Anda di halaman 1dari 10

PELAYANAN KEROHANIAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. BHAYANGKARA
TK.IV POLDA KEP.
BABEL
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. IV
Polda Kep. Bangka Belitung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Januari 2018 dr. Zulkhairi, Sp.PD, K.GEH, FINASIM,


MARS
Suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan hak pasien di Udang
PENGERTIAN kerohanian yang berkaitan dengan proses ibadah secara
berjamaah sesuai kepercayaan pasien.
1. Sebagai pedoman pelaksanaan tugas dalam kepedulian
TUJUAN terhadap hak pasien sehingga dapat dilaksanakan dengan
baik
2. Agar kebutuhan pasien untuk melaksanakan ibadah dapat
dipenuhi sehingga mempunyai kekuatan dan ketenangan
jiwa.
Keputusan Kepala Rumkit Tk III 04.06.01 Wijayakusuma No.
KEBIJAKAN Kep : 155/ II. 2014 tentang Pelayanan Kerohanian.
Ketentuannya meliputi:
1. Dilaksanakan untuk pasien yang membutuhkan.
2. Dilaksanakan 1 kali dalam sehari atau sesuai kebutuhan.
3. Rohaniawan hanya dapat melayani sampai pukul 21.00
WIB.
1. Keluarga pasien mengisi formiiir permohonan ijin dan
PROSEDUR pelayanan kerohanian.
2. Perawat ruangan mempelajari formulir permohon ijin
pelayanan kegiatan kerohanian.
3. Perawat ruangan lapor kepada Pa pket.
4. Pa piket menghubungi Rohaniawan sesuai daftar yang telah
disediakan.
5. Jasa Rohaniawan tidak masuk dalam rincian biaya Rumah
Sakit (termasuk pasien dras).
6. Pasien dinjinkan untuk membawa Rohaniawan pribadi.
7. Petugas ruangan mengisi kegiatan kerohanian dalam
formulir catatan perkembangan terintegrasi dan disvnpan di
rekam medik pasien.
1. Komite Keperawatan
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. Piket Kesatrian
PELAYANAN SESUAI KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. BHAYANGKARA
TK.IV POLDA KEP.
BABEL
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. IV Polda
Kep. Bangka Belitung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Januari 2018 dr. Zulkhairi, Sp.PD, K.GEH, FINASIM, MARS


Pelayanan Sesuai Kebutuhan Privasi Pasien adalah upaya atau
PENGERTIAN kegiatan pemberi layanan kesehatan memenuhi perlindungan nilai-
nilai pribadi pasien dan informasi kesehatannya dari pihak yang
tidak memiliki kepentingan dengan proses kesembuhan pasien
1. Menghormati dan memberikan kepuasan kepada pasien
TUJUAN terhadap pelayanan yang diberikan oleh RS Bhayangkara
Polda Kep. Bangka Belitung
2. Melindungi informasi kesehatan yang merupakan privasi
pasien dari pihak atau orang lain yang tidak diberkepentingan.
Rumah Sakit melindungi hak pasien dan keluarga sesuai
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kep. Bangka
Belitung tentang Kebijakan Hak Pasien dan Keluarga di Rumah
Sakit Bhayangkara Polda Kep. Bangka Belitung
1. Menjaga Privasi Identitas Pasien
PROSEDUR a. Setiap tenaga Medis non Medis wajib mengetahui privasi
identitas pasien.
b. Setiap tenaga Medis non Medis menjaga identitas
informasi tentang keadaan kesehatan pasien agar tidak
dapat dilihat, di baca oleh khalayak umum.
c. Identitas pasien tidak dicantumkan di nurse stasion dan di
depan kamar perawatan pasien.

2. Menjaga Privasi di Ruang Perawatan

a. Untuk kamar yang memuat lebih dari satu orang agar


menempatkan pasien dalam satu kamar, tidak bercampur
antara pasien laki-laki dan perempuan dan terpasang
gordeng / sampiran
b. Apabila keadaan point no. 1 tidak memungkinkan, pastikan
ada pembatas (gorden) pada setiap tempat tidur pasien
serta mendapat persetujuan dari pasien atau keluarga.
c. Memastikan satu orang dokter (DPJP) yang bertanggung
jawab pada pasien. Visite secara bersama-sama harus atas
seijin pasien
PERLINDUNGAN PASIEN DARI KEKERASAN FISIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. BHAYANGKARA
TK.IV POLDA KEP.
BABEL
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. IV Polda
Kep. Bangka Belitung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Januari 2018 dr. Zulkhairi, Sp.PD, K.GEH, FINASIM, MARS


PENGERTIAN Pelayanan Kepada pasien terkait pencegahan dan penanganan
kekerasan fisik yang terjadi pada pasien
TUJUAN 1. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasien
2. Mencegah terjadinya kekerasan fisik pada pasien
1. Ada ketentuan jadwal besuk bagi pasien
KEBIJAKAN 2. Kebijakan terkait kunjungan di luar jam besuk
3. Skrining pasien-pasien yang beresiko mengalami kekerasan
fisik
4. Identifikasi pengunjung RS yang mencurigakan
5. Terdapat nomor darurat terkait kejadian kekerasan fisik
6. Adanya alat pemantau CCTV pada area-area ang rawan

1. Pencegahan pengunjung Rawat Inap di luar jam besuk


PROSEDUR 2. Hubungi keluarga/penunggu pasien bagi pengunjung yang
datang di luar jam besuk untuk melakukan konfirmasi
3. Catat nama, tanggal, jam, keperluan bagi pengunjung Rawat
Inap di luar jam besuk
4. Lakukan pemantauan melalui CCTV pada area-area yang
rawan terjadi. Jika ada hal yang mencurigakan, segera lakukan
pengecekan pada lokasi tersebut
5. Jika ada telepon yang masuk segera tindaklanjuti

UNIT TERKAIT UNIT RAWAT INAP, KEAMANAN


PENYIMPANAN BARANG BERHARGA MILIK PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. BHAYANGKARA
TK.IV POLDA KEP.
BABEL
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. IV Polda
Kep. Bangka Belitung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Januari 2018 dr. Zulkhairi, Sp.PD, K.GEH, FINASIM, MARS


Rumah Sakit menyediakan akses tempat penyimpanan barang
PENGERTIAN berharga milik pasien selama pasien dirawat dan akan
dikembalikan saat pasien selesai berobat
TUJUAN Memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pasien yang
dirawat terhadap penyimpanan barang berharganya.
SK Keputusan Direktur Nomor ……………………………. tentang
KEBIJAKAN Harta Renda Milik Pasien

1. Petugas menyimpan barang milik pasien dalam kantong yang


PROSEDUR sudah disediakan
2. Petugas membuat daftar barang sesuai spesifikasi barang dan
kondisi barang yang meliputi nama lengkap pasien, tanggal
lahir dan No.RM
3. Daftar barang milik pasien ditandatangani oleh pasien atau
perawat jika pasien tidak sadar dan tidak ada pendamping
supervisor
4. Daftar barang dibuat dalam dua rangkap, satu lembar untuk
pasien dan satu lembar untuk rumah sakit.
5. Jika pasien dalam kondisi tidak sadar, maka satu lembar yang
seharusnya untuk pasien disimpan dalam rekam medis pasien
6. Daftar barang untuk rumah sakit disimpan oleh supervisor
7. Apabila pasien pindah ruang perawatan maka barang milik
pasien akan diserahkan pada perawat ruangan pasien dirawat
dengan formulir serah terima barang
8. Penyerahan barang milik pasien setelah pasien sadar diri atau
kepada keluarga setelah di identifikasi dengan berita acara
serah terima barang
9. Berita acara serah terima dibuat dalam rangkap dua dan
ditandatangani oleh pasien dan keluarga dan petugas
UNIT TERKAIT
PERMINTAAN SECOND OPINION

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. BHAYANGKARA
TK.IV POLDA KEP.
BABEL
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. IV Polda
Kep. Bangka Belitung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Januari 2018 dr. Zulkhairi, Sp.PD, K.GEH, FINASIM, MARS


Pendapat lain (Second Opinion) adalah pendapat medis yang
PENGERTIAN diberikan oleh dokter lain terhadap suatu diagnosa atau terapi
maupun rekomendasi medis lain terhadap penyakit yang diderita
pasien
Sebagai upaya penemuan sudut pandang lain dan dokter kedua
TUJUAN setelah pasien mengunjungi atau berkonsultasi dengan dokter
pertama
1. UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
KEBIJAKAN 2. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Permenkes No 269/Menkes/Per/III/ 2008 tentang Rekam Medis
5. Permenkes No 290/Menkes/Per/IIl/ 2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran
6. Permenkes No 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah
Sakit dan Kewajiban Panen
1. Pasien menghubungi petugas rawat inap atau dokter yang
PROSEDUR merawatnya untuk meminta second opinion dari dokter lain
2. Dokter yang merawat wajib menerangkan kepada pasien dan
keluarganya hal yang perlu dipertimbangkan dalam
mendapatkan second opinion
3. Apabila setuju meminta second opinion, petugas rawat inap
memberikan formulir permintaan second opinion yang akan
diisi oleh pasien atau walinya dan diketahui oleh DPJP sebagai
dokter pengirim
UNIT TERKAIT
SPO KOMUNIKASI EFEKTIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. BHAYANGKARA
TK.IV POLDA KEP.
BABEL
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. IV Polda
Kep. Bangka Belitung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Januari 2018 dr. Zulkhairi, Sp.PD, K.GEH, FINASIM, MARS


Sebuah proses penyampaian atau informasi dari seseorang
PENGERTIAN kepada orang lain melalui cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampaian
pikiran-pikira atau informasi
Membantu pasien memperjelas penyakit yang dialami, juga
TUJUAN mengurangi beban pikiran dan perasaan untuk dasar tindakan
guna mengubah kedalam situasi yang lebih baik
KEBIJAKAN Keputusan SK direktur No. …………………………. Tentang
komunikasi efektif di RS Bhayangkara Polda Kep. Bangka Belitung
1. Sebelum melakukan komunikasi efektif perawat melakukan
PROSEDUR tahap perinteraksi sebagai berikut :
a. Perawat mengumpulkan data tentang pasien (dari RM)
b. Menyiapkan alat yang dibutuhkan (jika perawat akan
melakukan tindakan)
c. Menilai kesiapan diri perawat
d. Membuat rencana pertemuan
2. Tahap kedua dari komunikasi efektif yaitu tahap orientasi
perawat melakukan sebagai berikut :
a. Perawat memberikan salam dan tersenyum pada pasien
b. Perawat memberikan validasi (kognitif, afektif, psikomotor)
pada pertemuan lanjutan
c. Memperkenalkan nama perawat
d. Perawat menanyakan nama panggilan kesukaan klien
e. Perawat menjelaskan hak dan tanggung jawab
UNIT TERKAIT
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN DAN
KEDOKTERAN GIGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. BHAYANGKARA
TK.IV POLDA KEP.
BABEL
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. IV Polda
Kep. Bangka Belitung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Januari 2018 dr. Zulkhairi, Sp.PD, K.GEH, FINASIM, MARS


Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang
PENGERTIAN diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat
penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien
Sebagai acuan petugas medis dalam meminta persetujuan kepada
TUJUAN pasien atau keluarga pasien sebelum dilakukan tindakan medis
terhadap pasien
KEBIJAKAN Keputusan SK direktur No. …………………………. Tentang
komunikasi efektif di RS Bhayangkara Polda Kep. Bangka Belitung
REFERENSI PMK NO 290 /MENKES/PER/III/2008 Tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran
ALAT DAN BAHAN 1. Alat : Blangko KIE. Persetujuan dan Penolakan Pasien, Pena
2. Bahan --
1. Pasien dipersilahkan masuk, duduk, dilakukan anamnesa dan
PROSEDUR pemeriksaan klinis.
2. Dokter/dokter gigi berkomunikasi memberikan informasi dan
edukasi terhadap pasien dan keluarga pasien tentang:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran
b. Tujuan Tindakan kedokteran yang dilakukan
c. Alternatif tindakan lain dan resikonya
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
f. Perkiraan pembayaran
3. Pasien dipastikan mengerti dan memahami penjelasan dokter
dan tanda tangan bila telah paham
4. Pasien mengisi lembar Persetujuan / Penolakan untuk
dilakukan tindakan medis
5. Bila pasien dan atau keluarga pasien menyetujui tindakan,
maka dapat segera dilakukan tindakan medis sesuai dengan
diagnosa yang telah ditegakkan
UNIT TERKAIT
MANAJEMEN NYERI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. BHAYANGKARA
TK.IV POLDA KEP.
BABEL
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. IV Polda
Kep. Bangka Belitung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Januari 2018 dr. Zulkhairi, Sp.PD, K.GEH, FINASIM, MARS


