Anda di halaman 1dari 25

Pertanyaan Asesmen Awal

1. Apa yang kalian ketahui tentang morfologi komoditas perikanan?


2. Perhatikan gambar berikut ini!
f a
e

b
c

Bisakah kalian menjelaskan baagian tubuh apa saja yang ditunjukkan pada gambar di atas?

3. Perhatikan gambar berikut ini!

a b c d
Dari ke-4 gambar di atas, perbedaan apa saja yang kalian temukan?

Pertanyaan Asesmen Awal


4. Apa yang kalian ketahui tentang morfologi komoditas perikanan?
5. Perhatikan gambar berikut ini!
f a
e

b
c

Bisakah kalian menjelaskan baagian tubuh apa saja yang ditunjukkan pada gambar di atas?

6. Perhatikan gambar berikut ini!

a b c d
Dari ke-4 gambar di atas, perbedaan apa saja yang kalian temukan?
Pertanyaan Asesmen Formatif

1. Perhatikan gambar berikut ini!

a b c

Apa yang bisa kalian jelaskan pada gambar bagian-bagian tubuh ikan di atas?

2. Perhatikan gambar berikut ini!

a b

Apa yang bisa kalian jelaskan dari ke-2 gambar ini, baik dari bentuk tubuhnya, bentuk dan posisi
mulutnya, sirip ekornya dan, linea lateralisnya?
3. Bagaimana cara mengukur panjang total tubuh ikan?

Pertanyaan Asesmen Formatif

1. Perhatikan gambar berikut ini!

a b c

Apa yang bisa kalian jelaskan pada gambar bagian-bagian tubuh ikan di atas?

2. Perhatikan gambar berikut ini!

a b

Apa yang bisa kalian jelaskan dari ke-2 gambar ini, baik dari bentuk tubuhnya, bentuk dan posisi
mulutnya, sirip ekornya, kedudukan P terhadap V, linea lateralisnya?
3. Bagaimana cara mengukur panjang total tubuh ikan?
RINGKASAN MATERI
MORFOLOGI KOMODITAS PERIKANAN

A. Morfologi biota air


Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar dari organisme ini
merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme. Adapun
yang dimaksud dengan bentuk luar organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna
tubuh yang kelihatan dari luar. Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air
lainnya mulai dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan
air lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan
(habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga
kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit. Bentuk tubuh pada
mahluk hidup, termasuk pada hewan air juga erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya
sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita melihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi)
hewan air tersebut.
Pada dasarnya morfologi dari setiap jenis hewan air yang masih dekat kekerabatanya mempunyai
kemiripan-kemiripan, seperti anatomi dan morfologi udang, kepiting dan lobster hampir mirip. Hal
yang sama juga akan kita dapati pada berbagai jenis ikan serta pada berbagai jenis hewan 116
lainya. Pada dasarnya kita mengenal berbagai jenis hewan air, diantaranya yang paling umum kita
kenal adalah ikan, udang, moluska, amfibi, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan ikan
adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin, hidup diair, bergerak dan
mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip; dan bernafas dengan insang,
namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yang
fungsinya sama dengan “paru-paru”.

Pada ikan dan pada hewan air lainnya pada umumnya bagian tubuh dibagi menjadi tiga bagian yakni
bagian kepala, badan dan ekor, namun pada setiap jenis ikan ukuran bagian-bagian tubuh tersebut
berbeda-beda tergantung jenis ikannya.

Gambar 1. Bagian tubuh ikan


Adapun organ-organ yang terdapat pada setiap bagian tersebut adalah :
 Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung operkulum (tutup
insang) paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada bagian kepala ini antara lain adalah
mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada
beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan, dan sebagainya.
 Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai pangkal awal
sirip belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini
antara lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus,
ginjal, gonad, gelembung renang, dan sebagainya.
 Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip belakang/dubur sampai
dengan ujung terbelakang sirip ekor. Adapun yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus,
sirip dubur, sirip ekor, dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet, dan sebagainya.

Gambar2. Morfologi Ikan

Adapun morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara lain adalah bentuk badan, mulut,
cekung hidung, mata, tutup insang, sisik, gurat sisi (linea lateralis/LL), sirip dada, sirip perut, sirip
punggung, sirip belakang, dan sirip ekor, bentuk dari sirip-sirip tersebut serta warna badan dan
atau bagian-bagian badan tersebut.

1) Bentuk tubuh ikan


Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda-beda. Perbedaan bentuk tubuh ini pada
umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan cara hidupnya. Adapun
bentuk-bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua yakni ikan yang bersifat :
a) Simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibelah ditengah dengan potongan sagital, maka kita
akan mendapatkan hasil yang sama persis antara bagian kiri dan bagian kanannya
b) Non simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibelah ditengah dengan potongan sagital, maka
kita akan mendapatkan hasil yang berbeda antara bagian kiri dan bagian kanannya.

(1) Simetri bilateral


Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang melintangnya ada beberapa macam bentuk
tubuh ikan simetri bilateral, bentuk-bentuk tersebut adalah:
(a) Pipih/kompres yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar tubuh jauh lebih
kecil dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh.
(b) Picak/depres yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi tubuhnya
(c) Cerutu/fusiform yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan lebar dan panjang
tubuhnya beberapa kali ukuran tingginya.
(d) Ular/sidat yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupaibelut atau ular.
(e) Tali/filiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai tali.
(f) Pita/taeniform/flattedform yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan tipis menyerupai
pita.
(g) Panah/sagittiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai anak panah.
(h) Bola/globiform yakni ikan yang bentuk tubuhnyamenyerupai bola.
(i) Kotak/ostraciform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai kotak.

(2) Non simetri bilateral Ikan yang non simetri bilateral diantaranya adalah ikan sebelah dan ikan
lidah.

