Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTIK KEPERAWATAN KLINIK MANAJEMEN


DI RUANG MPU TANTULAR RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

KELOMPOK 4

Disusun Oleh:
Sarra Widya K (1801048)
Siti Aisah (1801049)
Topan Ardiansyah (1801051)
Tri Wahyuningsih (1801052)
Velania Fitri A (1801053)
Yessy Widyasari (1801055)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan Ridho-Nya sehingga penyusun mampu dalam menyelesaikan laporan
praktik manajemen keperawatan ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen
Keperawatan yang berjudul “Laporan Praktik Klinik Manajemen Keperawatan di RSUD
Pandan Arang Boyolali”. Penyusun mengucapkan terima kasih, terutama kepada, semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya penyusun berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan mohon maaf atas kekurangan yang masih
terdapat didalamnya, karena penyusun menyadari adanya keterbatasan kemampuan yang
dimiliki. Maka dengan senang hati penyusun akan menerima kritik dan saran pembaca guna
perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Klaten, 02 Februari 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai tenaga kesehatan professional, perawat memiliki kesempatan
terbesar dalam pemberian pelayanan kesehatan terlebih pada asuhan keperawatan
untuk membantu dan memenuhi kebutuhan dasar pasien (Nursalam, 2015). Setiap
perawat yang akan memberikan asuhan keperawatan, akan melakukan tindakan
yang dimulai dari tindakan asesmen. Asesmen pasien (AP) merupakan suatu
tindakan awal asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat yang tujuannya
agar mendapatkan informasi terkait kondisi pasien untuk melakukan tindakan
selanjutnya. Setelah mendapatkan data atau informasi terkait kondisi pasien,
perawat akan melakukan analisis data, yang mana data tersebut berguna untuk
memberikan pelayanan dan asuhan pasien (PAP) (KARS, 2019).
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan
adalah proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan
asuhan Keperawatan secara professional. Proses manajemen keperawatan
dengan proses keperawatan sebagai metode dilaksanakan asuhan keperawatan
secara protessional. sehingga diharapkan keduanya saling menopang.
Sebagaimana yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam manajemen
keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil Karena manajemen keperawatan
mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang pegawai, maka setiap
tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit lika dibandingkan dengan proses
keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana
konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri (Gillies,
2013).
Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit merupakan sistem
pengelolaan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien agar menjadi
berdayaguna dan berhasil guna. Sistem pengelolaan ini akan berhasil apabila
seseorang perawat yang memiliki tanggung jawab mengelola mempunyai
pengetahuan tentang manajemen keperawatan dan kemampuan memimpin orang
lain di samping pengetahuan dan keterampilan klinis yang harus dikuasainya
pula. Asuhan keperawatan yang bermutu dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan
keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh perawat
dalam memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman,
serta sesuai dengan standar dan etika profesi keperawatan yang
berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan,
implementasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
Perawat sebagai seseorang yang memberikan asuhan keperawatan yang
profesional haruslah memiliki kinerja, keterampilan, sosialisasi, dan mampu
bekerja sama dalam satu tim secara utuh dengan baik.
B. Tujuan
1. Mampu menganalisa hasil pengkajian/ observasi PPJA di ruang Mpu Tantular RSUD
Pandan Arang Boyolali.
2. Mampu membandingkan hasil pengkajian dengan teori PPJA di Mpu Tantular RSUD
Pandan Arang Boyolali.
3. Mampu menyebutkan faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan/
observasi PPJA di ruang Mpu Tantular RSUD Pandan Arang Boyolali.
BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. Hasil Observasi PPJA


Hasil Observasi Tugas PPJA di ruang Mpu Tantular RSUD Pandan Arang Boyolali. Hari Senin,
31 Januari 2022 dan 02 Februari 2022.

Dilakukan
No TUGAS PPJA KOMPETENSI
Ya Tidak

1 Melakukan integrasi dan Memimpin rapat tim √


koordinasi antar unit kerja dan kesehatan:
antar instalasi/bagian.
PPJA memimpin rapat pre
conference yang membahas
mengenai rencana asuhan
keperawatan dan post
conference yang membahas
evaluasi kegiatan 1 shift serta
operan jaga yang membahas
hasil intervensi yang telah di
lakukan dan merencanakan
asuhan keperawatan
selanjutnya. PPJA juga
berkolaborasi dengan
mengkoordinasi unit kerja lain
seperti bagian farmasi,
radiologi, laboratorium, gizi
dan lain-lain.

2 Melakuan kolaborasi dengan PPA Contoh : pendampingan visite √


lainnya (dokter, ahli gizi, dokter.
fisioterapis, farmasi klinik dll)
PPJA dibantu perawat
sesuai kebutuhan pasien dalam
pelaksana selalu mendampingi
pemecahan permasalahan pasien.
dokter ketika melakukan visite
kepada pasien dan melakukan
kolaborasi dengan ahli gizi,
farmasi untuk memenuhi
kebutuhan asuhan
keperawatan pada pasien.

3 Melakukan kontak dengan Pemantauan discharge √


pasien/keluarga yang menjadi planning pasien:
tanggung jawabnya, dari pasien
Saat ada pasien baru PPJA
masuk sampai pasien pulang /
dan perawat pelaksana
admission to discharge.
melakukan orientasi kepada
pasien dan keluarga mengenai
fasilitas rumah sakit, dan
bertanggungjawab memantau
pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien
serta memonitor
perkembangan kondisi pasien.
Saat pasien akan pulang,
PPJA dan perawat pelaksana
membuat perencanaan pulang.

4 Melakukan pengkajian, Melakukan audit dokumen √


melengkapi dan verifikasi asuhan keperawatan:
pengkajian pada pasien baru yang
PPJA selalu melakukan
telah dilakukan oleh perawat
verifikasi terhadap
pelaksana.
pendokumentasian asuhan
5 Melaksanakan analisis dan keperawatan dengan tindakan √
menegakkan diagnosis asuhan keperawatan yang
keperawatan berdasarkan hasil telah dilaksanakan oleh
pengkajian. perawat pelaksana.

6 Menetapkan rencana asuhan √


keperawatan berdasarkan analisis
standar rencana keperawatan
sesuai dengan hasil pengkajian

7 Menjelaskan rencana perawatan Memimpin Pre conference : √


yang sudah ditetapkan kepada
PPJA memimpin pre
perawat pelaksana di bawah
conference pagi dengan
tanggung jawabnya (pre conf.)
perawat pelaksana yang
membahas mengenai rencana
perawatan yang tepat untuk di
lakukan kepada pasien.

8 Membagi tugas kepada perawat Membagi alokasi pasien pada √


pelaksana yang menjadi tanggung tim:
jawabnya (rangkaian pre conf.)
PPJA selalu membagi tugas
pada setiap anggota perawat
pelaksana mengenai tindakan
yang akan di lakukan kepada
seluruh pasien di ruang rawat
secara adil dan merata.

9 Melakukan bimbingan dan Supervisi pada perawat √


evaluasi kepada perawat pelaksana pelaksana:
dalam kepatuhan terhadap SOP PPJA membimbing perawat
Keperawatan pelaksana untuk melakukan
tindakan keperawatan.

10 Memonitor dokumentasi yang Audit dokumentasi askep: √


dilakukan oleh perawat pelaksana
PPJA selalu mengawasi
pencatatan tindakan asuhan
keperawatan dan hasil
perkembangan pasien.

11 Membantu dan memfasilitasi Iklim motivasi : √


terlaksananya kegiatan perawat Memberikan dukungan untuk
pelaksana praktisi professional (perawat
pelaksana) yang dilakukan
dengan berbagai pengalaman
klinik, organisasi,
pengembangan, dan
pengalaman emosional
dengan profesi lain dalam
lingkungan untuk merubah
pengetahuan dan
keterampilan.

12 Menerapkan perilaku caring dalam Iklim motivasi: √


pemberian asuhan keperawatan
Untuk perilaku caring ,
perawat merupakan
manusiawi , jika terdapat
banyak pekerjaan dan faktor
kelelahan mungkin bisa
mempengaruhi sikap caring
perawat terhadap pasien.

13 Melakukan tindakan keperawatan Patient care delivery: √


PPJA dan perawat pelaksana
melakuan tindakan
keperawatan kepada pasien.

