mm2)
Cek jarak maksimum antar tulangan:

S = 150 mm < 3h = 3.800 = 1800 mm, dan
S = 150 mm < 500 mm …..OK
Kontrol syarat daktilitas:

ρt = = = 0,0045, karena ρmin ≤ ρt ≤ ρmax, maka desain
tulangan memenuhi syarat daktilitas (Terkendali Tarik)
Tulangan bagi pada Pile Cap

K = 0,0018 (Fy = 400 Mpa)
Asperlu =

= 0,0018 x 1900 x 800

= 2736 mm2
maka dipakai tulangan

S = 250 mm < 3h = 3. 800 = 24000 mm
S = 250mm < 450 mm ...OK
2. Penulangan Pile Cap Tipe B2 ( 2 x 1)

 Perhitungan Nilai Momen Pada Pondasi
Mu = P1 tiang.e
P1 tiang = =
= 569,6355 kN
e =
= 1,138
Mu = 415,497 kN.m
 Perhitungan Penulangan Pelat Pondasi (Pile Cap)

Karena bentuk plat berupa plat 2 arah maka tulangan akan di
perhitungkan pada arah X dan arah Y.
- Mux = Muy = 415,497 kN.m
- Tebal Pelat = 800 mm
- Diameter tulangan pelat (Øt) = 25 mm
- Faktor Reduksi (Ф) = 0,9
- Tegangan Leleh (fy) = 400 MPa
- β1 = ( )

untuk ( )
( )
= 0,821
- ɛt = 0,005
- Es = 200.000 MPa
- bx = by = 1900 mm
Momen nominal:
Φ = 0,9, karena lentur
Mn = = = 461658888,9 N.mm
Tinggi efektif pelat lantai:

Misal tebal selimut beton ds = 60 mm, dan diperkirakan
diameter tulangan Φut = 25 mm, maka:
d = h – ds - . Φut = 800 – 60 - . 25 = 732 mm
Rasio tulangan minimum:

√ √
ρmin = = = 0,00353, karena fc’ = 32 MPa ≥ 30 MPa.
Rasio tulangan maksimum:
ρmax = * +. * ( )+
ρmax = * +. * ( )+
ρmax = 0,625. 0,0335

ρmax = 0,0209
Rasio tulangan perlu:

Rn = = = 0,453
ρperlu = .( √ )

ρperlu = .( √ )
ρperlu = 0,002265 < ρmin = 0,00353

ρ*perlu = 4/3 x 0,002265 = 0,00302 < ρmin = 0,00353
maka dipakai ρperlu = 0,00353
Luas tulangan perlu:
Asperlu = ρperlu . b . d = 0,00353 . 1900 . 732 = 4909,524 mm2
Dicoba tulangan Φut = 25 m
Jarak antar tulangan (S):
S= == = 189,970 mm
Maka dipakai tulangan D25 – 150 (Ast = 6217,74 mm2)

S = 150 mm < 3h = 3.800 = 1800 mm, dan
S = 150 mm < 500 mm …..OK
Kontrol syarat daktilitas:
ρt = = = 0,0045, karena ρmin ≤ ρt ≤ ρmax, maka desain
tulangan memenuhi syarat daktilitas (Terkendali Tarik)

10.7 Gambar Penulangan Pile Cap

1. Gambar Penulangan PileCap Tipe B1 (1 x 1)

2. Gambar Penulangan Pile Cap Tipe B2

BAB XI
ANALISA PENULANGAN TANGGA
11.1 Perhitungan Dimensi Tangga

Diketahui:
- Beda tinggi (h) = 5,0 m
- Lebar ruang tangga = 2,5 m
Direncanakan geometri tangga dengan data sebagai berikut.
- Lebar injakan = 0,25 m
- Lebar bordes = 1,2 m
- Panjang bordes =4m
- Lebar anak tangga = 1,75 m
- Panjang datar anak tangga = 3,5 m
- Tebal pelat tangga dan bordes = 20 cm
Maka:
- Sudut kemiringan tangga (α) = arc tg ( )= 35,538°
- Jumlah injakan = 3,5 m : 0,25 m = 14

- Tinggi tanjakan (t) = 0,25 x tg 35,538° = 0,2083 m = 18
cm
25 cm
N= 14 buah
150 cm
18 cm
N= 14 buah
Gambar 11.1 Potongan Tangga

1750 mm
4000 mm
1750 mm
Gambar 11.2 Potongan Tampak Atas Tangga
Perhitungan Pembebanan Tangga