2) Bentuk Mulut Ikan


Posisi mulut pada ikan sangatlah bervariasi di setiap jenis ikan. Hal ini sangat tergantung dari
kebiasaan ikan makan, jenis pakan yang dimakan serta ukuran pakan yang sesuai dengan bukaan
mulut ikan. Jadi fungsi dari mulut selain itu bentuk, ukuran dan letak mulut ikan dapat
menggambarkan habitat hidup ikan tersebut. Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai
bentuk mulut yang subterminal sedangkan ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai
bentuk mulut yang terminal. Ikan pemakan plankton I mempunyai mulut yang kecil dan umumnya
tidak dapat ditonjolkan ke luar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari
tapis insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan
plankton tidak mempunyai gigi.
Ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan
invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir yang panjang. Ikan
dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel.

Gambar 3. Tipe-tipe utama letak


(a)terminal, (b) sub-terminal, (c) inferior, dan (d) superior
(Sumber: Kotellat, et all., 1993)

Posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung dimana letak habitat makanan yang akan
dimakannya. Ada empat macam posisi mulut ikan yakni:
(1) Posisi terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung.
(2) Posisi sub terminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung hidung.
(3) Posisi superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung.
(4) Posisi inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah hidung.

3) Bentuk Sirip
Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip
ekor beraneka ragam. Dari semua siripsirip tersebut yang lebih khas bentuknya dan terdapat pada
berjenis-jenis ikan adalah sirip ekor. Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor yakni:
a) Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius javanicus), ikan
bawal (Pampus sp), dan sebagainya.
b) Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp).
c) Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki).
d) Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus
e) Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus gouramy).
f) Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp).
g) Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus).
h) Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp).
i) Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang dibanding ekor
bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon (Acipencer oxyrhynchus).
j) Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang dibanding ekor
bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp).

Gambar 4. Bentuk Sirip Ekor

4) Ciri Meristik dan Ciri Morfometrik


Dalam menentukan identifikasi seringkali kita melakukan pengukuran-pengukuran dan penghitungan
yang dikenal dengan ciri meristik dan morfometrik. Adapun yang dimaksud dengan meristik adalah
ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh tertentu atau pengamatan tentang jumlah dan jenis
duri, jari-jari sirip pada setiap jenis sirip yang ada, jumlah sisik pada gurat sisi seperti jumlah jari-jari
keras dan jumlah jari-jari lemah pada sirip punggung, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud
dengan morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan pengamatan ukuran tubuh seperti panjang
total, panjang kepala, dan sebagainya. Adapun ukuran yang biasa dilakukan pada ikan sebagai
berikut :
a) Panjang total yakni jarak antara ujung kepala yang terdepan (biasanya ujung rahang terdepan)
dengan ujung sirip ekor paling belakang.
b) Panjang baku adalah jarak antara ujung kepala yang terdepan dengan pelipatan pangkal sirip
ekor.
c) Panjang ke pangkal cabang sirip ekor yakni jarak antara ujung kepala terdepan dengan lekuk
cabang sirip ekor.
d) Tinggi badan yakni ukuran tertinggi antara dorsal dengan ventral
e) Panjang kepala adalah jarak antara ujung kepala terdepan dengan ujung. f) operkulum terbelakang.

5) Morfologi Udang (Krustacea)


Selain ikan, hewan air yang bernilai ekonomis penting lain adalah udang, kepiting dan lobster yang
termasuk pada Kelas Krustasea. Krustasea berasal dari kata crusta yang berarti cangkang keras.
Dalam hal ini krustasea mempunyai eksoskeleton (kerangka luar) dari bahan kitin yang keras. Kelas
Krustasea ini merupakan satu-satunya kelas dari Filum Arthropoda yang anggotanya banyak hidup di
lingkungan perairan. Adapun morfologi udang (tubuh udang) terdiri dari kepala, toraks dan abdomen,
namun antaranya kepala dan toraks bersatu dan gabungan keduanya dinamakan sefalotoraks;
sehingga tubuh udang hanya terdiri dari sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks diselaputi oleh
karapas yang menyelubungi baik bagian dorsal dan laterial. Pada sefalotoraks terdapat antena dan
antenula yang berfungsi sebagai indera (sensori), mata majemuk yang bertangkai dan dapat
digerakan, mulut, mandibula dan insang. Selain itu juga terdapat kaki jalan sebanyak lima pasang.
Kaki jalan ini juga disebut pereiopod. Di bagian abdomen udang terdapat kaki renang yang sering
disebut plepoid; plepoid ini berfungsi untuk berenang. Dan di bagian ujung terdapat telson dan urorod
yang berfungsi untuk berenang. Tepat dibawah telson terdapat lubang anus yang berfungsi untuk
melakukan ekskresi.

Gambar 5. Morfologi Krustacea

6) Morfologi Rumput Laut (Alga)


Dalam materi ini juga sedikit membahas morfologi rumput laut. Rumput laut atau sea weeds
secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu
anggota alga yang berklorofil. Dalam taksonomi, ganggang atau alga termasuk ke dalam filum
Thallophyta yang terbagi menjadi tujuh devisi, yaitu Euglenophyta, Chlorophyta,Chrysophyta,
Phaeophyta, Rhodophyta, Pyrrophyta, dan Cyanophyta. Ciri dari filum ini adalah tidak
mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Alat reproduksi terdiri dari satu sel. Zigot hasil
pembuahan sel betina oleh sel jantan hanya akan tumbuh setelah keluar dari alat kelamin betina.
Seluruh bagian tanaman yang dapat menyerupai akar, batang, daun,atau buah, semuanya
disebut thallus.
Bentuk thallus sendiri beraneka ragam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat
seperti kantung, ada pula yang seperti rambut. Susunan talus terdiri dari satu sel dan banyak sel.
Percabangan talus ada yang dichotomous (dua-dua terus menerus), pinnate (dua-dua
berlawanan sepanjang talus utama), pectinate (berderet searah pada satu sisi talus utama),
ferticillate (berpusat melingkari aksis atau batang utama), dan yang sederhana tanpa
percabangan. Sifat substansi thallus juga bervariasi. Ada yang gelatinous (lunak sepertigelatin),
calcareous (keras diliputi atau mengandung zat kapur), cartilagenous(seperti tulang rawan), dan
spongious (berserabut). Semua sifat talus itu membantu dalam pengenalan jenis atau
pengklasifikasian spesies.

Gambar 6. Morfologi Rumput Laut

Bentuk-bentuk percabangan thallus rumput laut diantaranya adalah :


a) Tidak bercabang Thallus tumbuh memanjang atau menjalar dan tidak memiliki percabangan.
b) Dichotomous (Bercabang dua) Tiap–tiap thallus yang tumbuh akan memiliki cabang dan dari
cabang ini akan muncul cabang lagi dan begitu seterusnya. Thallus Holdfast (menempel pada
substrat)
c) Pinnate alternate Thallus tumbuh bercabang dua – dua sepanjang thallus utama secara
berselang-seling (berganti-ganti).
d) Pinnate distichous Thallus tumbuh bercabang dua-dua sepanjang thallus utama secara beraturan.
e) Tetratichous Thallus tumbuh dengan memiliki percabangan duadua sepanjang thallus utama.
f) Ferticillate Cabang-cabang thallus tumbuh dengan melingkari thallus sebagai sumbu utama.
g) Polystichous Cabang – cabang thallus tumbuh pada thallus utama secara tidak beraturan (banyak
cabang pada thallus utama).
h) Pectinate Cabang – cabang thallus tumbuh pada satu sisi thallus.
i) Monopodial Cabang tumbuh satu-satu pada tiap thallus.
j) Sympodial Percabangan pada thallus tumbuh searah dan bias lebih dari satu cabang pada
masing-masing thallus.

Gambar. Bentuk percabangan thallus


Selain bentuk-bentuk percabahan thallus perlu juga diketahui bentuk-bentuk holdfast yang dimiliki
oleh rumput laut. Bentuk-bentuk holdfast tersebut antara lain:
RINGKASAN MATERI
KARAKTERISTIK ANATOMI KOMODITAS PERIKANAN

Anatomi Biota Air Anatomi suatu spesies ikan sangat penting untuk diketahui karena merupakan dasar
dalam mempelajari jaringan tubuh, penyakit dan parasit, sistematika, dan sebagainya. Bentuk dan letak
setiap organ dalam antara satu spesies ikan dapat saja berbeda dengan spesies ikan lainnya. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan bentuk tubuh, pola adaptasi spesies ikan tersebut terhadap lingkungan
tempat mereka hidup, atau stadia dalam hidup spesies tersebut. Beberapa organ yang dapat diamati
secara anatomis pada tubuh ikan antara lain: otak, rongga mulut, insang, jantung, hati, empedu, alat
pencernaan makanan, limpa, kelenjar kelamin, gelembung renang, dan lain-lain.

Ada dua tindakan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati anatomis ikan yaitu:

1) Inspectio = mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu.

2) Sectio = membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh ikan.

Agar organ-organ yang diamati berada pada kondisi yang baik dan tetap berada pada posisi masing-
masing, maka sebaiknya ikan yang diamati adalah ikan-ikan yang telah diawetkan sebelumnya. Jika
sampel ikan telah diawetkan maka organ-organ yang lunak dan mudah rusak seperti otak, jantung, hati,
dan lain-lain, telah menggumpal atau mengeras dan tidak akan terganggu pada saat dilakukan
pembedahan. Bahan pengawet yang digunakan adalah larutan formalin 10%. Berikut pengamatan
tentang komponen saluran pencernaan, peredaran darah dan bagian dalam ikan serta insang (Anatomi
ikan).
Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan :
1) Sistem penutup tubuh.
2) Sistem otot.
3) Sistem rangka (tulang).
4) Sistem pernapasan (respirasi).
5) Sistem peredaran darah (sirkulasi).
6) Sistem pencernaan.
7) Sistem saraf.
8) Sistem hormone.
9) Sistem ekskresi dan osmoregulasi.
10) Sistem reproduksi dan embriologi.
Sistem pernapasan (respirasi), sistem peredaran darah (sirkulasi), sistem pencernaan, sistem
saraf, sistem hormon, sistem ekskresi dan osmoregulasi dan sistem reproduksi akan dibahas lebih
mendalam pada materi berikutnya.

1) Gelembung Berenang
Pada beberapa ikan tertentu ditemukan gelembung berenang (vesica natatoria = pneumatocyst).
Gelembung berenang berfungsi sebagai alat hidrostatik, untuk menentukan tekanan air
sehubungan dengan kedalaman perairan. Pneumatocyst terdapat di bagian dorsal rongga badan,
yaitu di sebelah ventral dari ren, aorta abdominalis, dan columna vertebralis. Umumnya berbentuk
oval dengan warna keputih-putihan, terdiri atas dua bagian yang tidak sama besar. Dari bagian
anterior, tepat di perbatasan antara bagian anterior dan bagian posterior, keluar sebuah saluran
yang menghubungkan pneumatocyst dengan esophagus. Saluran ini disebut ductus pneumaticus
dan berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara ke dalam pneumatocyst.

Berdasarkan ada tidaknya ductus pneumaticus, ikan-ikan dapat dibedakan atas dua golongan
yaitu:

a) Physostomi, adalah ikan-ikan yang memiliki ductus pneumaticus, misalnya ikan karper (Cyprinus
carpio carpio).
b) Physoclysti, adalah ikan-ikan yang tidak memiliki ductus pneumaticus, misalnya ikan mujair
(Oreochromis mossambicus).

2) Sistem Penutup Tubuh (Integumentary)

a) Kulit

Kulit merupakan sistem penutup tubuh yang dimiliki hampir semua jenis ikan. Bagi beberapa ikan
juga merupakan tempat menempelnya sisik.

Fungsi kulit secara umum adalah :

(1) Pertahanan dari pathogen.

(2) Membantu pernafasan pada ikan tertentu.

(3) Memproduksi racun sebagai pertahanan dari predator.

(4) Memproduksi lender.

(5) Memproduksi warna untuk memudahkan menentukan spesies.

(6)Segabai eksresi dan osmoregulasi.

Bagian bagian kulit ikan antara lain:

(1) Epidermis ; Di bagian epidermis terdapat berbagai organ antara lain : Mucous gland (kelenjar
lendir). Kelenjar lender berfungsi sebagai penghasil lendir bagi ikan. Fungsi lendir sendiri
adalah :

(a) Mengurangi gesekan pada saat berenang.

(b) Melindungi dari arus yang deras.

(c) Melindungi tubuh dari bakteri.

(d) Menutup luka.

(e) Mencegah keluar-masuk air melalui kulit.

(f) Mencegah infeksi pada saat luka.

(g) Mencegah kekeringan (pada ikan paru-paru).

(h) Membuat sarang (pada spesies ikan tertentu seperti African fish, sepat jawa).

(2) Alarm Cells

Sebagai penghasil Pheromones yaitu semacam bau yang dapat membuat predator
menghindar dan tidak mau memakannya. Alarm cells berfungsi sebagai bentuk pertahanan
pada ikan.
(3) Kutikula
Kutikula merupakan mantel kulit pada ikan. Terdiri dari mucin, immunoglobulins dan lain lain.
Ini bersifat anti pathogen.
b) Dermis ; Lapisan dermis merupakan lapisan tempat menempelnya sisik. Sisik merupakan sistem
penutup tubuh ikan berupa tulang lunak yang tipis yang tersusun dari mineral kapur. Fungsi sisik
antara lain :
(1) Pelindung tubuh ikan.
(2)Sebagai penentu umur ikan pada sisik sikloid dan ctenoid.
(3)Juga sebagai sistem eksresi

Anatomi Kerang (Moluska)

Anggota dari filum mollusca mempunyai bentuk tubuh yang sangat beraneka ragam, dari yang berbentuk
silindris seperti cacing dan tidak mempunyai kaki maupun cangkang, sampai bentuk hampir bulat tanpa
kepala dan tertutup dua keping cangkang besar. Oleh sebab itu, berdasarkan bentuk tubuh, bentuk dan
jumlah cangkang, serta beberapa sifat lainnya, filum mollusca dibagi 8 kelas: 1) Chaetodermomorpha; 2)
Neomeniomorpha; 3) Monoplacophora; 4) polyplacophora; 5) Gastropoda; 6) Pelecypoda; 7) Scaphoda; 8)
Cephalopoda.

Tubuh molusca simetri bilateral, tertutup mantel yang menghasilkan cangkang, dan mempunyai kaki ventral.
Saluran pencernaan lengkap, dan didalam rongga mulut terdapat radula, kecuali pada pelecypoda. Radula
terdiri atas tulang muda yang di sebut odontophore. Diatas odontophore terdapat pita radula yang berisi
beberapa baris gigi khitin kecil kecil dengan ujung mengarah ke belakang. Otot protaktor mengatur
penjuluran odontophore keluar mulut dan gigi radula. Tergantung jenisnya, radula molusca merupakan
organ untuk mengerok lumut merumput. Mengebor atau mengalami modifikasi untuk menangkap mangsa
pada jenis predator. Gigi radula diujung anterior menjadi aus dan rusak oleh pemakaian terus menerus, gigi
baru selalu tumbuh diujung posterior dalam kantung radula. Secara perlahan gigi radula bergerak ke
anterior. 138 Mulut berhubungan dengan esofagus, perut dan usus yang melingkar. Anus yang terletak
pada tepi dorsal rongga mantel dan insang tidak tercemar oleh buangan tersebut. Jantung molusca terdiri
dari dua serambi (auricle), terdapat pada rongga perikardium. Bilik memompa darah keaorta, beberapa
arteri dan menuju sinus dalam rongga atau jarigan. Peredaran darah terbuka, artinya darah tidak melalui
pembuluh darah, tetapi melalui sinus darah yaitu rongga diantara sel sel dalam organ. Dari sinus darah
dalam organ, darah mengalir keginjal untuk membuang sisa metabolisme, kemudian keinsang untuk
membuang CO2 dan mengambil O2. Darah yang mengandung oksigen akan mengalir dari insang ke
serambi dalam jantung. Tergantung jenisnya terdapat beberapa modifikasi susunan peredaran darah
seperti tersebut diatas.

Alat pernapasan pada kebanyakan molusca adalah sepasang insang atau lebih yang dinamakan ctenidia,
beberapa jenis mempunyai “paru paru “ atau kedua duanya. Tiap insang terdiri atas sebuah sumbu pipih
yang memanjang dibagian tengah, dan pada sisi sisinya terdapat filamen filamen pipih berbentuk segi tiga.
Tiap filamen ditunjang sepasang rangka khitin. Cilia lateral menghasilkan aliran air, dan cilia frontal dan cilia
abfrontal untuk menyingkirkan partikel partikel supaya cilia tetap bersih. Pembuluh darah afferent
mengalirkan darah kefilamen dan secara difusi mengalir kepembuluh darah efferent. Aliran darah
berlawanan arah dengan aliran air antara filamen, dengan demikian air dengan kandungan oksigen rendah
berhubungan dengan darah yang kandungan oksigennya lebih kecil, hal ini berarti efisiensi pertukaran O2
dengan CO2 adalah maksimum. Darah dari pembuluh efferent menuju serambi jantung.

Aliran indrera molusca terletak dalam rongga mantel yang disebut osphradium, yang berfungsi sebagai
chemoreceptor dan juga mendeteksi jumlah sedimen yang terbawa aliran air masuk. Selain osphradia, alat
indera pada molusca ialah mata dan statocyst. Kebanyakan molusca mempunyai 139 kaki yang besar dan
datar untuk hidup sebagai hewan benthik. Kaki berotot dan bagian telapak kaki mengandung banyak
kelenjar lendir dan cilia. Gerakan kaki dilakukan oleh otot kaki atau perpaduan cilia dengan lendir seperti
halnya pada turbelaria. Sistem syaraf terdiri atas cincin saraf melingkari esofagus dangan beberapa pasang
ganglion dan dua pasang benang syaraf, yang sepasang berhubungan dengan kaki dan sepasang lagi
berhubungan dengan mantel serta organ organ dalam.

Gambar Anatomi kerang (Molluska)

FISIOLOGI KOMODITAS PERIKANAN

SISTEM REPRODUKSI

A. Pengertian Sistem Reproduksi Ikan


Reproduksi adalah proses dihasilkannya spesies baru oleh spesies sebelumnya, dimana terjadi pencampuran
dan perubahan gen, dimana ciri-ciri pada spesies sebelumnya akan muncul pada spesies baru.

Terdapat 3 macam seksualitas pada ikan :


a. Biseksual (kelamin ganda) yaitu sperma dan telur berkembang secara terpisah di dalam individu jantan
dan betina
b. Hermaprodit, yaitu kedua jenis sex tersebut terdapat dalam satu individu dan terbagi menjadi 3 jenis :
1) Hermaporodit sinkroni, yaitu jika dalam satu individu terdapat sel dari sex betina dan sel dari sex
jantan secara bersamaan. Ikan ini dapat mengadakan pembuahan sendiri, misalnya ikan pada famili
Serranidae
2) Hermaprodit protogini, yaitu jika dalam siklus hidupnya terjadi perubahan sex dari fase betina ke
fase jantan, misalnya pada ikan belut (Monopterus albus)
3) Hermaprodit protandri, yaitu jika dalam siklus hidupnya terjadi perubahan sex dari fase jantan ke
fase betina, misalnya pada ikan Epinephelus tauvina
c. Partenogenesis, yaitu perkembangan sel telur menjadi individu tanpa ikut campur gen jantan walau
terjadi pembuahan dengan lain spesies (interspesies), misalnya pada ikan Poecillia formosa

Berdasarkan tempat terjadinya pembuahan, dapat dibedakan 2 jenis pembuahan, yaitu :


 Pembuahan di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal), yaitu sperma dan telur bertemu di dalam
tubuh induk, misalnya terjadi pada ikan cucut
 Pembuahan di luar tubuh induk (fertilisasi external) yaitu sperma dan telur bertemu di luar tubuh induk
jantan maupun betinanya. Pembuahan ini terjadi pada kebanyakan ikan bertulang sejati

Berdasarkan perkembangan telur yang telah dibuahi, pembuahan dapat dibagi menjadi :
 Ovovivipar (live bearing), jika pembuahan terjadi di dalam tubuh tetapi tidak mendapatkan makanan
dari induknya. Jadi kuning telur adalah makanan untuk perkembangan telur sampai menjadi post
larva. Larva dilahirkan dalam keadaan yang mampu untuk menjaga dirinya sendiri. Misalnya pada ikan
seribu (Lebistes sp)
 Vivipar, pembuahan terjadi di dalam tubuh induk, perkembangan embrio terjadi di dalam tubuh induk
dan embrio menerima makanan dari induknya melalui plasenta. Misalnya pada ikan cucut
 Ovipar (egg laying), telur dilepaskan dari dalam induk betina kemudian segera dibuahi oleh sperma
ikan jantan. Pertemuan sel jantan dan sel betina terjadi di luar tubuh induknya. Misalnya pada ikan
mas, ikan selar dan lain lain

Ciri kelamin pada ikan ada 2 macam yaitu :


 Ciri kelamin primer, yaitu ciri kelamin yang berhubungan dengan alat reproduksi ikan, misalnya testis
pada ikan jantan dan ovarium pada ikan betina
 Ciri kelamin sekunder, yaitu ciri kelamin yang berhubungan bentuk luar tubuh ikan, misalnya warna,
bentuk sirip, bentuk kepala, bentuk tubuh, ukuran tubuh
B. Alat Reproduksi Ikan

1. Alat Reproduksi Jantan :


a) Testes berpasangan, terletak di dalam ruang peritoneum di bawah gelembung renang dan di atas
usus. Di dalam testes dibentuk spermatozoa, proses pembentukannya disebut spermatogenesis.
Bentuk spermatozoa bermacam-macam tergantung pada spesies ikan
b) Vasa deferensi, merupakan dua saluran sperma yang bergabung pada bagian belakangnya
membentuk suatu ruang genital yang terbuka ke arah luar diantara papilla urinaria dan anus
c) Lubang genital, lubang luar yang merupakan gabungan vasa defernsia

2. Alat Reproduksi Betina :


a) Ovarium, merupakan kantong dimana telur-telur (ovum) terdapat, pada ikan umumnya ada 2 buah
b) Oviduct, merupakan tempat menyalurkan telur dan ujungnya adalah lubang genital yang terletak di
belakang anus.

SISTEM PERNAFASAN (RESPIRASI)


A. Pengertian Sistem Pernapasan (Respirasi)
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Pernapasan (respirasi) adalah proses pertukaran oksigen
dan karbondioksida antara suatu organisme dengan lingkungannya. Peranan oksigen dalam kehidupan ikan
merupakan zat yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh yaitu untuk mengoksidasi zat makanan (karbohidrat,
lemak, dan protein) sehingga dapat menghasilkan energi.

Komponen-komponen pada sistem pernapasan antara lain : alat pernapasan, oksigen dan karbondioksida
dan darah (butir-butir darah merah, Hb). Prinsip pernapasan yaitu proses pertukaran gas yang terjadi
secara difusi. Pada proses difusi terjadi suatu aliran molekul gas dari lingkungan/ruang yang konsentrasi
gasnya tinggi ke lingkungan/ruang yang konsentrasi gasnya rendah. Proses pertukaran gas dapat dilihat
pada Gambar 9.

Persyaratan untuk dapat terjadi pertukaran gas pada pernapasan yaitu :


1. Dinding membran harus tipis dan lembab
2. Harus terdapat perbedaan tekanan parsial gas antara lingkungan luar dengan lingkungan dalam (pada
organisme)
Gambar Proses Pertukaran Gas

B. Alat Pernapasan Ikan

Makhluk hidup untuk dapat bernapas diperlukan alat pernapasan. Alat pernapasan ikan digolongkan ke
dalam :
a. Organ pernapasan akuatik yang terdiri dari :
1. Insang dalam seperti insang septal (pada ikan Elasmobranchii) dan insang berpenutup (pada ikan
Teleosthei)
Insang pada ikan bertulang sejati terdiri dari :
Holobranchi : lembar insang yang terdiri dari 2 hemibranchi.
Hemibranchi : lembar insang yang terdiri dari 1 lembar yang
menempel pada operculum bagian dalam.
Pseudobranchi : insang palsu, terdapat pada permukaan
operculum bagian dalam. Pseudobranchi
berfungsi sebagai pelengkap alat pernapasan,
organ sekresi (Cl) dan pengatur tekanan darah
pada okuler.
Lophobranchi : Modifikasi struktur insang yang berbentuk
kepingan yang membulat. Misalnya pada
Sygnathus sp.

Jumlah lembar insang pada Teleosthei umumnya mempunyai 4 lembar insang. Pada beberapa jenis ikan
mengalami pengurangan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah holobranchi dan hemibranchi berbagai jenis ikan
Holobranchi Hemibranchi Jenis ikan (Famili)
3 1 Labridae, Scaridae, Pomacentridae,
Zeidae
3 - Diodontidae, Tetaodontidae
2 1 Malthe sp
2 - Dibranchus sp
1 - Amphioopnous sp
2. Insang luar terdapat pada embrio dan larva dari beberapa jenis ikan. Insang luar berfungsi untuk
bernapas dan penyerapan bahan makanan. Insang luar terdiri dari :
 Insang luar endodermic : insang luar ini merupakan bagian dari insang dalam, berbentuk
filamen yang keluar lewat celah insang dan masing-masing filamen mempunyai pembuluh darah
yang berhubungan dengan arteri afferent insang dalam.
 Insang luar ectoderm : insang luar ini tidak berhubungan dengan insang dalam kecuali saluran
darahnya, insang ini betul-betul terbentuk di bagian luar tubuh dan perkembangannya lebih
dahulu dari pembentukan rongga insang dan operculum. Tipe insang luar ectoderm yaitu :
a. Mempunyai 3-4 pasang lembar insang membentuk seperti bulu ayam. Contoh : Protopterus
sp, Lepidosiren sp
b. Mempunyai 1 pasang lembar insang di atas sirip dada. Contoh : Polypterus sp, Calamoicthys
sp
c. Mempunyai 1 pasang lembar insang, memendek seperti sungut dan letaknya seperti pada
Polypterus sp. Contoh : Acebtrogobius sp (gobilidae)
3. Permukaan kulit yang terdiri dari :
 Kulit ; umumnya pada ikan-ikan tidak bersisik. Contoh : Anguillidae, Synbranchidae dan
Blennidae.
 Kantong vitellin (yolk sac) ; yaitu pada embrio dan larva
 Sirip ; pada stadia embrio dan larva ikan Synbranchus sp dan Monopterus sp. Sirip dada
digunakan untuk bernapas sebelum insang dapat berfungsi.
 Operculum ; pada stadia embrio dan larva ikan Amia sp dan Lepisosteus sp, operculum dapat
berfungsi sebagai organ pernapasan sementara.

C. Organ Pernapasan Udara


Organ pernapasan udara umumnya ditemukan pada ikan-ikan yang hidup di perairan bersuhu tinggi,
stagnan dan miskin oksigen. Pengelompokan organ pernapasan ini umumnya dikaitkan dengan bagian-
bagian dari saluran pencernaan. Organ-organ tersebut adalah :
1. Pada rongga branchial terdiri dari :
 insang (seperti pada ikan Hypopomus sp)
 divercula branchial (seperti pada Saccobranchus sp)
 arborencen (seperti pada ikan Clarias batrachus), dan labyrinth (seperti pada ikan Anabas
testudineus, Helostoma temincki).
 Pada rongga Bucoo-pharynx terdiri dari diverticula pharynx. Contoh pada Amphibinous sp,
Ophicephalus sp.
2. Pada oesophagus terdiri dari :
 Gelembung gas yang terdiri dari Holeostees seperti pada Amia sp, Teleostei seperti pada Heterotis sp,
Arapaima sp, Gymnarchus sp, Erythrinus sp, Lebiasina sp dan Umbra sp.
 Paru-paru terdapat pada ikan Polyteridae seperti Polypterus sp, Calamuinchthys sp dan Dipnoi seperti
Neoceratodus sp, Protopterus sp dan Lepidosiren sp.
Saluran udara ke paru-paru berasal dari oesophagus bagian bawah. Hal ini berlawanan dengan saluran
udara yang menuju gelembung renang.
3. Pada lambung, contoh ikan Ancistrus sp
4. Pada usus ; udara masuk melalui mulut kemudian keluar lewat anus. Pada saat melewati usus sebagian
dari oksigen diikat oleh pembuluh darah pada usus. Misalnya pada ikan Cobitis sp dan Misgurnus sp.

D. Mekanisme Pernapasan

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap yaitu :


a. Fase inspirasi O2 dari air masuk ke dalam insang kemudian O 2 diikat untuk dibawa ke jaringan-jaringan
yang membutuhkan
b. Fase ekspirasi CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang di
ekskresikan keluar tubuh

Mekanisme pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut secara bergantian
dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka, rongga bucco-pharynx dan
rongga insang menggelembung, dan selaput operculum tertutup. Pada keadaan ini air masuk (terisap) ke
dalam rongga mulut. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah
yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu mulut tertutup, rongga bucco-pharynx dan rongga insang
berkonsentrasi (menyempit), selaput operculum terbuka. Pada keadaan ini air mengalir dari rongga mulut
dan rongga insang ke arah luar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air melalui insang,
karbondioksida dikeluarkan. Pada saat air melewati insang terjadi pertukaran gas. Pertukaran oksigen dan
karbondioksida terjadi pada lembaran insang. Mekanisme pernapasan ikan dapat dilihat pada Gambar 10.

