Anda di halaman 1dari 43

PRAKTIK PROFESI NERS

MANAJEMEN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2022/ 2023

LAPORAN KELOMPOK 3B ABUDZAR ATAS


MANAJEMEN KEPERAWATAN (5M)

KETUA : TETI SETIAWATI


ANGGOTA :
1. DANI AKBARI
2. FITRIYANI
3. INTAN MASYITOH
4. KRISTINA
5. LAILY LATIFAH
6. SILVIA RAMDHINI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH JAKARTA Jln. Cempaka Putih Tengah 1/1 Jakarta Pusat 10510 Tlp/fax: 021-
42802202
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin
(H.Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2009). Manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2013).
Fungsi manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi manajemen secara
umum yaitu pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan
(Suarli dan Bahtiar, 2009).

Manajemen pelayanan keperawatan berfokus pada komponen 5 M (Man,


Money, Material, Method, Machine). Dalam setiap kegiatan manajemen
selalu diawali dari perencanaan dan diakhiri dengan pengontrolan yang
merupakan suatu siklus yang berulang. Kualitas pelayanan dapat dinilai dari
tingkat kepuasan pasien yang menggunakan jasa perawat. Kualitas
pelayanaan ini harus tersedia, dapat diterima, menyeluruh, berkelanjutan dan
dapat didokumentasikan (Triwibowo 2013).

Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura adalah rumah sakit yang selalu
mengembangkan institusi dan pelayanannya agar semua lapisan masyarakat di
wilayah Jakarta dapat terlayani sesuai dengan kemampuan dan keinginan
mereka tanpa melupakan fungsi dan mutu pelayanan yang profesional ke
setiap kelas yang ada. RS Islam Sukapura juga menyediakan lahan untuk
tempat pendidikan tenaga kesehatan dan tenaga penunjang pelayanan
kesehatan serta penelitian bidang pelayanan dan manajemen pelayanan
kesehatan, termasuk tempat beberapa disiplin ilmu yang memerlukan data
untuk melakukan observasi/penelitian.

Hasil identifikasi masalah yang ditemukan melalui wawancara, dan


observasi yang dilakukan mahasiswa, akan dipresentasikan di jajaran
keperawatan rumah sakit sebagai masukan guna perbaikan layanan.
B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti presentasi diharapkan peserta memperoleh gambaran


tentang permasalahan manajemen pelayanan dan manajemen keperawatan
di rumah sakit khususnya ruang Abu Dzar Atas.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktik profesi manajemen keperawatan,


mahasiswa dan perawat ruangan bersama-sama mampu:

a. Mengidentifikasi masalah yang mencakup ketenagaan, metode asuhan


keperawatan, peralatan kesehatan, pemasaran, dan keuangan rumah
sakit.

b. Memberikan masukan terhadap pemecahan masalah yang di temukan


di ruangan Abu Dzar Atas.

C. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan

Diharapkan dengan adanya pemaparan terhadap masalah nyata yang


dirasakan di pelayanan mampu meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan mahasiswa dalam menerapkan fungsi manajemen secara
nyata dilahan praktik maupun tempat bekerja nanti.

2. Bagi Ruangan/ Rumah Sakit

Meningkatkan asuhan keperawatan khususnya di ruang Abu Dzar Atas,


Dalam hal ini mahasiswa dapat membantu meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan sesuai dengan masalah yang ditemukan di lahan
praktik sesuai dengan ilmu yang didapatkan selama proses akademik
dengan teknik pemecahan masalah pada konsep manajemen sehingga
meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.

3. Bagi Fakultas Ilmu Keperawatan

Manfaat dari praktik profesi manajemen keperawatan dalah dapat menjadi


referensi sebagai kualitas pengajaran manajemen bagi mahasiswa yang
akan mennjalankan praktik keperawatan pada program berikutnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. MANAJEMEN KEPERAWATAN

1. Definisi

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif


dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Manajemen tersebut
mencakup kegiatan planning, organizing, actualing, controlling (POAC)
terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi
(Nursalam, 2013).

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota


staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses
keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
professional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling mendukung.
Proses keperawatan sebagaimana manajemen keperawatan terdiri atas
pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi hasil (Nursalam, 2013).

2. Prinsip yang mendasari Manajemen Keperawatan

a. Manejemen keperawatan seyogyanya berdasarkan pada perencanaan,


karena melalui ahli perencanaan, pimpinan dapat cepat menurunkan
risiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan efek
perubahan yang terencana.

b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu


yang efektif, manajer keperawatan menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuai waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Keberhasilan seorang
perawat tergantung pada penggunaan waktu yang efektif.

c. Manajer keperawatan melibatkan pengambilan keputusan, berbagai


situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan diberbagai tingkat
manajerial.

d. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian


dilakukan sesuai kebutuhan untuk mencapai tujuan ada 3 blok struktur
organisasi yaitu, unit, sub bidang dan bidang. Adapun prinsip
pengorganisasian terdiri atas:

1) Pembagian tugas

2) Koordinasi

3) Komando

4) Kewenangan

5) Hubungan staf dan lini

6) Pengawasan

3. Metode Penugasan

Metode penugasan adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh tim


keperawatan dalam mendesain dan mengorganisasikan pekerjaan sehingga
tujuan pelayanan keperawatan yaitu asuhan keperawatan yang
komprehensif, holistic, dan berkesinambungan dapat tercapai (Suardana,
2009). Metode penugasan yang digunakan di ruang Abu Dzar Atas adalah
metode tim. Model asuhan keperawatan tim yaitu pengorganisasian
pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat kepada sekelompok
klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi dan berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Pembagian tugas dalam
kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/ ketua tim. Selain itu ketua
tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggotanya sebelum tugas
dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien serta
membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami
kesulitan (Mugianti, 2016).
Keuntungan Kelemahan

Memfasilitasi pelayanan Rapat tim memerlukan waktu


keperawatan yang komprehensif. sehingga pada situasi sibuk rapat
tim ditiadakan atau terburu-buru,
sehingga dapat mengakibatkan
komunikasi dan koordinasi antar
anggota tim terganggu sehingga
kelancaran tugas terhambat.