Tebal pelat tangga = 20 cm adalah tebal miring
Untuk menghitung beban berat sendiri perlu dicari tebal vertikalnya
t = 18 cm
t1 = 1/2.s.cos α = 1/2∙0,1786∙cos 35,538 = 0,07 m = 7 cm
t2 = t + t1 = 20 + 7 = 27 cm
t3 = t2/cos⁡α = 28/cos⁡35,538 = 34 cm
Ukuran tebal ini dianggap sudah tebal, jadi termasuk finishing
Beban tangga
Beban hidup untuk tangga = 4,79 kN/m2
Berat jenis beton normal = 24 kN/m3
Lebar anak tangga = 1,75 m

Beban yang bekerja pada bagian miring:

Beban mati (qD)
- Berat sendiri pelat lantai : 0,34 x 24 = 8,04 kN/m2
Beban hidup (qL)
- Beban hidup tangga = 4,79 kN/m2
qu1 = 1,2.qD + 1,6.qL
= 1,2 . 8,04 + 1,6 . 4,79
= 17,31 kN/m2
Beban yang bekerja pada bordes

Beban mati (qD)
- Berat sendiri pelat lantai : 0,20 x 24 = 4,8 kN/m2
Beban hidup (qL)
- Beban hidup tangga = 4,79 kN/m2
qu2 = 1,2.qD + 1,6.qL
= 1,2 . 3,8 + 1,6 . 4,79
= 13,42 kN/m2

Perhitungan Gaya Dalam Dengan Metode Konvensional

Sistem struktur tangga dianggap sebagai pelat.
Tabel 11.1 Momen pelat persegi akibat beban merata kondisi tumpuan bebas
dan menerus atau terjepit elastis
Momen Pelat persegi akibat beban merata (PBI'71)
Nilai Perbandingan Ly/Lx

Kondisi Pelat
Momen Pelat 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 2.0 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 > 2,5
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lx Mlx = 0.001.q.Lx2 x 44 52 59 66 73 78 84 88 93 97 100 103 106 108 110 112 125
Ly
Mly = 0.001.q.Lx2 x 44 45 45 44 44 43 41 40 39 38 37 36 35 34 32 32 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62 62 62 63 63 63 63
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 36 42 46 50 53 56 58 59 60 61 62 62 62 63 63 63 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35 34 34 34 34 34 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 36 37 38 38 38 37 36 36 35 35 35 34 34 34 34 34 38
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88 89 90 91 92 92 94
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 48 55 61 67 71 76 79 82 84 86 88 89 90 91 92 92 94
Mly = 0.001.q.Lx2 x 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49 49 48 48 47 47 19
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 48 50 51 51 51 51 51 50 50 49 49 49 48 48 47 47 56
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 22 28 34 41 48 55 62 68 74 80 85 89 93 97 100 103 125
Mly = 0.001.q.Lx2 x 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79 79 79 79 79 79 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 51 57 62 67 70 73 75 77 78 79 79 79 79 79 79 79 75
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63 63 63 63 63 63 63
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 51 54 57 59 60 61 62 62 63 63 63 63 63 63 63 63 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 22 20 18 17 15 14 13 12 11 10 10 10 9 9 9 9 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 31 38 45 53 59 66 72 78 83 88 92 96 99 102 105 108 125
Mly = 0.001.q.Lx2 x 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80 80 79 79 79 79 25
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 60 65 69 73 75 77 78 79 79 80 80 80 79 79 79 79 75
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90 91 91 92 92 93 94
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 60 66 71 76 79 82 85 87 88 89 90 91 91 92 92 93 94
Mly = 0.001.q.Lx2 x 31 30 28 27 25 24 22 21 20 19 18 17 17 16 16 15 12
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 38 46 53 59 65 69 73 77 80 83 85 86 87 88 89 90 54
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 38 46 53 59 65 69 73 77 80 83 85 86 87 88 89 90 54
Mly = 0.001.q.Lx2 x 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50 49 49 48 48 48 19
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 43 46 48 50 51 51 51 51 50 50 50 49 49 48 48 48 56
Mtx = - 0.001.q.Lx2 x 13 48 51 55 57 58 60 61 62 62 62 63 63 63 63 63 63
Mlx = 0.001.q.Lx2 x 13 48 51 55 57 58 60 61 62 62 62 63 63 63 63 63 63
Mly = 0.001.q.Lx2 x 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34 34 33 33 33 33 13
Mty = - 0.001.q.Lx2 x 38 39 38 38 37 36 36 35 35 34 34 34 33 33 33 33 38
Catatan:
= Terletak bebas
= Menerus atau terjepit elastis