.
Gambar 10. Mekanisme Pernapasan pada Ikan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O 2 yaitu :
1. Ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan kecil membutuhkan O 2 >>
2. Aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu O 2 >>
3. Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan O2 >>
4. Stadia reproduksi

E. Struktur Histologi Insang

Insang ikan terdiri dari beberapa lembar insang (hemibranchii), umumnya empat lembar dimana masing-
masing insang terdiri dari beberapa bagian (Gambar 11) yaitu :
 filamen insang (gill filaments) berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas O 2 dengan CO2
 tulang lengkung insang (gill arch) berfungsi sebagai tempat melekatnya tulang tapis insang dan filamen
insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf
 tulang tapis insang (gill rakers) berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya
organisma makanan melalui celah insang

Gambar Bagian-bagian Insang Ikan

SISTEM OSMOREGULASI

A. Pengertian Sistem Osmoregulasi


Ikan hidup pada media/lingkungan yang kondisinya selalu berubah/berfluktuasi baik harian maupun
musiman. Oleh karena itu diperlukan suatu pengaturan keseimbangan air dan garam dalam
jaringan tubuhnya. Sistem Osmoregulasi merupakan sistem pengaturan keseimbangan tekanan
osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan). Ikan mempunyai
tekanan osmotik yang berbeda dengan lingkungannya, oleh karena itu, ikan harus mencegah
kelebihan air atau kekurangan air, agar proses-proses fisiologis di dalam tubuhnya dapat
berlangsung dengan normal.
Osmoregulasi pada organisma akuatik dapat terjadi dalam dua cara yang berbeda yaitu :
1. Usaha untuk menjaga konsentrasi osmotik cairan di luar sel (ekstraseluler) agar tetap konstan
terhadap apapun yang terjadi pada konsentrasi osmotik medium eksternalnya
2. Usaha untuk memelihara isoosmotik cairan dalam sel (interseluler) terhadap cairan luar sel
(ekstraseluler)

B. Organ Osmoregulasi
Pada organisma akuatik seperti ikan, terdapat beberapa organ yang berperan dalam proses pengaturan
tekanan osmotik atau osmoregulasi agar proses fisiologis di dalam tubuhnya dapat berjalan dengan
normal. Organ-organ sistem osmoregulasi pada ikan yaitu ginjal, insang, kulit dan saluran pencernaan.

1. Ginjal
Ginjal terletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta dorsalis,
berbentuk ramping dan memanjang serta berwarna merah. Jumlah ginjal sebanyak satu pasang.
Ginjal berfungsi untuk :
1. Menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh diedarkan lagi
melalui darah
2. Mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh

Ikan mempunyai dua tipe anatomi ginjal yaitu :


a) Pronephoros, terletak di depan mesonephoros, strukturnya sangat sederhana, pada sebagian besar
ikan berfungsi pada stadia awal yaitu pada stadia embrio/larva yang kemudian fungsinya digantikan
oleh mesonephoros ketika ikan menjadi dewasa.
b) Mesonephoros, susunanya lebih rumit daripada pronephoros, mempunyai unit-unit yang disebut
nephron.
Nephron (Gambar 16) terdiri dari :
 Badan malphigi (renal corpuscle) terdiri dari :
 Glomerulus (kumpulan kapiler-kapiler darah)
Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan dengan
ikan laut. Diameter glomerulus ikan air tawar : 48-104 mikron (rata-rata 71 mikron), diameter
glomerulus ikan laut : 27-94 mikron (rata-rata 48 mikron) (Lagler at al., 1997)
 Kapsul Browman (seperti mangkuk tempat glomerulus)
 Tubuli ginjal (saluran yang melingkar-lngkar) terdiri dari :
 Bagian leher
 Proximal
 Tengah (intermediate)
 Distal
 Saluran pengumpul

2. Insang
Insang mempunyai peranan yang sangat penting sebagai organ yang mampu dilewati air maupun
mineral, serta tempat dibuangnya/dieksresikannya sisa metabolisme. Pada insang terdapat sel klorida
yang melakukan transport aktif kelebihan anion monovalen Na + dan Cl- melawan gradient konsentrasi
kembali ke media/lingkungan. Permeabilitas insang yang sangat tinggi terhadap ion-ion monovalen
Na+ dan Cl-, sehingga secara pasif bergerak dari media/lingkungan air laut ke dalam plasma. Insang
juga ikut berperan dalam pengeliminiran bahan tertentu melalui transport aktif NH 3 (ammonia),
sebagai sisa metabolisme dibuang melalui insang

Gambar 16. Diagram Nephron


3. Kulit
Umumnya kulit berperan dalam proses osmoregulasi pada jenis ikan-ikan tertentu, terutama pada stadia
awal/larva, dimana epidermis kulit masih sangat tipis. Pada kelompok Agnatha, kulit memberikan peranan
terhadap eksresi garam-garam dengan keberadaan kelenjar lendir ( slime gland). Kelenjar lendir memiliki
kapasitas yang cukup tinggi dalam memproduksi lendir.

4. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan yang berperan dalam osmoregulasi adalah bagian exophagus dan usus. Pada ikan
bertulang sejati (teleostei) air laut, karena media/lingkungannya bersifat hipertonik, maka tubuh ikan akan
kekurangan air, oleh karena itu ikan akan meminum air laut. Pada waktu meminum air laut ini, ion-ion Na +
dan Cl- akan diserap darah. Air yang diminum dan masuk ke dalam usus telah mengalami penawaran,
sehingga mudah diserap oleh usus.

C. Mekanisme Osmoregulasi
Semua organisme pada umumnya mempunyai permasalahan yang sama dalam mempertahankan
konsentrasi osmotik cairan yang tepat dengan gradient konsentrasi yang tidak berbeda jauh dengan
konsetrasi osmotik media/lingkungan hidupnya. Namun kenyataannya setiap organisme mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda untuk menghadapi masalah osmoregulasi sebagai respon/tanggapan
terhadap perubahan osmotik lingkungan eksternalnya. Perubahan konsentrasi ini cenderung mengganggu
kondisi internal yang mantap.

Untuk menghadapi masalah ini ikan melakukan pengaturan tekanan osmotiknya dengan cara :
1. Mengurangi gradient osmotik antara cairan tubuh dengan lingkungannya
2. Mengurangi permeabilitas air dan garam
3. Melakukan pengambilan garam secara selektif

Berdasarkan mekanisme fisiologisnya dalam menghadapi tekanan osmotik air media, organisme air dapat
dibagi menjadi dua kategori yaitu :
1. Osmokonformer adalah organisme air yang secara osmotik labil dan mengubah-ubah tekanan osmotik
cairan tubuhnya untuk menyesuaikan dengan tekanan osmotik air media hidupnya.
2. Osmoregulator adalah organisme air yang secara osmotik stabil (mantap), selalu berusaha
mempertahankan cairan tubuhnya pada tekanan osmotik yang relative konstan, tidak perlu harus sama
dengan tekanan osmotik air media hidupnya.

Berdasarkan mekanisme regulasi dalam mengatur keseimbangan millien interiurnya yaitu antara volume air
dan konsentrasi elektrolit yang terlarut dalam air media hidupnya, organisme air dapat dibagi menjadi tiga
kategori yaitu :
1. Regulasi hipertonik atau hiperosmotik yaitu pengaturan konsentrasi cairan tubuh ikan yang lebih
tinggi dibandingkan konsentrasi media.
2. Regulasi hipotonik atau hipoosmotik yaitu pengaturan konsentrasi cairan tubuh ikan yang lebih
rendah dibandingkan konsentrasi media.
3. Regulasi isotonik atau isoosmotik yaitu bila kerja osmotik dilakukan pada keadaan konsentrasi cairan
tubuh sama dengan konsetrasi media.

 Osmoregulasi pada ikan air tawar


Ikan teleostei air tawar mempunyai cairan tubuh yg bersifat hiperosmotik terhadap lingkungan, sehingga
air cenderung masuk ke tubuhnya secara difusi melalui permukaan tubuh yg semipermiable. Bila hal ini
tidak dikendalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya garam-garam tubuh dan
mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat menyokong fungsi-fungsi fisiologis
secara normal.
Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut sebagai air seni.
Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter
besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam
tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.

Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa


akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-garam diserap
kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat
impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air.

Air seni yang dikeluarkan ikan sangat encer dan mengandung sejumlah kecil senyawa nitrogen, seperti
asam urikat, creatine, creatinine dan ammonia. Meskipun air seni mengandung sedikit garam, keluarnya
air yang berlimpah menyebabkan jumlah kehilangan garam yang cukup besar. Garam-garam juga hilang
karena difusi dari tubuh. Kehilangan garam ini diimbangi dengan garam-garam yang terdapat pada
makanan dan penyerapan aktif melalui insang.
Pada golongan ikan Teleostei terdapat gelembung air seni
(urinary bladder) untuk menampung air seni. Di sini dilakukan penyerapan kembali terhadap ion-ion.
Dinding gelembung air seni bersifat impermiable terhadap air.

 Osmoregulasi pada ikan air laut


Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan tubuhnya, sehingga
cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan kemasukan garam-garam. Untuk mengatasi
kehilangan air, ikan ‘minum’ air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan
garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan
garam harus dihilangkan.

Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit
dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah
glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan air tawar.

Kira-kira 90% hasil buangan nitrogen yang dapat disingkirkan melalui insang, sebagian besar berupa
amonia dan sejumlah kecil urea. Meskipun demikian, air seni masih mengandung sedikit senyawa
tersebut. Air seni Osteichthyes mengandung creatine, creatinine, senyawa nitrogen dan trimetilamin
oksida (TMAO).

 Osmoregulasi pada ikan Elasmobranchii


Cairan tubuh ikan Elasmobranchii umumnya mempunyai tekanan osmotik yg lebih besar daripada
lingkungannya karena disebabkan kandungan urea dan TMAO yang tinggi di dalam tubuhnya (bukan
karena garam-garam). Karena cairan tubuhnya yang hiperosmotik terhadap lingkungannya, golongan
ikan ini cenderung menerima air lewat difusi, terutama lewat insang. Untuk mempertahankan tekanan
osmotiknya, kelebihan air ini dikeluarkan sbg air seni. Penyerapan kembali terhadap urea di dalam
tubuli ginjal merupakan upaya pula dalam mempertahankan tekanan osmotik tubuhnya. Permukaan
tubuhnya yg relatif bersifat impermiable mencegah masuknya air dari lingkungan ke dalam tubuhnya.
Perbandingan antara ikan teleostei dan elasmobranchi baik yang hidup di air tawar dan air laut dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perbandingan antara ikan teleostei dan elasmobranchi baik yang hidup di air tawar dan air laut
IKAN ELASMOBRANCHII IKAN TELEOSTEI
Tulang dari rawan Bertulang sejati
Tidak minum Minum
Kencing Tidak kencing (laut)
Kencing (tawar)
Tekanan osmotik (laut) Tekanan osmotik (laut)
Bertulang sejati Lebih kecil
Minum Sebagian besar disebabkan oleh garam
Tidak kencing (laut) Pelepasan urea
Kencing (tawar)
Tekanan osmotik (tawar) Tekanan osmotik (tawar)
Lebih besar Lebih besar
Sebagian besar disebabkan oleh Sebagian besar disebabkan oleh garam
urea dan TMAO
Penahanan dan pelepasan urea Pelepasan urea
Darah Darah
Mengandung 350mmol/l urea Lebih kecil
Hiperosmotik terhadap media Hipoosmotik (air laut)
Insang Insang
Tidak dapat ditembus air Dapat ditembus air

Anda mungkin juga menyukai