“Belajar”
Dosen Pengampuh: Dr. Marliza Oktapiani, M. Pd
Disusun oleh:
الرحِ يْم
َّ الر ْح َم ِن
َّ هللا
ِ س ِم
ْ ِب
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang. Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di hari akhir nanti.
Makalah yang kami buat berjudul Belajar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan.
Disamping itu, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami
selama pembuatan makalah ini, tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah psikologi pendidikan Dr. Marliza Oktapiani, M. Pd.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa
lebih baik. Karena kami sadar, makalah yang kami buat masih banyak terdapat kekurangan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal
tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan ranah
psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ketiga ranah tersebut tertuju pada bahan
belajar tertentu. Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar
terlebih dahulu akan dikemukan definisi belajar baik menurut pandangan psikologi maupun
dalam pandangan agama. Dalam perspektif psikologi, belajar adalah merupakan proses dasar
dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup
manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar itu bukan sekedar pengalaman, belajar
berlangsung secara aktif dan integratif dengan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu
tujuan.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan yang terjadi pada semua orang yang
berlangsung seumur hidup. Dari proses belajar akan ada hasil yang ditimbulkan yaitu berupa
perubahan tingkah laku pada diri individu, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut
perubahan dalam aspek pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif).
Istilah “belajar” ada juga istilah “pembelajaran”.
Pembelajaran yang dimaksud ini merupakan usaha sadar dan terencana dengan maksud
agar terjadi proses belajar pada diri seseorang. Dalam proses belajar sendiri banyak hal-hal
penting yang harus diketahui dan dipahami oleh pengajar/guru mengenai apa saja yang harus
diperhatikan dalam proses pembelajaran agar proses belajar peserta didik dapat berjalan dengan
baik. Oleh karena itu, sebagai seorang yang bergerak dalam bidang pendidikan (khususnya
guru) perlu mempelajari hakikat dari belajar, agar pendidik dapat memahami proses
belajar/gaya belajar pada tiap peserta didik yang bermacam-macam dan kendala atau
hambatan-hambatan dari proses belajar tersebut.
Sementara pengertian belajar dalam perspektif agama yaitu Islam, belajar merupakan
kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan
sehingga derajat hidupnya meningkat. Belajar juga merupakan suatu perubahan dalam tingkah
laku menuju perubahan tingkah laku yang baik, dimana perubahan tersebut terjadi melalui
1
latihan atau pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut harus relatif mantap yang
merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.
Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar tersebut menyangkut berbagai
aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan
suatu masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan ataupun sikap. belajar adalah proses
memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang
relatif langgeng sebagai hasil Latihan yang diperkuat. Terdapat empat istilah yang esensial dan
perlu disoroti untuk memahami prosess belajar. Belajar merupakan kewajiban bagi setiap
individu. Di mana aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung
secara wajar, kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak lancar. Kadang-kadang dapat cepat
menangkap apa yang dipelajari namun sebaliknya kadang-kadang terasa sangat sulit. Dalam
semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk konsentrasi. Keadaan
semacam ini yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam
kaitanya dengan aktivitas belajar.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan,
kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Belajar merupakan proses aktif. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang
ada disekitar individu. Belajar adalah suatu proses yang diarahkan kepada satu tujuan, proses
berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah suatu proses melihat, mengamati,
memahami sesuatu yang dipelajari. Apabila kita membicarakan tentang belajar, maka kita
membicarakan tentang cara mengubah tingkah laku seseorang atau individu melalui berbagai
pengalaman yang ditempuhnya (Sudjana, 2010).
Belajar adalah suatu proses tingkah laku berdasarkan pengalaman, latihan dan
pengetahuan seseorang yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta
aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Dalam belajar terdapat beberapa proses
didalamnya termasuk proses melihat, mengamati, serta memahami sesuatu yang dipelajarinya
sehingga pada pengalaman tersebut seseorang dapat mengubah tingkah laku (suprijono,2009).
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian belajar ?
2. Apa saja teori belajar ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi belajar ?
4. Bagaimana cara belajar yang baik ?
5. Jelaskan cara transfer dan lupa saat belajar ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian belajar.
2. Mengetahui dan memahami teori belajar.
3. Mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi belajar.
4. Mengetahui dan memahami cara belajar yang baik.
5. Mengetahui dan memahami cara transfer dan lupa saat belajar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang Pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan Pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang di alami
siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga nya sendiri.
Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya
mutlak di perlukan oleh para pendidik khususnya para guru.
Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat. Hampir semua
kecakapan, ketrampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap manusia terbentuk,
dimodifikasi dan berkembang karena belajar (Suryabrata, 2002). Dengan demikian, belajar
merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang, pemahaman yang benar
tentang konsep belajar sangat di perlukan, terutama bagi kalangan pendidik yang terlibat
langsung dalam proses pembelajaran.
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah belajar digunakan secara luas. Hal ini disebabkan
karena aktivitas yang disebut belajar itu muncul dalam berbagai bentuk. Membaca buku,
menghafal ayat Al-Qur’an, mecatat pelajaran, hingga menirukan perilaku tokoh dalam televisi,
semua disebut belajar.
4
Sebagian orang memandang belajar sebagai pelatihan belaka seperti yang tampak pada
pelatihan membaca dan menulis berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan
merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu memperlihatkan keterampilan
jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti hakikat dan tujuan keterampilan
tersebut.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psychology: The
Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresiv permukaan ini di ungkapkan
dalam pernyataan ringkasan nya bahwa belajar adalah all progressif behavior berdasarkan
eksperimen nya B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil
yang optimal apabila ia di beri penguat (Reinforcer)
Skinner, seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar
berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya
tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons.
Namun, patut dicatat bahwa definisi yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil
eksperiment dengan menggunakan hewan, sehingga tidak sedikit pakar yang menentangnya.
(Muhibbin syah, 2010)
Para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda tentang belajar, beberapa definisi yang
dapat di kemukakan disini adalah
5
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
yang membawa perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya usaha. Belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau usaha yang disadari untuk meningkatkan
kualitas kemampuan atau tingkah laku dengan menguasai sejumlah pengetahuan,
ketrampilan, nilai dan sikap (PurwaAtmajaPrawira, 2012). Belajar bukanlah suatu tujuan
utama, tetapi merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan.
1. Teori behaviorisme
1. Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar.
2. Guru lebih sering membiasakan muridnya untuk belajar mandiri, tetapi ketika murid
kesulitan baru bertanya kepada guru.
6
3. Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga
mendapatkan apa yang diterima oleh murid (respon).
4. Dengan teori belajar ini sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan yang
mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
5. Teori ini bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain, perilaku yang
berdampak baik bagi murid diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai
dengan murid perhatiannya dikurangi.
2. Teori Kognitif
Seorang psikolog asal Swiss yaitu Jean Piaget mengembangkan teori kognitif. Berkat
teori dari Piaget terlahir perkembangan psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan
konsep kecerdasan. Teori kognitif berbicara tentang manusia membangun kemampuan
kognitifnya dengan motivasi yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap lingkungannya. Inti dari
konsep teori ini adalah bagaimana munculnya dan diperolehnya schemata (skema atau rencana
manusia dalam mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan
manusia atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam memaknai informasi secara mental.
Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan
pemahaman. Dengan kata lain, belajar itu tidak harus berbicara tentang perubahan tingkah laku
atau sikap yang bisa diamati (Ainul Yaqin, 2020). Jadi kognitif berpandangan, bahwa tingkah
laku seseorang lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada dalam
suatu situasi. Keseluruhan adalah lebih dari bagian-bagiannya. Mereka memberi tekanan pada
organisasi pengamatan atas stimulus di dalam lingkungan serta faktor-faktor yang
memengaruhi pengamatan.
7
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori kognitif dalam proses belajar
mengajar.
1. Pembuatan materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika sederhana dan
kompleks.
2. Siswa bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan mudah dalam berpikir. Oleh
karena itu, guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia murid atau peserta
didik.
3. Proses belajar mengajar harus memiliki makna.
4. Agar keberhasilan murid tercapai maka guru perlu mengamati perbedaan yang ada pada
setiap murid.
3. Teori Konstruktivisme
Teori ini menekankan seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk menemukan
bakatnya, menambah pengetahuan atau teknologi, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk
mengembangkan dirinya. Menurut teori konstruktivisme “belajar” lebih mudah dipahami oleh
manusia karena manusia membangun dan mengembangkan pengetahuan berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang telah dilewati. Dengan hal ini juga hidup manusia menjadi lebih
dinamis (Iswadi, 2018).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori konstruktivisme dalam proses
belajar mengajar :
8
3. Lingkungan belajar mengajar harus kondusif agar murid bisa belajar dengan maksimal.
4. Murid diberi kesempatan untuk membuat gagasan atau ide yang baru.
1. Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan para murid untuk
mengeluarkan ide-idenya atau gagasannya dan melatihnya agar bisa mengambil
keputusan.
2. Semua murid bisa mengingat pelajaran yang sudah diajarkan karena mengikuti proses
belajar mengajar secara langsung dan aktif.
3. Pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berulang akan membuat murid lebih
mudah untuk berinteraksi dan yakin bisa memahami pelajarannya.
4. Ketika proses belajar mengajar, murid akan lebih mudah beradaptasi dengan
lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan
teman-temannya dan guru.
5. Pengetahuan yang diterima oleh murid akan mudah diterapkan dalam kehidupannya.
1. Teori belajar ini lebih susah untuk dimengerti karena ruang lingkupnya lebih luas.
2. Tugas guru menjadi tidak maksimal karena murid diberi kebebasan lebih banyak.
4. Teori Humanistik
Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari sisi
kepribadian manusia. Hal ini dikarenakan humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang melihat
segala sesuatu dari sisi kepribadian manusia. Teori belajar humanistik juga bertujuan untuk
membangun kepribadian murid dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.
Teori belajar humanistik berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori belajar
humanistik lebih mengutamakan melihat tingkah laku manusia sebagai campuran antara
motivasi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sedangkan teori belajar behavioristik hanya
melihat motivasi manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis manusia.
9
materi-materi pelajaran. Dalam teori ini guru atau pendidik sangat berperan sebagai fasilitator
(Yustinus, 2021).
1. Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini adalah murid merasa
senang dalam belajar dan terjadi perubahan terhadap tingkah laku dan pola pikir bukan
karena paksaan atau keinginan sendiri.
2. Jika proses belajar mengajar mengutamakan pembentukan kepribadian, perubahan
tingkah laku, dan hati nurani maka teori belajar humanistik sangat sesuai.
3. Dengan teori ini, murid diharapkan menjadi manusia yang bisa mengatur dirinya sendiri
dan menjadi pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang lain tanpa harus merugikan
atau mengambil hak-hak orang lain.
Kekurangan Belajar Humanistik
Kekurangan yang ada pada teori belajar humanistik berada pada murid. Maksudnya
murid yang tidak mau mengerti akan potensi dirinya maka murid itu akan tertinggal dalam
proses belajar mengajar.
10
Faktor-faktor fisiologis yang memengaruhi belajar mencakup dua hal, yaitu :
1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat berpengaruh pada kesiapan dan aktivitas
belajar. Orang yang keadaan jasmaninya segar akan siap dan aktif dalam belajarnya,
sebaliknya orang yang keadaan jasmaninya lesu dan lelah akan mengalami kesulitan
untuk menyiapkan diri dan melakukan aktivitas untuk belajar. Oleh karena itu keadaan
tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga
kesehatan jasmani.
2. Keadaan fungsi jasmani/fisiologis
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat
memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan
baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Pancaindra yang memiliki
peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru
maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik karena merupakan pintu gerbang
masuknya berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
Faktor-faktor psikologis yang memengaruhi belajar antara lain mencakup :
1. Kecerdasan/Intelegensi siswa
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksi rangsangan
atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Kecerdasan
merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menentukan kualitas belajar siswa.
2. Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar
siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli
mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat (Rohmalina wahab, 2018).
3. Minat
Adanya minat terhadap objek yang dipelajari akan mendorong orang untuk
mempelajari sesuatu dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Karena minat
merupakan komponen psikis yang berperan mendorong sesorang untuk meraih tujuan
yang diinginkan, sehingga ia bersedia melakukan kegiatan berkisar objek yang diminati
(Nyayu khadijah, 2017).
4. Sikap
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak
senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk
11
mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha
untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang
dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang
terbaik bagi siswanya, berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru
yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaran
yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi
yang dipelajari bermanfaat bagi siswa.
5. Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang
diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan
bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya
sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil (khadijah, 2006).
Faktor-faktor sosial yang memengaruhi belajar merupakan faktor manusia baik manusia itu
hadir secara langsung maupun tidak. Faktor ini mencakup :
1. Lingkungan Sosial
a. Orang tua, diakui bahwa orang tua sangat berperan penting dalam belajar anak.
Pola asuh orang tua, fasilitas belajar yang disediakan, perhatian, motivasi
merupakan dukungan belajar yang harus diberikan orang tua untuk kesuksesan
belajar anak.
b. Guru, terutama komptensi pribadi dan profesional guru sangat berpengaruh
pada proses dan hasil belajar yang dicapai anak didik. Maka para pendidik perlu
memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki peserta didik.
c. Teman-teman atau orang-orang di sekitar lingkungan belajar, kehadiran orang
lain secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh buruk atau baik
pada belajar seseorang.
2. Lingkungan non-sosial
a. Keadaan udara, suhu, dan cuaca. Keadaan udara dan suhu yang terlalu panas
dapat membuat seseorang tidak nyaman belajar sehingga juga tidak dapat
mencapai hasil belajar yang optimal.
b. Waktu (pagi, siang, atau malam). Sebagian besar orang lebih mudah memahami
pelajaran di waktu pagi hari dibandingkan pada waktu siang atau sore hari.
12
c. Tempat (letak dan pergedungannya). Seseorang biasanya sulit belajar di tempat
yang ramai dan bising.
d. Alat-alat atau perlengkapan belajar. Dalam pelajaran tertentu yang memerlukan
alat, belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal jika tanpa alat tersebut.
Dari uraian di atas, tampak bahwa sesungguhnya faktor-faktor yang
memengaruhi belajar itu banyak dan bermacam-macam. Sehingga manakala
kita menemukan hasil belajar peserta didik yang tidak sesuai dengan harapan,
kita tidak boleh serta merta menyalahkan bahwa hanya intelegensi atau
kecerdasan mereka saja sebagai penyebabnya. Faktor-faktor tersebut harus
diperhatikan oleh para pendidik dan kalau mungkin harus dikondisikan
sedemikian rupa guna memperoleh hasil belajar yang betul-betul maksimal
(Nyayu khadijah, 2017).
13
mencoba belajar di beberapa tempat berbeda untuk mendapatkan suasana yang baru
dan mood yang baik.
5. Buatlah ringkasan atau poin penting dari bacaan atau materi Anda
Nah, setelah Anda memahami materi yang dibaca atau dipelajari, Anda perlu
membuat catatan dengan menuliskan ringkasan atau poin-poin penting dari materi
tersebut. Catatan tersebut berguna untuk membantu Anda mengingat kembali materi
yang sudah Anda pelajari di lain waktu ataupun saat itu juga. Hal ini tentu akan
membantu Anda saat Anda akan menghadapi ujian atau tes karena catatan tersebut
sudah berisi materi untuk persiapan ujian Anda.
6. Istirahatlah sejenak
Untuk menguji apakah Anda sudah mengerti dan memahami materi yang sudah
dipelajari maka Anda perlu melakukan uji mandiri. Hasil dari uji mandiri tersebut,
dapat Anda jadikan ukuran untuk mengenal seberapa jauh Anda sudah memahami
materi tersebut.
Anda dapat mengajari teman Anda yang kurang mampu di materi tertentu. Dengan
mengajari seseorang, ilmu Anda tidak akan berkurang malah Anda akan menjadi lebih
paham dan lebih mengingat materi yang Anda ajarkan.
8. Lakukan uji mandiri
Untuk menguji apakah Anda sudah mengerti dan memahami materi yang sudah
dipelajari maka Anda perlu melakukan uji mandiri. Hasil dari uji mandiri tersebut,
dapat Anda jadikan ukuran untuk mengenal seberapa jauh Anda sudah memahami
materi tersebut.
9. Tidak begadang
Begadang bukanlah kebiasaan baik yang patut Anda tiru. Usahakan untuk tidak
belajar sambil begadang. Tubuh Anda butuh istirahat dan besoknya Anda akan
beraktivitas kembali. Didalam kesehatan, begadang bukanlah kebiasaan yang baik dan
buruk bagi kesehatan seperti jantung. Begadang dapat mengurangi konsentrasi dan
daya ingat Anda. Tidur dan istirahatlah secara teratur.
14
10. Kenali gaya belajar Anda
Ada 3 tipe gaya belajar yaitu visual, auditori, dan kinestetis. Dengan mengenal
gaya belajar Anda, maka Anda bisa memilih metode belajar yang sesuai dengan diri
Anda sehingga hasilnya lebih maksimal dan efektif. Jika gaya belajar Anda adalah
visual maka Anda mungkin perlu menggunakan warna pada catatan. Jika gaya belajar
Anda adalah auditori maka buatlah lagu dari catatan Anda. Kemudian, jika gaya belajar
Anda adalah kinestetis maka cobalah melakukan gerakan sesuai catatan Anda.
15
3. Faktor-faktor yang mempengaruh adanya transfer dalam belajar
Faktor-faktor tersebut yaitu :
a. Proses belajar
Yaitu keterlibatan siswa dalam proses belajar, kecermatan dalam persepsi dan
kedalaman pengolahan materi yang semuanya berkaitan dengan cara belajar atau teknik
belajar efisien dan efektif.
b. Bahan atau materi bidang-bidang studi
metode dan prosedur kerja yang diikuti dan sikap yang dibutuhkan dalam bidang studi
yang bersangkutan.
c. Faktor-faktor subjektif dipihak siswa.
d. Sikap dan usaha guru.
16
Beberapa penyebab terjadinya lupa karena tekanan:
1. Karena informasi (tanggapan, pengetahuan, kesan, dsb) yang diterima “kurang
menyenangkan”, sehingga secara sengaja menekannya hingga ke dalam
ketidaksadaran.
2. Karena informasi yang baru secara otomatis menekan informasi yang lama.
3. Karena informasi yang akan diingat kembali itu tertekan ke alam bawah sadar dengan
sendirinya sebab tak pernah digunakan.
4. Pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihalafalkan siswa.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk dapat mengurangi lupa yaitu:
a) Siswa harus memiliki motivasi belajar yang kuat terutama motivasi intrinsik.
b) Siswa harus memusatkan perhatiannya pada unsur-unsur bahan belajarnya.
c) Berusaha memperparui bekas-bekas ingatan yang tersimpan untuk menghindari lupa.
d) Untuk dapat memproduksi dan memunculkan kembali ingatan tersebut hendaknya
siswa menggunakan cara-cara yang tepat untuk memudahkannya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang membawa perubahan
tingkah laku pada diri individu karena adanya usaha. Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan atau usaha yang disadari untuk meningkatkan kualitas kemampuan atau tingkah laku
dengan menguasai sejumlah pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Tentunya, akan ada
perbedaan yang jelas didalam setiap individu sebelum dan sesudah dia belajar mengenai suatu
hal. Belajar dapat berasal dari pengalaman, bacaan/pengetahuan, pengamatan, aktivitas fisik
dan yang lainnya. Untuk membentuk individu dengan karakter dan pengetahuan yang baik
maka diperlukan proses pembelajaran yang baik dan mengarah kepada hal-hal yang positif.
Ada beberapa teori yang digunakan dalam belajar diantaranya teori behavioristik, teori
kognitif, teori konstruktivisme, dan teori humanistik. Tentunya, ada beberapa kekurangan dan
kelebihan dari teori-teori tersebut. Factor-factor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi 2 (dua), yaitu Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar (internal), yang
meliputi : faktor-faktor fisiologis dan faktor-faktor psikologis, Faktor-faktor yang berasal dari
luar diri pembelajar (eksternal), yang meliputi : faktor-faktor sosial dan faktor-faktor non
sosial. Setelah mengetahui pengertian belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
sebaiknya kita juga mengetahui bagaimana cara belajar yang baik. Cara belajar yang baik
tentunya akan menghasilkan sesuatu yang baik pula dan mampu mendukung tercapainya target
belajar. Transfer dalam belajar yang lazim disebut Transfer belajar ( transfer of learning ) itu
mengandung arti pemindahan keterampilan hasil belajar dari satu situasi kesituasi lainnya. Dan
adapun Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi
kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari.
3.2 Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan kurangnya referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis
banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ainul Yaqin, 2020. Pendidikan akhlak moral berbasis teori kognitif. PT RajaGrafindo Persada.
khadijah, Nyayu. 2017. psikologi pendidikan, cetakan ke empat, detik: Rajawali press.
Khadijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raen Fatah Press.
Nabilah Hannani, 2019. Pengertian belajar beserta tujuan dan teori belajar serta cara belajar
yang baik. Diakses pada 19 Desember 2021. Dari <https://www.nesabamedia.com/pengertian-
belajar/
Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Suprijono, Fikrie Fauzi. 2009. Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Metode Point Counter
Point (PCP) Pada Siswa Kelas IV SD NEGERI 03 Girimulyo Tahun pelajaran 2011/2012.
Diakses pada 18 Desember 2021. Dari
<http://eprints.ums.ac.id/21887/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
suryabrata, S., 2002. psikologi pendidikan, cetakan kesebelas, jakarta: Rajawali press.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Cetakan keenambelas.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
19