Memungkinkan atau perbedaan Perawat yang belum terampil dan


proses keperawatan. belum berpengalaman cenderung
tergantung atau berlindung
kepada anggota tim yang mampu
atau ketua tim.

Konflik atau perbedaan pendapat Akuntabilitas dalam tim kabur.


antar staf dapat ditekan melalui
rapat tim.

Memungkinkan menyatukan
kemampuan anggota tim yang
berbedabeda dengan aman yang
efektif

3. Fungsi-fungsi manajemen
a. Fungsi perencanaan

Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manjerial yang


mencakup penelitian lingkungan, penggambaran system organisasi
secara keseluruhan menjelaskan visi, misi dan filosofi organisasi,
memperkirakan efektifitas tindakan dan menyiapkan karyawan untuk
melaksanakannya (Gilles, 1994 dalam Mugianti, 2016). Perencanaan
(Planning), merupakan fungsi dasar dari manajemen dan semua fungsi
dalam manjemen tergantung dari fungsi perencanaan. Maksudnya
fungsi-fungsi yang lain dari manajemen tidak akan berjalan secara
efektif tanpa adanya perencanaan yang baik. Hal ini sesuai dengan
definisi perencanaan dari Swanburg, 1999, bahwa perencanaan adalah
proses berkelanjutan yang diawali dengan menetapkan tujuan, dan
kemudian melaksanakannya sesuai dengan proses, memberikan
umpan balik dan melakukan modifikasi rencana jika diperlukan. Lebih
lanjut Swanburg (1999) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan
proses berfikir atau proses mental dalam membuat keputusan dan
peramalan pada masa yang akan datang (Mugianti, 2016).

b. Fungsi pengorganisasian

Pengorganisasian adalah pengelompokkan atau pengantaran kegiatan


yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, melalui supervise
komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja lain secara vertikal dan
horizontal (Depkes RI, 2001 dalm Mugianti 2016). Menurut Swanburg
(2000) pengorganisasian adalah pengelompokkan aktivitas–aktivitas
untuk mencapai tujuan objektif dan menentukan cara untuk
pengorganisasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya secara
vertikal maupun horizontal yang bertanggung jawab untuk mencapai
objektif organisasi.

Prinsip-prinsip pengorganisasian diantaranya adalah prinsip rantai


komando, kesatuan komando, tentang kontrol dan spesialisasi. Prinsip
rantai komando menggunakan hubungan dalam alur yang hirarkis
pada alur autokratis dari atas kebawah. Komunikasi terjadi sepanjang
rantai komando dan cenderung satu arah. Sedangkan dalam prinsip
kesatuan, komando memiliki satu pengawasan, satu pemimpin, dan
satu rencana untuk kelompok aktivitas dengan objektif yang sama.
Prinsip rentang kontrol menyatakan bahwa individu harus menjadi
pengawas yang mengawasi secara efektif dalam hal jumlah. Fungsi
maupun geografi prinsip spesialisasi menampilkan satu fungsi
kepemimpinan tunggal.

c. Fungsi pengarahan

Pengarahan atau sering disebut juga pergerakan merupakan upaya


mempengaruhi staf agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, agar dapat mengarahkan dan menggerakkan
bawahan maka ada beberapa unsur yang perlu dipahami dan
diperhatikan oelh manajer keperawatan (Mugianti, 2016). Unsur-unsur
tersebut adalah:

1) Kepeminpinan yang efektif

2) Motivasi yang baik

3) Komunikasi yang baik

d. Fungsi pengendalian

Pengendalian adalah pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi


sesuai dengan rencana yang telah disepakati, intruksi yang
dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan (Fayol, 1998 dalam
Mugianti, 2016). Tujuan pengontrolan adalah untuk mengidentifikasi
kekurangan dan kesalahan agar dapat dilakukan perbaikan.
Pengontrolan penting dilakukan untuk mengetahui faktor yang ada,
sehingga jika muncul issue dapat segera di respon dengan cepat
dengan cara duduk bersama (Mugianti, 2016).

B. KONSEP 5 M
Manajemen selalu dikaitkan dengan usaha bersama sekelompok manusia,
yang mana merupakan suatu proses aktifitas guna mencapai sasaran atau
suatu telaah yang direncanakan terlebih dahulu, untuk mencapai sasaran itu,
diperlukan sejumlah sarana, fasilitas atau alat yang disebut juga sebagai
unsur-unsur manajemen.

Dikutip dari buku Ibrahim Lubis, George R. Terry mengemukakan lima


unsur manajemen (5M) lebih luas dan terperinci daripada O.F. Petersen,
yaitu: Man, Materials, Machines, Methods, Money.

a. Man

Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi.
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan
proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses
kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena
itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama
untuk mencapai tujuan. Di rumah sakit sendiri dapat di analisis
seberapa banyak kebutuhan sumber daya dengan:
1. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus.
2. Rata-rata pasien per hari
3. Jumlah perawatan yang diperlukan/hari/pasien
4. Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
5. Jam kerja efektif tiap perawat per hari

b. Money

Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-
kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar
dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus
diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja,
alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan
dicapai dari suatu organisasi.

c. Material

Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain
manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan
manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil
yang dikehendaki. Material yang terdapat di rumah sakit sendiri seperti:
1. Penataan Gedung.
2. Sarana/fasilitas.
3. Peralatan yang ada baik itu peralatan medis, peralatan rumah
tangga, peralatan tenun maupun peralatan pencatatan/pelaporan.

d. Machine

Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau


menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi
kerja.

e. Metode

Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya


pekerjaan manajer. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan
berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas
yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman
maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan
utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.

f. Market

Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan


(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu
sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka
proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan
berlangsung, sama halnya dengan rumah sakit jika tidak ada pasien
maka proses kerja rumah sakit juga akan terhenti. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan
faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan
daya beli (kemampuan) konsumen.
BAB III
ANALISIS SITUASI DAN PERENCANAAN PENYELESAIAN MASALAH

Bab ini membahas mengenai situasi diruangan terkait pelaksanaan manajemen


keperawatan. Analisa situasi dilakukan berdasarkan lima komponen fungsi
manajemen keperawatan.

A. Analisis Rumah Sakit


1. Analisis Perencanaan
a. Rumah Sakit
Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura merupakan salah satu rumah
sakit Provinsi DKI Jakarta dengan tipe C yang memiliki visi “Visi
"Rumah sakit bercitra islami pilihan masyarakat yang unggul, tangguh
dalam bidang pelayanan, kesehatan, pendidikan, dan penelitian di
tahun 2025" serta Misi:

- Melaksanakan manajemen mutu yang berorientasi kepada


kepuasan pelanggan dan keselamatan pasien dengan semangat Al-
Ma’un.

- Mewujudkan Sumber Daya Insani Rumah Sakit yang kompeten &


profesional yang berkepribadian islami sebagai kader
Muhammadiyah.

- Memberikan pelayanan prima dan islami yang didukung oleh


teknologi kedokteran terkini dengan unggulan pelayanan ibu dan
anak.

- Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian dibidang kesehatan


dan perumahsakitan. Melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf
nahi mungkar di bidang kesehatan.”

RSIJ Sukapura terletak di wilayah Jakarta Utara. Rumah sakit ini


memberikan pelayanan dibidang kesehatan yang didukung oleh
layanan dokter spesialis, serta ditunjang dengan fasilitas medis yang
memadai. RSIJ Sukapura memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari
IGD 24 jam, ambulance, farmasi, ruang operasi, rehabilitasi medik,
medical check up, konsultasi gizi, dokter umum, laboratorium,
radiologi, haemodialisa, rawat jalan, rawat inap, ruang khusus dan
ruang intensif, serta ruang perawatan covid tekanan negatif dan
tekanan netral, ICU Venti dan non venti. Pelayanan rawat inap RS
Islam Jakarta Sukapura dengan berbagai kelas yang bervariasi, mulai
dari ruang isolasi, kelas 3, kelas 2, kelas 1, VIP. Salah satu ruang
rawat inap adalah Ruang Abu Dzar Atas lantai 2 yaitu ruang
perawatan medikal bedah laki-laki.

b. Profil Ruangan
Profil ruangan Ruang Abu Dzar Atas merupakan ruangan perawatan
Medikal Bedah. Ruangan Ruang Abu Dzar Atas adalah ruangan kelas
3 BPJS, Pribadi dan asuransi. Ruangan Ruang Abudzar Atas terdiri
dari 1 ruang kepala ruangan, 1 ruang nurse station, 1 ruang peralatan
kesehatan, 1 ruang pantry, 1 ruang ganti perawat, 2 toilet perawat, 4
kamar rawat, 1 ruang isolasi, 1 ruang spool hock, kan, 5 kamar mandi
pasien, Kapasitas Ruang Abu Dzar Atas adalah 26 tempat tidur yang
terdiri dari 1 (6 bed), 2 (6 bed), 3 (6 bed), 4 (6 bed), kamar isolasi (2
bed). Peralatan di Ruang Abu Dzar Atas terdiri dari 2 set untuk
pemeriksaan tanda – tanda vital, 1 meja tim di nurse station, 3 buah
troli tindakan, 1 lemari laken, 2 unit computer 2 unit printer, AC split
11, mesin suction 1, stetoscope 2, saturasi oksigen 1, timbangan digital
1, tabung oksigen 12, kursi roda besar 2, brankar 1, ambu bag 1, alat
EKG 1, tiang infus plus bed 26, tiang infus mobile 6, 15 humidifier
dan flow meter oksigen, 2 bengkok, 10 handscrub, 1 senter, 1 box
emergency, 2 nebulizer, 1 X-ray viewer. Pemantauan alat medik
terdokumentasi dengan jelas dilembar pemantauan dan terawat dengan
baik, kursi roda 1 dalam kondisi kurang baik.
Dari hasil observasi menunjukan bahwa penyakit yang memerlukan
perawatan terbanyak di Ruang Abu Dzar Atas adalah kasus DM, TB
paru, Tifoid, DHF, Hipertenci, CHF, CVD, CKD.
BOR (Bed Occupation rate)
19 – 20 September 2022 di Ruang Abudzar Atas

BOR Ruang Abudzar Atas


19-20 september 2022
16
14
12
10
8
6
4
2
0
9/19/2022 9/20/2022 9/21/2022

Minimal care Partial care Total Care

Analisa : sebagian besar pasien di ruang Abu Dzar Atas terdiri dari
pasien Partial Care

BOR RANAP Bulan Juni – Agustus 2022


76
75.3
75 74.72

74
73
72
71
70 69.82

69
68
67
JUNI JULI AGUSTUS

Analisa : BOR Ranap tertinggi pada bulan Juni sebesar 75,3 %


KUNJUNGAN RAJAL
JUNI - JULI 2022
8388

7944

7402

JUNI JULI AGUSTUS

Analisa : Kunjungan Rawat Jalan Terbanyak adalah di bulan


agustus sebesar 8388 pasien

KUNJUNGAN IGD
JUNI - AGUSTUS 2022
1450 1433

1400

1350

1300 1293

1251
1250

1200

1150
JUNI JULI AGUSTUS

Analisa : Kunjungan IGD terbanyak pada bulan Agustus sebanyak 1433 pasien

2. Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi Ruangan
Struktur organisasi yang digunakan adalah hirarki. Untuk saat ini
tampak adanya struktur organisasi yang ditempel ditembok sebagai
kebijaksanaan rumah sakit untuk tidak boleh menempelkannya.
Namun hierarki keorganisasiannya ada dimana ruang Abu Dzar Atas
dikepalai oleh seorang kepala ruangan yang membawahi koordinatir
ruangan dan membawai 2 tim
Kepala Ruangan
Ns. Sri Murtini S.Kep, M.Kep

Koordinator Ruangan Administrasi:


Panca

Katim 1 Katim 2 Katim 3 Katim 4


Fitriyani AMK Ns Halima S.Kep Aaf Afriani AMK Ns Sri Rahmawat S.Kep

Pelaksana Pelaksana Pelaksana


Pelaksana
Amelia anisa AMK Nolaria AMK Ns Dini Rahma S.kep
Novita AMK
Ns Ryan S,Kep Zulfikar AMK Zulfardli AMK
Adnan AMK

Bagan 1: Struktur Organisasi ruang Abudzar Atas

Sarana pendokumentasian asuhan keperawatan cukup memadai. Hal


ini ditunjukan oleh adanya format asuhan keperawatan dari mulai
pengkajian keperawatan sampai evaluasi keperawatan yang ada di
rekam medis. Pendokumentasin keperawatan harian dilakukan secara
terintegrasi dengan bagian yang lain seperti dokter, ahli gizi,
fisioterapi. Sehingga semua yang dilakukan pada pasien tersebut
dalam hari yang sama dapat terlihat dengan mudah dan setiap bagian
saling melengkapi. Selain itu juga sudah adanya SOP tindakan, format
untuk penilaian resiko jatuh.

b. Alur Komunikasi
Alur komunikasi yang dilakukan di ruang Abu Dzar Atas yaitu sesuai
dengan alur komando yang ada dalam hirarki struktur organisasi.
Masalah keperawatan yang muncul disampaikan ke atasan langsung
sesuai alur komandonya. Komunikasi dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung. Komunikasi langsung biasanya dilakukan saat
timbang terima dengan komunikasi satu arah. Sedangkam komunikasi
tidak langsung dapat dilakukan melalui media elektronik telepon, sms
ataupun media sosial lainnya.

c. Metode Penugasan
Metode penugasan yang diterapkan pada ruang rawat inap Abu Dzar
Atas adalah metode tim. Ruangan membagi penugasan pada dua tim,
yaitu tim 1 dan tim 2, yang mana masing-masing tim tersebut
dikepalai oleh ketua tim. Tim 1 bertanggungjawab pada pemberian
asuhan pada kamar kamar 1&4, tim 2 bertanggung jawab pada
pemberian asuhan pada kamar 2&3. Menurut wawancara dengan ketua
tim dan kepala ruangan, setiap tim sudah memiliki perawat pelaksana
yang tetap di masing-masing tim.

d. Sistem Pendelegasian Tugas dan mekanisme timbang terima


Mekanisme timbang terima dilakukan setiap pergantian shift pagi, sore
dan malam. Dari hasil observasi yang ditemukan pada saat timbang
terima pasien (hand over) dilakukan diruang nurse station dan keliling
ke kamar- kamar pasien.

e. Pengarahan
Pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruangan terhadap perawat di
Ruang Abu Dzar Atas berupa pengarahan dalam melakukan kegiatan
keperawatan harian, pemberian informasi yang up to date dan
pemberian motivasi kepada perawat teratai yang selalu dilakukan saat
pre atau post conference. Pengarahan yang dilakukan oleh kepala
ruangan umumnya dilakukan secara terencana yaitu pada pagi hari
dengan memberikan informasi hal – hal baru ataupun penyegaran
informasi yang sebelumnya pernah diberikan. Untuk pemberian
motivasi dilakukan kepada perawat yang sedang mengalami masalah
baik pribadi ataupun saat bekerja.
3. Ketenagaan
Ruangan Alghifari dikelola tenaga keperawatan berjumlah 13 orang.
Dengan tingkat pendidikan D3 keperawatan sebanyak 8 orang, S1 Ners
sebanyak 5 orang. Tenaga kesehatan lain yang ada di Ruang Abu Dzar
adalah admin yang terdiri dari 1 orang dengan tingkat pendidikan SMA.
Selain tenaga kesehatan ada pula tenaga non kesehatan yaitu Cleaning
service untuk dua shift berjumlah 2 orang, dan satu orang tenaga untuk
untuk bagian entry data / billing.

4. Pengendalian

a. Supervisi
Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala ruangan pada saat pre
conference pagi hari. Selain itu juga di RSIJ Sukapura dilakukan
jenjang karir PK (Perawat Klinik) dimana disetiap kenaikan PK selalu
dilakukan supervisi baik supervisi praktek ataupun responsi yang
langsung diadakan kegiatan ini oleh bagian Komite keperawatan.
Untuk supervisi yang dilakukan secara ronde keperawatan ataupun bed
side taeching belum tampak dilakukan di ruang Abu Dzar Atas.

b. Manajemen mutu
Untuk mengontrol manajemen mutu di ruang Abu Dzar Atas biasanya
dilakukan kuesioner kepuasan kepada keluarga pasien saat akan
pulang perawatan. Pasien dan keluarga pasien mendapatkan hak atau
kesempatan untuk complain apabila tidak puas dengan pelayanan yang
diberikan.
BAB IV
ANALISA RUANG ABU DZAR ATAS BERDASAR 5M

A. Man
1. Ketenagaan
a. Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesipikasi pekerjaan

No Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Persen


1 Keperawatan 13 93 %
2 Administrasi 1 7%
Jumlah 14 100%

KARAKTERISTIK KETENAGAAN BERDASARKAN SPE-


SIFIKASI PEKERJAAN

ADMINISTRASI
7%

KEPERAWATAN
93%

Analisa : Sebagian besar ketenagaan di dominasi tenaga keperewatan


sebanyak 93 %

b. Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah %


1 D III Keperawatan 8 57%
2 S1 Keperawatan 5 36%
3 SMA 1 7%
Jumlah 14 100%
KARAKTERISTIK KETENAGAAN
BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

7%
36%

57%

S1 KEPERAWATAN D III KEPERAWATAN SMA

Analisa : berdasarkan tingkat kependidikan sebagian besar lulusan DIII


keperawatan sebanyak 57 %
c. Karakteristik ketenagaan (perawat) berdasarkan lama bekerja

No Lama Bekerja Jumlah %


1 < 5Tahun 5 36
2 10-20 Tahun 8 57%
3 > 20 Tahun 1 7%
Jumlah 14 100%

KARAKTERISTIK KETENAGAAN
PERAWAT BERDASAR LAMA BEK-
ERJA
> 20 TAHUN
7%
< 5 TAHUN
36%

10 - 20
TAHUN
57%

Analisa : Ketenagaan berdasarkan lama bekerja sebanyak 57 % selama 10-


20 tahun

d. Karakeristik status kepegawaian

No Status Jumlah %
1 PKWT 5 36%
2 Pegawai tetap 9 64%

Jumlah 14 100%

KARAKTERISTIK STATUS KEPEGAWAIAN


PKWT
36%

PEGAWAI TETAP
64%

2. Struktur Organisasi Ruang Abu Dzar Atas

Kepala Ruangan
Ns. Sri Murtini S.Kep, M.Kep

Koordinator Abu Dzar Atas


Administrasi:
Panca

Katim 1 Katim 2 Katim 3 Katim 4


Fitriyani AMK Ns Halima S.Kep Aaf Afriani AMK Ns Sri Rahmawat S.Kep

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana


Amelia anisa AMK Novita AMK Nolaria AMK Ns Dini Rahma S.kep
Ns Ryan S,Kep Adnan AMK Zulfikar AMK Zulfardli AMK

3. Tingkat ketergantungan pasien


 Self care: membutuhkan waktu 1-2 jam dengan wktu efektif 1,5 jam/24
jam.
 Minimal care: Membutuhkan waktu 3-4 jam dengan waktu efektif 3,5
jam/24jam.
 Intermediate: Membutuhkan waktu 5-6 jam dengan rata-rata waktu efektif
5,5 jam/24jam.
 Modified intensive care: Membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-
rata 7,5 jam/24jam.
 Intensive care: Membutuhkan waktu 10-14 jam dengan rata-rata efektif 12
jam/24jam.

Bor Ruang Abu Dzar Atas

N Tanggal Minimal care Partial care Total Care Jumlah BOR dalam
O persen
1 19/09/2022 8 12 2 22 84,6%

2 20/09/2022 7 15 2 24 92%

3 21/9/2022 6 10 2 18 69,23%

21 37 6 64 82,05%

Rata rata Rata rata Rata rata


minimal care partial care total care
7
13 2

BOR Ruang Abudzar Atas


19-20 september 2022
16

14

12

10

0
9/19/2022 9/20/2022 9/21/2022

Minimal care Partial care Total Care


BOR RANAP RS Islam Jakarta Sukapura Juni – Juli 2022

BULAN JUNI JULI AGUSTUS

BOR RANAP 75,30% 69,82% 74,72%

76
75.3
75 74.72

74
73
72
71
70 69.82

69
68
67
JUNI JULI AGUSTUS

BOR RANAP RS ISLAM JAKARTA SUKAPURA BULAN JUNI –


AGUSTUS 2022

Kunjungan Rawat Jalan RS Islam Jakarta Sukapura Juni – Juli 2022

BULAN JUNI JULI AGUSTUS

Kunjungan RAJAL 75944 7402 78388


KUNJUNGAN RAJAL RS ISLAM JAKARTA
JUNI - JULI 2022
8600
8400
8200
8000
7800
7600
7400
7200
7000
6800
JUNI JULI AGUSTUS

Kunjungan IGD RS Islam Jakarta Sukapura JUNI – JULI 2022

BULAN JUNI JULI AGUSTUS

Kunjungan IGD 1293 1251 1433

KUNJUNGAN IGD RS ISLAM JAKARTA


SUKAPURA
JUNI - AGUSTUS 2022
1450 1433

1400

1350

1300 1293

1251
1250

1200

1150
JUNI JULI AGUSTUS
Perhitungan tenaga perawat berdasar metode Douglas

Minimal Partial Total Jumlah

Pagi 0,17 x 7 = 1,19 0,27 x 13 = 0,36 x 2 = 5,42 (5) orang


3,51 0,72

Sore 0,14 x 7 = 0,98 0,15 x 13 = 0,3 x 2 =0,6 3,53 (4) orang


1,95

Malam 0,07 x 7 = 0,49 0,10 x 13 = 1,3 0,2 x 2 = 0,4 2,19 (2) orang

Jumlah Secara Keseluruhan Perhari 11 orang

Perhitungan tenaga perawat berdasar metode Gillies


Jumlah jam keperawatan langsung
 Ketergantungan minimal = 7 orang x 1 jam = 7 jam
 Ketergantungan partial = 13 orang x 3 jam = 39 jam
 Ketergantungan total = 2 orang x 6 jam = 12 jam
Jumlah jam = 58 jam
Jumlah keperawatan tidak langsung = 21 orang x 1 jam = 21 jam

Pendidikan Kesehatan = 21 orang x 0,25 = 5,25 jam


Total jam keperawatan/klien/hari
58+21+5,25
= 4,01 jam/klien/hari
21
Jumlah tenaga yang dibutuhkan:
4,01 x 21 x 365 30736,65
= = 15,0375 (15 orang)
( 3 65− 73 ) x 7 2044

Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 (3 orang) Jadi jumlah tenaga yang
dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang /hari
Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % = 10 : 8
orang
Analisa :
Berdasarkan metode douglas, jumlah ketenagaan di ruang Abu Dzar Atas
sudah sesuai yaitu 11 perawat.
Tetapi berdasarkan metode Gillies, jumlah tenaga perawat di ruang Abu Dzar
Atas sebanyak 12 orang belum mencukupi hasil perhitungan rumus tersebut
yang membutuhkan tenaga perawat sebanyak 18 orang. Hal tersebut
dikhawatirkan akan berdampak pada:
 Tingginya beban kerja perawat

 Kurangnya asuhan keperawatan pada pasien (misalnya observasi pada


pasien pada tingkat ketergantungan total care)

 Kurang optimalnya dokumentasi keperawatan

B. Material dan Machine

1. Denah Ruang Abu Dzar Atas

Analisa: Abu Dzar atas terdapat di lantai 2 hanya menggunakan selasar


dalam setiap aktivitas pasien pengunjung dan petugas. Hal ini sangat
berisiko terjadi kecelakaan kerja dan berdampak pada patient safety.

2. Kapasitas Ruang Abu Dzar Atas memiliki kapasitas … tempat tidur dengan
klasifikasi:
 26 tempat tidur kelas 3, terdiri dari 24 tempat tidur untuk ruangan rawat
biasa dan 2 tempat tidur untuk ruang isolasi
3. Fasilitas Untuk Petugas
 Ruang nurse station
 Ruang ganti perawat
 Kamar mandi
 Pantry
 Ruang administrasi tergabung dengan ruangan nurse station dengan
fasilitas komputer, akses internet, telpon, dan printer.
4. Fasilitas Alat Medis

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 EKG 1 Layak sampai
29/12/2022
2 X-Ray viewer 1 Baik
3 Suction 1 Baik
4 Stetoskop 2 Baik
5 Tensi meter 2 Layak sampai
29/12/2022
6 Termometer 2 Baik
7 Senter 1 Baik
8 Tabung oksigen 10-20 Baik
9 Nebulizer 1 Tanggal kadaluarsa
kalibrasi 03/2022
10 Bed & tiang infus 26 Baik
11 Timbangan 1 Baik
12 Tiang infus mobile 6 Baik
13 Humidifier & flowmeter 15 Baik
oksigen
14 Troli 2 Baik
15 Ambu Bag 1 Baik
17 Bengkok 2 Baik
18 Kursi roda 2 Baik
19 Air Purifier 1 Baik
20 Box Emergency 1 Baik
21 Handrub 10 Baik
22 Saturasi 1 Baik
23 Glukometer 1 Layak sampai
28/12/2022

Analisa : berdasarkan observAnalisa: hasil observasi di ruang Abu Dzar


atas didapatkan sebagian besar alat dalam kondisi baik dan layak pakai,
tetapi ditemukan juga beberapa alat yang kurang memenuhi standar
keselamatan diantaranya:

1. Oksigen tabung besar disimpan di lorong dan tanpa menggunakan


tali pengaman.

2. Handscrub hanya ada di setiap pintu masuk kamar pasien,


jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah bed sehingga tidak
optimalnya pelaksanaan hand hygiene.

3. Nebulizer tanggal kadaluarsanya 03/2022 yang beresiko terhadap


keamanan alat tersebut.
C. Method
1. Metode Tim
 Berdasakan struktur organisasi rumah sakit, metode yang digunakan
adalah metode tim.
 Dalam daftar dinas ruang Abu Dzar atas terbagi menjadi 4 tim. Tim 1
(shift pagi) terdiri dari 1 katim dan 3 orang anggota dengan 2 perawat 1
admin, tim 2 (shift sore) terdiri dari 1 katim dan 3 orang anggota
perawat, tim 3 (shift malam) terdiri dari 1 katim dan 3 orang anggota
perawat. Dan tim 4 terdiri dari 1 latim dan 3 orang anggota perawat
terjadwal libur.
 Operan shift dan pengaturan shift setiap hari terbagi menjadi 3 shift,
yaitu shift pagi dari jam 07.00 s.d 14.00 siang, shift sore 13.00 s.d 20.00
malam, shift malam 20.00 s.d 07.00 pagi
Analisa: Menurut Marquis dan Huston (2016) metode tim adalah suatu
keadaan dimana proses keperawatan dilakukan oleh sekelompok perawat
terhadap sekelompok pasien di runag perawatan yang terdiri atas kepala
ruangan, ketua tim dan anggota tim. Sedangkan pada observasi pelaksana di
tiap tim masih memberikan asuhan keperawatan secara fungsional.

2. SPO

NO JUDUL DOKUMEN

1 SPO Assesmen Awal Medis Pasien Rawat Inap

2 SPO Asesmen Awal Keperawatan


3 SPO Asuhan Keperawatan

4 SPO Implementasi Keperawatan

5 SPO Catatan Perkembangan Pasien Terintergrasi Rawat Inap

6 SPO Assesment Awal Keperawatan Anak Rawat Inap

7 SPO Penerimaan Pasien Baru

8 SPO Assesment Awal Medis Pasien Anak

9 SPO Pemnatauan tanda-tanda vital

10 SPO Pemasangan Infus

11 SPO Pemberian Oksigen

12 SPO Menyiapkan injeksi ampul

13 SPO menyiapkan Injeksi Vial

14 SPO Memberi injeksi intra vena

15 SPO Memberi injeksi Sub Cutan

16 SPO Membantu pasien BAB dan BAK

17 SPO Memandikan Pasien

18 SPO Memberikan makan melalui selang NGT

19 SPO Assemen Nyeri

20 SPO Menggunting kuku

21 SPO Merawat Luka

22 SPO Kebersihan mulut (oral hygiene)

23 SPO Pemberian Transfusi Darah

24 SPO penghisap Lendir (suction)

25 SPO Transfer Interna RS

26 SPO Transfer External RS


27 SPO Rekam jantung

28 SPO Merujuk Pasien

29 SPO Pemulangan Pasien

30 SPO Penundaan Operasi

31 SPO Pengisian Formulir Transfer Internal RS

32 SPO Pengisian Formulir Transfer External RS

33 SPO Pelayanan Pasien Terminal

34 SPO Pelayanan Restrain

35 SPO Manajemen nyeri

36 SPO Vulva Hygine

37 SPO Posisi Dorsal Recumben

38 SPO Posisi Pasien Litotomi

39 SPO Posisi Pasien Trendelenburg

40 SPO Posisi Pasien semi fowler

41 SPO Operan Dines Perawat

42 SPO Serah Terima Tugas

43 SPO Pasien Meninggal

44 SPO Perawatan Jenazah

45 SPO Ganti botol WSD

46 SPO Perawatan Luka WSD

47 SPO Pasien Pulang Tanpa Izin

48 SPO Persiapan Pungsi

49 SPO Batuk Efektif


50 SPO Pasien Cuti

51 SPO Infomed Concent Tindakan Kedokteran

52 SPO Infomed Concent Tindakan Pembedahan

53 SPO Infomed Concent Tindakan Invasif

54 SPO Informed Concent Transfusi Darah

55 SPO Pemantauan Pemberian Obat

56 SPO Assesment medis dan keperwatan pasien tahap terminal

57 SPO Pemantauan Resiko Dekubitus

58 SPO Assesment Ulang

59 SPO Assesment Khusus Geriatri

60 SPO Assesment Tahap Terminal

61 SPO Assesment Gizi Pasien

62 SPO Monitoring Transfusi

63 SPO DNR

64 SPO Penolakan Pengobatan

65 SPO Penetapan DPJP

66 SPO Penilaian Resiko Jatuh Dewasa (Morse Scale)

67 SPO Penilaian Resiko Jatuh Geriatri (Sydney Score)

68 SPO Penilaian Resiko Jatuh Anak (Humpty Dumpty)

69 SPO Intervensi Resiko Jatuh

SPOPenilaian Resiko Jatuh Geriatri (Sydney Score) yang digunakan di RS


Islam Sukapura
SPO Resiko Jatuh geriatri (sydney score) menurut teori.

Analisa: Menurut SPO RS tentang assesmen resiko jatuh geriatri (sydney


score) terdapat 11 poin diantaranya, riwayat jatuh dalam 12 bulan
sebelumnya, penilaian gaya berjalan, kelemahan umum, pemakaian obat-
obatan resiko tinggi, osteoporosis, usia 70 tahun keatas, bila dibandingkan
dengan hasil dari penilaian resiko jatuh dari Australian Commission on
Safety and Quality in Healthcare tahun 2015 dalam penilaiannya
pengkajian riwayat jatuh dalam 2 bulan terakhir, tidak ada poin penilaian
usia 70 tahun keatas, sehingga penilaian resiko jatuh pada lansia
membutuhkan waktu terlalu lama.
D. Money
1. Sistem gaji dan insentif pegawai tetap dan non tetap di RS Islam Jakarta
Sukapura berasal dari penghasilan rumah sakit keseluruan baik rawat inap
maupun rawat jalan. Jumlah insentif yang diperoleh karyawan disesuaikan
berdasarkan lama kerja, golongan, jenis ruangan, dan sumber dana
disesuaikan dengan BOR rumah sakit.
BOR RANAP Juni – Juli 2022

BULAN JUNI JULI AGUSTUS

BOR RANAP 75,30% 69,82% 74,72%

76
75.3
75 74.72

74
73
72
71
70 69.82

69
68
67
JUNI JULI AGUSTUS

BOR RANAP BULAN JUNI – AGUSTUS 2022

Kunjungan RAJAL Juni – Juli 2022

BULAN JUNI JULI AGUSTUS

Kunjungan RAJAL 75944 7402 78388


BOR RAJAL
JUNI - JULI 2022
8600
8400
8200
8000
7800
7600
7400
7200
7000
6800
JUNI JULI AGUSTUS

Kunjungan IGD JUNI – JULI 2022

BULAN JUNI JULI AGUSTUS

Kunjungan IGD 1293 1251 1433

2. Sumber pendapatan rumah sakit dihasilkan dari pembayaran ansuransi, BPJS


umum dan dibagikan ke ruangan sesuai dengan kebutuhan.

Analisa: berdasarkan data BOR rawat inap dan kunjungan rawat jalan selama
bulan Juni-Agustus didapatkan data yang masih fluktuatif. Hal tersebut akan
berdampak pada pendapatan rumah sakit yang merupakan sumber biaya
operasional rumah sakit (gaji-pegawai, pengadaan alat-alat pelayanan, dan
pemeliharaan fasilitas pelayanan).

E. Marketing
1. Pasien ditinjau dari sistem pembiayaan
Tabel

Jenis pembiayaan Bulan

Juli Agustus

BPJS PBI 136 154


BPJS Non PBI 14 20

Asuransi 6 12

Pribadi 3 4

2. Unggulan Pelayanan RS Islam Jakarta Sukapura


a. Senam lansia / Muhammadiyah Senior Club
b. Pendaftaran via online untuk ke Poliklinik
c. Poliklinik Eksekutif (Klinik Prima)
3. Promosi melalui social media diantaranya:
a. www.rsijsukapura.co.id
b. Instagram @rsijsukapura
c. RS. Islam Jakarta Sukapura (facebook)
Analisa: menurut pengamatan kunjungan ke RS. Islam Sukapura bulan
Juni – agustus 2022 mulai meningkat sehingga bisa disimpulkan
pemasaran yang dilakukan RS. Islam Jakarta Sukapura berjalan dengan
baik.

F. Saran
1. Ketenagaan: menyesuaikan jumlah tenaga keperawatan sesuai dengan
penghitungan beban kerja dan tingkat ketergantungan.
2. Material dan Machine:
- Meningkatkan kesadaran perawat untuk meningkatkan bagian teknik
untuk kalibrasi.
- Penyediaan handscrub diperbanyak sesuai dengan jumlah tempat tidur.
- Mengajukan pengadaan syringe pump untuk ruangan.
- Menyediakan tempat khusus penyimpangan oksigen dan pengamannya.
3. Money & Marketing
- Meningkatkan promosi pelayanan unggulan rumah sakit lewat social
media dan komunitas.
- Meningkatkan mutu pelayanan.
- Memperbanyak kerja sama dengan penyelenggara asuransi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Marquis, B. L. & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen


keperawatan : teori dan aplikasi, (Ed. 4). Jakarta : EGC

Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan, aplikasi dalam Praktik


keperawatan profesional. Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika

Ratna Sitono, Yulia. 2006. Metode praktik keperawatan profesional di Rumah


Sakit. Jakarta: EGC

Sitorus, R. dan Panjaitan, R. 2011. Manajemen keperawatan: Manajemen


keperawatan di ruang rawat. Jakarta: CV. Sagung Seto
Lampiran 1
Undangan Seminar
Jakarta, 29 September 2022

Kepada Yth :
1. Manajer Keperawatan,
2. Kepala Ruangan,
3. Koordinator Kelompok Kerja
4. Pelaksana Perawatan
Ruang Abu Dzar Atas, Abu Dzar Bawah, dan Alghifari
Di Tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sehubungan akan berakhirnya kegiatan Praktek Profesi Manajemen Keperawatan


mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta di RSIJ Sukapura Kelapa Gading, yang dilaksanakan
sejak 19 September – 1 Oktober 2022, di Ruang Abu-Dzar Attas dan Bawah,
serta Ruang Al-Ghifari, maka bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu untuk
menghadiri acara “Presentasi Akhir Hasil Kegiatan Praktek Profesi
Manajemen“ yang akan diselenggarakan:

Hari /Tgl : Jum’at, 3o September 2022


Pukul : 13.30 – 15.00
Tempat : Ruang pertemuan UMJ RS Islam Jakarta Sukapura

Demikian undangan ini kami sampaikan kepada Bapak/Ibu, besar harapan kami
agar Bapak/Ibu berkenan menghadiri nya. Atas perhatian dan perkenan
Bapak/Ibu kami mengucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hormat Kami,
Ketua Kelompok
Praktek Profesi Manajemen
Keperawatan

Teti Setiawati, S.Kep


Lampiran 2
Daftar Hadir Seminar Hasil Identifikasi 5 M di Ruang Al-Ghifari, Abu Dzar Atas &
Bawah RS Islam Jakarta Sukapura
Lampiran 3
Notulen Seminar Hasil Identifikasi 5 M di Ruang Al-Ghifari, Abu Dzar Atas &
Bawah RS Islam Jakarta Sukapura
Hari/Tanggal : Jumat/30 September 2022
Ruang : UMJ Gedung Abu Dzar lantai 2
Jam : 15.30-16.00 WIB

1. Klarifikasi Ns. Maharani, S.Kep


 Ruang Isolasi Abu Dzar bawah tidak ada kelas
 Abu dzar atas belum memiliki syringe pump dan selalu pinjam ke ruang
lain : Syringe pump akan diajukan untuk ruang abu dzar atas
 Oksigen diletakkan di depan kamar pasien tanpa rantai pengaman : karena
keterbatasan admin hanya di pagi hari sehingga oksigen di posisikan di
depan kamar pasien untuk mempermudah perawat sore/malam
 Format Resiko jatuh belum ada di RME
2. Klarifikasi Ns. Sri Murtini, S.Kep
 Ruang isolasi ruang abu dzar sudah sesuai standar
 Bulan Agustus BOR > 75 %, untuk ketenagaan di rasa cukup, ketika ada
penembahan bed dibulan september, tenaga perawat juga sudah
ditambahkan, BOR > 90 %
 Oksigen central : keamanan pasien lebih terjaga
 Pengadaan syringe pump untuk abu dzar atas : sudah di anggarkan
 Rantai pengaman oksigen : akan lebih di tingkatkan
 Handscrub hanya ada di pintu masuk kamar pasien : sebelumnya handscrub
berada di setiap TT pasien, tapi kendalanya banyak handscrub yang dibawa
pulang oleh pasien dan pengunjung pasien.
 Sosialisasi cuci tangan pada pasien dan keluarga selalu dilakukan setiap pagi
hari setelah operan dinas
3. Kalrifikasi Ns. Titin Sumartini, S.Kep
 Saat mahasiswa melakukan observasi, pasien di Al-ghifari tidak ada yang
minimal care, hanya partial dan total care
 Kulkas obat masih tersimpan makanan/minuman : kedepannya akan
diperketat lagi untuk penyimpanan makanan/minumnan
4. Klarifikasi Ns.Prama Mulyati, S.Kep
 Hampir semua laporan sudah sesuai standar kurikulum, yanng merupakan
metode baru untuk mahasiswa, karena sebelumnya menggunakan metode
SWOT
 Laporan hasil identifikasi 5 M di ruang Alghifari masih secara umum
 Laporan hasil identifikasi 5 M di ruang Abu Dzar Atas sudah bagus, sudah
melampirkan analisa dan saran untuk unit
 Laporan hasil identifikasi 5 M di ruang Abu Dzar Bawah sudah bagus tapi
belum menampilkan analisa dan saran untuk unit
 Mahasiswa perlu memperhatikan kedisiplinan dan komunikasi perlu
ditingkatkan lagi.

Pertanyaan dari Dwi Puji untuk Tim Alghifari : apakah di ruang AGF tidak ada pasien
minimal care ?
Jawaban bu Asqiatul : dari hasil observasi di tanggal 25-09-2022, memang di AGF
tidak ada pasien minimal care, hanya partial dan total care.
Lampiran 4

Anda mungkin juga menyukai