Disusun oleh :
Disusun oleh :
Peserta,
HESTI RAMADHANI
NIP. 19970110 202203 2 009
Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor
Penguji,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara yang berjudul
“Pemanfaatan Website, Media Sosial dan Leaflet untuk Meningkatkan
Pemahaman Pelaku Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Karawang Mengenai
Sertifikasi dan Penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB)”. Rancangan
kegiatan aktualisasi ini bertujuan untuk mengaktualisasikan sikap perilaku dan
nilai-nilai dasar (core values) ASN yang terdiri dari: Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK),
serta kedudukan dan peran PNS dalam mewujudkan Smart Governance.
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena bantuan
dan dorongan dari banyak pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan
hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, membimbing, dan memberikan masukan dalam penyelesaian
rancangan kegiatan aktualisasi ini, terutama kepada:
1. Bapak H. Asep Aang Rahmatullah, S.STP, M.P., selaku Kepala BKPSDM
Kabupaten Karawang yang telah memberikan dukungan fasilitas, sarana, dan
prasarana selama Pendidikan dan Pelatihan Dasar.
2. Bapak H. Abuh Bukhori, S.PKP., MM, Plt. Kepala Dinas Perikanan, atas
motivasi dan dukungannya.
3. Bapak Nur Ridwan Solihin, S.PKP., MM., Kepala Bidang Perikanan Budidaya,
atas motivasi dan dukungannya.
4. Bapak Rizal Abdillah, A.Md., Sub Koordinator Kelompok Sub Substansi
Pemberdayaan Usaha Kecil Perikanan Budidaya selaku mentor, atas semua
arahan, motivasi, dukungan, masukan dan bimbingannya.
5. Bapak Dr. Rahman Tanjung, S.E., M.M., selaku coach, atas semua ilmu,
inspirasi, dorongan, masukan dan bimbingannya.
6. Bapak/Ibu Widyaiswara BKPSDM Kabupaten Karawang atas ilmu dan
pembelajaran yang diberikan.
7. Keluarga besar Dinas Perikanan Kabupaten Karawang atas dukungan dan
kerjasamanya.
iii
8. Orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungannya, doa,
serta motivasinya yang senantiasa menjadi pemicu semangat sehingga
penulis mampu menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.
9. Rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Karawang Tahun
2022 Golongan III Angkatan X Kelompok I.
10. Rekan-rekan CPNS Dinas Perikanan Formasi Tahun 2021.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran penulisan rancangan aktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu penulis berharap adanya masukan yang membangun
dari berbagai pihak guna membuat rancangan aktualisasi ini menjadi lebih baik,
serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
iv
DAFTAR ISI
v
3.1.3. Penetapan Core Isu ......................................................................... 29
3.1.4. Analisis Faktor Penyebab Core Isu .................................................. 32
3.1.5. Data Dukung Core Isu ..................................................................... 34
3.1.6. Keterkaitan Core Isu dengan Agenda 3 (Kedudukan dan Peran ASN
dalam Mendukung Terwujudnya Smart Governance) ................................. 38
3.1.7. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu .......................................... 39
3.2. Matrik Rancangan Aktualisasi ................................................................ 40
3.3. Matrik Rekapitulasi Rencana Aktualisasi Core Values ASN (BerAKHLAK)
… ........................................................................................................... 57
3.4. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi .................................................... 58
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan
kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan
kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan
sesuai dengan bidang tugas. Sementara terintegrasi berarti Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar CPNS memadukan antara pelatihan klasikal dengan non klasikal
dan Kompetensi Sosial Kultural dengan Kompetensi Bidang.
Di dalam menjalankan tugas dan fungsinya, perilaku ASN harus sesuai
dengan nilai dasar dan juga sesuai dengan kode etik dan kode perilaku ASN.
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values
dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, dalam rangka penguatan budaya
kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia (world class government), serta untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 4 tentang nilai dasar dan Pasal 5 tentang kode
etik dan kode perilaku Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara diperlukan keseragaman nilai-nilai dasar ASN. Sehingga pada
tanggal 27 Juli 2021 Presiden Republik Indonesia telah meluncurkan satu core
values (nilai-nilai dasar) ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolabratif) dan employer branding ASN
"Bangga Melayani Bangsa" untuk mensarikan nilai-nilai dasar ASN ke dalam satu
kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh
ASN.
Nilai-nilai dasar BerAKHLAK menjadi dasar penguatan budaya kerja di
instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja individu dan tujuan
organisasi/instansi sehingga diperlukan internalisasi dan implementasi core
values ASN BerAKHLAK secara utuh tidak menambah atau mengurangi dan
melengkapinya dengan contoh perilaku (kode perilaku) yang relevan dengan
konteks tugas fungsi jabatan masing-masing. Untuk dapat mengaktualisasikan
nilai-nilai tersebut, dapat dimulai dari ranah terdekat seperti kritis terhadap isu-isu
yang ada di unit kerja baik isu internal maupun eksternal, dan memberikan
gagasan yang berkaitan dengan nilai BerAKHLAK sebagai solusi dari isu yang
ada.
2
Dalam mengaktualisasikan gagasan isu prioritas, berpedoman pada tugas
jabatan penulis yaitu sebagai Analis Benih. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 41 Tahun
2018 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Instansi Pemerintah, bahwa tugas Jabatan Analis Benih yaitu
melakukan kegiatan analisis dan penelaahan dalam rangka penyusunan
rekomendasi kebijakan di bidang benih.
Pada Dinas Perikanan, khususnya Bidang Perikanan Budidaya, Kelompok
Sub Substansi Pemberdayaan Usaha Kecil Perikanan Budidaya, terdapat isu-isu
yang hingga saat ini masih belum dicarikan solusinya. Beberapa isu tersebut
meliputi (1) Belum optimalnya penyediaan data dan informasi Kelompok Unit
Pembenihan Rakyat (UPR) di Karawang; (2) Masih kurangnya pemahaman
pelaku Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Karawang mengenai sertifikasi dan
penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB); serta (3) Belum optimalnya
penyediaan data dan informasi Kelompok Pembudidaya Ikan Hias di Karawang.
Dari beberapa isu tersebut dilakukan teknik tapisan untuk memilih isu prioritas
dan didapatkan isu terpilih yaitu “Masih kurangnya pengetahuan pelaku Unit
Pembenihan Rakyat (UPR) di Karawang mengenai sertifikasi dan penerapan
Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB)”.
Terpilihnya isu tersebut dikarenakan hingga saat ini masih banyak UPR
yang belum paham mengenai sertifikasi dan penerapan CPIB. Hal tersebut
disebabkan oleh, (1) Belum optimalnya pemanfaatan sarana digital/media sosial
sebagai wadah penyediaan informasi mengenai sertifikasi dan penerapan CPIB;
(2) Cara penyampaian informasi mengenai sertifikasi dan penerapan CPIB
kurang optimal; serta (3) Masih kurangnya minat UPR untuk belajar dan mencari
informasi mengenai sertifikasi dan penerapan CPIB.