Momen pada bagian miring

Ly/Lx = 3,5/1,75 = 2 m
Mtx = 0.001 . q . Lx2 . x = 0.001 . 17,31 . 1,752 . 88 = 4,67 kNm
Mlx = 0.001 . q . Lx2 . x = 0.001 . 17,31 . 1,752 . 88 = 4,67 kN.m
Mly = 0.001 . q . Lx2 . y = 0,001 . 17,31 . 1,752 . 49 = 2,60 kN.m
Mty = -0.001 . q . Lx2 . y = -0,001 . 17,31 . 1,752 . 49 = 2,60 kN.m
Momen pada bordes
Ly/Lx = 4/1,2 = 3,3 m
Mtx = 0.001 . q . Lx2 . x = 0.001 . 13,42 . 1,22 . 63 = 1,22 kN.m
Mlx = 0.001 . q . Lx2 . x = 0.001 . 13,42 . 1,22 . 63 = 1,22 kN.m
Mly = 0.001 . q . Lx2 . y = 0,001 . 13,42 . 1,22 . 9 = 0,17 kN.m
Mty = -0.001 . q . Lx2 . y = -0,001 . 13,42 . 1,22 . 0 = 0 kNm
Perhitungan Penulangan Tangga

Tulangan tumpuan dan lapangan arah x
dx = 200 - 20 - ½ . 12 = 174 mm
Mtx = Mlx = 4,67 kNm
1. Momen Nominal
Mn = = ,18 kN.m = 5184555,17 N.mm

0,0035

= 0,75
 0,85  fc' 1 600 
= 0,75  
(600  fy) 
= 0,0211
 fy
Rn = = 0,1712 N/mm2

0,85. fc' 2 Rn
 perlu  (1  1  ) = 0,0006
fy 0,85. f c'
 * = 4/3*0,0006 = 0,00076
 * <  min , maka digunakan  min = 0,0035
Asperlu = ρ.b.d = 0,0035.1000.174 = 609,00 mm2
dipakai tulangan Ø = 12
Jarak tulangan (s)
1 1
    2 .b    12 2.1000
4 4
s = = = 185,78 mm

150 < 3.h = 525 ……. Ok
150 < 500 mm ……. Ok
Tulangan tumpuan dan lapangan arah y

dy = 200 - 20 - ½ . 12 = 174 mm
Mty = Mly = 2.60 kNm
1. Momen Nominal
Mn = = 2,89 kN.m = 2886854,58 N.mm

0,0035

= 0,75
 0,85  fc' 1 600 
= 0,75  
(600  fy) 
= 0,0338
 fy

Rn = = 0,0954 N/mm2

0,85. fc' 2 Rn
 perlu  (1  1  ) = 0,0003
fy 0,85. f c'
 * = 4/3*0,0002 = 0,00042
 * <  min , maka digunakan  min = 0,0035
Asperlu = ρ.b.d = 0,0035.1000.174 = 609,00 mm2
dipakai tulangan Ø = 12 mm
Jarak tulangan (s)
1 1
    2 .b    12 2.1000
4 4
s = = = 185,78 mm

150 < 3.h = 750 ……. Ok
150 < 500 mm ……. Ok
Tulangan pembagi susut dan suhu untuk tangga

Aspokok = luas tulangan terbesar dari seluruh penulangan pelat.
Aspokok = 609,00 mm2
Aspembagi = 20% x 609,00 = 121,80 mm2
dicoba tulangan Ø = 10 mm
1. Jarak tulangan (s)
1 1
    2 .b    10 2.1000
4 4
s = =
= 644,50 mm, maka dipakai tulangan Ø10-300


300 < 5.h = 785 mm ……. Ok
300 < 450 mm ……. Ok
Untuk perhitungan yang lainnya dapat dilihat pada tabel

Tabel 11.2 Penulangan anak tangga tumpuan dan lapangan arah x
Tabel 11.3 Penulangan anak tangga tumpuan dan lapangan arah y
Ø12-150
Ø12-150
Tul. Pembagi
Ø10-300
Gambar 11.3 Detail Penulangan Tangga

Penulangan Bordes
Data perencanaan:
- Tulangan utama = Ø12 mm
- Tulangan bagi = Ø10 mm
- Tebal pelat = 200 mm
- Tebal selimut beton (ds) = 20 mm
- Tinggi efektif (d) = =
Tulangan tumpuan arah x

Mtx = 1,22 kNm
1. Momen Nominal
Mn = = 1,35 kN.m = 1353139,2 N.mm

0,0035

= 0,75
 0,85  fc' 1 600 
= 0,75  
(600  fy) 
= 0,0211
 fy
Rn = = 0,0447 N/mm2

0,85. fc' 2 Rn
 perlu  (1  1  ) = 0,0001
fy 0,85. f c'
 perlu < maka dipakai

Asperlu = ρ.b.d = 0,0035.1000.174 = 609,00mm2

Jarak tulangan (s)

