Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN CEMAS PADA DEMAM

TYPOID DI RS MITRA SIAGA TEGAL

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Metoda Penulisan Karya Ilmiah

Fitri Aryanti
NIM. P1337421019128

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN TEGAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala pada pencernaan dan gangguan kesadaran,
penyakit demam tipoid ini disebabkan infeksi Salmonella typhi (Lestari, 2016).
Kuman ini banyak dijumpai dan menjadi masalah kesehatan penting di Indoesia
yang mana beriklim tropis dan juga dijumpai pada daeran subtropis (Soedarto,
2007).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010, demam tifoid
menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap rumah sakit
tahun 2010 yaitu sebanyak 41.081 kasus, yang meninggal 274 orang dengan Case
Fatality Rate sebesar 0,67%. Prevalensi tifoid klinis nasional sebesar 1,6%.
Sedang prevalensi hasil analisa lanjut sebesar 1,5% yang artinya ada kasus tifoid
1.500 per 100.000 penduduk Indonesia. (Riskesdas, 2007).
Prevalensi demam tifoid di Jawa Tengah sebesar 1,6%. Dan tersebar di
seluruh Kabupaten/Kota dengan rentang 0,2 - 3,5%. (Depkes RI, 2008) Menurut
data SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon), sepanjang tahun 2016 di
Jawa Tengah tercatat sebagai provinsi dengan kasus penyakit suspek demam
tifoid tertinggi yaitu sebanyak 244.071 kasus yang tersebar diseluruh
kabupaten/kota. Dari data tersebut Kabupaten Tegal menduduki peringkat ke-5
dengan suspek demam typoid terbanyak yaitu 11.387 kasus yang tersebar di
seluruh kecamatan, mengalami kenaikan kasus dari tahun 2015 yaitu 165 kasus.
Berdasarkan profil Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2015, jumlah penduduk
dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) sebanyak 861.700 orang (62,1%)
sedangkan cukupan rumah sehat sebanyak 103.122 (31,6%) dan masih dibawah
target nasional yaitu sebesar 85%.
Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien
anak yang mengalami hospitalisasi. Kecemasan yang sering dialami seperti
menangis, dan takut pada orang baru. Banyaknya stressor yang dialami anak
ketika menjalani hospitalisasi menimbulkan dampak negative yang mengganggu
perkembangan anak. Lingkungan rumah sakit dapat merupakan penyebab stress
dan kecemasan pada anak (Utami, 2014). Menurut Ratna (2012) kecemasan
(ansietas) adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari seseorang.
Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan yang membuat seseorang tidak
nyaman dan terbilang dalam beberapa tingkatan kecemasan hospitalisasi pada
anak dapat membuat anak menjadi susah makan, tidak tenang, takut, gelisah,
cemas, dan tidak mau bekerja sama dalam tindakan medikasi sehingga
mengganggu proses penyembuhan anak. Masa hospitalisasi pada anak prasekolah
juga dapat menyebabkan post traumatic stress disorder (PSTD) yang dapat
menyebabkan trauma hospitalisasi berkepanjangan bahkan setelah anak beranjak
dewasa (Perkin dkk., 2008).
Menurut Moersintowarti (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi
kecemasan pada anak yang dirawat dirumah sakit antara lain: Lingkungan rumah
sakit, bangunan rumah sakit, bau khas rumah sakit, bangunan rumah sakit, obat-
obatan, alat-alat medis, tindakan-tindakan medis, petugas kesehatan. Maka upaya
yang dilakukan untuk mengatasi kecemasan anak, intervensi yang penting
dilakukan perawat terhadap anak yang mengalami kecemasan akibat hospitalisasi
pada dasarnya untuk meminimalkan stressor, memaksimalkan manfaat
hospitalisasi dukungan psiologis pada anggota keluarga, mempersiapkan anak
sebelum masuk rumah sakit (Womg. 2003). Seingga, Salah satu cara mengatasi
cemas yang terjadi pada anak tersebut adalah dengan terapi bermain.
Kecemasan yang terjadi pada anak dapat diatasi dengan dilakukannya
intervensi terapi bermain. Terapi bermain merupakan terapi yang diberikan
kepada anak yang mengalami kecemasan, ketakutan sehingga anak dapat
mengenal lingkungan, belajar mengenal perawat dan prosedur yang dilakukan
serta staf rumah sakit yang ada (Wong, 2009). Menurut T.sai dkk. (2013) dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa terapi permainan mengurangi kesecamasan
anak, selain itu juga meningkatkan kerjasama anak terhadap tindakan
keperawatan. Terapi bermain bisa dilakukan pada anak sehat maupun sakit.
Seorang anak dalam keadaan sakit tetap memiliki kebutuhan bermain. Menurut
(Evism, 2014) melalui kegiatan bermain, anak dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Menurut Adriana (2011) tujuan penerapan terapi bermain pada anak
dirumah sakit adalah agar anak dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal
selama perawatan, agar dapat mengekspresikan pikiran dan fantasi anak agar anak
dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman bermain yang tepat dan
agar anak dapat beradaptasi secara efektis dengan lingkungan yang baru yaitu
rumah sakit sehingga kecemasan anak karena hospitalisasi dapat berkurang karena
terapi bermain tersebut. Terapi bermain dapat mengurangi kecemasan pada anak
yang di rawat di rumah sakit. Sehingga terapi bermain puzzel pada anak dengan
kerjasama orang tua yang baik diharapkan kecemasan pada anak yang dirawat di
rumah sakit dapat menurun.
Berdasarkan uraian diatas yang telah dituliskan penulis, penulis menyadari
akan pentingnya penanganan cemas yang sering terjadi pada anak yang dirawat di
rumah sakit yang dapat berdampak lebih buruk dan berbahaya apabila tidak segera
ditangani terhadap kondisi emosionalnya. Karena terkait hal tersebut, sehingga
penulis merminat untuk menuliskan karya tulis ilmiah yang berfokuskan pada
penanganan cemas pada anak dengan judul “ Asuhan Keperawatan Anak dengan
Cemas pada Demam Typoid”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengelolaan asuhan keperawatan pada An. X yang mengalami
kecemasan di ruang X di Rumah Sakit Mitra Siaga Tegal.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan pelaksanaan asuhan Keperawatan pada An. X yang
mengalami kecemasan di Ruang X di RS Mitra Siaga Tegal.
2. Tujuan Khusus
a. Menuliskan pengkajian pada anak An. X dengan masalah keperawatan
cemas pada pasien dengan demam typoid di ruang X di RS Mitra Siaga
Tegal.
b. Menentukan diagnosa keperawatan pada anak An. X dengan masalah
keperawatan cemas pada pasien dengan demam typoid di ruang X di RS
Mitra Siaga Tegal.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada anak An. X dengan masalah
keperawatan cemas pada pasien dengan demam typoid di ruang X di RS
Mitra Siaga Tegal.
d. Melaksanakan asuhan keperawatan pada anak An. X dengan masalah
keperawatan cemas pada pasien dengan demam typoid di ruang X di RS
Mitra Siaga Tegal.
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilakukan sesuai
perencanaan yang ada pada asuhan keperawatan anak An. X dengan
masalah keperawatan cemas pada pasien dengan demam typoid di ruang
X di RS Mitra Siaga Tegal.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan pada saat memberikan
asuhan keperawatan anak yang mengalami kecemasaan saat di rawat di
rumah sakit.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Meningkatkan pengetahuan penulis tentang asuhan keperawatan terutama
kasus cemas pada anak.
b. Bagi institusi pendidikan
Memberikan pengetahuan yang lebih banyak lagi bagi mahasiswa dalam
pembelajaran asuhan keperawatan terutama kasus cemas pada anak.

Anda mungkin juga menyukai