Anda di halaman 1dari 8

RAJA ORANG YAHUDI, DISEMBAH ORANG MAJUS

MENURUT MATIUS 2:1-12


(Tasiran Seri Injil Matius oleh Pdt. Dr. Stephano Ambesa)

Pendahuluan
Melalui narasinya pada pasal 1, Matius hendak memberitakan Yesus adalah Mesias
(Kristus), anak Daud dan anak Abraham. Pemberitaan ini, tentunya, hendak mengatakan
kepada komunitas Matius (pembaca Injil Matius) bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan
kepada orang Israel (2 Sam 7:12-16), tetapi ia juga Mesias yang dijanjikan kepada Abraham
(Kej 22:18). Kehadiran Yesus ke dalam dunia ini melalui keluarga Yusuf, yang disebut anak
Daud, dan Maria. Kehadiran Yesus melalui Maria adalah penggenapan nubuat Yes 7:14. Dari
awal narasinya, Matius sudah menyatakan maksud kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk
menyelamatkan umat-Nya dari dosa. Jelas, maksud ini berbeda dengan ekspektasi mesianis
dari kebanyakan orang Yahudi. Mereka mengharapkan Mesias sebagai tokoh penyelamat
politis yang membebaskan Israel dari penjajahan Romawi (bnd. Luk 24:21). Nubuatan tentang
penyelamatan yang akan dilakukan Yesus membuat orang menyebut diri-Nya sebagai
“Imanuel.” Di dalam Pribadi dan perbuatan-Nya, orang melihat kehadiran Allah yang
menyelamatkan. Narasi kehadiran Yesus dimulai dengan kisah kunjungan orang Majus (Mat
2:1-12).

Yesus Disembah Orang Majus Sebagai Raja


Matius memulai pasal 2 ini dengan perkataan “sesudah Yesus dilahirkan di Bethlehem
di tanah Yudea pada masa pemerintahan raja Herodes, …” (ayat 1, TB LAI). Lagi-lagi TB ini
tidak menerjemahkan kata penghubung Yunani “de,” yang diartikan “now” (sekarang) dalam
beberapa Alkitab terjemahan berbahasa Inggris.1 Dengan menggunakan kata penghubung itu,
Matius ingin mengajak para pembaca mengikuti kisah selanjutnya. Di dalam pasal 1 berakhir
pada peristiwa Maria mengandung setelah pertunangannya dan oleh kehendak Tuhan melalui
Malaikat-Nya Yusuf mengambil dan membawa Maria sebagai istri ke rumahnya, tetapi tidak
bersetubuh sampai Maria melahirkan. “Now” (sekarang) kisah berlanjut. Kelanjutan kisah
tersebut dimulai dengan sebuah keterangan waktu “sesudah Yesus dilahirkan di Bethlehem di
tanah Yudea pada masa pemerintahan raja Herodes, ….”

Keterangan waktu ini menyiratkan banyak hal yang harus bisa ditangkap oleh para
pembaca. Semakin cermat pengamatan para pembaca semakin baik mereka dapat memahami
maksud kisah yang hendak disampaikan Matius. Keterangan waktu, pertama-tama, hendak
menyatakan bahwa kunjungan orang Majus terjadi bukan pada saat, dan bahkan bukan pada
beberapa saat, Yesus dilahirkan. Dengan pernyataan ini, Matius hendak mengatakan bahwa
orang Majus bukan mengunjungi seorang bayi yang baru dilahirkan. Yang kedua, kelahiran
Yesus terjadi pada satu tempat tertentu, yang disebut Bethlehem di tanah Yudea. Penyebutan
tempat kelahiran Yesus ini bukan hanya menyatakan fakta historis dari kelahiran Yesus, tetapi
juga hendak memberikan kebenaran teologis yang akan nampak jelas dalam penelaahan ayat-

