Anda di halaman 1dari 2

BAHAN SERMON GKPI WILAYAH I

MALAM NATAL, 24 DESEMBER 2023


ALLAH MENYERTAI KITA
(MATIUS 1 : 18 – 23)
1. Tidak banyak hal yang kita ketahui tentang Yusuf. Teks ini memberikan Sebagian informasi tentang Yusuf.
Lukas menonjolkan Maria dalam catatannya (Luk. 1-2), namun Matius menonjolkan Yusuf. Yusuf penting
dalam Injil Matius, karena Yesus menjadi bagian dari garis keturunan Daud melalui Yusuf (1:1). Tapi Matius
juga menyebutkan 5 perempuan dalam silsilahnya dan memiliki kisah yang menarik, jadi dia tidak
berusaha meremehkan peran Perempuan. Wanita-wanita tertentu yang disebutkan dalam silsilah Yesus.
Tamar berzinah dengan Yehuda (Kej 8), Rahab seorang pelacur (Yos 2:1) Rut dari Moab (1:1-4), Batsyeba
berzinah dengan Daud (2 Sam 1:6) yang terakhir adalah Maria seorang Wanita yang baik yang juga
memiliki masalah reputasi dengan kehamilannya. Matius memasukkan kisah Wanita-wanita ini ke dalam
silsilahnya adalah untuk menggambarkan kasih karunia Allah yang memberikan harapan bagi semua umat
manusia.
2. Kabar sukacita tentang kelahiran Yesus ini mempunyai akar yang dalam dalam PL. Dalam PL malaikat
memberitahukan kepada Hagar bahwa dia akan melahirkan seroang anak laki-laki bernama Ismael (Kej.
16:7-14), Allah memberitahukan kepada Abraha bahwa Sarah akan melahirkan seorang anak laki-laki
bernama Ishak (Kej. 17:15-18:15. Seperti Yusuf anak Yakub yang baik hati demikianlah Yusuf ayah Yesus
adalah orang yang benar dan memiliki tekat untuk melakukan perintah Allah.
3. Pada ayat 18 dijelaskan awal kisah kelahiran Yesus: “Kelahiran Yesus Kristus, adalah sebagai berikut”. Ini
penegasan bahwa Yesus adalah “Kristus, anak Daud, anak Abraham (1:1). Matius tidak memberikan
rincian tentang palungan atau pun gembala yang kita temukan dalam Lukas. Catatan Matius tentang
kelahiran Yesus berfokus pada Yusuf yang melaluinya Yesus akan menjadi anak Daud (1:1-16). Dalam
ayat 18b dikatakan “Pada waktu Maria, ibunya, bertunangan dengan Yusuf, sebelum mereka hidup
sebagai suami istri”. Pernikahan Yahudi dimulai dengan pertunangan yang diatur oleh orang tua.
Pertunangan bersifat mengikat dan hanya diakhir dengan kematian atau perceraian. Seseorang yang
tunangannya meninggal dunia dianggap sebagai janda atau duda. Namun Maria “didapati hamil oleh
Roh Kudus (18 c). Ada banyak cerita dalam mitologi Yunani dan Romawi mengenai konsep seperti ini.
Yang perlu kita pahami adalah kita tidak terjerumus ke dalam paganisme dengan menampilkan Yesus
sebagai seorang setengah dewa, setengah manusia karena kelahiran dari ibu manusia kemudian
setengahnya lagi dewa.
4. Ayat 19 “karena Yusuf, suaminya, seorang yang benar dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di
depan umum, ia bermaksud menceraikannya diam-diam”. Yusuf digambarkan sebagai orang yang benar,
dia hidup berdasarkan hukum Allah. Namun, dia tidak merasa benar sendiri. Dia memutuskan
menceraikan Maria secara diam-diam agar ia tidak menyebabkan rasa sakit yang tidak perlu bagi Maria.
Sebab dalam Ul. 22:23-24 dikatakan “Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan sudah
bertunangan, lalu seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, maka haruslah
keduanya kamu bawa ke luar, ke pintu gerbang kota. Kamu harus melempari mereka dengan batu
sampai mati…..” Namun pada saat Yesus lahir, Romawi yang berkuasa pada saat itu tidak mengizinkan
orang Yahudi menjatuhkan hukuman mati (Yoh 18:31). Meskipun demikian, hukuman bagi kehamilah di
luar nikah sangatlah serius. Laki-laki diharapkan menceraikan Perempuan itu dan laki-laki itu jg akan
mendapatkan kembali mahar pengantin, yang jumlahnya cukup besar.
5. Ayat 20-22: “Namun, Ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya
dalam mimpi….”. Pertama kali dari ketiga kali malaikat menampakkan dirinya kepada Yusuf dalam mimpi.
Dalam setiap kejadian, malaikat meminta Yusuf untuk bertindak dan Yusuf menyanggupinya. Dan Matius
tidak mencatat satu kata pun yang diucapkan Yusuf. Dalam 2:13, malaikat menyuruh Yusuf untuk
membawa Maria dan Yesus ke Mesir dan dalam 2:19 saat kematian Herodes, malaikat akan
memberitahu Yusuf untuk kembali ke tanah Israel. Kemudian Yusuf diperingatkan kembali dalam mimpi
Yusuf pergi ke daerah Galilea (2:22). Kemudian ayat 21a dikatakan “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan
engkau akan menamakan Dia Yesus…” peranan ibu melahirkan dan peranan ayah memberi nama.
Karena dengan menamainya, Yusuf akan menjadikan Yesus putranya dan membawanya ke rumah DAUD.
6. Ayat 22-23 : “Semuanya itu terjadi supaya digenapi yang difirmankan Tuhan melalui nabi”. Pengenapan
nubutan penting bagi Matius. Dia menyebutkannya sebelas kali (1:22;2:15, 17, 23; 4:14; 8:17; 12:17;
13:35; 21:4; 26:56; 27:9). “Sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak
laki-laki”. Ayat 23 dikutip dari Yes 7:14. Yes mengucapkan kata ini kepada raja Ahas pada abad ke VIII.
Yerusalem sedang dikepung dan kota itu akan hancur. Nubuatan Yes bahwa seorang laki-laki akan lahir
dan pada saat ia dewasa maka kehancuran itu akan berlalu. “dan mereka akan menamakan Dia Imanuel
(23b). Dalam Injil Lukas, malaikat menyuruh Maria untuk menamai bayi itu Yesus (Luk 1:31), namun
malaikat disini tidak menyuruh Yusuf untuk memberi nama bayi itu Imanuel, sebaliknya malaikat
mengatakan bahwa “mereka” akan menamai dia Imanuel. “mereka” mungkin adalah orang-orang yang
akan diselamatkan oleh Yesus dari dosa mereka.
7. Tema Minggu kita adalah Allah menyertai kita : Injil Matius menceritakan kepada kita bhw inti natal
adalah tentang Allah yang berdiam bersama umat-Nya. Melalui kelahiran Yesus, Allah menyatakan
bahwa Ia hadir dan berdiam bersama umat-Nya. Penyertaan itulah yang sebenarnya sedang kita rayakan
dalam sukacita Natal. Sebenarnya kita tidak sedang merayakan baju yang bagus, uang yang banyak (Thr)
atau kesempatan-kesempatan yang menguntungkan ketika Natal. Hal itu memang perlu kita syukuri tapi
jangan sampai hal itu yang menjadi focus kita dalam hidup terutama ketika merayakan Natal. Dalam
Natal kita sedang bersukacita karena Allah senantiasa hadir dengan berbagai cara dalam setiap
perjalanan hidup kita.

Anda mungkin juga menyukai