Anda di halaman 1dari 35

PEDOMAN

PENERAPAN SIMRS

Jl Hanafiah No 64/75 Kelurahan Imopuro, Metro Pusat, Kota Metro


Telp (+6725) 7852222 Fax (+6725) 7852222
Email : rumahsakitazizah@gmail.com
RUMAH SAKIT AZIZAH
JL. Hanafiah 64/75 Kelurahan Imopuro Metro Pusat
Telp. (0725) 7852222 Fax. (0725) 7852222
Email. rumahsakitazizah@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AZIZAH


NOMOR: 367.as/SK-DIR/RSA/V/2022

TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN SIMRS


UNIT INFORMASI DAN TEKNOLOGI
RUMAH SAKIT AZIZAH

DIREKTUR RUMAH SAKIT AZIZAH


Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas
pencatatan dan pelaporan semua kegiatan penyelenggaraan rumah
sakit di perlukan pedoman pengorganisasian sistem informasi
menejemen rumah sakit (SIMRS);
b. Bahwa dalam rangka tertib administrasi dan membantu
pelaksanaan tugas instalasi informasi dan teknologi (IT) RS Azizah
sebagai pengelola SIMRS di perlukan pedoman pengorganisasian
demi menjaga keberlangsungan kagiatan pelayanan di rumah sakit;
c. Bahwa pedoman pengorganisasian instalasi IT RS Azizah telah
disusun sebagai acuan pelaksanaan insformasi dan teknologi rumah
sakit;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b dan huruf c, perlu ditetapkan tanggal
pemberlakuan pedoman pengorganisasian instalasi informasi dan
teknologi pada RS Azizah dengan Keputusan Direktur

Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 48 tahun 2008 tentang Pembentukan Kota


Metro di Provinsi Lampung;
2. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan pemerintah nomer 4 tahun 2011 Tentang Informasi
Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem
Informasi Kesehatan;
6. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / MenKes / Per / III / 2008
Tentang Rekam Medis;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2013 TentangSistem Informasi Managemen Rumah Sakit;
9. Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 03 Tahun 2010 tentang
tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AZIZAH TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT IT RUMAH SAKIT
AZIZAH
Kesatu :Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Unit Informasi dan
Teknologi pada Rumah Sakit Azizah;
Kedua :Pedoman Pengorganisasian sebagaimana dimaksud dalam dictum
kesatu dijadikan sebagai acuan bagi penyelenggaraan informasi dan
teknologi di RS Azizah:
Ketiga : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Metro
Pada tanggal : 10 Mei 2022
Direktur,

dr. Evanney David


NIK.RSA.134.06.21
DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR ............................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
I. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT AZIZAH ........................................... 3
A. Sejarah Rumah Sakit ............................................................................................... 3
BAB III VISI MISI, MOTTO DAN TUJUAN RUMAH SAKIT .................................. 7
A. Visi........................................................................................................................... 7
B. Misi .......................................................................................................................... 7
C. Moto ......................................................................................................................... 7
D. Tujuan ...................................................................................................................... 7
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT AZIZAH .............................. 9
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT IT .............................................................. 10
BAB VI TATA HUBUNGAN KERJA............................................................................ 11
1. Tata Hubungan Kerja Internal ................................................................................. 11
2. Tata Hubungan Kerja Eksternal .............................................................................. 11
BAB VII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL ........................ 12
A. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil.............................................................. 12
BAB VIII KEGIATAN ORIENTASI ............................................................................. 14
BAB IX PERTEMUAN/RAPAT ..................................................................................... 16
BAB X PELAPORAN ..................................................................................................... 17

iv
Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Azizah
Nomor : 367.as/SK-DIR/RSA/V/2022

Tanggal : 10 Mei 2022

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin
maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya.
Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi
dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat
dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat
agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan
menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah
sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data
di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen
(SIM) rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit
dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi
Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat
penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit. Sistem
informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam
mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit
secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai

5
subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan
keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah
sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara
cepat, tepat dan akurat.

B. TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi
Manajemen di Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan
program kerja yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di Rumah Sakit Azizah.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan
panduan bagi pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerja SIM.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.

2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan
RS Azizah.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-
RS.
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan
yang menggunakan aplikasi tersebut.

3. Monitoring dan Evaluation


SIM-RS RS Azizah me-monitoring penggunaan aplikasi SIM, me-
maintenance aplikasi SIM, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada
permintaan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.

4. Analysis and Recommendation


Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil
monitoring yang dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut kemudian
berdiskusi dengan seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan
rekomendasi perbaikan sistem pelayanan.

6
5. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan
perbaikan agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang
lebih baik atau unggul.

D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL)

1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen, atau variable yang teroganisir, saling berinteraksi,
saling tergantung satu sama lain,
dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau
diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung fungsi operasi
organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan
strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan
kepada pihak luar tertentu dengan.

4. Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang


mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan
kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan.

7
5. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem
perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu
bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen,
teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk
memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk,
layanan, atau suatu strategi bisnis.
6. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang
terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang
tepatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di dalam
internet.
7. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer
yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU),
berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi.

E. LANDASAN HUKUM (REFERENSI)

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun


2008 Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi
tentang Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi
Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima,
atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat
dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer
atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada
tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau
perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

8
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik
adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis,
menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan Informasi Elektronik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan
Sistem Elektroni adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh
penyelenggara negara, Orang,Badan Usaha, dan/atau masyarakat .

9
BAB II

PENGORGANISASIAN UNIT KERJA SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN RUMAH SAKIT

A. GAMBARAN UMUM UNIT KERJA

SIM RS adalah sebuah Unit Kerja yang berguna untuk menata manajemen
RS yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Tiga poin penting dari sebuah
Rumah Sakit adalah pasien dan pegawai sebagai subjek, serta segala aktivitas
di

Rumah Sakit.

Pasien yang datang memiliki data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal
lahir, dan seterusnya.Pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja,
pangkat, dan seterusnya. Informasi-informasi yang demikian itu harus valid dan
konsisten. Karena itulah diperlukan sebuah sistem untuk menjaga kondisi

yang demikian itu.

Informasi ini bukan hanya terkait antara pasien dan karyawan tapi juga kepada
tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain. Sumber informasi ini
harus dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit

bisa ditingkatkan menjadi Rumah Sakit yang unggul dan profesional.

1. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah


Sakit Umum Daerah Metro bertanggung jawab dalam
pengelolaan aplikasi SIM RS, seperti yang berhubungan
dengan hak akses user, data pasien, tarif rumah sakit, dan
pemasangan SIM pada unit pelayanan terkait.
2. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit Umum
Daerah Metro bertanggung jawab dalam pengelolaan mesin absensi
10
fingerprint dan pendaftaran sidik jari pegawai serta pelaporan data
kehadiran pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Metro setiap
bulannya.

11
3. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah
Sakit Umum Daerah Metro bertanggung jawab
pengelolaan dan pengembangan website Rumah Sakit
Umum Daerah Metro. Website merupakan sarana untuk
berbagi informasi. Informasi-informasi yang dibagikan
tersebut ada yang bersifat statis dan dinamis.

B. VISI
Menjadi pelopor terpercaya dalam penerapan sistem teknologi informasi
dalam mendukung pelayanan rumah sakit.
C. MISI
1. Memberikan dukungan pengelolaan informasi untuk mendukung
kegiatan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
2. Mempelopori inovasi pengembangan sistem teknologi informasi
rumah sakit.
3. Menciptakan lingkungan akademik sebagai pusat
pembelajaran pengembangan sistem teknologi informasi
rumah sakit.

D. FALSAFAH UNIT

Falsafah SIM RS:


Memberikan pelayanan SIM RS yang paripurna, guna
mendukung dan menunjang pelayanan unit-unit terkait di rumah
sakit, agar pelayanan medis dan non-medis yang diberikan
kepada pasien dapat dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.

