PENERAPAN SIMRS
TENTANG
Ditetapkan di : Metro
Pada tanggal : 10 Mei 2022
Direktur,
iv
Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Azizah
Nomor : 367.as/SK-DIR/RSA/V/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin
maju. Sehingga rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya.
Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi
dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat
dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat
agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan
menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah
sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data
di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen
(SIM) rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit
dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi
Manajemen (SIM) berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat
penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit. Sistem
informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam
mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit
secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai
5
subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan
keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah
sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara
cepat, tepat dan akurat.
B. TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi
Manajemen di Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan
program kerja yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di Rumah Sakit Azizah.
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan
RS Azizah.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-
RS.
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan
yang menggunakan aplikasi tersebut.
6
5. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan
perbaikan agar sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang
lebih baik atau unggul.
1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen, atau variable yang teroganisir, saling berinteraksi,
saling tergantung satu sama lain,
dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau
diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung fungsi operasi
organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan
strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan
kepada pihak luar tertentu dengan.
4. Sistem Informasi
7
5. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem
perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu
bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen,
teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk
memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk,
layanan, atau suatu strategi bisnis.
6. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang
terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang
tepatnya berada di dalam World Wide Web (WWW) di dalam
internet.
7. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer
yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU),
berkomunikasi, dan dapat mengakses informasi.
8
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik
adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis,
menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan Informasi Elektronik.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan
Sistem Elektroni adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh
penyelenggara negara, Orang,Badan Usaha, dan/atau masyarakat .
9
BAB II
SIM RS adalah sebuah Unit Kerja yang berguna untuk menata manajemen
RS yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Tiga poin penting dari sebuah
Rumah Sakit adalah pasien dan pegawai sebagai subjek, serta segala aktivitas
di
Rumah Sakit.
Pasien yang datang memiliki data pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal
lahir, dan seterusnya.Pegawai RS juga memiliki data, seperti nama, unit kerja,
pangkat, dan seterusnya. Informasi-informasi yang demikian itu harus valid dan
konsisten. Karena itulah diperlukan sebuah sistem untuk menjaga kondisi
Informasi ini bukan hanya terkait antara pasien dan karyawan tapi juga kepada
tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain. Sumber informasi ini
harus dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit
11
3. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah
Sakit Umum Daerah Metro bertanggung jawab
pengelolaan dan pengembangan website Rumah Sakit
Umum Daerah Metro. Website merupakan sarana untuk
berbagi informasi. Informasi-informasi yang dibagikan
tersebut ada yang bersifat statis dan dinamis.
B. VISI
Menjadi pelopor terpercaya dalam penerapan sistem teknologi informasi
dalam mendukung pelayanan rumah sakit.
C. MISI
1. Memberikan dukungan pengelolaan informasi untuk mendukung
kegiatan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
2. Mempelopori inovasi pengembangan sistem teknologi informasi
rumah sakit.
3. Menciptakan lingkungan akademik sebagai pusat
pembelajaran pengembangan sistem teknologi informasi
rumah sakit.
D. FALSAFAH UNIT
E. NILAI UNIT
b. Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan kegiatan SIM Rumah Sakit
Umum Daerah Metro
2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM
Rumah Sakit Umum Daerah Metro
3. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan
kegitan di unit kerja SIM Rumah Sakit Umum Daerah
Metro.
2. Administrasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit
Umum Daerah Metro
a. Tupoksi
1. Mengelola aplikasi SIM RS
2. Mengelola dan mengembangkan website Rumah Sakit
Umum Daerah Metro
b. Uraian Tugas Staf Administrasi Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Rumah
Sakit Umum Daerah Metro :
1. Melakukan penginputan tindakan pasien pada Unit Pelayanan
2. Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada
aplikasi SIM RS jika diperlukan.
13
3. Input master tarif tindakan pada aplikasi SIMRS
4. Update master data Kelurahan, Kecamatan, dan
Kabupaten/Kota seluruh Indonesia pada aplikasi SIM RS
5. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan
aplikasi SIM RS pada tiap-tiap unit pelayanan.
6. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan.
7. Update defenition Anti Virus pada komputer/PC pada
tiap-tiap unit pelayanan.
8. Membuat Laporan Triwulan.
9. Mengikuti rapat
c. Uraian Tugas Staf Instalasi dan Hardware Sistem Informasi
Manajemen (SIM) Rumah Sakit Umum Daerah Metro.
1. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan
aplikasi SIM RS pada tiap-tiap unit pelayanan
2. Melakukan void obat pada aplikasi SIM RS jika diperlukan
3. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan
4. Melakukan Service dan Maintenance
Program Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit berupa Penginstalan dan Upgrade
SIMRS RSUD Metro.
5. Perancangan dan Development Website Rumah Sakit
Umum Daerah Metro
6. Maintenance dan Update Data Website Rumah Sakit
Umum Daerah Metro
7. Maintenance dan Repair PC Sistem Operasi serta Update
definition pada Komputer Unit RSUD Metro.
8. Setup dan Maintenance Internet Information di
Instalasi SIM RSUD Metro.
14
B. TATA HUBUNGAN KERJA
15
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara dua atau lebih unit organisasi yang secara teknis
mempunyai fungsi yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya
dan daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.
C. PENILAIAN KINERJA (KINERJA UNIT DAN INDIVIDU)
a. KPI UNIT
INDIKATOR INPUT
17
6. Memperbaharui konten website Rumah Sakit Umum Daerah
Metro
Judul Konten website Rumah Sakit Umum Daerah
Metro
Dimensi mutu Ketepatan
Memberikan informasi terkini mengenai
Tujuan
Rumah Sakit
Umum Daerah Metro
Pembaharuan konten website adalah
Definisi operasional memperbaharui konten-konten
di dalam website dalam jangka waktu
tertentu
Frekuensi pengumpulan data 2 kali sepekan
Periode analisis 1 Bulan
Numerator Jumlah konten yang terupdate
Denominator Konten terupdate 2 kali sepekan
Dari setiap instalasi/unit kerja Rumah Sakit
Sumber data Umum Daerah
Metro
Target Minimal 2 konten artikel sepekan
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM
18
INDIKATOR OUTPUT
7. Kepuasan pengguna SIM RS
Judul Kepuasan Pengguna SIM RS
Dimensi mutu Kenyamanan
Terselenggaranya penggunaan SIM RS
Tujuan
yang mampu
memberikan kepuasan pengguna
Kepuasan adalah pernyataan puas oleh
Definisi operasional
pengguna terhadap
SIM RS
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan
Periode analisis 1 Minggu
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan
pengguna SIM
Denominator Jumlah seluruh pengguna SIM RS
Sumber data Survei
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM
D. KEGIATAN ORIENTASI/DIKLAT
Orientasi umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara
non teknis, terutama memahami company profile dan team work building.
Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Bagian SDM bekerjasama dengan Bagian
Diklat dan Instalasi Diklat. Sedangkan orientasi khusus berfokus pada pengenalan
dan adaptasi lingkungan kerja secara teknis dan dilaksanakan oleh unit kerja
dimana pegawai baru tersebut ditempatkan.
Rapat merupakan bentuk komunikasi yang dihadiri oleh beberapa orang untuk
membicarakan dan memecahkan permasalahan tertentu, dimana melalui rapat
berbagai permasalahan dapat dipecahkan dan berbagai kebijaksanaan organisasi
dapat dirumuskan. Pada unit kerja SIM-Rumah Sakit Umum Daerah Metro, rapat
internal dilakukan setiap bulan dengan tujuan untuk membahas dan mengevaluasi
kerja staf SIM-RS. Selain itu, dalam rapat tersebut membahas tentang masalah-
masalah yang terjadi selama satu bulan dan mencari pemecahan masalahnya.
Rapat internal tersebut dihadiri oleh kepala unit kerja SIM-Rumah Sakit Umum
Daerah Metro, staf SIM-RS, maupun staf dari unit terkait yang berkaitan dengan
pembahasan pada saat rapat.
20
F. PELAPORAN (HARIAN, BULANAN, TAHUNAN)
BAB III
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual
Basiq/Java
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa
jumlah staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses
pengelolaan SIM-Rumah Sakit Umum Daerah Metro dan tugas-tugas yang
dilakukan oleh petugas SIM-Rumah Sakit Umum Daerah Metro. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah staf SIM-RS yang saat ini berjumlah 6 orang dengan jadwal
kerja shift yang telah ditetapkan.
21
C. JADWAL KERJA/SHIFT
Jadwal Normal
B. Ruangan operator
22
Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang
menyimpan seluruh data milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya
berdekatan dengan ruang SIM RS agar lebih mudah dimonitoring
dan dijangkau bila terjadi masalah. Selain itu, di dalam ruangan
server perangkat elektronik yang ada harus tetap menyala 24 jam.
Karena itu untuk mencegah kerusakan perangkat akibat suhu yang
panas, ruangan harus tertutup dan dingin.
23
C. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-
komponen
berikut ini:
a. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan ke dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan
scanner.
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses
data, menghasilkan dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian
dari sistem secara keseluruhan.
24
BAB V
Pelatihan dan pendidikan bagi pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Metro
secara keseluruhan dilakukan secara bertahap dengan berbagai kualifikasi.
Sebelum mulai bekerja, pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Metro yang baru
wajib mengikuti orientasi selama 3 hari. Orientasi Pegawai Baru ini diberikan
sebagai pengenalan awal mengenai rumah sakit, mulai dari orientasi ruangan,
budaya rumah sakit, direksi dan staf rumah sakit dan tentu saja sesama pegawai
rumah sakit yang baru. Selanjutnya pegawai rumah sakit secara berkala diberikan
berbagai jenis pelatihan. Materi-materi pelatihan yang harus diikuti merupakan
kualifikasi standar yang harus dimiliki oleh seseorang yang bekerja di area rumah
sakit, seperti pelatihan Fire Fighting, Pencegahan Infeksi dan sebagainya.
25
BAB VI
LOGISTIK
Pengertian
Tujuan
26
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna
untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database
Management System).
3. Komponen Penunjang
Komponen penunjang adalah komponen pelengkap yang membantu teknis tugas-
tugas SIM RS seperti alat tulis menulis, kertas, dan jenis alat tulis kantor yang
standar.
27
BAB VII
A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun
kesadaran terhadap keselamatan pasien serta
terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk
menciptakan budaya keselamatan pasien di rumah sakit,
untuk mengurangi kejadian yang tidak diharapkan (KTD),
serta untuk melaksanakan program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak
diharapkan.
28
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas
medis lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program
keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu dilaksanakan, misalnya
perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi, penanganan
limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga „concern‟ keselamatan dan
hak- hak pasien yang masuk kedalam program patient safety. Merujuk kepada
peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber “best practices”
yang berlaku secara Internasional, seperti National Institute for Occupational
Safety and Health (NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the
Occupational Safety and Health Administration (OSHA), the US Environmental
Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data tahun 1988, 4% pekerja di USA
adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The National Safety Council
(NSC), 41% petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan oleh
penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan
dengan sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan terhadap 165 laboratorium
klinis di Minnesota memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak adalah needle
sticks injury (63%) diikuti oleh kejadian lain seperti luka dan tergores (21%).
Selain itu pekerja di rumah sakit sering mengalami stres, yang merupakan faktor
predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan. Ketegangan otot dan keseleo
merupakan representasi dari low back injury yang banyak didapatkan di kalangan
petugas rumah sakit.
29
Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan peralatan
utama dan penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama melaksanakan
tugasnya. Selain dari perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS juga turut
memengaruhi keselamatan staf tidak hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi
psikologis.
30
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada unit SIM Rumah Sakit Umum Daerah Metro akan
mengarah pada keakuratan data atau informasi yang ada di dalam sistem.
Informasi yang terdaoat dalam sistem meliputi data pasien, seperti nama, alamat,
tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS juga memiliki data,
seperti nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan
RS dan lain-lain.
A. Nilai Informasi
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti
hanya mengenai volumenya, akan tetapi juga mengenai
keluaran informasinya.
Sifatnya ini sangat kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan
keluaran informasi. Dalam hubungannya dengan volume data yang
besar, maka biasanya terjasi dua jenis kesalahan, yakni
kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
31
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam
hubungannya dengan permintaan para pemakai. Isi informasi harus
ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi. Semua keluaran
lainnya tidak berguna akan tetapi masalah mempersiapkannya. Sifat
ini sulit mengukurnya.
5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek,
daripada siklus dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan
dan pelaporan keluaran kepada para pemakai. Biasanya agar informasi
itu tepat waktu, lamanya siklus ini harus dikurangi. Dalam beberapa
hal ketepatan waktu dapat diukur.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-
istilah yang tidak jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya
yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran
informasi tidak hanya dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi
juga dengan lebih dari seorang pengambilan keputusan. Sifat ini
sulit mengukurnya, akan tetapi dalam banyak hal dapat diberikan
nilai yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa
pemakai informasi untuk menguji keluaran informasi dan sampai
pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya
keinginan untuk mengubah informasi guna mendapatkan
kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat diukur Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan
dari sistem informasi formal. meskipun kabar angin, desas-desus,
dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering dianggap sebagai
informasi, hal-hal tersebut berada diluar lingkup pembicaraan kita.
32
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan
untuk memilih keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang
“rata-rata”
B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh
penyimpangan atau kesalahan. Menurut Gordon B. Davis kesalahan
dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen
sejarah yang salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan (misalnya kesalahan
program
komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
33
Kesulitan karena peyimpangan dapat ditangani dalam pengolahan informasi
melalui prosedur untuk menemukan dan mengukur penyimpangan dan
menyesuaikannya. Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan :
1. Kontrol intern untuk menemukan kesalahan
2. Pemeriksaan intern dan extern
3. Penembahan “batas kepercayaan” kepada data,
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengolahan dan pengukuran agar
para pemakai dapat menilai kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi
34
PENUTUP
35