Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) digunakan dalam
pelaksanaan kurikulum 2013. Kesamaan dari kurikulum 2006 dengan kurikulum
2013 sama-sama kurikulum berbasis kompetensi. Pada pelaksanaan Kurikulum
2013, mewujudkan kompetensi siswa yang dicita-citakan harus menjadi poros
perhatian tiap satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan tentang Standar Nasional Pendidikan setiap satuan pendidikan
wajib menyusun dokumen KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target
kompetensi siswa yang menjadi targetnya.
Pengembangan KTSP dalam merealisasikan tujuan pelaksanaan kurikulum
2013 sesungguhnya merupakan bagian dari strategi penjaminan pencapaian tujuan
pendidikan nasional yang mengacu pada pemenuhan delapan standar nasional.
Poros dari kedelapan standar adalah mewujudkan keunggulan mutu lulusan.
Penyusunan dokumen bertujuan menyediakan panduan yang berfungsi
mengarahkan pemangku kewenangan pelaksanaan kurikulum 2013 dengan
melengkapi dokumen dengan rasional pengembangan KTSP yang fokus kepada
pemenuhan kebutuhan siswa mengembangkan kompetensi dalam perubahan
kehidupan abad ke-21; merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah untuk
mengembangkan keunggulan; mengelola program peminatan; menata struktur
kurikulum, memetakan beban belajar siswa, dan menyusuan pedoman
penyelenggaraan pembelajaran yang meliputi pelaksanaan kegiatan intra dan
ekstrkurikuler, pedoman akademik, dan instrumen evaluasi penyelenggaraan
kurikulum.
Untuk mendukung keterpenuhan dokumen, sekolah membentuk tim perumus
KTSP 2013 yang ditandai dengan penerbitan tim dalam bentuk keputusan sekolah.

B. Landasan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

Dokumen 1 KTSP 2013 1


3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 38 Tahun 1992 tentang
Tenaga Kependidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Kepala sekolah/Madrasah sebagaimana yang diubah dari Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala sekolah/madrasah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor.
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2016 tentang KI dan KD Kurikulum 2013 Pendidikan Dasar dan
Menengah

Dokumen 1 KTSP 2013 2


C. Tujuan Perumusan KTSP
Tujuan perumusan KTSP adalah:
1. menyediakan dokumen yang memuat tujuan, strategi pencapaian tujuan,
pengaturan waktu, pedoman umum, dan evaluasi penyelenggaraan kurikulum
2013;
2. menyediakan acuan bagi warga sekolah dalam mengembangkan program
pelaksanaan kurikulum 2013 agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan
berkelanjutan;
3. meningkatkan sistem penjaminan pelaksanaan kurikulum dengan
menyediakan rumusan latar belakang, konsep, model implementasi, dan
perangkat evaluasi program;
4. menyediakan instrumen untuk mengukur ketercapaian program;
5. memberikan informasi kepada masyarakat, terutama orang tua siswa, untuk
lebih memahami dan memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan
kurikulum 2013 pada tingkat satuan pendidikan secara terarah agar lebih
berhasil guna; dan
6. menyediakan acuan bagi para evaluator program pelaksanaan kurikulum 2013
dalam mengukur efektivitas program pelaksanaan kurikulum pada tingkat
satuan pendidikan.

D. Target Pencapaian Kompetensi Lulusan


Salah satu poros utama perubahan kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 ialah
perubahan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Berkaitan dengan mewujudkan
mutu lulusan kami perlu menetapkan target keunggulan mutu lulusan yang kami
harapkan sebagai fokus utama perbaikan mutu berkelanjutan yang merujuk pada SKL
nasional.
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan memiliki tekad untuk mewujudkan target mutu berikut ini.
SD/MI/SDLB/Paket A
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual
berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan

Dokumen 1 KTSP 2013 3


kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai
dengan yang ditugaskan kepadanya.
Berdasarkan target nasional, SD kami memiliki indikator target yang menjadi
ciri khas keunggulan satuan pendidikan yang akan kami wujudkan dalam kurun waktu
tiga tahun ke depan. Adapun indikator pencapaian target yang kami sepakati sebagai
berikut.

SD/MI/SDLB/Paket A
Indikator Pencapaian Keunggulan Mutu Lulusan
Dimensi
(2014-2018)
Contoh
Sikap 1. Memiliki karakter kepemimpinan yang amanah.
2. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
3. Berdisiplin waktu.
4. Mehargai sesama dengan penuh kesantunan

Pengetahuan 1. Meraih nilai tertinggi 9 untuk mata uji: Bahasa


Indonesia, Matematika, dan IPA, dalam ujian sekolah
berbasis ujian nasional
2. Mengintegrasikan kecakapan berpikir saintifik dan
inovatif dalam berkarya.
3. Mengintegrasikan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam mengembangkan
kesiapan diri dalam melalui proses pendidikan
berkelanjutan.
4. Menjuarai lomba-lomba edukatif di berbagai jenjang

Keterampilan 1. Menghasilkan produk belajar yang bermanfaat untuk


kehidupan siswa.

Dokumen 1 KTSP 2013 4


2. Menghasilkan karya yang relevan dengan materi
pelajaran dengan dukungan teknologi informasi
3. Memiliki kecakapan berbahasa Indonesia yang baik
dan benar
4. Memiliki keunggulan global dan berkearifan lokal

Pencapaian kompetensi sebagaimana yang tertuang dalam target selanjutnya


akan sekolah gunakan sebagai fokus dalam menentukan strategi pengembangan
sekolah dan akan dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa pengembangan
sekolah berkembang sesuai dengan arah yang diharapkan.

Dokumen 1 KTSP 2013 5


BAB II
DINAMIKA PERKEMBANGAN KURIKULUM 2013
DI SEKOLAH DASAR

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan kata lain,
kurikulum merupakan salah satu alat untuk menyiapkan peserta didik agar
berkecakapan hidup sesuai dengan kondisi kehidupannya saat ini dan masa depan.
Masa depan merupakan rentang waktu bagi peserta didik yang belajar pada masa kini
dan untuk hidup berkelanjutan (sustainable) dengan segala tantangan abad ke-21.
Kurikulum sebagai jantung pendidikan memiliki posisi strategis mulai dari ide,
desain, dokumen, dan implementasinya. Pendidikan itu sendiri merupakan investasi
esensial jangka panjang.
Perumusan pendidikan yang bervisi masa depan menjadi suatu keniscayaan
walaupun tidak mudah untuk dideskripsikan. Terdapat berbagai prediksi tentang
kehidupan masa depan. Visi masa depan berkaitan dengan prediksi cerdas tentang
masa kini dan trend yang mungkin akan terjadi dalam kehidupan abad ke-21. Salah
satu esensi yang dapat dijadikan pertimbangan dalam merencanakan kurikulum
adalah pencapaian kompetensi berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills)
untuk menyelesaikan masalah dengan berpikir kritis, inovatif, kreatif, demi
kehidupan kebersamaan manusia dengan damai dan harmonis (to live together in
peace and harmony). Dengan berpikir tingkat tinggi, maka penciptaan kesempatan
kerja di masa depan akan lebih terbuka dan lebih terakses dari segala keahlian
masyarakat yang pada giliranya akan membangun peradaban kemanusiaan yang
sejahtera.
Trend masa depan dari berbagai sumber dapat disimpulkan bahwa: a) di masa
depan akan lebih banyak diperlukan pekerja dengan penguasaan pengetahuan dan
kecakapan tingkat tinggi, b) semakin meningkatnya jasa layanan, maka sikap sosial,
kemampuan berinteraksi dengan orang lain lebih bermakna, c) melimpahnya
pengetahuan dan munculnya jenis pekerjaan baru, maka fleksibilitas dan keinginan
untuk selalu belajar menjadi lebih penting, d) kemandirian bekerja yang dapat
dilakukan dengan jarak jauh maka perlu mengembangkan sikap kemandirian,
membekali diri dengan berbagai sumber daya, serta adaptif perlu dikembangkan, dan
e) harus tahu hak dan kewajibannya, peran sertanya pada masyarakat, dan menjadi
warga negara yang bertanggung jawab (Pink, 2005; Wragg, 1997; OECD, 2010,
Partnership for 21st Century, 2010). Trend masa depan tersebut menjadi

Dokumen 1 KTSP 2013 6


pertimbangan dalam menetapkan desain kurikulum, terutama komponen kurikulum
dalam aspek tujuan, isi/bahan, serta proses pembelajaran.
Selain itu, pengembangan kurikulum juga harus tetap mempertimbangkan
dasar-dasar dan aspek akademik tentang kurikulum (ide, desain, dokumen, dan
implementasi). Dalam aspek akademik kurikulum, peserta didik merupakan subjek
pembelajar. Ini harus menjadi dasar rujukan utama dalam pengembangan kurikulum.
Peserta didik, selain sebagai individu yang memiliki potensi dan bakat, ia juga
merupakan bagian integral dari masyarakat Indonesia. Peserta didik yang akan
menjalani kehidupan masa depan sebagai insan berkarakter, berkembang dalam
masyarakat, dan akan membangun masyarakat dalam ekosistem pendidikan dan
kebudayaan yang berkarakter berlandasakan semangat gotong royong.
Kurikulum merupakan bagian penting dalam pembangunan sehingga perbaikan
kurikulum merupakan bagian dari pembangunan modal manusia Indonesia.
Kurikulum diharapkan dapat mengubah masyarakat seperti yang dicita-citakan suatu
bangsa. Kurikulum dapat menjadi wahana untuk melestarikan nilai-nilai luhur bangsa
sekaligus mengembangkan potensi, bakat, dan minat peserta didik seoptimal
mungkin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kini dan masa depan, menjadi
bangsa yang mandiri, maju, adil, dan makmur seperti yang telah dicita-citakan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Kurikulum menjadi hal penting
dalam pembangunan generasi suatu bangsa.
Pengembangan kurikulum 2013 secara berkesinambungan mempertimbangkan
berbagai hal dan masukan dari berbagai unsur masyarakat sebagai satu kesatuan
entitas bangsa yang menginginkan peningkatan kualitas peserta didik di masa depan.
Dalam perjalanan pengembangannya disertai dengan evaluasi formatif yang
memungkinan perbaikan pada tataran dokumen dan implementasi. Perbaikan ini
melibatkan seluruh komponen masyarakat sehingga kurikulum hasil perbaikan
menjadi milik semua komponen bangsa. Perbaikan kurikulum dapat dilakukan secara
holistik komprehensif mulai dari ide, desain, dokumen sampai dengan implementasi.
Namun perbaikan kurikulum juga dapat dilakukan pada sebagian dimensi kurikulum
dan aspek tertentu dari kurikulum. Perbaikan kurikulum 2013 pada saat ini lebih
bersifat evaluasi formatif dengan melakukan perbaikan pada dokumen KI-KD,
silabus, pedoman mata pelajaran, pembelajaran dan penilaian hasil belajar, serta buku
teks pelajaran.
Perbaikan kurikulum berlandaskan pada kebijakan landasan kebijakan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 160 tahun
2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Pelaksanaan
perbaikannya juga atas dasar masukan dari berbagai lapisan publik (masyarakat sipil,
asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia persekolahan) terhadap ide, dokumen, dan

Dokumen 1 KTSP 2013 7


implementasi kurikulum yang diperoleh melalui monitoring dan evaluasi dari
berbagai media. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi serta masukan publik
tersebut, terdapat beberapa masukan umum, antara lain adanya pemahaman yang
kurang tepat oleh masyarakat yang diakibatkan oleh format penyajian dan
nomenklatur dalam Kurikulum 2013: (1) Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi
Inti 1 (KI-1) dan KD pada KI-2 yang dianggap kurang logis dikaitkan dengan
karakteristik mata pelajaran; (2) terindikasi adanya inkonsistensi antara KD dalam
silabus dan buku teks (baik lingkup materi maupun urutannya); (3) belum ada
pernyataan eksplisit dalam dokumen kurikulum tentang perlunya peserta didik lebih
melek teknologi; (4) format penilaian dianggap terlalu rumit dan perlu
penyederhanaan; (5) penegasan kembali pengertian pembelajaran saintifik yang
bukan satu-satunya pendekatan dalam proses pembelajaran di kelas; (6) penyelerasan
dan perbaikan teknis buku teks pelajaran agar mudah dipelajari oleh peserta didik.
Masukan publik terhadap ide kurikulum mengindikasikan perlunya penegasan
kembali bahwa secara keseluruhan Kurikulum 2013 harus mewujudkan empat pilar
belajar dari UNESCO, yaitu learning to know, learning to do, learning to live
together with harmony dan learning to be. Selain itu, kurikulum juga harus
mendorong tercapainya perilaku positif dan pencegahan radikalisme. Tentu saja
harus tetap dalam konteks tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional
menurut Pasal 31 ayat (3) dan Pasal 3 UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Masukan terhadap desain kurikulum, antara lain, perlu penambahan skema
pengelolaan kurikulum di tingkat pusat, daerah, dan sekolah; penyelarasan KI, KD,
silabus, pedoman mata pelajaran, sistem pembelajaran, dan sistem penilaian;
penjelasan akademik tentang pendekatan Tematik Terpadu dan pendekatan mata
pelajaran di SD; serta penegasan tentang penilaian sikap (KI-1 dan KI-2) dan
penilaian pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4).
Masukan terhadap dokumen kurikulum yaitu perlunya pencermatan seluruh
dokumen kurikulum yang meliputi Kompetensi Dasar, Silabus, Pedoman mata
pelajaran, dan buku teks pelajaran untuk dilakukan revisi sesuai dengan masukan
yang relevan.

B. Kerangka Kerja Perbaikan Kurikulum


1. Kerangka Akademik Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum 2013 telah dilakukan berdasarkan pada berbagai aspek
pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum dilakukan melalui proses
curriculum engineering (perekayasaan kurikulum) yang merupakan sebuah siklus
berulang dari mulai perencanaan, pengembangan, implementasi, evaluasi, dan

Dokumen 1 KTSP 2013 8


kembali pada perencanaan pada aspek tujuan apa yang ingin dicapai (kompetensi),
bagaimana mengorganisasikannya (desain kurikulum), bagaimana cara
mencapainya (pembelajaran), serta bagaimana memastikan pencapaiannya
(penilaian) (Beauchamp, 1975; Tyler, 1949; dan Oliva, 2013). Perbaikan
kurikulum didasarkan pada kurikulum yang masih berlaku (Doll, 1974; McNeil,
2006; Pinar, 2012; Oliva, 2013).

Gambar 1
Curriculum Engineering (Perekayasaan Kurikulum)
(Diadaptasi dari Beauchamp, 1975)

Kurikulum disusun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat masa depan sehingga


kurikulum harus dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masa
depan. Perbaikan akan selalu terus-menerus dilakukan berdasarkan pada evaluasi
kurikulum. Evaluasi kurikulum sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi
mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai
(merit) dan arti (worth) kurikulum dalam suatu konteks tertentu (Hasan, 2008).
Evaluasi kurikulum tidak hanya dilakukan terhadap kurikulum pada dimensi
implementasi/dampak kurikulum, tetapi juga dapat dilakukan pada dimensi ide,
desain, dan dokumen. Pengumpulan informasi dapat dilakukan, salah satunya,
yaitu melalui pelibatan publik.

Dokumen 1 KTSP 2013 9


Gambar 2
Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi
(Hasan, 2013)

2. Kedudukan dan Fungsi Kompetensi Inti


Hakikat Kompetensi Inti sebagai Elemen Pengorganisasi Kurikulum
Mandat konstitusional tentang satu sistem pendidikan nasional,
sebagaimana termaktub dalam Pasal 31 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 beserta
imperatif turunannya dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3
tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional dan Pasal 35 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) mengharuskan seluruh tatanan konseptual,
programatik, dan praksis pendidikan nasional secara konsisten berpijak pada dan
secara koheren berkontribusi terhadap tujuan pendidikan nasional, yakni
“...berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.” Untuk itu, maka desain makro Kurikulum 2013 secara konseptual
menerapkan competency-based curriculum yang secara konseptual dan
programatik merupakan salah satu penerapan dari objectives model (Tyler:1949,
Taba:1962; Oliva:1986; Ornstein dan Hunkins:2013). Dalam konteks itu, maka
dikembangkan logika alur pikir hierarkhis: Tujuan Pendidikan Nasional (TPN),
(dijabarkan ke dalam) Standar Kompetensi Lulusan (SKL), (dijabarkan melalui)
Kompetensi Inti (KI), (dijabarkan melalui) Kompetensi Dasar (KD), yang pada
akhirnya berujung secara praksis dikembangkan secara potensial-aktual menjadi

Dokumen 1 KTSP 2013 10


kompetensi-kompetensi peserta melalui proses belajar, pembelajaran, serta
kehidupan nyata.

Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) merupakan kriteria capaian pendidikan


(educational outcomes) secara makro-nasional. Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) merupakan kriteria capaian pendidikan secara institusional setiap jenis
atau satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MA). Kompetensi
Inti (KI) merupakan kriteria keselarasan dan sinergisitas capaian pembelajaran
(learning outcomes) semua mata pelajaran atau muatan pada setiap jenis/satuan
pendidikan. Kompetensi Dasar (KD), merupakan kriteria capaian pembelajaran
suatu mata pelajaran atau muatan yang pada akhirnya berujung secara praksis
dikembangkan secara potensial-aktual sehingga menjadi kompetensi-kompetensi
(sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan) peserta melalui
proses belajar, pembelajaran, serta kehidupan nyata.
Secara khusus, Kompetensi Inti (KI) sebagai kriteria keselarasan dan
sinergisitas capaian pembelajaran semua mata pelajaran atau muatan dalam satu
jenis/satuan pendidikan/kelompok layanan, berfungsi sebagai elemen
pengorganisasi (organizing elements). Elemen ini sangat diperlukan dalam
pengorganisasian kurikulum (curriculum organization) untuk mengatur
konsistensi dan koherensi setiap mata pelajaran atau muatan untuk menerapkan
kriteria: lingkup isi (scope and depth), urutan (sequence), keberlajutan
(continuity), dan keterintegrasian (integration) secara sistemik internal mata
pelajaran dan eksternal antarmata pelajaran, dan secara holistik/utuh dalam suatu
jenis/satuan pendidikan.

a. Kerangka Langkah Kerja


Langkah kerja perbaikan KI-KD, silabus, pedoman mata pelajaran,
pembelajaran dan penilaian hasil belajar, serta buku teks pelajaran dapat
diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.

Dokumen 1 KTSP 2013 11


Gambar 3
Bagan Langkah Kerja Perbaikan Kurikulum
Kerangka kerja (framework) perbaikan rumusan KI-KD menggunakan landasan
pengembangan tujuan menurut Anderson dan Krathwohl (2001) karena buku ini
yang dijadikan rujukan dalam penulisan KI-KD.

Menurut Anderson dan Krathwohl, 2001, penulisan tujuan dilakukan dengan


menggunakan kuadran dengan sumbu Perkembangan Kognitif dan Jenis
Pengetahuan. Perumusan tujuan kurikulum dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4
Perumusan tujuan kurikulum menurut Anderson dan Krathwohl, 2001

Perumusan tujuan kurikulum (Kompetensi Dasar) mengikuti kaidah penulisan


tujuan tersebut di atas. Satu KD disusun oleh dua unsur, unsur pertama adalah
kata kerja yang menunjukkan tingkatan berpikir dan tingkatan kecakapan, serta
unsur kedua yaitu kata benda atau kata kerja yang terdiri atas berbagai jenis
pengetahuan, antara lain: pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif.

a. Tujuan
Secara umum, perbaikan Kurikulum 2013 bertujuan agar selaras antara ide,
desain, dokumen, dan pelaksanaannya. Secara khusus, perbaikan Kurikulum 2013
bertujuan menyelaraskan KI-KD, silabus, pedoman mata pelajaran, pembelajaran,
penilaian, dan buku teks.

Dokumen 1 KTSP 2013 12


b. Hasil yang dicapai
1. Dokumen KI-KD Mata Pelajaran dari kelas I s.d. XII yang telah memenuhi
kaidah penulisan Kompetensi Dasar
2. Dokumen silabus mata pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA/SMK/MAK dan silabus tematik terpadu di SD/MI.
3. Dokumen pedoman mata pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA/SMK/MAK dan pedoman tematik terpadu di SD/MI.
4. Dokumen konsep pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
5. Buku teks pelajaran sesuai perbaikan KI-KD.

c. Strategi
Strategi perbaikan Kurikulum 2013 dengan melibatkan seluruh komponen publik
dengan berbagai keahlian dan seluruh pemangku kepentingan yang akan
mengunakan Kurikulum 2013.

d. Prinsip-Prinsip Perbaikan Kurikulum


1. Keselarasan (Alignment)
Antara dokumen KI-KD, Silabus, Pedoman Mata Pelajaran, Buku Peks
Pelajaran, Pembelajaran, dan Penilaian Hasil Belajar harus selaras dari aspek
kompetensi dan lingkup materi.
2. Mudah Dipelajari (Learnable)
Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan dalam KD mudah
dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis
dan aspek pedagogis.
3. Mudah Diajarkan (Teachable)
Lingkup Kompetensi dan Materi yang dirumuskan pada KD mudah diajarkan
oleh guru sesuai dengan gaya belajar peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, karakteristik kompetensi, dan sumber belajar yang ada di
lingkungan.
4. Terukur (Measurable)
Kompetensi dan materi yang diajarkan terukur melalui indikator yang mudah
dirumuskan dan layak dilaksanakan.
5. Bermakna untuk Dipelajari (Worth to be learnt)
Kompetensi dan materi yang diajarkan mempunyai kebermaknaan bagi peserta
didik sebagai bekal kehidupan.

Dokumen 1 KTSP 2013 13


BAB III
PERBAIKAN KURIKULUM

A. Perbaikan KI-KD Mata Pelajaran


Kompetensi dasar dirumuskan sebagai kompetensi minimal yang dapat dikembangkan
sesuai dengan keseluruhan tingkat perkembangan kognitif dan jenis-jenis pengetahuan.
kompetensi dasar dikembangkan sesuai dengan kompetensi inti. Kompetensi inti
sebagai elemen dalam pengorganisasian kompetensi dasar untuk seluruh mata
pelajaran pada tingkat kelas. Penataan kompetensi dasar dengan memperhatikan
keluasan, kedalaman, dan keberlanjutan secara horisontal (antarmata pelajaran pada
kelas yang sama) dan vertikal (rentang materi ajar dari Kelas I – VI)
Penataan/penyajian kompetensi sikap KI-1 dan KI-2 disesuaikan dengan karakteristik
mata pelajaran.
KI-1 Sikap Spiritual dan KI-2 Sikap Sosial menjadi payung dalam proses
pembelajaran kompetensi dasar KI-3 Pengetahuan dan KI-4 Keterampilan/Kecakapan
dan Sikap dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (Indirect teaching) sehingga
pada perbaikan KI-KD, KD sikap tidak lagi dirumuskan.
Dilakukan perubahan pada KD Pengetahuan dan Keterampilan /Kecakapan sesuai
kaidah perbaikan KI-KD, dilakukan reformulasi dan reorganisasi KD, antara lain:
a. Perubahan pendekatan pengembangan KD pada Bahasa Indonesia menjadi
berbasis teks.
b. Adanya penambahan KD, pengurangan KD, menyatukan 2 (dua) atau lebih KD
menjadi satu KD, atau mengembangkan 1 (satu) KD menjadi beberapa KD.
c. Pengaturan ulang urutan dan posisi KD pada kelas yang sama dan pada kelas yang
berbeda
d. Perubahan redaksional kalimat, dan penyesuaian kata kerja kompetensi.

B. Perbaikan Silabus
Perbaikan silabus dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Penataan penulisan dan format sehingga mudah dipahami oleh guru
2. Penyajiannya lebih efisien (lebih dari100 halaman menjadi rata-rata 20 halaman per
mapel) tanpa mengurangi substansi, dan tetap konsisten memperhatikan lingkup serta
urutan tatanan pengetahuannya
3. Pemberian eksplanasi yang lebih jelas terhadap karakteristik mapel, lingkup
kompetensi, dan materi pembelajaran
4. Pernyataan pendekatan pembelajaran 5M tidak tertulis eksplisit, sehingga memberi
ruang kepada guru yang kreatif dapat mengembangkannya lebih jauh sesuai
kepentingan pembelajaran

Dokumen 1 KTSP 2013 14


5. Kontekstualisasi pembelajaran
6. Disusunnya silabus mata pelajaran di SD dari Kelas I – VI (sebelumnya semua
berupa Silabus Tematik). Bagi sekolah dan guru yang kreatif memiliki ruang untuk
mengembangkan pembelajaran tematik sesuai kebutuhan dan tingkat perkembangan
anak.

Dokumen 1 KTSP 2013 15


BAB IV
VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Visi Sekolah
Mewujudkan lulusan sekolah yang beriman, bertaqwa, berprestasi, kompetitif dan
terampil

B. Misi Sekolah
a. Membentuk peserta didik menjadi generasi yang bertaqwa Kepada Tuhan Yang
Maha Esa
b. Membiasakan kehidupan sekolah yang disiplin, sportif dan memiliki mental
berprestasi
c. Mendidik siswa supaya memiliki sopan santun yang tinggi serta berakhlak mulia.
d. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.
e. Mewujudkan proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan untuk tercapainya tujuan pembelajaran
f. Mengadakan sarana dan prasarana pembelajaran baik akademik maupun non
akademik
g. Membangun lingkungan sekolah yang nyaman, aman dan asri sebagaitempat
belajar dan pusat kebudayaan
h. Memberikan pelayanan yang optimal terhadap masyarakat untuk memperoleh
proses pendidikan yang berkualitas
i. Membangun hubungan kerja dengan semua instansi dan institusi yang ada di
kabupaten Garut dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

C. Tujuan Sekolah
Tujuan Umum
Meningkatkan keunggulan potensi dan prestasi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan Khusus
1. Mewujudkan mutu lulusan
a. Bersikap sebagai orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
b. Berpengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural sebagai dukungan terhadap
penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan

Dokumen 1 KTSP 2013 16


kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan ke-
jadian yang tampak mata.
c. Berketerampilan berpikir dan bertindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret
2. Merumuskan struktur kurikulum
Menyusun struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan memuat kompetensi
(sikap, pengetahuan, dan keterampilan); materi pelajaran yang perlu dikuasai
oleh siswa; penyebaran peta beban belajar siswa yang memungkinkan siswa da-
pat mengembangkan potensi diri dan prestasi secara optimal secara alamiah
melalui proses pengalaman belajar yang efektif.
3. Penyelenggaraan Pelayanan Belajar
a. Terselenggara pelayanan belajar yang efektif dengan dukungan sistem peren-
canaan, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian yang terbarukan melalui
kerja sama guru yang pembelajaran dengan indikator
1) Seluruh guru menyusun RPP yang memenuhi kebutuhan siswa
mengembangkan potensi dan prestasinya.
2) Desain pembelajaran pada seluruh mata pelajaran sesuai koteks satuan
pendidikan
3) Memenuhi standar proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan
saintifik (menerapkan metode inkuiri, pemecahan masalah, dan
proyek)
4) Mendayagunakan sumber belajar yang beragam dengan memanfaatkan
data yang terdekat, dari kongkrit sampai yang abstrak.
5) Mendayagunakan kerja sama intenal dan eksternal sekolah dengan
melibatkan orang tua siswa secara bijak.
6) Mengembangkan model penilaian yang mendorong siswa belajar dan
bekompeten.
b. Mengoptimalkan pendayagunaan waktu secara efektif dan efisien.
c. Meningkatkan keunggulan siswa secara kolaboratif.
d. Mengevaluasi perkembangan belajar secara berkala melalui pertemuan
dewan guru.
e. Mengembangkan inovasi pelayanan belajar sebagai tindak lanjut dari data
hasil evaluasi.
4. Penilaian
Terselenggara penilaian otentik yang menunjang terpenuhinya tertib
dokumen sistem informasi penilaian dan mendorong siswa berprestasi dengan
meningkatkan efektivitas
(a) perbaikan instrumen yang mengukur ketercapaian indikator hasil belajar,

Dokumen 1 KTSP 2013 17


(b) pengelolaan buku nilai guru,
(c) pengelolaan sistem infomasi penilaian tingkat satuan pendidikan,
(d) leger,
(e) buku induk siswa, dan
(f) rapor.

Dokumen 1 KTSP 2013 18


BAB V
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum


Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 jo PP Nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur kurikulum
tingkat nasional maupun daerah serta penyusunan kurikulum tingkat sekolah
(KTSP) harus menggunakan acuan pada kerangka dasar kurikulum yang
dikembangkan dari Standar Nasional Pendidikan. Perubahan PP Nomor 32 tahun
2013 telah ditegaskan bahwa kerangka dasar kurikulum yang digunakan sebagai
dasar penyusunan kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis, landasan
sosiologis, landasan yuridis, dan landasan pedagogis.
Landasan filosofis dasar penyusunan kurikulum 2013 sebagai berikut.
2. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan.
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan
bangsa masa kini.
3. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya.
4. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual,
intelektual, dan kinestetik.
5. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism).

Dokumen 1 KTSP 2013 19


Landasan pedagogis Kurikulum 2013 adalah rancangan pendidikan yang
memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam
suatu suasana belajar penuh aktivitas, berkarya dan menyenangkan untuk
mengembangakan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsanya.
Permendikbud No 67 tahun 2013 menjelaskan tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar / Madrasah Indtidaiyah merupakan
landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis yang berfungsi
sebagai acuan pengembangan struktur kurikulum pada tingkat nasional dan
pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah serta pedoman
pengembangan kurikulum pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.. Struktur
Kurikulum Sekolah Dasar merupakan pengorganisasian kompetensi inti,
matapelajaran, beban belajar, dan kompetensi dasar pada setiap Sekolah Dasar.

B. Struktur Kurikulum
Dalam kurikulum 2013 sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 32 tahun
2013 dan Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 yang dimaksud dengan struktur
kurikulum adalah pengorganisasian kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan
pembelajaran, mata pelajaran, beban belajar, pada setiap satuan pendidikan dan
program pendidikan. Secara tegas dinyatakan bahwa struktur kurikulum adalah
pengorganisasian mata pelajaran untuk setiap mata pelajaran dan atau program
pendidikan.
Mengingat pada tahun pelajaran 2017/2018 beberapa sekolah sasaran
diwajibkan mengimplementasikan kurikulum 2013, maka struktur kurikulum SDN
............... 2 Kecamatan ............... adalah sebagai berikut.

1. Struktur Kurikulum 2013 SDN ............... 2 1 Kelas 1, 2, 4 dan 5.


Struktur kurikulum 2013 kelas 1, 2, 4 dan 5 SDN ............... 2 dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a. Struktur Kurikulum Kelas 1 SD memiliki 34 jam pelajaran yang terdiri atas 30
jam pelajaran dari pusat dan 4 jam muatan lokal provinsi, kabupaten, serta
dikembangkan secara mandiri oleh sekolah.
b. Struktur Kurikulum Kelas 2 SD memiliki 36 jam pelajaran yang terdiri atas 32
jam pelajaran dari pusat dan 4 jam muatan lokal provinsi, kabupaten, serta
dikembangkan secara mandiri oleh sekolah.
c. Struktur Kurikulum Kelas 4 SD memiliki 40 jam pelajaran yang terdiri atas 36
jam pelajaran dari pusat dan 4 jam muatan lokal provinsi, kabupaten, serta
dikembangkan secara mandiri oleh sekolah.

Dokumen 1 KTSP 2013 20


d. Struktur Kurikulum Kelas 4 SD memiliki 40 jam pelajaran yang terdiri atas 36
jam pelajaran dari pusat dan 4 jam muatan lokal provinsi, kabupaten, serta
dikembangkan secara mandiri oleh sekolah.
e. Struktur Kurikulum kelas 1, 2, 4 dan 5 SD terdiri atas mata pelajaran kelompok
A dan mata pelajaran kelompok B. Jam pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
f. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
g. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38-40 minggu.

Struktur kurikulum 2013 Kelas 1, 2, 4 dan 5 SDN ............... 2 disajikan pada


Tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1

2. Struktur Kurikulum 2006 Kelas 3 dan 6 SDN ............... 2


Struktur kurikulum 2006 kelas 3 dan 6 SDN ............... 2 dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a. Struktur Kurikulum Kelas 3 SD memiliki 32 jam pelajaran yang
terdiri atas 22 jam pelajaran dari pusat dan 10 jam muatan lokal serta
pengembangan diri dari provinsi dan kabupaten.
b. Struktur Kurikulum Kelas 6 SD memiliki 36 jam pelajaran yang
terdiri atas 22 jam pelajaran dari pusat dan 14jam muatan lokal dan
pengembangan diri dari provinsi dan kabupaten.
c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
Dokumen 1 KTSP 2013 21
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran adalah 38-40 minggu.
Struktur kurikulum 2006 Kelas 3 dan 6 SDN ............... 2 disajikan pada Tabel 5.2
berikut ini.
Tabel 5.2
Struktur Kurikulum 2006 Kelas 2, 3, 5, dan 6 SDN ............... 2
Alokasi Waktu
KTSP SD
NO Komponen
KELAS
3 6
A Mata Pelajaran
1 Pendidikan Agama 3
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 5
4 Matematika 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 3
7 Seni Budaya dan Keterampilan 4
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 4
B Mulok :
a. Bahasa Daerah 2
b. Bahasa Inggris 2
c. Pendidikan Lingkungan Hidup 2
C Pengembangan Diri 8*)
Jumlah 32 36
*) Ekuivalen 8 Jam Pembelajaran
Keterangan:
1) Satu Jam pelajaran alokasi waktu 35 menit.
2) Kelas 5 dan 6 pendekatan mata Pelajaran.
3) Sekolah dapat memasukkan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan
global, yang merupakan bagian dari mata pelajaran yang diunggulkan.
4) Mengenai pembelajaran tematik sekolah dapat menentukan alokasi waktu per
mata pelajaran sedangkan dalam PBM menggunakan pendekatan tematik

C. Pengaturan Beban Belajar


1. SDN ............... 2 Kecamatan ............... menggunakan sistem paket. Beban belajar
yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar dengan menggunakan sistem
paket. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban
belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum

Dokumen 1 KTSP 2013 22


yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada
sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
2. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik.
3. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran pada SDN ............... 2 selama 35 menit. Beban belajar kegiatan
tatap muka per minggu adalah 34 jam pelajaran di kelas 1, 36 jam pelajaran di
kelas 2, 32 jam pelajaran di kelas 3, 40 jam pelajaran di kelas 4, 40 jam pelajaran
di kelas 5, dan 36 jam pelajaran di kelas 6.
4. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur
ditentukan oleh pendidik 0 – 40%.
5. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik
untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
peserta didik dan guru tetapi maksimum 40% dari jam tatap muka dalam satu
semester.
6. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel. Penambahan jam pembelajaran
tambahan dari alokasi minimal didasarkan pada pertimbangan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi, tingkat kesulitan, dan atas dasar pencapaian
prestasi akademik siswa.
7. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket di SDN ............... 2 adalah. 0% - 40% dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
8. Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah 6
tahun. SDN ............... 2 tidak melaksanakan program percepatan peserta didik
yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Dokumen 1 KTSP 2013 23


D. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran
yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada
satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan
diri atau kegiatan ekstrakurikuler termasuk ke dalam isi kurikulum. Secara rinci
muatan kurikulum dijelaskan sebagai berikut.
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar
Isi. Sesuai dengan dua kurikulum yang digunakan pada tahun pelajaran 2017/2018
ini, maka mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik adalah sebagai
berikut.

a. Mata Pelajaran Kelas 1 dan 4 SD


Secara umum yang membedakan muatan kurikulum pada kurikulum 2013
dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya pengelompokan mata
pelajaran.
Kelompok mata pelajaran Wajib A merupakan bagian dari pendidikan umum,
yaitu pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikan
pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting
untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan
bangsa. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
substansinya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah
kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan
dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
Sesuai dengan struktur kurikulum yang dikembangkan dalam kurikulum
2013, maka kelompok mata pelajaran A terdiri atas 6 mata/muatan pelajaran,
yaitu (1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti; (2) PPKn; (3) Bahasa
Indonesia; (4) Matematika; (5) IPA; dan (6) IPS. Adapun kelompok mata
pelajaran B terdiri atas 2 mata pelajaran, yaitu (1) Seni Budaya dan Prakarya;
dan (2) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
b. Mata Pelajaran Kelas 2, 3, 5, dan 6 SD
Sesuai dengan struktur kurikulum yang dikembangkan dalam kurikulum
2006, maka mata pelajaran dikelmpokkan menjadi 3, yaitu Kelompok A,
Kelompok B, dan Kelompok C.

Dokumen 1 KTSP 2013 24


Kelompok A terdiri atas 8 mata pelajaran, yaitu:
(1) Pendidikan Agama;
(2) Pendidikan Kewarganegaraan;
(3) Bahasa Indonesia;
(4) Matematika;
(5) IPA;
(6) IPS;
(7) Seni Budaya dan Keteramplan; dan
(8) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Kelompok B dikembangkan oleh sekolah, yaitu
(1) Bahasa Daerah;
(2) Bahasa Inggris; dan
(3) Pendidikan Lingkungan Hidup. Adapun
Kelompok C merupakan pengembangan diri oleh sekolah, yakni
(1) Pencak Silat) dan
(2) Baca Tulis Alquran.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang
ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Muatan lokal
untuk semua kelas sebagaimana diterangkan pada bagian 1 di atas.
Dua mata pelajaran muatan lokal ini dimasukkan dalam struktur kelompok mata
pelajaran wajib B. Sesuai dengan kerangka dasar pengembangan kurikulum,
maka mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan mengikuti ketentuan
sepenuhnya, baik mengenai kompetensi inti, kompetensi dasar, proses
pembelajaran, maupun proses penilaiannya.

E. Kalender Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan
adalah pengaturan waktu dan pemetaan beban belajar untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun
pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran
pada setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu
pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah

Dokumen 1 KTSP 2013 25


jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal. Waktu libur
adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal
pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari
libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Sesuai dengan Standar Isi, maka dalam Pengembangan Kalender Pendidikan
SDN ............... 2 mengacu pada rambu-rambu sebagai berikut.
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan dikembangkan oleh masing-
masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada
dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
4. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan adalah sebagai berikut.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif Minimum 36 Digunakan untuk kegiatan
belajar minggu dan pembelajaran efektif pada
maksimum 40 setiap satuan pendidikan
minggu
2. Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester
semester minggu
3. Jeda antarsemester Maksimum 2 Antara semester I dan II
minggu

4. Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan


pelajaran minggu kegiatan dan administrasi
akhir dan awal tahun
pelajaran
5. Hari libur 2 – 4 minggu Daerah khusus yang
keagamaan memerlukan libur
keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri
tanpa mengurangi jumlah

Dokumen 1 KTSP 2013 26


No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
6. Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan
umum/nasional minggu Peraturan Pemerintah
7. Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk kegiatan tertentu
minggu
8. Kegiatan khusus Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan
sekolah/madrasah minggu yang diprogramkan secara
khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

Berdasarkan rambu-rambu di atas, SDN ............... 2 menyusun Kalender


Pendidikan sebagaimana tercantum pada lampiran ini.

F. Sistem Informasi Penilaian


1. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan di satuan pendidikan
pelaksana Kurikulum 2013, teridentifikasi bahwa permasalahan utama dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah pada penilaian hasil belajar peserta didik.
Pendidik merasa kesulitan merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan
penilaian sikap spiritual dan sikap sosial pada setiap kompetensi dasar setiap mata
pelajaran. Selain itu, pendidik kesulitan dalam penilaian menggunakan angka
dengan skala 1-4 dan masyarakat kurang memahami makna nilai hasil belajar jika
menggunakan skala 1-4. Agar Kurikulum 2013 lebih mudah diimpelementasikan,
pemerintah melakukan beberapa penyempurnaan; salah satunya berkaitan dengan
penilaian hasil belajar peserta didik pada aspek penilaian sikap dan pengggunaan
kembali ke skala 0-100 pada pemberian angka penilaian hasil belajar.
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, penilaian hasil belajar peserta didik terdiri atas penilaian
hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
adalah proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta
didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang

Dokumen 1 KTSP 2013 27


dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi
hasil belajar. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik memiliki tujuan untuk:
mengetahui tingkat penguasaan kompetensi; menetapkan ketuntasan penguasaan
kompetensi; menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi; dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian Hasil
Belajar oleh Satuan Pendidikan adalah proses pengumpulan informasi/data
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan aspek
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk
penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah. Penilaian Akhir adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir
semester dan/atau akhir tahun. Sementara itu, Ujian Sekolah/Madrasah adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu Satuan
Pendidikan.
3. Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang Pendidikan Dasar didasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut: a) sahih, berarti penilaian didasarkan pada
data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; b) objektif, berarti penilaian
didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas
penilai; c) adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender; d) terpadu, berarti
penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran; e) terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian,
dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan; f) menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh
pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta
didik; g) sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku; h) beracuan kriteria, berarti penilaian
didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan i) akuntabel,
berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.
4. Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan. Sedangkan lingkup Penilaian Hasil Belajar
oleh Satuan Pendidikan mencakup aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
5. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik menggunakan berbagai instrumen penilaian
berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain

Dokumen 1 KTSP 2013 28


yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh Satuan Pendidikan dalam bentuk
Penilaian Akhir dan/atau Ujian Sekolah/Madrasah memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, dan bahasa serta memiliki bukti validitas empirik.
6. Mekanisme Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:
a) perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
b) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan pengukuran
pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar;
c) penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber
informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru
kelas;
d) hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk
predikat atau deskripsi;
e) penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
f) penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
g) hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi; dan
h) peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
harus mengikuti pembelajaran remedi. KKM adalah kriteria ketuntasan belajar
yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi
kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik
mata pelajaran, dan kondisi Satuan Pendidikan.
7. Mekanisme Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan meliputi:
a) menyusun perencanaan penilaian tingkat Satuan Pendidikan;
b) KKM yang harus dicapai oleh peserta didik ditetapkan oleh Satuan
Pendidikan;
c) penilaian dilakukan dalam bentuk Penilaian Akhir dan Ujian
Sekolah/Madrasah;
d) Penilaian Akhir meliputi Penilaian Akhir semester dan Penilaian Akhir tahun;
e) hasil penilaian sikap dilaporkan dalam bentuk predikat dan/atau deskripsi;
f) hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk
nilai, predikat dan deskripsi pencapaian kompetensi mata pelajaran;
g) laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat dewan guru berdasar hasil penilaian oleh pendidik dan

Dokumen 1 KTSP 2013 29


hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan; dan
h) kenaikan kelas dan/atau kelulusan peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan
guru. Hasil belajar yang diperoleh dari penilaian oleh pendidik digunakan untuk
menentukan kenaikan kelas peserta didik selain peserta didik SDLB, SMPLB,
SMALB, dan SMKLB. Kriteria kenaikan kelas setidak-tidaknya harus memenuhi
kriteria: pertama, keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran, kedua,
ketuntasan mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan, dan
ketiga, penilaian baik pada kompetensi sikap.
8. Penilaian hasil belajar peserta didik terdiri-dari tiga tahap penting yakni
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Perencanaan penilaian hasil belajar
peserta didik harus disusun sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan
berdasarkan prinsip-prinsip penilaian. Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta
didik harus dilakukan secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan
sesuai dengan konteks sosial budaya. Pelaporan hasil penilaian peserta didik harus
disajikan secara objektif, akuntabel, dan informatif.
9. Perencanaan penilaian sikap dilakukan berdasarkan kompetensi inti sikap. Dalam
perencanaan penilaian sikap, pendidik dapat mengikuti langkah-langkah :
1) merencanakan dan menetapkan sikap yang akan dinilai dalam pembelajaran
sesuai dengan kegiatan pembelajaran, pada penilaian sikap di luar pembelajaran
guru dapat mengamati sikap lain yang muncul secara natural;
2) menentukan indicator sesuai dengan kompetensi sikap yang akan
dikembangkan;
3) merancang kegiatan pembelajaran yang dapat memunculkan sikap yang telah
ditentukan;
4) menyiapkan format pengamatan yang akan digunakan antara lain berupa
lembar observasi atau jurnal. Pelaksanaan penilaian sikap disesuaikan dengan
pendekatan pembelajaran yang dilakukan pada saat pembelajaran dan di luar
pembelajaran.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan pendidik dalam pelaksanaan penilaian
sikap sebagai berikut:
1) mengamati perilaku peserta didik;
2) mendokumentasi perilaku peserta didik; dan
3) menindaklanjuti hasil pengamatan. Hasil penilaian sikap kemudian diolah oleh
pendidik dengan cara merekap, membahas, menyimpulkan hasi pencapaian sikap
dalam bentuk predikat atau deskripsi.
10. Penilaian pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan secara terpisah maupun
terpadu. Pada dasarnya, pada saat penilaian keterampilan dilakukan, secara
langsung penilaian pengetahuan pun dapat dilakukan. Penilaian pengetahuan dan

Dokumen 1 KTSP 2013 30


keterampilan harus mengacu kepada pemetaan kompetensi dasar yang berasal dari
KI-3 dan KI-4 pada periode tertentu. Berikut ini merupakan tahapan dalam
melakukan penilaian pengetahuan dan keterampilan.
Pada tahap perencanaan langkah-langkah yang dapat dilakukan guru sebagai
berikut:
1) memetakan kompetensi dasar;
2) mencermati KKM;
3) merancang teknik penilaian;
4) menyusun kisi-kisi instrument penilaian; dan
5) menyusun instrument penilaian. Penilaian aspek pengetahuan dapat dilaksanakan
dengan tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Sedangkan penilaian aspek keterampilan
dapat dilaksanakan kinerja, proyek, dan portofolio. Hasil penilaian aspek
pengetahuan dan keterampilan diolah dan dianalisis untuk mengetahui
perkembangan capaian kompetensi peserta didik dan digunakan untuk menentukan
tindakan yang perlu dilakukan pada peserta didik (program remedial atau program
pengayaan). Hasil pencapaian penilaian pengetahuan dan keterampilan oleh
pendidik dalam bentuk angka dan atau deskripsi. Nilai pengetahuan dan
keterampilan diolah secara kuantitatif dengan menggunakan angka dengan skala 0
sampai dengan 100.
11. Hasil analisis penilaian pengetahuan dan keterampilan oleh
pendidik berupa informasi tentang peserta didik yang telah mencapai KKM dan
peserta didik yang belum mencapai KKM. Bagi peserta didik yang belum mencapai
KKM perlu ditindaklanjuti dengan remedial, sedangkan bagi peserta didik yang
telah mencapai KKM diberikan pengayaan.
12. Satuan pendidikan melaporkan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat
dan/atau deskripsi dan hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan
dalam bentuk nilai, predikat dan deskripsi pencapaian kompetensi mata pelajaran.
Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, dan akhir tahun ditetapkan
dalam rapat dewan guru berdasar hasil penilaian oleh pendidik dan hasil penilaian
oleh Satuan Pendidikan; dan kenaikan kelas dan/atau kelulusan peserta didik
ditetapkan melalui rapat dewan guru.

Dokumen 1 KTSP 2013 31


BAB VI
EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM DAN PELAPORAN

Kurikulum SDN ............... 2 yang telah tersusun ini akan menjadi pedoman bagi
sekolah dan menjadi acuan seluruh stakeholders sekolah selama tahun pelajaran
2016/2017. Sesuai dengan tuntutan penjaminan sekolah dasar, maka penyesuaian-
penyesuaian akan terus dilakukan, terutama pada proses adaptasi/adopsi dan pengayaan
kurikulum sehingga dapat menghasilkan mutu lulusan yang setara dengan mutu lulusan
dari sekolah unggul di negara maju.
Sejalan dengan harapan di atas, maka dukungan dari berbagai pihak akan terus
dibutuhkan demi pencapaian status sekolah bertaraf internasional. Tanpa dukungan yang
nyata tentu akan berat bagi sekolah untuk memenuhi harapan semua pihak. Oleh karena
itu, kita semua berharap ada sinergi seluruh potensi stake holders sekolah dalam
mencapai tujuan yang dimaksud.
Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum, maka
evaluasi ditekankan pada dua aspek, yaitu evaluasi keterlaksanaan kurikulum dan
evaluasi keberhasilan mewujudkan mutu lulusan.

A. Evaluasi Keterlaksanaan
Lembar evaluasi Keterlaksanaan
Kesesuai dengan rencana
dengan pelakanaan
No Pelaksanaan Di Di
Penuhi
bawah atas
Target
target target
1. Analisis Konteks
2. Pengelolaan Pengembangan Diri
3. Pengelolaan Pemetaan Beban Belajar
4. Pemetaan Target Mutu Lulusan penuhi SKL
5. Perumusan Rencana Pembelajaran
6. Peningkatan Kompetensi Pendidik sesuai
dengan kebutuhan pelaksanaan kurikulum
Diakhiri dengan penarikan simpulan dan rekomendasi tindak lanjut perbaikan mutu.

Dokumen 1 KTSP 2013 32


B. Evaluasi Keberhasilan
SD/MI/SDLB/Paket A Pencapaian Kompetensi
Indikator Pencapaian Lulusan
Dimensi
Keunggulan Mutu Lulusan
Contoh Di Penuhi Di atas
bawah standar standar
standar
TARGET MUTU
LULUSAN
Sikap 1. Memiliki karakter
kepemimpinan yang
amanah.
2. Bertanggung jawab
terhadap pekerjaan.
3. Berdisiplin waktu.
4. Menghargai sesama
dengan penuh kesantunan

Pengetahuan 1. Meraih nilai tertinggi 9


untuk mata uji: Bahasa
Indonesia, Matematika,
dan IPA, dalam ujian
sekolah berbasis ujian
nasional
2. Mengintegrasikan
kecakapan berpikir
saintifik dan inovatif
dalam berkarya.
3. Mengintegrasikan
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural,
dan metakognitif dalam
mengembangkan kesiapan
diri dalam melalui proses
pendidikan berkelanjutan.
4. Menjuarai lomba-lomba

Dokumen 1 KTSP 2013 33


edukatif di berbagai
jenjang

Keterampilan 1. Menghasilkan produk


belajar yang bermanfaat
untuk kehidupan siswa.
2. Menghasilkan karya yang
relevan dengan materi
pelajaran dengan
dukungan teknologi
informasi
3. Memiliki kecakapan
berbahasa Indonesia yang
baik dan benar
4. Memiliki keunggulan
global dan berkearifan
lokal

Diakhiri dengan simpulan dan rekomendasi perbaikan mutu.

Dokumen 1 KTSP 2013 34


Lampiran : Uraian Kalender Pendidikan

URAIAN KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN


2019/2020 SD/SDLB/MI

No  TANGGAL, BULAN, URAIAN KALENDER PENDIDIKAN


TAHUN
1. 15 Juli 2019 Permulaan Tahun Pelajaran 2019/2020
2. 15 - 17 Juli 2019 Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Peserta Didik Baru
(Disingkat: MPLSPDB)
3. 11 Agustus 2019 Libur Nasional Keagamaan (Hari Raya Idul Adha 1440
H)
4. 17 Agustus 2019 Mengikuti Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-74 Tahun 2019
5. 1 September 2019 Libur Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriyah
6. 16 - 20 September Penilaian Tengah Semester Gasal Untuk 5 (lima) hari sekolah
2019
7. 16 - 21 September Penilaian Tengah Semester Gasal Untuk 6 (enam) hari sekolah
2019
8. 1 Oktober 2019 Mengikuti Upacara Hari Kesaktian Pancasila
9. 28 Oktober 2019 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda
10. 10 November 2019 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan Nasional Indonesia
11. 9 November 2019 Libur Memperingati Hari Maulid Nabi Muhammad SAW
12. 27 - 29 November Penilaian Akhir Semester Gasal, untuk 5 (lima) hari sekolah
2019
2 - 4 Desember 2019
13. 27 - 30 November Penilaian Akhir Semester Gasal, untuk 6 (enam) hari sekolah
2019
2 - 4 Desember 2019
14. 9 - 17 Desember 2019 Persiapan Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Gasal
15. 18 Desember 2019 Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar) Semester Gasal untuk 5 (lima) dan
6 (enam) hari sekolah
16. 19 - 31 Desember 2019 Libur Akhir Semester
17. 24 Desember 2019 Cuti Bersama sebelum Hari Raya Natal
18. 25 Desember 2019 Libur Umum (Hari Raya Natal)
19. 1 januari 2020 Hari Tahun Baru 2020 Masehi
20. 2 Januari 2020 Hari Pertama Masuk Semester Genap
21. 5 Februari 2020 Libur Umum (Tahun Baru Imlek 2571)
22. 2 - 6 dan 9 Maret 2020 Penilaian Tengah Semester Genap Untuk 5 (lima) hari
23. 2 - 7 Maret 2020 Penilaian Tengah Semester Genap Untuk 6 (enam) hari
24. 22 Maret 2020 Memperingati Hari Isra Mi'raj 1441 Hijriyah
25. 25 Maret 2020 Hari Raya Nyepi 1942 / Tahun 2020
26. 1 - 8 April 2020 Perkiraan USBN SMP/SMPLB/MTs
27. 10 April 2020 Libur Nasional Hari Peringatan Wafat Isa Al-Masih/ Jumat Agung
28. 21 April 2020 Peringatan Hari Kartini
29. 20-23 April 2020 Perkiraan UN SMP/SMPLB/MTs
30. 1 Mei 2020 Libur Umum (Hari Buruh Internasional)
31. 2 Mei 2020 Mengikuti Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional
32. 24 - 25 April 2020 Perkiraan Libur Menyambut Bulan Suci Ramadhan 1441 Hijriyah
33. 7 Mei 2020 Libur hari Raya Waisak 2020
34. 20 Mei 2020 Peringatan Hari Kebangkitan Nasional

Dokumen 1 KTSP 2013 35


35. 21 Mei 2020 Libur Umum (Kenaikan Isa Al Masih)
36. 22 - 23 Mei 2020 Cuti bersama Menyambut hari raya Idul Fitri 1441 H
37. 24 - 25 Mei 2020 Libur Hari Raya Idul Fitri 1441 H/ 2020 (1 Syawal 1441 H)
38. 26 - 30 Mei 2020 Cuti bersama setelah Hari Raya Idul Fitri 1441 H
39. 3 - 5 dan 8 - 9 Juni Penilaian Akhir Tahun, untuk 5 (lima) hari sekolah
2020
40. 2 – 6 dan 8 Juni 2020 Penilaian Akhir Tahun, untuk 6 (enam) hari sekolah
41. 1 Juni 2020 Peringatan Hari Lahir Pancasila
42. 26 - 30 Mei 2020 Libur Setelah Hari Raya Idul Fitri 1441 H
43. 15 - 18 Juni 2020 Persiapan Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap untuk 5
(lima) hari sekolah
44. 15 - 19 Juni 2020 Persiapan Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap untuk 6
(enam) hari sekolah
45. 19 Juni 2020 Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap untuk 5 (lima) hari
sekolah
46. 20 Juni 2020 Penyerahan Buku Laporan Hasil Belajar Semester Genap untuk 6 (enam)
hari sekolah
47. 22 Juni – 11 Juli 2020 Libur Akhir semester Genap/Libur Akhir Tahun Pelajaran 2019/2020
48. Mei 2020 Perkiraan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2020/2021
49. 13 Juli 2020 Permulaan Tahun Pelajaran 2020/2021

Dokumen 1 KTSP 2013 36

Anda mungkin juga menyukai