E. NILAI UNIT

Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya,


SIM RS mendukung penyediaan informasi, terutama tentang
pasien, dalam cara yang benar, relevan terbarukan, mudah
diakses oleh orang yang tepat pada tempat/lokasi yang berbeda
dan dalam format yang dapat digunakan. Transaksi data
pelayanan dikumpulkan, disimpan, diproses, dan
12
didokumentasikan untuk menghasilkan informasi tentang
kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit serta
biaya. Ini mengisyaratkan bahwa sistem informasi rumah sakit
harus mampu mengkomunikasikan data berkualitas tinggi antara
berbagai unit di rumah sakit.

F. STRUKTUR ORGANISASI UNIT


G. TUPOKSI DAN URAIAN TUGAS
1. Kasubag Rekam Medis dan Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Rumah Sakit Umum Daerah Metro
a. Tupoksi
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS

b. Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan kegiatan SIM Rumah Sakit
Umum Daerah Metro
2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM
Rumah Sakit Umum Daerah Metro
3. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan
kegitan di unit kerja SIM Rumah Sakit Umum Daerah
Metro.
2. Administrasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit
Umum Daerah Metro
a. Tupoksi
1. Mengelola aplikasi SIM RS
2. Mengelola dan mengembangkan website Rumah Sakit
Umum Daerah Metro
b. Uraian Tugas Staf Administrasi Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Rumah
Sakit Umum Daerah Metro :
1. Melakukan penginputan tindakan pasien pada Unit Pelayanan
2. Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada
aplikasi SIM RS jika diperlukan.
13
3. Input master tarif tindakan pada aplikasi SIMRS
4. Update master data Kelurahan, Kecamatan, dan
Kabupaten/Kota seluruh Indonesia pada aplikasi SIM RS
5. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan
aplikasi SIM RS pada tiap-tiap unit pelayanan.
6. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan.
7. Update defenition Anti Virus pada komputer/PC pada
tiap-tiap unit pelayanan.
8. Membuat Laporan Triwulan.
9. Mengikuti rapat
c. Uraian Tugas Staf Instalasi dan Hardware Sistem Informasi
Manajemen (SIM) Rumah Sakit Umum Daerah Metro.
1. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan
aplikasi SIM RS pada tiap-tiap unit pelayanan
2. Melakukan void obat pada aplikasi SIM RS jika diperlukan
3. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan
4. Melakukan Service dan Maintenance
Program Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit berupa Penginstalan dan Upgrade
SIMRS RSUD Metro.
5. Perancangan dan Development Website Rumah Sakit
Umum Daerah Metro
6. Maintenance dan Update Data Website Rumah Sakit
Umum Daerah Metro
7. Maintenance dan Repair PC Sistem Operasi serta Update
definition pada Komputer Unit RSUD Metro.
8. Setup dan Maintenance Internet Information di
Instalasi SIM RSUD Metro.

14
B. TATA HUBUNGAN KERJA

a. Tata Hubungan Kerja Internal

Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam


suatu organisasi merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan
pengertian tersebut tata hubungan kerja perlu dibuat untuk unit-unit kerja
yang cenderung tumpang tindih atau memang memerlukan kerjasama
yang harus diatur dengan tata hubungan kerja. tata hubungan kerja perlu
dibuat terutama untuk tugas- tugas yang bersifat strategis yang
memerlukan kejelasan peran, wewenang dan tanggung jawab dari
masing-masing unit kerja. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan
dalam penyusunan tata hubungan
kerja internal adalah :
1. Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau
benar-benar memerlukan pengaturan kerja sama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas.
3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas.
4. Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas, sesuai dengan peran masing-
masing unit.
b. Tata Hubungan Kerja Eksternal

Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara


unit- unit kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar
organisasi tersebut. Hubungan kerja dengan unit organisasi lain
tersebut dapat berupa kerjasama lintas program ataupun lintas sektor.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi dapat
berbentuk :