Maka dari itu, diperlukan alternatif solusi atau gagasan kreatif untuk
mencari solusi terbaik pemecahan isu tersebut. Selanjutnya penulis membuat
gagasan kreatif yaitu “Pemanfaatan Website, Media Sosial dan Leaflet untuk
Meningkatkan Pemahaman Pelaku Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di
Karawang Mengenai Sertifikasi dan Penerapan Cara Pembenihan Ikan yang
Baik (CPIB)”. Adapun dalam pelaksanaannya penulis akan mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK serta kedudukan dan peran PNS sesuai
dengan bidang tugas penulis.
3
1.2. Tujuan dan Manfaat
1.2.1. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan aktualisasi ini yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
1) Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK serta kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI dalam setiap kegiatan sesuai tupoksi;
2) Mewujudkan fungsi-fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa;
3) Merealisasikan visi, misi, dan tujuan organisasi sehingga seiring dan
sejalan dengan nilai-nilai dasar ASN.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pelaksanaan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan pemahaman pelaku Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di
Karawang mengenai sertifikasi dan penerapan Cara Pembenihan Ikan
yang Baik (CPIB);
2) Meningkatkan kreatifitas penulis dalam pemanfaatan website, media sosial,
dan leaflet dalam bentuk penyajian informasi yang menarik.
1.2.2. Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan aktualisasi ini yaitu :
1. Bagi Penulis
Penulis dapat menginternalisasi, mengaktualisasi dan menghabituasikan nilai-
nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) di lingkungan instansi tempat tugas
sehingga menjadi ASN yang terampil dan profesional di bidangnya.
2. Bagi Organisasi
Dapat berkontribusi kuat terhadap perwujudan visi, misi, tujuan, dan nilai-nilai
dasar organisasi.
3. Bagi Rekan Kerja
Dapat dijadikan sebagai gambaran sederhana dalam memberikan pelayanan
prima dengan didasari nilai-nilai organisasi dan nilai-nilai dasar ASN
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif).
4
4. Bagi Masyarakat
Mendapatkan informasi dan meningkatkan pemahaman tentang sertifikasi dan
penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).
5
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA
6
2.1.2. Visi dan Misi Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah & Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ditindaklanjuti dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Karawang Nomor 5 Tahun 2021 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2021-2026, Bupati Karawang
menetapkan Visi Pembangunan Kabupaten Karawang yaitu “Mewujudkan
Karawang Mandiri, Bermartabat Dan Sejahtera”.
Visi di atas mengandung arti yang secara filosofis sebagai berikut :
1. Mandiri
Mandiri mengandung makna sikap dan mental pemerintahan dan masyarakat
Kabupaten Karawang untuk bertindak bebas, benar dan bermanfaat sehingga
mampu mengatur dirinya sendiri dalam menyelesaikan semua masalah yang
dihadapi.
2. Bermartabat
Bermartabat mengandung makna kedudukan yang menjadi kehormatan bagi
pemerintahan dan masyarakat Kabupaten Karawang sehingga memiliki jati
diri dan daya saing terutama lingkup Jawa Barat dan Nasional.
3. Sejahtera
Sejahtera mengandung makna makmur, terlepas dari segala macam kesulitan
dengan meningkatnya kualitas kehidupan dan tercukupinya kebutuhan dasar
pokok masyarakat Karawang seperti: sandang, pangan, papan, kesehatan,
pendidikan, lapangan kerja, infrastruktur pendukung serta lingkungan hidup
yang terjaga.
Visi Pembangunan Kabupaten Karawang meliputi perkotaan dan
perdesaan sebagai pusat dan lokasi kegiatan sosial ekonomi dari wilayah
tersebut. Dari segi pemerintahan, visi pembangunan daerah merupakan usaha
untuk mengembangkan dan memperkuat pemerintahan daerah untuk makin
mantapnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab.
Pembangunan daerah di Kabupaten Karawang memiliki dua aspek, yaitu
bertujuan memacu pertumbuhan ekonomi dan sosial di daerah yang relatif
terbelakang, dan untuk lebih memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
daerah dalam melaksanakan pembangunan melalui kemampuan menyusun
perencanaan sendiri dan pelaksanaan program serta kegiatan secara efektif.
7
Agar visi tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong efektifitas dan
efisiensi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, ditetapkan penjabarannya
melalui Misi sebagai berikut :
1. Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing;
2. Terwujudnya ekonomi kerakyatan yang kreatif, produktif dan berdaya saing
serta berbasis pada potensi lokal;
3. Terwujudnya tata kelola lingkungan hidup yang aman, nyaman dan
mendukung proses pembangunan yang berkesinambungan; dan
4. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang
berkualitas.
8
2) Suka menolong orang lain;
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negera
Republik Indonesia tahun 1945, Setia pada NKRI serta pemerintah yang
sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara;
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif, yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta
menghadapi perubahan.
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas;
3) Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif, yaitu membangun kerjasama yang sinergis
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah;
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
9
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas Perikanan memiliki fungsi :
1) Penyusunan kebijakan teknis Dinas dan/atau bahan kebijakan Daerah
dalam hal pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Daerah bidang perikanan;
2) Pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
bidang Perikanan;
3) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah bidang perikanan;
4) Pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan tugasnya;
5) Pelaksanaan pengelolaan Unit Pelaksanan Teknis Daerah (UPTD); dan
6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
10
3) Kelompok Sub-Substansi Logistik dan Pemasaran Skala Mikro dan Kecil.
6. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun bagan susunan organisasi Dinas Perikanan Kabupaten Karawang
disajikan pada Gambar 2.
11
Instansi Pemerintah, tugas Jabatan Analis Benih yaitu melakukan kegiatan
analisis dan penelaahan dalam rangka penyusunan rekomendasi kebijakan di
bidang benih.
Adapun rincian tugas Jabatan Analis Benih berdasarkan Analisis Jabatan
dan Analisis Beban Kerja (ANJAB dan ABK) Analis Benih Dinas Perikanan
Kabupaten Karawang, yaitu :
1. Mengumpulkan data jumlah Unit Pembenihan Rakyat (UPR) komoditas
perikanan air tawar dan air payau sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
2. Mengklasifikasikan bahan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) menurut komoditas
dan skala usahanya untuk dipasarkan kepada kelompok pembudidaya;
3. Menelaah data kegiatan terhadap para pengelola Unit Pembenihan
Rakyat (UPR) baik perorangan dan perusahaan agar mampu mencetak
benih yang berkualitas baik sesuai dengan Standar Nasional Cara
Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB);
4. Menyusun rekomendasi usulan pendaftaran Usaha Pembenihan Rakyat
(UPR) baik perorangan, swasta, serta balai milik pemerintah untuk
mendapatkan Sertifikasi Benih dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP);
5. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur yang
berlaku sebagai bahan evaluasi dan pertanggung jawaban;
6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tertulis.
