Oleh :
FAKULTAS KESEHATAN
LAMPUNG
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
Oleh karena itu, kami berharap adanya saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat.Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN..........................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian...............................................................................................................4
B. Faktor-faktor pendorong........................................................................................5
C. Bentuk Trafficking.................................................................................................6
D. Undang-Undang Trafficking..................................................................................7
E. Sanksi bagi pelaku tindak pidana perdagangan orang...........................................8
F. Dampak/ Pengaruh Trafficking Human.................................................................8
G. Pencegahan.............................................................................................................9
H. Pohon Masalah............................................................................................10
I. Diagnosa
Keperawatan................................................................................10
J. Intervensi Keperawatan ......................................................................................10
BAB III: PENUTUP...............................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demikian canggihnya cara kerja perdagangan orang yang harus diikuti dengan perangkat
hukum yang dapat menjerat pelaku. Diperlukan instrument hukum secara khusus yang
meliputi aspek pencegahan, perlindungan, rehabilitasi, repratriasi, dan reintegrasisosial.
Perdagangan orang dapat terjadi pada setiap manusia, terutama terhadap perempuan, dengan
demikian upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak merupakan hal yang harus
diimplementasikan.
Kasus perdagangan orang yang terjadi, hampir seluruh kasus yang ditemukan dalam
perdagangan manusia korbannya adalah perempuan dan anak. Diperkirakan setiap tahunnya
600.000-800.000 laki-laki, perempuan dan anak- anak diperdagangkan menyeberangi
perbatasan-perbatasan internasional. Di Indonesia jumlah anak yang tereksploitasi seksual
sebagai dampak perdagangan anak diperkirakan mencapai40.000-70.000anak .Disampingitu,
dalam berbagai studi dan laporan NGO menyatakan bahwa Indonesia merupakan daerah
sumber dalam perdagangan orang, disamping juga sebagai transit dan penerima perdagangan
orang.
Dari berbagai macam kejahatan yang ada, masalah perdagangan orang sangat kompleks,
sehingga upaya pencegahan maupun penanggulangan korban perdagangan harus dilakukan
secara terpadu. Adapun beberapa factor pendorong terjadinya perdagangan orang antara lain
meliputi kemiskinan,desakan kuat untuk bergaya hidup materialistik, ketidakmampuan
system pendidikan yang ada maupun masyarakat untuk mempertahankan anak supaya tidak
putus sekolah dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi serta petugas Kelurahan dan
Kecamatan yang membantu pemalsuan KTP.
Secara umum korban perdagangan orang terutama perempuan yang dilacurkan dan
pekerjaan adalah korban criminal dan bukan pelaku kriminal. Elemen perdagangan orang
meliputi pelacuran paksa, eksploitasi seksual, kerja paksa mirip perbudakan, dan transplantasi
organ tubuh. Korban perdagangan orang memerlukan perlindungan, direhabilitasi, dan
dikembalikan kepada keluarganya.
Salah satu faktor tingginya kasus perdagangan orang yang pada umumnya perempuan,
disebabkan oleh dijanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi di luar daerah, dengan korban adalah
4
kalangan perempuan usia remaja yang ingin mencari kerja. Dimana,kasus perdagangan orang
khususnya perempuan yang sangat tidak manusiawi tersebut, merupakan praktik penjualan
perempuan dari satu agen keagen berikutnya. Semakin banyak agen yang terlibat, maka
semakin banyak pos yang akan dibayar oleh perempuan tersebut, sehingga gaji mereka
terkuras oleh para agen tersebut.
Fenomena tersebut perlu diantisipasi agar jaringan seperti rantai tersebut dapat diberantas
dan diputuskan melalui Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan terlebih dahulu disosialisasikan agar masyarakat
memahami khususnya kaum perempuan. Tingginya angka migrasi penduduk serta
kemiskinan. Didugaada peningkatan kualitas dan kuantitas kasus perdagangan anak dan
perempuan (trafficking). Kemunculan kasus perdagangan tenaga kerja perempuan merupakan
dampak langsung dari tidak sejahteranya masyarakat.Sebagian masyarakat cenderung
mencari jalan pintas untuk bangkit dari kemiskinan.Fenomena ini memunculkan
keprihatinan, sehingga perlu adanya langkah proaktif. Cara pintas yang diambil masyarakat
kerap mengorbankan masa depan generasi muda. Pengiriman tenaga kerja ke luar daerah,
seringkali tanpa mempertimbangkan legalitas dari jalur pengiriman. Ada kecenderungan jalur
perdagangan orang diawali dengan berkedok penyaluran pembantu rumah tangga.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
5
7. Untuk Mengetahui dan Memahami Pencegahan dan Penanggulangan Human
Trafficking
8. Untuk mengetahui Konsep asuhan keperawatan Human Trafficking?
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
7
B. Faktor-faktor pendorong terjadinya Trafficking
1. Kemiskinan (permasalahan ekonomi)
Ekonomiyang minim atau disebut kemiskinanmenjadifactor penyebab
utamaterjadinya Human Trafficking. Ini menunjukkan bahwa perdagangan manusia
merupakan ancaman yang sangat membahayakan bagi orang miskin.Sudah bukan menjadi
rahasiaumum lagi bahwa rendahnya ekonomi membawa dampak bagi prilaku sebagian besar
masyarakat. Ekonomi yang pas-pasanmenuntut mereka untuk mencari uang dengan berbagai
cara. Selain itu budaya konsumvitisme, juga ikut andil menambah iming-iming masyarakat
untuk mencari biaya penghidupan. Semua ini menjadikan mereka dapat terjerumus kedalam
prostitusi dan tindak asusila lainnya.Di sisi yang lain kurangnya lahan pekerjaan atau masih
banyaknya angka pengangguran melengkapi rendahnya pendapatan atau ekonomi
masyarakat.
Selain itu, anak-anak yang putus sekolah menyebabkan mereka untuk memaksakan
diri mereka sendiri untuk memasuki dunia kerja. Mereka dipaksa kerja untuk bisa
meringankan beban keluarga. Tidak jarang anak-anak menjadi korban eksploitasi seksual
komersial dan trafficking terhadap anak karena orangtua mereka sudah tidak sanggup lagi
membiayai. Keluarga yang miskin mungkin tidak sanggup untuk mengirim anak mereka ke
sekolah dan biasanya akan mendahulukan pendidikan bagi anak laki-laki jika mereka hanya
mampu mengirim sebagian anak-anak mereka ke sekolah. Jika orang tua tidak mampu
mencari pekerjaan, maka anak akan mereka suruh bekerja diladang atau dipabrik atau di
dalam situasi yang lebih berbahaya serta jauh dari rumah seperti diluar kota atau di luar
negeri. Melalui semua jalur ini, kemiskinan membuat anak dan perempuansemakin rentan
terhadap trafficking.
8
anak dan perempuan khususnya di pedesaan dan terkadang tanpa disadari pelaku
perdagangan anak dan perempuan tidak menyadari bahwa ia sudah melanggar hukum. Para
korban perdagangan biasanya susah untuk mencari bantuan dinegara dimana mereka dijual
karena mereka tidak memiliki kemampuan unutuk menggnakan bahasa dinegara tersebut.
3. Kurangnya kepedulian Orang Tua
Tidak jarang ditemukan orang tua yang kurang peduli untuk membuat akta kelahiran
sang anaknya dengan berbagai alasan. Orang tanpa tanda pengenal yang memadai lebih
mudah menjadi korban trafficking karena usia dan kewarganegaraan mereka tidak
terdokumentasi. Sehingga pelaku dapat melakukan aksinya tanpa khawatir identitaskorban
tidak mudah terlacak. Anak- anak korban trafficking misalnya, lebih mudah diwalikan ke
orang dewasa manapun yang memintanya.
C. Bentuk Trafficking
1. Kerja paksa seks dan ekploitasi Seks — baik diluar maupun di dalam negeri.
Dalam banyak kasus, perempuan dan anak-anak dijanjikan bekerja sebagai buruh
migran, PRT, pekerja restoran, penjaga toko, atau pekerjaan tanpa keahlian tetapi kemudian
dipaksa bekerja pada industri seks saat mereka tiba di daerah tujuan. Kasus lain
menyebutkan, beberapa perempuan tahu bahwa mereka akan memasuki industri seks tetapi
mereka ditipu dengan kondisi kerja dan mereka dikekang dibawah paksaan dan tidak
diperbolehkan menolak bekerja.
D. Undang-Undang Trafficking
9
2007,pengertiannya adalah perekrutan, pengangkutan, penyembunyian, pengiriman,
pemindahan, penerimaan orang yang diancam dengan kekerasan, penggunaan kekerasan,
penculikan, pemenjaraan, pemalsuan, Penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau status,
kerentanan, jeratan hutang, atau pembayaran atau keuntungan untuk mendapatkan
persetujuan dari mereka yang mengendalikan orang lain, baik di dalam atau antar negara,
untuk tujuan mengeksploitasi atau menyebabkan orang dieksploitasi.
Rasa takut yang terus- menerus untuk keamanan pribadi mereka dan Demi
keselamatan keluarga, ancaman deportasi pada akhirnya akan berkembang menjadi rasa
kehilangan dan ketidakberdayaan. Depresi, kecemasan, dan depresi tidak mengejutkan
Gangguan stres pascatrauma (PTSD) adalah gejala umum korban perdagangan orang Menjual
Sering mengalami situasi kekerasan yang berujung pada trauma fisik, seksual dan
psikologis.Kecemasan, insomnia, depresi dan Gangguan stres pascatrauma
menggambarkanevaluasi atau standar evaluasi yang mengecewakan harga diri dengan
memandang rendah diri sendiri (Taylor, 2012:1).
2. Dampak Sosial
Dampak sosial ini merupakan salah satu dari sekian banyak pengaruh yang dialami
oleh perempuan. korban Menjual Korban mengalami isolasi sosial, yang merupakan strategi
perbudakan dan eksploitasi seksual. Korban perbudakan, terutama anak-anak, seringkali
kehilangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan bersosialisasi dengan teman
sebayanya (Stotts & Ramey, 2009:10). Karena Menjual Perempuan tampaknya telah
mengorbankan seluruh masyarakat, anak-anak dan perempuan, dan isolasi sosial
10
dimaksudkan untuk mencegah mereka menerima pendidikan dan meningkatkan risiko
mereka untuk diperdagangkan di masa depan.
K. Pohon Masalah
RBD
HDR
SITUASIONAL
KETIDAK BERDAYAAN
11
L. DiagnosaKeperawatan
1. RBD
2. HDR Situasional
3. Ketidakberdayaan
M. Intervensi Keperawatan
Diagnose Tujuan dan Kriteria Intervensi
keperawatan
Hasil
12
bunuh diri dimasa depan(mis. Orang
yang dihubungi kemana mencari
bantuan)
9. Pastikan obat ditelan
Edukasi:
1. Anjurkan mendiskusikan perasaan
yang dialami kepada orang lain
2. Anjurkan menggunakan sumber
pendukung (mis. layanan spiritual)
3. Jelaskan tindakan pencegahan bunuh
diri kepada keluarga atau orang
terdekat
4. Informasikan sumber daya
masyarakat dan program yang
tersedia
5. Latih pencegahan risiko bunuh diri
(mis. Latihan asertif, relaksasi otot
progresif)
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, atau anti psikotik, sesuai
indikasi
2. Kolaborasi tindakan keselamatan
kepada PPA
3. Rujuk ke pelayanan kesehatan, jika
4. perlu
13
5. Perasaan malu positif
menurun
6. Perasaan
bersalah
menurun
Ketidakberdaya Setelahdilakukan
an tindakan keperawatan PromosiHarapan(I.09307)
3x24 jam, diharapkan Observasi:
keberdayaan meningkat 1. Identifikasi harapan pasien dan keluarga
dengan kriteria hasil: dalam pencapaian hidup
1. Pernyataan
Terapeutik:
mampu
1. Sadarkan bahwa kondisi yang
2. melaksanakan
2. dialami memiliki nilai penting
aktivitas
3. Pandu mengingat kembali kenangan
meningkat
yang menyenangkan
3. Pernyataan
4. Libatkan pasien secara aktif dalam
frustasi
perawatan
menurun
5. Kembangkan rencana perawatan
4. Ketergantungan
yang melibatkan tingkat pencapaian
pada orang lain
tujuan sederhana sampai dengan
menurun
kompleks
6. Berikan kesempatan kepada pasien
dan keluarga terlibat dengan
dukungan kelompok
7. Ciptakanlingkungan yang
memudahkanmempraktikkan
kebutuhan spiritual
Edukasi
1. Anjurkanmengungkapkan
perasaan terhadap kondisi dengan
realitis
2. Anjurkanmempertahankanhubungan
terapeutik dengan orang lain
3. Latihmenyusuntujuanyangsesuai
dengan harapan
4. Latih cara mengembangkanspiritual
diri
5. Latihcaramengenangdanmenikmati
14
masalalu(mis.prestasi,pengalaman)
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengertian materi di atas bias di simpulkan maraknya terjadi perdagangan orang
(trafficking) di Indonesia, yang mana kejahatanini adalah jenis kejahatan yang dilakukan oleh
para sendikat yang sudah terorganisiryang meliputi nasional sampai dengan internasional.
Jenis kejahatan merupakan pelanggaran hak asasi manusia, yakni hak yang melekat dalam
diri setiap manusiameliputi secara kodrati, meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga,
hakmengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hakkeamanan,
dan kesejahteraan yang oleh karena itu tidak boleh diabaikan ataudirampas oleh siapapun.
Maka untuk memberantas kejahatan itu perlu dilakukan pencegahan dalam perdagangan
orang tersebut agar tindakan perdagangan orangseperti penjualan anak, prostitusi anak,
penyelundupan manusia, migran dandiskriminasi serta perdagangan wanita dan pelacuran.
Bentuk pelanggaran hak asasimanusia terutama masalah perdagangan orang adalah dengan
adanya upaya pemerintah untuk meratifikasi ketentuan hukum internasional ke dalam
hukumnasional seperti dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007
tentangTindak Pidana Perdagangan Orang dan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
tentangHak Asasi Manusia
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/538523494/ASUHAN-KEPERAWATAN-JIWA-PADA-
HUMAN-TRAFFICKING
https://www.academia.edu/37864112/
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_TRAFFICKING_HUMAN_PROGRAM_STUDI_SA
RJANA_KEPERAWATAN_SEKOLAH_TINGGI_ILMU_KESEHATAN_BHAKTI_KENC
ANA_BANDUNG_2018
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/402/1/SELESAI.pdf
17