14 Melakukan evaluasi asuhan Audit dokumentasi askep: √


keperawatan dan membuat catatan
PPJA dan perawat pelaksana
perkembangan pasien setiap hari
selalu mencatat tindakan
asuhan yang telah di lakukan
dan mencatat setiap
perkembangan pada pasien.

15 Melakukan supervisi terhadap Penilaian kinerja pd perawat √


asuhan keperawatan pelaksana:

PPJA melakukan evaluasi


yaitu menilai kedisiplinan,
ketepatan jam kerja, dan
melakukan teguran apabila
ada perawat pelaksana yang
terlambat.

16 Melakukan kegiatan timbang Audit pelaksanaan Hand √


terima pasien di bawah tanggung over :
jawabnya
PPJA setiap hari
bertanggunjawab memimpin
dan mengawasi jalanya
pelaksanaan operan jaga/
timbang terima pasien.

17 Melakukan pertemuan/ Survey kepuasan pelanggan: √


memfasilitasi pertemuan PPA
PPJA membahas kondisi
dengan pasien/ keluarga untuk
pasien dengan keluarga dan
membahas kondisi keperawatan
pasien pada saat melakukan
pasien (bergantung pada kondisi
pemeriksaa/pengkajian kepada
pasien)
pasien.

18 Memberikan pendidikan kesehatan Patient care delivery : promosi √


pada pasien/ keluarga Kesehatan.

PPJA dan perawat pelaksana


selalu memberikan pendidikan
kesehatan sesuai kebutuhan
pasien.

19 Membuat perencanaan pulang / Discharge planning : √


discharge planning
PPJA dan perawat pelaksana
memberikan edukasi dan
arahan kepada pasien dan
keluarga mengenai perawatan
pasien saat di rumah.

20 Bekerja sama dengan penanggung Case conference ruangan: √


jawab pelayanan dan mutu
PPJA dan perawat pelaksana
pelayanan melalui kepala ruang
melakukan case conference
dalam mengidentifikasi isu yang
(mengidentifikasi penyakit
memerlukan pembuktian sehingga
lebih dalam, mengkaji secara
tercipta EBP dan kegiatan ilmiah
menjalar asal-usul sebab
lainnya
penyakit) namun tidak setiap
hari, hanya apabila ada kasus
penyakit tertentu yang tidak
biasa.

Hasil observasi selama dua hari:


Kelompok melakukan pengkajian dengan metode observasi pelaksanaan kegiatan
PPJA dan perawat pelaksana didapatkan hasil bahwa di Bangsal Mpu Tantular
RSUD Pandan Arang Boyolali berjalan dengan baik sesuai teori dengan sedikit
menyesuaikan keadaan. Dari pengamatan tersebut didapatkan prosentase
pelaksanaan sebesar 100%.
B. Hasil Analisa
1. Melakukan integrasi dan koordinasi antar unit kerja dan antar instalasi/bagian.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA di ruang Mpu
Tantular telah melaksanakan integrasi dan koordinasi antar unit kerja dan
antar instalasi/ bagian. PPJA memimpin rapat timbang terima yang membahas
hasil intervensi yang telah di lakukan dan merencanakan asuhan keperawatan
selanjutnya, serta berkolaborasi dengan mengkoordinasi unit kerja lain seperti
bagian farmasi, radiologi, Laboratorium, gizi dan lain-lain. Hasil analisa
sesuai dengan teori menurut (Mugianti , 2016) yang menyatakan bahwa
Manajer keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan berbagai
situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan
keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbagai tingkat
manajerial. Hal ini juga sejalan dengan penelitian menurut (Ari Sukma Nela,
dkk 2021) tentang Hubungan Kompetensi Perawat PenanggungJawab Asuhan
(PPJA) Dengan Kualitas Handover Pasien di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.
M. Djamil Padang Tahun 2020. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
terdapat hubungan antara kompetensi ppja, aspek pengetahuan, aspek
ketrampilan, aspek sikap dan aspek penilaian klinis dengan kualitas serah
terima pasien (p< 0,05). Factor yang paling dominan berhubungan dengan
kualitas serah terima pasien adalah ketrampilan PPJA.
2. Melakuan kolaborasi dengan PPA lainnya (dokter, ahli gizi, fisioterapis, farmasi
klinik dll) sesuai kebutuhan pasien dalam pemecahan permasalahan pasien.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA dibantu
perawat pelaksana selalu mendampingi dokter ketika melakukan visite kepada
pasien dan melakukan kolaborasi dengan ahli gizi, farmasi untuk memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan pada pasien. Hasil analisa sesuai dengan teori
menurut teori (Mugianti, 2016) yang menyatakan bahwa memenuhi
kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer
keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini
dan ingini . Kepuasan pasien merupakan point utama dari seluruh tujuan
keperawatan. Hal ini sejalan dengan penelitian (Sri Wahyuni, 2021) tentang
praktik tim dan kerjasama tim antar professional pemberi asuhan dalam
implementasi interprofessional collaboration. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa PPA dengan profesi dan keilmuan yang berbeda dituntut
untuk bisa berkontribusi secara individu maupun dalam tim yang merupakan
bentuk kerjasama antar tenaga kesehatan yang dilakukan secara kolaboratif
untuk memastikan asuhan pasien berjalan secara optimal dan
berkesinambungan.
3. Melakukan kontak dengan pasien/keluarga yang menjadi tanggung jawabnya, dari
pasien masuk sampai pasien pulang / admission to discharge.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi di ruang Mpu
Tantular saat ada pasien baru PPJA dan perawat pelaksana melakukan
orientasi kepada pasien dan keluarga mengenai fasilitas rumah sakit, dan
bertanggungjawab memantau pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
serta memonitor perkembangan kondisi pasien. Saat pasien akan pulang,
PPJA dan perawat pelaksana membuat perencanaan pulang. Hasil analisa
sesuai dengan teori menurut teori (Mugianti, 2016) yang menyatakan bahwa
Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan. Hal ini sejalan dengan
penelitian (Daniel Suranta G, 2020) tentang peran perawat sebagai educator
dalam pengimplementasian discharge planning untuk proses asuhan
keperawatan yang hasilnya pelaksanaan perencanaan pulang telah menjadi
salah satu program kegiatan dalam sistem pemberian asuhan keperawatan
pada klien.
4. Melakukan pengkajian, melengkapi dan verifikasi pengkajian pada pasien baru yang
telah dilakukan oleh perawat pelaksana.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA di ruang Mpu
Tantular PPJA selalu melakukan verifikasi terhadap pendokumentasian
asuhan keperawatan dengan tindakan asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan oleh perawat pelaksana. Hasil analisa sesuai dengan teori
menurut teori (Mugianti, 2016) yang menyatakan bahwa Manajemen
keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan karena melalui fungsi
perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan,
pemecahan masalah yang afektif dan terencana.
5. Melaksanakan analisis dan menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan hasil
pengkajian.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA di ruang Mpu
Tantular melakukan analisis dan menegakkan diagnosa keperawatan dengan
berdasar pada hasil pengkajian yang dilakukan kepada pasien. Hasil analisa
sesuai dengan teori (Pasal 30 UU No.38 tahun 2014). proses menjalankan
tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat berwenang untuk
menegakkan diagnosis keperawatan. Kegiatan analisis data dalam perumusan
diagnosa keperawatan merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan
daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
pengetahuan yang dimiliki seorang perawat. Analisis data dalam perumusan
diagnosa keperawatan dimulai dengan pengelompokan data yang diperoleh
dari anamnesa, pengamatan dan pemeriksaan fisik lalu hasil yang didapat
dibandingkan dengan standar (kondisi normal), sehingga dapat diketahui
permasalahan kesehatan yang dialami pasien dan dapat dirumuskan masalah
kesehatan.
6. Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar rencana
keperawatan sesuai dengan hasil pengkajian.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA menentukan
rencana asuhan keperawatan dengan berdasarkan pada standar intervensi
keperawatan. Hasil analisa sesuai dengan teori (Kemenkes, 2017) manajemen
keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif. Manajer
keperawatan menghargai waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram
dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan sebelumnya.
7. Menjelaskan rencana perawatan yang sudah ditetapkan kepada perawat pelaksana di
bawah tanggung jawabnya (pre conf.)
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA memimpin pre
conference pagi dengan perawat pelaksana yang membahas mengenai rencana
perawatan yang tepat untuk di lakukan kepada pasien. Hasil analisa sesuai
dengan teori (Kemenkes, 2017) yang menyatakan bahwa manajemen
keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan berbagai situasi
maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan kegiatan keperawatan
memerlukan pengambilan keputusan di berbagai tingkat manajerial. Hal ini
sejalan dengan penelitian (Endra Amalia dkk, 2015) tentang hubungan pre
dan post conference keperawatan dengan pelaksaan asuhan keperawatan di
RSUD, dalam melaksanakan tugasnya perawat memberi asuhan keperawatan
yang terbaik sesuai dengan kemampuannya dalam perawatan ada beberapa
metode salah satunya metode tim. Metode tim diterapkan dengan
menggunakan kerjasama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat
professional dan pembantu perawat untuk membantu memberikan asuhan
keperawatan kepada sekelompok pasien. Pre post conference sangat
berpengaruh pada asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat. Hasil
analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pre conference
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan.
8. Membagi tugas kepada perawat pelaksana yang menjadi tanggung jawabnya
(rangkaian pre conf.)
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA selalu membagi
tugas pada setiap anggota perawat pelaksana mengenai tindakan yang akan di
lakukan pada seluruh pasien di bangsal ruang rawat secara adil dan merata.
Hal ini sesuai dengan teori (Kemenkes, 2017) yang menyatakan bahwa
Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
9. Melakukan bimbingan dan evaluasi kepada perawat pelaksana dalam kepatuhan
terhadap SOP Keperawatan
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA melaksanakan
bimbingan dan evaluasi terhadap kedisiplinan perawat pelaksana dalam hal
kehadiran dan kepatuhan. Hal ini sesuai dengan teori menurut (Arma MR,
2012) yang menyatakan bahwa kepatuhan terhadap SOP (Standar Operasinal
Procedure) merupakan komponen penting dalam manajemen keselamatan
pasien yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan menghindari
tuntutan malpraktik. Standar kinerja tersebut sekaligus dapat digunakan untuk
menilai kinerja instansi pemerintah secara internal maupun eksternal seperti
perawat pelaksana.
10. Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh perawat pelaksana.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA melakukan
kegiatan monitor dan pengawasan terhadap kelengkapan dokumentasi
pasien yang dilakukan oleh perawat pelaksana dan menanyakan atau
mengonfirmasi apabila ada yang kurang tepat maupun ada yang belum di
isi. Hal ini sesuai dengan teori (Sitorus & Panjaitan, 2018) yang
menyatakan bahwa model Praktik Keperawatan Profesional (MKKP)
merupakan pengelolaan struktur dan proses pemberian asuhan
keperawatan pada tingkat ruang rawat sehingga meningkatkan
pemberian asuhan keperawatan professional. Dalam proses pelaksanaan
MKKP satu ruangan harus ditetapkan jeni tenaga keperawatannya,
meliputi Kepala Ruang, Clinical Care Manajer (CCM), Perawat
Penanggung Jawab Asuhan (PPJA), Perawat Pelaksana (PP), serta
Perawat Assosiet (PA). Salah satu tugas PPJA bertugas untuk
memberikan pengawasan atas kelengkapan dokumentasi keperawatan
yang dilakukan oleh perawat pelaksana. Membantu dan memfasilitasi
terlaksananya kegiatan perawat pelaksana.
11. Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan perawat pelaksana
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA membantu
dan memfasilitasi pelayanan kesehatan dalam tindakan keperawatan
terhadap pasien. Hal ini sesuai dengan teori memberikan dukungan untuk
praktisi professional (perawat ruangan) yang dilakukan dengan berbagai
pengalaman klinik, organisasi, pengembangan, dan pegalaman emosional
dengan profesi lain dalam lingkungan untuk merubah pengetahuan dan
keterampilan.
12. Menerapkan perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi untuk perilaku
caring, perawat merupakan manusiawi , jika terdapat banyak pekerjaan
dan faktor kelelahan mungkin bisa mempengaruhi sikap caring perawat
terhadap pasien. Hal ini sesuai dengan teori (Kusmiran, 2015) yang
menyatakan bahwa perilaku caring merupakan suatu esensi dari
keperawatan yang membedakan perawat dengan profesi lain dan
mendominasi serta mempersatukan tindakan-tindakan keperawatan. Dan
teori (Nursalam, 2014) yang menyatakan bahwa perilaku caring
merupakan sebuah perilaku peduli yang dilakukan seorang perawat agar
terciptanya suatu perhatian, kemanusiaan, perhatian, dan komitmen untuk
mencegah terjadinya status kesehatan yang memburuk terhadap pasien.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian (Diah Fitri P, 2015) tentang Strategi
peningkatan perilaku caring perawat dalam mutu pelayanan keperawatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran pengawas dalam
keberlangsungan keperawatan sangat penting, pengaruh supervisi kepala
ruang terhadap perilaku caring perawat sangat erat, hal ini dibuktikan oleh
penelitian (Johansson dkk) yang menyebutkan bahwa supervisor memiliki
nilai yang sangat tinggi terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada stafnya kemudian supervisor berperan dalam membuat nilai peduli
terhadap pengawasan keperawatan yang akan berpengaruh terhadap
pelaksanaan asuhan.
13. Melakukan tindakan keperawatan.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA dan perawat
pelaksana melakuan tindakan keperawatan kepada pasien. Hal ini sesuai
dengan teori (Stiadi, 2014) yang menyatakan bahwa tindakan keperawatan
merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Dan teori (Rizal, 2017) Implementasi
keperawatan adalah serangkaian tindakan yang di lakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang di hadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteriahasil yang di
harapkan.
14. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan
pasien setiap hari.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA dan perawat
pelaksana selalu mencatat tindakan asuhan yang telah di lakukan dan
mencatat setiap perkembangan pada pasien. Hal ini sesuai dengan teori
(Manurung,2014) yang menyatakan bahwa evaluasi keperawatan merupakan
kegiatan yang terus meerus dilakukan untuk menentukan apakah rencana
keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan,
merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan.
15. Melakukan supervisi terhadap asuhan keperawatan.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA melakukan
evaluasi yaitu menilai kedisiplinan, ketepatan jam kerja, dan melakukan
teguran apabila ada perawat pelaksana yang terlambat. Hal ini sesuai dengan
teori (Nursalam, 2015) yang menyatakan bahwa supervisi adalah proses
pengaawasan terhadap pelaksanaan kegiatan utuk memastikan apakan
kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan tujuan dan standar yang telah
ditetapkan. misanya, masalah ketenagaan dan perawatan agar pasien
mendapatkan pelayanan yang bermutu setap saat. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian (Diah Fitri P, 2015) tentang Strategi peningkatan perilaku caring
perawat dalam mutu pelayanan keperawatan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa peran pengawas dalam keberlangsungan keperawatan
sangat penting, pengaruh supervisi kepala ruang terhadap perilaku caring
perawat sangat erat, hal ini dibuktikan oleh penelitian (Johansson dkk) yang
menyebutkan bahwa supervisor memiliki nilai yang sangat tinggi terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada stafnya kemudian supervisor
berperan dalam membuat nilai peduli terhadap pengawasan keperawatan yang
akan berpengaruh terhadap pelaksanaan asuhan.
16. Melakukan kegiatan timbang terima pasien di bawah tanggung jawabnya.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA setiap hari
bertanggunjawab memimpin dan mengawasi jalanya pelaksanaan operan jaga/
timbang terima pasien. Hasil ini sesuai dengan teori (Nursalam, 2016) yang
menyatakan bahwa timbang terima merupakan komunikasi yang terjadi pada
saat perawat melakukan pergantian dinas dan memiliki tujuan yang spesifik
yaitu mengomunikasikan informasi tentang keadaan pasien pada asuhan
keperawatan sebelumnya.
17. Melakukan pertemuan/ memfasilitasi pertemuan PPA dengan pasien/ keluarga
untuk membahas kondisi keperawatan pasien (bergantung pada kondisi pasien).
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA membahas
kondisi pasien dengan keluarga dan pasien pada saat melakukan
pemeriksaa/pengkajian kepada pasien. Hal ini sesuai dengan teori
(Agritubella, 2018) yang menyatakan bahwa kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan akan mempengaruhi sebagian besar kepuasan pasien
terhadap pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Kepuasan dan
ketidakpuasan pasien dikaitkan dengan kemampuan perawat dalam
memberikan kenyamanan dan memenuhi kebutuhan pasien baik biologis
maupun psikologis dalam proses pelayanan keperawatan.
18. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien/ keluarga.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA dan perawat
pelaksana selalu memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien. Hal ini sesuai dengan teori menurut (Siddiqiyah, Nurmalia, Sari, &
Ulliya, 2017) yang menyatakan bahwa perawat sebagai edukator berperan
dalam pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien. Pemberian pendidikan
kesehatan yang adekuat dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan
pasien, sebaliknya pemberian pendidikan kesehatan yang kurang efektif dapat
meningkatkan kecemasan pasien.
19. Membuat perencanaan pulang / discharge planning.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA dan perawat
pelaksana memberikan edukasi dan arahan kepada pasien dan keluarga
mengenai perawatan pasien saat di rumah. Hal ini sesuai dengan teori
(Nursalam, 2016) yang menyatakan bahwa Discharge planning merupakan
suatu proses yang dinamis dan sistematis dari penilaian, persiapan, serta
koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan
pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang.
Discharge planning didapatkan dari proses interaksi ketika keperawatan
professional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan
mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh pasien saat
perencanaan harus berpusat pada masalah pasien yaitu pencegahan,
terapeutik, rehabilitatif, serta keperawatan rutin yang sebenarnya. Hal ini
sejalan dengan penelitian (Daniel Suranta G, 2020) tentang peran perawat
sebagai educator dalam pengimplementasian discharge planning untuk proses
asuhan keperawatan yang hasilnya pelaksanaan perencanaan pulang telah
menjadi salah satu program kegiatan dalam sistem pemberian asuhan
keperawatan pada klien.
20. Bekerja sama dengan penanggung jawab pelayanan dan mutu pelayanan
melalui kepala ruang dalam mengidentifikasi isu yang memerlukan pembuktian
sehingga tercipta EBP dan kegiatan ilmiah lainnya.
 Berdasarkan hasil pengkajian dengan metode observasi PPJA dan perawat
pelaksana melakukan case conference (mengidentifikasi penyakit lebih dalam,
mengkaji secara menjalar asal-usul sebab penyakit) namun tidak setiap hari,
hanya apabila ada kasus penyakit tertentu yang tidak biasa. Hal ini sesuai
dengan teori menurut (Kulkarni & Arthlin, 2018) yang menyatakan bahwa
case conference merupakan sarana bagi suatu instansi untuk melakukan
diskusi bersama dalam pemecahan sebuah masalah. Eviedence-base practice
(EBP) merupakan metode pendekatan perawatan professional untuk
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Sebagian besar perawat
meyakini EBP berdampak positif pada kualitas perawatan dan kepuasan kerja.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung merupakan faktor yang memfasilitasi, dan mempermudah
dalam menjalankan tugas PPJA di bangsal Mpu Tantular, faktor pendukungnya
antara lain:
a. Ketersediaan SDM yang memadai
b. Setiap pergantian shift (pre-post conference dan operan jaga) para perawat
pelaksana menyampaikan semua laporan secara rinci dibarengi dengan
diskusi oleh semua perawan pelaksana selanjutnya dengan dipimpin oleh
kepala ruang dan PPJA
c. Laporan perkembangan pasien disampaikan ulang melalui media
elektronik (HP) agar yang lepas jaga mengetahui perkembangan pasien
kelolaannya
d. Untuk menunjang keberhasilan dalam merawat pasien, perawat mengikuti
beberapa seminar dan ujian-ujian
e. Dalam menentukan diagnose dan tindakan yang harus dilakukan, PPJA
dan perawat pelaksana mendiskusikannya menggunakan referensi teori
yang sudah teruji
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat merupakan faktor  yang memiliki sifat menghambat atau
bahkan menghalangi dan menahan dalam menjalankan tugas PPJA di bangsal
Mpu Tantular, faktor penghambatnya antara lain:
a. Proses penyusunan implementasi dan evaluasi keperawatan masih dengan
tulis tangan sehingga perlu waktu dalam proses penyusunan
b. Evidance Based Practice tidak selalu dilakukan, hanya pada saat
dibutuhkan saja seperti penyakit-penyakit yang dianggap kronis maupun
tidak biasa.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan profesional merupakan tanggung jawab seorang perawat yang
selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu
melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik (etikal). Perawat
Penanggung Jawab Asuhan (PPJA) adalah Seorang perawat terlatih yang di beri tugas
dan tanggung jawab dengan seluruh pelayanan asuhan keperawatan di unitnya. Dan
bertanggung jawab kepada kepala ruangan dalam rangka pelaksanan tugas-tugas
Asuhan Keperawatan di ruang unit rawatan.
Perbandingan antar teori dan pelaksanaan di Bangsal Mpu Tantular RSUD
Pandan Arang Boyolali sebagian besar sudah sesuai dengan teori. Teori yang ada
direalisasikan dengan benar dan sesuai. Faktor pendukung merupakan factor yang
memfasilitasi perilaku individu yang meliputi ketersediaan, keterjangkauan, sumber
daya pelanggan kesehatan, prioritas dan komitmen masyarakat dan pemerintah dan
tindakan yang berkaitan dengan kesehatan. Sedangkan faktor penghambat adalah segala
sesuatu hal yang memiliki sifat menghambat atau bahkan menghalangi dan menahan
terjadinya sesuatu. PPJA dan staff ruangan menyesuaikan keadaan dengan factor-faktor
yang ada.

B. Saran
Berdasarkan pengerjaan yang diambil kelompok dengan judul yang diambil penulis di
Bangsal Mpu Tantular RSUD Pandan Arang Boyolali, maka penulis menyarankan
kepada:
1. Instalasi pelayanan kesehatan diharapkan mampu meningkatkan kinerja perawat dan
tenaga medis yang lain sehingga mampu mutu, kualitas manajemen dan juga asuhan
keperawatan kepada pasien bisa meningkat.
2. PPJA mampu mengawasi dan menjamin mutu keperawatan dengan baik agar tercipta
pelayanan yang berkualitas.
3. Tenaga kesehatan khususnya perawat pelakssana diharapkan untuk melanjutkan
asuhan keperawatan yang sudah dikelola dengan bertujuan untuk pemulihan
kesehatan pasien dan dalam perawatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
4. Pasien dan keluarga pasien diarapkan mampu mengenali atau mengetahui siapa saya
yang sedang berjaga dan melayani selama satu putaran shift sehingga dalam hal
meminta pelayanan sudah jelas mau kemana.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Sukma Nela, Rizanda M & Mira S. 2021. Hubungan Kompetensi Perawat Penanggung
Jawab Asuhan (PPJA) Dengan Kualitas Handover Pasien di Instalasi Rawat Inap
RSUP DR M Djamil Padang Tahun 2020. Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema
Kesehatan 6 (1), 1-10, 2021

Endra Amalia, Defitra Akmal & Yuli Permata Sari. 2015. Hubungan Pre dan Post Conference
Keperawatan Dengan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di RSUD Dr Achmad
Mochtar Bukittinggi Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Peritis 2 (2), 2015.

Gillies, D A. 2013. Manajemen Keperawatan (tri). Bandung : Yayasan IKPKK Bandung.

Gillies, Dee Ann. 2013. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem, Edisi Kedua
(Alih Bahasa : Drs. Dika Sukamana dkk). W B. Perusahaan Saunders, Philadelphia.

Mugianti , S. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Jakarta:


KEMENKES RI.

Nela, A. S., Machmud, R., & Susanti, M. (2020). HUBUNGAN KOMPETENSI PERAWAT
PENANGGUNG JAWAB ASUHAN (PPJA) DENGAN KUALITAS HANDOVER
PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR. M.DJAMIL PADANG TAHUN
2020. Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 1-10.

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Rizal, L. K. (2017). Jenis - jenis tindakan keperawatan dalam melaksanakan asuhan


keperawatan. jurnal keperawatan, 1-7.

LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,

Pembimbing Klinik RSUD Pandan Pembimbing Akademik


Arang Boyolali

( )
( )

Diklat RSUD Pandan Arang


Boyolali

( )

Anda mungkin juga menyukai