1 1
    2 .b    12 2.1000
4 4
s = = = 185,78 mm

150 < 3.h = 525 ……. Ok
150 < 500 mm ……. Ok
Tulangan lapangan arah y

Mly = 0,17 kNm
1. Momen Nominal
Mn = = 0,19 kN.m = 193305,6 N.mm

0,0035

= 0,75
 0,85  fc' 1 600 
= 0,75  
(600  fy) 
= 0,0211
 fy
Rn = = 0,0064 N/mm2

0,85. fc' 2 Rn
 perlu  (1  1  ) = 0,00002
fy 0,85. f c'
 perlu < maka dipakai

Asperlu = ρ.b.d = 0,0035.1000.174 = 609,00 mm2
Jarak tulangan (s)

1 1
    2 .b    12 2.1000
4 4
s = = = 185,78 mm

8. cek jarak antar tulangan:
150 < 3.h = 750 ……. Ok
150 < 500 mm ……. Ok
Tulangan susut dan suhu

Aspokok = luas tulangan terbesar dari seluruh penulangan pelat.
Aspokok = 609,00 mm2
Aspembagi = 20% x 609,00 = 121,80 mm2
dicoba tulangan Ø = 10 mm
1. Jarak tulangan (s)
1 1
    2 .b    10 2.1000
4 4
s = =
= 644,50 mm, maka dipakai tulangan Ø10-300

300 < 5.h = 750 mm ……. Ok
300 < 450 mm ……. Ok
Untuk perhitungan yang lainnya dapat dilihat pada tabel

Tabel 11.4 Penulangan bordes tumpuan arah x
Tabel 11.5 Penulangan bordes lapangan arah x

Tabel 11.6 Penulangan bordes lapangan arah y
Tabel 11.7 Penulangan bordes tumpuan arah y
Ø12-150
Tul. Pembagi
Ø10-300
Gambar 11.4 Detail Penulangan Bordes

Perencanaan Balok Bordes

-
Beban yang bekerja pada bordes qult =13,42 kN/m2
- Lebar bordes = 1,2 m
- Panjang bordes = 4 m
- Beda tinggi (h) = 5 m
- Tinggi bordes = (14x0.25) = 3,5 m
Beban bordes bekerja pada balok = 13,42 x 1,2 = 16,109 kN/m

Beban dinding ½ bata (5-0.6-3,5) x 2,5 = 2,25 kN/m
Total Beban = 18,881 kN/m
Perhitungan momen menggunakan program SAP 2000 dengan analisa 2 dimensi.
Berat sendiri balok dihitung otomatis melalui program SAP 2000.
Tabel 11.8 Nilai Balok Bordes

Momen Lapangan Momen Tumpuan Gaya geser
No Penampang (Max) (Max) balok
kNm kNm (kN)
1 Balok 20/30 31,29 - 43,62 61,38
Data Perencanaan:
Kuat tekan beton = 32 Mpa
Tegangan leleh baja = 400 Mpa
β1 = 0,85 (untuk 17 ≤ f'c ≤ 28)
(Faktor reduksi kekuatan)  = 0,9
Selimut beton pelat (ds) = 20 mm
Selimut beton pelat (ds) = 40 mm
Tulangan utama (D) = 29 mm
Øut = 12 mm

Ø pembagi = 10 mm
S-Dutama = 40 mm
Λ =1 (beton normal)
Tinggi efektif (d)
d = h - ds - Øs - 1/2 D = 300 – 40 – 10 – 0,5 (29) = 235,5 mm
a. Daerah Tumpuan:
Momen desain tumpuan: Mdtump = 43,62 kN.m
1. Momen nominan (Mn)

Mu
Mn = = = 39,24 kN.m


 600 
0,75   1  =0,75( ) = 0,383
 600  fy 

M n1  0,85. f c' . b . d 2 . k maks . 1  1 k maks
2

= 0,85 x 400 x 250 235,52 x 0,383 x (1-1/2 x 0.383)
= 94,79 kN.m

Mn2 = Mn – Mn1 = 39,24 – 94,79 = -55,55 kNm
karena Mn2 < 0 maka tidak diperlukan tulangan rangkap
5. Menentukan nilai k perlu

2  Mn
k 1 1 √
0,85 f c '  b  d 2
= 0,138
6. Menentukan luas tulangan

Mn
As perlu 
 k ( )
f y  d  1  
 2

= 447,34 mm2

  
 0,85  fc'  600 
ρ  0,75  β   = 0,0211
max  1 f  600  f 
 y  y 
Asmaks = ρmax. b. d = 0,0211 x 250 x 235,5 = 1244,213 mm2

1,4 1,4
 min   = 0,0035
f y 400
Asmin= ρmin. b. d = 0,0035 x 250 x 235,5 = 206,06 mm2

206,06 mm2 < 447,34 mm2, digunakan As = 447,34 mm2
9. Menghitung jumlah tulangan

Luas tulangan : Ast = ¼ x π x D2 = 660,185 mm2
Jumlah tulangan : n = As/Ast = 469,39/660,185 = 0,71 buah ~ 2 buah
Digunakan 2D29
10. Cek lebar balok dengan tulangan terpasang:

bt = 2ds + 2 s  n.D  n  1.D ≤ bw
= 2(40) + 2(12) + 2(29) + (2-1).29 ≤ bw
=129 mm ≤ 200 mm.... oke!
b. Daerah Lapangan:
Momen desain tumpuan: Mdlap = 31,29 kN.m
1. Momen nominan (Mn)

Mu
Mn = = = 30,15 kN.m


 600   600 
0,75   1  =0,75  0,85  = 0,383
 600  fy   600  400 


M n1  0,85. f c' . b . d 2 . k maks . 1  1 k maks
2

= 0,85 x 32 x 250 x 235,52 x 0,383 x (1-1/2 . 0,383)
= 94,79 kN.m

Mn2 = Mn – Mn1 = 30,15 – 94,79 = - 64,64 kNm
karena Mn2 < 0 maka tidak diperlukan tulangan rangkap
5. Menentukan nilai k perlu

2  Mn
k 1 1 = √
0,85 f c '  b  d 2
= 0,104
6. Menentukan luas tulangan

Mn
As perlu  =
 k ( )
f y  d  1  
 2
= 337,63 mm2

  
 0,85  fc'  600 
ρ  0,75  β   = 0,0211
max  1 f  600  f 
 y  y 
Asmaks = ρmax. b. d = 0,0211 x 250 x 235,5 = 1244,213 mm2

1,4 1,4
 min   = 0,0035
f y 400
Asmin= ρmin. b. D = 0,0035 x 250 x 235,5 = 206,06 mm2

206,06 mm2 < 337,63 mm2, digunakan As = 337,63 mm2
9. Menghitung jumlah tulangan

Luas tulangan : Ast = ¼ x π x D2 = 660,185 mm2

Jumlah tulangan : n = As/Ast = 337,63/660,185 = 0,51 buah ~ 2 buah

Digunakan 2D29
10. Cek lebar balok dengan tulangan terpasang:

bt = 2ds + 2 s  n.D  n  1.D ≤ bw
= 2(40) + 2(12) + 2(29) + (2-1).29 ≤ bw
=129 mm ≤ 200 mm.... Oke!

Tabel 11.9 Perhitungan Desain Penulangan Lentur Balok Bordes

Perhitungan Penulangan Geser Balok Bordes

1. Hitung gaya geser berfaktor Vu berdasarkan penampang kritis
Gaya Geser = 62,27 kN
Vu = = = 54,20 kN
2. Kekuatan geser yang diberikan beton

1
Vc =  fc ' .bw .d = √ .0,30 . 0,236 = 61,24 kN
6
ØVc = 0,75 x 61,24 = 45,93 kN
½ ØVc= ½ x 45,93 = 22,97 kN
1
3. Jika Vu ≤    Vc , maka tidak perlu tulangan geser.
2
1
Jika    Vc < Vu ≤   Vc , maka cukup tulangan geser minimum.
2
1
Vu ≥    Vc , maka perlu tulangan geser.
2
Jadi, perlu tulangan geser
4. Penulangan pada daerah yang perlu tulangan geser
Kekuatan geser yang diperlukan tulangan baja:
Vs =
= 22335 N = 22,34 kN
ØVs = 0,75 x Vs
= 0,75 x 22,34
= 16,751 kN
( √ ).b. d = ( √ ).300.236 = 90,06 kN
Dicoba  = 10 mm (Luas satu kaki = 78,5 mm2 )
Jadi Av = 2 x 78,5 = 157 mm2

Dipakai S = 100 mm
Jadi dipakai tulangan geser 10-100
5. Batasan daerah tulangan sengkang:

Ru  Vc 57,03  44,41
x1   (0,5  Ln)   2375  525,52mm
Ru 57,03
( )
1
Ru   Vc
2 57,08  0,5.48,68
x2   (0,5  Ln )   2375  1450,26 mm
Ru 57,08
( )
Daerah perlu tulangan sengkang:
x1 = 462 mm
Daerah tulangan sengkang minimum:
x2 – x1 = 1418,54 – 462,07 = 957 mm
Daerah tidak perlu tulangan sengkang:
0,5.Ln – x2 = 2375 – 1419 = 956 mm