12
jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional
(national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,
NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman,
adil, makmur, dan sejahtera. Ada 4 (empat) konsensus dasar berbangsa dan
bernegara, yaitu :
1) Pancasila
2) Undang-Undang Dasar 1945
3) Bhinneka Tunggal Ika
4) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan bernegara
yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan kepribadian
bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup
bangsa Indonesia sesuai amanah dalam Pembukaan UUD 1945 melalui :
1) Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan Bangsa dan Negara
Indonesia.
2) Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga
kelangsungan hidup Bangsa dan Negara dengan sikap tolong menolong,
menciptakan kerukunan beragama dan toleransi, dan menghormati
sesama.
3) Memiliki kesadaran atas tanggung jawab sebagai Warga Negara Indonesia
yang menghormati Lambang Negara dan menaati peraturan perundang-
undangan.
Sementara pengertian Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku
serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif
dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
Bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman. Adapun nilai dasar
Bela Negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat
(3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
13
1) Cinta tanah air
Kesadaran Bela Negara ditumbuhkan dari kecintaan pada Tanah Air
Indonesia. Tanah Air yang kaya akan sumber daya alam, indah dan
membanggakan sehingga patut untuk disyukuri dan dicintai. Dari cinta
tanah air-lah berawal tekad untuk menjamin kelangsungan hidup Bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai ancaman.
2) Sadar berbangsa dan bernegara
Dari kecintaan pada tanah air, dikembangkan keinginan yang kuat
untuk berbuat yang terbaik untuk negeri. Sadar menjadi bagian dari
Bangsa dan Negara akan mendorong pada tekad, sikap dan perilaku untuk
menjadi Warga Negara yang baik, yang patuh dan taat pada hukum dan
norma-norma yang berlaku.
3) Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
Sebagai ideologi, Pancasila telah menjadi Landasan Idiil dalam
penyelenggaraan Negara, yang berarti menjadikan dasar berpikir, dasar
bersikap dan dasar bertindak semua Warga Negara terutama para
Penyelenggara Negara. Memisahkan Pancasila dari kehidupan berbangsa
dan bernegara akan menjadikan Bangsa dan Negara melemah dan
mengarah pada kehancuran.
4) Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
Kerelaan berkorban untuk Bangsa dan Negara dikembangkan dengan
aksi nyata, tanpa pamrih dan didasari pada keyakinan bahwa pengorbanan
tersebut tidak akan sia-sia. Tanpa keinginanan untuk berkorban pada
Bangsa dan Negara dari seluruh warga negaranya, negeri ini akan
mengalami stagnasi, tidak mampu bersaing dengan bangsa-bangsa dan
negara-negara lainnya di dunia atau bahkan mengalami kemuduran
dikarenakan warga negaranya enggan berkontribusi demi bangsa dan
negaranya.
5) Kemampuan Awal Bela Negara.
Kesadaran Bela Negara perlu diaktualisasikan dengan aksi dan
tindakan nyata berupa kemampuan awal Bela Negara. Kemampuan awal
Bela Negara tidak dapat diartikan secara sempit, namun harus diartikan
secara luas. Di lapangan pengabdian sesuai profesi masing-masing,
kompetensi menjadi awal dari terbentuknya kemampuan untuk membela
14
Negara menghadapi berbagai bentuk ancaman, bahkan sejak ancaman
tersebut masih berupa potensi ancaman.
15
PNS dalam melaksanakan tugas, kemampuan dalam mengelola emosi
tersebut disebut juga sebagai kecerdasan emosi.
3) Modal Sosial
Modal sosial adalah jaringan kerja sama di antara warga masyarakat
yang memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi
mereka. (rasa percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku
yang mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas).
Modal sosial ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan kerja sama
dan hubungan interpersonal yang mendukung kesuksesan, khususnya
kesuksesan sebagai PNS sebagai pelayan masyarakat.
4) Modal ketabahan (adversity)
Konsep modal ketabahan berasal dari Paul G. Stoltz (1997).
Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam
kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah organisasi birokrasi.
5) Modal etika/moral
Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan
prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai,
tujuan, dan tindakan kita atau dengan kata lain adalah kemampuan
membedakan benar dan salah.
6) Modal Kesehatan (kekuatan)
Fisik/jasmani badan atau raga adalah wadah untuk mendukung
manifestasi semua modal insani yang dibahas sebelumnya, badan yang
tidak sehat akan membuat semua modal di atas tidak muncul dengan
maksimal. Oleh karena itu kesehatan adalah bagian dari modal manusia
agar dia bisa bekerja dan berpikir secara produktif.
16
Kesiapsiagaan bela negara dapat ditunjukkan baik secara fisik maupun
non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan
(kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika (sikap dan
perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seorang secara
sadar untuk mentaati ketentuan dan norma kehidupan melalui tutur, sikap,
dan perilaku yang baik serta bermanfaat), etiket (aturan tertulis maupun tidak
tertulis mengenai aturan tata krama, sopan santun, dan tata cara pergaulan
dalam berhubungan sesama manusia dengan cara yang baik, patut, dan
pantas), moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-
nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.
17
2. Akuntabel
Seorang ASN harus memiliki perilaku Akuntabel yaitu mampu dalam
mengatasi masalah-masalah seperti mengambil putusan yang tepat. Selain itu
tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga secara adil, dan konsisten
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Adapun panduan perilaku atau kode
etik dari Akuntabel adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi;
2) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien;
3) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompeten
Seorang ASN harus memiliki perilaku Kompeten yaitu kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai ASN, berupa pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap perilaku (attitude) yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Dengan begitu, ASN tersebut dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif, dan efisien. Adapun
panduan perilaku atau kode etik dari Kompeten adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah;
2) Membantu orang lain belajar;
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Seorang ASN harus memiliki perilaku Harmonis yaitu sikap saling
menghargai tanpa memandang latar belakang, suka menolong dan
membangun kerja yang kondusif. Adapun panduan perilaku atau kode etik
dari Harmonis adalah sebagai berikut :
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2) Suka menolong orang lain;
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
18
5. Loyal
Seorang ASN harus memiliki perilaku Loyal yaitu sikap setia, patuh, dan
berdedikasi dengan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Adapun
panduan perilaku atau kode etik dari Loyal adalah sebagai berikut :
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD RI Tahun 1945, setia pada
NKRI serta pemerintahan yang sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara;
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Seorang ASN harus memiliki perilaku Adaptif yaitu mampu untuk
mengatasi secara efektif terhadap keadaan-keadaan atau perubahan yang
tengah terjadi dalam masyarakat dan lingkungannya. Adapun panduan
perilaku atau kode etik dari Adaptif adalah sebagai berikut :
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas;
3) Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Seorang ASN harus memiliki perilaku Kolaboratif yaitu mampu
membangun kerjasama yang sinergis. Adapun panduan perilaku atau kode
etik dari Kolaboratif adalah sebagai berikut :
1) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
2) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah;
3) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
19
berkualitas, transparan, dan akuntabel, maka dari itu untuk mewujudkannya
diperlukan pemahaman tentang Manajemen ASN dan Smart ASN.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara
menjadi semakin profesional. UU ASN menempatkan pegawai ASN sebagai
sebuah profesi yang harus memiliki standar pelayanan profesi, nilai dasar,
kode etik dan kode perilaku, pendidikan dan pengembangan, serta memiliki
organisasi yang dapat menjaga nilai-nilai dasar.
Untuk mendapatkan profil pegawai yang profesional tersebut diperlukan
sebuah sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang efisien,
efektif, adil, terbuka/transparan, dan bebas dari kepentingan
politik/individu/kelompok tertentu, sehingga pemerintah menerapkan sistem
merit dalam manajemen ASN. Dalam sistem merit berbagai keputusan dalam
manajemen SDM (rekruitmen, pengangkatan, penempatan, dan promosi)
didasari pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja, tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
2. Smart ASN
Di Era Teknologi Informasi saat ini memaksa manusia untuk memasuki
dunia digital dengan segala perkembangan dan tantangan yang ada, tak
terkecuali bagi ASN. Berbagai tantangan di ruang digital harus diimbangi
dengan literasi digital yang mumpuni. literasi digital diperlukan agar seluruh
masyarakat digital dapat menggunakan media digital secara bertanggung
jawab. Literasi digital dibagi ke dalam 4 (empat) kompetensi, yaitu kecakapan
menggunakan media digital (digital skills), budaya menggunakan digital
20
(digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman
menggunakan media digital (digital safety).
Persaingan global saat ini masuk dalam ranah digital, termasuk pada
sistem pemerintahan. Indonesia, mau tidak mau, juga ikut dalam arus revolusi
industri 4.0 tersebut. Setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) dipaksa untuk adaptif
terhadap teknologi agar kinerja pelayanan lebih cepat, akurat, dan efisien.
Digitalisasi birokrasi untuk pelayanan yang optimal, adalah hal yang tak bisa
disanggah.
Visi Indonesia pada tahun 2045, yakni Indonesia Emas 2045. Dimana
visi itu bertujuan untuk menjadikan Indonesia menjadi Negara yang Berdaulat,
Maju, Adil dan Makmur sebagai jawaban untuk menghadapi tantangan
Revolusi Industri 4.0 serta mewujudkan World Class Government (Birokrasi
Berkelas Dunia). Untuk mewujudkan indikator Birokrasi 4.0, yakni :
percepatan dan efisiensi layanan, akurasi layanan, fleksibilitas kerja, dan
berdampak sosial maka dibutuhkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
melayani dengan integritas, kompetensi yang mumpuni di bidangnya serta
penguasaan Informasi dan Teknologi yang handal yang kemudian disebut
Smart ASN. Dalam upaya membentuk Birokrasi berkelas Dunia tersebut,
diharapkan setiap pegawai dapat memiliki profil sebagai Smart ASN, yang
terdiri dari nasionalisme, integritas, wawasan global, hospitality, networking,
penguasaan teknologi informasi, bahasa asing dan entrepreneurship. Adapun
penjabaran profil Smart ASN sebagai berikut :
1) Nasionalisme
Sebagai seorang aparatur negara, memiliki sikap nasionalisme tentu
sudah menjadi suatu keharusan. Seorang ASN harus memiliki sikap
nasionalisme, yang salah satunya adalah Nasionalisme Pancasila, yang
dapat kita pahami sebagai sebuah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,
setiap ASN harus dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila, seperti nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
21
2) Integritas
Berdasarkan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 60 Tahun 2020
tentang Pembangunan Integritas Pegawai Aparatur Sipil Negara, integritas
didefinisikan sebagai konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai,
norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan
atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta
mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab
atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya.
Pengembangan integritas ASN diukur melalui kejujuran, kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, kemampuan bekerja sama, dan
pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
3) Wawasan Global
Upaya membentuk ASN yang berwawasan global merupakan salah
satu bagian penting dari pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara
(ASN), untuk mewujudkan visi Presiden yaitu terwujudnya Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Dengan wawasan global, diharapkan ASN dapat membangun pola pikir
yang adaptif serta mendukung fleksibilitas dan inovasi.
4) Hospitality (Keramahan)
ASN adalah seorang pelayan publik. Untuk itu keramahan tentu
menjadi faktor penting yang harus dimiliki. Hospitality atau keramahan
adalah memiliki sifat baik hati dan menarik budi bahasanya, manis tutur
kata dan sikapnya dalam setiap pelaksanaan tugas, khususnya dalam
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
5) Networking (Jaringan)
Membangun dan menjalin hubungan dengan orang lain atau
organisasi lain juga perlu untuk dilakukan. Mengingat sinergi dengan
instansi atau orang lain, akan dapat mempermudah aparat negara dalam
memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.
6) Penguasan Teknologi Informasi
Teknologi informasi yang kian hari kian berkembang harus dapat
dirangkul dan dimanfaatkan oleh ASN dalam pelaksanaan tugasnya. Pada
masa kini, penguasaan atas aplikasi perkantoran seperti Word, Excel dan
Powerpoint, dapat dikatakan tidak lagi menjadi nilai tambah. Tidak menjadi
nilai tambah yang dimaksud di sini adalah, penguasaan akan aplikasi
22
perkantoran tersebut memang sudah sewajarnya dan seharusnya dikuasai
oleh tiap-tiap aparat negara. Salah satu contoh teknologi informasi yang
perlu dikuasai saat ini adalah Cloud Computing dan pengelolaan Big Data.
Sebagaimana kita ketahui bahwa dua teknologi ini merupakan bagian dari
lima pilar revolusi industri 4.0.
7) Bahasa Asing
Seorang ASN tentu diharapkan dapat sekurang-kurangnya memahami
dan menguasai Bahasa Inggris. Penguasaan kemampuan bahasa Inggris
adalah salah satu aspek penting lainnya yang perlu dikuasai oleh ASN
dalam menyikapi perkembangan zaman. Terlebih saat ini, hampir semua
alat dan teknologi di era global menggunakan Bahasa Inggris. Tidak
menutup kemungkinan seorang ASN juga dapat menguasai bahasa asing
lain, sebagai nilai tambah. Salah satu faktornya adalah karena kita berada
di Indonesia, dan salah satu kerja sama internasional yang diikuti oleh
pemerintah adalah ASEAN Plus Three, yang dibentuk sejak 1997 dan
beranggotakan negara-negara Asia Tenggara dan tiga negara Asia Timur
yakni Tiongkok, Korea dan Jepang.
8) Entrepreneurship (Kewirausahaan)
Jiwa kewirausahaan yang perlu dimiliki oleh ASN antara lain adalah
keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah serta cerdas dalam
menangkap dan menciptakan peluang. Jiwa kewirausahaan juga dapat
dipahami sebagai bagaimana kita berpikir tentang masa depan orang
banyak, kehidupan orang banyak serta bagaimana kita dapat
mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat.
