Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“Belajar”
Dosen Pengampuh: Dr. Marliza Oktapiani, M. Pd

Disusun oleh:

Syafira Dwi Septianti (3120200076)


Nurul Izzatun Nabillah (3120200027)
Rika Nur Cahyani (3120200104)
M. Dzunurain Alghifari (3120200102)
Sabrina Azzahra (3120200115)
Harry Wahyu Dermawan (3120200137)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM AS – SYAFI’IYAH
2021-2022
KATA PENGANTAR

‫الرحِ يْم‬
َّ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ‫هللا‬
ِ ‫س ِم‬
ْ ‫ِب‬

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang. Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di hari akhir nanti.
Makalah yang kami buat berjudul Belajar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan.

Disamping itu, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami
selama pembuatan makalah ini, tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah psikologi pendidikan Dr. Marliza Oktapiani, M. Pd.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa
lebih baik. Karena kami sadar, makalah yang kami buat masih banyak terdapat kekurangan.

Jakarta, 28 Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Belajar ..................................................................................................................... 4
2.2 Teori Belajar................................................................................................................................ 6
2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar ......................................................................... 10
2.4 Cara belajar yang baik ............................................................................................................. 13
2.5 Cara transfer dan lupa saat belajar ........................................................................................ 15
BAB III................................................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 18
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal
tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan ranah
psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ketiga ranah tersebut tertuju pada bahan
belajar tertentu. Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar
terlebih dahulu akan dikemukan definisi belajar baik menurut pandangan psikologi maupun
dalam pandangan agama. Dalam perspektif psikologi, belajar adalah merupakan proses dasar
dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup
manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar itu bukan sekedar pengalaman, belajar
berlangsung secara aktif dan integratif dengan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu
tujuan.

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan yang terjadi pada semua orang yang
berlangsung seumur hidup. Dari proses belajar akan ada hasil yang ditimbulkan yaitu berupa
perubahan tingkah laku pada diri individu, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut
perubahan dalam aspek pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif).
Istilah “belajar” ada juga istilah “pembelajaran”.

Pembelajaran yang dimaksud ini merupakan usaha sadar dan terencana dengan maksud
agar terjadi proses belajar pada diri seseorang. Dalam proses belajar sendiri banyak hal-hal
penting yang harus diketahui dan dipahami oleh pengajar/guru mengenai apa saja yang harus
diperhatikan dalam proses pembelajaran agar proses belajar peserta didik dapat berjalan dengan
baik. Oleh karena itu, sebagai seorang yang bergerak dalam bidang pendidikan (khususnya
guru) perlu mempelajari hakikat dari belajar, agar pendidik dapat memahami proses
belajar/gaya belajar pada tiap peserta didik yang bermacam-macam dan kendala atau
hambatan-hambatan dari proses belajar tersebut.

Sementara pengertian belajar dalam perspektif agama yaitu Islam, belajar merupakan
kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan
sehingga derajat hidupnya meningkat. Belajar juga merupakan suatu perubahan dalam tingkah
laku menuju perubahan tingkah laku yang baik, dimana perubahan tersebut terjadi melalui

1
latihan atau pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut harus relatif mantap yang
merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.

Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar tersebut menyangkut berbagai
aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan
suatu masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan ataupun sikap. belajar adalah proses
memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang
relatif langgeng sebagai hasil Latihan yang diperkuat. Terdapat empat istilah yang esensial dan
perlu disoroti untuk memahami prosess belajar. Belajar merupakan kewajiban bagi setiap
individu. Di mana aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung
secara wajar, kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak lancar. Kadang-kadang dapat cepat
menangkap apa yang dipelajari namun sebaliknya kadang-kadang terasa sangat sulit. Dalam
semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk konsentrasi. Keadaan
semacam ini yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam
kaitanya dengan aktivitas belajar.

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan,
kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Belajar merupakan proses aktif. Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang
ada disekitar individu. Belajar adalah suatu proses yang diarahkan kepada satu tujuan, proses
berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah suatu proses melihat, mengamati,
memahami sesuatu yang dipelajari. Apabila kita membicarakan tentang belajar, maka kita
membicarakan tentang cara mengubah tingkah laku seseorang atau individu melalui berbagai
pengalaman yang ditempuhnya (Sudjana, 2010).

Belajar adalah suatu proses tingkah laku berdasarkan pengalaman, latihan dan
pengetahuan seseorang yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta
aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Dalam belajar terdapat beberapa proses
didalamnya termasuk proses melihat, mengamati, serta memahami sesuatu yang dipelajarinya
sehingga pada pengalaman tersebut seseorang dapat mengubah tingkah laku (suprijono,2009).

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian belajar ?
2. Apa saja teori belajar ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi belajar ?
4. Bagaimana cara belajar yang baik ?
5. Jelaskan cara transfer dan lupa saat belajar ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian belajar.
2. Mengetahui dan memahami teori belajar.
3. Mengetahui dan memahami faktor yang mempengaruhi belajar.
4. Mengetahui dan memahami cara belajar yang baik.
5. Mengetahui dan memahami cara transfer dan lupa saat belajar.

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang Pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan Pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang di alami
siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga nya sendiri.
Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya
mutlak di perlukan oleh para pendidik khususnya para guru.

Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hayat. Hampir semua
kecakapan, ketrampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap manusia terbentuk,
dimodifikasi dan berkembang karena belajar (Suryabrata, 2002). Dengan demikian, belajar
merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang, pemahaman yang benar
tentang konsep belajar sangat di perlukan, terutama bagi kalangan pendidik yang terlibat
langsung dalam proses pembelajaran.

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah belajar digunakan secara luas. Hal ini disebabkan
karena aktivitas yang disebut belajar itu muncul dalam berbagai bentuk. Membaca buku,
menghafal ayat Al-Qur’an, mecatat pelajaran, hingga menirukan perilaku tokoh dalam televisi,
semua disebut belajar.

Belajar adalah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk


kompetensi, keterampilan dan sikap yang baru. Proses belajar melibatkan proses-proses mental
internal yang terjadi berdasarkan Latihan, pengalaman dan interaksi sosial, hasil belajar di
tunjukan oleh terjadinya perubahan perilaku, perubahan yang dihasilkan dari belajar bersifat
relative permanen.

Belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji


dalam bentuk informasi atau materi pembelajaran orang yang beranggapan demikian biasanya
akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan Kembali secara
lisan atau verbal Sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang di ajarkan
oleh guru.

4
Sebagian orang memandang belajar sebagai pelatihan belaka seperti yang tampak pada
pelatihan membaca dan menulis berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan
merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu memperlihatkan keterampilan
jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti hakikat dan tujuan keterampilan
tersebut.

Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psychology: The
Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresiv permukaan ini di ungkapkan
dalam pernyataan ringkasan nya bahwa belajar adalah all progressif behavior berdasarkan
eksperimen nya B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil
yang optimal apabila ia di beri penguat (Reinforcer)

Skinner, seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar
berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya
tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons.
Namun, patut dicatat bahwa definisi yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil
eksperiment dengan menggunakan hewan, sehingga tidak sedikit pakar yang menentangnya.
(Muhibbin syah, 2010)

Definisi Belajar Menurut Para Ahli :

Para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda tentang belajar, beberapa definisi yang
dapat di kemukakan disini adalah

1. Harold Spears (1955) Menyatakan bahwa learning is to of observe, to read, to imitate,


to try something them selves, to listen, to follow direction (belajar adalah mengamati,
membaca, mengimitasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk).
Definisi lebih menekankan pada aktivitas yang dilakukan Ketika orang belajar.
2. Lester D. Crow dan Alis Crow (1958) menyatakan belajar adalah perolehan kebiasaan,
pengetahuan, dan sikap, termasuk cara baru untuk melakukan sesuatu dan upaya-upaya
seseorang dalam mengatasi kendala atau menyesuaikan situasi yang baru.
3. Sumadi Suryabrata (2002) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang
memiliki tiga ciri yaitu : (1) Proses tersebut membawa perubahan (2) perubahan itu
pada pokoknya adalah didapatkan nya kecakapan baru dan (3) Perubahan itu terjadi
karena usaha. (Khadijah Nyayu. 2017)

5
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
yang membawa perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya usaha. Belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau usaha yang disadari untuk meningkatkan
kualitas kemampuan atau tingkah laku dengan menguasai sejumlah pengetahuan,
ketrampilan, nilai dan sikap (PurwaAtmajaPrawira, 2012). Belajar bukanlah suatu tujuan
utama, tetapi merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan.

2.2 Teori Belajar


Beberapa teori belajar yang sering digunakan diantaranya :

1. Teori behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu.


Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah dan mengabaikan
aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat,
minat, dan perasaan individu dalam suatu belajar (Rohmalina wahab, 2018). Aliran psikologi
belajar juga dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini lebih mengutamakan terbentuknya
perilaku yang dihasilkan dari proses belajar. Menurut teori behavioristik, dalam proses belajar
mengajar yang terpenting adalah seseorang akan dianggap telah belajar ketika sudah
menunjukkan perubahan perilaku dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara
yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon (Nandy, 2021).

Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang


membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan,
spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa
asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori
ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran
orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-
bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian (Safnowandi, 2012).

Berikut kelebihan dan kekurangan teori belajar behavioristik :

Kelebihan Teori Belajar Behavioristik

1. Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar.
2. Guru lebih sering membiasakan muridnya untuk belajar mandiri, tetapi ketika murid
kesulitan baru bertanya kepada guru.

6
3. Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga
mendapatkan apa yang diterima oleh murid (respon).
4. Dengan teori belajar ini sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan yang
mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
5. Teori ini bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain, perilaku yang
berdampak baik bagi murid diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai
dengan murid perhatiannya dikurangi.

Kekurangan Teori Belajar Behavioristik

1. Tidak semua pelajaran dapat memakai teori belajar behavioristik.


2. Guru diharuskan untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap.
3. Murid cenderung diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan
memposisikan murid sebagai murid pasif.
4. Dalam proses belajar mengajar, murid hanya bisa mendengar dan menghafal yang
didengarkan.
5. Murid membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru (Yustinus
semiun, 2012)

2. Teori Kognitif

Seorang psikolog asal Swiss yaitu Jean Piaget mengembangkan teori kognitif. Berkat
teori dari Piaget terlahir perkembangan psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan
konsep kecerdasan. Teori kognitif berbicara tentang manusia membangun kemampuan
kognitifnya dengan motivasi yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap lingkungannya. Inti dari
konsep teori ini adalah bagaimana munculnya dan diperolehnya schemata (skema atau rencana
manusia dalam mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan
manusia atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam memaknai informasi secara mental.

Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan
pemahaman. Dengan kata lain, belajar itu tidak harus berbicara tentang perubahan tingkah laku
atau sikap yang bisa diamati (Ainul Yaqin, 2020). Jadi kognitif berpandangan, bahwa tingkah
laku seseorang lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada dalam
suatu situasi. Keseluruhan adalah lebih dari bagian-bagiannya. Mereka memberi tekanan pada
organisasi pengamatan atas stimulus di dalam lingkungan serta faktor-faktor yang
memengaruhi pengamatan.

7
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori kognitif dalam proses belajar
mengajar.

1. Pembuatan materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika sederhana dan
kompleks.
2. Siswa bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan mudah dalam berpikir. Oleh
karena itu, guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia murid atau peserta
didik.
3. Proses belajar mengajar harus memiliki makna.
4. Agar keberhasilan murid tercapai maka guru perlu mengamati perbedaan yang ada pada
setiap murid.

Berikut kelebihan dan kekurangan teori kognitif :

Kelebihan Teori Belajar Kognitif

1. Memudahkan siswa untuk memahami materi belajar.


2. Siswa menjadi mandiri dan lebih kreatif.

Kekurangan Teori Belajar Kognitif

1. Teori yang belum bisa digunakan pada semua tingkat pendidikan.


2. Pada pendidikan tingkat lanjut, teori ini susah untuk diterapkan.

3. Teori Konstruktivisme

Teori ini menekankan seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk menemukan
bakatnya, menambah pengetahuan atau teknologi, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk
mengembangkan dirinya. Menurut teori konstruktivisme “belajar” lebih mudah dipahami oleh
manusia karena manusia membangun dan mengembangkan pengetahuan berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang telah dilewati. Dengan hal ini juga hidup manusia menjadi lebih
dinamis (Iswadi, 2018).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori konstruktivisme dalam proses
belajar mengajar :

1. Saat mengajar sebaiknya memberikan kesempatan kepada murid agar dapat


mengeluarkan pendapatnya dengan bahasa sendiri.
2. Murid diberikan waktu atau kesempatan untuk menceritakan pengalamannya agar
menjadi murid yang lebih kreatif dan imajinatif.

8
3. Lingkungan belajar mengajar harus kondusif agar murid bisa belajar dengan maksimal.
4. Murid diberi kesempatan untuk membuat gagasan atau ide yang baru.

Berikut kelebihan dan kekurangan teori konstruktivisme :

Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme

1. Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan para murid untuk
mengeluarkan ide-idenya atau gagasannya dan melatihnya agar bisa mengambil
keputusan.
2. Semua murid bisa mengingat pelajaran yang sudah diajarkan karena mengikuti proses
belajar mengajar secara langsung dan aktif.
3. Pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berulang akan membuat murid lebih
mudah untuk berinteraksi dan yakin bisa memahami pelajarannya.
4. Ketika proses belajar mengajar, murid akan lebih mudah beradaptasi dengan
lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan
teman-temannya dan guru.
5. Pengetahuan yang diterima oleh murid akan mudah diterapkan dalam kehidupannya.

Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme

1. Teori belajar ini lebih susah untuk dimengerti karena ruang lingkupnya lebih luas.
2. Tugas guru menjadi tidak maksimal karena murid diberi kebebasan lebih banyak.

4. Teori Humanistik

Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari sisi
kepribadian manusia. Hal ini dikarenakan humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang melihat
segala sesuatu dari sisi kepribadian manusia. Teori belajar humanistik juga bertujuan untuk
membangun kepribadian murid dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.

Teori belajar humanistik berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori belajar
humanistik lebih mengutamakan melihat tingkah laku manusia sebagai campuran antara
motivasi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sedangkan teori belajar behavioristik hanya
melihat motivasi manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis manusia.

Teori belajar humanistik lebih menekankan pada pembentukan kepribadian,


perubahan sikap, menganalisis fenomena sosial, dan hati nurani yang diterapkan melalui

9
materi-materi pelajaran. Dalam teori ini guru atau pendidik sangat berperan sebagai fasilitator
(Yustinus, 2021).

Berikut kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistik :

Kelebihan Teori Belajar Humanistik

1. Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini adalah murid merasa
senang dalam belajar dan terjadi perubahan terhadap tingkah laku dan pola pikir bukan
karena paksaan atau keinginan sendiri.
2. Jika proses belajar mengajar mengutamakan pembentukan kepribadian, perubahan
tingkah laku, dan hati nurani maka teori belajar humanistik sangat sesuai.
3. Dengan teori ini, murid diharapkan menjadi manusia yang bisa mengatur dirinya sendiri
dan menjadi pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang lain tanpa harus merugikan
atau mengambil hak-hak orang lain.
Kekurangan Belajar Humanistik
Kekurangan yang ada pada teori belajar humanistik berada pada murid. Maksudnya
murid yang tidak mau mengerti akan potensi dirinya maka murid itu akan tertinggal dalam
proses belajar mengajar.

2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar


Sebagai suatu proses, keberhasilan belajar ditentukan oleh berbagai faktor. Menurut
Ryan dalam smith, ada tiga faktor yang memengaruhi proses belajar, yaitu : (1) aktifitas
individu pada saat berinteraksi dengan lingkungan; (2) factor fisiologis individu dan (3) factor
lingkungan yang terdiri dari semua perubahan yang terjadi disekitar individu tersebut. Masrun
dan Martaniah dalam Nyayu (2006) berpendapat bahwa factor-factor yang mempengaruhi
belajar diantaranya adalah (1) Kemampuan bawaan anak (2) Kondisi fisik dan psikis anak (3)
Kemampuan belajar anak (4) Sikap murid terhadap guru dan mata pelajaran serta pengertian
mereka mengenai kemajuan mereka sendiri dan (5) bimbingan.
Secara garis besar, Suryabrata menyatakan bahwa factor factor yang mempengaruhi
belajar dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar (internal), yang meliputi : (a)
faktor-faktor fisiologis dan (b) faktor-faktor psikologis.
2. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pembelajar (eksternal), yang meliputi : (a)
faktor-faktor sosial dan (b) faktor-faktor non sosial.

10
Faktor-faktor fisiologis yang memengaruhi belajar mencakup dua hal, yaitu :
1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat berpengaruh pada kesiapan dan aktivitas
belajar. Orang yang keadaan jasmaninya segar akan siap dan aktif dalam belajarnya,
sebaliknya orang yang keadaan jasmaninya lesu dan lelah akan mengalami kesulitan
untuk menyiapkan diri dan melakukan aktivitas untuk belajar. Oleh karena itu keadaan
tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga
kesehatan jasmani.
2. Keadaan fungsi jasmani/fisiologis
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat
memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan
baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Pancaindra yang memiliki
peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru
maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik karena merupakan pintu gerbang
masuknya berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
Faktor-faktor psikologis yang memengaruhi belajar antara lain mencakup :
1. Kecerdasan/Intelegensi siswa
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksi rangsangan
atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Kecerdasan
merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menentukan kualitas belajar siswa.
2. Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar
siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli
mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat (Rohmalina wahab, 2018).
3. Minat
Adanya minat terhadap objek yang dipelajari akan mendorong orang untuk
mempelajari sesuatu dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Karena minat
merupakan komponen psikis yang berperan mendorong sesorang untuk meraih tujuan
yang diinginkan, sehingga ia bersedia melakukan kegiatan berkisar objek yang diminati
(Nyayu khadijah, 2017).
4. Sikap
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak
senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk
11
mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha
untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang
dipilihnya. Dengan profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang
terbaik bagi siswanya, berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru
yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaran
yang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi
yang dipelajari bermanfaat bagi siswa.
5. Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang
diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan
bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya
sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil (khadijah, 2006).
Faktor-faktor sosial yang memengaruhi belajar merupakan faktor manusia baik manusia itu
hadir secara langsung maupun tidak. Faktor ini mencakup :
1. Lingkungan Sosial
a. Orang tua, diakui bahwa orang tua sangat berperan penting dalam belajar anak.
Pola asuh orang tua, fasilitas belajar yang disediakan, perhatian, motivasi
merupakan dukungan belajar yang harus diberikan orang tua untuk kesuksesan
belajar anak.
b. Guru, terutama komptensi pribadi dan profesional guru sangat berpengaruh
pada proses dan hasil belajar yang dicapai anak didik. Maka para pendidik perlu
memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki peserta didik.
c. Teman-teman atau orang-orang di sekitar lingkungan belajar, kehadiran orang
lain secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh buruk atau baik
pada belajar seseorang.
2. Lingkungan non-sosial
a. Keadaan udara, suhu, dan cuaca. Keadaan udara dan suhu yang terlalu panas
dapat membuat seseorang tidak nyaman belajar sehingga juga tidak dapat
mencapai hasil belajar yang optimal.
b. Waktu (pagi, siang, atau malam). Sebagian besar orang lebih mudah memahami
pelajaran di waktu pagi hari dibandingkan pada waktu siang atau sore hari.

12
c. Tempat (letak dan pergedungannya). Seseorang biasanya sulit belajar di tempat
yang ramai dan bising.
d. Alat-alat atau perlengkapan belajar. Dalam pelajaran tertentu yang memerlukan
alat, belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal jika tanpa alat tersebut.
Dari uraian di atas, tampak bahwa sesungguhnya faktor-faktor yang
memengaruhi belajar itu banyak dan bermacam-macam. Sehingga manakala
kita menemukan hasil belajar peserta didik yang tidak sesuai dengan harapan,
kita tidak boleh serta merta menyalahkan bahwa hanya intelegensi atau
kecerdasan mereka saja sebagai penyebabnya. Faktor-faktor tersebut harus
diperhatikan oleh para pendidik dan kalau mungkin harus dikondisikan
sedemikian rupa guna memperoleh hasil belajar yang betul-betul maksimal
(Nyayu khadijah, 2017).

2.4 Cara belajar yang baik


Cara belajar yang baik tentunya akan menghasilkan sesuatu yang baik pula dan
mampu mendukung tercapainya target belajar. Berikut dibawah ini beberapa cara
belajar yang baik yang dapat kita coba terapkan.

1. Pahami dengan baik apa yang perlu kita pelajari.


Sebelum memulai suatu hal, kita tentu harus memikirkan terlebih dahulu apa
yang perlu kita lakukan atau hal penting apa yang harus utamakan. Sama hal nya dengan
belajar, sebelum mulai menyusun jadwal dan belajar, kita tentu harus
mempertimbangkan materi dan topik apa yang akan kita pelajari dan tingkat
prioritasnya. Dengan begitu, pola belajar Anda menjadi lebih teratur, dan target belajar
tercapai. Sesuai jadwal belajar Anda dengan materi-materi yang akan dipelajari.

2. Atur jadwal belajar Anda


Buatlah jadwal belajar Anda dengan menyesuaikannya dengan jadwal rutinitas
sehari-hari Anda seperti sekolah, tidur, istirahat, bermain, bekerja, dan yang lainnya.
Pilihlah waktu yang tepat untuk jadwal belajar Anda yaitu waktu dimana Anda mood
untuk belajar dan merasa lebih berkonsentrasi. Dengan adanya jadwal belajar, Anda
dapat belajar dengan teratur dan waktu Anda dihabiskan dengan kegiatan yang
produktif. Usahakan untuk selalu menepati jadwal Anda, jangan ikuti rasa malas Anda,
segeralah lawan jika rasa malas itu muncul dan mulai fokus dengan jadwal yang sudah
Anda susun.

3. Usahakan Anda belajar di tempat yang nyaman


Umumnya, orang-orang menyukai belajar di tempat yang bersih dan terhindar
dari bau kurang sedap. Nah, jika Anda adalah salah satu diantaranya, maka usahakan
ruang belajar Anda bersih dan tidak bau agar Anda bisa berkonsentrasi belajar. Atau,
jika Anda merasa kurang bersemangat, mungkin Anda bisa mencari tempat belajar di
area yang terbuka daripada didalam ruangan. Untuk mengurasi rasa bosan, Anda bisa

13
mencoba belajar di beberapa tempat berbeda untuk mendapatkan suasana yang baru
dan mood yang baik.

4. Pahami kembali apa yang sudah dibaca atau dipelajari


Biasanya, agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan mendalam pada
suatu materi yang sudah dibaca atau dipelajari, Anda perlu mengulangnya kembali.
Perhatikan poin-poin penting dari materi yang Anda baca lalu pahami dan hafalkan.
Tentu akan sulit memahami keseluruhan materi sekaligus atau dengan sekali baca saja,
Anda perlu mengambil garis besarny kemudian menjabarkannya perlahan-lahan. Coba
terus ulang mengingat uraian-uraian dari garis besar tersebut.

5. Buatlah ringkasan atau poin penting dari bacaan atau materi Anda
Nah, setelah Anda memahami materi yang dibaca atau dipelajari, Anda perlu
membuat catatan dengan menuliskan ringkasan atau poin-poin penting dari materi
tersebut. Catatan tersebut berguna untuk membantu Anda mengingat kembali materi
yang sudah Anda pelajari di lain waktu ataupun saat itu juga. Hal ini tentu akan
membantu Anda saat Anda akan menghadapi ujian atau tes karena catatan tersebut
sudah berisi materi untuk persiapan ujian Anda.

6. Istirahatlah sejenak
Untuk menguji apakah Anda sudah mengerti dan memahami materi yang sudah
dipelajari maka Anda perlu melakukan uji mandiri. Hasil dari uji mandiri tersebut,
dapat Anda jadikan ukuran untuk mengenal seberapa jauh Anda sudah memahami
materi tersebut.

7. Lakukan belajar kelompok atau berdiskusi


Dengan melakukan belajar kelompok atau berdiskusi, Anda dapat berbagi
pengetahuan dengan teman-teman Anda. Anda dapat belajar dari mereka dan bertanya
untuk materi yang tidak dimengerti. Belajar kelompok dapat membangkitkan semangat
Anda untuk belajar lebih giat dan aktif. Anda dapat terpacu untuk belajar jika Anda
melihat teman-teman yang semangat belajar.

Anda dapat mengajari teman Anda yang kurang mampu di materi tertentu. Dengan
mengajari seseorang, ilmu Anda tidak akan berkurang malah Anda akan menjadi lebih
paham dan lebih mengingat materi yang Anda ajarkan.
8. Lakukan uji mandiri
Untuk menguji apakah Anda sudah mengerti dan memahami materi yang sudah
dipelajari maka Anda perlu melakukan uji mandiri. Hasil dari uji mandiri tersebut,
dapat Anda jadikan ukuran untuk mengenal seberapa jauh Anda sudah memahami
materi tersebut.
9. Tidak begadang
Begadang bukanlah kebiasaan baik yang patut Anda tiru. Usahakan untuk tidak
belajar sambil begadang. Tubuh Anda butuh istirahat dan besoknya Anda akan
beraktivitas kembali. Didalam kesehatan, begadang bukanlah kebiasaan yang baik dan
buruk bagi kesehatan seperti jantung. Begadang dapat mengurangi konsentrasi dan
daya ingat Anda. Tidur dan istirahatlah secara teratur.

14
10. Kenali gaya belajar Anda
Ada 3 tipe gaya belajar yaitu visual, auditori, dan kinestetis. Dengan mengenal
gaya belajar Anda, maka Anda bisa memilih metode belajar yang sesuai dengan diri
Anda sehingga hasilnya lebih maksimal dan efektif. Jika gaya belajar Anda adalah
visual maka Anda mungkin perlu menggunakan warna pada catatan. Jika gaya belajar
Anda adalah auditori maka buatlah lagu dari catatan Anda. Kemudian, jika gaya belajar
Anda adalah kinestetis maka cobalah melakukan gerakan sesuai catatan Anda.

11. Fokuskan perhatian Anda pada topik yang sedang dipelajari


Agar Anda bisa memahami materi dengan baik dan mampu mengingatnya
dalam jangka waktu yang lama maka Anda perlu berkonsentrasi dan fokus pada topik
yang sedang Anda pelajari. Cobalah untuk fokuskan perhatian Anda dan buang jauh-
jauh pikiran-pikiran lain yang dapat mengalihkan perhatian Anda.

12. Bertanyalah jika tidak paham


Jujurlah pada diri Anda sendiri, jangan takut bertanya jika tidak mengerti. Jika
Anda hanya berdiam diri saja maka persoalan yang Anda hadapi tidak akan selesai atau
selesai dalam waktu yang lama. Tidak mengetahui tentang suatu materi adalah hal yang
wajar jadi tidak perlu malu untuk bertanya. Belajar adalah sebuah proses, Anda tidak
dituntut untuk memahami banyak hal dalam satu waktu. (Nabilah hanani, 2019)

2.5 Cara transfer dan lupa saat belajar

1. Pengertian Transfer Dalam Belajar


Transfer dalam belajar yang lazim disebut Transfer belajar (transfer of learning) itu
mengandung arti pemindahan pengaruh atau pengaruh keterampilan melakukan sesuatu
terhadap tercapainya keterampilan melakukan sesuatu lainnya (Muhibbin Syah, 2011).
2. Ragam Transfer Belajar
Selanjutnya, menurut Gagne seorang education psychologist (pakar psikologi
pendidikan) yang mahsyur, transfer dalam belajar dapat digolongkan, yaitu :
a. transfer positif, yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya.
b. transfer negatif, yaitu transfer yang berefek buruk yaitu mempersukar atau mempesulit
terhadap kegiatan belajar selanjutnya.
c. transfer vertical (tegak lurus), yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan
belajar pengetahuan/keterampilan yang lebih tinggi atau rumit.
d. transfer lateral (ke arah samping), yaitu transfer yang berefek baik terhadap kegiatan
belajar pengetahuan/keterampilan yang sederajat.

15
3. Faktor-faktor yang mempengaruh adanya transfer dalam belajar
Faktor-faktor tersebut yaitu :
a. Proses belajar
Yaitu keterlibatan siswa dalam proses belajar, kecermatan dalam persepsi dan
kedalaman pengolahan materi yang semuanya berkaitan dengan cara belajar atau teknik
belajar efisien dan efektif.
b. Bahan atau materi bidang-bidang studi
metode dan prosedur kerja yang diikuti dan sikap yang dibutuhkan dalam bidang studi
yang bersangkutan.
c. Faktor-faktor subjektif dipihak siswa.
d. Sikap dan usaha guru.

1. Pengertian Lupa Dalam Belajar


Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi
kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Peristiwa lupa ini dapat terjadi secara
sengaja maupun tidak sengaja. Secara sengaja yaitu, ketika seseorang sengaja untuk melupakan
pengalaman-pengalaman yang telah terjadi terutama mengenai peristiwa yang tidak
menyenangkan. Sedangkan lupa yang terjadi secara tidak sengaja adalah lupa yang sering di
jumpai.
2. Faktor-faktor penyebab lupa
Penyebab Lupa Menurut Ngalim Purwanto dalam Syaiful Bahri Djaramah (2002) :
1. Karena apa yang dialami itu tidak pernah digunakan lagi atau tidak pernah dilatih atau
diingat lagi. Berkenaan dengan itu ada sebuah hukum yang berbunyi “law of
disuse”(hukum tak terpakai) yang dikemukakan oleh Thorndike. Hukum itu
menyebutkan hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lemah bila tidak ada
latihan.
2. Karena adanya hambatan-hambatan yang terjadi karena isi jiwa yang lain. Tidak baik
mencampur adukkan pelajaran-pelajaran dalam pikiran saat belajar; karena hal itu
justru akan menghambat satu sama lain. Maka tidak baik mempelajari materi yang
berbeda pada saat yang sama.
3. Karena depresi atau tekanan. Tanggapan-tanggapan/isi jiwa ditekan ke dalam
ketidaksadaran (alam bawah sadar) oleh ego. Karena terus menerus mengalami
tekanan, maka lama kelamaan akan menjadi lupa.

16
Beberapa penyebab terjadinya lupa karena tekanan:
1. Karena informasi (tanggapan, pengetahuan, kesan, dsb) yang diterima “kurang
menyenangkan”, sehingga secara sengaja menekannya hingga ke dalam
ketidaksadaran.
2. Karena informasi yang baru secara otomatis menekan informasi yang lama.
3. Karena informasi yang akan diingat kembali itu tertekan ke alam bawah sadar dengan
sendirinya sebab tak pernah digunakan.
4. Pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihalafalkan siswa.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk dapat mengurangi lupa yaitu:
a) Siswa harus memiliki motivasi belajar yang kuat terutama motivasi intrinsik.
b) Siswa harus memusatkan perhatiannya pada unsur-unsur bahan belajarnya.
c) Berusaha memperparui bekas-bekas ingatan yang tersimpan untuk menghindari lupa.
d) Untuk dapat memproduksi dan memunculkan kembali ingatan tersebut hendaknya
siswa menggunakan cara-cara yang tepat untuk memudahkannya.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang membawa perubahan
tingkah laku pada diri individu karena adanya usaha. Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
kegiatan atau usaha yang disadari untuk meningkatkan kualitas kemampuan atau tingkah laku
dengan menguasai sejumlah pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Tentunya, akan ada
perbedaan yang jelas didalam setiap individu sebelum dan sesudah dia belajar mengenai suatu
hal. Belajar dapat berasal dari pengalaman, bacaan/pengetahuan, pengamatan, aktivitas fisik
dan yang lainnya. Untuk membentuk individu dengan karakter dan pengetahuan yang baik
maka diperlukan proses pembelajaran yang baik dan mengarah kepada hal-hal yang positif.
Ada beberapa teori yang digunakan dalam belajar diantaranya teori behavioristik, teori
kognitif, teori konstruktivisme, dan teori humanistik. Tentunya, ada beberapa kekurangan dan
kelebihan dari teori-teori tersebut. Factor-factor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi 2 (dua), yaitu Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pembelajar (internal), yang
meliputi : faktor-faktor fisiologis dan faktor-faktor psikologis, Faktor-faktor yang berasal dari
luar diri pembelajar (eksternal), yang meliputi : faktor-faktor sosial dan faktor-faktor non
sosial. Setelah mengetahui pengertian belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
sebaiknya kita juga mengetahui bagaimana cara belajar yang baik. Cara belajar yang baik
tentunya akan menghasilkan sesuatu yang baik pula dan mampu mendukung tercapainya target
belajar. Transfer dalam belajar yang lazim disebut Transfer belajar ( transfer of learning ) itu
mengandung arti pemindahan keterampilan hasil belajar dari satu situasi kesituasi lainnya. Dan
adapun Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi
kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari.
3.2 Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan kurangnya referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis
banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ainul Yaqin, 2020. Pendidikan akhlak moral berbasis teori kognitif. PT RajaGrafindo Persada.

Djaramah, Syaiful Bahri. 2002. PSIKOLOGI BELAJAR. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Iswadi, 2018. Teori belajar. In media.

khadijah, Nyayu. 2017. psikologi pendidikan, cetakan ke empat, detik: Rajawali press.

Khadijah, Nyayu. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: IAIN Raen Fatah Press.

Nabilah Hannani, 2019. Pengertian belajar beserta tujuan dan teori belajar serta cara belajar
yang baik. Diakses pada 19 Desember 2021. Dari <https://www.nesabamedia.com/pengertian-
belajar/

Nandy, 2021. 4 Teori Belajar (Behavioristik, Kognitif, Konstuktivisme, & Humanistik). 19


Desember 2021. <https://www.gramedia.com/best-seller/teori-belajar/

Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.

Safnowandi, 2012. Teori Behaviorisme. Diakses pada 19 desember 2021. Dari


<https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/03/teoribehaviorisme/#:~:text=Behaviorisme%2
0adalah%20teori%20perkembangan%20perilaku,oleh%20respon%20pelajar%20terhadap%2
0rangsangan.&text=Aliran%20psikologi%20belajar%20yang%20sangat,hingga%20kini%20
adalah%20aliran%20behavioristik

Sudjana, Nana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.

Suprijono, Fikrie Fauzi. 2009. Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Metode Point Counter
Point (PCP) Pada Siswa Kelas IV SD NEGERI 03 Girimulyo Tahun pelajaran 2011/2012.
Diakses pada 18 Desember 2021. Dari
<http://eprints.ums.ac.id/21887/21/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

suryabrata, S., 2002. psikologi pendidikan, cetakan kesebelas, jakarta: Rajawali press.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Cetakan keenambelas.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. 2011. PSIKOLOGI BELAJAR. Cetakan kesebelas. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.

Yustinus Semiun, 2012. Teori-teori kepribadian Behavioristik. Kanisius.

Yustinus Semiun, 2021. Teori-teori kepribadian Humanistis. Kanisius.

Wahab, Rohmalina. 2018. Psikologi Belajar. Depok : Rajawali pers.

19

Anda mungkin juga menyukai