1 Beberapa terjemahan itu adalah KJV, ASV, ESV, ISV.


ayat berikutnya. Keterangan waktu itu menyertai pernyataan “pada waktu zaman raja
Herodes.” Pernyataan itu memang memberi dukungan historis tentang kelahiran Yesus di dunia
ini, tetapi juga menyiratkan bahwa pada saat Israel di bawah penguasaan seorang raja, yang
bernama Herodes. Yang dimaksud dengan Herodes ini adalah Herodes Agung, yang lahir pada
tahun 73 SM. Pada tahun 47 SM diangkat menjadi “strategos” (gubernur) Galilea, lalu Siria,
pada tahun 44 SM menjadi “tetrarkhos” (raja wilayah) Yudea, dan pada tahun 40 SM oleh
senat Romawi diangkat menjadi raja Yudea.2 Perhatikan dengan seksama, Yudea adalah
Palestina bagian selatan, di mana Kerajaan Yehuda yang beribukotakan Yerusalem pernah
berdiri. Bukankah dalam silsilah terdaftar nama-nama raja Yehuda? Apakah dalam hal ini
Matius hendak menyatakan bahwa sekarang Yehuda dalam penguasaan raja Yudea (yang
dimaksud adalah Herodes) dan di tengah-tengah penguasaan raja Yudea itu, “Raja orang
Yahudi3” yang sesungguhnya telah dilahirkan?

Keterangan waktu tersebut dilanjutkan dengan pernyataan: “datanglah orang-orang


majus dari Timur ke Yerusalem.” Kembali TB LAI tidak menerjemahkan kata kerja perintah
“idou.”4 Akan tetapi pernyataan yang mengikuti kata idou menimbulkan beberapa pertanyaan
bagi pembaca modern: siapakah orang majus itu? Kota, Negara atau daerah manakah yang di
maksud “dari Timur” itu atau sekedar petunjuk arah mata angin saja?

Kata “orang Majus” berasal dari kata Yunani “magoi.” Memang, identitas orang-orang
majus ini tidak begitu jelas. Tambur, et. al. mengatakan bahwa kata ini adalah pinjaman dari
bahasa Persia dan berarti “imam.”5 Berdasarkan arti kata inilah beberapa orang menafsirkan
bahwa orang majus adalah imam-imam agama Zorroaster dari Persia. Beberapa orang
menganggap bahwa mereka adalah para raja. Penafsiran ini berdasarkan nubutan dalam Mzm
72:10-11 dan Yes 60:6, di mana raja-raja akan sujud menyembah kepada Mesias dan memberi
persembahan emas dan kemenyan. Di dalam Injil Matius diketahui bahwa orang majuslah yang
menyembah dan membawa mas, kemenyan dan mur, maka secara logis ditafsirkan mereka
adalah raja.6 Leks tidak setuju dengan tafsiran ini. Ia mengatakan; “tidak ada satu petunjuk pun
bahwa mereka adalah raja atau bahwa jumlah mereka 3 orang.”7 Ada yang mengartikan
mereka adalah ahli perbintangan karena dalam kisah Mat 2 ini mereka berkaitan dengan
bintang. Akan tetapi ada usulan yang lebih baik menerjemahkan “orang majus” ini sebagai
orang yang tahu melihat tanda bintang.”8 Siapa pun identitas mereka, tetapi yang perlu
digarisbawahi bahwa mereka adalah bukan orang Yahudi. Sementara Injil ini ditujukan kepada
orang Yahudi tentang Mesias yang dijanjikan di dalam kitab orang Yahudi (PL), tetapi yang
ditampilkan pertama kali sebagai tokoh yang mencari raja orang Yahudi adalah mereka yang

2 Leks, 38.
3 Kata “Yahudi” berasal dari kata “Yehuda.” Orang-orang Israel yang di sebut Yahudi adalah mereka yang kembali dari
pembuangan dari Babel. Baca Lukas Tjandra, Latar Belakang Perjanjian Baru jilid 1 (Malang: SAAT, 1996), 47-50.
4 Kata ini menunjukkan kepada tindakan yang mengejutkan dan tak diduga sebelumnya. Lihat pembahasan Mat 1:20.