23
Gambar 3. Foto Bapak Rizal Abdillah, A.Md.
24
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
FAKTOR PENYEBAB
GAGASAN KREATIF
TUJUAN
KEGIATAN
Meningkatkan pemahaman pelaku UPR di
1. Merencanakan kegiatan awal aktualisasi Karawang mengenai sertifikasi dan
2. Melakukan pendataan UPR penerapan CPIB
3. Melakukan pretest tentang sertifikasi dan
penerapan CPIB kepada UPR
4. Membuat konsep media informasi tentang OUTPUT
sertifikasi dan penerapan CPIB
5. Melaksanakan penyebarluasan informasi Kontribusi terhadap visi misi organisasi,
tentang sertifikasi dan penerapan CPIB penerapan nilai-nilai dasar ASN
6. Melaksanakan evaluasi kegiatan BerAKHLAK, serta peningkatan pemahaman
aktualisasi UPR terkait sertifikasi dan penerapan CPIB
25
3.1.2. Deskripsi Isu
Berdasarkan hasil observasi penulis, terdapat beberapa isu di Dinas
Perikanan pada Bidang Perikanan Budidaya, meliputi (1) Belum optimalnya
penyediaan data dan informasi Kelompok Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di
Karawang; (2) Masih kurangnya pemahaman pelaku Unit Pembenihan Rakyat
(UPR) di Karawang mengenai sertifikasi dan penerapan Cara Pembenihan Ikan
yang Baik (CPIB); dan (3) Belum optimalnya penyediaan data dan informasi
Kelompok Pembudidaya Ikan Hias di Karawang. Dari ketiga isu di atas,
kemudian dideskripsikan lebih lanjut seperti yang disajikan pada Tabel 1.
26
Dari tabel identifikasi isu di atas, maka ketiga isu yang telah teindentifikasi
tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1) Isu ke-1 : Belum optimalnya penyediaan data dan informasi Kelompok
Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Karawang.
Isu mengenai belum optimalnya penyediaan data dan informasi
kelompok UPR di Karawang, karena hingga saat ini masih banyak
kelompok UPR di Karawang yang belum terdata di Dinas Perikanan,
kecuali UPR yang sudah memiliki Sertifikat CPIB. Hal tersebut dikarenakan
cakupan wilayah Kabupaten Karawang yang luas ditambah dengan jumlah
UPR baru yang cukup banyak dan tidak melaporkan unit pembenihannya
ke Dinas Perikanan, kemudian juga belum diterapkannya penggunaan
sarana digital untuk pendataan UPR secara online misalnya melalui google
form atau media lainnya. Sementara keterbatasan waktu, jarak dan
pegawai dinas, jika langsung terjun ke lapangan mendata UPR akan
kurang efektif atau menghabiskan waktu yang tidak sebentar.
Isu tersebut penulis ketahui saat penulis menanyakan langsung
malalui chat WhatsApp kepada atasan penulis, dan didapatkan jawaban
atasan penulis yang menyatakan bahwa, saat ini data yang ada hanya data
UPR yang telah bersertifikat CPIB saja, namun untuk data UPR yang
belum bersertifikat CPIB tidak ada, karna masih banyak UPR di Karawang
yang belum terjangkau oleh Dinas Perikanan. Adapun bukti pernyataan di
atas dapat di lihat pada Gambar 5.
27
Jika isu tersebut tidak segera ditangani, maka pendampingan,
pengawasan, serta bantuan permodalan akan sulit untuk disalurkan
kepada pelaku unit pembenihan.
28
Gambar 6. Dokumen Data Pembudidaya Ikan Hias
29
4) Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga
akhirnya diangkat menjadi isu prioritas.
Adapun rincian dalam melakukan tapisan isu menggunakan metode
APKL yaitu seperti yang disajikan pada Tabel 2.
Berdasarkan hasil analisis APKL seperti pada Tabel 1., ada dua isu
yang dinyatakan memenuhi syarat, yaitu (1) Belum optimalnya penyediaan
data dan informasi Kelompok Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Karawang;
dan (2) Masih kurangnya pemahaman pelaku Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
di Karawang mengenai sertifikasi dan penerapan Cara Pembenihan Ikan yang
Baik (CPIB).
Selanjutnya, kedua isu yang sudah memenuhi syarat tersebut, akan
diproses lagi untuk menetapkan isu prioritas (core issue) yang akan
ditentukan solusinya.
30
2. Teknik Tapisan Isu Metode USG
Teknik analisis tapisan USG sebagai alat untuk mengetahui isu mana
yang menjadi paling proritas dengan menggunakan kriteria Urgency (U),
Sriousness (S), dan Growth (G) atau yang biasa disebut identifikasi USG. Isu
dengan skor tertinggi akan menjadi isu utama yang akan diangkat dalam
rancangan aktualisasi. Kriteria USG dijelaskan sebagai berikut:
1) Urgency : Berarti seberapa mendesaknya masalah tersebut untuk
diselesaikan berkaitan dengan dimensi waktu;
2) Seriousness : Mengacu pada penyelesaian masalah dikaitkan dengan
akibat, bisa menimbulkan masalah baru;
3) Growth : Berkaitan dengan kemungkinan berkembang memburuk apabila
tidak diselesaikan.
Indikator dalam penentuan prioritas disajikan pada Tabel 3.
31
Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik tapisan isu USG diatas,
maka isu yang diambil sebagai isu paling prioritas adalah “Masih kurangnya
pemahaman pelaku Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Karawang
mengenai sertifikasi dan penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik
(CPIB)”. Dari segi Urgency (U), isu tersebut sangat mendesak mengingat
segmen pembenihan hanya membutuhkan waktu panen yang sebentar untuk
menghasilkan benih yang berkualitas baik, jika tidak segera diterapkan CPIB
di unit pembenihan maka dapat menurunkan kualitas benih yang dihasilkan,
dan dapat menurunkan produktivitas, serta dapat mengancam
keberlangsungan usaha pembenihan. Seriousness (S), mendesak jika hal
tersebut tidak segera ditangani akan menimbulkan masalah baru yakni pada
segmen pembesarannya, jika berasal dari benih yang kurang baik kualitasnya,
maka produktivitas unit pembesaran juga bisa menurun, dan akan berdampak
pada keberlanjutan usaha perikanan budidaya. Growth (G), mendesak jika
keberlanjutan usaha perikanan budidaya terancam, maka produksi perikanan
nasional akan menurun dan juga dapat menurunkan tingkat konsumsi ikan
masyarakat.
32
Sebab Akibat
Manusia
Media Metode
33
3. Faktor Media, yakni belum optimalnya pemanfaatan sarana digital/media
sosial sebagai wadah penyediaan informasi mengenai sertifikasi dan
penerapan CPIB, seperti website dan Instagram Dinas Perikanan Kabupaten
Karawang.