Tabel 11.10 Perhitungan Desain Penulangan Geser Balok Bordes

Tabel 11.11 Desain Penulangan Balok Bordes Tangga

KODE Bordes Tangga
TYPE B 20x30
Pot A-A Pot B-B
POTONGAN

TUL. SAMPING 2D29 2D29 2D29
SENGKANG Ø10-100 Ø10-120 Ø10-100
SELIMUT BETON 40 40 40
1200 2400 1200
STEP
12 20 12


BAB XII
ANALISA MATERIAL
12.1 Analisa Volume Pondasi

Tabel 12.1. Analisa Volume Pondasi
Pekerjaan Struktural di Bawah Tanah P (m) L (m) T (m) V Satuan n total Satuan
Pengadaan Tiang Pancang 350 x 350 160 m' 48 7680 m'
P1 16 m' 2 32 m'
P2 32 m' 4 128 m'
Pemancangan Tiang Pancang 300 x300 7680 7680 m'
PILE CAP
Beton PileCap fc' 32 Mpa 49,76 m3 49,76 m3
P1 0,63 m3 16 10,08 m3
P2 1,24 m3 32 39,68 m3
Bekisting PileCap 139,584 m2 139,584 m2
P1 5 0,5 2,5 m2 16 40 m2
P2 6,224 0,5 3,112 m2 32 99,584 m2
Pembesian PileCap 4687,2230 kg 4687,2230 kg
P1 130,3444 kg 16 2085,5104 kg
P2 81,30352 kg 32 2601,7126 kg
SLOOF
Beton Sloof fc' 32 Mpa 256 0,3 0,6 46,08 m3 1 46,0800 m3
Bekisting Sloof 512 0,6 307,2 m2 1 307,2 m2

Pembesian Sloof 10163,2 kg 10163,2 kg
LANTAI KERJA
Lantai Kerja Pilecap t = 0.05 m 4,96 m3 4,96 m3
P1 1,8 0,7 0,05 0,063 m3 16 1,008 m3
P2 2,47 0,05 0,1235 m3 32 3,952 m3
Pekerjaan Struktural di Atas Tanah
LANTAI
Pengecoran Lantai Dasar fc'32 10 cm 546,5 0,1 54,65 m3 1 54,65 m3
Bekisting Beton Lantai 1775,95 m2 1775,95 m2
Lantai 1 123 0,125 587,875 m2 1 587,875 m2
Lantai 2 119 0,125 546,375 m2 1 546,375 m2
Lantai 3 108 0,125 499,5 m2 1 499,5 m2
Lantai Dak 202 0,1 142,2 m2 1 142,2 m2
Penulangan Beton lantai dasar

12.2 Analisa Volume Kolom

Tabel 12.2. Analisa Volume Kolom
KOLOM
Beton Kolom fc' 32 18,18 m3 18,18 m3
Kolom Basement, Lantai 1, dan Lantai 2 12,78 m3 12,78 m3
K1 (30 X 30) 0,3 0,3 4 0,36 m3 18 6,48 m3
K1 (30 X 30) 0,3 0,3 3,5 0,315 m3 16 5,04 m3
K1 (30 X 30) 0,3 0,3 3,5 0,315 m3 4 1,26 m3
Kolom Lantai 3, Lantai Dak 5,4 m3 5,4 m3
K1 (30 X 30) 0,3 0,3 3 0,27 m3 14 3,78 m3
K1 (30 X 30) 0,3 0,3 3 0,27 m3 6 1,62 m3
Pembesian Kolom 22016,64 kg 22016,64 kg
K1 (30 X 30) 817,44 kg 18 14713,92 kg
K1 (30 X 30) 430,8 kg 16 6892,8 kg
K1 (30 X 30) 102,48 kg 4 409,92 kg
Bekisting Kolom 242,4 m2 242,4 m2
Bekisting Kolom Basement, Lantai 1, dan Lantai 2 170,4 m2 170,4 m2
K1 (40 X 40) 0,3 0,3 4 4,8 m2 18 86,4 m2
K1 (40 X 40) 0,3 0,3 3,5 4,2 m2 16 67,2 m2
K1 (40 X 40) 0,3 0,3 3,5 4,2 m2 4 16,8 m2
Bekisting Kolom Lantai 3, Lantai Dak 72 m2 72 m2
K1 (40 X 40) 0,3 0,3 3 3,6 m2 14 50,4 m2
K2 (30X30) 0,3 0,3 3 3,6 m2 6 21,6 m2