Bnd. Lenski, 58.


5 Tambur, et. al., 24.
6 De Heer, 22.
7 Leks, 39.
8 Tambur, et. al., 24.
bukan orang Yahudi. Wow, sangat mengejutkan, bukan? Apakah dengan ini Matius hendak
menyampaikan pesan, Mesias juga diperuntukkan bagi orang bukan Yahudi?9

Orang Majus ini memang bukan orang Yahudi. Matius menegaskan hal ini dengan
pernyataan dari mana mereka berasal, yaitu “dari Timur.” Beberapa tafsiran menunjuk bahwa
orang Majus ini berasal dari Babel10 atau Babilon.11 Keduanya menunjuk pada tempat yang
sama. Jika orang Yahudi ditanya, dari mana Abraham berasal? Bukankah Abraham berasal dari
Urkasdim (Babel)? Apakah ini hendak menyatakan dari Babel berita tetang seorang Mesias
diperdengarkan? Apa pun jawabannya, fakta dari narasi ini, orang Majus dari Timur inilah
yang pertama-tama mengetahui kehadiran Raja orang Yahudi.

Bukan suatu kebetulan atau menyasar kalau dikatakan bahwa orang majus datang ke
Yerusalem. Mereka jauh-jauh meninggalkan negeri untuk mencari Raja orang Yahudi yang
telah dilahirkan. Pusat pemerintahan Yahudi adalah di Yerusalem pada zaman kerajaan dulu,
bahkan sekarang pun raja Herodes ada di sana. Dari ayat ini, Matius dengan jelas hendak
mengatakan bahwa Yesus adalah Seorang Raja. Tema Matius di dalam Mat 1:1 tetap
dipertahankan sampai Mat 2:1.

Tema tentang Yesus Raja lebih jelas lagi dari pertanyaan orang Majus ketika tiba di
Yerusalem: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? … (Mat 2:2, TB
LAI). Jika para pembaca mengikuti alur ceritanya dengan baik, maka mereka dapat mengerti
siapa yang dimaksud dengan raja orang Yahudi itu dan yang orang Majus cari-cari. Tentunya
yang mereka cari adalah Yesus. Menurut Lenski “Raja” adalah salah satu gelar mesianis di
dalam PL.12 Jadi, sangat tepat bahwa Yesus adalah Raja mesianis. Akan tetapi ada satu yang
perlu diklarifikasi dari TB LAI, yaitu kata “baru dilahirkan.” Terjemahan itu memberi indikasi
bahwa Yesus baru dilahirkan dan masih bayi kecil yang kemerah-merahan. Kata yang
digunakan Matius adalah “textheis,” yang lebih baik diterjemahkan “telah dilahirkan.” Kata ini
tidak memberi indikasi kelahiran yang baru saja.13 BIS menerjemahkan: “Di manakah Anak
(bukan bayi) itu, yang lahir ….” Sangat mungkin pada saat itu, usia Yesus sekitar 2 tahun (bnd
Mat 2:16).

Bagaimana orang Majus mengetahui bahwa raja orang Yahudi telah dilahirkan? Dalam
pertanyaan mereka dilanjutkan dengan pernyataan “kami telah melihat bintang-Nya di timur.”
Kata “di timur” berasal dari “anatole,” yang berarti “di tempat terbitnya.”14 Jadi, lebih baik
diterjemahkan “kami telah melihat bintang di tempat terbitnya.” Bagaimana mungkin dengan
melihat bintang, mereka mengetahui seorang raja telah lahir? Bilangan 24:17 mencatat nubuat
Bileam: “… bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, ….” Kata “dari
Israel” sinonim dengan “dari Yakub,” kata “timbul” sinonim dengan “terbit,” dan kata “tongkat
kerajaan” sinonim dengan “bintang.” Jika “tongkat kerajaan” melambangkan kekuasaan
seorang raja, demikian pula dengan “bintang.” Leks mengatakan: “para Majus, sama seperti