Binatang di
sekitar kolam
Kadang ayam di
sebelah kolam
34
Kemudian berdasarkan hasil diskusi dengan Sub Koordinator Kelompok
Sub Substansi Pemberdayaan Usaha Kecil Perikanan Budidaya yaitu Bapak
Rizal Abdillah, A.Md. selaku atasan penulis di unit kerja sekaligus mentor dalam
pembuatan Rancangan Aktualisasi ini, beliau mengatakan bahwa masih banyak
UPR yang belum memahani sertifikasi CPIB untuk keamanan pangan. Adapun
bukti pernyataan di atas terdapat pada chat WhatsApp yang disajikan pada
Gambar 9.
Selain itu, hal tersebut juga salah satunya dikarenakan belum optimalnya
wadah penyediaan informasi mengenai sertifikasi dan penerapan CPIB oleh
Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, yakni pemanfaatan sarana digital/media
sosial seperti website dan Instagram Dinas Perikanan Kabupaten Karawang,
sebagai wadah penyediaan informasi agar dapat di akses dengan mudah melalui
browser internet ataupun media sosial, kapanpun dan dimanapun. Adapun surat
pernyataan atasan disajikan pada Gambar 10.
35
Gambar 10. Surat Pernyataan dari Atasan
36
Gambar 11. Akun Instagram Dinas Perikanan
37
3.1.6. Keterkaitan Core Isu dengan Agenda 3 (Kedudukan dan Peran ASN
dalam Mendukung Terwujudnya Smart Governance)
Kegiatan aktualisasi dalam proses Latsar CPNS ini merupakan upaya
dalam melatih dan mendidik calon ASN untuk menjalankan fungsinya dalam
mendukung terwujudnya Smart Governance, yang dilakukan melalui Manajemen
ASN dan Smart ASN.
Manajemen ASN dalam kegiatan aktualisasi ini dapat dilihat dari
pembuatan gagasan kreatif terhadap core isu (isu terpilih) yang ada di unit kerja
berdasarkan kompetensi dan jabatan masing-masing peserta. Isu “Masih
Kurangnya Pemahaman Pelaku UPR di Karawang Mengenai Sertifikasi dan
Penerapan CPIB” terpilih karena sesuai dengan kompetensi dan jabatan peserta
yaitu seorang lulusan D4-Perikanan, Program Studi Teknologi Akuakultur,
dengan Jabatan Analis Benih.
Sementara itu, Smart ASN dapat dilihat dari adanya gagasan kreatif dari
peserta yaitu “Pemanfaatan Website, Media Sosial, dan Leaflet untuk
Meningkatkan Pemahaman Pelaku UPR di Karawang Mengenai Sertifikasi dan
Penerapan CPIB”. Gagasan kreatif tersebut bertujuan agar tersedianya wadah
informasi mengenai sertifikasi dan penerapan CPIB dengan memanfaatkan
sarana digital seperti website dan media sosial, agar mudah diakses secara
langsung melalui browser internet kapanpun dan dimanapun oleh pelaku unit
pembenihan maupun masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai CPIB,
serta pembuatan selebaran leaflet sebagai panduan informasi yang dapat dibaca
oleh UPR pada saat pendampingan Pra-sertifikasi CPIB. Selain itu, penggunaan
layanan Google Form untuk pendataan UPR di Karawang dapat meningkatkan
efisiensi dalam proses pengolahan datanya. Inovasi tersebut juga akan
memudahkan seorang ASN dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Metode kerja yang baik dapat menumbuhkan rasa kepercayaan
masyarakat, sehingga diharapkan untuk ke depannya terjalin kerjasama yang
lebih baik, antara ASN sebagai pelayan masyarakat dan masyarakat sebagai
pengguna layanan. Dengan dilihat dari banyaknya manfaat di atas, diharapkan
akan tercipta manajemen ASN dan pelayanan publik yang lebih baik.
38
3.1.7. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Gagasan kreatif untuk penyelesaian isu tersebut di atas adalah dengan
“Pemanfaatan Website, Media Sosial, dan Leaflet untuk Meningkatkan
Pemahaman Pelaku UPR di Karawang Mengenai Penerapan dan Sertifikasi
CPIB”. Tersedianya wadah informasi mengenai sertifikasi dan penerapan CPIB
melalui sarana digital seperti website dan media sosial, serta selebaran leaflet,
yang dapat dijadikan sebagai panduan dan sarana edukasi yang dapat diakses
dan dibaca oleh pelaku unit pembenihan maupun masyarakat yang
membutuhkan informasi mengenai CPIB, dengan begitu akan meningkatkan
pemahaman masyarakat khususnya UPR akan pentingnya penerapan CPIB.
Kegiatan penyampaian informasi terkait sertifikasi dan penerapan CPIB
dilakukan melalui WhatsApp Group UPR, dengan cara membagikan link
postingan terkait informasi CPIB yang telah diupload pada website dan media
sosial Dinas Perikanan agar bisa diakses langsung oleh UPR, serta pemberian
selebaran leaflet kepada perwakilan UPR pada saat pendampingan ke lapangan.
Penyampaian informasi melalui WhatsApp Group lebih menekankan agar
UPR aktif dalam forum WhatsApp Group untuk diskusi dan berbagi informasi
khususnya CPIB. Meskipun jumlah petugas terbatas, dengan adanya jaringan
informasi berupa WhatsApp Group, maka pelaku unit pembenihan tetap dapat
terfasilitasi dalam pengawasan dan pendampingan, serta juga dapat menjadi
sarana informasi dan pelaporan kegiatan UPR di lapangan agar terjalin
kerjasama yang sinergis antara petugas dinas dan UPR melalui diskusi grup.
Dalam mewujudkan pelaksanaan gagasan kreatif tersebut, penulis
tuangkan dalam beberapa tahap kegiatan, yaitu :
1. Merencakan kegiatan awal aktualisasi
2. Melakukan pendataan UPR
3. Melakukan pretest tentang sertifikasi dan penerapan CPIB kepada UPR
4. Membuat konsep media informasi tentang sertifikasi dan penerapan CPIB
5. Melaksanakan penyebarluasan informasi tentang sertifikasi dan penerapan
CPIB
6. Melaksanakan evaluasi kegiatan aktualisasi
39
3.2. Matrik Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Dinas Perikanan Kabupaten Karawang
Identifikasi Isu/Masalah : 1. Belum Optimalnya Penyediaan Data dan Informasi Kelompok Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
di Karawang
2. Masih Kurangnya Pemahaman Pelaku Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Karawang
Mengenai Sertifikasi dan Penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB)
3. Belum Optimalnya Penyediaan Data dan Informasi Kelompok Pembudidaya Ikan Hias di
Karawang
Isu yang Diangkat : Masih Kurangnya Pemahaman Pelaku Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di Karawang Mengenai
Sertifikasi dan Penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB)
Gagasan Pemecah Masalah : Pemanfaatan Website, Media Sosial dan Leaflet untuk Meningkatkan Pemahaman Pelaku Unit
Pembenihan Rakyat (UPR) di Karawang Mengenai Sertifikasi dan Penerapan Cara Pembenihan
Ikan yang Baik (CPIB)
Gambaran keseluruhan rencana kegiatan aktualisasi dikaitkan dengan nilai-nilai profesi PNS disajikan pada Tabel 5.
40
Tabel 5. Matrik Rencana Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi Misi Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Merencanakan 1.1. Menentukan Jadwal Kolaboratif : terbuka Kegiatan ini Kegiatan ini
Kegiatan Awal waktu bertemu konsultasi dalam bekerja sama berkontribusi menguatkan
Aktualisasi dengan mentor Dokumentasi/ untuk menghasilkan terhadap visi Kab. nilai dasar
via WA tangkap layar nilai tambah Karawang dan misi (core values)
chat WA Akuntabel : ke-1, yaitu ASN
melaksanakan tugas terwujudnya (BerAKHLAK)
dengan jujur dan sumber daya yaitu
bertanggung jawab manusia yang Kolaboratif,
1.2. Menyiapkan Bahan materi Akuntabel : berkualitas dan Akuntabel,
bahan materi konsultasi melaksanakan tugas berdaya saing Kompeten,
yang akan dengan tanggung Harmonis,
dikonsultasikan jawab, cermat, dan Loyal
disiplin
Kompeten :
melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
41
1.3. Melakukan Catatan hasil Kolaboratif : terbuka
konsultasi konsultasi dalam bekerja sama
dengan mentor Dokumentasi untuk menghasilkan
nilai tambah
Akuntabel :
melaksanakan tugas
dengan jujur dan
bertanggung jawab
Kompeten :
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Harmonis : saling
peduli, menjalin
kebersamaan
Loyal : menjaga
nama baik atasan,
berkontribusi untuk
kepentingan
masyarakat
2. Melakukan 2.1. Diskusi dengan Catatan hasil Kolaboratif : terbuka Kegiatan ini Kegiatan ini
Pendataan UPR mentor terkait diskusi dalam bekerja sama berkontribusi menguatkan
42
format isian Dokumentasi untuk menghasilkan terhadap visi Kab. nilai dasar
google form nilai tambah Karawang dan misi (core values)
Akuntabel : ke-4, yaitu ASN
melaksanakan tugas terwujudnya tata (BerAKHLAK)
dengan jujur dan kelola yaitu
bertanggung jawab pemerintahan yang Kolaboratif,
Kompeten : baik dan pelayanan Akuntabel,
Melaksanakan tugas publik yang Kompeten,
dengan kualitas berkualitas Harmonis,
terbaik Loyal, Adaptif,
Harmonis : Saling Berorientasi
peduli, menjalin Pelayanan
kebersamaan
Loyal : menjaga
nama baik atasan,
berkontribusi untuk
kepentingan
masyarakat
2.2. Membuat Google form Akuntabel :
google form dengan format melaksanakan tugas
yang memuat yang telah dengan jujur dan
format isian ditentukan bertanggung jawab
43
pendataan UPR Kompeten :
meningkatkan
kompetensi,
melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Adaptif : terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas
2.3. Uji coba google Catatan hasil Akuntabel :
form bersama saran/ melaksanakan tugas
mentor dan perbaikan dengan jujur dan
rekan kerja bertanggung jawab
Kolaboratif : terbuka
dalam bekerja sama
untuk menghasilkan
nilai tambah
Harmonis : Saling
peduli, menjalin
kebersamaan
2.4. Melakukan Dokumentasi/ Akuntabel :
44
penyebarluasan tangkap layar melaksanakan tugas
link google form pengiriman link dengan jujur dan
melalui google form bertanggung jawab
WhatsApp Kolaboratif : terbuka
Group dalam bekerja sama
untuk menghasilkan
nilai tambah
Harmonis : Saling
peduli, menjalin
kebersamaan
Berorientasi
Pelayanan :
melakukan perbaikan
tiada henti
2.5. Merekap data Terkumpulnya Akuntabel :
UPR yang data UPR melaksanakan tugas
sudah masuk dengan jujur dan
google form bertanggung jawab
Kompeten :
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
45
3. Melakukan 3.1. Mempersiapkan Bahan materi Akuntabel : Kegiatan ini Kegiatan ini
Pretest tentang bahan materi kuesioner melaksanakan tugas berkontribusi menguatkan
Sertifikasi dan kuesioner dengan jujur dan terhadap visi Kab. nilai dasar
Penerapan pretest bertanggung jawab Karawang dan misi (core values)
CPIB Kepada Kompeten : ke-1, yaitu ASN
UPR Melaksanakan tugas terwujudnya (BerAKHLAK)
dengan kualitas sumber daya yaitu
terbaik manusia yang Akuntabel,
3.2. Membuat Google form Akuntabel : berkualitas dan Kompeten,
google form format melaksanakan tugas berdaya saing Adaptif,
yang berisi kuesioner dengan jujur dan Kolaboratif,
kuesioner bertanggung jawab Harmonis,
pretest Kompeten : Loyal,
meningkatkan Berorientasi
kompetensi, pelayanan
melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Adaptif : terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas
46
3.3. Konsultasi Catatan hasil Kolaboratif : terbuka
dengan mentor konsultasi dalam bekerja sama
terkait format Dokumentasi untuk menghasilkan
isian kuesioner nilai tambah
pretest Akuntabel :
melaksanakan tugas
dengan jujur dan
bertanggung jawab
Kompeten :
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Harmonis : Saling
peduli, menjalin
kebersamaan
Loyal : menjaga
nama baik atasan,
berkontribusi untuk
kepentingan
masyarakat
3.4. Melakukan Dokumentasi/ Akuntabel :
penyebarluasan tangkap layar melaksanakan tugas
47
link google form pengiriman link dengan jujur dan
pretest melalui google form bertanggung jawab
WhatsApp Terlaksananya Kolaboratif : terbuka
Group UPR pretest dalam bekerja sama
untuk menghasilkan
nilai tambah
Harmonis : Saling
peduli, menjalin
kebersamaan
Berorientasi
pelayanan :
melakukan perbaikan
tiada henti
4. Membuat 4.1. Literasi Resume hasil Akuntabel : Kegiatan ini Kegiatan ini
Konsep Media mengenai literasi melaksanakan tugas berkontribusi menguatkan
Informasi sertifikasi dan dengan jujur dan terhadap visi Kab. nilai dasar
tentang penerapan bertanggung jawab Karawang dan misi (core values)
Sertifikasi dan CPIB Kompeten : ke-1, yaitu ASN
Penerapan meningkatkan terwujudnya (BerAKHLAK)
CPIB kompetensi, sumber daya yaitu
melaksanakan tugas manusia yang Akuntabel,
dengan kualitas berkualitas dan Kompeten,
48
terbaik berdaya saing Adaptif,
Adaptif : terus Kolaboratif,
berinovasi dan Harmonis,
mengembangkan Loyal
kreativitas
4.2. Membuat Konsep Akuntabel :
rancangan informasi melaksanakan tugas
konsep mengenai dengan jujur dan
informasi sertifikasi dan bertanggung jawab
sertifikasi dan penerapan CPIB Kompeten :
penerapan meningkatkan
CPIB kompetensi,
melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Adaptif : terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas
4.3. Konsultasi Catatan hasil Kolaboratif : terbuka
dengan mentor saran/ dalam bekerja sama
terkait konsep perbaikan untuk menghasilkan
49
yang telah nilai tambah
dibuat Akuntabel :
melaksanakan tugas
dengan jujur dan
bertanggung jawab
Kompeten :
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Harmonis : Saling
peduli, menjalin
kebersamaan
Loyal : menjaga
nama baik atasan,
berkontribusi untuk
kepentingan
masyarakat
4.4. Membuat artikel Materi artikel Akuntabel :
dan desain dan desain melaksanakan tugas
leaflet yang leaflet dengan jujur dan
memuat bertanggung jawab
informasi Kompeten :
50
sertifikasi dan meningkatkan
penerapan kompetensi,
CPIB melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Adaptif : terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas
Loyal : berkontribusi
untuk kepentingan
masyarakat
4.5. Berkoordinasi Catatan hasil Akuntabel :
dengan rekan saran/ melaksanakan tugas
kerja terkait perbaikan dengan jujur dan
artikel dan Dokumentasi bertanggung jawab
desain leaflet Kolaboratif : terbuka
yang telah dalam bekerja sama
dibuat untuk menghasilkan
nilai tambah
Harmonis : Saling
peduli, menjalin
51
kebersamaan
5. Melaksanakan 5.1. Bekoordinasi Catatan hasil Akuntabel : Kegiatan ini Kegiatan ini
Penyebarluasan dengan tim koordinasi melaksanakan tugas berkontribusi menguatkan
Informasi admin website dengan jujur dan terhadap visi Kab. nilai dasar
tentang dan media bertanggung jawab Karawang dan misi (core values)
Sertifikasi dan sosial Dinas Kolaboratif : terbuka ke-4, yaitu ASN
Penerapan Perikanan dalam bekerja sama terwujudnya tata (BerAKHLAK)
CPIB untuk menghasilkan kelola yaitu
nilai tambah pemerintahan yang Akuntabel,
Harmonis : Saling baik dan pelayanan Kolaboratif,
peduli, menjalin publik yang Harmonis,
kebersamaan berkualitas Kompeten,
5.2. Mengunggah Dokumentasi/ Akuntabel : Adaptif,
artikel dan tangkap layar melaksanakan tugas Berorientasi
desain leaflet unggahan dengan jujur dan pelayanan,
yang berisi bertanggung jawab Loyal
informasi CPIB Kompeten :
pada website melaksanakan tugas
dan instagram dengan kualitas
Dinas terbaik
Perikanan Adaptif : terus
berinovasi dan
52
mengembangkan
kreativitas
Berorientasi
pelayanan :
melakukan perbaikan
tiada henti
Loyal : berkontribusi
untuk kepentingan
masyarakat
5.3. Melakukan Dokumentasi/ Akuntabel :
penyampaian tangkap layar melaksanakan tugas
informasi CPIB penyebarluasan dengan jujur dan
kepada UPR link unggahan bertanggung jawab
melalui website dan Kompeten :
WhatsApp media sosial, melaksanakan tugas
Group dan serta desain dengan kualitas
perwakilan UPR leaflet dalam terbaik
format jpg./pdf. Adaptif : terus
Dokumentasi berinovasi dan
penyerahan mengembangkan
leaflet fisik kreativitas
kepada Berorientasi
53
Perwakilan UPR pelayanan :
melakukan perbaikan
tiada henti
Loyal : berkontribusi
untuk kepentingan
masyarakat
6. Melaksanakan 6.1. Membuat Format Akuntabel : Kegiatan ini Kegiatan ini
Evaluasi kuesioner kuesioner melaksanakan tugas berkontribusi menguatkan
Kegiatan postest postest dengan jujur dan terhadap visi Kab. nilai dasar
Aktualisasi mengenai bertanggung jawab Karawang dan misi (core values)
sertifikasi dan Kompeten : ke-1, yaitu ASN
penerapan meningkatkan terwujudnya (BerAKHLAK)
CPIB kompetensi, sumber daya yaitu
melaksanakan tugas manusia yang Akuntabel,
dengan kualitas berkualitas dan Kompeten,
terbaik berdaya saing Adaptif,
Adaptif : terus Berorientasi
berinovasi dan pelayanan,
mengembangkan Kolaboratif,
kreativitas Harmonis
6.2. Pelaksanaan Terlaksananya Akuntabel :
postest secara postest melaksanakan tugas
54
online melalui dengan jujur dan
google form bertanggung jawab
Kompeten :
melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Berorientasi
pelayanan :
melakukan perbaikan
tiada henti
6.3. Merekap hasil Hasil pretest Akuntabel :
pretest dan dan postest melaksanakan tugas
postest dengan jujur dan
bertanggung jawab
Kompeten :
melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
6.4. Menyusun Laporan hasil Akuntabel :
laporan hasil evaluasi melaksanakan tugas
evaluasi dengan jujur dan
bertanggung jawab
55
Kompeten :
melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
6.5. Diskusi terkait Dokumentasi Kolaboratif : terbuka
laporan hasil Catatan hasil dalam bekerja sama
evaluasi dengan diskusi untuk menghasilkan
mentor nilai tambah
Akuntabel :
melaksanakan tugas
dengan jujur dan
bertanggung jawab
Kompeten :
Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
Harmonis : Saling
peduli, menjalin
kebersamaan
Loyal : menjaga
nama baik atasan
56
3.3. Matrik Rekapitulasi Rencana Aktualisasi Core Values ASN
(BerAKHLAK)
Matrik rekapitulasi rencana aktualisasi core values ASN (BerAKHLAK)
disajikan pada Tabel 6.
57
3.4. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Aktualisasi akan dilaksanakan pada 18 Juli sampai dengan 29 Agustus
2022. Adapun jadwal rencana kegiatan aktualisasi disajikan pada Tabel 7.
58
BAB IV
PENUTUP
59
DAFTAR PUSTAKA
MODUL/BUKU/ARTIKEL
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul III Pelatihan Dasar Calon PNS
Kesiapsiagaan Bela Negara. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Loyal, Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Adaptif, Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Smart ASN, Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta
60
Putri, R. O., Wibawa, B. M., & Laksamana, T. (2017). Identifikasi Permasalahan
Komplain pada E-Commerce Menggunakan Metode Fishbone. Jurnal
Sains Dan Seni ITS, 6(1).
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Analisis Beban Kerja (ANJAB dan ABK) Analis Benih Dinas Perikanan
Kabupaten Karawang.
61