12.3 Analisa Volume Balok

Tabel 12.3. Analisa Volume Balok
BALOK
Beton Balok fc' 32 159,27 m3 159,27 m3
Lantai 1 54,075 m3 54,075 m3
Balok 25/35 120 0,3 0,35 12,6 m3 1 12,6 m3
Balok 25/35 143 0,3 0,35 15,015 m3 1 15,015 m3
Balok 25/35 252 0,3 0,35 26,46 m3 1 26,46 m3
Lantai 2 48,3 m3 48,3 m3
Balok 25/35 120 0,3 0,35 12,6 m3 1 12,6 m3
Balok 25/35 143 0,3 0,35 15,015 m3 1 15,015 m3
Balok 25/35 197 0,3 0,35 20,685 m3 1 20,685 m3
Lantai 3 41,895 m3 41,895 m3
Balok 25/35 120 0,3 0,35 12,6 m3 1 12,6 m3
Balok 25/35 99 0,3 0,35 10,395 m3 1 10,395 m3
Balok 25/35 180 0,3 0,35 18,9 m3 1 18,9 m3
Lantai Dak 15 m3 15 m3
Balok 20/30 120 0,2 0,3 7,2 m3 1 7,2 m3
Balok 20/30 130 0,2 0,3 7,8 m3 1 7,8 m3
Pembesian Balok 29853,01 kg 29853,01 kg
Lantai 1 12240,67 kg 12240,67 kg
Balok 25/35 3364,8 kg 1 3364,8 kg
Balok 25/35 3850,99 kg 1 3850,99 kg
Balok 25/35 5024,88 kg 1 5024,88 kg
Lantai 2 dan 3 13115,58 kg 13115,58 kg
Balok 25/35 4274,4 kg 1 4274,4 kg
Balok 25/35 4601,74 kg 1 4601,74 kg
Balok 25/35 4239,44 kg 1 4239,44 kg
Lantai Dak 4496,76 kg 4496,76 kg
Balok 20/30 2180,16 kg 1 2180,16 kg
Balok 20/30 2316,6 kg 1 2316,6 kg
Bekisting Balok 1111,8 m2 1111,8 m2
Lantai 1 360,5 m2 360,5 m2
Balok 25/35 240 0,35 84 m2 1 84 m2
Balok 25/35 286 0,35 100,1 m2 1 100,1 m2
Balok 25/35 504 0,35 176,4 m2 1 176,4 m2
Lantai 2 322 m2 322 m2
Balok 25/35 240 0,35 84 m2 1 84 m2
Balok 25/35 286 0,35 100,1 m2 1 100,1 m2
Balok 25/35 394 0,35 137,9 m2 1 137,9 m2
Lantai 3 279,3 m2 279,3 m2
Balok 25/35 240 0,35 84 m2 1 84 m2
Balok 25/35 198 0,35 69,3 m2 1 69,3 m2
Balok 25/35 360 0,35 126 m2 1 126 m2
Lantai Dak 150 m2 150 m2
Balok 20/30 240 0,3 72 m2 1 72 m2
Balok 20/30 260 0,3 78 m2 1 78 m2

12.4 Analisa Volume Plat Lantai

Tabel 12.4. Analisa Volume Plat Lantai
PLAT LANTAI
Beton Plat fc' 32 Mpa 191,76 m3 191,76 m3
Plat Lantai 1 572,5 0,12 68,7 m3 1 68,7 m3
Plat Lantai 2 539,5 0,12 64,74 m3 1 64,74 m3
Plat Lantai 3 486 0,12 58,32 m3 1 58,32 m3
Plat Lantai Dak 142,2 0,12 17,064 m3 1 17,064 m3
Bekisting Plat Lantai 1, 2, 3, dan Dak 1847 m2 1847 m2
Plat Lantai 1 572,5 0,12 606,82 m2 1 606,82 m2
Plat Lantai 2 539,5 0,12 573,82 m2 1 573,82 m2
Plat Lantai 3 486 0,12 509,76 m2 1 509,76 m2
Plat Lantai Dak 142,2 0,12 156,6 m2 1 156,6 m2
Pembesian Plat Lantai 14921,28 kg 14921,28 kg
Pembesian Plat Lantai 1-3 9344,64 kg 9344,64 kg
Pembesian Plat Lantai Dak 5576,64 kg 5576,64 kg

BAB XIII
GAMBAR BANGUNAN
Gambar 13.1 Tampak 3 Dimensi
Gambar 13.2 Tampak Depan

Gambar 13.3 Tampak Samping Kiri
Gambar 13.4 Tampak Samping Kanan

Gambar 13.5 Tampak Belakang



BAB XIV
GAMBAR PENULANGAN BALOK, KOLOM, PELAT, PONDASI, DAN TANGGA
14.1 Gambar Penulangan Balok
KODE LANTAI 1 – 3
TYPE B 25 X 35
POTONGAN