PENGERTIAN Cara meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat
kenyamanan yang dapat diterima pasien.
TUJUAN Untuk menjaga pasien dalam kondisi senyaman mungkin.
 Setiap pasien dewasa yang merasakan nyeri dinilai dari skala
KEBIJAKAN 0 -10
1. 0 = tidak nyeri
2. 1 - 3 = nyeri ringan (pasien dapat berkomunikasi dengan
baik)
3. 4 - 6 = nyeri sedang (pasien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, mendeskripsikan dan dapat
mengikuti perintah)
4. 7 - 9 = nyeri berat (pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, tidak dapat
mendeskripsikan, tidak dapat diatasi dengan alih posisi,
nafas panjang dan distraksi.
5. 10 = nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul)
 Setiap pasien anak yang merasakan nyeri dinilai dari skala
wajah Wong Baker

UNIT TERKAIT
PENOLAKAN RESUSITASI / BHD / DO NOT RESUSCITATE
(DNR)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. BHAYANGKARA
TK.IV POLDA KEP.
BABEL
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. IV Polda
Kep. Bangka Belitung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Januari 2018 dr. Zulkhairi, Sp.PD, K.GEH, FINASIM, MARS


 Resusitasi:
PENGERTIAN Intervensi medis yang bertujuan untuk memulihkan aktivitas
Jantung atau pernapasan, dan yang tercantum di sini:
1. Pacu Jantung (penekanan dada)
2. Defibrilasi
3. Assisted ventilasi
4. endotrakeal intubasi
5. Pemberian obat kardiotonik

 DNR Order : Perintah untuk menahan resusitasi. Sebuah Order


DNR dianggap hanya Jika satu atau lebih kondisi berikut ada:
1. Terdapat bukti legal baik fotocopi maupun asli yang berisi
order DNR.
2. Pasien memakai gelang DNR (gelang warna ungu).
3. Untuk pasien yang berada dalam fasilitas perawatan
kesehatan berlisensi atau yang sedang ditransfer antara
fasilitas kesehatan berlisensi, dokumen yang ditulis dalam
catatan permanen medis pasien yang berisi pernyataan
"Jangan Resusitasi", “Kode Tidak Resusitasi", “Do Not
Resuscitate (DNR)" atau ‘Tidak CPR". telah dilihat oleh
personil tenaga medis RS Bhayangkara Polda Kep. Bangka
Belitung. Keaslian dokumen ini harus secara verbal
didokumentasikan oleh saksi dari fasilitas perawatan
kesehatan
Untuk menetapkan kriteria ketika menentukan kelayakan menahan
TUJUAN tindakan resusitasi yang memenuhi persyaratan perundang-
undangan dan hak hak pasien
Tidak boleh dilakukan resusitasi pada pasien yang mempunyai
KEBIJAKAN DNR, kecuali sampai belum dibuktikan dengan keterangan yang
jelas dan legal.
UNIT TERKAIT
PEMILIHAN DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
(DPJP)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. BHAYANGKARA
TK.IV POLDA KEP.
BABEL
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk. IV Polda
Kep. Bangka Belitung
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Januari 2018 dr. Zulkhairi, Sp.PD, K.GEH, FINASIM, MARS


Suatu proses pemilihan atau penentuan seorang dokter yang
PENGERTIAN sesuai dengan kewenangan klinisnya untuk memberikan asuhan
medis lengkap kepada satu pasien
TUJUAN 1. Memberikan perlindungan kepada pasien
2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medik
1. Pemilihan DPJP berlaku di semua lini pelayanan rumah sakit
KEBIJAKAN yaitu IGD, rawat jalan, rawat inap, ruang OK, ruang ICU,
hemodialisa
2. Regulasi penetapan DPJP Utama melalui kesepakatan antar
beberapa DPJP terkait, kecuali DPJP di IGD adalah dokter
umum penerima pasien.
3. DPJP dan IGD dapat berpindah bila telah di konsulkan secara
lisan dan dokter penerima konsulan lelah memberikan
instruksi.
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai