Jbptppolban GDL Ezarardill 12174 3 Bab2 0
Jbptppolban GDL Ezarardill 12174 3 Bab2 0
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Generator Set (Genset)
Generator set (genset) adalah perangkat kombinasi antara pembangkit listrik
(generator) dan mesin penggerak yang digabung dalam satu set unit untuk
menghasilkan tenaga listrik seperti yang ditunjukkan oleh Gambar II.1. Mesin
penggerak pada genset umumnya merupakan mesin pembakaran internal berupa
motor/mesin diesel dengan bahan bakar solar dan mesin dengan bahan bakar
bensin. Sedangkan generator adalah perangkat yang mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik.
II-1
II-2
perkembangan dari sistem manual sampai dengan penambahan sensor-sensor
elektronik.
II.2.1 Prinsip Kerja Mesin Bensin 4 Langkah
Secara skematis prinsip kerja mesin bensin empat langkah dapat dilihat pada
Gambar II.2. Langkah-langkah dalam satu siklus kerja mesin bensin empat langkah
II-3
yang menghasilkan tenaga yang dapat mendorong piston dari TMA
ke TMB.
4. Langkah Buang (Exhaust Stroke)
Pada langkah ini katup buang terbuka, katup hisap tertutup. Piston
II-4
dimaksud adalah energi yang diperoleh dari putaran rotor yang digerakkan oleh
penggerak mula (prime mover), sedangkan energi listrik dari proses induksi
elektromagnetik yang terjadi pada kumparan stator dan rotornya. Mesin listrik ini
disebut
sinkron karena rotor memiliki kecepatan putaran yang sama (sinkron)
dengan
kecepatan putaran medan magnet putarnya
Stator dari mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang berbentuk
laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang bagus
II-5
berarti permeabilitas dan resistivitas dari bahan tinggi. Gambar II.4 menunjukkan
konstruksi stator.
II.3.1.2 Rotor
Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet yang kemudian
tegangan dihasilkan dan akan diinduksikan ke stator. Generator sinkron memiliki
(a) (b)
Gambar II. 5 Bentuk Rotor (a) Salient pole (b) Rotor silinder
II-6
II.3.2 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Prinsip kerja dari suatu generator sinkron yaitu berdasarkan pada hukum Faraday
mengenai induksi elektromagnetik yaitu jika suatu penghantar (konduktor)
digerakkan
di dalam suatu medan magnet, maka akan muncul gaya gerak listrik
pada penghantar tersebut. Ketika rotor pada generator diputar oleh penggerak mula
(prime mover), maka kutub kutub yang terdapat pada rotor akan berputar. Jika
kumparan kutub diberi arus searah, maka akan menimbulkan medan magnet putar
di dalam mesin. Medan magnet putar menyebabkan medan magnet yang
melingkupi kumparan stator berubah secara kontinu. Perubahan medan magnet
secara
kontinu ini menginduksikan tegangan pada kumparan stator. Tegangan
induksi ini akan berbentuk sinusoidal dan besarnya bergantung pada kekuatan
medan magnet serta kecepatan putaran dari rotor. Gambar II.6 menunjukkan
konstruksi sederhana dan prinsip kerja dari generator sinkron.
II-7
II.3.2 Generator Sinkron Tanpa Beban
Dengan memutar generator sinkron diputar pada kecepatan sinkron dan rotor
diberi arus medan (If), maka tegangan (E0) akan terinduksi pada kumparan jangkar
stator
sesuai dengan persamaan 2.3.
E0 = c.n.Φ (2.3)
Dimana:
c = Konstanta mesin
n = putaran sinkron
Φ = Fluks yang dihasilkan oleh If
Gambar II. 7 Kurva Karakteristik Generator Sinkron Tanpa Beban (Wijaya, 2001)
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator,
karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus
medan (If). Apabila arus medan (If) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga E0
seperti yang terlihat pada Gambar II.7. Bila besarnya arus medan dinaikkan, maka
tegangan output juga akan naik sampai titik saturasi (jenuh).
II-8
a. Jatuh tegangan karena resistansi jangkar (Ra)
Resistansi jangkar per phasa Ra yang dialiri oleh arus jangkar Ia
menyebabkan terjadinya tegangan jatuh per phasa I aRa yang sefasa dengan arus
jangkar Ia.
reaktansi bocor jangkar (XL). Oleh karena itu, fluks bocor ini akan menimbulkan
jatuh tegangan akibat reaktansi bocor (XL) yang sama dengan IaXL. Jatuh
tegangan ini juga dapat mengurangi tegangan terminal (VΦ) [2]
Reaksi jangkar adalah pengaruh dari fluksi jangkar pada fluksi medan
utama. Saat generator sinkron bekerja pada kondisi beban nol tidak ada arus
yang mengalir melalui kumparan stator (jangkar), sehingga yang ada pada
celah udara (air gap) hanya fluksi arus medan rotor. Ketika generator sinkron
diberi beban , arus jangkar (Ia) akan mengalir dan membentuk fluksi jangkar.
II-9
Fluksi jangkar ini kemudian mempengaruhi fluksi arus medan dan akhirnya
menyebabkan berubahnya nilai tegangan dari terminal generator sinkron.
Reaksi ini dikenal sebagai reaksi jangkar. Gambar II.8 memperlihatkan model
reaksi jangkar.
II-10
bahan bakar untuk proses industri, transportasi, maupun rumah tangga.
Contoh dari bahan bakar cair ini adalah bensin, solar, biofuel dan minyak
tanah,
• Bahan Bakar Gas
Bahan bakar gas yaitu bahan bakar yang berwujud gas. Sama seperti
bahan bakar cair, bahan bakar gas biasanya digunakan untuk proses
industri, transportasi, maupun rumah tangga. Contohnya adalah LPG,
CNG, dan biogas.
II-11
Pada mesin bensin ada dua kemngkinan yang terjadi pada saat terjadinya proses
pembakaran di dalam mesin yaitu:
a) Pembakaran Normal
Pembakaran normal (sempurna) adalah proses pembakaran dimana
bahan bakar dan udara dan menjalar ke seluruh ruang bakar suatu mesin
bensin sampai semua campuran bahan bakar dan udara habis terbakar.
[2].
b) Pembakaran Tidak Normal
Pembakaran tidak normal (tidak sempurna) akan menimbulkan
suatu gejala yang dinamakan dengan detonasi atau sering disebut
knocking. Hal ini terjadi karena disebabkan proses pembakaran yang
tidak serentak pada saat langkah kompresi belum berakhir (busi belum
memercikan bunga api) ditandai dengan adanya pengapian sendiri yang
muncul mendadak pada bagian akhir dari campuran. Campuran yang
telah terbakar akan menekan campuran bahan bakar yang belum
terbakar. Akibatnya, campuran bahan bakar yang belum terbakar
tersebut temperaturnya meningkat sehingga melewati temperatur untuk
menyala sendiri [2].
II.5 Biogas
Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari aktivitas mikroba sebagai hasil
fermentasi bahan-bahan organik secara anaerob (tanpa kehadiran oksigen) yang
komposisi utamanya terdiri dari gas metana (CH4) dan memiliki sifat mudah
terbakar [3]. Biogas termasuk ke dalam bahan bakar yang ramah lingkungan karena
biogas dapat mengurangi efek rumah kaca yang diakibatkan oleh gas metana (CH4).
Pembakaran gas metana (CH4) pada biogas akan menghasilkan gas karbon dioksida
(CO2) dan mengurangi jumlah gas metana di udara. Dengan lestarinya hutan dan
tumbuhan, maka gas karbon dioksida (CO2) yang ada di udara akan diserap oleh
II-12
hutan dan tumbuhan dan menghasilkan gas oksigen (O2). Selain itu, biogas juga
dapat mengurangi penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti LPG dan
bahan bakar hasil olahan minyak bumi lainnya.
Karakteristik Biogas
II.5.1
Komposisi senyawa yang berada di dalam biogas terdiri dari 50-75% gas
metan, 25-50% CO2, 0-10% Nitrogen, 0,3% H2S, 0-1% Hidrogen dan tracegases
lainnya [4]. Tabel II.1 menunjukkan komposisi gas yang terkandung di dalam
biogas.
Tabel II. 1 Komposisi Biogas
Komponen % volume
Metana (CH4) 55-75
Karbon Dioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen Sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0.1-0.5
(Sumber: Herman.B, dkk (2007))
Nilai kalor dari 1 m3 biogas setara dengan 0,6 – 0,8 liter minyak tanah yang
mengandung metana sebesar 75% [5]. Referensi lain menyebutkan bahwa nilai
kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6.000 watt jam, setara dengan setengah liter minyak
diesel. Oleh karena itu, biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batubara,
maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil karena memiliki kandungan
metana (CH4) dan nilai kalor yang tinggi yaitu sebesar 50.1 MJ/kg [6]. Metana
(CH4) yang hanya memiliki satu karbon dalam setiap rantainya, dapat membuat
pembakarannya lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar berantai
karbon panjang. Hal ini disebabkan karena jumlah karbon dioksida (CO2) yang
dihasilkan selama pembakaran bahan bakar berantai karbon pendek adalah lebih
sedikit.
Besarnya energi yang terkandung di dalam biogas tergantung dari konsentrasi
metana (CH4) yang ada pada biogas tersebut. Semakin tinggi kandungan metana
maka semakin tinggi pula kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, begitu pula
II-13
sebaliknya. Pada kandungan gas metana (CH4) sebesar 40%-50% biogas memiliki
kualitas nyala api yang rendah tetapi sudah mampu digunakan sebagai bahan bakar
untuk memasak, namun ketika digunakan sebagai bahan bakar generator motor
bensin
memerlukan biogas yang memiliki kandungan gas metana (CH4) minimal
sebesar
70%. [7]
Pada biogas masih banyak terdapat kandungan gas karbon dioksida (CO2) yaitu
berkisar antara 24-45% dari volume biogas. Gas karbon dioksida (CO2) sulit
dipisahkan dengan gas metana (CH4) sehingga akan mempengaruhi laju rambat api
pada biogas. Semakin tinggi kadar karbon dioksida (CO2) maka proses pembakaran
biogas
tidak optimum.
II-14
Dimana:
Ėbb : energi bahan bakar (kW)
ṁbb : laju aliran bahan bakar (kg/s)
NKBB : nilai kalor bahan bakar (kj/kg)
b. Daya generator
Daya yang dihasilkan oleh generator dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan 2.3.
𝑃𝑔 = 𝑉 𝐼 cos 𝜑 (2.3)
Dimana:
Pg : daya generator (kW)
V : tegangan (V)
I : arus (A)
c. Efisiensi Sistem
Besarnya effisiensi sistem generator set dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan 2.4.
𝑃𝑔 (2.4)
𝜂= 𝑥 100%
Ėbb
Dimana:
η : Efisiensi (%)
Pg : Daya generator (kW)
Ėbb : Energi bahan bakar (kW)