Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN

PENGELOLAAN SIMRS
PEMERINTAH KOTA GORONTALO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF.DR.H. ALOEI SABOE
Jln. Prof.Dr.H. Aloei Saboe No. 92 🕾 (0435) 821218 Fax. (0435) 822753

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO
NOMOR : 19.3/SK/DIR/RSAS/I/2023

TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS)
DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO

DIREKTUR,

Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 52 Ayat (1) Undang-Undang


Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit
wajib melakukan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan
penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit;
b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 3 Ayat (1) Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 tentang
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit bahwa Setiap Rumah
Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan keputusan direktur
tentang Pedoman Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIMRS) di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr.
H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 298 dan Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang Perumah-sakitan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 57,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6659);.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2013 Tentang
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 87);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 24 tahun 2022 Tentang
Rekam Medik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 829);
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
7. Keputusan Walikota Gorontalo Nomor : 821.2/BKPP/II/2078
tanggal 15 Juli 2021 tentang Pengangkatan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Pedoman Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


(SIMRS) di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe
Kota Gorontalo sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini

PERTAMA : Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU


Pengelolaan digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan informasi
di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo.

KEDUA : Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Sistem Informasi


Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dilaksanakan oleh Direktur
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo melalui kepala
Bidang Perencanaan;

KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Gorontalo
pada tanggal 13 Januari 2023
DIREKTUR,

dr. ANDANG ILATO, SH., MM


Pembina Utama Muda
Nip. 19640430 199803 1002
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF.
DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO
NOMOR : 19.3/SK/DIR/RSAS/I/2023
TENTANG : PEDOMAN PENGELOLAAN SIMRS RSUD PROF. DR. H. ALOEI
SABOE

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi sebagai lembaga
sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan
keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak ditemukannya penyakit-
penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju. Sehingga rumah sakit
dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak
mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-
kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM)
serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif,
efektif, efisien dan menguntungkan.

Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Kementrian Kesehatan


RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta.
Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain
dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan
kecepatan pelayanannya.

Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data di rumah
sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM) rumah sakit.
Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit dalam meningkatkan
efesiensi dan efektifitas pekerjaan.Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis
komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan
mutlak – untuk operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah
satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut.
Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem
informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai
pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
adalah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur
proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara
cepat, tepat dan akurat.
TUJUAN

Pedoman Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen di Rumah Sakit ini disusun untuk
menjadi dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja yang terkait dengan
kegiatan SIMRS di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

RUANG LINGKUP

1. Manajemen informasi
2. Teknologi Informasi Kesehatan

KEBIJAKAN

Manajemen Informasi

1. Manajemen informasi harus bisa memenuhi kebutuhan informasi internal RS


maupun eksternal.
2. Rumah sakit menetapkan regulasi pengelolaan informasi untuk memenuhi
kebutuhan informasi pada hal-hal :
a Mengidentifikasi kebutuhan informasi dan teknologi informasi;
b Mengembangkan sistem informasi manajemen;
c Menetapkan jenis informasi dan cara memperoleh data yang diperlukan;
d Menganalisis data dan mengubahnya menjadi informasi;
e Memaparkan dan melaporkan data serta informasi kepada publik;
f Melindungi kerahasiaan, keamanan, dan integritas data dan informasi;
g Mengintegrasikan dan menggunakan informasi untuk peningkatan kinerja.
3. Rumah sakit wajib menerapkan proses pengelolaan informasi untuk memenuhi
kebutuhan PPA, pimpinan rumah sakit, kepala departemen/unit layanan dan
badan/individu dari luar rumah sakit, dan mendokumentasikan sebagai bukti
kegiatan sesuai dengan ukuran rumah sakit, kompleksitas layanan, ketersediaan staf
terlatih, sumber daya teknis, dan sumber daya lainnya.
4. Rumah sakit menetapkan ketentuan untuk memantau dan mengevaluasi secara
berkala, serta upaya perbaikan terhadap pemenuhan informasi internal dan
eksternal dalam mendukung asuhan, pelayanan, dan mutu serta keselamatan
pasien.
5. Data dan informasi yang mendukung asuhan pasien, pendidikan, serta riset tersedia
tepat waktu dari sumber data terkini.
6. Rumah Sakit menetapkan ketentuan penggunaan data dan informasi yang tepat
waktu, tentang asuhan pasien, pendidikan, serta riset untuk mendukung
program penelitian dan atau pendidikan Kesehatan.
7. Rumah Sakit memberikan pelatihan kepada seluruh komponen dalam rumah sakit
termasuk pimpinan rumah sakit, PPA, kepala unit klinis/non klinis dan staf mengenai
prinsip manajemen dan penggunaan informasi.
8. Pimpinan rumah sakit, kepala departemen, unit layanan dan staf wajib dilatih tentang
prinsip pengelolaan dan penggunaan sistem informasi sesuai dengan peran dan
tanggung jawab mereka.
9. Data dan informasi klinis serta non klinis diintegrasikan sesuai kebutuhan dan
digunakan dalam mendukung proses pengambilan keputusan.
10. Rumah sakit menjaga kerahasiaan, keamanan, privasi, integritas data dan informasi
melalui proses untuk mengelola dan mengontrol akses.
11. Rumah sakit menjaga kerahasiaan, keamanan, privasi, integritas data dan informasi
melalui proses yang melindungi data dan informasi dari kehilangan, pencurian,
kerusakan, dan penghancuran.

Teknologi Informasi Kesehatan

1. Rumah sakit menerapkan sistem teknologi informasi kesehatan di pelayanan


kesehatan untuk mengelola data dan informasi klinis serta non klinis sesuai
peraturan perundang-undangan.
a. Rumah sakit menetapkan regulasi tentang penyelenggaraan teknologi informasi
kesehatan
b. Rumah sakit menerapkan SIMRS sesuai dengan ketetapan dan peraturan
perundangan yang berlaku.
c. Rumah sakit menetapkan unit yang bertanggung jawab sebagai penyelenggara
SIMRS dan dipimpim oleh staf kompeten.
d. Data serta informasi klinis dan non klinis diintegrasikan sesuai dengan kebutuhan
untuk mendukung pengambilan keputusan
e. Rumah sakit menerapkan proses untuk menilai efektifitas sistem rekam medis
elektronik dan melakukan upaya perbaikan terkait hasil penilaian yang ada.
2. Rumah sakit mengembangkan, memelihara, dan menguji program untuk mengatasi
waktu henti (downtime) dari sistem data, baik yang terencana maupun yang tidak
terencana.
a. Ditetapkan prosedur yang harus dilakukan jika terjadi waktu henti sistem data
(down time) untuk mengatasi masalah pelayanan.
b. Staf dilatih dan memahami perannya di dalam prosedur penanganan waktu henti
sistem data (down time), baik yang terencana maupun yang tidak terencana.
c. Rumah sakit melakukan evaluasi pasca terjadinya waktu henti sistem data (down
time) dan menggunakan informasi dari data tersebut untuk persiapan dan
perbaikan apabila terjadi waktu henti (down time) berikutnya.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik front end maupun back end
3. Diutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basic/Java

DISTRIBUSI KETENAGAAN

Jumlah
Keahlian
dibutuhkan
Programmer 2
Teknisi Networking 2
Teknisi Hardware 2
Administrator 2

JADWAL KERJA

Shift Jam Jaga


Dinas reguler Pagi 08.00 – 16.00
Dinas On Call Emergency On Call Pagi 08.00 – 14.00
On Call Sore 14 .00 – 20.00
On Call malam 20 .00 – 08.00
BAB III
STANDAR FASILITAS

DENAH RUANGAN

B A A B B
A

C C D D

C Ruang Kerja Teknisi IT


Programmer
Jaringan
Hardware
Administrator

Ruang Server
Server Utama
Server Back Up
STANDAR FASILITAS
Logistik IT

STANDAR RUANGAN

Ruangan Teknisi SIMRS

1. Ruangan ini adalah ruang khusus bagi teknisi SIMRS untuk memonitoring
berjalannya aplikasi di seluruh area rumah sakit. Melalui ruangan ini, teknisi SIMRS
selain memonitoring, juga melakukan maintenance, perbaikan data, dan seluruh
tugas pokok dan fungsi yang telah diuraikan sebelumnya.
2. Karena di ruangan ini terdapat data-data penting dan rahasia bagi Rumah Sakit,
maka letaknya harus tidak berdekatan dengan area publik yang bisa diakses dengan
mudah oleh siapa saja, bahkan bagi yang tidak berkepentingan.
3. Ruangan untuk teknisi SIMRS harus nyaman, tingkat keamanan tinggi dan fasilitas
memadai.

Ruangan Server

Ruang server harus tertutup dan dingin, tingkat keamanan tinggi dan hanya boleh
diakses oleh petugas yang punya kewenangan.
STANDAR SARANA DAN PRASARANA

Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-komponen berikut


ini:
1. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke
dalam sistem, seperti seperangkat komputer dan printer.
2. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan
dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian dari sistem secara
keseluruhan.
3. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer dan
menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam
basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis
data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan
berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat
lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
4. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem
BAB IV
TATA LAKSANA

MANAJEMEN INFORMASI

1. Mengidentifikasi kebutuhan data, informasi dan indikator

a. informasi penyelenggaraan pelayanan rumah sakit, paling sedikit memuat


informasi mengenai:
✔ penyelenggaraan pelayanan dalam rangka pencegahan, peningkatan,
pengobatan, dan pemulihan kesehatan
✔ Fasilitas pelayanan di rumah sakit
✔ Derajat kesehatan.
b. informasi pembiayaan di rumah sakit, paling sedikit memuat informasi mengenai:
✔ sumber dana
✔ pengalokasian dana
✔ pembelanjaan.
c. informasi sumber daya manusia di rumah sakit, paling sedikit memuat informasi
mengenai:
✔ jenis, jumlah, kompetensi, dan distribusi sumber daya manusia di rumah sakit
✔ sumber daya untuk pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia di rumah sakit
✔ penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
di rumah sakit
d. informasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan di rumah sakit, paling
sedikit memuat informasi mengenai:
✔ jenis, bentuk, bahan, jumlah, dan khasiat sediaan farmasi
✔ jenis, bentuk, jumlah, dan manfaat alat kesehatan
✔ jenis dan kandungan makanan
e. informasi manajemen dan regulasi di rumah sakit, paling sedikit memuat
informasi mengenai:
✔ perencanaan dan penganggaran
✔ pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan
✔ penelitian dan pengembangan kesehatan
✔ pembiayaan kesehatan
✔ sumber daya manusia kesehatan
✔ sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan
✔ pemberdayaan masyarakat
✔ kebijakan kesehatan
✔ produk hukum
f. informasi pemberdayaan masyarakat, paling sedikit memuat informasi
mengenai:
✔ jenis organisasi kemasyarakatan yang peduli kesehatan
✔ hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, termasuk
penggerakan masyarakat
g. Informasi Kesehatan lainnya.
2. Mengembangkan sistem informasi manajemen

a. Strategi Pengembangan SIMRS


Secara umum sistem informasi Rumah Sakit harus selaras dengan bisnis utama
(core bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat
kesehatan pasien atau rekam medis (tentang indentitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien),
informasi kegiatan operasional (termasuk informasi sumber daya manusia,
material, alat kesehatan, penelitian serta bank data.

b. Proses Bisnis
✔ Pelayanan Utama (Front Office)
Prosedur pelayanan terintegrasi yaitu proses pendaftaran, proses rawat
(jalan atau inap) dan proses pulang. Data yang dimasukan pada proses rawat
akan digunakan pada proses rawat dan pulang. Selama proses perawatan,
pasien akan menggunakan sumber daya, mendapat layanan dan tindakan
dari unit-unit seperti farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, invasive,
diagnostic non invasive dan lainnya. Unit tersebut mendapat order/pesanan
dari dokter (misalnya berupa resep untuk farmasi, formulir lab dan
sejenisnya) dan perawat. Jadi dokter dan perawat sebagai actor inti pada
proses bisnis Rumah Sakit (seluruh order berasal dari mereka)
✔ Pelayanan Administratif (Back-Office)
Proses yang umum antara lain: perencanaan, pembelian/pengadaan,
pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan Aset, pengelolaan SDM,
pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Proses
back office ini berhubungan/link dengan proses pada front office
✔ Proses bisnis data tidak terstruktur
Proses-proses bisnis tersebut di atas yang melibatkan data-data terstruktur,
yang dapat dikelola dengan relational database management system, selain
itu terdapat proses bisnis yang melibatkan data yang tidak terstruktur seperti
alur kerja, surat diposisi, email, manajemen proyek, kolaborasi, team work,
manajemen dokumen dan sejenisnya.

c. Infrastruktur Jaringan Komputer

Infrastruktur Jaringan Komputer bukan hanya untuk kebutuhan SIMRS, tetapi


juga harus mampu digunakan untuk berbagai hal, seperti jalur telepon IP,
CCTV, Intelegent Building, Medical Equipment dll. Untuk mendukung pelayanan
tersebut, maka infrastruktur jaringan komunikasi data yang disyaratkan adalah:
✔ meningkatkan unjuk kerja dan memudahkan untuk melakukan manajemen
lalu lintas data pada jaringan komputer, seperti utilisasi, segmentasi jaringan,
dan security.
✔ membatasi broadcase domain pada jaringan, duplikasi IP address dan
segmentasi jaringan menggunakan VLAN (virtual LAN) untuk setiap gedung
dan atau lantai.
✔ memiliki jalur backbone fiber optik dan backup yang berbeda jalur, pada
keadaan normal jalur backup digunakan untuk memperkuat kinerja
jaringan/redudant, tapi dalam keadaan darurat backup jaringan dapat
mengambil alih kegagalan jaringan.
✔ memanfaatkan peralatan aktif yang ada, baik untuk melengkapi kekurangan
sumber daya maupun sebagai backup
✔ pemasangan oleh vendor jaringan yang tersertifikasi (baik perkabelan
maupun perangkat aktif).
✔ dokumentasi sistem jaringan lengkap (perkabelan, konfigurasi, uji coba, dan
sejenisnya) baik hardcopy maupun softcopy
✔ mengingat penggunaan jaringan yang komplek kedepan, maka perangkat
aktif mengharuskan pengelolaan bertingkat, seperti adanya:
✔ core switch yang merupakan device vital dalam local area network di Rumah
Sakit dimana core switch ini sebagai bacbone lan dan sentral switch yang
berperan dalam prosessing semua paket dengan memproses atau men-
switch traffic secepat mungkin).
✔ distribution switch yang merupakan suatu device antara untuk keperluan
pendistribusian akses antar core switch dengan access switch pada masing-
masing gedung, dimana antara sebaiknya distribution switch dan core switch
terhubung melalui fiber optic.
✔ acces switch yang merupakan suatu device yang menyediakan user port
untuk akses ke network.

d. Arsitektur Data

Beberapa aspek harus diperhatikan dalam membangun arsitektur data:


✔ Kodefikasi
Kodefikasi selain keharusan untuk otomatisasi/komputerisasi, juga
diperlukan untuk integrasi dan penglolaan lebih lanjut seperti statistik.
✔ Mapping
Karena sering berbeda keperluan kodefikasi data, maka diperlukan mapping
data untuk integrasi dan pengelolaan lebih lanjut, misalnya mapping
kodefikasi antara tarif dengan kode perkiraan/chart of account, mapping kode
kabupaten/kota dengan provinsi dan sejenisnya.
✔ Standar pertukaran data antar aplikasi
Beberapa software aplikasi yang terpisah, membutuhkan standard
pertukaran data agar dapat berkomunikasi satu aplikasi dengan lainnya.
Seperti Heath Level 7 (HL7), DICOM, XML dan sejenisnya.
✔ Database Desain
struktur database, sebaiknya mengacu pada best practice database Rumah
Sakit dan mengambil dari sumber terbuka serta mempertimbangkan
kebutuhan informasi stakeholder terkait.

e. Arsitektur Aplikasi

Arsitektur minimal dan variabel SIMRS disesuaikan dengan arsitektur minimal


aplikasi pada PMK No. 82 Tahun 2013 tentang SIMRS. Sedangkan variabel dan
meta data pada rekam medis elektronik harus mengacu pada variabel dan meta
data yang ditetapkan dalam KMK No. HK.01.07/Menkes/1423/2022 tentang
Pedoman Variabel Dan Meta Data Pada Penyelenggaraan Rekam Medis
Elektronik.

f. Keamanan SIMRS

✔ Keamanan fisik
● Kebijakan hak akses pada ruang data center/server
● Kebijakan penggunaan hak akses komputer untuk user pengguna
✔ Keamanan Jaringan
Keamanan jaringan (network security) dalam jaringan komputer sangat
penting dilakukan untuk memonitor akses jaringan dan mencegah
penyalahgunaan sumber daya jaringan yang tidak sah. Tugas keamanan
jaringan dikontrol oleh administrator jaringan. Segi-segi keamanan
didefinisikan sebagai berikut:
● Informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki wewenang.
● Informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki wewenang.
● Informasi tersedia untuk pihak yang memiliki wewenang ketika
dibutuhkan.
● Pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada
jaminan bahwa identitas yang didapat tidak palsu
● Pengirim maupun penerima informasi tidak dapat menyangkal
pengiriman dan penerimaan pesan
✔ Keamanan Aplikasi
Untuk memenuhi syarat keamanan sebuah aplikasi, maka sistem harus
memenui syarat-syarat sebagai berikut:
● Keamanan aplikasi harus mendukung dan mengimplementasikan
protokol keamanan dalam melakukan transfer data (seperti: SSL, TLS)
● Aplikasi harus memungkinkan masing-masing user dapat didentifikasikan
secara unik, baik dari segi nama dan perannya.
● Akses melalui metode akses remote dapat berfungsi dengan baik melalui
aplikasi client (yaitu melalui VPN, modem, wireless, dan sejenisnya).
● Aplikasi dapat berfungsi dengan baik pada software anti-virus yang
digunakan saat ini

g. Interoperabilitas

Interoperabilitas adalah dimana suatu aplikasi bisa berinteraksi dengan aplikasi


lainnya melalui suatu protokol yang disetujui bersama lewat bermacam-macam
jalur komunikasi diantaranya dapat terjadi komunikasi data dengan aplikasi
berikut:
✔ Standarisasi SIMAK BMN (untuk Rumah Sakit milik pemerintah)
Minimal pengkodean barang mengunakan kode yang terdapat pada SK
BMN, jika tidak harus di buat mapping antara SK BMN dengan pengkodean
Rumah Sakit tersebut
✔ Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
Dapat terjadi komunikasi data antara SIMRS dengan Kementerian
Kesehatan untuk pelaporan SIRS.
✔ Sistem Casemix (khusus yang melaksanakan program Jaminan Kesehatan
Nasional)
Dapat terjadi komunikasi data antara SIMRS dengan Kementerian
Kesehatan untuk pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional.
✔ Aplikasi yang lainnya yang mendukung Kinerja Rumah Sakit

h. Pengelola SIMRS

Pengelola SIMRS adalah Unit IT ( informasi & teknologi) yang terdiri dari:
✔ Kepala Instalasi SIMRS
✔ Staf informasi dan teknologi Fungsional

i. Sumber Daya Manusia informasi dan teknologi

Sumber daya manusia informasi dan teknologi terdiri dari staf yang memiliki
kualifikasi dalam bidang:
✔ Staf Programmer
✔ Staf Hardware
✔ Staf Maintanance Jaringan
✔ Staf Administrator

j. Kerangka Kerja

Tata Kelola Informasi Dan Teknologi menggunakan kerangka kerja yang best
practice seperti cobit

k. Standar Teknologi Informasi


✔ menggunakan aplikasi dengan kode sumber terbuka (open source) terutama
pada bagian pelayanan utama (front office).
✔ menggunakan sistem operasi yang beragam.

l. Tahapan pengembangan
Dalam mengembangkan sistem informasi manajemen RS, maka tahapan yang
harus di laksanakan adalah I4D (Indentifikasi,define, design, develop, and
disseminate):
✔ Identifikasi kebutuhan informasi dan teknologi informasi
✔ Define, tahap ini untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat dan
kebutuhan akan sistem informasi manajemen yang akan di kembangkan.
✔ Design, pada tahap ini dilakukan proses perancangan media system yang
digambarkan menggunakan flowchart dan desain interface.
✔ Develop, tahap ini menghasilkan produk pengembangan melalui dua
tahapan, yaitu expert appraisal (penilaian ahli), dan developmental testing
(pengujian hasil pengembangan).
✔ Disseminate (penyebaran), ini merupakan tahap akhir dari pengembangan
aplikasi yang digunakan dalam menyebarkan produk yang dikembangkan
agar diterima pengguna (individu atau kelompok).

3. Menetapkan jenis informasi dan cara memperoleh data

a Jenis informasi di bagi menjadi dua kelompok yaitu informasi yang bersifat publik
dan informasi yang dikecualikan.
✔ Informasi Yang Bersifat Publik
Informasi yang bersifat publik yang wajib diumumkan secara berkala,
meliputi:
● Informasi publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala
meliputi:
● Informasi yang berkaitan dengan profil Rumah Sakit
● Informasi mengenai kegiatan dan kinerja Rumah Sakit
● Informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
● Informasi yang lebih detail atas permintaan pemohon.
✔ Informasi publik yang wajib diumumkan secara serta merta, yaitu informasi
yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum
✔ Informasi publik yang wajib tersedia setiap saat, meliputi :
● Daftar seluruh informasi publik yang berada di lingkungan rumah sakit,
tidak termasuk informasi yang dikecualikan
● Peraturan atau Keputusan Direktur
● Pedoman, panduan, program kerja, prosedur kerja
● Perjanjian dengan pihak ketiga
● Laporan mengenai pelayanan akses informasi publik
✔ Informasi yang dikecualikan
● Informasi yang dikecualikan adalah informasi sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Pasal 17 dan Pasal 18
b Cara pengumpulan data, informasi dan indicator
Pengumpulan data, informasi dan indikator dilaksanakan melalui kegiatan:
✔ pelayanan rutin atau berkala di rumah sakit
✔ penyelenggaraan rekam medik, meliputi rekam medik elektronik dan rekam
medik nonelektronik
✔ surveilans di rumah sakit
✔ sensus dan survei dengan menggunakan metode dan instrumentasi yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
✔ penelitian dan pengembangan di rumah sakit
✔ pemanfaatan teknologi dan sumber lain yang sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta dapat dipertanggungjawabkan
✔ cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
4. Menganalisis data dan mengubahnya menjadi informasi

a. Pengolahan Data dan Informasi Kesehatan dilakukan dengan menggunakan


sistem elektronik maupun sistem non elektronik.
b. Pengolahan Data dan Informasi rumah sakit meliputi:
✔ pemrosesan
dilakukan dengan cara: validasi, pengkodean, alih bentuk (transform), dan
pengelompokan.
✔ analisis
Analisis data harus sesuai dan mengacu untuk keperluan bisnis utama yaitu
: Sistem informasi Rumah Sakit harus selaras dengan bisnis utama (core
bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat
kesehatan pasien atau rekam medis (tentang indentitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan
kepada pasien), informasi kegiatan operasional (termasuk informasi sumber
daya manusia, material, alat kesehatan, penelitian serta bank data).
Analisis yang dilakukan harus meningkatkan mutu proses pelayanan
Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat,
dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
Analisis harus mendukung Sistem Informasi Kesehatan yaitu tatanan yang
meliputi data, informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan
sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu
untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam
mendukung pembangunan kesehatan
✔ penyajian.
dilakukan dalam bentuk: tekstual, numerik, model lain sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyajian dapat dilakukan melalui media
elektronik dan/atau media nonelektronik. Informasi yang dihasilkan harus
berguna dalam meningkatkan kinerja Rumah Sakit
c. Pengolahan data berdasarkan sumber data dapat dibagi menjadi dua kategori
yaitu data internal dan data eksternal.
d. Pengolahan data internal:
✔ data dikumpulkan melalui beberapa mekanisme sebagai berikut:
● data terkait pasien dan pelayanannya dicatat dan dihimpun dalam
berkas rekam medis, baik berbasis data elektronik maupun fisik.
● data terkait manajemen dihimpun dari laporan rekam medik, capaian
indikator mutu, laporan sarana, laporan sdm di laporan keuangan.
● data terkait program mutu dihimpun dari laporan rekam medik, capaian
indikator mutu dan laporan insiden.
✔ penyajian hasil analisa data baik berupa grafik maupun tabel data. data yang
disajikan dimaksudkan agar dapat ditelaah dan dikaji untuk membantu
pengambilan keputusan baik terkait asuhan pasien, manajerial maupun
program mutu. data-data disajikan dalam bentuk sebagai berikut:
● laporan pelayanan disajikan sebagai laporan rekam medik, termasuk
data kunjungan, data populasi pasien, indikator rawat inap.
● laporan manajemen disajikan sebagai laporan kunjungan, laporan
kinerja unit/instalasi, laporan keuangan, dan laporan capaian indikator
mutu.
● laporan mutu disajikan sesuai data indikator area klinis, indikator area
manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien, dan indikator mutu
unit.
✔ penyebaran/ diseminasi data ditentukan sebagai berikut :
● data pasien dalam rekam medik hanya bisa diakses oleh tenaga
pelayanan pasien (dokter, perawat, bidan, gizi, dan petugas yang telah
disumpah untuk menjaga kerahasiaan data pasien). data rekam medik
dapat diakses oleh pasien atau pihak yang berwenang sesuai ketentuan
tentang kerahasiaan data pasien. data rekam medik juga
dapat dijadikan data dalam penyusunan clinical pathways untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
● laporan pelayanan diberikan dari masing masing instalasi/divisi ke direksi
untuk selanjutnya dilaporkan kepada owner dan hanya bisa diakses
olehmanajemen. namun dalam keperluan tertentu seperti presentasi atau
menampilkan profil data tersebut dapat ditampilkan.
● data mutu dikumpulkan oleh tim mutu dan dilaporkan kepada direksi. data
ini dapat ditampilkan kepada publik dalam bentuk data analisa/ (tabel dan
grafik).

e. Pengolahan data eksternal:

Data untuk keperluan eksternal meliputi namun tidak terbatas pada:


✔ data untuk laporan rutin ke dinas kesehatan dihimpun dari laporan rekam
medik.
✔ data untuk laporan ke bpjs dihimpun lewat sistem inacbg sesuai ketentuan
penyajian data :
● untuk laporan ke dinas kesehatan, disajikan sesuai
ketentuan dari dinas kesehatan.
● untuk laporan ke bpjs digunakan data dari software inacbg sesuai
ketentuan kementrian kesehatan dan bpjs.
✔ data mutu dari rumah sakit lain digunakan sebagai perbandingan capaian
mutu. data ini diolah oleh tim mutu. data mutu juga dapat diberikan kepada
rumah sakit lain yang memintanya untuk keperluan perbandingan data mutu
dalam proses

5. Memaparkan dan melaporkan data serta informasi kepada publik

a. Pemberian Informasi Publik harus mengacu kepada Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
b. Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap Pemohon Informasi
Publik untuk mendapatkan Informasi Publik, kecuali:
✔ Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon
lnformasi Publik dapat menghambat proses penegakan hukum,
✔ Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada
Pemohon Informasi Publik dapat mengganggu kepentingan perlindungan
hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak
sehat;
✔ Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon
Informasi Publik dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara.
✔ Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon
Informasi Publik dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia;
✔ Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon
Informasi Publik, dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional;
✔ Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon
lnformasi Publik, dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri;
✔ Informasi Publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta otentik
yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang;
✔ Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon
Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi, yaitu:
● riwayat dan kondisi anggota keluarga;
● riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis
seseorang;
● kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseorang;
● hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitas, dan
rekomendasi kemampuan seseorang; dan/Atau
● catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan
kegiatan satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan nonformal.
● memorandum atau surat-surat antar Badan Publik atau intra Badan
Publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi
Informasi atau pengadilan;
● informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang.
c. Penyebaran data dan informasi untuk memenuhi kebutuhan pihak di dalam dan
di luar rumah sakit merupakan aspek penting dari manajemen informasi. Rumah
sakit menetapkan mekanisme untuk melakukan penyebaran data secara internal
dan eksternal. Mekanisme tersebut mengatur agar data yang diberikan tepat
waktu dan menggunakan format yang ditetapkan.
d. Secara internal, penyebaran data dan informasi dapat dilakukan antar
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang merawat pasien, termasuk dokter,
perawat, dietisien, apoteker, dan staf klinis lainnya yang memerlukan akses ke
informasi terbaru dan semua bagian dari rekam medis pasien.
e. Secara eksternal, rumah sakit dapat memberikan data dan informasi kepada
Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan, tenaga kesehatan (seperti dokter
perawatan primer pasien di komunitas), layanan dan organisasi kesehatan luar
(seperti laboratorium luar atau rumah sakit rujukan), dan individu (seperti pasien
yang meminta rekam medis mereka setelah keluar dari rumah sakit).
f. Format dan kerangka waktu untuk menyebarkan data dan informasi dirancang
untuk memenuhi harapan pengguna sesuai dengan layanan yang diberikan.
Ketika data dan informasi dibutuhkan untuk perawatan pasien, data dan
informasi tersebut harus disediakan pada waktu yang tepat guna mendukung
kesinambungan perawatan dan keselamatan pasien.
g. Hal-hal yang harus terpenuhi adalah:
✔ Terdapat bukti bahwa penyebaran data dan informasi memenuhi kebutuhan
internal dan eksternal rumah sakit sesuai dengan yang tercantum dalam
maksud dan tujuan.
✔ Terdapat proses yang memastikan bahwa data dan informasi yang
dibutuhkan untuk perawatan pasien-telah diterima tepat waktu dan sesuai
format yang seragam dan sesuai dengan kebutuhan
h. Contoh penyebaran informasi untuk memenuhi harapan pengguna meliputi
beberapa hal di bawah ini namun tidak terbatas pada :
✔ Pelaporan dan pembaharuan data rumah sakit yang terdapat di aplikasi RS
Online Kementerian Kesehatan
✔ Data kunjungan rumah sakit, data pelayanan rumahsakit seperti pelayanan
laboratorium dan radiologi, data indikator layanan rumah sakit, morbiditas,
mortalitas dan sepuluh besar penyakit di rawat jalan dan rawat inap dengan
menggunakan kode diagnosis ICD 10 pada aplikasi SIRS Online
Kementerian Kesehatan
✔ Memberikan data dan informasi spesifik yang diminta/dibutuhkan
✔ Menyediakan laporan dengan frekuensi yang dibutuhkan oleh staf atau
rumah sakit
✔ Menyediakan data dan informasi dalam format yang memudahkan
penggunaannya
✔ Menghubungkan sumber data dan informasi
✔ Menginterpretasi atau mengklarifikasi data.

6. Melindungi kerahasiaan, keamanan, dan integritas data dan informasi

a. Kerahasiaan
✔ Informasi rahasia adalah informasi yang karena nilainya, perlu
disembunyikan dan dilindungi agar tidak terbuka untuk umum atau jatuh
kepada pihak lain. Dimana apabila informasi tersebut diketahui oleh umum /
pihak lain akan menimbulkan kerugian.
✔ Jenis dan nilai informasi rahasia sangat tergantung dari pemilik, pembuat
dan/atau pengelola informasi tersebut. Untuk informasi yang sama, belum
tentu mendapat nilai yang sama. Informasi rahasia bagi satu pihak belum
tentu informasi rahasia bagi pihak yang lain.
✔ Contoh yang populer tentang informasi rahasia diantaranya adalah informasi
kartu kredit, password, diagnose, riwayat sakit, strategi militer, strategi
dagang, data-data negosiasi, bahan diplomasi, algoritma sandi, dan lain-lain.
✔ Agar informasi rahasia dapat dilindungi dengan baik, perlu dilakukan
pendefinisian yang jelas dan konkret tentang informasi apa saja yang
dikategorikan sebagai informasi rahasia. Selain itu prosedur pengamanan
informasinya perlu didokumentasikan dengan baik agar setiap individu yang
bersentuhan dengan informasi tersebut tahu dengan persis bagaimana
memperlakukan informasi rahasia itu.
✔ Selain itu yang tidak kalah penting untuk keberhasilan penanganan informasi
rahasia adalah pendidikan dan pelatihan pengamanan informasi bagi setiap
sumber daya manusianya.
✔ Informasi rahasia dapat diklasifikasikan sesuai kepemilikannya, diantaranya
:
● rahasia pribadi : adalah informasi rahasia yang dimiliki oleh masing-
masing individu, dimana nilai informasinya sangat lekat dengan
kepentingan individu tersebut. Misalnya adalah informasi rekening bank,
informasi kartu kredit, surat-surat pribadi, kekasih simpanan, dan lain-
lain;
● rahasia perusahaan : adalah informasi rahasia yang dimiliki perusahaan
dan perlu dilindungi oleh pihak manajemen dan karyawannya dari pihak
pesaing. Misalnya harga beli bahan produksi, tehnik produksi, formula
suatu produk, daftar nama, strategi pemasaran, strategi manajemen dan
lain-lain;
● rahasia negara : adalah informasi rahasia yang dimiliki oleh negara dan
perlu dilindungi oleh aparat pemerintah dan rakyatnya dari pihak asing.
Rahasia negara umumnya sangat erat berhubungan dengan kepentingan
nasional dan keamanan nasional. Informasi yang dapat dikategorikan
rahasia negara diantaranya adalah informasi mengenai strategi
perekonomian negara dalam persaingan dagang internasional, informasi
hasil intelijen, informasi diplomasi khusus, informasi strategi politik,
informasi tehnik persandian nasional, informasi strategi pertahanan
negara, informasi tehnis militer dan lain-lain.

✔ Data yang bersifat rahasia di rumah sakit adalah :


● Rekam medis adalah berkas dan dokumen yang bersifat rahasia; berkas
berkas rekam medis adalah milik sarana pelayanan kesehatan (mis.
rumah sakit) dan isinya yang berupa ringkasan rekam medis merupakan
milik pasien.
● Biodata pasien, dokter dan karyawan RS.
● Data dan Informasi Perusahaan RS yang sifatnya buka informasi public.

b. Keamanan Data dan Informasi :

✔ Keamanan informasi merupakan upaya untuk melindungi aset informasi dari


potensi ancaman. Keamanan informasi secara tidak langsung memastikan
kelangsungan bisnis, mengurangi risiko yang muncul, dan memungkinkan
Anda mengoptimalkan laba atas investasi. Keamanan informasi berasal dari
berbagai ancaman untuk menjamin kelangsungan bisnis, meminimalkan
risiko bisnis, serta meningkatkan investasi dan peluang bisnis.
✔ Informasi merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu organisasi
karena merupakan salah satu sumber daya strategis untuk meningkatkan
nilai bisnis dan kepercayaan publik. Oleh karena itu, perlindungan informasi
(keamanan informasi) adalah masalah mutlak dan harus dipertimbangkan
secara serius di semua tingkat kepemilikan, kontrol, dan karyawan organisasi
yang terlibat. Keamanan informasi yang dimaksud meliputi kebijakan,
prosedur, proses, dan aktivitas untuk melindungi informasi dari berbagai jenis
ancaman yang dapat merugikan kelangsungan hidup organisasi Anda.
Keamanan bisa dicapai dengan beberapa cara atau strategi yang biasa
dilakukan secara simultan atau dilakukan dalam kombinasi satu dengan yang
lainnya.
✔ Strategi dari keamanan informasi masing-masing memiliki fokus dan
dibangun tujuan tertentu sesuai kebutuhan. Contoh dari keamanan informasi
antara lain :
● Memastikan perangkat lunak keamanan dan pembaruan sistem sudah
menggunakan versi terkini dan terbaru
● Melakukan enkripsi data, terutama untuk data yang disimpan dalam
bentuk digital
● Melindungi data dan informasi melalui strategi cadangan (back up)
seperti penyimpanan di luar lokasi dan/atau layanan pencadangan cloud
● Menyimpan dokumen fisik rekam medis di lokasi yang tidak terkena
panas serta aman dari air dan api
● Menyimpan dokumen rekam medis aktif di area yang hanya dapat
diakses oleh staf yang berwenang.

c. Integritas Data :

✔ Integritas data sangat penting karena memastikan informasi tidak diubah dan
masih benar. Ini membantu menjaga kepercayaan pelanggan dan klien dan
melindungi reputasi perusahaan.
✔ Untuk melindungi kerahasiaan, keamanan, dan integritas data dan informasi,
rumah sakit menerapkan :
● PPA, Pimpinan RS, kepala unit / layanan, diberikan hak dan wewenangan
dengan pemberian user dan password.
● User dan Password diatur oleh bagian bagian SIMRS, dengan
memperhatikan kewewenangan Manajerial petugas yang bersangkutan.
● User dan Password sudah mengatur tentang hak dan wewenang serta
kategori yang dapat di akses dalam SIMRS.
● Penggunaan User dan Password dan pengaksesan data harus tercantum
didalam history akses, sehingga dapat di telusuri siapa saja yang
mengakses data.
● Semua permintaan Informasi yang berasal dari Eksternal rumah sakit
harus ditujukan kepada Direktur RS; selanjutnya Direktur RS akan
memberikan delegasi pemrosesan data kepada Unit atau petugas yang
berkompeten dalam bidang tersebut.
● Berdasarkan Hak dan Wewenang yang telah diberikan Direktur kepada
petugas / unit tersebut, Bagian SIMRS memberikan dan Hak akses
tersebut melakui organisasi kewenangan user dan password yang
bersangkutan.
● Untuk Layanan offline, maka pengakses data dipastikan miliki indentas
yang benar dan memiliki kewenangan.
● Data Server yang bersifat rahasia, berada di lingkup rumah sakit.
● Akses data server terbatas kepada yang berhak dan memiliki wewenang.
● Data selalu di Backup, untuk menjamin data tidak hilang.
● Terdapat sistem untuk mengatasi Down Time; sehingga data selalu dapat
diakses tepat waktu.
● Terdapat CCTV untuk Area penyimpanan data.

7. Mengintegrasikan dan menggunakan informasi untuk peningkatan kinerja

a. Data diintegrasikan untuk mendukung core business rumah sakit.


b. Data diintegrasikan untuk menghasilkan informasi yang mendukung pelayanan
kepada pasien.
c. Data diintegrasikan dengan tetap memperhatikan perlindungan kerahasiaan,
keamanan, dan integritas data dan informasi.
d. Integrasi data terdokumentasi.
e. Integrasi data dan Informasi harus senantiasa di evaluasi dan di monitoring.
f. Integrasi data dan Informasi dilakukan oleh Unit atau petugas yang memiliki
kewenangan, dengan di buktikan user dan password.

TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN

1. Penanganan downtime

Sistem data adalah bagian yang penting dalam memberikan perawatan/ pelayanan
pasien yang aman dan bermutu tinggi. Interupsi dan kegagalan sistem data adalah
kejadian yang tidak bisa dihindari. Interupsi ini sering disebut sebagai waktu henti
(down time), baik yang terencana maupun tidak terencana. Waktu henti, baik yang
direncanakan atau tidak direncanakan, dapat memengaruhi seluruh sistem atau
hanya memengaruhi satu aplikasi saja. Komunikasi adalah elemen penting dari
strategi kesinambungan pelayanan selama waktu henti.
Pemberitahuan tentang waktu henti yang direncanakan memungkinkan
dilakukannya persiapan yang diperlukan untuk memastikan bahwa operasional
dapat berlanjut dengan cara yang aman dan efektif. Rumah sakit memiliki suatu
perencanaan untuk mengatasi waktu henti (down time), baik yang terencana
maupun tidak terencana dengan melatih staf tentang prosedur alternatif, menguji
program pengelolaan gawat darurat yang dimiliki rumah sakit, melakukan
pencadangan data terjadwal secara teratur, dan menguji prosedur pemulihan data

2. Pelatihan staf

a. Seluruh komponen dalam rumah sakit termasuk pimpinan rumah sakit, PPA,
kepala unit klinis/non klinis dan staf dilatih mengenai prinsip manajemen dan
penggunaan informasi.
b. Seluruh komponen dalam rumah sakit termasuk pimpinan rumah sakit, PPA,
kepala unit klinis/non klinis dan staf akan mengumpulkan dan menganalisis, serta
menggunakan data dan informasi. Dengan demikian, mereka harus dilatih
tentang prinsip pengelolaan dan penggunaan informasi agar dapat berpartisipasi
secara efektif.
c. Pelatihan tersebut berfokus pada:
✔ Penggunakan sistem informasi, seperti sistem rekam medis elektronik, untuk
melaksanakan tanggung jawab pekerjaan mereka secara efektif dan
menyelenggarakan perawatan secara efisien dan aman;
✔ Pemahaman terhadap kebijakan dan prosedur untuk memastikan keamanan
dan kerahasiaan data dan informasi;
✔ Pemahaman dan penerapan strategi untuk pengelolaan data, informasi, dan
dokumentasi selama waktu henti (downtime ) yang direncanakan dan tidak
terencana;
✔ Penggunaan data dan informasi untuk membantu pengambilan keputusan;
✔ Komunikasi yang mendukung partisipasi pasien dan keluarga dalam proses
perawatan; dan
✔ Pemantauan dan evaluasi untuk mengkaji dan meningkatkan proses kerja
serta perawatan.

3. Pelaporan

a. Unit SIMRS menyediakan Aplikasi yang mampu menghasilkan laporan informasi


yang tepat waktu, yaitu laporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan dan
dapat di akses oleh petugas yang berwenang.
b. Aplikasi SIMRS harus sudah mendukung asuhan pasien, pendidikan, serta riset;

4. Pemeliharaan sistem dan hardware penunjang

a. Koordinator IT menyusun jadwal pemeliharaan


b. Proses pemeliharaan komputer di tiap unit dilaksanakan sesuai dengan jadwal
pemeliharaan
c. Mekanisme pemeliharaan adalah petugas mendatangi unit kerja sesuai
dengan jadwal pemeliharaan komputer.
d. Petugas IT melakukan pengecekan terhadap perangkat komputer mulai dari
monitor, cpu, keyboard, mouse jaringan atau yang lainnya dan melakukan
pemeliharaan seperlunya (pembersihan, pengecekan kabel dll)
e. Apabila ditemukan kerusakan maka diproses sesuai dengan alur perbaikan
komputer di ruangan
f. Setelah selesai melakukan pemeliharaan dan pengecekan komputer di ruangan,
petugas mencatat di rekap pemeliharaan
g. Melaporkan kepada koordinator IT dengan meminta tanda tangan bahwa
pengecekan komputer di unit kegiatan sudah

5. Perbaikan perangkat teknologi informasi

a. Permintaan Perbaikan Perangkat Software maupun Hardware dilakukan dengan


menghubungi langsung petugas IT lewat Handphone.
b. Setelah Informasi di terima staf IT akan melakukan pemeriksaan terhadap
perangkat yang bermasalah tersebut. Jika memungkinkan untuk diperbaiki
langsung, akan dilakukan perbaikan di tempat perangkat tersebut berada. Tetapi
jika perangkat tersebut membutuhkan waktu untuk perbaikannya, maka
perbaikan akan dilakukan di ruang Informasi Teknologi (IT).
c. Jika perangkat yang bermasalah tersebut tidak bisa diperbaiki oleh staf IT
d. support rumah sakit, maka perangkat tersebut akan diperbaiki oleh pihak luar.
e. Jika perangkat yang bermasalah tersebut telah selesai diperbaiki, maka akan
dipasang kembali ke tempat semula.
f. Jika perangkat yang bermasalah tersebut ternyata tidak bisa diperbaiki kembali,
maka staf Informasi Teknologi (IT) akan merekomendasikan untuk pembelian
perangkat baru sesuai dengan referensi dari Unit Informasi Teknologi.
g. Mengisi form ceklist pemeliharaa ruangan server untuk mengurangi resiko
terjadinya downtime sistem
h. Pengecekan jaringan lokal mulai dari panel router setiap lantai sampai ruangan
server apabila SIMRS tidak bisa di akses
i. Berkoordinasi dengan vendor penyedia layanan Internet (klik pasien) apabila
terjadi gangguan internet untuk kelancaran administrasi pasien jaminan
j. Berkoordinasi dengan vendor penyedia internet untuk penambahan bandwith
sebagai backup link internet apabila terjadi gangguan pada Link internet utama

6. Pemantauan dan Evaluasi secara berkala

a. SIMRS bekerja sama dan mendukung Komite PMKP dalam hal data dan
Informasi , dan Tool Analisis.
b. SIMRS bekerja sama dengan PPI-RS dalam pengelolaan data PPI-RS.
c. SIMRS bekerja sama dengan Tim Pengumpul dan menganalisa data. Misal Tim
HIV, Tim TB-DOT, Tim-Ponek, K3-RS dll.
d. SIMRS memantau database sistem IT, melakukan backup rutin, memantau
sistem
BAB V
LOGISTIK

NO JENIS BARANG
1 TOOLBOX
2 SPLICER
3 TANG CRIMPING
4 CONECTOR
5 SWITCH
6 ROUTER
7 LAN
8 LASER FIBER
9 BAREL
10 TANGGA TELESCOPIK
11 GUNTING
12 LAN TESTER
13 FDB
14 CLAEM KABEL
15 HAND TALK
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana Rumah Sakit membuat kerja/
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun Rumah Sakit.

Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di instalasi SIMRS.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Pelaksanaan keselamatan kerja di Instalasi SIMRS


Berikut adalah hal-hal yang berhubungan dengan Pelaksanaan K3 di instalasi SIMRS:
1. Memanfaatkan kesepuluh jari.
2. Istirahatkan mata dengan melihat kejauhan setiap 15-20 menit.
3. Istirahat 5-10 menit tiap satu jam kerja.
4. Lakukan peregangan.
5. Sudut lampu 45 derajat.
6. Hindari cahaya yang menyilaukan, cahaya datang harus dari belakang.
7. Sudut pandang 15 derajat, jarak layar dengan mata 30-50 cm.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjaga mutu pelaksanaan SIMRS dilakukan penilaian indikator mutu sesuai
dengan instrumen yang telah ada sebagai berikut.

Waktu tanggap penanganan keluhan penginputan SIMRS

Judul Penanganan Keluhan penginputan SIM


Dimensi mutu Kenyamanan
Terselenggaranya penanganan keluhan dalam
Tujuan
penginputan SIM yang tepat waktu.
Waktu tanggap penanganan adalah waktu yang
Definisi operasional diperlukan dalam menangani keluhan pada
penginputan SIM Rumah Sakit Umum Daerah
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo sejak
diterima keluhan
sampai keluhan terselesaikan
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan
Periode analisis 1 Minggu
Jumlah kumulatif waktu tunggu penanganan
Numerator
keluhan sejak diterima keluhan sampai keluhan
terselesaikan
Denominator Jumlah seluruh keluhan yang masuk
Sumber data SIM
Standar <15 Menit
Penanggung jawab Koordinator SIMRS
BAB VIII
PENUTUP

Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah mengikuti
perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi,
kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan. Untuk itu pedoman ini harus
dievaluasi secara berkala.

Diharapkan Pedoman Pengelolaan ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan rencana
pelayanan instalasi SIMRS di lingkungan RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

Ditetapkan di Gorontalo
pada tanggal 13 Januari 2023
DIREKTUR,

dr. ANDANG ILATO, SH., MM


Pembina Utama Muda
Nip. 19640430 199803 1002

Anda mungkin juga menyukai