Anda di halaman 1dari 22

FUNGSI PRODUKSI, FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN DAN FUNGSI INVESTASI

FUNGSI PRODUKSI
HARGA FAKTOR

• Distribusi pendapatan nasional tergantung pada harga faktor.


• Harga faktor adalah jumlah yang dibayarkan untuk setiap unit faktor produksi
• Ada dua macam faktor produksi yaitu tenaga kerja dan modal
• Harga faktor tenaga kerja yaitu upaya yang didapatkan pekerja
• Harga faktor modal adalah bunga yang didapatkan oleh pemilik modal
• Faktor produksi dalam perekonomian diasumsikan tetap sehingga kurva penawaran faktor produksi vertikal
• Jumlah faktor produksi yang diproduksi dalam pasar faktor produksi
GRAFIK EKUILIBRIUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN FAKTOR PRODUKSI

FUNGSI PRODUKSI

• FUNGSI PRODUKSI
Y = F (K, L)
Y = jumlah unit yang diproduksi perusahaan (jumlah output)
K = jumlah modal (misal jumlah mesin yang digunakan)
L = jumlah jam kerja karyawan atau pekerja
• Perusahaan bisa menambah output hanya jika menambah mesin atau menambah jam kerja karyawan
• Perusahaan menjadi output dengan harga P, membayar pekerja dengan upah W dan menyewa modal dengan
tingkat bunga R
• Profit = pendapatan – biaya tenaga kerja – biaya modal
• Profit = (P.Y) – (W.L) – (R.K)
• Pendapatan = P.Y
P = harga pokok
Y = jumlah produk
• Biaya tenaga kerja = W.L
W = upah
L = jumlah tenaga kerja
• Biaya modal = K.R
K = harga sewa modal
R = jumlah modal
• Profit = PF(K, L) – WL – RK
• Marginal product of labor atau MPL adalah tambahan jumlah output yang didapatkan perusahaan karena ada
tambahan jumlah tenaga kerja (jumlah modal tetap)
MPL = F(K,L + 1) – F(K,L)
• Diminishing marginal product
Marginal produk tenaga kerja menurun ketika
jumlah tenaga kerja meningkat
• Jumlah output yang dihasilkan tergantung dari
jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan (dengan
jumlah modal tetap)
• Dikarenakan ada penambahan tenaga kerja, kurva
MPL makin mendatar yang diindikasikan adanya
Diminishing Marginal produk

• Ketika perusahaan memutuskan untuk menambah tenaga kerja karena menginginkan adanya tambahan profit atau
laba maka perusahaan harus membandingkan antara tambahan pendapatan yang didapatkan dengan tambahan
biaya yang dikeluarkan dari penambahan tenaga kerja tersebut.
• Penambahan pendapatan karena adanya tambahan tenaga kerja tergantung pada dua variabel yaitu Marginal
produk Tenaga Kerja dan harga output. Maka penambahan laba karena adanya penambahan tenaga kerja dapat
dirumuskan sebagai berikut :
∆𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 = ∆𝒑𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 − ∆𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂
= (𝑷𝒙𝑴𝑷𝑳) − 𝑾
• Perusahaan akan menambah tenaga kerja selama pendapatan melebihi tambahan biaya dan akan menghentikan
Menambah tenaga kerja jika tidak lagi menguntungkan atau tidak ada tambahan laba.
∆𝒑𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 = 𝟎 = (𝑷 × 𝑴𝑷𝑳) − 𝑾

𝑷 × 𝑴𝑷𝒍 = 𝑾
𝑾
𝑴𝑷𝑳 = = 𝒖𝒑𝒂𝒉 𝒓𝒊𝒊𝒍
𝑷
• Upah riil adalah jumlah yang dibayarkan untuk tenaga kerja yang dihitung dari jumlah output yang dihasilkan
Contoh
Bakery delicious menjual roti dengan harga Rp2.000 per buah. Tenaga kerja yang dipekerjakan membuat roti
dibayar Rp20.000 per jam. Maka upah realnya adalah
𝑊 20.000
𝑢𝑝𝑎ℎ 𝑟𝑖𝑖𝑙 = = = 10 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑟𝑜𝑡𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚
𝑃 2.000
Jadi perusahaan atau bakery tersebut tetap akan menambah pekerja jika tambahan pekerja bisa membuat
sedikitnya 10 roti per jam
• Jika perusahaan memutuskan akan menambah modal, maka marginal product of capital (MPK) adalah Jumlah
tambahan output dari tambahan unit modal (jumlah tenaga kerja tetap)
MPK = (F(K + 1,L) – F(K,L)
• Penambahan profit karena adanya penambahan modal ( misal menambah mesin dengan cara menyewa) adalah
penambahan pendapatan dari penjualan output dikurangi biaya sewa mesin.

∆𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 = ∆𝒑𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 − ∆𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂


= (𝑷𝒙𝑴𝑷𝑲) − 𝑹
• Perusahaan akan menambah mesin selama tambahan pendapatan melebihi tambahan biaya dan akan
menghentikan menambah mesin jika tidak lagi menguntungkan atau tidak ada tambahan laba
∆𝒑𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 = 𝟎 = (𝑷 × 𝑴𝑷𝑲) − 𝑹

𝑷 × 𝑴𝑷𝑲 = 𝑹
𝑹
𝑴𝑷𝑲 =
𝑷
Harga riil menyewa modal = MPK
• Economic profit atau laba ekonomi
Economic profit = 𝒀 − (𝑴𝑷𝑳 × 𝑳) − (𝑴𝑷𝑲 × 𝑲)
𝒀 = (𝑴𝑷𝑳 × 𝑳) + (𝑴𝑷𝑲 × 𝑲) + 𝒆𝒄𝒐𝒏𝒐𝒎𝒊𝒄 𝒑𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕
𝑨𝒄𝒄𝒐𝒖𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈 𝒑𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 = 𝑬𝒄𝒐𝒏𝒐𝒎𝒊𝒄 𝒑𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 + (𝑴𝑷𝑲 × 𝑲)
• Product function (cobb douglass production function)
Capital income = 𝑀𝑃𝐾 × 𝐾 = 𝛼𝑌
Labor income = 𝑀𝑃𝐿 × 𝐿 = (1 − 𝛼)𝑌
𝛼 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
Nilai konstanta antara nol sampai 1 yang mencerminkan besarnya porsi modal dari pendapatan. 𝛼 menentukan
berapa porsi pendapatan yang masuk ke dalam modal dan masuk ke dalam tenaga kerja
Production function = 𝐴𝐾 𝛼 𝐿1−𝛼
Diturunkan menjadi:
𝑑𝑦
Rumus turunan: jika 𝑦 = 𝑥 𝑛 maka turunannya sama dengan 𝑦 ′ = 𝑑𝑥 = 𝑛𝑥 𝑛−1
Turunan production function tenaga kerja:
𝑑𝐹(𝐾,𝐿)
MPL = = 𝑛𝑥 𝑛−1 = 𝐴. 𝐾 𝛼 . (1 − 𝛼)𝐿(1−𝛼−1) = (1 − 𝛼)𝐴. 𝐾 𝛼 . 𝐿−𝛼
𝑑(𝐿)
Sehingga MPL = (1 − 𝛼)𝐴𝐾 𝛼 𝐿−𝛼
Turunan production function tenaga kerja:
𝑑𝐹(𝐾,𝐿)
MPK = 𝑑(𝐾)
= 𝑛𝑥 𝑛−1 = 𝐴. 𝛼𝐾 (𝛼)−1 . 𝐿(1−𝛼)
Sehingga MPK = 𝛼𝐴𝐾 𝛼−1 𝐿1−𝛼

Dari rumus MPL dan MPK dapat dilihat faktor yang menyebabkan perubahan Marginal produk of labor (MPL) dan
perubahan Marginal Product of Capital (MPK)
• Peningkatan jumlah modal akan meningkatkan MPL dan menurunkan MPK
• Peningkatan jumlah tenaga kerja akan menurunkan MPL dan meningkatkan MPK
• Peningkatan teknologi yang meningkatkan parameter A meningkatkan MPL dan MPK
Marginal product dari fungsi produksi cobb douglass dapat ditulis sebagai berikut :
(1−𝛼)𝑌
MPL = 𝐿

𝛼𝑌
MPK = 𝐾

Y/L adalah rata-rata produktivitas tenaga kerja dan Y/K adalah rata-rata produktivitas modal.

• Karena MP𝐿 × 𝐿 = (1 − 𝛼)𝑌 dan 𝑀𝑃𝐾 × 𝐾 = 𝛼𝑌 maka rasio pendapatan tenaga kerja dan pendapatan modal
yaitu:
(1 − 𝛼)
=
𝛼
PRODUKSI, KONSUMSI, DAN INVESTASI
KONSUMSI, INVESTASI, DAN TABUNGAN

• Rumah tangga mendapatkan pendapatan dari upah tenaga kerja kepemilikan modal
• Rumah tangga membayar pajak ke pemerintah dan memutuskan Berapa banyak pendapatan setelah pajaknya untuk
dikonsumsi dan ditabung
• Pendapatan yang didapatkan oleh rumah tangga sama dengan output dalam perekonomian (Y)
• Pendapatan setelah pajak disebut disposable income atau pendapatan yang siap dibelanjakan
C = C(Y – T)
• Investasi dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan. Jumlah investasi yang dilakukan tergantung dari besarnya
suku bunga
I = I (r)
• Dalam perekonomian terbuka, investasi dan tabungan tidak hanya terbatas dalam satu negara tetapi lintas negara

TABUNGAN DAN INVESTASI DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA


1. Small Open Ekonomi dengan Mobilitas modal sempurna
• Semua warga negara mempunyai akses penuh pada pasar keuangan dunia
• Pemerintah tidak menghambat peminjaman atau hutang dan investasi internasional (Lintas negara) yang
dilakukan warga negara
• karena ada mobilitas modal sempurna maka suku bunga sama dengan suku bunga dunia (r*)
r = r*
• Model Small Open Economy
❖ Output perekonomian Y tetap →Y = 𝑌̅ = 𝐹(𝐾 ̅, 𝐿̅)
❖ Konsumsi dipengaruhi (secara positif) oleh disposable income (pendapatan yang siap dibelanjakan)
→𝐶 = 𝐶(𝑌 − 𝑇)
❖ Investasi dipengaruhi oleh suku bunga riil→𝐼 = 𝐼(𝑟)
• Rumus net export dan capital outflow
NX = (Y – C – G) – I
NX = S – I
• Rumus net export dan Capital out flow digunakan dengan rumus model small open economy sehingga menjadi :

𝑁𝑋 = [𝑌̅ − 𝐶(𝑌̅ − 𝑇) − 𝐺] − 𝐼(𝑟 ∗ )


= 𝑆̅ − 𝐼(𝑟 ∗ )
Berdasarkan rumus, trade Balance atau keseimbangan perdagangan tergantung pada tabungan dan investasi
karena :
▪ Tabungan tergantung pada kebijakan fiskal (pengeluaran pemerintah yang lebih rendah dan pemasukan
pajak yang lebih tinggi meningkatkan tabungan)
▪ Investasi tergantung pada suku bunga dunia ( makin tinggi suku bunga maka makin tidak menguntungkan
bagi pembiayaan proyek. Begitu juga sebaliknya)
TABUNGAN DAN INVESTASI DI SMALL OPEN ECONOMY

Keseimbangan perdagangan ditentukan oleh perbedaan antara tabungan dan investasi pada suku bunga dunia

• Ketika jumlah tabungan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah investasi maka perusahaan ataupun investor
akan meminjam dari luar negeri. Ketika tabungan lebih besar daripada investasi maka kelebihannya bisa
digunakan untuk dipinjamkan ke negara lain atau investor negara lain.
PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KESEIMBANGAN PERDAGANGAN

• Asumsikan bahwa perekonomian dalam posisi keseimbangan perdagangan. Suku bunga adalah suku bunga dunia,
investasi sama dengan tabungan sehingga ekspor neto sama dengan nol
• Pengaruh kebijakan fiskal : peningkatan pengeluaran pemerintah
1. Asumsikan bahwa pemerintah menambah pengeluaran
2. Pengeluaran pemerintah mengurangi tabungan nasional karena pengeluaran pemerintah merupakan
bagian dari tabungan nasional (S = Y – C – G)
3. Suku bunga dunia tidak berubah sehingga tidak ada perubahan jumlah investasi
4. Turunnya tabungan nasional menyebabkan tabungan lebih rendah dari investasi sehingga investasi harus
dibiayai dengan meminjam ke luar negeri
NX = S – I
𝑆 ↓ menyebabkan NX ↓ perekonomian berada pada defisit perdagangan
• Pengaruh kebijakan fisal: penurunan pajak
1. Penurunan pajak akan menurunkan T dan meningkatkan pendapatan yang siap dibelanjakan (Y-T),
menstimulasi konsumsi, dan mengurangi tabungan nasional.
2. Penurunan tabungan nasional akan menurunkan NX

𝑇 ↓ menyebabkan tabungan publik (𝑇 − 𝐺) ↓ sejumlah penurunan pajak→ tabungan nasional ↓

• Kebijakan fiskal pemerintah negara lain


✓ Jika pemerintah negara lain merupakan bagian kecil dari perekonomian dunia maka perubahan kebijakan
fiskalnya tidak mempunyai dampak yang signifikan bagi negara-negara lain di dunia
✓ Jika pemerintah negara tersebut merupakan bagian besar dari perekonomian dunia maka peningkatan
pengeluaran pemerintahnya akan menurunkan tabungan dunia.
Penurunan tabungan dunia akan mengakibatkan suku bunga dunia. Peningkatan suku bunga dunia
meningkatkan biaya hutang dan menurunkan investasi di dalam small Open economy.
Karena tidak ada perubahan dalam tabungan ( tabungan diasumsikan konstan karena rumus 𝑆 = 𝑌̅ −
𝐶(𝑌̅ − 𝑇̅ ) − 𝐺̅ )
Maka ketika investasi turun (karena suku bunga dunia meningkat) maka tabungan melebihi investasi.
Kelebihan tabungan tersebut akan mengalir ke luar negeri.
Karena NX = S-I maka penurunan I akan meningkatkan NX sehingga ada surplus perdagangan.

• Pergeseran pada kurva investasi


Jika kurva investasi bergeser karena kebijakan pemerintah seperti pemerintah mengubah kebijakan pajak yaitu
adanya kredit pajak investasi. Kredit pajak investasi menyebabkan peningkatan investasi dan kurva investasi
bergeser. Namun tabungan tetap sehingga investasi harus dibiayai oleh pinjaman dari luar negeri.
𝑁𝑋 = 𝑆 − 𝐼→ jika S tetap dan I bertambah maka NX negatif atau defisit perdagangan (asumsi awal adalah NX
nol karena S sama dengan I. Dengan adanya peningkatan I maka NX negatif)
Karena 𝑆 − 𝐼 adalah net capital outflow maka ketika 𝑆 − 𝐼 negatif, maka net capital outflow juga negatif.
KURS RIIL
KURS RIIL

• Kurs riil merupakan harga relatif antara dua barang dari dua negara
• Kurs riil juga disebut dasar tukar internasional
• Misal harga mobil lexus di amerika $25.000 dan harga mobil lexus di jepang adalah 4.000.000 yen. Jika 1 dolar
adalah 80 yen maka harga mobil lexus di amerika adalah = 80 × 25.000 = 2.000.000 yen
Berarti harga mobil lexus di amerika adalah 2.000.000 yen sedamgkan di jepang 4.000.000 yen. Kesimpulannya
harga mobil lexus di amerika setengah dari harga mobil lexus di jepang.
𝑦𝑒𝑛 𝑑𝑜𝑙𝑎𝑟
80 ( ) × 25.000
𝐾𝑢𝑟𝑠 𝑟𝑖𝑖𝑙 = 𝑑𝑜𝑙𝑎𝑟 𝑚𝑜𝑏𝑖𝑙 = 0,5 𝑚𝑜𝑏𝑖𝑙 𝑗𝑒𝑝𝑎𝑛𝑔
𝑦𝑒𝑛 𝑚𝑜𝑏𝑖𝑙 𝑎𝑚𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎
4.000.000
𝑚𝑜𝑏𝑖𝑙
𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 ×ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑜𝑚𝑒𝑠𝑡𝑖𝑘
• Rumus kurs riil = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑛𝑒𝑔𝑒𝑟𝑖

= 𝑘𝑢𝑟𝑠 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 × 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎


𝑃
∈= 𝑒 × ∗
𝑃

PENGANGGURAN

PENGANGGURAN ALAMIAH, PENCARIAN KERJA DAN KEHILANGAN PEKERJAAN

• Ekonomi mempelajari pengangguran untuk mengidentifikasi penyebab pengangguran dan memperbaiki kebijakan
publik yang mempengaruhi pengangguran.
• Model pendapatan nasional diasumsikan bahwa perekonomian berada pada full employment. Sedangkan
kenyataannya Tidak semua orang yang berada pada usia angkatan kerja bekerja
• Setiap hari ada pekerja yang kehilangan pekerjaannya dan ada pengangguran yang mendapatkan pekerjaannya.
Hal ini menentukan posisi dari angkatan kerja yang menganggur
• Angkatan kerja (L) merupakan jumlah dari pekerja (E) dan pengangguran (U)
L=E+U
U
Tingkat pengangguran =
L
• Aumsinya adalah angkatan kerja tetap
• Asumsikan bahwa tingkat pemisahan pekerjaan adalah S yaitu bagian dari pekerja yang kehilangan Atau
meninggalkan pekerjaannya tiap bulan
• Asumsikan F adalah tingkat pencarian kerja yaitu bagian dari pengangguran yang mendapatkan pekerjaan setiap
bulan.
• Tingkat pemisahan pekerjaan dan tingkat pencarian pekerja menentukan tingkat pengangguran.
• Jika tingkat pengangguran tidak naik atau turun maka jumlah orang yang mencari pekerjaan sama dengan jumlah
orang yang kehilangan pekerjaan
𝑓𝑈 = 𝑠𝐸
𝐸 = 𝐿−𝑈
𝑓𝑈 = 𝑠(𝐿 − 𝑈)
𝑈 𝑈
𝑓 = 𝑠 (1 − )
𝐿 𝐿
𝑈 𝑠
=
𝐿 𝑠+𝑓
𝑈 1
=
𝐿 𝑓
1+𝑠
• Dari rumus di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran tergantung pada tingkat pemisahan pekerjaan
dan pencari kerja
• Misal ada satu persen pekerja kehilangan pekerjaannya setiap bulan (s = 1%). Sebanyak 20 persen dari
pengangguran mendapatkan pekerjaannya setiap bulan (f = 20%). Maka tingkat pengangguran
𝑈 1 1%
= = = 4,76%
𝐿 𝑓 1% + 20%
1+𝑠
• Tingkat pengangguran saat kondisi stabil disebut tingkat pengangguran alamiah
• Menurunkan tingkat pengangguran alamiah akan menurunkan tingkat pemisahan pekerjaan dan meningkatkan
tingkat pencarian pekerjaan
• Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi tingkat pemisahan pekerjaan atau pencarian pekerjaan akan
mengubah tingkat pengangguran alamiah
• Model tingkat pengangguran mengasumsikan bahwa pencarian pekerjaan tidak bisa dilakukan secara cepat
karena tetapi tidak bisa menjawab alasan mengapa pencarian pekerjaan tidak bisa dilakukan secara cepat
PENCARIAN KERJA DAN PENGANGGURAN FRIKSIONAL

• Alasan mengapa pengangguran tidak bisa cepat mendapatkan pekerjaan adalah karena membutuhkan waktu
untuk mencocokkan antara pekerja dengan jenis pekerjaan
• Pekerja memiliki perbedaan pilihan dan kemauan dan tiap pekerjaan memiliki perbedaan. Aliran informasi
tentang kandidat pelamar dan lamaran pekerjaan tidak semuanya bisa diketahui oleh semua orang ( aliran
informasi tidak sempurna). Dan mobilitas geografis tidak bisa dilakukan secara instan
• Pekerjaan yang berbeda-beda memerlukan kompetensi dan kemampuan yang berbeda serta pembayaran gaji yang
berbeda
• Pengangguran yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan oleh pengangguran untuk mencari pekerjaan disebut
Pengangguran friksional
• Penyebab pengangguran friksional adalah pergeseran sektoral. Hal ini disebabkan karena pergeseran akibat
perubahan tipe barang yang dibuat oleh perusahaan dan barang yang diinginkan oleh konsumen berbeda setiap
waktu
• Salah satu kebijakan pemerintah yang meningkatkan Pengangguran friksional adalah asuransi pengangguran
UPAH RIIL DAN PENGANGGURAN STRUKTURAL

• Salah satu penyebab pengangguran adalah adanya wage rigidity atau kekakuan upah. Yaitu lambatnya
penyesuaian upah untuk mencapai tingkat di mana penawaran pekerjaan sama dengan permintaan pekerjaan
• Seringkali upah bertahan pada tingkat dimana jumlah penawaran dan permintaan berbeda
• Kekakuan upah menyebabkan penurunan dalam pencarian pekerjaan dan meningkatkan pengangguran
• Pengangguran yang disebabkan oleh kekakuan upah dan rasionalisasi pekerjaan disebut Pengangguran struktural
• Pengaturan upah minimum mempunyai dampak paling besar pada pekerja tidak terdidik karena upah minimum
meningkatkan upah di atas equilibrium dan menurunkan jumlah pekerja yang diminta perusahaan

PERTUMBUHAN EKONOMI
AKUMULASI MODAL
PENAWARAN DAN PERMINTAAN BARANG DAN JASA

• Fungsi produksi : Y = F (K, L)


• Dalam mengatur pertumbuhan ekonomi digunakan model pertumbuhan Solow untuk mengetahui pertumbuhan
modal, angkatan kerja, dan perkembangan teknologi dalam perekonomian yang mempengaruhi output barang dan
jasa nasional
• Model pertumbuhan solow mengasumsikan bahwa fungsi produksi berada dalam constant Return to scale. Fungsi
produksi constant return to scale jika mempunyai penggandaan hasil input memberikan penggandaan hasil output
yang sama dengan nilai z, sehingga rumusnya menjadi
1
Dengan asumsi 𝑧 = 𝐿
𝑌
Maka rumusnya menjadi: 𝐿 = 𝐹(𝐾⁄𝐿 , 1)
𝑌
Sehingga fungsi produksi 𝐿 adalah fungsi dari jumlah modal per tenaga kerja 𝐾⁄𝐿
• Dengan asumsi constant Return to scale dapat disimpulkan bahwa ukuran perekonomian (yang diukur dari jumlah
tenaga kerja) tidak mempengaruhi hubungan antara output pertenaga kerja dan modal pertenaga kerja.
• Karena ukuran perekonomian tidak mempengaruhi maka y = Y/L adalah output pertenaga kerja dan k = K/L
adalah modal pertenaga kerja. Maka fungsi produksinya menjadi:
MPK = f (k,1) – f(k)
Ketika k rendah maka rata-rata tenaga kerja hanya mempunyai sedikit modal untuk bekerja sehingga tambahan
modal akan sangat berguna dan akan memproduksi banyak tambahan unit output. Sedangkan jika tinggi rata-rata
tenaga kerja telah mempunyai banyak modal sebelumnya sehingga tambahan modal hanya akan meningkatkan
produksi sedikit tambahan output.
• Jika ada peningkatan modal kemudian fungsi produksi mulai mendatar maka mengindikasikan bahwa fungsi
produksi mengalami Diminishing Marginal product of capital

PERMINTAAN BARANG DAN FUNGSI KONSUMSI

• Permintaan barang pada model pertumbuhan solow berasal dari konsumsi dan investasi
y=c+i
model pertumbuhan solow mengasumsikan setiap tahun setiap orang akan menabung s dari bagian pendapatan
dan konsumsi (1-s) sehingga fungsi konsumsi sama dengan
𝑐 = (1 − 𝑠)𝑦
s adalah tingkat tabungan yang besarnya antara nol dan satu.rumus pendapatan nasional menjadi
𝑦 = (1 − 𝑠)𝑦 + 𝑖
𝑦 = 𝑦 − 𝑠𝑦 + 𝑖
(𝑦 − 𝑦) + 𝑠𝑦 = 𝑖
𝑠𝑦 = 𝑖
Dari rumus tersebut dapat disimpulkan bahwa tabungan sama dengan investasi
• Pada jumlah modal tertentu k, fungsi produksi menentukan seberapa banyak output yang dapat diproduksi dalam
perekonomian, dan tingkat bunga menentukan alokasi output antara konsumsi dan investasi
PERTUMBUHAN MODAL DAN KESTABILAN

• Modal merupakan penentu kunci dalam output ekonomi. Modal berubah setiap waktu dan perubahan ini bisa
membawa pada pertumbuhan ekonomi
• Dua faktor yang mempengaruhi modal yaitu investasi dan depresiasi
• Investasi adalah pengeluaran pada pabrik baru dan peralatan yang membuat modal meningkat
• Depresiasi adalah penurunan nilai modal karena usia dan pemakaian yang menyebabkan modal turun
• Investasi per tenaga kerja i sama dengan sy. Fungsi modal per tenaga kerja sama dengan
𝑖 = 𝑠𝑓(𝑘)
Berapapun nilai k, jumlah output ditentukan oleh fungsi produksi f(k) dan alokasi output antara konsumsi dan
investasi ditentukan oleh tingkat tabungan s.
Depresiasi diasumsikan dengan tingkat depresiasi 𝛿. Misal tingkat depresiasi 4% per tahun (𝛿=0,04) maka jumlah
modal yang terdepresiasi adalah 𝛿k.
• Dampak depresiasi pada modal
∆𝑘 = 𝑖 − 𝛿𝑘
∆k adalah perubahan modal antara satu tahun dengan tahun berikutnya.
Investasi I sama dengan sf(k) maka rumusnya dapat ditulis sebagai berikut:
∆𝑘 = 𝑠𝑓(𝑘) − 𝛿𝑘
Artinya semakin besar modal maka semakin besar jumlah investasi, output dan depresiasi
• Jika perekonomian mampu berada pada tingkat modal dimana investasi sama dengan depresiasi maka modal
tidak akan berubah. Hal ini disebut tingkat modal stabil.

• Contoh bagaimana Model Pertumbuhan Solow dan perekonomian berada pada kondisi stabil

𝑌 = 𝐾1/2 𝐿1/2
Untuk mendapatkan fungsi produksi tenaga kerja maka kedua sisi rumus dibagi dengan L
𝑌 𝐾1/2 𝐿1/2 𝐾 1/2
= =( )
𝐿 𝐿 𝐿
1
Karena y=Y/L dan k=K/L maka rumusnya menjadi 𝑦 = 𝑘 = √𝑘2

• Untuk menemukan rumus modal stabil


∆𝑘 = 𝑖 − 𝛿𝑘
𝑘∗ 𝑠
0 = 𝑠𝑓(𝑘 ∗ ) − 𝛿𝑘 ∗ = ∗ =
𝑓(𝑘 ) 𝛿
GOLDEN RULE LEVEL OF CAPITAL

• Pemerintah bertugas meningkatkan kesejahteraan rakyat. sedangkan rakyat memperdulikan Berapa banyak
barang dan jasa yang bisa dikonsumsi. Pemerintah harus memilih kondisi stabil dengan tingkat konsumsi tertinggi
• ∗
Kondisi stabil yang memaksimalkan konsumsi disebut golden rule level of capital dengan symbol 𝑘𝑔𝑜𝑙𝑑
𝑦 =𝑐+𝑖
𝑐 =𝑦−𝑖
Asumsikan output stabil per tenaga kerja 𝑓(𝑘 ∗ ), dan investasi sama dengan depresiasi 𝛿𝑘 ∗
𝑐 ∗ = 𝑓(𝑘 ∗ ) − 𝛿𝑘 ∗
• Slope fungsi produksi yaitu MPK menjadi MPK =𝛿
PERMINTAAN AGREGAT DAN PENAWARAN AGREGAT
FLUKTUASI EKONOMI

• Fluktuasi jangka pendek pada output dan tenaga kerja disebut siklus bisnis
• Resesi adalah periode yang terdiri dari paling sedikit dua triwulan yang berurutan di mana terjadi penurunan GDP
riil
• Konsumsi dan investasi Mengalami penurunan selama Resesi. Ketika Resesi, rumah tangga merespon penurunan
pendapatan dengan mengkonsumsi lebih sedikit dan perusahaan merespon dengan penurunan pembelian
peralatan, inventaris, struktur bisnis dan perumahan.
• Pengangguran meningkat saat Resesi
• Hubungan antara pengangguran dan GDP riil dijelaskan sebagai berikut:
o Pekerja membantu produksi barang dan jasa sehingga ketika ada peningkatan pengangguran Berarti ada
penurunan pada GDP riil ( dalam teori pendapatan nasional, perekonomian dalam kondisi full
employment)
o Hubungan negatif antara pengangguran dan GDP riil disebut hukum okun
PERTUMBUHAN GDP RIIL AMERIKA SERIKAT

PERTUMBUHAN KONSUMSI AMERIKA SERIKAT

PERTUMBUHAN INVESTASI AMERIKA SERIKAT


• Perubahan GDP Riil
Perubahan GDP riil dapat dihitung dengan rumus berikut:
Persentase perubahan GDP riil = pertumbuhan GDP riil – 2 × (perubahan tingkat pengangguran)
Misal pertumbuhan GDP riil ketika ekonomi stabil ( tidak ada perubahan tingkat pengangguran) senesar 3% jika
pengangguran meningkat darib5% ke 7% maka persentase perubahan GDP riil menjadi :
Persentase perubahan GDP riil = 3% - 2 × (7%-5%) = -1%
Artinya pertumbuhan GDP riil adalah -1% yang artinya perekonomian berada dalam Resesi
• Dalam jangka panjang, pertumbuhan GDP riil dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Sedangkan dalam
jangka pendek pertumbuhan GDP riil dipengaruhi oleh penggunaan angkatan kerja dalam perekonomian.
Penurunan produksi barang dan jasa yang terjadi selama Resesi dihubungkan dengan peningkatan pengangguran
• Pemerintah memperkirakan fluktuasi ekonomi dikarenakan dua alasan:
o Fluktuasi ekonomi akan mempengaruhi pemerintah
o Pemerintah dapat mempengaruhi perekonomian dengan kebijakan fiskal dan moneter
Dengan adanya peramalan ekonomi merupakan input untuk perencanaan kebijakan

• Untuk memperkirakan atau meramalkan perekonomian ke depan Maka ahli ekonomi akan memperhitungkan
indikator utama yaitu variabel yang cenderung berfluktuasi terlebih dahulu pada keseluruhan perekonomian
• Peramalan ekonomi dapat berbeda-beda karena ahli ekonomi mempertimbangkan berbagai macam opini yang
diperhitungkan menjadi indikator utama
• Indeks indikator utama ekonomi terdiri dari:
✓ Rata-rata jumlah jam kerja per minggu pada perusahaan manufaktur
✓ Rata-rata jumlah klaim asuransi pengangguran
✓ Jumlah pemesanan baru barang dan jasa konsumen
✓ Jumlah pemesanan baru untuk barang modal ( tidak termasuk barang untuk pertahanan dan pesawat)
✓ Indeks baru pemesanan ISM (institute for supply management)
✓ Izin pembangunan gedung baru untuk perumahan
✓ Indeks harga saham
✓ Indeks kredit utama
✓ Penyebaran suku bunga
✓ Ekspektasi rata-rata konsumen terhadap bisnis dan kondisi ekonomi
• Dalam jangka panjang, harga barang dan jasa fleksibel dan dapat merespon perubahan permintaan dan
penawaran. Sedangkan dalam jangka pendek, harga “kaku” atau tidak gampang berubah pada tingkat tertentu.
Perbedaan antara jangka pendek dan jangka panjang adalah pada perilaku harga
TEORI KEKAKUAN HARGA

MODEL PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

• Teori ekonomi klasik dapat diaplikasikan pada jangka panjang tetapi tidak dapat diaplikasikan pada jangka
pendek
• Dalam teori ekonomi klasik, jumlah output tergantung pada permintaan dan penawaran barang dan jasa yang
tergantung pada suplai modal, Tenaga Kerja dan perkembangan teknologi
• Ketika harga fleksibel, harga menyesuaikan pada jumlah output yang diminta dan ditawarkan
• Ketika harga “kaku” atau tidak gampang berubah, harga tergantung pada permintaan barang dan jasa
• Karena harga berperilaku berbeda pada jangka pendek dan jangka panjang maka berbagai macam peristiwa
ekonomi dan kebijakan yang berbeda akan mengakibatkan efek yang berbeda pada waktu yang berbeda
• Pada jangka pendek, kebijakan moneter tidak banyak berefek pada harga. Pengurangan suplai uang tidak secara
langsung berakibat pada pemotongan upah, penyesuaian harga pada toko-toko, restoran.
• Permintaan barang tergantung pada berbagai macam faktor yaitu:
o Kepercayaan diri konsumen tentang prospek ekonomi ke depan
o Persepsi perusahaan tentang keuntungan investasi baru
o Kebijakan fiskal dan moneter
• Karena kebijakan fiskal dan moneter berpengaruh pada permintaan dan permintaan berpengaruh terhadap output
ekonomi dalam waktu tertentu ketika harga "kaku" maka kebijakan moneter dan fiskal ini bisa berguna untuk
menstabilkan ekonomi pada jangka pendek
PERMINTAAN AGREGAT
MODEL PERMINTAAN AGREGAT

• Permintaan agregat adalah hubungan antara jumlah output yang diminta dan tingkat harga agregat.
• Teori kuantitas uang : 𝑀𝑉 = 𝑃𝑌
𝑑
• Penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang riil yaitu 𝑀⁄𝑃 = (𝑀⁄𝑃) = 𝑘𝑌
𝑘 = 1⁄𝑉
𝑑
• penawaran dari keseimbangan uang riil M/P sama dengan permintaan dari keseimbangan uang riil (𝑀⁄𝑃)
Velocity dan suplai uang dianggap konstan sehingga kurva permintaan agregat
• Permintaan agregat menggambarkan kombinasi harga P dan jumlah output agregat Y dengan suplai uang tertentu
M.
• Jika Bank Sentral mengubah suplai uang maka kurva permintaan agregat bergeser
• Jika velocity berubah dan suplai uang tetap maka kurva penawaran agregat juga bergeser
• Model permintaan agregat disebut model IS-LM

PENAWARAN AGREGAT
MODEL PENAWARAN AGREGAT JANGKA PANJANG

• Penawaran agregat menggambarkan hubungan antara harga P dan jumlah output agregat Y yang ditawarkan
dalam perekonomian
• Karena harga kaku pada jangka pendek dan fleksibel pada jangka panjang maka kurva penawaran agregat
tergantung pada horizon waktu
• Kurva penawaran agregat jangka panjang didasarkan pada teori ekonomi klasik
• Output yang diproduksi tergantung pada jumlah tetap dari modal dan tenaga kerja
Rumus 𝑌 = 𝐹(𝐾 ̅ , ̅̅̅
𝐿) = 𝑌̅
• Berdasar teori ekonomi klasik, output tidak tergantung pada tingkat harga sehingga output yang tetap akan
membentuk kurva penawaran agregat menjadi vertikal
MODEL PENAWARAN AGREGAT JANGKA PENDEK

• Kurva penawaran agregat jangka pendek tidak vertical karena adanya kekakuan harga pada barang dan jasa
agregat. Kekakuan harga ini menyebabkan tidak ada perubahan permintaan

PERGESERAN PERMINTAAN AGREGAT JANGKA PENDEK

PERGESERAN PERMINTAAN AGREGAT JANGKA PANJANG


KESIMPULAN

• Pada jangka panjang harga fleksibel, kurva penawaran agregat vertikal dan pergeseran kurva permintaan agregat
hanya akan mengubah Harga tetapi tidak mengubah output
• Sedangkan pada jangka pendek harga kaku sehingga kurva penawaran agregat menjadi horizontal dan perubahan
kurva permintaan agregat akan mengubah output dalam perekonomian.

PEREKONOMIAN TERBUKA (LARGE OPEN ECONOMY)


LARGE OPEN ECONOMY

• Perbedaan antara small open economy dqn large open economy adalah perilaku net capital outflow (NCO)
• Pada small open economy, aliran modal secara bebas masuk atau keluar dari negara pada suku bunga tetap r*.
Pada large open economy menggunakan suku bunga domestic CF.
CF = CF(r)
• Suku bunga di large open economy tidak sama dengan suku bunga dunia karena :
a. Negara tersebut mempunyai pengaruh besar pada pasar keuangan dunia
b. Modal tidak mempunyai mobilitas sempurna
• Model
𝑆 = 𝐼 + 𝐶𝐹
𝑆̅ = 𝐼(𝑟) + 𝐶𝐹(𝑟)

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA LARGE OPEN ECONOMY


PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL DALAM NEGERI

• Adanya peningkatan pengeluaran pemerintah atau adanya penurunan pajak akan berdampak pada tabungan
nasional.
• Tabungan nasional terdiri dari tabungan publik dan tabungan swasta
𝑆 = 𝑌−𝐶−𝐺
• Tabungan publik = 𝑇 − 𝐺
• Tabungan swasta = 𝑌 − 𝑇 − 𝐶
• Kebijakan pemerintah yaitu peningkatan pengeluaran pemerintah (jika Y dan C tetap) akan berdampak pada
penurunan tabungan nasional karena G merupakan bagian dari tabungan nasional.
• Penurunan pajak akan berdampak pada peningkatan konsumsi sehingga akan menurunkan tabungan nasional
• Tabungan nasional merupakan sumber dari penawaran dana pinjaman. Penurunan tabungan nasional akan
mengurangi penawaran dan pinjaman sehingga meningkatkan suku bunga. Penurunan suku bunga akan
menurunkan investasi domestik.
• Penurunan investasi domestik akan menurunkan net capital outflow (CF) dan kemudian akan menurunkan
penawaran dolar(mata uang domestik) yang akan ditukarkan dengan mata uang asing. Nilai kurs meningkat
sehingga nilai mata uang domestik lebih mahal sehingga akan menurunkan ekspor.
• Hubungan investasi, tabungan dan ekspor neto S = I + NX
KURVA LARGE OPEN ECONOMY

PERGESERAN KESEIMBANGAN KURVA LARGE OPEN ECONOMY

PENGARUH PERMINTAAN INVESTASI DI DALAM NEGERI


Adanya pergeseran terhadap investasi karena kebijakan pemerintah, misalnya ada kredit pajak investasi sehingga ada
peningkatan permintaan investasi. Hal ini akan menyebabkan permintaan dana pinjaman meningkat ( investasi merupakan
sumber permintaan dana pinjaman). Peningkatan permintaan dana pinjaman akan mengakibatkan peningkatan suku
bunga. Peningkatan suku bunga akan menurunkan net capital outflow. Peningkatan suku bunga di dalam negeri akan
membuat peningkatan tabungan nasional ( warga domestik lebih suka meminjamkan uang atau menabung di dalam negeri
daripada di luar negeri karena bunga tabungan domestik lebih tinggi). Hal ini mengurangi aliran dana ke luar negeri.
Karena suku bunga dalam negeri lebih tinggi Maka warga domestik akan lebih suka meminjam ke negara lain yang
bunganya lebih rendah sehingga ada aliran dana masuk ke dalam negeri. Penurunan net Capital out flow akan mengurangi
suplai mata uang domestik di pasar kurs luar negeri sehingga kurs meningkat dan ekspor menurun.
PENGARUH KEBIJAKAN PERDAGANGAN

• Adanya kebijakan perdagangan misal adanya kuota impor akan meningkatkan ekspor neto. Peningkatan ekspor
neto akan meningkatkan kurs. Peningkatan kurs akan membuat harga-harga barang domestik yang diekspor ke
luar negeri menjadi lebih mahal. Hal ini akan menimbulkan penurunan ekspor dan menstimulus impor sehingga
tidak ada perubahan di keseimbangan perdagangan
• Hal ini tidak menimbulkan pergeseran di Net Capital outflow karena NX=NCO
• Tidak adanya perubahan di NCO akhirnya tidak menimbulkan perubahan di pasar dana pinjaman
INFLASI
KONSEP INFLASI
INFLASI

• Inflasi merupakan kenaikan pada tingkat rata-rata harga dan harga merupakan tingkat dimana uang dipertukarkan
dengan barang dan jasa
• Jumlah uang tergantung pada tingkat harga dan tingkat pertumbuhan jumlah uang menentukan tingkat inflasi
TEORI JUMLAH UANG

• Jumlah uang yang tersedia dalam perekonomian disebut suplai uang


• Suplai uang tergantung pada system perbankan dan kebijakan bank sentral
• Teori jumlah uang dikembangkan oleh david hume yang menganalisis bagaimana uang mempengaruhi
perekonomian dalam jangka panjang.
• Konsep 1
Jika lebih banyak uang yang diperlukan untuk transaksi maka lebih banyak uang yang akan dipegang
Penghitungan jumlah uang = M × V = P × T
=Money × Velocity = price × transaction

T = jumlah transaksi selama periode waktu tertentu. T merupakan jumlah waktu dalam setahun saat barang dan
jasa dipertukarkan dengan uang.
P = harga uang dalam tiap transaksi atau jumlah uang yang dipertukarkan
P×T = jumlah uang yang dipertukarkan dalam 1 tahun
M = jumlah uang
V = transaction velocity of money atau tingkat dimana uang beredar dalam perekonomian atau jumlah waktu
uang berubah kepemilikan dalam periode tertentu.

• Contoh soal
Misal ada 60 buah roti tawar pada periode 1 tahun yang dijual pada harga Rp5.000 per buah.
T = 60 buah
P = Rp5.000
Maka jumlah total uang yang dipertukarkan adalah
P x T = 60 buah/tahun x Rp5.000/buah =300.000/tahun
𝑃𝑇 300.000
Jika jumlah uang dalam perekonomian adalah Rp100.000 maka velocity sama dengan 𝑉 = 𝑀 = 100.000 =
3 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Artinya untuk sejumlah uang Rp300.000 dari transaksi yang dilakukan satu tahun untuk jumlah uang dalam
perekonomian sejumlah Rp100.000, setiap rupiah harus dipertukarkan tiga kali dalam setahun
• Permasalahan dalam rumus perhitungan jumlah uang adalah sulitnya menghitung berapa banyak transaksi dalam
perekonomian (T). Untuk mengatasi hal itu maka T diganti oleh Y atau total output dalam perekonomian
sehingga rumusnya menjadi :
M×V=P×Y
Money × velocity = price × output
• Rumus perhitungan jumlah uang disebut income velocity of money
• Income velocity of money adalah jumlah waktu dimana uang diterima sebagai pendapatan seseorang pada
periode waktu tertentu.
• ketika menganalisis jumlah uang yang mempengaruhi perekonomian, ada yang disebut keseimbangan uang riil
(M/P). Yaitu jumlah uang yang digunakan untuk membeli barang dan jasa.
• Keseimbangan uang riil mengukur daya beli sejumlah uang. Misal jumlah uang Rp 10.000 dan harga permen
adalah Rp 500 maka keseimbangan uang riil adalah 20 permen. Artinya pada harga permen Rp 500 maka bisa
membeli 20 permen.
• Fungsi permintaan uang adalah rumus yang menunjukkan jumlah keseimbangan uang riil yang diharapkan untuk
dipegang. Rumusnya adalah :
𝑴 𝒅
( ) = 𝒌𝒀
𝑷
K = konstanta yang menggambarkan seberapa banyak uang yang ingin dipegang untuk setiap rupiah pendapatan.
• Pendapatan yang lebih besar akan membawa pada permintaan yang lebih besar dalam keseimbangan uang riil
• Permintaan keseimbangan uang riil sama dengan penawaran M/P
𝑴
= 𝒌𝒀
𝑷
𝟏
𝑴 ( ) = 𝑷𝒀
𝒌
𝑴𝑽 = 𝑷𝒀
𝟏
𝑽=
𝒌
• Dari tumus diatas dapat disimpulkan bahwa jika seseorang memegang uang banyak untuk setiap pendapatan yang
diterima maka uang jarang berpindah tangan. Jika seseorang memegang sedikit uang untuk setiap pendapatan
yang diterima maka uang sering berpindah tangan.
• Parameter permintaan yang adalah k
• V atau velocity merupakan rasio GDP nominal, PY dan jumlah uang M
• Jika velocity konstan maka bisa dipakai untuk mengukur efek uang
• Quantity theory of money = 𝑀𝑉̅ = 𝑃𝑌
Yang mempengaruhi keseluruhan tingkat harga dalam perekonomian yaitu:
• Faktor produksi dan fungsi produksi yang mennetukan tingkat output Y
• Suplai uang (M) yang diatur oleh bank sentral yang menentukan nilai nominal output (PY)
• Tingkat harga P yang merupakan nilai nominal ouput PY pada tingkat output Y
Kemampuan produktif perekonomian menentukan GDP riil, jumlah uang menentukan GDP nominal dan GDP deflator
merupakan rasio GDP nominal degan GDP riil.

• Ketika bank sentral mengubah suplai uang (V tetap) maka perubahan suplai uang (M) akan mengubah nilai
nominal output PY.
• Karena faktor produksi dan fungsi produksi ditentukan oleh output Y maka nilai nominal output PY hanya bisa
disesuaikan jika tingkat harga P berubah
• Rumusnya menjadi:
%𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑀 + % 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑉 = % 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃 + % 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑌
✓ Persentase perubahan M dikontrol oleh bank sentral
✓ Persentase perubahan velocity menggambarkan pergeseran pada permintaan uang (asumsi
velocity konstan sehingga perubahan velocity nol)
✓ Persentase perubahan pada tingkat harga P adalah tingkat inflasi
✓ Persentase perubahan output Y tergntung pertumbuhan faktor produksi dan perkembangan
teknologi
Teori jumlah uang ini menyatakan bahwa bank sentral yang bertugas mengontrol suplai uang, mempunyai control penuh
atas inflasi. Jika bank sentral menjaga agar suplai uang stabil maka tingkat harga akan stabil. Jika bank sentral
meningkatkan suplai uang maka harga akan meningkat dengan cepat.
DATA INFLASI DAN PERTUMBUHAN UANG

PENDAPATAN DARI MENCETAK UANG

• Alasan bank sentral mencetak uang adalah karena pemerintah membutuhkan uang untuk membiayai pengeluaran.
Yaitu membeli barang dan jasa membayar gaji pegawai (PNS, Polisi, tentara, dan sebagainya), dan membayar
subsidi
• Pemerintah dapat mendanai pengeluarannya dengan tiga macam cara
1. Meningkatkan pendapatan melalui pajak
2. Berhitung dengan cara mengeluarkan surat hutang atau obligasi pemerintah
3. Mencetak uang
• Pendapatan yang didapatkan dari mencetak uang dinamakan seigniorage. Hak ini milik bank sentral dan
merupakan salah satu sumber pendapatan.
• Mencetak uang untuk meningkatkan pendapatan menyebabkan adanya pajak inflasi. Pajak inflasi ini akan
dibayarkan oleh pemegang uang. Karena harga naik maka nilai riil uang menurun. Sehingga seperti ada pajak
yang ditanggung oleh pemegang uang.

Anda mungkin juga menyukai