15
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara dua atau lebih unit organisasi yang secara teknis
mempunyai fungsi yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya
dan daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.
C. PENILAIAN KINERJA (KINERJA UNIT DAN INDIVIDU)

a. KPI UNIT

 INDIKATOR INPUT

1. Ketersedian SOP Unit SIM


Judul Ketersediaan SOP Unit Kerja SIM
Dimensi mutu Efektivitas, Efisiensi Pelayanan
Tersedianya Standard Operational Prosedure
Tujuan
(SPO) unit
SIM
Standard Operational Prosedure (SPO)
Definisi operasional adalah Standar prosedur yang seharusnya ada
untuk optimalisasi pelayanan
rumah sakit
Frekuensi pengumpulan data 1 Tahun
Periode analisis 1 Tahun
Numerator Jumlah SPO unit SIM yang tersedia
Denominator Jumlah SPO yang seharusnya ada sesuai standar
Sumber data Sub Komite penjaminan Mutu dan Patient Safety
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

2. Tersedianya Dokumen Laporan Kinerja Triwulan Unit Kerja SIM


Judul Ketersediaan Laporan Operasional SIM
Dimensi mutu Akuntabilitas
Tujuan Mengetahui kinerja dari unit kerja SIM
Laporan Kinerja triwulan merupakan laporan
Definisi operasional
yang berisi tentang kinerja unit SIM setiap
triwulannya.
Frekuensi pengumpulan data 3 Bulan
Periode analisis 2 Minggu
Numerator 1
Denominator 1
Sumber data Unit Kerja SIM
Standar Tersedianya Laporan Triwulan
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM
16
 INDIKATOR PROSES
3. Persentase Laporan yang Diselesaikan Tepat Waktu Unit Kerja
SIM
Judul Persentase pengumpulan laporan
Dimensi mutu Ketepatan
Mengetahui persentase pengumpulan laporan
Tujuan
setiap unit kerja secara tepat waktu.
Laporan yang berisi tingkat perkembangan
Definisi operasional
ketepatan penyelesaian laporan triwulan selama
satu tahun
Frekuensi pengumpulan data 1 Tahun
Periode analisis 2 Minggu
Jumlah laporan yang terkumpul tepat waktu
Numerator
selama 1 tahun pertriwulannya
Jumlah laporan keseluruhan yang seharusnya
Denominator
terkumpul (4
buah)
Sumber data Unit Kerja SIM
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

4. Waktu tanggap penanganan keluhan penginputan SIM


Rumah Sakit Umum Daerah Metro
Judul Penanganan Keluhan penginputan SIM
Dimensi mutu Kenyamanan
Terselenggaranya penanganan keluhan dalam
Tujuan
penginputan SIM yang tepat waktu.
Waktu tanggap penanganan adalah waktu yang
diperlukan dalam menangani keluhan pada
Definisi operasional
penginputan SIM Rumah Sakit Umum
Daerah Metro sejak diterima keluhan
sampai keluhan terselesaikan
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan
Periode analisis 1 Minggu
Jumlah kumulatif waktu tunggu penanganan
Numerator
keluhan sejak diterima keluhan sampai keluhan
terselesaikan
Denominator Jumlah seluruh keluhan yang masuk
Sumber data SIM
Standar <15 Menit
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

17
6. Memperbaharui konten website Rumah Sakit Umum Daerah
Metro
Judul Konten website Rumah Sakit Umum Daerah
Metro
Dimensi mutu Ketepatan
Memberikan informasi terkini mengenai
Tujuan
Rumah Sakit
Umum Daerah Metro
Pembaharuan konten website adalah
Definisi operasional memperbaharui konten-konten
di dalam website dalam jangka waktu
tertentu
Frekuensi pengumpulan data 2 kali sepekan
Periode analisis 1 Bulan
Numerator Jumlah konten yang terupdate
Denominator Konten terupdate 2 kali sepekan
Dari setiap instalasi/unit kerja Rumah Sakit
Sumber data Umum Daerah
Metro
Target Minimal 2 konten artikel sepekan
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

18
 INDIKATOR OUTPUT
7. Kepuasan pengguna SIM RS
Judul Kepuasan Pengguna SIM RS
Dimensi mutu Kenyamanan
Terselenggaranya penggunaan SIM RS
Tujuan
yang mampu
memberikan kepuasan pengguna
Kepuasan adalah pernyataan puas oleh
Definisi operasional
pengguna terhadap
SIM RS
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan
Periode analisis 1 Minggu
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan
pengguna SIM
Denominator Jumlah seluruh pengguna SIM RS
Sumber data Survei
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM

D. KEGIATAN ORIENTASI/DIKLAT

Salah satu tahapan manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan di


Rumah Sakit Umum Daerah Metro adalah program orientasi baik untuk pegawai
baru atau pegawai lama. Program ini dapat dilakukan manakala rumah sakit
memperoleh pegawai baru ataupun tidak.

Orientasi umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara
non teknis, terutama memahami company profile dan team work building.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Bagian SDM bekerjasama dengan Bagian
Diklat dan Instalasi Diklat. Sedangkan orientasi khusus berfokus pada pengenalan
dan adaptasi lingkungan kerja secara teknis dan dilaksanakan oleh unit kerja
dimana pegawai baru tersebut ditempatkan.

Melalui program orientasi umum, pegawai baru diperkenalkan dengan struktur


organisasi, visi, misi, falsafah, tujuan, nilai-nilai dan budaya organisasi Rumah
Sakit Umum Daerah Metro. Disamping itu, pegawai yang mengikuti orientasi
juga dibekali pemahaman tentang produk layanan, sistem keselamatan pasien dan
prinsip-prinsip kerjasama tim.
19
E. PERTEMUAN/RAPAT (RAPAT RUTIN,INSIDENTIL

Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk
membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui rapat
berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi
dapat dirumuskan. Pada unit kerja SIM-Rumah Sakit Umum Daerah Metro, rapat
internal dilakukan setiap bulan dengan tujuan untuk membahas dan mengevaluasi
kerja staf SIM-RS. Selain itu, dalam rapat tersebut membahas tentang masalah-
masalah yang terjadi selama satu bulan dan mencari pemecahan masalahnya.
Rapat internal tersebut dihadiri oleh kepala unit kerja SIM-Rumah Sakit Umum
Daerah Metro, staf SIM-RS, maupun staf dari unit terkait yang berkaitan dengan
pembahasan pada saat rapat.

20
F. PELAPORAN (HARIAN, BULANAN, TAHUNAN)

Laporan merupakan suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan


ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari
bawahan kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang (authority) dan
tanggung jawab (responsibility) yang ada antara mereka. Pelaporan yang ada di
unit SIM-Rumah Sakit Umum Daerah Metro, yakni pelaporan bulanan. Pelaporan
bulanan ini berupa laporan triwulan KPI (Key Performance Indikator). Laporan
KPI merupakan laporan yang berisi pencapaian indikator-indikator kinerja dari
unit kerja SIM-RS ini. Laporan ini memperlihatkan jumlah persentase pencapaian
tiap indikator per bulannya.

BAB III
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual
Basiq/Java

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa
jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses
pengelolaan SIM-Rumah Sakit Umum Daerah Metro dan tugas-tugas yang
dilakukan oleh petugas SIM-Rumah Sakit Umum Daerah Metro. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah staf SIM-RS yang saat ini berjumlah 6 orang dengan jadwal
kerja shift yang telah ditetapkan.

21
C. JADWAL KERJA/SHIFT

Shift pagi : 07.00 – 14.00


Shift siang : 14.00 – 20.00
Shift Malam : 20.00 – 08.00

Jadwal Normal

Senin – Kamis : 08.00 – 15.00


Jumat : 08.00 – 11.30
Sabtu : 08.00 – 14.00

BAB IV STANDAR FASILITAS

A. STANDAR RUANGAN DAN DENAH

B. Ruangan operator

Ruangan operator adalah ruang khusus bagi pegawai SIM RS untuk


memonitoring berjalannya aplikasi Medifirst2000 di seluruh area
Rumah Sakit yang menggunakannya. Melalui ruangan ini, pegawai
SIM RS selain memonitoring, juga melakukan maintenance,
perbaikan data, dan seluruh tugas pokok dan fungsi
yang telah diuraikan sebelumnya.
Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi
Rumah Sakit, maka letaknya seharusnya tidak berdekatan dengan area
publik yang biasa diakses dengan mudah oleh siapa saja, bahkan bagi
yang tidak berkepentingan. Biasanya ruangan SIM RS berdekatan
dengan ruang direksi ataupun tempat-tempat yang
tidak terlalu strategis lainnya.
Lebih detil tentang standard ruangan untuk SIM RS, karena ruangan
ini harus terus berada dalam pengawasan selama 24 jam, itu berarti
seharusnya pegawai SIM RS bertugas 24 jam penuh dalam sistem
shift. Dengan keadaan seperti ini, ruangan SIM RS harus memiliki
kenyamanan dan fasilitas yang memadai.

22
Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang
menyimpan seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya
berdekatan dengan ruang SIM RS agar lebih mudah dimonitoring
dan dijangkau bila terjadi masalah. Selain itu, di dalam ruangan
server perangkat elektronik yang ada harus tetap menyala 24 jam.
Karena itu untuk mencegah kerusakan perangkat akibat suhu yang
panas, ruangan harus tertutup dan dingin.

23
C. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-
komponen
berikut ini:
a. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan
scanner.
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses
data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian
dari sistem secara keseluruhan.

c. Komponen basis data


Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras
komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk
efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket
yang disebut DBMS (Database Management System).
d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air, debu, kecurangankecurangan, kegagalankegagalan sistem
itu sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa
pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa
halhal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur
terjadi kesalahan kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

24
BAB V

TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA PELAYANAN


SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS

A. TATA LAKSANA DIKLAT & PENELITIAN DI INSTALASI SIM-RS

Pelatihan dan pendidikan bagi pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Metro
secara keseluruhan dilakukan secara bertahap dengan berbagai kualifikasi.
Sebelum mulai bekerja, pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Metro yang baru
wajib mengikuti orientasi selama 3 hari. Orientasi Pegawai Baru ini diberikan
sebagai pengenalan awal mengenai rumah sakit, mulai dari orientasi ruangan,
budaya rumah sakit, direksi dan staf rumah sakit dan tentu saja sesama pegawai
rumah sakit yang baru. Selanjutnya pegawai rumah sakit secara berkala diberikan
berbagai jenis pelatihan. Materi-materi pelatihan yang harus diikuti merupakan
kualifikasi standar yang harus dimiliki oleh seseorang yang bekerja di area rumah
sakit, seperti pelatihan Fire Fighting, Pencegahan Infeksi dan sebagainya.

25
BAB VI
LOGISTIK

Pengertian

Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah


melaksanakan fungsi logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun
kenyataannya tidak selalu mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian dari
instantsi yang tugasnya adalah menyediakan barang atau bahan yang dibutuhkan
untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada
waktu yang tepat dengan harga serendah mungkin.

Tujuan

Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar


tersedianya barang yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana
dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu agar
persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pencurian, penyusutan, dll.

Logistik SIM Rumah Sakit Umum Daerah Metro

1. Komponen Input dan Output


Komponen input dan output adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer,
dan scanner.
2. Komponen Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer
dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan
dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di

26
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna
untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database
Management System).
3. Komponen Penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis tugas-
tugas SIM RS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis kantor yang
standar.

27
BAB VII

KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO

A. PENGERTIAN

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah


sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).


Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi,
menilai dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan
atau meminimalkan dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah
kegiatan berupa identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan
kerugian pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasinya
sendiri.

B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun
kesadaran terhadap keselamatan pasien serta
terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk
menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah sakit,
untuk mengurangi kejadian yang tidak diharapkan (KTD),
serta untuk melaksanakan program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak
diharapkan.

28
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas
medis lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program
keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya
perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan
limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga „concern‟ keselamatan dan
hak- hak pasien yang masuk kedalam program patient safety. Merujuk kepada
peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber “best practices”
yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for Occupational
Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the
Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US Environmental
Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA
adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National Safety Council
(NSC), 41% petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan oleh
penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan
dengan sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan terhadap 165 laboratorium
klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak adalah needle
sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan tergores (21%).
Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan faktor
predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo
merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan di kalangan
petugas rumah sakit.

Keselamatan Kerja pada Unit Kerja SIM RS

29
Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan peralatan
utama dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama melaksanakan
tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS juga turut
memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi
psikologis.

- Keselamatan Kerja ditinjau dari Instalasi Peralatan Kerja


 Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM
RS, penggunaan dan peletakan kabel-kabel
yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf.
Misalnya kabel-kabel yang tidak rapi dan
dibiarkan berserakan begitu
saja.
 Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu
dekat dengan
staf juga beresiko bagi kesehatan staf yang
efeknya terlihat beberapa tahun yang akan datang.
 Penggunaan PC yang terlalu lama juga
memengaruhi kesehatan staf dari sisi
penglihatan dan paparan radiasi komputer
dalam jangka waktu yang lama.

- Keselamatan Kerja ditinjau dari Budaya dan Perilaku Kerja

Budaya dan perilaku staf SIM RS memengaruhi keselamatan psikologis staf.


Pengaturan jadwal shift dan jam kerja yang tidak tepat akan mengganggu
kenyamanan staf dalam bekerja.

30
BAB IX

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pada unit SIM Rumah Sakit Umum Daerah Metro akan
mengarah pada keakuratan data atau informasi yang ada di dalam sistem.
Informasi yang terdaoat dalam sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat,
tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS juga memiliki data,
seperti nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan
RS dan lain-lain.

A. Nilai Informasi

Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems:


Theory and Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat
sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh

Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh


keluaran informasi. Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi
berapa nilainya
bagi pemakai informasi, sulit mengukurnya.

2. Sifat luas dan lengkapnya

Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti
hanya mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai
keluaran informasinya.
Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan
keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang
besar, maka biasanya terjasi dua jenis kesalahan, yakni
kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.

31
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam
hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus
ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Semua keluaran
lainnya tidak berguna akan tetapi masalah mempersiapkannya. Sifat
ini sulit mengukurnya.
5. Ketepatan waktu

Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek,
daripada siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan
dan pelaporan keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi
itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa
hal ketepatan waktu dapat diukur.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-
istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya
yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran
informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi
juga dengan lebih dari seorang pengambilan keputusan. Sifat ini
sulit mengukurnya, akan tetapi dalam banyak hal dapat diberikan
nilai yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa
pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai
pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya
keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan
kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat diukur Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan
dari sistem informasi formal. meskipun kabar angin, desas-desus,
dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap sebagai
informasi, hal-hal tersebut berada diluar lingkup pembicaraan kita.

32
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan
untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang
“rata-rata”

akan menjadi optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang akan


mengakibatkan suatu kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak
memberikan perkiraan daripada memberikan angka yang pasti.

Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan, menurut Gordon B.


Davis, adalah sebagai berikut :

1. Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas


kemungkinan- kemungkinan sebelumnya.
2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk
memperoleh informasi sampel.
3. Tentukan ukuran sampel yang optimal.
4. Sampel
5. Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data
sampel.

B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh
penyimpangan atau kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan
dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen
sejarah yang salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan (misalnya kesalahan
program
komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja

33
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi
melalui prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan
menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar
para pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi

34
PENUTUP

Pedoman pengorganisasian unit kerja SIM-Rumah Sakit Umum Daerah Metro


diharapkan dapat memberikan kejelasan peran, fungsi dan kewenangan unit kerja
SIM- RS sehingga dapat meningkatkan kinerja dari unit ini.
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah
mengikuti perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan
fungsi, kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan . Untuk itu
pedoman ini harus dievaluasi secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana
kebijakan dan program di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Metro

35

Anda mungkin juga menyukai