Anda di halaman 1dari 9

KOEFESIEN KORELASI PERHITUNGAN KECEPATAN

ARUS PELAMPUNG DAN CURRENT METER


Munif Ade Afla1), Hari Wibowo,2), Eko Yulianto,3)
1)
Mahasiswa Teknik Sipil Program Studi Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Pontianak
2,3)
Dosen Teknik Sipil Program Studi Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Pontianak
Email: munif.ft@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kecepatan aliran. Faktor koreksi Pelampung
dan korelasi kecepatan arus dengan menggunakan pelampung dan Current meter dalam bentuk
persamaan empiris. Kecepatan rata-rata aliran maksimum Currrent meter dengan jarak 1-5 meter
pada saat kondisi pasang sebesar 0.022 m/det, 0.022 m/det, 0.012 m/det, 0.009 m/det, 0.009
m/det. sedangkan pada saat kondisi surut jarak kecepatan rata-rata jarak 1-5 meter Current meter
0.022 m/det 0.022 m/det, 0.012 m/det, 0.011 m/det, 0.016 m/det. Kecepatan rata-rata pelampung
maksimum saat kondisi pasang dengan jarak 1-5 meter adalah 0.004 m/det, 0.004 m/det, 0.009
m/det 0.007 m/det, 0.012 m/det, dan pada saat kondisi surut jarak 5-1 meter sebesar, 0.003 m/det,
0.003 m/det, 0.005 m/det, 0.004 m/det, 0.006 m/det. Faktor koreksi pelampung sebesar 0.91.
korelasi persamaan regresi linear pengukuran pelampung dan Current meter pada saat kondisi
𝑉2 𝑉2
Pasang ( ) = -12.545 dan Pelampung ( ) = 0.015 dan nilai R2 Sebesar 0.9393, R
√𝑔 𝑥 ℎ √𝑔 𝑥 ℎ
sebesar 0.967. Sedangkan untuk kondisi Surut di peroleh Persamaan persamaan Current meter
𝑉2 𝑉2
( ) = -16.366 dan Pelampung ( ) = 0.0215 dan nilai R2 sebesar 0.9862 dan nilai R
√𝑔 𝑥 ℎ √𝑔 𝑥 ℎ
sebesar 0.993 dengan bentuk regresi logaritma.

Kata kunci: Kecepatan, Korelasi, Pelampung, Pengukuran parit Raya Sungai

ABSTRACT

This research aims to find out the amount of flow speed. Buoy correction factor and current speed
correlation by using buoys and Current meters in the form of empirical equations. The average
speed of currrent meter maximum flow with a distance of 1-5 meters during tidal conditions is1-5
meters at high tide is 0.022 m/sec, 0.022 m/sec, 0.012 m/sec, 0.009 m/sec, 0.009 m/sec. While at
low tide the average speed distance is 1-5 meter Current meter 0.022 m/sec 0.022 m/sec, 0.012
m/sec, 0.011 m/sec, 0.016 m/sec. The avarage speed of the maximum buoy during tidal conditions
with a distance of 5-1 meters is 0.004 m/sec, 0.004 m/sec, 0.009 m/sec 0.007 m/sec, 0.012 m/sec,
and at low tide the distance of 5-1 meters is , 0.003 m/sec, 0.003 m/sec, 0.005 m/sec, 0.004 m/sec,
0.006 m/sec. Buoy corretion factor of 0.91. correlation of linear regression equations of buoyancy
𝑉2 𝑉2
measurememts and Current meters at hight tide conditions ( ) = -12.545 and buoys ( )
√𝑔 𝑥 ℎ √𝑔 𝑥 ℎ
𝑉2
= 0.015 and R2 At 0.9393, and an R value of 0.967 Current meter equations ( ) = -16.366
√𝑔 𝑥 ℎ
𝑉2
and Buoys ( ) = 0.0215 the value of R2 is 0.9862 and the R value is 0.993 with the logarithm
√𝑔 𝑥 ℎ
regression from.

Keywords: Speed, Correlation, Buoy, River Highway Trench Measurement

1
I. PENDAHULUAN sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai
pelaksanaan pengukuran debit aliran sungai dan secara sederhana mengalir meresap kedalam tanah
saluran terbuka ini merupakan cara langsung sebelum menemukan badan air lainnya. Melalui
menggunakan alat ukur arus pelampung, panduan ini sungai merupakan cara yang bisa bagi air hujan yang
disusun untuk memberikan acuan kepada pengguna turun di daratan untuk mengalir ke laut atau
tentang tata cara pengukuran aliran sungai dan saluran tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri
terbuka dengan alat ukur arus Current meter dan dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang
Pelampung, yang lazim digunakan di Indonesia serta mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan
pemilihan lokasi pengukuran sangat berpengaruh pada bergabung untuk membentuk sungai utama.
kualitas data pengukuran yang kita lakukan Contoh sungai dapat ditinjau pada Gambar 2.
dilapangan (Indonesia 2015). Berdasarkan hal tersebut
di atas di lakukan pengukuran langsung dilapangan
pada saluran primer di. Sungai Raya Dalam yang di
buat dengan bentuk saluran terbuka berpenampang
persegi, berfungsi sebagai saluran. Parit Sungai Raya
Dalam adalah pembatas antara Kabupaten Kubu Raya
dan Kota Pontianak Pengunaan current meter di
rasakan sangat penting, namun jika alat tersebut tidak
ada, maka diperlukan alternative penggunaan alat Gambar 2. Daerah Aliran Sungai
lainnya, dalam hal ini alat yang digunakan adalah (Sumber: Sempadan Sungai via
pelampung. Akan tetapi hasil yang di dapatkan dari bantenprov.go.id)
hasil pengukuran mengunakan pelampung tidak
seakurat current meter. Oleh karena itu dalam skripsi Pendekatan Statistik
ini penulis mencari factor koreksi pelampung terhadap Statistik didefinisikan sebagai metoda, ilmu
Current meter.Landasan penelitiaan ini di lakukan dan seni yang berhubungan dengan cara-cara
untuk mengetahui nilai factor korelasi dari kedua alat pengumpulan, pencatatan, pengolahan dan
yang di pakai yaitu Current Meter dan Pelampung di pengambilan keputusan yang beralasan berdasarkan
Parit Sungai Raya Dalam. analisis yang dilakukan (Sugiono, 2012). Penyajian
data statistik data ditampilkan dalam bentuk penyajian
II. TINJAUAN PUSTAKA dengan tabel-tabel dan grafik – grafik.
• Defenisi Daerah Aliran Sungai (DAS) a. Pendekatan Regresi
Bentuk konfigurasi dasar merupakan suatu
Pengertian daerah Aliran Sungai atau DAS adalah fenomena kompleks, tidak ada satu parameter
merupakan garis bayangan sepanjang punggung hidraulik atau kombinasi parameter yang dapat
pegunungan atau tebing bukit yang memisahkan ditemukan untuk menggambarkan model dalam semua
sistim aliran yang satu dari yang lainya, hamparan kondisi.
pada permukaan bumi yang dibatasi oleh perbukitan b. Model Regresi dua Variabel
atau pegunungan di hulu sampai ke arah lembah di Menurut (Sugiono, 2012), beberapa alternatif
hilir DAS merupakan satu kesatuan sumberdaya darat analisi regresi yang umum digunakan dalam analisis
tempat manusia beraktivitas untuk mendapatkan data diantaranya adalah model regresi. Berbagai
manfaat darinya, agar manfaat DAS dapat diperoleh model regresi guna membentuk ikatan hubungan
secara optimal dan berkelanjutan maka pengelolaan analisa data pengamatan.
DAS harus direncanakan dan dilaksanakan dengan
{(Xi , Yi ); 𝑖 = 1,2, … , 𝑛} antara lain :
sebaik-baiknya (Fuady 2008)
linear sederhana Y = b1 + a1 X
Model berpangkat Y = b1 . 𝑋 𝑎1
fungsi logaritma Y = b1 + a1 log X
Regresi Linear Berganda
Y = Ao X1 A1 X 2 A2 + ⋯ Xm−1 Am−1
c. Faktor Koreksi dengan Model Regresi
Faktor koreksi kecepatan berdasarkan dari
Gambar 1. Daerah Aliran Sungai pengukuran Current meter dan Pelampung, bentuk
persamaannya sebagai berikut.
• Sungai
𝑉1
Sungai merupakan (Pramasetia 2018) jalan air ( 𝑔 𝑥ℎ1) Current meter
alami, mengalir menuju danau, laut, samudra atau ke

2
𝑉2
α( ) Pelampung tertentu. current meter yang akan digunakan pada saat
𝑔 𝑥ℎ2
penelitian
Faktor koreksi dari dua pengukuran tersebut
ditunjukkan oleh α. Penyelesaian menggunakan model
persamaan regresi. Rumusan faktor koreksi
pelampung, dengan rumusan pada persamaan
c = 1 − [0,116√1 − 𝛼 𝑥 0,1]
Rumusan mencari nilai α, digunakan persamaan
Bagian pelampung tercelup air
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎 =
penampang basah

Waktu pelampung bergerak :


Bagian pelampung tercelup air Gambar 3. Current meter
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎 =
penampang basah
b. Metode Pelampung
1.1. Bentuk Regresi Pada metode ini kita menggunakan peralatan
a. Bentuk Regresi Linier berupa meteran dengan bola pimpong sebagai media
b. BentukRegresi Eksponensial pengapungnya, lakukan pengapungan sebanyak 3 kali
c. Bentuk Regresi Logaritma yaitu pada kedua pinggiran sungai dan ditengah
d. Bentuk Regresi Polinomial sungai. Hitung dengan stopwatch lama Pelampung
kayu mengapung dari titik stat ke titik finis, kemudian
e. Bentuk Regresi Power
catat hasil perhitungan untuk mengetahui kecepatan
aliran mengunakan stopwatch.
1.2. Anova
Setelah dilakukan uji korelasi, menyimpulkan
kolerasi tersebut bermakna secara statistik kita akan
membuat persamaan garis lurus untuk
menggambarkan secara rinci korelasi antara kecepatan
Rata-rata Current meter dan kecepatan Rata-rata
Pelampung
a. Jika nilai Signifikansi Kurang dari < 0.05
artinaya nilai Kecepatan Rata-rata Pelampung Gambar 4. Pelampung
berpengaruh terhadap nilai Kecepatan Rata-rata Bagan Alur Penelitian
Cureent meter
b. Jika nilai Signifikansi Lebih dari > 0.05 artinya Mulai

nilai Kecepatan Rata-rata Pelampung tidak


berpengaruh terhadap nilai Kecepatan Rata-rata Persiapan pendahuluan

Cureent meter Studi literatur

III. METODE PENELITIAN


Penelitian dilaksanakan pada lokasi saluran Pengumpula data

terbuka Parit Sungai Raya Dalam Kota Pontianak


yang Berbatasan Langsung Dengan Kabupaten Kubu
Raya, adapun data yang dikumpulkan ialah data Survey Lapangan (Data Perimer) :
✓ Ukur kecepatan aliran dengan
Data Sekunder :

hidometri sungai (kecepatan Aliran Current meter, alat current meter


✓ Ukur kecepatan aliran dengan
alat pelampung
✓ Peta Lokasi Penelitian

Kecepata Aliran Pelampung) dan mencari nilai


koefisien pada pelampung.
a. Metode Current Meter
Analisa Data

Pertama-tama kita harus mengukur lebar sungai ✓ Hasil Pengukuran Kecepatan


dengan Current Meter dan
dan membaginya menjadi 3 segmen. Kemudian kita Pelampung

menentukan panjang sungai yang telah diukur.


Kemudian kita ukur keepatan aliran sungai pada setiap Selesai

sengmen sungai. Karena kita mengunakan alat current Gambar 5. Bagan alur penelitian
meter jadi langsung dapat diketahui kecepatan rata-
rata tiap bagian. Cara menggunakannya adalah dengan ANALISIS HASIL PENELITIAN
menenggelamkan kincir pada current meter sampai
kecepatanya yang muncul dilayar stabil pada angka Dari hasil pengukuran kecepatan aliran
dilapangan dengan alat current meter pelampung

3
didapatkan hasil pengukuran kecepatan pasang dan Perhitungan Nilai Faktor Koreksi
surut. Pada saat kondisi pasang pengukuran dengan Pelampung
metode current meter dilakukan dengan arah
penelitian titik A ke titik B, sedangkan dengan metode Asumsi ¾ bagian pelapung, tebal papan
pelampung arah penelitian titik P ke titik Q. kondisi pelampung 2cm = 1,5cm
surut pengukuran dengan metode current meter 1.5 𝑐𝑚
α= = 0,006 𝑐𝑚
dilakukan dengan arah penelitian titik A ke titik B, 25 𝑐𝑚
sedangkan dengan metode pelampung arah penelitian Nilai konstanta / koreksi pelampung (c)
titik Q ke titik P. Titik fokus pengukuran dengan
metode Current meter dan Pelampung dilakukan pada = 1 − [ 0,116 √1 − 0.006 𝑥 0,1
titik ¼ L, ½ L, dan ¾ L pada saluran yang ditinjau
= 1 − 0.09
yakni Parit Sungai Raya dalam Kubu Raya, pada
penelitian ini diukur kecepatan arus. = 0.91
𝑉1
Perhitungan Kecepatan Rata – Rata Aliran ( ) Current meter
𝑔 𝑥ℎ1
𝑉2
Perhitungan kecepatan rata – rata aliran α( ) Pelampung
𝑔 𝑥ℎ2
menggunakan alat ukur current meter dan pelampung
kondisi pasang dan surut ditampilkan pada tabel
dibawah ini. Perhitungan Model Regresi
hasil pengukuran kedalaman Muka air pada saat
kondisi Aliran Pasang jarak 5 meter dan lebar 10.5 Tabel 3.Pengukuran Kecepatan Rata-rata Aliran
meter,makan diperoleh data-data secara umum tentang dengan Metode Current Meter Titik A ke B
Parit Sungai Raya Dalam Kubu Raya sebagai berikut. dan Pelampung Titik P ke Q Kondisi Pasang
(Sumber : Hasil Perhitungan Data
Tabel 1. Perhitungan Kecepatan Rata – rata Aliran Lapangan, 2020 jarak 5 meter)
Metode Current meter Titik A ke B dan
Pelampung Titik P ke Q Pada saat Kondisi 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
Pasang diparit Sungai Raya Dalam Kubu 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
Raya pontianak. (Sumber : Hasil 𝑔 ∗ ℎ 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑔 ∗ ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
√ √
Perhitungan Data Lapangan, 2020 jarak 5 𝑥1000 𝑥1000
meter)
2 1
Hasil Perhitungan Kecepatan Rata-rata 2 1
Kondisi Pasang
(m/det) 2 1
6 1
Pengukuran Current meter Pelampung
1 0.008 0.004 Tabel 4.Pengukuran Kecepatan Rata-rata Aliran
2 0.009 0.004 dengan Metode Current Meter Titik A ke B
3 0.006 0.004 dan Pelampung Titik P ke Q Kondisi Pasang
(Sumber : Hasil Perhitungan Data
4 0.022 0.003
Lapangan, 2020 jarak 4 meter)
Tabel 2.Perhitungan Kecepatan Rata – rata Aliran
Metode Current meter Titik A ke B dan 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
Pelampung Titik P ke Q Pada saat Kondisi 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
Surut diparit Sungai Raya Dalam Kubu Raya 𝑔 ∗ ℎ 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡
√ 𝑔 ∗ ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
pontianak. (Sumber : Hasil Perhitungan Data 𝑥1000 √
𝑥1000
Lapangan, 2020 jarak 5 meter)
Hasil Perhitungan Kecepatan Rata-rata
2 1
Kondisi Pasang 2 1
(m/det) 3 2
Pengukuran Current meter Pelampung 3 2
1 0.008 0.004
2 0.009 0.004 Tabel 5.Pengukuran Kecepatan Rata-rata Aliran
3 0.006 0.004 dengan Metode Current Meter Titik A ke B
4 0.022 0.003 dan Pelampung Titik P ke Q Kondisi Pasang

4
(Sumber : Hasil Perhitungan Data
Lapangan, 2020 jarak 3 meter) Grafik Linear Series1
18

V rata-rata Current meter


16 y = -12.545x + 0.015 Linear (Series1)
14 R² = 0.9393
12 R = 0.967
10

(m/det)
𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 8
𝑔 ∗ ℎ 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 6
√ 𝑔 ∗ ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 4
𝑥1000 √
𝑥1000 2
0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00
2 1 V rata-rata Pelampung (m/det)
2 2
2 3 Gambar 6. Berdasarkan tabel 3. diperoleh
3 2 persamaan regresi terbaik nilai R2
maksimum ialah 0.9393 dan R = 0.967
Tabel 6.Pengukuran Kecepatan Rata-rata Aliran didapat dari bentuk persamaan regresi
dengan Metode Current Meter Titik A ke B Linear
dan Pelampung Titik P ke Q Kondisi Pasang
(Sumber : Hasil Perhitungan Data
Lapangan, 2020 jarak 2 meter) V rata-rata Current meter 12
Linear
y = 1.1216x + 0.0009
10
R² = 0.9809
8 R = 0.990
𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
(m/det)

6
𝑔 ∗ ℎ 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑔 ∗ ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
√ √ 4 Series1
𝑥1000 𝑥1000 2
0
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00
3 1
V rata-rata Pelampung (m/det)
2 2
2 1 Gambar 7. Berdasarkan tabel 3. diperoleh
persamaan regresi terbaik nilai R2
3 2 maksimum ialah 0.9809 dan R = 0.990
Tabel 7.Pengukuran Kecepatan Rata-rata Aliran didapat dari bentuk persamaan regresi
dengan Metode Current Meter Titik A ke B Linear
dan Pelampung Titik P ke Q Kondisi Pasang
(Sumber : Hasil Perhitungan Data Grafik Linear
Lapangan, 2020 jarak 1 meter)
12
y = 0.3687x + 0.0014
V rata-rata Current meter

10 R² = 0.0665
𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 8 R = 0.257

𝑔 ∗ ℎ 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑔 ∗ ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
(m/det)

√ 6
𝑥1000 √
𝑥1000 4
Series1
2 Linear (Series1)
3 1 0
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00
2 2 V rata-rata Pelampung (m/det)
2 1 Gambar 8. Berdasarkan Tabel 6 diperoleh
3 2 persamaan regresi terbaik nilai R2
maksimum ialah 0.0665 dan R 0.257
didapat dari bentuk persamaan regresi
Linear.

5
10 Surut diparit Sungai Raya Dalam Kubu Raya
Grafik Linear pontianak. (Sumber : Hasil Perhitungan Data
8 Lapangan, 2020 jarak 4 meter)
Currentmeter

y = 0.9229x + 0.001
V rata-rata

(m/det)

6 R² = 0.4312
R = 0.656
4 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
2 Series1 𝑔 ∗ ℎ 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡
√ 𝑔 ∗ ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
𝑥1000 √
0
𝑥1000
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00
V rata-rata Pelampung (m/det) 7 4
8 4
Gambar 9. Berdasarkan tabel 7. diperoleh persamaan
20 3
regresi terbaik nilai R2 maksimum ialah
0.4312 dan R 0.656 didapat dari bentuk 7 4
persamaan regresi Linear.
Tabel 10.Perhitungan Kecepatan Rata – rata Aliran
8
Grafik Linear Metode Current meter Titik A ke B dan
7
Pelampung Titik P ke Q Pada saat Kondisi
Currentmeter

6
V rata-rata

5
Surut diparit Sungai Raya Dalam Kubu Raya
(m/det)

4 y = 2E-05x + 0.0206
pontianak. (Sumber : Hasil Perhitungan Data
3 R² = 0.2615 Series1
Lapangan, 2020 jarak 3 meter)
2 R = 0.511
1
0
0.00 5.00 10.00 15.00 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
V rata-rata Pelampung (m/det) 𝑔 ∗ ℎ 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑔 ∗ ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
√ √
Gambar 10. Berdasarkan tabel 7. diperoleh 𝑥1000 𝑥1000
persamaan regresi terbaik nilai R2
maksimum ialah 0.2615 dan R 0.6511 6 9
didapat dari bentuk persamaan regresi
Linear. 6 10
5 7
Tabel 8.Perhitungan Kecepatan Rata – rata Aliran
Metode Current meter Titik A ke B dan 11 6
Pelampung Titik P ke Q Pada saat Kondisi
Surut diparit Sungai Raya Dalam Kubu Raya Tabel 11.Perhitungan Kecepatan Rata – rata Aliran
pontianak. (Sumber : Hasil Perhitungan Data Metode Current meter Titik A ke B dan
Lapangan, 2020 jarak 5 meter) Pelampung Titik P ke Q Pada saat Kondisi
Surut diparit Sungai Raya Dalam Kubu Raya
pontianak. (Sumber : Hasil Perhitungan Data
𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 Lapangan, 2020 jarak 2 meter)
𝑔 ∗ ℎ 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑔 ∗ ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
√ √
𝑥1000 𝑥1000 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
𝑔 ∗ ℎ 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑔 ∗ ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
7 √ √
3 𝑥1000 𝑥1000
8 4
5 4 8 12
20 3 7 14
5 11
Tabel 9.Perhitungan Kecepatan Rata – rata Aliran 9 10
Metode Current meter Titik A ke B dan
Pelampung Titik P ke Q Pada saat Kondisi

6
Tabel 12.Perhitungan Kecepatan Rata – rata Aliran 12
Grafik Linear
Metode Current meter Titik A ke B dan 10

V rata-rata Pelampung
y = -0.7822x + 0.0045
Pelampung Titik P ke Q Pada saat Kondisi 8 R² = 0.3281

(m/det)
R = 0.572
Surut diparit Sungai Raya Dalam Kubu 6

4
Raya pontianak. (Sumber : Hasil Series1
2
Perhitungan Data Lapangan, 2020 jarak 1 Linear (Series1)
0
meter) 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
V rata-rata Current meter
(m/det)

𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 𝑉 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 Gambar 13. Berdasarkan tabel 10. diperoleh


𝑔 ∗ ℎ 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑔 ∗ ℎ 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 persamaan regresi terbaik nilai R2
√ √
𝑥1000 𝑥1000 maksimum ialah 0.3281 dan R = 0.572
didapat dari bentuk persamaan regresi
Linear
8 7
11 7 10
Grafik Linear

V rata-rata Pelampung
9
7 6 8
y = -0.2121x + 0.0032
7
13 7 R² = 0.0602

(m/det)
6
R = 0.245
5
4 Series1
3
Linear (Series1)
25 2
V rata-rata Current meter

Grafik Linear 1
20 y = -16.366x + 0.0215 0
R² = 0.9862
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00
15 R = 0.993
V rata-rata Current meter
(m/det)

10
(m/det)

5 Series1
Gambar 14.. Berdasarkan tabel 11. diperoleh
0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00
persamaan regresi terbaik nilai R2
V rata-rata Pelampung maksimum ialah 0.0602 dan R = 0.245
(m/det) didapat dari bentuk persamaan regresi
Linear
Gambar 11. Berdasarkan tabel 8. diperoleh
persamaan regresi terbaik nilai R2 14 Grafik Power
maksimum ialah 0.9862 dan R 0.993
V rata-rata Pelampung

12 y = 1909.6x 2.1691
didapat dari bentuk persamaan regresi 10 R² = 0.7345
R = 0.857
(m/det)

8
Linear.
6 Series1
4 Power (Series1)
25 2
Grafik Linear
V rata-rata Current meter

y = -13.948x + 0.0195 0
20 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00
R² = 0.9583
V rata-rata Current meter
15 R = 0.978
(m/det)
(m/dt)

10
Series1
Gambar 15. Berdasarkan tabel 12. diperoleh
5
Linear (Series1) persamaan regresi terbaik nilai R2
0 maksimum ialah 0.7345 dan R = 0.857
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 didapat dari bentuk persamaan regresi
V rata-rata Pelampung Linear
(m/det)

Gambar 12. Berdasarkan tabel 9. diperoleh


persamaan regresi terbaik nilai R2
maksimum ialah 0.9583 dan R = 0.978
didapat dari bentuk persamaan regresi
Linear

7
Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Grafik Regresi dapat dikatakan bahwa 95% model rengresi dapat
Pengukuran Current meter dan digunakan untuk regresi digunakan untuk
Pelampung saat Kondisi Pasang memprediksi nilai kecuraman bentuk dasar. Demikian
F pula variabel pada kemiringan Slope dengan jarak 4
Bentuk F
No Persamaan
Regresi hitung
R² R Sig Tabel H0 meter. Sedangkan variabel kemiringan Slope 3-1
5%
y = -12.545x +
meter Uji hepotesanya Ho ditolak, dengan demikan
1 Linier 30.95 0.9393 0.03 18.51 diterima
0.015 0.967 model regresi tidak dapat digunakan untuk
y = 1.1216x + memprediksinilai kecuraman dasar
2 Linier 9.86 0.9809 0.990 0.09 18.51 ditolak
0.0009
3
y = 0.3687x +
Linier 0.14 0.0665 0.257 0.74 18.51 ditolak
Yang berati F hitung lebih besar dari F
0.0014 tabel maka disimpulkan F hitung tidak dapat
y = 0.9229x +
4 Linier 1.52 0.4312 0.656 0.34 18.51 ditolak memprediksi F Current meter atau sebaliknya F hitung
0.001
y = 0.0001x- tersebut dapat memprediksi F pelampung.
5 Power 1.28 0.3741 0.611 0.37 18.51 ditolak
0.443

2. KESIMPULAN & SARAN


Pada data pengukuran kecepatan aliran dengan alat Kesimpulan
Current meter dan Pelampung nilai Fhitung yang Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data,
dihasilkan dari dua kondisi Pasang aliran yang terjadi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
pada saat pengukuran yaitu pasang dan surut dengan 1. Hasil pengukuran kecepatan aliran di Parit
arah penelitan sebagai berikut berdasarkan hasil Sungai Raya Dalam Kubu Raya Pontianak
pengujian hepotesis (uji F) kondis aliran pasang untuk menggunakan alat ukur arus current meter pada
arah penelitian Current meter A ke B dan arah kondisi pasang, kecepatan rata-rata maksimum jarak 5
penelitian pelampung P ke Q Saat kondis Pasang, pada meter sebesar 0.022 m/det, jarak 4 meter sebesar 0.022
model regresi didapat nilai signifikan model rengresi m/det, jarak 3 meter sebesar 0.012 m/det, jarak 2
sebesar F hitung (30.95). sedangkan F Tabel diperoleh meter sebesar 0.009 m/det, jarak 1 meter sebesar 0.009
sebesar (18.51) dan nilai signifikasi sebesar (5%) m/det, dan kecepatan rata-rata minimum 5 meter
sebesar 18.51. karena nilai F hitung lebih besar dari F sebesar 0.006 m/det, 4 meter sebesar 0.006 m/det, 3
tabel, maka Ho diterima dengan Demikian dapat meter sebesar 0.006 m/det, 2 meter sebesar 0.006
dikatakan bahwa 95% model rengresi dapat digunakan m/det, 1 meter sebesar 0.006 m/det, sedangkan saat
untuk regresi digunakan untuk memprediksi nilai kondisi Surut kecepatan rata-rata aliran maksimum
kecuraman bentuk dasar. Sedangkan variabel jarak 5 meter sebesar 0.022 m/det, jarak 4 meter
kemiringan Slope 4-1 meter Uji hepotesanya Ho sebesar 0.022 m/det, jarak 3 meter sebesar 0.012
ditolak, yang berati F hitung lebih besar dari F tabel m/det, jarak 2 meter sebesar 0.011 m/det, jarak 1
maka disimpulkan nilai F hitung tersebut dapat meter sebesar 0.016 m/det, dan kecepatan rata-rata
memprediksi F Current meter atau sebaliknya F hitung minimum 5 meter sebesar 0.006 m/det, 4 meter
tersebut dapat memperediksi F Pelampung. sebesar 0.008 m/det, 3 meter sebesar 0.006 m/det, 2
Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Grafik Regresi meter sebesar 0.006 m/det, 1 meter sebesar 0.009
Pengukuran Current meter dan m/det.
Pelampung saat Kondisi Surut 2. Hasil pengukuran kecepatan aliran di Parit
No Persamaan
Bentuk F
R² R Sig
F Tabel
H0
Sungai Raya Dalam Kubu Raya Pontianak
Regresi hitung 5%
1
y = -16.366x +
Linier 142.98 0.993 0.01 18.51 diterima
menggunakan alat ukur arus pelampung P ke Q pada
0.0215 0.9862
2
y = -13.948x +
Linier 45.99 0.9583 0.978 0.02 18.51 diterima
saat kondisi pasang, kecepatan Rata-rata maksumum
0.0195
3
y = -0.7822x +
Linier 0.98 0.3281 0.572 0.43 18.51 ditolak
jarak 5 meter sebesar 0.004 m/det, jarak 4 meter
0.0045
4
y = -0.2121x +
Linier 0.13 0.245 0.75 18.51 ditolak
sebesar 0.004 m/det, jarak 3 meter sebesar 0.009
0.0032 0.0602
5 y = 3.3181x - 0.004 Linier 5.24 0.7236 0.850 0.15 18.51 ditolak m/det, jarak 2 meter sebesar 0.007 m/det, jarak 1
meter sebesar 0.012 m/det, dan kecepatan rata-rata
Pata data aliran dengan alat Current meter dan minimum 5 meter sebesar 0.003 m/det, 4 meter
Pelampung nilai Fhitung yang dihasilkan dari kondisi sebesar 0.003 m/det, 3 meter sebesar 0.005 m/det, 2
aliran yang terjadi pada saat pengukuran yaitu surut meter sebesar 0.004 m/det, 1 meter sebesar 0.006
dengan arah penelitan sebagai berikut berdasarkan m/det, sedangkan saat kondisi Surut kecepatan rata-
hasil pengujian hepotesis (uji F) kondis aliran pasang rata aliran maksimum jarak 5 meter sebesar 0.004
untuk arah penelitian Current meter A ke B dan arah m/det, jarak 4 meter sebesar 0.004 m/det, jarak 3
penelitian pelampung P ke Q pada model regresi meter sebesar 0.012 m/det, jarak 2 meter sebesar 0.014
didapat nilai signifikan model rengresi sebesar F m/det, jarak 1 meter sebesar 0.009 m/det, dan
hitung (142.98). dan (45.99) sedangkan F tabel kecepatan rata-rata minimum 5 meter sebesar 0.003
diperoleh sebesar (18.51) dan nilai signifikasi sebesar m/det, 4 meter sebesar 0.003 m/det, 3 meter sebesar
(5%) sebesar 18.51. karena nilai F hitung lebih besar 0.007 m/det, 2 meter sebesar 0.012 m/det, 1 meter
dari F tabel, maka Ho diterima dengan Demikian sebesar 0.007 m/det.

8
3. besarnya faktor koreksi untuk ukur Hartini, Eko. t.t. “Hidrologi & Hidrolika terapan.”
pelampung adalah 0.91, kecepatan rata-rata yang
harus dikalikan dengan suatu koefisien yang Indonesia. 2004. Undang-Undang Sumber Daya Air.
ditentukan dari hasil perbandingan kecepatan aliran Pustaka Widyatama.
yang diukur menggunakan pelampung dengan Myson, Myson. 2017. “Kajian Potensi Arus Sungai
kecepatan aliran. Lagan di Desa Lagan Tengah Kab. Tanjab
4 Korelasi pengukuran kecepatan arus dengan Timur sebagai Pembangkit Listrik.” Jurnal
Current meter dan terhadap Pelampung diperoleh Ilmiah Universitas Batanghari Jambi
persamaan regresi empiris untuk faktor maksimum 13(4):174–80.
yang dihasilkan yaitu : Persamaan pada saat kondisi
V1
pasang Current meter ( ) = -12.545 dan Pangestu, Hendar, dan Helmi Hakki. 2013. “Analisis
g 𝑥ℎ1
V1 Angkutan Sedimen Total pada sungai Dawas
Pelampung ( ) = 0.015 dan R2 Sebesar 0.9393, Kabupaten Musi Banyuasin.” Jurnal Teknik
g 𝑥ℎ1
dan nilai R sebesar 0.967 dengan bentuk regresi linear Sipil dan Lingkungan 1(1):103–9.
menujukan korelasi yang Sangat kuat nilai R berkisar
Pramasetia, Dimas. 2018. “Penentuan Laju
0.75 < R ≤ 0.99. Sedangkan Sedangkan untuk kondisi
Doeksigenasi Di Air Sungai Cipamokolan
surut diperoleh Persamaan regresi empiris yang
V1 Bandung.” Fakultas Teknik Unpas.
dihasilkan yaitu persamaan Current meter ( )=-
g 𝑥ℎ1
V1 Rahardjo, Mudjia. t.t. “Antara Konsep, Proposisi,
16.366 dan Pelampung ( ) = 0.0215 nilai R2 Teori, Variabel dan Hipotesis dalam
g 𝑥ℎ1
sebesar 0.9862 dan nilai R sebesar 0.993 dengan Penelitian.”
bentuk regresi logaritma menunjukan korelasi sangat
kuat nilai R berkisar 0.75 < R ≤ 0.99 Simatupang, Chaplin M., Heron Surbakti, dan Andi
Saran Agussalim. 2016. “Analisis data arus di
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Parit Perairan Muara Sungai Banyuasin Provinsi
Sungai Raya Dalam Kubu Raya Pontianak penulis Sumatera Selatan.” Maspari Journal 8(1):15–
mencoba untuk memberi saran, yaitu : 24.

1. Untuk memperoleh hasil perhitungan faktor Anggrahini, I. (1997). Hidrolika Saluran Terbuka.
koreksi yang lebih akurat maka diperlukan Penerbit CV. Citra Media, Surabaya.
pengukuran kecepatan arus baik menggunakan alat Bambang Triatmodjo, 1999. Teknik Pantai, Beta
current meter maupun alat pelampung dilakukan Offset. Yogyakarta.
di beberapa segmen.
2. Sebaiknya pengukuran dilakukan pada sungai yang
lurus terbebas dari vegatasi, sampah yang
menghalangi dan menggangu kecepatan aliran
3. Pengukuran sebaiknya menggunakan baling-baling
Current meter yang kel khusus untuk parit yang
lebih kecil.

DAFTAR PUSTAKA
Air, Pengukuran Debit. t.t. “Studi Potensi Tenaga Air
Sebagai Energi Primer Pembangkit Miro
Hidro Di Kabupaten perkalongan.”
Akrom, Isnan Fauzan, dan Adang S. Soewaeli. 2015.
“Pengembangan Prototipe Counter Current
Meter Dengan Perhitungan Debit Secara
Semi Otomatis.” Jurnal Teknik Hidraulik
6(1):51–62.
Chow, V. T. 1997. “Hidraulika Saluran Terbuka
(terjemahan).” Jakarta (ID): Penerbit Erlangga.
Fuady, Zahrul. 2008. “Tinjauan daerah aliran sungai
sebagai sistem ekologi dan manajemen daerah
aliran sungai.” Lentera: Jurnal Ilmiah Sains
dan Teknologi 6(1):150308.

Anda mungkin juga menyukai