9 Lenski, 58.
10 Tambur, et. al., 24.
11 De Heer, 23.
12 Lenski, 59.
13 Lenski, 59.
14 Leks, 41.
Bileam (nabi yang bukan orang Yahudi), datang dari Timur (Bil 23:7). Bintang yang dilihat
para Majus berkaitan dengan bintang rajawi yang dilihat Bileam (Bil 24:17-19) yang dalam
Yudaisme belakangan diartikan sebagi tanda Mesias.”15

Tujuan kedatangan orang Majus dari negeri yang jauh ke Palestina adalah mencari
seorang raja. Selain pencarian seorang raja, mereka datang untuk menyembahnya (Mat 2:2).
Bagi orang Majus, “menyembah” hanyalah sekedar “memberi hormat” semata-mata. Tetapi
ketika peristiwa ini diceritakan kembali oleh Matius dan ditujukan kepada komunitasnya, yaitu
orang Kristen Yahudi, tentunya Matius hendak menyampaikan pesan tersendiri dengan
memberi muatan yang lebih dari sekedar memberi hormat. Orang Kristen bukan tidak boleh
menghormati seorang raja, tetapi kata “menyembah” (proskuneo) hanya ditujukan kepada
Allah sebagai bentuk ibadah.16 Dengan pengertian seperti ini, adalah benar yang dikatakan
Leks: “Mat bicara tentang ‘menyembah’ untuk menegaskan keilahian Yesus. Matius mencatat:
“Engkau harus menyembah (proskuneo) Tuhan Allahmu, hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!” (Mat 4:10). Harrington menuliskan bahwa penyembahan ini merupakan sentral di
dalam kisah orang orang majus ini dan tidak boleh dilupakan para pembaca.17

Mat 2:3 mengatakan: “ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta
seluruh Yerusalem.” Pertanyaan orang Majus juga merupakan sebuah pemberitaan kepada
Herodes dan seluruh penduduk Yerusalem yang mengakibatkan mereka terkejut. Akan tetapi
ayat ini hendak menekankan keterkejutan Herodes sebagai raja Yudea. Kata yang
diterjemahkan “terkejut” adalah “etaraxthe,” yang secara harfiah berarti “teragitasi.” Berita
yang dibawa orang Majus membuat Herodes seakan-akan diserang musuh, sehingga ia menjadi
sangat gelisah, damai meninggalkannya dan perutnya gemetar.18 Dengan menggunakan kata
ini, Matius hendak menggambarkan suasana hati Herodes, dan pada saat yang sama
memberitakan sifatnya yang tidak mau ada saingan. Mendengar kelahiran seorang raja lain,
Herodes takut takhtanya direbut.19 Jika di kemudian hari kalau ia bertindak kejam terhadap
saingannya,20 Matius sudah menceritakan hal itu kepada para pembacanya.

Cerminan kegundahan hati Herodes pun direalisasikan dengan dikumpulkan semua


imam kepala dan ahli-ahli Taurat untuk dimintai keterangan di mana Mesias dilahirkan (Mat
2:4). Sebelum melanjutkan penelaahan tentang kegundahan hati Herodes, ada satu pokok
penting yang harus digarisbawahi. Di dalam ayat 2, orang Majus bertanya tentang raja orang
Yahudi. Pertanyaan itu menimbulkan kegelisahan di hati Herodes sehingga ia mengumpulkan
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat untuk dimintai keterangan “di mana Mesias akan
dilahirkan.” Dalam kisah ini, Matius hendak menyampaikan pesan kepada para pembaca
bahwa “raja orang Yahudi” itu identik dengan “Mesias.” Jadi, benar bahwa kemesiasan Yesus
adalah Mesias rajani.

15 Leks, 40.
16 Rienecker dan Rogers, 3.
17 Harrington, 35.
18 Kareasi H. Tambur, et. al., 26.
19 De Heer, 24.
20 Leks, 41.
Kembali ke kegundahan hati Herodes. Matius menggunakan kata kerja “epunthaneto,”
dalam bentuk waktu “imperfect” untuk kata yang diterjemahkan “dimintai keterangan.” Bentuk
waktu “imperfect” menunjukkan sebuah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus.21
Penggunaan “imperfect” ini hendak menyatakan bahwa Herodes mengorek keterangan
dilakukan berkali-kali22 atau berulang kali.23 Herodes ingin mendapat keterangan detail dan
tidak mau meleset.

Mat 2:5 mengatakan jawaban imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat bahwa Mesias
dilahirkan di Bethlehem di tanah Yudea. Jawaban ini mengingatkan para pembaca tentang
tempat di mana Yesus dilahirkan (Mat 2:1). Matius membawa pikiran para pembaca sehingga
mereka berkata dalam hatinya masing-masing, “ya benar itu tempat kelahiran Yesus, berarti
benar juga orang Majus itu mencari Yesus, Mesias rajani atau Raja mesianis.” Jawaban dari
para imam kepala dan ahli Taurat didukung oleh nubuat nabi Mikha. Mereka mengutip Mikha
5:1 yang dikutip secara bebas. Pengutipan secara bebas itu karena Matius mengutip Mikha 5:1
dan menerjemahkannya dengan mempertimbangkan konteksnya juga.24 Oleh sebab itu Mikha
5:1 tidak sama persis dengan Mat 2:6. Sangat mungkin Mat 2:6 adalah gabungan antara Mikha
5:1 dan 2 Sam 5:2.25 Pemerintahan Mesias itu seperti seorang gembala terhadap domba-
dombanya, seperti Daud yang adalah raja yang memiliki latar belakang seorang gembala. 26

Setelah mendapatkan kepastian dimana Yesus dilahirkan, kemudian Herodes secara


sembunyi-sembunyi memanggil orang Majus dan menanyai mereka dengan teliti bilamana
bintang itu nampak (Mat 2:7). Pertemuan mereka itu adalah pertemuan rahasia, yang tidak
mengikutsertakan orang lain.27 Matius sedang hendak menyatakan akal bulus seorang Herodes
yang penuh kelicikan. Dalam pertemuan itu ia menanyai orang Majus dengan teliti. Kata yang
digunakan adalah “ekribosen,” yang berarti “bertanya untuk mempelajari dengan akurat.”28
Yang menjadi pertanyaan Herodes adalah “bilamana bintang itu nampak.” Pertanyaan Herodes
ditulis oleh Matius: “ton chronon tou fainomenou asteros,” yang arti harfiahnya “waktu bintang
itu bersinar atau bercahaya.” Dengan pertanyaan ini, Herodes hendak mengetahui pertama kali
bintang itu bersinar untuk mengetahui umur Yesus dihitung sampai saat ia bertanya kepada
mereka.29

Setelah mendapatkan keterangan tentang kapan bintang itu nampak, Herodes menyuruh
mereka pergi ke Bethlehem untuk menyelidiki Anak itu dengan seksama dan kemudian
melaporkan kepadanya (Mat 2:8). Satu hal yang perlu diberi catatan di dalam ayat ini adalah
penggunaan kata “anak.” Kata yang digunakan adalah “paidion” dan kata ini tidak pernah
dipakai dalam PB untuk menunjuk kepada seorang bayi.30 Kata bayi dalam bahasa Yunani
adalah “nepios.” Dengan penggunaan kata “paidion” berarti Herodes mengetahui dengan pasti

21 Stephano Ambesa, Diktat Bahasa Yunani (Jakarta: Departemen Pendidikan BPH GBI, 2006), 14.
22 Leks, 42.
23 Reinecker dan Rogers, 3.
24 Leks, 43.
25 Harrington, 35. Lenski, 65.
26 Lenski, 65.
27 Leks, 44.
28 Rienecker dan Rogers, 3.
29 De Heer, 24.
30 Leks, 44.
bahwa Yesus bukan seorang bayi lagi, melainkan seorang anak. Memang kita tidak mengetahui
persis berapa umurNya.

Tujuan mereka untuk datang melaporkan tentang Anak itu dinyatakan oleh Herodes:
“supaya aku pun datang menyembah Dia.” Itulah pernyataan Herodes, dan tentunya orang
Majus tidak mengetahui isi hatinya dengan pasti. Tetapi setelah mengikuti alur kisah Herodes
di dalam ayat-ayat sebelum ayat 8, para pembaca dapat menangkap motif lain dari pernyataan
Herodes tersebut. Jika para pembaca bisa menangkap motif lain, maka para pembaca berarti
bisa merespon seperti yang Matius maksudkan melalui kisahnya. De Heer mengatakan:
“Herodes mengatakan: ‘supaya saya pergi menyembah anak itu,” tetapi maksudnya hanya
untuk mengetahui dalam rumah mana anak itu berada.”31 Lenski mengatakan bahwa
pernyataan Herodes itu adalah sebuah kebohongan untuk menarik perhatian orang Majus.32
Jadi, penyembahan itu adalah kamuflase motif hati yang sebenarnya dimiliki oleh Herodes.
Berita kehadiran raja orang Yahudi saja sudah membuat ia gundah dan teragitasi, bagaimana
mungkin ia datang untuk menyembah-Nya?

Dalam perjalanan menuju Bethlehem, bintang yang dulu nampak, sekarang ia muncul
kembali dan mendahului mereka. Lagi-lagi para pembaca dikejutkan oleh kemunculan bintang
itu karena Matius kembali menggunakan kata kerja imperatif “idou” yang tidak diterjemahkan
oleh TB LAI dalam ayat 9. Bintang itu mendahului mereka. Kata “mendahului” dari kata kerja
“proago,” yang berarti ‘memimpin kepada.” Bintang ini jangan dipandang sebagai suatu gejala
kosmis, tetapi sebagai petunjuk dari Allah bahwa Yesus yang hendak disembah orang Majus
adalah raja mesianis.33 Harrington mengingatkan pembaca dengan mengatakan: “usaha untuk
mengidentifikasi bintang tersebut hendaknya tidak mengalihkan perhatian terhadap hal yang
lebih sentral,” yaitu penyembahan akan Dia.34 Kalau pun bintang itu bergerak menuntun
mereka, yang pertama-tama hendak disampaikan bahwa Allah berkehendak supaya mereka
datang untuk menyembah Yesus. Iman orang kafir, seperti orang majus, berlawanan dengan
kecerdikan Herodes yang penuh sikap sinis.35

Ketika mereka sampai di tempat di mana Anak itu berada (Mat 2:9), mereka bersukacita
(Mat 2:10). Kepastian bahwa tempat itu adalah di mana Anak itu ada ditandai dengan
berhentinya sang bintang di atasnya, sehingga mereka bersukacita. Sukacita itu digambarkan
dengan kata-kata “echaresan charan,” yaitu bersukacita dengan sukacita besar.36 Seakan-akan
Matius hendak menceritakan bahwa pencarian mereka dengan segenap hati dan jerih lelah telah
terbayar dengan lunas dengan penemuan di mana Raja itu berada. Tidak ada sukacita yang
lebih besar daripada penemuan sesuatu yang selama ini dicari-cari, seperti sukacita orang
Majus ini.37

Ayat 11 menceritakan apa yang kemudian orang Majus lakukan. Mereka masuk ke rumah
itu dan melihat Anak itu, bersama Maria, ibu-Nya. Jika di dalam Injil Lukas, terkesan Yesus di

31 De Heer, 24-25.
32 Lenski, 67.
33 Leks, 45.
34 Harrington, 35.
35 Herrington, 35.
36 Lenski, 69.
37 Kareasi H. Tambur, et. al., 32.
lahir di pondok (kandang) ternak, tetapi di dalam Injil Matius tidak ditemukan cerita tentang
kandang ternak ini. Matius pun mengatakan bahwa orang Majus itu masuk ke “rumah.”
Memang, pernyataan Matius ini tidak hendak menyatakan bahwa Yesus dilahirkan di rumah
itu,38 tetapi hanya mengatakan bahwa ketika orang Majus mengunjungi Yesus berada di dalam
rumah. Sekali lagi Matius menyebut Yesus dengan kata “Anak,” yang menunjuk kepada umur
beberapa tahun setelah kelahiran-Nya. Setelah melihat Anak itu, mereka menyembah dan
memberikan persembahan berupa emas, kemenyan dan mur. Persembahan ini menunjukkan
pada benda-benda berharga pada zamannya. Jika mereka selama ini mencari seorang raja, maka
persembahan itu menyatakan pengakuan mereka bahwa Yesuslah Sang Raja yang mereka cari
selama ini (bnd. Yes 60:6). De Heer mengatakan bahwa penafsiran yang mengatakan bahwa
persembahan emas itu melambangkan Yesus adalah raja, kemenyan melambangkan Yesus
adalah Allah, dan mur melambangkan kematian-Nya39 adalah sangat spekulatif.40 Di mata
orang Majus dan tentunya juga Matius, secara konstan, Yesus itu Raja yang menggenapi Mzm
72:10.

Kisah ini ditutup dengan peringatan dari Allah terhadap orang Majus untuk tidak kembali
kepada Herodes melalui mimpi. Mereka diminta untuk mengambil jalan lain untuk kembali ke
negerinya (Mat 2:12).

Kesimpulan
Dari uraian Mat 2:1-12 di atas kita dapat menyimpulkan bahwa Matius masih
meneruskan tema sentral pemberitaannya, yaitu Yesus adalah Raja Mesianis atau Mesias
Rajani. Harrington mengatakan bahwa cerita ini juga mempersiapkan pengakuan Yesus
sebagai Raja orang Yahudi.41

Yang sungguh-sungguh mengejutkan adalah kisah pengakuan Yesus sebagai Mesias


Rajani, pertama-tama, dilakukan oleh orang Majus yang bukan orang Yahudi. Padahal Injil ini
ditulis dan ditujukan kepada orang Yahudi Kristen yang sedang diteguhkan imannya kepada
Yesus adalah penggenapan janji Mesias di dalam PL. Matius ingin memperlihatkan bahwa
bangsa lain mendahului orang Yahudi dalam penerimaan mereka terhadap Mesias.42
Harrington berkomentar bahwa cerita ini mencerminkan kekecewaan akan kelambanan Israel
untuk menerima Yesus sebagai Raja mereka.43 Akan tetapi pada saat yang sama Matius juga
hendak mengatakan bahwa janji mesianis kepada Abraham di dalam Kej 22:18 digenapi di
dalam diri orang Majus. Tentunya, cerita ini juga mempersiapkan perutusan universal para
murid (Mat 8:11-12; 28:18-20).44

De Heer mengatakan bahwa cerita ini “mengajarkan kepada kita bahwa hal mengakui
Yesus sebagi Raja, harus disertai dengan kerelaan untuk berkorban bagi Dia.”45 Yang sering

38 Lenski, 69.
39 Leks, 46.
40 De Heer, 26.
41 Harrington, 35.
42 De Heer, 27.
43 Harrington, 35.
44 Harrington, 35.
45 De Heer, 27.
kita lakukan adalah kita mengakui Yesus sebaga Raja dengan kepentingan supaya kita dicukupi
kebutuhan kita. Di dalam Alkitab, jika Tuhan ditampilkan sebagai Raja, maka kita adalah umat.
Yang dituntut oleh Raja terhadap umat-Nya adalah penyembahan dan persembahan. Amin.

Anda mungkin juga menyukai