SENGKANG Φ10-100 Φ10-120 Φ10-100
COVER 40 40 40
PENULANG-
AN GESER
Gambar 14.1 Desain Penulangan Balok Lantai

KODE LANTAI DAK

TYPE B 20 X 30
POTONGAN

SENGKANG Φ10-100 Φ10-120 Φ10-100
COVER 40 40 40
PENULANG-
AN GESER
Gambar 14.2 Desain Penulangan Balok Dak

14.2 Gambar Penulangan Kolom
Gambar 14.3 Detail Kolom Potongan Melintang

Gambar 14.4 Detail Kolom Potongan Memanjang

14.3 Gambar Penulangan Pelat
Gambar 14.5 Gambar Denah Penulangan Pelat Lantai dan Dak

Gambar 14.6 Potongan Tulangan Lapangan Pelat Lantai dan Dak
Gambar 14.7 Potongan Tulangan Tumpuan Pelat Lantai dan Dak

14.4 Gambar Penulangan Pondasi
Gambar 14.8 Penulangan Pile Cap Tipe B1

Gambar 14.9 Penulangan Pile Cap Tipe B2

14.5 Gambar Penulangan Tangga
Ø12-150
Ø12-150
Tul. Pembagi
Ø10-300
Gambar 14.10 Detail Penulangan Tangga
Ø12-150
Tul. Pembagi
Ø10-300
Gambar 14.11 Detail Penulangan Bordes

KODE Bordes Tangga

TYPE B 20x30
Pot A-A Pot B-B
POTONGAN

TUL. SAMPING 2D29 2D29 2D29
SENGKANG Ø10-100 Ø10-120 Ø10-100
SELIMUT BETON 40 40 40
1200 2400 1200
STEP
12 20 12

Gambar 14.12 Desain Penulangan Balok Bordes Tangga


Muhammad Faisal Rijani - 1810811110026 - PBRS I - Kelompok 6 PDF

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Muhammad Faisal Rijani - 1810811110026 - PBRS I - Kelompok 6 PDF

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

TUGAS BESAR

PERANCANGAN BANGUNAN REKAYASA SIPIL I

Ir. FAUZI RAHMAN, M.T. Ir. ADRIANI, M.T.

NIP. 196605201991031005 NIP. 196201151991031002

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Banjarbaru, Mei 2021

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

HALAMAN COVER .................................................................................. i

BAB I GAMBAR BANGUNAN ................................................................ 1

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Gambar 1.1 Tampak 3 Dimensi

Gambar 1.2 Tampak Depan

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Gambar 1.3 Tampak Samping Kiri

Gambar 1.4 Tampak Samping Kanan

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Gambar 1.5 Tampak Belakang

Gambar 1.6 Portal 3 Dimensi

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Gambar 1.7 Portal Melintang A dan D

Gambar 1.8 Portal Melintang B dan C

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Gambar 1.9 Portal Memanjang 1 dan 4

Gambar 1.10 Portal Memanjang 2 dan 3

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Gambar 1.11 Denah Balok dan Pelat Lantai 2

Gambar 1.12 Denah Balok dan Pelat Lantai 3

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Gambar 1.13 Denah Balok dan Pelat Lantai 4

Gambar 1.14 Denah Balok dan Pelat Dak

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Gambar 1.15 Denah Fungsi Ruangan Lantai 1

Gambar 1.16 Denah Fungsi Ruangan Lantai 2

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Gambar 1.17 Denah Fungsi Ruangan Lantai 3

Gambar 1.18 Denah Fungsi Ruangan Lantai 4

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

2.1 Data Perancangan Bangunan Rekayasa Sipil

2.2 Preliminary Design

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Untuk fy selain 420 Mpa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 +

b = 2/3 x 26,75 = 17,50 cm ≈ 20 cm

b = 2/3 x 20,82 = 13,88 cm ≈ 15 cm

b = 2/3 x 26,25 = 17,50 cm ≈ 20 cm

b = 2/3 x 18,50 = 12,34 cm ≈ 15 cm

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

2.3.2 Balok Dak

b = 2/3 x 26,63 = 15,75 cm ≈ 20 cm

b = 2/3 x 26,25 = 15,75 cm ≈ 20 cm

b = 2/3 x 18,50 = 12,34 cm ≈ 15 cm

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Tabel 2.2 Perhitungan Dimensi Balok Melintang

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Tabel 2.3 Perhitungan Dimensi Balok Memanjang

Balok Bentuk Jarak (cm) H (cm) B (cm)

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Tabel 2.4 Preliminary Design Balok yang Akan Digunakan

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Untuk pelat lantai 2:

Untuk pelat lantai 3:

Untuk pelat lantai 4:

1810811110026 Muhammad Faisal Rijani

Untuk pelat dak: