Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TRAFFICKING

Untuk pemenuhan tugas Mata kuliah “KEPERAWATAN JIWA II”

Dosen Pengampu : Ns. Asri Rahmawati,S.Kep.M.Kes

Oleh :

Arif Dwi Setiawan (2020206203005)


Bagas Andriansyah (2020206203010)
Chica Claudiah Valentina (2020206203011)
Elza Padiyah (2020206203014)
Indah Puspita Sari (2020206203018)
Marwa Maula Daningsih Lasiman (2020206203022)
Nurfhadilah Rodhiatul Ummi (202020623025)
Vira Anggraini (2020206203035)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

LAMPUNG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia serta taufik hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah

Keperawatan Jiwa II tentang “TRAFFICKING”.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta

pengetahuan kita.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat

kekurangan yang jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kami berharap adanya saran dan usulan demi perbaikan makalah

yang telah kami buat.Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat terhadap pembaca.

Pringsewu, 25 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN..........................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian...............................................................................................................4
B. Faktor-faktor pendorong........................................................................................5
C. Bentuk Trafficking.................................................................................................6
D. Undang-Undang Trafficking..................................................................................7
E. Sanksi bagi pelaku tindak pidana perdagangan orang...........................................8
F. Dampak/ Pengaruh Trafficking Human.................................................................8
G. Pencegahan.............................................................................................................9
H. Pohon Masalah............................................................................................10
I. Diagnosa
Keperawatan................................................................................10
J. Intervensi Keperawatan ......................................................................................10
BAB III: PENUTUP...............................................................................................................14
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdagangan orang (human trafficking) merupakan bentuk perbudakan secara


modern, terjadi baik dalam tingkat nasional dan internasional. Dengan berkembangnya
teknologi informasi,komunikasi dan transformasi maka modus kejahatan perdagangan
manusia semakin canggih.“Perdagangan orang/manusia bukan kejahatan biasa (extra
ordinary), terorganisir (organized), dan lintas negara (transnational), sehingga dapat
dikategorikan sebagai transnational organized crime (TOC)”.

Demikian canggihnya cara kerja perdagangan orang yang harus diikuti dengan perangkat
hukum yang dapat menjerat pelaku. Diperlukan instrument hukum secara khusus yang
meliputi aspek pencegahan, perlindungan, rehabilitasi, repratriasi, dan reintegrasisosial.
Perdagangan orang dapat terjadi pada setiap manusia, terutama terhadap perempuan, dengan
demikian upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak merupakan hal yang harus
diimplementasikan.

Kasus perdagangan orang yang terjadi, hampir seluruh kasus yang ditemukan dalam
perdagangan manusia korbannya adalah perempuan dan anak. Diperkirakan setiap tahunnya
600.000-800.000 laki-laki, perempuan dan anak- anak diperdagangkan menyeberangi
perbatasan-perbatasan internasional. Di Indonesia jumlah anak yang tereksploitasi seksual
sebagai dampak perdagangan anak diperkirakan mencapai40.000-70.000anak .Disampingitu,
dalam berbagai studi dan laporan NGO menyatakan bahwa Indonesia merupakan daerah
sumber dalam perdagangan orang, disamping juga sebagai transit dan penerima perdagangan
orang.

Dari berbagai macam kejahatan yang ada, masalah perdagangan orang sangat kompleks,
sehingga upaya pencegahan maupun penanggulangan korban perdagangan harus dilakukan
secara terpadu. Adapun beberapa factor pendorong terjadinya perdagangan orang antara lain
meliputi kemiskinan,desakan kuat untuk bergaya hidup materialistik, ketidakmampuan
system pendidikan yang ada maupun masyarakat untuk mempertahankan anak supaya tidak
putus sekolah dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi serta petugas Kelurahan dan
Kecamatan yang membantu pemalsuan KTP.

Secara umum korban perdagangan orang terutama perempuan yang dilacurkan dan
pekerjaan adalah korban criminal dan bukan pelaku kriminal. Elemen perdagangan orang
meliputi pelacuran paksa, eksploitasi seksual, kerja paksa mirip perbudakan, dan transplantasi
organ tubuh. Korban perdagangan orang memerlukan perlindungan, direhabilitasi, dan
dikembalikan kepada keluarganya.

Salah satu faktor tingginya kasus perdagangan orang yang pada umumnya perempuan,
disebabkan oleh dijanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi di luar daerah, dengan korban adalah
4
kalangan perempuan usia remaja yang ingin mencari kerja. Dimana,kasus perdagangan orang
khususnya perempuan yang sangat tidak manusiawi tersebut, merupakan praktik penjualan
perempuan dari satu agen keagen berikutnya. Semakin banyak agen yang terlibat, maka
semakin banyak pos yang akan dibayar oleh perempuan tersebut, sehingga gaji mereka
terkuras oleh para agen tersebut.

Fenomena tersebut perlu diantisipasi agar jaringan seperti rantai tersebut dapat diberantas
dan diputuskan melalui Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan terlebih dahulu disosialisasikan agar masyarakat
memahami khususnya kaum perempuan. Tingginya angka migrasi penduduk serta
kemiskinan. Didugaada peningkatan kualitas dan kuantitas kasus perdagangan anak dan
perempuan (trafficking). Kemunculan kasus perdagangan tenaga kerja perempuan merupakan
dampak langsung dari tidak sejahteranya masyarakat.Sebagian masyarakat cenderung
mencari jalan pintas untuk bangkit dari kemiskinan.Fenomena ini memunculkan
keprihatinan, sehingga perlu adanya langkah proaktif. Cara pintas yang diambil masyarakat
kerap mengorbankan masa depan generasi muda. Pengiriman tenaga kerja ke luar daerah,
seringkali tanpa mempertimbangkan legalitas dari jalur pengiriman. Ada kecenderungan jalur
perdagangan orang diawali dengan berkedok penyaluran pembantu rumah tangga.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Trafficking Human?


2. Apa Faktor-Faktor Penyebab Human Trafficking?
3. Apa Bentuk HumanTrafficking?
4. Apa Undang-undang tentang Human Trafficking?
5. Apa sanksi bagi pelaku tindak pidana perdagangan orang?
6. Apa Dampak/PengaruhHumanTrafficking?
7. Apa Pencegahan Human Trafficking?
8. Apa Konsep asuhan keperawatan Human Trafficking?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui dan Memahami Definisi Human Trafficking


2. Untuk Mengetahui dan Memahami Faktor- Faktor Penyebab Human Trafficking.
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Bentuk HumanTrafficking
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Undang- undang tentang Human Trafficking
5. Untuk Mengetahui sanksi bagi pelaku tindak pidana perdagangan orang
6. Untuk Mengetahui dan Memahami Dampak/Pengaruh HumanTrafficking

5
7. Untuk Mengetahui dan Memahami Pencegahan dan Penanggulangan Human
Trafficking
8. Untuk mengetahui Konsep asuhan keperawatan Human Trafficking?

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Trafficking merupakan suatu bentuk kejahatan kemanusiaan yang sangat


kompleks.trafficking tidak lagi sekedar praktik kebudakan manusia oleh manusia
sebagaimana telah terjadi pada masalalu, melainkan proses nya dilakukan dengan kekerasan
fisik, mental, seksual, penindasan, social, dan ekonomi dengan modus yang sangat beragam,
mulai dengan cara yang halus seperti bujukan dan penipuan sampai dengan cara yang kasar
seperti paksaan dan perampasan.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UNDOC mendefinisikan human


trafficking : ”Human Trafficking is a crime against humanity. It involves an act of recruiting,
transporting, transfering, harbouring or receiving a person through a use of force, coercion or
other means, for the purpose of exploiting them.” (UNDOC, 2012).”Perdagangan manusia
adalah tindakan kriminal terhadap kemanusiaan. Kegiatannya meliputi tindakan perekrutan,
pengangkutan, mentransfer, menyimpan atau menerima seorang manusia menggunakan
kekerasan, pemaksaan atau lainnya untuk keperluan mengeksploitasi mereka.”

Menurut GAATW (Global Alliance Against Traffic in Woman) mendefinisikan


trafficking sebagai: “Semua usaha atau tindakan yang berkaitan dengan perekrutan,
pembelian, penjualan, transfer, pengiriman, atau penerimaan seseorang dengan menggunakan
penipuan atau tekanan, termasuk pengunaan ancaman kekerasan ataupenyalahgunaan
kekuasaan atau lilitan hutang dengan tujuan untuk menempatkan atau menahan orang
tersebut, baik dibayar atau tidak, untuk kerja yang tidak diinginkan (domestic seksual atau
reproduktif) dalam kerja paksa atau dalam kondisi perbudakan, dalam suatu lingkungan lain
dari tempat dimana orang itu tinggal pada waktu penipuan, tekanan atau lilitan hutang
pertama kali.”(Husni, 2012)

Berdasarkan definisi-definisi di atas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa


perdagangan manusia secara garis besar meliputi :

1. Tindakan yang berupa perekrutan, penampungan, pengangkutan, pengiriman,


pemindahan serta penerimaan seseorang manusia.
2. Menggunakan cara pemaksaan, ancaman, penculikan, penyekapan, penipuan,
pemalsuan, penyalahgunaan posisi dan wewenang dan memberi bayaran
sehingga mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang.
3. Bertujuan untuk mengeksploitasi seseorang, atau menyebabkan seseorang
tereksploitasi.
Perdagangan berbeda dengan Penyelundupan. Seorang penyelundup memfasilitasi cara
masuk illegal ke suatu Negara untuk mendapatkan bayaran, dan sesampainya ditempat
tujuan, orang yang diselundupkan kembali bebas. Sedangkan korban perdagangan tetap
diperbudak.

7
B. Faktor-faktor pendorong terjadinya Trafficking
1. Kemiskinan (permasalahan ekonomi)
Ekonomiyang minim atau disebut kemiskinanmenjadifactor penyebab
utamaterjadinya Human Trafficking. Ini menunjukkan bahwa perdagangan manusia
merupakan ancaman yang sangat membahayakan bagi orang miskin.Sudah bukan menjadi
rahasiaumum lagi bahwa rendahnya ekonomi membawa dampak bagi prilaku sebagian besar
masyarakat. Ekonomi yang pas-pasanmenuntut mereka untuk mencari uang dengan berbagai
cara. Selain itu budaya konsumvitisme, juga ikut andil menambah iming-iming masyarakat
untuk mencari biaya penghidupan. Semua ini menjadikan mereka dapat terjerumus kedalam
prostitusi dan tindak asusila lainnya.Di sisi yang lain kurangnya lahan pekerjaan atau masih
banyaknya angka pengangguran melengkapi rendahnya pendapatan atau ekonomi
masyarakat.

Keterbatasannya lahan pekerjaan yang dapatmenampung perempuan dengan tingkat


keterampilan yang minim menyebabkan banyak perempuan-perempuan menganggur
sehingga kondisi inilah yang dipergunakan dengan baik oleh para perantara yang
menyarankan perempuan-perempuan untuk bekerja. Mereka dijanjikan untuk bekerja di
dalam kota, atau di luar negeri. Dalam bujukan tersebut, tidak dijelaskan secara detail
pekerjaan apa yang akan didapatkan. Biasanya para perantara hanya memberikan iming-
iming gaji atau upah yang besar. Tanpa disadari, korban telah terjebak penipuan dalam hal ini
sebagai pelayan seks. Biasanya mereka bersedia bekerja di manapun ditempatkan. Oleh
karena itu ketika ada perantara yangmenawarkan sebuah pekerjaan dengan iming-iming upah
atau gaji yang besar maka mereka akan menyambut dengan senang hati tawaran tersebut.
Tawaran ini selalu menjadi dewa penyelamat untuk meneyelesaikan kondisi ekonomi.

Selain itu, anak-anak yang putus sekolah menyebabkan mereka untuk memaksakan
diri mereka sendiri untuk memasuki dunia kerja. Mereka dipaksa kerja untuk bisa
meringankan beban keluarga. Tidak jarang anak-anak menjadi korban eksploitasi seksual
komersial dan trafficking terhadap anak karena orangtua mereka sudah tidak sanggup lagi
membiayai. Keluarga yang miskin mungkin tidak sanggup untuk mengirim anak mereka ke
sekolah dan biasanya akan mendahulukan pendidikan bagi anak laki-laki jika mereka hanya
mampu mengirim sebagian anak-anak mereka ke sekolah. Jika orang tua tidak mampu
mencari pekerjaan, maka anak akan mereka suruh bekerja diladang atau dipabrik atau di
dalam situasi yang lebih berbahaya serta jauh dari rumah seperti diluar kota atau di luar
negeri. Melalui semua jalur ini, kemiskinan membuat anak dan perempuansemakin rentan
terhadap trafficking.

2. Kurangnya Pendidikan dan Informasi


Tingkat pendidikan yang rendah juga sangat mempengaruhi kekerasan dan eksploitasi
terhadap anak dan perempuan. Banyaknya anak yang putus sekolah, sehingga mereka tidak
mempunyai skill yang memadai untuk mempertahankan hidup. Pendidikan yang memadai
tentunya akan sangat membantu masyarakat agar tidak terjebak dalam kasus perdagangan
anak dan perempuan.Kekurangtahuan akan informasi mengenai perdagangan anak dan
perempuan membuat orang-orang lebih mudah untuk terjebak menjadi korban perdagangan

8
anak dan perempuan khususnya di pedesaan dan terkadang tanpa disadari pelaku
perdagangan anak dan perempuan tidak menyadari bahwa ia sudah melanggar hukum. Para
korban perdagangan biasanya susah untuk mencari bantuan dinegara dimana mereka dijual
karena mereka tidak memiliki kemampuan unutuk menggnakan bahasa dinegara tersebut.
3. Kurangnya kepedulian Orang Tua
Tidak jarang ditemukan orang tua yang kurang peduli untuk membuat akta kelahiran
sang anaknya dengan berbagai alasan. Orang tanpa tanda pengenal yang memadai lebih
mudah menjadi korban trafficking karena usia dan kewarganegaraan mereka tidak
terdokumentasi. Sehingga pelaku dapat melakukan aksinya tanpa khawatir identitaskorban
tidak mudah terlacak. Anak- anak korban trafficking misalnya, lebih mudah diwalikan ke
orang dewasa manapun yang memintanya.

C. Bentuk Trafficking

1. Kerja paksa seks dan ekploitasi Seks — baik diluar maupun di dalam negeri.
Dalam banyak kasus, perempuan dan anak-anak dijanjikan bekerja sebagai buruh
migran, PRT, pekerja restoran, penjaga toko, atau pekerjaan tanpa keahlian tetapi kemudian
dipaksa bekerja pada industri seks saat mereka tiba di daerah tujuan. Kasus lain
menyebutkan, beberapa perempuan tahu bahwa mereka akan memasuki industri seks tetapi
mereka ditipu dengan kondisi kerja dan mereka dikekang dibawah paksaan dan tidak
diperbolehkan menolak bekerja.

2. Pembantu Rumah Tangga (PRT).


Baik diluar maupun didalam negeri, anak dan perempuan yang diperdagangkan ke
dalam kondisi kerja yang sewenang-wenang termasuk jam kerja wajib yang sangat panjang,
penyekapan illegal, upah yang tidak dibayar atau dikurangi, kerja karena jeratan utang,
penyiksaan fisik ataupun psikoligis, penyerangan seksual, tidak diberi makan atau kurang
makanan, dan tidak boleh menjalankan agamanya atau diperintah untuk melanggar
agamanya. Beberapa majikan dan agen menyita paspor dan dokumen lain untuk memastiklan
para pembantu tersebut tidak mencoba melarikan diri.
3. Bentuk lain dari kerja migran.
Baik diluar maupun dalam negeri, meskipun banyak orang Indonensia yang
bermigrasi sebagai PRT, yang lainnya dijanjikan mendapatkan pekerjaan yang tidak
memerlukan keahlian dipabrik, restoran, industri cottage, atau toko kecil. Beberapa dari
buruh migran ini ditarik kedalam kondisi kerja yang sewenangwenang dan berbahaya dengan
bayaran sedikit atau bahkan tidak dibayar sama sekali. Banyak juga yang dijebak ketempat
kerja seperti melalui jeratan utang, paksaan atau kekerasan.

D. Undang-Undang Trafficking

Undang-undang nomor tersebut adalah Keputusan Nomor 21 Tahun 2007 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Menurut pengertian tindak pidana
perdagangan orang dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun

9
2007,pengertiannya adalah perekrutan, pengangkutan, penyembunyian, pengiriman,
pemindahan, penerimaan orang yang diancam dengan kekerasan, penggunaan kekerasan,
penculikan, pemenjaraan, pemalsuan, Penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau status,
kerentanan, jeratan hutang, atau pembayaran atau keuntungan untuk mendapatkan
persetujuan dari mereka yang mengendalikan orang lain, baik di dalam atau antar negara,
untuk tujuan mengeksploitasi atau menyebabkan orang dieksploitasi.

E. Sanksi bagi pelaku tindak pidana perdagangan orang


Kurungan Penjara dan atau Denda. Sanksi kurungan penjara, minimal 3tahun
maksimal 15 tahun. Sanksi denda bagi pelaku perorangan Rp 150-600 juta,sementara untuk
perusahaan sanksi penjaranya minimal 9 tahun dan maksimal 45tahun, atau denda minimal
sebesar Rp 360 juta, dan maksimal Rp 1,8 miliar.

F.Dampak/ Pengaruh Trafficking Human

1. Dampak Psikologi dan Kesehatan Mental


Menurut Williamson et al (2010: 2), perempuan korban trafficking sering mengalami,
menyaksikan, atau dihadapkan dengan suatu peristiwa ataukejadian yang melibatkan cedera
aktual atau terancam kematian yang serius,atau ancaman terhadap integritas fisik diri sendiri
atau orang lain" dantanggapan mereka terhadap peristiwa ini sering melibatkan "rasa takut
yangsangat, dan ketidakberdayaan, sebagai reaksi umum dari post traumatic stress disorder
(PTSD).

Pengalaman traumatis dan ketakutan dialami perempuan korban trafficking. Korban


mengalami banyak gejala psikologis yang dihasilkan dari kekerasan mental sehari-hari dan
penyiksaan. Ini termasuk depresi, stres yang berhubungan dengan gangguan, disorientasi,
kebingungan, fobia, dan ketakutan. Korban shock mengalami penolakan, ketidakpercayaan,
tentang situasi mereka saat itu, perasaan tidak berdaya dan malu (Stotts & Ramey,2009:10).

Rasa takut yang terus- menerus untuk keamanan pribadi mereka dan Demi
keselamatan keluarga, ancaman deportasi pada akhirnya akan berkembang menjadi rasa
kehilangan dan ketidakberdayaan. Depresi, kecemasan, dan depresi tidak mengejutkan
Gangguan stres pascatrauma (PTSD) adalah gejala umum korban perdagangan orang Menjual
Sering mengalami situasi kekerasan yang berujung pada trauma fisik, seksual dan
psikologis.Kecemasan, insomnia, depresi dan Gangguan stres pascatrauma
menggambarkanevaluasi atau standar evaluasi yang mengecewakan harga diri dengan
memandang rendah diri sendiri (Taylor, 2012:1).

2. Dampak Sosial
Dampak sosial ini merupakan salah satu dari sekian banyak pengaruh yang dialami
oleh perempuan. korban Menjual Korban mengalami isolasi sosial, yang merupakan strategi
perbudakan dan eksploitasi seksual. Korban perbudakan, terutama anak-anak, seringkali
kehilangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan bersosialisasi dengan teman
sebayanya (Stotts & Ramey, 2009:10). Karena Menjual Perempuan tampaknya telah
mengorbankan seluruh masyarakat, anak-anak dan perempuan, dan isolasi sosial
10
dimaksudkan untuk mencegah mereka menerima pendidikan dan meningkatkan risiko
mereka untuk diperdagangkan di masa depan.

3. Dampak Kesehatan Fisik


Dampak kesehatan fisik yang dimaksud adalah cedera aktual dan ancaman
terhadapintegritas diri para korban yang mengalami kekerasan fisikdan seksual. Penderitaan
secara fisik yang dialami para perempuan korban trafficking, menciptakan citra diri negatif,
konsep diri para korban semakin terpuruk, kehilangan makna hidup, harkat dan martabat para
korban menjadi hancur.

G.Pencegahan yang harus dilakukan dalam menangani Trafficking

1. Memperbaiki kualitas pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah


Menegah Atas untuk memperluas angka partisipasi anak laki-laki dan anak
perempuan di dua kecamatan.
2. Mendukung keberlanjutan pendidikan dasar untuk anak perempuan setelah lulus
sekolah dasar.
3. Menyediakan pelatihan keterampilan dasar untuk memfasilitasi kenaikan
penghasilan.
4. Menyediakan pelatihan kewirausahaan dan akses ke kredit keuangan untuk
memfasilitasi usaha sendiri.
5. Merubah sikap dan pola fikir keluarga dan masyarakat terhadap trafiking anak dan
perempuan.

K. Pohon Masalah

RBD

HDR

SITUASIONAL

KETIDAK BERDAYAAN

11
L. DiagnosaKeperawatan
1. RBD
2. HDR Situasional
3. Ketidakberdayaan

M. Intervensi Keperawatan
Diagnose Tujuan dan Kriteria Intervensi
keperawatan
Hasil

RBD Setelahdilakukan Pencegahan Bunuh Diri (I.14538)


tindakan keperawatan Observasi :
3x24 jam diharapkan 1. Identifikasi gejala risiko bunuh diri
control diri meningkat (mis.Gangguan
dengan kriteria hasil : mood,halusinasi,delusi,panik,
1. Verbalisasi penyalahgunaan zat, kesedihan,
ancaman kepada gangguan kepribadian)
orang lain 2. Identifikasi keinginan dan
menurun pikiran rencana bunuh diri
2. Perilaku 3. Monitor lingkungan bebas
menyerang bahaya secara rutin
menurun 4. Monitor adanya perubahan mood
3. Perilaku melukai atau perilaku
diri Terapeutik :
sendiri/orang 1. Libatkan dalam perencanaan
lain menurun perawatan mandiri
4. Perilaku 2. Libatkankeluargadalam perencanaan
merusak perawatan
lingkungan 3. Lakukan pendekatan lansung dan
sekitar menurun tidak menghakimi saat membahas
5. Perilaku bunuh diri
6. agresif/amuk 4. Berikan lingkungan dengan
menurun pengamanan ketat dan
7. Suara keras mudahdipantau
menurun 5. Tingkatkan pengawasan pada kondisi
8. Bicara ketus tertentu
menurun 6. Lakukan intervensi perlindungan
(mis. Pembatasan area, pengekangan
fisik),jika perlu
7. Hindari diskusi berulang tentang
bunuh diri sebelumnya, diskusi
berorientasi pada masa sekarang dan
masa depan
8. Diskusikan rencana menghadapi ide

12
bunuh diri dimasa depan(mis. Orang
yang dihubungi kemana mencari
bantuan)
9. Pastikan obat ditelan
Edukasi:
1. Anjurkan mendiskusikan perasaan
yang dialami kepada orang lain
2. Anjurkan menggunakan sumber
pendukung (mis. layanan spiritual)
3. Jelaskan tindakan pencegahan bunuh
diri kepada keluarga atau orang
terdekat
4. Informasikan sumber daya
masyarakat dan program yang
tersedia
5. Latih pencegahan risiko bunuh diri
(mis. Latihan asertif, relaksasi otot
progresif)
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, atau anti psikotik, sesuai
indikasi
2. Kolaborasi tindakan keselamatan
kepada PPA
3. Rujuk ke pelayanan kesehatan, jika
4. perlu

HDR Situasional Setelahdilakukan PromosiHagaDiri(I.09308)


tindakan keperawatan
3x24 jam, diharapkan Observasi:
terjadi peningkatan
terhadap perasaan 1. Monitorverbalisasimerendahkan
positif terhadap diri diri sendiri
sendiri dengan kriteria 2. Monitortingkathargadirisetiap
hasil: waktu, sesuai kebutuhan
1. Penilaian diri terapeutik
positif Teraupetik:
meningkat
1. Motivasiterlibatdalamverbalisasi
2. Penerimaan
positif untuk diri sendiri
penilaian
3. positif terhadap 2. Diskusikanpersepsinegatifdiri
diri sendiri
Edukasi:
meningkat
1. Jelaskan kepada keluarga
4. Postur tubuh
pentingnyadukungan dalam
menampakan perkembangan positif diri pasien
wajah
2. Latih cara berpikir dan berperilaku
meningkat

13
5. Perasaan malu positif
menurun
6. Perasaan
bersalah
menurun

Ketidakberdaya Setelahdilakukan
an tindakan keperawatan PromosiHarapan(I.09307)
3x24 jam, diharapkan Observasi:
keberdayaan meningkat 1. Identifikasi harapan pasien dan keluarga
dengan kriteria hasil: dalam pencapaian hidup
1. Pernyataan
Terapeutik:
mampu
1. Sadarkan bahwa kondisi yang
2. melaksanakan
2. dialami memiliki nilai penting
aktivitas
3. Pandu mengingat kembali kenangan
meningkat
yang menyenangkan
3. Pernyataan
4. Libatkan pasien secara aktif dalam
frustasi
perawatan
menurun
5. Kembangkan rencana perawatan
4. Ketergantungan
yang melibatkan tingkat pencapaian
pada orang lain
tujuan sederhana sampai dengan
menurun
kompleks
6. Berikan kesempatan kepada pasien
dan keluarga terlibat dengan
dukungan kelompok
7. Ciptakanlingkungan yang
memudahkanmempraktikkan
kebutuhan spiritual
Edukasi

1. Anjurkanmengungkapkan
perasaan terhadap kondisi dengan
realitis
2. Anjurkanmempertahankanhubungan
terapeutik dengan orang lain
3. Latihmenyusuntujuanyangsesuai
dengan harapan
4. Latih cara mengembangkanspiritual
diri
5. Latihcaramengenangdanmenikmati

14
masalalu(mis.prestasi,pengalaman)

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pengertian materi di atas bias di simpulkan maraknya terjadi perdagangan orang
(trafficking) di Indonesia, yang mana kejahatanini adalah jenis kejahatan yang dilakukan oleh
para sendikat yang sudah terorganisiryang meliputi nasional sampai dengan internasional.
Jenis kejahatan merupakan pelanggaran hak asasi manusia, yakni hak yang melekat dalam
diri setiap manusiameliputi secara kodrati, meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga,
hakmengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hakkeamanan,
dan kesejahteraan yang oleh karena itu tidak boleh diabaikan ataudirampas oleh siapapun.

Maka untuk memberantas kejahatan itu perlu dilakukan pencegahan dalam perdagangan
orang tersebut agar tindakan perdagangan orangseperti penjualan anak, prostitusi anak,
penyelundupan manusia, migran dandiskriminasi serta perdagangan wanita dan pelacuran.
Bentuk pelanggaran hak asasimanusia terutama masalah perdagangan orang adalah dengan
adanya upaya pemerintah untuk meratifikasi ketentuan hukum internasional ke dalam
hukumnasional seperti dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007
tentangTindak Pidana Perdagangan Orang dan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
tentangHak Asasi Manusia

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/538523494/ASUHAN-KEPERAWATAN-JIWA-PADA-
HUMAN-TRAFFICKING

https://www.academia.edu/37864112/
ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_TRAFFICKING_HUMAN_PROGRAM_STUDI_SA
RJANA_KEPERAWATAN_SEKOLAH_TINGGI_ILMU_KESEHATAN_BHAKTI_KENC
ANA_BANDUNG_2018

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/402/1/SELESAI.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai